potensi dan permasalahan kawasan wisata … ii.pdf · sebagai sawah, perkebunan, dan juga masih...

30
Penataan Kawasan Wisata Spiritual Pancoran Solas di Desa Guliang Kangin, Tamanbali-Bangli 9 POTENSI DAN PERMASALAHAN KAWASAN WISATA SPIRITUAL PANCORAN SOLAS 2.1 Karakteristik Lingkungan 2.1.1 Kondisi Fisik 1. Kondisi Lingkungan Kondisi lingkungan di sekitar Pancoran Solas masih sangat asri, karena dikelilingi oleh lahan kosong milik desa dan warga sekitar yang dimanfaatkan sebagai sawah, perkebunan, dan juga masih terdapat lahan kosong yang sangat alami. Kondisi jalan dari jalan utama desa ke arah pancoran menggunakan aspal, namun pada ujung jalan menuju ke arah pancoran, menggunakan perkerasan dari beton berupa jalan setapak dan undag-undag yang cukup curam. Kondisi areal pancoran yang belum tertata, seperti fasilitas ruang ganti menggunakan bangunan semi permanen seperti pada gambar 2.1 sampai gambar 2.4. BAB II

Upload: lamdien

Post on 21-Jun-2019

226 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Penataan Kawasan Wisata Spiritual Pancoran Solas di Desa Guliang Kangin, Tamanbali-Bangli

9

POTENSI DAN PERMASALAHAN KAWASAN

WISATA SPIRITUAL PANCORAN SOLAS

2.1 Karakteristik Lingkungan

2.1.1 Kondisi Fisik

1. Kondisi Lingkungan

Kondisi lingkungan di sekitar Pancoran Solas masih sangat asri, karena

dikelilingi oleh lahan kosong milik desa dan warga sekitar yang dimanfaatkan

sebagai sawah, perkebunan, dan juga masih terdapat lahan kosong yang sangat

alami. Kondisi jalan dari jalan utama desa ke arah pancoran menggunakan aspal,

namun pada ujung jalan menuju ke arah pancoran, menggunakan perkerasan dari

beton berupa jalan setapak dan undag-undag yang cukup curam. Kondisi areal

pancoran yang belum tertata, seperti fasilitas ruang ganti menggunakan bangunan

semi permanen seperti pada gambar 2.1 sampai gambar 2.4.

BAB

II

Penataan Kawasan Wisata Spiritual Pancoran Solas di Desa Guliang Kangin, Tamanbali-Bangli

10

Gambar 2.3 Kondisi Sekeliling Pancoran Solas

Sumber : Survey Lapangan pada tgl 30/09/2015

Gambar 2.2 Kondisi Eksisting Areal Pancoran Solas

Sumber : Observasi pada tgl 04/10/2015

Gambar 2.1 Peta Kondisi Eksisting Sekitar Pancoran Solas

Sumber : Observasi pada tgl 04/10/2015

Penataan Kawasan Wisata Spiritual Pancoran Solas di Desa Guliang Kangin, Tamanbali-Bangli

11

2. Lokasi

Pancoran Solas terletak di sebelah timur Desa Pekraman Guliang Kangin,

Desa Tamanbali, Kecamatan Bangli, tepatnya berada di bagian selatan Kota

Bangli. Dimana Pancoran Solas ini bersifat umum sehingga seluruh civitas yang

ada di desa maupun wisatawan dapat masuk ke areal Pancoran Solas dengan

peraturan telah dibuat oleh masyarkat desa. Lokasi dapat dilihat pada gambar 2.5

sampai gambar 2.10.

Gambar 2.4 Kondisi Jalan Menuju Pancoran Solas

Sumber : Survey Lapangan pada tgl 30/09/2015

Gambar 2.5 Peta Pulau Bali

Sumber : https://petatematikindo.wordpress.com/

diakses 6 Januari 2015

Gambar 2.6 Peta Wilayah Kabupaten

Bangli

Sumber : Peta Administrasi Kab. Bangli

2013

Penataan Kawasan Wisata Spiritual Pancoran Solas di Desa Guliang Kangin, Tamanbali-Bangli

12

3. Pencapaian ke Lokasi

Letak Pancoran Solas kurang lebih 7,6 km dari Pusat Kota Bangli,

sedangkan jarak dari Pusat Kota Gianyar sekitar 6,8 km, dari Kota Denpasar

berjarak sekitar 29,2 km, dan berjarak 10,7 km dari Kota Klungkung. Pencapaian

menuju ke lokasi Pancoran Solas dapat dilalui kendaraan roda dua, mobil, dan

juga minibus. Jarak pencapaian ke Pancoran Solas dapat dilihat pada gambar 2.11

sampai gambar 2.14.

Gambar 2.7 Peta Wilayah

Kecamatan Bangli

Sumber : Peta Administrasi Kab.

Bangli 2013

Gambar 2.10 Lokasi Penataan Kawasan

Pancoran Solas

Sumber : Monografi Desa Pekraman Guliang

Kangin 2015

Gambar 2.8 Peta Wilayah

Desa Tamanbali

Sumber : Peta Administrasi Kab.

Bangli 2013

Gambar 2.9 Peta Wilayah Desa Pekraman

Guliang Kangin

Sumber : Monografi Desa Pekraman Guliang

Kangin 2015

Penataan Kawasan Wisata Spiritual Pancoran Solas di Desa Guliang Kangin, Tamanbali-Bangli

13

4. Letak Geografis

Pancoran solas terletak di Desa Pekraman Guliang Kangin, Desa Tamanbali

yang merupakan bagian dari Kecamatan Bangli, Kabupaten Bangli. Secara

astronomi Desa Pekraman Guliang Kangin terletak diantara 115°21'14"LS dan

8°31'0"BT . Dimana letak geografisnya memberi keuntungan karena dekat dengan

Kabupaten Gianyar dan Kabupaten Klungkung, selain itu juga dekat dengan objek

wisata Taman Nusa di Kabupaten Gianyar serta merupakan jalur menuju objek-

objek wisata yang ada di Kabupaten Bangli Utara seperti Desa Adat Panglipuran,

Gambar 2.11 Peta Pencapaian Ke

Pancoran Solas dari Kota Bangli

Sumber : Googlemaps diakses tgl 04/10/2015

Gambar 2.12 Peta Pencapaian Ke

Pancoran Solas dari Kota Gianyar

Sumber : Googlemaps diakses tgl 04/10/2015

Gambar 2.13 Peta Pencapaian Ke

Pancoran Solas dari Kota Denpasar

Sumber : Googlemaps diakses tgl 04/10/2015

Gambar 2.14 Peta Pencapaian Ke

Pancoran Solas dari Kota Klungkung

Sumber : Googlemaps diakses tgl 04/10/2015

Penataan Kawasan Wisata Spiritual Pancoran Solas di Desa Guliang Kangin, Tamanbali-Bangli

14

Penelokan, Gunung Batur, Pura Batur, dan lain-lain yang banyak dikunjungi saat

berlibur oleh para wisatawan domestik maupun wisatawan mancanegara.

Batas wilayah penataan kawasan sebagai berikut (lihat gambar 2.15):

Utara : Lahan Kosong Barat : Rumah Penduduk dan Lahan Kosong

Timur : Sungai Selatan : Lahan Kosong

5. Lingkup dan Luas Areal Kawasan

Lingkup kawasan Pancoran Solas masih dikelilingi oleh lahan kosong milik

desa (lihat gambar 2.16). Dengan luasan area kawasan Pancoran Solas ± 1,5 Ha.

(Sumber : wawancara dengan Bapak Ngakan Putu Suarsana selaku bendesa adat pada

tanggal 30 September 2015)

Gambar 2.16 Lingkup Penataan

Kawasan Pancoran Solas

Sumber : Observasi pada tgl

04/10/2015

Gambar 2.15 Batas dan Lokasi Penataan Kawasan Pancoran Solas

Sumber : Observasi pada tgl 04/10/2015

L= ± 15.000 m2

Penataan Kawasan Wisata Spiritual Pancoran Solas di Desa Guliang Kangin, Tamanbali-Bangli

15

6. Topografi

Dalam BPS Kabupaten Bangli tahun 2014 dikemukakan bahwa topografi

Kecamatan Bangli adalah dataran tinggi dengan ketinggian 200dpl – 1.175dpl

dengan kemiringan lereng 15%-40%. Namun di Desa Pekraman Guliang Kangin,

berdasarkan profil desa yang menyebutkan bahwa topografi desa ini terletak di

dataran rendah. Berdasarkan dokumentasi dari google earth yang diakses pada tgl

05/10/2015, kontur tanah di sepanjang jalur menuju Pancoran Solas menurun

kearah timur (lihat pada gambar 2.17). Dengan keadaan topografi yang demikian

akan mempengaruhi sirkulasi jalur menuju Pancoran Solas dan dapat

dimanfaatkan untuk pola drainase kearah yang menurun.

2.1.2 Kondisi Non Fisik

1. Aspek Kependudukan

Pertumbuhan penduduk di Kecamatan Bangli meningkat selama dekade

terakhir, dimana sebelumnya jumlah pertumbuhan penduduk tertinggi di

Kecamatan Kintamani. Peningkatan ini tidak hanya disebabkan karena jumlah

kelahiran saja, namun melalui migrasi penduduk yang diakibatkan Kecamatan

Bangli kini menjadi pusat perekonomian dan ibukota kabupaten.

Berdasarkan data yang diperoleh dari profil Desa Pekraman Guliang Kangin

bahwa jumlah penduduk sebanyak 976 jiwa (482 laki-laki dan 494 perempuan)

Gambar 2.17 Topografi Tanah di Kawasan Pancoran Solas

Sumber : Google Earth diakses pada tgl 05/10/2015

Penataan Kawasan Wisata Spiritual Pancoran Solas di Desa Guliang Kangin, Tamanbali-Bangli

16

dan luas wilayah 77,40 Ha atau sama dengan 0,774 km2. Tingkat pertumbuhan

pendudukan tergolong rendah yakni 0,079% dengan kepadatan penduduk yang

didapatkan adalah 2jiwa/ km2. Dengan mayoritas profesi warga Desa Pekraman

Guliang Kangin berprofesi sebagai petani, data selengkapnya adalah sebagai

berikut (lihat gambar 2.18). Sehingga pada kawasan tersebut dapat dikembangkan

areal-areal untuk pemasaran barang-barang kerajinan dan usaha-usaha masyarakat

disekitar kawasan.

Gambar 2.18 Presentase Profesi Penduduk Desa Pekraman Guliang Kangin

Sumber : Profil Desa Pekraman Guliang Kangin, tahun 2015

2. Aspek Sosial dan Budaya

Sebagian besar penduduk Desa Pekraman Guliang Kangin beragama Hindu.

Agama Hindu sendiri memiliki banyak upacara-upacara keagamaan salah

satunya yang sering dilakukan dan dipertahankan oleh masyarakat di desa ini

yaitu tradisi “mepeed” yang dilakukan pada saat upacara puja wali di

Kahyangan Tiga dan Kahyangan Jagat yang ada di wilayah Guliang Kangin.

Dan upacara melasti, dimana upacara melasti dilakukan di areal Pancoran Solas

yang terletak di sebelah timur desa. Upacara ini sendiri merupakan pembersihan

Pretima (benda-benda suci di Pura) menjelang Hari Raya Nyepi. Kegiatan

melasti sendiri akan menjadi daya tarik para wisatawan untuk menyaksikan dan

ingin melihat secara langsung prosesi upacara keagamaan tersebut.

PNS; 42

Pegawai Swasta;

118

TNI/POLRI; 5

Wirausaha; 25

Pedagang; 24

Pengerajin; 20

Petani/Peternak;

283

Buruh;

45

Penataan Kawasan Wisata Spiritual Pancoran Solas di Desa Guliang Kangin, Tamanbali-Bangli

17

Kegiatan melasti dulunya dilakukan langsung menuju Pancoran Solas,

dimana jalur menuju pancoran memiliki sedikit sulit untuk dicapai dan jalur

yang curam. Seiring berjalannya waktu dan perubahan kekuatan fisik warga

sekitar kegiatan melasti dilakukan diareal atas Pancoran Solas, namun tirta (air

suci) yang digunakan untuk pembersihan tetap diambil dari Pancoran Solas.

Tempat melasti yang digunakan oleh masyarakat Guliang Kangin dapat dilihat

pada gambar 2.19. (Sumber : wawancara dengan Bapak Ngakan Putu Suarsana

selaku bendesa adat pada tanggal 04 Oktober 2015)

3. Aspek Kebijakan Pemerintah dan Dasar Hukum

Dalam proses penataan kawasan Pancoran Solas didasari oleh ketentuan dan

dasar hukum yang didapat dari Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Bangli

meliputi :

a. RTH Kawasan Perdesaan sekurang-kurangya 70% (tujuh puluh persen) dari

luas kawasan perdesaan.

b. Sempadan sungai 3 m dari tepi sungai.

c. Oleh karena Pancoran Solas merupakan kawasan Daya Tarik Wisata (DTW)

maka penerapan intensitas pemanfaatan ruang pada DTW meliputi

penerapan ketentuan KDB maksimal 40% (empat puluh pesen), ketinggian

bangunan berlantai 2 atau setinggi-tingginya 8 (delapan) meter.

d. Kegiatan melasti dan melukat harus dikonservasi.

Gambar 2.19 Areal Tempat Upacara Melasti

Sumber : Survey Lapangan pada tgl 04/10/2015

Penataan Kawasan Wisata Spiritual Pancoran Solas di Desa Guliang Kangin, Tamanbali-Bangli

18

Untuk dapat menjaga ekosistem dan air tanah disekitar kawasan pancoran

solas, sehingga diperlukan usulan-usulan peraturan terkait pembangunan dan

ruang terbuka hijau disekitar kawasan yang diambil berdasarkan Perda Kabupaten

Bangli No. 9 tahun 2013 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Bangli

tahun 2013-2033 menyebutkan bahwa peraturan zonasi sempadan mata air yang

telah disesuaikan dengan kondisi lingkungan kawasan, yaitu sebagai berikut :

a. Pembatasan kegiatan budidaya terbangun di dalam kawasan sekitar mata air

dengan pengaturan Koefisien Wilayah Terbangun (KWT) setinggi-tingginya

20% (dua puluh persen) dalam radius 0-300 (nol sampai tiga ratus) m. Dapat

dilihat pada gambar 2.20.

b. Dapat dikembangkan untuk kegiatan lainnya sepanjang tidak berdampak

negatif terhadap fungsi lindungnya, antara lain:

1. Obyek wisata tanpa bangunan dengan kegiatan pendukung antara lain

wisata alam (ekowisata) dan wisata spritual setelah melalui kajian.

2. Kegiatan budidaya pertanian, perkebunan dan peternakan dan ruang

terbuka hijau lainnya.

c. Penataan perlindungan mata air untuk mengantisipasi pencemaran dan

kerusakan mata air.

d. Pelarangan melakukan pengeboran air bawah tanah pada radius 500 (lima

ratus) meter di sekitar mata air.

300 m

Gambar 2.20 Radius Pembangunan pada Kawasan

Sumber : RTRW Kabupaten Bangli tahun 2013-2033

Penataan Kawasan Wisata Spiritual Pancoran Solas di Desa Guliang Kangin, Tamanbali-Bangli

19

2.2 Karakteristik Fungsional

2.2.1 Tata Guna Lahan

Dalam tata guna lahan terdapat 2 pembahasan mengenai kawasan Pancoran

Solas, yaitu

1. Pengunaan Lahan

Sebagai sebuah kawasan desa wisata, pengunaan lahan di sekitar kawasan

Pancoran Solas masih dalam proses pengembangan untuk dapat mengakomodasi

dan memberikan fasilitas pendukung pariwisata lainnya. Berikut peta pengunaan

lahan berdasarkan kondisi sebenarnya di kawasan Pancoran Solas (lihat gambar

2.21 sampai gambar 2.26) :

Gambar 2.21 Areal Parkir Sementara

Sumber : Survey Lapangan pada tgl

04/10/2015

Gambar 2.23 Sungai

Sumber : Survey Lapangan pada tgl

04/10/2015

Gambar 2.22 Warung

Sumber : Survey Lapangan pada tgl 04/10/2015

Penataan Kawasan Wisata Spiritual Pancoran Solas di Desa Guliang Kangin, Tamanbali-Bangli

20

2. Status Lahan

Dalam status lahan yang ada pada kawasan Pancoran Solas terdapat dua

status yaitu lahan desa dan lahan publik.

Gambar 2.26 Areal Tempat Melasti

Sumber : Survey Lapangan pada tgl 31/01/2016

Gambar 2.25 Lahan Kosong

Sumber : Survey Lapangan pada tgl

08/10/2015

Gambar 2.24 Areal Persawahan

Sumber : Survey Lapangan pada tgl 04/10/2015

Penataan Kawasan Wisata Spiritual Pancoran Solas di Desa Guliang Kangin, Tamanbali-Bangli

21

a. Lahan Desa

Lahan desa merupakan lahan yang dikelola dan menjadi hak desa untuk

dikembangkan berdasarkan kesepakatan masyarakat desa demi kepentingan

bersama. Lahan desa yang terdapat pada kawasan Pancoran Solas meliputi areal

persawahan, areal parkir sementara, tempat melasti, lahan kosong. Lahan yang

dikelola dan milik desa dapat dilihat pada gambar 2.27

b. Lahan Publik

Lahan publik adalah lahan yang telah dimiliki secara sah dan dikelola oleh

perseorangan. Lahan publik meliputi persawahan dan tegalan (lahan kosong)

dapat dilihat pada gambar 2.27

Gambar 2.27 Status Lahan

Sumber : Observasi pada tgl 04/10/2015

Keterangan :

: Lahan Milik Desa

: Lahan Milik Perseorangan

Penataan Kawasan Wisata Spiritual Pancoran Solas di Desa Guliang Kangin, Tamanbali-Bangli

22

2.2.2 Sirkulasi dan Pakir

Di kawasan Pancoran Solas belum terdapat parkir yang memadai,

dikarenakan Pancoran Solas sendiri baru mulai dikembangan sebagai salah satu

objek wisata di Desa Pekraman Guliang Kangin. Sementara parkir kendaraan

diletakkan di ujung jalan sebelum menuju turunan kearah pancoran, kapasitas

parkir sementara tersebut hanya menampung maksimal 3-4 kendaraan roda empat

dan 8-10 kendaraan roda dua (lihat foto 2.11). Dengan kondisi alur sirkulasi dua

arah dan lebar jalan yang dapat dikatakan kurang lebar, yaitu hanya selebar 4 m.

Sehingga ketika kendaraan roda empat berpapasan harus ada salah satu yang

mengalah untuk memberikan akses lewat. Hal tersebutlah yang menyebabkan

terjadinya kemacetan pada sirkulasi menuju areal Pancoran Solas. (lihat gambar

2.28 dan gambar 2.29)

Gambar 2.29 Alur Sirkulasi Menuju Kawasan Pancoran Solas

Sumber : Observasi pada tgl 04/10/2015

Gambar 2.28 Areal Parkir Sementara

Sumber : Survey Lapangan pada tgl 31/01/2016

Penataan Kawasan Wisata Spiritual Pancoran Solas di Desa Guliang Kangin, Tamanbali-Bangli

23

2.2.3 Pedestrian

Dikarenakan masih dalam proses pengembangan desa wisata, jalur

pedestrian hingga saat ini belum tersedia dari jalur utama desa menuju ke areal

kawasan Pancoran Solas, untuk mewadahi pejalan kaki bagi wisatawan. Namun

dari areal parkir sementara, Pancoran Solas hanya dapat diakses dengan berjalan

kaki dengan fasilitas pedestrian yang telah ada yaitu dengan mengunakan undag-

undag seperti pada gambar 2.30 dan gambar 2.31.

Gambar 2.31 Kondisi Pedestrian Menuju Pancoran Solas

Sumber : Survey Lapangan pada tgl 30/09/2015

Gambar 2.30 Layout Pedestrian Menuju Pancoran Solas

Sumber : Observasi pada tgl 04/10/2015

Penataan Kawasan Wisata Spiritual Pancoran Solas di Desa Guliang Kangin, Tamanbali-Bangli

24

2.2.4 Aktivitas Pendukung

Aktivitas Pendukung merupakan fungsi bangunan dan kegiatan-kegiatan

yang dapat menunjang kegiatan utama yang terjadi di area Kawasan Pancoran

Solas. Seperti yang telah disampaikan sebelumnya, dimana fungsi utama dari

Kawasan Pancoran Solas yaitu wisata spiritual melukat yang dapat diakses oleh

masyarakat umum. Sehingga yang dapat dikatagorikan sebagai pendukung

kegiatan yang ada di area Pancoran Solas yaitu warung (gambar 2.32) dan ruang

ganti (gambar 2.33).

Gambar 2.33 Ruang Ganti

Sumber : Survey Lapangan pada tgl 30/09/2015

Gambar 2.32 Warung

Sumber : Survey Lapangan pada tgl 08/10/2015

Penataan Kawasan Wisata Spiritual Pancoran Solas di Desa Guliang Kangin, Tamanbali-Bangli

25

2.3 Karakteristik Visual

2.3.1 Tata Bangunan

1. Tipologi Bangunan

Secara keseluruhan bangunan disekitar kawasan Pancoran Solas

mengadopsi gaya bangunan tradisional, dan beberapa bangunan memadukan

unsur modern dan tradisional. Bangunan tradisional yang dimaksud antara lain

bangunan Pura Dadia Saba Lan Gria Bujangga Guliang Kangin dan rumah

penduduk (lihat gambar 2.34 dan gambar 2.35)

2. Ketinggian Bangunan

Keberadaan bangunan disekitar kawasan penataan tidak terlalu banyak,

hanya ada beberapa bangunan antara lain Pura Dadia Saba Lan Gria Bujangga

Guliang Kangin, warung, dan rumah penduduk. Ketinggian bangunan disekitar

kawasan lebih di dominasi oleh bangunan berlantai 1. Ketinggian bangunan di

kawasan ini adalah sekitar 4-5 meter. Dengan skyline kawasan yang datar dan

menurun kearah timur seperti pada gambar 2.36 sampai gambar 2.40.

Gambar 2.35 Rumah Penduduk

Sumber : Survey Lapangan pada tgl 31/01/2016

Gambar 2.34 Pura Dadia Saba Lan Gria

Bujangga Guliang Kangin

Sumber : Survey Lapangan pada tgl 31/01/2016

Gambar 2.36 Skyline Bangunan Disekitar Kawasan

Sumber : Observasi pada tgl 31/01/2016

Penataan Kawasan Wisata Spiritual Pancoran Solas di Desa Guliang Kangin, Tamanbali-Bangli

26

Gambar 2.37 Pura Dadia Saba

Lan Gria Bujangga Guliang

Kangin

Sumber : Survey Lapangan pada tgl

08/10/2015

Gambar 2.38 Rumah Penduduk

Sumber : Survey Lapangan pada tgl

08/10/2015

Gambar 2.39 Warung

Sumber : Survey Lapangan pada tgl

31/01/2016

Penataan Kawasan Wisata Spiritual Pancoran Solas di Desa Guliang Kangin, Tamanbali-Bangli

27

2.3.2 Ruang Terbuka

Dalam hal ruang terbuka terdapat 2 bagian yang perlu dibahas pada

Kawasan Wisata Spiritual Pancoran Solas yaitu softscape dan hardscape.

1. Softscape

Softscape merupakan bagian dari landscape yang bersifat membuat nuansa

suatu kawasan menjadi lebih hidup. Elemen-elemen softscape yang lebih banyak

dikenal seperti pepohonan, tanaman hias, ataupun semak-semak. Pada kawasan

Pancoran Solas sendiri, elemen softscape yang terdapat di kawasan ini lebih

banyak pepohonan seperti pohon nangka, kelapa, pisang, belalu, pandan, kamboja,

dan bambu. Dapat dilihat pada gambar 2.40 sampai gambar 2.45.

Gambar 2.40 Pohon Nangka

Sumber : Survey Lapangan pada tgl

08/10/2015

Gambar 2.41 Pohon Kelapa

Sumber : Survey Lapangan pada tgl

08/10/2015

Gambar 2.42 Pohon Pisang dan

Pandan

Sumber : Survey Lapangan pada tgl

08/10/2015 Gambar 2.43 Pohon Belalu

Sumber : Survey Lapangan pada tgl

08/10/2015

Penataan Kawasan Wisata Spiritual Pancoran Solas di Desa Guliang Kangin, Tamanbali-Bangli

28

2. Hardscape

Berbeda dengan softscape yang lebih menekankan elemen yang

memberikan nuansa hidup pada kawasan, hardscape sendiri merupakan segala

bentuk elemen padat yang bersifat keras dalam sebuah kawasan. Elemen

hardscape yang terdapat pada kawasan Pancoran Solas yaitu perkerasan beton

pada undag-undag dan aspal pada jalan menuju Pancoran Solas. Dapat dilihat

pada gambar 2.46 dan gambar 2.47.

Gambar 2.44 Pohon Kamboja

Sumber : Survey Lapangan pada tgl

08/10/2015

Gambar 2.45 Bambu

Sumber : Survey Lapangan pada tgl

08/10/2015

Gambar 2.47 Perkerasan Aspal

Sumber : Survey Lapangan pada tgl

31/01/2016

Gambar 2.46 Perkerasan Beton

Sumber : Survey Lapangan pada tgl

08/10/2015

Penataan Kawasan Wisata Spiritual Pancoran Solas di Desa Guliang Kangin, Tamanbali-Bangli

29

2.3.3 Perlengkapan Jalan

Perlengkapan jalan yang dimaksudkan dalam kawasan adalah segala sesuatu

yang diperlukan guna memperlancar sirkulasi bagi pengguna jalan. Perlengkapan

jalan pada jalur menuju kawasan Pancoran Solas terbagi atas 2 jenis yaitu.

1. Street Furniture

Street furniture merupakan segala sesuatu yang diperlukan untuk

memperlancar sirkulasi dan menginformasi yang berada di areal atas jalan. Pada

jalan menuju kawasan Pancoran Solas terdapat petunjuk jalan dan lampu

penerangan jalan. Pada gambar 2.49 dan gambar 2.50.

2. Drainase

Pada jalan menuju kawasan Pancoran Solas terdapat jalur drainase pada sisi

kanan dan kiri jalan. Dapat dilihat pada gambar 2.50.

Gambar 2.48 Petunjuk Jalan

Sumber : Survey Lapangan pada tgl

08/10/2015

Gambar 2.49 Penerangan Jalan

Sumber : Survey Lapangan pada tgl 08/10/2015

Gambar 2.50 Drainase di kawasan Pancoran Solas

Sumber : Survey Lapangan pada tgl 08/10/2015

Penataan Kawasan Wisata Spiritual Pancoran Solas di Desa Guliang Kangin, Tamanbali-Bangli

30

2.3.4 Revitalisasi

Yang menjadi payung besar dalam semua kegiatan pemeliharaan bangunan

dan lingkungan yang memiliki nilai kultur yaitu konservasi. Namun pada kawasan

ini kegiatan pelestarian yang dilakukan strategi yaitu revitalisasi, yaitu guna

meningkatkan nilai tambah secara ekonomi, sosial dan budaya. Beberapa bagian

pada kawasan Pancoran Solas perlu dilakukan pembugaran yaitu pada pancoran

solas itu sendiri sebagai objek utama penataan kawasan dan areal melasti. Dimana

jumlah warga yang melakukan kegiatan melasti ± 150 orang. Dapat dilihat pada

gambar 2.51 dan gambar 2.52.

Gambar 2.51 Areal Tempat Melasti

Sumber : Survey Lapangan pada tgl

31/01/2016

Gambar 2.52 Pancoran Solas dan Pelinggih

Sumber : Survey Lapangan pada tgl 04/10/2015

Penataan Kawasan Wisata Spiritual Pancoran Solas di Desa Guliang Kangin, Tamanbali-Bangli

31

2.4 Potensi dan Permasalahan Kawasan Wisata Spiritual Pancoran Solas

Potensi dan permasalahan yang terdapat di Kawasan Pancoran Solas dapat

ditinjau kembali dalam beberapa aspek, yaitu :

2.4.1 Tata Guna Lahan

1. Potensi

Terdapat lahan kosong dan persawahan milik desa yang cukup luas yaitu ±

1,5 Ha, sehingga dapat dimanfaatkan dan ditata sesuai dengan peruntukan

lahan. Dapat dilihat pada gambar 2.53 dan gambar 2.54.

Gambar 2.54 Lahan Kosong

Sumber : Survey Lapangan pada tgl 08/10/2015

Gambar 2.53 Areal Persawahan

Sumber : Survey Lapangan pada tgl 04/10/2015

Penataan Kawasan Wisata Spiritual Pancoran Solas di Desa Guliang Kangin, Tamanbali-Bangli

32

2.4.2 Tata Bangunan

1. Permasalahan

Kurangnya keselasaran dan belum tertatanya tampilan bangunan yang ada di

kawasan Pancoran Solas. Dapat dilihat pada gambar 2.55 dan gambar 2.56

Gambar 2.55 Warung

Sumber : Survey Lapangan pada tgl

31/01/2016

Gambar 2.56 Ruang Ganti

Sumber : Survey Lapangan pada tgl

31/01/2016

Penataan Kawasan Wisata Spiritual Pancoran Solas di Desa Guliang Kangin, Tamanbali-Bangli

33

2.4.3 Sirkulasi dan Parkir

1. Permasalahan

Belum tersedianya areal parkir yang memadai pada kawasan Pancoran

Solas, dimana parkir masih menggunakan bahu jalan sebagai tempat parkir

kendaraan. Sirkulasi menuju kawasan belum memadai untuk digunakan

sebagai sirkulasi 2 arah dengan lebar jalan 4 meter. Dapat dilihat pada

gambar 2.57 dan gambar 2.58.

Gambar 2.58 Alur Sirkulasi Menuju Kawasan Pancoran Solas

Sumber : Observasi pada tgl 04/10/2015

Gambar 2.57 Areal Parkir Sementara

Sumber : Survey Lapangan pada tgl 31/01/2016

Penataan Kawasan Wisata Spiritual Pancoran Solas di Desa Guliang Kangin, Tamanbali-Bangli

34

2.4.4 Jalur Pejalan Kaki

1. Potensi

Jalur pejalan kaki dari parkir menuju kawasan Pancoran Solas sudah

tersedia. Dapat dilihat pada gambar 2.59 dan gambar 2.60.

Gambar 2.60 Jalur Pejalan Kaki Menuju Pancoran Solas

Sumber : Survey Lapangan pada tgl 31/01/2016

Gambar 2.59 Jalur Pejalan Kaki Menuju Kawasan Pancoran Solas

Sumber : Observasi pada tgl 04/10/2015

Penataan Kawasan Wisata Spiritual Pancoran Solas di Desa Guliang Kangin, Tamanbali-Bangli

35

2. Permasalahan

Tidak terdapat jalur pejalan kaki dari jalan utama Desa Pekraman Guliang kangin

menuju kawasan Pancoran Solas. Dan kondisi jalur pejalan kaki menuju Pancoran

Solas kurang nyaman dan aman, terdapat beberapa relling yang rusak dan hilang.

Selain itu juga tangga (undag-undag) tersebut belum memenuhi syarat yang

seharusnya setiap 15-20 anak tangga terdapat bordes (tempat istirahat). Dapat

dilihat pada gambar 2.61 dan gambar 2.62.

Gambar 2.61 Tidak Terdapat Jalur

Pejalan Kaki

Sumber : Survey Lapangan pada tgl

08/10/2015

Gambar 2.62 Kondisi Jalur Pejalan Kaki

Sumber : Survey Lapangan pada tgl 31/01/2016

Penataan Kawasan Wisata Spiritual Pancoran Solas di Desa Guliang Kangin, Tamanbali-Bangli

36

2.4.5 Sistem Petanda

1. Permasalahan

Petanda menuju Pancoran telah ada, namun hanya bersifat sementara dan

kurang jelas, dan belum terdapat petanda-petanda yang jelas terkait akses

menuju kawasan Pancoran Solas dan kurangnya penerangan jalan pada

kawasan Pancoran Solas. Dapat di lihat pada gambar 2.63 dan gambar 2.64.

Gambar 2.63 Petunjuk Menuju Pancoran Solas

Sumber : Survey Lapangan pada tgl 31/01/2016

Gambar 2.64 Tidak Tersedia Petanda Pancoran Solas

Sumber : Survey Lapangan pada tgl 08/10/2015

Penataan Kawasan Wisata Spiritual Pancoran Solas di Desa Guliang Kangin, Tamanbali-Bangli

37

2.4.6 Aktivitas Pendukung

1. Potensi

Terdapat sarana akitivitas pendukung berupa warung yang dapat dilihat

pada gambar 2.65.

2. Permasalahan

Terdapat beberapa permasalahan terkait aktivitas pendukung pada kawasan

Pancoran Solas yang belum tersedia guna mendukung kegiatan dan aktivitas

di kawasan tersebut yaitu :

a. Tidak tersedia toilet pada areal Pancoran Solas

b. Tidak tersedia areal istirahat seperti gazebo atau bale pesanekan pada

areal Pancoran Solas

Gambar 2.66 Warung

Sumber : Survey Lapangan pada tgl 31/01/2016

Penataan Kawasan Wisata Spiritual Pancoran Solas di Desa Guliang Kangin, Tamanbali-Bangli

38

2.4.7 Kesimpulan

Dari potensi dan permasalahan yang telah dijabarkan diatas, kemudian

dibuat pokok-pokok potensi dan permasalahan yang ada pada kawasan Pancoran

solas yaitu sebagai berikut (lihat tabel 2.1).

Tabel 2.1 Potensi dan Permasalahan pada Kawasan

No Potensi Permasalahan

1. Terdapat lahan seluas ± 1,5Ha untuk

dapat dikembangkan sesuai

kebutuhannya.

Kondisi transis pada lokasi yang cukup

terjal atau curam.

2. Kondisi lingkungan yang masih asri

dan alami.

Kurangnya daya tampung parkir dan

sirkulasi kendaraan dengan lebar jalan

4m.

3. Sudah terdapat jalur pedestrian berupa

tangga menuju Pancoran Solas.

Kondisi jalur pedestrian yang belum

memenuhi syarat keamanan dan

kenyamanan. Dan belum tersedia

pedestrian dari jalan utama menuju

kawasan pancoran solas

4. Terdapat penerangan jalan dan petanda

pada areal jalan utama

Belum tersedianya sistem petanda dan

penerangan jalan di kawasan Pancoran

Solas sendiri.

5. Terdapat beberapa fasilitas pendukung

seperti ruang ganti dan warung

makanan dan minuman.

Fasilitas yang tersedia belum memnuhi

syarat kenyamanan dan keamanan.

Terdapat beberapa fasilitas yang belum

tersedia untuk memenuhi kebutuhan

utama dan pendukung sebagai objek

wisata spiritual.

Sumber : Hasil Observasi

Dari ringkasan permasalahan dan potensi diatas, maka dapat disimpulkan

bahwa terdapat beberapa penataan yang perlu dilakukan seperti penataan fasilitas,

penambahan fasilitas pendukung, revitalisasi areal melasti dan pancoran solas,

pemanfaatan lahan, pematangan lahan, penyediaan sistem petanda, penerangan

dan penataan kembali jalur pedestrian yang ada.