ppt halo benzo
DESCRIPTION
halo benzoTRANSCRIPT
Obat Antipsikotik
• Definisi :– obat yang bekerja pada atau mempengaruhi
fungsi psikis, kelakuan atau pengalaman (WHO)
Neuroleptik bermanfaat pada terapi psikosis akut maupun kronis.
Antipsikotik/neuroleptik
• Neuroleptik bermanfaat pada terapi psikosis akut maupun kronis.
• Ciri terpenting obat neuroleptik ialah :– Berefek anti psikosis, yaitu berguna untuk mengatasi
agresivitas, hiperaktivitas dan labilitas emosional pada pasien psikosis.
– Dosis besar tidak menyebabkan koma yang dalam ataupun anesthesia.
– Dapat menimbulkan gejala ekstra piramidal yang reversible atau ireversibel.
– Tidak ada kecenderungan untuk menimbulkan ketergantungan psikis atau fisik.
Klasifikasi
Antipsikotik tipikal1. Phenothiazine
1. Rantai Aliphatic (Chlorpromazine, Levomepromazine)
2. Rantai Piperazine(Perphenazine, Trifluoperazine, Fluphenazine)
3. Rantai piperidine(THIORIDAZINE)
2. Butyrophenone : HALOPERIDOL
3. diphenyl-butyl-piperidine : PIMOZIDE
anti psikotik atipikal1. Benzamide
(Sulpiride)2. Dibenzodiazepine
(Clozapine, Olanzapine, Quetiapine)
3. Benzisoxazole (RISPERIDON)
• Obat-obat neuroleptika tipikal – inhibitor kompetitif pada berbagai reseptor– tetapi efek anti psikotiknya mencerminkan
penghambatan kompetitif dari reseptor dopamin.• Obat-obat neuroleptika atipikal – disamping berafinitas terhadap ‘Dopamine D2
Receptors’ juga terhadap ‘Serotonin 5 HT2 Receptors’.
Farmakokinetik
• Diserap pada pemb erian peroral dan dapat memasuki sistem saraf pusat dan jaringan tubuh yang lain karena lipid-soluble.
• mengalami first-pass metabolism yang signifikan. – chlorpromazine and thioridazine mempunyai
availability sistemik 25 – 35%.– Haloperidol dimetabolisme lebih sedikit, dengan
availability sistemik rata-rata 65%.
• bergabung secara intensif dengan protein plasma (92 – 99%)
• Obat-obatan ini memerlukan metabolisme oleh hati sebelum eliminasi dan mempunyai waktu paruh yang lama sehingga memungkinkan once-daily dosing.
• Waktu paruh eliminasi bervariasi, bisa dari 10 sampai 24 jam.
Cara Kerja
• Menghambat reseptor dopamin dalam otak– menghambat reseptor dopamin dalam
otak dan perifer.– Lima jenis reseptor dopamin telah
diketahui : • reseptor D1 dan D5 mengaktifkan adenil
siklase• reseptor D2, D3, dan D4 menghambatnya.
– efikasi obat berkorelasi dengan kemampuan menghambat reseptor D2 dalam sistem mesolimbik otak.
– Kerja obat neuroleptika diantagonisir oleh obat-obat yang meningkatkan konsentrasi dopamin, misalnya L-dopa.
• Menghambat reseptor serotonin dalam otak : – menghambat reseptor serotonin (S). – Klozapin memiliki afinitas yang kuat untuk D1 dan
D4, S2, reseptor muskarinik dan alfa adrenergik– Obat baru lainnya risperidon menghambat
reseptor S2 lebih kuat dari reseptor D2.– Kedua obat ini menimbulkan efek ekstrapiramidal
yang lemah.
Efek Kerja Obat
• Kerja antipsikotik : – mengurangi halusinasi dan agitasi dari skizofren
dengan cara menghambat reseptor dopamin sistem mesolimbik otak.
– mempunyai efek menenangkan dan mengurangi gerakan fisik spontan.
– tidak menekan fungsi intelektual pasien dan koordinasi motorik terganggu minimal.
– Efek antipsikotik terlihat setelah beberapa minggu
• Efek ekstrapiramidal : – gejala parkinson, akatisia (kegelisahan motorik),
dan diskinesia tardif (postur leher, badan, atau ekstremitas tidak benar) terjadi pada pengobatan kronis.
– Gejala parkinson mungkin disebabkan penghambatan reseptor dopamin dalam jalur nigrostriata.
• Efek antimuskarinik : – menyebabkan efek antikolinergik, termasuk
penglihatan kabur, mulut kering, sedasi, bingung, dan penghambatan gerakan otot polos pencernaan dan kandung kemih sehingga terjadi konstipasi dan retensi urin.
• Efek antiemetik :– kecuali dengan tioridazin, umumnya obat neuroleptika
mempunyai efek antiemetik melalui penghambatan reseptor dopamin D2 di daerah picu kemoreseptor medula.
• Efek lainnya :– penghambatan reseptor alfa adrenergik menyebabkan
hipotensi statik dan pusing.– mengubah mekanisme pengaturan suhu dan dapat
menghasilkan poikilothermia (suhu tubuh berubah sesuai lingkungan).
Haloperidol
• Berguna untuk menenangkan keadaan mania penderita psikosis.
• Reaksi ekstrapiramidal timbul pada 80% pengguna haloperidol.
• Haloperidol memiliki efek antipsikotik yang kuat yang kuat dan efektik untuk fase mania penyakit manik depresif dan skizofrenia.
Farmakologi
• Susunan Saraf Pusat– Haloperidol menenangkan dan menyebabkan
tidur pada orang yang mengalami eksitasi. – Haloperidol menghambat dan memperlambat
jumlah gelombang teta pada EEG. – Haloperidol menurunkan amban rangsang
konvulsif.– Haloperidol menghambat sistem dopamin dan
hipotalamus, juga menghambat muntah yang timbul oleh apomorfin.
• Sistem saraf Otonom– Efek haloperidol pada sistem saraf otonom sangat
kecil, tetapi dapat mengakibatkan pandangan kabur.
• Sistem Kardiovaskuler dan respirasi– Haloperidol menyebabkan hipotensi, takikardi,
serta penghambatan respirasi.
Farmakokinetik
• Haloperidol dapat diserap dari saluran cerna. • Kadar puncaknya dalam plasma tercapai dalam 2-6
jam sejak menelan obat dan menetap selama 72 jam dan masih ditemukan di plasma selama berminggu-minggu.
• Obat ini ditimbun di dalam hati dan kira-kira 1% dosis diekskresikan melalui empedu.
• Ekskresi melalui ginjal berjalan lambat dan sebanyak 40% obat dikeluarkan selama 5 hari sesudah pemberian obat.
Sediaan dan dosis
• Sediaaan : 0,5 mg, 1 mg, 2 mg, 5 mg, 10mg, dan 20 mg.
• Dosis : 4-15 mg/hari
Efek Samping
• Sedasi dan inhibisi psikomotor.• Gangguan sistem saraf otonom (hipotensi,
antikolinergik/parasimpatolitik, berupa mulut kering, kesulitan miksi, dan defekasi, hidung tersumbat, mata kabur, dan tekanan intraocular meninggi, gangguan irama jantung).
• Gangguan neurologis – reaksi ektrapiramidal (distonia akut, akatisia,
sindrom Parkinson, tremor, bradikinesia, rigiditas), – diskinesia tardif (sindroma yang muncul terlambat
berupa gerakan koreoatetoid abnormal, memiliki cirri gerakan berulang involunter pada lidah, wajah, mulut/rahang, dan anggota gerak, di mana saat tidur gejala tersebut menghilang)
• Sindroma neuroleptik maligna gangguan yang mengancam jiwa terutama terjadi pada pasien yang sangat sensitive terhadap efek-efek ekstrapiramidal, tanda-tandanya rigiditas otot, hiperpireksia, inkontinensia urin, perubahan status mental dan kesadaran
Penanganan Efek Samping• Hipotensi ortostatik injeksi nor-adrenalin. Efek samping ini dapat
dicegah dengan tidak langsung bangun setelah suntikk atau tiduran selama 5-10 menit.
• Sindrom Parkinson obat-obat antiparkinson atau amantadine.
• Reaksi akatisia dan distonia antihistamin sedative dengan sifat-sifat kolinergik seperti diphenhydramine.
• Reaksi ekstrapiramidal akibat haloperidol triheksifenidil 3-4x2 mg/hari atau sulfas atropine 0,5-0,75 mg im.
• Diskinesia tardif antipsikosis dihentikan perlahan-lahan, bias dicoba pemberian obat reserpin 2,5 mg/hari (dopamine depleting agent) obat antipsikosis pengganti: klozapin 50-100 mg/hari.
• Sindroma neuroleptik maligna : penghentian obat, perawatan suportif, dan agonis dopamine (bromokriptin 3x7,5-60 mg/hari, L-dopa 2x100 mg atau amantadin 200 mg/hari).
Obat benzodiazepin
• Benzodiazepin berefek :– hipnosis, – sedasi, – relaksasi otot, – antsiolitik, dan – antikonvulsi dengan potensi yang berbeda-beda.
Efek Obat
• Susunan Saraf Pusat– Peningkatan dosis benzodiazepine menyebabkan
depresi SSP yang meningkat dari sedasi ke hipnotis, dan dari hipnosis ke stupor
– keadaan ini sering dinyatakan sebagai efek anesthesia, tapi tidak benar-benar memperlihatkan efek anestesi umum yang spesifik
– dosis preanestetik menimbulkan amnesia anterograd terhadap kejadian yang berlangsung setelah pemberian obat
Mekanisme Kerja pada SSP
• Pernapasan– perlu diperhatikan pada anak-anak dan individu yang
menderita kelainan fungsi hati.– Pada dosis yang lebih tinggi, mendepresi ventilasi alveoli, dan
menyebabkan asidosis respiratoar, hal ini lebih karena penurunan keadaan hipoksia daripada dorongan hiperkaptik.
– Obat ini dapat menyebabkan apnea bila diberi bersama opiat.
– Gangguan pernapasan yang berat pada intoksikasi benzodiazepine bila pasien juga mengkonsumsi obat pendepresi SSP yang lain, terutama alkohol.
• Sistem Kardiovaskuler– Pada dosis praanestesia semua benzodiazepine dapat
menurunkan tekanan darah dan meningkatkan denyut jantung.
• Saluran cerna– Diduga dapat memperbaiki berbagai gangguan saluran
cerna yang berhubungan dengan adanya ansietas. – Diazepam secara nyata menurunkan sekresi cairan
lambung waktu malam.
Farmakokinetik
• Semua benzodiazepin diabsobsi secara sempurna, kecuali klorazepan
• kadar plasma puncak dicapai dalam 0,5-8 jam.• terikat pada protein plasma dan kekuatan ikatannya
berhubungan erat dengan sifat lipofiliknya. • Kadar benzodiazepin pada cairan SSP sama besar dengan
kadar obat bebas dalam darah.• ambilan ke dalam otak dan organ dengan perfusi tinggi
lainnya terjadi sangat cepat, diikuti dengan redistribusi ke jaringan yang kurang baik perfusinya, seperti otot dan lemak.
Efek samping
• kepala ringan• malas/tak bermotivasi• lamban• inkordiansi motorik• ataksia• gangguan fungsi mental dan psikomotorik• gangguan koordinasi berpikir• bingung• disaritria• amnesia anterograd
• Kemampuan motorik lebih dipengaruhi dibandingkan kemampuan berpikir.
• Efek samping lain yang relatif lebih umum terjadi ialah lemas, sakit kepala, pandangan kabur, vertigo, mual, dan muntah diare, nyeri epigastrik, nyeri sendiri, nyeri dada, dan pada beberapa pasien dapat mengalami inkontinensia.
• Benzodiazepin dengan efek antikonvulsi kadang-kadang malah meningkatkan frekuensi bangkitan pada pasien epilepsy