potensi wisata alam dan petualangan dalam rangka
TRANSCRIPT
KEMENTERIAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL/ BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL
Potensi Wisata Alam dan Petualangan Dalam Rangka Menciptakan Pariwisata Berkelanjutan
I DEWA GDE SUGIHAMRETHA PERENCANA AHLI UTAMA, BAPPENAS
Bogor 11 Juli 2020
Disampaikan dalam Webinar “Meraih Cita Pariwisata Berkelanjutan Melalui Pengembangan Potensi Wisata Alam dan Petualangan” di
Institut Bisnis Informatika KESATUAN.
REPUBLIK
INDONESIA
OUTLINE
1. Dampak Covid-19
2. Konstibusi Ekonomi Kepariwisataan Indonesia
3. Potensi dan Komposisi Wisatawan Asing Berdasarkan Daya Tarik
4. Rencana Kerja Pemerintah 2020
2
REPUBLIK
INDONESIA
TOURISM TOWARDS 2020-2030
Industri pariwisata diprediksi akan mengalami pertumbuhan yang sangat tinggi dan menjadi motor penggerak sosial dan ekonomi dunia (UNWTO)
DAMPAK COVID-19 TERHADAP EKONOMI DUNIA
Pemulihan ekonomi dunia berpotensi menuju bentuk U atau L, bukan lagi V.
↓30 – 40%
Perdagangan Dunia
↓13 – 32%
FDI Dunia
↓40,1%
Perjalanan Turis Dunia
AKTIVITAS EKONOMI DUNIA TERGANGGU
Volatilitas Pasar Keuangan (VIX)
↑215% Per 8 April( ytd)
Pertumbuhan Ekonomi Dunia 2020
-2,0%
Oxford Economics Goldman Sachs
-2,8%
EKONOMI DUNIA MENGALAMI RESESI
-4,1%
-3,9%
-5,1%
-0,2%
TINGKAT PENGANGGURAN DAN KEMISKINAN MENINGKAT
-1,0%
195 juta orang kehilangan pekerjaan
420 – 580 juta orang
menjadi miskin
Sumber: Oxford Economics, Bloomberg, WTO, UNCTAD, ILO, Sumner et al (2020)
7
DAMPAK COVID-19 TERHADAP PEREKONOMIAN DOMESTIK
C Kons. RT
G Kons. Pemerintah
I Investasi
X Ekspor
M Impor
Hingga ditemukan vaksin, kebijakan pembatasan tetap perlu dilakukan. Pemerintah perlu
mengurangi dampak ekonomi negatif yang terjadi dengan memberikan bantuan stimulus kepada
masyarakat dan dunia usaha supaya tidak terjadi keresahan sosial
Sumber: Diadopsi dari Baldwin (2020
Sumber: perhitungan Bappenas
Rumah Tangga Perusahaan/ UMKM
Pemerintah Lembaga Keuangan
- Pendapatan hilang akibat PHK atau karena pembatasan pergerakan masyarakat
- Mengurangi konsumsi dan kebutuhan yang tidak perlu termasuk barang durable.
- Meningkatkan tabungan. - Sebagian tidak bisa bekerja terkena
wabah covid-19 - Menghadapi kenaikan harga karena
kelancaran distribusi terganggu
- Permintaan barang/jasa untuk ekspor dan domestik mengalami penurunan
- Neraca keuangan perusahaan terganggu
- Pemutusan hubungan kerja dan ancaman kebangkrutan
- Gangguan supply chain bagi perusahaan/UMKM yang melakukan ekspor dan impor
- Pendapatan negara mengalami penurunan sebagai dampak turunnya aktivitas ekonomi dan harga komoditas global
- Belanja meningkat untuk memberikan bantuan stimulus pada masyarakat rentan dan dunia usaha
- Volatilitas di pasar keuangan
- Capital outflow dan depresiasi Rupiah
- Perbankan dan lembaga keuangan berpotensi mengalami permasalahan likuiditas dan insolvency, terutama bank-bank kecil
- Aktivitas pariwisata dan pergerakan manusia di dalam dan antar wilayah turun
- Aktivitas perdagangan dan investasi dunia turun
- Gangguan supply chain - Harga komoditas
internasional turun
Rest of the World
8
RESPON KEBIJAKAN MENGHADAPI COVID-19 DI TAHUN 2020-2021
TAHAP 2
Melindungi Kelompok Masyarakat Rentan dan
Dunia Usaha
TAHAP 4 Program Pemulihan
Ekonomi Pasca Covid (RKP 2021)
• Perluasan bantuan sosial, listrik gratis, kartu pra kerja, dll
• Keringanan pajak untuk dunia usaha dan pekerja, dan keringanan kredit untuk dunia usaha
• Program pemulihan ekonomi untuk dunia usaha dan UMKM
• Stimulus moneter dan keuangan
• Bantuan likuiditas terhadap sektor keuangan
• Penurunan suku bunga
Tahap 1-3 harus terus dilakukan hingga penanganan wabah COVID-19 selesai.
Kerusakan yang disebabkan oleh COVID-19 setara dengan bencara besar atau perang, sehingga dibutuhkan program pemulihan ekonomi skala besar yang dilead oleh pemerintah – Marshall Plan.
• Peningkatan perilaku sehat dan social distancing
• Pemenuhan kapasitas laboratorium (reagen, alat test dan sarana lab)
• Penanganan pasien (APD, alkes, sarana dan prasarana kesehatan
TAHAP 1
Penguatan Fasilitas Kesehatan
Melindungi Kelompok Masyarakat Rentan dan
Dunia Usaha
TAHAP 2 Mengurangi Tekanan
Sektor Keuangan
TAHAP 3
Tahap 1-3 saat ini tengah dilakukan dan perlu terus dilakukan hingga penanganan wabah COVID-19 selesai.
Tahap 4 merupakan tahap setelah proses penanganan wabah COVID-19 selesai. Mengingat dampak COVID-19 setara dengan bencana besar atau perang, sehingga dibutuhkan program pemulihan ekonomi skala besar dengan pemerintah sebagai pemain utama. Sebagai analogi, saat ini di negara maju mulai membicarakan program seperti Marshall Plan, yang dilakukan setelah Perang Dunia II.
• RKP 2021 memberikan arah pemulihan ekonomi untuk mengejar target yang telah ditetapkan dalam RPJMN 2020-2024
Proses pemulihan pasca COVID-19 untuk mengejar target menjadi negara maju di jangka menengah
Sumber: Diadopsi dari IMF
7
5.0
4.5
5.3
5.0
4.9
5.5
6.2
6.3
7.0
7.4
8.0
8.8
9.4
10
.2
11
.5
14
.0
15
.8
16
.3
18
.5
15
.7
-
2.0
4.0
6.0
8.0
10.0
12.0
14.0
16.0
18.0
20.0
2002 2003 2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018 2019 2020t 2020pt
2003-SARS, Bom Hotel JW Mariott -566.000 10%
2009-Krisis Ekonomi Global + 700.000 11,2%
2020-Covid-19 - 3juta-5,5juta - 20%-30%
13
.0
Bom Bali I Bom Bali II
Gunung Agung Erupsi
Bom Thamrin
Jumlah Kunjungan Wisman 202-Target 2020, dan Perkiraan 2020 (Dalam Jutaan)
Source: Diolah IDG Sugihamretha
Source: STR, BEA, BLS, Oxford Economics
Resesi 2001,9/11: 400.000 job loss, dan occup 59% (Maret 01-maret 02). Resesi 2009: 470.000 job loss, dan occupancy 54% (january 08-Juni 09). Covid-19: 3,3 to 3,9 juta job loss, dan occup 25% (jan 20-June 20)
Hotel Hilton yang memiliki 4.500 hotel diseluruh dunia dengan jumlah tenaga kerja 450.000 orang, 250.000 di US menghadapi tekanan dengan occupancy rate hanya 10-15% (world).
100 tahun blm pernah tutup hotel, di bbrp major city Hilton tutup.
Marriott: 750.000 TK (2/3 di US);1,4 juta kamar; Januari Bisnis jatuh 90%.
Saat ini (Maret, Macau tumbuh 2%-mendekati 30%). Hyatt Hotel dengan 950 hotel (600 US), occupancy satu
digit dengan 10.000 tenaga kerja (17 Maret 2020, Remarks by President Trump in Meeting with Tourism Industry Executives on COVID-19 Response
REPUBLIK
INDONESIA
2. Konstibusi Ekonomi Kepariwisataan Indonesia
REPUBLIK
INDONESIA
PERKEMBANGAN PEMBANGUNAN PARIWISATA NASIONAL
• Dalam sepuluh tahun terakhir, sektor pariwisata merupakan penyumbang devisa terbesar setelah minyak dan gas bumi, batu bara, dan kelapa sawit.
Sasaran 2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018
Kontribusi terhadap PDB (persen)
41 3,961 4,021 4,012 4,232 n.a n.a. n.a.
Wisatawan Mancanegara (juta orang)
7,64 8,04 8,80 9,43 10,233 11,524
(12,05) 14,04 15,2
Wisatawan Nusantara (juta perjalanan)
236 245 250 2512 2552 2632 2772 2736
Devisa (miliar USD)5 8,5 9,1 10,0 11,2 12,2 12,4 15,2 2246
Tenaga Kerja (juta orang)
8,531 9,351 9,611 10,322 12,162 n.a. n.a. n.a.
Sumber: 1 Nesparnas, Kemenpar dan BPS 2 Lakip Kemenpar 3 Termasuk wisatawan mancanegara yang masuk melalui Pos Lintas Batas Negara (PLBN) 4 Data wisatawan mancanegara menurut BPS. Angka di dalam kurung adalah perhitungan Kementerian Pariwisata yang mencakup pencatatan BPS ditambah data wisatawan mancanegara yang dihitung melalui metode baru (data roaming di PLBN) 5Sumber Perihitungan Nesparnas Kemenpar 6Proyeksi Kementerian Pariwisata hingga akhir tahun 2018 (satuan trilyun rupiah)
12
CAPAIAN
REPUBLIK
INDONESIA
KONDISI WISATAWAN MANCANEGARA
Tahun Wisman
Rata-Rata Lama Tinggal (Hari)
Penerimaan Devisa Rata-Rata Pengeluaran per Orang
Jumlah Pertumbuhan
(%) Total
(juta USD) Pertumbuhan
(%) Per Hari (USD)
Per Kunjungan (USD)
2012 8.004.462 5,16 7,7 9.121 6,62 147,22 1.134
2013 8.802.129 9,97 7,65 10.054 10,23 149,31 1.142
2014 9.435.411 7,19 7,66 11.166 11,06 154,42 1.183
2015 10.406.759 10,29 8,53 12.226 9,49 141,65 1.209
2016 12.023.971 15,54 8,39 12.440 1,75 131,64 1.104
2017* 14.039.799 16,77 n/a n/a n/a n/a n/a
13
Sumber: Kementerian Pariwisata, 2018 (PES)
Beberapa hal sudah baik : 1. Meningkatnya jumlah kedatangan wisman. 2. Meningkatnya rerata lama tinggal.
Dukungan Kebijakan masih diperlukan untuk : 1. Meningkatkan pengeluaran wisman. 2. Meningkatkan inovasi produk pariwisata (atraksi,
kuliner, akomodasi, dan transportasi) untuk meningkatkan rerata pengeluaran harian
REPUBLIK
INDONESIA
PERBANDINGAN KINERJA PARIWISATA INDONESIA DAN DUNIA
3.4
3.8
5.6
6.6
12.9
14.0
17.4
25.9
35.3
Myanmar
Lao DPR
Kamboja
Filipina
Vietnam
Indonesia
Singapura
Malaysia
Thailand
2017 Sumber: CEIC, 2018
• Jumlah wisman yang berkunjung ke Indonesia (2017) adalah sebanyak 14 juta orang.
• Share wisman yang berkunjung ke Indonesia (inbound) terhadap total kunjungan wisatawan dunia baru mencapai +1,0 persen, Asia Pasifik +4,3 persen, dan ASEAN +11,6 persen.
• Wisman masuk ke Indonesia melalui 19 pintu utama : Ngurah Rai (40%), Soekarno-Hatta (18%), dan Batam (11%). Bandara Adi Sucipto hanya menerima kunjungan sebanyak 142 ribu wisman (1%)
• Berdasarkan kewarganegaraan, Tiongkok, Malaysia dan Singapura adalah 3 kontributor wisman terbesar di 2017; sedangkan dari luar Asia terdapat, Australia (urutan ke-4), Inggris (#8), dan Amerika Serikat (#9).
DUNIA 1.322 juta
ASIA PASIFIK 323,7 juta
ASEAN 120,1 juta
INDONESIA 14,0 juta
Proporsi Indonesia terhadap:
Dunia = 1,1% Asia Pasifik = 4,3%
ASEAN = 11,7%
Sumber: UNWTO, 2018
14
REPUBLIK
INDONESIA
• Wisman asal Eropa dan Amerika adalah wisman yang memiliki masa tinggal yang tinggi. Hal ini sesuai dengan karakteristik libur panjang di negara 4 musim: Summer dan Winter holiday, Golden September. Mereka juga menanggung biaya transportasi yang tinggi sehingga tidak merencanakan liburan pendek.
• Wisman asal Timur Tengah dan Asia (termasuk Oceania) merupakan wisman yang memiliki rerata pengeluaran harian tinggi. Hal ini sesuai dengan karakteristik liburan orang Timur Tengah dan Asia yang cenderung gemar berbelanja, wisata kota dan kuliner mewah, dan tempat-tempat mahal lain. Sedangkan orang Eropa dan Amerika menyukai ketenangan (tranquility), olahraga minat khusus dan mengedepankan pengalaman di alam bebas.
PENENTU BESARNYA DEVISA INDONESIA
5
6.88
10.14
14.04
12.18
10.24 10.98
ASEAN Asia TimurTengah
Eropa Amerika Oceania Afrika
Lama Kunjungan (Hari)
136.74 142.39
189.15
109.6 125.33
150.31
124.82
ASEAN Asia TimurTengah
Eropa Amerika Oceania Afrika
Rerata Pengeluaran (USD/hari)
Sumber: CEIC, 2016
15
REPUBLIK
INDONESIA
17% (1971)
42% (2000)
54,2% (2010)
68,5% (2025)
16
URBANISASI PENDUDUK INDONESIA Persentase dari Penduduk Indonesia yang tinggal di perkotaan terus meningkat…
Sumber: Myra P. Gunawan 2016, Tim Percepatan Pariwisata Perdesaan-Perkotaan
Kecenderungan di dunia, semakin maju sebuah perekonomian akan diikuti dengan urbanisasi yang semakin meningkat. Beberapa penyebab semakin tingginya tren urbanisasi adalah: 1. Kesempatan kerja yang lebih tinggi
dengan tk. pendapatan yang lebih baik
2. Kualitas hidup yang lebih baik (fasilitas pendidikan-kesehatan-akses-umum lainnya)
3. Kota sebagai pusat pemerintahan, perdagangan, pendidikan, ilmu pengetahuan dan teknologi
Jenis wisata berbasis perkotaan ekonomi kreatif akan berperan besar
REPUBLIK
INDONESIA
17
TANTANGAN TREN POPULASI DUNIA MENUA
Sumber: Help Age, UNDESA Population Division
Usia 60+
901 juta
12.3% dari total populasi
dunia
2015
Usia 60+
1.402 juta
16.5% dari total populasi
dunia
Usia 60+
2.092 juta
21.5% dari total populasi dunia
2030
2050
Jenis wisata dalam konteks quality sustainable livelihood dan berbasis ekonomi kreatif akan berperan besar di masa depan. Kedepan di negara-negara maju akan muncul wealthy aging population Munculnya permintaan orang tua dengan daya beli yang tinggi: kota pensiun/ramah lansia, cabang ilmu kedokteran khusus (geriatrics), makanan dan produk multivitamin khusus, termasuk pariwisata khusus (senior tourism).
Jumlah penduduk dunia berusia 60+ semakin banyak, terutama di kawasan Eropa dan Amerika…
REPUBLIK
INDONESIA
KONDISI WISATAWAN NUSANTARA
TahunPerjalanan
(ribuan)
Pertumbuhan
(%)
Pengeluaran
per Perjalanan
(ribu Rp)
Total Pengeluaran
(triliun Rp)
2011 236.752 1,01 679,58 160,89
2012 245.290 3,61 704,68 172,85
2013 250.036 1,93 711,26 177,84
2014 251.237 0,48 851,68 213,97
2015 256.419 2,06 876,28 224,69
2016 264.338 3,09 914,27 241,68
2017*) 269.625 2,00 914,27 246,51
Sumber : Asdep Industri dan Regulasi Kemenpar, Asdep Strategi dan Komunikasi Pemasaran I Kemenpar dan BPS Keterangan : *) Angka prediksi jumlah perjalanan wisnus, angka pengeluaran diasumsikan sama dengan tahun 2016
(Kemenpar per 13 Februari 2018) Karakteristik perjalanan dulu masih didominasi perjalanan intra provinsi/provinsi tetangga sekarang jarak tempuh makin jauh. Provinsi penerima kunjungan wisnus terbesar masih Jabar, Jatim, Jateng dan Sumut.
18
REPUBLIK
INDONESIA
PELUANG BERTUMBUHNYA KELAS KONSUMEN
45 85
165
237 258
195
185
130
73 62
2010 2020 2030 2040 2045
Consuming Class (million people) Others (million people)
240
270
295 310 320
GDP growth (%) 5,5 6,5 - 7 7 - 6,5 6
Populasi Indonesia berdasarkan tingkat pendapatan…
Bonus demograsi akan memuncak di tahun 2030..
Seiring dengan pertumbuhan ekonomi, porsi kelas konsumen Indonesia semakin besar yang menganggap pariwisata sebagai kebutuhan hidup pokok, tidak lagi tersier..
*Consuming class: populasi dengan pendapatan >$3.600 Sumber: Naskah Akademis Visi Indonesia 2045, BAPPENAS 2018 19
20
3. Potensi dan Komposisi Wisatawan Asing Berdasarkan Daya Tarik
Indonesia by drone
REPUBLIK
INDONESIA
Sekilas INDONESIA Negara Kepulauan yang terbentang di sepanjang garis khatulistiwa
Lebih dari 300 ragam suku dan etnis
dan 742 bahasa dan dialek. Lebih dari 17.600 pulau,
6000 diantaranya berpenghuni.
Dengan luas daratan 1,9 juta km2,
dan 3,1 juta km2 luas perairan
8 World Heritage Cultural Sites
Tempat penyelenggaraan Pameran dan Festival Internasional
dan industri kreatif yang kuat
Indonesia merupakan negara archipelago terluas, dan memiliki populasi penduduk terbesar keempat di dunia (± 265 juta orang) Membentang 5.120 km dari timur ke barat, 1.760 km dari utara ke selatan Peringkat 39 dari Cultural Heritage dari 139 Negara oleh WEF
17% dari burung di dunia
26% endemik
Sekilas INDONESIA Mega Biodiversity Daya saing SDA Peringkat 17/139 Negara (WEF)
22
16% dari binatang reptil dan amphibi di dunia
121 spesies kupu-kupu
44% endemik
12% dari mamalia di dunia
36% endemik
Khusus Papua, presentase flora endemik mencapai 60-70%
35 spesies primata, 25% endemik
Forest Diversity
Hutan Tropis terbesar setelah Brazil
51 Taman Nasional, merupakan negara mega biodiversity ke-3 setelah brazil dan Zaire
Sekitar 59% daratan di Indonesia merupakan
hutan tropis yang menjadi 10% dari total luas hutan di
dunia (Stone, 1994).
Terdapat sekitar 110 juta hektar hutan Indonesia
tercatat sebagai hutan lindung dimana 18,7 juta hektar menjadi daerah konservasi.
POTENSI UNGGULAN WISATA BAHARI
24
CULTURE (60%) NATURE (35%) MANMADE (5%)
Ecotorism (45 %) Marine Tourism
(35%) Advanture
Tourism (20%)
Wisata Pantai Coastal Zone
(60%)
Wisata Bentang Laut (Sea Zone)
(25%)
Wisata Bawah Laut (Under Water
Zone)(15%)
Sun Bathing Sightseeing
Sailing/Yaching Cruising
Diving Snorkeling
KOMPOSISI WISATAWAN ASING BERDASARKAN DAYA TARIK
Sumber: PES (2013)
25
POLA PERJALANAN WISMAN MENURUT AKTIVITAS WISATA
(PES: 2016)
WISATA ALAM
WISATA BUDAYA WISATA BUATAN
REPUBLIK
INDONESIA
4. Rencana Kerja Pemerintah 2020
REPUBLIK INDONESIA
27
REPUBLIK INDONESIA
RKP 2020
Konektivitas dan
Pemerataan
Pembangunan Manusia dan Pengentasan Kemiskinan
Nilai Tambah Sektor Riil,
Industrialisasi, dan Kesempatan
Kerja
PN1
PN 2
PN 3
PN 4
Ketahanan Pangan, Air, Energi dan
Lingkungan Hidup
Stabilitas Pertahanan dan
Keamanan
TEMA “Peningkatan Sumber Daya Manusia untuk Pertumbuhan Berkualitas”
PN 5
Rencana Kerja Pemerintah (RKP) Tahun 2020
28
REPUBLIK INDONESIA
Penguatan Kewirausahaan dan UMKM
Penguatan Pilar Pertumbuhan dan Daya Saing Ekonomi
NILAI TAMBAH SEKTOR RIIL, INDUSTRIALISASI, DAN KESEMPATAN KERJA
1
2
3
4
5
PN
PP
29
PRIORITAS NASIONAL (PN) 3
Peningkatan Nilai Tambah dan Investasi di Sektor Riil dan Industrialisasi
Peningkatan Produktivitas Tenaga Kerja dan Penciptaan Lapangan Kerja
Peningkatan Ekspor Bernilai Tambah Tinggi dan Penguatan Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN)
REPUBLIK INDONESIA
SASARAN DAN INDIKATOR PROGRAM PRIORITAS DAN KEGIATAN PRIORITAS
SERTA ASPEK KEWILAYAHAN
31
Sasaran dan Indikator PN Nilai Tambah Sektor Riil, Industrialisasi, dan Kesempatan Kerja
32
Kerangka PN 3: Nilai Tambah Sektor Riil, Industrialisasi, dan Kesempatan Kerja
33
Kerangka PP Peningkatan Nilai Tambah dan Investasi di Sektor Riil dan Industrialisasi
Meningkatnya kesiapan destinasi dan daya saing industri pariwisata
REPUBLIK
INDONESIA
Danau Toba
Labuan Bajo
Borobudur dan Sekitarnya Lombok
Danau Toba
Borobudur dan sekitar
34
Wonderful Indonesia: The Journey to a Wonderful World
Peta Pengembangan Pariwisata Super Prioritas
35
Peta Pengembangan Pariwisata
36
Sasaran dan Indikator PP Peningkatan Produktivitas Tenaga Kerja dan Penciptaan Lapangan Kerja
37
Kerangka PP Peningkatan Produktivitas Tenaga Kerja dan Penciptaan Lapangan Kerja
Meningkatnya kualitas dan relevansi standar
kompetensi dan kurikulum pendidikan dan pelatihan
vokasi
KL/Pelaksana: Kemnaker, Kemenperin, Kemenpar, Kementan, KKP, Kemenkominfo, Kemendikbud, Kemenhub, Kemenkes, KLHK, Kemenkop UKM, Kemen PUPR, Kemen ESDM. Kemenristekdikti, Kemendag, BNP2TKI, Bekraf
Meningkatnya tenaga kerja yang memiliki sertifikat
kompetensi
38
Sasaran dan Indikator PP Peningkatan Ekspor Bernilai Tambah Tinggi dan Penguatan Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN)
39
Kerangka PP Peningkatan Ekspor Bernilai Tambah Tinggi dan Penguatan Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN)
Mempercepat penyelesaian perundingan dan peningkatan pemanfaatan implementasi FTA
Meningkatnya citra dan diversifikasi pemasaran pariwisata dan produk kreatif
40
Sasaran dan Indikator PP Penguatan Pilar Pertumbuhan dan Daya Saing Ekonomi
41
Kerangka PP Penguatan Pilar Pertumbuhan dan Daya Saing Ekonomi
Berkembangnya teknologi digital untuk meningkatkan transformasi ekonomi dan efisiensi pelayanan
Meningkatnya kualitas dan ketersediaan data serta informasi perkembangan ekonomi, terutama pariwisata, ekonomi kreatif, dan ekonomi digital
42
Peta Penguatan Destinasi Prioritas dan Branding, serta Penerapan Sustainable Tourism Development
43
Percepatan penyusunan Undang – Undang Pengembangan Ekonomi Kreatif dan Rancangan Peraturan Presiden tentang Integrated Tourism Master Plan.
1. Pembentukan kelembagaan pengembangan keahlian dan keterampilan yang beranggotakan wakil pemerintah, industri/dunia usaha, lembaga pendidikan dan pelatihan, serta lembaga sertifikasi.
2. Kelembagaan khusus untuk mendorong industri dan pemasaran terpadu pelaku Meetings, Incentives, Conferences, Exhibition (MICE).
3. Pembentukan Komite TVET yang beranggotakan K/L pelaksana pendidikan dan pelatihan vokasi, serta pemangku kepentingan terkait lainnya.
4. Peningkatan kapasitas Dewan Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) yang mengkoordinasikan pengarusutamaan teknologi digital di berbagai sektor, serta pembentukan Komite Industri Nasional untuk mengawal penerapan Industry 4.0.
Kerangka Regulasi dan Kerangka Kelembagaan
Kerangka Regulasi
Kerangka Kelembagaan
44
45 Tanah Papaua-a paradise for bird
REPUBLIK
INDONESIA
TERIMA KASIH