ppm patima
DESCRIPTION
hhhhTRANSCRIPT
I. JUDUL PERCOBAAN : IDENTIFIKASI MIKROBA
II. TUJUAN PERCOBAAN :
a. Membuat pewarnaan bakteri dan menerangkan reaksi kimia yang terlihat
serta perbedaan reaksi yang terjadi
b. Mengamati morfologi dan fisiologi mikroba
III. TINJAUAN PUSTAKA
3.1 Pengertian Mikroba
Mikrobiologi merupakan bagian dari ilmu biologi, tersusun oleh banyak disiplin
ilmu. Pembagian ini tergantung arah dan orientasinya, apakah terhadap taksonomi
(susunan dan pengelompokan mikroba), terhadap habitat (tempat hidup dan
perkembangan mikroba) atau terhadap problema-problema (permasalahan yang ada
atau yang ditimbulkan akibat mikroba).
Sebelum ditemukan jasad-jasad renik, semua benda hidup yang dikenal
dianggap sebagai tumbuhan atau hewan, belum terpikirkan adanya jenis-jenis
peralihan. Secara umum jasad renik berkembang dengan perubahan yang relatif
sedikit dari leluhur tumbuhan dan hewan.
Dunia mikroba terdiri dari berbagai kelompok jasad renik. Kebanyakan bersel
satu atau uniseluler. Ada yang mempunyai ciri-ciri sel tumbuhan dan ada juga yang
mempunyai ciri-ciri keduanya. Secara umum jasad renik juga disebut protista
(Waluyo, 2010).
3.2 Pewarnaan Gram
Pewarnaan Gram awalnya dikembangkan pada tahun 1884 oleh Christian Gram
yang merupakan prosedur paling penting dalam semua mikrobiologi. Pewarnaan
gram digunakan untuk mengetahui morfologi bakteri dan dapat membedakan antara
bakteri Gram positif dengan bakteri Gram negatif. Jika dilihat di bawah mikroskop,
bakteri Gram positif akan berwarna ungu, karena dapat menahan ion kompleks
pewarna primer karbol gentian violetiodium sampai pada akhir prosedur pewarnaan.
Bakteri Gram negatif akan berwarna merah, karena kehilangan kompleks warna
karbol gentian violetiodium dengan pembilasan alkohol, lalu terwarnai oleh pewarna
tandingan air fuksin.
Perbedaan reaksi kedua golongan bakteri tersebut terhadap pewarnaan Gram
disebabkan bakteri Gram positif memiliki dinding sel tebal yang akan menyusut pada
saat pembilasan alkohol, sehingga pori-porinya menutup dan mencegah keluarnya
kompleks pewarna primer pada saat pemucatan. Sedangkan dinding sel bakteri Gram
negatif mengandung banyak lipid yang larut dalam alkohol pada saat pembilasan.
Larutnya lipid memperbesar pori-pori dinding sel dan menyebabkan proses
pemucatan berlangsung cepat (Sulistiyaningsih, 2008).
Bakteri gram positif
Dengan pewarnaan gram, golongan bakteri ini memberikan warna ungu.
Golongan ini memiliki peptidoglikan setebal 20-80 nm dengan komposisi
terbesar teichoic, asam teichuroni, dan berbagai macam polisakarida. Asam
teikhoat berfingsi sebagai antigen permukaan pada gram positif. Letaknya
berada antara lapisan membran sitoplasma dan lapisan peptidoglikan. Selain
itu, golongan ini memiliki 40 lembar peptidoglikan pada dinding selnya, yang
merupakan 50% dari seluruh komponen penyusun dinding sel.
Bakteri gram negatif
Golongan ini memiliki lapisan peptidoglikan yang tipis (5-10 nm) dengan
komposisi utama : lipoprotein, membran luar dan lipopolisakarida. Membran
luar pada gram negatrif juga memiliki sifat hidrofilik, namun komponen lipid
pada dinding selnya justru memberikan sifat hidrofobik. Selain itu terdapat
saluran khusus yang terbuat dari protein yang disebut porins yang berfungsi
sebagai tempat masuknya komponen hidrofilik seperti gula dan asam amino
yang penting untuk kebutuhan bakteri (Prasetyo, 2009).
3.3 Aplikasi Indentifikasi Mikroba " Isolasi, Seleksi Bahan Pembawa dan
Formulasi Inokulum Thiobacillus spp."
Karakterisasi isolat yang dilakukan meliputi pewarnaan gram. Pewarnaan ini
digunakan untuk menentukan sifat dinding sel bakteri dan bentuk sel bakteri.
Karakter lain yang dipelakari adalah pH tempat bakteri tersebut ditemukan,
kebutuhan akan mineral ferro dan nitrogen. Hasil identifikasi berupa bakteri
thiobacillus spp. Pengamatan dan percobaan dapat dilihat pada flowchart berikut
(Hazra, 2010).
Gambar 3.1 Flowchart Identifikasi Thiobacillus
(Hazra, 2010)
Mulai
Diambil sampel dari lokasi Pit Barat, yaitu batu bara dan air tambang
Diisolasi pada media selektif dengan perbedaan komposisi
Dilakukan sterilisasi dengan otoklaf pada suhu 121 oC tekanan 1 atm selama 15 menit
Diambil sampel tanah sebanyak 10 gram dan sampel air 10 ml dan dimasukkan ke dalam 90 ml larutan 0,85%
NaCl dan dikocok selama 15 menit
Campuran didiamkan dan dipisahkan endapannya
Diambil 1 ml campuran dan dimasukkan ke dalam media
Diinkubasi pada shaker dengan kecepatan 250 rpm pada suhu kamar
Dilakukan pewarnaan gram dan diidentifikasi
Selesai
IV. METODOLOGI PERCOBAAN
4.1 Bahan dan Fungsi
1. Kristal violet
Fungsi : Untuk memberi warna pada bakteri
2. Larutan iodin
Fungsi : Untuk semakin merekatkan zat warna pada bakteri
3. Safranin
Fungsi : Untuk memberi warna kontras pada mikroba
4. Aseton alkohol
Fungsi : Untuk melarutkan zat warna pada tubuh bakteri
5. Air Parit Fakultas Pertanian
Fungsi : Sebagai sampel yang akan diamati dan diwarnai mikrobanya
6. Air Parit Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam
Fungsi : Sebagai sampel yang akan diamati dan diwarnai mikrobanya
4.2 Peralatan dan Fungsi
1. Kawat inokulasi
Fungsi : Untuk mengambil mikroba dari media cair
2. Pipet tetes
Fungsi : Untuk mengambil bahan-bahan pewarna pada saat proses
pewarnaan
3. Kaca benda
Fungsi : Untuk tempat meletakkan mikroba bagi pengamatan di bawah
mikroskop
4. Mikroskop
Fungsi : Untuk mengamati morfologi bakteri dengan pembesaran yang
sesuai
5. Lilin
Fungsi : Sebagai sumber api untuk melakukan fiksasi
6. Penjepit tabung
Fungsi : Untuk menjepit kaca benda pada proses pencucian dan
pemfiksasian
7. Tissue
Fungsi : Untuk mengeringkan kaca benda dari cairan yang tersisa
4.3 Prosedur Percobaan Pewarnaan Gram
1. Mikroba dalam air parit FMIPA dan FP USU dimasukkan dalam botol
yang berbeda.
2. Preparat diambil dengan menggunakan kawat inokulasi yang telah
disterilkan terlebih dahulu dengan lilin.
3. Bakteri diambil lalu digoreskan ke atas kaca objek lalu dibiarkan kering
di udara terbuka kemudian kaca objek difiksasi di atas bunsen.
4. Diamati di bawah mikroskop.
5. Digambar hasil yang didapat.
6. Preparat dibasahi dengan kristal violet dan dibiarkan selama 30-60
detik.
7. Preparat dimiringkan untuk membuang cairan yang berlebih dan dicuci
dengan air.
8. Preparat dibasahi dengan iodin dan dibiarkan selama 30-60 detik.
9. Preparat dimiringkan untuk membuang cairan yang berlebih.
10. Lalu dicuci dengan air dilanjutkan dengan alkohol – aseton dan
dibiarkan selama 30-60 detik.
11. Kemudian preparat dicuci dengan air dilanjutkan dengan pewarna
lengkap safranin dan dibiarkan selama 30-60 detik.
12. Preparat dimiringkan untuk membuang larutan yang sisa dan dicuci
dengan air.
13. Preparat dikeringkan dengan tissu lalu diamati dengan mikroskop dan
hasilnya digambarkan.
4.4 Flowchart Percobaan Pewarnaan Gram
Mikroba dalam air parit dimasukkan dalam botol
Preparat diambil dengan menggunakan kawat inokulasi yang
telah disterilkan terlebih dahulu dengan bunsen
Bakteri diambil lalu digoreskan ke atas kaca objek lalu dibiarkan kering di
udara terbuka kemudian kaca objek difiksasi di atas lilin
Diamati di bawah mikroskop dan digambar hasilnya
Preparat dibasahi dengan kristal violet dan
dibiarkan selama 30-60 detik
Mulai
Preparat dimiringkan lalu dicuci dengan air
Preparat dibasahi dengan iodin dan
dibiarkan selama 30-60 detik
Preparat dimiringkan lalu dicuci dengan air
Preparat dibasahi dengan alkohol-aseton
dan dibiarkan selama 30-60 detik
Preparat dimiringkan lalu dicuci dengan air
A
Gambar 4.1 Flowchart Percobaan Pewarnaan Gram
TidakYa
Preparat dikeringkan
Preparat diamati dengan mikroskop
Apakah preparat berwarna
ungu ?Gram positif Gram negatif
Selesai
Preparat dibasahi dengan pewarna lengkap
safranin dan dibiarkan selama 30-60 detik
Preparat dimiringkan lalu dicuci dengan air
A
V. HASIL DAN PEMBAHASAN
5.1 Hasil Percobaan
Tabel Hasil Percobaan Pewarnaan Gram
Sampel
MediaMorfologi
BakteriKeteranganSebelum
Pewarnaan
Sesudah
Pewarnaan
Air Parit
Fakultas MIPA
USU
Spirillia
Bakteri
Gram
Negatif
Air Parit
Fakultas
Pertanian
USU
SpirilliaBakteri
Gram Positif
5.2 Pembahasan
Jika dilihat di bawah mikroskop, bakteri Gram positif akan berwarna ungu,
karena dapat menahan kompleks pewarna primer karbol gentian violetiodium
sampai akhir prosedur pewarnaan. Bakteri Gram negatif akan berwarna merah,
karena kehilangan kompleks warna karbol gentian violetiodium dengan
pembilasan alkohol, lalu terwarnai oleh pewarna tandingan air fuksin (Prasetyo,
2009).
Dari hasil pengamatan terhadap hasil percobaan proses pewarnaan gram,
terlihat koloni mikroba berbentuk Spirillia dengan warna merah dan warna ungu.
Pada sampel air parit Fakultas MIPA dan Fakultas Pertanian diperoleh bakteri
Spirillium.
5.2.1 Air Parit Fakultas MIPA USU
Pada air parit Fakultas MIPA USU diperoleh bakteri Spirillium.
Spirillium merupakan bakteri fungi gram positif yang terlihat seperti bintik-
bintik transparan dan akan berwarna bila ditetesi dengan metylen biru.
merupakan organisme eukariotik Spirillium (Monruw, 2011).
Gambar 5.1 Spirillium
(Monruw, 2011)
Teori menjelaskan bahwa setelah melakukan tahapan-tahapan proses
pewarnaan gram, kita akan mendapatkan warna yang khas, warna ungu
kebiruan untuk bakteri gram positif yang menyerap pewarna kristal violet
dan warna kemerahan untuk bakteri gram negatif yang menyerap larutan
safranin. Bakteri jenis ini akan berwarna biru atau ungu di bawah
mikroskop. Sedangkan bakteri gram negatif akan berwarna merah atau
merah muda karena tidak mempertahankan zat warna metil ungu pada
metode pewarnaan gram (Lasantha, 2010) .
Dari hasil pengamatan diperoleh bahwa bakteri Spirillium pada air
parit Fakultas MIPA USU berwarna merah. Hal ini disebabkan karena
bakteri tersebut tidak mempertahankan zat warna metil ungu pada metode
pewarnaan gram.
5.2. 2 Air Parit Fakultas Pertanian USU
Pada air parit Fakultas Pertanian USU diperoleh bakteri Spirillium.
Spirillium merupakan bakteri fungi gram positif yang terlihat seperti bintik-
bintik transparan dan akan berwarna bila ditetesi dengan metylen biru.
merupakan organisme eukariotik Spirillium (Monruw, 2011).
Gambar 5.3
Gambar 5.1 Spirillium
(Monruw, 2011).
Teori menjelaskan bahwa setelah melakukan tahapan-tahapan proses
pewarnaan gram, kita akan mendapatkan warna yang khas, warna ungu
kebiruan untuk bakteri gram positif yang menyerap pewarna kristal violet
dan warna kemerahan untuk bakteri gram negatif yang menyerap larutan
safranin. Bakteri jenis ini akan berwarna biru atau ungu di bawah
mikroskop. Sedangkan bakteri gram negatif akan berwarna merah atau
merah muda karena tidak mempertahankan zat warna metil ungu pada
metode pewarnaan gram (Lasantha, 2010) .
Dari hasil pengamatan diperoleh bahwa bakteri Spirillium pada air parit
Fakultas Pertanian USU berwarna ungu. Hal ini disebabkan karena bakteri
tersebut mampu mempertahankan zat warna metil ungu pada metode
pewarnaan gram.
VI. KESIMPULAN DAN SARAN
6.1 Kesimpulan
Adapun yang dapat disimpulkan dari percobaan ini adalah:
1. Dari hasil pengamatan proses pewarnaan gram, mikroba pada air parit
FMIPA bewarna merah dan berbentuk spiral.
2. Dari hasil pengamatan proses pewarnaan gram, mikroba pada air parit
Fakultas Pertanian bewarna ungu dan berbentuk spiral.
3. Bakteri yang terdapat pada air parit FMIPA USU adalah bakteri Gram
negatif dan air parit Fakultas Pertanian USU adalah bakteri Gram positif.
4. Bakteri yang terdapat pada air parit Fakultas Pertanian USU adalah
bakteri Gram positif.
6.2 Saran
Adapun saran yang dapat diberikan adalah:
1. Proses fiksasi dilakukan secara cepat untuk menghindari denaturasi
bakteri.
2. Sampel yang akan digoreskan di atas kaca objek tidak terlalu tebal agar
bakteri yang akan diamati tidak tumpang-tindih sehingga dapat
mempersulit pada saat pengamatan.
3. Sebaiknya proses pewarnaan dilakukan dengan hati-hati dan kaca
objeknya tidak digosok agar bakteri tetap menempel pada kaca objek.
DAFTAR PUSTAKA
Hazra, Fahrizal. 2010. Isolasi, Seleksi Bahan Pembawa dan Formulasi Inokulum
Thiobacillus spp. Aplikasi Mikrobiologi. Tokyo University of Agriculture.
Japan.
Lasantha. 2010. Pewarnaan Bakteri. Biologi. Diakses tanggal 01 Maret 2015.
Monruw. 2011. Morfologi Khamir. Morfologi Khamir. Diakses pada tanggal 01
Maret 2015.
Prasetyo, Tommie. 2009. Pola Resistensi Bakteri dalam Darah terhadap
Kloramfenikol, Trimethoprim/Sulfametoksazol, dan Tetrasiklin di
Laboratorium Mikrobiologi Klinik Fakultas Kedokteran Universitas
Indonesia (LMK FKUI) Pada Tahun 2001-2006. Jurnal Kedokteran. Jurusan
Pendidikan Dokter Umum. Fakultas Kedokteran. Universitas Indonesia.
Sulistiyaningsih. 2008. Identifikasi Isolat Bakteri Penghasil Zat Antibakteri dari
Cairan Kantung Tanaman Kantong Semar (Nepenthes ampullaria, Jack).
Laporan Penelitian Mandiri. Fakultas Farmasi. Universitas Padjajaran.
Bandung.
Waluyo, Lud. 2010. Teknik dan Metode Dasar Mikrobiologi. Penerbit : Universitas
Muhammadiyah Malang.
LAMPIRAN A
FOTO SAMPEL
LA.1 Foto Pengambilan Sampel Air Parit Fakultas Matematika dan Ilmu
Pengetahuan Alam USU
kkkkk
Gambar A.1.1 Pengambilan Sampel Air Parit oleh Kelompok XXI
Gambar A.1.2 Pengambilan Sampel Air Parit oleh Patima Valentina
Haloho
LA.2 Foto Pengambilan Sampel Air Parit Fakultas Pertanian USU