potensi senyawa fitokimia filtrat media … · antioksidan metode dpph 18 2 hasil uji ... begitu...

35
POTENSI SENYAWA FITOKIMIA FILTRAT MEDIA PERTUMBUHAN JAMUR TIRAM MERAH MUDA (Pleurotus flabellatus) SEBAGAI ANTIOKSIDAN DAN ANTIMIKROBA HAYATUL JANNAH DEPARTEMEN ILMU DAN TEKNOLOGI PANGAN FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2016

Upload: donhi

Post on 13-Mar-2019

243 views

Category:

Documents


7 download

TRANSCRIPT

Page 1: POTENSI SENYAWA FITOKIMIA FILTRAT MEDIA … · antioksidan metode DPPH 18 2 Hasil uji ... Begitu juga dengan beras merah yang mengandung pigmen antosianin yang ... Dengan demikian,

POTENSI SENYAWA FITOKIMIA FILTRAT MEDIA

PERTUMBUHAN JAMUR TIRAM MERAH MUDA

(Pleurotus flabellatus) SEBAGAI ANTIOKSIDAN

DAN ANTIMIKROBA

HAYATUL JANNAH

DEPARTEMEN ILMU DAN TEKNOLOGI PANGAN

FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

BOGOR

2016

Page 2: POTENSI SENYAWA FITOKIMIA FILTRAT MEDIA … · antioksidan metode DPPH 18 2 Hasil uji ... Begitu juga dengan beras merah yang mengandung pigmen antosianin yang ... Dengan demikian,
Page 3: POTENSI SENYAWA FITOKIMIA FILTRAT MEDIA … · antioksidan metode DPPH 18 2 Hasil uji ... Begitu juga dengan beras merah yang mengandung pigmen antosianin yang ... Dengan demikian,

PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI DAN

SUMBER INFORMASI SERTA PELIMPAHAN HAK CIPTA*

Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi berjudul Potensi Senyawa

Fitokimia Filtrat Media Pertumbuhan Jamur Tiram Merah Muda (Pleurotus

flabellatus) sebagai Antioksidan dan Antimikroba adalah benar karya saya dengan

arahan dari komisi pembimbing dan belum diajukan dalam bentuk apa pun kepada

perguruan tinggi mana pun. Sumber informasi yang berasal atau dikutip dari karya

yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam

teks dan dicantumkan dalam Daftar Pustaka di bagian akhir skripsi ini.

Dengan ini saya melimpahkan hak cipta dari karya tulis saya kepada Institut

Pertanian Bogor.

Bogor, Desember 2016

Hayatul Jannah

NIM F24120017

Page 4: POTENSI SENYAWA FITOKIMIA FILTRAT MEDIA … · antioksidan metode DPPH 18 2 Hasil uji ... Begitu juga dengan beras merah yang mengandung pigmen antosianin yang ... Dengan demikian,

ABSTRAK

HAYATUL JANNAH. Potensi Senyawa Fitokimia Filtrat Media Pertumbuhan

Jamur Tiram Merah Muda (Pleurotus flabellatus) sebagai Antioksidan dan

Antimikroba. Dibimbing oleh SUKARNO dan NAMPIAH SUKARNO.

Jamur Pleurotus flabellatus memiliki potensi digunakan sebagai bahan baku

pembuatan daging analog. Selama produksi miselium, hasil samping berupa

medium pertumbuhannya belum termanfaatkan dengan baik. Tujuan penelitian ini

ialah untuk mengetahui peranan komponen fitokimia dari filtrat P. flabellatus yang

ditumbuhkan pada media campuran ekstrak kentang, beras merah dan kedelai yang

merupakan hasil samping produksi miselium sebagai antioksidan dan antimikroba.

Filtrat media cair hasil inkubasi P. flabellatus yang sudah dipisahkan dari miselium,

kemudian dipekatkan menggunakan vacuum rotary evaporator pada suhu 45 oC.

Hasil pemekatan media selanjutnya diuji kandungan fitokimia secara kualitatif,

aktivitas antioksidan dan antimikrobanya. Pengujian aktivitas antimikroba

dilakukan terhadap bakteri Morganella morganii, Escherichia coli, Staphylococcus

aureus dan Salmonella sp. menggunakan metode kertas cakram dan sumur. Hasil

uji kemampuan antioksidan dengan metode DPPH, FRAP dan kadar total fenol

secara berturut-turut ialah 18.41 ± 0.35 mg AEAC/g ekstrak, 23.99 ± 0.14 mmol

FeSO4/g ekstrak dan 7.88 ± 0.21 mg GAE/g ekstrak. Hasil uji fitokimia

menunjukkan bahwa komponen kimia yang terkandung dalam filtrat termasuk

dalam golongan flavonoid, saponin dan triterpenoid. Berdasarkan uji kemampuan

antimikroba, filtrat media tidak mampu menghambat pertumbuhan mikroba uji

pada konsentrasi 2.4570 g/mL. Hal tersebut dapat disebabkan oleh senyawa

antimikroba yang mungkin rusak akibat pemanasan pada saat pemanenan miselium

dan filtrat media.

Kata kunci : antimikroba, antioksidan, fitokimia, Pleurotus flabellatus

Page 5: POTENSI SENYAWA FITOKIMIA FILTRAT MEDIA … · antioksidan metode DPPH 18 2 Hasil uji ... Begitu juga dengan beras merah yang mengandung pigmen antosianin yang ... Dengan demikian,

ABSTRACT

HAYATUL JANNAH. Potency of Phytochemical Compound from Growth Media

Filtrate of Pink Oyster Mushroom (Pleurotus flabellatus) as Antioxidant and

Antimicrobe. Supervised by SUKARNO and NAMPIAH SUKARNO.

Pleurotus flabellatus has potency as raw material for meat analog

development. During mycelium production, its byproduct in the form of its medium

filtrate has not been utilized properly. The purpose of this study was to determine

the role of medium filtrate phytochemical components of P. flabellatus grown in

mixed medium of potato, brown rice and soybeans extract as byproduct of the

mycelium production for antioxidants and antimicrobes. Culture filtrate of P.

flabellatus incubation that had been separated from the mycelium was concentrated

using a vacuum rotary evaporator at 45 °C. The concentrated filtrate was tested

qualitatively for its phytochemical content, antioxidant and antimicrobial activities.

Antimicrobial activity tests were carried out against Morganella morganii,

Escherichia coli, Staphylococcus aureus and Salmonella sp.. The results of

antioxidant activity test with DPPH, FRAP and levels of total phenols were 18.41

± 0.35 mg AEAC/g extract, 23.99 ± 0.14 mmol FeSO4/g extract and 7.88 ± 0.21

mg GAE/g extract, respectively. Phytochemical test results showed that chemical

components in the filtrate were flavonoids, saponins and triterpenoid. However,

based on the antimicrobial capability test, culture filtrate was not able to inhibit the

growth of bacteria tested at a concentration of 2.4570 g / mL. This could be due to

the chemical compounds damaged by heating at harvest of the mycelium and

culture filtrate.

Keywords: antimicrobe, antioxidant, phytochemistry, Pleurotus flabellatus

Page 6: POTENSI SENYAWA FITOKIMIA FILTRAT MEDIA … · antioksidan metode DPPH 18 2 Hasil uji ... Begitu juga dengan beras merah yang mengandung pigmen antosianin yang ... Dengan demikian,
Page 7: POTENSI SENYAWA FITOKIMIA FILTRAT MEDIA … · antioksidan metode DPPH 18 2 Hasil uji ... Begitu juga dengan beras merah yang mengandung pigmen antosianin yang ... Dengan demikian,

Skripsi

sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar

Sarjana Teknologi Pertanian

pada

Departemen Ilmu dan Teknologi Pangan

POTENSI SENYAWA FITOKIMIA FILTRAT MEDIA

PERTUMBUHAN JAMUR TIRAM MERAH MUDA

(Pleurotus flabellatus) SEBAGAI ANTIOKSIDAN

DAN ANTIMIKROBA

HAYATUL JANNAH

DEPARTEMEN ILMU DAN TEKNOLOGI PANGAN

FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

BOGOR

2016

Page 8: POTENSI SENYAWA FITOKIMIA FILTRAT MEDIA … · antioksidan metode DPPH 18 2 Hasil uji ... Begitu juga dengan beras merah yang mengandung pigmen antosianin yang ... Dengan demikian,
Page 9: POTENSI SENYAWA FITOKIMIA FILTRAT MEDIA … · antioksidan metode DPPH 18 2 Hasil uji ... Begitu juga dengan beras merah yang mengandung pigmen antosianin yang ... Dengan demikian,
Page 10: POTENSI SENYAWA FITOKIMIA FILTRAT MEDIA … · antioksidan metode DPPH 18 2 Hasil uji ... Begitu juga dengan beras merah yang mengandung pigmen antosianin yang ... Dengan demikian,
Page 11: POTENSI SENYAWA FITOKIMIA FILTRAT MEDIA … · antioksidan metode DPPH 18 2 Hasil uji ... Begitu juga dengan beras merah yang mengandung pigmen antosianin yang ... Dengan demikian,

PRAKATA

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah subhanahu wa ta’ala atas

segala nikmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan karya ilmiah

berjudul “Potensi Senyawa Fitokimia Filtrat Media Pertumbuhan Jamur Tiram

Merah Muda (Pleurotus flabellatus) sebagai Antioksidan dan Antimikroba”

sebagai salah satu syarat untuk menyelesaikan pendidikan sarjana di Departemen

Ilmu dan Teknologi pangan, Fakultas Teknologi Pertanian, Institut Pertanian

Bogor.

Atas terselesaikannya kegiatan penelitian dan penulisan skripsi ini, penulis

mengucapkan terima kasih kepada:

1. Mama Vorine Kurniati, Papa Firdaus, Amanah Hadi serta seluruh

keluarga atas semangat, dukungan, nasehat, kasih sayang dan doa kepada

penulis sehingga dapat menyelesaikan studi pada tingkat sarjana.

2. Bapak Dr. Ir. Sukarno, M.Sc. dan Ibu Dr. Ir. Nampiah Sukarno selaku

pembimbing tugas akhir yang selalu memberi saran, arahan serta

bimbingan dari awal penelitian hingga tersusunnya skripsi ini.

3. Ibu Uswatun Hasanah, S.TP, M.Si. sebagai dosen penguji yang

memberikan saran untuk perbaikan skripsi ini.

4. Departemen Pendidikan Tinggi (DIKTI) Republik Indonesia atas

beasiswa BIDIKMISI yang penulis terima selama menempuh pendidikan

sarjana.

5. Mbak Ari, Pak Yahya, Pak Edi, Mbak Riska, Mbak Irin, Mbak Ririn, Pak

Kusnadi, Teh Yayam dan Pak Rozak selaku laboran yang telah banyak

membantu dan memberi saran dalam kegiatan analisis dan staf UPT yang

membantu penulis dalam mengurus dokumen-dokumen.

6. Vita Rachmawati Nur, Adika Fajar Waskito dan Sarah Anita sebagai

rekan mahasiswa satu bimbingan yang telah banyak membantu penulis.

7. Bibah, Ismi, Chintya, Juni, Mbak Ita, Sabrina, Rini, Kak Mpi atas

dukungannya serta teman-teman ITP 49 dan BISMA 1 yang saya sayangi

dan banggakan.

Semoga skripsi tugas akhir ini bermanfaat. Terima kasih.

Bogor, Desember 2016

Hayatul Jannah

Page 12: POTENSI SENYAWA FITOKIMIA FILTRAT MEDIA … · antioksidan metode DPPH 18 2 Hasil uji ... Begitu juga dengan beras merah yang mengandung pigmen antosianin yang ... Dengan demikian,
Page 13: POTENSI SENYAWA FITOKIMIA FILTRAT MEDIA … · antioksidan metode DPPH 18 2 Hasil uji ... Begitu juga dengan beras merah yang mengandung pigmen antosianin yang ... Dengan demikian,

DAFTAR ISI

DAFTAR TABEL vi

DAFTAR GAMBAR vi

DAFTAR LAMPIRAN vi

PENDAHULUAN 1

Latar Belakang 1

Perumusan Masalah 2

Tujuan Penelitian 2

Manfaat Penelitian 2

METODOLOGI 2

Waktu dan Tempat Penelitian 2

Bahan 3

Alat 3

Tahapan Penelitian 3

HASIL DAN PEMBAHASAN 7

Pertumbuhan P. flabellatus pada Media Campuran 7

Senyawa Fitokimia Filtrat Media 8

Aktivitas Antioksidan Fitokimia dari P. flabellatus 9

Aktivitas Antimikroba Fitokimia dari P. flabellatus 12

SIMPULAN DAN SARAN 14

Simpulan 14

Saran 14

DAFTAR PUSTAKA 14

LAMPIRAN 18

RIWAYAT HIDUP 21

Page 14: POTENSI SENYAWA FITOKIMIA FILTRAT MEDIA … · antioksidan metode DPPH 18 2 Hasil uji ... Begitu juga dengan beras merah yang mengandung pigmen antosianin yang ... Dengan demikian,

DAFTAR TABEL

1 Hasil uji fitokimia filtrat media 9

DAFTAR GAMBAR

1 Diagram alir tahapan penelitian 4 2 Bobot kering miselium yang diperoleh pada saat pemanenan P.

flabellatus 8 3 Kurva standar asam askorbat 10 4 Kurva standar FeSO4 11 5 Kurva standar asam galat 12

DAFTAR LAMPIRAN

1 Hasil uji aktivitas antioksidan metode DPPH 18 2 Hasil uji aktivitas antioksidan metode FRAP 19 3 Hasil uji kadar total fenol 19 4 Hasil analisis kemampuan antimikroba 19

Page 15: POTENSI SENYAWA FITOKIMIA FILTRAT MEDIA … · antioksidan metode DPPH 18 2 Hasil uji ... Begitu juga dengan beras merah yang mengandung pigmen antosianin yang ... Dengan demikian,

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Salah satu penyebab kerusakan pada pangan adalah oksidasi lipid. Tahap

terjadinya oksidasi terdiri dari inisiasi, propagasi dan terminasi. Antioksidan

merupakan senyawa yang mampu menghambat atau memperlambat terjadinya

oksidasi. Antioksidan mencegah rantai reaksi oksidasi dengan menghambat tahap

inisiasi atau propagasi sehingga tidak berlanjut ke tahap terminasi dan umur simpan

pangan menjadi lebih panjang. Terdapat dua jenis antioksidan berdasarkan asalnya,

yaitu antioksidan alami dan buatan. Biasanya antioksidan alami lebih banyak

digunakan karena efek samping yang lebih kecil. Belakangan ini perhatian terhadap

jamur semakin meningkat. Jamur memiliki kandungan protein yang tinggi,

kandungan karbohidrat yang lebih rendah, lemak yang cukup rendah serta vitamin

dan mineral yang baik. Jamur juga mengandung α-tokoferol, β-karoten dan

komponen fenolik yang mengindikasikan jamur memiliki potensi digunakan

sebagai antioksidan (Vamanu 2013).

Jamur yang umum dikonsumsi salah satunya ialah Pleurotus sp. atau yang

lebih dikenal dengan nama jamur tiram. Jamur tiram mengandung protein sebesar

10-40% berat kering, bervariasi tergantung dengan jenis spesiesnya. Kandungan

asam amino esensial yang terdapat dalam jamur tiram meliputi 40% dari total asam

amino. Selain itu kandungan lipid jamur tiram cukup rendah, yaitu sekitar 3-5%

berat basah serta mengandung 3-28% karbohidrat dan 3-32% berat basah serat.

Dengan demikian, jamur tiram termasuk dalam pangan sebagai sumber serat yang

baik (Chang dan Miles 2004). Salah satu jenis jamur tiram yaitu Pleurotus

flabellatus yang lebih dikenal dengan nama jamur tiram merah muda. Dengan kadar

protein yang tinggi sekitar 21%, miselium jamur ini memiliki potensi untuk

dikembangkan sebagai bahan baku pembuatan daging analog (Hendartina 2014).

Namun, selama produksi miselium terdapat hasil samping berupa media

pertumbuhannya yang belum termanfaatkan dengan baik. Padahal pada media

pertumbuhan tersebut kemungkinan terdapat metabolit sekunder yang dihasilkan

dan diekskresikan dari proses katabolisme (Srikandace et al. 2007). Hal tersebut

dapat disebabkan karena jamur yang bersifat heterotrof mengeluarkan enzim

ekstraseluler ke lingkungan yang berfungsi untuk mengurai substrat yang kompleks

pada media agar nutrien yang diperlukan dapat diserap untuk pertumbuhan.

Metabolit sekunder yang dihasilkan diduga memiliki kemampuan sebagai

antioksidan dan antimikroba karena jamur tiram merah muda sendiri mengandung

berbagai komponen antioksidan seperti fenolik, terpenoid dan steroid (Dasgupta et

al. 2013). Acharya et al. (2015) menyebutkan bahwa P. flabellatus memiliki total

senyawa fenol sebesar 13.12 µg/mg. Pernyataan tersebut didasarkan pada

kandungan metabolit sekunder yang diekstrak langsung dari tubuh buah jamur.

Selain itu perbedaan media yang digunakan untuk pertumbuhan miselium juga

dapat memengaruhi kandungan metabolit sekunder yang dihasilkan. Selain kentang,

media pertumbuhan yang dapat digunakan yaitu kedelai dan beras merah. Saija

(1995) menyatakan bahwa kedelai mengandung isoflavon yang dapat berfungsi

sebagai antioksidan. Isoflavon yang terdapat dalam biji kedelai dorman adalah

dalam bentuk isoflavon glikosida yaitu daidzin, genistin dan glisitin. Penggunaan

Page 16: POTENSI SENYAWA FITOKIMIA FILTRAT MEDIA … · antioksidan metode DPPH 18 2 Hasil uji ... Begitu juga dengan beras merah yang mengandung pigmen antosianin yang ... Dengan demikian,

2

kedelai sebagai media pertumbuhan miselium akan memengaruhi karakteristik

miselium maupun hasil metabolit sekundernya. Begitu juga dengan beras merah

yang mengandung pigmen antosianin yang terdapat pada seluruh bagian beras

sehingga berperan sebagai senyawa antioksidan (Chang dan Bardenas 1965).

Dengan demikian, penggunaan beras merah dan kedelai sebagai media

pertumbuhan perlu diketahui lebih lanjut mengenai karakteristik metabolit

sekundernya. Oleh karena itu perlu dilakukan penelitian untuk mengamati

kemampuan filtrat media cair pertumbuhan jamur sebagai antioksidan dan

antimikroba pada media campuran kentang, beras merah dan kedelai.

Perumusan Masalah

Hasil samping dari produksi miselium dalam pembuatan daging analog belum

termanfaatkan dengan baik. Dengan mengetahui kandungan dan potensinya sebagai

antioksidan dan antimikroba, maka hal tersebut dapat memberikan peluang

diaplikasikan pada berbagai produk pangan yang membutuhkan antioksidan untuk

mencegah oksidasi dan antimikroba untuk mencegah kerusakan pangan akibat

aktivitas mikroba.

Tujuan Penelitian

Tujuan pelaksanaan penelitian adalah untuk mengetahui potensi senyawa

fitokimia dari filtrat media campuran ekstrak kentang, beras merah dan kedelai

yang merupakan hasil samping produksi miselium P. flabellatus sebagai

antioksidan dan antimikroba.

Manfaat Penelitian

Manfaat dari penelitian ini adalah menyediakan informasi tentang potensi

senyawa fitokimia dari filtrat media campuran ekstrak kentang, beras merah dan

kedelai yang merupakan hasil samping produksi miselium P. flabellatus sebagai

antioksidan dan antimikroba sehingga dapat diaplikasikan pada produk pangan

yang membutuhkan antioksidan untuk mencegah oksidasi dan antimikroba untuk

mencegah kerusakan pangan akibat mikroba.

METODOLOGI

Waktu dan Tempat Penelitian

Penelitian dilaksanakan dari bulan Maret – Agustus 2016. Penelitian ini

dilaksanakan di Laboratorium Mikrobiologi, Laboratorium Kimia dan

Laboratorium Biokimia dan Gizi Pangan, Departemen Ilmu dan Teknologi Pangan,

Fakultas Teknologi Pertanian, Institut Pertanian Bogor.

Page 17: POTENSI SENYAWA FITOKIMIA FILTRAT MEDIA … · antioksidan metode DPPH 18 2 Hasil uji ... Begitu juga dengan beras merah yang mengandung pigmen antosianin yang ... Dengan demikian,

3

Bahan

Bahan utama yang digunakan ialah biakan murni jamur yang diperoleh dari

IPB Culture Collection. Media yang digunakan untuk menumbuhkan biakan

miselium jamur ialah media cair ekstrak kentang, beras merah, kedelai dan sukrosa

(gula pasir lokal). Kultur bakteri yang digunakan ialah Escherichia coli,

Staphylococcus aureus, Morganella morganii, dan Salmonella sp.. Bahan lainnya

yang digunakan ialah media Trypticase Soy Agar (TSA), Trypticase Soy Broth

(TSB), air deionisasi, asam askorbat, asam galat, buffer asetat, etanol, metanol,

pereaksi Folin-Ciocalteau (FC), diphenylpicrylhydrazyl (DPPH), FeCl3.6H2O,

2,4,6-tripyridyl-s-triazine (TPTZ), HCl, Na2CO3, Fe2SO4, H2SO4, bismutsubnitrat,

CH3COOH, KI, HgCl2, I2, asetat anhidrida dan kloroform.

Alat

Alat yang digunakan adalah autoklaf, shaker (innovaTM2300, platform

shaker), vacuum rotary evaporator, spektrofotometer UV-VIS, inkubator, hotplate

magnetic stirrer, pH meter, vortex, neraca analitik, cawan petri, mikropipet, kertas

cakram dan alat-alat gelas untuk analisis kimia.

Tahapan Penelitian

Penelitian dilakukan dalam tiga tahap yaitu dimulai dari penumbuhan P.

flabellatus pada media cair untuk pembuatan kurva pertumbuhan, penumbuhan

untuk produksi metabolit sekunder, dan yang terakhir yaitu pengujian senyawa

fitokimia, kapasitas antioksidan, kadar total fenol dan kemampuan antimikroba.

Prosedur Penelitian

Penumbuhan P. flabellatus

Media penumbuhan P. flabellatus yang digunakan dalam penelitian ini ialah

campuran ekstrak kentang, kedelai dan beras merah yang didapatkan melalui

perebusan dengan sejumlah air dan penambahan sumber karbon berupa sukrosa.

Komposisi media cair kentang ialah kentang 200 gram dan air suling 1 Liter.

Kentang kupas yang telah dipotong-potong direbus dalam air suling selama 30

menit. Ekstrak kentang hasil perebusan ditepatkan volumenya. Pembuatan ekstrak

kedelai dilakukan dengan merendam kedelai selama dua jam dan ditiriskan. Lalu

kedelai direbus selama 30 menit dalam air dengan perbandingan volume kedelai

dan air sebesar 1:3. Setelah perebusan, air dipisahkan dan disimpan. Selanjutnya

kedelai direndam selama 12 jam dengan perbandingan kedelai dan air 1:2. Sebelum

digunakan, air rebusan dan rendaman dicampur terlebih dahulu. Ekstrak beras

merah diperoleh dari perendaman 200 gram dalam 1 Liter air selama 12 jam. Ketiga

jenis media disaring menggunakan kertas saring terlebih dahulu sebelum dicampur.

Setelah dicampur dengan perbandingan ketiga media yaitu 1:1:1, sukrosa

ditambahkan sebanyak 5% kemudian media disterilisasi.

Page 18: POTENSI SENYAWA FITOKIMIA FILTRAT MEDIA … · antioksidan metode DPPH 18 2 Hasil uji ... Begitu juga dengan beras merah yang mengandung pigmen antosianin yang ... Dengan demikian,

4

Gambar 1 Diagram alir tahapan penelitian

Penumbuhan P. flabellatus dilakukan dengan cara menumbuhkan kultur

pada media cair yang ditempatkan dalam erlenmeyer dan diinkubasi menggunakan

shaker dengan kecepatan 100-150 rpm dan suhu sekitar 28-30 oC (Mshandete dan

Mgonja 2009; Aminuddin et al. 2007). Penumbuhan dengan tujuan pembuatan

kurva pertumbuhan dilakukan untuk mengetahui pertumbuhan miselium jamur

pada media yang digunakan. Setiap empat hari sekali hingga hari ke-12 dilakukan

pemanenan biomassa miselium. Pada tahap selanjutnya dilakukan produksi

metabolit sekunder dengan jumlah hari yang sama dengan pemanenan miselium

Biakan P. flabellatus

pada media Potato

Sucrose Agar (PSA)

Inokulasi pada media tumbuh

Inkubasi pada suhu 28-30 oC

menggunakan shaker dengan

kecepatan 100-150 rpm selama

8 hari

Pemanasan pada suhu 68 oC

selama 30 menit

Penyaringan

Filtrat media

Miselium

Evaporasi menggunakan vacuum

rotary evaporator pada suhu 45 oC

Filtrat pekat

Analisis fitokimia, kapasitas

antioksidan, total fenol dan

antimikroba

Pembuatan media tumbuh

campuran ekstrak kentang,

kedelai dan beras merah

Page 19: POTENSI SENYAWA FITOKIMIA FILTRAT MEDIA … · antioksidan metode DPPH 18 2 Hasil uji ... Begitu juga dengan beras merah yang mengandung pigmen antosianin yang ... Dengan demikian,

5

dalam produksi biomassa untuk pembuatan daging analog yaitu delapan hari.

Sebelum penyaringan media, suhu inkubasi dinaikkan hingga 68 °C selama 30

menit untuk menurunkan kadar asam nukleat yang terkandung dalam miselium.

Penyaringan media dilakukan pada hari ke-8 setelah inokulasi (Sukarno et al. 2014).

Setelah terpisah, filtrat kemudian dipekatkan menggunakan vacuum rotary

evaporator pada suhu 45 oC sehingga diperoleh filtrat pekat yang selanjutnya

dilakukan analisis. Diagram alir penelitian dapat dilihat pada Gambar 1.

Analisis Konsentrasi Filtrat (Rubinson 1987 termodifikasi)

Penentuan konsentrasi filtrat dilakukan dengan menggunakan metode

gravimetri. Sampel sebanyak 1 mL diambil dan diletakkan pada cawan yang telah

dikeringkan sebelumnya. Kemudian sampel tersebut dikeringkan menggunakan

oven vakum hingga bobot sampel konstan. Konsentrasi didapatkan dari jumlah total

padatan per volume sampel yang dipipet yaitu 1 mL.

Analisis Senyawa Fitokimia (Harborne 1987 termodifikasi)

Uji alkaloid dilakukan dengan menyiapkan 0.3 mL ekstrak yang ditambah

dengan 1.5 mL kloroform dan 3 tetes amonia sehingga terpisah menjadi dua fraksi

yang salah satu fraksinya adalah kloroform. Fraksi kloroform yang terpisah

dicampurkan dengan 2 tetes asam sulfat untuk direaksikan dengan tiga jenis

pereaksi yaitu reagen Dragendorf, Meyer dan Wagner. Pereaksi Dragendorf dibuat

dengan cara 0.8 gram bismutsubnitrat ditambah dengan 10 mL asam asetat dan 40

mL air. Larutan tersebut dicampur dengan larutan yang dibuat dari 8 gram KI dalam

20 mL air. Sebelum digunakan, satu bagian volume campuran ini diencerkan

dengan 2.3 bagian volume campuran 20 mL asam asetat glasial dan 100 mL air.

Pereaksi ini berwarna jingga. Pereaksi Meyer dibuat dengan cara menambahkan

1.36 gram HgCl2 dengan 0.5 gram KI lalu dilarutkan dan diencerkan dengan

akuades menjadi 100 mL menggunakan labu takar. Pereaksi Meyer merupakan

pereaksi yang tidak berwarna. Pereaksi Wagner dibuat dengan cara 10 mL akuades

ditambahkan 1.25 gram iodin dan 1 gram KI lalu dilarutkan dan diencerkan menjadi

100 mL menggunakan labu takar. Pereaksi Wagner berwarna coklat. Hasil uji

dinyatakan positif bila dengan pereaksi Dragendrof terbentuk endapan merah

hingga jingga, endapan putih kekuningan dengan pereaksi Mayer dan endapan

coklat dengan pereaksi Wagner.

Uji tanin dilakukan dengan mengencerkan ekstrak dengan perbandingan 1:5

yang kemudian dididihkan selama lima menit. Pengujian dilakukan dengan

menggunakan 3 tetes sampel ditambah 3 tetes FeCl3 1%. Hasil positif ditunjukkan

dengan perubahan warna menjadi biru tua atau hijau kehitaman.

Uji flavonoid juga memerlukan persiapan sampel yaitu diencerkan dengan

perbandingan 1:2. Sampel sebanyak 0.3 mL dicampurkan dengan 1.5 mL metanol

yang kemudian dipanaskan pada suhu 50 oC selama lima menit. Sampel yang telah

dipanaskan tersebut direaksikan dengan asam sulfat pekat dengan perbandingan 1:1

pada plat tetes. Hasil positif ditunjukkan dengan terbentuknya warna merah.

Uji saponin cukup dilakukan dengan memanaskan sampel yang telah

diencerkan dengan perbandingan 1:10 selama lima menit. Selanjutnya dilakukan

pengocokan selama 10 detik dan jika terbentuk buih yang stabil selama 10 menit

maka ekstrak positif mengandung saponin.

Page 20: POTENSI SENYAWA FITOKIMIA FILTRAT MEDIA … · antioksidan metode DPPH 18 2 Hasil uji ... Begitu juga dengan beras merah yang mengandung pigmen antosianin yang ... Dengan demikian,

6

Uji steroid dan triterpenoid dilakukan menggunakan 2 mL ekstrak yang

dilarutkan dalam etanol 30% dan dipanaskan. Selanjutnya filtrat yang dihasilkan

dibiarkan menguap menyisakan bagian yang diberi penambahan 1 mL eter. Fraksi

eter sebanyak 5 tetes diuji dengan 3 tetes asetat anhidrida dan 1 tetes asam sulfat

pekat. Keberadaan senyawa steroid ditunjukkan dengan adanya warna hijau,

sedangkan senyawa triterpenoid ditandai dengan warna merah atau ungu.

Analisis Kapasitas Antioksidan Metode DPPH (Hung dan Nhi 2012)

Metode analisis kapasitas antioksidan yang digunakan adalah DPPH seperti

yang digunakan oleh Hung dan Nhi (2012). Sebanyak 0.1 mL larutan ekstrak

dicampurkan dengan 3.9 mL larutan DPPH 0.075 mM. Campuran ditempatkan

dalam ruangan gelap selama 30 menit. Kemudian, diukur nilai absorbansinya

dengan spektrofotometer UV pada panjang gelombang 525 nm. Sebanyak 0.1 mL

metanol digunakan sebagai pengganti sampel untuk blanko. Blanko diukur pada

t=0. Kemampuan sebagai antioksidan pada sampel dihitung dan dinyatakan dalam

miligram asam askorbat equivalen per gram bobot sampel. Selain itu, persentase

DPPH dinyatakan dalam bentuk persentase penghambatan terhadap radikal DPPH,

dengan perhitungan sebagai berikut :

Kapasitas antioksidan (%) =(𝐴 𝑏𝑙𝑎𝑛𝑘𝑜−𝐴 𝑙𝑎𝑟𝑢𝑡𝑎𝑛 𝑠𝑎𝑚𝑝𝑒𝑙)

𝐴 𝑏𝑙𝑎𝑛𝑘𝑜 𝑥 100%

Analisis Kemampuan Antioksidan Metode FRAP (Ferric reducing antioxidant

power activity) (Benzie dan Szeto 1999 termodifikasi)

Pengujian total antioksidan menggunakan metode termodifikasi dari Benzie

dan Szeto (1999). Pengujian metode ini diturunkan dari kurva standar FeSO4. Secara

tepat, sebanyak 400 µL ekstrak sampel atau larutan standar dicampur dengan 2600

µL reagen FRAP. Kemudian campuran diinkubasi pada suhu 37 °C selama 30 menit.

Setelah inkubasi, absorbansi diukur menggunakan spektrofotometer UV-VIS pada

panjang gelombang 595 nm. Hasil pengukuran dinyatakan dalam milimol FeSO4

per gram bobot kering sampel.

Analisis Kadar Total Fenol (ISO 14502-1 2005)

Kadar total fenol ditentukan berdasarkan metode dari International

Organization for Standardization (ISO) 14502-1 (2005). Kadar total fenol

diturunkan dari asam galat sebagai standar yang digunakan. Secara tepat, 0.5 mL

ekstrak sampel atau standar dicampur dengan 2.5 mL reagen Folin-Ciocalteau dan

2 mL larutan Na2CO3 7.5%. Kemudian campuran didiamkan selama 30 menit pada

suhu ruang. Setelah didiamkan, absorbansi diukur menggunakan spektrofotometer

UV-VIS pada panjang gelombang 765 nm. Kadar total fenol pada sampel dihitung

dan dinyatakan dalam miligram asam galat equivalen per gram bobot sampel.

Analisis Kemampuan Antimikroba (Zuhut et al. 2001 termodifikasi) Metode pengujian aktivitas antibakteri yang digunakan adalah metode

eksperimental yang dilakukan menggunakan uji sensitivitas antibakteri dengan

metode sumur agar ataupun kertas cakram. Parameter uji yang diamati adalah

diameter zona hambat (mm) setelah ditambahkan filtrat pekat terhadap bakteri uji.

Sebanyak 0.1% mL kultur bakteri dicampurkan dengan media TSA cair. Kultur

yang digunakan yaitu Morganella morganii, Eschericia coli, Staphylococcus

Page 21: POTENSI SENYAWA FITOKIMIA FILTRAT MEDIA … · antioksidan metode DPPH 18 2 Hasil uji ... Begitu juga dengan beras merah yang mengandung pigmen antosianin yang ... Dengan demikian,

7

aureus dan Salmonella sp.. Media cair yang telah diinokulasikan kultur mikroba

dituang ke cawan petri steril dan dibiarkan memadat.

Pada metode sumur agar dibuat tiga sumur pada agar tersebut dengan

diameter 6 mm, lalu dimasukkan 60 μL sampel uji ke dalam masing-masing

sumur. Sampel uji yang digunakan adalah filtrat uji. Akuades digunakan sebagai

kontrol negatif. Cawan diinkubasi pada suhu 37 oC selama 24 jam dengan posisi

cawan menghadap ke atas setelah sebelumnya dibiarkan pada suhu rendah untuk

memberi kesempatan filtrat inhibisi ke dalam kultur.

Metode kertas cakram menggunakan kertas saring berdiameter 6 mm yang

sebelumnya telah disterilisasi. Selanjutnya pada setiap kertas saring ditambahkan

filtrat sebanyak 10 μL secara perlahan-lahan dengan tujuan filtrat terserap

sempurna. Kontrol positif dan kontrol negatif ditambahkan dengan cara yang sama.

Kertas saring tersebut diletakkan pada media padat yang telah diinokulasi bakteri

sebelumnya. Cawan diinkubasi pada suhu 37 oC selama 24 jam dengan posisi cawan

menghadap ke atas. Adanya penghambatan diketahui dengan mengukur diameter

zona bening yang terbentuk. Diamati adanya penghambatan dengan mengukur

diameter zona bening yang terbentuk

HASIL DAN PEMBAHASAN

Pertumbuhan P. flabellatus pada Media Campuran

Kurva pertumbuhan diperlukan sebagai acuan masa panen miselium dalam

media pertumbuhan yang digunakan. Pertambahan bobot miselium atau biomassa

merupakan salah satu kriteria terjadinya pertumbuhan. Pengukuran kurva

pertumbuhan menggunakan bobot kering miselium sudah umum digunakan. Fase

pertumbuhan miselium pada media cair memiliki kesesuaian dengan fase

pertumbuhan logaritmik pada organisme uniseluler yang terdiri dari fase lag,

logaritmik, stasioner dan kematian (Chang dan Miles 2004).

Hasil percobaan kurva pertumbuhan menunjukkan pada hari ke-8 terdapat

kenaikan bobot kering miselium yang cukup tinggi daripada hari ke-4. Terlihat pada

Gambar 2 P. flabellatus pada hari ke-12 mengalami penurunan laju pertumbuhan

dibandingkan dengan hari sebelumnya. Kurva pertumbuhan P. flabellatus

menunjukkan bahwa pada masa pemanenan 8 hari sudah mulai memasuki akhir dari

fase logaritmik yang juga menandakan dimulainya fase stasioner. Terjadinya

penurunan kecepatan pertumbuhan menunjukkan bahwa nutrisi yang dibutuhkan

sudah mulai tidak mencukupi. Padahal semua organisme hidup termasuk cendawan,

memerlukan nutrien untuk mendukung pertumbuhannya. Nutrien berupa unsur atau

senyawa kimia digunakan sel sebagai konstituen kimia penyusun sel. Nutrien

tersebut diperoleh dari subtrat atau media pertumbuhannya. Menurut Chang dan

Miles (2004) nutrien yang dibutuhkan cendawan diantaranya karbon, nitrogen,

sulfur, fosfor, kalium, magnesum, natrium, kalsium, nutrien makro dan vitamin.

Ketika terjadi keterbatasan nutrisi yang dibutuhkan maka akan terjadi pelepasan

zat-zat hasil proses katabolisme yang merupakan metabolit sekunder (Srikandace

et al. 2007). Cendawan memiliki mekanisme khusus untuk metabolisme yang dapat

menghasilkan metabolit sekunder yang bersifat fungsional. Metabolit sekunder

Page 22: POTENSI SENYAWA FITOKIMIA FILTRAT MEDIA … · antioksidan metode DPPH 18 2 Hasil uji ... Begitu juga dengan beras merah yang mengandung pigmen antosianin yang ... Dengan demikian,

8

tersebut terdiri dari berbagai macam struktur kimia dan bioaktivitas sebagai

pertahanan terhadap kondisi lingkungan yang tidak sesuai (Zhong dan Xiao 2009).

Pola kurva pertumbuhan yang diperoleh pada penelitian ini sesuai dengan

penelitian Hendartina (2014) yang juga melakukan pengamatan pola kurva

pertumbuhan P. flabellatus pada media Potato Dextrose Broth (PDB). Pemanenan

dilakukan pada hari ke-7, ke-8 dan ke-9. Hasil yang diperoleh menunjukkan pola

yang sama. Pada hari ke-8 terjadi peningkatan bobot miselium yang tinggi dari hari

sebelumnya yaitu hari ke-7. Selanjutnya terjadi peningkatan bobot miselium

dengan laju pertumbuhan yang lebih lambat pada hari ke-9. Penurunan laju

pertumbuhan yang terjadi dapat disebabkan oleh kandungan nutrisi pada media

yang berkurang ataupun hasil metabolit yang berupa toksin mulai dihasilkan

(Chang dan Miles 2004). Perbedaan antara hasil penelitian dengan literatur yaitu

pada hasil yang didapatkan dari hari ke-7 menuju hari ke-8 tidak terjadi peningkatan

yang cukup tinggi, sedangkan pada penelitian Hendartina (2014) dari hari ke-7

menuju hari ke-8 bobot miselium meningkat secara signifikan. Hal tersebut dapat

terjadi karena perbedaan media yang digunakan, lingkungan pertumbuhan serta

jumlah pelet yang digunakan per satuan volume media. Menurut Ravimannan et al.

(2014) perbedaan sumber nutrisi dalam media pertumbuhan salah satunya yaitu

protein dapat mempengaruhi pertumbuhan miselium karena media berperan dalam

memasok nutrisi yang dibutuhkan selama pertumbuhan. Pada penelitian yang

dilakukan media yang digunakan tidak hanya ekstrak kentang tetapi juga

ditambahkan ekstrak kedelai yang merupakan sumber protein sehingga dapat

mempengaruhi pertumbuhan miselium.

Gambar 2 Bobot kering miselium yang diperoleh pada saat pemanenan

P. flabellatus

Senyawa Fitokimia Filtrat Media

Analisis fitokimia secara kualitatif dilakukan terhadap filtrat media cair

pekat untuk mengetahui komponen metabolit sekunder yang terkandung dalam

filtrat. Uji fitokima meliputi keberadaan alkaloid, flavonoid, tanin, saponin, steroid,

dan triterpenoid. Hasil analisis fitokimia pada Tabel 1 menunjukkan bahwa pada

filtrat terdapat flavonoid, saponin dan triterpenoid. Keberadaan flavonoid ditandai

dengan timbulnya warna merah setelah ditambahkan asam sulfat pekat pada sampel

yang sudah disiapkan sebelumnya. Sampel mengandung saponin jika terdapat buih

stabil setelah dikondisikan dengan panas dan pengocokan. Keberadaan triterpenoid

0

0.2

0.4

0.6

0.8

0 4 8 12 16

Bob

ot

ker

ing

mis

eliu

m (

g)

Hari ke-

Page 23: POTENSI SENYAWA FITOKIMIA FILTRAT MEDIA … · antioksidan metode DPPH 18 2 Hasil uji ... Begitu juga dengan beras merah yang mengandung pigmen antosianin yang ... Dengan demikian,

9

ditandai dengan warna merah atau ungu. Senyawa fitokimia yang terkandung

sebagian besar dapat berperan sebagai antioksidan (Yang et al. 2010).

Tabel 1 Hasil uji fitokimia filtrat media

Uji Hasil Pengamatan

Alkaloid -

Flavonoid +

Tanin -

Saponin +

Steroid -

Triterpenoid +

Keterangan :

+ : mengandung senyawa metabolit sekunder

- : tidak mengandung senyawa metabolit sekunder

Berdasarkan literatur metabolit sekunder dari jamur di antaranya ialah

senyawa fenolik, terpenoid dan steroid (Rai et al. 2013). Pada ekstrak filtrat yang

diuji steroid tidak memberikan hasil yang positif. Perbedaan hasil ini dapat terjadi

karena perbedaan kondisi pertumbuhan selama inkubasi. Selain itu, senyawa

bioaktif tidak hanya berasal dari hasil metabolit sekunder, namun juga berasal dari

media yang digunakan selama pertumbuhan miselium. Berdasarkan penelitian yang

dilakukan oleh Maharni (2015) ekstrak metanol dari beras merah mengandung

saponin, flavonoid dan triterpenoid. Komponen flavonoid juga dapat berasal dari

ekstrak kedelai. Dengan demikian hasil pengujian sesuai dengan literatur yang ada.

Aktivitas Antioksidan Senyawa Fitokimia Filtrat Media

Adanya senyawa antioksidan pada suatu bahan dapat diketahui dengan

melakukan uji aktivitas antioksidan. Metode yang dapat digunakan yaitu

menggunakan radikal bebas diphenylpicrylhydrazyl (DPPH) yang bersifat stabil

dan beraktivitas dengan cara mendelokasi elektron bebas pada suatu molekul,

sehingga molekul tersebut tidak reaktif seperti radikal bebas lain. DPPH bersifat

tidak terpengaruh oleh reaksi sampingan lain seperti inhibisi enzim dan kelasi ion

metal sehingga memiliki keunggulan dibanding radikal bebas lain. Kelebihan

metode ini ialah metode yang sederhana, menggunakan sampel dalam jumlah

sedikit dan waktu pengujian yang singkat (Hanani et al. 2005). Metode pengujian

aktivitas antioksidan menggunakan DPPH berdasarkan prinsip spektrofotometri.

Larutan DPPH dalam metanol yang berwarna ungu akan berubah warna menjadi

kuning karena tereduksi ketika ditambahkan senyawa antioksidan. Perubahan

warna ini dapat diukur pada panjang gelombang 517 nm di mana penurunan

absorbansi menunjukkan adanya aktivitas antioksidan.

Pada metode DPPH yang dilakukan asam askorbat digunakan sebagai

standar. Hal ini disebabkan oleh asam askorbat merupakan salah satu antioksidan

sekunder yang mampu menangkap radikal bebas dan mencegah terjadinya reaksi

berantai. Dengan demikian hasil analisis kapasitas antioksidan yang dilakukan

dapat dinyatakan dalam Ascorbic acid Equivalent Antioxidant Capacity (mg

AEAC/g ekstrak). Pengujian menggunakan metode DPPH tidak spesifik untuk

senyawa antioksidan tertentu namun untuk antioksidan secara menyeluruh

Page 24: POTENSI SENYAWA FITOKIMIA FILTRAT MEDIA … · antioksidan metode DPPH 18 2 Hasil uji ... Begitu juga dengan beras merah yang mengandung pigmen antosianin yang ... Dengan demikian,

10

(Prakash et al. 2001). Kurva standar asam askorbat dari penelitian yang dilakukan

dapat dilihat pada Gambar 3.

Berdasarkan kurva standar pada Gambar 3, diperoleh aktivitas antioksidan

dari filtrat media sebesar 18.41 ± 0.35 mg AEAC/g ekstrak. Jika dinyatakan dalam

persentase penghambatan filtrat media memiliki kapasitas antioksidan sebesar

(55.76 ± 1.05)% pada konsentrasi 5%. Jika dibandingkan dengan aktivitas

antioksidan dari ekstrak miselium pada penelitian yang dilakukan oleh Mishra et

al. (2013) yaitu sebesar 3.89 ± 0.06 mg AEAC/g ekstrak dan persentase

penghambatannya sebesar 67.40–69.67% pada konsentrasi 100% maka filtrat

media memiliki kemampuan antioksidan yang lebih tinggi, hal tersebut dapat

disebabkan karena senyawa yang bertindak sebagai antioksidan pada filtrat media

tidak hanya berasal dari metabolit sekunder P. flabellatus namun juga berasal dari

media yang digunakan. Pada media yang telah disterilisasi dan belum diinokulasi

didapatkan kapasitas antioksidan sebesar 7.57 ± 0.04 mg AEAC/g ekstrak. Senyawa

antioksidan tersebut dapat berasal dari ketiga media. Pada kentang terdapat asam

askorbat dan antosianin dalam jumlah kecil yang memiliki kemampuan antioksidan

(Hamouz et al. 2009). Kedelai mengandung isoflavon yang bertindak sebagai

antioksdian. Dengan proses perendaman yang dilakukan antivitas isoflavon sebagai

antioksidan semakin meningkat karena sebelumnya dalam bentuk isoflavon

glikosida yang aktivitasnya rendah dihidrolisis menjadi aglukan isoflavon

(Restuhadi 2001). Pada beras merah terdapat pigmen antosianin yang memiliki

aktivitas antioksidan (Oki et al. 2002). Dengan demikian masing-masing media

berperan dalam aktivitas antioksidan meskipun terjadi penurunan karena adanya

perlakuan suhu tinggi ketika sterilisasi sehingga senyawa yang sensitif terhadap

suhu akan rusak (Uckiah et al. 2009).

Gambar 3 Kurva standar asam askorbat

Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Dasgupta et al. (2013) aktivitas

antioksidan dari ekstrak tubuh buah jamur tiram merah muda berdasarkan reduksi

Mo(VI) menjadi Mo(V) oleh senyawa antioksidan yaitu sebesar 40 ± 3.7 mg

y = -0.0016x + 0.6517

R² = 0.9908

0

0.1

0.2

0.3

0.4

0.5

0.6

0.7

0 100 200 300 400 500

Ab

sorb

an

si

Konsentrasi (ppm)

Page 25: POTENSI SENYAWA FITOKIMIA FILTRAT MEDIA … · antioksidan metode DPPH 18 2 Hasil uji ... Begitu juga dengan beras merah yang mengandung pigmen antosianin yang ... Dengan demikian,

11

AEAC/g ekstrak. Hasil tersebut jauh lebih tinggi dibandingkan dengan kemampuan

antioksidan dari ekstrak miselium ataupun filtrat media yang mengandung senyawa

metabolit sekunder. Hal tersebut dapat disebabkan pada tubuh buah terkandung

senyawa yang berperan sebagai antioksidan dalam jumlah yang lebih tinggi serta

ketika proses ekstraksi berlangsung digunakan pelarut yang mampu mengekstrak

komponen bioaktif secara optimal. Pernyataan ini didukung oleh Chang dan miles

(2004) yang menyatakan bahwa aktivitas antioksidan ekstrak tubuh buah akan lebih

tinggi dibandingkan miselium dan filtrat media.

Metode lain yang dapat digunakan untuk mengukur aktivitas antioksidan

selain DPPH ialah metode Ferric Reduction Antioxidant Power (FRAP). Metode

FRAP didasarkan pada kemampuan senyawa antioksidan dalam mereduksi

senyawa besi(III)-tripiridil-triazil menjadi besi(II)-tripiridil-triazin pada pH 3.6

(Widyastuti 2010). Perbedaan metode FRAP dengan metode DPPH terdapat pada

mekanismenya. Pada metode DPPH aktivitas antioksidan berdasarkan mekanisme

transfer elektron sedangkan pada metode FRAP didasarkan pada kemampuan

antioksidan mereduksi besi(III) menjadi besi(II) (Benzie dan Szeto 1999). Kurva

standar FeSO4 dapat dilihat pada Gambar 4. Berdasarkan kurva standar tersebut

diperoleh hasil analisis kemampuan antioksidan filtrat sebesar 23.99 ± 0.14 mmol

FeSO4/g ekstrak. Kemampuan reduksi merupakan indikator yang cukup signifikan

atas keberadaan senyawa antioksidan

Gambar 4 Kurva standar FeSO4

Selain pengukuran aktivitas antioksidan menggunakan metode DPPH dan

FRAP, pengukuran kadar total fenol juga dilakukan. Total fenol merupakan

komponen kimia yang memiliki cincin aromatik dengan satu atau lebih yang

berikatan dengan gugus hidroksil (Dykes dan Rooney 2007). Senyawa fenolik dapat

bertindak sebagai antioksidan, namun efek antioksidan dari senyawa fenolik tidak

selalu sama bergantung pada jenis fenol yang terkandung serta karakteristik bahan

(Shahidi dan Naczk 2006). Senyawa fenol dapat digunakan sebagai indikator

aktivitas antioksidan karena pada beberapa sampel tertentu terdapat hubungan yang

dekat antara kapasitas antioksidan dan kadar total denol (Pan et al. 2008). Namun,

y = 0.0019x + 0.1238

R² = 0.9956

0

0.1

0.2

0.3

0.4

0.5

0.6

0.7

0.8

0 100 200 300 400

Ab

sorb

an

si

Konsentrasi (µmol FeSO4)

Page 26: POTENSI SENYAWA FITOKIMIA FILTRAT MEDIA … · antioksidan metode DPPH 18 2 Hasil uji ... Begitu juga dengan beras merah yang mengandung pigmen antosianin yang ... Dengan demikian,

12

hal tersebut tidak selalu terjadi karena pada suatu sampel terdapat kemungkinan

senyawa yang memiliki aktivitas antioksidan selain fenol.

Pengukuran kadar total fenol dilakukan berdasarkan prinsip

spektrofotometri dengan metode Folin-Ciocalteu yang dinyatakan sebagai

miligram ekuivalen asam galat. Metode ini memberikan hasil kadar senyawa

fenolik secara keseluruhan dari kandungan total fenol yang dianalisis (Prior et al.

2005). Selain itu, metode ini juga tidak membedakan jenis komponen fenolik,

namun semua jenis fenol dideteksi dengan sensivitas yang bervariasi. Kurva standar

asam galat hasil analisis dapat dilihat pada Gambar 5. Warna biru yang terbentuk

berbanding lurus dengan konsentrasi ion fenolat yang terbentuk. Intensitas warna

biru yang semakin tinggi memperlihatkan jumlah kandungan senyawa fenolik

dalam bahan yang semakin tinggi (Conforti et al. 2006).

Gambar 5 Kurva Standar Asam Galat

Hasil pengukuran kadar total fenol terhadap filtrat media memberikan hasil

sebesar 7.88 ± 0.21 mg GAE/g ekstrak. Hasil tersebut menunjukkan bahwa kadar

fenol dalam satu gram ekstrak sebanding dengan 7.88 gram asam galat.

Berdasarkan penelitian Dasgupta et al. (2014) ekstrak miselium P. flabellatus

dalam air panas mengandung total fenol sebesar 13.12 mg GAE/g ekstrak. Hasil

penelitian menunjukkan hasil yang lebih kecil karena pada filtrat media telah terjadi

pemanasan yang dapat menurunkan jumlah fenol (Piga et al. 2003). Selain itu, fenol

yang juga merupakan metabolit sekunder dari P. flabellatus pada saat dipanen

terakumulasi dalam jumlah kecil. Kadar fenol yang diperoleh pada filtrat media

tidak berbeda jauh dengan kadar fenol dari ekstrak tubuh buah jamur tiram merah

muda yaitu sebesar 6.88 ± 0.45 mg AGE/g ekstrak (Dasgupta et al. 2013).

Aktivitas Antimikroba Senyawa Fitokimia Filtrat Media

Pengujian aktivitas antimikroba dilakukan terhadap E. coli, S. aureus,

Salmonella sp., dan M. morganii. Pemilihan bakteri E. coli, S. Aureus dan

Salmonella sp. didasarkan pada ketiga bakteri tersebut merupakan bakteri patogen

y = 0.0026x - 0.0051

R² = 0.9922

-0.1

0

0.1

0.2

0.3

0.4

0.5

0.6

0.7

0 50 100 150 200 250 300

Ab

sorb

an

si

Konsentrasi (ppm)

Page 27: POTENSI SENYAWA FITOKIMIA FILTRAT MEDIA … · antioksidan metode DPPH 18 2 Hasil uji ... Begitu juga dengan beras merah yang mengandung pigmen antosianin yang ... Dengan demikian,

13

yang umum mencemari pangan (Rahayu dan Nurwitri 2012). M. morganii

merupakan bakteri penghasil histamin yang umumnya terdapat pada produk

perikanan sehingga dapat dijadikan indikator pengujian antimikroba yang dapat

diterapkan pada produk perikanan (Butler et al. 2010). Hasil percobaan

menunjukkan bahwa setelah dilakukan inkubasi tidak terdapat zona bening pada

ke-4 jenis bakteri. Dengan demikian filtrat yang diuji tidak mampu menghambat

pertumbuhan ke-4 jenis bakteri tersebut baik menggunakan metode difusi agar

maupun dengan metode kertas cakram. Hasil tersebut tidak sesuai dengan hasil uji

fitokimia yang menunjukkan adanya senyawa flavonoid. Flavonoid diketahui

memiliki aktivitas sebagai antibakteri dikarenakan kemampuannya membentuk

kompleks dengan protein ekstraseluler dan protein terlarut serta dengan dinding sel

bakteri (Tsuchiya et al. 1996). Estrela et al. (1995) dan DiCarlo et al. (1999)

menyatakan bahwa gugus hidroksil yang terdapat pada senyawa flavonoid dapat

menyebabkan perubahan pada komponen organik dan pemasokan nutrisi yang

akhirnya memberi efek toksik pada bakteri. Penyataan tersebut didukung oleh

penelitian Poeloengan et al. (2007) yang menyatakan bahwa senyawa flavonoid

yang diekstrak dari batang bungur dapat berperan dalam menghambat pertumbuhan

bakteri E. coli dan S. aureus.

Berdasarkan penelitian Rai et al. (2013) yang melakukan uji antimikroba

dari jamur tiram merah muda segar yang diekstrak menggunakan etanol dengan

menggunakan metode kertas cakram menunjukkan bahwa P. flabellatus mampu

menghambat pertumbuhan lima bakteri yang diuji. Bakteri yang diuji beserta

besarnya zona hambat yang teramati yaitu P. vulgaris (17.29 ± 0.08 mm), E. coli

(11.40 ± 0.06 mm), Pseudomonas aeroginosa (12.41 ± 0.06 mm), Bacillus subtilis

(15.65 ± 0.10 mm) dan S. aureus (10.68 ± 0.02 mm).

Tidak adanya efek antimikroba dari filtrat media pada penelitian yang

dilakukan tersebut dapat disebabkan oleh konsentrasi senyawa antimikroba belum

mencapai konsentrasi minimal untuk menghambat bakteri uji. Faktor yang

menyebabkan hal tersebut yaitu penentuan masa panen dilakukan berdasarkan

kandungan tertinggi metabolit primer berupa protein. Pada saat tersebut diduga

pertumbuhan belum mencapai fase stasioner di mana metabolit sekunder mulai

banyak dihasilkan. Neldawati (2006) menyatakan bahwa pemanenan pada saat

bobot miselium maksimal tidak selalu diimbangi dengan produki senyawa bioaktif

ekstraseluler yang tinggi pula. Hal tersebut dapat pula dipengaruhi oleh perbedaan

kandungan nutrisi pada media tumbuh yang akan mempengaruhi sintesis senyawa

bioaktif. Produk senyawa bioaktif dapat dipengaruhi oleh faktor genetik, fisik dan

kimia. Hasil penelitian Neldawati (2006) menunjukkan bahwa perbedaan sumber

karbon dan protein pada media pertumbuhannya dapat berpengaruh pada produksi

senyawa bioaktif. Tidak tercapainya konsentrasi hambat minimal juga dapat

disebabkan terjadinya penurunan komponen fitokimia yang berperan sebagai

antimikroba akibat pemanasan yang dilakukan sebelum pemanenan selama 30

menit pada suhu 68 °C. Hal tersebut didukung pernyataan Yin dan Cheng (1998)

yaitu pada kebanyakan sampel senyawa fitokimia akan berkurang setelah

mengalami pemanasan pada suhu 65 °C.

Page 28: POTENSI SENYAWA FITOKIMIA FILTRAT MEDIA … · antioksidan metode DPPH 18 2 Hasil uji ... Begitu juga dengan beras merah yang mengandung pigmen antosianin yang ... Dengan demikian,

14

SIMPULAN DAN SARAN

Simpulan

Filtrat media yang mengandung metabolit sekunder dari P. flabellatus pada

media campuran ekstrak kentang, beras merah dan kedelai mampu berperan sebagai

antioksidan namun tidak memiliki aktivitas sebagai antimikroba pada mikroba uji

yaitu Morganella morganii, Staphylococcus aureus, Escherichia coli dan

Salmonella sp.. Pada uji fitokimia secara kualitatif diketahui dalam filtrat media

terdapat flavonoid, saponin dan triterpenoid. Hal tersebut sesuai dengan hasil uji

kapasitas antioksidan filtrat yang menunjukkan flavonoid memiliki kemampuan

antioksidan. Hasil uji kemampuan antioksidan metode DPPH, FRAP serta kadar

total fenol secara berturut-turut ialah 18.41 ± 0.35 mg AEAC/g ekstrak, 23.99 ±

0.14 mmol FeSO4/g ekstrak dan 7.88 ± 0.21 mg GAE/g ekstrak. Ketidaksesuaian

hasil dengan kemampuan antimikroba dikarenakan jumlah senyawa aktif yang

mampu menghambat pertumbuhan mikroba dalam filtrat media belum mencapai

konsentrasi minimal agar dapat menghambat.

Saran

Hasil yang diperoleh dari penelitian ini baru berupa kemampuan antioksidan

dari filtrat media. Perlu dilakukan uji lebih lanjut untuk mengetahui penerapan

produk samping sebagai antioksidan dalam produk pangan langsung. Dengan

demikian produk samping berupa filtrat media akan lebih bermanfaat. Selain itu,

kerusakan senyawa fitokimia akibat pemanasan dapat dihindari dengan cara

pemisahan miselium dan filtrat media dilakukan terlebih dahulu sebelum

pemanasan untuk mengurangi kadar asam nukleat. Media kontrol juga perlu

dianalisis untuk mengetahui kandungan senyawa fitokimianya. Pengujian secara

kuantitatif untuk senyawa fitokimia juga sebaiknya dilakukan untuk mendapatkan

informasi yang lebih jelas.

DAFTAR PUSTAKA

Acharya K, Dasgupta A, Paloi S. 2015. Mycochemical Analysis and Antioxidant

Efficacy of a Wild Edible Mushroom from the Eastern Himalayas. Research

Journal of Pharmaceutical, Biological and Chemical Sciences 6(4):943-948.

Aminuddin H, Khan AM, Abidin H, Madzlan K, Suri R, Kamal MK. 2007.

Optimization of submerged culture for the production of Lentinula edodes

mycelia biomass and amino acid composition by different temperature.

Journal of Tropical Agriculture and Food Science 35: 131-138.

Benzie IFF and Szeto YT. 1999. Total antioxidant capacity of teas by the ferric

reducing antioxidant power assay. Journal of Agricultural and Food

Chemistry 47:633-636.

Butler IFF, Bolton GE, Jaykus LA, Green PDM, Green PD. 2010. Development of

molecular-based methods for determination of high histamine producing

bacteria in fish. International Journal of Food Microbiology 139:161-167.

Page 29: POTENSI SENYAWA FITOKIMIA FILTRAT MEDIA … · antioksidan metode DPPH 18 2 Hasil uji ... Begitu juga dengan beras merah yang mengandung pigmen antosianin yang ... Dengan demikian,

15

Chang ST, Miles PG. 2004. Mushrooms: Cultivation, Nutritional Value, Medicinal

Effect, and Environmental Impact. Boca Raton (US): CRC Pr.

Chang TT, Bardenas EA. 1965. The morphology and varietal characteristics of the

rice plant. Technical Bulletins The International Rice Research Institute

(IRRI) 4:40. Conforti F, Statti G, Uzunov D, Menichini F. 2006. Comparative chemical composition

and antioxidant activities of wild and cultivated Laurus nobilis L. leaves and

Foeniculum vulgare subsp. piperitum (Ucria) coutinho seeds. Biological and

Pharmaceutical Bulletin 29 (10): 2056 – 2064.

Dasgupta A, Rai M, Acharya K. 2013. Chemical composition and antioxidant

activity of a wild edible mushroom Pleurotus Flabellatus. International

Journal of PharmTech Research 5(4):1655-1663.

DiCarlo G, Mascalo N, Izzo AA, Capasso F. 1999. Flavonoids: old and new aspects

of a class of natural theraperutic drugs. Life Sciences Journal 65(4):37-53.

Dykes L, Rooney LW. 2007. Phenolic compounds in cereal grains and their health

benefits. Cereal Food World 52(3):105.

Estrela C, Sydney GB, Bammann LL, Felippe Jr O. 1995. Mechanism of action

calcium and hydroxyl ions of calcium hydroxide on tissue and bacteria.

Brazilian Dental Journal 6:85-90.

Hamouz K, Lachman J, Dvořák P, Orsák M, Hejtmánková K, Čĺžek M. 2009. Effect

of selected factors on the content of ascorbic acid in potatoes with different

tuber flesh colour. Plant Soil and Environment 55(7):281-287.

Hanani E, Mun’im A, Sekarini R. 2005. Identifikasi senyawa antioksidan dalam

spons Callyspongia sp. dari kepulauan seribu. Ilmu Kefarmasian 2(3):127-

133.

Harborne JB. 1987. Metode Fitokimia, Penuntun Cara Modern Menganalisis

Tumbuhan. Padmawinata K, Soediro I, penerjemah. Bandung (ID): Institut

Teknologi Bandung. Terjemahan dari Phytochemical Methods.

Hendartina NT. 2014. Kajian sifat fungsional mikoprotein yang berasal dari

miselium dan tubuh buah jamur pangan serta aplikasinya untuk pembuatan

daging analog [tesis] Bogor: Institut Pertanian Bogor.

Hung PV, Nhi NNY. 2012. Nutritional composition and antioxidant capacity of

several edible mushrooms grown in the southern vietnam. International

Food Research Journal 19(2):611-615. ISO14502-1. 2005. Determination of substances characteristic of green and black

tea-Calorimetric method using Folin-Ciocalteu reagent.

Maharni M. 2015. Potensi beras putih (Oryza sativa), beras hitam (O. sativa L.

Indica) dan beras mera (O. nivara) sebagai antioksidan dan inhibitor

tirosinase [skripsi]. Bogor (ID): Institut Pertanian Bogor.

Mishra KK, Pal RS, Arunkumar R, Chandrashekara C, Jain SK, Bhatt JC. 2013.

Antioxidant properties of different edible mushroom species and increased

bioconversion efficiency of Pleurotus eryngii using locally available casing

materials. Food Chemistry 138:1557-1563.

Mshandete AM, Mgonja J. 2009. Submerged liquid fermentation of some tanzanian

basidiomycetes for the production of mycelia biomass, exopolysaccharides

and mycelium protein using wastes peels media. ARPN Journal of

Agricultural and Biological Science 4(6):1-13.

Page 30: POTENSI SENYAWA FITOKIMIA FILTRAT MEDIA … · antioksidan metode DPPH 18 2 Hasil uji ... Begitu juga dengan beras merah yang mengandung pigmen antosianin yang ... Dengan demikian,

16

Neldawati. 2006. Studi senyawa bioaktif eksopolisakarida Pleurotus ostreatus pada

media cair dengan berbagai macam sumber karbon [skripsi]. Bogor (ID):

Institut Pertanian Bogor.

Oki T, Matsuda M, Kobayashi M, Nishiba Y, Furota S, Soda I, Sato T. 2002.

Polymeric procyanidins as radical scavenging components in red-hulled rice.

Journal of Agricultural and Food Chemistry 50(26):7524-7529.

Pan Y, Wang K, Huang S, Wang H, Mu X, He C et al. 2008. Antioxidant activity

of microwave-assisted extract of longan (Dimocarpus longan Lour.). Food

Chemistry 106:1264-1270.

Piga A, DelCaro A, Corda G. 2003. From plums to prunes: influence of drying

parameters on polyprepols and antioxidant activity. Journal of Agricultural

and Food Chemistry 51(12):3675-3681.

Poeloengan M, Andriani, Susan MN, Komala I, Hasnita M. 2007. Uji daya

antibakteri ekstrak etanol batang bungur (Langerstoremia speciosa Pers.)

terhadap Staphylococcus aureus dan Escherichia coli secara in vitro.

Seminar Nasional Teknologi Peternakan dan Veteriner. 776-782. Prakash A, Rigelhof F, Miller. 2001. Antioxidant activity. Medallion Laboratories:

Analithycal Progress 19(2): 1–4. Prior RL, Wu X, and Schaich K. 2005. Standardised methods for the determination of

antioxidant capacity and phenolic in food and dietary suplements. Journal of

Agricultural and Food Chemistry 53(10): 4290–4302.

Rahayu WP, Nurwitri CC. 2012. Mikrobiologi Pangan. Bogor (ID): IPB pr.

Rai M, Sen S, Acharya K. 2013. Antimicrobial activity of four wild edible

mushrooms from Darjeeling hills, West Bengal, India. International

Journal of PharmTech Research 5(4):949-956.

Ravimannan N, Arulanantham R, Pathmanathan S, Niranjan K. 2014. Alternative

culture media for fungal growth using different formulation of protein

sources. Annals of Biological Research 5(1):36-39.

Restuhadi F. 2001. Studi pendahuluan biokonversi isoflavon pada proses fermentasi

kedelai menggunakan Rhizopus spp. L.4l [tesis]. Bandung (ID): Institut

Teknologi Bandung.

Rubinson KA. 1987. Chemical Analysis. Boston (US) : Little Brown and Co.

Saija A. 1995. Flavonoids as antioxidant agents: importance of their interaction

with biomembranes. Free Radical Biology and Medicine 19(4):81-486. Shahidi F, Naczk M. 2006. Phenolic in Food and Nutraceuticals. New York (GB):

CRC Pr.

Srikandace Y, Hapsari Y dan Simanjuntak P. 2007. Seleksi mikroba endofit

Curcuma zedoaria dalam memproduksi senyawa kimia antimikroba. Jurnal

Ilmu Kefarmasian Indonesia 5(2):77-84.

Sukarno, Hendartina NT, Fardiaz D, Sukarno N. 2014. Karakteristik fungsional

protein miselium jamur tiram merah muda dan merang. Jurnal Teknologi

dan Industri Pertanian 25(1):1-6.

Tsuchiya H, Sato M, Miyazaki T, Fujiwara S, Tanigaki S, Ohyama M, Tanaka T,

Iinuma M. 1996. Comparative study on the antibacterial activity of

phytochemical flavonones against methicillin-resistant Staphylococcus

aureus. Journal of Ethnopharmacology 50:27-34.

Uckiah, Goburdhun D, Rugoo A. 2009. Vitamin C content during processing and

sorage of pineapple. Journal of Nutrition and Food Sciences 39(4):398-412.

Page 31: POTENSI SENYAWA FITOKIMIA FILTRAT MEDIA … · antioksidan metode DPPH 18 2 Hasil uji ... Begitu juga dengan beras merah yang mengandung pigmen antosianin yang ... Dengan demikian,

17

Vamanu E. 2013. Antioxidant properties and chemical compositions of various

extracts of the edible commercial mushroom, Pleurotus ostreatus, in

Romanian markets. Revista de Chimie 64:49-54. Widyastuti N. 2010. Pengukuran aktivitas antioksidan dengan metode CUPRAC,

DPPH dan FRAP serta kolerasinya dengan fenol dan flavonoid pada enam

tanaman [skripsi]. Bogor (ID): Institut Pertanian Bogor.

Yin MC, Cheng WS. 1998. Antioxidant activity of several Allium members.

Journal of Agricultural and Food Chemistry 46(10):4097-4101.

Yang X, Yang L, Zheng H. 2010. Hypolipidemic and antioxidant effects of

mulberry (Morusaiba L.) fruit in hyperlipidaemia rats. Food and Chemical

Toxicology 48:2374-2379.

Zhong JJ, Xiao JH. 2009. Secondary metabolites from higher fungi : discovery,

bioactivity and bioproduction. Journal of Biotechnology 113:79-150.

Zuhut EAM, Rahayu WP, Wijaya CH, Sari PP. 2001. Aktivitas antimikroba

ekstrak kedawung (Parkia roxburghii g.don) terhadap bakteri patogen.

Jurnal Teknologi dan Industri Pangan 12(1): 6-12.

Page 32: POTENSI SENYAWA FITOKIMIA FILTRAT MEDIA … · antioksidan metode DPPH 18 2 Hasil uji ... Begitu juga dengan beras merah yang mengandung pigmen antosianin yang ... Dengan demikian,

18

Lampiran 1 Hasil uji aktivitas antioksidan metode DPPH

Tabel 2 Data analisis kemampuan antioksidan menggunakan metode DPPH

Sampel Ulang

-an

Absor-

bansi

Absor-

bansi

blanko

Kapasitas

anti-

oksidan

(%)

Rata-

rata ±

SD

(%)

Kadar

antioksidan

(mg

AEAC/g

ekstrak)

Rata-

rata ±

SD (mg

AEAC/g

ekstrak)

Filtrat

media

1 0.280

0.655

57.25 55.76

±

1.05

18.9102

18.41 ±

0.35

0.292 55.42 18.2998

2 0.288 56.03 18.5032

0.299 54.35 17.9436

Contoh perhitungan :

Kadar Antioksidan = konsentrasi AEAC x faktor pengenceran

konsentrasi ekstrak

= 232.3215 mg AEAC/ L

245.7000 g/Lx 20

= 18.9102 mg AEAC/g

Tabel 3 Data analisis kemampuan antioksidan media kontrol

Sampel Ulang

-an Abs

Abs

blanko

Delta

abs

Kadar antioksidan

(mg AEAC/g

ekstrak)

x̄ (mg

AEAC/g

ekstrak)

Media

kontrol

1 0.182 0.411 0.229 7.6298

7.57 ±

0.04

0.183 0.411 0.228 7.5948

2 0.185 0.411 0.226 7.5250

0.183 0.411 0.228 7.5948

Contoh perhitungan :

Kadar Antioksidan = konsentrasi AEAC x faktor pengenceran

konsentrasi ekstrak

= 156.1429 mg AEAC/ L

204.6500 g/Lx 10

= 7.6298 mg AEAC/g

Page 33: POTENSI SENYAWA FITOKIMIA FILTRAT MEDIA … · antioksidan metode DPPH 18 2 Hasil uji ... Begitu juga dengan beras merah yang mengandung pigmen antosianin yang ... Dengan demikian,

19

Lampiran 2 Hasil uji aktivitas antioksidan metode FRAP

Tabel 4 Data analisis kemampuan antioksidan metode FRAP

Sampel Ulangan Absorbansi

Konsentrasi

(μmol

FeSO4)

Kapasitas

antioksidan

(mmol

FeSO4/g

sampel)

Rata-rata ± SD

(mmol

FeSO4/g

sampel)

Filtrat

media

1 0.461 177.4737 24.0773

23.99 ± 0.14 0.462 178.0000 24.1487

2 0.457 175.3648 23.7917

0.459 176.4210 23.9345

Contoh perhitungan :

Kapasitas antioksidan = 𝑘𝑜𝑛𝑠𝑒𝑛𝑡𝑟𝑎𝑠𝑖 (μmol FeSO4)

𝑏𝑜𝑏𝑜𝑡 𝑠𝑎𝑚𝑝𝑒𝑙 (𝑚𝑔) 𝑥 𝐹𝑃

= 177.4737 μmol FeSO4

147.4200 𝑚𝑔

= 24.0773 μmol FeSO4/ mg sampel

= 24.0773 mmol FeSO4/ g sampel

Lampiran 3 Hasil uji kadar total fenol

Tabel 5 Data analisis kadar total fenol

Sampel Ulangan Absorbansi

Konsentrasi

(mg AGE/

L)

Total

fenol (mg

AGE/ g

sampel)

Rata-rata ±

SD (mg

AGE / g

sampel)

Filtrat

media

1 0.238 93.5000 7.6109

7.88 ± 0.21 0.245 96.1923 7.8301

2 0.246 96.5769 7.8614

0.257 100.8077 8.2058

Contoh perhitungan :

Kadar total fenol = 𝑘𝑜𝑛𝑠𝑒𝑛𝑡𝑟𝑎𝑠𝑖 𝐴𝐺𝐸 𝑥 𝑓𝑎𝑘𝑡𝑜𝑟 𝑝𝑒𝑛𝑔𝑒𝑛𝑐𝑒𝑟𝑎𝑛

𝑘𝑜𝑛𝑠𝑒𝑛𝑡𝑟𝑎𝑠𝑖 𝑒𝑘𝑠𝑡𝑟𝑎𝑘

= 161.1923 𝑚𝑔 𝐴𝐺𝐸/𝐿

245.7000 𝑔/𝐿𝑥 1

= 7.6109 𝑚𝑔 𝐴𝐸𝐴𝐶/𝑔

Lampiran 4 Hasil analisis kemampuan antimikroba

Tabel 6 Data analisis kemampuan antimikroba metode kertas cakram

Konsentrasi

(g/mL)

Diameter zona hambat (mm)

M. morganii S. aureus E. coli Salmonella sp.

0.2457 - - - -

0.4914 - - - -

2.4570 - - - -

Keterangan :

- : Tidak ditemukan zona hambat

Page 34: POTENSI SENYAWA FITOKIMIA FILTRAT MEDIA … · antioksidan metode DPPH 18 2 Hasil uji ... Begitu juga dengan beras merah yang mengandung pigmen antosianin yang ... Dengan demikian,

20

Tabel 7 Data analisis kemampuan antimikroba metode sumur

Konsentrasi

(g/mL)

Diameter zona hambat (mm)

M. morganii S. aureus E. coli Salmonella sp.

0.2457 - - - -

0.4914 - - - -

2.4570 - - - -

Keterangan :

- : Tidak ditemukan zona hambat

Page 35: POTENSI SENYAWA FITOKIMIA FILTRAT MEDIA … · antioksidan metode DPPH 18 2 Hasil uji ... Begitu juga dengan beras merah yang mengandung pigmen antosianin yang ... Dengan demikian,

21

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Curup, kabupaten Rejang Lebong,

provinsi Bengkulu pada tanggal 24 September 1994 dari

pasangan Bapak MD Firdaus KS dan Ibu Vorine Kurniati.

Penulis merupakan putri pertama dari dua bersaudara. Penulis

mengawali jenjang pendidikannya di SD Negeri 78 Curup

(tamat 2006), SMP Negeri 1 Curup (tamat 2009) dan SMA

Negeri 1 Curup (tamat 2012). Penulis terdaftar sebagai

mahasiswa Ilmu dan Teknologi Pangan, Fakultas Teknologi

Pertanian, Institut Pertanian Bogor melalui jalur seleksi

nasional masuk perguruan tinggi negeri (SNMPTN)

undangan pada tahun 2012.

Penulis aktif dalam berbagai kegiatan dan organisasi kemahasiswaan. Penulis

terlibat sebagai panitia dalam acara Fateta Art Contest (2013), Masa Perkenalan

Kampus Mahasiswa Baru Generasi Emas 50 (2013), IPB Social and Health Care

(2013), Fateta Art Contest (2014), BAUR 2014, Masa Perkenalan Fakultas Techno-

F 2014, Food Day Festival (Foodival) 2014 dan National Food Technology

Seminar (2015). Penulis juga pernah menjadi trainer sesi flavor for fun dalam acara

Lomba Cepat Tepat Ilmu Pangan (LCTIP) XXI (2013) dan fasilitator dalam acara

Pendidikan Sarapan Sehat Nasional (2015) dalam rangka Hari Gizi Nasional dan

Pekan Sarapan Nasional. Selama dua tahun, penulis aktif di kegiatan organisasi

Badan Eksekutif Mahasiswa Fakultas yaitu periode 2013-2014 dan 2014-2015 serta

organisasi mahasiswa daerah Bengkulu yaitu Ikatan Mahasiswa Bumi Rafflesia

(IMBR). Penulis juga aktif menjadi asisten praktikum mata kuliah kimia (2014),

mikrobiologi pangan (2015) serta analisis pangan (2016). Penulis mendapatkan penghargaan sebagai Best Staff periode September –

November 2014 dari departemen Pengembangan masyarakat dan penerima dana hibah

dari DIKTI untuk program pengembangan usaha mikro di Desa Pamijahan (2015).

Selama perkuliahan, penulis mendapatkan bantuan dana beasiswa BIDIKMISI dari

DIKTI (2012-2016). Penulis melakukan penelitian sebagai tugas akhir yang berjudul

“Potensi Senyawa Fitokimia Filtrat Media Pertumbuhan Jamur Tiram Merah Muda

(Pleurotus flabellatus) sebagai Antioksidan dan Antimikroba” di bawah bimbingan Dr.

Ir. Sukarno, M.Sc. dan Dr. Ir. Nampiah Sukarno.