ppt kelompok 6 - bahan tambahan
TRANSCRIPT
Bahan Tambahan Pada Formulasi Sediaan Semi-solid
Deby Jannati Gustiwi
Edberg Andreas
Ela Nurlaela Handayani
Lutfi Abdul Karim
Ratna Wiyanti Hasibuan
Humektan, Pengental, Pewarna
Ela Nurlaela Handayani
1006659451
Humektan (Pelembab)
Pengertian
Ciri Humektan ideal
• Higroskopisitas• Kompatibilitas• Warna, bau, rasa• Toksisitas• Tingkat kerusakan• Stabilitas• Reaksi• Availabilitas
Urgensi & Pertimbangan Penggunaan
• Mencegah kekeringan sediaan
• Mempermudah penyebaran produk di kulit
Gliserol
• RM : C3H8O3
• BM : 92,09• Cairan jernih, tidak
berwarna, tidak berbau, kental, bersifat higroskopis, berasa manis
• Larut dalam pelarut polar• Tidak mudah teroksidasi
oleh kondisi udara penyimpanan biasa
• Pemanasan : terurai, suhu rendah : dapat mengkristal
• Penyimpanan : suhu kamar
• OTT dengan oksidator kuat : CrO3, KClO, KMnO4
• Jika terpapar oleh cahaya, warna berubah menjadi hitam.
• Stabil jika bercampur dengan air, etanol, dan propilenglikol.
• Humektan : ≤ 30%
Propilen glikol• BM : 76,09• Cairan yang jernih, tidak berwarna, kental, hampir tidak
berbau, dengan rasa manis dan sedikit tajam seperti gliserol
• Bercampur dalam air, aseton, alkohol, kloroform. Larut eter (1:6)
• Penyimpanan : temperatur sejuk, wadah tertutup rapat. Pada temperatur tinggi dan dalam keadaan terbuka, senyawa ini akan mulai teroksidasi menjadi propionaldehid, asam laktat, asam piruvat, dan asam asetat
• Stabil jika dicampur dengan etanol 95%, gliserol, atau air• OTT dengan oksidator KMnO4
• Konsentrasi sebagai humektan : sampai 15%• Propilen glikol dan PEG kadang dikombinasi dgn gliserin
kemampuan menyerap lembab propilen glikol dan PEG lebih kecil dari gliserin.
Sorbitol
• RM : C6H14O6
• BM : 182,17• Serbuk kristal higroskopis, tidak berbau, berwarna putih
atau hampir tidak berwarna.• Manis, ± 50-60% rasa manis dari sukrosa.• Secara kimia, sorbitol relatif inert dan dapat bercampur
dengan sebagian besar eksipien.• Stabil di udara terbuka selama tidak ada katalis, asam
encer, dan basa. Sorbitol tidak menghitam dan tidak rusak pada suhu tinggi atau pada kehadiran amin.
• Senyawa ini juga tidak mudah terbakar, tidak korosif, dan tidak menguap.
• Pada sediaan topikal, konsentrasi sorbitol yang digunakan sebagai humektan adalah 3-15 %.
Polietilen Glikol (PEG)
• RM : HOCH2(CH2OCH2)mCH2OH dimana m gugus oxyethylene,• PEG 200-600 cairan jernih dan kental.• Bentuk padat (PEG >1000) serbuk putih atau putih pucat, berbau
wangi, dapat berupa pasta hingga serpihan wax.• Semua tipe PEG dapat larut air. PEG dengan BM tinggi larutannya
dapat membentuk gel.• PEG yang berbentuk cair dapat larut aceton, alkohol, benzene,
glycerin, dan glycols. • PEG padat dapat larut acetone, dichloromethane, ethanol (95%),
dan methanol, sedikit larut pada hidrokarbon alifatik dan ether, tetapi tiadk larut lemak dan minyak mineral
• PEG bersifat stabil, hidrofilik, mudah dicuci dengan air dan secara esensial tidak mengiritasi kulit.
• Inkompatibilitas : Antibiotik (penisilin dan basitrasin), pengawet derivat paraben, pewarna, asam tanat, asam salisilat, fenol, sulfonamida, dithranol dan sorbitol.
XYLITOL
• RM C5H12O5 dengn berat molekul 152,15. • Xylitol berbentuk granul yang menyerupai kristal dan
berwarna putih.• Xylitol tidak berbau, rasanya manis dengan sensasi
menyejukkan. • Dalam sediaan kosmetik, xylitol digunakan sebagai
humektan dan bersifat emolient dan dilaporkan juga meningkatkan stabilitas karena aksinya sebagai pengawet, yakni bakteriostatik dan bakterisidal.
• Inkompatibilitas dengan agen pengoksidasi. Xylitol stabil namun bersifat higroskopis, dapat terjadi karamelisasi bila dipanaskan mendekati titik didihnya.
• Keamanan xylitol karena merupakan bahan yang non-toksik, non-iritan, dan non-alergenik.
PENGENTAL(Thickening Agent)
Pengental (Thickening Agent)
• Bahan Pengental adalah bahan tambahan yang biasa digunakan untuk memperbaiki konsistensi sediaan semisolid (mengentalkan)
• Mekanisme kerja : Meningkatkan viskositas sediaan semisolid memiliki konsistensi yg baik.
• Contoh : Guar Gum, Carbomer, Cetil Alkohol dll.• Alasan pemilihan
Diperoleh sediaan dgn konsistensi baik mudah dioleskan, tidak meningglakan bekas, tidak terlalu melekat & berlemak, mudah dikeluarkan dari kemasan.
Cetil alkohol• RM : C16H34O• BM : 242.44• Diperoleh dari esterifikasi dan hidrogenolisis dari asam
lemak atau dengan hidrogenasi trigliserida dari minyak kelapa
• Cetil alkohol berbentuk granul, serpihan, dan kotak seperti lilin, mempunyai bau yang bias membuat pingsan, dan rasanya lembut.
• Tidak larut dalam air, namun mudah larut dalam etanol 95% dan eter.
• Sifat melembutkan (emolient), mengabsorpsi air, dapat bertindak sbg pengemulsi.
• Konsentrasi yang sering digunakan 2-10%. • Efek emolient dan pengemulsi 2-5%, efek absorpsi
air 5%• Stabil dengan adanya asam, basa, cahaya, dan udara.• Inkompatibel dengan agen pengoksidasi kuat.
Guar Gum
• Didapat dari biji tanaman Guar, Cyanopsis tetragonolobus.• berbentuk serbuk yang berwarna putih sampai kuning
keputihan, tidak berbau, dan mempunyai tekstur lembut• Konsentrasi yang digunakan pada sediaan topikal dan
semisolid adalah 2,5%• Untuk mendapatkan viskositas yang maksimal, didiamkan
di atas air 2 hingga 4 jam pada teperatur kamar• Viskositas yang ditimbulkannya bergantung pada
temperaturnya, konsentrasi, pH, dan ukuran partikel dari serbuk guar gom sendiri
• Inkompatibilitas: tragacanth, aseton, alkohol, tannin, asam atau basa yang sangat kuat
Carbomer
• Karbomer adalah suatu polimer sintetis dari asam akrilat dengan kandungan kopolimer alil sukrosa sebanyak 0,75-2%.
• Terdapat beberapa jenis karbomer dengan berat molekul yang berbeda-beda carbomer 940, 934, 941
• berbentuk serbuk putih yang bersifat korosif, higroskopis dan asam dengan bau khas yang samar
• Perhatian: pakailah wadah yang tahan korosi• Konsentrasi yang sering digunakan untuk gelling agent = 0,5-2%• Karakteristik: pada pH 6-11 akan menjadi lebih kental. Viskositas
akan berkurang jika pH kurang dari 3 atau lebih dari 12• Gel umunya stabil dengan suhu mencapai 104oC, tetapi kurang stabil
jika terpapar oleh cahaya, mikroba, dan elektrolit dengan konsentrasi tinggi
• inkompatibel dengan resorsinol, fenol, kationik polimer, asam kuat dan elektrolit dalam konsentrasi tinggi
Cara buatnya..
Pada bentuk garamnya, misal Natrium Carbomer
tidak perlu ditambahkan basa.1 gram carbomer
dinetralisasikan dengan ± 0,4 gram
NaOH
Xanthan Gum• Diperoleh dari kultur murni fermentasi aerob karbohidrat Xanthomonas
campestris.• merupakan serbuk halus yang berwarna krem hingga putih berwarna,
tidak berbau, dan mudah mengalir• Konsentrasi yang biasa digunakan: 1%• Xanthan gum bersifat tidak toksik dan memiliki stabilitas dan viskositas
yang baik pada rentang pH dan temperatur yang luas.• Pada pelarut air stabilitasnya berkisar pada pH 3-12 dengan
temperatur 10-600C. • Xanthan gum ini juga relatif stabil dengan kemunculan enzim, garam,
asam, maupun basa• inkompatibel dengan bahan yang bersifat kationik, zat pengoksidasi,
karboksi metal selulosa, alumunium hidroksida gel, dan beberapa zat aktif seperti amitriptyline, tamoxifen, dan verapamil.
• sering dikombinasikan dengan guar gum, locust bean gum, dan magnesium aluminum silikat
Metil Selulosa• diperoleh dari selulosa pulp kayu dengan pembasaan dan
dilanjutkan dengan metilasi dengan klorometana• berbentuk granul atau serbuk dengan warna putih hingga putih
kekuningan, tidak berbau, tidak berasa, dan bersifat higroskopis.• Konsentrasi yang sering digunakan: 1-5%• Viskositas turun jika ada kenaikan suhu dan penurunan pH.
Namun hal ini bersifat reversible, sehingga pada saat suhu turun maka viskosistasnyapun akan naik kembali
• Konsentrasi elektrolit yang tinggi dapat meningkatkan viskositas dispersi metil selulosa.
• inkompatibel dengan: aminakrin hidroklorida, klorokresol, merkuri klorida, fenol, resorsinol, asam tannat, perak nitrat, asam p-hidroksibenzoat, metal paraben, asam p-aminobenzoat, propel paraben,butyl paraben, dan kadar elektrolit yang tinggi.
Bentonit
• Merupakan koloid hidrat aluminium silikat• berbentuk serbuk kristal halus, tidak
berbau, bersifat higroskopis, dan berwarna krem hingga kuning pucat.
• Dapat mengembang 12 kali dari volume awal dengan air, tetapi tidak mengembang dengan pelarut organik
• Biasanya bentonit digunakan sebagai bentonit magma dengan konsentrasi 5%
• Inkompatibel dengan asam, alkohol, bahan bermuatan positif, elektrolit kuat.
Cara Pembuatan
• Perhatian: Air sebaiknya tidak dicampur dengan bentonit saja, melainkan dengan mencampur bentonit terlebih dahulu dengan serbuk lain seperti zinc oxida atau dengan gliserin.
PEWARNA(Coloring Agent)
Pewarna • Tidak mempunyai aktifitas terapetik, dan tidak dapat
meningkatkan bioavailabilitas atau stabilitas produk.• Alasan pemilihan :
- Menutupi warna obat yg kurang baik- Identifikasi produk (cegah kepalsuan) & jaga keseragaman hasil pabrik- Membuat sediaan menjadi lebih menarik.
• Jumlah zat pewarna yang boleh ditambahkan didalam suatu formulasi berkisar antara 0,1%-3,5%.
• Hati hati pemilihan penggunaan warna yang kurang tepat !• Studi toksikologi FDA, WHO.• Pewarna ditambahkan ke dalam fase air atau fase minyak
tergantung kelarutan dari perwarna tersebut.
Klasifikasi Pewarna
• Pewarna alami, contoh : klorofil, antosianin, kurkumin, beta karoten, karamel, dll.
• Pewarna organik sintestis, diklasifikasikan lagi menjadi :– dyes (larut dalam air), contoh: Rhodamin B,
Trifenilmetana dyes, Anthraquinone dyes– lakes (pigmen anorganik), contoh: Sunset yellow
FCF– pigmen (tidak larut dalam air), contoh: Titanium
dioksida
Pewarna Buatan • Meliputi FD&C Blue No.1 (atau brilliant blue FCF atau E133),
FD&C Red No.40 (atau allura red AC atau E129), FD&C Yellow No.5 (atau tartrazine atau E102), FD&C Blue No.2 (atau indigotine atau E132), FD&C Green No.3 (atau fast green FCF atau E143), FD&C Red No.3 (atau erythrosine atau E127), dan FD&C Yellow No.6 (atau sunset yellow FCF atau E110).
• Tanda FD&C FDA telah menyetujui penggunaan zat warna bersangkutan pada makanan, obat, dan kosmetik. Sedangkan simbol E, seperti pada zat warna E143, berarti bahwa zat warna tersebut telah disetujui untuk digunakan di wilayah Uni Eropa
• Zat warna tersebut disebut zat warna primer, sedangkan campuran dari zat-zat warna tersebut dinamakan warna sekunder.
BETA KAROTEN
• Merupakan zat warna kuning yang pertama kali diekstrak dari wortel. biasa digunakan sebagai pewarna pada milky lotion dan krim.
• Sifat-sifat:. mudah sekali hancur pada pH asam dan mudah sekali dirusak oleh ion logam.
TITANIUM DIOKSIDA
• Seringkali digunakan sebagai pigmen warna putih maupun pengeruh pada penggunaan sediaan topikal.
• Zat warna putih yg dominan karna bersifat tidak menyerap sinar tampak, mudah diproduksi sesuai keinginan, stabilitas tinggi, dan non toksik. Biasa digunakan pada sabun.
• Sifat-sifat: amorf, berwarna putih, tidak berbau, tidak berasa, nonhigroskopis, stabil pada temperatur tinggi. Ada 3 bentuk kristal titanium dioksida, antara lain: rutile (struktur tetragonal), anatase (struktur tetragonal), dan brookite (struktur orthorhombik)
ANTHRAQUINONE dyes
• Sifat-sifat: mempunyai toleransi yang tinggi terhadap cahaya, larut air, dan lazim digunakan dalam pembuatan lotion. Mempunyai daya tahan luntur yang sangat baik.
Pengawet dan Enhancer
Edberg Andreas
1006775022
PENGAWET
Syarat pengawet ideal:• Mampu mencegah pertumbuhan
mikroorganisme yang mengkontaminasi sediaan
• Larut atau cukup larut dalam air
• Stabil pada pH sediaan
• Tidak menyebabkan efek samping terhadap pasien
• Tidak bereaksi dengan bahan aktif lainnya dalam sediaan (kompatibel)
• Tidak bereaksi dengan wadah/kemasan sediaan
• Bersifat stabil dan tidak tereduksi oleh bahan lainnya
Mekanisme kerja pengawet: • Memodifikasi permeabilitas
membran sel dan menlisiskan sel (lisis parsial).
• Menlisiskan sitoplasma.• Koagulasi yang bersifat
ireversibel pada sitoplasma• Menginhibisi metabolisme sel
dengan menginhibisi sintesis dinding sel atau menginterferensi sistem enzim pada sel.
• Oksidasi • Hidrolisis.
Metilparaben (Nipagin)
• Umumnya memiliki kadar 0,02% hingga 0,3%.
• Metilparaben bekerja pada pH 4-8. Aktivitasnya menurun dengan peningkatan pH
Propilparaben (Nipasol)
• Penggunaan propilparaben sebagai pengawet umumnya memiliki kadar 0,01% hingga 0,6%.
Contoh Pengawet
Contoh Pengawet
Asam benzoat
• Konsentrasi 0,1-0,2%.• Bekerja optimal pada
pH 4,5. Pada pH diatas 5, asam benzoat akan menjadi inaktif.
• Asam sorbat
• Konsentrasi 0,05-0,2%.• Bekerja optimal pada
pH 4,5-6
ENHANCER
Enhanced CavitationIncreased Enhancer DepositionEnhancer Dispersion
Reduced Skin ImpedanceReduced Size-SelectivityEnhanced Electrophoresis
Reduced Skin ImpedanceEnhanced ConvectionReduced Size-Selectivity
Contoh enhancer
Dimetilsulfoksida
• Konsentrasi ≥ 80%. • Meningkatkan penetrasi
obat topikal dengan menggantikan air yang terikat dengan stratum corneum.
• Inkompatibilitas dengan oksidator
Isopropil Miristat
• Konsentrasi 1-10%• Banyak digunakan
dengan teknik ultrasound dan iontophoresis
• Inkompatibilitas dengan parafin padat dan oksidator kuat
Contoh enhancerIsopropil palmitat
• Dapat bekerja sebagai controlled release pada lapisan perkutan.
• Konsentrasi yang digunakan berkisar antara 0,05-5,5%
• Inkompatibilitas dengan parafin padat dan oksidator kuat
Mentol
• Mekanisme kerja: menyebabkan dilatasi pada pembuluh darah sensasi dingin yang diikuti dengan efek analgesik.
• Konsentrasi yang digunakan berkisar antara 0,05-10%
• Inkompatibilitas dengan butil kloralhidrat; kamfer, kloralhidrat, kromium trioksida, β naftol, fenol, potassium permanganat, pirogalol, resonsinol dan timol.
Pewangi (Fragrance)& Dapar (Buffer)
Lutfi A.K / 1006775073
Pewangi
• Aroma memiliki peranan yang penting dalam sediaan farmasi yang dibuat.
• Pewangi yang digunakan harus sesuai dengan warna sediaan yang dibuat dan disesuaikan dengan konsumen yang ditargetkan
Pertimbangan Pemilihan Pewangi
• Warna sediaan yang dibuat
• Konsumen yang ditargetkan
• Pertimbangan durasi– High-volatility fragrance– Medium-volatility fragrance– Low-volatility fragrance
pH mempengaruhi kestabilan
• Laju degradasi obat dipengaruhi oleh pH
• Sebagian besar obat stabil pada pH 4-8
• Obat-obat asam/basa lemah lebih mudah terdekomposisi ketika terionisasi
• Digunakan pH adjusting agent untuk– Menekan ionisasi obat– Meningkatkan kelarutan
Dapar
• Digunakan untuk menentukan dan mempertahankan aktivitas ion dalam batas yang sempit
Pembuatan Buffer
• Pencampuran asam lemah dengan larutan garam dari basa konjugasinya.
• Pencampuran basa lemah dengan larutan garam dari asam konjugasinya.
• Pencampuran asam lemah berlebih dengan basa kuat
• Pencampuran basa lemah berlebih dengan asam kuat
Contoh Dapar
• Dapar Asetat
CH3COOH(aq) ↔ H+(aq) + CH3COO-
(aq)
KA= 1.8x10-5 ; pKA = 4.74
• Dapar AmoniaNH3(aq) + H2O(aq) ↔ NH4 +(aq) + OH-
(aq)
KB= 1.8x10-5 ; pKB = 4.74pKB = 14.00-4.74 = 9.26
• Dapar Fosfat
H3PO4 (aq) ↔ H2PO4-(aq) + H+
(aq)
KA1 = 7.11x10-3 ; pKA1 = 2.15
H2PO4-(aq) ↔ HPO4
2-(aq) + H+
(aq)
KA2 = 6.34x10-8 ; pKA2 = 7.20
HPO42-
(aq) ↔ PO43-
(aq) + H+(aq)
KA3=4.20x10-13 ; pKA3 = 12.38
Faktor yang Mempengaruhi Pemilihan Dapar
• Nilai pKA atau pKB berada pada daerah pH dimana obat yang digunakan lebih stabil dan masih aman serta nyaman digunakan.
• Warna dan aroma yang masih bisa ditoleransi.
Antioksidan dan Pengompleks
Deby Jannati Gustiwi
1006666684
Antioksidan
• Suatu zat yang menghambat oksidasi dan digunakan untuk mencegah penguraian preparat dengan proses oksidasi.Pengantar Bentuk Sediaan Farmasi, Howard C. Ansel
Oksidasi
• Oksidasi adalah reaksi kimia di mana elektron ditransfer dari suatu bahan ke bahan oksidasi lain.
• Zat-zat yang mengandung ikatan rangkap paling mudah mengalami oksidasi.
Antioksidan berdasarkan sumbernya
• Antioksidan Alami
• Antioksidan Sintetik
Antioksidan alami
• Senyawa antioksidan yang sudah ada dari satu atau dua komponen makanan
• Senyawa antioksidan yang terbentuk dari reaksi-reaksi selama proses pengolahan
• Senyawa antioksidan yang diisolasi dari sumber alami dan ditambahkan ke makanan sebagai bahan tambahan pangan.
• Isolasi antioksidan alami telah dilakukan dari tumbuhan yang dapat dimakan, tetapi tidak selalu dari bagian yang dapat dimakan. Antioksidan alami tersebar di beberapa bagian tanaman, seperti pada kayu, kulit kayu, akar, daun, buah, bunga, biji, dan serbuk sari
Antioksidan sintetik
• Antioksidan yang diperoleh dari hasil sintesis reaksi kimia dan telah diproduksi untuk tujuan komersial. Contoh: Butil Hidroksi Anisol (BHA), Butil Hidroksi Toluen (BHT), propil galat, Tert-Butil Hidoksi Quinon (TBHQ), Tokoferol .
Antioksidan berdasarkan mekanismenya
• Antioksidan Primer
• Antioksidan Sekunder
Antioksidan primer
• Merupakan antioksidan yang berfungsi sebagai pemberi atom hidrogen.Senyawa ini dapat memberikan atom hidrogen secara cepat ke radikal lipida (R*, ROO*) atau mengubahnya ke bentuk lebih stabil. Sementara turunan radikal antioksidan (A*) tersebut memiliki keadaan lebih stabil dibanding radikal lipida.
Antioksidan sekunder
• Merupakan antioksidan yang berfungsi memperlambat laju autooksidasi dengan berbagai mekanisme diluar mekanisme pemutusan rantai autooksidasi dengan pengubahan radikal lipida ke bentuk lebih stabil.
Mekanisme Antioksidan
Contoh Antioksidan
Askorbil palmitat butilated
hidroksianisol (BHA)
Tokoferol
Butilated hidroksitoluen
(BHT)Propil galat
Askorbil palmitat butilated hidroksianisol (BHA)
• Konsentrasi sediaan topikal 0,005%-0,02%.• BHA memiliki kemampuan antioksidan yang baik
pada lemak hewan dalam sistem makanan panggang, namun relatif tidak efektif pada minyak tanaman.
• BHA bersifat larut lemak dan tidak larut air, berbentuk padat putih dan dijual dalam bentuk tablet atau serpih, bersifat volatil sehingga berguna untuk penambahan ke materi pengemas.
Butilated hidroksitoluen (BHT)
• Penggunaan sediaan topikal 0,0075-0,1%.
• Antioksidan sintetik BHT memiliki sifat serupa BHA, akan memberi efek sinergis bila dimanfaatkan bersama BHA, berbentuk kristal padat putih dan digunakan secara luas karena relatif murah.
Propil galat
• Penggunaan pada sediaan dapat mencapai 0,1% w/v untuk mencegah ketengikan minyak dan lemak, dapat juga digunakan konsentrasi 0,002% w/v untuk mencegah pembentukan peroksida pada eter, dan 0,01% w/v untuk mencegah oksidasi pada paraldehida. Propil gallat memiliki sifat dapat bersinergis dengan BHA dan BHT.
Pengompleks
• Zat yang ditambahkan dengan tujuan zat ini dapat membentuk kompleks dengan logam yang mungkin terdapat dalam sediaan, timbul pada proses pembuatan atau pada penyimpanan karena wadah yang kurang baik.
• Contoh Asam sitrat monohidrat , Asam etilen diamin tetra asetat (EDTA), Asam Dietilen Triamin Penta Asetat (DTPA).
Asam Sitrat Monohidrat
• Konsentrasi sebagai agen pengompleks digunakan sebesar 0,3-2,0%.
Asam Dietilen Triamin Penta Asetat (DTPA)
• Konsentrasi : Sebagai agen pengompleks digunakan sebesar 2,5 mmol/g.
Asam Etilen Diamin Tetra Asetat (EDTA)
• Konsentrasi sebagai agen pengompleks digunakan sebesar 0,005-0,1 %.
• Keuntungan : Sangat stabil dan sangat resisten terhadap regradasi mikrobas.
• Kerugian : Merupakan pengompleks sintetik, sehingga tidak diproduksi oleh tumbuhan.
EDTA
M
EDTA
Foaming Agent & Antifoaming Agent
Ratna Wiyanti Hasibuan
1006683816
Pengertian dan perbedaan
Foaming agent• senyawa kimia yang
memfasilitasi pembentukan busa atau foam, membantu menjaga integritas busa dengan memperkuat gelembung film.
Antifoaming agent• Substansi yang menyebar
pada larutan berbusa sebagai partikel padat, tetesan minyak, atau globul campuran minyak-padat.
• Fungsi utama adalah untuk mencegah terbentuknya busa yang berlebihan.
• Defoaming agent mengurangi jumlah busa berlebih yang tercipta selama proses pembuatan sediaan.
A. Foaming Agent
• Digunakan ketika membuat sediaan yang membutuhkan kehadiran busa atau untuk sediaan-sediaan yang diharapkan berbusa.
• Busa digunakan sebagai agen pembersih• Busa memiliki dinding film yang sangat kaku dan
tegas, beberapa lainnya lembut, bergerombol dan pecah pada waktu tertentu.
• Sifat yang berbeda ini menjadi salah satu alasan pemilihan agen busa yang tepat.
• Misalnya, pasta gigi sering diformulasikan agar memiliki busa yang kecil-kecil, lembut, dan bergerombol sementara deterjen diformulasi agar memiliki busa yang besar-besar dan kaku sehingga dapat menutupi permukaan dan mengikat kotoran saat pembersihan.
Urgensi dan Pertimbangan Penggunaan
1. Berdasarkan sifat sediaan yang diinginkan2. Berdasarkan tempat bekerja sediaan3. Berdasarkan efek kerja sediaan yang
diinginkan.
Nama Kimia Bentuk/ Penampilan Penggunaan
Sodium Lauril Sulfat Butiran, jarum, Serbuk Pasta gigi, serbuka atau basis pasta, shampoo dan detergent
Sodium Lauril Eter Sulfat Oksipolietilena
Larutan melekat, Cair Shampoo pada umumnya, body wash, facial wash, pembersih lantai, pencuci piring
Alkylether polioksietilena sulfat natrium
Cairan melekat Shampoo pada umumnya, body wash, facial wash, pembersih lantai, pencuci piring
Ammonium Lauril Sulfat Cair Shampoo
Trietanolamin Lauril Sulfat
Cair Shampoo
Antifoaming AgentDibutuhkan sedikit dan dalam konsentrasi yang rendah pula.Agar dapat aktif di konsentrasi yang rendah antifoaming agent harus tidak dapat larut di dalam larutan busa
1) Droplet halus antifoam memasuki film cairan (diantara gelembung) kemudian secara cepat menutupi permukaan gelembung. Film terkungkung dan tekanan udara di dalam film naik sehingga menyebabkan hancurnya gelembung busa
2) Seperti mekanisme pertama, hanya saja droplet halus antifoam membentuk lapisan sangat tipis yang berbeda kestabilannya dengan lapisan film gelembung sehingga menyebabkan gelembung busa tidak stabil dan pecah.
Tipe Antifoaming
Minyak Nonpolar• Silikon = Campuran
minyak siloxane dengan padatan anorganik seperti silica hidrofobik, Al2O3, TiO2 dalam berbagai konsentrasi
• Minyak mineral
Minyak Polar• Glycoles atau Alkohol BM
tinggi = Campuran minyak polar dengan surfaktan lain yang memilki BM tinggi
• Fatty Alkohol, Alkilamid, Tributilfosfat, dan Tioether.
Urgensi dan Alasan Penggunaan
1. Pada sediaan yang mengandung senyawa organik dan serbuk partikulat
2. Digunakan untuk sediaan yang diharapkan tidak berbusa namun justru membentuk busa selama proses pembuatannya atau terbentuk busa saat pemakaiannya
Contoh Antifoaming Agent
• Polydimethylsiloxane
• Silicones
Daftar Pustaka
• Howard C. Ansel. 2005. Pengantar Bentuk Sediaan Farmasi. UI Press : Jakarta.
• Raymond C Rowe, Paul J Sheskey, Marian E Quinn. 2009. Handbook of Pharmaceutical Excipients 6th ed. Pharmaceutical Press : London.
• Harry’s Cosmetology 8th edition.• http://www.google.co.id/url?sa=t&rct=j&q=Keputusan+Direktur+Jend
eral+Pengawasan+Obat+dan+Makanan+Nomor+00386/C/SK/II/90&source=web&cd=7&cad=rja&ved=0CD4QFjAG&url=http%3A%2F% diakses 15 Oktober 05.10 WIB