potensi lahan pengembangan ubi cilembu
TRANSCRIPT
-
8/17/2019 Potensi Lahan Pengembangan Ubi Cilembu
1/10
Potensi Lahan Bagi Ubi Cilembu... (M. Amir S)
765
POTENSI LAHAN PENGEMBANGAN UBI CILEMBU
DI KABUPATEN SUMEDANG
Land potential of Cilembu Sweet Potato Cultivation in Sumedang
Muhammad Amir Solihin1
ABSTRACT
Cilembu sweet potato is mainstay and specially commodity in Sumedang. Now,sustainabIility of cilembu sweet potato farming threatened by land conversion to nonagricultural uses. In other side, market demand increasing time by time. There for, needto know land potential of cilembu sweet potato cultivation that can be developed forcilembu sweet potato farm expansion. This research based of land physical aspect only.Method of this research is land suitability evaluation spesified for Cilembu sweet potatoland use and geographical information system analysis for spatial distribution of potentialcilembu sweet potato land use.
Result of this research shown majority of potential land use for cilembu sweet potato
farming extension is 38.035 Ha or 82,4% of total study area. Majority suitability classes ofthat land have limiting factors as folow: low land fertility, low root condition, and erosionhazard. The increasing effort by increaseing input and technology can surpass limitingthe factors.
Key words: land evaluation, agriculture development, cilembu sweet potato, spatial distribution
PENDAHULUAN
Pengembangan komoditas unggulanUbi Cilembu tengah menghadapi ancamanpenurunan jumlah produksi. Hal inidisebabkan lahan yang mempunyaikarakteristik yang sesuai dengan potensi
tumbuh ubi cilembu secara optimal di KakiGunung Kareumbi, sudah mulai banyakyang dialihfungsikan menjadi penggunaanlahan non pertanian. Penggunaan lahantersebut cenderung bersifat irreversibel,sehingga tidak mungkin mendapatkankembali karakteristik lahan yang sesuaidengan persyaratan tumbuh optimal ubicilembu tersebut seperti semula. SemulaLahan pertanian Desa Cilembu yangmemungkinkan ditanami ubi jalar adalah
seluas 292,16 hektar, yang terdiri dari 192ha sawah, dan 100, 16 ha lahan kering(Sufiadi & Erwin, 1996), tetapi sekarangluas tersebut sudah berkurang.
Untuk mempertahankan keberlanjutanubi cilembu dan potensi pasarnya yang
potensial, perlu adanya upaya untukmencari alternatif lahan yang sesuaidengan kondisi dan karakteristik yangrelatif similar dengan lahan cilembu.Sampai saat ini belum diketahu secara
jelas potensi pengembangan Ubi Cilembudi Kabupaten Sumedang. Denganmengacu kepada karakteristik lahancilembu dan persyaratan kesesuaian lahanubi cilembu, perlu dilakukan kajianpemetaan lahan yang dapat melihat
1Dosen Jurusan Ilmu Tanah Fakultas Pertanian UNPAD
-
8/17/2019 Potensi Lahan Pengembangan Ubi Cilembu
2/10
SoilREns Vol.8 No.15 Juli 2007
766
distribusi potensi pengembangan ubicilembu dengan faktor-faktor pembatasnyayang ada. Hasil kajian ini diharapkan dapatmemberikan gambaran baik bagi
pemerintah daerah maupun pihak-pihakterkait yang berminat untukmengembangkan potensi ubi cilembusebagai komoditas unggulan KabupatenSumedang.
Penelitian ini ditujukan untukmengetahui distribusi secara spasialalternatif lahan yang mempunyai potensibagi pengembangan Ubi Cilembu diKabupaten Sumedang. Hasil penelitian inimempunyai kontribusi secara ilmiah danpraktis. Konstribusi secara ilmiah, dapatmenjadi pertimbangan bagi penelitian-
penelitian lain yang terkait dengan ubicilembu dan lahan yang dapatdikembangkan bagi ubi cilembu.Sedangkan kontribusi secara praktis,diharapkan akan menghasilkan sebaranalternatif lahan bagi pengembangan ubicilembu dalam berbagai tingkat kesesuaiansehingga dapat menjadi masukkan bagipengambilan keputusan oleh pemerintahdaerah maupun investor dan pihak yangberminat dalam pengembangan ubicilembu.
METODA
Kajian ini berorientasi kepada analisisfisik lahan bagi penggunaan lahan UbiCilembu. Pengertian dan pemahamanlahan baik kualitas maupun karakteristiklahan di Kabupaten Sumedang sertapersyaratan tumbuh bagi Ubi Cilembumerupakan salah satu faktor yang harusdilakukan. Lahan yang menjadi lokasi studidi Kabupaten Sumedang disesuaikan
dengan ketersediaan data, yaitu sebagianwilayah Kabupaten Sumedang (Gambar 2)
Tahapan studi dan metoda analisisyang dilakukan adalah :
1. Melakukan kajian teoritis untukmemahami pesyaratan tumbuhtanaman ubi khususnya ubi cilembu
2. Inventarisasi kondisi eksisting diwilayah studi aspek fisik lahan, yaitutanah, iklim, dan penggunaan lahan.Pada tahap ini dilakukan surveiobservasi lapangan, serta studiliteratur dan data sekunder.
3. Mengevaluasi kondisi eksisting lahanbagi penggunaan lahan Ubi Cilembuberdasarkan persyaratan penggunaanlahan dari PPTA (1993) dan BPT
(2003) dimodifikasi sesuai kebutuhanpengembangan Ubi Cilembu. Padaprinsipnya analisis ini dilakukandengan cara membandingkankarakteristik lahan setiap satuan lahandi lokasi studi dengan persyaratanpenggunaan lahan ubi Cilembu. Hasildari analisis ini adalah kelaskesesuaian lahan dengan faktorpembatasnya.
4. Melakukan analisis spasial denganmenamfaatkan Sistem InformasiGeografis sehingga didapat sebaranspasial kesesuaian lahan bagi
pengembangan Ubi Cilembu diKabupaten Sumedang. Analisis inidilakukan dengan metoda tumpangtindih antar peta tematik yang menjadidasar analisis. Hasil analisis ini adalahsebaran spasial lahan yang dapatdikembangkan bagi Ubi Cilembuberdasarkan aspek fisik lahan.
-
8/17/2019 Potensi Lahan Pengembangan Ubi Cilembu
3/10
Potensi Lahan Bagi Ubi Cilembu... (M. Amir S)
767
Gambar 1.
Peta Satuan Lahan Lokasi Studi
HASIL DAN PEMBAHASAN
Berdasarkan hasil analisis antarapersyaratan penggunaan lahan bagi UbiCilembu dan karakteristik lahan padasebagian wilayah Sumedang, potensipengembangan Ubi Cilembu di sebagianKabupaten Sumedang dapat dilihat dari
kelas kesesuaian lahan dan faktorpembatas pengembangannya.
Kesesuaian Lahan daerah Asal
Hasil penilaian terhadap kualitas dankarakterisitik lahan pada satuan lahan 5, 8,16, dan 17 untuk Ubi Cilembu di DesaCilembu, Kecamatan Tanjungsari,Kabupaten Sumedang didapatkan sebagaifaktor pembatas utamanya adalah :
1. Kesuburan tanahFaktor pembatas kesuburan tanahditentukan oleh karakteristik lahanfosfat (P) tersedia dan kalium (K) totalyang termasuk sangat rendah. Keduaunsur hara P dan K tersebut adalahunsur hara essensial bagi tanaman,
sehingga ketersediaannya di dalamtanah yang kurang dapatmenghambat pertumbuhan tanamandan selanjutnya dapat menurunkanproduktvitas Ubi Cilembu.Kenyataannya, produktivitas UbiCilembu paling tinggi hanya 12.22ton/ha dibandingkan dengan varitasBorobudur (25 ton/ha), Prambanan(28 ton/ha), dan Kalasan (31,2-47,5ton/hektar). Rendahnya produktivitas
Ilmu Tanah
Fakultas Paertanian
-
8/17/2019 Potensi Lahan Pengembangan Ubi Cilembu
4/10
SoilREns Vol.8 No.15 Juli 2007
768
Ubi Cilembu tersebut, selaindisebabkan oleh kesuburan tanahnya,
juga ditentukan oleh ketinggiantempatnya yang di atas 700 meter
dpl, curah hujan yang tinggi (1910
mm/tahun), dan tekstur tanah.Produktivitas Ubi Cilembu hanya 48,88 persen dari produktivitas ubiunggulan terendah (Borobudur).
Tabel 1. Kesesuaian Lahan Lokasi Studi
No.SPL
LandformLuas Wilayah
KelasHa %
1 Teras sungai 874 1.89 N
2Basin
lakustrin1022 2.21 S3
3 Lereng atas 1042 2.26 S3
4 Lereng atas 1564 3.39 N
5 Lereng tengah 242 0.52 S3
6 Lereng tengah 1108 2.40 S3
7 Lereng bawah 436 0.94 S3
8 Lereng tengah 1372 2.97 S3
9 Kaki lereng 691 1.50 S3
10 Kaki lereng 1971 4.27 S3
11 Aliran lahar 583 1.26 S3
12 Aliran lahar 531 1.15 S3
13 Aliran lahar 1724 3.73 S3
14 Lereng bawah 4408 9.55 S3
15 Aliran lava 700 1.52 N
16 Lungur volkan 4076 8.83 S2
17 Lungur volkan 836 1.81 S3
18 Dataran antara perbukitan 4032 8.73 S3
19 Dataran volkan tua 1166 2.53 S3
20 Dataran volkan tua 3930 8.51 S3
21 Perbukitan volkan tua 348 0.75 S3
22 Perbukitan volkan tua 1663 3.60 S3
23 Perbukitan volkan tua 7016 15.20 S3
24 Pegunungan volkan tua 4502 9.75 N
Sumber : Hasil Analisis (2006)
-
8/17/2019 Potensi Lahan Pengembangan Ubi Cilembu
5/10
Potensi Lahan Bagi Ubi Cilembu... (M. Amir S)
769
Fosfor merupakan unsur haraterbanyak yang dibutuhkan olehtanaman setelah Nitrogen. Fosfor
merupakan unsur hara makro yangketersediaannnya sangat ditentukanoleh sifat dan karakteristik tanahnya,antara lain oleh pH, kandungan Al,Fe, Mn, Ca, dan bahan organikdidalam tanah. Fosfor di dalam tanahsenantiasa di ikat oleh Fe, Al dan Cadalam bentuk senyawa Fe-P, Al-P danCa-P. Kekuatan ikatannya dapatdigambarkan sebagai berikut : Fe-P >
Al-P > Ca-P, dengan kata lain unsur Ppada senyawa Ca-P lebih mudahdiambil tanaman dibandingkan
dengan P pada senyawa Al-P dan Fe-P. Hal ini dapat diartikan bahwapengapuran pada tanah dengankandungan Al-dd tinggi dapatmeningkatkan ketersediaan fosfat bagitanaman karena pH tanah meningkat. Rendahnya fosfat tersedia di lokasistudi berhubungan dengan rendahnyapH. Cara lain untuk meningkatkanefisiensi pemberian fosfat dapat jugadilakukan pemberian bahan organikdalam jumlah yang cukup besar.Sumber kalium dalam tanah selaindari pupuk, berasal dari prosesdisintegrasi dan dekomposisi batuanyang mengandung kalium sertamineral liat. Kalium di dalam tanahrelatif lebih banyak dibandingkanfosfor, tetapi sebagian Kalium yangterfiksasi oleh mineral liat sehinggasulit tersedia bagi tanaman. Di daerahtropis rendahnya kandungan kaliumtanah dikarenakan curah hujan tinggi(pencucian dan erosi) dan tingginya
temperatur yang berkepanjangan.Kalium yang memungkinkan untukdiambil tanaman adalah kalium yang
berada pada kompleks jerapan dandalam larutan tanah. Kalium sebagaiunsur mobil merupakan salah satuunsur yang mudah hilang khususnyaoleh pencucian atau melalui erosi.Di lokasi studi rendahnya kaliummungkin disebabkan oleh erosi danpencucian. Karena kalium mudahtercuci maka pemupukan kaliumsebaiknya dilakukan secara bertahapbersama-sama dengan pupuknitrogen.
2. Kondisi Perakaran
Faktor pembatas kondisi perakaranyang membatasi produktivitas UbiCilembu di lokasi asalnya adalahdrainase internal (agak terhambat)dan tekstur tanah berat (liatberstruktur dan liat (berdebu). Keduafaktor pembatas ini dapatmenghambat perkembangan akar,baik luas sebarannya, banyaknya, danbesarnya. Hal ini merupakan adalahsatu faktor yang menyebabkanperkembangan ubi terhambat atausulit membesar sehingga Ubi Cilembucenderung kecil dan memanjang.Tanah dengan draianase agakterhambat pada lereng 10-15 persendiakibatkan oleh penggunaan lahan.Penggunaan lahan sawah yang lamaakan menyebabkan terjadinya lapisankedap di lapisan bawah (30 samapi 50cm). Lapisan kedap sulit ditembusoleh air sehingga terjadi perlambataninfiltrasi dan perkolasi di lapisan tanahpada kedalaman 0-30/50 cm.
-
8/17/2019 Potensi Lahan Pengembangan Ubi Cilembu
6/10
SoilREns Vol.8 No.15 Juli 2007
770
Akibatnya kandungan air tanah padalapisan tersebut cenderung meningkatdan tercipta kondisi akuik danselanjutnya akan menggangu
perkembangan perakaran tanamanlahan kering. Tekstur tanah liat danliat berdebu termasuk tekstur tanahberat. Pada tanah berat, perkarantanaman akan sulit untukmenembusnya dan terhambat untukmembesar.
3. Bahaya ErosiBahaya erosi pada satuan lahan inidisebabkan adanya faktor pembataskelerengan. Secara eksisting hal ini
bukan menjadi faktor pembatas lagikarena mikrorelief pada satuan lahanini sudah mengalami modifikasiberupa terasering.
Berdasarkan faktor pembatas di atas makasub kelas kesesuaian lahan Ubi Cilembu didaerah asalnya termasuk S3nr dan S3rc,yaitu lahan sesuai marginal (S3) denganfaktor pembatas kondisi perakaran (S3rc)dan/atau ketersediaan unsur hara tanaman(S3nr).
Gambar 2.
Peta Satuan Lahan Lokasi Studi
Ilmu Tanah
Fakultas Pertanian
-
8/17/2019 Potensi Lahan Pengembangan Ubi Cilembu
7/10
Potensi Lahan Bagi Ubi Cilembu... (M. Amir S)
771
Kesesuaian Lahan di Lokasi Studi
Berdasarkan hasil analisis padasatuan lahan di sebagian wilayah
Kabupaten Sumedang, potensipengembangan Ubi Cilembu secarakuantitas dapat dilakukan pada sebagianwilayah yang dikaji. Hal ini dapat dilihatdari kelas kesesuaian umumnya beradapada kelas sesuai marginal yang berartiUbi Cilembu dapat dikembangkan padalahan-lahan tersebut denganmemperhatikan faktor-faktor pembataskesesuaiannya. Faktor pembatasutamanya adalah sebagai berikut:1. Kesuburan tanah
Faktor pembatas kesuburan tanah
yang dapat dilihat dari retensi haraditentukan oleh karakteristik lahanfosfat (P) tersedia dan kalium (K) totalyang umumnya termasuk sangatrendah. Kedua unsur hara P dan Ktersebut adalah unsur hara essensialbagi tanaman, sehinggaketersediaannya di dalam tanah yangkurang dapat menghambatpertumbuhan tanaman danselanjutnya dapat menurunkanproduktvitas Ubi Cilembu. Faktor inidapat berpengaruh terhadapkesuburan karena umumnya petani di
Sumedang dan Indonesia umumnyamasih menerapkan pola pemupukanyang disesuaikan dengan kemampuanmodal usahanya. Kenaikan hargapupuk berpengaruh terhadappemberian nurtrisi hara padatanaman. Oleh karena itu,ketersediaan hara dalam tanah sangatdipengaruhi oleh retensi hara dalamtanah tersebut.
Fosfor merupakan unsur haraterbanyak yang dibutuhkan olehtanaman setelah Nitrogen. Fosformerupakan unsur hara makro yang
ketersediaannnya sangat ditentukanoleh sifat dan karakteristik tanahnya,antara lain oleh pH, kandungan Al,Fe, Mn, Ca, dan bahan organik didalam tanah. Fosfor di dalam tanahsenantiasa di ikat oleh Fe, Al dan Cadalam bentuk senyawa Fe-P, Al-P danCa-P. Kekuatan ikatannya dapatdigambarkan sebagai berikut : Fe-P >
Al-P > Ca-P, dengan kata lain unsur Ppada senyawa Ca-P lebih mudahdiambil tanaman dibandingkandengan P pada senyawa Al-P dan Fe-
P. Hal ini dapat diartikan bahwapengapuran pada tanah dengankandungan Al-dd tinggi dapatmeningkatkan ketersediaan fosfat bagitanaman karena pH tanah meningkat.Berkaitan dengan hal tersebut,rendahnya fosfat tersedia di lokasistudi berhubungan dengan rendahnyapH. Cara lain untuk meningkatkanefisiensi pemberian fosfat dapat jugadilakukan pemberian bahan organikdalam jumlah yang cukup besar.Selain faktor fosfat, kesuburan tanahtersebut dapat juga disebabkan
sumber kalium dalam tanah selain daripupuk, berasal dari proses disintegrasidan dekomposisi batuan yangmengandung kalium serta mineral liat.Kalium di dalam tanah relatif lebihbanyak dibandingkan fosfor, tetapisebagian Kalium yang terfiksasi olehmineral liat sehingga sulit tersediabagi tanaman. Di daerah tropisrendahnya kandungan kalium tanah
-
8/17/2019 Potensi Lahan Pengembangan Ubi Cilembu
8/10
SoilREns Vol.8 No.15 Juli 2007
772
dikarenakan curah hujan tinggi(pencucian dan erosi) dan tingginyatemperatur yang berkepanjangan.Kalium yang memungkinkan untuk
diambil tanaman adalah kalium yangberada pada kompleks jerapan dandalam larutan tanah. Kalium sebagaiunsur mobil merupakan salah satuunsur yang mudah hilang khususnyaoleh pencucian atau melalui erosi. Dilokasi studi rendahnya kalium dapatdisebabkan oleh erosi dan pencucian.Karena kalium mudah tercuci makapemupukan kalium sebaiknyadilakukan secara bertahap bersama-sama dengan pupuk nitrogen.
2. Kondisi Perakaran
Faktor pembatas kondisi perakaranyang membatasi produktivitas UbiCilembu di lokasi asalnya adalahdrainase internal (agak terhambat)dan tekstur tanah berat (liatberstruktur dan liat (berdebu). Keduafaktor pembatas ini dapatmenghambat perkembangan akar,baik luas sebarannya, banyaknya, danbesarnya. Hal ini merupakan adalahsatu faktor yang menyebabkanperkembangan ubi terhambat atausulit membesar sehingga Ubi Cilembucenderung kecil dan memanjang.
Pembatas drainase menurut BPT(2003) sebagai faktor yangberpengaruh terhadap ketersediaanoksigen (oa) bagi tanaman.Tanah dengan draianase agakterhambat pada lereng 10-15 persendiakibatkan oleh penggunaan lahan.Penggunaan lahan sawah yang lamaakan menyebabkan terjadinya lapisankedap di lapisan bawah (30 samapi 50
cm). Lapisan kedap sulit ditembusoleh air sehingga terjadi perlambataninfiltrasi dan perkolasi di lapisan tanahpada kedalaman 0-30/50 cm.
Akibatnya kandungan air tanah padalapisan tersebut cenderung meningkatdan tercipta kondisi akuik danselanjutnya akan mengganguperkembangan perakaran tanamanlahan kering. Tekstur tanah liat danliat berdebu termasuk tekstur tanahberat. Pada tanah berat, perkarantanaman akan sulit untukmenembusnya dan terhambat untukmembesar.
3. Bahaya ErosiBahaya erosi menjadi faktor pembatas
karena umumnya disebabkankelerengan agak curam hingga terjal.Hal ini berkaitan dengan topografiwilayah di Kabupaten Sumedang yangumumnya berbukit dan bergunung.Selain itu, lapisan permukaan tanahmempunyai tekstur yang lempung danliat yang berpasir dan berdebu. Kondisdemikian air cenderung akan mudahmengalir di permukaan dan membawalapisan atas, sehingga erosi dapatterjadi. Penentuan bahaya erosi inisebenarnya dapat diperkuat denganmengukur tingkat erosi atau
kehilangan tanah permukaan padawilayah studi. Besar tingkat erosi lebihdari 1,8 cm/tahun dapat menjadi faktorpembatas lain dari faktor bahaya erosiini. Namun data kurang lengkap,karakteristik ini tidak diperhitungkankarena penentuan bahaya erosimerupakan kajian terpisah. Beberapasatuan lahan yang berada pada kelas
-
8/17/2019 Potensi Lahan Pengembangan Ubi Cilembu
9/10
Potensi Lahan Bagi Ubi Cilembu... (M. Amir S)
773
ini umumya ditanamai tanaman hutandan kebun campuran.
Berdasarkan faktor pembatas di atas maka
sub kelas kesesuaian lahan Ubi Cilembu diwilayah lain di Kabupaten Sumedangtermasuk S3nr, S3rc, S3 eh dan N eh, rcyaitu lahan sesuai marginal (S3) denganfaktor pembatas kondisi perakaran (S3rc)dan/atau retensi hara yang mempengaruhiketersediaan unsur hara tanaman (S3nr)dan/atau Tidak sesuai (N) dengan faktorpembatas bahaya erosi dan kondisiperakaran. Untuk wilayah yang dapatdigunakan untuk pengembangan UbiCilembu pada wilayah yang dikaji seluas38.035 hektar atau 82,4% dari luas wilayah
yang dikaji.
KESIMPULAN DAN SARAN
Berdasarkan hasil penelitian ini,Kabupaten Sumedang mempunyai potensipengembangan Ubi Cilembu seluas 39.636hektar atau 85,86% dari luas wilayah yangdikaji. Upaya pegembangan yang dapatdilakukan harus memperhatikan faktorpembatas yang umumnya disebabkankondisi kesuburan tanah, kondisiperakaran dan bahaya erosi. Input modaldan teknologi dapat meminimalisir
pengaruh faktor pembatas pertumbuhantanaman tetapi hanya dapat dilakukanpada faktor yang dapat dimanipulasi olehtindakan manusia, misalnya tanah yangkurang subur dapat diberi pupuk tambahanagar tanaman dapat tumbuh lebih optimal.Potensi ini masih berupa kelayakan secarafisik dan belum mempertimbangkan aspekpenilaian secara ekonomi. Dengandemikian, potensi ini masih bersifat indikatifparsial pengembangan Ubi Cilembu di
Kabupaten Sumedang. Pengembangan inimasih bersifat kuantitas karena secarakualitas sulit dapat menyamai kualitas UbiCilembu yang ditanaman di Desa Cilembu.
Walaupun tingkat kesesuaian di DesaCilembu sesuai marginal, tetapi didugaterdapat karakteristik khas pada lahancilembu yang tidak dimiliki lahan di wilayahlain dan pada penelitian ini tidak menjadifokus penelitian karena waktu dan danayang terbatas.
Untuk mendapatkan hasil penelitianyang dapat lebih bersifat operasional dandapat dijadikan masukan secara praktisdalam pengambilan keputusan bagipengembangan Ubi Cilembu di KabupatenSumedang, terdapat beberapa hal yang
perlu diperhatikan:
1. Untuk meningkatkan keakuratan hasilanalisis, perlu ditunjang ketersediaandata pada skala yang lebih besardengan dana dan alat yang lebihmemadai
2. Penelitian ini dapat ditindaklanjutidengan penilaian potensi kesesuaiansecara ekonomi pengembangan UbiCilembu di Kabupaten Sumedang baikdari aspek supply maupun pasar.
3. Penelitian ini hanya mencakupsebagian wilayah sumedang, sesuaidengan ketersediaan data. Dengandemikian masih diperlukan penelitianserupa untuk menilai sebagianwilayah lainnya yang tidak termasukwilayah yang dikaji pada penelitian ini
-
8/17/2019 Potensi Lahan Pengembangan Ubi Cilembu
10/10
SoilREns Vol.8 No.15 Juli 2007
774
DAFTAR PUSTAKA
Arifin, M. Identifikasi titik muatan nol (pointzero of charge) pada Inceptisols dan
Andisols di lereng bagian selatanGunung Manglayang dalam kaitannyadengan tingkat perkembangan tanah.Jurnal Agrikultura. Vol. 10, No.3
Arifin, M. Karakterisasi Pedon Pada ArealPertanaman Ubi Jalar Nirkum Di DesaCilembu Kecamatan TanjungsariKabupaten Sumedang Propinsi JawaBarat Jurnal Agrikultura.
Arifin, M dan R Harryanto. 1999.Karakterisasi sifat-sifat mineral, kimia,fisika, pedogenesis dan klasifikasitanah Kebun Percobaan Fakultas
Pertanian Universitas Padjadjaran diJatinangor. Jurnal Agrikultura. Vol.10, No.3.
Aronoff, Stan., 1991, Geografic InformationSystems : A ManagementPrespective, WDL Publications,Ottawa, Canada.
Balai Penelitian Tanah, 2003. PetunjukTeknis Evaluasi Lahan, PPTA, Bogor.
BAPPEDA Kabupaten Sumedang, RevisiRencana Tata Ruang 2002 – 2012.
Burrough, P. A., 1987, Principles ofGeografical Information Systems forLand Resource Assessment,Clarendon Press, Oxford.
Dent, David and Anthony Young, 1989.Land Evaluation
Djaenuddin, D., 1996. EvaluasiSumberdaya Lahan Untuk MenunjangPenataan Ruang Propinsi Jawa Barat,PPTA, Bogor.
Djaenudduin, D., M. Hendrisman, K.Nugroho, D. G. Rossiter dan E. R.Jordens, 1996. Evaluasi Lahan Sistem
Otomatisas Untuk MembantuPemetaan Tanah, LREP-II, PusatPenelitian Tanah dan Agroklimat,Bogor.
Food and Agriculture Organization of TheUnited Nations, 1976. A Frameworkfor Land Evaluation, Soil Bulletin 32,FAO, Rome, Italy.
Food and Agriculture Organization of TheUnited Nations, 1989. Guidelines forLand Use Planning, FAO, Rome, Italy.
Hardjowigeno. Sarwono, 1993. KlasifikasiTanah dan Pedogenesis, Penerbit
Akademika Pressiondo, Jakarta.Oldeman, LR. 1975. An Agroclimatic Map
of Java. Central Research Institute of Agriculture, Bogor.
Pusat Penelitian Tanah dan Agroklimat,1993. Petunjuk Teknis EvaluasiLahan, PPTA, Bogor.
Silitonga, PH. 1973. Peta Geologi LembarBandung, Jawa. Dir. Geologi, Dep.Pertambangan RI Bandung.
Sitorus, Santun R. P., 1985, EvaluasiSumberdaya Lahan, Penerbit Tarsito,Bandung.
Sufiadi, E. dan Erwin. 1996. IdentifikasiBudidaya Ubi Jalar Nirkum Di DesaCilembu Kecamatan TanjungsariKabupaten DT II Sumedang.Universitas Winaya Mukti. Fakultas
Pertanian.United State Department of Agriculture,
1998. Soil Taxonomy.