potensi kebangkrutan pada sektor perbankan syariah...

123
POTENSI KEBANGKRUTAN PADA SEKTOR PERBANKAN SYARIAH UNTUK MENGHADAPI PERUBAHAN LINGKUNGAN BISNIS DENGAN MENGGUNAKAN MODEL ALTMAN Z-SCORE MODIFIKASI (Studi Bank Umum Syariah di Indonesia Periode 2010-2014) Skripsi Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi Syariah (S.E.Sy) Sharfina Putri Kartika 1111046100065 KONSENTRASI PERBANKAN SYARIAH PROGRAM STUDI MUAMALAT (EKONOMI ISLAM) FAKULTAS SYARIAH DAN HUKUM UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 2015 M/1436 H

Upload: trinhthu

Post on 23-Mar-2019

231 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: POTENSI KEBANGKRUTAN PADA SEKTOR PERBANKAN SYARIAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30015/1/SHARFINA... · berdasarkan aturan yang berlaku di Fakultas Syariah

POTENSI KEBANGKRUTAN PADA SEKTOR PERBANKAN SYARIAH

UNTUK MENGHADAPI PERUBAHAN LINGKUNGAN BISNIS DENGAN

MENGGUNAKAN MODEL ALTMAN Z-SCORE MODIFIKASI

(Studi Bank Umum Syariah di Indonesia Periode 2010-2014)

Skripsi

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh

Gelar Sarjana Ekonomi Syariah (S.E.Sy)

Sharfina Putri Kartika

1111046100065

KONSENTRASI PERBANKAN SYARIAH

PROGRAM STUDI MUAMALAT (EKONOMI ISLAM)

FAKULTAS SYARIAH DAN HUKUM

UIN SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

2015 M/1436 H

Page 2: POTENSI KEBANGKRUTAN PADA SEKTOR PERBANKAN SYARIAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30015/1/SHARFINA... · berdasarkan aturan yang berlaku di Fakultas Syariah

POTENSI KEBAIYGKRUTAN PADA SEKTOR PERBA}IKAI\T SYARIAH[,NTT'K MENGIIADAPI PERT]BAHAN LINGKUNGAI\I BISMS I}ENGAI\

MENGGT]NAKAIY MODEL ALTMAN Z-SCORE MODIF'IKASI(Studi Bank Umum Syariah di Indonesia Periode 20f 0-20f4)

Skripsi

Diajukan UntukMemenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh

Gelar Sarjana Ekonomi Syariah (S.E.Sy)

Ol,eh:

Sharfina Putri Kartika

1111046100065

Pembimhing,

Ilwi Nur'aini lhsan. S.E.. M.M.

i\-tP: 19771A21 20l4Lt 2 0ot

KONSENTRASI PERBAFTKAI\I SYARIAII

PROGRAM STUDr MUAMALAT (EKONOTfl rSLAM)

FAKT]LTAS SYARIAH DAI{ ITUKIIM

TIIN SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

2015 M/1436 H

Page 3: POTENSI KEBANGKRUTAN PADA SEKTOR PERBANKAN SYARIAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30015/1/SHARFINA... · berdasarkan aturan yang berlaku di Fakultas Syariah
Page 4: POTENSI KEBANGKRUTAN PADA SEKTOR PERBANKAN SYARIAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30015/1/SHARFINA... · berdasarkan aturan yang berlaku di Fakultas Syariah

LEMBAR PERNYATAAN

Saya yang bertanda tangan di bawah ini,

Nama

Tempat/Tgl Lahir

NIM

Fakultas

Jurusan/Prodi

Sharfina Putri Kartika

Jakarta, 10 Oktober 1993

1111046100065

Syariah Dan Hukum

Perbankan Syariah/Mu amalat (Ekonomi Islam)

Dengan ini menyatakan bahwa dalam penulisan skripsi ini, saya:

l. Tidak menggunakan ide orang lain tanpa mampu mengembangkan dan

mempertan ggungi awabkannya.

2. Tidak melakukan plagiat dari naskah karya orang lain.

3. Tidak menggunakan karya orang lain tanpa menyebutkan sumber asli.

4. Tidak melakukan pemalsuan atau pemanipulasian data.

5. Mengerjakan sendiri karya ini dan mampu bertanggung jawab atas karya ini.

Apabila dikemudian hari ada tuntutan dari pihak lain atas karya saya dan telah melalui

pembuktian yang dapat dipertanggungjawabkan, maka saya siap untuk dikenai sanksi

berdasarkan aturan yang berlaku di Fakultas Syariah dan Hukum Universitas Islam

Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

Demikian surat pernyataan ini saya buat dengan sesungguhnya.

Jakarta, 13 Oktober 2015

Yang Me

1--

-

Sharfina Putri Kartika)

Page 5: POTENSI KEBANGKRUTAN PADA SEKTOR PERBANKAN SYARIAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30015/1/SHARFINA... · berdasarkan aturan yang berlaku di Fakultas Syariah

i

ABSTRAK

Sharfina Putri Kartika, NIM: 1111046100065, Judul Skripsi Potensi Kebangkrutan

Pada Sektor Perbankan Syariah Untuk Menghadapi Perubahan Lingkungan Bisnis

Dengan Menggunakan Model Altman Z-Score Modifikasi (Studi Bank Umum

Syariah di Indonesia Periode 2010-2014).

Penelitian ini bertujuan untuk menilai tingkat kesehatan dari bank umum syariah

dan juga memprediksi potensi kebangkrutan dari bank umum syariah itu sendiri.

Semakin awal potensi kebangkrutan diketahui, maka semakin baik untuk melakukan

tidakan korektif dan antisipatif.

Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif dengan target penelitian adalah 10

bank umum syariah di Indonesia yang telah berdiri dari tahun 2010-2014. Data yang

digunakan dalam penelitian ini adalah data kuantitatif. Datanya ini adalah data

sekunder yang diperoleh dari laporan keuangan bank umum syariah yang telah

dipublikasikan antara tahun 2010 sampai dengan tahun 2014.

Model analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode RGEC dan

model analisis Altman Z-Score modifikasi. Metode RGEC pengukurannya diwakili

oleh rasio NPF, LR, ROA, NCOM, dan CAR. Model Altman pengukurannya akan

diwakili oleh rasio net working capital to total asset, retained earning to total asset,

earning before interest and tax to total asset, book value of equity to book value of

debt.

Hasil penelitian menunjukkan tingkat kesehatan bank umum syariah menggunakan

metode RGEC masuk kedalam kategori yang “sehat” selama tahun 2010-2014.

Model Altman z-score juga menunjukkan bahwa bank umum syariah berada pada

keadaan yang safe zone (tidak bangkrut) selama tahun 2010 sampai dengan tahun

2014. Hal ini karena z-score masing-masing BUS selama lima tahun terakhir nilainya

( >2,9).

Kata Kunci: Kebangkrutan, Model Altman Z-Score, Bank Umum Syariah, Net

working Capital to Total Asset, Retained Earning to Total Asset, Earning Before

Interest and Tax to Total Asset, Book Value of Equity to Total Sales, Risk Profile,

GCG, Earning, dan Capital

Pembimbing : Dwi Nur’aini Ihsan, S.E, M.M.

Daftar Pustaka : Tahun 1995 s.d 2015

Page 6: POTENSI KEBANGKRUTAN PADA SEKTOR PERBANKAN SYARIAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30015/1/SHARFINA... · berdasarkan aturan yang berlaku di Fakultas Syariah

ii

KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Wr.Wb.

Alhamdulillahi Rabbil’alamin Puji dan Syukur kehadirat Allah SWT yang telah

melimpahkan rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi

ini dengan baik. Shalawat serta salam senantiasa tercurah kepada Nabi Besar

Muhammad SAW, beserta keluarga dan para sahabatnya. Adapun penyusunan skripsi

ini dimaksudkan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana

Ekonomi Syariah (S.E.Sy), Konsentrasi Perbankan Syariah, Program Studi Mumalat,

Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

Penulis sangat menyadari bahwa tanpa bantuan dari berbagai pihak, baik bantuan

moril maupun materil, penulisan skripsi ini tidak akan terwujud dengan baik. Oleh

karena itu, lewat tulisan ini penulis ingin menyampaikan banyak ucapan terimakasih

kepada:

1. Ayah dan Mama tercinta, Bapak Mochamad Sayuti dan Ibu Foppy Kartika yang

selalu memberikan doa, kasih sayang, kerja keras, dan pengorbanan yang tulus.

Semoga kelulusan ini dan hasil skripsi ini bisa menjadi kebanggaan dan kado

terindah untuk kalian yang pernah aku berikan.

2. Bapak Asep Saepudin Jahar, MA, Ph.D., selaku Dekan Fakultas Syariah dan

Hukum Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

Page 7: POTENSI KEBANGKRUTAN PADA SEKTOR PERBANKAN SYARIAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30015/1/SHARFINA... · berdasarkan aturan yang berlaku di Fakultas Syariah

iii

3. Bapak AM. Hasan Ali, M.A., selaku Ketua Program Studi Muamalat Fakultas

Syariah dan Hukum Universitas Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

4. Bapak Dr. Abdurrauf, Lc, M.A., selaku Sekretaris Program Studi Program Studi

Muamalat Fakultas Syariah dan Hukum Universitas Negeri Syarif Hidayatullah

Jakarta.

5. Bapak Dr. Hasanudin, M.Ag., selaku Dosen Penasehat Akademik.

6. Ibu Dwi Nur’aini Ihsan, S.E, M.M., selaku Dosen Pembimbing yang telah

memberikan waktu, ilmu, pengarahan, masukan dan motivasi dalam

menyelesaikan skripsi ini.

7. Bapak Drs. Noryamin Aini, M.A dan Ibu RR. Tini Anggraeni S.T., M.Si., selaku

Dosen Penguji yang telah memberikan penilaian untuk skripsi ini dan saran agar

skripsi ini menjadi lebih baik.

8. Segenap Dosen Fakultas Syariah dan Hukum Universitas Islam Negeri Syarif

Hidayatullah Jakarta, yang telah memberikan ilmu yang sangat bermanfaat selama

proses perkuliahaan.

9. Adikku Emir Valdianto yang selalu memberikan doa, semangat, dan bantuan

dalam menyelesaikan skripsi ini.

10. Keluarga besar yang terus memberikan dukungan dan doa yang tiada henti untuk

menyelesaikan skripsi ini.

11. Yoki Herma Septa yang menjadi tempat berkeluh kesah dan selalu memberikan

motivasi, saran dan doa dalam menyelesaikan skripsi ini.

Page 8: POTENSI KEBANGKRUTAN PADA SEKTOR PERBANKAN SYARIAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30015/1/SHARFINA... · berdasarkan aturan yang berlaku di Fakultas Syariah

iv

12. Sahabat-sahabatku tersayang Bulan, Riri, Dessy, Burhanudin Yusuf, Alvin,

Lukman yang bersama berjuang selama perkuliahan, yang selalu memberikan

semangat, bantuan, kasih sayang dan perhatian.

13. Sahabat terbaikku Bella dan Mitha yang selalu mendukung, dan selalu tersenyum

untukku dari masa sekolah dahulu.

14. Teman-Teman PSB 2011 senang bisa menjadi bagian dari kalian, semoga

pertemanan selalu terjalin dimasa depan dan kita semua dapat terus saling

mendukung.

15. Teman-Teman KKN Pendekar yang selalu ada saat aku butuh, selalu memberikan

canda dan tawa, memberika semangat, memberi doa, memberikan motivasi, saran,

kritik.

Penulis menyadari sepenuhnya skripsi ini jauh dari kata sempurna, dikarenakan

keterbatasannya ilmu pengetahuan yang penulis miliki. Maka dari itu penulis

menerima dan mengharapkan kritik dan saran yang membangun demi kesempurnaan

skripsi ini. Akhir kata semoga skripsi ini memberikan manfaat bagi banyak pihak yang

membacanya.

Wassalamu’alaikum Wr.Wb.

Jakarta, 27 Oktober 2015

Penulis

Page 9: POTENSI KEBANGKRUTAN PADA SEKTOR PERBANKAN SYARIAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30015/1/SHARFINA... · berdasarkan aturan yang berlaku di Fakultas Syariah

v

DAFTAR ISI

Halaman

LEMBAR PENGESAHAN

LEMBAR PERNYATAAN

ABSTRAK ……………………………………………………………………...... i

KATA PENGANTAR ………………………………………………………........ ii

DAFTAR ISI ……………………………………………………………………... v

DAFTAR TABEL ………………………………………………………………... vii

DAFTAR GRAFIK ………………………………………………………………. ix

DAFTAR LAMPIRAN ………………………………………………………....... x

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah ……………………………………………… 1

B. Identifikasi Masalah ………………………………………………….. 6

C. Batasan dan Rumusan Masalah ………………………………………. 8

D. Tujuan dan Manfaat Penelitian ……………………………………….. 9

E. Sistematika Penulisan ……………………………………………........ 10

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

A. Tinjauan Umum Perbankan Syariah ………………………………….. 13

B. Kebangkrutan …………………………………………………………. 19

C. Penilaian Tingkat Kesehatan Bank ………………………………........ 22

D. Analisis Diskriminan …………………………………………………. 29

E. Model Altman Z-Score ……………………………………………….. 30

F. Penelitian Terdahulu ………………………………………………….. 35

G. Kerangka Berpikir …………………………………………………….. 39

Page 10: POTENSI KEBANGKRUTAN PADA SEKTOR PERBANKAN SYARIAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30015/1/SHARFINA... · berdasarkan aturan yang berlaku di Fakultas Syariah

vi

BAB III METODE PENELITIAN

A. Ruang Lingkup Penelitian …………………………………………….. 41

B. Jenis Penelitian dan Metode Pengumpulan Data ………….................. 42

C. Metode Analisis Data ………………………………………………… 42

D. Operasional Variabel Penelitian ……………………………………… 43

BAB IV PEMBAHASAN

A. Penilaian Tingkat Kesehatan Bank Umum Syariah …………………... 53

B. Penilaian Potensi Kebangkrutan Bank Umum syariah ……………….. 63

C. Hasil Altman Z-Score Modifikasi ……………………………………. 75

D. Interpretasi Hasil Penelitian …………………………………………… 83

BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan …………………………………………………………… 91

B. Saran ………………………………………………………………...... 92

DAFTAR PUSTAKA ……………………………………………………………. 93

LAMPIRAN

Page 11: POTENSI KEBANGKRUTAN PADA SEKTOR PERBANKAN SYARIAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30015/1/SHARFINA... · berdasarkan aturan yang berlaku di Fakultas Syariah

vii

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 1.1 Jaringan Kantor Perbankan Syariah ……………………………… 3

Tabel 1.2 Indikator Utama Perbankan Syariah ………………………........... 3

Tabel 2.1 Matrik Penilaian Profil Resiko …………………………………... 24

Tabel.2.2 Peringkat Komposit Penilaian Faktor GCG ……………………… 25

Tabel 2.3 Penilaian Untuk Peringkat Rentabilitas (Earning) ……………….. 26

Tabel 2.4 Penilaiaian Modal (Capital) ............................................................ 27

Tabel 2.5 Peringkat Komposit Penilaian Metode RGEC …………………… 28

Tabel 2.6 Penelitian Terdahulu ……………………………………………… 38

Tabel 3.1 Daftar Bank Umum Syariah ………………………………………. 41

Tabel 3.2 Kriteria Nilai NPF ………………………………………………… 44

Tabel 3.3 Kriteria Nilai LR ………………………………………….............. 45

Tabel 3.4 Kriteria Nilai GCG ………………………………………………... 45

Tabel 3.5 Kriteria Nilai ROA ………………………………………………... 46

Tabel 3.6 Kriteria Nilai NCOM ……………………………………………... 47

Tabel 3.7 Kriteria Nilai CAR ………………………………………………... 48

Tabel 4.1 Hasil NPF BUS Tahun 2010-2014 ………………………………. 54

Tabel 4.2 Hasil Liqudity Risk BUS Tahun 2010-2014 ………………........... 55

Tabel 4.3 Peringkat Seluruh Komponen Profil ……………………………… 56

Resiko BUS Tahun 2010-2014

Tabel 4.4 Hasil dan Peringkat GCG Bank Umum Syariah …………………. 58

Tabel 4.5 Hasil ROA Bank Umum Syariah …………………………............ 59

Tabel 4.6 Hasil NCOM Bank Umum Syariah ………………………............. 60

Page 12: POTENSI KEBANGKRUTAN PADA SEKTOR PERBANKAN SYARIAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30015/1/SHARFINA... · berdasarkan aturan yang berlaku di Fakultas Syariah

viii

Tabel 4.7 Hasil CAR Bank Umum Syariah …………………………............. 61

Tabel 4.8 Peringkat Komposit BUS ………………………………….. …….. 63

Metode RGEC Tahun 2010-2014

Tabel 4.9 Modal Kerja Bersih (Net Working Capital) ………………………. 64

Tabel 4.10 Total Aktiva (Total Assets) ……………………………….............. 65

Tabel 4.11 Hasil Net Working Capital to Total Assets (X1) ………………….. 66

Tabel 4.12 Laba Ditahan (Retained Earning) ………………………………… 67

Tabel 4.13 Hasil Retained Earning to Total Asset (X2) ……………………… 68

Tabel 4.14 EBT (Laba Sebelum Pajak) ……………………………………… 70

Tabel 4.15 Hasil EBT (Laba Sebelum Pajak) to Total Asset ………………… 71

Tabel 4.16 Nilai Buku Ekuitas (Book Value Of Equity) ……………………… 72

Tabel 4.17 Nilai Buku Kewajiban (Book Value Of Debt) ……………............. 73

Tabel 4.18 Hasil Book Value of Equity to Book Value of Debt (X4) …............ 74

Tabel 4.19 Perhitungan Z-Score BUS Tahun 2010 ………………………….. 76

Tabel 4.20 Perhitungan Z-Score BUS Tahun 2011 ………………………….. 77

Tabel 4.21 Perhitungan Z-Score BUS Tahun 2012 ………………………….. 78

Tabel 4.22 Perhitungan Z-Score BUS Tahun 2013 ………………………….. 79

Tabel 4.23 Perhitungan Z-Score BUS Tahun 2014 ………………………….. 80

Tabel 4.24 Rata-Rata Nilai Variabel Altman Z-Score Modifikasi ………….. 81

Page 13: POTENSI KEBANGKRUTAN PADA SEKTOR PERBANKAN SYARIAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30015/1/SHARFINA... · berdasarkan aturan yang berlaku di Fakultas Syariah

ix

DAFTAR GRAFIK

Halaman

Grafik 4.1 Rata-Rata Nilai Z-Score BUS Tahun 2010-2014 ………………… 81

Grafik 4.2 Nilai Z-Score Tertinggi Tahun 2010-2014 ………………………. 82

Page 14: POTENSI KEBANGKRUTAN PADA SEKTOR PERBANKAN SYARIAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30015/1/SHARFINA... · berdasarkan aturan yang berlaku di Fakultas Syariah

x

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Hasil Hitung Net Working Capital Bank Umum Syariah 2010-2014

Lampiran 2 Angka-Angka Dalam Variabel Z-Score Bank Umum Syariah 2010-

2014

Lampiran 3 Hasil Hitung Nilai Rasio Dari Variabel Z-Score X1, X2, X3, dan X4

Bank Umum Syariah 2010-2014

Lampiran 4 Hasil Hitung Nilai Z-Score Masing-Masing Bank Umum Syariah

2010-2014

Lampiran 5 Hasil Hitung Rasio Dalam RGEC

Page 15: POTENSI KEBANGKRUTAN PADA SEKTOR PERBANKAN SYARIAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30015/1/SHARFINA... · berdasarkan aturan yang berlaku di Fakultas Syariah

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Perekonomian Indonesia tidak luput dari imbas dinamika pasar keuangan global.

Termasuk pula imbas dari krisis keuangan yang berawal dari Amerika Serikat, yang

menerpa negara-negara lainnya dan kemudian meluas menjadi krisis ekonomi secara

global yang dirasakan sejak semester kedua tahun 2008. International Monetary

Fund (IMF) memperkirakan terjadinya perlambatan pertumbuhan ekonomi dunia dari

3.9% pada 2008 menjadi 2.2% pada tahun 2009. Perlambatan ini tentu saja pada

gilirannya akan mempengaruhi kinerja ekspor nasional, yang pada akhirnya

berdampak kepada laju pertumbuhan ekonomi nasional.1

Krisis ekonomi yang berakibat pada guncangan sistem keuangan global ini sangat

mempunyai dampak pada sektor perbankan di Indonesia, terutama untuk bank

konvensional. Perbankan konvensional sangat mengalami dampak negatif dari krisis

ekonomi global yang terjadi, dikarenakan bank konvensional Indonesia memiliki

tingkat integritas yang tinggi dengan sistem keuangan global. Selain itu, bank

konvensional sangat rentan terhadap fluktuasi nilai tukar dan tingkat suku bunga.

Bunga yang telah ditentukan ini jumlahnya lebih besar daripada jumlah bunga yang

1 Dikutip dari Maikel Jefriando, “Menkeu Bambang: Bank Syariah Lebih Tahan Menghadapi

Krisis”, artikel diakses pada 20 Oktober 2015 dari http://finance.detik.com/read/2015/04/14/122700/2886801/5/menkeu-bambang-bank-syariah-lebih-tahan-menghadapi-krisis

Page 16: POTENSI KEBANGKRUTAN PADA SEKTOR PERBANKAN SYARIAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30015/1/SHARFINA... · berdasarkan aturan yang berlaku di Fakultas Syariah

2

diterima dari kredit, sehingga menimbulkan negative spread. Hal-hal tersebut

mengakibatkan banyak bank konvensional yang mengalami kesulitan keuangan.

Dapat dilihat pada Oktober 2008 Bank Mandiri Tbk, Bank Negara Indonesia Tbk,

dan Bank Rakyat Indonesia Tbk meminta bantuan likuiditas dari pemerintah.

Berbeda dengan bank konvensional, perbankan syariah tidak terlalu mengalami

dampak negatif dari krisis ekonomi global yang terjadi. Ini karena bank syariah tidak

rentan dengan fluktuasi tingkat suku bunga, karena bank syariah beroperasi tidak

berdasarkan sistem bunga. Eksposure pembiayaan perbankan syariah lebih diarahkan

kepada akivitas perekonomian domestik sehingga belum memiliki tingkat integrasi

yang tinggi dengan sistem keuangan global dan belum memiliki tingkat resiko

transaksi yang tinggi.2 Hal tersebut membuat kepercayaan masyarakat terhadap bank

syariah mulai meningkat. Ditandai dengan mulai bertambahnya jumlah bank umum

syariah (BUS), unit usaha syariah (UUS) dan bank pembiayaan rakyat syariah

(BPRS) di Indonesia.

2 Dikutip dari “Pertumbuhan Bank Syariah di Indonesia 2014”, artikel diakses tanggal 10

Februari 2015 dari http://artikelekis.blogspot.co.id/2014/07/pertumbuhan-bank-syariah-di-indonesia.html

Page 17: POTENSI KEBANGKRUTAN PADA SEKTOR PERBANKAN SYARIAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30015/1/SHARFINA... · berdasarkan aturan yang berlaku di Fakultas Syariah

3

Tabel 1.1

Jaringan Kantor Perbankan Syariah

Sumber : Otoritas Jasa Keuangan(OJK), Statistik Perbankan Syariah, Nov-14

Data pada Tabel 1.1 dapat dilihat bahwa dari tahun ke tahun jumlah bank umum

syariah di Indonesia mengalami peningkatan dimana pada tahun 2008 bank syariah

hanya ada 5 unit namun sekarang, sampai bulan November 2014 bank syariah yang

ada di Indonesia sudah sebanyak 12 unit. Untuk unit usaha syariah memang

mengalami penurunan, ini dikarenakan ada beberapa unit usaha syariah yang telah

berubah menjadi bank umum syariah dan untuk jumlah bank pembiayaan rakyat

syariah (BPRS) sama seperti bank umum syariah juga terus mengalami peningkatan.

Tabel 1.2

Indikator Utama Perbankan Syariah

(dalam milyar rupiah dan persentase)

Indikator Tahun

Ket 2008 2009 2010 2011 2012 2013 Nov-14

Aset 49.555 66.090 97.519 145.467 195.018 242.276 261.927

Rp DPK 36.852 52.271 76.036 115.415 147.512 183.534 209.644

Pembiayaan 38.199 46.886 68.181 102.655 147.505 184.122 198.376

FDR 103,65 89,70 89,67 88,94 100,00 100,32 94,62 %

NPF 1,42 4,01 3,02 2.52 2,22 2,62 4,86

Sumber : Otoritas Jasa Keuangan(OJK), Statistik Perbankan Syariah, Nov-2014

(www.ojk.go.id)

Data Tabel 1.2 menunjukkan perkembangan terakhir indikator-indikator umum

kinerja perbankan syariah. Perkembangan aset perbankan syariah meningkat sangat

Indikator Tahun

2008 2009 2010 2011 2012 2013 Nov-14

Bank Umum Syariah 5 6 11 11 11 11 12

Unit Usaha Syariah 27 25 23 24 24 23 22

Bank Pembiayaan

Rakyat Syariah 131 138 150 155 158 163 163

Page 18: POTENSI KEBANGKRUTAN PADA SEKTOR PERBANKAN SYARIAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30015/1/SHARFINA... · berdasarkan aturan yang berlaku di Fakultas Syariah

4

signifikan dari akhir tahun 2008 sampai dengan November 2014 sebesar lebih dari

428.56%. Penghimpunan dana (DPK) dan pembiayaan mencapai peningkatan sebesar

468.88% dan 419.32%. Perkembangan ini menunjukkan hal yang sangat baik, karena

dalam waktu kurang dari 10 tahun kinerja perbankan syariah menunjukkan hasil yang

positif.

Jika dilihat dari rasio pembiayaan yang disalurkan dengan besarnya dana pihak

ketiga (DPK) yang dinyatakan dalam nilai Financing to Deposit Ratio (FDR), maka

bank syariah memiliki rata-rata FDR sebesar 95.27%. Bila dilihat FDR perbankan

syariah tahun 2008, 2012 dan 2013 nilainya menunjukkan lebih dari 100%.

Tingginya nilai FDR ini karena pembiayaan yang disalurkan pada tahun tersebut

nilainya lebih besar dari dana pihak ketiga yang dihimpun. Hal yang perlu dicatat

disini meskipun pembiayaan yang disalurkan pada tahun 2008, 2012 dan 2013

nilainya lebih besar dari DPK, tapi tingkat kegagalan bayar yang dinyatakan dalam

rasio Non Performing Finance (NPF) pada tahun tersebut ternyata lebih rendah

daripada tahun 2009, 2010, 2011 dan 2014. Meskipun demikian nilai NPF dari tahun

2008 sampai November 2014 masih dikatakan aman karena nilainya masih di bawah

batas mimimal 5%.

Meski pada masa krisis keuangan tersebut perbankan syariah dapat bertahan dan

dapat mengatasi masalah-masalah yang terjadi dalam kegiatan usahanya, namun bank

syariah sebagai lembaga keuangan yang profit oriented tentu akan tetap menghadapi

berbagai resiko yang tidak menutup kemungkinan mengancam eksistensinya. Bank

Page 19: POTENSI KEBANGKRUTAN PADA SEKTOR PERBANKAN SYARIAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30015/1/SHARFINA... · berdasarkan aturan yang berlaku di Fakultas Syariah

5

yang tidak mampu bersaing untuk mempertahankan kinerjanya lambat laun akan

tergusur dari lingkungan industrinya dan akan mengalami kebangkrutan, demikian

pula dengan perbankan syariah. Oleh karena itu untuk mengantisipasi berbagai resiko

yang mungkin terjadi, diperlukan suatu tindakan sedini mungkin untuk mengukur

kondisi serta tingkat kesehatan perbankan syariah itu sendiri. Sistem peringatan dini

(early warning system) untuk memprediksi adanya keadaan kesulitan keuangan

(financial distress) yang menuju ke arah kebangkrutan ada beberapa model analisis

yang sering digunakan, salah satunya yang terkenal adalah model Altman Z-Score

yang dikemukakan oleh Edward I. Altman pada tahun 1968.

Model analisis ini menggunakan rasio-rasio tertentu sebagai model prediksi

dengan menggunakan teknik Multiple Discriminant Analysis (MDA). Rasio-rasio

yang digunakan mencerminkan rasio likuiditas, profitabilitas, leverage, dan aktivitas

perusahaan. Dengan adanya kombinasi dari rasio-rasio tersebut, maka model analisis

ini akan sangat membantu untuk mengetahui kinerja keuangan perusahaan dan dapat

membantu juga dalam memprediksi potensi kebangkrutan yang mungkin dialami oleh

sebuah perusahaan. Penilaian potensi kebangkrutan dimaksudkan untuk menilai

keberhasilan perbankan dalam perekonomian Indonesia, dalam industri perbankan

sendiri, mengukur tingkat kesehatan dari bank itu sendiri dalam menjaga fungsi

intermediasi, serta untuk peringatan dini dalam mengahadapi perubahan di

lingkungan bisnis perbakan itu sendiri atau perubahan ekonomi negara .

Page 20: POTENSI KEBANGKRUTAN PADA SEKTOR PERBANKAN SYARIAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30015/1/SHARFINA... · berdasarkan aturan yang berlaku di Fakultas Syariah

6

Berdasarkan uraian di atas, maka analisis untuk mengetahui keadaan perbankan

syariah yang mempunyai fungsi strategis dan menjadi urat nadi bagi perekonomian

Indonesia sangat penting dan dibutuhkan. Mengetahui kondisi perbankan syariah

apakah dalam keadaan sehat atau dalam keadaan yang berpotensi mengalami

kebangkrutan menjadi hal yang utama. Karena bila keadaan buruk suatu bank dapat

diketahui sejak awal, maka akan lebih mudah bagi pihak internal bank dan

pemerintah menyelamatkan kondisi bank tersebut dari hal yang paling buruk yaitu

kebangkrutan. Maka, dari latar belakang masalah yang telah diungkapakan penulis

memberi judul penelitian

“POTENSI KEBANGKRUTAN PADA SEKTOR PERBANKAN SYARIAH

UNTUK MENGHADAPI PERUBAHAN LINGKUNGAN BISNIS DENGAN

MENGGUNAKAN MODEL ALTMAN Z SCORE MODIFIKASI” (Studi Bank

Umum Syariah di Indonesia Periode 2010-2014)

B. Identifikasi Masalah

Masalah kebangkrutan pada suatu perusahaan termasuk bagi bank umum syariah

merupakan sebuah resiko yang tidak dapat dihindarkan, namun resiko ini dapat

diminimalisasi atau dicegah. Kebangkrutan sendiri merupakan akibat dari hasil

kinerja negatif yang dilakukan oleh bank umum syariah. Untuk mengetahui kinerja

bank umum syariah baik atau tidak dapat dilihat dari tingkat kesehatan bank umum

syariah tersebut. Penilaian tingkat kesehatan bank umum syariah dapat menggunakan

model analisis RGEC yang telah ditentukan oleh Bank Indonesia dan tertuang dalam

Page 21: POTENSI KEBANGKRUTAN PADA SEKTOR PERBANKAN SYARIAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30015/1/SHARFINA... · berdasarkan aturan yang berlaku di Fakultas Syariah

7

Peraturan Bank Indonesia No 13/PBI/2011 serta, Surat Edaran Bank Indonesia (SBI)

No. 13/24/DPNP tentang Penilaian Kesehatan Bank Umum.

Setelah melakukan pengukuran tingkat kesehatan bank, maka kemudian penulis

melakukan analisis untuk memprediksi potensi kebangkrutan bank umum syariah

tersebut. Model analisis yang digunakan adalah Multiple Discriminant Analysis

(MDA) atau yang lebih dikenal dengan nama model Altman z-score. Dalam

penelitian ini model Altman z-score yang digunakan adalah model Altman z-score

modifikasi. Menurut Ramadhani dan Lukviarman model Altman modifikasi ini dapat

digunakan pada semua perusahaan seperti manufaktur, non manufaktur, dan

perusahaan penerbit obligasi di negara berkembang (emerging market).3 Ini karena

dalam model Altman modifikasi variabel X5 (sales to total assets) dihilangkan,

karena perusahaan non manufaktur tidak mempunyai akun sales (penjualan) dan

mengganti X4 (market value of equity to book value of debt) menjadi book value of

equity to book value of debt (nilai buku ekuitas terhadap total kewajiban),

dikarenakan banyak industri yang belum listing di bursa saham sehingga belum

mempunyai nilai pasar saham.

Oleh karena itu penulis tertarik untuk meneliti potensi kebangkrutan dari bank

umum syariah di Indonesia menggunakan model Altman Z-Score modifikasi. Karena

3 Ayu Suci Ramadhani dan Niki Lukviarman, “Perbandingan Analisis Prediksi Kebangkrutan

Menggunakan Model Altman Pertama, Altman Revisi dan Altman Modifikasi Dengan Ukuran Dan Umur Perusahaan Sebagai variable Penjelas (Studi Pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di BEI)”, Jurnal Siasat Bisnis Vol.13, no.1 (2009): h.18.

Page 22: POTENSI KEBANGKRUTAN PADA SEKTOR PERBANKAN SYARIAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30015/1/SHARFINA... · berdasarkan aturan yang berlaku di Fakultas Syariah

8

menurut penjelasan sebelumnya model Altman modifikasi ini dapat digunakan untuk

perusahaan non manufaktur. Serta melengkapi penelitian ini dengan penilaian tingkat

kesehatan bank umum syariah di Indonesia menggunakan metode RGEC yang

merupakan model analisis yang memang diterapkan dalam mengukur tingkat

kesehatan bank di Indonesia.

C. Batasan dan Rumusan Masalah

1. Batasan Masalah

Penelitian ini dibatasi pada penilaian kondisi keuangan bank umum syariah dengan

mengacu pada laporan keuangan dan laporan GCG bank umum syariah yang telah

berdiri dari tahun 2010-2014. Untuk menilai tingkat kesehatan bank umum syariah

dengan menggunakan metode RGEC, pada metode RGEC ini yang menjadi faktor

penelitian ada empat yaitu, risk profile, good corporate governance, earning dan

capital.

Selain menilai tingkat kesehatan bank umum syariah, penelitian ini juga

memprediksi potensi kebangkrutan menggunakan model Altman Z-Score modifikasi.

Rasio yang digunakan dalam model analisis Z-Score ini ada empat macam yaitu net

working capital to total assets (modal kerja bersih terhadap aktiva), retained earnings

to total assets (laba ditahan terhadap aktiva), earning before interest and tax to total

assets (laba sebelum bunga dan pajak terhadap aktiva) dan book value of equity to

book value of debt (nilai buku ekuitas terhadap nilai buku kewajiban).

Page 23: POTENSI KEBANGKRUTAN PADA SEKTOR PERBANKAN SYARIAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30015/1/SHARFINA... · berdasarkan aturan yang berlaku di Fakultas Syariah

9

2. Rumusan Masalah

Berdasarkan identifikasi masalah dan batasan masalah yang telah dikemukakan di

atas, maka pokok permasalahan yang diajukan dalam penelitian ini agar dapat

dijawab adalah:

a. Bagaimana tingkat kesehatan bank umum syariah di Indonesia selama periode

2010-2014 menggunakan metode RGEC?

b. Bagaimana prediksi potensi kebangkrutan bank umum syariah di Indonesia selama

periode 2010-2014 menggunakan model Altman Z-score modifikasi?

D. Tujuan dan Manfaat Penelitian

1. Tujuan Penelitian

Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk:

a. menghitung, mengukur, menganalisis dan mengevaluasi tingkat kesehatan bank

umum syariah di Indonesia periode 2010 sampai 2014 menggunakan metode

RGEC.

b. menghitung, mengukur, menganalisis dan mengevaluasi prediksi potensi

kebangkrutan bank umum syariah di Indonesia periode 2010 sampai 2014

menggunakan model Altman Z-Score modifikasi.

2. Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat teoritis dan manfaat praktis,

yaitu:

Page 24: POTENSI KEBANGKRUTAN PADA SEKTOR PERBANKAN SYARIAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30015/1/SHARFINA... · berdasarkan aturan yang berlaku di Fakultas Syariah

10

a. Manfaat Teoritis:

1) Untuk mengetahui secara lebih lengkap dan jelas hal-hal apa saja yang

mempengaruhi kondisi kesehatan dan kebangkrutan pada bank umum syariah

dan dapat pula mempraktekkan dan membuktikan secara langsung teori-teori

yang didapat semasa perkuliahan.

2) Hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai bahan referensi tambahan dan bahan

pembelajaran bagi para akademisi, khususnya yang berhubungan langsung

dengan masalah prediksi kebangkrutan.

b. Manfaat Praktis

1) Hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan pertimbangan bagi bank umum

syariah dalam mengambil keputusan atau kebijakan yang berkaitan dalam

masalah keuangan.

2) Hasil penelitian ini juga dapat dijadikan masukan untuk lebih meningkatkan

kinerja keuangan bank umum syariah, agar dapat terus bertahan dan bersaing

dalam industri perbankan nasional.

3) Hasil penelitian memberikan informasi kondisi bank umum syariah di

Indonesia khususnya bagi pihak ketiga karena dapat dijadikan masukan dalam

pengambilan keputusan ketika akan melakukan investasi, sehingga kerugian

dari kesalahan investasi dapat diketahui sejak dini.

E. Sistematika Penulisan

Dalam skripsi ini penulis berpedoman pada buku “Pedoman Penulisan Skripsi”

Fakultas Syariah dan Hukum Universitas Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta tahun

Page 25: POTENSI KEBANGKRUTAN PADA SEKTOR PERBANKAN SYARIAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30015/1/SHARFINA... · berdasarkan aturan yang berlaku di Fakultas Syariah

11

2012. Penulis menyusun lima bab uraian, dimana dalam tiap-tiap bab dilengkapi

dengan sub-sub bab masing-masing yaitu sebagai berikut :

BAB I : PENDAHULUAN

Bab ini menguraikan latar belakang masalah, identifikasi masalah,

pembatasan dan perumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian,

serta sistematika penulisan penelitian.

BAB II : TINJAUAN PUSTAKA

Bab ini menyajikan landasan teori dalam penelitian yang didasarkan

pada teori-teori yang relevan, lalu membahas review studi terdahulu

yang fokus penelitiannya mirip dengan penelitian yang sedang

dilakukan dan menggambarkan kerangka pemikiran dalam penelitian.

BAB III : METODE PENELITIAN

Bab ini berisi penjelasan operasional variabel yang digunakan dalam

penelitian, sampel penelitian, jenis dan sumber data, serta metode

analisis data yang digunakan dalam penelitian.

Page 26: POTENSI KEBANGKRUTAN PADA SEKTOR PERBANKAN SYARIAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30015/1/SHARFINA... · berdasarkan aturan yang berlaku di Fakultas Syariah

12

BAB IV : HASIL DAN PEMBAHASAN

Bab ini berisi hasil penelitian, pembahasan hasil penelitian dan

interpretasi hasil penelitian.

BAB V : KESIMPULAN DAN SARAN

Bab ini berisi kesimpulan mengenai hasil penelitian dan saran yang

yang diberikan berkaitan dengan hasil penelitian bagi pihak-pihak

yang berkepentingan.

Page 27: POTENSI KEBANGKRUTAN PADA SEKTOR PERBANKAN SYARIAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30015/1/SHARFINA... · berdasarkan aturan yang berlaku di Fakultas Syariah

13

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Tinjauan Umum Perbankan Syariah

1. Pengertian dan Fungsi Bank Syariah

Pengertian bank syariah menurut Undang-Undang Nomor 21 tahun 2008 pasal 1

butir 7 bank syariah adalah bank yang menjalankan kegiatan usahanya berdasarkan

Prinsip Syariah.1 Perbankan syariah di Indonesia menurut kelembagaannya dapat

dibagi tiga kelompok yaitu bank umum syariah (BUS), unit usaha syariah (UUS) dan

bank pembiayaan rakyat syariah (BPRS).

Perkembangan landasan hukum yang mengatur segala tentang perbankan syariah

di Indonesia secara singkat diawali oleh:2

a. Undang-Undang No. 7 Tahun 1992 Tentang perbankan

Secara substansi undang-undang ini lebih banyak membahas tentang bank

konvensional daripada bank syariah. Undang-undang ini hanya menyatakan dalam

pasal 1 butir 12 bahwa bank boleh beroperasi berdasarkan prinsip bagi hasil.3

1 Undang-Undang Republik Indonesia No. 21 Tahun 2008, Tentang Perbankan Syariah,

diakses pada 30 Maret 2015 dari www.bi.go.id/id/perbankan/syariah/Documents/UU_21_08_Syariah 2 Dikutip dari artikel Abdul Rasyid, “Hukum Perbankan Syariah di Indonesia”, diakses pada 20

Oktober 2015 dari http://business-law.binus.ac.id/2015/06/02/hukum-perbankan-syariah-di-indonesia.

3 Undang-Undang Repeblik Indonesia No. 7 Tahun 1992, Tentang Perbankan, diakses pada 20 Oktober 2015 dari http://www.ojk.go.id/undang-undang-nomor-7-tahun-1992-tentang-perbankan-sebagaimana-diubah-dengan-undang-undang-nomor-10-tahun-1998

Page 28: POTENSI KEBANGKRUTAN PADA SEKTOR PERBANKAN SYARIAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30015/1/SHARFINA... · berdasarkan aturan yang berlaku di Fakultas Syariah

14

b. Undang-Undang No. 10 Tahun 1998 Tentang Perbankan

Undang-undang ini merupakan penyempurnaan dari UU No.7 Tahun 1992. Dalam

undang-undang ini diatur secara jelas bahwa baik bank umum maupun BPR dapat

menjalankan operasionalnya dan melakukan pembiayaan berdasarkan prinsip

syariah, antara lain pembiayaan berdasarkan prinsip bagi hasil (mudharabah),

pembiayaan berdasarkan prinsip penyertaan modal (musharakah), prinsip jual beli

barang dengan memperoleh keuntungan (murabah), atau pembiayaan barang

modal berdasarkan prinsip sewa murni tanpa pilihan (ijarah), atau dengan adanya

pilihan pemindahan kepemilikan atas barang yang disewa dari pihak bank oleh

pihak lain (ijarah wa iqtina).4

c. Undang-Undang No. 21 Tahun 2008 Tentang Perbankan Syariah

Aspek baru yang diatur dalam undang-undang ini adalah terkait dengan tata kelola

(corporate governance), prinsip kehati-hatian (prudential principles), menajemen

resiko (risk menagement), penyelesaian sengketa, otoritas fatwa dan komite

perbankan syariah serta pembinaan dan pengawasan perbankan syariah.5

4 Undang-Undang Repeblik Indonesia No. 10 Tahun 1998, Tentang Perbankan, diakses pada

20 Oktober 2015 dari http://www.ojk.go.id/undang-undang-nomor-7-tahun-1992-tentang-perbankan-sebagaimana-diubah-dengan-undang-undang-nomor-10-tahun-1998

5 Undang-Undang Republik Indonesia No. 21 Tahun 2008, Tentang Perbankan Syariah, diakses pada 30 Maret 2015 dari www.bi.go.id/id/perbankan/syariah/Documents/UU_21_08_Syariah

Page 29: POTENSI KEBANGKRUTAN PADA SEKTOR PERBANKAN SYARIAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30015/1/SHARFINA... · berdasarkan aturan yang berlaku di Fakultas Syariah

15

Perbankan syariah dalam melakukan kegiatan usahanya berasaskan prinsip

syariah, demokrasi ekonomi, dan prinsip kehati-hatian. Dalam UU No. 21 Tahun

2008 pasal 3, tujuan perbankan syariah adalah “menunjang pelaksanaan

pembangunan nasional dalam rangka meningkatkan keadilan, kebersamaan, dan

pemerataan kesejahteraan rakyat”.6

Fungsi bank selama ini dikenal sebagai intermediary (penghubung) antara pihak

yang kelebihan dana dengan pihak yang membutuhkan dana. Selain menjalankan

fungsi jasa keuangan seperti yang disebutkan tersebut, maka dalam bank syariah

memiliki fungsi yang sedikit berbeda dengan bank konvensional. Bank syariah bukan

hanya berperan sebagai sebuah lembaga usaha, tapi juga berperan sebagai lembaga

sosial.7 Menurut Sofyan Harahap fungsi bank syariah yaitu manajer investasi,

investor, jasa keuangan, dan fungsi sosial:8

a. Manajer Investasi

Bank syariah bertindak sebagai manajer investasi dari pemilik dana dimana dana

yang dikumpulkan tersebut disalurkan pada pembiayaan produktif, sehingga dana

yang disalurkan tersebut memperoleh keuantungan yang dapat dibagihasilkan

antara pihak bank syariah dengan pemilik dana.

6 Undang-Undang Republik Indonesia No. 21 Tahun 2008, “Tentang Perbankan Syariah”,

diakses pada 30 Maret 2015 dari www.bi.go.id/id/perbankan/syariah/Documents/UU_21_08_Syariah 7 Rizal Yaya, dkk, Akuntansi Perbankan Syariah Teori dan Praktik Kontenporer, (Jakarta:

Salemba Empat, 2013), h. 54. 8 Sofyan S. Harahap, dkk, Akuntansi Perbankan Syariah: Edisi Revisi (Jakarta: Lembaga

Penerbit Fakultas Ekonomi Universitas Trisakti (LPFE – Usakti), 2004), h. 5–8.

Page 30: POTENSI KEBANGKRUTAN PADA SEKTOR PERBANKAN SYARIAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30015/1/SHARFINA... · berdasarkan aturan yang berlaku di Fakultas Syariah

16

b. Investor

Bank syariah menginvestasikan dana yang disimpan pada bank tersebut (dana

pemilik bank maupun dana rekening investasi) dengan jenis dan pola investasi

yang sesuai dengan syariah.

c. Jasa Keuangan

Bank syariah memberikan layanan kliring, transfer, inkaso, pembayaran gaji, dan

lain sebagainya, hanya saja yang sangat diperhatikan adalah prinsip-prinsip syariah

yang tidak boleh dilanggar.

d. Fungsi Sosial

Bank syariah memberikan pelayanan sosial melalui dana Qardh (pinjaman

kebajikan) atau Zakat dan dana sumbangan sesuai dengan prinsip-prinsip Islam. 9

Fungsi ini juga yang membedakan atara fungsi bank konvensional dengan fungsi

bank syariah.

2. Laporan Keuangan Perbankan Syariah

Menurut Kasmir, laporan keuangan secara sederhana adalah “laporan yang

menunjukkan kondisi keuangan perusahaan saat ini atau dalam suatu periode

tertentu”.10 Dalam pernyataan standar akuntansi (PSAK) No 101 laporan keuangan

yang lengkap biasanya meliputi neraca, laporan laba rugi, laporan arus kas, laporan

perubahan ekuitas, laporan perubahan dana investasi terikat, laporan sumber dan

9 Sofyan S. Harahap, dkk, Akuntansi Perbankan Syariah”,h., 7-8 10 Kasmir, Analisis Laporan Keuangan, (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2014), h. 7

Page 31: POTENSI KEBANGKRUTAN PADA SEKTOR PERBANKAN SYARIAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30015/1/SHARFINA... · berdasarkan aturan yang berlaku di Fakultas Syariah

17

penggunaan dana zakat, Infaq dan shadaqah (ZIS), laporan sumber dan penggunaan

dana qardhul hasan, dan catatan atas laporan keuangan11.

Tujuan utama dari laporan keuangan adalah menyediakan informasi menyangkut

posisi keuangan, kinerja serta perubahan posisi keuangan suatu entitas syariah yang

bermanfaat bagi sejumlah besar pemakai dalam pengambilan keputusan ekonomi.

Selain itu, tujuan lainnya yang diungkapkan oleh Sri Nurhayati dan Wasilah adalah

sebagai berikut:12

a. Meningkatkan kepatuhan entitas syariah terhadap prinsip syariah.

b. Informasi kepatuhan entitas syariah terhadap prinsip syariah, serta informasi harta,

kewajiban, pendapatan, dan beban.

c. Informasi untuk membantu mengevaluasi pemenuhan tanggung jawab entitas

syariah terhadap amanah dalam mengamankan dana, menginvestasikannya pada

tingkat keuntungan yang layak.

d. Informasi mengenai tingkat keuntungan investasi yang diperoleh penanaman

modal dan pemilik dana syirkah temporer serta informasi mengenai pemenuhan

kewajiban fungsi sosial entitas syariah, termasuk pengelolaan dan penyaluran

zakat, infak, sedekah dan wakaf.

11 Ikatan Akuntansi Indonesia, PSAK No 101 Standar Akuntansi Keuangan, (Jakarta: IAI,

2007), h. 101.3. 12 Sri Nurhayati dan Wasilah, Akuntansi Syariah di Indonesia, (Jakarta: Salemba Empat, 2009),

h. 93.

Page 32: POTENSI KEBANGKRUTAN PADA SEKTOR PERBANKAN SYARIAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30015/1/SHARFINA... · berdasarkan aturan yang berlaku di Fakultas Syariah

18

3. Pengguna Laporan Keuangan Bank Syariah

Suatu laporan keuangan bermanfaat apabila informasi yang disajikan dalam

laporan keuangan tersebut dapat dipahami, relevan, andal, dan dapat

diperbandingkan. Maka dari itu, laporan keuangan dibuat untuk memenuhi kebutuhan

informasi bagi setiap pengguna dari laporan keuangan tersebut sehingga pengguna

laporan keuangan tersebut dapat mengambil keputusan dalam investasi dan

pendanaan.13

Pihak-pihak yang berkepentingan terhadap laporan keuangan bank syariah yaitu:

Shahibul maal (pemilik dana), kreditur, pembayar zakat, infak dan shadaqah,

pemegang saham, otoritas pengawas syariah, pemerintah, lembaga penjamin

simpanan dan masyarakat.14

4. Analisis Laporan Keuangan

Analisis laporan keuangan adalah suatu proses penilaian terhadap kondisi

keuangan perusahaan yang dilakukan secara cermat dan tepat untuk membantu

mengetahui posisi keuangan perusahaan dan memberikan informasi tentang

kelemahan dan kekuatan perusahaan.15 Sofyan S. Harahap mendefinisikan analisis

laporan keuangan adalah “menguraikan pos-pos laporan keuangan menjadi unit

informasi yang lebih kecil dan melihat hubungannya yang bersifat signifikan atau

yang mempunyai makna antara satu dengan yang lain baik antara data kuantitatif

13 Rizal Yaya, dkk, Akuntansi Perbankan Syariah Teori dan Praktik Kontemporer h. 85-86 14 Ikatan Akuntansi Indonesia, Pedoman Akuntansi Perbankan Syariah Indonesia, h. 1.2 15 Kasmir, Analisis Laporan Keuangan, (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2014), h. 66.

Page 33: POTENSI KEBANGKRUTAN PADA SEKTOR PERBANKAN SYARIAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30015/1/SHARFINA... · berdasarkan aturan yang berlaku di Fakultas Syariah

19

maupun data non-kuantitatif dengan tujuan untuk mengetahui kondisi keuangan lebih

dalam yang sangat penting dalam proses menghasilkan keputusan yang tepat”.16

Alat yang digunakan dalam analisis laporan keuangan yang biasa digunakan

adalah rasio-rasio keuangan seperti rasio likuiditas, solvabilitas, rentabilitas, aktivitas,

analisis laba kotor, break even point dan rasio lainnya.17 Teknik analisis laporan

keuangan ada dua jenis, yaitu teknik analisis horizontal dan teknik analisis vertikal.

Teknik analisis horizontal adalah teknik analisis dengan membandingkan laporan

keuangan untuk beberapa periode sehingga akan diketahui perkembangannya,

sedangkan teknik analisis vertikal adalah analisis laporan keuangan yang hanya

meliputi satu periode atau satu saat saja dengan membandingkan antara pos yang satu

dengan pos lainnya dalam laporan keuangan tersebut.18

B. Kebangkrutan (Bankruptcy)

Menurut Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 37 tahun 2004 pasal 1 butir

1 tentang Kepailitan dan Penundaan Kewajiban Pembayaran Utang, kepailitan adalah

sita umum atas semua kekayaan Debitor Pailit yang pengurusan dan pemberesannya

dilakukan oleh Kurator di bawah pengawasan Hakim Pengawas sebagaimana diatur

dalam undang-undang. Menurut Sentosa Sembiring bangkrut mengacu pada “hukum

kepailitan negara Anglo Saxon yang menyebutnya Bankruptcy yang berarti

16 Sofyan S. Harahap, Analisis Kritis Atas Laporan Keuangan, h. 333. 17 Kasmir, Analisis Laporan Keuangan,h.5. 18 Ibid., h. 64.

Page 34: POTENSI KEBANGKRUTAN PADA SEKTOR PERBANKAN SYARIAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30015/1/SHARFINA... · berdasarkan aturan yang berlaku di Fakultas Syariah

20

ketidakmampuan membayar utang”19. Kata Bankruptcy kemudian bila diterjemahkan

kedalam Bahasa Indonesia menjadi bangkrut.

Menurut Munawir secara garis besar penyebab kebangkrutan biasa dibagi menjadi

dua faktor, yaitu faktor internal perusahaan dan faktor eksternal, baik yang bersifat

khusus yang berkaitan langsung dengan perusahaan atau yang bersifat umum. 20

1. Faktor Internal adalah sebab-sebab yang timbul dari dalam perusahaan itu sendiri,

yang meliputi sebab finansial dan non finansial:21

a. Sebab yang meliputi bidang finansial, yaitu:

1) Utang yang terlalu besar, menimbulkan beban tetap yang berat bagi

perusahaan.

2) Adanya “current liabilities” yang lebih besar daripada “current assets”.

3) Banyaknya piutang yang tidak tertagih.

4) Kesalahan dalam kebijakan pemberian deviden.

5) Tidak cukupnya dana-dana penyusutan.

b. Sebab yang meliputi bidang non finansial, yaitu:

1) Adanya kesalahan pada para pendiri perusahaan.

2) Kurang baiknya struktur organisasi perusahaan.

3) Kesalahan dalam memilih pimpinan perusahaan.

4) Adanya “managerial incompetency”.

19 Sentosa Sembiring, Hukum Kepailitan dan Peraturan Perundang-undangan yang Terkait

dengan Kepailitan, (Bandung: Nuansa Aulia, 2006), h.11. 20 Munawir S., Analisis Informasi Keuangan, (Yogyakarta: Liberty Yogyakarta, 2002), h. 289. 21 Ibid., h. 289.

Page 35: POTENSI KEBANGKRUTAN PADA SEKTOR PERBANKAN SYARIAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30015/1/SHARFINA... · berdasarkan aturan yang berlaku di Fakultas Syariah

21

2. Faktor eksternal adalah sebab-sebab yang timbul atau berasal dari luar perusahaan

dan yang berada di luar kekuasaan atau kontrol dari pimpinan perusahaan atau

badan usaha, contohnya:22

a. Adanya persaingan yang hebat.

b. Berkurangnya permintaan terhadap produk yang dihasilkan.

c. Turunnya harga-harga dan lain sebagainya.

Informasi mengenai kebangkrutan sangat bermanfaat bagi beberapa pihak yaitu:23

1) Pemberi pinjaman

Informasi kebangkrutan bisa bermanfaat untuk mengambil keputusan siapa yang

akan diberi pinjaman dan kemudian bermanfaat untuk memonitor pinjaman yang

ada.

2) Investor

Mengembangkan model prediksi kebangkrutan untuk melihat tanda-tanda

kebangkrutan seawal mungkin dan kemudian mengantisipasi kemungkinan

tersebut.

3) Pihak pemerintah

Pemerintah mempunyai kepentingan untuk melihat tanda-tanda kebangkrutan

lebih awal supaya tindakan-tindakan yang perlu bisa dilakukan lebih awal.

22 Ibid., h. 290. 23 Mamduh M. Hanafi dan Abdul Halim, Analisis Laporan Keuangan, (Yogyakarta: UPP STIM

YKPN, 2007), h. 261.

Page 36: POTENSI KEBANGKRUTAN PADA SEKTOR PERBANKAN SYARIAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30015/1/SHARFINA... · berdasarkan aturan yang berlaku di Fakultas Syariah

22

4) Akuntan

Akuntan mempunyai kepentingan terhadap informasi kelangsungan usaha karena

akuntan akan menilai kemampuan going concern suatu perusahaan.

5) Manajemen

Informasi kebangkrutan digunakan untuk melakukan langkah-langkah preventif

sehingga biaya kebangkrutan dapat dihindari atau diminimalisasi.

C. Penilaian Tingkat Kesehatan Bank

Berdasarkan Undang-Undang No.10 Tahun 1998 pasal 29 tentang Perbankan,

bank wajib memelihara tingkat kesehatannya sesuai dengan ketentuan kecukupan

modal, kualitas aset, kualitas manajemen, likuiditas, rentabilitas, solvabilitas, dan

aspek lain yang berhubungan dengan usaha bank, dan wajib melakukan kegiatan

usaha sesuai dengan prinsip kehati-hatian.24 Selanjutnya menurut Peraturan Bank

Indonesia No 13/1/PBI/2011 tentang Penilaian Tingkat Kesehatan Bank Umum pasal

2 ayat 3 “bank wajib melakukan penilaian tingkat kesehatan dengan menggunakan

pendekatan resiko (Risk Based Bank Rating) baik secara individual maupun

konsolidasi”.25 Peraturan BI ini berlaku bagi seluruh bank umum, baik bank

konvensional ataupun bank syariah. Hal ini diperkuat dengan penerbitan Surat Edaran

Bank Indonesia No. 13/24/DPNP perihal Penilaian Tingkat Kesehatan Bank Umum

24 Undang-Undang Repeblik Indonesia No. 10 Tahun 1998, Tentang Perbankan, diakses pada

20 Oktober 2015 dari http://www.ojk.go.id/undang-undang-nomor-7-tahun-1992-tentang-perbankan-sebagaimana-diubah-dengan-undang-undang-nomor-10-tahun-1998

25 Bank Indonesia, “PBI No. 13/1/PBI/2011 Tentang Penilaian Tingkat Kesehatan Bank Umum”, diakses tanggal 30 Maret 2015 diakses dari www.bi.go.id/id/peraturan/No.13_24 DPNP_2011.

Page 37: POTENSI KEBANGKRUTAN PADA SEKTOR PERBANKAN SYARIAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30015/1/SHARFINA... · berdasarkan aturan yang berlaku di Fakultas Syariah

23

yang juga mengatakan bahwa Bank diwajibkan untuk menilai tingkat kesehatannya

menggunakan metode pendekatan Resiko (Risk Based Bank Rating) atau yang

dikenal juga dengan metode RGEC.

Bank diwajibkan untuk melakukan penilaian sendiri (self assessment) Tingkat

kesehatan Bank dengan menggunakan pendekatan Risiko (Risk-based Bank

Rating/RBBR) baik secara individual maupun secara konsolidasi, dengan cakupan

penilaian meliputi faktor-faktor sebagai berikut: Profil Risiko (risk profile), Good

Corporate Governance (GCG), Rentabilitas (earnings); dan Permodalan (capital)

untuk menghasilkan Peringkat Komposit Tingkat Kesehatan Bank.26

Dalam perhitungan menggunakan model RGEC cakupan yang menjadi bahan

penilaian tingkat kesehatan bank adalah Profil Resiko (Risk Profile), Good Corporate

Governance, Rentabilitas (Earning), dan Modal (Capital).

a. Profil resiko (Risk Profile)

Penilaian profil resiko ini adalah “penilaian terhadap resiko inheren (melekat) dan

kualitas penerapan manajemen resiko dalam operasional bank yang dilakukan

terhadap delapan resiko”.27 Resiko-resiko yang dapat dikuantifikasi (ukur) tersebut

adalah resiko kredit, pasar, likuiditas, opersional, hukum, stratejik, kepatuhan, dan

reputasi. Penilaian terhadap resiko-resiko tersebut kemudian dimasukkan kedalam

matrik penilaian, matrik penilaian profil resiko diberi peringkat 1 sampai 5. Berikut

26 Bank Indonesia, “Surat Edaran BI No. 13/24/DPNP Perihal Penilaian Tingkat Kesehatan

Bank Umum”, diakses tanggal 30 Maret 2015 dari www.ojk.go.id/surat-edaran-bank-indonesia-nomor-13-24-dpnp

27 Pernyataan dikutip dari Mahmudah, Penilaian Tingkat Kesehatan Bank Syariah (Studi Komparasi CAMELS dan RGEC pada BSM, BMI, dan BRI Syariah), (Skripsi S1, Fakultas Syariah dan Hukum Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, 2013), h. 31, t.d.

Page 38: POTENSI KEBANGKRUTAN PADA SEKTOR PERBANKAN SYARIAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30015/1/SHARFINA... · berdasarkan aturan yang berlaku di Fakultas Syariah

24

merupakan tabel yang menggambarkan matrik penilaian profil resiko menurut SEBI

No.13/24/DPNP/2011:28

Tabel 2.1

Matrik Penilaian Profil Resiko

Resiko

Inheren

Kualitas Penerapan Manajemen Resiko

Strong Satisfactory Fair Marginal Unsatisfactory

Low 1 1 2 3 4

Low to

Moderate 1 2 2 3 4

Moderate 2 2 3 4 4

Moderate to

High 2 3 4 4 5

High 3 3 4 5 5

b. Good Coorporate Governance (GCG)

Pengertian good corporate governance (GCG) menurut PBI No.8/4/PBI/2006

adalah “suatu tata kelola Bank yang menerapkan prinsip-prinsip keterbukaan

(transparancy), akuntabilitas (accountability), pertanggungjawaban (responsibility),

independensi (independency), dan kewajaran (fairness).”29 Bank dapat menilai GCG

dengan self assessment. Kegiatan self assessment dalam pelaksanaan GCG dapat

dilakukan sebagai evaluasi pelaksanaan prinsip-prinsip GCG. Hasil peringkat

28 Bank Indonesia, “Surat Edaran Bank Indonesia No. 13/24/DPNP Perihal Penilaian Tingkat

Kesehatan Bank Umum”, diakses pada 30 Maret 2015 dari www.ojk.go.id/surat-edaran-bank-indonesia-nomor-13-24-dpnp

29 Bank Indonesia, “PBI No. 8/4/PBI/2006 Tentang Pelaksanaan GCG Bagi Bank Umum”, diakses pada 30 Maret 2015 dari www.bi.go.id/id/peraturan/perbankan/pbi_82406

Page 39: POTENSI KEBANGKRUTAN PADA SEKTOR PERBANKAN SYARIAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30015/1/SHARFINA... · berdasarkan aturan yang berlaku di Fakultas Syariah

25

penilaian GCG dengan penetapan klasifikasi peringkat komposit berdasarkan Surat

Edaran Bank Indonesia No.9/12/DPNP ditunjukkan pada tabel di bawah ini:30

Tabel.2.2

Peringkat Komposit Penilaian Faktor GCG

Faktor

Nilai Komposit

< 1,5

1,5 ≤ Nilai

Komposit <

2,5

2,5 ≤ Nilai

Komposit <

3,5

3,5 ≤ Nilai

Komposit <

4,5

4,5 ≤ Nilai

Komposit < 5

GCG Sangat Baik Baik Cukup Baik Kurang Baik Tidak Baik

C. Rentabilitas (Earning)

Rentabilitas merupakan kemampuan bank dalam menghasilkan laba dari aktivitas

bisnis bank, selain itu aspek rentabilitas ini juga untuk mengukur tingkat efisiensi

usaha dan profitabilitas yang dicapai bank yang bersangkutan.31 Bank yang sehat

adalah bank yang nilai rentabilitasnya terus meningkat. Di bawah ini adalah tabel

yang menunjukkan penilaian terhadap peringkat rentabiliatas (earning) untuk sebuah

bank berdasarkan PBI No.13/1/PBI/2011.32

30 Bank Indonesia, “Surat Edaran BI No.9/12/DPNP Tentang Pelaksanaan GCG Bagi Bank

Umum”, diakases pada tanggal 30 Maret 2015 dari www.ojk.go.id/surat-edaran-bank-indonesia-nomor-9-12-dpnp

31 Kasmir, Analisis Laporan Keuangan, h.196. 32 Bank Indonesia, “PBI No. 13/1/PBI/2011 Tentang Penilaian Tingkat Kesehatan Bank

Umum”, diakses pada tanggal 30 Maret 2015 dari www.bi.go.id/id/peraturan/No.13_24 DPNP_2011.

Page 40: POTENSI KEBANGKRUTAN PADA SEKTOR PERBANKAN SYARIAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30015/1/SHARFINA... · berdasarkan aturan yang berlaku di Fakultas Syariah

26

Tabel 2.3

Penilaian Untuk Peringkat Rentabilitas (Earning)

Faktor Peringkat

1 2 3 4 5

Rentabilitas

(Earning)

Bank memiliki

efisiensi

operasi yang

sangat tinggi

dan stabil

sehingga

memiliki

potensi untuk

memperoleh

keuntungan

yang tinggi

Bank memiliki

efisiensi

operasi yang

tinggi dan

stabil sehingga

memiliki

potensi untuk

memperoleh

keuntungan

yang tinggi

Bank memiliki

efisiensi

operasi yang

cukup memadai

dan stabil

sehingga

memiliki

potensi untuk

memperoleh

keuntungan

yang memadai

Bank

memiliki

efisiensi

operasi yang

rendah dan

kurang stabil

sehingga

memiliki

potensi untuk

memperoleh

kerugian

Bank

memiliki

efisiensi

operasi yang

sangat

rendah

sehingga

memiliki

potensi

kerugian

yang tinggi

D. Permodalan (Capital)

Peraturan Bank Indonesia No.13/1/PBI/2011 menjelaskan penetapan peringkat

penilaian faktor permodalan bank dilakukan berdasarkan analisis secara

komprehensif terhadap parameter atau indikator permodalan dengan memperhatikan

signifikansi masing-masing parameter atau indikator serta mempertimbangkan

masalah lain yang mempengaruhi permodalan bank.33 Komponen penilaian

permodalan menurut PBI No.9/1/PBI/2007 diklasifikasikan menjadi rasio utama,

rasio penunjang dan rasio observed. Dari rasio-rasio tersebut rasio utama yang

dijadikan penilaian adalah nilai CAR atau kewajiban penyediaan modal minimum

(KPMM). Bank Indonesia lewat PBI No.15/12/PBI/2013 telah menetapkan bahwa

batas KPMM atau CAR yang wajib dimiliki oleh bank adalah minimal 8%.

33 Bank Indonesia, “PBI No. 13/1/PBI/2011

Page 41: POTENSI KEBANGKRUTAN PADA SEKTOR PERBANKAN SYARIAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30015/1/SHARFINA... · berdasarkan aturan yang berlaku di Fakultas Syariah

27

Berikut ini adalah kriteria penilaian tingkat kesehatan bank berdasarkan

permodalan bank syariah menurut Surat Edaran Bank Indonesia No.9/24/Dpbs tahun

2007 adalah34

Tabel 2.4

Penilaiaian Modal (Capital)

Penilaian tingkat kesehatan bank berdasarkan PBI No.13/1/PBI/2011 melalui

aspek kualitatif dan kuantitatif terhadap masing-masing faktor dan memberi penilaian

akhir berupa penilaian komposit berdasarkan analisis secara komprehensif dan

terstruktur dengan memperhatikan signifikansi masing-masing faktor.35 Berikut ini

merupakan peringkat komposit penilaian tingkat kesehatan bank dengan

34 Bank Indonesia, “Surat Edaran BI No.9/24/Dpbs/2007 Perihal Sistem Penilaian Tingkat

Kesehatan Bank Umum Berdarakan Prinsip Syariah", diakses tanggal 30 Maret 2015 dari www.bi.go.id/id/peraturan/perbankan/Pages/se_092407

35 Peraturan Bank Indonesia No.13/1/PBI/2011

Faktor

Peringkat

CAR ≥ 12% 9%≤ CAR <

12%

8% ≤ CAR <

9%

6% < CAR <

8% CAR ≤ 6%

CAR

Sangat

Memadai, bank

mempunyai

modal yang

sangat kuat

untuk menutup

resiko kerugian

dan penurunan

kualitas aktiva

Bank

mempunyai

modal yang

memadai untuk

menutup resiko

kerugian dan

penurunan

kualitas aktiva

Bank

mempunyai

modal yang

cukup memadai

untuk menutup

resiko kerugian

dan penurunan

kualitas aktiva

Bank

mempunyai

modal yang

kurang

memadai untuk

menutup resiko

kerugian dan

penurunan

kualitas aktiva

Bank

mempunyai

modal yang

tidak

memadai

untuk

menutup

resiko

kerugian dan

penurunan

kualitas

aktiva

Page 42: POTENSI KEBANGKRUTAN PADA SEKTOR PERBANKAN SYARIAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30015/1/SHARFINA... · berdasarkan aturan yang berlaku di Fakultas Syariah

28

mempertimbangkan penilaian dari seluruh aspek di dalam empat faktor yang ada pada

metode RGEC:

Tabel 2.5

Peringkat Komposit Penilaian Metode RGEC

Peringkat Penjelasan

PK-1

Mencerminkan kondisi bank secara umum sangat sehat sehingga dinilai mampu

menghadapi pengaruh negatif yang signifikan dari perubahan kondisi bisnis dan faktor

eksternal lainnya tercermin dari faktor-faktor peringkat penilaian, antara lain profil

resiko, penerapan GCG, rentabilitas, dan permodalan yang secara umum sangat baik.

Apabila terdapat kelemahan maka secara umum kelemahan tersebut tidak signifikan.

PK-2

Mencerminkan kondisi bank secara umum sehat sehingga dinilai mampu menghadapi

pengaruh negatif yang signifikan dari perubahan kondisi bisnis dan faktor eksternal

lainnya tercermin dari faktor-faktor peringkat penilaian, antara lain profil resiko,

penerapan GCG, rentabilitas, dan permodalan yang secara umum baik. Apabila terdapat

kelemahan maka secara umum kelemahan tersebut kurang signifikan.

PK-3

Mencerminkan kondisi bank secara umum cukup sehat sehingga dinilai cukup mampu

menghadapi pengaruh negatif yang signifikan dari perubahan kondisi bisnis dan faktor

eksternal lainnya tercermin dari faktor-faktor peringkat penilaian, antara lain profil

resiko, penerapan GCG, rentabilitas, dan permodalan yang secara umum cukup baik.

Apabila terdapat kelemahan maka secara umum kelemahan tersebut cukup signifikan

dan bila tidak diatasi dengan baik akan mengganggu kelangsungan usaha bank.

PK-4

Mencerminkan kondisi bank secara umum kurang sehat sehingga dinilai kurang mampu

menghadapi pengaruh negatif yang signifikan dari perubahan kondisi bisnis dan faktor

eksternal lainnya tercermin dari faktor-faktor peringkat penilaian, antara lain profil

resiko, penerapan GCG, rentabilitas, dan permodalan yang secara umum kurang baik.

Apabila terdapat kelemahan maka secara umum kelemahan tersebut signifikan dan tidak

dapat diatasi dengan baik sehigga mengganggu kelangsungan usaha bank.

PK-5

Mencerminkan kondisi bank secara umum tidak sehat sehingga dinilai kurang mampu

menghadapi pengaruh negatif yang signifikan dari perubahan kondisi bisnis dan faktor

eksternal lainnya tercermin dari faktor-faktor peringkat penilaian, antara lain profil

resiko, penerapan GCG, rentabilitas, dan permodalan yang secara umum tidak baik.

Apabila terdapat kelemahan maka secara umum kelemahan tersebut sangat signifikan,

sehingga untuk mengatasinya membutuhkan dukungan dana untuk memperkuat kondisi

keuangan.

Page 43: POTENSI KEBANGKRUTAN PADA SEKTOR PERBANKAN SYARIAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30015/1/SHARFINA... · berdasarkan aturan yang berlaku di Fakultas Syariah

29

D. Analisis Diskriminan

Menurut Agus Widarjono analisis diskriminan adalah “metode teknik dependen di

mana variabel dependennya bersifat non metrik”.36 Menurutnya analisis diskriminan

“…kombinasi linear dari dua atau lebih variabel independen yang akan membedakan

atau mendiskriminasikan dua objek atau lebih di dalam sebuah kelompok atau grup

…”37.

Model dasar analisis diskriminan mirip seperti regresi berganda, perbedaanya

terletak pada bila variabel dependen regresi berganda dilambangkan dengan Y, maka

analisis diskriminan dilambangkan dengan D.38 Perbedaan yang lebih mendasar

antara regresi berganda dengan analisis diskriminan adalah bila regresi berganda

variabel dependennya harus metrik (interval dan rasio), sedangkan dalam analisis

diskriminan variabel dependennya kategoris.39 Formula untuk analisis diskriman

dapat ditulis dalam bentuk fungsi diskrimanan sebagai berikut:40

Di mana:

D = skor diskriminan

36 Agus Widarjono, Analisis Statistika Multivariat Terapan, (Yogyakarta: UPP STIM YKPN,

2010),h. 167. 37 Ibid., h. 167 38 Bilson Simamora, Analisis Multivariat Pemasaran, (Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama,

2005), h. 144. 39 Ibid., h. 144 40 Ibid., h. 144

D = b0 + b1 X1 + b2 X2 + B3 X3 + … + bk Xk

Page 44: POTENSI KEBANGKRUTAN PADA SEKTOR PERBANKAN SYARIAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30015/1/SHARFINA... · berdasarkan aturan yang berlaku di Fakultas Syariah

30

b = koefisien diskriminan atau bobot

X = prediktor atau variabel independen

Bilson Simamora menjelaskan dalam fungsi diskriminan tersebut hal yang

diestimasi adalah “koefisien ‘b’, sehingga nilai ‘D’ setiap grup dapat berbeda. Ini

terjadi pada saat rasio jumlah kuadrat antar grup dengan rasio jumlah kuadrat dalam

grup mencapai nilai maksimum. Berdasarkan nilai D itulah keanggotaan objek

diprediksi”.41 Metode analisis diskriminan dikelompokkan ke dalam dua jenis yaitu

metode diskriminan dengan dua kategori (Two-Group Discriminant Analysis)dan

metode diskriminan dengan lebih dari dua kategori (Multiple Discriminant

Analysis)42.

E. Model Altman Z-Score

Altman menggunakan fungsi dari analisis diskriminan yang telah dijelaskan di atas

untuk memprediksi kebangkrutan pada suatu perusahaan, model prediksi

kebangkrutan yang digunakan adalah MDA (Multiple Discriminant Analysis) atau

lebih dikenal dengan z-score. Analisis z-score ini dibuat untuk mengatasi

keterbatasan dari analisis rasio keuangan karena dilakukan secara terpisah.43

41 Ibid., h. 144 42 Agus Widarjono, Analisis Statistika Multivariat Terapan, h. 168. 43 Nur Hasanah, “Analisis Rasio Keuangan Model Altman Dan Model Springate sebagai Early

Warning System Terhadap Prediksi Kondisi Bermasalah Pada Bank Go Public”, (Skripsi S1 Fakultas Ekonomi dan Ilmu Sosial, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, 2010), h. 18, t.d.

Page 45: POTENSI KEBANGKRUTAN PADA SEKTOR PERBANKAN SYARIAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30015/1/SHARFINA... · berdasarkan aturan yang berlaku di Fakultas Syariah

31

MDA (Multiple Discriminant Analysis) adalah sebuah bentuk analisis diskriminan

berganda atau dengan kata lain grup yang dimiliki sebagai variabel dependen bukan

lagi dua, melainkan tiga, empat atau lebih. Dalam membangun modelnya Altman

menggunakan rasio-rasio keuangan yang didasarkan pada popularitasnya dalam

literatur dan relevansi terhadap penelitian, rasio yang digunakan juga memiliki lima

kriteria yaitu rasio yang dapat mencerminkan likuiditas, profitabilitas, leverage,

solvency, dan rasio aktifitas.44

1. Model Altman Z-Score Original

Awalnya Altman menguji 22 rasio keuangan dari 33 perusahaan manufaktur yang

bangkrut dan 33 perusahaan yang tidak bangkrut pada tahun 1960 sampai 1965 dan

pada akhirnya didapatkan lima rasio keuangan yang dikombinasikan dan dinilai

paling berpengaruh untuk memprediksi potensi kebangkrutan perusahaan”.45 Formula

MDA pertama yang ditemukan oleh Altman ditulis sebagai berikut:46

44 Kosasih, “Analisis Tingkat Kebangkrutan Model Altman dan Foster Pada Perusahaan Textile

Dan Garment Go Public di BEI Periode 2007-2009, (Skripsi S1, Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, 2010), h. 54, t.d.

45 Mutiara Wahyuni, “Analisis Rasio Keuangan Terhadap Metode Altman Z-Score, Zmijewski Dan Springate Dalam Memprediksi Kebangkrutan Pada Sektor-Sektor Yang Terdaftar di BEI Perode 2009-2012”, (Skripsi S1, Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, 2014), h. 28, t.d.

46 Edward I. Altman, “Financial Ratios, Discriminant Analysis And The Prediction Of Corporate Bankruptcy”, The Journal of Finance, Vol 23 no. 4, (September 1968): h. 594.

Z = 1,2X1 + 1,4X2 + 3,3X3 + 0,6X4 + 1,0X5

Z = 0,012X1 + 0,014X2 + 0,033X3 + 0,006X4 + 0,999X5

Page 46: POTENSI KEBANGKRUTAN PADA SEKTOR PERBANKAN SYARIAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30015/1/SHARFINA... · berdasarkan aturan yang berlaku di Fakultas Syariah

32

Di mana:

X1 = net working capital to total assets X3 = earning before interest to total assets

X2 = retained earning to total assets X4 = market value of equity to total assets

X5 = sales to total assets Z = overall index

Nilai Z yang merupakan indeks keseluruhan fungsi multiple discriminant analysis.

Dibagi kedalam tiga kategori keadaan, yaitu:

a. Nilai Z < 1,81 maka tergolong perusahaan yang bangkrut.

b. Nilai 1,81 < Z < 2,99 maka perusahaan masuk dalam grey area atau perusahaan

tidak dapat dikatakan bangkrut tapi juga tidak dapat dikatakan sehat.

c. Nilai Z > 2,99 maka perusahaan dikategorikan dalam keadaan tidak bangkrut.

2. Model Altman Z-Score Revisi

Tahun 1984 Altman melakukan pengembangan model diskriminan alternatif z-

score yang sebelumnya. Pada penelitian kali ini Altman melakukan penyesuaian agar

model prediksi kebangkrutan ini dapat dipakai untuk perusahaan yang tidak

mempunyai nilai pasar ekuitas atau perusahaan non publik.47 Perubahan atau revisi

dilakukan pada variabel X4 dimana variabel sebelumnya merupakan nilai pasar

ekuitas terhadap total kewajiban (market value of equity to book value of total debt)

menjadi nilai buku ekuitas terhadap total kewajiban (book value of equity to book

47 ST.Ibrah Musfa Kamal, “Analisis Prediksi Kebangkrutan Pada Perusahaan Perbankan Go

Public di Bursa Efek Indonesia (dengan menggunakan model altman z-score)”, (Skripsi S1, Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Hasanuddin, 2012), h. 30, t.d

Page 47: POTENSI KEBANGKRUTAN PADA SEKTOR PERBANKAN SYARIAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30015/1/SHARFINA... · berdasarkan aturan yang berlaku di Fakultas Syariah

33

value of total debt).48 Hasil revisi dari model z-score awal ini tidak hanya pada

variabel rasio X4 saja tetapi juga pada nilai koefisien pada setiap variabel. Nilai Z

untuk model ini juga berbeda dari nilai Z pada model sebelumnya. Bentuk formula

MDA atau z-score hasil pengembangan Altman adalah49

Kriteria nilai Z pada model ini lebih rendah dari nilai sebelumnya yaitu:

a. Nilai Z < 1,23 maka termasuk perusahaan yang bangkrut.

b. Nilai 1,23 < Z < 2,90 maka perusahaan masuk dalam grey area,karena perusahaan

tersebut tidak dapat dikatakan bangkrut tapi juga tidak dapat dikatakan sehat.

c. Nilai Z > 2,90 maka perusahaan tersebut dikategorikan dalam keadaan sehat dan

memiliki kemungkinan bangkrut yang rendah.

3. Model Altman Z-Score Modifikasi

Altman terus mengembangkan model analisis diskriminan alternatifnya, agar

model prediksi kebangkrutannya dapat digunakan untuk semua jenis perusahaan,

seperti perusahaan manufaktur, non manufaktur dan perusahaan penerbit obligasi di

negara berkembang.50 Dalam z-score modifikasi ini Altman mengeliminasi variabel

48 Ibid., h. 30. 49 Edward I. Altman, “Predicting Financial Distress of Companies: Revisiting The Z-Score and

ZETA® Models”, The Journal of Finance,(Juli 2000): h. 20.

Z = 0,717X1 + 0,847X2 + 3,107X3 + 0,420X4 + 0,998X5

Z = 0,012X1 + 0,014X2 + 0,033X3 + 0,006X4 + 0,999X5

Page 48: POTENSI KEBANGKRUTAN PADA SEKTOR PERBANKAN SYARIAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30015/1/SHARFINA... · berdasarkan aturan yang berlaku di Fakultas Syariah

34

X5 (sales/total assets) karena rasio ini sangat bervariatif pada industri dengan ukuran

aset yang berbeda-beda. Maka, formula persamaan z-score yang telah di modifikasi

oleh Altman dkk menunjukkan fungsi diskriminan sebagai berikut:51

Di mana:

X1 = net working capital to total assets

X2 = retained earning to total assets

X3 = earning before interest and tax tototal assets

X4 = book value of equity to book value of debt

Z = overall index

Klasifikasi perusahaan yang bangkrut, grey area dan tidak bangkrut didasarkan

pada nilai z-score modifikasi adalah:

a. Nilai Z < 1,23 dikategorikan perusahaan yang bangkrut.

b. Nilai 1,23 < Z < 2,90 dikategorikan dalam grey area, perusahaan tersebut tidak

dapat dikatakan bangkrut tapi juga tidak dapat dikatakan sehat.

c. Nilai Z > 2,90 dikategorikan perusahaan yang tidak bangkrut.

50 Ayu Suci Ramadhani dan Niki Lukviarman, “Perbandingan Analisis Prediksi Kebangkrutan

Menggunakan Model Altman Pertama, Altman Revisi dan Altman Modifikasi Dengan Ukuran Dan Umur Perusahaan Sebagai variable Penjelas (Studi Pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di BEI)”, Jurnal Siasat Bisnis Vol.13, no.1, (2009), h.18.

51 Ibid, h. 22.

Z = 6,56X1 + 3,26X2 + 6,72X3 + 1,05X4

Z = 0,012X1 + 0,014X2 + 0,033X3 + 0,006X4 + 0,999X5

Page 49: POTENSI KEBANGKRUTAN PADA SEKTOR PERBANKAN SYARIAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30015/1/SHARFINA... · berdasarkan aturan yang berlaku di Fakultas Syariah

35

B. Penelitian Terdahulu

Sejumlah studi telah banyak dilakukan untuk mengetahui kondisi keuangan suatu

bank dengan menggunakan analisis rasio keuangan dalam memprediksi potensi

kebangkrutan usaha, salah satu model yang digunakan untuk memprediksi potensi

kebangkrutan usaha adalah multiple discriminant analysis (MDA) atau disebut juga

model z-score. Studi yang membahas tentang model analisis diskriminan alternatif ini

antara lain dilakukan oleh:

Altman pada tahun 1968 melakukan penelitian untuk memprediksi kebangkrutan

66 perusahaan manufaktur, Altaman menguji 22 rasio keuangan dengan model

Multiple Discriminant Analysis (MDA).52 Akhirnya diperoleh lima rasio keuangan

yang paling berkontribusi pada model prediksi ini yaitu net working capital to total

assets, retained earning to total assets, EBIT to total assets, market value equity to

total Liabilities, dan sales to total assets. Dalam penelitiannya, Altman menerapkan

bahwa ambang batas perusahaan yang sehat adalah apabila nilai Z berada antara 2.99

dan 1.81, artinya jika Z-sore perusahaan di atas 2.99 maka perusahaan dinyatakan

sehat dan jika berada di bawah 1.81 maka perusahaan potensial bangkrut. Hasil studi

Altman hanya mampu memperoleh ketepatan prediksi sebesar 95% untuk data satu

tahun sebelum kebangkrutan, 72% untuk dua tahun sebelum kebangkrutan, 48%

untuk tiga tahun sebelum kebangkrutan, 29% untuk empat tahun sebelum

kebangkrutan dan 26% untuk lima tahun sebelum kebangkrutan

52 Edward I. Altman, “Financial Ratios, Discriminant Analysis And The Prediction of Corporate

Bankruptcy”, The Journal Of Finance, Vol 23, no. 4: (September 1968).

Page 50: POTENSI KEBANGKRUTAN PADA SEKTOR PERBANKAN SYARIAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30015/1/SHARFINA... · berdasarkan aturan yang berlaku di Fakultas Syariah

36

Endri tahun 2008 melakukan penelitian untuk memprediksi kebangkrutan pada

tiga bank syariah di Indonesia yaitu, Bank Muamalat Indonesia, Bank Syariah

Mandiri dan Bank Syariah Mega Indonesia.53 Periode penelitian dari tahun 2005-

2007, dengan menggunakan model analisis Altman z-score. Hasil dari penelitian

tersebut menunjukkan semua bank syariah yang diteliti menghasilkan nilai Z-score

yang ≤ 1,81 sehingga dapat dikatakan akan mengalami kemungkinan kebangkrutan.

Hal ini disebabkan nilai variabel X1 (net working capital to total assets) dari ketiga

bank syariah bernilai negatif.

Agustin dan Iman tahun 2010 melakukan penelitian prediksi kebangkrutan

terhadap Bank Century menggunakan model analisis Altman z-score dan CAMEL

untuk periode 2000-2008.54 Hasil penelitian dengan menggunakan model analisis z-

score menunjukkan bahwa Bank Century dari tahun 2000-2008 dinyatakan dalam

kategori bangkrut, ini karena nilai z-score yang dihasilkan di bawah 1.81. Sedangkan

hasil penelitian menggunakan metode CAMEL yang diwakili oleh rasio CAR, NIM,

BOPO, ROA, dan ROE menghasilkan nilai yang dikategorikan kurang sehat, hanya

rasio LDR yang dikategorikan dalam keadaan yang cukup sehat.

Nurhasanah tahun 2010 melakukan penelitian menggunakan model analisis

Altman dan Springate untuk memprediksi kondisi bermasalah pada bank yang telah

53 Endri. “Prediksi Kebangkrutan Bank Untuk Menghadapi dan Mengelola Perubahan

Lingkungan Bisnis: Analisis Model Altman Z-Score”. Perbanas Quarterly Review, Vol.2, (2008). 54 Agustin Andria Rosa dan Iman Murtono Soenhadji. “Analysis of Altman Z (Zeta)-Score

Method To Predict Bankruptcy of Century Bank”. Jurnal Program Pasca Sarjana, (2010).

Page 51: POTENSI KEBANGKRUTAN PADA SEKTOR PERBANKAN SYARIAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30015/1/SHARFINA... · berdasarkan aturan yang berlaku di Fakultas Syariah

37

go pubic.55 Penelitian ini menunjukkan hasil bahwa model analisis Altman dan

Springate mempunyai tingkat akurasi atau ketepatan yang sama dalam memprediksi

kondisi bermasalah bank sebesar 94,8%. Bila dalam model Altman variabel yang

mempunyai discriminating power adalah net working capital to total asset dan

market value of equity to book value of debt, untuk model Springate adalah variabel

net working capital to total asset.

Nadratuzzaman dan Shofaun Nada tahun 2013 melakukan penelitian untuk

mengukur tingkat kesehatan dan gejala financial distress bank umum syariah di

Indonesia.56 Penelitian menggunakan tiga bank umum syariah sebagai objek

penelitian, yaitu Bank Muamalat Indonesia, Bank Syariah Mandiri dan Bank Syariah

Mega Indonesia dengan tahun data penelitian yaitu 2007-2010. Penelitian ini

menggunakan model analisis Altman z-score revisi dan CAMEL. Hasil penelitian

menunjukkan ketiga bank umum syariah menggunakan model z-score berada pada

kategori bangkrut ini karena nilai z-score dari bank syariah tersebut dibawah 1.81 dan

ketika menggunakan metode CAMEL yang diwakili oleh rasio KPMM, ECR, KAP,

NPF, NOM, ROA, ROE, REO, STM dan STMP menunjukkan bahwa dari rasio-rasio

tersebut bank umum syariah berada pada kategori yang sehat.

55 Nurhasanah. “Analisis Rasio Keuangan Model Altman dan Model Springate Sebagai Early

Warning System Terhadap Prediksi Kondisi Bermasalah Pada Bank Go Public”. (Skripsi S1 Fakultas Ekonomi dan Ilmu Sosial, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, 2010).

56 Muhamad Nadratuzzaman Hosen dan Shofaun Nada. “Pengukuran Tingkat Kesehatan dan Gejala Financial Distress Bank Umum Syariah”. Jurnal Economia, Vol. 9, no. 2, (Oktober 2013).

Page 52: POTENSI KEBANGKRUTAN PADA SEKTOR PERBANKAN SYARIAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30015/1/SHARFINA... · berdasarkan aturan yang berlaku di Fakultas Syariah

38

Tabel 2.6

Penelitian Terdahulu

Tahun Nama Peneliti Judul Penelitian Perbedaan Dengan Penulis

1968 Altman

Financial Ratio,

Discriminant

Analysis and The

Predictionof

Corporate

Bankruptcy

Altman menggunakan perusahaan manufaktur dalam

penelitiannya dan menggunakan model z-score original

sebagai model analisisnya. Sedangkan dalam penelitian

ini penulis menggunakan perusahaan bank umum syariah

untuk mengetahui prediksi potensi kebangkrutan.

2008 Endri

Prediksi

Kebangkrutan Bank

Untuk Menghadapi

dan Mengelola

Peerubahan

Lingkungan Bisnis:

Analisis Model

Altman Z-Score

Penelitian Endri menggunakan tiga bank umum syariah

yaitu Bank Muamalat Indonesia, Bank Syariah Mandiri

dan Bank Syariah Mega Indonesia Periode 2005-2007,

Model analisis yang digunakan model z-score revisi.

Sedangkan penulis menggunakan seluruh bank umum

syariah yang telah berdiri selama periode 2010-2014 dan

model analisis yang digunakan model z-score modifikasi.

2010 Agustin dan

Iman

Analysis of Altman Z

(Zeta)-Score Method

To Predict

Bankruptcy of

Century Bank

Penelitian Agustin dan Iman hanya pada bank Century

dengan model analisis yang digunakan model analisis z-

score revisi. Sedangkan dalam penelitian ini yang diteliti

bank umum syariah dengan menggunakan model analisis

z-score modifikasi.

2010 Nurhasanah

Analisis Rasio

Keuangan Model

Altman dan Model

Springate Sebagai

Early Warning

System Terhadap

Prediksi Kondisi

Bermasalah Pada

Bank Go Public

Penelitian Nurhasanah menggunakan bank konvensional

yang bermasalah dan tidak bermasalah dengan

menggunakan model analisis z-score revisi dan Springate.

Sedangkan dalam penelitian ini yang diteliti adalah

seluruh bank umum syariah dan model analisis yang

digunakan hanya Altman z-score modifikasi.

2012

Muhamad

Nadratuzzaman

dan Shofaun

Nada

Pengukuran Tingkat

Kesehatan dan

Gejala Financial

Distress Bank Umum

Syariah

Penelitian Nadratuzzaman dan Shofaun Nada

menggunakan tiga bank umum syariah yaitu Bank

Muamalat Indonesia, Bank Syariah Mandiri dan Bank

Syariah Mega Indonesia Periode 2007-2010, Model

analisis yang digunakan model z-score revisi. Sedangkan

penulis menggunakan seluruh bank umum syariah yang

telah berdiri selama periode 2010-2014 dan model analisis

yang digunakan model z-score modifikasi.

Sumber: diolah dari berbagai hasil penelitian

Page 53: POTENSI KEBANGKRUTAN PADA SEKTOR PERBANKAN SYARIAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30015/1/SHARFINA... · berdasarkan aturan yang berlaku di Fakultas Syariah

39

C. Kerangka Berpikir

Setiap perusahaan pasti akan memiliki resiko kebangkrutan yang selalu melekat

pada setiap jenis usaha yang dilakukan, begitupun dengan perusahaan perbankan

syariah. Meskipun perusahaan perbankan syariah selama ini belum pernah mengalami

masalah keuangan yang menyebabkan kebangkrutan atau dilikuidasinya bank syariah,

tetap saja bank syariah harus waspada dan melakukan berbagai tindakan pencegahan

sejak dini agar potensi dari kebangkrutan tersebut dapat terus dicegah.

Salah satu caranya adalah melakukan penilaian terhadap tingkat kesehatan bank

umum syariah, kemudian melakukan analisis potensi kebangkrutan untuk menilai

bagaimana perusahaan mereka pada masa sekarang dan bagaimana perusahaan

mereka nantinya. Untuk itu maka digunakanlah model analisis penilaian terhadap

tingkat kesehatan bank dengan metode RGEC dan model pendekatan analisis

diskriminan yang dikembangkan oleh Altman yaitu multiple discriminant analysis

(MDA) atau dikenal dengan nama z-score. Hasil dari menggunakan kedua model

analisis ini dijadikan suatu alat atau bahan untuk manajemen perusahaan perbankan

agar dapat lebih awal mengetahui bagaimana keadaaan keuangan mereka.

Berdasarkan pada kajian teori, hasil penelitian terdahulu mengenai prediksi

kebangkrutan di atas, maka permasalahan dalam penelitian ini dapat digambarkan

dengan kerangka pemikiran sebagai berikut:

Page 54: POTENSI KEBANGKRUTAN PADA SEKTOR PERBANKAN SYARIAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30015/1/SHARFINA... · berdasarkan aturan yang berlaku di Fakultas Syariah

40

Gambar 2.1

Kerangka Berpikir

Bank Umum Syariah

Kinerja Keuangan Bank Umum Syariah

Laporan Keuangan

Rasio Keuangan Metode RGEC

1. Risk Profile :

a. Non Performing Financing (NPF)

b. Liquidity Risk (LR)

2. Earning :

a. Net Core Operation Margin

(NCOM)

b. Return on Assets (ROA)

3. Capital :

a. Capital Adequacy Ratio (CAR)

Rasio Keuangan Model Altman Z-Score

Modifikasi

Z = 6.65X1 + 3.26X2 + 6.72X3 + 1.05X4

1. Net Working Capital to Total Assets

2. Retained Earning to Total Assets

3. Earning Before Interest and Tax to Total

Assets

4. Book Value of Equity to Book Value of

Debt

Prediksi

Hasil

Evaluasi

Page 55: POTENSI KEBANGKRUTAN PADA SEKTOR PERBANKAN SYARIAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30015/1/SHARFINA... · berdasarkan aturan yang berlaku di Fakultas Syariah

41

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Lingkup Penelitian

Bank umum syariah (BUS) di Indonesia yang terdaftar dalam Bank Indonesia dan

Otoritas Jasa Keuangan (OJK) pada tahun 2010 sampai akhir 2014 berjumlah 12

BUS. Daftar dari perusahaan bank umum syariah (BUS) di Indonesia dapat dilihat

pada tabel berikut ini:

Tabel 3.1

Daftar Bank Umum Syariah

No Bank Umum Syariah

Kode Bank

Umum

Syariah

Tahun Berdiri

Bank Umum

Syariah

1 Bank Muamalat Indonesia BMI November 1991

2 Bank Victoria Syariah BVS April 2010

3 BRI Syariah BRIS November 2008

4 B.P.D Jawa Barat Banten Syariah BJBS Januari 2010

5 BNI Syariah BNIS April 2000

6 Bank Syariah Mega Indonesia BMS Juli 2004

7 Bank Panin Syariah BPS Desember 2009

8 Bank Syariah Bukopin BSB Oktober 2008

9 Bank Syariah Mandiri BSM November 1999

10 BCA Syariah BCAS April 2010

11 Maybank Syariah MBS Oktober 2010

12 BTPN Syariah BTPNS Mei 2014

Dari 12 bank umum syariah di atas, penulis akan menggunakan 10 bank umum

syariah saja sebagai sampel penelitian. Pemilihan 10 bank umum syariah ini

didasarkan pada pertimbangan sebagai berikut:

Page 56: POTENSI KEBANGKRUTAN PADA SEKTOR PERBANKAN SYARIAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30015/1/SHARFINA... · berdasarkan aturan yang berlaku di Fakultas Syariah

42

1. Bank syariah yang dipilih adalah bank yang sudah berdiri menjadi bank umum

syariah sejak tahun 2010-2014.

2. Bank umum syariah mempunyai kelengkapan data laporan keuangan yang telah di

audit dan dipublikasikan dari tahun 2010-2014.

3. Bank umum syariah juga harus mempunyai kelengkapan laporan good corporate

governance (GCG) untuk tahun 2010-2014.

Maka dari pertimbangan tersebut ada dua bank umum syariah yang tidak masuk

untuk dijadikan sampel penelitian, yaitu Maybank Syariah dan BTPN Syariah.

B. Jenis Penelitian Dan Metode Pengumpulan Data

Penelitian ini adalah penelitian kuantitatif, dengan objek penelitian adalah kondisi

keuangan bank umum syariah di Indonesia tahun 2010-2014. Data yang digunakan

adalah data sekunder berupa laporan keuangan bank umum syariah dan laporan GCG

bank umum syariah tahun 2010-2014. Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini

menggunakan studi dokumentasi, yaitu dengan cara mengumpulkan dan mengkaji

data-data laporan keuangan bank umum syariah melalui hasil pencarian dari internet.

C. Metode Analisis Data

Penelitian ini menggunakan dua model analisis, yaitu metode RGEC dan model

analisis Altman z-score modifikasi. Dalam mengolah data tersebut penulis

menggunakan alat bantu berupa perangkat komputer Ms. Excel.

Page 57: POTENSI KEBANGKRUTAN PADA SEKTOR PERBANKAN SYARIAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30015/1/SHARFINA... · berdasarkan aturan yang berlaku di Fakultas Syariah

43

D. Operasional Variabel Penelitian

Maka akan dijelaskan variabel yang digunakan dalam penelitian menurut masing-

masing model analisis, yaitu:

1. Metode RGEC, dalam penilaian tingkat kesehatan bank menggunakan model

analisis ini variabel-variabel yang akan dihitung yaitu:

a. Risk Profile (profil resiko) untuk resiko inheren penilaiannya digambarkan

melalui rasio NPF dan Liquidity Risk. Sedangkan untuk kualitas manajemen

resikonya berdasarkan data yang ada dalam laporan tahunan dan GCG masing-

masing bank umum syariah.

1) NPF (Non Performing Finance) adalah rasio yang didapat dengan cara

membandingkan pembiayaan bermasalah dengan total pembiayaan yang

disalurkan. Semakin kecil nilai dari rasio ini menunjukkan indikasi bank

umum syariah akan mendapat laba yang tinggi, karena pembiayaan yang

disalurkan tidak ada yang macet. Rumus NPF adalah

NPF = Pembiayaan Bermasalah

Total Pembiayaan

Page 58: POTENSI KEBANGKRUTAN PADA SEKTOR PERBANKAN SYARIAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30015/1/SHARFINA... · berdasarkan aturan yang berlaku di Fakultas Syariah

44

Kriteria penilaian atas rasio NPF menurut Surat Edaran Bank Indonesia

No. 9/24/Dbps Tahun 2007 adalah:1

Tabel 3.2

Kriteria Nilai NPF

2) LR (Liquidity Risk) adalah rasio perbandingan antara asset lancar dikurang

dengan kewajiban lancar terhadap total dana pihak ketiga (DPK). Semakin

tinggi rasio ini menunjukkan kemampuan likuiditas bank umum syariah

yang sangat baik. Rumus Liquidity Risk Ratio adalah:

1 Surat Edaran BI No.9/24/Dpbs/2007 Perihal Sistem Penilaian Tingkat Kesehatan Bank

Umum Berdarakan Prinsip Syariah", diakses tanggal 30 Maret 2015 dari www.bi.go.id/id/peraturan/perbankan/Pages/se_092407

Peringkat Kreteria Penilaian Predikat

1 NPF < 2 % Sangat Sehat

2 2 % ≤ NPF < 5 % Sehat

3 5 % ≤ NPF < 8 % Cukup Sehat

4 8 % ≤ NPF < 12 % Kurang Sehat

5 NPF ≥ 12 % Tidak Sehat

LR = Aktiva Lancar – Kewajiban Lancar

Total DPK

Page 59: POTENSI KEBANGKRUTAN PADA SEKTOR PERBANKAN SYARIAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30015/1/SHARFINA... · berdasarkan aturan yang berlaku di Fakultas Syariah

45

Kriteria penilaian atas rasio LR menurut Surat Edaran Bank Indonesia

yaitu:

Tabel 3.3

Kriteria Nilai LR

Peringkat Kreteria Penilaian Predikat

1 LR > 20 % Sangat Sehat

2 15 % < LR ≤ 20 % Sehat

3 5 % < LR ≤ 15 % Cukup Sehat

4 0 % < LR ≤ 5 % Kurang Sehat

5 LR ≤ 0 % Tidak Sehat

b. Good Corporate Governance (GCG) untuk faktor ini akan dinilai berdasarkan

nilai komposit (NK) dari hasil self assessment yang dilakukan oleh bank umum

syariah. Hasil tersebut kemudian dipublikasikan melalui laporan GCG masing-

masing bank umum syariah. Kriteria penilaian untuk faktor ini berdasarkan

Surat Edaran Bank Indonesia No.9/12/DPNP yaitu:2

Tabel 3.4

Kriteria Nilai GCG

Peringkat Kreteria Penilaian Predikat

1 NK < 2 Sangat Baik

2 1,5 ≤ NK < 2, 5 Baik

3 2,5 ≤ NK < 3,5 Kurang Baik

4 3,5 ≤ NK < 4,5 Cukup Baik

5 4,5 ≤ NK < 5 Tidak Baik

2 Surat Edaran BI No.9/12/DPNP Tentang Pelaksanaan GCG Bagi Bank Umum”, diakases pada

tanggal 30 Maret 2015 dari www.ojk.go.id/surat-edaran-bank-indonesia-nomor-9-12-dpnp

Page 60: POTENSI KEBANGKRUTAN PADA SEKTOR PERBANKAN SYARIAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30015/1/SHARFINA... · berdasarkan aturan yang berlaku di Fakultas Syariah

46

b. Earning (Rentabilitas) untuk mencerminkan hasil penilaian rentabilitas

(earning) bank umum syariah, maka peneliti menggunakan rasio Return On

Asset (ROA) dan Net Core Operation Margin (NCOM).

1) Return On Asset (ROA) adalah rasio perbandingan antara pendapatan

tahun berjalan terhadap total aktiva. Semakin tinggi nilai rasio ini

menunjukkan pendapatan bank syariah yang meningkat karena pengelolaan

asset yang baik.. Rumus rasio ROA ini adalah:

Berdasarkan Surat Edaran Bank Indonesia No. 6/23/DPNP tahun 2004

diperoleh standar untuk nilai rasio ROA yaitu:

Tabel 3.5

Kriteria Nilai ROA

Peringkat Kreteria Penilaian Predikat

1 ROA > 1,5 % Sangat Sehat

2 1,25 % < ROA ≤ 1,5 % Sehat

3 0,5 % < ROA ≤ 1,25 % Cukup Sehat

4 0 % < ROA ≤ 0,5 % Kurang Sehat

5 ROA ≤ 0,5% Tidak Sehat

ROA = Pendapatan Tahun Berjalan

Total Aktiva

Page 61: POTENSI KEBANGKRUTAN PADA SEKTOR PERBANKAN SYARIAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30015/1/SHARFINA... · berdasarkan aturan yang berlaku di Fakultas Syariah

47

2) Net Core Operation Margin (NCOM) adalah rasio perbandingan antara

pendapatan penyaluran dana terhadap akiva produktif. Semakin tinggi nilai

rasio ini menunjukkan pendapatan yang diterima bank dari kegiatan

penyaluran dana semakin banyak. Rumus rasio NCOM adalah:

Kriteria penilaian terhadap rasio NCOM ini berdasarkan Surat Edaran

Bank Indonesia yaitu:

Tabel 3.6

Kriteria Nilai NCOM

Peringkat Kreteria Penilaian Predikat

1 NCOM > 3 % Sangat Sehat

2 2 % < NCOM ≤ 3 % Sehat

3 1,5 % < NCOM ≤ 2 % Cukup Sehat

4 1 % < NCOM ≤ 1,,5 % Kurang Sehat

5 ROA ≤ 1 % Tidak Sehat

c. Capital (Modal), untuk menggambarkan keadaan dari modal ini, maka peneliti

menggunakan Current Asset Ratio (CAR) dalam perhitungannya. CAR adalah

rasio perbandingan antara total modal terhadap aktiva tertimbang menurut

resiko (ATMR). Rumus rasio CAR adalah:

CAR = Total Modal

ATMR

NCOM = Pendapatan Penyaluran Dana

Aktiva Produktif

Page 62: POTENSI KEBANGKRUTAN PADA SEKTOR PERBANKAN SYARIAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30015/1/SHARFINA... · berdasarkan aturan yang berlaku di Fakultas Syariah

48

Kriteria penilaian tingkat kesehatan bank umum syariah berdasarkan nilai

CAR menurut Surat Edaran Bank Indonesia No. 9/24/Dbps tahun 2007 yaitu:

Tabel 3.7

Kriteria Nilai CAR

Peringkat Kreteria Penilaian Predikat

1 CAR ≥ 12 % Sangat Sehat

2 9 % < CAR ≤ 12 % Sehat

3 8 % < CAR ≤ 9 % Cukup Sehat

4 6% < CAR ≤ 8 % Kurang Sehat

5 CAR ≤ 8 % Tidak Sehat

2. Model analisis Altman z-score modifikasi, dalam model analisis ini ada empat

rasio yang digunakan untuk mendapatkan nilai z-score yang dibutuhkan dalam

mengkategorikan keadaan bank umum syariah. Rasio tersebut adalah:

a. X1 = Net Working Capital to Total Assets

Rasio ini dihitung dengan membagi modal kerja bersih dengan total

aktiva. Modal kerja bersih (Net working Capital) diperoleh dengan cara

aktiva lancar dikurangi dengan kewajiban lancar. Modal kerja bersih negatif

kemungkinan besar akan menghadapi masalah dalam menutupi kewajiban

jangka pendeknya karena tidak tersedianya aktiva lancar yang cukup untuk

memenuhi kewajiban tersebut.3

3 Kasmir, Analisis Laporan Keuangan, (Jakarta: PT. RajaGrafindo Persada, 2014), h. 132

Page 63: POTENSI KEBANGKRUTAN PADA SEKTOR PERBANKAN SYARIAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30015/1/SHARFINA... · berdasarkan aturan yang berlaku di Fakultas Syariah

49

b. X2 = Retained Earning to Total Assets

Rasio ini merupakan rasio yang mengukur leverage perusahaan karena

dari nilai rasio ini dapat pula diketahui proporsi assets dari perusahaan yang

dibiayai dengan menggunakan laba yang dihasilkannya sendiri tanpa

menggunakan hutang.4 Dapat diartikan pula bahwa rasio ini merupakan

ukuran kumulatif keuntungan yang dihasilkan perusahaan. Rasio ini juga

memberikan informasi mengenai umur perusahaan, karena semakin lama

perusahaan beroperasi memungkinkan untuk memperlancar akumulasi laba

ditahan.

4 Ibid., h. 197

Net working Capital to Total Assets = Aktiva Lancar – Kewajiban Lancar

Total Aktiva

Retained Earning to Total Assets = Laba ditahan

Total Aktiva

Page 64: POTENSI KEBANGKRUTAN PADA SEKTOR PERBANKAN SYARIAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30015/1/SHARFINA... · berdasarkan aturan yang berlaku di Fakultas Syariah

50

c. X3 = Earning Before Interest and Taxes (EBIT) to Total Assets

Rasio ini menunjukkan kemampuan perusahaan untuk menghasilkan laba

dari aktiva perusahaan sebelum pembayaran bunga dan pajak5. Namun

dalam penelitian ini, hal yang menjadi objek penelitian adalah kondisi

keuangan bank umum syariah atau bank yang telah menjalankan kegiatan

usahanya serta operasionalnya dengan prinsip syariah. Sehingga tidak ada

akun yang bernama EBIT ini dalam laporan keuangannya, karena dalam

bank syariah tidak dikenal dengan sistem bunga, oleh karena itu akun ini

dalam laporan keuangan bank umum syariah dikenal dengan nama “Laba

sebelum pajak penghasilan”.

Dalam bank umum syariah persamaan di atas menjadi:

5 Ibid., h. 198

EBT to Total Assets = Laba sebelum pajak penghasilan

Total Aktiva

EBIT to Total Assets = Earning Before Interest and Taxes

Total Aktiva

Page 65: POTENSI KEBANGKRUTAN PADA SEKTOR PERBANKAN SYARIAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30015/1/SHARFINA... · berdasarkan aturan yang berlaku di Fakultas Syariah

51

d. X4 = Market Value of Equity to Book Value of Total Debt

Rasio ini digunakan untuk menilai solvabilitas perusahaan, yaitu

kemampuan perusahaan memenuhi kewajiban jangka panjang atau

mengukur kemampuan permodalan perusahaan dalam menanggung seluruh

kewajibannya 6. Namun, dalam penelitian ini karena bank umum syariah

belum go public maka market value of equity dirubah menjadi book value of

equity.

Variabel-variabel di atas kemudian dimasukkan ke dalam formula diskriminan

alternatif yang dikembangkan oleh Altman dan telah dimodifikasi, maka fungsi

model Altman z-score modifikasi tersebut adalah:

Di mana:

X1 = net working capital to total assets

X2 = retained earning to total assets

6 Ibid., h. 173

Book Value of Equiity to Book Value of Total Debt = Nilai buku ekuitas

Total Kewajiban

Z = 6,56X1 + 3,26X2 + 6,72X3 + 1,05X4

Page 66: POTENSI KEBANGKRUTAN PADA SEKTOR PERBANKAN SYARIAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30015/1/SHARFINA... · berdasarkan aturan yang berlaku di Fakultas Syariah

52

X3 = earning before tax to total assets

X4 = Book Value of Equity To Book Value of Total Debt

Z = Overall Index

Klasifikasi perusahaan yang sehat dan bangkrut didasarkan pada nilai z-score

model Altman modifikasi yaitu:

a. Nilai Z < 1,23 dikategorikan perusahaan yang bangkrut.

b. Nilai 1,23 < Z < 2,9 dikategorikan grey area, karena perusahaan tidak dapat

dikatakan bangkrut tapi juga tidak dapat dikatakan sehat.

c. Nilai Z > 2,9 dikategorikan perusahaan yang tidak bangkrut.

Page 67: POTENSI KEBANGKRUTAN PADA SEKTOR PERBANKAN SYARIAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30015/1/SHARFINA... · berdasarkan aturan yang berlaku di Fakultas Syariah

53

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Penilaian Tingkat Kesehatan Bank Umum Syariah

Penilaian tingkat kesehatan pada bank umum syariah penting untuk dilakukan.

Penting karena dari penilaian tingkat kesehatan bank maka akan diketahui bagaimana

hasil dari kinerja bank umum syariah tersebut dalam kegiatan usahanya. Metode yang

digunakan dalam menilai tingkat kesehatan bank umum syariah adalah metode

RGEC. Berdasarkan penjelasan singkat tersebut, rasio-rasio yang digunakan untuk

mewakili metode RGEC dalam menilai tingkat kesehatan bank umum syariah adalah:

1. Risk Profile (profil resiko) untuk resiko inheren penilaiannya digambarkan melalui

rasio NPF dan Liquidity Risk. Sedangkan untuk kualitas manajemen resikonya

berdasarkan data yang ada dalam laporan tahunan dan GCG masing-masing bank

umum syariah.

a. Non Performing Financing (NPF)

Page 68: POTENSI KEBANGKRUTAN PADA SEKTOR PERBANKAN SYARIAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30015/1/SHARFINA... · berdasarkan aturan yang berlaku di Fakultas Syariah

54

Tabel 4.1

Hasil NPF BUS Tahun 2010-2014

No Bank Umum

Syariah

Tahun

(dalam %)

2010 2011 2012 2013 2014

1 BMI 4,32 2,60 2,09 1,35 6,43

2 BVS 0,00 2,43 3,19 3,71 7,10

3 BRIS 3,19 2,77 3,00 4,06 4,60

4 BJBS 1,80 1,36 3,97 1,86 5,84

5 BNIS 3,59 3,62 3,02 1,86 1,86

6 BMS 3,52 3,03 2,67 2,98 3,89

7 BPS 0,00 0,88 0,20 1,20 0,53

8 BSB 3,80 1,74 4,57 4,27 4,07

9 BSM 3,52 2,42 2,82 4,32 6,84

10 BCAS 1,20 0,15 0,10 0,10 0,12

Sumber: data diolah

Data yang disajikan pada tabel di atas menunjukkan tahun 2010 rasio NPF

tertinggi ada pada Bank Muamalat Indonesia dengan nilai 4.32%. Artinya dari total

pembiayaan yang disalurkan oleh Bank Muamalat Indonesia sebesar 4.32% adalah

pembiayaan bermasalah. Rasio NPF terendah ada pada Bank Victoria Syariah dan

Bank Panin Syariah dengan nilai 0.00%. Nilai ini dikarenakan kedua bank baru

berdiri sehingga penyaluran pembiayaan yang dilakukan belum terlalu banyak, hal ini

mengakibatkan jumlah pembiayaan yang bermasalah pada bank tersebut di tahun

2010 belum ada.

Tahun 2011-2013 nilai rasio NPF berfluktuasi pada setiap BUS dan nilai rasio ini

tetap berada di bawah 8%. Peningkatan nilai rasio NPF terjadi tahun 2014 dari 10

bank umum syariah 7 diantaranya mengalami peningkatan dari tahun 2013. Hanya

BNI syariah yang pada tahun 2014 mempunyai nilai NPF sama seperti tahun

Page 69: POTENSI KEBANGKRUTAN PADA SEKTOR PERBANKAN SYARIAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30015/1/SHARFINA... · berdasarkan aturan yang berlaku di Fakultas Syariah

55

sebelumnya, sedangkan Bank Panin Syariah dan Bank Syariah Bukopin nilai rasionya

mengalami penurunan dari tahun sebelumnya. Semakin rendah nilai rasio ini

memberikan indikasi bahwa bank umum syariah semakin baik meminimalkan resiko

gagal bayar dan berakibat pula meningkatkan laba bank tersebut.

b. Liquidity Risk (LR)

Tabel 4.2

Hasil Liqudity Risk BUS Tahun 2010-2014

No Bank Umum

Syariah

Tahun

(dalam %)

2010 2011 2012 2013 2014

1 BMI 9,40 21,53 8,37 3,61 12,26

2 BVS 15,91 55,16 33,41 19,68 10,65

3 BRIS 10,48 9,87 16,16 15,24 31,47

4 BJBS 11,32 38,37 28,21 17,62 21,55

5 BNIS 19,52 23,00 0,89 2,92 5,70

6 BMS 12,64 4,36 1,30 10,60 10,60

7 BPS 42,98 52,23 26,56 41,07 16,87

8 BSB 19,90 20,79 19,51 14,69 23,20

9 BSM 10,48 7,05 0,96 3,90 13,65

10 BCAS 18,41 20,89 18,00 19,96 25,97

Sumber: data diolah

Hasil perhitungan di atas menunjukkan rasio likuiditas yang dimiliki bank umum

syariah tahun 2010 dapat dikatakan cukup baik karena semua nilai rasio BUS di atas

5%. Tahun 2011 juga dapat dikatakan bahwa kondisi likuiditas bank umum syariah

cukup baik. Hanya Bank Syariah Mega yang rasio likuiditasnya di bawah 5%

sehingga dikatakan kurang baik. Tahun 2012 ada tiga bank yang rasio likuiditasnya

kurang dari 5% yaitu BNI Syariah, Bank Syariah Mega dan Bank Syariah Mandiri.

Page 70: POTENSI KEBANGKRUTAN PADA SEKTOR PERBANKAN SYARIAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30015/1/SHARFINA... · berdasarkan aturan yang berlaku di Fakultas Syariah

56

Tahun 2013 juga ada tiga bank yang nilai rasionya di bawah 5% yaitu Bank

Muamalat Indonesia, BNI Syariah dan Bank Syariah Mandiri, sedangkan di tahun

2013 seluruh bank umum syariah mempunyai rasio lebih dari 5%.

Dari hasil peringkat komponen profil resiko (risk profile) bank umum syariah

tahun 2010 sampai tahun 2014 di atas, maka diperoleh nilai komposit untuk faktor

profil resiko. Nilai komposit profil resiko untuk masing-masing bank umum syariah

tahun 2010-2014 adalah:

Tabel 4.3

Peringkat Seluruh Komponen Profil Resiko BUS Tahun 2010-2014

No

Bank

Umum

Syariah

Tahun

2010 2011 2012 2013 2014

RI KPM RI KPM RI KPM RI KPM RI KP

M

1 BMI LtM Sa L Sa LtM Sa M Sa M Sa

2 BVS L Sa L Sa L Sa LtM Sa M Sa

3 BRIS LtM S LtM Sa LtM Sa LtM Sa LtM Sa

4 BJBS LtM Fa L Fa L Fa LtM Fa LtM Sa

5 BNIS LtM Sa LtM Sa L S LtM Sa LtM Sa

6 BMS LtM Sa M Sa M Sa LtM Sa LtM Sa

7 BPS L Fa L Fa L S L S LtM S

8 BSB LtM Sa L Sa L Sa LtM Sa LtM Sa

9 BSM LtM Sa LtM Sa M Sa M Sa M Sa

10 BCAS L Sa L Sa L Sa L Sa L Sa

Sumber: data olahan, Ketarangan laporan keuangan tahunan dan laporan GCG

Di mana:

RI = Resiko Inheren KPM = Kualitas Penerapan Manajemen

L = Low LtM = Low to Moderate

M = Moderate S = Strong

Sa = Satisfactory Fa = Fair

Page 71: POTENSI KEBANGKRUTAN PADA SEKTOR PERBANKAN SYARIAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30015/1/SHARFINA... · berdasarkan aturan yang berlaku di Fakultas Syariah

57

Berdasarkan hasil penilaian profil resiko bank umum syariah tahun 2010 untuk

penilaian terhadap rata-rata resiko inheren adalah Low to Moderate dengan kualitas

penerapan manajemen adalah Satisfactory. Ini menandakan bahwa resiko kerugian

atas aktivitas usaha yang dilakukan BUS dinilai rendah, karena kualitas penerapan

manajemen resiko yang diterapkan oleh bank umum syariah baik.

Untuk tahun 2011 dan 2012 penilaian terhadap profil resiko menunjukkan, resiko

inheren bank umum syariah adalah Low dengan kualitas penerapan manajemen resiko

Satisfactory. Artinya adalah resiko kerugian atas aktivitas usaha yang dilakukan bank

umum syariah dinilai sangat rendah, karena kualitas manajemen resiko diterapkan

dengan baik oleh bank umum syariah. Pada tahun 2013 dan 2014, hasilnya cenderung

sama dengan profil resiko tahun 2010.

2. Good Corporate Governance (GCG), untuk faktor ini akan dinilai berdasarkan

nilai komposit dari hasil self assessment yang dilakukan oleh bank umum syariah

dan kemudian dipublikasikan melalui laporan GCG masing-masing bank umum

syariah tahun 2010-2014 yang telah dipublikasikan.

Page 72: POTENSI KEBANGKRUTAN PADA SEKTOR PERBANKAN SYARIAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30015/1/SHARFINA... · berdasarkan aturan yang berlaku di Fakultas Syariah

58

Tabel 4.4

Hasil dan Peringkat GCG Bank Umum Syariah

No

Bank

Umum

Syariah

Tahun

2010 2011 2012 2013 2014

NK Ket NK Ket NK Ket NK Ket NK Ket

1 BMI 1,4 B 1,3 B 1,7 B 1,15 SB 2,5 CB

2 BVS 1,75 B 1,69 B 2,07 B 1,66 B 1,93 B

3 BRIS 1,61 B 1,55 B 1,38 SB 1,35 SB 1,74 B

4 BJBS 1,5 B 1,6 B 2,53 B 1,78 B 2 B

5 BNIS 1,625 B 1,3 B 1,315 B 1,3 B 2,12 B

6 BMS 1,875 B 1,825 B 1,6 B 1,869 B 2 B

7 BPS 2,2 B 1,95 B 1,35 SB 1,35 SB 1,45 B

8 BSB 1,6 B 1,6 B 1,5 B 1,5 B 2 B

9 BSM 1,35 SB 2,35 B 1,675 B 1,85 B 2,12 B

10 BCAS 2,1 B 1,9 B 1,8 B 1,55 B 1 SB

Sumber: data diolah dari laporan GCG BUS 2010-2014

Di mana:

NK = Nilai Komposit SB = Sangat Baik

B = Baik CB = Cukup Baik

Berdasarkan penilaian terhadap penerapan GCG didapatkan hasil bahwa nilai

komposit GCG rata-rata bank umum syariah tahun 2010-2014 masuk ke dalam

peringkat yang baik, karena indeks nilai komposit penerapan GCG bank umum

syariah masih di bawah 2,5. Artinya kelemahan dalam penerapan GCG secara umum

tidak terlalu berpengaruh pada kegiatan usaha bank umum syariah dan kelemahan

tersebut dapat diselesaikan dengan tindakan normal oleh manajemen bank. Syarat

untuk dikatakan GCG dalam peringkat yang baik adalah bila nilai komposit (NK)

Page 73: POTENSI KEBANGKRUTAN PADA SEKTOR PERBANKAN SYARIAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30015/1/SHARFINA... · berdasarkan aturan yang berlaku di Fakultas Syariah

59

bank umum syariah lebih besar dari 1.5 tapi nilai komposit juga tidak boleh lebih dari

2.5 atau bisa ditulis (1.5 ≤ NK ≥ 2.5).

3. Earning (Rentabilitas) untuk mencerminkan hasil penilaian rentabilitas (earning)

bank umum syariah, maka peneliti menggunakan rasio Return On Asset (ROA)

dan Net Core Operation Margin (NCOM)

a. Return On Asset (ROA)

Tabel 4.5

Hasil ROA Bank Umum Syariah

Sumber: data diolah

Berdasarkan penilaian rentabilitas dari sisi ROA pada tahun 2010 nilai rasio

tertinggi ada pada Bank Syariah Mega dengan nilai 1.82 dan nilai rasio terendah ada

pada Bank Panin Syariah karena bernilai -1.56, nilai minus yang dihasilkan karena

pendapatan yang diterima oleh bank tersebut lebih kecil dari beban yang harus

dibayar. Pada tahun 2011 nilai rasio ROA tertinggi ada pada Bank Victoria Syariah,

No Bank Umum

Syariah

Tahun (dalam %)

2010 2011 2012 2013 2014

1 BMI 1,08 1,14 1,16 1,20 0,15

2 BVS 0,89 4,08 1,08 0,37 (1,74)

3 BRIS 0,26 0,15 0,98 1,06 0,15

4 BJBS 0,4 0,94 0,49 0,40 0,49

5 BNIS 0,57 1,06 1,29 1,22 1,13

6 BMS 1,82 1,29 3,02 2,15 0,33

7 BPS (1,56) 1,20 2,32 0,72 1,54

8 BSB 0,68 0,55 2,08 0,63 0,25

9 BSM 1,80 1,57 2,08 1,42 0,17

10 BCAS 0,72 0,73 0,68 0,82 0,66

Page 74: POTENSI KEBANGKRUTAN PADA SEKTOR PERBANKAN SYARIAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30015/1/SHARFINA... · berdasarkan aturan yang berlaku di Fakultas Syariah

60

tahun 2012 dan 2013 rasio ROA tertinggi ada pada Bank Syariah Mega. Tahun 2014

rasio tertinggi ada pada Bank Panin Syariah dan rasio terendah ada pada Bank

Victoria Syariah dengan nilai -1.74. Bank umum syariah dikategorikan mempunyai

ROA yang baik jika nilai ROA berada di atas 1.5%

Jika dilihat dari data pada tabel di atas, nilai rasio ROA yang dihasilkan oleh rata-

rata BUS masih tergolong rendah, padahal semakin tinggi nilai rasio ini berpotensi

semakin besar bank umum syariah dalam menghasilkan pendapatan dari pengelolaaan

aktiva yang dimiliki. Selama kurun waktu lima tahun terakhir rasio ROA tertinggi

ada pada tahun 2011 yaitu Bank Victoria Syariah dengan nilai 4.08, artinya Bank

Victoria Syariah mampu menghasilkan pendapatan sebesar 4.08% dari total aktiva

yang digunakannya.

b. Net Core Operation Margin (NCOM)

Tabel 4.6

Hasil NCOM Bank Umum Syariah

Sumber: data diolah

No Bank Umum

Syariah

Tahun (dalam%)

2010 2011 2012 2013 2014

1 BMI 8,09 7,46 6,92 8,93 8,72

2 BVS 6,82 4,98 8,10 8,11 10,34

3 BRIS 10,49 10,01 10,01 10,61 6,79

4 BJBS 5,93 9,07 8,77 11,42 10,18

5 BNIS 6,94 12,9 12,97 9,83 11,09

6 BMS 21,34 17,33 15,28 16,21 18,88

7 BPS 5,05 7,16 6,93 6,81 8,57

8 BSB 10,38 8,87 8,68 9,26 9,75

9 BSM 9,37 8,84 9,71 9,71 9,47

10 BCAS 16,64 6,62 10,29 9,60 9,13

Page 75: POTENSI KEBANGKRUTAN PADA SEKTOR PERBANKAN SYARIAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30015/1/SHARFINA... · berdasarkan aturan yang berlaku di Fakultas Syariah

61

Data pada Tabel 4.21 menunjukkan rasio NCOM bank umum syariah tahun 2010-

2014 seluruhnya berada di atas 3%. Maka dapat dikatakan bahwa rasio NCOM ini

sangat baik. Semakin tinggi nilai dari rasio ini menunjukkan kinerja bank umum

syariah dalam mengelola aktiva produktif untuk menghasilkan laba sangat baik. Nilai

rasio NCOM dalam kurun waktu 2010-2014 dimiliki oleh Bank Syariah Mega. Nilai

rasio tertinggi NCOM yang dimiliki Bank Syariah Mega ada pada tahun 2010 dengan

nilai 21.34%. Artinya Bank Syariah Mega dapat menghasilkan pendapatan sebesar

21.34% dari total aktiva produktif yang digunakannya.

4. Capital (Modal), untuk menggambarkan keadaan dari modal ini, maka peneliti

menggunakan Current Asset Ratio (CAR) dalam perhitungannya. Rasio CAR yang

dimiliki oleh bank umum syariah periode 2010-2014 ditunjukkan pada tabel

berikut ini:

Tabel 4.7

Hasil CAR Bank Umum Syariah

No Bank Umum

Syariah

Tahun (dalam %)

2010 2011 2012 2013 2014

1 BMI 13,56 12,01 11,72 14,18 14,22

2 BVS 18,70 45,22 28,09 18,40 15,28

3 BRIS 20,62 14,74 11,35 14,49 13,03

4 BJBS 31,43 30,28 21,73 17,99 15,78

5 BNIS 27,68 20,75 14,10 16,23 18,42

6 BMS 13,14 12,03 12,03 13,51 25,69

7 BPS 54,81 56,97 32,20 20,69 18,82

8 BSB 11,51 15,29 12,78 11,10 15,85

9 BSM 10,60 14,57 13,88 13,82 14,10

10 BCAS 76,39 45,94 31,47 22,35 29,57

Sumber: data diolah

Page 76: POTENSI KEBANGKRUTAN PADA SEKTOR PERBANKAN SYARIAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30015/1/SHARFINA... · berdasarkan aturan yang berlaku di Fakultas Syariah

62

Penilaian permodalan pada bank umum syariah memberikan hasil bahwa seluruh

rasio CAR memiliki nilai di atas 8%. Nilai ini merupakan nilai kewajiban minimum

permodalan bank yang telah ditetapkan oleh Bank Indonesia dan harus dipenuhi oleh

seluruh Bank yang ada di Indonesia. Semakin tinggi nilai rasio CAR menunjukkan

potensi modal bank yang semakin kuat untuk mengcover segala hal buruk yang

mungkin terjadi pada bank tersebut. Jika dilihat dari tahun 2010-2014 rata-rata nilai

rasio CAR bank umum syariah dalam keadaan yang sangat baik, karena nilai rasio

CAR yang dimiliki diatas 11%. Nilai CAR tertinggi dalam waktu lima tahun terakhir

dimiliki oleh BCA Syariah dengan nilai 76,39. Artinya kemampuan permodalan BCA

Syariah sangat baik, sehingga dapat membantu kegiatan aktivitas operasional bank

tersebut dalam meningkatkan laba.

Jadi berdasarkan hasil penilaian keseluruhan kesehatan bank umum syariah

dengan menggunakan metode RGEC di atas selama periode 2010 sampai dengan

2014, didapatkan peringkat komposit untuk mengetahui tingkat kesehatan bank

syariah. Peringkat komposit (PK) untuk masing-masing bank umum syariah tersebut

adalah sebagai berikut:

Page 77: POTENSI KEBANGKRUTAN PADA SEKTOR PERBANKAN SYARIAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30015/1/SHARFINA... · berdasarkan aturan yang berlaku di Fakultas Syariah

63

Tabel 4.8

Peringkat Komposit BUS Metode RGEC Tahun 2010-2014

No

Bank

Umum

Syariah

Tahun

2010 2011 2012 2013 2014

PK Ket PK Ket PK Ket PK Ket PK Ket

1 BMI 2 SEHAT 2 SEHAT 2 SEHAT 2 SEHAT 2 SEHAT

2 BVS 2 SEHAT 2 SEHAT 2 SEHAT 2 SEHAT 2 SEHAT

3 BRIS 2 SEHAT 2 SEHAT 2 SEHAT 2 SEHAT 2 SEHAT

4 BJBS 2 SEHAT 2 SEHAT 2 SEHAT 2 SEHAT 2 SEHAT

5 BNIS 2 SEHAT 2 SEHAT 2 SEHAT 2 SEHAT 2 SEHAT

6 BMS 2 SEHAT 2 SEHAT 2 SEHAT 2 SEHAT 2 SEHAT

7 BPS 2 SEHAT 2 SEHAT 2 SEHAT 2 SEHAT 2 SEHAT

8 BSB 2 SEHAT 2 SEHAT 2 SEHAT 2 SEHAT 2 SEHAT

9 BSM 2 SEHAT 2 SEHAT 2 SEHAT 2 SEHAT 2 SEHAT

10 BCAS 2 SEHAT 2 SEHAT 2 SEHAT 2 SEHAT 2 SEHAT

Sumber: data diolah, Keterangan PK = Peringkat Komposit

Hasil di atas menunjukkan bahwa dari tahun 2010-2014 penilaian tingkat

kesehatan bank umum syariah menggunakan metode RGEC yang diwakili oleh

beberapa rasio keuangan menunjukkan bahwa bank umum syariah ada pada kategori

“sehat” (PK-2). Kategori sehat ini maksudnya adalah bank umum syariah tergolong

baik dan mampu mengatasi pengaruh negatif kondisi perekonomian dan mampu juga

mengatasi perubahan lingkungan bisnis di industri keuangan.

B. Penilaian Potensi Kebangkrutan Bank Umum Syariah

Setelah mengetahui tingkat kesehatan bank, maka selanjutnya adalah melakukan

penilaian potensi kebangkrutan pada bank umum syariah. Penilaian dilakukan dengan

menggunakan model Altman z-score modifikasi, yaitu suatu model analisis

Page 78: POTENSI KEBANGKRUTAN PADA SEKTOR PERBANKAN SYARIAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30015/1/SHARFINA... · berdasarkan aturan yang berlaku di Fakultas Syariah

64

diskriminan alternatif yang dikembangkan oleh Altman dan untuk perhitungannya

membutuhkan empat rasio keuangan yang menjadi variabel. Untuk menentukan nilai

z dan mengkategorikan nilai tersebut ke dalam kelompok yang telah ditentukan maka

yang dilakukan adalah mengitung rasio keuangan yang ada dalam model Altman z-

score modifikasi. Rasio-rasio tersebut adalah:

1. X1 = Net Working Capital to Total Assets

Berdasarkan perhitungan menggunakan rasio net working capital to total asset

(modal kerja bersih terhadap total aktiva), maka modal kerja bersih yang dimiliki oleh

BUS menunjukkan nilai:

Tabel 4.9

Modal Kerja Bersih (Net Working Capital)

No.

Bank

Umum

Syariah

Tahun (dalam jutaan rupiah)

2010 2011 2012 2013 2014

1 BMI 17.413.059 27.346.655 35.581.638 43.042.812 49.357.049

2 BVS 279.069 562.460 755.946 1.189.466 1.320.881

3 BRIS 5.600.431 8.870.680 10.773.980 12.929.302 16.103.478

4 BJBS 1.677.371 2.849.451 3.605.195 3.846.871 5.375.024

5 BNIS 5.582.595 6.742.492 8.322.660 10.556.072 15.799.167

6 BMS 3.170.174 3.715.521 6.061.809 7.235.246 5.461.262

7 BPS 408.741 827.504 1.321.221 2.992.961 5.280.680

8 BSB 1.447.029 2.125.127 26.191.911 3.040.519 3.921.853

9 BSM 26.105.801 40.859.935 44.058.321 50.445.953 56.104.646

10 BCAS 763.140 1.027.175 1.334.159 1.750.291 2.653.175

Sumber: data diolah

Page 79: POTENSI KEBANGKRUTAN PADA SEKTOR PERBANKAN SYARIAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30015/1/SHARFINA... · berdasarkan aturan yang berlaku di Fakultas Syariah

65

Setelah diketahui nilai modal kerja bersih yang dimiliki oleh BUS selama periode

2010-2014, maka selanjutnya hal yang harus diketahui adalah nilai total aktiva dari

bank umum syariah periode 2010-2014. Maka nilai untuk total aktiva yang dimiliki

oleh bank umum syariah (BUS) ditunjukkan pada tabel di bawah ini:

Tabel 4.10

Total Aktiva (Total Assets)

No. Bank Umum

Syariah

Tahun (dalam jutaan rupiah)

2010 2011 2012 2013 2014

1 BMI 21.442.596 32.479.506 44.854.413 54.694.020 62.413.310

2 BVS 336.676 642.026 939.472 1.323.398 1.439.903

3 BRIS 6.856.386 11.200.823 14.088.914 17.400.914 20.356.863

4 BJBS 1.930.469 2.749.451 4.275.097 4.695.088 6.090.945

5 BNIS 6.394.924 8.466.887 10.645.313 14.708.504 19.492.112

6 BMS 4.637.730 5.565.724 8.164.921 9.121.575 7.042.489

7 BPS 458.713 1.016.878 2.140.482 4.052.701 6.207.679

8 BSB 2.193.952 2.730.027 3.616.108 4.343.069 5.161.300

9 BSM 32.481.873 48.671.950 54.058.321 63.965.361 66.942.422

10 BCAS 874.631 1.217.097 1.602.181 2.041.419 2.665.416

Sumber: data diolah

Dari tabel di atas, kemudian dimasukkan ke dalam rumus:

X1 = Net Working Capital to Total Assets = Asset Lancar – Kewajiban Lancar

Total Aktiva

Penggunaan rumus tersebut dimaksudkan untuk menghasilkan nilai rasio net working

capital to total assets untuk bank umum syariah tahun 2010-2014. Tabel selanjutnya

akan menunjukkan nilai rasio net working capital to total asset bank umum syariah

tahun 2010-2014 yaitu:

Page 80: POTENSI KEBANGKRUTAN PADA SEKTOR PERBANKAN SYARIAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30015/1/SHARFINA... · berdasarkan aturan yang berlaku di Fakultas Syariah

66

Tabel 4.11

Hasil Net Working Capital to Total Assets (X1)

No.

Bank

Umum

Syariah

Tahun

2010 2011 2012 2013 2014

1 BMI 0.81 0.84 0.80 0.79 0.79

2 BVS 0.83 0.88 0.80 0.90 0.92

3 BRIS 0.82 0.79 0.76 0.74 0.79

4 BJBS 0.87 0.89 0.84 0.82 0.88

5 BNIS 0.87 0.80 0.78 0.72 0.81

6 BMS 0.68 0.67 0.74 0.75 0.78

7 BPS 0.89 0.81 0.62 0.74 0.85

8 BSB 0.66 0.78 0.72 0.70 0.76

9 BSM 0.80 0.84 0.82 0.79 0.84

10 BCAS 0.87 0.84 0.83 0.86 0.89

Sumber: data diolah

Data pada tabel di atas menunjukkan bahwa nilai rasio net working capital to total

assets bank umum syariah selama kurun waktu lima tahun terakhir menunjukkan nilai

yang cenderung stabil. Hal ini menunjukkan bahwa kemampuan bank umum syariah

dalam menghasilkan modal kerja bersih sama pada setiap bank. Jumlah atau nilai

yang modal kerja bersih yang dihasilkan dari penggunaan aktiva yang dimiliki oleh

bank umum syariah tersebut setiap tahunnya juga hampir sama.

Semakin tinggi nilai rasio ini menunjukkan bank umum syariah semakin baik bank

syariah menghasilkan modal kerja bersih yang berakibat semakin tinggi pula tingkat

likuiditas bank tersebut. Berdasarkan hal ini maka dapat dilihat bahwa bank umum

syariah yang tingkat likuiditasnya sangat baik selama kurun waktu lima tahun

terakhir adalah Bank Victoria Syariah pada tahun 2012 dengan nilai 0.92. Artinya

Page 81: POTENSI KEBANGKRUTAN PADA SEKTOR PERBANKAN SYARIAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30015/1/SHARFINA... · berdasarkan aturan yang berlaku di Fakultas Syariah

67

setiap pemakaian Rp 1 aktiva yang dimiliki Bank Victoria Syariah akan

menghasilkan modal kerja bersih sebesar Rp 0.92.

2. X2 = Retained Earning to Total Asset

Berikut ini adalah jumlah laba ditahan yang dimiliki perusahaan bank umum

syariah selama lima tahun terakhir:

Tabel 4.12

Laba Ditahan (Retained Earning)

No.

Bank

Umum

Syariah

Tahun (dalam jutaan rupiah)

2010 2011 2012 2013 2014

1 BMI 443.684 670.639 1.596.742 1.120.895 684.634

2 BVS 0 2.655 23.214 33.378 37.453

3 BRIS (23.978) (12.324) 89.564 219.128 228.343

4 BJBS 5.393 20.579 30.095 40.571 35.531

5 BNIS 36.512 72.386 186.218 303.680 448.500

6 BMS 62.854 116.721 301.539 149.540 17.396

7 BPS (8.882) 351 39.405 25.995 96.934

8 BSB (206.805) (194.596) (177.296) (157.750) (149.088)

9 BSM 1.358.882 1.909.952 2.772.182 3.373.423 3.445.201

10 BCAS 3.826 10.599 18.959 31.659 44.609

Sumber: data diolah

Bila dilihat nilai laba ditahan untuk BRI Syariah, Bank Syariah Bukopin dan Bank

Panin Syariah bernilai minus, ini dikarenakan adanya kesalahan kebijakan dalam

pembagian deviden. Kesalahan ini berupa pembagian nilai deviden kepada pemegang

saham lebih besar daripada nilai laba ditahan bank tersebut. Sedangkan Bank Victoria

Syariah mempunyai nilai 0 karena bank tersebut baru beroperasi secara penuh sebagai

bank umum syariah pada tahun 2010 sehingga belum mempunyai nilai laba ditahan.

Page 82: POTENSI KEBANGKRUTAN PADA SEKTOR PERBANKAN SYARIAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30015/1/SHARFINA... · berdasarkan aturan yang berlaku di Fakultas Syariah

68

Dari tabel laba ditahan yang telah dibahas sebelumnya, kemudian dimasukkan ke

dalam rumus:

X2 = Retainde Earning to Total assets = Laba Ditahan

Total Aktiva

Maka, dari penggunaan rumus tersebut dihasilkan nilai rasio retained earnings to

total assets (laba ditahan terhadap total aktiva) untuk bank umum syariah selama

tahun 2010-2014. Nilai rasio yang didapat kemudian dituangkan dalam tabel di

bawah ini:

Tabel 4.13

Hasil Retained Earning to Total Assets (X2)

No.

Bank

Umum

Syariah

Tahun

2010 2011 2012 2013 2014

1 BMI 0.021 0.021 0.036 0.020 0.011

2 BVS 0 0.041 0.025 0.025 0.026

3 BRIS (0.0035) (0.0011) (0.00087) 0.0051 0.011

4 BJBS 0.003 0.007 0.005 0.009 0.006

5 BNIS 0.006 0.009 0.017 0.021 0.023

6 BMS 0.014 0.021 0.037 0.016 0.0025

7 BPS (0.018) 0.00035 0.018 0.006 0.016

8 BSB (0.094) (0.071) (0.049) (0.036) (0.028)

9 BSM 0.042 0.039 0.051 0.053 0.051

10 BCAS 0.004 0.009 0.012 0.016 0.017

Sumber: data diolah

Data pada tabel di atas memperlihatkan bahwa perkembangan nilai rasio ini

selama kurun waktu lima tahun terakhir pada setiap bank umum syariah menunjukkan

nilai yang kecil cenderung konsisten. Selain itu dapat dilihat bahwa ada beberapa

bank yang mempunyai nilai rasio negatif, yaitu Bank Syariah Bukopin yang dari

Page 83: POTENSI KEBANGKRUTAN PADA SEKTOR PERBANKAN SYARIAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30015/1/SHARFINA... · berdasarkan aturan yang berlaku di Fakultas Syariah

69

tahun 2010 sampai tahun 2014 tetap mempunyai nilai yang minus. Hal yang sama

juga terjadi pada BRI Syariah yang mengalami nilai minus dari tahun 2010-2012, tapi

di tahun selanjutnya yaitu 2013 dan 2014 nilai rasio retained earnings to total assets

BRI syariah mulai membaik dengan mendapatkan hasil yang positif. Bank Panin

Syariah juga pada tahun 2010 nilai rasionya negatif, tapi di tahun-tahun selanjutnya

mulai menunjukkan nilai yang positif. Hasil rasio ini bisa bernilai minus karena nilai

dari laba ditahan yang dimiliki oleh bank tersebut juga minus.

Semakin tinggi nilai rasio ini menunjukkan indikasi laba ditahan yang dihasilkan

bank umum syariah semakin tinggi. Dari sepuluh bank umum syariah selama lima

tahun terakhir, nilai rasio retained earnings to total assets yang tertinggi dimiliki oleh

Bank Syariah Mandiri pada tahun 2013 dengan nilai 0.053. Arti nilai ini adalah setiap

penggunaan Rp 1 aktiva oleh Bank Syariah Mandiri akan menghasilkan nilai laba

ditahan sebesar Rp 0.053.

3. X3 = Earning Before Tax to Total Asset

Berikut ini merupakan tabel yang menunjukkan besarnya laba sebelum pajak yang

dimiliki oleh bank umum syariah dari tahun 2010-2014:

Page 84: POTENSI KEBANGKRUTAN PADA SEKTOR PERBANKAN SYARIAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30015/1/SHARFINA... · berdasarkan aturan yang berlaku di Fakultas Syariah

70

Tabel 4.14

EBT (Laba Sebelum Pajak)

No.

Bank

Umum

Syariah

Tahun (dalam jutaan rupiah)

2010 2011 2012 2013 2014

1 BMI 231.076 371.670 521.841 653.621 96.719

2 BVS 3.013 26.182 10.164 4.928 (25.021)

3 BRIS 18.053 16.701 138.052 183.942 29.615

4 BJBS 7.696 25.769 20.843 18.759 29.751

5 BNIS 36.734 89.356 137.744 179.616 220.133

6 BMS 84.352 72.050 246.728 195.737 23.219

7 BPS (7.173) 12.410 49.572 29.162 95.732

8 BSB 14.919 15.023 24.354 27.245 12.770

9 BSM 583.315 767.112 1.125.264 906.498 112.608

10 BCAS 6.285 8.950 10.961 16.761 17.498

Sumber: data diolah

Data pada tabel earning before tax (laba sebelum pajak) yang telah dikemukakan

di atas dapat dilihat pada tahun 2010 sampai tahun 2013 bank umum syariah yang

memiliki laba sebelum pajak tertinggi dari bank lainnya adalah Bank Syariah

Mandiri. Sedangkan di tahun 2014 laba sebelum pajak Bank Syariah Mandiri

menurun cukup jauh dari tahun sebelumnya dan membuat BNI Syariah di tahun 2014

yang menjadi bank dengan laba sebelum pajak tertinggi. Data laba sebelum pajak

tersebut kemudian dimasukkan ke dalam rumus dibawah ini:

X3 = Earning Before Tax to Total Assets = Laba Sebelum Pajak

Total Aktiva

Penggunaan rumus tersebut dimaksudkan untuk menghasilkan nilai rasio earning

before and tax (EBT) to total assets untuk bank umum syariah tahun 2010-2014.

Page 85: POTENSI KEBANGKRUTAN PADA SEKTOR PERBANKAN SYARIAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30015/1/SHARFINA... · berdasarkan aturan yang berlaku di Fakultas Syariah

71

Maka tabel di bawah ini menunjukkan nilai rasio net working capital to total asset

bank umum syariah tahun 2010-2014 yaitu:

Tabel 4.15

Hasil EBT (Laba Sebelum Pajak) to Total Assets

No.

Bank

Umum

Syariah

Tahun

2010 2011 2012 2013 2014

1 BMI 0.011 0.011 0.012 0.012 0.0015

2 BVS 0.009 0.0041 0.011 0.0037 (0.017)

3 BRIS 0.003 0.0015 0.0098 0.011 0.0015

4 BJBS 0.004 0.009 0.005 0.004 0.005

5 BNIS 0.006 0.011 0.013 0.012 0.11

6 BMS 0.018 0.013 0.030 0.022 0.0033

7 BPS (0.016) 0.012 0.023 0.007 0.015

8 BSB 0.006 0.006 0.007 0.006 0.002

9 BSM 0.018 0.016 0.021 0.014 0.002

10 BCAS 0.007 0.007 0.007 0.008 0.007

Sumber: data diolah

Data pada tabel di atas menunjukkan nilai rasio negatif dimiliki oleh Bank Panin

Syariah pada tahun 2010 dan Bank Victoria Syariah untuk tahun 2014. Nilai negatif

pada rasio ini disebabkan karena nilai laba sebelum pajak (EBT) dari kedua bank

umum syariah tersebut juga bernilai negatif. Nilai negatif ini didapat karena jumlah

beban yang harus dibayar oleh bank-bank tersebut lebih besar daripada jumlah

pendapatan yang diterima.

Page 86: POTENSI KEBANGKRUTAN PADA SEKTOR PERBANKAN SYARIAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30015/1/SHARFINA... · berdasarkan aturan yang berlaku di Fakultas Syariah

72

Selama lima tahun terakhir bank yang nilai laba sebelum pajaknya tertinggi adalah

Bank Syariah Mandiri, namum rasio laba sebelum pajak terhadap total aktiva yang

terbesar adalah BNI Syariah di tahun 2014 dengan nilai 0.11. Artinya, setiap

penggunaan Rp 1 aktiva yang dimilki BNI Syariah akan menghasilkan nilai laba

sebelum pajak sebesar Rp 0.11. Hal ini menunjukkan semakin tinggi nilai rasio laba

sebelum pajak terhadap total aktiva maka menunjukkan semakin baiknya kinerja

bank umum syariah dalam mengelola hartanya untuk menghasilkan laba sebelum

pajak.

4. X4 = Book Value of Equity to Book Value of Total Debt

Berikut ini merupakan tabel yang menunjukkan nilai buku ekuitas (Book Value of

Equity) dari bank umum syariah, yaitu:

Tabel 4.16

Nilai Buku Ekuitas (Book Value Of Equity)

No. Bank Umum

Syariah

Tahun (dalam jutaan rupiah)

2010 2011 2012 2013 2014

1 BMI 208.554 317.399 422.600 868.254 2.297.070

2 BVS 10.087 12.317 13.568 14.171 15.629

3 BRIS 92.313 125.327 123.193 163.153 151.928

4 BJBS 1.745 8.927 141.149 160.886 160.785

5 BNIS 23.647 47.720 97.474 102.349 110.890

6 BMS 68.718 61.983 57.403 51.082 288.933

7 BPS 26.424 24.446 24.761 28.527 29.861

8 BSB 43.994 57.646 58.393 85.176 80.808

9 BSM 365.261 511.063 743.598 787.871 725.401

10 BCAS 8.250 8.439 6.767 18.569 20.311

Sumber: data diolah

Page 87: POTENSI KEBANGKRUTAN PADA SEKTOR PERBANKAN SYARIAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30015/1/SHARFINA... · berdasarkan aturan yang berlaku di Fakultas Syariah

73

Data pada Tabel 4.16 menunjukkan pada tahun 2010-2012 nilai buku ekuitas

tertinggi ada pada Bank Syariah Mandiri dan untuk tahun 2013 dan 2014 nilai buku

ekuitas tertinggi adalah Bank Muamalat Indonesia. Dapat dilihat juga bahwa nilai

buku ekuitas, dari setiap bank umum syariah setiap tahunnya berfluktuasi kadang

mengalami kenaikan dan kadang megalami penurunan.

Selanjutnya tabel di bawah ini adalah data yang menunjukkan Book Value of Debt

yang dimiliki oleh bank umum syariah tahun 2010 sampai dengan tahun 2014.

Tabel 4.17

Nilai Buku Kewajiban (Book Value Of Debt)

No. Bank Umum

Syariah

Tahun (dalam jutaan

rupiah)

2010 2011 2012 2013 2014

1 BMI 208.554 317.399 422.600 868.254 2.297.070

2 BVS 35.773 64.653 161.748 119.634 84.238

3 BRIS 1.192.418 2.230.290 3.431.739 4.504.515 5.611.539

4 BJBS 274.658 350.268 575.579 711.187 583.989

5 BNIS 825.370 1.746.689 2.366.763 4.272.233 3.859.672

6 BMS 1.397.796 1.820.331 2.118.304 1.905.341 1.345.853

7 BPS 20.802 163.564 612.730 1.026.305 892.549

8 BSB 698.558 492.386 905.598 1.564.054 1.136.981

9 BSM 5.00.9834 7.741.140 9.168.631 11.029.685 9.609.312

10 BCAS 111.270 190.216 268.793 275.000 326.917

Sumber: data diolah

Data pada tabel menunjukkan bank umum syariah yang mempunyai total

kewajiban tertinggi adalah Bank Syariah Mandiri pada tahun 2010-2014. Dapat

dilihat pula bahwa nilai kewajiban bank umum syariah cenderung meningkat setiap

tahunnya, penurunan nilai kewajiban pada bank umum syariah terjadi pada tahun

Page 88: POTENSI KEBANGKRUTAN PADA SEKTOR PERBANKAN SYARIAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30015/1/SHARFINA... · berdasarkan aturan yang berlaku di Fakultas Syariah

74

2014. Tahun 2014 ini, tujuh dari sepuluh bank umum syariah mempunyai nilai total

kewajiban yang menurun dari tahun sebelumnya. Bank-bank yang mengalami

penurunan tersebut adalah Bank Victoria Syariah, Bank Jabar dan Banten Syariah,

BNI Syariah, Bank Syariah Mega, Bank Panin Syariah, Bank Syariah Bukopin dan

Bank Syariah Mandiri. Data dari nilai buku kewajiban tersebut kemudian dimasukkan

ke dalam rumus:

X4 = Book Value of Equity to Book Value of Debt = Nilai Buku Ekuitas

Total Kewajiban

Penggunaan rumus tersebut dimaksudkan untuk menghasilkan nilai rasio book value

of equity to book value of debt untuk bank umum syariah tahun 2010-2014. Tabel di

bawah ini menunjukkan nilai rasio book value of equity to book value of debt bank

umum syariah tahun 2010-2014 yaitu:

Tabel 4.18

Hasil Book Value of Equity to Book Value of Debt (X4)

No. Bank Umum

Syariah

Tahun

2010 2011 2012 2013 2014

1 BMI 0.057 0.069 0.052 0.088 0.21

2 BVS 0.28 0.19 0.084 0.12 0.18

3 BRIS 0.078 0.056 0.036 0.036 0.027

4 BJBS 0.006 0.025 0.245 0.226 0.275

5 BNIS 0.029 0.027 0.041 0.024 0.029

6 BMS 0.049 0.034 0.027 0.027 0.215

7 BPS 1.27 0.15 0.040 0.028 0.033

8 BSB 0.063 0.12 0.064 0.054 0.071

9 BSM 0.073 0.066 0.081 0.071 0.075

10 BCAS 0.074 0.044 0.025 0.068 0.062

Sumber: data diolah

Page 89: POTENSI KEBANGKRUTAN PADA SEKTOR PERBANKAN SYARIAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30015/1/SHARFINA... · berdasarkan aturan yang berlaku di Fakultas Syariah

75

Data pada Tabel 4.18 menunjukkan bahwa data dari rasio perbandingan antara nilai

buku ekuitas terhadap total kewajiban tertinggi pada tahun 2010 dimiliki oleh Bank

Panin Syariah, tahun 2011 berpindah ke Bank Victoria Syariah dan untuk tahun

2012-2014 dimiliki oleh Bank Jabar dan Banten Syariah. Semakin tinggi nilai rasio

ini maka menunjukkan bank umum syariah mampu memenuhi seluruh kewajibannya

dengan nilai buku ekuitas yang dimiliki oleh bank-bank tersebut.

Rasio tertinggi dalam waktu lima tahun terakhir dimiliki oleh Bank Panin Syariah

pada tahun 2010 dengan nilai 1.27, artinya adalah setiap Rp 1 total kewajiban yang

dimiliki Bank Panin Syariah dicover sebesar Rp 1.27 oleh nilai buku ekuitas yang

dimiliki bank tersebut.

C. Hasil Altman Z-Score Modifikasi

Berdasarkan data dari perhitungan keempat variabel yang digunakan dalam model

Altman Z-score modifikasi di atas, maka langkah selanjutnya adalah memasukkan

hasil tersebut kedalam model persamaan dari Altman Z-score modifikasi dengan

mengkalikan hasil data di atas dengan nilai konstanta atau standar dari masing-

masing variabel. Model Persamaan dan hasil dari perhitungan berdasarkan Z-score

modifikasi adalah:

Z = 6,56 X1 + 3,26 X2 + 6,72 X3 + 1,05 X4

Hasil Analisis Model Altman Z-Score Modifikasi Tahun 2010, setelah dimasukkan ke

dalam persamaan di atas adalah:

Page 90: POTENSI KEBANGKRUTAN PADA SEKTOR PERBANKAN SYARIAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30015/1/SHARFINA... · berdasarkan aturan yang berlaku di Fakultas Syariah

76

Tabel 4.19

Perhitungan Z-Score BUS Tahun 2010

Sumber: data diolah

Berdasarkan hasil perhitungan di atas, nilai z-score dari keseluruhan bank umum

syariah pada tahun 2010 melebihi nilai 2.9. Artinya seluruh bank umum syariah

dikategorikan dalam keadaan tidak bangkrut. Pada tahun ini nilai z-score tertinggi

adalah Bank Panin Syariah dan nilai z-score terendah adalah Bank Syariah Bukopin.

Selanjutnya dengan menggunakan rumus persamaan yang sama, maka hasil

perhitungan z-score pada tahun 2011 adalah

No.

Bank

Umum

Syariah

6.56 (X1) 3.26 (X2) 6.72 (X3) 1.05 (X4) Z-Score

1 BMI 5,31 0,068 0,074 0,06 5.51

2 BVS 5,44 0 0,06 0,29 5.75

3 BRIS 5,38 (0,0114) 0,02 0,082 5.47

4 BJBS 5.71 0.009 0.027 0.006 5.76

5 BNIS 5,71 0,02 0,04 0,03 5.80

6 BMS 4,46 0,046 0,121 0,05 4.68

7 BPS 5,84 (0,059) (0.11) 1,34 6.98

8 BSB 4.33 (0.31) 0.04 0.07 4.13

9 BSM 5,25 0,137 0,121 0,077 5.59

10 BCAS 5,71 0,013 0,047 0,078 5.85

Page 91: POTENSI KEBANGKRUTAN PADA SEKTOR PERBANKAN SYARIAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30015/1/SHARFINA... · berdasarkan aturan yang berlaku di Fakultas Syariah

77

Tabel 4.20

Perhitungan Z-Score BUS tahun 2011

No.

Bank

Umum

Syariah

6.56 (X1) 3.26 (X2) 6.72 (X3) 1.05 (X4) Z-

Score

1 BMI 5,51 0,068 0,074 0,072 5.72

2 BVS 5,77 0,134 0,027 0,285 6.25

3 BRIS 5,19 (0,0036) 0,01008 0,059 5.26

4 BJBS 5,84 0,023 0,06 0,026 5.95

5 BNIS 5,24 0,03 0,07 0,028 5.37

6 BMS 4,4 0,068 0,087 0,036 4.59

7 BPS 5,31 0,0011 0,081 0.16 5.55

8 BSM 5,12 (0,23) 1,12 0,13 6.14

9 BSB 5,51 0,127 0,108 0,069 5.81

10 BCAS 5,51 0,03 0,047 0,046 5.63

Sumber: data diolah

Hasil perhitungan untuk tahun 2011 menunjukkan sepuluh bank umum syariah

tersebut masih dalam kategori tidak bangkrut, untuk tahun ini nilai z-score tertinggi

ada pada Bank Victoria Syariah dan nilai z-score terendah yaitu Bank Syariah Mega.

Perhitungan z-score untuk tahun 2012, dengan persamaan yang sama seperti di

atas didapatkan hasil sebagai berikut:

Page 92: POTENSI KEBANGKRUTAN PADA SEKTOR PERBANKAN SYARIAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30015/1/SHARFINA... · berdasarkan aturan yang berlaku di Fakultas Syariah

78

Tabel 4.21

Perhitungan Z-Score BUS Tahun 2012

Sumber: data diolah

Tabel di atas menunjukkan seluruh bank umum syariah tetap berada pada kategori

tidak bangkrut, hasil ini sama seperti tahun-tahun sebelumnya. Pada tahun ini Bank

yang memliki nilai z-score tertinggi dibandingkan bank yang lain adalah Bank Jabar

dan Banten Syariah dengan nilai 5.82 dan bank yang memiliki nilai z-score terendah

adalah Bank Panin Syariah dengan nilai 4.32.

Hasil dari analisis tahun 2013 berdasarkan model Altam Z-score modifikasi seperti

di atas, maka diperoleh hasilnya sebagai berikut:

No.

Bank

Umum

Syariah

6.56 (X1) 3.26 (X2) 6.72 (X3) 1.05 (X4) Z-Score

1 BMI 5,25 0,12 0,081 0,055 5.51

2 BVS 5,24 0.025 0,074 0,088 5.48

3 BRIS 4,99 (0,00028) 0,066 0,038 5.09

4 BJBS 5,51 0,016 0,037 0,26 5.82

5 BNIS 5,12 0,055 0,087 0,043 5.30

6 BMS 4,85 0,121 0,202 0,028 5.20

7 BPS 4,07 0,059 0,15 0,042 4.32

8 BSM 4,72 (0,16) 0,05 0,01 4.62

9 BSM 5,38 0,166 0,141 0,085 5.77

10 BCAS 5,44 0,04 0,047 0,026 5.55

Page 93: POTENSI KEBANGKRUTAN PADA SEKTOR PERBANKAN SYARIAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30015/1/SHARFINA... · berdasarkan aturan yang berlaku di Fakultas Syariah

79

Tabel 4.22

Perhitungan Z-Score BUS Tahun 2013

Sumber: data diolah

Hasil perhitungan nilai z-score tahun 2013 di atas menunjukkan nilai z-score

tertinggi ada pada Bank Victoria Syariah dengan nilai 6.13 dan nilai z-score terendah

ada pada Bank Syariah Bukopin dengan nilai 4.57. Berdasarkan data pada tabel di

atas juga menunjukkan seluruh bank umum syariah masih berada pada kategori tidak

bangkrut.

Hasil dari analisis tahun 2014 berdasakan model Altam Z-score modifikasi seperti

di atas, maka diperoleh hasilnya sebagai berikut:

No.

Bank

Umum

Syariah

6.56 (X1) 3.26 (X2) 6.72 (X3) 1.05 (X4) Z-Score

1 BMI 5,18 0,065 0,081 0.092 5.42

2 BVS 5,9 0,081 0,025 0,126 6.13

3 BRIS 4,85 0,0167 0,074 0,038 4.98

4 BJBS 5,34 0,03 0,027 0,24 5,64

5 BNIS 4,72 0,068 0,08 0,025 4.89

6 BMS 4,92 0,052 0,147 0,028 5.15

7 BPS 4,85 0,02 0,047 0,029 4.95

8 BSB 4,59 -0,12 0,04 0,06 4.57

9 BSM 5,18 0,173 0,094 0,075 5.52

10 BCAS 5,64 0,052 0,054 0,071 5.82

Page 94: POTENSI KEBANGKRUTAN PADA SEKTOR PERBANKAN SYARIAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30015/1/SHARFINA... · berdasarkan aturan yang berlaku di Fakultas Syariah

80

Tabel 4.23

Perhitungan Z-Score BUS Tahun 2014

No. Bank Umum

Syariah 6.56 (X1) 3.26 (X2) 6.72 (X3) 1.05 (X4) Z-Score

1 BMI 5,18 0,036 0,0101 0,22 5.45

2 BVS 6,03 0,085 (0,114) 0,189 6.19

3 BRIS 5,18 0,036 0,01008 0,028 5.25

4 BJBS 0.88 0.006 0.005 0.275 6.11

5 BNIS 5,31 0,075 0,074 0,03 5.49

6 BMS 5,12 0,00815 0,022176 0,23 5.38

7 BPS 5,58 0,052 0,1008 0,035 5.77

8 BSB 4,99 (0,09) 0,013 0,07 4.98

9 BSM 5,51 0,166 0,013 0,079 5.77

10 BCAS 5,84 0,055 0,047 0,065 6.01

Sumber: data diolah

Data pada tabel 4.15 ini menunjukkan bahwa seluruh bank umum syariah memiliki

hasil yang sama dengan empat tahun sebelumnya yaitu seluruh bank umum syariah

berada pada kategori tidak bangkrut. Hasil ini diperoleh berdasarkan nilai z-score

yang dimiliki oleh seluruh bank umum syariah pada tahun 2014 ini masih lebih besar

dari 2.90. Nilai z-score tertinggi untuk tahun 2014 ini dimiliki oleh Bank Victoria

Syariah yaitu sebesar 6.19 dan nilai z-score terendah dimiliki oleh Bank Syariah

Bukopin yaitu sebesar 4.98.

Berdasarkan hasil dari proses yang peritungan nilai z-score menggunakan model

Altman Z-score modifikasi di atas dapat diketahui seluruh bank umum syariah dalam

rentang waktu lima tahun terakhir berada pada kategori tidak bangkrut. Nilai rata-rata

z-score untuk seluruh BUS tahun 2010-2014 ditunjukkan pada grafik di bawah ini:

Page 95: POTENSI KEBANGKRUTAN PADA SEKTOR PERBANKAN SYARIAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30015/1/SHARFINA... · berdasarkan aturan yang berlaku di Fakultas Syariah

81

Grafik 4.1

Rata-Rata Nilai Z-Score BUS Tahun 2010-2014

Sumber: data diolah

Grafik di atas menunjukkan bahwa tren nilai z-score bank umum syariah selama

tahun 2010-2014 menunjukkan pergerakan yang cenderung stabil. Penurunan nilai z-

score yang terjadi pada tahun 2012 jika diteliti disebabkan karena menurunnya nilai

rasio net working capital to total assets dan rasio book value of equity to book value

of debt. Hal ini dapat dibuktikan dengan tabel di bawah ini:

Tabel 4.24

Rata-Rata Nilai Variabel Altman Z-Score Modifikasi

Tahun WCTA RETA EBITTA BVEBVD Z-Score

2010 5.31 0.019 0.044 0.208 5.55

2011 5.34 0.023 0.168 0.091 6.63

2012 5.06 0.442 0.093 0.067 5.23

2013 5.12 0.044 0.067 0.078 5.31

2014 5.45 0.043 0.018 0.122 5.64 Sumber: data diolah

Jika dilihat pada tahun 2012 ada penurunan nilai net working capital to total assets

(WCTA) dan book value of equity to book value of debt (BVEBVD) yang

menyebabkan turunnya nilai z-score. Nilai yang turun di tahun 2012 memang tidak

hanya kedua variabel tersebut, tapi juga nilai dari earning before interest and tax to

5,55

5,63

5,275,31

5,64

5,00

5,20

5,40

5,60

5,80

2010 2011 2012 2013 2014

Page 96: POTENSI KEBANGKRUTAN PADA SEKTOR PERBANKAN SYARIAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30015/1/SHARFINA... · berdasarkan aturan yang berlaku di Fakultas Syariah

82

total assets (EBITTA). Namun hal ini tidak mempengaruhi nilai z-score, karena bila

dilihat pada tahun 2013 dan 2014 nilai rasio EBITTA juga menurun tapi nilai z-

scorenya justru naik. Kenaikan nilai z-score pada tahun 2013 dan 2014 ini disebabkan

karena nilai dari variabel WCTA dan BVEBVD mengalami peningkatan dari tahun

sebelumnya. Jadi dapat ditarik kesimpulan bahwa net working capital to total assets

dan book value of equity to book value of debt mempunyai pengaruh lebih besar

dalam menentukan nilai z-score dibandingkan dengan variabel lainnya.

Hasil menunjukkan bahwa nilai z-score tertinggi bank umum syariah setiap

tahunnya digambarkan pada grafik 4.2:

Grafik 4.2

Nilai Z-Score Tertinggi Tahun 2010-2014

Sumber: data diolah

Berdasarkan grafik hasil perhitungan z-score bank umum syariah yang memiliki

nilai z-score tertinggi paling banyak selama lima tahun terakhir adalah Bank Victoria

Syariah yaitu pada tahun 2011, 2013 dan 2014. Sedangkan Bank Panin Syariah dan

Bank Jabar dan Banten Syariah masing-masing hanya sekali mendapatkan nilai z-

score tertinggi yaitu tahun 2010 dan 2011. Jika diamati bank umum syariah yang

BPS 6,98

BVS 6,25

BJBS 5,82

BVS6,13

BVS 6,19

5,00

5,50

6,00

6,50

7,00

7,50

2010 2011 2012 2013 2014

Page 97: POTENSI KEBANGKRUTAN PADA SEKTOR PERBANKAN SYARIAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30015/1/SHARFINA... · berdasarkan aturan yang berlaku di Fakultas Syariah

83

memiliki nilai z-score tertinggi pada setiap tahunnya adalah bank syariah yang berdiri

kurang dari lima tahun, dikarenakan bank-bank umum syariah baru ini memiliki nilai

kewajiban atau hutang yang masih relatif kecil dibandingkan dengan bank syariah

yang telah lama berdiri. Selain itu jumlah aktiva yang dimiliki oleh bank-bank

tersebut lebih mampu dioptimalkan ke dalam bentuk modal kerja, meski laba yang

dihasilkan masih rendah.

D. Interpretasi Hasil Penelitian

Hasil penelitian menunjukkan bahwa kondisi keuangan bank umum syariah

menunjukkan hasil yang stabil cenderung meningkat. Hasil ini di dapat karena

kegiatan usaha yang dilakukan baik dalam kegiatan penghimpunan dan penyaluran

dana oleh bank syariah cenderung dengan aman. Maksud aman disini adalah bank

syariah dalam melakukan transaksi berlandaskan pada asset dasar (underlying assets)

dan kegiatan penyaluran dana bank syariah lebih ke arah sektor riil dalam

perekonomian domestik. Berbeda dengan bank konvensional yang kegiatan usahanya

cenderung lebih kearah spekulatif dengan melakukan transaksi-transaksi keuangan

yang mempunyai resiko tinggi. Spekulatif disini maksudnya adalah dengan

tergantung pada tingkat suku bunga, karena keuntungan terbesar bank konvensional

didapatkan dari selisih antara besarnya bunga yang dikenakan kepada para peminjam

dana dengan imbalan bunga yang diberikan kepada nasabah penyimpan.

Penelitian ini juga menunjukkan bahwa kesehatan bank umum syariah tidak

terganggu meskipun krisis ekonomi sedang melanda Indonesia, hal ini dibuktikan

Page 98: POTENSI KEBANGKRUTAN PADA SEKTOR PERBANKAN SYARIAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30015/1/SHARFINA... · berdasarkan aturan yang berlaku di Fakultas Syariah

84

dengan bank umum syariah yang berdasarkan pengukuran tingkat kesehatan berada

kategori sehat. Selain itu dilihat dari prediksi potensi kebangkrutan yang dilakukan

bank umum syariah berada pada kategori tidak bangkrut. Hal ini menunjukkan bahwa

bank syariah dapat bertahan dalam industri perbankan nasional dan selamat dari krisis

keuangan global yang menyebabkan besarnya potensi kebangkrutan pada bank.

Alasannya karena industri perbankan syariah lebih fleksibel dalam kondisi dan situasi

apapun. Ketahanan bank syariah dalam menghadapi krisis yang mengancam

kelangsungan usaha bank tersebut dikarenakan prinsip dasar dari bank syariah yang

mengedepankan konsep bagi hasil pada kegiatan penghimpunan maupun penyaluran

dana, sehingga resiko ditanggung bersama antara bank dengan pihak nasabah.

Contohnya kegiatan ini seperti pada saat rasio pembiayaan bermasalah (NPF) bank

syariah meningkat yang menyebabkan penurunan laba yang dihasilkan oleh bank

syariah, dalam keadaan ini bagi hasil yang didapat oleh nasabah yang menyimpan

dananya pada bank syariah juga terkena imbas dengan menurunnya bagi hasil yang

didapat oleh nasabah tersebut. Oleh karena itulah bank syariah lebih tahan krisis

karena resiko yang dialami oleh bank syariah tidak ditanggung sendiri. Berbeda

dengan bank konvensional yang berbasis bunga, dimana bank konvensional harus

membayar kewajiban sesuai dengan bunga yang ditetapkan meski pendapatan yang

diterima lebih rendah.

Hasil penelitian juga menunjukkan bahwa bank syariah adalah bank yang aman,

sehat dan dapat dipercaya oleh masyarakat untuk menyimpan uang atau

Page 99: POTENSI KEBANGKRUTAN PADA SEKTOR PERBANKAN SYARIAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30015/1/SHARFINA... · berdasarkan aturan yang berlaku di Fakultas Syariah

85

menginvestasikan dana yang dimiliki. Hal ini dapat dilihat dari rasio CAR dan

NCOM yang dimiliki oleh bank syariah. Nilai rasio CAR yang lebih dari 8%

menunjukkan bank syariah mempunyai kekuatan modal yang cukup kuat untuk

membantu membiayai kegiatan usahanya dan mampu mengcover kesulitan yang

mungkin terjadi pada bank umum syariah tersebut. Sedangkan untuk nilai rasio

NCOM yang lebih dari 3% menunjukkan bank umum syariah mampu menghasilkan

pendapatan yang tinggi dari kegiatan penyaluran dana yang bank syariah lakukan.

Bank syariah yang mempunyai nilai laba tinggi berpotensi untuk mempunyai

tingkat bagi hasil yang besar pula kepada para nasabahnya. Bank syariah yang

kondisi labanya cenderung stabil dan meningkat setiap tahunnya adalah Bank

Muamalat Indonesia, Bank Syariah Mandiri, Bank Syariah Mega dan BRI Syariah.

Bank umum syariah yang mempunyai modal yang kuat berpotensi akan terjaga

tingkat likuiditasnya. Masyarakat dapat memilih bank syariah yang mempunyai

modal (CAR) yang kuat seperti BNI Syariah, Bank Panin Syariah, BRI Syariah, Bank

Jabar dan Banten Syariah, atau BCA Syariah.

Hasil penelitian ini mempunyai hasil penelitian yang sejalan dengan hasil

penelitian yang dilakukan terdahulu dalam mengukur tingkat kesehatan bank umum

syariah. Penelitian yang sejalan adalah penelitian yang dilakukan oleh:

1. Sri Fatimah Rahmatillah (2014) dengan menggunakan metode RGEC memperoleh

hasil bahwa Bank Syariah Bukopin, BNI Syariah, BRI Syariah, Bank Syariah

Mandiri, BCA Syariah, Bank Panin Syariah, Bank Syariah Mega, Bank Victoria

Page 100: POTENSI KEBANGKRUTAN PADA SEKTOR PERBANKAN SYARIAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30015/1/SHARFINA... · berdasarkan aturan yang berlaku di Fakultas Syariah

86

Syariah dan Bank Muamalat Indonesia tahun 2011-2013 dinyatakan dalam tingkat

kesehatan yang sehat.

2. Mahmudah (2013), penelitian tingkat kesehatan terhadap Bank Syariah Mandiri,

Bank Muamalat Indonesia dan BRI Syariah pada tahun 2010-2012 menggunakan

metode RGEC menunjukkan bahwa bank umum syariah berada pada tingkat

kesehatan yang sehat.

Hasil penelitian yang sejalan dengan penulis dalam memprediksi potensi

kebangkrutan bank umum syariah adalah

1. penelitian yang dilakukan oleh Bella Myirandasari (2015) yang mengatakan BNI

Syariah, Bank Syariah Mega, Bank Syariah Mandiri dan Bank Muamalat

Indonesia tahun 2011-2013 berada pada kategori tidak bangkrut. Hal ini karena

nilai rata-rata z-score bank umum syariah selama 3 tahun menunjukkan nilai 5.29.

Artinya nilai ini lebih besar dari 2.90, hasil ini diperoleh dengan menggunakan

model analisis Altman z-score modifikasi. Sedangkan hasil penelitian ini

menunjukkan bahwa nilai rata-rata z-score untuk keempat bank umum syariah di

atas tahun 2011-2013 menunjukkan hasil 5.28. Perbedaan nilai ini dikarenakan ada

perbedaan pembulatan dalam nilai.

2. Sri Fatimah Rahmatillah (2014) yang mengatakan bahwa Bank Syariah Bukopin,

BNI Syariah, BRI Syariah, Bank Syariah Mandiri, BCA Syariah, Bank Panin

Syariah, Bank Syariah Mega, Bank Victoria Syariah dan Bank Muamalat

Indonesia tahun 2011-2013 dinyatakan dalam kategori tidak bangkrut. Hasil rata-

Page 101: POTENSI KEBANGKRUTAN PADA SEKTOR PERBANKAN SYARIAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30015/1/SHARFINA... · berdasarkan aturan yang berlaku di Fakultas Syariah

87

rata nilai z-score yang diperoleh sebesar 5.40. Hasil didapat dengan menggunakan

model analisis Altman z-score modifikasi. Hasil penelitian penulis juga

menunjukkan nilai rata-rata yang sama dengan hasil penelitian Sri Fatimah.

Hasil yang berbeda dengan penelitian sebelumnya terjadi dengan penelitian yang

dilakukan oleh Muhamad Nadratuzzaman dan Shofaun Nada (2013) yang

menyatakan bahwa Bank Muamalat Indonesia, Bank Syariah Mandiri dan Bank

Syariah Mega pada tahun 2010 berada pada kategori bangkrut. Hasil ini didapat

karena nilai z-score bank umum syariah tersebut dibawah 1.81. Perbedaan terjadi

karena bila dalam peneltian ini penulis menggunakan model analisis Altman z-score

modifikasi, sedangkan penelitian yang dilakukan oleh Muhamad Nadratuzzaman dan

Shofaun Nada menggunakan model analisis Altman z-score revisi. Perbedaan kedua

model ini terletak pada variabel yang digunakan, dalam model Altman z-score revisi

ada variabel sales to total assets sedangkan dalam model Altman z-score modifikasi

tidak ada. Selain perbedaan variabel, perbedaan lain ada pada nilai konstanta yang

harus dikalikan dengan masing-masing nilai dari variabel juga berbeda dan juga

perbedaan pada batas nilai z-score yang harus dipenuhi. Penjelasan lebih jelas sudah

diterangkan pada bab 2 dalam penelitian ini.

Dari penjabaran di atas maka dapat ditarik kesimpulan bahwa Altman z-score

memang dapat digunakan sebagai sistem pencegahan dini untuk memprediksi potensi

kebangkrutan pada perusahaan. Tapi karena model analisis Altman Z-Score ini

mempunyai beberapa bentuk, maka dalam memilih model analisis ini juga harus

Page 102: POTENSI KEBANGKRUTAN PADA SEKTOR PERBANKAN SYARIAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30015/1/SHARFINA... · berdasarkan aturan yang berlaku di Fakultas Syariah

88

diperhatikan. Model Altman yang digunakan harus sesuai dengan bentuk perusahaan

yang akan dijadikan objek penelitian.

Penelitian ini menggunakan kondisi keuangan bank umum syariah sebagai objek

penelitian, maka model analisis Altman z-score yang digunakan harus sesuai dengan

karakteristik yang dimiliki oleh bank yang merupakan perusahaan jasa keuangan.

Berdasarkan teori yang telah dikemukakan pada bab 2 model analisis yang dinilai

lebih baik digunakan untuk memprediksi potensi kebangkrutan bank syariah

menggunakan model Altman z-score adalah bentuk model Altman z-score

modifikasi.

Alasan pemilihan model Altman z-score modifikasi ini karena bank syariah

berbeda dengan perusahaan manufaktur jadi bank syariah tidak cocok menggunakan

model Altman z-score original ataupun Altman z-score revisi, hal ini karena kedua

model Altman tersebut adalah model yang dibuat untuk memprediksi kebangkrutan

dari perusahaan maufaktur baik yang sudah go public maupun yang belum.

Sedangkan Altman z-score modifikasi adalah sebual model analisis alternatif yang

dikembangkan oleh Altman agar dapat digunakan pada perusahaan non manufaktur,

dalam model ini variable X5 dihilangkan. Ini karena dalam perusahaan non

manufaktur tidak ada akun sales (penjualan).

Dari interpretasi penelitian yang telah dijabarkan dapat ditarik kesimpulan bahwa

sebenarnya bank umum syariah adalah bank yang memiliki kinerja yang baik dan

bank yang kredibel sebagai lembaga keuangan yang menghimpun dan menyalurkan

Page 103: POTENSI KEBANGKRUTAN PADA SEKTOR PERBANKAN SYARIAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30015/1/SHARFINA... · berdasarkan aturan yang berlaku di Fakultas Syariah

89

dana masyarakat. Meski eksistensi bank umum syariah belum lama seperti bank

konvensional dan laba yang dihasilkan juga belum setara dengan bank konvensional,

tapi bank umum syariah sudah terbukti dapat bertahan dari guncangan krisis ekonomi

yang terjadi di Indonesia pada tahun 1997 dan 2008. Bila dilihat pada tahun-tahun

krisis tersebut di mana banyak bank konvensional tutup karena kesulitan keuangan,

keadaan berbeda ditunjukkan oleh bank umum syariah di mana pada saat itu tidak ada

bank umum syariah yang dilikuidasi oleh pemerintah atau diakuisisi oleh bank lain

karena masalah kesulitan keuangan akibat krisis yang melanda.

Meskipun demikian bank umum syariah harus tetap menerapkan prinsip kehati-

hatian dengan lebih baik lagi, kelangsungan usaha bank umum syariah di masa depan

bukan hanya dilihat dari nilai rasio-rasio keuangan yang menunjukkan hasil yang baik

tetapi juga dilihat dari tata kelola manajemen yang baik. Hal ini dikarenakan bila ada

bank umum syariah yang kolaps akibat manajemen yang salah urus akan membuat

pandangan masyarakat menjadi rusak, kepercayaan terhadap bank syariah menjadi

menurun dan membuat pandangan di masyarakat bahwa bank syariah tidak terjamin

keamanannya. Sebenarnya banyak bank yang kolaps bukan karena kondisi

keuangannya yang buruk atau pendapatan bank yang menurun, tetapi karena

kesalahan yang dibuat oleh manajemen bank sehingga menyebabkan kesulitan

likuiditas pada bank tersebut. Likuiditas bank yang menurun akan langsung membuat

bank tersebut kehilangan kepercayaan dari masyarakat dan menyebabkan masyarakat

ingin menarik uangnya dari bank tersebut, kejadian ini pernah terjadi pada Bank

Page 104: POTENSI KEBANGKRUTAN PADA SEKTOR PERBANKAN SYARIAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30015/1/SHARFINA... · berdasarkan aturan yang berlaku di Fakultas Syariah

90

Century yang berakibat dilikuidasinya bank tersebut dan akhirnya berganti nama

menjadi Bank Mutiara. Jadi dalam konteks menjaga kestabilan keuangan perbankan

syariah dan terus menjaga kelangsungan usaha bank umum syariah yang harus

diperhatikan adalah kinerja keuangannya, tingkat likuiditasnya dan tata kelola

manajemen bank tersebut.

Page 105: POTENSI KEBANGKRUTAN PADA SEKTOR PERBANKAN SYARIAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30015/1/SHARFINA... · berdasarkan aturan yang berlaku di Fakultas Syariah

91

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah dijabarkan sebelumnya,

maka dapat ditarik kesimpulan:

1. Tahun 2010 sampai dengan tahun 2014 seluruh bank umum syariah mempunyai

nilai di atas 2.90, nilai tersebut merupakan kriteria pada model Z-score modifikasi

yang menyatakan bahwa perusahaan dalam kondisi yang tidak bangkrut.

2. Naik turunnya hasil dari Z-score ini ditentukan oleh variabel net working capital to

total assets dan book value of equity to total assets.

3. Nilai z-score tertinggi tahun 2010 ada pada Bank Panin Syariah, tahun 2011, 2013

dan 2014 nilai z-score tertinggi adalah Bank Victoria Syariah dan untuk tahun

2012 nilai z-score tertinggi ada pada Bank Jawa Barat dan Banten Syariah.

4. Metode RGEC yang digunakan untuk mengukur tingkat kesehatan pada bank

menghasilkan hasil bahwa bank umum syariah dikategorikan dalam keadaan

sehat. Hasil ini sejalan dengan hasil model Altman z-score modifikasi.

Page 106: POTENSI KEBANGKRUTAN PADA SEKTOR PERBANKAN SYARIAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30015/1/SHARFINA... · berdasarkan aturan yang berlaku di Fakultas Syariah

92

B. Saran

Peneliti menyadari bahwa penelitian ini masih jauh dari kesempurnaan. Untuk itu

berdasarkan hasil penelitian, maka penulis memberikan saran sebagai berikut:

1. Berdasarkan hasil penelitian bank umum syariah di Indonesia, kondisi keuangan

bank umum syariah dikategorikan dalam keadaan yang sehat dan tidak bangkrut.

Sehingga bank umum syariah dapat bertahan di industri perbankan nasional dan

mampu menghadapi krisis ekonomi yang sedang melanda di Indonesia. Selain itu

bank umum syariah juga sudah terdaftar di Lembaga Penjamin Simpanan (LPS)

sehingga nasabah yang menyimpan dananya di bank umum syariah dijamin

keamanannya. Oleh karena itu masyarkat tidak perlu lagi ragu untuk menyimpan

ayau menginvestasikan dananya di bank umum syariah.

2. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kemampuan bank umum syariah dalam

menghasilkan laba adalah cukup baik. Modal yang dimiliki bank syariah juga

sangat kuat, sehingga bank syariah dapat menjalankan usahanya dengan lancar.

Jadi masyarakat juga tidak perlu khawatir tentang kemampuan bank umum syariah

menghasilkan laba dari kegiatan usahanya dan kekuatan modal bank syariah dalam

menjaga tingkat likuiditasnya

3. Untuk mengecek hasil penelitian ini diharapkan penelitian selanjutnya dapat

menambahkan atau membandingkan model analisis yang penulis gunakan dengan

model analisis lain yang dapat mengukur permasalahan yang sama.

Page 107: POTENSI KEBANGKRUTAN PADA SEKTOR PERBANKAN SYARIAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30015/1/SHARFINA... · berdasarkan aturan yang berlaku di Fakultas Syariah

93

DAFTAR PUSTAKA

Daftar Buku:

Arifin, Zainul. Memahami Bank Syariah Lingkup, Peluang, Tantangan, dan Prospek.

Jakarta: AlvaBet, 1999.

Boediono dan Wayan Koster. Teori dan Aplikasi Statistika dan Probabilitas.

Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2008.

Harahap, Sofyan S., dkk. Akuntansi Perbankan Syariah: Edisi Revisi. Jakarta:

Lembaga Penerbit Fakultas Ekonomi Universitas Trisakti (LPFE – Usakti).

2004.

Harahap, Sofyan S. Analisis Kritis Atas Laporan Keuangan. Jakarta: PT. Raja

Grafindo Persada, 2009.

Ikatan Akuntansi Indonesia. PSAK No 101 Standar Akuntansi Keuangan. Jakarta:

Ikatan Akuntansi Indonesia, 2007.

Kasmir. Analisis Laporan Keuangan. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2014.

Nurhayati, Sri dan Wasilah. Akuntansi Syariah di Indonesia. Jakarta: Salemba Empat,

2009.

Rochaety, Ety. dkk,.Metodologi Penelitian Bisnis Dengan Aplikasi SPSS Edisi Revisi.

Jakarta: Penerbit Mitra Wacana Media, 2009.

S. Munawir. Analisis Informasi Keuangan. Yogyakarta: Liberty Yogyakarta, 2002.

Sembiring, Sentosa. Hukum Kepailitan dan Peraturan Perundang-undangan yang

Terkait dengan Kepailitan. Bandung: Nuansa Aulia, 2006.

Simamora, Bilson.Analisis Multivariat Pemasaran. Jakarta: PT Gramedia Pustaka

Utama, 2005.

Singarimbun, Masri dan Sofian Effendi (Eds). Metode Penelitian Survai Edisi Revisi.

Jakarta: LP3ES. 1995

Page 108: POTENSI KEBANGKRUTAN PADA SEKTOR PERBANKAN SYARIAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30015/1/SHARFINA... · berdasarkan aturan yang berlaku di Fakultas Syariah

94

Sunyoto, Danang. Analisis Laporan Keuangan Untuk Bisnis. Yogyakarta: Center of

Academic Publishing Service (CAPS), 2013.

Widarjono, Agus. Analisis Statistika Multivariat Terapan. Yogyakarta: UPP STIM

YKPN, 2010.

Yaya, Rizal, dkk, Akuntansi Perbankan Syariah Teori dan Praktik Kontemporer,

Jakarta: Salemba Empat, 2013

DAFTAR JURNAL DAN SKRIPSI

Altman, Edward I. “Financial Ratios, Discriminant Analysis And The Prediction of

Corporate Bankruptcy”. The Journal Of Finance. Vol. 23 No. 4. (September

1968).

Altman, Edward I. “Predicting Financial Distress of Companies: Revisiting The Z-

Score and ZETA® Models”. The Journal Of Finance.(Juli 2000).

Alkatiri, Lubna Awad, “Analisis Resiko Kebangkrutan Z-Score Altman Pada Bank

Syariah dan Bank Non Syariah”. Skripsi S1 Fakultas Ekonomi, Universitas

Yogyakarta, 2007.

Akhyar, Muhammad dan Imam Taufiq. “Analisis Ketepatan Prediksi Metode Altman

Terhadap Terjadinya Likuidasi Pada Lembaga Perbankan (Kasus Likuidasi

Perbankan Di Indonesia)”, Jurnal Akuntansi. Vol 5 No 2 (Desember 2001).

Andiria Rosa, Agustin dan Iman Murtono Soenhadji. “Analysis of Altman Z (Zeta)-

Score Method To Predict Bankruptcy of Century Bank”. Jurnal Program

Pasca Sarjana. (2010).

Anggraeni, Retno Dewi, Sri Magesti Rahayu dan Topowijono. “Penerapan Model

Multiple Discriminant Analysis Untuk Memprediksi Financial Distress

(Studi pada Sektor Industri Barang Konsumsi yang Listing di BEI periode

2009-2012)”. Fakultas Ilmu Administrasi Universitas Brawijaya

Anggaraini, Yuli R. “Analisis Prediksi Kebangkrutan Perbankan Berdasarkan Model

Altman Z-Score pada PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero), Tbk”. Skripsi

S1 Fakultas Ekonomi, Universitas Jember. 2011.

Denok, Maesaroh. “Pengaruh Debt Default Dan Prediksi Kebangkrutan Metode

Altman Z-Score Terhadap Opini Audit Going Concern (Studi Empiris Pada

Perusahaan Manufaktur di BEJ)”. Skripsi S1 Fakultas Ekonomi dan Ilmu

Sosial, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. 2009.

Page 109: POTENSI KEBANGKRUTAN PADA SEKTOR PERBANKAN SYARIAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30015/1/SHARFINA... · berdasarkan aturan yang berlaku di Fakultas Syariah

95

Endri. “Prediksi Kebangkrutan Bank Untuk Menghadapi dan Mengelola Perubahan

Lingkungan Bisnis: Analisis Model Altman Z-Score”. Perbanas Quarterly

Review. Vol.2. (2008).

Kosasih. “Analisis Tingkat Kebangkrutan Model Altman dan Foster Pada Perusahaan

Textile Dan Garment Go Public di BEI”. Skripsi S1 Fakultas Ekonomi dan

Bisnis, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. 2010.

Mustafa Kamil, ST. Ibrah. “Analisis Prediksi Kebangkrutan pada Perusahaan

Perbankan Go Public di BEI dengan Model Altman Z-Score”. Skripsi S1

Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Hasanuddin Makassar. 2011.

Mahmudah. “Penilaian Tingkat Kesehatan Bank Syariah (Studi Komparasi CAMELS

dan RGEC pada BSM, BMI, dan BRI Syariah)”. Skripsi S1 Fakultas Syariah

dan Hukum Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. 2013.

Myirandasari, Bella. “Anlisis Komparasi Stabilitas Perbankan Syariah dan

Konvensional (Bank Umum Devisa Non Go Public di Indonesia)”. Jurnal

Ilmiah. Universitas Brawijaya Malang. 2015.

Nadratuzzaman, Muhamad dan Shofaun Nada. “Pengukuran Tingkat Kesehatan dan

Gejala Financial Distress Bank Umum Syariah”. Jurnal Economia, Vol. 9

No. 2. (Februari 2012).

Nada, Shofaun. “Penerapan Metode Multiple Discriminant Analysis (MDA) Untuk

Mengukur Tingkat Kesehatan Yang Mengidentifikasi Gejala Financial

Distress Pada Bank Umum Syariah”. Skripsi S1 Fakultas Syariah dan

Hukum, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. 2012.

Nugraheni, Aprilia. “Analisis Ketepatan Prediksi Potensi Kebangkrutan Melalui

Altman Z-Score Dan Hubungannya Dengan Harga Saham Pada Perusahaan

Perbankan Yang Listing Di Bursa Efek Jakarta”. Skripsi S1 Fakultas

Ekonomi Universitas Negeri Semarang. 2005.

Nugroho, M. Iqbal Dwi. “Analisis Financial Distress Dengan Menggunakan Model

Altman Z-Score Modifikasi 1995”. Skripsi S1 Fakultas Ekonomika dan

Bisnis, Universitas Diponegoro Semarang. 2012.

Nurina Astria, Maya. “Pelaksanaan Kebijakan”. Skripsi S1 Fakultas Hukum,

Universitas Indonesia. 2009.

Page 110: POTENSI KEBANGKRUTAN PADA SEKTOR PERBANKAN SYARIAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30015/1/SHARFINA... · berdasarkan aturan yang berlaku di Fakultas Syariah

96

Nurhasanah. “Analisis Rasio Keuangan Model Altman dan Model Springate Sebagai

Early Warning System Terhadap Prediksi Kondisi Bermasalah Pada Bank

Go Public”. Skripsi S1 Fakultas Ekonomi dan Ilmu Sosial, Universitas Islam

Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. (Juni 2010).

Nurhasanah, Iis. “Penggunaaan Rasio Keuangan Sebagai Prediktor Potensi Financial

Distress dan Kebangkrutan pada Sektor Perbankan Syariah dengan Model

Altman Z-Score (Studi kasus pada BUS periode 2010-2011)”. Skripsi S1

Fakultas Syariah dan Hukum, Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga

Yogyakarta. 2012.

Rahmatillah, Sri Fatimah. “Analisis Komparatif Prediksi Kebangkrutan

Menggunakan Model Risk Based Bank Rating dan Model Altman Z-Score

Pada Perbankan Umum Syariah di Indonesia”. Skripsi S1 Fakultas Ekonomi

dan Bisnis, Universitas Hasanuddin Makasar. 2014.

Ramadhani, Ayu Suci dan Niki Lukviarman. “Perbandingan Analisis Prediksi

Kebangkrutan Menggunakan Model Altman Pertama, Altman Revisi Dan

Altman Modifikasi Dengan Ukuran Dan Umur Perusahaan Sebagai Variabel

Penjelas (Studi Pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar Di Bursa Efek

Indonesia)”. Jurnal Siasat Bisnis. Vol. 13 No. 1. 2009.

Wahyuni, Mutiara. “Analisis Rasio Keuangan Terhadap Metode Altman Z-Score,

Zmijewski, dan Springate dalam Memprediksi Kebangkrutan pada Sektor

yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Perode 2009-2012”. Skripsi S1

Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah

Jakarta, 2014),

Daftar Website

Bank Indonesia. “Cetak Biru Pengembangan Perbankan Syariah di Indonesia”.

diakses pada 30 Maret 2015 dari

http://www.bi.go.id/web/id/Tentang+BI

PBI No. 13/1/PBI/2011 Tentang Penilaian Tingkat Kesehatan Bank Umum”, diakses

tanggal 30 Maret 2015 diakses dari

www.bi.go.id/id/peraturan/No.13_24 DPNP_2011.

PBI No. 8/4/PBI/2006. “Tentang Pelaksanaan GCG Bagi Bank Umum”. diakses pada

30 Maret 2015 dari www.bi.go.id/id/peraturan/perbankan/pbi_82406

PBI No.15/12/PBI/2013. “Tentang Kewajiban Penyediaan Modal Minimum”. diakses

pada tanggal 30 Maret 2015 dari www.bi.go.id/id/peraturan/perbankan

Page 111: POTENSI KEBANGKRUTAN PADA SEKTOR PERBANKAN SYARIAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30015/1/SHARFINA... · berdasarkan aturan yang berlaku di Fakultas Syariah

97

Undang-Undang Republik Indonesia No. 21 Tahun 2008. “Tentang Perbankan

Syariah”. diakses pada 30 Maret 2015 dari

www.bi.go.id/id/perbankan/syariah/Documents/UU_21_08_Syariah

Undang-Undang Republik Indonesia No 37 Tahun 2004. “Tentang Kepailitan dan

Penundaan Kewajiban Pembayaran Utang”. diakses tanggal 30 Maret

2015 dari http:// hukumkepailitan.com/

Undang-Undang Republik Indonesia No. 10 Tahun 1998. “Tentang Perubahan Atas

Undang-Undang No.72 Tahun 1992 Tentang Perbankan”. diakses pada

30 Maret 2015 dari

https://id.wikisource.org/wiki/UndangUndang_Republik_Indonesia_No

mor_10_Tahun_1998

Surat Edaran BI No. 13/24/DPNP. “Perihal Penilaian Tingkat Kesehatan Bank

Umum”. diakses tanggal 30 Maret 2015 dari www.ojk.go.id/surat-

edaran-bank-indonesia-nomor-13-24-dpnp

Surat Edaran BI No.12/13/Dpbs. “Tentang Pelaksanaan GCG Bagi Bank Umum”.

diakses pada 30 Maret 2015 dari

www.bi.go.id/id/peraturan/perbankan/Pages/se_121310

Surat Edaran BI No.9/12/DPNP Tentang Pelaksanaan GCG Bagi Bank Umum”,

diakases pada tanggal 30 Maret 2015 dari www.ojk.go.id/surat-

edaran-bank-indonesia-nomor-9-12-dpnp

Surat Edaran BI No.9/24/Dpbs/2007 Perihal Sistem Penilaian Tingkat Kesehatan

Bank Umum Berdarakan Prinsip Syariah", diakses tanggal 30 Maret

2015 dari www.bi.go.id/id/peraturan/perbankan/Pages/se_092407

Page 112: POTENSI KEBANGKRUTAN PADA SEKTOR PERBANKAN SYARIAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30015/1/SHARFINA... · berdasarkan aturan yang berlaku di Fakultas Syariah

LAMPIRAN 1 Hasil Hitung Net Working Capital BUS Tahun 2010-2014

Tahun 2010 : Net Working Capital = Asset Lancar - Kewajiban Lancar

No. Bank Umum Syariah Asset Lancar (a) Kewajiban Lancar (b) Modal Kerja Bersih (a-b)

1 PT. Bank Muamalat Indonesia 20.723.117 3.310.063 17.413.054

2 PT. Bank Victoria Syariah 623.587 344.518 279.069

3 Bank BRI Syariah 6.743.070 1.142.639 5.600.431

4 B.P.D Jawa Barat Banten Syariah 1.917.951 240.580 1.677.371

5 Bank BNI Syariah 6.318.311 735.716 5.582.595

6 Bank Syariah Mega Indonesia 4.524.742 1.354.568 3.170.174

7 Bank Panin Syariah 426.304 17.563 408.741

8 PT. Bank Syariah Bukopin 2.060.588 613.559 1.447.029

9 Bank Syariah Mandiri 31.427.849 5.376.048 26.051.801

10 PT. BCA Syariah 863.975 100.835 763.140

Tahun 2011 Net Working Capital = Asset Lancar - Kewajiban Lancar

No. Bank Umum Syariah Asset Lancar (a) Kewajiban Lancar

(b) Modal Kerja Bersih (a-b)

1 PT. Bank Muamalat Indonesia 31.704.347 4.357.692 27.346.655

2 PT. Bank Victoria Syariah 625.410 62.950 562.460

3 Bank BRI Syariah 11.014.552 2.143.872 8.870.680

4 B.P.D Jawa Barat Banten Syariah 2.826.742 294.304 2.532.438

5 Bank BNI Syariah 8.402.815 1.660.323 6.742.492

6 Bank Syariah Mega Indonesia 5.464.262 1.748.741 3.715.521

7 Bank Panin Syariah 986.419 158.915 827.504

8 PT. Bank Syariah Bukopin 2.530.738 405.611 2.125.127

9 Bank Syariah Mandiri 46.779.265 5.919.330 40.859.935

10 PT. BCA Syariah 1.204.916 177.741 1.027.175

Tahun 2012 Net Working Capital = Asset Lancar - Kewajiban Lancar

No. Bank Umum Syariah Asset Lancar (a) Kewajiban Lancar

(b) Modal Kerja Bersih (a-b)

1 PT. Bank Muamalat Indonesia 43.999.754 8.418.116 35.581.638

2 PT. Bank Victoria Syariah 918.988 163.042 755.946

3 Bank BRI Syariah 13.907.429 3.133.449 10.773.980

4 B.P.D Jawa Barat Banten Syariah 4.117.316 512.121 3.605.195

5 Bank BNI Syariah 10.530.883 2.208.223 8.322.660

6 Bank Syariah Mega Indonesia 8.073.584 2.011.775 6.061.809

7 Bank Panin Syariah 2.108.876 787.655 1.321.221

8 PT. Bank Syariah Bukopin 3.444.459 825.268 2.619.191

Page 113: POTENSI KEBANGKRUTAN PADA SEKTOR PERBANKAN SYARIAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30015/1/SHARFINA... · berdasarkan aturan yang berlaku di Fakultas Syariah

9 Bank Syariah Mandiri 52.215.048 8.156.727 44.058.321

10 PT. BCA Syariah 1.587.439 253.280 1.334.159

Tahun 2013 Net Working Capital = Asset Lancar - Kewajiban Lancar

No. Bank Umum Syariah Asset Lancar (a) Kewajiban Lancar

(b) Modal Kerja Bersih (a-b)

1 PT. Bank Muamalat Indonesia 53.069.755 10.026.943 43.042.812

2 PT. Bank Victoria Syariah 1.302.701 113.235 1.189.466

3 Bank BRI Syariah 13.907.429 3.133.449 10.773.980

4 B.P.D Jawa Barat Banten Syariah 4.495.900 649.029 3.846.871

5 Bank BNI Syariah 14.533.249 3.977.177 10.556.072

6 Bank Syariah Mega Indonesia 9.035.286 1.800.040 7.235.246

7 Bank Panin Syariah 4.008.205 1.015.244 2.992.961

8 PT. Bank Syariah Bukopin 4.168.798 1.128.239 3.040.559

9 Bank Syariah Mandiri 61.696.233 11.250.280 50.445.953

10 PT. BCA Syariah 2.013.728 263.437 1.750.291

Tahun 2014 Net Working Capital = Asset Lancar - Kewajiban Lancar

No. Bank Umum Syariah Asset Lancar (a) Kewajiban Lancar

(b) Modal Kerja Bersih (a-b)

1 PT. Bank Muamalat Indonesia 59.120.932 9.763.883 49.357.049

2 PT. Bank Victoria Syariah 1.395.440 74.559 1.320.881

3 Bank BRI Syariah 20.127.544 4.024.066 16.103.478

4 B.P.D Jawa Barat Banten Syariah 5.908.086 533.062 5.375.024

5 Bank BNI Syariah 19.299.851 3.500.684 15.799.167

6 Bank Syariah Mega Indonesia 6.698.827 1.237.565 5.461.262

7 Bank Panin Syariah 6.154.599 873.919 5.280.680

8 PT. Bank Syariah Bukopin 4.974.902 1.053.049 3.921.853

9 Bank Syariah Mandiri 64.719.334 8.614.688 56.104.646

10 PT. BCA Syariah 2.964.948 311.773 2.653.175

Page 114: POTENSI KEBANGKRUTAN PADA SEKTOR PERBANKAN SYARIAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30015/1/SHARFINA... · berdasarkan aturan yang berlaku di Fakultas Syariah

LAMPIRAN 2 Angka Dalam Variabel Z-Score BUS Tahun 2010-2014

Modal Kerja Bersih (Net Working Capital)

No. Bank Umum

Syariah

Tahun (dalam jutaan rupiah)

2010 2011 2012 2013 2014

1 BMI 17.413.059 27.346.655 35.581.638 43.042.812 49.357.049

2 BVS 279.069 562.460 755.946 1.189.466 1.320.881

3 BRIS 5.600.431 8.870.680 10.773.980 12.929.302 16.103.478

4 BJBS 1.677.371 2.849.451 3.605.195 3.846.871 5.375.024

5 BNIS 5.582.595 6.742.492 8.322.660 10.556.072 15.799.167

6 BMS 3.170.174 3.715.521 6.061.809 7.235.246 5.461.262

7 BPS 408.741 827.504 1.321.221 2.992.961 5.280.680

8 BSB 1.447.029 2.125.127 26.191.911 3.040.519 3.921.853

9 BSM 26.105.801 40.859.935 44.058.321 50.445.953 56.104.646

10 BCAS 763.140 1.027.175 1.334.159 1.750.291 2.653.175

Total Aktiva (Total Assets)

No. Bank Umum

Syariah

Tahun (dalam jutaan rupiah)

2010 2011 2012 2013 2014

1 BMI 21.442.596 32.479.506 44.854.413 54.694.020 62.413.310

2 BVS 336.676 642.026 939.472 1.323.398 1.439.903

3 BRIS 6.856.386 11.200.823 14.088.914 17.400.914 20.356.863

4 BJBS 1.930.469 2.749.451 4.275.097 4.695.088 6.090.945

5 BNIS 6.394.924 8.466.887 10.645.313 14.708.504 19.492.112

6 BMS 4.637.730 5.565.724 8.164.921 9.121.575 7.042.489

7 BPS 458.713 1.016.878 2.140.482 4.052.701 6.207.679

8 BSB 2.193.952 2.730.027 3.616.108 4.343.069 5.161.300

9 BSM 32.481.873 48.671.950 54.058.321 63.965.361 66.942.422

10 BCAS 874.631 1.217.097 1.602.181 2.041.419 2.665.416

Laba Ditahan (Retained Earning)

No. Bank Umum

Syariah

Tahun (dalam jutaan rupiah)

2010 2011 2012 2013 2014

1 BMI 443.684 670.639 1.596.742 1.120.895 684.634

2 BVS 0 2.655 23.214 33.378 37.453

3 BRIS (23.978) (12.324) 89.564 219.128 228.343

4 BJBS 5.393 20.579 30.095 40.571 35.531

5 BNIS 36.512 72.386 186.218 303.680 448.500

6 BMS 62.854 116.721 301.539 149.540 17.396

7 BPS (8.882) 351 39.405 25.995 96.934

8 BSB (206.805) (194.596) (177.296) (157.750) (149.088)

9 BSM 1.358.882 1.909.952 2.772.182 3.373.423 3.445.201

10 BCAS 3.826 10.599 18.959 31.659 44.609

Page 115: POTENSI KEBANGKRUTAN PADA SEKTOR PERBANKAN SYARIAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30015/1/SHARFINA... · berdasarkan aturan yang berlaku di Fakultas Syariah

EBT (Laba Sebelum Pajak)

No. Bank Umum

Syariah

Tahun (dalam jutaan rupiah)

2010 2011 2012 2013 2014

1 BMI 231.076 371.670 521.841 653.621 96.719

2 BVS 3.013 26.182 10.164 4.928 (25.021)

3 BRIS 18.053 16.701 138.052 183.942 29.615

4 BJBS 7.696 25.769 20.843 18.759 29.751

5 BNIS 36.734 89.356 137.744 179.616 220.133

6 BMS 84.352 72.050 246.728 195.737 23.219

7 BPS (7.173) 12.410 49.572 29.162 95.732

8 BSB 14.919 15.023 24.354 27.245 12.770

9 BSM 583.315 767.112 1.125.264 906.498 112.608

10 BCAS 6.285 8.950 10.961 16.761 17.498

Nilai Buku Ekuitas (Book Value Of Equity)

No. Bank Umum

Syariah

Tahun (dalam jutaan rupiah)

2010 2011 2012 2013 2014

1 BMI 208.554 317.399 422.600 868.254 2.297.070

2 BVS 10.087 12.317 13.568 14.171 15.629

3 BRIS 92.313 125.327 123.193 163.153 151.928

4 BJBS 1.745 8.927 141.149 160.886 160.785

5 BNIS 23.647 47.720 97.474 102.349 110.890

6 BMS 68.718 61.983 57.403 51.082 288.933

7 BPS 26.424 24.446 24.761 28.527 29.861

8 BSB 43.994 57.646 58.393 85.176 80.808

9 BSM 365.261 511.063 743.598 787.871 725.401

10 BCAS 8.250 8.439 6.767 18.569 20.311

Nilai Buku Kewajiban (Book Value Of Debt)

No. Bank Umum

Syariah

Tahun (dalam jutaan rupiah)

2010 2011 2012 2013 2014

1 BMI 208.554 317.399 422.600 868.254 2.297.070

2 BVS 35.773 64.653 161.748 119.634 84.238

3 BRIS 1.192.418 2.230.290 3.431.739 4.504.515 5.611.539

4 BJBS 274.658 350.268 575.579 711.187 583.989

5 BNIS 825.370 1.746.689 2.366.763 4.272.233 3.859.672

6 BMS 1.397.796 1.820.331 2.118.304 1.905.341 1.345.853

7 BPS 20.802 163.564 612.730 1.026.305 892.549

8 BSB 698.558 492.386 905.598 1.564.054 1.136.981

9 BSM 5.00.9834 7.741.140 9.168.631 11.029.685 9.609.312

10 BCAS 111.270 190.216 268.793 275.000 326.917

Page 116: POTENSI KEBANGKRUTAN PADA SEKTOR PERBANKAN SYARIAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30015/1/SHARFINA... · berdasarkan aturan yang berlaku di Fakultas Syariah

LAMPIRAN 3 Hasil Hitung Variabel Z-Score

Hasil Net Working Capital to Total Assets (X1)

Hasil Retained Earning to Total Assets (X2)

No. Bank Umum

Syariah

Tahun

2010 2011 2012 2013 2014

1 BMI 0.021 0.021 0.036 0.020 0.011

2 BVS 0 0.041 0.025 0.025 0.026

3 BRIS (0.0035) (0.0011) (0.00087) 0.0051 0.011

4 BJBS 0.003 0.007 0.005 0.009 0.006

5 BNIS 0.006 0.009 0.017 0.021 0.023

6 BMS 0.014 0.021 0.037 0.016 0.0025

7 BPS (0.018) 0.00035 0.018 0.006 0.016

8 BSB (0.094) (0.071) (0.049) (0.036) (0.028)

9 BSM 0.042 0.039 0.051 0.053 0.051

10 BCAS 0.004 0.009 0.012 0.016 0.017

Hasil EBT (Laba Sebelum Pajak) to Total Assets

No. Bank Umum

Syariah

Tahun

2010 2011 2012 2013 2014

1 BMI 0.011 0.011 0.012 0.012 0.0015

2 BVS 0.009 0.0041 0.011 0.0037 (0.017)

3 BRIS 0.003 0.0015 0.0098 0.011 0.0015

4 BJBS 0.004 0.009 0.005 0.004 0.005

5 BNIS 0.006 0.011 0.013 0.012 0.11

6 BMS 0.018 0.013 0.030 0.022 0.0033

7 BPS (0.016) 0.012 0.023 0.007 0.015

8 BSB 0.006 0.006 0.007 0.006 0.002

9 BSM 0.018 0.016 0.021 0.014 0.002

10 BCAS 0.007 0.007 0.007 0.008 0.007

No. Bank Umum

Syariah

Tahun

2010 2011 2012 2013 2014

1 BMI 0.81 0.84 0.80 0.79 0.79

2 BVS 0.83 0.88 0.80 0.90 0.92

3 BRIS 0.82 0.79 0.76 0.74 0.79

4 BJBS 0.87 0.89 0.84 0.82 0.88

5 BNIS 0.87 0.80 0.78 0.72 0.81

6 BMS 0.68 0.67 0.74 0.75 0.78

7 BPS 0.89 0.81 0.62 0.74 0.85

8 BSB 0.66 0.78 0.72 0.70 0.76

9 BSM 0.80 0.84 0.82 0.79 0.84

10 BCAS 0.87 0.84 0.83 0.86 0.89

Page 117: POTENSI KEBANGKRUTAN PADA SEKTOR PERBANKAN SYARIAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30015/1/SHARFINA... · berdasarkan aturan yang berlaku di Fakultas Syariah

Hasil Book Value of Equity to Book Value of Debt (X4)

No. Bank Umum Syariah Tahun

2010 2011 2012 2013 2014

1 BMI 0.057 0.069 0.052 0.088 0.21

2 BVS 0.28 0.19 0.084 0.12 0.18

3 BRIS 0.078 0.056 0.036 0.036 0.027

4 BJBS 0.006 0.025 0.245 0.226 0.275

5 BNIS 0.029 0.027 0.041 0.024 0.029

6 BMS 0.049 0.034 0.027 0.027 0.215

7 BPS 1.27 0.15 0.040 0.028 0.033

8 BSB 0.063 0.12 0.064 0.054 0.071

9 BSM 0.073 0.066 0.081 0.071 0.075

10 BCAS 0.074 0.044 0.025 0.068 0.062

LAMPIRAN 4 Hasil Z-Score BUS Tahun 2010-2014

Rumus Z-Score Modifikasi = 6,56 (X1) + 3,26 (X2) + 6,72 (X3) + 1,05 (X4)

Contoh Perhitungan Z-Score Bank Umum Syariah Tahun 2010:

1. Bank Muamalat

6,56 (0,81) + 3,26 (0,021) + 6,72 (0,011) + 1,05 (0,057)

5,31 + 0,0068 + 0,074 + 0,06 = 5,51

2. Bank Victoria Syariah

6,56 (0,83) + 3,26 (0) + 6,72 (0,009) + 1,05 (0,28)

5,44 + 0 + 0,060 + 0,29 = 5,75

3. BRI Syariah

6,56 (0,82) + 3,26 ( -0,0035) + 6,72 (0,003) + 1,05 (0,078)

5,38 + (0.01141) + 0,020 + 0,082 = 5,47

4. BPD Jawa Barat Banten Syariah

6,56 (0,87) + 3,26 (0,003) + 6,72 (0,004) + 1,05 (0,006)

5,71 + 0,009 + 0.03 + 0.006 = 5,76

5. BNI Syariah

6,56 (0.87) + 3,26 (0,006) + 6,72 (0,006) + 1,05 (0,029)

5,71 + 0,02 + 0,040 + 0,030 = 5,80

6. Bank Syariah Mega Indonesia

6,56 (0,68) + 3,26 (0,014) + 6,72 (0,018) + 1,05 (0,049)

4,46 + 0,046 + 0,121 + 0,05 = 4,68

7. Bank Panin Syariah

Page 118: POTENSI KEBANGKRUTAN PADA SEKTOR PERBANKAN SYARIAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30015/1/SHARFINA... · berdasarkan aturan yang berlaku di Fakultas Syariah

6,56 (0,89) + 3,26 (-0,018) + 6,72 (-0,016) + 1,05 (1.27)

5,84 + (0,059) + (0,11) + 1,34 = 6,98

8. Bank Syariah Bukopin

6,56 (0,66) + 3,26 (-0,094) + 6,72 (0,006) + 1,05 (0,063)

4,33 + (0,31) + 0,04 + 0,07 = 4,13

9. Bank Syariah Mandiri

6,56 (0,80) + 3,26 (0,042) + 6,72 (0,018) + 1,05 (0,073)

5,25 + 0,137 + 0,121 + 0,077 = 5,59

10. BCA Syariah

6,56 (0,87) + 3,26 (0,004) + 6,72 (0,007) + 1,05 (0,074)

5,71 + 0,013 + 0,047 + 0,078 = 5,85

Perhitungan Z-Score BUS Tahun 2010

Perhitungan Z-Score BUS tahun 2011

No. Bank Umum

Syariah 6.56 (X1) 3.26 (X2) 6.72 (X3) 1.05 (X4) Z-Score

1 BMI 5,51 0,068 0,074 0,072 5.72

2 BVS 5,77 0,134 0,027 0,285 6.25

3 BRIS 5,19 (0,0036) 0,01008 0,059 5.26

4 BJBS 5,84 0,023 0,06 0,026 5.95

5 BNIS 5,24 0,03 0,07 0,028 5.37

6 BMS 4,4 0,068 0,087 0,036 4.59

7 BPS 5,31 0,0011 0,081 0.16 5.55

8 BSM 5,12 (0,23) 1,12 0,13 6.14

9 BSB 5,51 0,127 0,108 0,069 5.81

10 BCAS 5,51 0,03 0,047 0,046 5.63

No. Bank Umum

Syariah 6.56 (X1) 3.26 (X2) 6.72 (X3) 1.05 (X4) Z-Score

1 BMI 5,31 0,068 0,074 0,06 5.51

2 BVS 5,44 0 0,06 0,29 5.75

3 BRIS 5,38 (0,0114) 0,02 0,082 5.47

4 BJBS 5.71 0.009 0.027 0.006 5.76

5 BNIS 5,71 0,02 0,04 0,03 5.80

6 BMS 4,46 0,046 0,121 0,05 4.68

7 BPS 5,84 (0,059) (0.11) 1,34 6.98

8 BSB 4.33 (0.31) 0.04 0.07 4.13

9 BSM 5,25 0,137 0,121 0,077 5.59

10 BCAS 5,71 0,013 0,047 0,078 5.85

Page 119: POTENSI KEBANGKRUTAN PADA SEKTOR PERBANKAN SYARIAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30015/1/SHARFINA... · berdasarkan aturan yang berlaku di Fakultas Syariah

Perhitungan Z-Score BUS Tahun 2012

Perhitungan Z-Score BUS Tahun 2013

Perhitungan Z-Score BUS Tahun 2014

No. Bank Umum

Syariah 6.56 (X1) 3.26 (X2) 6.72 (X3) 1.05 (X4) Z-Score

1 BMI 5,18 0,036 0,0101 0,22 5.45

2 BVS 6,03 0,085 (0,114) 0,189 6.19

3 BRIS 5,18 0,036 0,01008 0,028 5.25

4 BJBS 0.88 0.006 0.005 0.275 6.11

5 BNIS 5,31 0,075 0,074 0,03 5.49

6 BMS 5,12 0,00815 0,022176 0,23 5.38

7 BPS 5,58 0,052 0,1008 0,035 5.77

8 BSB 4,99 (0,09) 0,013 0,07 4.98

9 BSM 5,51 0,166 0,013 0,079 5.77

10 BCAS 5,84 0,055 0,047 0,065 6.01

No. Bank Umum

Syariah 6.56 (X1) 3.26 (X2) 6.72 (X3) 1.05 (X4) Z-Score

1 BMI 5,25 0,12 0,081 0,055 5.51

2 BVS 5,24 0.025 0,074 0,088 5.48

3 BRIS 4,99 (0,00028) 0,066 0,038 5.09

4 BJBS 5,51 0,016 0,037 0,26 5.82

5 BNIS 5,12 0,055 0,087 0,043 5.30

6 BMS 4,85 0,121 0,202 0,028 5.20

7 BPS 4,07 0,059 0,15 0,042 4.32

8 BSM 4,72 (0,16) 0,05 0,01 4.62

9 BSM 5,38 0,166 0,141 0,085 5.77

10 BCAS 5,44 0,04 0,047 0,026 5.55

No. Bank Umum

Syariah 6.56 (X1) 3.26 (X2) 6.72 (X3) 1.05 (X4) Z-Score

1 BMI 5,18 0,065 0,081 0.092 5.42

2 BVS 5,9 0,081 0,025 0,126 6.13

3 BRIS 4,85 0,0167 0,074 0,038 4.98

4 BJBS 5,34 0,03 0,027 0,24 5,64

5 BNIS 4,72 0,068 0,08 0,025 4.89

6 BMS 4,92 0,052 0,147 0,028 5.15

7 BPS 4,85 0,02 0,047 0,029 4.95

8 BSB 4,59 -0,12 0,04 0,06 4.57

9 BSM 5,18 0,173 0,094 0,075 5.52

10 BCAS 5,64 0,052 0,054 0,071 5.82

Page 120: POTENSI KEBANGKRUTAN PADA SEKTOR PERBANKAN SYARIAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30015/1/SHARFINA... · berdasarkan aturan yang berlaku di Fakultas Syariah

LAMPIRAN 5 Hasil Perhitungan Rasio Dalam RGEC

Return on Assets (ROA) = Pendapatan Tahun Berjalan / Total Aktiva

No

Bank

Umum

Syariah

Tahun (dalam jutaan rupiah)

2010 2011 2012 2013 2014

Pendapatan

tahun

berjalan

Total

Aktiva

Pendapatan

tahun

berjalan

Total

Aktiva

Pendapatan

tahun

berjalan

Total

Aktiva

Pendapatan

tahun

berjalan

Total

Aktiva

Pendapatan

tahun

berjalan

Total

Aktiva

1 BMI 231.076 21.442.596 371.670 32.479.506 521.841 44.854.413 653.621 54.694.020 96.719 62.413.310

2 BVS 3.013 336.676 26.182 642.026 10.164 939.472 4.928 1.323.398 -25.021 1.439.903

3 BRIS 18.053 6.856.386 16.701 11.200.823 138.052 14.088.914 183.942 17.400.914 29.615 20.356.863

4 BJBS 7.696 1.930.469 25.769 2.749.451 20.843 4.275.097 18.759 4.695.088 29.751 6.090.945

5 BNIS 36.734 6.394.924 89.356 8.466.887 137.744 10.645.313 179.616 14.708.504 220.133 19.492.112

6 BMS 84.352 4.637.730 72.050 5.565.724 246.728 8.164.921 195.737 9.121.575 23.219 7.042.489

7 BPS -7.173 458.713 12.410 1.016.878 49.572 2.140.482 29.162 4.052.701 95.732 6.207.679

8 BSB 14.919 2.193.952 15.023 2.730.027 24.354 3.616.108 27.245 4.343.069 12.770 5.161.300

9 BSM 583.315 32.481.873 767.112 48.671.950 1.125.264 54.058.321 906.498 63.965.361 112.608 66.942.422

10 BCAS 6.285 874.631 8.950 1.217.097 10.961 1.602.181 16.761 2.041.419 17.498 2.665.416

No Bank Umum

Syariah

Tahun (dalam%)

ROA

2010 2011 2012 2013 2014

1 BMI 1,08 1,14 1,16 1,20 0,15

2 BVS 0,89 4,08 1,08 0,37 -1,74

3 BRIS 0,26 0,15 0,98 1,06 0,15

4 BJBS 0,40 0,94 0,49 0,40 0,49

5 BNIS 0,57 1,06 1,29 1,22 1,13

6 BMS 1,82 1,29 3,02 2,15 0,33

7 BPS -1,56 1,20 2,32 0,72 1,54

8 BSB 0,68 0,55 2,08 0,63 0,25

9 BSM 1,80 1,57 2,08 1,42 0,17

10 BCAS 0,72 0,73 0,68 0,82 0,66

Page 121: POTENSI KEBANGKRUTAN PADA SEKTOR PERBANKAN SYARIAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30015/1/SHARFINA... · berdasarkan aturan yang berlaku di Fakultas Syariah

Net Core Operation Margin (NCOM) = Pendapatan Penyaluran Dana / Aktiva Produktif

No

Bank

Umum

Syariah

Tahun (dalam jutaan Rupiah)

2010 2011 2012 2013 2014

Pendapatan

Penyaluran

Dana

Aktiva

Produktif

Pendapatan

Penyaluran

Dana

Aktiva

Produktif

Pendapatan

Penyaluran

Dana

Aktiva

Produktif

Pendapatan

Penyaluran

Dana

Aktiva

Produktif

Pendapatan

Penyaluran

Dana

Aktiva

Produktif

1 BMI 1.607.823 19.881.169 2.319.732 31.095.375 2.980.133 43.066.061 4.794.223 53.713.373 5.214.862 59.782.027

2 BVS 18.864 276.598 31.030 623.084 74.078 915.101 105.116 1.296.501 145.812 1.409.606

3 BRIS 674.895 6.431.080 1.046.082 10.448.821 1.338.401 13.375.716 1.737.511 16.370.804 1.355.184 19.959.522

4 BJBS 118.748 2.003.480 256.752 2.829.360 358.514 4.085.964 511.492 4.479.130 593.149 5.826.129

5 BNIS 417.661 6.017.251 1.009.550 7.826.113 1.259.539 9.709.272 1.341.374 13.647.597 2.036.514 18.367.547

6 BMS 893.452 4.187.257 889.902 5.134.358 1.152.242 7.542.221 1.355.755 8.362.630 1.195.320 6.329.796

7 BPS 21.376 423.509 70.261 981.592 146.346 2.111.769 273.812 4.021.721 529.191 6.177.664

8 BSB 198.407 1.911.707 211.711 2.385.492 283.947 3.271.480 366.252 3.955.011 460.596 4.724.076

9 BSM 2.879.839 30.743.772 3.974.471 44.947.008 4.917.358 50.640.092 4.917.358 50.640.092 5.583.342 58.946.652

10 BCAS 138.034 829.577 76.332 1.152.967 156.917 1.524.775 185.728 1.934.480 262.893 2.878.358

No Bank Umum

Syariah

Tahun (dalam%)

NCOM

2010 2011 2012 2013 2014

1 BMI 8,09 7,46 6,92 8,93 8,72

2 BVS 6,82 4,98 8,10 8,11 10,34

3 BRIS 10,49 10,01 10,01 10,61 6,79

4 BJBS 5,93 9,07 8,77 11,42 10,18

5 BNIS 6,94 12,90 12,97 9,83 11,09

6 BMS 21,34 17,33 15,28 16,21 18,88

7 BPS 5,05 7,16 6,93 6,81 8,57

8 BSB 10,38 8,87 8,68 9,26 9,75

9 BSM 9,37 8,84 9,71 9,71 9,47

10 BCAS 16,64 6,62 10,29 9,60 9,13

Page 122: POTENSI KEBANGKRUTAN PADA SEKTOR PERBANKAN SYARIAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30015/1/SHARFINA... · berdasarkan aturan yang berlaku di Fakultas Syariah

Current Asset Ratio (CAR) = Total Modal / Aktiva Tertimbang Menurut Resiko

No Bank Umum

Syariah

Tahun

CAR

2010 2011 2012 2013 2014

1 BMI 13,56 12,01 11,72 14,18 14,22

2 BVS 18,70 45,22 28,09 18,40 15,28

3 BRIS 20,62 14,74 11,35 14,49 13,03

4 BJBS 31,43 30,28 21,73 17,99 15,78

5 BNIS 27,68 20,75 14,10 16,23 18,42

6 BMS 13,14 12,03 12,03 13,51 25,69

7 BPS 54,81 56,97 32,20 20,69 18,82

8 BSB 11,51 15,29 12,78 11,10 15,85

9 BSM 10,60 14,57 13,88 13,82 14,10

10 BCAS 76,39 45,94 31,47 22,35 29,57

No

Bank

Umum

Syariah

Tahun

2010 2011 2012 2013 2014

Total

Modal ATMR

Total

Modal ATMR Total Modal ATMR Total Modal ATMR

Total

Modal ATMR

1 BMI 2.127.277 15.685.792 2.415.629 20.109.147 3.682.215 31.422.598 5.149.463 36.305.962 5.876.558 41.334.187

2 BVS 110.000 588.235 135.845 300.408 154.316 549.306 164.079 891.613 137.800 901.838

3 BRIS 995.322 4.826.384 1.034.367 7.018.331 1.112.727 9.803.081 1.765.133 12.180.402 1.787.087 13.718.805

4 BJBS 515.591 1.640.307 533.379 1.761.433 650.023 2.990.890 655.836 3.646.144 681.337 4.316.702

5 BNIS 1.057.472 3.820.048 1.097.119 5.286.160 1.198.018 8.495.720 1.365.396 8.413.837 2.004.358 10.878.620

6 BMS 378.452 2.879.917 441.469 3.670.437 441.469 3.670.437 578.863 4.285.662 1.077.568 4.194.517

7 BPS 141.405 257.993 452.867 730.724 483.369 1.501.121 537.402 2.597.432 812.683 4.319.127

8 BSB 185.411 1.611.475 301.859 1.973.954 331.199 2.591.576 358.919 3.232.827 567.308 3.578.295

9 BSM 2.178.877 20.553.673 3.720.674 25.540.366 4.567.310 32.916.532 4.567.310 33.039.066 5.344.901 37.904.941

10 BCAS 300.924 393.931 308.458 671.428 308.589 980.624 321.436 1.438.025 637.854 2.157.000

Page 123: POTENSI KEBANGKRUTAN PADA SEKTOR PERBANKAN SYARIAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30015/1/SHARFINA... · berdasarkan aturan yang berlaku di Fakultas Syariah

Non Performing Finance (NPF) = Pembiayaan Bermasalah / Aktiva Produktif

No

Bank

Umum

Syariah

Tahun (dalam jutaan Rupiah)

2010 2011 2012 2013 2014

Pebiayaan

Bermasalah

Aktiva

Produktif

Pebiayaan

Bermasalah

Aktiva

Produktif

Pebiayaan

Bermasalah

Aktiva

Produktif

Pebiayaan

Bermasalah

Aktiva

Produktif

Pebiayaan

Bermasalah

Aktiva

Produktif

1 BMI 689.527 19.881.169 564.658 31.095.375 693.139 43.066.061 1.964.220 53.713.373 2.816.750 59.782.027

2 BVS 2.046 276.598 5.308 623.084 15.311 915.101 31.859 1.296.501 76.538 1.409.606

3 BRIS 186.954 6.431.080 261.196 10.448.821 340.426 13.375.716 571.667 16.370.804 71.560 19.959.522

4 BJBS 28.932 2.003.480 2.396 2.829.360 117.416 4.085.964 67.014 4.479.130 257.069 5.826.129

5 BNIS 140.862 6.017.251 212.756 7.826.113 155.076 9.709.272 209.418 13.647.597 279.822 18.367.547

6 BMS 110.904 4.187.257 124.173 5.134.358 171.211 7.542.221 219.364 8.362.630 217.359 6.329.796

7 BPS 0 423.509 6.006 981.592 3.062 2.111.769 26.474 4.021.721 25.493 6.177.664

8 BSB 61.293 1.911.707 33.265 2.385.492 122.873 3.271.480 142.667 3.955.011 153.412 4.724.076

9 BSM 889.765 30.743.772 1.023.143 44.947.008 1.397.003 50.640.092 1.396.643 50.640.092 2.309.118 58.946.652

10 BCAS 4.528 829.577 1.037 1.152.967 2.367 1.524.775 2.019 1.934.480 3.496 2.878.358

No Bank Umum Syariah

Tahun

(dalam %)

NPF

2010 2011 2012 2013 2014

1 BMI 4,32 2,60 2,09 1,35 6,43

2 BVS 0,00 2,43 3,19 3,71 7,10

3 BRIS 3,19 2,77 3,00 4,06 4,60

4 BJBS 1,80 1,36 3,97 1,86 5,84

5 BNIS 3,59 3,62 3,02 1,86 1,86

6 BMS 3,52 3,03 2,67 2,98 3,89

7 BPS 0,00 0,88 0,20 1,20 0,53

8 BSB 3,80 1,74 4,57 4,27 4,07

9 BSM 3,52 2,42 2,82 4,32 6,84

10 BCAS 1,20 0,15 0,10 0,10 0,12