ppk me bakterial
DESCRIPTION
PPKTRANSCRIPT
PANDUAN PROSEDUR KLINISMENINGITIS BAKTERIAL (G.00 G.03)
No. Dokumen
HK.00.01/I.V.1.17/ /2015No. RevisiHalaman
1/ 4
Tanggal terbitDitetapkan
Direktur Utama
dr. Bambang Wibowo, Sp.OG(K)
NIP. 196108201988121001
PANDUAN PROSEDUR KLINISMENINGITIS BAKTERIAL (G.00 G.03)
No. Dokumen
HK.00.01/I.V.1.17/ /2015No. RevisiHalaman
2/ 4
PENGERTIANMeningitis bakterial adalah infeksi purulen akut dalam rongga subarachnoid, berhubungan dengan reaksi inflamasi SSP yang dapat menyebabkan penurunan kesadaran, kejang, peningkatan tekanan intrakranial, dan stroke. Meningen, rongga subarachnoid, dan parenkim otak sering terlibat dalam reaksi inflamasi (meningoensefalitis).1,2,3
ANAMNESIS Trias klasik klinis meningitis : demam, nyeri kepala, dan kaku kuduk. Penurunan kesadaran muncul pada 75% pasien dan dapat bervariasi dari letargi sampai koma. Mual, muntah, fotofobia, kejang (muncul pada 20-40% pasien).1,2,3
PEMERIKSAAN FISIK1. Pemeriksaan kegawatan (survei primer) meliputi : sirkulasi, airway, breathing2. Pemeriksaan tanda vital : kesadaran, hemodinamik (tekanan darah, nadi, respirasi, saturasi oksigen).3. Pemeriksaan fisik neurologisDidapatkan defisit neurologis :
Kesadaran (somnolen, sopor, koma), Paresis saraf kranial Gangguan motorik : hemiparesis, monoparesis, quadriparesis Gangguan sensorik : hemihipestesia, hipalgesia, allodinia Gangguan otonom : retensio, inkontinensia Gangguan bahasa : afasia4. Pemeriksaan tanda-tanda rangsang meningeal : kaku kuduk, tanda Brudzinsky, tanda Kernig.5. Pemeriksaan fundus okuli untuk mengetahui adanya peningkatan tekanan intrakranial dan infeksi pada retina.
KRITERIA DIAGNOSIS1. Gejala dan tanda klinis meningitis
2. Parameter CSS abnormal : predominan PMN, rasio glukosa CSS : darah < 0,4.
3. Didapatkan bakteri penyebab di dalam CSS secara mikroskopis dan/atau hasil kultur positif.
4. Tes antigen atau PCR CSS menunjukkan hasil positif.
DIAGNOSIS KERJAMeningitis Bakterial
DIAGNOSIS BANDING Meningitis Viral Meningitis Tuberkulosis Meningitis Kriptokokus
PEMERIKSAAN PENUNJANG Darah rutin, GDS, elektrolit, ureum, kreatinin
Kultur darah
Pemeriksaan CSS : Analisis rutin : makroskopis warna keruh, pengecatan gram, hitung sel ; jumlah sel meningkat, dominan PMN, glukosa menurun, protein meningkat, rasio glukosa CSS : darah < 0,4, (level II b).5 Kultur CSS PCR (polymerase chain reaction) untuk mendeteksi DNA bakteri C-reactive protein (CRP) Procalcitonin MSCT / MRI kepala dengan kontras1,5 (IIb)
TERAPI
Antibiotik empiris (ceftriaxone generasi ke-3 dosis : 2 gram/ hari 1,2,3,5 (Ia & IIa), bila belum/tidak didapatkan hasil kultur. Antibiotik yang sesuai dengan hasil kultur1,2,3,5 (Ia & IIa)
Metronidazole 4 x 500mg (iv) (untuk bakteri anaerob)
Vancomycin 2 x 1 gr (untuk bakteri gram positif)
Meropenem 3x1-2 gr (untuk bakteri gram positif)
Penicillin G 4 x 6 jt u (untuk anaerob dan streptokokus)
Kortikosteroid : deksametason mulai 10 mg/6 jam, tapering off setiap 4 hari3,4,5 (Ia & IIIa) Neuroprotektor : Citicoline 500 mg-2000 mg/hari selama 5 hari (IIIa)6 Anti kejang (atas indikasi ) : Potong kejang : Diazepam 10 mg (i.v), ditambah dengan Dosis rumatan : Fenitoin 100 mg-200 mg/hari (p.o/i.v).3,5 Antipiretik / analgetik : Parasetamol 500-1000 mg/8 jam.5 Diet lewat NGT
KOMPETENSI1. Dokter Spesialis Saraf
2. Residen Neurologi sesuai dengan level kompetensinya
KOMPETENSI PPDSMerahKuningHijauDiagnosa(((Pengelolaan medis((Prosedur(
EDUKASI1. Lama rawat
2. Komplikasi
3. Pemeriksaan dan terapi
PROGNOSIS
Ad vitam : Tergantung komplikasi yang timbul
Ad sanam : Dubia
Ad Fungsionam : Tergantung dari defisit neurologis yang timbul
TINGKAT EVIDENS Pemeriksaan penunjang CT scan dengan kontras dilakukan sebelum dilakukan lumbal punksi pada beberapa indikasi tertentu (level evidence IIb)5
Pemeriksaan CSS dengan pengecatan gram pada meningitis bakterial konsisten untuk meningitis bakterial (level evidence IIb)5
Steroid dapat diberikan bersama antibiotik pada kasus meningitis bakterial pada anak (level evidence 1a)5
Dianjurkan untuk menggunakan deksametason dengan dosis awal 0,15mg/kgBB/hari terbagi dalam 4 dosis selama 2-4 hari (Class Ia)5
Sefalosporin generasi ketiga untuk terapi empiris meningitis bakterial (level evidence Ia)5
Sefalosporin generasi ketiga efektif untuk meningitis yang disebabkan oleh bakteri gram negatif (level evidence IIa)5
Sefalosporin generasi keempat lebih efektif untuk meningitis yang disebabkan Pseudomonas dan Enterobacter dibandingkan sefalosforin generasi ketiga. (level evidence IIa)5
INDIKATOR MEDIS Keadaan umum, tanda vital, pemeriksaan penunjang baik dalam 14 hari Gejala neurologis membaik : tanda rangsang meningeal (-) Demam (-) Kejang teratasi
BAGAN ALURAlgoritma6
KEPUSTAKAAN1. Hauser S. L. Harrisons neurology in Clinical. Second edition. Mc graw hill medical. United State, 2010.
2. Somand D, Meurer W. Central Nervous System Infection. Emerg Med Clin N Am. 2009 : 89-100.
3. Modul induk Kolegium Neurologi Indonesia
4. Pokdi Neuroinfeksi Perdossi
5. Tunkel AR, Hartman BJ,Kaplan SL, Kaufman BA, Roos KL,Scheld WM, Whitley RJ. Practice Guidelines for Management of Bacterial Meningitis. Practice Guideline for Bacterial Meningitis. IDSA Guidelines.2004.
6. Adibhatlal RA, Hatcher JF. Cytidine 5-Diphosphocholine (CDP-Choline) in Stroke and Other CNS Disorder. Neurochem Res. 2005 January ; 30(1): 1523.
7. Diunduh dari http://what-when-how.com/acp-medicine/bacterial-infections-of-the-central-nervous-system-part-1/
Curiga Meningitis Bakterial
Immunocompromise, riwayat penyakit SSP, kejang onset baru, papil edema, penurunan kesadaran,deficit neurologi fokal
Kultur Darah
Kultur Darah dan LP
Deksametason dan Antibiotik empiris
Deksametason dan Antibiotik empiris
CT Scan Kepala
Massa intracranial (-)
LP
Hasil LCS sesuai dengan Meningitis Bakterial
LCS Pewarnaan Gram
POSITIF
NEGATIF
Deksametason dan Antibiotik empiris
Deksametason dan Antibiotik yang sesuai