potensi pltmh kab. purbalingga
TRANSCRIPT
Gambar 4.1.Vegetasi di daerah perbukitan Kabupaten Purbalingga bagian utara
Laporan Akhir
POTENSI PLTMH DI KABUPATEN PURBALINGGA
4.1. PENDAHULUAN
4.1.1. KONDISI UMUM POTENSI PLTMH
Kabupaten Purbalingga memiliki topografi dengan kemiringan yang sangat
signifikan, dan juga memiliki sungai-sungai yang mengalir dari daerah tinggi di
bagian utara Kabupaten Purbalingga menuju wilayah selatan yang relatif lebih
rendah. Ketersediaan sungai yang cukup banyak dan adanya perbedaan
ketinggian pada jalur sungai tersebut membuat Kabupaten Purbalingga memiliki
banyak potensi untuk pengembangan PLTMH dimana syarat untuk bisa
dikembangkan PLTMH adalah adanya debit air yang cukup dan adanya beda
ketinggian.
IDENTIFIKASI POTENSI PLTMH DI KAB. PURBALINGGA DINAS PEKERJAAN UMUM KAB. PURBALINGGA TAHUN ANGGARAN 2009
BAB 4 - 1
4.
Laporan Akhir
Banyaknya sungai yang mengalir di wilayah Kabupaten Purbalingga sangat
berpotensi untuk dikembangkan menjadi sumber energi alternatif / mikrohidro
terutama di bagian utara seperti di Kecamatan Mrebet, Bobotsari, Karangmoncol
dan Rembang karena kondisi topografinya berupa dataran tinggi dan berbukit-
bukit dengan kemiringan mencapai lebih dari 45%. Pada kondisi topografi
seperti ini, aliran sungai banyak memiliki air terjun atau dikenal dengan nama
curug yang biasanya lokasinya tidak jauh dari hulu sungai sehingga air akan
mengalir sepanjang tahun walaupun debitnya akan menurun pada saat musim
kemarau. Keberadaan air sepanjang tahun sangat dipengaruhi oleh adanya
penutupan vegetasi yang masih relatif bagus dengan cakupan area yang luas
sehingga mampu menyimpan cadangan air yang cukup pada saat musim
kemarau tiba. Aliran air selain sungai yang dapat dikembangkan sebagai
sumber energi adalah saluran irigasi seperti misalnya aliran irigasi Banjar
Cahyana yang lokasinya berbatasan langsung dengan Kabupaten
Banjarnegara. Aliran irigasi ini mempunyai kelebihan karena debit airnya yang
relatif stabil sepanjang tahun karena berfungsi sebagai irigasi bagi lahan
pertanian terutama persawahan. Vegetasi yang berada di wilayah utara
Kabupaten Purbalingga banyak didominasi oleh jenis-jenis tanaman keras baik
itu yang dikelola oleh Perum Perhutani maupun lahan kering milik warga
masyarakat. Beberapa jenis vegetasi yang banyak di budidayakan oleh
masyarakat sebagai investasi adalah jenis sengon dan albasia, sedangkan
kawasan yang dikelola oleh Perhutani banyak berupa kawasan lindung yang
berfungsi sebagai kawasan tangkapan air biasanya di dominasi dengan jenis-
jenis tanaman yang mampu menyimpan cadangan air dan terletak pada bagian
atas dengan cakupan wilayah yang cukup luas. Adanya vegetasi dengan
cakupan yang luas terutama di bagian hulu sungai menjadikan aliran air relatif
stabil atau paling tidak selalu ada sepanjang tahun.
4.1.2. DATA AWAL POTENSI ENERGI ALTERNATIF / MIKROHIDRO
Data awal mengenai potensi PLTMH di Kabupaten Purbalingga sudah ada
sebelumnya yang diperoleh dari Kajian Inventarisasi Data Sektor Pertambangan
dan Energi, Kantor Lingkungan Hidup Pertambangan dan Energi Kabupaten
IDENTIFIKASI POTENSI PLTMH DI KAB. PURBALINGGA DINAS PEKERJAAN UMUM KAB. PURBALINGGA TAHUN ANGGARAN 2009
BAB 4 - 2
Laporan Akhir
Purbalingga Tahun 2007. Beberapa data awal yang bisa diperoleh dari kajian
tersebut adalah data pembangkit listrik untuk kependtingan sendiri dan data
potensi PLTMH di Kabupaten Purbalingga. Masyarakat sebelumnya sudah
membuat PLTMH karena adanya keterbatasan sumberdaya energi dalam hal ini
adalah ketersediaan listrik dari masyarakat. Hal tersebut menyebabkan
beberapa komponen masyarakat berusaha untuk mencukupi kebutuhan
listriknya sendiri dengan membuat instalasi pembangkit listrik misalnya dengan
menggunakan genset. Pembangkit yang banyak digunakan oleh masyarakat
adalah tenaga diesel dan tenaga mikrohidro.
Tabel 4.1.Potensi PLTMH Kabupaten Purbalingga
No. PLTMH KAPASITAS (MW) SUNGAI KECAMATAN
1. Tungtung gunung 0,41 Tungtung gunung Karangjambu2. Laban 0,25 Laban Karangjambu3. Tambra 0,80 Tambra Karangmoncol4. Karang 0,35 Karang Rembang5. Waduk Gintung 2 x 2 Gintung Rembang6. Gintung 1,17 Gintung Rembang
Sumber : PSDA Jateng 2005
Kajian Inventarisasi Data Sektor Pertambangan dan Energi, Kantor Lingkungan Hidup Pertambangan dan Energi Kabupaten Purbalingga Tahun 2007Tabel 4.2.Daftar Pembangkit Listrik untuk Kepentingan Sendiri Berdasarkan data kiriman dari kecamatan tahun 2007
NO NAMA PEMILIK LOKASI PEMBANGKIT
JENIS PEMBANGKIT
KAPASITAS PEMBANGKIT
JANGKAUAN PELAYANAN
Kec. Karangmoncol
1. Masy Ds Sirau Sungai Kincir Air2. Parman Sungai Singa Kincir Air 300 VA 2 KKKec. Purbalingga
3. PT. Indokorest Sahabat PT. Indokorest Sahabat
Diesel Engine 500 KVA Dalam Lingkungan Indokores
4. PT. Boyang Industrial PT. Boyang Industrial
Diesel Engine 500 KVA625 KVA
Dalam Lingkungan PT Boyang Industrial
5. Masy. Ds Purbasari Sungai PLTMH 40 KVA 70 KK
Sumber : Kec Karangmoncol & Purbalingga Th 2007
Kajian Inventarisasi Data Sektor Pertambangan dan Energi, Kantor Lingkungan Hidup Pertambangan dan Energi Kabupaten Purbalingga Tahun 2007
IDENTIFIKASI POTENSI PLTMH DI KAB. PURBALINGGA DINAS PEKERJAAN UMUM KAB. PURBALINGGA TAHUN ANGGARAN 2009
BAB 4 - 3
Laporan Akhir
Kabupaten Purbalingga memiliki banyak sungai dan saluran irigasi dengan debit
dan ketinggian terjunan air yang secara teknis berpotensi untuk membangkitkan
tenaga listrik. Pembangkit Listrik Tenaga Mini Hidro (PLTMH) bisa dibangun
dengan terjunan air mulai 2 meter.
4.2. KONDISI CURUG
DAN SEBARANNYA
Kabupaten Purbalingga memiliki banyak sungai yang pada sungai tersebut
terdapat terjunan-terjunan (curug) yang potensial untuk pengembangan
PLTMH. Dari sekian banyak curug dan aliran air sungai yang ada di Kabupaten
Purbalingga, ada beberapa titik yang berpotensi untuk di kembangkan menjadi
sumber energi alternatif seperti terlihat pada tabel 4.3. berikut ini.
Tabel 4.3.Kondisi Curug, Sebaran dan Potensinya di Kabupaten Purbalingga
NO NAMA LOKASI
DATA POTENSI
DAYA (KVA)TINGGI
(Meter)
DEBIT (Ltr/detik)
Kemarau Penghujan
1. Curug Palumbungan Kulon (Penisihan)
Desa Palumbungan Kulon Kec. Bobotsari
10 200 2.000 20 - 200
2. Curug Siputut Desa Serayularangan Kec. Mrebet
40 120 400 30 - 100
3. Curug Nini Desa CipakuKec. Mrebet
9 20 100 2 - 10
4. Curug Singa Desa KramatKec. Karangmoncol
50 80 400 25 - 150
5. Curug Panyatan Desa Gunungwuled Kec. Rembang
30 120 1.000 25 - 210
6. Curug Karang Desa Panusupan Kec. Rembang
35 100 400 25 - 100
7. Kramat Desa KramatKec. Karangmoncol
60 400 2.000 165 - 825
IDENTIFIKASI POTENSI PLTMH DI KAB. PURBALINGGA DINAS PEKERJAAN UMUM KAB. PURBALINGGA TAHUN ANGGARAN 2009
BAB 4 - 4
Laporan Akhir
NO NAMA LOKASI
DATA POTENSI
DAYA (KVA)TINGGI
(Meter)
DEBIT (Ltr/detik)
Kemarau Penghujan
8. Tuk Dandang Desa Serayularangan Kec. Mrebet
3 250 250 30
9. Saluran Irigasi Banjar Cahyana
Desa Karanggedang Kec. Bukateja
10 4.000 4.000 400
10 Sungai di Purbasari Desa PanusupanKec. Karangjambu
15 5.000 > 400
Sumber : Survey Lapangan Bulan Juni 2009
Selain data survai tersebut ada satu potensi yang memungkinkan untuk di
kembangkan yaitu di Purbasari yang secara administratif termasuk ke dalam
wilayah Desa Panusupan, Kecamatan Karangjambu. Pada titik tersebut memiliki
debit perkiraan 5 meter3 / detik dan ketinggian terjunan mencapai 15 meter
dengan perkiraan potensi daya yang bisa diperoleh 400 KVA.
4.2.1. CURUG PALUMBUNGAN KULON (PENISIHAN)
A. GAMBARAN LOKASI
Curug yang berada pada aliran Sungai Klawing dan terletak di Desa
Palumbungan Kulon, Kecamatan Bobotsari ini lebih di kenal dengan nama
Curug Palumbungan. Curug ini mempunyai ketinggian sekitar 10 meter dan
memiliki dua bibir terjunan ini terletak pada ketinggian 181 mdpl
IDENTIFIKASI POTENSI PLTMH DI KAB. PURBALINGGA DINAS PEKERJAAN UMUM KAB. PURBALINGGA TAHUN ANGGARAN 2009
BAB 4 - 5
Gambar 4.2.Curug Palumbungan
Gambar 4.3.Vegetasi di sekitar curug Palumbungan
Laporan Akhir
dengan besar debit antara 200 liter/detik (pada musim kemarau) sampai
2.000 liter/detik (pada musim penghujan) yang mempunyai potensi daya
sebesar 20 – 200 KVA. Perbedaan debit yang sangat signifikan antara
musim kemarau dan penghujan menjadi perhatian bagi pengembangan
PLTMH karena mengindikasikan adanya kerusakan pada wilayah
tangkapan air di bagian hulunya.
Kawasan sekitar lokasi curug maupun sepanjang aliran sungai banyak di
dominasi oleh beberapa jenis tanaman keras seperti misalnya kelapa,
sengon dan albasia serta bambu. Selain jenis tanaman keras, lahan kering
milik warga masyarakat di sekitar aliran sungai banyak terdapat tanaman
buah pisang. Lokasi Curug Palumbungan relatif dekat dengan permukiman
yang hanya berjarak kurang lebih 100 meter sehingga banyak warga
masyarakat yang memanfaatkannya untuk kepentingan rumah tangga
seperti untuk mencuci pakaian dan bahkan dimanfaatkan sebagai sumber
IDENTIFIKASI POTENSI PLTMH DI KAB. PURBALINGGA DINAS PEKERJAAN UMUM KAB. PURBALINGGA TAHUN ANGGARAN 2009
BAB 4 - 6
Gambar 4.4.Areal persawahan di sekitar lokasi Curug Palumbungan
Laporan Akhir
air bersih. Selain untuk kebutuhan rumah tangga, aliran sungai ini banyak
dimanfaatkan oleh masyarakat untuk irigasi lahan persawahan, tetapi
karena lokasi persawahan letaknya lebih tinggi dari permukaan air sungai
maka pemanfaatan air untuk irigasi dilakukan dengan menggunakan diesel.
B. KONDISI INFRASTRUKTUR
Sarana transportasi yang ada di wilayah ini sudah cukup bagus dan dekat dengan jalan propinsi yang menghubungkan Kabupaten Purbalingga dan Pemalang sehingga biaya investasi yang dikeluarkan untuk pembenahan sarana transportasi akan lebih sedikit. Sedangkan kondisi jalan di Desa Palumbungan sendiri sudah relatif bagus dan sudah beraspal sehingga dapat dilalui oleh kendaraan baik mobil maupun motor, bahkan jalan setapak yang harus dilalui untuk sampai ke lokasi juga tidak jauh hanya sekitar 100 meter saja dan sebagian sudah di konblok seperti tampak pada gambar 4.5. berikut.
IDENTIFIKASI POTENSI PLTMH DI KAB. PURBALINGGA DINAS PEKERJAAN UMUM KAB. PURBALINGGA TAHUN ANGGARAN 2009
BAB 4 - 7
Gambar 4.5.Jalan menuju lokasi Curug Palumbungan
Gambar 4.6.Jaringan Listrik PLN di
Palumbungan
Laporan Akhir
Fasilitas lain yang sudah masuk dan tersebar merata di Desa Palumbungan adalah jaringan listrik PLN sehingga kebutuhan warga masyarakat terhadap energi listrik untuk pemenuhan kebutuhan rumah tangga
sudah dapat dikatakan cukup. Ini terlihat dari adanya Jaringan Listrik PLN yang sudah sampai ke pelosok pedesaan seperti terlihat pada gambar 4.6.
4.2.2. CURUG SIPUTUT
A. GAMBARAN LOKASI
Curug Siputut yang secara administratif berada di Desa Serayularangan
Kecamatan Mrebet (berbatasan langsung dengan Desa Talagening) dan
berada pada ketinggian 335 mdpl. Curug Siputut ini berada pada aliran
Sungai Soso dan mempunyai ketinggian terjunan mencapai sekitar 40 meter
apabila nantinya dikembangkan menjadi sumber energi alternatif / PLTMH
IDENTIFIKASI POTENSI PLTMH DI KAB. PURBALINGGA DINAS PEKERJAAN UMUM KAB. PURBALINGGA TAHUN ANGGARAN 2009
BAB 4 - 8
Gambar 4.7.Curug Siputut
Laporan Akhir
mampu menghasilkan daya sebesar 30 – 100 KVA. Sebagaimana
umumnya daerah hulu, kawasan sekitar Curug Siputut juga di dominasi oleh
jenis-jenis tanaman keras seperti sengon dan albasia. Jenis lain yang
mendominasi kawasan adalah tanaman buah seperti kelapa, bambu dan
pisang yang banyak berada di lahan kering milik warga masyarakat.
Hasil survey lapangan menunjukan bahwa debit yang ada di Curug Siputut
ini besarnya antara 120 liter/detik (pada musim kemarau) dan mencapai
puncaknya sebesar 400 liter/detik (pada musim penghujan). Sumber air
sungai ini berasal dari mata air atau di kenal dengan nama Tuk Dandang
yang juga berada di Desa Serayularangan (akan di bahas pada sub. Bab
selanjutnya). Debit pada aliran sungai ini sebenarnya lebih besar dari
angka-angka di atas tetapi karena sebagian digunakan sebagai sarana
irigasi dan diambil oleh PDAM sebelum sampai ke titik terjunan menjadikan
debitnya menurun secara signifikan.
Selain sebagai sarana irigasi, air di sini juga dimanfaatkan oleh warga Desa
Talagening dan Serayularangan sebagai sumber air bersih. Pada gambar
4.7. di atas terlihat adanya selang-selang air dari titik sebelum terjunan yang
dialirkan ke rumah-rumah untuk pemenuhan kebutuhan rumah tangga. Air
yang digunakan untuk pengairan/irigasi dilewatkan melalui pintu-pintu air
yang di bangun sebelum air mengalir ke Sungai Soso.
IDENTIFIKASI POTENSI PLTMH DI KAB. PURBALINGGA DINAS PEKERJAAN UMUM KAB. PURBALINGGA TAHUN ANGGARAN 2009
BAB 4 - 9
Gambar 4.8.Vegetasi di sekitar Curug Siputut
Gambar 4.9.Pompa hydran milik penduduk untuk pemenuhan rumah tangga
Laporan Akhir
Selain menggunakan selang-selang yang diambil dari bagian atas air terjun,
penduduk yang rumahnya di bagian atas tebing sungai menggunakan
pompa hydram untuk menaikan air dari bawah dan kemudian dialirkan ke
rumah-rumah penduduk seperti terlihat pada gambar 4.9. berikut ini.
Keberadaan curug ini juga banyak dimanfaatkan sebagai sarana rekreasi
bagi warga sekitarnya terutama pada hari-hari libur karena pada bagian
bawah terjunan terdapat kolam air yang dapat digunakan untuk berenang
dengan kedalaman mencapai 120 cm.
IDENTIFIKASI POTENSI PLTMH DI KAB. PURBALINGGA DINAS PEKERJAAN UMUM KAB. PURBALINGGA TAHUN ANGGARAN 2009
BAB 4 - 10
Laporan Akhir
B. KONDISI INFRASTRUKTUR
Jalan menuju lokasi Curug Siputut relatif bagus dan jaraknya tidak jauh dari
jalan propinsi yang menghubungkan Kabupaten Purbalingga dan Kabupaten
Pemalang. Untuk sampai ke titik lokasi hanya membutuhkan waktu 10 menit
dengan berjalan kaki menyusuri jalan setapak dari titik terakhir yang dapat
dilalui kendaraan. Infrastruktur lainnya seperti jaringan listrik PLN sudah
dapat dirasakan oleh semua warga masyarakat, tetapi fasilitas atau
infrastruktur untuk pemenuhan kebutuhan air bersih bagi masyarakat Desa
Serayularangan masih kurang sehingga masih banyak warga terutama yang
rumahnya cukup jauh dari titik aliran air mengalami kekurangan air bersih
terutama pada musim kemarau.
Ini menjadi perhatian pemerintah setempat untuk mengupayakan sarana
dan prasarana pemenuhan kebutuhan air bersih karena sumber air/mata air
di daerah ini sebenarnya tidak pernah kering walaupun pada musim
kemarau (karena sumber airnya berasal dari air bawah tanah yang berasal
dari Tuk Dandang). Dari interview yang sempat dilakukan dengan pemuka
masyarakat, sebenarnya mereka menginginkan bantuan pemerintah untuk
dapat memanfaatkan air secara optimal sehingga minimal warga tidak
mengalami kesulitan air bersih terutama pada saat puncak musim kemarau.
4.2.3. CURUG NINI
A. GAMBARAN LOKASI
Curug Nini yang memiliki tinggi terjunan sekitar 6 meter ini secara
administratif Curug Nini terletak di Desa Cipaku, Kecamatan Mrebet pada
ketinggian 242 mdpl. Apabila dikembangkan menjadi sumber energi
alternatif/PLTMH, beda tinggi optimal yang didapatkan hanya sekitar 9
meter karena bagian bawahnya sudah di bendung sehingga penempatan
power house-nya harus di atas bendungan.
IDENTIFIKASI POTENSI PLTMH DI KAB. PURBALINGGA DINAS PEKERJAAN UMUM KAB. PURBALINGGA TAHUN ANGGARAN 2009
BAB 4 - 11
Gambar 4.11.Vegatasi di sekitar aliran air dari Curug Nini
Laporan Akhir
Dari hasil survei lapangan yang dilakukan pada bulan Juni 2009
menunjukan bahwa besarnya debit pada musim kemarau hanya sekitar 20
liter/detik, dimana angka ini terlalu kecil apabila dikembangkan menjadi
sumber energi alternatif PLTMH karena estimasi daya yang dihasilkan
hanya sekitar 2 KVA.
Kawasan di sekitar lokasi ini merupakan lahan kering milik penduduk sekitar
yang di dominasi oleh tanaman bambu yang berfungsi untuk menahan
longsornya tebing-tebing sungai dan beberapa jenis tanaman keras seperti
albasia dan sengon (budidaya masyarakat) yang di selingi dengan semak-
semak baik pada bagian atas terjunan maupun sepanjang aliran sungai
seperti terlihat pada gambar 4.11. berikut ini.
IDENTIFIKASI POTENSI PLTMH DI KAB. PURBALINGGA DINAS PEKERJAAN UMUM KAB. PURBALINGGA TAHUN ANGGARAN 2009
BAB 4 - 12
Gambar 4.10Curug Nini
Gambar 4.12.Pintu air saluran irigasi di Curug Nini
Laporan Akhir
Air yang mengalir setelah terjunan dibendung dan dimanfaatkan untuk
irigasi yang dilewatkan melalui pintu air yang di bangun di sebelah
bendungan seperti terlihat pada gambar 4.12. di atas. Selain untuk
pemenuhan kebutuhan pengairan/irigasi lahan pertanian, keberadaan curug
ini juga untuk pemenuhan kebutuhan rumah tangga bagi warga yang tinggal
dekat dengan lokasi seperti misalnya mencuci dan dijadikan obyek wisata
bagi masyarakat sekitarnya pada hari-hari libur.
B. KONDISI INFRASTRUKTUR
Secara umum sarana transportasi jalan di Desa Cipaku sudah bagus dan
diaspal dan dapat dilalui oleh semua jenis kendaraan baik kendaraan besar
maupun kecil. Lokasi Curug Nini juga tidak terlalu jauh dari jalan raya dan
hanya membutuhkan waktu sekitar 10 menit menyusuri jalan setapak yang
berjarak 100 meter. Jaringan listrik PLN juga sudah tersebar merata di
seluruh pelosok Desa Cipaku, sehingga pemenuhan kebutuhan listrik bagi
rumah tangga sudah tercukupi.
IDENTIFIKASI POTENSI PLTMH DI KAB. PURBALINGGA DINAS PEKERJAAN UMUM KAB. PURBALINGGA TAHUN ANGGARAN 2009
BAB 4 - 13
Gambar 4.13.Curug Singa
Gambar 4.14.Vegetasi di sekitar Curug Singa
Laporan Akhir
4.2.4. CURUG SINGA
A. GAMBARAN LOKASI
Curug Singa (gambar 4.13.) yang tingginya sekitar 7 meter terletak di Desa
Kramat, Kecamatan Karangmoncol dan terletak pada ketinggian 420 mdpl.
Potensi yang terdapat pada curug ini cukup besar karena besaran debit
antara 80 liter/detik (musim kemarau) sampai dengan 400 liter/detik (musim
penghujan) dengan estimasi daya yang dihasilkan sekitar 25 KVA sampai
dengan 150 KVA. Besarnya debit air sangat dipengaruhi oleh adanya
penutupan vegetasi yang relatif luas di bagian hulunya. Seperti terlihat pada
gambar 4.14., penutupan di dominasi oleh tanaman keras seperti albasia
dan sengon yang berada pada lahan kering milik penduduk di sekitar lokasi
curug Singa. Pada bagian atas lagi menurut informasi dari warga setempat,
vegetasi dominannya juga jenis-jenis tanaman keras termasuk juga
kawasan resapan air yang pengelolaannya di bawah Perum Perhutani.
IDENTIFIKASI POTENSI PLTMH DI KAB. PURBALINGGA DINAS PEKERJAAN UMUM KAB. PURBALINGGA TAHUN ANGGARAN 2009
BAB 4 - 14
Gambar 4.15.Lahan persawahan di Desa Kramat
Gambar 4.16.Aliran air yang masuk ke saluran irigasi Singa
Laporan Akhir
Ketersediaan air yang cukup menjadikan curug ini mempunyai potensi yang
cukup besar untuk dikembangkan menjadi sumber energi alternatif karena
selama ini sebagian air hanya dimanfaatkan oleh warga masyarakat untuk
kepentingan irigasi areal persawahan yang letaknya cukup jauh dari lokasi
air terjun. Untuk itulah maka pada bagian atas tepatnya di bawah terjunan di
buat bendungan yang sebagian airnya di alirkan ke saluran irigasi sejauh
sekitar 1,5 km dan sebagian lagi di biarkan bebas mengalir ke sungai.
Gambar persawahan dan pintu air saluran irigasi dapat di lihat pada gambar
4.15. dan 4.16. berikut ini.
IDENTIFIKASI POTENSI PLTMH DI KAB. PURBALINGGA DINAS PEKERJAAN UMUM KAB. PURBALINGGA TAHUN ANGGARAN 2009
BAB 4 - 15
Laporan Akhir
Dari gambar 4.16. diatas terlihat bahwa aliran air di belokan menuju saluran
irigasi tepat di atas bendungan yang di buat untuk menjaga debit air untuk
kebutuhan irigasi pertanian. Sedangkan air yang digunakan untuk mencuci
dan kebutuhan rumah tangga lainnya yang berpotensi menimbulkan
pencemaran dilakukan pada bagian aliran air yang langsung menuju ke
sungai. Selain untuk kepentingan irigasi, air di sini juga digunakan untuk
pemenuhan kebutuhan rumah tangga seperti misalnya mencuci. Hal ini
terlihat dari bekas pembungkus deterjen yang tampak berceceran di sekitar
air terjun. Sebagian warga juga masih mengandalkan air untuk pemenuhan
kebutuhan air bersih, tetapi pengambilannya dilakukan pada bagian bawah
sebelum air digunakan untuk irigasi lahan pertanian.
B. KONDISI INFRASTRUKTUR
Saluran irigasi seperti terlihat pada gambar 4.17. merupakan salah satu
infrastruktur yang ada di wilayah ini, tetapi sayangnya di beberapa titik
saluran ini mengalami kebocoran sehingga debit air yang sampai ke wilayah
pertanian banyak berkurang. Ini juga seharusnya menjadi perhatian
pemerintah setempat karena mayoritas penduduk bekerja di sektor
pertanian dan mengandalkan aliran air sungai ini untuk pemenuhan
kebutuhan irigasi.
IDENTIFIKASI POTENSI PLTMH DI KAB. PURBALINGGA DINAS PEKERJAAN UMUM KAB. PURBALINGGA TAHUN ANGGARAN 2009
BAB 4 - 16
Gambar 4.17.Saluran irigasi di Desa Kramat
Gambar 4.18.Jalan setapak menuju lokasi Curug Singa
Laporan Akhir
Jeleknya kondisi jalan menuju lokasi (gambar 4.18) dan di tambah dengan
lokasinya yang cukup jauh dari wilayah permukiman menjadikan
pemanfaatan sumber energi di sini seharusnya diprioritaskan untuk
peningkatan kesejahteraan masyarakat. Untuk mencapai lokasi Curug
Singa memerlukan perjalanan sekitar 1 jam berjalan kaki menyusuri jalan
setapak di sepanjang saluran irigasi. Infrastruktur lainnya yang sudah dapat
dinikmati warga Desa Kramat ini adalah adanya jaringan listrik PLN yang
sudah menyebar sehingga pemenuhan kebutuhan listrik untuk kebutuhan
rumah tangga sudah tercukupi.
IDENTIFIKASI POTENSI PLTMH DI KAB. PURBALINGGA DINAS PEKERJAAN UMUM KAB. PURBALINGGA TAHUN ANGGARAN 2009
BAB 4 - 17
Gambar 4.19.Vegetasi di sekitar Curug Panyatan
Gambar 4.20.Curug Panyatan
Laporan Akhir
4.2.5. CURUG PANYATAN
A. GAMBARAN LOKASI
Lokasi Curug Panyatan ini terletak pada ketinggian 540 mdpl tepatnya di
Desa Gunungwuled, Kecamatan Rembang. Pada bagian utara dari curug ini
merupakan areal hutan alam (didominasi oleh jenis pinus) yang
pengelolaannya dibawah tanggung jawab Perum Perhutani, sedangkan di
bagian lainnya merupakan lahan kering yang didominasi oleh jenis albasia,
kelapa dan bambu serta beberapa jenis tanaman keras lainnya yang
diselingi dengan semak-semak dan tanaman pisang terutama di bagian tepi
sungainya seperti tampak pada gambar 4.19. berikut ini.
IDENTIFIKASI POTENSI PLTMH DI KAB. PURBALINGGA DINAS PEKERJAAN UMUM KAB. PURBALINGGA TAHUN ANGGARAN 2009
BAB 4 - 18
Gambar 4.21.Areal Persawahan di sekitar Curug Panyatan
Laporan Akhir
Curug Panyatan (gambar 4.20.) yang memiliki tinggi terjunan sekitar 30
meter ini sebenarnya mempunyai potensi yang cukup besar bagi
pengembangan energi alternatif, tetapi yang nantinya akan menjadi kendala
utama adalah kondisi infrastruktur jalan yang cukup memprihatinkan
sehingga aksesibilitas akan menjadi terganggu. Dari hasil survey
menunjukan bahwa curug ini memiliki besaran debit antara 120 liter/detik –
1.000 liter/detik yang apabila dibangun instalasi PLTMH akan menghasilkan
daya sekitar 25 – 210 KVA.
Sampai dengan saat ini, air lebih banyak dimanfaatkan untuk irigasi karena
mayoritas penduduk di Desa Gunungwuled bekerja di sektor pertanian.
Aliran air dari terjunan kemudian sebagian dibelokan ke saluran irigasi yang
letaknya di sebelah atas dari tebing sungai untuk selanjutnya di distribusikan
ke lahan pertanian (gambar 4.21) dengan menggunakan sistem pengairan
sederhana sedangkan sebagian lainnya di biarkan mengalir bebas ke
sungai untuk kepentingan lainnya.
Dari data di Purbalingga Dalam Angka Tahun 2007, didapat bahwa secara
umum lahan pertanian sawah yang ada di Kecamatan Rembang masih
IDENTIFIKASI POTENSI PLTMH DI KAB. PURBALINGGA DINAS PEKERJAAN UMUM KAB. PURBALINGGA TAHUN ANGGARAN 2009
BAB 4 - 19
Gambar 4.22.Jalan Desa Gunungwuled
Laporan Akhir
banyak yang mengandalkan air hujan untuk mengairi sawahnya (sawah
tadah hujan) yang luasnya mencapai 1.171 hektar, sedangkan sawah
dengan sistem pengairan sederhana luasnya 724 hektar dan sistem irigasi
setengah teknis hanya seluas 126 hektar. Data inipun tidak jauh berbeda
dengan hasil observasi dilapangan yang menunjukan bahwa masyarakat
petani Desa Gunungwuled masih banyak yang menggunakan sistem tadah
hujan terutama yang letaknya cukup jauh dari aliran sungai sehingga
mereka hanya dapat menanam padi hanya 1 atau 2 kali saja dalam satu
tahun.
Selain untuk kepentingan irigasi bagi lahan-lahan pertanian, air juga
dimanfaatkan untuk pemenuhan kebutuhan rumah tangga seperti misalnya
mencuci, mandi sampai dengan pemenuhan kebutuhan air bersih,
sedangkan kebutuhan rumah tangga lainnya seperti misalnya mencuci
dilakukan pada aliran air di bawahnya. Khusus untuk air bersih, penduduk
mengambilnya sebelum digunakan untuk kepentingan lainnya sehingga
pengambilan dilakukan di bagian atas tepat setelah air terjun atau sebelum
air terjun baik diambil dengan menggunakan ember maupun dengan selang-
selang air.
B. KONDISI INFRASTRUKTUR
IDENTIFIKASI POTENSI PLTMH DI KAB. PURBALINGGA DINAS PEKERJAAN UMUM KAB. PURBALINGGA TAHUN ANGGARAN 2009
BAB 4 - 20
Gambar 4.23.Jalan setapak menuju Curug Panyatan
Gambar 4.24.Jaringan Listrik PLN di Gunungwuled
Laporan Akhir
Sebenarnya potensi yang terdapat di Curug Panyatan ini cukup besar, tetapi
kendala utama yang dihadapi adalah buruknya sarana transportasi jalan
yang menuju lokasi. Kondisi jalan desa seperti terlihat pada gambar 4.22.
yang belum diaspal dan masih berupa jalan makadam dengan topografi
yang berbukit-bukit sehingga pada musim hujan menjadi berbahaya
walaupun sudah dapat dilalui oleh kendaraan baik motor maupun mobil.
Setelah melewati jalanan berbatu, untuk sampai ke Curug Panyatan kita
harus berjalan kaki menyusuri jalan setapak sejauh kurang lebih 300 meter
dengan kemiringan yang cukup tinggi.
Infrastruktur lainnya yang
saat ini sudah dapat
dinikmati oleh penduduk
Desa Gunungwuled adalah
listrik yang berasal dari
PLN. Gambar 4.24. terlihat
instalasi jaringan listrik
yang distribusinya sudah
merata di seluruh wilayah
Desa Gunungwuled
sehingga pemenuhan
IDENTIFIKASI POTENSI PLTMH DI KAB. PURBALINGGA DINAS PEKERJAAN UMUM KAB. PURBALINGGA TAHUN ANGGARAN 2009
BAB 4 - 21
Gambar 4.25.Vegetasi di sekitar Curug Karang
Laporan Akhir
kebutuhan energi listrik untuk rumah tangga sudah dapat terpenuhi dari
mulai untuk penerangan sampai kebutuhan sekunder lain yang
menggunakan energi listrik.
4.2.6. CURUG KARANG
A. GAMBARAN LOKASI
Air terjun Karang atau lebih dikenal dengan nama Curug Karang ini berada
pada aliran Sungai Karang yang secara administratif berada di Desa
Panusupan, Kecamatan Rembang pada ketinggian 266 mdpl dan terletak di
Kabupaten Purbalingga bagian utara yang merupakan dataran tinggi. Pada
bagian utara dari curug ini merupakan areal hutan alam (didominasi oleh
jenis pinus) yang pengelolaannya dibawah tanggung jawab Perum
Perhutani, sedangkan di bagian lainnya merupakan lahan kering yang
didominasi oleh jenis albasia, kelapa dan bambu serta beberapa jenis
tanaman keras lainnya yang diselingi dengan semak-semak terutama di
bagian tepi sungainya seperti tampak pada gambar 4.25. berikut ini.
Dari hasil survey yang dilakukan pada pada bulan Juni 2009, debit pada
musim kemarau besarnya sekitar 100 liter/detik dan mencapai puncaknya
pada musim penghujan sebesar 400 liter/detik. Dengan debit sebesar ini,
IDENTIFIKASI POTENSI PLTMH DI KAB. PURBALINGGA DINAS PEKERJAAN UMUM KAB. PURBALINGGA TAHUN ANGGARAN 2009
BAB 4 - 22
Gambar 4.26.Curug Karang
Laporan Akhir
apabila titik terjunan diawali di bagian atas air terjun akan mendapatkan
ketinggian sekitar 30 meter dan potensi daya yang akan dihasilkan
besarnya sekitar 25 sampai dengan 100 KVA.
Sampai dengan saat ini aliran air Sungai Karang lebih banyak digunakan
untuk irigasi lahan pertanian penduduk terutama yang berada pada
sepanjang aliran sungai karena masyarakat di Desa Panusupan mayoritas
menggantungkan hidupnya pada sektor pertanian. Dari data di Purbalingga
Dalam Angka Tahun 2007, didapat bahwa secara umum lahan pertanian
sawah yang ada di Kecamatan Rembang masih banyak yang
mengandalkan air hujan untuk mengairi sawahnya (sawah tadah hujan)
yang luasnya mencapai 1.171 hektar, sedangkan sawah dengan sistem
pengairan sederhana luasnya 724 hektar dan sistem irigasi setengah teknis
hanya seluas 126 hektar. Data inipun tidak jauh berbeda dengan hasil
observasi dilapangan yang menunjukan bahwa masyarakat petani Desa
Panusupan masih banyak yang menggunakan sistem tadah hujan terutama
yang letaknya cukup jauh dari aliran sungai sehingga mereka hanya dapat
menanam padi hanya 1 atau 2 kali saja dalam satu tahun.
Selain untuk air irigasi, aliran air sungai Karang ini digunakan penduduk
untuk pemenuhan kebutuhan rumah tangga seperti mencuci pakaian dan
mandi dan banyak juga yang menjadikan sebagai tempat rekreasi bagi
IDENTIFIKASI POTENSI PLTMH DI KAB. PURBALINGGA DINAS PEKERJAAN UMUM KAB. PURBALINGGA TAHUN ANGGARAN 2009
BAB 4 - 23
Gambar 4.27.Masyarakat yang sedang wisata di Curug Karang
Laporan Akhir
masyarakat baik yang tinggal di daerah sekitar lokasi (Desa Panusupan)
maupun yang berasal dari desa-desa di sekitarnya (gambar 4.27) karena
keindahan panorama di sekitar curug, disamping udara yang terasa segar
dan nyaman serta belum mengalami pencemaran yang berarti.
B. KONDISI INFRASTRUKTUR
Buruknya infrastruktur transportasi lagi-lagi menjadi kendala dalam rencana
pengembangan sumber energi dilakukan di daerah ini karena jalan yang
masuk menuju ke lokasi Curug Karang sudah banyak yang rusak dan
kondisinya cukup memprihatinkan dan perlu segera diperbaiki karena
aspalnya sudah mulai banyak yang mengelupas dan tampak seperti jalanan
berbatu seperti pada terlihat pada gambar 4.28, sehingga untuk
melewatinya harus berhati-hati apalagi pada saat musim penghujan.
Setelah melewati jalanan berbatu sampai ke ujung desa, untuk sampai pada
lokasi Curug Karang, kita masih harus menyusuri jalan setapak sejauh
kurang lebih 750 meter yang melewati lahan persawahan dan lahan kering
penduduk. Sedangkan untuk jalan utama yang menghubungkan dengan
desa lainnya seperti yang berada di depan Kantor Desa Panusupan
kondisinya masih cukup bagus.
IDENTIFIKASI POTENSI PLTMH DI KAB. PURBALINGGA DINAS PEKERJAAN UMUM KAB. PURBALINGGA TAHUN ANGGARAN 2009
BAB 4 - 24
Gambar 4.29.Jaringan listrik PLN di Panusupan
Gambar 4.28.Jalan menuju lokasi Curug Karang
Laporan Akhir
Infrastruktur lainnya yang
sudah dapat dinikmati oleh
masyarakat di Desa
Panusupan adalah adanya
jaringan listrik PLN sehingga
untuk kebutuhan penerangan
dan kebutuhan lain yang
menggunakan energi listrik
sudah dapat dikatakan cukup.
Pada gambar 4.29. di samping
tampak jaringan listrik PLN
yang berada di Desa
Panusupan.
IDENTIFIKASI POTENSI PLTMH DI KAB. PURBALINGGA DINAS PEKERJAAN UMUM KAB. PURBALINGGA TAHUN ANGGARAN 2009
BAB 4 - 25
Gambar 4.30.Aliran air Kramat
Laporan Akhir
4.2.7. KRAMAT
A. GAMBARAN LOKASI
Aliran air ini posisinya berada pada ketinggian 381 mdpl (diukur dari tebing
atas aliran air) dan berada di wilayah Desa Kramat, Kecamatan
Karangmoncol. Lokasi aliran ini persis di sebelah jalan raya pada
kedalaman sekitar 60 meter apabila diukur dari tebing atasnya sehingga tim
survey tidak dapat turun sampai pada posisi aliran air karena akan sangat
berbahaya apabila tidak menggunakan peralatan yang lengkap. Dari atas
tampak aliran air yang membelah perbukitan di kanan kirinya seperti terlihat
pada gambar 4.30.
Tutupan vegetasi di sekitar aliran air ini masih sangat luas dan hijau
sehingga dapat menyimpan cadangan air yang banyak pada musim
kemarau. Pada gambar 4.31. tampak kerapatan vegetasi yang menutupi
perbukitan dan tebing di sekitar aliran air yang didominasi dengan berbagai
jenis tanaman keras seperti misalnya pinus, albasia, sengon dengan di
selingi oleh semak belukar. Dari hasil survey yang sudah pernah dilakukan
oleh salah satu anggota tim survey mencatat bahwa debit airnya antara 400
IDENTIFIKASI POTENSI PLTMH DI KAB. PURBALINGGA DINAS PEKERJAAN UMUM KAB. PURBALINGGA TAHUN ANGGARAN 2009
BAB 4 - 26
Gambar 4.31.Vegetasi di sekitar aliran air Kramat
Laporan Akhir
liter/detik sampai dengan 2.000 liter/detik dan mempunyai potensi daya
sekitar 165 KVA sampai dengan 825 KVA. Potensi sebesar ini sebenarnya
sangat layak untuk dikembangkan menjadi sumber energi alternatif PLTMH
dan bahkan PLTA, tetapi akan membutuhkan biaya investasi yang sangat
besar karena harus membuat bendungan terlebih dahulu.
Sampai dengan saat ini, air di sini masih belum digunakan untuk
kepentingan apapun karena letaknya jauh dari permukiman penduduk dan
juga sulit dalam pengambilannya apabila hanya menggunakan teknologi
sederhana karena letaknya yang terlalu dalam dari tebingnya.
B. KONDISI INFRASTRUKTUR
Jalan yang menuju ke lokasi ini sudah beraspal dan kondisinya sangat
bagus sehingga masalah infrastruktur bagi transportasi sudah tidak menjadi
kendala. Pada gambar 4.32. terlihat jalan tepat di samping tebing aliran air
Kramat. Untuk dapat sampai ke lokasi aliran air Kramat membutuhkan
peralatan yang lengkap seperti tali sepanjang kurang lebih 100 meter dan
peralatan pengaman karena tebingnya sangat curam dengan kedalaman
kurang lebih 60 meter.
IDENTIFIKASI POTENSI PLTMH DI KAB. PURBALINGGA DINAS PEKERJAAN UMUM KAB. PURBALINGGA TAHUN ANGGARAN 2009
BAB 4 - 27
Gambar 4.32.Jalan di dekat aliran air Kramat
Laporan Akhir
4.2.8. TUK DANDANG
A. GAMBARAN LOKASI
Mata air atau dikenal dengan nama Tuk Dandang merupakan mata air
bawah tanah yang berada di Desa Serayularangan, Kecamatan Mrebet
pada ketinggian 336 mdpl. Mata air ini merupakan mata air yang tidak
pernah kering walaupun pada puncak musim kemarau dengan besaran
debit yang stabil sepanjang tahun sebesar 250 liter/detik karena penutupan
vegetasi yang di dominasi oleh jenis-jenis tanaman keras, bambu dan buah
terutama pisang di sekitar kawasan ini tidak berpengaruh secara signifikan
terhadap ketersediaan air.
Daerah mata air atau Tuk Dandang ini memang relatif datar sehingga tinggi
optimal yang dapat dicapai hanya sekitar 3 meter saja, tetapi potensi
dayanya mencapai 30 KVA. Aliran air dari Tuk Dandang ini dialirkan melalui
sebuah saluran yang sebagian digunakan untuk irigasi lahan pertanian dan
sisanya dialirkan ke aliran Sungai Soso yang nantinya akan mengalir ke
Curug Siputut.
IDENTIFIKASI POTENSI PLTMH DI KAB. PURBALINGGA DINAS PEKERJAAN UMUM KAB. PURBALINGGA TAHUN ANGGARAN 2009
BAB 4 - 28
Gambar 4.33.Mata Air/Tuk Dandang (tertutup tembok)
Gambar 4.34.Aliran air dari mata air/Tuk Dandang
Laporan Akhir
Pada gambar 4.35. tampak pintu saluran air yang digunakan untuk
mengontrol dan mendistribusikan air ke lahan-lahan persawahan penduduk.
Selain untuk kepentingan irigasi, mata air ini juga digunakan untuk
kebutuhan rumah tangga seperti misalnya mandi dan pemenuhan air bersih.
Untuk keperluan mandi, masyarakat mendirikan bangunan/kamar mandi di
sekitar Tuk Dandang sehingga mata airnya sendiri tidak kelihatan karena
sudah tertutup dengan tembok (gambar 4.33).
IDENTIFIKASI POTENSI PLTMH DI KAB. PURBALINGGA DINAS PEKERJAAN UMUM KAB. PURBALINGGA TAHUN ANGGARAN 2009
BAB 4 - 29
Gambar 4.35.Pintu saluran irigasi di Serayularangan (insert)
Laporan Akhir
Khusus untuk pemenuhan kebutuhan air bersih perlu mendapatkan
perhatian serius dari pemerintah setempat karena hasil dari interview
dengan salah seorang pemuka masyarakat menunjukan adanya krisis air
bersih yang dialami oleh lebih dari separo warga masyarakat Desa
Serayularangan terutama pada saat musim kemarau.
Ini menjadi satu hal yang ironis mengingat mata air ini tidak pernah kering
dan mengeluarkan air sepanjang tahun dengan debit yang stabil sehingga
pemerintah perlu untuk membantu masyarakat dalam pembangunan
instalasi dan jaringan air bersih di wilayah ini karena pembangunan instalasi
PDAM (gambar 4.36) yang mengambil air dari mata air ini ternyata belum
sepenuhnya dapat dinikmati oleh seluruh warga masyarakat. Untuk
kepentingan air bersihnya, warga masyarakat banyak menggunakan pompa
hydrant yang ditempatkan di sekitar aliran Sungai Soso.
IDENTIFIKASI POTENSI PLTMH DI KAB. PURBALINGGA DINAS PEKERJAAN UMUM KAB. PURBALINGGA TAHUN ANGGARAN 2009
BAB 4 - 30
Gambar 4.36.Pipa PDAM dari mata air / Tuk Dandang
Gambar 4.37.Jalan Desa Serayularangan
Laporan Akhir
B. KONDISI INFRASTRUKTUR
Infrastruktur yang ada di daerah ini sudah dapat dikatakan baik seperti
misalnya jalan yang menuju Tuk dandang sudah beraspal dan cukup lebar
sehingga dapat dilalui oleh kendaraan seperti terlihat pada gambar 4.37.
IDENTIFIKASI POTENSI PLTMH DI KAB. PURBALINGGA DINAS PEKERJAAN UMUM KAB. PURBALINGGA TAHUN ANGGARAN 2009
BAB 4 - 31
Gambar 4.38.Jaringan listrik PLN di Serayularangan
Laporan Akhir
Jaringan listrik PLN sudah masuk dan tersebar merata di seluruh wilayah
Desa Serayularangan sehingga pemenuhan kebutuhan energi litrik bagi
rumah tangga sudah tercukupi. Pada gambar 4.38. terlihat instalasi jaringan
listrik PLN di Desa Serayularangan yang tampak berada di sela-sela
pepohonan karena gambar diambil dari jarak yang cukup jauh.
4.2.9. SALURAN IRIGASI BANJAR CAHYANA
A. GAMBARAN LOKASI
Saluran Irigasi Banjar Cahyana lokasinya berada pada wilayah perbatasan
Kabupaten Purbalingga dan Kabupaten Banjarnegara pada ketinggian 125
mdpl. Titik terjunan pertama/ utama (gambar 4.39) yang tingginya sekitar 2
meter berada di wilayah Kabupaten Banjarnegara, tetapi titik-titik terjunan
berikutnya (gambar 4.40) yang berfungsi untuk mengurangi sedimentasi
sudah termasuk ke dalam wilayah Kecamatan Bukateja, Kabupaten
Purbalingga. Kawasan sekitar saluran irigasi ini di dominasi oleh tanaman
pertanian baik jenis padi maupun palawija dengan di selingi oleh kelapa,
pisang dan beberapa jenis tanaman keras lainnya (gambar 4.41),
sedangkan di sebelah kanan kiri jalan raya ditanami dengan tanaman jati.
IDENTIFIKASI POTENSI PLTMH DI KAB. PURBALINGGA DINAS PEKERJAAN UMUM KAB. PURBALINGGA TAHUN ANGGARAN 2009
BAB 4 - 32
Gambar 4.39.Titik terjunan utama Irigasi Banjar Cahyana
Gambar 4.40.Saluran Irigasi Banjar Cahyana
Laporan Akhir
Saluran irigasi Banjar Cahyana merupakan salah satu aliran air yang sangat
berpotensi apabila di kembangkan menjadi sumber energi alternatif karena
memiliki beberapa kelebihan yaitu :
1. Debit yang relatif stabil sepanjang tahun. Hasil survey yang dilakukan
bulan Juni 2009 menunjukan bahwa besarnya debit pada saluran irigasi
ini sebesar 4.000 liter/detik. Apabila yang diambil untuk pengembangan
sumber energi hanya sebesar 2.000 liter/detik saja sudah dapat
menghasilkan daya 200 KVA dengan tinggi optimal 10 meter yang
IDENTIFIKASI POTENSI PLTMH DI KAB. PURBALINGGA DINAS PEKERJAAN UMUM KAB. PURBALINGGA TAHUN ANGGARAN 2009
BAB 4 - 33
Gambar 4.41.Vegetasi di sekitar saluran irigasi Banjar Cahyana
Laporan Akhir
diambil dari titik terjunan pertama (gambar 4.39) sampai ke terjunan ke-
10 (gambar 4.40).
2. Kondisi infrastruktur baik sarana transportasi, jaringan listrik PLN
maupun sarana penunjang lainnya lainnya sudah baik dan lokasinya
tidak jauh dari saluran irigasi.
3. Besarnya debit yang akan digunakan untuk pengembangan sumber
energi elternatif PLTMH mudah diatur karena bukan aliran air yang
bersifat liar. Sampah yang masuk ke dalam aliran juga bukan sampah
hutan seperti yang biasanya ada di dalam aliran sungai sehingga
proses penyaringan akan menjadi jauh lebih mudah.
4. Fungsi utama dari saluran irigasi adalah untuk pengairan lahan
pertanian, bukan untuk pemenuhan kebutuhan rumah tangga sehingga
kemungkinan konflik dengan masyarakat hanya sebatas penggunaan
air untuk irigasi. Selama air yang digunakan untuk kepentingan irigasi ini
tersedia dalam jumlah yang cukup, maka konflik pemanfaatan air ini
praktis dapat ditanggulangi. Kendala yang mungkin terjadi adalah
persoalan birokrasi karena lokasi ini adalah wilayah perbatasan
Kabupaten Purbalingga dan Kabupaten Banjarnegara.
B.
KONDISI INFRASTRUKTUR
IDENTIFIKASI POTENSI PLTMH DI KAB. PURBALINGGA DINAS PEKERJAAN UMUM KAB. PURBALINGGA TAHUN ANGGARAN 2009
BAB 4 - 34
Gambar 4.42.Jalan di samping irigasi Banjar Cahyana
Laporan Akhir
Kondisi jalan menuju lokasi ini sudah sangat bagus dan dapat dilalui oleh
kendaraan berat karena jalan di sepanjang saluran ini adalah jalan propinsi
yang menghubungkan Kabupaten Purbalingga dengan Kabupaten
Banjarnegara. Jaringan listrik PLN juga berada di sepanjang jalan dan
hanya berjarak beberapa meter saja dari saluran irigasi Banjar Cahyana.
4.3. POTENSI
PENGEMBANGAN
IDENTIFIKASI POTENSI PLTMH DI KAB. PURBALINGGA DINAS PEKERJAAN UMUM KAB. PURBALINGGA TAHUN ANGGARAN 2009
BAB 4 - 35
Laporan Akhir
4.3.1. CURUG YANG POTENSIAL UNTUK DIKEMBANGKAN
Dari hasil survey di lapangan menunjukan bahwa hampir semua titik sebenarnya
mempunyai potensi cukup besar untuk di kembangkan menjadi sumber energi
alternatif PLTMH kecuali Curug Nini karena minimal daya yang dihasilkan untuk
mendapatkan profit optimal adalah 10 KVA. Dari hasil estimasi perhitungan,
Curug Nini hanya menghasilkan sekitar 2 KVA pada saat debit minimum
sedangkan titik-titik lainnya nilainya diatas 10 KVA pada kondisi debit minimum
di musim kemarau. Besaran daya yang dihasilkan menjadi pertimbangan utama
karena pembangunan instalasi yang menghasilkan daya sebesar 1 KVA sampai
dengan 10 KVA membutuhkan biaya investasi yang hampir sama.
Persoalan utama yang akan dihadapi dalam pengembangan teknologi ini adalah
kondisi infrastruktur yang ada di beberapa wilayah tersebut kurang memadai,
padahal tanpa didukung oleh infrastruktur yang memadai maka biaya investasi
yang harus dikeluarkan akan menjadi sangat besar. Hal ini terjadi terutama pada
lokasi-lokasi yang jaraknya cukup jauh dari akses jalan raya seperti misalnya
Curug Panyatan, Curug Karang dan Curug Singa.
Sedangkan titik-titik yang lokasinya relatif dekat dengan jalan raya seperti
misalnya saluran irigasi Banjar Cahyana yang mempunyai infrastruktur memadai
dapat dikembangkan menjadi sumber energi alternatif PLTMH dengan orientasi
bisnis/profit (hasilnya dijual ke PLN) selama fungsi utamanya sebagai saluran
irigasi tidak mengganggu kepentingan sektor pertanian yang menjadi mata
pencaharian masyarakat di sekitarnya. Besarnya daya yang dihasilkan dari
saluran irigasi ini juga menjadi faktor utama mengapa pada titik ini sangat
berpotensi untuk dikembangkan menjadi sumber energi alternatif PLTMH. Data
tabulasi pada sub. Bab sebelumnya dapat menjadi acuan bagi investor swasta
maupun pemerintah dalam merencanakan pembangunan instalasi PLTMH di
Saluran Irigasi Banjar Cahyana. Titik lainnya yang juga berpotensi besar untuk
di kembangkan menjadi energi alternatif PLTMH dengan orientasi profit adalah
Curug Palumbungan dengan pertimbangan beberapa hal seperti misalnya :
1. Aksesbilitas mudah dan didukung dengan infrastruktur yang cukup
memadai. Kemudahan ini ditunjukan dengan lokasi curugnya yang relatif
dekat dengan jalan raya sehingga memudahkan dalam pengangkutan
material bagi pembangunan instalasi nantinya.
IDENTIFIKASI POTENSI PLTMH DI KAB. PURBALINGGA DINAS PEKERJAAN UMUM KAB. PURBALINGGA TAHUN ANGGARAN 2009
BAB 4 - 36
Laporan Akhir
Jaringan listrik PLN juga sudah masuk dan tersebar merata dengan letak
yang cukup dekat walaupun tidak sedekat apabila dibandingkan dengan
Saluran Irigasi Banjar Cahyana. Jarak yang dekat dengan instalasi jaringan
listrik PLN akan mengurangi jumlah biaya yang dikeluarkan untuk
membangun instalasi penyambungan dari PLTMH ke jaringan listrik PLN.
2. Debit yang relatif stabil dengan besaran antara 200 liter/detik sampai
dengan 2.000 liter/detik dengan ketinggian terjunan sekitar 35 meter yang
berpotensi untuk membangkitkan daya antara 20 sampai dengan 200 KVA.
3. Jaringan listrik sudah tersebar merata bagi masyarakat di sekitar lokasi
Curug Palumbungan sedangkan kebutuhan air bersih dan rumah tangga
lainnya bagi masyarakat di sekitar lokasi sudah terpenuhi baik dengan
memanfaatkan air sumur gali maupun air di bagian atas terjunan.
Investor swasta yang lebih berorientasi pada nilai profit biasanya memilih lokasi
yang sudah mempunyai infrastruktur yang memadai seperti misalnya Saluran
Irigasi Banjar Cahyana dan Curug Palumbungan karena dapat menekan biaya
pembangunan dan dapat mendapatkan untung sebanyak-banyaknya. Untuk
pemerintah sebaiknya lebih berorientasi pada pengembangan sumber energi
alternatif ini digunakan untuk peningkatan kesejahteraan masyarakat seperti
misalnya pembangunan industri kecil berskala mikro yang dikelola secara
bersama-sama oleh suatu komunitas di wilayah sekitar lokasi maupun
pembangunan instalasi jaringan air bersih dan infrastruktur untuk menunjang
sektor pertanian bagi daerah-daerah rawan kekeringan padahal di daerah
tersebut banyak terdapat sumber air yang tidak pernah kering sepanjang tahun.
Pada kondisi masyarakat yang seperti tersebut diatas, pemerintah seharusnya
mempertimbangkan dan mengutamakan kepentingan warga masyarakat di
sekitar lokasi, tidak hanya memproritaskan nilai bisnis/profit semata tetapi harus
meninjau kondisi sosial ekonomi masyarakat. Sebagai contoh misalnya
keberadaan mata air atau Tuk Dandang di Desa Serayularangan yang debitnya
selalu stabil dalam jumlah yang cukup besar sepanjang tahun, tetapi pada
kenyataannya banyak warga masyarakat yang mengalami kesulitan air bersih
terutama pada musim kemarau. Ini menjadi tugas pemerintah dalam
memanfaatkan sumber air yang ada terutama untuk pembangunan instalasi air
IDENTIFIKASI POTENSI PLTMH DI KAB. PURBALINGGA DINAS PEKERJAAN UMUM KAB. PURBALINGGA TAHUN ANGGARAN 2009
BAB 4 - 37
Laporan Akhir
bersih bagi masyarakat sekitarnya terlebih dahulu, baru sesudahnya berpikir
tentang profit.
Lokasi lain yang sangat potensial untuk pengembangan sumber energi
berorientasi profit adalah aliran air yang di wilayah Desa Kramat, Kecamatan
Karangmoncol yang terletak pada kedalaman 60 meter dari bagian atas
tebingnya. Tingginya debit di kawasan ini berpotensi untuk membangkitkan daya
lebih dari 800 KVA dengan cara membangun bendungan terlebih dahulu. Satu
hal yang menjadi kendala adalah lokasinya yang curam dan harus diawali
dengan pembangunan bendungan membutuhkan biaya investasi yang sangat
besar. Tetapi dengan besarnya potensi yang dimiliki kawasan dan kecilnya
konflik yang mungkin terjadi dengan masyarakat setempat (karena lokasi ini
cukup jauh dengan permukiman penduduk), tidak menutup kemungkinan satu
saat nanti tempat ini dapat menjadi lokasi pembangkit listrik berkekuatan tinggi
baik itu milik pemerintah maupun milik investor swasta.
4.3.2. RENCANA PENGEMBANGAN YANG MUNGKIN DILAKUKAN
Dengan mempertimbangkan beberapa hal seperti misalnya besarnya biaya
investasi yang akan dikeluarkan, keberadaan infrastruktur di sekitar lokasi,
orientasi pembangunan instalasi (bisnis/profit atau tidak) dan pertimbangan
yang digunakan untuk menentukan orientasi ke depan pada lokasi-lokasi yang
sudah di survey dapat disusun rangking seperti pada tabel 4.4. berikut ini.
IDENTIFIKASI POTENSI PLTMH DI KAB. PURBALINGGA DINAS PEKERJAAN UMUM KAB. PURBALINGGA TAHUN ANGGARAN 2009
BAB 4 - 38
Laporan Akhir
Tabel 4.4.Perencanaan Pengembangan PLTMH di Kabupaten Purbalingga
NO. LOKASI PERTIMBANGAN KENDALA KETERANGAN
1 2 3 4 5
1. Saluran Irigasi Banjar CahyanaDs. Karanggedang, Kec. Bukateja pada ketinggian 125 mdpl
INFRASTRUKTUR : Jalan menuju
lokasi sudah bagus, beraspal dan dapat dilalui kendaraan.
Posisi jaringan PLN dekat dengan lokasi.
Aliran air tidak liar dengan debit relatif stabil sepanjang tahun yang mencapai 4.000 ltr/dtk kecuali pada saat dikeringkan untuk perbaikan saluran irigasi.
Potensi daya yang dihasilkan relatif besar mencapai 400 KVA (paling tidak dapat berlangsung terus-menerus selama 9 bulan).
Infrastruktur di sekitar lokasi untuk sarana transportasi sudah memadai dan jaringan listrik PLN letaknya dekat dengan lokasi.
Konflik kepentingan dengan masyarakat hanya sebatas penggunaan air untuk irigasi. Selama ketersediaan air irigasi cukup maka konflik tidak akan terjadi.
Masalah birokrasi dan perijinan karena lokasinya berada di wilayah perbatasan Kabupaten Purbalingga dan Banjarnegara.
Pemanfaatan saluran irigasi harus seijin balai PSDA untuk wilayah Jateng dan DIY yang berlokasi di Yogyakarta.
Semua debit air tidak boleh dimanfaatkan untuk PLTMH karena di sebelah titik terjunan utama terdapat lahan pertanian yang membutuhkan irigasi. Perhitungan harus dilakukan secara matang sehingga penggunaan air untuk PLTMH jangan sampai mengganggu kelancaran fungsi utama saluran irigasi ini.
Sedimentasi yang tinggi pada sepanjang aliran irigasi sehingga memerlukan kajian lebih lanjut sehingga berpengaruh negatif terhadap kinerja instalasi PLTMH dapat dihindarkan atau setidaknya
Dijual ke PLN dalam bentuk energi listrik
Potensial diusahakan oleh swasta
IDENTIFIKASI POTENSI PLTMH DI KAB. PURBALINGGA DINAS PEKERJAAN UMUM KAB. PURBALINGGA TAHUN ANGGARAN 2009
BAB 4 - 39
Laporan Akhir
NO. LOKASI PERTIMBANGAN KENDALA KETERANGAN
1 2 3 4 5
diminimalkan. Aliran air tidak sepanjang tahun
karena ada tahap perbaikan saluran irigasi selama kurang lebih 3 bulan (dalam setahun) sehingga harus diantisipasi sejak awal perencanaan PLTMH.
2. Curug PalumbunganDs. Palumbungan Kulon, Kec. Bobotsari pada ketinggian 181 mdpl
INFRASTRUKTUR : Posisi jaringan
PLN dekat dengan lokasi
Jalan desa sudah beraspal
Jalan setapak menuju lokasi hanya sekitar 100 meter
Debit relatif stabil sekitar 200 – 2000 ltr/dtk dengan potensi daya yang dihasilkan relatif besar antara 20 sampai dengan 200 KVA.
Infrastruktur jalan di sekitar lokasi sudah memadai dan dapat dilalui kendaraan kecuali jalan dari permukiman yang menuju lokasi Curug Palumbungan
Konflik kepentingan dengan masyarakat relatif kecil karena kebutuhan air rumah tangga sudah terpenuhi baik dengan manggunakan sumur gali maupun memanfaatkan air di bagian atas terjunan.
Timbulnya keresahan masyarakat apabila sosialisasi tidak dilakukan secara kontinyu dengan pendekatan emosional yang baik.
Investasi yang dibutuhkan bertambah karena adanya penambahan biaya untuk membangun infrastruktur yang belum memadai seperti misalnya jalan setapak yang menuju lokasi curug.
Kebutuhan masyarakat untuk irigasi harus diperhatikan sehingga air untuk kepentingan ini harus selalu tersedia dalam jumlah yang cukup.
Kawasan hulu (tangkapan air) harus diperhatikan karena perbedaan debit antara musim kemarau dengan musim hujan sangat signifikan
Dijual ke PLN dalam bentuk energi listrik
Potensial diusahakan oleh swasta
IDENTIFIKASI POTENSI PLTMH DI KAB. PURBALINGGA DINAS PEKERJAAN UMUM KAB. PURBALINGGA TAHUN ANGGARAN 2009
BAB 4 - 40
Laporan Akhir
NO. LOKASI PERTIMBANGAN KENDALA KETERANGAN
1 2 3 4 5
mengindikasikan adanya kerusakan kawasan tangkapan air. Hal ini memerlukan kajian yang lebih lanjut agar ketersediaan air dapat tercukupi secara kontinyu apabila dikembangkan PLTMH.
3. KramatDs. Kramat, Kec. Karangmoncol pada ketinggian 381 mdpl
INFRASTRUKTUR : Jalan menuju
lokasi sudah bagus, beraspal dan dapat dilalui kendaraan.
Posisi jaringan PLN dekat dengan lokasi
Debit relatif stabil dan besar mencapai 2.000 ltr/dtk dengan potensi daya yang dihasilkan dapat mencapai 800 KVA.
Infrastruktur transportasi di sekitar lokasi sudah memadai kecuali jalan dari tebing menuju lokasi dengan tebing yang curam sampai kedalaman 60 meter.
Konflik kepentingan dengan masyarakat relatif kecil karena lokasinya cukup jauh dari permukiman penduduk.
Membutuhkan investasi yang sangat besar karena harus membuat infrastruktur tambahan seperti jalan menuju lokasi yang dimulai dari jalan raya sampai ke lokasi di kedalaman 60 meter dan membangun bendungan untuk dapat menampung debit air yang besar.
Adanya benturan kepentingan dengan Perum Perhutani terkait dengan fungsi kawasan konservasi karena kawasan di atasnya adalah kawasan resapan air.
Dijual ke PLN dalam bentuk energi listrik
Potensial diusahakan oleh swasta
4 Sungai di Purbasari Debit sangat tinggi dan baru sebagian kecil yang dimanfaatkan
Merupakan sungai liar Harus memperkuat konstruksi
Bisa diusahakan oleh swasta dengan daya
IDENTIFIKASI POTENSI PLTMH DI KAB. PURBALINGGA DINAS PEKERJAAN UMUM KAB. PURBALINGGA TAHUN ANGGARAN 2009
BAB 4 - 41
Laporan Akhir
NO. LOKASI PERTIMBANGAN KENDALA KETERANGAN
1 2 3 4 5
Sudah ada yang mengusahakan PLTMH namun hanya memakai sebagian kecil sumberdaya airnya
sipilnya yang dihasilkan tergantung besar daya yang ingin dihasilkan.
5. Tuk DandangDs. Serayularangan, Kec. Mrebet pada ketinggian 336 mdpl
INFRASTRUKTUR : Jalan menuju
lokasi sudah bagus, beraspal dan dapat dilalui kendaraan.
Posisi jaringan PLN dekat dengan lokasi
Debit stabil sepanjang tahun mencapai 250 ltr/dtk karena berasal dari sumber air bawah tanah dengan potensi daya yang dihasilkan dapat mencapai 30 KVA.
Jalan di sekitar lokasi sudah memadai dan jaringan listrik PLN yang letaknya dekat dengan lokasi Tuk Dandang.
Lahan pertanian letaknya cukup jauh dengan mata air (sekitar 200 m) sehingga ketersediaan air untuk kepentingan irigasi dapat selalu terjaga.
Masih banyak warga di sekitar lokasi (khususnya Desa Serayularangan) yang mengalami krisis air bersih terutama pada musim kemarau sehingga prioritas utamanya adalah pemenuhan kebutuhan air bersih dengan mengubah fungsi instalasi untuk memompa air dan kemudian didistribusikan dengan membangun instalasi jaringan air bersih.
Apabila pemenuhan kebutuhan air bersih tidak diperhatikan dan hanya berorientasi pada nilai profit (jual listrik ke PLN) akan dapat memicu terjadinya keresahan masyarakat.
Perlu bantuan pemerintah setempat baik dalam proses pembangunan instalasi maupun pengelolaannya sampai masyarakat dapat mengelola sendiri secara swadaya.
Pengembangan lebih diprioritaskan pada peningkatan kesejahteraan masyarakat sekitar lokasi dulu baru berpikir tentang profit.
Potensial diusahakan oleh swasta
6. Curug SipututDs. Serayularangan, Kec. Mrebet pada
Debit relatif stabil dan besar mencapai 400 ltr/dtk pada musim penghujan (debit minimum pada musim kemarau besarnya 120 ltr/dtk) dengan
Banyak warga masyarakat baik Desa Talagening maupun Serayularangan yang menggunakan
Perlu bantuan pemerintah setempat baik dalam proses
IDENTIFIKASI POTENSI PLTMH DI KAB. PURBALINGGA DINAS PEKERJAAN UMUM KAB. PURBALINGGA TAHUN ANGGARAN 2009
BAB 4 - 42
Laporan Akhir
NO. LOKASI PERTIMBANGAN KENDALA KETERANGAN
1 2 3 4 5
ketinggian 335 mdpl
INFRASTRUKTUR : Posisi jaringan
PLN dekat dengan lokasi
Kondisi jalan desa sudah bagus dan beraspal serta dapat dilalui kendaraan
Jalan setapak menuju lokasi hanya sekitar 100 meter
potensi daya yang dihasilkan sekitar 30 – 100 KVA. Infrastruktur di sekitar lokasi sudah memadai
kecuali jalan dari permukiman menuju lokasi Curug Siputut sekitar 100 m yang masih berupa jalan setapak.
sumber air ini untuk pemenuhan kebutuhan rumah tangga dan irigasi sehingga dapat memicu konflik dengan masyarakat apabila sosialisasi tidak dilakukan secara kontinyu dengan pendekatan emosional yang baik.
Butuh investasi tambahan untuk membangun infrastruktur di sekitar lokasi yang belum memadai.
pembangunan instalasi maupun pengelolaannya sampai masyarakat dapat mengelola sendiri secara swadaya.
Pengembangan lebih diprioritaskan pada peningkatan kesejahteraan masyarakat sekitar lokasi dulu baru berpikir tentang profit.
Potensial diusahakan oleh swasta
7. Curug PanyatanDs. Gunungwuled, Kec. Rembang pada ketinggian 540 mdpl
INFRASTRUKTUR : Posisi jaringan
PLN cukup dekat
Debit relatif stabil yang besarnya antara 120 ltr/detik – 1.000 ltr/detik dengan potensi daya yang dihasilkan sekitar 25 – 210 KVA.
Banyak warga masyarakat yang tinggal di sekitar lokasi yang menggunakan sumber air ini untuk pemenuhan kebutuhan rumah tangga dan irigasi sehingga dapat memicu konflik dengan masyarakat apabila sosialisasi tidak dilakukan secara kontinyu dengan pendekatan emosional yang baik.
Pengembangan sumber energi di wilayah ini sebaiknya berorientasi untuk pembangunan dan perbaikan sektor pertanian dan industri hilir yang mendukungnya sehingga kesejahteraan masyarakat dapat
IDENTIFIKASI POTENSI PLTMH DI KAB. PURBALINGGA DINAS PEKERJAAN UMUM KAB. PURBALINGGA TAHUN ANGGARAN 2009
BAB 4 - 43
Laporan Akhir
NO. LOKASI PERTIMBANGAN KENDALA KETERANGAN
1 2 3 4 5
dengan lokasi Kondisi jalan
desa masih jelek (makadam)
Jalan setapak menuju lokasi hanya sekitar 300 meter
Butuh investasi besar untuk membangun dan memperbaiki infrastruktur terutama jalan di sekitar lokasi yang belum memadai.
Jarak dengan jaringan listrik PLN cukup jauh.
Perbedaan debit musim kemarau dan penghujan yang besar menandakan sudah mulai rusaknya kawasan hulu (tangkapan air)
meningkat.
8. Curug SingaDs. Kramat,Kec. Karangmoncol pada ketinggian 420 mdpl
INFRASTRUKTUR : Posisi jaringan
PLN jauh dengan lokasi
Kondisi jalan desa jelek (aspal rusak)
Jalan setapak menuju lokasi
Debit relatif stabil yang besarnya antara 80 ltr/detik – 400 ltr/detik dengan potensi daya yang dihasilkan sekitar 25 – 150 KVA.
Banyak warga masyarakat yang tinggal di sekitar lokasi yang menggunakan sumber air ini untuk pemenuhan kebutuhan rumah tangga dan irigasi sehingga dapat memicu konflik dengan masyarakat apabila sosialisasi tidak dilakukan secara kontinyu dengan pendekatan emosional yang baik.
Butuh investasi besar untuk membangun dan memperbaiki infrastruktur terutama jalan di sekitar lokasi yang belum memadai.
Jarak dengan jaringan listrik PLN cukup jauh.
Pengembangan sumber energi di wilayah ini sebaiknya berorientasi untuk pembangunan dan perbaikan sektor pertanian dan industri hilir yang mendukungnya sehingga kesejahteraan masyarakat dapat meningkat.
IDENTIFIKASI POTENSI PLTMH DI KAB. PURBALINGGA DINAS PEKERJAAN UMUM KAB. PURBALINGGA TAHUN ANGGARAN 2009
BAB 4 - 44
Laporan Akhir
NO. LOKASI PERTIMBANGAN KENDALA KETERANGAN
1 2 3 4 5
hanya sekitar 1.500 meter
9. Curug KarangDs. Panusupan, Kec. Rembang pada ketinggian 266 mdpl
INFRASTRUKTUR : Posisi jaringan
PLN jauh dengan lokasi
Kondisi jalan desa jelek (aspal rusak)
Jalan setapak menuju lokasi hanya sekitar 750 meter
Debit relatif stabil yang besarnya antara 100 ltr/detik – 400 ltr/detik dengan potensi daya yang dihasilkan sekitar 25 – 100 KVA.
Banyak warga masyarakat yang tinggal di sekitar lokasi yang menggunakan sumber air ini untuk pemenuhan kebutuhan rumah tangga dan irigasi sehingga dapat memicu konflik dengan masyarakat apabila sosialisasi tidak dilakukan secara kontinyu dengan pendekatan emosional yang baik.
Butuh investasi besar untuk membangun dan memperbaiki infrastruktur terutama jalan di sekitar lokasi yang belum memadai.
Jarak dengan jaringan listrik PLN cukup jauh.
Pengembangan sumber energi di wilayah ini sebaiknya berorientasi untuk pembangunan dan perbaikan sektor pertanian dan industri hilir yang mendukungnya sehingga kesejahteraan masyarakat dapat meningkat.
10. Curug NiniDs. Cipaku,Kec. Mrebet pada ketinggian 242 mdpl
Tidak berpotensi untuk pengembangan PLTMH karena debitnya kecil dan potensi daya yang dihasilkan kecil (kurang dari 10 KVA)
IDENTIFIKASI POTENSI PLTMH DI KAB. PURBALINGGA DINAS PEKERJAAN UMUM KAB. PURBALINGGA TAHUN ANGGARAN 2009
BAB 4 - 45