ppt 1. klasifikasi dan nomenklatur vertebrata
DESCRIPTION
Klasifikasi dan nomenklaturTRANSCRIPT
KLASIFIKASI DAN NOMENKLATUR
Ole
h:
An
nas K
urn
iaw
an
Fakultas MIPA
Jurusan Pendidikan Biologi
STKIP Hamzanwadi - Selong
Mata Kuliah Zoologi Vertebrata
Klasifikasi & Nomenklatur
Sejarah Klasifikasi
Perkembangan Taksonomi
Tingkatan Taksonomi
Nomenklatur/Tatanama
Systema Naturae
Carolus Linnaeus (1707-1778)Ahli botani dan sistematik
berkebangsaan Swedia,
4236 jenis (spesies)
nama-nama yang
menggunakan bahasa Latin
Aristoteles (384-322 SM); ahli
filsafat dan ahli biologi Yunani.
(1)ada atau tidak adanya darah merah
(2)cara berkembang biak.
1. Enamia (kini Vertebrata), yaitu hewan yang berdarah merah
- Viviparous, yaitu hewan-hewan yang melahirkan anak
- Oviparous, yaitu hewan-hewan yang bertelur.
2. Anaima (kini Invertebrata), yaitu hewan yang tidak berdarah
merah (bertahan ± 2000 tahun)
Klasifikasi Linnaeus
Bersifat tetap (termasuk ciri-cirinya),
dan tidak lagi mengalami perubahan
Pendapat agamawan yang
dikenal dengan teori penciptaan
Charles Robert Darwin The Origin of Species (1859)
“Spesies itu pada dasarnya tidak tetap, tetapi mengalami
perubahan (evolusi); spesies-spesies hewan yang ada pada
umumnya mempunyai hubungan evolusi; hubungan ini dapat
ditelusuri dari sejarah evolusi (filogeni), sehingga dapat
digambarkan semacam silsilah (family tree)”
Perbedaan penafsiran
Pada zaman Linnaeus adanya persamaan ciri pada
suatu kelompok hewan merupakan perwujudan
(manifestasi) dari persamaan ciri individu yang ada dalam kelompok tersebut. Ciri-ciri tersebut memang sudah
sama sejak semula.
Pada zaman setelah Darwin, adanya persamaan
ciri yang terdapat pada suatu kelompok hewan
mengundang penafsiran bahwa hewan-hewan dalam
kelompok tersebut merupakan hasil evolusi dari
suatu nenek moyang.
Regnum Plantae mempunyai pigmen yang
dapat melaksanakan fotosintesis dan
umumnya tidak dapat berpisah tempat
(nonmotile)
Regnum Animalia mampu bergerak
kesana-kemari mencari makanan karena
tidak mempunyai pigmen klorofil untuk
fotosintesis
Perkembangan Taksonomi
MikroskopEuglena (organisme mikroskopis)
Ciri-ciri tumbuhan (mempunyai klorofil)
Ciri-ciri hewan (memiliki kemampuan
bergerak/mobilitas),
Euglena hanya terdiri dari satu sel serta struktur
selnya lebih kompleks daripada sel-sel tubuh hewan-
hewan multiseluler
Tahun 1950-1960an; ahli biologi banyak mempelajari
struktur subselluler dan biokimia sel
Jamur Regnum
PlantaeKarakteristik
dominan
Ciri-ciri jamur yang berbeda dengan
tumbuhan pada umumnya
1
• Pada fungi tidak terdapat pigmen klorofil yang memungkinkannya untuk melakukan proses fotosintesis guna membuat makanannya sendiri
2
•Fungi menghasilkan enzim yang di keluarkan kedalam substrat tempat hidupnya untuk memecah molekul organik yang kompleks yang terdapat pada sisa-sisa organisme menjadi molekul-molekul yang sederhana, untuk kemudian diserap oleh fungi tersebut
3
• Dindin yang memisahkan antar sel yang satu dengan sel yang lain tidak jelas, sehingga molekul-molekul organik yang berukuran besar, bahkan nukleus sel pun dapat berpindah dari sel yang satu ke sel yang lain
R. H. Whittaker (1963)
5 Regnum
Monera
Protista
Plantae
Fungi
Animalia
Regnum Monera, untuk menampung organisme uniseluller yang selnya bersifat prokaryotik. Pada
sel prokaryotik nukleus dan sitoplasma tidak dibatasi oleh membran nukleus (nuclear
envelops). Bakteri dan ganggang biru (Cyanophyta) masuk kedalam Regnum ini.
Regnum Protista, untuk menampung organisme uniseluller dan multiselluler yang selnya bersifat
eukaryotik dan memiliki karakteristik yang bervariasi, diantaranya menyerupai tumbuhan,
yang menyerupai hewan, bahkan ada yang menyerupai jamur yaitu memperoleh makanan
dengan memakan organisme lain.
Pada sel eukaryotik, nuleus dan sitoplasma dipisahkan oleh
membran nukleus. Tiga kelompok protista yang umum; a) Bersel
tunggal yang menyerupai hewan, misalnya Paramecium; b)
Menyerupai jamur, misalnya Jamur lendir, dan c) Menyerupai
tumbuhan, misalnya Euglena.
Regnum Fungi. Fungi tergolong makhluk hidup bersel satu maupun bersel banyak
dan bersifat heterotrof yaitu tumbuhan yang tidak memiliki klorofil sehingga tidak mampu menghasilkan makanan
sendiri.
Parasit adalah organisme yang hidup menumpang pada tubuh tanaman atau binatang (yang disebut inang) dan mengambil makanan dari inang sehingga merugikan bagi inangnya
Fungi memiliki peran sebagai konsumen sekaligus
sebagai dekomposer, tidak dapat membuat
makanan sendiri, sehingga ada jamur yang
tergolong parasit dan pada umumnya saprofit.
Saprofit adalah makhluk hidup yang memperoleh makanan dengan cara menyerap dari jasad atau sisa bangkai makhluk hidup yang telah mati
Regnum Animalia, untuk menampung setiap jenis hewan multiselluler, tidak berklorofil dan cara
makan heterotrof, yaitu memanfaatkan organisme lain sebagai makanan. Sel-sel hewan tidak
mempunyai dinding sel. Sebagian besar hewan juga mempunyai jaringan yang terorganisasi
dengan baik ke dalam organ dan sistem organ.
Regnum Plantae, untuk menampung semua jenis tumbuhan multiseluller yang mengandung
klorofil. Tumbuhan biasanya tidak dapat berpindah tempat, memiliki sel eukariotik dan
bersel banyak serta dapat melakukan fotosintesis sehingga disebut sebagai oraganisme autotrof.
Sel tumbuhan mempunyai dinding sel.
Taksonomi diartikan sebagai teori dan praktek dalam memilah-milahkan/ menggolongkan/ mengklasifikasikan organisme atau mahluk hidup
spesies adalah sekelompok organisme yang anggota-anggotanya secara alami dapat mengadakan perkawinan satu sama lain (interbreed) dan menghasilkan keturunan yang fertil
Definisi tentang spesies seperti yang dikemukakan di atas hanya tepat bagi hewan-hewan yang berkembang biak secara seksual, tetapi tidak berlaku bagi mikroorganisme, fungi, serta tumbuhan atau hewan yang berkembang biak secara aseksual.
Spesies Marga Suku Bangsa Kelas Filum Kerajaan
Tingkatan Klasifikasi
No. Istilah Latin Istilah Inggris Istilah Indonesia
1. Regnum Kingdom Dunia/Kerajaan
2. Phylum* Phylum Filum
3. Classis Class Kelas
4. Ordo Order Bangsa
5. Familia Family Suku
6. Genus Genus Marga
7. Species Species Jenis/Spesies
*untuk Tumbuhan, jenjang yang sama dengan Phylum adalah Divisio
Nomenklatur/Tatanama
Alasan Nomenklatur/Tatanama
Tidak ada kekeliruan dalam mengidentifikasi suatu makhluk hidup karena tidak ada makhluk hidup yang mempunyai nama ilmiah yang sama.
Nama ilmiah ditulis dalam bahasa yang sama, yaitu bahasa Latin dan sudah umum
dipergunakan di seluruh dunia.
Bahasa Latin digunakan karena bahasa ini tidak mudah berubah (konsisten).
• Menggunakan dua kata bahasa Latin atau bahasa lain yang diperlakukan sebagai bahasa Latin
• Kata yang pertama, yang dimulai dengan huruf kapital, menunjukkan nama Genus (Marga) individu/spesies hewan atau organisme lain, sedangkan kata yang kedua (yang seluruhnya ditulis dengan huruf kecil) menunjukkan spesies (epitheton specificum) hewannya
• Nama individu atau spesies hewan atau organisme lain tertentu terdiri dari kombinasi dua kata (binary combination) yaitu nama Genus + epitheton specificulumnya.
• Jika suatu individu/spesiesnya hanya diketahui nama Genusnya, sedangkan epithelon specificum-nya belum diketahui, nama ilmiahnya ditulis dengan mencantumkan nama Genus + sp.
• Jika dicetak, nama ilmiah harus dicetak miring, sedangkan jika diketik biasa atau ditulis, nama ilmiah tersebut harus diberi satu garis bawah.
Aturan Penulisan