potensi teh biji aplukat(1)
DESCRIPTION
Potensi Teh Biji Aplukat(1)TRANSCRIPT
POTENSI TEH BIJI APLUKAT (TEBU) SEBAGAI ALTERNATIF
MENURUNKAN KADAR GULA DALAM DARAH PADA PASIEN
DIABETES MELITUS
Diajukan untuk mengikuti LKTIM bagi MahasiswaProvinsi Jawa Tengah
Tahun 2014
TIM :
1. Frizka Mulyani P 13 0252. Winda Fitriani P 133. Dwi Lestari P 13
Dibiayai oleh Dinas Pendidikan Provinsi Jawa TengahTahun anggaran 2014
PEODI D III KEPERAWATANSEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN KUSUMA HUSADA
SURAKARTA2014
ILMU TERAPAN
LEMBAR PENGESAHANLOMBA KARYA TULIS INOVATIF MAHASISWA
1. Judul Naskah : Potensi Teh Biji Alpukat (TEBU) sebagai Alternatif Menurunkan Kadar Gula Darah Pada Pasien Diabetes Tipe 2
2. Bidang Kajian : Ilmu Terapan 3. Ketua TIM
a. Nama Lengkap : Frizka Mulyanib. NIM : P 13 025c. Jurusan/Fakultas : Prodi DIII Keperawatand. Universitas/Institusi/Politeknik : STIKes Kusuma Husada
Surakarta e. Alamat Rumah/Telephone/Faximile : Perumahan Wonorejo Indahf. E-mail : [email protected]
4. Anggota TIM : 2 Orang1. Dwi Lestari2. Winda
5. Dosen Pembimbinga. Nama Lengkap dan Gelar : Dra. Agnes Sri Harti, M.Sib. NIP : 201160078
Menyetujui Surakarta,Dosen Pembimbing Ketua TIM
Menyetujui: Surakarta, 18 Juli 2014Dosen Pembimbing, Ketua TIM
Dra. Agnes Tri Harsi, M.Si Frizka MulyaniNIP. 201160078 NIM P 13 025
Mengetahui:Pembantu Ketua III
Joko Kismanto, S.Kep,. NsNIP. 2011
POTENSI TEH BIJI BUAH APLUKAT(TEBU) SEBAGAI ALTERNATIF
MENURUNKAN KADAR GULA DARAH PADA PASIEN DIABETES
MELITUS TIPE 2
Frizka Mulyani1), Dwi Lestari 2), Winda 3)
Dosen Pembimbing : Dra. Agnes Tri Harsi, M.Si
PRODI DIII KEPERAWATAN SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN
KUSUMA HUSADA SUARAKARTA
Abstrak
Kata kunci :
ENGLISH
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala berkat dan karunia-
Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan Laporan Karya Tulis
Ilmiah dengan Judul “Penggunaan Teh Biji Alpukat (TEBU) sebagai Alternatif
Menurunkan Kadar Gula Dalam Darah Pada Pasien Diabetes” dengan baik.
Dalam penyusunan laporan ini penulis banyak dibantu pihak-pihak yang secara
langsung maupun tidak langsung telah ememberikan bantuan yang sangat
berharga. Oleh karena itu, pada kesempatan ini penulis ingin mengucapkan terima
kasih kepada :
1. Dra. Agnes Tri Harsi, M.Si selaku Ketua STIKes Kusuma Husada Surakarta.
2. Ibu Atiek Murhayati, S.Kep,. Ns,. M. Kep selaku Ka. Prodi DIII Keperawatan
STIKes Kusuma Husada Surakarta.
3. Ibu Dra. Agnes Tri Harsi, M. Si selaku Dosen Pembimbing yang telah
membimbing dan memberikan petunjuk dalam penyusunan karya tulis ilmiah
kepada penulis.
4. Orang tua yang telah memberikan dukungan dan semangat kepada kami.
5. Petugas perpustakaan yang telah membantu salam emncari literatur-literatur
bacaan yang terkait dalam karya tulis ilmiah ini.
6. Dan rekan-rekan Prodi DIII Keperawatan STIKes Kusuma Husada Surakarta
yang memberikan bantuan dalam penyusunan laporam karya tulis ilmiah ini.
Penulis meyadari bahwa penulisan karya tulis ilmiah ini belum sempurna,
oleh karena itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari
pembaca.
Surakarta, 18 Juli 2014
Penulis
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL HALAMAN PENGESAHAN ABSTRAKABSTRACKATA PENGANTAR DAFTAR ISI DAFTAR TABEL DAFTAR LAMPIRAN BAB 1 PENDAHULUAN
A. Latar Belakang B. Rumusan Masalah C. Tujuan Penulisan D. Manfaat Penulisan E. Sistematika Penulisan
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. Teh Biji Alpukat B. Alternatif Pengobatan Diabetes Melitus
BAB III METODE PENELITIAN
A. Pendekatan Penulisan B. Sumber Penulisan C. Sasaran Penulisan D. Tahapan Penulisan
BAB IV PEMBAHASAN
A. Pengobatan Penyakit Diabetes MelitusB. Teh Biji Alpukat C. Khasiat Teh Biji AlpukatD. Cara Membuat Teh Biji Alpukat
BAB V PENUTUP
A. KesimpulanB. Saran
DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 2.1 Kandungan Biji Alpukat
Tabel 2.2 Bahan-bahan Membuat Teh Biji Alpukat
Tabel 2.3 Alat-alat untuk Membuat Teh Biji Alpukat
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1. Biodata TIM Penulis
Lampiran 2. Biodata Dosen Pembimbing
Lampiran 3. Fotocopy KTM
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Diabetes melitus merupakan penyakit metabolik yang menyebabkan
hiperglikemik yang terjadi karena kelainan sekresi insulin, kerja insulin, atau
kedua-duanya. Diabetes melitus dapat mengakibatkan kerusakan pada beberapa
organ tubuh seperti: ginjal, syaraf, mata, dan juga berkontribusi untuk
berkembangnya proses penyakit aterosklerosis yang akan berefek pada
gangguan jantung, otak dan organ lain dalam tubuh. Berbagai macam
komplikasi ini antara lain disebabkan oleh tingginya kadar glukosa darah pada
diabetes melitus. 1,2
Diabetes mellitus (DM) merupakan salah satu masalah kesehatan yang
besar. Data dari studi global menunjukan bahwa jumlah penderita Diabetes
Melitus pada tahun 2011 telah mencapai 366 juta orang. Jika tidak ada
tindakan yang dilakukam, jumlah ini diperkirakan akan meningkat menjadi 552
juta pada tahun 2030 (IDF, 2011). Diabetes mellitus telah menjadi penyebab
dari 4,6 juta kematian. Selain itu pengeluaran biaya kesehatan untuk Diabetes
Mellitus telah mencapai 465 miliar USD (IDF, 2011). International Diabetes
Federation (IDF) memperkirakan bahwa sebanyak 183 juta orang tidak
menyadari bahwa mereka mengidap DM. Sebesar 80% orang dengan DM
tinggal di negara berpenghasilan rendah dan menengah, (IDF, 2011). Pada
tahun 2006, terdapat lebih dari 50 juta orang yang menderita DM di Asia
Tenggara (IDF, 2009). Jumlah penderita DM terbesar berusia antara 40-59
tahun (IDF, 2011). (International Diabetes Federation. 2011. Diabetes
Evidence Demands Real Action From The Un Summit On Non-
Communicable Diseases. [http://www.idf.org/diabetes-evidence-demands-
real-action-un-summit-non-communicable-diseases] [Diunduh pada 18
Januari 2012 pukul 17.20 WIB])
Ada beberapa jenis Diabetes Mellitus yaitu Diabetes Mellitus Tipe I,
Diabetes Mellitus Tipe II, Diabetes Mellitus Tipe Gestasional, dan Diabetes
Mellitus Tipe Lainnya. Jenis Diabetes Mellitus yang paling banyak diderita
adalah Diabetes Mellitus Tipe 2. Diabetes Mellitus Tipe 2 (DM Tipe 2) adalah
penyakit gangguan metabolik yang di tandai oleh kenaikan gulah darah akibat
penurunan sekresi insulin oleh sel beta pankreas dan atau ganguan fungsi
insulin (resistensi insulin) (Depkes, 2005). (Departemen Kesehatan. 2005.
Pharmaceutical Care untuk Penyakit Diabetes Melitus.)
Salah satu terapi medis bagi pasien diabetes meliputi pengontrolan kadar
glukosa darah mendekati normal dengan cara pemberian obat hipoglikemik
oral/agen antihiperglikemik dan insulin. Namun, penatalaksanaan tersebut
memiliki kelemahan, antara lain efek samping yang tidak diinginkan, perlunya
tenaga medis dalam melakukan pengobatannya seperti injeksi insulin, serta
harga obat hipoglikemik oral dan insulin yang tergolong mahal dan kurang
terjangkau oleh masyarakat secara luas. Alasan inilah yang menyebabkan
meningkatnya ketertarikan pada penggunaan sumber alami yang berasal dari
tumbuhan sebagai salah satu manejemen alternatif dalam menangani diabetes
melitus.
Buah alpukat (Persea americana) diketahui memiliki berbagai macam
khasiat, sehingga banyak digunakan untuk pengobatan alternatif beberapa
penyakit. Buah alpukat sendiri terdiri atas daging buah dan bijinya. Namun,
selama ini biji buah alpukat kurang dimanfaatkan dan cenderung menjadi
bahan yang terbuang sebagai limbah yang dapat menyebabkan pencemaran
lingkungan. Padahal, berdasarkan hasil beberapa penelitian diketahui bahwa
biji buah alpukat juga memiliki kandungan berbagai senyawa berkhasiat, salah
satunya adalah efek antidiabetes melalui kemampuannya dapat menurunkan
kadar glukosa darah. (pustaka.unpad.ac.id).
Berdasarkan fakta-fakta diatas, kami memiliki gagasan untuk
mengenalkan Teh Biji Buah Alpukat sebagai Alternatif dalam penurunan
kadar gula darah pada pasien dengan diabetes mellitus.
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan Penulisan
Umum
Mengetahui potensi biji buah alpukat sebagai solusi alternatif pada
penderita diabetes mellitus dengan Teh Biji Buah Alpukat.
Khusus
Memberikan gagasan baru mengenai pemanfaatan biji buah alpukat.
Memberikan solusi alternatif pengobatan pada penderita diabetes
mellitus
D. Manfaat Penulisan
Untuk Masyarakat:
Mengurangi limbah dari biji alpukat.
Meningkatkan kesejahteraan ekonomi bagi petani alpukat.
Untuk Pasien:
Mengenalkan solusi alternatif pencegahan diabetes dengan
mengkonsumsi teh biji alpukat.
Untuk Keilmuan:
Menumbuhkan semangat untuk merealisaikan ide-ide kreatif.
Menciptakan karya yang inovatif dari limbah biji buah alpukat.
Untuk Profesi Kesehatan:
Memperkaya khasanah dan pustaka medis Indonesia dan dunia dalam
pilihan terapi untuk penanganan masalah Diabetes Mellitus.
E. Sistematika Penulisan
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Diabetes Melitus
Diabetes melitus (DM) adalah keadaan hiperglikemia kronik disertai
berbagai kelainan metabolik akibat gangguan hormonal, yang menimbulkan
berbagai komplikasi kronik pada mata, saraf, dan pembuluh darah, disertai lesi
pada membran basalis dalam pemeriksaan dengan mikroskop elektron.11,12
Windy
Berdasarkan kadar insulin dalam tubuh penderita, Diabetes Melitus (DM)
dibedakan menjadi dua, yaitu DM tipe 1 dan DM tipe 2. Diabetes melitus tipe 1
disebut juga Insulin Dependent Diabetes Mellitus (IDDM), terjadi bila sel-sel
yang memproduksi insulin di dalam tubuh tidak berfungsi dan membuat hanya
sedikit atau tidak ada insulin. Glukosa tidak dapat masuk ke dalam sel-sel,
karena tubuh tidak memproduksi insulin. Untuk tetap hidup, penderita diabetes
ini bergantung pada suntikan insulin selama hidupnya. Tipe 1 ini adalah jenis
diabetes yang tidak begitu umum (jarang). Hanya kira-kira 10-20% dari
penderita diabetes yang mengidap Insulin Dependent Diabetes Melitus
(IDDM).11,12 Windy
Diabetes melitus tipe 2 disebut juga sebagai Non Insulin Dependent
Diabetes Mellitus (NIDDM) terjadi karena kombinasi dari kecacatan dalam
produksi insulin dan resistensi terhadap insulin yang melibatkan reseptor
insulin di membran sel. Pada tahap awal abnormalitas yang paling utama
adalah berkurangnya sensitifitas terhadap insulin, yang ditandai dengan
meningkatnya kadar insulin di dalam darah. Diabetes Mellitus tipe 2 pada
umumnya lebih bersifat genetik. Tipe ini mencakup lebih dari 90 % dari semua
populasi diabetes. Pada penderita yang obesitas, kelainan primernya adalah
resistensi insulin di jaringan perifer seperti otot dan lemak sehingga terjadi
peningkatan kebutuhan insulin. Sedangkan pada penderita yang non obesitas,
kelainan primernya berupa kerusakan sel beta dan kelainan sekundernya di
jaringan perifer.11,12 Windy
Gambar 1. Penyebab hiperglikemi pada diabetes melitus tipe 2. ( Sumber: Buku
Ajar Ilmu Penyakit Dalam Edisi IV. Jakarta : Balai Penerbit FK UI, 2006 : 1882 )
Pada penderita diabetes melitus, otomatisasi pengaturan kadar gula dalam
darah tidak dapat berjalan sebagaimana mestinya. Secara ringkas DM terjadi
akibat terjadinya insufisiensi fungsi insulin. Insufisiensi fungsi insulin ini
disebabkan oleh 2 hal, yaitu: Gangguan produksi insulin oleh Langerhans sel beta
pankreas; atau Menurunnya kepekaan reseptor insulin dalam sel-sel tubuh.
Kerusakan sel beta Langerhans sering dapat mengganggu produksi insulin.
Sedangkan menurunnya kepekaan reseptor insulin sel-sel tubuh dimanifestasikan
dengan kadar glukosa darah yang makin meningkat (hiperglikemik) disertai
glikosuria. Windy
B. Buah Alpukat (Persea americana)
Alpukat merupakan tanaman yang dapat tumbuh subur di daerah tropis
seperti Indonesia. Buah alpukat merupakan salah satu jenis buah yang digemari
banyak orang karena selain rasanya yang enak, buah alpukat juga kaya
antioksidan dan zat gizi seperti lemak yaitu 9,8 g/100 g daging buah (Afrianti,
2010). SM
Sebagian besar masyarakat memanfaatkan alpukat pada buahnya saja
sedangkan bagian lain seperti biji kurang dimanfaatkan dan hanya dijadikan
limbah. Biji alpukat memiliki efek hipoglikemik dan dapat digunakan untuk
pengobatan secara tradisional dengan cara dikeringkan kemudian dihaluskan, dan
air seduhannya dapat diminum. Biji alpukat dipercaya dapat mengobati sakit gigi,
maag kronis, hipertensi dan diabetes melitus (Monica, 2006). SM
Beberapa penelitian yang telah dilakukan menunjukkan bahwa biji alpukat
memiliki kandungan berbagai senyawa berkhasiat, salah satunya adalah efek
antidiabetes melalui kemampuannya menurunkan kadar glukosa darah
(Zuhrotun,2007). Hasil Skrining fitokimia yang dilakukan oleh Zuhrotun (2007)
terhadap simplisia dan ekstrak etanol biji alpukat menunjukkan bahwa biji alpukat
mengandung polifenol, flavonoid, triterpenoid, kuinon, saponin, tanin dan
monoterpenoid dan seskuiterpenoid. Tanin merupakan senyawa aktif metabolit
sekunder yang diketahui mempunyai beberapa khasiat yaitu sebagai astringen,
anti diare, anti bakteri dan antioksidan. SM
Gambar biji buah alpukat
Tabel 1. Hasil skrining fitokimia simplisia dan ekstrak etanol biji buah
alpukatPengujian Hasil
Simplisia Ekstrak
Alkaloid - -
Senyawa Polifenol + +
Flavonoid + +
Steroid - -
Triterpenoid + +
Kuinon + +
Saponin - +
Tanin + +
Monoterpenoid
dan
Seskuiterpenoid
+ +
Alpukat banyak dimanfaatkan sebagai obat tradisional. Khasiat tumbuhan ini
diantaranya untuk mengobati sariawan, sebagai pelembab, kencing batu, darah
tinggi, nyeri syaraf, nyeri lambung, saluran nafas membengkak, menstruasi tidak
teratur dan sakit gigi. Berdasarkan hasil penelitian terbaru, diketahui bahwa biji
buah alpukat juga memiliki aktifitas antidiabetes. Hal ini diduga disebabkan
adanya senyawa aktif flavonoid yang memiliki aktivitas hipoglikemik atau
penurunan glukosa darah.13,15 Windy
Flavonoid merupakan golongan senyawa bahan alam dari senyawa fenolik yang
banyak merupakan pigmen tumbuhan. Saat ini lebih dari 6.000 senyawa yang
berbeda masuk ke dalam golongan flavonoid. Flavonoid merupakan bagian
penting dari diet manusia karena banyak manfaatnya bagi kesehatan. Manfaat
flavonoid antara lain adalah untuk melindungi struktur sel, memiliki hubungan
sinergis dengan vitamin C (meningkatkan efektivitas vitamin C), antiinflamasi,
mencegah keropos tulang, dan sebagai antibiotik.16,17 Windy
BAB III
METODE PENULISAN
Adapun metode penulisan yang digunakan dalam penelitian ini adalah
sebagai berikut :
A. Pendekatan Penulisan
Di dalam penelitian ilmiah terdapat beberapa pendekatan, dimana dengan
pendekatan tersebut peneliti akan mendapatkan informasi dari berbagai aspek
Keterangan :+ : Terdapat kangungan zat
- : Tidak terdapat kandungan zat
mengenai manfaat alami dari biji buah alpukat sebagai alternatif menurunkan
kadar gula dalam darah pada pasien Diabetes Melitus dengan metode
pendekatan sistematika review.
B. Sumber Penulisan
Untuk mengetahui kandungan yang terdapat di dalam biji buah alpukat
sebagai alternatif menurunkan kadar gula dalam darah pada pasien Diabetes
Melitus. Dalam penelitian ini sumber-sumber penelitian yang digunakan
antara lain :
1. Bahan Penulisan Primer
Bahan penulisan primer yang digunakan terdiri dari : buku-buku dan jurnal
ilmiah tentang biji buah alpukat dapat menurunkan kadar gula dalam
darah.
2. Bahan Penulisan Sekunder
Bahan penulisan sekunder merupakan bahan penulisan pendukung yang
memberi penjelasan pengenai bahan penulisan primer, meliputi jurnal
ilmiah, artikel-artikel kesehatan, tulisan-tulisan para ahli dibidang
kesehatan dan ilmu terapan yang didapat dari studi kepustakaan.
3. Bahan Penulisan Tersier
Bahan penulisan tersier merupakan bahan yang memberi petunjuk maupun
penjelasan terhadap bahan atau sumber primer dan sekunder, seperti
kamus bahasa maupun kamus kedokteran.
C. Sasaran Penulisan
Sasaran penulisan karya tulis ilmiah ini adalah masyarakat luas, termasuk
diantaranya para penderita penyakit Diabetes Melitus khususnya di kota
Solo.
D. Tahapan Penulisan
Tahapan penulisan dari awal sampai akhir adalah sebagai berikut :
Perumusan Masalah
Pengumpuln Data ( Studi Pustaka )
Analisa Data
Hasil
Kesimpulan dan Saran
BAB IV
PEMBAHASAN
A. Kandungan Biji Buah Alpukat
1. Efek Biji Buah Alpukat (Persea americana) dalam Menurunkan
Kadar Glukosa Darah pada Penderita Diabetes Melitus
Di dalam sistem pencernaan semua jenis karbohidrat yang
dikonsumsi akan dikonversi menjadi glukosa untuk kemudian
diabsorpsi oleh usus dan masuk ke dalam aliran darah untuk
ditempatkan ke berbagai organ dan jaringan tubuh. Molekul glukosa
hasil konversi berbagai macam jenis karbohidrat inilah yang kemudian
akan berfungsi sebagai dasar pembentukan energi di dalam
tubuh.23,24 Windy
Proses pencernaan dan absorbsi karbohidrat dalam tubuh
melibatkan peranan berbagai macam enzim yang berfungsi dalam
reaksi secara berantai maupun secara paralel. Beberapa enzim yang
memegang peranan penting diantaranya adalah alfa amilase dan alfa
glukosidase.
Enzim alfa amilase atau alfa-1,4-glucan-4-glucanohy-drolase
merupakan endoenzim yang memakai suatu mekanisme katalitik
penggantian ganda. Alfa amilase memotong ikatan alfa-1,4 amilosa
dan amilopektin dengan cepat pada larutan pati kental yang telah
mengalami gelatinisasi. Proses ini dikenal dengan nama proses
likuifikasi pati. Produk akhir yang dihasilkan dari aktivitasnya adalah
dekstrin beserta sejumlah kecil glukosa dan maltosa. Alfa-amilase
akan menghidrolisis ikatan alfa-1-4 glikosida pada polisakarida
dengan hasil degradasi secara acak di bagian tengah atau bagian dalam
molekul. 25 Alfa glukosidase dihasilkan oleh kelenjar Brunner dan
Lieberkhun pada permukaan usus halus. Enzim ini berperan
membuang residu glukosa tunggal dari oligosakarida dan disakarida
berikatan α(1→4), bermula dari ujung bukan pereduksi. Hasil akhir
dari pemecahan enzim ini adalah glukosa dan galaktosa.24 Windy
Karbohidrat yang dicerna dan diabsorbsi dengan cepat
menyebabkan peningkatan yang tajam pada kadar glukosa darah
setelah makan. Bagi pasien diabetes, kadar glukosa darah yang
meningkat setelah makan merupakan suatu peluang dalam mengatur
hiperglikemik yang terjadi setelah makan. Oleh karena itulah,
penghambatan pada enzim alfa amilase dan alfa glukosidase melalui
agen obat- obatan seperti acarbose merupakan strategi klinik yang
disepakati untuk mengontrol kadar glukosa darah setelah makan.5,11
Windy
Senyawa yang terdapat pada tumbuhan terbukti memiliki
efek penghambatan pada enzim-enzim penting yang berperan dalam
penyerapan glukosa ke dalam usus, yaitu enzim alfa amilase dan
enzim alfa glukosidase. Salah satu penghambat yang poten adalah
flavonoid yang terdapat pada biji buah alpukat. Dengan kata lain,
mekanisme penghambatan dalam penyerapan glukosa ke dalam tubuh
yang dimiliki biji buah alpukat merupakan mekanisme penghambatan
enzimatik.19,20,21 Windy
2. Efek Kandungan Senyawa Flavonoid dalam Biji Buah Alpukat
(Persea Americana) dalam Menurunkan Kadar Glukosa Darah
pada Penderita Diabetes Melitus
Flavonoid merupakan sub-kelompok dari polifenol tumbuhan,
dengan struktur cincin yang masing-masing terdiri dari lima belas
rangka atom karbon. Lebih dari 6500 senyawa flavonoid telah
diidentifikasi dari tanaman, sekurang-kurangnya 400 senyawa adalah
prenylated flavonoid. Flavonoid mewakili beragam tipe senyawa yang
terdapat di alam. Dalam kelompok senyawa flavonoid, terdapat
senyawa yang disebut prenylated flavonoid yaitu senyawa flavonoid
yang mengandung tambahan rantai isoprenoid (ditambah 5 atom
karbon (C) pada gugus fenol). Saat ini, senyawa prenylated flavonoid
mendapat perhatian yang sangat besar dari para peneliti karena
fungsinya dalam kesehatan manusia.27,28
B. Teh Biji Alpukat
Penggunaan TEBU (Teh Biji Alpukat) sebagai solusi mengatasi
penyakit pada pasien diabetes mellitus. Teh disediakan dalam bentuk
produk dimana dapat digunakan sebagai pengobatan alternatif selain
insulin. Fungsi dari produk dapat menurunkan kadar gula darah pada
penderita diabetes mellitus.
Pemanfaat teh biji buah alpukat ini adalah sebagai peluang
wirausaha di bidang kesehatan terutama dalam hal pengobatan. Teh biji
buah alpukat selain mempunyai manfaat untuk pengobatan juga sebagai
pendapatan.
C. Khasiat Teh Biji Alpukat
Dari hasil penelitian terkait kandungan biji buah alpukat, teh biji
alpukat ini mempunyai khasiat yaitu menurunkan kadar gula darah pada
pasien Diabetes Melitus.
D. Cara Membuat Teh Biji Alpukat
Tahap Penelitian Kandungan Teh
Biji Alpukat yang akan dibuat teh diteliti terlebih dahulu di
laboratorium dan proses penelitian tersebut bekerjasama dengan BPOM
untuk diketahui kandungan yang terdapat didalam biji alpukat.
Tahap Pembuatan Teh
Ide gagasan dikemas dalam bentuk teh. Dalam proses pembuatan
teh ini bekerja sama dengan pihak produsen. Proses pembuatan teh ini
memilih biji alpukat yang bagus kemudian melalui proses pemotongan dan
pengeringan hingga menjadi irisan biji alpukat yang sudah mengering
kemudian dikemas dalam bentuk kemasan teh pada umumnya.
Tahap Peluncuran Teh
Sampel yang telah mendapat persetujuan dari BPOM kemudian
diserahkan ke produsen untuk diproduksi. Setelah itu, disosialisasikan ke
Instansi kesehatan untuk didistribusikan sebagai alternatif dalam
pengobatan penurun gula darah pada penderita diabetes mellitus.
Tahap Pendistribusian Teh
Selanjutnya Tebu akan didistribusikan ke Instansi Kesehatan
meliputi Rumah sakit, Puskesmas, Apotek. Pendistribusian sampel ini
sebagai langkah awal untuk alternatif pengobatan diabetes mellitus yang
selama ini kurang efektif karena mahalnya biaya, juga sebagai pembuka
jalan supaya penderita dapat memilih pengobatan yang efektif.
Evaluasi
Evaluasi dilakukan terhadap penderita diabetes mellitus yang sudah
pernah melakukan pengobatan sebelumnya. Evaluasinya berupa uji produk
kepada pasien diabetes mellitus. Evaluasi dilakukan untuk mengetahui
tingkat keefektifan teh biji alpukat. Selain itu, dilakukan pula evaluasi
daya tarik penderita untuk memilih teh biji buah alpukat sebagai alternatif
pengobatan.
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
1. Pengobatan Diabetes Melitus dapat diperoleh dari konsumsi bahan alami
dari tumbuhan seperti teh biji buah alpukat.
2. Selain mudah didapatkan biji buah alpukat banyak mempunyai khasiat
untuk pengobatan salah satunya Diabetes Melitus
B. Saran
1. Mengkonsumsi teh biji alpukat ini bisa menjadi alternatif menurunkan kadar
gula dalam darah pada pasien Diabetes Melitus.
2. Mahasiswa, seharusnya dapat mendalami ilmu pengetahuan tentang pangan,
khusunya dari buah-buahan yang memliki manfaat untuk kesehatan.
DAFTAR PUSTAKA
(International Diabetes Federation. 2011. Diabetes Evidence Demands Real
Action From The Un Summit On Non-Communicable Diseases.
[http://www.idf.org/diabetes-evidence-demands-real-action-un-
summit-non-communicable-diseases] [Diunduh pada 18 Januari 2012
pukul 17.20 WIB])
(Departemen Kesehatan. 2005. Pharmaceutical Care untuk Penyakit Diabetes
Melitus.)
(pustaka.unpad.ac.id).
LAMPIRAN
BIODATA TIM PENULIS
1. Ketua Karya Tulis Ilmiah
Nama :
Tempat dan tanggal lahir :
NIM :
Jurusan/prodi :
Perguruan tinggi :
Prestasi/penghargaan dalam menulis :
2. Anggota 1 Karya Tulis Ilmiah
Nama : Winda Firiani
Tempat dan tanggal lahir : Boyolali,17 Oktober 1994
NIM : P13126
Jurusan/prodi : DIII Keperawatan
Perguruan tinggi : STIKes Kusuma Husada Surakarta
Prestasi/penghargaan dalam menulis : -
3. Anggota 2 Karya Tulis Ilmiah
Nama : Dwi Lestari
Tempat dan tanggal lahir : Sukoharjo, 09 Juni 1995
NIM : P13081
Jurusan/prodi : D III Keperawatan
Perguruan tinggi : STIKes Kusuma Husada Surakarta
Prestasi/penghargaan dalam menulis : -
BIODATA DOSEN PEMBIMBING
Nama :
Tempat dan tanggal lahir :
NIP :
Alamat :
Riwayat Pendidikan :
1. A
2. B
3. B
Prestasi/Penghargaan dalam menulis :
FOTOCOPY KARTU MAHASISWA