ppt 12 demam tifoid lia

31
DEMAM TIFOID Lia Angelina Simbolon 102011146

Upload: liaangelinasimbolon

Post on 06-Nov-2015

98 views

Category:

Documents


8 download

DESCRIPTION

nmm

TRANSCRIPT

DEMAM TIFOID

DEMAM TIFOIDLia Angelina Simbolon102011146Skenario Seorang laki-laki berusia 35tahun datang ke RS dengan keluhan demam sejak 7 hari yang lalu,pasien mengaku demam disertai nyeri pada kepala,nyeri ulu hati,muntah dan mual.Demam sepanjang hari dan lebih panas pada malam hari,belum BAB sejak 4 hari yang lalu.PF: Compos mentis, T: 38,6C ,RR : 20x/mnt,N : 80x/mnt,TD: 110/80 mmHg ,abdomen: nyeri tekan pada regio epigastriumHasil pemeriksaan Trombosit: 200.000/lLeukosit: 6000/lHb: 14gr%Hematokrit : 38%

Uji WidalSalmonella thypi O:1/320Salmonella thypi H: 1/320Salmonella thypi AO: 1/80Salmonella parathypi AO : 1/80Salmonella parathypi AH : -Salmonella parathypi A : -

Istilah yang tidak diketahuiCompos mentiskesadaran penuh ( kamus kedokteran Dorlan :2003)Rumusan masalahLaki-laki 35thn demam sejak 7H yll disertai nyeri pada kepala,ulu hati,mual dan muntah.demam lebih panas pada malam hari dan belum BAB selama 4hari

HipotesisPasien menderita demam tifoidAnamnesis IdentitasKeluhan utamaKeluhan penyertaRPSRPDRiwayat penyakit keluarga

Pemeriksaan fisikSuhu - panasPalpasi hepatomegali & spleenomegaliInspeksi roseola dan lidah kotor

1. uji widalu/ deteksi antibodi terhadap kuman S.typhi

Tujuanya u/ menentukan adanya aglutinin dalam serum penderita demam tifoid : aglutinin O,H ( u/ diagnosis) ,dan ViSemakin tinggi titer -> tinggi kemungkinan demam tifoid titer uji Widal 4x lipat selama 2-3 minggu memastikan diagnosis demam tifoid.Reaksi Widal tunggal dengan titer antibodi O : 1/320 atau titer antibodi H : 1/640 mendkung diagnosis demam tifoid.Uji TubexMendeteksi antibodi anti S.thypi O9 pd serum pasien-> menghambat ikatan an/ IgM anti O9 yg terkonjugasi pd partikel latex yg berwarna dgn lipopolisakarida S.thypi yg terkonjugasi pada partikel magnet latex.

Warna larutan campuran : kemerahan -> kebiruan -> menentukan skorHasil uji Tubex # menunjukan reaksi tifoid aktif3 ( borderline) -> # dpt disimpulkan,ulangi4-5 (positif) menunjukan infeksi tifoid akut>6 (positif) indikasi kuat infeksi tifoidPemeriksaan penunjangUjiDeteksiKultur darahbiakan darah (+) -> demam tifoidBiakan (-) tdk menyingkirkan diagnosis d.tifoid-> telah mdpt terapi antibiotikTyphidot mendeteksi antibody IgM & IgG pd protein membran luar S.thypi.Hasil + didpt 2-3 hr stlh infeksi Dipstick mendeteksi antibody IgM spesifik terhadap S. typhi pd spesimen serumDifferential DiagnosisPenyakit CPenyebab Gejala - gejalaDBDvirus dengue, yang masuk ke peredaran darah manusia melalui gigitan nyamuk dari genus Aedes, misalnya Aedes aegypti atau Aedes albopictus

demam tinggi 38,5C - 40C,demam bifasiksakit kepala parah,nyeri di blkg mata, sendi & tulang, mual dan muntah,RuamLeukopeniahepatomegaliPendarahan -> gusi berdarah, pendarahan saluran cerna, bintik merah rata( #benjolan )mimisanHematokrit meningkat >20%Trombosit < 100.000/l

Penyakit Penyebab Gejala gejalaMalariaprotista eukariotik dari genus Plasmodium P. falciparum P. vivaxP. ovale dan P. malariaeP. knowlesi

Demam disertai keringatmenggigilarthralgia(sakit sendi)MuntahanemiaKejangNadi cepatspenomegali

Working DiagnosisDemam tifoidPanas lebih dari 7 hari, pada minggu ke 2 panas tinggi terus menerus terutama pada malam atau sore hari.

Gejala gastrointestinal dapat berupa , diare, konstipasi,mual, muntah, dan kembung, hepatomegali, splenomegali dan lidah kotor disertai tremor.Gejala saraf sentral berupa delirium, apatis, somnolen, sopor, bahkan sampai koma.

Patogenesis Kuman S. typhi dan S. paratyphi tubuh lambung mati/hidupHidup usus membiak sel epitel lamina propria membiak difagosit oleh sel sel fagosit (makrofag)Kuman berkembang biak di dalam makrofag plak Peyeri ileum distal kelenjar getah bening mesenterika duktus torasikus Ke sirkulasi darah bakterimia asimtomatik hati dan limpa.Kuman meninggalkan makrofag membiak di luar sel/ruang sinusoid sirkulasi darah bakterimia keduaGejala KlinisMasa tunas demam tifoid berlangsung antara 10-14 hari. Minggu pertama: demam, nyeri kepala, pusing, nyeri otot, kehilangan nafsu makan, mual, muntah, diare/konstipasi,perasaan tidak enak di perut, batuk, dan epistaksis. Pemeriksaan fisik: suhu badan meningkat (>> perlahan lahan dan terutama pada sore sehingga malam hari).Minggu kedua: demam, bradikardia, lidah yang berselaput (kotor di tengah, tepi dan ujung merah serta tremor), hepatomegaly, splenomegaly, meteroismus, gangguan mental berupa somnolen, stupor, koma, delirium, atau psikosis. Roseolae jarang ditemukan pada orang Indonesia. Etiologi Salmonella typhi (S.typhi)/ S. paratyphiBatang gram negativeTidak bersporaBergerak dengan flagellaAntigen; 3 jenis:antigen O antigen Hantigen VI serum penderita terdapat zat ( agglutinin ) terhadap ketiga macam antigen tersebut. Tumbuh pada suasana aerob dan fakultatif anaerob pada suhu 15 41 C ( optimum 37 C ) pH pertumbuhan 6 8 Dapat menyerang seluruh tubuh

Epidemiologidi Indonesia thn 1990 sebesar 9,2% dan pada tahun 1994 15,4/10.000 bervariasi di tiap daerah dan biasanya -> sanitasi lingkungan; di daerah rural (Jawa Barat) 157/100.000 penduduk, di daerah urban ditemukan 760 810/100.000 penduduk. Penyediaan air bersih yang belum memadai, sanitasi lingkungan dan pembuangan sampah yang kurang memenuhi syarat kesehatan lingkungan

Penatalaksanaan Non-medica mentosaIstirahat dan perawatanTirah baring perawatan sepenuhnya di tempatJaga kebersihan tempat tidur, pakaian dan perlengkapanHygiene perorangan harus tetap diperhatikanDiet dan terapi penunjang (simtomatik dan suportif)Medica mentosaAntimikroba menghentikan dan mencegah penyebaran kumanKloramfenikol: 50 mg/kg BB/hari, dibagi dalam 3-4 kali, oral atau intravena, selama 14 hari. Bila terdapat indikasi kontra, diberiAmpisillin: 200 mg/kg BB/hari, dibagi dalam 3-4 kali selama 21 hari (oral/intravena) Amoksisilin:100 mg/kg BB/hari, terbagi dalam 3-4 kali. Pemberian oral/intravena selama 21 hariKotrimoksasol: 8 mg/kg BB/hari terbagi dalam 2 kali pemberian oral, selama 14 hari

Prognosis tergantung pada ketepatan terapi, usia penderita, keadaan kesehatan sebelumnya, serotip Salmonella penyebab dan ada tidaknya komplikasi. keterlambatan diagnosis, perawatan dan pengobatan.Relaps sesudah respon klinis awal terjadi pada 4-8% penderita yang tidak diobati dengan antibiotik.Terapi antimikroba yang tepatKomplikasi burukInternalExtra-internalPendarahan ususPerforasi usus

Kardiovaskular: gagal sirkulasi perifer, miokarditis, tromboflebitisDarah: anemia hemolitik, thrombositopenia, thrombosisHepatibilier: hepatits, kolesistitisGinjal: glomerulonephritis, pielonefritis, perinefritisTulang: osteomyelitis, periostitis, spondylitis, artritisNeuropsikiatrik

preventifMencegah penularan dan peledakan kasus luar biasa (KLB).3 strategi pokok : Identifikasi dan eradikasi S.thypiPencegahan transmisi langsung dari pasien terinfeksi.S thypi akut atau karierProteksi terhadap orang yang berisiko terinfeksi

VaksinasiIndikasi : Hendak mengunjungi daerah endemikOrang yang terpapar dengan penderita karier tifoidPetugas laboratorium atau mikrobiologi kesehatanJenis vaksin : Vaksin oral : Ty1a ( vivotif Berna) blm beredar di INAVaksin parenteral : ViCPS ( Typim vi/Pasteur Meriuex ) vaksin kapsul polisakarida.

Penelitian : vaksin oral Ty21a diberikan 3x/hari menurunkan 66% kasus tifoid selama 5thn.

Jenis vaksin dan jadwal pemberianya yang saat ini ada di indonesia hanya ViCPS ( Typhim Vi)Kesimpulan Demam tifoid disebabkan oleh bakteria Salmonella typhi dan Salmonella paratyphi. Penyakit ini dapat ditularkan kepada manusia dan hewan melalui makanan yang dicemari dengan kuman di atas, sehingga terjadi infeksi. Melalui peredaran darah, kuman sampai di organ tubuh terutama hati dan limpa.

Terima kasih