ppttt.. i aaadddaaarr ooo n iinnndddoonneeesssiiiaaa
TRANSCRIPT
MANUAL SISTEM MANAJEMEN MUTU, LINGKUNGAN, ENERGI DAN K3
Rev. No Tanggal Halaman
: : :
06 01 Juli 2020 01
Manual Sistem Manajemen Mutu, Lingkungan, Energi,
Kesehatan dan Keselamatan Kerja
PPPTTT... AAADDDAAARRROOO IIINNNDDDOOONNNEEESSSIIIAAA
1. Jakarta Office : Cyber 2 Tower 25th Floor Jl H.R Rasuna Said Block X-5 No. 13 Jakarta 12950, Indonesia Telp : 021-2553 3000 ; Fax : 021-2553 3061/2 E-mail Adress : [email protected] Website : www.adaro.com
2. Banjarmasin Office : Jl. A. Yani KM. 32.5 No. 24, RT. 01, RW. 02 Kelurahan Loktabat Selatan Kecamatan Banjarbaru Selatan Kota Banjarbaru – 70714 Telp : 0511-3263881, 3258803, 3258806 Fax : 0511-3257602
3. Mine Office : Hauling Road Km.73, Kecamatan Murung Pudak Kabupaten Tabalong PO BOX 110 TTB Tanjung 71500, Kalimantan Selatan, Indonesia Tlp : 62-526-2021997 ; Fax : 62-526-2021996
MANUAL SISTEM MANAJEMEN MUTU, LINGKUNGAN, ENERGI DAN K3
Rev. No Tanggal Halaman
: : :
06 01 Juli 2020 02
Persetujuan
Manual Sistem Manajemen ini disusun mengacu pada :
1. Undang-undang Ketenagakerjaan No. 1 Tahun 1970 tentang Keselamatan dan
Kesehatan Kerja (K3) 2. Peraturan Pemerintah No. 50 Tahun 2012 tentang Penerapan Sistem
Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) 3. Peraturan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral No.14 Tahun 2012 tentang
Manajemen Energi 4. Peraturan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral No. 26 Tahun 2018 tentang
Pelaksanaan Kaidah Pertambangan Yang Baik dan Pengawasan Pertambangan Mineral dan Batubara
5. Keputusan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral No. 1827 K/30/MEM/2018 tentang Pedoman Pelaksanaan Kaidah Pertambangan Yang Baik
6. Keputusan Direktur Jenderal Mineral dan Batubara Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Nomor. 185.K/37.04/DJB/2019 tentang Petunjuk Teknis Pelaksanaan Keselamatan Pertambangan dan Pelaksanaan, Penilaian dan Pelaporan Sistem Manajemen Keselamatan Pertambangan Mineral dan Batubara
dan Standard Sistem Manajemen :
1. Mutu ISO 9001 : 2015 2. Lingkungan Hidup ISO 14001 : 2015 3. Kesehatan dan Keselamatan Kerja ISO 45001 : 2018 (rev 6) 4. Energi ISO 50001 : 2018 (rev 6)
MANUAL SISTEM MANAJEMEN MUTU, LINGKUNGAN, ENERGI DAN K3
Rev. No Tanggal Halaman
: : :
06 01 Juli 2020 03
Disusun oleh :
Suhernomo
Kepala Teknik Tambang /
Management Representative
Ditinjau oleh :
Budi Rachman Ari Hariadi Operation Director Support Director
Disetujui oleh :
Chia Ah Hoo
President Director
MANUAL SISTEM MANAJEMEN MUTU, LINGKUNGAN, ENERGI DAN K3
Rev. No Tanggal Halaman
: : :
06 01 Juli 2020 04
Daftar Distribusi Salinan Terkendali
No Copy Penerima Jabatan
01 Chia Ah Hoo Presiden Direktur
02 Budi Rachman Direktur Operasional
03 Ari Hariadi Direktur Support
04 Heri Gunawan Direktur Finance and Accounting
05 Hendri Tan Direktur Marketing
06 Djohan Nurjadi Direktur HRGAIT
07 Suhernomo Kepala Teknik Tambang Management Representative
08 Wawan Kepala Divisi Mining Operation
09 Kiagus M. Firdaus Deputi Kepala Divisi Mining
10 Ilman Rijaya Deputi Kepala Divisi Technical Service
11 Putih Fajariyadi Deputi Kepala Divisi Mining Support and Supply Chain
12 Deny Widihatmoko Deputi Kepala Divisi Coal Processing and Barge Loading
13 Didik Triwibowo Deputi Kepala Divisi Health Safety and Environment
14 Rizki Dartaman Kepala Divisi External Relation
15 Syahka Abiaji Deputi Kepala Divisi HRGA
16 Rinaldo Kurniawan Deputi Management Representative
17 Sofyan Hadi Deputi Management Representative
18 Dwi Yuli Hastuti Deputi Management Representative
19 Kotama Guritno Deputi Management Representative
20 Endang Daris Deputi Management Representative
MANUAL SISTEM MANAJEMEN MUTU, LINGKUNGAN, ENERGI DAN K3
Rev. No Tanggal Halaman
: : :
06 01 Juli 2020 05
Catatan Perubahan
Nomor Perubahan
No. Section
Status Revisi
Detail Perubahan Tanggal
0
Semua section
0 Diterbitkan untuk pertama kali 1 Mei 2013
1 00 1 Alamat Kantor Jakarta 1 Nov 2014
2 00 1 Daftar Distribusi 1 Nov 2014
3 03 1 Nilai-Nilai Perusahaan 1 Nov 2014
4 04 1 Peta Proses dan Kode Fungsi : - QCL menjadi QAC - PUR menjadi PRC - WHS menjadi LOG
1 Nov 2014
5 06 1 Penyesuaian dengan penambahan SOP perencanaan operasi CPBL.
1 Nov 2014
6 07 1 Penyesuaian dengan penambahan SOP baru : - Pemantauan kinerja lab. - Adaro Lab Comparison
Program. - Pemantauan Trend Kualitas
Kargo Tongkang dan Vessel. - Panduan Alokasi Return Kargo - Panduan Barge Domestik
Shipment. - Panduan Barge Export
Shipment. - Investigasi dan Pelaporan
Kontaminasi.
1 Nov 2014
7 09 1 Penyesuaian dengan pengembangan proses bisnis dan organisasi untuk fungsi procurement : - Procurement Plan - Procurement Operation - Proses Tender - Proses Evaluasi Vendor.
1 Nov 2014
8 10 1 Penyesuaian dengan pengembangan proses bisnis dan organisasi untuk fungsi logistic.
1 Nov 2014
9 00 2 Halaman persetujuan penambahan referensi ke SMKP dan SMP
1 Nov 2015
MANUAL SISTEM MANAJEMEN MUTU, LINGKUNGAN, ENERGI DAN K3
Rev. No Tanggal Halaman
: : :
06 01 Juli 2020 06
Nomor
Perubahan No.
Section Status Revisi
Detail Perubahan Tanggal
10 Semua Section
2 Penambahan pada ruang lingkup penerapan Sistem Manajemen yaitu untuk seluruh wilayah PKP2B dan penerapan SMKP
1 Nov 2015
11 Semua Section
3 Penambahan ruang lingkup manual tentang Sistem Manajemen Energi ISO 50001 versi 2011
1 Jan 2017
12 00 4 Alamat kantor di Jakarta Cyber 2 1 Juni 2018
13 Semua Section
4 Permen ESDM No. 38 Th 2014 menjadi Kepmen ESDM No. 1827K/30/MEM/2018 Lampiran IV tentang Pedoman Penerapan Sistem Manajemen Keselamatan Pertambangan Mineral dan Batubara.
1 Juni 2018
14 31,32 4 Penambahan section 31 (Laboratory Service) dan section 32 (Geodetic Service)
1 Juni 2018
15 Semua Section
5 Penambahan ruang lingkup manual dengan PP No. 50 Thun 2012 Tentang Penerapan SMK3
1 Juni 2018
16 Semua Section
6 Up grade ke ISO 45001:2018 dan ISO 50001:2018
1 Juli 2020
MANUAL SISTEM MANAJEMEN MUTU, LINGKUNGAN, ENERGI DAN K3
Rev. No Tanggal Halaman
: : :
06 01 Juli 2020 07
Cross Reference
ISO 9001 : 2015 Rujukan
Clause Title Section Manual
No. SOP
4 Konteks Organisasi
4.1 Memahami organisasi dan konteks-nya 05 CIM 01, OPD 01
4.2 Memahami kebutuhan dan harapan dari pihak terkait
05, 16, 07, 27
CIM 01, OPD 01, MKT 03,
MKT 05
4.3 Menentukan ruang lingkup dari sistem manajemen mutu
01 CIM 01, OPD 01
4.4 Sistem manajemen mutu dan proses-prosesnya
04, 05, 15 CIM 01, OPD 01
5 Kepemimpinan
5.1 Kepemimpinan dan Komitmen
5.1.1 Umum 05 OPD 01, OPD 02
5.1.2 Fokus ke pelanggan 16 MKT 03, MKT 05, QAC 09, IMS
05, CIM 01
5.2 Kebijakan
5.2.1 Penyusunan kebijakan mutu 03
5.2.2 Mengkomunikasikan kebijakan mutu 03
5.3 Peran, tanggung jawab dan kewenangan dalam organisasi
03, 11 HRD 01
6 Perencanaan
6.1 Tindakan untuk mengatasi risiko-risiko dan peluang-peluang
03, 05 OPD 01, OPD 03, IMS 05
6.2 Sasaran mutu dan rencana pencapaiannya
03, 05 OPD 01, OPD 02
6.3 Perencanaan perubahan-perubahan 03, 05, 15 IMS 04
7 Dukungan
7.1 Sumber daya-sumber daya
7.1.1 Umum 08, 10, 11, 12, 13
MANUAL SISTEM MANAJEMEN MUTU, LINGKUNGAN, ENERGI DAN K3
Rev. No Tanggal Halaman
: : :
06 01 Juli 2020 08
ISO 9001 : 2015 Rujukan
Clause Title Section Manual
No. SOP
7.1.2 Sumber daya manusia 11 HRD 01, HRD 02, HRD 03
7.1.3 Infrastruktur 08, 12, 13 MSP 04, MTN 04, GAF 01,
GAF 09 CBL 06
7.1.4 Lingkungan untuk proses operasi 08, 11, 12, 14, 26
MSP 04, MTN 04, GAF 01,
GAF 09 CBL 06
7.1.5 Pemantauan dan Pengukuran Sumber
7.1.5.1 Umum 07, 08 QAC 02, QAC 04, QAC 05
7.1.5.2 Measurement traceability 08 MTN 06
7.1.6 Pengetahuan dalam organisasi 11 HRD 01
7.2 Kompetensi 11 HRD 01, HRD 03
7.3 Kepedulian 03, 05 HRD 01, HRD 03
7.4 Komunikasi 01 MKT 05
7.5 Informasi terdokumentasi
7.5.1 Umum 01 IMS 01, IMS 02
7.5.2 Pembuatan dan pengkinian 01, 15 IMS 01, IMS 02
7.5.3 Pengendalian informasi terdokumentasi 15 IMS 01, IMS 02
8 Operasi
8.1 Perencanaan dan pengendalian operasi 06, 07, 16, 18, 20, 21
MSP, PRO, PAH, CBL (rel)
8.2 Persyaratan untuk produk dan jasa
8.2.1 Komunikasi dengan pelanggan 16 MKT 03, MKT 04, MKT 05,
QAC 09
8.2.2 Penentuan persyaratan-persyaratan yang terkait dengan produk dan jasa
16 MKT 03, MKT 04, MKT 05,
QAC 09
8.2.3 Peninjauan persyaratan untuk produk dan jasa
16 MKT 03, MKT 04, MKT 05,
QAC 09
8.2.4 Perubahan-perubahan untuk persyaratan produk dan jasa
16 MKT 03, MKT 04, MKT 05,
QAC 09
MANUAL SISTEM MANAJEMEN MUTU, LINGKUNGAN, ENERGI DAN K3
Rev. No Tanggal Halaman
: : :
06 01 Juli 2020 09
ISO 9001 : 2015 Rujukan
Clause Title Section Manual
No. SOP
8.3 Desain dan pengembangan produk dan jasa
Tidak diapplikasikan
8.4 Pengendalian proses, produk dan jasa dari pihak luar
8.4.1 Umum 09, 14, 20 PRO (related), PAH (rel), PRC
09
8.4.2 Jenis dan lingkup pengendalian 09, 14 PRO (related), PAH (related)
8.4.3 Informasi untuk penyedia dari pihak ketiga 09, 14 PRC 01, PRC 02, PRC 05,
PRC 07
8.5 Produksi dan penyediaan pelayanan
8.5.1 Pengendalian produksi dan penyediaan pelayanan
20, 21, 06 MSP, PRO, PAH, CBL, QAC
(rel)
8.5.2 Identifikasi dan kemamputelusuran 20, 21, 06 QAC 04, QAC 05, QAC 07
8.5.3 Barang milik pelanggan dan penyedia dari pihak luar
Tidak diapplikasikan
8.5.4 Pengawetan 06 QAC 03, QAC 07
8.5.5 Aktivitas-aktivitas pasca pengiriman 16, 07 QAC 08, QAC 09, MKT 07
8.5.6 Pengendalian perubahan 16, 07, 18, 20, 21, 06
MKT 03, MKT 04
8.6 Pelepasan dari produk dan jasa 07 QAC 05, QAC 07
8.7 Pengendalian keluaran yang tidak sesuai 07 QAC 08, QAC 09
9 Evaluasi kinerja
9.1 Pemantauan, pengukuran, analisa dan evaluasi
9.1.1 Umum 05, 15, 16 QAC 04, QAC 05, QAC 07
9.1.2 Kepuasan pelanggan
16 MKT 05
MANUAL SISTEM MANAJEMEN MUTU, LINGKUNGAN, ENERGI DAN K3
Rev. No Tanggal Halaman
: : :
06 01 Juli 2020 010
ISO 9001 : 2015 Rujukan
Clause Title Section Manual
No. SOP
9.1.3 Analisa dan evaluasi 05, 07, 15, 16
QAC 04, QAC 05, QAC 07,
MKT 05
9.2 Audit internal 14 IMS 03
9.3 Tinjauan manajemen
9.3.1 Umum 05 OPD 02
9.3.2 Masukan untuk tinjauan 05 OPD 02
9.3.3 Keluaran dari tinjauan 05 OPD 02
10 Perbaikan/penyempurnaan
10.1 Umum 05, 14 IMS 11, QAC 08, QAC 09, CIM 01
10.2 Ketidaksesuaian dan tindakan perbaikan 05, 07, 14 IMS 11, QAC 08, QAC 09
10.3 Perbaikan/penyempurnaan berkelanjutan 14 IMS 03, IMS 11, CIM 01
MANUAL SISTEM MANAJEMEN MUTU, LINGKUNGAN, ENERGI DAN K3
Rev. No Tanggal Halaman
: : :
06 01 Juli 2020 011
ISO 14001 : 2015 Rujukan
Clause Title Section Manual
No. SOP
4 Konteks Organisasi
4.1 Memahami organisasi dan konteks-nya 05, 14 CIM 01, OPD 01
4.2 Memahami kebutuhan dan harapan dari pihak terkait
05, 14 CIM 01, OPD 01, ENV 10,
GMR 07, GMR 10
4.3 Menentukan ruang lingkup dari sistem manajemen lingkungan
01 CIM 01, OPD 01
4.4 Sistem manajemen lingkungan 01 CIM 01, OPD 01
5 Kepemimpinan
5.1 Kepemimpinan dan komitmen 01, 05, 14, 15 OPD 01, OPD 02
5.2 Kebijakan lingkungan 03
5.3 Peran, tanggung jawab dan kewenangan dalam organisasi
05, 11, 14 HRD 01
6 Perencanaan
6.1 Tindakan untuk mengatasi risiko-risiko dan peluang-peluang
05, 14 OPD 01, IMS 07
6.1.2 Aspek lingkungan 14 IMS 07
6.1.3 Kewajiban kepatuhan 14 IMS 06
6.1.4 Tindakan perencanaan 14 IMS 07, IMS 06
6.2 Sasaran lingkungan dan rencana pencapaiannya
6.2.1 Sasaran lingkungan IMS 09
6.2.2 Rencana tindakan untuk mencapai sasaran lingkungan
05, 14 IMS 09 , CIM 01
7 Dukungan
7.1 Sumber daya 08, 09, 11, 12, 13
MSP 04, MTN 04, GAF 01,
GAF 09, CBL 06, HRD 01,
HRD 02, HRD 03
MANUAL SISTEM MANAJEMEN MUTU, LINGKUNGAN, ENERGI DAN K3
Rev. No Tanggal Halaman
: : :
06 01 Juli 2020 012
ISO 14001 : 2015 Rujukan
Clause Title Section Manual
No. SOP
7.2 Kompetensi 11 HRD 01, HRD 02, HRD 03
7.3 Kepedulian 03, 14 HRD 01, HRD 02, HRD 03
7.4 Komunikasi
7.4.1 Umum 01, 14
7.4.2 Komunikasi internal 01, 14
7.4.3 Komunikasi eksternal 01, 14 ENV 10
7.5 Informasi terdokumentasi
7.5.1 Umum 01.3 IMS 01, IMS 02
7.5.2 Pembuatan dan pengkinian 01, 15 IMS 01, IMS 02
7.5.3 Pengendalian informasi terdokumentasi 15 IMS 01, IMS 02
8 Operasi
8.1 Perencanaan dan pengendalian operasi 14, 25 PRO (Rel.), ENV (Rel.),
CBL (Rel), MKT 06, IMS 08
8.2 Kesiapsiagaan dan tanggap darurat 14 IMS 12
9 Evaluasi kinerja
9.1 Pemantauan, pengukuran, analisa dan evaluasi
IMS 10, ENV 15
9.1.1 Umum 05, 14 IMS 10, ENV 15
9.1.2 Evaluasi kepatuhan 14 IMS 06
9.2 Internal Audit
9.2.1 Umum 14 IMS 03
9.2.2 Program internal audit 14 IMS 03
9.3 Tinjauan manajemen 05 OPD 02
10 Perbaikan/Penyempurnaan
10.1 Umum 14, 25 IMS 11, CIM 01
10.2 Ketidaksesuaian dan tindakan perbaikan 14, 25 IMS 11
10.3 Perbaikan/penyempurnaan berkelanjutan
14, 25 CIM01
MANUAL SISTEM MANAJEMEN MUTU, LINGKUNGAN, ENERGI DAN K3
Rev. No Tanggal Halaman
: : :
06 01 Juli 2020 013
ISO 45001 : 2018 Rujukan
Clause Title Section Manual
No. SOP
4 Konteks Organisasi - -
4.1 Memahami organisasi dan konteks-nya
05, 14 CIM 01, OPD 01
4.2 Memahami kebutuhan dan harapan pekerja dan pihak lain yang berkepentingan
05, 14 CIM 01, OPD 01, GMR 07,
GMR 10
4.3 Menentukan ruang lingkup dari sistem manajemen K3
01 CIM 01, OPD 01
4.4 Sistem manajemen K3 01 CIM 01, OPD 01
5 Kepemimpinan - -
5.1 Kepemimpinan dan komitmen 01, 14 OPD 01, OPD 2
5.2 Kebijakan K3 03 -
5.3 Peran, tanggung jawab dan wewenang organisasi
01, 03, 11 HRD 01
5.4 Konsultasi dan partisipasi pekerja 14, 26 OHS 05
6 Perencanaan -
6.1 Tindakan pengelolaan risiko dan peluang
05 CIM 01, IMS 07, OPD 03
6.1.1 Umum 14, 16, 26 CIM 01, IMS 07, OPD 03
6.1.2 Identifikasi bahaya dan penilaian risiko dan peluang
16, 26 IMS 07
6.1.2.1 Identifikasi bahaya 16, 26 IMS 07
6.1.2.3 Penilaian peluang K3 dan peluang terkait sistem manajemen K3
14, 26 IMS 07
6.1.3 Penentuan persyaratan peraturan perundang-undangan dan persyaratan lainnya.
14 IMS 06
6.1.4 Tindakan perencanaan 14 IMS 06, IMS 07
6.2 Sasaran K3 dan rencana pencapaiannya
03, 05, 14 OPD 01
6.2.1 Sasaran K3 03, 05, 14 OPD 01
6.2.2 Perencanaan untuk mencapai sasaran K3
03, 05, 14 OPD 01
MANUAL SISTEM MANAJEMEN MUTU, LINGKUNGAN, ENERGI DAN K3
Rev. No Tanggal Halaman
: : :
06 01 Juli 2020 014
ISO 45001 : 2018 Rujukan
Clause Title Section Manual
No. SOP
7 Dukungan -
7.1 Sumber daya 06, 11, 12, 13 HRD 01, HRD 02, HRD 03
7.2 Kompetensi 11 HRD 01, HRD 02, HRD 03
7.3 Pemahaman
11 HRD 01, HRD 02, HRD 03
7.4 Komunikasi -
7.4.1 Umum 01 OHS 05
7.4.2 Komunikasi internal 01, 26 OHS 05, IMS 15
7.4.3 Komunikasi eksternal 01, 27 GMR 10, CMR 07
7.5 Informasi terdokumentasi -
7.5.1 Umum 01, 19 IMS 01, IMS 02
7.5.2 Membuat dan memperbarui 01, 19 IMS 01, IMS 02
7.5.3 Pengendalian informasi terdokumentasi
01, 19 IMS 01, IMS 02
8 Operasional -
8.1 Perencanaan dan pengendalian operasi
-
8.1.1 Umum 06, 08, 10, 12, 14, 20, 21, 26
IMS 08
8.1.2 Eliminasi bahaya dan mengurangi risiko K3
14 IMS 07
8.1.3 Manajemen perubahan 08, 14 IMS 04
8.1.4 Pengadaan -
8.1.4.1 Umum 09, 14 PRC 01
8.1.4.2 Kontraktor 09, 14 PRC 01
8.1.4.3 Alih Daya 09, 14 PRC 01
8.2 Kesiapsiagaan dan tanggap darurat 14 IMS 12
9 Evaluasi kinerja -
9.1 Pemantauan, pengukuran, analisa dan evaluasi
-
9.1.1 Umum 08, 26 IMS 10
9.1.2 Evaluasi kepatuhan 14, 27 IMS 06
MANUAL SISTEM MANAJEMEN MUTU, LINGKUNGAN, ENERGI DAN K3
Rev. No Tanggal Halaman
: : :
06 01 Juli 2020 015
ISO 45001 : 2018 Rujukan
Clause Title Section Manual
No. SOP
9.2 Internal Audit -
9.2.1 Umum 05, 14 IMS 03
9.2.2 Program internal audit 14 IMS 03
9.3 Tinjauan manajemen 05 IMS 03
10 Perbaikan/Penyempurnaan
10.1 Umum 14, 15 CIM 01
10.2 Insiden, ketidaksesuaian dan tindakan perbaikan
14 CIM 01, IMS 12, IMS 13
10.3 Perbaikan berkelanjutan 15 CIM 01, CIM 02
MANUAL SISTEM MANAJEMEN MUTU, LINGKUNGAN, ENERGI DAN K3
Rev. No Tanggal Halaman
: : :
06 01 Juli 2020 016
Persyaratan SMKP
Kepmen ESDM No. 1827 K/30/MEM/2018 Lampiran IV
Rujukan
Section Manual
No. SOP Terkait
1 Kebijakan 3.2
1.a Penyusunan Kebijakan 3.2
1.b Isi Kebijakan 3.1 ; 3.2
1.c Penetapan Kebijakan 3.4
1.d Komunikasi Kebijakan 3.2
1.e Tinjauan Kebijakan 3.2
2 Perencanaan
2.a Penelaahan Awal 3.2 ; 4 ; 14.3
IMS 06
2.b Manajemen Resiko 14.3 IMS 07
2.c Identifikasi dan Kepatuhan Terhadap Ketentuan Peraturan Perundang-undangan dan Persyaratan Lainnya yang Terkait
14.3.6 IMS 06
2.d Penetapan Tujuan, Sasaran dan Program 14.3.7 OPD 01 , IMS 03
2.e Rencana Kerja dan Anggaran Keselamatan Pertambangan
OPD 01 , IMS 03
3 Organisasi dan Personel
3.a Penyusunan dan Penetapan Struktur Organisasi, Tugas, Tanggung Jawab dan Wewenang.
3.5 HRD 01
3.b Penunjukkan KTT, Kepala Tambang Bawah Tanah, dan/atau Kepala Kapal Keruk Untuk Perusahaan Pertambangan
3.5
3.c Penunjukkan PJO Untuk Perusahaan Jasa Pertambangan
3.5.2
3.d Pembentukan dan Penetapan Bagian K3 Pertambangan dan Bagian KO Pertambangan
3.5.2
3.e Penunjukkan Pengawas Operasional dan Pengawas Teknik
3.5.3
3.f Penunjukkan Tenaga Teknik Khusus Pertambangan
3.5.3
3.g Pembentukan dan Penetapan Komite Keselamatan Pertambangan
3.5.4
3.h Penunjukkan Tim Tanggap Darurat 14.7
MANUAL SISTEM MANAJEMEN MUTU, LINGKUNGAN, ENERGI DAN K3
Rev. No Tanggal Halaman
: : :
06 01 Juli 2020 017
Persyaratan SMKP
Kepmen ESDM No. 1827 K/30/MEM/2018 Lampiran IV
Section Manual
No. SOP Terkait
3.i Seleksi dan Penempatan Personel 11.3 HRD 01
3.j Penyelenggaraan dan Pelaksanaan Pendidikan dan Pelatihan serta Kompetensi Kerja
11.3 HRD 03
3.k Penyusunan, Penetapan dan Penerapan Komunikasi Keselamatan Pertambangan
14.5
3.l Pengelolaan Administrasi Keselamatan Pertambangan
14.9.1
3.m Penyusunan, Penerapan, dan Pendokumentasian Partisipasi, Konsultasi, Motivasi, dan Kesadaran Penerapan SMKP Minerba.
4 Implementasi
4.a Pelaksanaan Pengelolaan Operasional 1.3 ; 1.5 ; 14.3.4 ; 14.4 ; 15.6
IMS 17 , IMS 22
4.b Pelaksanaan Pengelolaan Lingkungan Kerja
14.3.8 GAF 07 , GAF 09
4.c Pelaksanaan Pengelolaan Kesehatan Kerja
OHS 01
4.d Pelaksanaan Pengelolaan KO Pertambangan
11.3 ; 14.4 ; 14.8
IMS 22
4. e Pengelolaan Bahan Peledak dan Peledakan
10.2.4 LOG 07 , PRO 04
4.f Penetapan Sistem Perancangan dan Rekayasa
14.8 MTN 04
4.g Penetapan Sistem Pembelian PRC 01 , PRC 02 ; PRC 05 ,
PRC 07
4.h Pemantauan dan Pengelolaan Perusahaan Jasa Pertambangan
9.2.2 IMS 14
4.i Pengelolaan Keadaan Darurat 4.7 IMS 12
4.j Penyediaan dan Penyiapan Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan
4.7 IMS 12
4.k Pelaksanaan Keselamatan di Luar Pekerjaan
14.5 IMS 12
MANUAL SISTEM MANAJEMEN MUTU, LINGKUNGAN, ENERGI DAN K3
Rev. No Tanggal Halaman
: : :
06 01 Juli 2020 018
Persyaratan SMKP
Kepmen ESDM No. 1827 K/30/MEM/2018 Lampiran IV
Section Manual
No. SOP Terkait
5 Pemantauan, Evaluasi, dan Tindak Lanjut.
5.a Pemantauan dan Pengukuran Kinerja 5.3 ; 5.4 ;
10.2.1; 11.3 ;
14.3.7 ; 14.3.8 ;
14.4
IMS 10 ; OPD 02
5.b Inspeksi Pelaksanaan Keselamatan Pertambangan
15.5 IMS 21
5.c Evaluasi Kepatuhan Terhadap Ketentuan Peraturan Perundang-undangan dan Persyaratan Lainnya yang Terkait.
14.3.6 IMS 06
5.d Penyelidikan Kecelakaan, Kejadian Berbahaya, dan Penyakit Akibat Kerja
14.3.8 ; 14.7
IMS 13 ; OHS 09
5.e Evaluasi Pengelolaan Administrasi Keselamatan Pertambangan
14.9.1
5.f Audit Internal Penerapan SMKP Minerba 15.3 IMS 03
5.g Rencana perbaikan dan tindak lanjut. 15.4 IMS 11 , CIM 01
6 Dokumentasi
6.a Penyusunan Manual SMKP 1.4
6.b Pengendalian Dokumen 15.6 IMS 01
6.c Pengendalian Rekaman 15.6 IMS 02
6.d Penetapan Jenis Dokumen dan Rekaman 15.6 IMS 01 , IMS 02
7 Tinjauan Manajemen
7.a Tinjauan hasil dari tindak lanjut rencana perbaikan.
5.4 OPD 02
7.b Tinjauan manajemen dipimpin oleh manajemen tertinggi pemegang ijin.
5.4 OPD 02
7.c Dilakukan secara berkala paling kurang 1 (satu) tahun sekali dan hasilnya didokumentasikan.
5.4 OPD 02
MANUAL SISTEM MANAJEMEN MUTU, LINGKUNGAN, ENERGI DAN K3
Rev. No Tanggal Halaman
: : :
06 01 Juli 2020 019
SMK3 (PP No. 50 – Tahun 2012) Rujukan
Pasal Prihal Section Manual
No. SOP
1 Definisi N/A
2 Tujuan Penerapan 01
3 Kebijakan Nasional SMK3 01
4 Persyaratan Umum Tentang Kebijakan 01
5 Persyaratan Umum Tentang Kriteria Perusahaan 01
6 Persyaratan Umum Tentang Sistem Manajemen K3
03; 5.3; 5.5; 14.3;
14.4;
IMS 03, IMS 06, IMS 07, IMS 09, OPD 01
7 Penetapan Kebijakan K3 03; 14.3; 15.2
IMS 07 CIM 01
8 Sosialisasi Kebijakan K3 03
9 Perencanaan K3 14.3 IMS 06, IMS 07
10 Pelaksanaan Rencana K3 03; 11.2; 14.4; 14.5
HRM 03 OHS 06 OHS 07 OHS 08
11 Kegiatan dalam Pemenuhan Persyaratan K3 9.2; 14.4; 14.6; 14.7
IMS 04 IMS 08 IMS 12 PRC 01
12 Sumber Daya Manusia 1.3; 3.1; 11.3
HRM 02, HRM 03
13 Prosedur Terdokumentasi 1.3; 5.5; 7.2; 9.2; 11; 14.3;
14.6
IMS 13 OPD 01 QAC 01 PRC 01 PRC 09
14 Pemantauan dan Evaluasi Kinerja 14.8 IMS 03
15 Peninjauan dan Peningkatan Kinerja SMK3 5.5 OPD 02
16 Penilaian SMK3 oleh lembaga audit independen N/A
17 Pelaporan Hasil Audit N/A
18 Pengawasan SMK3 N/A
19 Instansi Pembina Sektor Usaha N/A
20 Pembinaan SMK3 N/A
21 Ketentuan Peralihan N/A
22 Ketentuan Penutup N/A
MANUAL SISTEM MANAJEMEN MUTU, LINGKUNGAN, ENERGI DAN K3
Rev. No Tanggal Halaman
: : :
06 01 Juli 2020 020
ISO 50001 : 2018 Rujukan
Clause Title Section Manual
No. SOP
4 Konteks Organisasi -
4.1 Memahami organisasi dan konteks-nya 05 CIM 01, OPD 01
4.2 Memahami kebutuhan dan harapan dari pihak berkepentingan
05 CIM 01, OPD 01, GMR 07,
GMR 10
4.3 Menentukan ruang lingkup dari sistem manajemen energi
01 CIM 01, ENV 09
4.4 Sistem manajemen energi 01 CIM 01, ENV 09
5 Kepemimpinan -
5.1 Kepemimpinan dan komitmen 01, 14 OPD 01, OPD 02
5.2 Kebijakan energi 03 -
5.3 Peran, tanggung jawab dan kewenangan dalam organisasi
01, 03, 11 HRD 01
6 Perencanaan
6.1 Tindakan untuk mengatasi risiko dan peluang
05 CIM 01, IMS 07, OPD 03
6.2 Tujuan, target energi dan perencanaan untuk mencapainya
03, 05, 14, 18, 25
CIM 01, IMS 07, OPD 03
6.3 Tinjauan Energi 18, 25 ENV 09
6.4 Indikator kinerja energi 18, 25 ENV 09
6.5 Baseline energi 18, 25 ENV 09
6.6 Perencanaan pengumpulan data energi 18, 25 ENV 09
7 Dukungan
7.1 Sumber daya 06, 08, 11, 12 HRD 01, HRD 02, HRD 03
7.2 Kompetensi 11 HRD 01, HRD 02, HRD 03
7.3 Kepedulian 11 HRD 01, HRD 02, HRD 03
7.4 Komunikasi 01
7.5 Informasi terdokumentasi -
7.5.1 Umum 01, 14 IMS 01, IMS 02
7.5.2 Membuat dan memperbarui 01 IMS 01, IMS 02
MANUAL SISTEM MANAJEMEN MUTU, LINGKUNGAN, ENERGI DAN K3
Rev. No Tanggal Halaman
: : :
06 01 Juli 2020 021
ISO 50001 : 2018 Rujukan
Clause Title Section Manual
No. SOP
7.5.3 Pengendalian informasi terdokumentasi 01 IMS 01, IMS 02
8 Operasi -
8.1 Perencanaan dan pengendalian operasi 06, 08, 12, 20, 21, 25
ENV 09
8.2 Desain 14 ENV 09
8.3 Pengadaan 09 PRC 01
9 Evaluasi kinerja -
9.1 Pemantauan, pengukuran, analisa dan evaluasi kinerja energi dan EnMS
08, 25 IMS 10, IMS 06
9.1.1 Umum 08, 25 IMS 10
9.1.2 Evaluasi kesesuaian dengan persyaratan legal dan persyaratan lain
14, 25 IMS 06
9.2 Internal Audit -
9.2.1 Umum 14 IMS 03
9.2.2 Program internal audit 14 IMS 03
9.3 Tinjauan manajemen 05 IMS 03
10 Perbaikan/Penyempurnaan -
10.1 Ketidaksesuaian dan tindakan korektif 14, 15, 25 CIM 01, IMS 11
10.2 Peningkatan berkelanjutan 14, 15, 25 CIM 01, CIM 02
MANUAL SISTEM MANAJEMEN MUTU, LINGKUNGAN, ENERGI DAN K3
Rev. No Tanggal Halaman
: : :
06 01 Juli 2020 022
Daftar Isi
Section Judul Halaman
00 Cover Page 1
1 Halaman Muka 1
2 Halaman Persetujuan 2
3 Daftar Distribusi Salinan Terkendali 4
4 Catatan Perubahan 5
5 Cross Reference 7
6 Daftar Isi 22
01 Pendahuluan 27
1.1 Sistem Manajemen PT. ADARO INDONESIA 27
1.2 Ruang Lingkup Penerapan Sistem Manajemen QHSE 28
1.3 Dokumentasi Sistem Manajemen PT. ADARO INDONESIA 30
1.4 Manual Sistem Manajemen PT. ADARO INDONESIA 31
1.5 Implementasi Sistem Manajemen 32
1.6 Kerahasiaan 33
1.7 Prosedur Perubahan dan Penambahan 34
1.8 Otorisasi 34
02 Pengenalan Perusahaan 35
03 Kebijakan Perusahaan, Nilai Dasar dan Sasaran 38
3.1 Kebijakan Perusahaan 38
3.2 Nilai Dasar 40
3.3 Tujuan, Sasaran dan Program 41
3.4 Organisasi 42
04 Diagram Fungsi Organisasi Perusahaan 46
05 Objective and Work Plan Development (OPD) 50
5.1 Sub-Business Process 50
5.2 Uraian Umum 51
5.3 Penyusunan dan Pemantauan Sasaran Kerja 51
5.4 Manajemen Risiko 52
5.5 Tinjauan Manajemen 53
06 Coal Processing and Barge Loading (CBL) 54
6.1 Sub-Business Process 54
6.2 Uraian Umum 55
6.3 Perencanaan Operasi CPBL 56
6.4 Pemrosesan Batubara 56
MANUAL SISTEM MANAJEMEN MUTU, LINGKUNGAN, ENERGI DAN K3
Rev. No Tanggal Halaman
: : :
06 01 Juli 2020 023
Section Judul Halaman
6.5 Pemuatan Batubara ke Tongkang 57
6.6 Tata Kelola Pabrik (Plant Housekeeping) 58
07 Quality Assurance & Control (QAC) 59
7.1 Sub-Business Process 59
7.2 Uraian 60
7.3 Pemeriksaan Kualitas Batubara 61
7.4 Penanganan dan Tindak Lanjut Hasil Inspeksi Mutu Batubara
63
7.5 Penanganan Permintaan Market Sample 63
7.6 Penanganan Keluhan Pelanggan 64
08 Maintenance (MTN) 65
8.1 Sub-Business Process 65
8.2 Uraian Umum 66
8.3 Perawatan Berkala Infrastruktur 67
8.4 Penanganan Kerusakan Infrastruktur dan Pelaksanaan Proyek Infrastruktur
67
8.5 Pengelolaan Alat Ukur 68
8.6 Workshop Tools Facilities 69
09 Procurement (PRC) 70
9.1 Sub-Business Process 70
9.2 Uraian Umum 71
9.3 Pengadaan Barang dan JAsa 71
9.4 Evaluasi Vendor 73
10 Logistic (LOG) 74
10.1 Sub-Business Process 74
10.2 Uraian 74
10.3 Penerimaan, Penyimpanan dan Pengeluaran Barang 75
10.4 Pengelolaan Persediaan Barang 76
10.5 Pengelolaan Logistic Bahan Bakar Minyak 77
10.6 Pengelolaan Logistik Bahan Peledak 77
11 Human Resources Department (HRD) 79
11.1 Sub-Business Process 79
11.2 Uraian Umum 80
11.3 Human Resources Development 81
11.4 Human Resources Operations 83
12 General Affair (GAF) 84
12.1 Sub-Business Process 84
12.2 Uraian Umum 84
MANUAL SISTEM MANAJEMEN MUTU, LINGKUNGAN, ENERGI DAN K3
Rev. No Tanggal Halaman
: : :
06 01 Juli 2020 024
Section Judul Halaman
12.3 Pengelolaan Air Bersih dan Air Minum 85
12.4 Pengelolaan Sarana Transportasi 86
12.5 Pengelolaan Sarana Akomodasi 86
13 Management Information System (MIS) 88
13.1 Sub-Business Process 88
13.2 Uraian Umum 89
14 Integrated Management System (IMS) 90
14.1 Sub-Business Process 90
14.2 Uraian Umum 91
14.3 Perencanaan dan Pengelolaan Risiko K3LH 92
14.3.1 Penetapan Konteks Risiko 92
14.3.2 Identifikasi Bahaya atau Dampak Lingkungan 94
14.3.3 Penilaian Risiko 95
14.3.4 Pengendalian Risiko 95
14.3.5 Pemantauan dan Peninjauan Risiko 96
14.3.6 Identifikasi dan Kepatuhan Terhadap Peraturan dan Perundang-undangan dan Persyaratan Terkait Lainnya.
97
14.3.7 Tujuan, Sasaran dan Program 97
14.4 Pengendalian Operasional 98
14.5 Komunikasi 100
14.6 Penanganan Insiden 101
14.7 Perancanan dan Rekayasa Enjinering 103
14.8 Audit Internal dan Perbaikan Sistem Manajemen Terpadu 103
14.9 Pengendalian Dokumen dan Catatan 104
15 Continual Improvement Management (CIM) 106
15.1 Sub-Business Process 106
15.2 Uraian Umum 107
16 Marketing (MKT) 109
16.1 Sub Business Process 109
16.2 Uraian umum 110
16.3 Marketing Process 111
16.4 Marketing Administration 112
17 Geologi (GEO) 114
17.1 Sub Business Process 114
17.2 Uraian Umum 114
MANUAL SISTEM MANAJEMEN MUTU, LINGKUNGAN, ENERGI DAN K3
Rev. No Tanggal Halaman
: : :
06 01 Juli 2020 025
Section Judul Halaman
18 Mine Planning (LTP & MSP) 116
18.1 Sub Business Process 116
18.2 Uraian Umum 117
18.3 Long Term Planning 118
18.4 Mid Term and Short Term Planning 119
19 Land Management (LMN) 121
19.1 Sub Business Process 121
19.2 Uraian Umum 121
20 Production (PRO) 124
20.1 Sub Business Process 124
20.2 Uraian Umum 125
20.3 Proses Pengupasan Lapisan Penutup 125
20.4 Proses Penggalian Batu Bara 126
21 Product Assembly and Hauling (PAH) 129
21.1 Sub Business Process 129
21.2 Uraian Umum 130
22 Mine Infrastructure (MIF) 132
22.1 Sub Business Process 132
22.2 Uraian Umum 132
23 Road Maintenance and Construction (RCM) 134
23.1 Sub Business Process 134
23.2 Uraian Umum 135
24 Geotechnical dan Hydrogeology (GHL) 137
24.1 Sub Business Process 137
24.2 Uraian Umum 138
25 Enviromental Operation (ENV) 140
25.1 Sub Business Process 140
25.2 Uraian Umum 141
25.3 Pengelolaan Air Tambang 142
25.4 Proses Reklamasi 143
25.5 Pengolahan Limbah 144
25.6 Umpan Balik Terkait Masalah Lingkungan 145
25.7 Proses Perencanaan Energi 145
MANUAL SISTEM MANAJEMEN MUTU, LINGKUNGAN, ENERGI DAN K3
Rev. No Tanggal Halaman
: : :
06 01 Juli 2020 026
Section Judul Halaman
26 Occupational Health and Safety Operation (OHS) 148
26.1 Sub Business Process 148
26.2 Uraian Umum 149
26.3 Pengelolaan Kesehatan Kerja 149
26.4 Pengelolaan Keselamatan Kerja 151
27 External Relation (GMR & CMR) 152
27.1 Sub Business Process 152
27.2 Uraian Umum 153
27.3 Hubungan dengan Pemerintah dan Media 154
27.4 Hubungan dengan Masyarakat 155
28 Keamanan (SEC) 157
28.1 Sub Business Process 157
28.2 Uraian Umum 157
28.3 Pengamanan Aksi Kriminalitas 158
28.4 Pengamanan Aksi Unjuk Rasa 158
29 Corporate Social Responsibility (CSR) 160
29.1 Sub Business Process 160
29.2 Uraian Umum 161
30 Finance dan Accounting (FAC) 162
30.1 Sub Business Process 162
30.2 Uraian Umum 163
30.3 Penerimaan, Pengeluaran dan Manajemen Kas 164
30.4 Perencanaan, Pengendalian dan Pelaporan Keuangan 165
30.5 Manajemen Aset 165
31 Laboratory Service (LAB) 167
31.1 Sub Business Process 167
31.2 Uraian Umum 168
32 Geodetic Service (GED) 170
32.1 Sub Business Process 170
32.2 Uraian Umum 171
MANUAL SISTEM MANAJEMEN MUTU, LINGKUNGAN, ENERGI DAN K3
Rev. No Tanggal Halaman
: : :
06 01 Juli 2020 027
1. Pendahuluan
1.1. Sistem Manajemen PT ADARO INDONESIA
Sistem manajemen mutu, lingkungan hidup, energi, kesehatan keselamatan kerja, dan
keselamatan operasi (selanjutnya disebut sistem manajemen) PT. ADARO INDONESIA
disusun, diimplementasikan dan didokumentasikan berdasarkan metodologi pemetaan
fungsi dan pemetaan proses bisnis yang ada dalam organisasi. Disusun untuk
memenuhi kebutuhan dan tujuan organisasi serta memastikan penerapan yang efektif
dari persyaratan standar sistem manajemen mutu ISO 9001, sistem manajemen
lingkungan hidup ISO14001, sistem manajemen energi ISO 50001, sistem manajemen
keselamatan dan kesehatan kerja ISO 45001, sistem manajemen energi ISO 50001,
sistem manajemen keselamatan pertambangan mineral dan batu bara (SMKP) dan
SMK3 secara terintegrasi. Dalam hal penerapan SMK3, PT. Adaro Indonesia merujuk
pada kebijakan nasional tentang SMK3 dan ketentuan peraturan perundang-undangan
yang berlaku.
Sistem manajemen ini beserta dokumentasinya ditelaah secara rutin melalui beberapa
mekanisme seperti program audit internal, program continuous improvement, tinjauan
manajemen dan secara terus-menerus ditingkatkan kearah yang lebih baik. Adalah
tanggung jawab Management Representative (MR) dan Wakil/Deputi MR yang ditunjuk
untuk memastikan bahwa sistem manajemen ini diterapkan, dipelihara dan efektif dalam
pelaksanaannya (Q:5.3) (E:5.3) (S:5.3) (SMK3:2) (En:5.3).
PT ADARO INDONESIA memahami bahwa sistem manajemen yang efektif dapat
dicapai dengan cara (Q:4, 5.1) (E:4, 5.1) (S:4, 5.1) (SMKP: 1) (En:4, 5.1) :
a. Komitmen manajemen yang kuat.
b. Memastikan visi, misi, nilai-nilai dasar perusahaan, kebijakan dipahami dan
diimplementasikan dengan baik.
c. Mengidentifikasi proses-proses yang diperlukan untuk mencapai tujuan organisasi
dan kebutuhan bisnis.
MANUAL SISTEM MANAJEMEN MUTU, LINGKUNGAN, ENERGI DAN K3
Rev. No Tanggal Halaman
: : :
06 01 Juli 2020 028
d. Menetapkan urutan dan interaksi dari proses-proses, menetapkan ukuran-ukuran
kriteria kinerja proses dan metoda proses dalam bentuk yang terdokumentasi.
e. Memastikan pemenuhan kebutuhan sumber daya manusia yang cukup dalam hal
jumlah dan kompetensi, infrastruktur organisasi, finansial, teknologi dan informasi
yang dibutuhkan untuk penerapan sistem manajemen yang efektif dan secara terus-
menerus disempurnakan.
f. Memahami tugas, tanggung jawab dan kewenangan setiap elemen organisasi,
yang meliputi tanggung jawab kepada pelanggan sesuai dengan komitmen
organisasi untuk senantiasa memuaskan kebutuhan dan keinginan pelanggan, serta
tanggung jawab terhadap implementasi sistem manajemen yang efektif.
g. Pemantauan secara berkelanjutan key performance indicator pada setiap tingkatan
dalam organisasi untuk jangka pendek maupun jangka panjang dan senantiasa
melakukan perbaikan yang berkesinambungan.
h. Memastikan bahwa peluang peningkatan dan penyempurnaan di dalam
pelaksanaan proses/operasi dapat teridentifikasi, dikomunikasikan dan tindakan
korektif ataupun preventif dapat dilakukan.
i. Memastikan bahwa proses-proses yang terkait dengan produk dan pelayanan ke
pelanggan yang dilakukan pihak luar (out source) dalam kondisi terkendali.
1.2. Ruang Lingkup Penerapan Sistem Manajemen
1.2.1. Ruang Lingkup
Ruang lingkup dan batasan implementasi Sistem Manajemen PT ADARO INDONESIA
adalah :
1. Wilayah kerja PKP2B PT. Adaro Indonesia di Kabupaten Balangan dan
Kabupaten Tabalong, Propinsi Kalimantan Selatan
2. Wilayah kerja untuk proses Coal Processing and Barge Loading
di Wilayah Desa Kelanis Kecamatan Mangkatip Kabupaten Barito Selatan,
Propinsi Kalimantan Tengah
MANUAL SISTEM MANAJEMEN MUTU, LINGKUNGAN, ENERGI DAN K3
Rev. No Tanggal Halaman
: : :
06 01 Juli 2020 029
3. Wilayah kerja untuk Hauling Road (Jalan Angkut) dan infrastruktur di
wilayah Kabupaten Barito Timur dan Kabupaten Barito Selatan Propinsi
Kalimantan Tengah
Untuk penerapan standard sistem manajemen merujuk pada :
1. Undang-undang Ketenagakerjaan No. 1 Tahun 1970 tentang Keselamatan
dan Kesehatan Kerja (K3)
2. Peraturan Pemerintah No. 50 Tahun 2012 tentang Penerapan Sistem
Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3)
3. Peraturan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral No.14 Tahun 2012
tentang Manajemen Energi
4. Peraturan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral No. 26 Tahun 2018
tentang Pelaksanaan Kaidah Pertambangan Yang Baik dan Pengawasan
Pertambangan Mineral dan Batubara
5. Keputusan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral No. 1827
K/30/MEM/2018 tentang Pedoman Pelaksanaan Kaidah Pertambangan Yang
Baik
6. Keputusan Direktur Jenderal Mineral dan Batubara Kementerian Energi dan
Sumber Daya Mineral Nomor. 185.K/37.04/DJB/2019 tentang Petunjuk
Teknis Pelaksanaan Keselamatan Pertambangan dan Pelaksanaan,
Penilaian dan Pelaporan Sistem Manajemen Keselamatan Pertambangan
Mineral dan Batubara
7. ISO 9001:2015 Standard Sistem Manajemen Mutu
8. ISO 14001:2015 Standard Sistem Manajemen Lingkungan Hidup
9. ISO 45001:2018 Standard Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan
Kerja.
10. ISO 50001:2018 Standard Sistem Manajemen Energi
MANUAL SISTEM MANAJEMEN MUTU, LINGKUNGAN, ENERGI DAN K3
Rev. No Tanggal Halaman
: : :
06 01 Juli 2020 030
1.2.2. Pengecualian pemenuhan persyaratan ISO 9001: 2015 adalah
1. ”Persyaratan klausul 8.3 – Design and Development of product and service
karena spesifikasi batubara sudah ditetapkan mengikuti standar pasar”
2. ”Persyaratan klausul 8.5.3 – Property belonging to customer or external provider
karena tidak ada property milik pelanggan atau property milik external provider
yang dikendalikan PT. Adaro Indonesia. Seluruh property milik external provider
dikendalikan oleh external provider sendiri.
1.3. Dokumentasi Sistem Manajemen PT ADARO INDONESIA
Dokumentasi Sistem Manajemen PT ADARO INDONESIA disusun berdasarkan pada
"pendekatan proses” dan sesuai dengan persyaratan ISO 9001:2015 klausul 4.4 & 7.5,
14001:2015 klausul 4.4 & 7.5, ISO 45001:2018 klausul 4.4 & 7.5, ISO 50001:2018
klausul 4.4 & 7.5, SMKP klausul 2.a, SMK3 Pasal 12 yang terdiri dari :
a. Dokumentasi kebijakan mutu, lingkungan hidup, energi dan keselamatan kesehatan
kerja serta dokumentasi sasaran organisasi (KPI).
b. PT ADARO INDONESIA menyusun suatu diagram Business Process yang
menggambarkan atau memetakan fungsi-fungsi (kelompok proses) yang diperlukan
untuk sistem manajemen dan diterapkan di dalam organisasi. Urutan serta interaksi
dari tiap fungsi yang terintegrasi sangat penting dan berfungsi sebagai kesatuan
sistem.
c. Diagram Sub-Business Process dikembangkan untuk semua fungsi yang
disebutkan dalam diagram Business Process. Diagram Sub Bisnis Proses ini
menggambarkan interaksi dan urutan proses-proses yang diperlukan pada setiap
fungsi yang ada di PT ADARO INDONESIA.
d. Standard Operating Procedure (SOP) berisi tentang kegiatan-kegiatan operasi
secara terperinci yang mendukung visi, misi, nilai-nilai dasar, pernyataan kebijakan
serta menguraikan secara singkat prosedur pelaksanaan dan menjelaskan
pengerjaan dari tiap fungsi serta bagaimana pencapaian sasaran hasil dari
kebijakan yang telah ditetapkan. SOP disusun untuk tujuan memastikan bahwa
MANUAL SISTEM MANAJEMEN MUTU, LINGKUNGAN, ENERGI DAN K3
Rev. No Tanggal Halaman
: : :
06 01 Juli 2020 031
sistem akan sesuai dengan standar dan peraturan perundang-undangan yang
berlaku. (SMK3:12)
e. Supporting Document membantu memberikan penjelasan bagaimana organisasi
melakukan kegiatan secara lebih terperinci misalnya: instruksi kerja, deskripsi tugas,
Job Safety Analysis (JSA), panduan teknis, formulir, dan lain sebagainya. Dalam hal
prosedur untuk suatu pekerjaan/tugas belum atau tidak tersedia, JSA harus dibuat
dan digunakan. JSA menjadi dasar dalam pembuatan SOP dan instruksi kerja.
(SMKP:4.1.1) (SMK3:12)
f. Catatan/Rekaman menunjukkan catatan hasil proses atau catatan setiap aktifitas
yang dilakukan menurut aturan yang telah ditetapkan sesuai dengan kebijakan sistem
manajemen. (SMK3:12)
Dokumentasi sistem manajemen tersebut diatas dipastikan dikomunikasikan ke
seluruh pihak-pihak terkait baik termasuk pihak luar yang berkepentingan.
(SMKP:4.1.1) (SMK3:13)
1.4. Manual Sistem Manajemen PT ADARO INDONESIA
Tujuan Manual Sistem Manajemen ini adalah untuk mengambarkan fungsi dari
organisasi PT ADARO INDONESIA dalam pelaksanaan kebijakan serta menunjukkan
komitmen manajemen dan pemenuhannya terhadap standar sistem manajemen.
Keterangan nomor dan huruf yang terdapat dalam tanda kurung dalam manual ini
menandai adanya keterkaitan dengan persyaratan di dalam standar sistem manajemen.
Arti Q dalam tanda kurung adalah Persyaratan Quality Management System ISO 9001, arti
E adalah persyaratan Enviromental Management System ISO 14001, S adalah persyaratan
ISO 45001, En adalah persyaratan Energy Management System ISO 50001, SMKP dan
SMK3 masing-masing adalah persyaratan SMKP (Kepmen ESDM No. 1827
K/30/MEM/2018) dan SMK3 (PP 50 Tahun 2012). Nomor disebelahnya adalah merupakan
nomor klausul/pasal terkait. Arti nomor di sebelah SMKP menunjukkan pasal SMKP terkait.
MANUAL SISTEM MANAJEMEN MUTU, LINGKUNGAN, ENERGI DAN K3
Rev. No Tanggal Halaman
: : :
06 01 Juli 2020 032
Manual Sistem Manajemen terdiri atas :
Kebijakan perusahaan.
Ruang lingkup sistem manajemen.
Uraian menyangkut interaksi antar proses utama sistem manajemen dalam
kaitannya dengan pemenuhan kebutuhan pelanggan dan pemangku
kepentingan, pemenuhan persyaratan perundang-undangan yang berlaku,
persyaratan ISO 9001, ISO 14001, ISO 45001, ISO 50001 dan peryaratan
lainnya yang relevan/terkait.
Penjelasan kebijakan proses yang sesuai dan selaras dengan kebijakan
perusahaan dan kebijakan manajemen perusahaan.
Penjelasan hubungan dengan pihak–pihak yang terkait tentang sistem
manajemen yang diterapkan untuk mencapai suatu sistem manajemen yang
terintegrasi misalnya dengan pelanggan, pemasok, pemerintah dan
masyarakat/publik.
1.5. Implementasi Sistem Manajemen
Dalam implementasi sistem manajemen yang efektif, PT ADARO INDONESIA
memastikan bahwa tugas, tanggung jawab dan kewenangan masing-masing individu
ditetapkan dan dikomunikasikan ke seluruh jajaran organisasi.
Tiap individu dalam organisasi atau perusahaan berkewajiban untuk memastikan
keefektifan dari implementasi dari sistem manajemen yang telah ditetapkan dan
didokumentasikan dalam dokumen Manual, Kebijakan, Standard Operating Procedure
(SOP), Work Instruction (WIN), Job Safety Analysis (JSA), Panduan Teknis dan
dokumentasi sistem manajemen pendukung lainnya.
Melalui sistem manajemen yang sudah dibuat, manajemen PT ADARO INDONESIA
juga memastikan bahwa sistem komunikasi internal sudah ditetapkan dengan jelas di
seluruh ruang lingkup organisasi.
MANUAL SISTEM MANAJEMEN MUTU, LINGKUNGAN, ENERGI DAN K3
Rev. No Tanggal Halaman
: : :
06 01 Juli 2020 033
Guna peningkatan yang berkelanjutan dari sistem manajemen maka manajemen memiliki
agenda yang terencana yang disebut dengan tinjauan manajemen (management review)
untuk membahas dan mengevaluasi sistem manajemen dalam hubungannya dengan
setiap permasalahan dan berupaya untuk meningkatkan kepuasan pelanggan,
meminimalkan gangguan/pencemaran lingkungan hidup, meminimalkan tingkat insiden
K3LH, peluang penghematan energi serta kinerja perusahaan secara keseluruhan.
Sistem manajemen mutu, keselamatan kesehatan kerja, lingkungan hidup dan energi
yang ditetapkan, diimplementasikan, didokumentasikan serta dipelihara juga akan
mencakup :
a. Sistem komunikasi internal antar fungsi dan tingkatan dalam organisasi PT
ADARO INDONESIA. (Q: 7.4) (E: 7.4.1, 7.4.2) (S : 7.4) (En: 7.4)
b. Sistem komunikasi dengan pihak luar misalnya yang terkait dengan penerimaan
informasi atau masukan, pendokumentasiannya dan sistem umpan balik. (Q: 7.4)
(E: 7.4.3)
Dalam kaitannya dengan sistem manajemen lingkungan hidup, maka PT ADARO
INDONESIA menentukan tentang tata cara penyampaian (atau komunikasi) ke pihak
luar tentang hal-hal yang terkait dengan aspek penting lingkungan. Dokumentasi tentang
penyampaian aspek penting ke pihak luar ini akan dipelihara.
1.6. Kerahasiaan
Manual sistem manajemen ini dan dokumen sistem manajemen pendukung lainnya
bersifat rahasia dan tidak dapat dipindahtangankan tanpa otorisasi dari Management
Representative. Salinan manual yang diberi nomor dikeluarkan dan diberi identitas
penerima serta disimpan dengan aman. Manual ini senantiasa disempurnakan jika ada
kebutuhan dalam perkembangannya. Distribusi dari manual ini diidentifikasi dengan
diberikan penomorannya.
MANUAL SISTEM MANAJEMEN MUTU, LINGKUNGAN, ENERGI DAN K3
Rev. No Tanggal Halaman
: : :
06 01 Juli 2020 034
Manual sistem ini dapat didistribusikan kepada pelanggan jika hal tersebut dinilai
dibutuhkan dan menguntungkan secara komersial misalnya dalam kontrak kerja sama.
Semua distribusi dokumen sistem manajemen ke pihak di luar perusahaan adalah harus
dengan persetujuan Management Representative. Salinan dokumen yang berikan
kepada pelanggan merupakan distribusi yang tidak dikendalikan revisinya.
1.7. Prosedur Perubahan dan Penambahan
Perubahan proses-proses bisnis utama atau jasa baru atau suatu perubahan dalam
struktur manajemen, penambahan atau proses perkembangannya harus senantiasa
diuraikan dalam manual yang terbaru. Setiap perkembangan sistem manajemen harus
disampaikan kepada wakil manajemen sebagai bahan pertimbangan untuk merevisi
manual ini. Perubahan isi manual harus disertai oleh penerbitan ulang.
(Q: 7.5) (E: 7.5) (S:7.5) (En: 7.5)
1.8. Otorisasi
Isi manual ini telah disetujui manajemen PT ADARO INDONESIA. Manual ini
menggambarkan bisnis proses dan kebijakan perusahaan yang wajib diikuti oleh semua
pemilik proses untuk memastikan implementasi yang efektif dari sistem manajemen
mutu, kesehatan keselamatan kerja, lingkungan hidup dan energi.
(Q: 7.5) (E: 7.5) (S:7.5) (En: 7.5)
MANUAL SISTEM MANAJEMEN MUTU, LINGKUNGAN, ENERGI DAN K3
Rev. No Tanggal Halaman
: : :
06 01 Juli 2020 035
2. Pengenalan Perusahaan
PT ADARO INDONESIA berbentuk perseroan terbatas yang berada dalam grup
perusahaan PT. Adaro Energy, Tbk. Kegiatan pertambangan Batubara PT ADARO
INDONESIA dimulai sejak ditandatanganinya PKP2B (Perjanjian Kerja Sama
Pengusahaan Pertambangan Batubara) No. J2/J.i.DU/52/82 pada tanggal 16 Nopember
1982, namun kegiatan eksplorasinya sendiri baru dimulai setahun sesudahnya.
Keberadaan PT ADARO INDONESIA berawal dari kerja sama antara Enadimsa, sebuah
perusahaan milik Spanyol, dengan Perum Tambang Batubara dalam proyek eksplorasi
di Kecamatan Tanjung, Kalimantan Selatan. Nama Adaro berasal dari nama sebuah
keluarga penambang asal Spanyol yang cukup terkenal karena kontribusinya dalam
industri pertambangan di negara tersebut.
MANUAL SISTEM MANAJEMEN MUTU, LINGKUNGAN, ENERGI DAN K3
Rev. No Tanggal Halaman
: : :
06 01 Juli 2020 036
Seiring dengan pertumbuhan Perum Pertambangan Batubara menjadi Kementrian
Energi dan Sumber Daya Mineral, PT ADARO INDONESIA menjalin kontrak karya dan
memiliki hak untuk melakukan eksplorasi, menambang dan menjual komoditas Batubara
hingga tahun 2022. Melihat aspek dan nilai strategis Batubara yang dihasilkan sejak
tahun 2007 PT ADARO INDONESIA menjadi salah satu Objek Vital Nasional
(OBVITNAS). Hal tersebut ditegaskan melalui Menteri ESDM No.1762 K/07/MEM
mengenai Perlindungan Objek Vital Nasional Sektor Energi dan Sumber Daya Mineral
pada PT ADARO INDONESIA.
PT Adaro Indonesia (AI) saat ini masih meliputi porsi terbesar operasi pertambangan
batubara Grup Adaro, tempat perusahaan memproduksi Envirocoal sebagai produk
unggulannya. PT Adaro Indonesia (AI) memproduksi batubara subbituminus yang
bernilai kalori sedang antara 4.000 kkal/kg dan 5.000 kkal/kg GAR. Batubara AI memiliki
fitur yang istimewa yaitu kandungan polutan yang rendah, sehingga diberi merek
Envirocoal.
Penjualan batubara AI sekitar 75% adalah untuk pasar ekspor, terutama negara-negara
berkembang di Asia. Sementara itu, porsi penjualan AI ke pasar domestik tetap relatif
stabil. AI memiliki keyakinan kuat bahwa permintaan batu bara dari negara-negara
berkembang di Asia akan terus meningkat, dipelopori oleh India dan negara-negara Asia
Tenggara, karena pertumbuhan ekonomi kawasan akan memperluas operasi
pembangkit listrik tenaga batu bara, dan dengan demikian meningkatkan konsumsi
batubara.
Sejalan dengan niat strategis perusahaan untuk mengelola cadangan batubaranya
dalam jangka panjang, AI berencana untuk menjaga tingkat produksi batubara yang
tetap sama di tahun-tahun mendatang. Lebih lanjut, seiring pertumbuhan permintaan
dari Indonesia dengan beroperasinya PLTU - PLTU baru, Grup Adaro berkomitmen
untuk berpartisipasi dan memprioritaskan pasar domestik.
MANUAL SISTEM MANAJEMEN MUTU, LINGKUNGAN, ENERGI DAN K3
Rev. No Tanggal Halaman
: : :
06 01 Juli 2020 037
Unit usaha teknis penambangan dan operasional bisnis PT ADARO INDONESIA
seluruhnya hanya ada di Indonesia yang berkantor di Jakarta dan kegiatan
pertambangan berada di wilayah Kalimantan, yaitu :
1. Area Pertambangan Wara di Kabupaten Tabalong, Kalimantan Selatan.
2. Area Pertambangan Tutupan di Kabupaten Balangan & Kabupaten Tabalong,
Kalimantan Selatan.
3. Area Pertambangan Paringin di Kabupaten Balangan, Kalimantan Selatan.
4. Proses pengolahan dan loading di Kelanis, Kabupaten Barito Selatan,
Kalimantan Tengah.
MANUAL SISTEM MANAJEMEN MUTU, LINGKUNGAN, ENERGI DAN K3
Rev. No Tanggal Halaman
: : :
06 01 Juli 2020 038
3. Kebijakan Perusahaan, Nilai Dasar dan Sasaran
3.1. Kebijakan Perusahaan
PT ADARO INDONESIA adalah perusahaan yang bergerak di bidang pertambangan
batubara dan merupakan salah satu pemasok utama pasar global batubara termal yang
rendah sulfur, nitrogen dan abu. Dalam mewujudkan visi menjadi perusahaan yang
terkemuka dalam bidang batubara, maka manajemen dan karyawan PT. Adaro
Indonesia beserta mitra kerjanya memiliki komitmen sebagai berikut :
1. Mengutamakan Keselamatan, Kesehatan Kerja dan Keselamatan Operasi
Pertambangan sesuai dengan Pedoman K3LH sebagai upaya meniadakan
terjadinya kecelakaan kerja dan gangguan kesehatan akibat kerja.
2. Menjalankan praktek terbaik dalam mengelola lingkungan hidup dengan mencegah
dampak yang dapat dihindari ; konservasi sumber daya alam dan energi ; mitigasi
dan mereklamasi lahan terganggu sesuai peruntukannya.
3. Mengidentifikasi bahaya dan menilai risiko Keselamatan, Kesehatan Kerja dan
Keselamatan Operasi Pertambangan serta Lingkungan Hidup dalam melakukan
kegiatan penambangan untuk memastikan pengendaliannya secara efektif.
4. Mematuhi peraturan perundangan dan persyaratan lainnya yang berlaku terkait
bidang Mutu, Keselamatan Kesehatan Kerja (K3), Keselamatan Operasi
Pertambangan, Lingkungan Hidup dan Energi.
5. Mengimplementasikan Sistem Manajemen Keselamatan Pertambangan dan Good
Mining Practice (GMP) untuk mencegah kerusakan aset dan terhentinya produksi
serta menciptakan kegiatan operasional tambang yang aman, efisien dan efektif.
6. Menghasilkan produk batubara yang memenuhi persyaratan pelanggan sehingga
kepuasan pelanggan dapat terjaga dan ditingkatkan.
7. Mendukung pengadaan barang dan jasa serta disain yang efisien energi untuk
peningkatan kinerja energi.
8. Menjalankan upaya pencegahan pemakaian dan pengedaran narkotika/obat
terlarang serta pencegahan HIV-AIDS di tempat kerja.
MANUAL SISTEM MANAJEMEN MUTU, LINGKUNGAN, ENERGI DAN K3
Rev. No Tanggal Halaman
: : :
06 01 Juli 2020 039
9. Melaksanakan evaluasi secara berkala terhadap program Keselamatan, Kesehatan
Kerja dan Keselamatan Operasi Pertambangan serta Lingkungan Hidup. Serta
memastikan ketersediaan informasi dan sumber daya yang dibutuhkan untuk
mencapai tujuan dan target organisasi.
10. Melaksanakan peningkatan berkesinambungan di segala bidang, sedemikian hingga
kinerja Perusahaan terus meningkat dari waktu ke waktu.
Pernyataan kebijakan ini ditujukan kepada Manajemen dan Karyawan di lingkungan PT
ADARO INDONESIA beserta mitra kerja untuk dilaksanakan dengan konsisten. (Q:5.2, 7.3)
(E:5.2) (S:5.2) (SMK3: 7, 8) (SMK3:12) (En:5.2)
PT. Adaro Indonesia juga berkomitmen untuk mendorong keterlibatan pekerja tambang
dalam implementasi sistem manajemen keselamatan pertambangan. (SMKP :1.2.f)
Penyusunan Kebijakan ini dari sisi K3 mempertimbangkan :
1. Tinjauan awal kondisi perusahaan dari sisi :
- Penilaian risiko baik kondisi terakhir maupun yang sebelumnya.
- Perbandingan dengan perusahaan lain yang lebih baik.
- Kinerja K3 termasuk kejadian berbahaya, kompensasi dan gangguan K3.
- Penilaian efisiensi dan efektivitas sumber daya yang disediakan.
2. Peningkatan kinerja manajemen secara terus menerus.
3. Masukan dari pekerja tambang dan/atau serikat pekerja tambang.
(SMKP : 1.1) (SMK3:7)
Kebijakan ini dikomunikasikan ke seluruh pekerja tambang, tamu, perusahaan jasa
pertambangan, pemasok dan pelanggan dengan berbagai media seperti (namun tidak
terbatas pada) , papan pengumuman, brosur, verbal dalam apel upacara dan/atau media
lainnya.
Kebijakan ini senantiasa ditinjau ulang secara berkala untuk menjamin bahwa kebijakan
masih tetap relevan dengan kondisi internal perusahaan, kondisi ekternal perusahaan
dan peraturan/perundang-undangan yang berlaku.
MANUAL SISTEM MANAJEMEN MUTU, LINGKUNGAN, ENERGI DAN K3
Rev. No Tanggal Halaman
: : :
06 01 Juli 2020 040
3.2. Nilai Dasar
Untuk mencapai visi dan misi maka segenap jajaran manajemen dan karyawan
perusahaan akan senantiasa memegang teguh nilai-nilai perusahaan yang tercermin
dalam setiap tindakan, prilaku dan keputusan. Nilai-nilai dasar tersebut adalah :
1. Integrity :
Melindungi aset perusahaan dari penyalahgunaan, pencurian dan
penggunaan yang tidak sah.
Memprioritaskan kepentingan perusahaan diatas kepentingan pribadi.
Hanya memberikan data dan informasi yang berdasarkan fakta.
2. Meritocracy :
Bersaing dengan adil dan beretika dengan membangun kompetensi dan
memberikan kinerja yang terbaik.
Mendukung pengembangan bawahan dengan memberikan peluang yang
sama.
Menilai kinerja bawahan secara objective.
3. Openness :
Berani menyampaikan pendapat yang berbeda demi kepentingan
perusahaan.
Berani mengakui kesalahan.
Terbuka terhadap masukan yang membangun dari orang lain.
4. Respect :
Berprilaku baik terhadap orang lain dan menghindari penggunaan bahasa
yang kasar.
Memperlakukan semua orang dengan rasa hormat dengan menghargai
perbedaan yang ada.
Menunjukkan rasa hormat kepada orang lain dengan mendengarkan mereka
dengan penuh perhatian.
MANUAL SISTEM MANAJEMEN MUTU, LINGKUNGAN, ENERGI DAN K3
Rev. No Tanggal Halaman
: : :
06 01 Juli 2020 041
5. Excellence :
Melaksanakan PDCA secara konsisten demi mencapai tujuan perusahaan.
Memberikan upaya yang terbaik untuk mencapai keseimbangan yang optimal
antara kualitas dan effisiensi.
Berusaha semaksimal mungkin untuk melampaui harapan pelanggan.
(Q : 5.1.2)
3.3. Tujuan, Sasaran dan Program
Sasaran kerja yang ada di lingkup PT ADARO INDONESIA disusun dengan
mempertimbangankan kebutuhan jangka panjang dan jangka pendek. Kebutuhan
tersebut kemudian dituangkan kedalam sasaran jangka pendek (1 year plan) dan jangka
panjang (5 years plan). Sasaran 1Y/5Y tersebut selanjutnya diturunkan kedalam
sasaran (Key Performance Indicator / KPI) kedalam unit-unit kerja yang ada. Untuk
memastikan tercapainya sasaran tersebut dilakukan perencanaan dan strategi melalui
SWOT Analysis. (Q:6.2, 6.3) (E:6.2) (S:6.2) (En:6.2)
Pengembangan program-program perbaikan dalam sistem manajemen mutu, lingkungan
hidup, energi dan keselamatan kesehatan kerja juga dimasukkan ke dalam cakupan KPI.
Dalam pengembangan program-program perbaikannya, salah satu pertimbangan yang
digunakan adalah hasil analisa risiko baik dari sisi mutu, lingkungan hidup, energi dan
keselamatan kesehatan kerja. Sasaran, program atau rencana kegiatan terdokumentasi
dalam dokumen terkait (Q:6.1) (E:6.1) (S:6.1) (En:6.1)
MANUAL SISTEM MANAJEMEN MUTU, LINGKUNGAN, ENERGI DAN K3
Rev. No Tanggal Halaman
: : :
06 01 Juli 2020 042
3.4. Organisasi
Dalam menjalankan proses bisnisnya di bidang pertambangan, PT. Adaro Indonesia
memiliki beberapa direktorat yang dipimpin oleh direktur sebagaimana tergambar dalam
struktur organisasi dibawah ini.
Direktur SDM
Direktur Pemasaran
Direktur Support
Direktur Keuangan
Direktur Operasi
Presiden Direktur
Kepala Teknik Tambang /
Management Representative
3.4.1. Kepala Teknik Tambang / Management Representative
Direksi/Pimpinan PT. Adaro Indonesia menunjuk seorang Kepala Teknik Tambang (KTT)
yang juga merangkap sebagai wakil manajemen (Management Representative) dengan
tugas diantaranya :
MANUAL SISTEM MANAJEMEN MUTU, LINGKUNGAN, ENERGI DAN K3
Rev. No Tanggal Halaman
: : :
06 01 Juli 2020 043
1. Menjamin bahwa proses-proses yang dibutuhkan oleh sistem manajemen mutu,
lingkungan hidup, energi, keselamatan dan kesehatan kerja ditetapkan, diterapkan
dan dipelihara dengan efektif dengan dukungan kecukupan seluruh sumberdaya
perusahaan (manusia/infrastruktur/prosedur/finansial).
2. Memastikan kejelasan peran dan tanggung jawab dalam organisasi dan
mengkomunikasikannya ke yang terkait untuk keefektifitasan sistem manjemen.
3. Melaporkan kepada manajemen perusahaan kinerja dari sistem manajemen.
4. Memastikan tersosialisasikannya kebijakan/sasaran perusahaan dan kesadaran
penerapan sistem manajemen yang efektif di seluruh jajaran organisasi. (Q:5.2.2) (E:7.3)
(S:5.3) (SMK3: 10) (En:5.3)
PT. Adaro Indonesia menyusun dengan rinci struktur organisasi beserta uraian
pekerjaan, kewenangan, tanggung jawab, akuntabilitas dan persyaratan kompetensinya
dalam sebuah dokumen khusus (struktur organisasi dan uraian jabatan) yang terpisah
dari manual ini. Tujuan dokumen tersebut adalah untuk memastikan keefektifitasan dari
sistem manajemen mutu, lingkungan hidup, energi dan kesehatan keselamatan kerja.
Dokumen tersebut disahkan oleh pejabat yang berwenang dan dikomunikasikan ke
pemangku jabatan dan seluruh pihak-pihak terkait. (Q: 5.3) (E: 5.3) (S:5.3) (En:5.3)
Struktur organisasi tersebut terintegrasi dengan struktur organisasi pengelolaan
Keselamatan Pertambangan. Struktur organisasi yang lebih detail tersebut termasuk
menjelaskan posisi Pengawas Operasional, Pengawas Teknis dan Pengelola
Keselamatan Pertambangan beserta uraian pekerjaan, tanggung jawab, kewenangan,
akutabilitas dan persyaratan kompetensinya (SMKP: 3.1).
3.4.2. Bagian K3 Pertambangan dan Keselamatan Operasi Pertambangan
Dalam struktur organisasi perusahaan, bagian Keselamatan Kesehatan Kerja
Pertambangan terintegrasi dengan banyak bagian dalam organisasi seperti HSE
Operation, HSE Development, IHOH, Management System dan bagian-bagian lain yang
terkait.
MANUAL SISTEM MANAJEMEN MUTU, LINGKUNGAN, ENERGI DAN K3
Rev. No Tanggal Halaman
: : :
06 01 Juli 2020 044
Bagian Keselamatan Operasi Pertambangan juga terintegrasi dengan banyak bagian
dalam organisasi seperti bagian maintenance / pemeliharaan, bagian komisioning,
bagian general affair, bagian geoteknikal dan bagian-bagian lain yang terkait. Detail dari
tugas dan tanggung jawab bagian-bagian ini dijelaskan dalam uraian pekerjaan (job
description), SOP, Instruksi kerja dan dokumen pendukung lainnya. (SMKP:3.4).
3.4.3. Pengawas Operasional, Pengawas Teknik dan Tenaga Teknik Khusus
Beberapa proses dalam operasi pertambangan memiliki kebutuhan kompetensi yang
khusus dalam menjalankan prosesnya. Pengoperasian alat berat, pengoperasian proses
peledakan, penanganan tindakan darurat merupakan beberapa contoh dari proses-
proses yang memerlukan kompetensi dan keahlian khusus. Untuk itu PT. Adaro
Indonesia melatih dan membangun kompetensi sumberdaya manusia-nya untuk mampu
melakukan proses dan pengawasan proses dengan efektif sehingga proses dilakukan
dengan aman dan terkendali.
KTT dalam melakukan tugasnya kaitannya dengan menjamin K3 pertambangan dan
Keselamatan Operasi Pertambangan dibantu oleh pengawas operasional dan pengawas
teknik. Beberapa proses operasi pertambangan yang khusus dilakukan oleh Tenaga
Teknik Khusus Pertambangan. Penunjukan dan pengangkatan pengawas dan Tenaga
Teknik Khusus ini dilakukan setelah sudah dipastikan bahwa kompetensi minimal yang
bersangkutan sudah dipenuhi (melalui pendidikan, pelatihan dan pengalaman) dan
kejelasan tugas, tanggung jawab, kewenangan, akuntabilitas juga sudah dijelaskan
dalam dokumen-dokumen terkait seperti job description, Standard Operating Procedure,
Work Instruction dan dokumen lainnnya. (SMKP:3.5, 3.6).
3.4.4. Komite Keselamatan Pertambangan
PT. Adaro Indonesia membentuk dan menetapkan Komite Keselamatan Pertambangan
yang anggotanya terdiri dari Bagian K3 pertambangan (dalam hal ini diantaranya HSE,
Emergency Response Team, Management System dan lainnya), bagian Keselamatan
MANUAL SISTEM MANAJEMEN MUTU, LINGKUNGAN, ENERGI DAN K3
Rev. No Tanggal Halaman
: : :
06 01 Juli 2020 045
Operasi Pertambangan (dalam hal ini diantaranya Maintenance Operation, General
Affairs, Comisioning, Project Management dan lainnya), bagian operation (dalam hal ini
bagian perencanaan dan produksi), wakil pekerja tambang (Organisasi Pekerja Adaro).
Struktur, anggota dan tugas komite disusun dan dilaporkan ke Kepala Inspektur
Tambang. Susunan komite terdiri dari Ketua, Wakil Ketua, Sekretaris dan Anggota.
Ketua Komite Keselamatan Pertambangan dijabat oleh KTT. (SMKP:3.7)
3.4.5. Tim Manajemen Energi
Tim manajemen energi dibentuk dan disetujui oleh direksi untuk memastikan
implementasi sistem manajemen energi yang efektif. Tim berperan membantu
manajemen perusahaan untuk :
1. Memastikan sistem manajemen energi dibuat, diimplementasikan dengan
konsisten serta ditingkatkan secara terus-menerus kearah yang lebih baik.
2. Sasaran-sasaran yang terkait dengan penggunaan energi ditetapkan dengan
prinsip kinerja energi yang selalu lebih baik.
3. Program-program perbaikan sistem dijalankan dengan tujuan penghematan dan
konservasi energi.
4. Mempertimbangkan kinerja energi termasuk untuk perencanaan jangka panjang.
5. Mengidentifikasi kebutuhan dan penyediaan sumber daya yang dibutuhkan untuk
implementasi yang efektif.
6. Melaporkan kinerja energi.
7. Mengkomunikasikan pentingnya penerapan sistem manajemen energi dalam
organisasi . (En: 5.3)
MANUAL SISTEM MANAJEMEN MUTU, LINGKUNGAN, ENERGI DAN K3
Rev. No Tanggal Halaman
: : :
06 01 Juli 2020 046
4. Diagram Fungsi Organisasi / Diagram Proses Bisnis Perusahaan
Diagram fungsi organisasi (pada halaman selanjutnya) atau disebut juga sebagai peta
proses bisnis menerangkan fungsi-fungsi yang ada beserta interaksi utamanya1) yang
ada dalam organisasi PT ADARO INDONESIA (Q: 4.4)
Proses bisnis penambangan PT. Adaro Indonesia bermula dari proses explorasi (fungsi
GEO) untuk mengetahui cadangan batu bara yang berada dalam ruang lingkup wilayah
kerja yang sudah mendapatkan ijin dari otoritas yang berwenang. Data model geologi
kemudian buat perencanaan exploitasi jangka panjang (fungsi LTP). Perencanaan
tersebut menjadi masukan untuk awal proses pemasaran produk batu bara (fungsi MKT)
ke calon pelanggan potensial. Disisi lain juga menjadi masukan untuk perencanaan
penyiapan lahan penambangan (fungsi LMN).
Perencanaan jangka panjang harus didetailkan menjadi perencanaan jangka menengah
dan jangka pendek (fungsi MSP) untuk perencanaan proses penambangan-nya. Proses
penambangan (fungsi PRO) dilakukan dimulai dari kegiatan Land Clearing (pengupasan
top soil), Overburden Stripping (pengupasan lapisan penutup) dan Coal Getting
(pengambilan batu bara). Beberapa proses tambahan seperti proses peledakan
dilakukan untuk memudahkan proses pengupasan lapisan penutup.
Batu bara ditempatkan di tempat penampungan sementara di tambang (ROM) untuk
selanjutnya dilakukan proses pencampuran antar seam batu bara hingga tercapai target
mutu yang sesuai dengan spesifikasi produk. Proses pencampuran atau blending atau
assembly batu bara ini dilakukan secara terintegrasi dengan proses pengangkutan batu
bara (fungsi PAH) dari ROM menuju tempat pemrosesan batu bara.
Proses pencampuran dilakukan secara terintegrasi dengan proses peremukan batu bara
menjadi ukuran partikel yang sesuai dengan spesifikasi produk. Selanjutnya produk siap
untuk dimuat ke barge/tongkang (fungsi CBL) untuk diangkut menuju tempat
transhipment guna dimuat ke kapal laut pengangkut batu bara menuju tempat
pelanggan.
MANUAL SISTEM MANAJEMEN MUTU, LINGKUNGAN, ENERGI DAN K3
Rev. No Tanggal Halaman
: : :
06 01 Juli 2020 047
Fungsi tersebut di atas tidak dapat beroperasi tanpa fungsi pendukung teknis dan
pendukung umum.
Contoh fungsi pendukung teknis diantaranya adalah (namun tidak terbatas pada) :
1. Mine Infrastructure (MIF) yang memastikan tersedianya infrastruktur seperti unit
pengolahan air tambang.
2. Maintenance (MTN) yang memastikan bahwa seluruh mesin-mesin atau
peralatan senantiasa siap beroperasi.
3. Road Construction and Maintenance (RCM) yang memastikan kesiapan jalan
untuk seluruh kegiatan transportasi.
4. Geotechnical and Hydrogeology (GHL) yang memastikan keamanan dari disain
dan operasional tambang.
5. Quality Assurance and Control (QAC) yang memastikan mutu batu bara sesuai
dengan spesifikasi produk.
6. Enviromental Operation (ENV) yang memastikan keselamatan dan keamanan
lingkungan hidup dalam operasional penambangan.
7. Occupational Health and Safety (OHS) yang memastikan kesehatan dan
keselamatan pekerja dalam operasional penambangan.
Contoh fungsi pendukung umum diantaranya adalah (namun tidak terbatas pada) :
1. Integrated Management System (IMS) untuk mendukung implementasi sistem
manajemen terintegrasi.
2. Procurement (PRC) untuk memastikan proses pengadaan seluruh kebutuhan
operasional perusahaan.
3. Human Resource Management (HRM) untuk memastikan tersedianya kecukupan
sumber daya manusia yang kompeten untuk menjalankan proses bisnis PT.
Adaro Indonesia.
Dan fungsi-fungsi pendukung lain dan selengkapnya akan dijelaskan dalam bagian-
bagian dalam manual ini.
MANUAL SISTEM MANAJEMEN MUTU, LINGKUNGAN, ENERGI DAN K3
Rev. No Tanggal Halaman
: : :
06 01 Juli 2020 048
Diagram Fungsi / Proses Bisnis PT. Adaro Indonesia
GEO Geology and Exploration
LTP Long Term Planning
MSP Mid and Short Term Planning
LMG Land
Management
MKT (8)Marketing
PRO Top Soil Removal
PAH Product
Assembly & Hauling
CBL Coal
Processing & Barge Load
Customer
GHL Geotech and
Hydrogeology
CIM Continual
Improvement Management
HRM Human
Resouces Management
ENV Enviromental
Operation
OHS Health &
Safety Operation
MIF Mine
Infrastructure
GMR Government &
Media Relation
CSR Corporate
Social Responsibility
OPD Objective and
Work Plan Development
FAC Finance &
Accounting
MISManagement Information
System
QAC Quality
Assurance & Control
RCM Road
Construction and Mtn
IMS Integrated
Management System
SEC Security
GED Geodetic Service
LAB Laboratory
MTN Maintenance
PROOB Removal
PRO Coal Getting
GAF General Affairs
PRC Procurement
LOGLogistic
CMRCommunity
Relation
NKP Port
Management
1) Interaksi minor tidak tergambarkan dalam peta fungsi untuk mempermudah pembacaan peta dan akan tergambar dalam dokumen yang lebih detail misalnya prosedur.
2) Peta fungsi ini tidak berkaitan dengan struktur organisasi perusahaan. Mungkin terdapat perbedaan antara penamanan fungsi dan penamaan dalam struktur organisasi.
Setiap kotak adalah mewakili sebuah fungsi dalam organisasi2). Masing-masing fungsi
memiliki proses-proses dan akan lebih lanjut dijelaskan dalam diagram sub proses bisnis
yang ada pada setiap section dalam manual ini. Setiap fungsi akan memiliki kebijakan
proses yang sejalan dengan persyaratan standar sistem manajemen mutu, K3,
lingkungan hidup dan energi. Detail tentang bagaimana kebijakan proses tersebut
diimplementasikan dalam proses akan diuraikan dengan lebih jelas di dokumen
Standard Operations Procedure (SOP) yang disebutkan dalam manual ini.
MANUAL SISTEM MANAJEMEN MUTU, LINGKUNGAN, ENERGI DAN K3
Rev. No Tanggal Halaman
: : :
06 01 Juli 2020 049
Perencanaan Sistem Manajemen Mutu, Lingkungan Hidup, Energi, Kesehatan
Keselamatan Kerja terintegrasi (Integrated QHSE Management System) diterapkan
dengan sasaran untuk mencapai keunggulan bisnis, organisasi yang efektif dan efisien,
serta pemenuhan standar sistem manajemen QHSE internasional, rujukan nasional
(Sistem Manajemen K3), rujukan standard khusus industri pertambangan (Sistem
Manajemen Keselamatan Pertambangan/SMKP) dan rujukan lainnya. Hal tersebut
diterapkan dengan pengembangan dan perencanaan yang menyangkut strategi bisnis,
identifikasi proses-proses yang diperlukan, penjelasan interaksi antar proses dan
penentuan ukuran-ukuran kinerja dari tiap proses, pengendalian dan perbaikan sistem
manajemen terus-menerus.
MANUAL SISTEM MANAJEMEN MUTU, LINGKUNGAN, ENERGI DAN K3
Rev. No Tanggal Halaman
: : :
06 01 Juli 2020 050
5. Objective and Work Plan Development
5.1. Sub-Business Process
Fungsi ini bertujuan untuk memastikan bahwa penetapan Key Performance Indicator
(KPI) yang ada di lingkup PT. Adaro Indonesia telah sesuai dengan objective
perusahaan secara keseluruhan dan dipastikan adanya proses kajian secara berkala
untuk memastikan ketercapaiannya. Fungsi ini memiliki beberapa proses penting (warna
kuning) yang tergambar seperti pada peta proses dibawah ini.
All Function
OPD-01Penyusunan Sasaran dan
Rencana Kerja
OPD-02Tinjauan
Management
Continual Improvement Management
OPD-03 Risk Management
MANUAL SISTEM MANAJEMEN MUTU, LINGKUNGAN, ENERGI DAN K3
Rev. No Tanggal Halaman
: : :
06 01 Juli 2020 051
5.2. Uraian Umum
Keefektifan penerapan suatu sistem manajemen mutu, lingkungan hidup, energi dan
keselamatan kesehatan kerja adalah salah satunya dapat dilihat dari kesuksesan
pencapaian indikator-indikator kinerja yang ada. Tanpa adanya indikator, maka akan
sulit untuk melihat secara objektif kinerja dari suatu unit kerja. Sasaran-sasaran yang
sudah ditetapkan akan dikaji secara berkala untuk melihat ketercapaiannya. Tindakan
perbaikan tentunya diperlukan untuk memastikan bahwa kegagalan pencapaian sasaran
dapat diselesaikan dengan baik dan dikemudian hari tidak terjadi keterulangan
kegagalan pencapaian sasaran. Tinjauan untuk melihat secara keseluruhan penerapan
sistem manajemen juga dilakukan dengan melibatkan pihak direksi atau manajemen
puncak. Proses ini adalah tanggung jawab Direksi, KTT/MR, Deputi MR, Kepala Divisi,
Kepala Departemen dan Kepala Seksi. (Q: 5.5.1, 7.3) (E:5.1, 9.1)
Untuk memastikan bahwa perusahaan dapat mencapai tujuan ini, proses berikut
didokumentasikan dan dilakukan dalam keadaan terkontrol :
a. Penyusunan Sasaran dan Rencana Kerja
b. Manajemen Risiko
c. Tinjauan Manajemen
5.3. Penyusunan Sasaran dan Rencana Kerja
Penyusunan sasaran dan rencana kerja (indikator kinerja/KPI) dilakukan dengan
mengacu dan mempertimbangkan pada Company Objective/Corporate Letter
Attachment, 5 years & 1 year Plan, Approved Budget Folder dan Risk Report. Agar
semua hal tersebut diatas dapat disinergikan dengan baik, maka selanjutnya dilanjutkan
dengan melakukan analisa menggunakan alat atau tool perencanaan strategis (misalnya
analisa SWOT). Analisa perencanaan strategis ini menghimpun informasi tentang issue-
MANUAL SISTEM MANAJEMEN MUTU, LINGKUNGAN, ENERGI DAN K3
Rev. No Tanggal Halaman
: : :
06 01 Juli 2020 052
issue dari sisi internal perusahaan maupun eksternal perusahaan. (Q: 4.1, 4.4, 6.2, 7.3) (E: 4.1,
4.2, 6.1, 6.2) (S: 4.1, 4.2, 6.2) (En: 4.1, 4.2, 6.2)
Berdasarkan analisa perencanaan strategis tersebut, maka dapat diidentifikasi
kumpulan-kumpulan strategi yang tepat untuk mencapai tujuan yang ada. Selanjutnya
strategi-strategi tersebut diperiksa hubungan timbal baliknya, sehingga setiap strategi
dapat dipastikan keterkaitannya secara menyeluruh. Dari strategi yang ada maka
selanjutnya adalah dilihat unit kerja mana saja yang ada kaitannya dengan strategi
terkait. Dari tahap ini, maka setiap unit kerja akan menetapkan indikator-indikator kinerja
(KPI) dan Rencana Kerja (Activity Plan) yang sesuai. Beberapa KPI dikembangkan
dengan mempertimbangkan aspek mutu, lingkungan hidup, manajemen energi dan K3.
(Q: 4.1, 4.4, 7.3) (E: 4.1, 4.2, 6.1, 6.2) (S: 4.1, 4.2, 6.1, 6.2) (SMK3:6c) (En: 4.1, 4.2, 6.1, 6.2)
SOP Terkait
- AI-OPD-01 Penyusunan Sasaran dan Rencana Kerja
5.4. Manajemen Risiko
Penyusunan sasaran dan rencana kerja sebagaimana diuraikan diatas mempertimbang-
kan risiko-risiko bisnis, mutu, K3 dan lingkungan hidup yang tertuang dalam Risk Report.
Proses manajemen risiko diawali dengan menelaah organisasi dan konteksnya dari
sudut pandang kepentingan pihak eksternal dan internal. (Q: 4.1, 4.2, 4.4, 6.1) (E: 4.1,4.2, 6.1) (S:
4.1,4.2, 6.1) (En: 4.1,4.2, 6.1)
Issue-issue eksternal seperti issue aspek legal, teknologi, persaingan bisnis, situasi
pasar, budaya, lingkungan ekonomi dan sosial baik lokal, nasional, regional atau
internasional dipertimbangkan dalam analisa risiko.
Dari sisi internal perusahaan, issue-issue seputar nilai-nilai budaya perusahaan, budaya
perusahaan, pengetahuan dan kinerja perusahaan menjadi hal yang juga
dipertimbangkan dalam analisa risiko.
MANUAL SISTEM MANAJEMEN MUTU, LINGKUNGAN, ENERGI DAN K3
Rev. No Tanggal Halaman
: : :
06 01 Juli 2020 053
Risiko-risiko yang signifikan harus diidentifikasi rencana tindakan penanggulangannya
untuk menurunkan risiko-nya. Rencana ini merupakan bagian dari penyusunan sasaran
dan rencana kerja sebagaimana yang diuraikan pada bagian 5.2 dalam manual ini.
Keefektivitasan dari rencana tindakan harus dianalisa untuk dilakukan penyempurnaan
bila diperlukan. (Q: 6.2, 9.1.3, 10.2)
SOP Terkait
- AI-OPD-03 Manajemen Risiko
5.5. Tinjauan Manajemen
Secara berkala penerapan sistem manajemen mutu, lingkungan hidup, manajemen
energi dan K3 dianalisa, dikaji dan ditelaah secara berkala untuk melihat kecukupan dan
keefektifannya melalui pencapaian indikator kinerja yang sudah ditetapkan. Dalam hal ini
direksi akan terlibat untuk melakukan peninjauan sistem manajemen yang ada.
Isu-isu besar yang terkait dengan pelaksanaan sistem manajemen akan disampaikan
dan dibahas dalam sesi tersebut. Dalam sesi tinjauan manajemen tersebut selanjutnya
akan diidentifikasi permasalahan-permasalahan yang ada dan selanjutnya akan
direncanakan tindakan perbaikan atau pencegahan yang perlu.
Keputusan yang dihasilkan dari sesi tinjauan manajemen tersebut selanjutnya akan
dipantau oleh MR/Deputi MR, dimana pada tinjauan manajemen selanjutnya hal tersebut
akan disampaikan. (Q: 9.3, 10) (E:9.3, 10) (S: 9.3) (En: 9.3)
SOP Terkait
- AI-OPD-02 Tinjauan Manajemen
MANUAL SISTEM MANAJEMEN MUTU, LINGKUNGAN, ENERGI DAN K3
Rev. No Tanggal Halaman
: : :
06 01 Juli 2020 054
6. Coal Processing and Barge Loading (CBL)
6.1. Sub-Business Process
Fungsi Coal Processing and Barge Loading ini bertujuan untuk memastikan bahwa
proses peremukan batubara dan pemuatan batu bara ke tongkang dapat berjalan secara
efektif dan efisien. Selain itu tentunya dapat memenuhi persyaratan pelanggan dan
seminimal mungkin dapat menekan dampak lingkungan hidup yang merugikan serta
menekan terjadinya insiden K3.
SHIPPING FUNCTION
PRODUCTION ASSEMBLY &
HAULING FUNCTION
SHIPPING FUNCTION
QUALITY ASSURANCE
AND CONTROL FUNCTION
PRODUCTION ASSEMBLY &
HAULING FUNCTION
QUALITY ASSURANCE
AND CONTROL FUNCTION
CBL-01Perencanaan Operasi CPBL
CBL-02Pemrosesan Batu
Bara
CBL-04Pemuatan Batu
Bara Ke Tongkang
CBL-03Stock Pile
Management
MAINTENANCE FUNCTION
CBL-06Tata Kelola Pabrik
CBL-05Proses Sandar,
Muat, dan Keluar Pelabuhan Batubara
CBL-07Proses Bongkar
Muat Pelabuhan Utara
RELATED FUNCTION
RELATED FUNCTION
MANUAL SISTEM MANAJEMEN MUTU, LINGKUNGAN, ENERGI DAN K3
Rev. No Tanggal Halaman
: : :
06 01 Juli 2020 055
6.2. Uraian Umum
Proses lanjutan setelah proses penambangan dan pengangkutan batubara adalah
proses peremukan dan pemuatan ke tongkang. Proses peremukan ini berjalan secara
simultan dengan proses pencampuran komposisi material batu bara. Pencampuran
dilakukan sedemikian rupa sehingga hasil dari pencampuran tersebut memenuhi target
parameter mutu batu bara (spesifikasi).
Agar proses produksi berjalan aman dan selamat, maka aspek K3 menjadi perhatian
penting. Pekerjaan-pekerjaan yang mempunyai risiko K3 yang signifikan akan
dikendalikan dengan JSA, prosedur dan instruksi kerja. Alat pelindung diri (APD) yang
relevan dipastikan konsistensi penggunaannya. Para pengawas yang ada akan
memastikan bahwa semua aturan-aturan K3 dijalankan dan dipatuhi. Potensi-potensi
pencemaran/gangguan lingkungan hidup yang ada saat proses produksi akan
diminimalkan dan dicegah. Penggunaan energi dimonitor dan pastikan dalam kondisi
yang paling efisien. Segala bentuk ataupun potensi ketidaksesuaian akan dilakukan
tindakan koreksi, korektif dan preventif untuk memastikan kegiatan operasional tetap
dalam kondisi terkendali. (E:8.1) (S:8.1) (En: 8.1).
Untuk memastikan bahwa perusahaan dapat mencapai tujuan ini, proses berikut
didokumentasikan dan dilakukan dalam keadaan terkontrol :
d. Perencanaan Operasi CPBL
e. Pemrosesan Batubara.
f. Pemuatan Batubara Ke Tongkang.
g. Tata Kelola Pabrik (Plant Housekeeping).
MANUAL SISTEM MANAJEMEN MUTU, LINGKUNGAN, ENERGI DAN K3
Rev. No Tanggal Halaman
: : :
06 01 Juli 2020 056
6.3 Perencanaan Operasi CPBL
Material batu bara yang berasal dari tambang memiliki variasi mutu yang berbeda-beda.
Untuk memastikan bahwa mutu produk batu bara akhir akan memenuhi persyaratan
mutu dari pelanggan maka perencanaan pencampuran batu bara menjadi hal yang
sangat penting. (Q:8.1). Informasi tentang tentang rencana pengiriman material dari
tambang dari sisi kuantitas dan kualitas (Q&Q) , informasi Q&Q stock di stock pile dan
informasi tentang rencana pengiriman ke tongkang diolah sedemikian rupa menjadi
perencanaan operasional plant CPBL. Perencanaan meliputi pengaturan operasional
hoper, operasional stock pile dan operasional jetty.
Permintaan batubara dari pelanggan dipastikan informasinya jelas (Q:8.2) dan selanjutnya
akan dilakukan kajian-kajian terhadap kesiapan plant dan juga stock yang ada (Q:8.2).
Komunikasi dengan pihak shipping, marketing dan mining dan juga coal hauling
dilakukan secara intensif untuk memastikan bahwa segala sesuatunya telah sesuai
dengan persyaratan yang ada (Q:8.2.1).
SOP Terkait
- AI-CBL-01 Perencanaan Operasi CPBL
6.4. Pemrosesan Batubara
Batubara yang diterima dari kegiatan penambangan dan pengangkutan, pada tahap ini
akan dilakukan pemrosesan lanjutan yang ada di crushing plant. Tujuan dari kegiatan ini
adalah meremukkan/crush dan mencampur/blend batubara agar sesuai dengan
spesifikasi yang sudah ditetapkan.
Kesiapan sarana infrastruktur yang ada di plant akan dipastikan sedemikian rupa
sehingga proses operasional peremukan, penumpukan dan penuangan batubara ke
tongkang bisa berjalan dengan efektif dan efisien (Q:7.1.3)
MANUAL SISTEM MANAJEMEN MUTU, LINGKUNGAN, ENERGI DAN K3
Rev. No Tanggal Halaman
: : :
06 01 Juli 2020 057
Sistem yang ada dibangun sedemikian rupa sehingga kemamputelusuran dapat
dipastikan berjalan dengan baik, sehingga kualitas batu bara yang ada di dalam
tongkang dapat ditelusuri sampai hulu-nya. (Q:8.5.2).
Pemeriksaan kualitas proses dan produk dilakukan secara terencana dan dilakukan
secara tepat sasaran agar tujuan dapat tercapai. Jika terjadi ketidaksesuaian, maka
tindakan koreksi seperlunya akan diambil untuk menghilangkan gejala yang
teridentifikasi (Q:8.1,8.7). Penumpukan batubara di stockpile juga dipastikan
mekanismenya agar tidak terjadi degradasi mutu (Q:8.5.4). Sistem yang ada telah
dibangun sedemikian rupa sehingga kemamputelusuran dapat dipastikan telah berjalan
secara baik, sehingga kualitas batubara yang ada di dalam tongkang dapat ditelusuri
sampai hulu-nya. (Q:8.5.2).
SOP Terkait
- AI-CBL-02 Pemrosesan Batubara
- AI-CBL-03 Stock Pile Management
6.5. Pemuatan Batubara Ke Tongkang
Pemuatan Batubara Ke Tongkang dimulai dengan diterimanya jadwal muat tongkang
dari pihak shipping, selanjutnya Port Captain akan berkoordinasi dengan pihak
operasional terkait dengan ketersediaan kargo. Dalam hal ini perencanaan yang ada
dijadikan acuan untuk proses pemuatan batubara ke tongkang. Proses selanjutnya port
captain akan mengintruksikan tongkang sandar ke Jetty yang telah ditentukan, kemudian
dilakukan pembersihan dan dilakukan inisial draft sebelum proses pemuatan dilakukan.
Setelah proses tersebut dilakukan, maka tongkang akan dimuat dengan komposisi dan
peralatan yang telah ditentukan. Proses ini akan berakhir ketika tongkang telah terisi
sesuai dengan jenis batubara dan jumlah sesuai dengan ketentuan/spesifikasi yang
telah ditentukan.
MANUAL SISTEM MANAJEMEN MUTU, LINGKUNGAN, ENERGI DAN K3
Rev. No Tanggal Halaman
: : :
06 01 Juli 2020 058
Selain faktor jumlah dan kualitas, PT. Adaro Indonesia memahami, pengiriman tepat
waktu adalah salah satu kepuasan pelanggan, sehingga proses pemuatan dilakukan
dengan baik agar tujuan ini dapat tercapai. (Q:8.1).
SOP Terkait
- AI-CBL-04 Pemuatan Batubara Ke Tongkang
- AI-CBL-05 Proses Sandar, Muat dan Keluar Pelabuhan Batubara.
6.6. Tata Kelola Pabrik
Tata Kelola Pabrik dimulai dengan dibuatnya rencana tata kelola pabrik. Rencana tata
kelola pabrik dilakukan dengan melakukan analisa mendalam terhadap kondisi yang
ada. Regulasi, HSE Risk Assessment dan dokumen-dokumen lain yang dirasa relevan
dikaji dalam rangka pembuatan rancangan tata kelola pabrik yang tepat sasaran. Tujuan
utama dari rencana tata kelola ini adalah untuk memastikan plant tetap beroperasi
secara lancar dan juga dalam rangka untuk memastikan aspek K3LH tetap terkendali
dengan baik (Q:7.1.4) (E:7.1, 8.1) (S:7.1, 8.1).
SOP Terkait
- AI-CBL-06 Tata Kelola Pabrik
6.2.5. Proses Bongkar Muat Non Batubara di Pelabuhan Utara.
Infrastruktur pelabuhan yang dibuat selain sebagai fasilitas pemrosesan batubara dan
pemuatannya, juga memiliki fungsi untuk menjadi pelabuhan bongkar muat material
pendukung operasi seperti pembongkaran bahan bakar dari tongkang ke truk
pengangkut distribusi bahan bakar dan bongkat muat material lainnya.
SOP Terkait
- AI-CBL-07 Proses Bongkar Muat Pelabuhan Utara
MANUAL SISTEM MANAJEMEN MUTU, LINGKUNGAN, ENERGI DAN K3
Rev. No Tanggal Halaman
: : :
06 01 Juli 2020 059
7. Quality Assurance & Control (QAC)
Fungsi ini bertujuan untuk memastikan bahwa semua batubara yang dihasilkan dari
proses penambangan, proses coal assembly dan proses di crushing plant memenuhi
persyaratan dari pelanggan. Fungsi ini memiliki beberapa proses penting (warna kuning)
yang tergambar seperti pada peta proses dibawah ini.
7.1. Sub-Business Process
QAC-01Coal Quality
Blending PlanMining Mining
QAC-02Pemeriksaan
Kualitas Proses dan Hasil
Penambangan
QAC-03Pemeriksaan Penimbunan
dan Pengangkutan
Mid and Shorterm Plan
Geology
Product Assembly and
Hauling
Production
Product Assembly and
Hauling
P
Laboratory
A
MANUAL SISTEM MANAJEMEN MUTU, LINGKUNGAN, ENERGI DAN K3
Rev. No Tanggal Halaman
: : :
06 01 Juli 2020 060
Customer
QAC-04Pemeriksaan
Kualitas Pemrosesan
Pengolahan BB
QAC-05Pemeriksaan
Kualitas Pemuatan
Batubara ke Tongkang
QAC-06Pemeriksaan dan Verifikasi Draft Survey
Cargo Tongkang
QAC-07Pemantauan
Trend Kualitas Kargo Tongkang
dan Vessel
QAC-09Penanganan
Keluhan Pelanggan
Marketing
QAC-08Investegasi dan
Pelaporan Masalah
Kualitas BB
Coal Processing and Barge Loading
Product Assembly and
Hauling
Coal Processing & Barge Loading
PBMM
Coal Processing & Barge Loading
Laboratory
Mid and Shorterm Plan
P
A
7.2. Uraian
Untuk memastikan kualitas dari produk yang dihasilkan sesuai dengan permintaan
pelanggan dan menjamin konsistensi terpenuhinya spesifikasinya, maka ditetapkan
serangkaian metode kontrol kualitas. PT. Adaro Indonesia telah dilengkapi dengan
infrastruktur laboratorium yang lengkap, serta tenaga yang kompeten dalam rangka
menjaga validitas hasil analisa data. (Q:4.2, 7.1.5.1, 8.1) (SMK3:13)
Agar proses ini dapat berjalan sesuai dengan tujuan yang diharapkan, maka aspek K3
juga menjadi perhatian yang utama. Pekerjaan-pekerjaan yang mempunyai risiko insiden
MANUAL SISTEM MANAJEMEN MUTU, LINGKUNGAN, ENERGI DAN K3
Rev. No Tanggal Halaman
: : :
06 01 Juli 2020 061
K3LH signifikan akan dikendalikan dengan JSA, SOP dan WIN terkait. APD yang
relevan dipastikan konsistensi penggunaannya. Para pengawas yang ada akan
memastikan bahwa semua aturan-aturan K3LH dijalankan dan dipatuhi. Potensi-potensi
pencemaran/gangguan lingkungan hidup yang ada diminimalkan dan dicegah. (E:8.1).
Kendali risiko K3LH juga diapplikasikan termasuk dari produk batu bara sendiri misalnya
dengan pencegahan terjadinya batu bara terbakar.
Untuk memastikan bahwa perusahaan dapat mencapai tujuan ini, proses berikut
didokumentasikan dan dilakukan dalam keadaan terkontrol :
h. Pemeriksaan Kualitas Produk dan Proses.
i. Penanganan dan Tindak Lanjut Hasil Inspeksi Mutu Batu Bara.
j. Penanganan Permintaan Market Sample.
k. Penanganan Keluhan Pelanggan.
7.3. Pemeriksaan Kualitas Batubara
Pemeriksaan kualitas batubara dilakukan pada beberapa titik mulai dari area front
loading di Pit, area stock ROM, area stok kelanis, hingga barge loading. Keakurasian
seam batubara yang ditambang, ukuran pecahan batubara, kebersihan batubara (tidak
tercampur dengan material lain dan kontaminan) menjadi perhatian dari sisi mutu. Bila
ditemukan kondisi batubara yang tercampur material lain, ukuran pecahan yang terlalu
besar, kontaminan seperti metal atau black stone atau benda asing lainnya, maka tim
QC segera mengambil langkah-langkah koreksi dan korektif bersama-sama tim terkait
seperti pihak kontraktor dan pengawas Adaro. Langkah koreksi adalah dengan
melakukan tindakan untuk memperbaiki produk dan menghilangkan ketidaksesuaian.
Langkah korektif adalah dengan mencari akar permasalahan dan melakukan tindakan
untuk pencegahan kejadian berulang dan pencegahan terkirimnya batubara bermasalah
ke proses berikutnya. Perubahan terhadap rencana mungkin diperlukan sebagai bagian
dari tindakan korektif. Perubahan ini dikendalikan dengan seksama dan efektif untuk
memastikan tercapainya sasaran proses.
MANUAL SISTEM MANAJEMEN MUTU, LINGKUNGAN, ENERGI DAN K3
Rev. No Tanggal Halaman
: : :
06 01 Juli 2020 062
Sistem identifikasi, dokumentasi dan pencatatan atas seluruh kegiatan operasional yang
dilakukan dibuat sedemikian rupa baik secara manual maupun elektronik sehingga
memudahkan penelusuran akar masalah bila terdapat masalah ketidaksesuaian atau
informasi bila ada informasi yang dibutuhkan. (Q: 7.1.5.1, 8.5.1, 8.5.2, 8.5.6, 10.2)
Tim QC bersama pengawas Adaro memeriksa hasil proses untuk memastikan
kesesuaian hasil proses dengan rencana. Hasil proses penambangan diperiksa
kerapihannya dan dipastikan tidak meninggalkan batubara sisa / terbuang. (Q: 8.5.1, 8.6).
Pemeriksaan kualitas batubara pasca coal processing (crushing/blending) dengan
dimulai dilakukannya proses inspeksi oleh laboratorium independen pada barge yang
dimuati batubara sesuai dengan permintaan pelanggan. Selanjutnya dilakukannya
analisis dan dilakukan verifikasi sebelum dirilis untuk menjamin tidak terdapat kekeliruan
dalam pembuatan laporan. (Q: 7.1.5.1, 8.6, 8.7)
Hasil data analisa kualitas batubara dari laboratorium yang diterima selanjutnya dilihat
apakah persyaratan yang sudah ditetapkan terpenuhi atau tidak. Jika terjadi
ketidaksesuaian atau anomali, maka akan dilakukan koordinasi untuk pengambilan
tindakan perbaikan untuk menghilangkan ketidaksesuaian yang teridentifikasi. (Q: 7.1.5.1,
8.6, 8.7, 9.1.3)
Selain kualitas produk, kualitas proses produksi juga perlu untuk dipastikan
kehandalannya. Suatu program pemeriksaan kualitas proses dikembangkan dan
selanjutnya disiapkan sumberdaya yang diperlukan untuk selanjutnya konten dari
program pemeriksaan kualitas proses diterapkan. Anomali/ketidaksesuaian yang
teridentifikasi akan diselesaikan dengan berkoordinasi dengan pihak yang terkait. Hasil
perbaikan/koreksi yang dilakukan juga akan dipastikan telah memenuhi persyaratan.
(Q: 7.1.5.1, 8.7, 10.2)
MANUAL SISTEM MANAJEMEN MUTU, LINGKUNGAN, ENERGI DAN K3
Rev. No Tanggal Halaman
: : :
06 01 Juli 2020 063
SOP Terkait
- AI-QAC-01 Coal Quality Blending Plan
- AI-QAC-02 Pemeriksaan Kualitas Proses Produksi Hasil Penambangan
- AI-QAC-03 Pemeriksaan Penimbunan dan Pengangkutan Batubara
- AI-QAC-04 Pemeriksaan Kualitas Pemrosesan Batubara
- AI-QAC-05 Pemeriksaan kualitas pemuatan batu bara ke tongkang dan vessel
- AI-QAC-06 Pemeriksaan dan verifikasi draft survey kargo tongkang-vessel
- AI-QAC-07 Pemantauan trend kualitas kargo tongkang dan vessel
7.4. Penanganan dan Tidak Lanjut Hasil Inspeksi Mutu Batu Bara.
PT. Adaro Indonesia menyiapkan prosedur terdokumentasi sebagai panduan dalam
penanganan dan tindak lanjut setelah data hasil inspeksi mutu didapatkan dan setelah
analisa data dilakukan untuk memastikan bahwa produk yang akan dikirim akan
senantiasa sesuai dengan persyaratan mutu pelanggan. Bentuk dari penanganan atau
tindak lanjut meliputi tindakan koreksi terhadap mutu produk dan tindakan pencegahan
masalah berulang. (Q : 8.7, 10.2)
Bila disyaratkan oleh pelanggan, maka segala aktivitas pasca pengiriman dilaksanakan
sesuai dengan persyaratan yang disepakati dalam kontrak. (Q: 8.5.5)
SOP Terkait :
- AI-QAC-08 Investigasi dan pelaporan masalah kualitas batu bara
7.5. Penanganan Permintaan Market Sample
Penanganan permintaan market sample dimulai dari permintaan sampel dari pihak
pelanggan melalui tim Sales and Marketing, disiapkan oleh tim Produksi dan dilanjutkan
dengan proses inspeksi dan analisis hingga dikirimnya sample kepada pelanggan. Tim
Quality Control memastikan bahwa data mutu dari sample tersebut adalah akurat dan
sesuai dengan persyaratan pelanggan. (Q:4.2, 8.2)
MANUAL SISTEM MANAJEMEN MUTU, LINGKUNGAN, ENERGI DAN K3
Rev. No Tanggal Halaman
: : :
06 01 Juli 2020 064
7.6. Penanganan Keluhan Pelanggan
Penanganan keluhan pelanggan dimulai dengan diterimanya keluhan dari pelanggan,
dilakukan proses observasi lapangan, investigasi, ditentukannya akar permasalahan dan
dilanjutkan dengan penentuan dan penerapan tindakan perbaikan. Tindakan perbaikan
yang dilakukan terkait denan keluhan pelanggan dilakukan secara tepat sasaran,
sedemikian rupa sehingga dipastikan permasalahan yang serupa tidak akan terjadi
berulang (Q:4.2, 8.5.5, 8.7, 10.2)
Data keluhan pelanggan setiap tahun akan dilakukan analisa dan dilihat kecenderungan
keluhan pelanggan. Jika kecenderungan keluhan pelanggan mengindikasikan
permasalahan yang krusial/major, maka tindakan perbaikan diterapkan. Jika diperlukan
akan diarahkan kepada project continuous improvement. (Q:4.2, 9.1.2, 10.2, 10.3)
SOP Terkait
- AI-QAC-09 Penanganan Keluhan Pelanggan
MANUAL SISTEM MANAJEMEN MUTU, LINGKUNGAN, ENERGI DAN K3
Rev. No Tanggal Halaman
: : :
06 01 Juli 2020 065
8. Maintenance (MTN)
8.1. Sub-Business Process
Fungsi ini memiliki peran untuk memastikan bahwa semua infrastruktur operasional
berjalan/beroperasi sesuai dengan standar yang sudah ditetapkan demi terjaganya
kelangsungan proses produksi. Infrastruktur disini adalah baik infrastruktur langsung
maupun tidak langsung terhadap proses produksi. Fungsi ini memiliki beberapa proses
penting (warna kuning) yang tergambar seperti pada peta proses dibawah ini.
Coal Processing and Barge
Loading
Fungsi Terkait
MTN-01Predictive
Maintenance
MTN-02Preventive
Maintenance
MTN-03Breakdown
Maintenance
MTN-04Infrastructure
Project Maintenance
MTN-06Pengelolaan Alat
Ukur
MTN-05Corrective
Maintenance
MTN-07Workshop Tools
Facilities
MANUAL SISTEM MANAJEMEN MUTU, LINGKUNGAN, ENERGI DAN K3
Rev. No Tanggal Halaman
: : :
06 01 Juli 2020 066
8.2. Uraian Umum
Infrastruktur utama yang dikendalikan adalah mesin-mesin, alat-alat atau fasilitas lain
yang mana secara langsung mempengaruhi kualitas, keselamatan kesehatan kerja,
penggunaan energi dan lingkungan hidup yang dipelihara secara efektif kehandalannya
dan keefisienannya (Q: 7.1.1,7.1.3, 7.1.4) (E: 7.1) (En: 7.1).
Pencegahan, pemeliharaan dan perbaikan kerusakan adalah aktivitas penting yang
memerlukan pengaturan dan perencanaan yang baik, yang pada akhirnya akan
menambah kinerja dari permesinan, peralatan atau instrumen lain sehingga
memperkecil terjadinya kerusakan (Q: 7.1.1, 7.1.3, 7.1.4) (E: 7.1) (En: 7.1).
Permesinan dan instrumen-instrumen tersebut harus terpelihara dengan baik sehingga
memerlukan koordinasi diantara semua area diinternal organisasi Adaro Indonesia.
Aspek K3LH menjadi prioritas utama dalam kegiatan pemeliharaan. Pekerjaan-
pekerjaan yang mempunyai risiko K3LH yang signifikan akan dikendalikan dengan JSA,
prosedur dan instruksi kerja. APD yang relevan dipastikan konsistensi penggunaannya.
Para pengawas yang ada akan memastikan bahwa semua aturan-aturan K3 dijalankan
dan dipatuhi. Potensi-potensi pencemaran/gangguan lingkungan hidup yang ada
diminimalkan dan dicegah serta memastikan pemborosan penggunaan energi dapat
diminimalisir (E:8.1) (S: 8.1) (En: 8.1).
Hal ini adalah merupakan tanggung jawab semua lini yakni, Kepala Departemen, Kepala
Seksi, Pengawas, Leadman dan Teknisi agar tercapai tujuan di atas.
Untuk memastikan bahwa pelayanan yang dilakukan teknisi berjalan optimal, efektif dan
efisien, maka proses berikut harus didokumentasikan dan dikontrol dalam
pelaksanaannya :
a. Perawatan Berkala Infrastruktur
b. Penanganan Kerusakan Infrastruktur dan Pelaksanaan Project Infrastruktur
c. Pengelolaan Alat Ukur
d. Workshop Tools Facilities
MANUAL SISTEM MANAJEMEN MUTU, LINGKUNGAN, ENERGI DAN K3
Rev. No Tanggal Halaman
: : :
06 01 Juli 2020 067
8.3. Perawatan Berkala Infrastruktur
Infrastruktur operasional produksi yang ada perlu untuk dikelola dengan baik. Kegiatan
ini mempunyai sasaran yaitu menekan terjadinya kerusakan alat. Diharapkan bahwa
jarak antar kerusakan semakin jauh (jarang) dan juga lamanya kerusakan seminimal
mungkin, sedemikian rupa sehingga infrastruktur produksi beroperasi secara aman,
efiktif dan efisien untuk mendukung target produksi. Infrastruktur yang ada dilakukan
inspeksi secara berkala untuk dilihat kondisinya. Infrastruktur dipastikan beroperasi
dalam kondisi normal termasuk dalam hal konsumsi energinya. Dari hasil
pengamatan/pemeriksaan berkala tersebut dapat dilihat seberapa andal infrastruktur
yang ada yang selanjutnya dibuat prediksi keandalan infrastruktur yang bersangkutan
Data-data predictive yang ada selanjutnya dianalisa untuk dibuatkan rencana perawatan
berkala. Rencana perawatan berkala akan didiskusikan dengan pihak-pihak yang terkait
untuk mulai dikoordinasikan pelaksanaan preventive maintenance atau corrective
maintenance-nya (Q: 7.1.1, 7.1.3, 7.1.4) (E: 7.1) (En: 7.1)
SOP Terkait
- AI-MTN-01 Predictive Maintenance
- AI-MTN-02 Preventive Maintenance
- AI-MTN-05 Corrective Maintenance
8.4. Penanganan Kerusakan Infrastruktur dan Pelaksanaan Project Infrastruktur
Kehandalan infrastruktur memegang peranan penting terhadap pencapaian target
produksi. Infrastruktur perlu untuk selalu dipastikan setiap saat kesiapan dan
keandalannya untuk digunakan di dalam proses produksi. Jika terjadi kerusakan, maka
penanganannya harus dilakukan secara aman, efektif dan efisien, sedemikian rupa
sehingga dengan cepat infrastruktur dapat dengan segera dioperasikan sesuai dengan
standard yang sudah ditetapkan dan dicegah kemungkinan terjadinya kerusakan yang
sama. Infrastruktur dipastikan beroperasi dalam kondisi normal termasuk dalam hal
konsumsi energinya. (En: 7.1)
MANUAL SISTEM MANAJEMEN MUTU, LINGKUNGAN, ENERGI DAN K3
Rev. No Tanggal Halaman
: : :
06 01 Juli 2020 068
Jika kerusakan dirasa perlu melibatkan pihak ketiga, maka perencanaan terkait dengan
hal tersebut akan disusun secara detail dan dipastikan bahwa dapat memenuhi
persyaratan yang diinginkan. Koordinasi dan komunikasi secara efektif dibangun
diantara PT. Adaro Indonesia dan kontraktor. Project perbaikan/pembangunan
infrastruktur akan dikembangkan secara seksama dengan melibatkan penanggung
jawab yang jelas, item pekerjaan yang akan dilakukan dan juga kerangka waktu yang
tepat (Q:7.1.1, 7.1.3, 7.1.4) (E:7.1) (En:7.1)
Pekerjaan yang dirasa mengakibatkan perubahan cukup signifikan, maka pengelolaan
perubahan (change management) akan dilakukan. Dokumen change management wajib
untuk dilengkapi dengan tujuan untuk mencegah terjadinya insiden K3LH (E:6.1), (S: 8.1.3)
SOP Terkait
- AI-MTN-03 Breakdown Maintenance
- AI-MTN-04 Infrastructure Project Management
8.5. Pengelolaan Alat Ukur
Semua instrumen yang berhubungan dengan mutu dari produk, lingkungan hidup,
konsumsi energi, keselamatan dan kesehatan kerja harus dikendalikan dengan efektif.
Kalibrasi atau verifikasi dilakukan untuk memastikan bahwa hasil pengukuran suatu alat
ukur menunjukan angka yang akurat dan presisi. Penjadwalan Kalibrasi harus
dikembangkan dengan mencantumkan frekuensi kalibrasi/verifikasi dan juga
penanggung jawab-nya. Kalibrasi dapat dilakukan secara internal atau secara eksternal.
Hasil dari kalibrasi dijadikan dasar langkah berikutnya yang akan diambil, jika ditemukan
instrumen yang sudah usang, rusak atau gejala anomaly yang lain. (Q: 7.1.5.1, 7.1.5.2) (E:
9.1.1) (S: 9.1.1) (SMK3: 13.f) (En: 9.1.1)
SOP Terkait
- AI-MTN-06 Pengelolaan Alat Ukur
MANUAL SISTEM MANAJEMEN MUTU, LINGKUNGAN, ENERGI DAN K3
Rev. No Tanggal Halaman
: : :
06 01 Juli 2020 069
8.6. Workshop Tools Facilities
Perawatan dan perbaikan infrastruktur agar dapat berjalan secara aman, efektif dan
efisien perlu ditunjang oleh tools dan equipment support yang layak, baik dari segi
jumlah maupun kondisinya. Peminjaman dan penggunaan tools dan equipment support
akan dikendalikan untuk menjamin ketersediaan dan kehandalannya.
Secara berkala tools dan equipment support akan diadakan pemeriksaan standar
kelengkapan dan kondisi yang melibatkan pihak-pihak terkait. Apabila ditemukan
penyimpangan standar kelengkapan dan kondisi harus dibuatkan berita acara untuk
dilakukan tindakan perbaikan atau pengadaannya.
(Q: 7.1.3)(E: 7.1)(S: 7.1)
SOP Terkait
- AI-MTN-07 Workshop Tools Facilities
MANUAL SISTEM MANAJEMEN MUTU, LINGKUNGAN, ENERGI DAN K3
Rev. No Tanggal Halaman
: : :
06 01 Juli 2020 070
9. Pembelian Barang dan Jasa
Fungsi ini memiliki peran untuk memastikan bahwa semua proses pembelian
berjalan/beroperasi sesuai dengan standar yang sudah ditetapkan demi terjaganya
kelangsungan proses produksi. Pembelian disini adalah termasuk langsung maupun
tidak langsung. Fungsi ini memiliki beberapa proses penting (warna kuning) yang
tergambar seperti pada peta proses dibawah ini.
9.1. Sub-Business Process
User
LOGISTIC FUNCTION
FINANCE & ACCOUNTING
FUNCTION
Vendor
FINANCE & ACCOUNTING
FUNCTION
PRC-07Proses Tender
PRC-01Seleksi dan
Prefered Vendor
PRC-06Pembuatan
Comparative Quotation
PRC-02Pembuatan
Purchase Order
PRC-05Pembuatan
Kontrak Pengadaan
PRC-04Pembuatan
Purchase Requisition
PRC-03Berita Acara Serah Terima
Pekerjaan
PRC-08Procurement
Planning
PRC-09Evaluasi Vendor
MANUAL SISTEM MANAJEMEN MUTU, LINGKUNGAN, ENERGI DAN K3
Rev. No Tanggal Halaman
: : :
06 01 Juli 2020 071
9.2. Uraian Umum
Proses Pembelian merupakan bagian penting dari organisasi PT. Adaro Indonesia
dalam rangka untuk menjamin kontinuitas pasokan barang dan jasa. Ketepatan waktu
penerimaan/penyelesaian dan juga kesesuaian terhadap spesifikasi yang sudah
ditetapkan menjadi tujuan utama dari proses pembelian, di samping harga yang
kompetitif. (Q: 8.4.1)
Dalam rangka untuk memastikan pembelian dan proses penyimpanan dapat
dilaksanakan secara efektif dan efisien, proses berikut didokumentasikan dan dilakukan
dalam keadaan terkontrol :
a. Pengadaan Barang dan Jasa
b. Evaluasi Vendor
9.3. Pengadaan Barang dan Jasa
Proses pembelian dimulai dari permintaan pembelian yang diterima dari unit kerja yang
lain. Permintaan pembelian ini selanjutnya dipastikan kontennya telah jelas dan tidak
ambigu. Dokumen ini harus disetujui oleh yang berwenang sebelum proses selanjutnya
dilakukan. Sebelum permintaan pembelian diserahkan kepada pemasok, maka
kontennya juga perlu dipastikan jelas dan akurat agar tidak terjadi kesalahan dalam
penyerahan produk/jasa. Produk yang diterima dari pemasok selanjutnya akan
dipastikan kesesuaiannya dengan persyaratan yang sudah ditetapkan. (Q: 8.4.3) (E:7.1)
Pembelian ditujukan ke pemasok-pemasok yang telah ditetapkan oleh suatu komite. Jika
pembelian dilakukan ke pemasok baru dikarenakan pemasok yang telah ditetapkan tidak
mempunya barang atau jasa yang diinginkan, maka dilakukan seleksi berdasarkan
kriteria yang telah ditetapkan. Seleksi para pemasok tidak terbatas pada produk atau
jasa tetapi juga terhadap dampak pada lingkungan hidup, keselamatan kesehatan kerja
dan pertimbangan efisiensi energi. (Q: 8.4.2) (E: 8.1) (S: 8.1.4) (SMK3:11,13) (En: 8.3)
MANUAL SISTEM MANAJEMEN MUTU, LINGKUNGAN, ENERGI DAN K3
Rev. No Tanggal Halaman
: : :
06 01 Juli 2020 072
Pertimbangan untuk seleksi pemasok termasuk dalam hal penggunaan energi yang
paling efisien khususnya proses yang membutuhkan sumber energi dalam jumlah yang
signifikan. Proses analisa Life Cycle Cost (LCC) dilakukan untuk pembelian barang atau
peralatan yang terindikasi sebagai pengguna energi yang signifikan. (SMK3:11) (En: 8.3).
Untuk bahan baku berbahaya baru, persyaratan pembelian wajib dinyatakan kebutuhan
akan MSDS (E: 8.1) (S: 8.1) (SMK3: 11).
Persyaratan-persyaratan pembelian terkait dengan pengendalian risiko K3LH dan
pertimbangan penggunaan energi (bila relevan) dikomunikasikan terhadap vendor/
kontraktor, misalnya persyaratan perundang-undangan yang berlaku, Material Safety
Data Sheet (MSDS), persyaratan terkait dengan Contractor Safety Management
(CSMS), persyaratan kompetensi pekerja tambang, persyaratan teknis perawatan dan
lain sebagainya. (Q: 8.4.3) (E: 6.1,8.1) (S: 8.1) (SMKP:4.7) (SMK3:11) (En: 8.3).
Pemasok-pemasok terpilih sebelumnya harus memberikan komitmen-nya terhadap
aspek K3LH yang tertuang dalam kontrak kerja. Salah satu bukti komitmennya adalah
dengan menyusun program dan budget (biaya) K3LH seperti :
- Pemenuhan persyaratan dan perundang-undangan yang berlaku.
- Pengendalian risiko K3LH.
- Review kinerja K3LH secara berkala.
- Pemeriksaan kesehatan pekerja.
- Penyediaan APD
- Industrial Hygiene.
(SMKP:4.8.1)
SOP Terkait
- AI-PRC-01 Seleksi dan Prefered Vendor
- AI-PRC-02 Pembuatan Purchase Order
- AI-PRC-03 Berita Acara Serah Terima Pekerjaan.
- AI-PRC-04 Pembuatan Purchase Requisition.
MANUAL SISTEM MANAJEMEN MUTU, LINGKUNGAN, ENERGI DAN K3
Rev. No Tanggal Halaman
: : :
06 01 Juli 2020 073
- AI-PRC-06 Pembuatan Comparative Quotation
- AI-PRC-07 Proses Tender
- AI-PRC-08 Procurement Planning
9.4. Evaluasi Vendor
Sebagai bagian dari implementasi prinsip kerjasama yang saling menguntungkan
dengan pemasok, maka PT. Adaro Indonesia menerapkan proses evaluasi untuk
mengidentifikasi potensi-potensi penyempurnaan yang dapat dilakukan oleh vendornya.
Proses evaluasi meliputi aspek-aspek (namun tidak terbatas pada) mutu, biaya,
pengiriman, dan pelayanan. Perhatian juga diberikan pada aspek sistem manajemen
vendor terkait dengan sistem manajemen mutu, K3LH dan evalusi kinerja energi (bila
berhubungan). Data hasil evaluasi akan dianalisa dan untuk hal yang perlu diperbaiki
akan disampaikan ke vendor untuk ditindaklanjuti. (Q: 8.4.2, 9.1.3) (E:8.1, 9.1) (S: 8.1) (SMKP:4.8)
(En: 8.3).
SOP Terkait
- AI-PRC-09 Evaluasi Vendor
MANUAL SISTEM MANAJEMEN MUTU, LINGKUNGAN, ENERGI DAN K3
Rev. No Tanggal Halaman
: : :
06 01 Juli 2020 074
10. Logistic (LOG)
10.1. Sub-Business Process
Fungsi logistic adalah fungsi yang banyak berperan untuk memastikan bahwa proses
pengendalian material, suku cadang dan kebutuhan lainnya dapat berjalan sesuai
dengan kondisi yang seharusnya demi terjaganya kelangsungan proses operasional
perusahaan.
Vendor
LOG-04Stock Take
User PROCUREMENT
FUNCTION
FINANCE AND ACCOUNTING
FUNCTION
LOG-05Fuel Logistic
LOG-07Explosive Material Logistic
LOG-03Perencanaan dan Tinjauan
Stock
LOG-06Mutasi Barang
LOG-02Pengeluaran
Barang
LOG-01 Penerimaan, Penyimpanan
Barang
10.2. Uraian
Proses pengelolaan persediaan kebutuhan material konsumsi dan suku cadang
merupakan bagian penting dari organisasi dimana memainkan peran penting dalam
rangka menjamin kualitas hasil produksi, kelancaran proses produksi dan kualitas hasil
produk. (Q: 7.1.1)
MANUAL SISTEM MANAJEMEN MUTU, LINGKUNGAN, ENERGI DAN K3
Rev. No Tanggal Halaman
: : :
06 01 Juli 2020 075
Proses pengelolaan yang dilakukan oleh departemen logistic meliputi proses
manajemen persediaan, penerimaan barang, penyimpanan dan mutasi barang. Agar
proses tersebut berjalan dengan lancar dan aman, maka aspek K3LH turut menjadi
perhatian utama. Pekerjaan-pekerjaan yang mempunyai risiko K3LH yang signifikan
dikendalikan dengan JSA, prosedur dan instruksi kerja. APD yang relevan dipastikan
konsistensi penggunaannya. Para pengawas yang ada akan memastikan bahwa semua
aturan-aturan K3LH dijalankan dan dipatuhi. Potensi-potensi pencemaran/gangguan
lingkungan hidup yang ada saat proses pergudangan wajib diminimalkan dan dicegah
(E: 8.1) (S: 8.1).
Dalam rangka untuk memastikan proses pengelolaan barang persediaan dapat
dilaksanakan secara efektifdan efisien, proses berikut didokumentasikan dan dilakukan
dalam keadaan terkontrol :
a. Penerimaan, Penyimpanan dan Pengembalian dan Pengeluaran Barang
b. Penetapan Inventory Stock Level dan Keakuratan Stock
10.3. Penerimaan, Penyimpanan dan Pengeluaran Barang
Barang dan jasa yang diterima harus dipastikan sesuai dengan persyaratan pembelian
sebagaimana yang diatur dalam purchase order atau kontrak atau dokumen pembelian
lainnya. Jika ketidaksesuaian ditemukan, maka harus didiskusikan dengan pengguna
yang terkait untuk meminta saran apakah barang dapat diterima atau tidak. (Q: 8.4.2). Jika
keputusan barang tidak dapat diterima, maka harus dikonfirmasi ke pemasok atau
kontraktor bahwa barang akan dikembalikan melalui tim procurement.
Untuk setiap proses penerimaan yang dikonfirmasi (baik oleh tim logistic maupun oleh
user) sebagai penerimaan yang valid maka tim logistic akan membuatkan dokumen
penerimaan barang (goods receiving note). Dasar pembuatan GRN adalah konfirmasi
terdokumentasi dari user tentang keabsahan proses penerimaan barang yang jasa
dalam sebuah dokumen Berita Acara Serah Terima Pekerjaan untuk penerimaan jasa
atau sebuah dokumen “receive list” untuk penerimaan barang yang ditandatangani oleh
pejabat yang berwenang sebagai mana diatur dalam SOP terkait.
MANUAL SISTEM MANAJEMEN MUTU, LINGKUNGAN, ENERGI DAN K3
Rev. No Tanggal Halaman
: : :
06 01 Juli 2020 076
Penyimpanan barang akan dikendalikan secara efektif dan efisien, sedemikian rupa
sehingga barang mudah diambil dan dapat terlacak dengan baik. Identifikasi dan status
dari material yang ada di gudang diterapkan untuk memastikan efektifitas dari
pengelolaan gudang (Q:8.5.2). Material-material yang ada disimpan sesuai dengan
persyaratan yang sudah ada untuk mencegah kerusakannya/penurunan kualitas (Q:8.5.4).
SOP Terkait
- AI-LOG-01 Penerimaan dan Penyimpanan Barang
- AI-LOG-02 Pengeluaran Barang
- AI-LOG-06 Mutasi Barang
10.4. Pengelolaan Persediaan Barang
Pengendalian persediaan selalu dilakukan sesuai dengan prosedur yang telah dibuat
agar kontinuitas barang, ketepatan jumlah pemesanan dan stock level selalu terjaga (Q:
8.4.1, 8.5.1). Penetapan inventory level dilakukan dengan mempertimbangkan beberapa
faktor penting, salah satunya adalah lead time pembelian, kecepatan penggunaan
material dan beberapa factor yang lainnya. Secara berkala stock level yang ada dikaji
akan kesesuaiannya.
Secara berkala baik mingguan, bulanan atau tiap tahun akan diadakan perhitungan
secara menyeluruh/stock take yang melibatkan seluruh bagian atau divisi agar
memastikan jumlah dan perhitungan antara fisik barang dan di sistem sesuai.
SOP Terkait
- AI-LOG-03 Perencanaan dan Tinjauan Stock
- AI-LOG-04 Stock Take
MANUAL SISTEM MANAJEMEN MUTU, LINGKUNGAN, ENERGI DAN K3
Rev. No Tanggal Halaman
: : :
06 01 Juli 2020 077
10.5. Pengelolaan Logistik Bahan Bakar Minyak.
Bahan bakar minyak (BBM) atau fuel merupakan salah satu komponen kebutuhan untuk
operasional yang tergolong paling besar. PT. Adaro Indonesia melakukan pengedalian
pemenuhan kebutuhkan fuel dimulai dari proses perencanaan kebutuhan, pembelian,
penerimaan di tempat penyimpanan di tangki Kelanis hingga distribusi ke seluruh user.
Dengan mempertimbangkan faktor resiko yang signifikan, proses handling material fuel
diatur dengan prosedur dan instruksi kerja yang rinci guna minimalisir potensi masalah
berupa kehilangan, ketidaksesuaian dalam hal pencatatan, penggunaan yang tidak
selayaknya, kecelakaan kerja dan juga kecelakaan lingkungan hidup yang berpotensi
terjadi (Q: 8.4.1, 8.5.1) (E:8.1) (S: 8.1).
SOP Terkait
- AI-LOG-05 Fuel Logistic
10.6. Pengelolaan Logistik Bahan Peledak
Pengelolaan logistik bahan peledak dilaksanakan dengan kondisi terkendali mulai dari
proses pengadaan, pengiriman hingga penyimpanan. Proses pengadaan bahan
peledak, penyimpanan, pengangkutan dan pemakaian merujuk pada prosedur
terdokumentasi untuk menjamin kesesuaiannya dengan seluruh peraturan dan
perundang-undangan yang berlaku.
Untuk menjamin keselamatan dan keamanan proses pengangkutan bahan peledak,
maka seluruh fasilitas terkait dipastikan dalam kondisi yang prima. Semua petugas yang
terlibat dalam proses pengangkutan dipastikan kompetensinya dan dipastikan proses
berjalan sesuai dengan prosedur pengangkutan yang aman.
MANUAL SISTEM MANAJEMEN MUTU, LINGKUNGAN, ENERGI DAN K3
Rev. No Tanggal Halaman
: : :
06 01 Juli 2020 078
Bahan peledak ditempatkan pada gudang khusus bahan peledak yang lokasinya
mendapatkan persetujuan dari Kepala Inspektur Tambang (KAIT). Gudang dijaga 24 jam
secara terus-menerus untuk menjamin keamanannya. Penangkal petir gudang diperiksa
minimal 6 bulan sekali atau setelah terjadi petir yang hebat. Petugas administrasi
penyimpanan dipastikan kompetensinya dan sekurang-kurangnya memiliki sertifikat
kompetensi juru ledak kelas II . Isi dari gudang bahan peledak diperiksa setiap minggu
dan bila kegiatan pertambangan berhenti sampai 3 bulan maka laporan hasil
pemeriksaan gudan bahan peledak dilaporkan ke KAIT oleh KTT (SMKP:4.5.).
SOP Terkait
- AI-LOG-07 Explosive Material Logistic
MANUAL SISTEM MANAJEMEN MUTU, LINGKUNGAN, ENERGI DAN K3
Rev. No Tanggal Halaman
: : :
06 01 Juli 2020 079
11. Human Resources Development (HRD)
11.1. Sub-Business Process
Salah satu dari misi dari perusahaan adalah mengembangkan karyawan. Misi tersebut
didasari oleh kesadaran bahwa karyawan sebagai aset utama perusahaan memiliki
hakikat untuk terus berkembang dari satu tingkat ke tingkat yang lebih baik. Pada
akhirnya, aktivitas pengembangan karyawan merupakan sebuah keharusan dan
kewajiban perusahaan sebagai bentuk tanggung jawab moral. Fungsi Human Resource
berperan dalam misi ini dan memiliki beberapa proses seperti pada peta sub business
process dibawah ini.
MANUAL SISTEM MANAJEMEN MUTU, LINGKUNGAN, ENERGI DAN K3
Rev. No Tanggal Halaman
: : :
06 01 Juli 2020 080
11.2. Uraian Umum
Management PT. Adaro Indonesia percaya bahwa dengan mendukung pengembangan
karyawan maka perusahaan akan diisi oleh karyawan-karyawan berkualitas sesuai
dengan kebutuhan perusahaan yang pada akhirnya akan memberikan dampak positif
bagi perkembangan perusahaan secara keseluruhan. Oleh karena itu perlu adanya
upaya dalam mempertahankan dan mengembangkan kualitas dari karyawan untuk
menunjang kegiatan operasional perusahaan. (Q: 5.3, 7.1.1, 7.1.2, 7.2). (E:7.1, 7.2) (S: 7.1, 7.2)
(SMK3:10) (En: 7.1, 7.2).
Pengembangan kualitas dari sumber daya manusia atau karyawan tidak dapat terlepas
dari pengembangan pengetahuan di dalam perusahaan. Perusahaan mengembangkan
pengetahuan yang diperlukan di dalam perusahaan baik yang bersumber dari internal
maupun external untuk meningkatkan kompetensi dari sumber daya manusianya agar
lebih siap dalam mengikuti perkembangan bisnis perusahaan. Pengalaman dalam
menjalankan bisnis dan operasional perusahaan mendatangkan pengetahuan yang baru
yang dikelola oleh perusahaan demi kepentingan kemajuan perusahaan. (Q: 7.1.6, 7.2) (S:7.2)
(En:7.2).
Management PT Adaro Indonesia memastikan bahwa peran, tanggung jawab dan
kewenangan untuk masing-masing posisi dalam organisasi adalah ditetapkan dengan
jelas, dikomunikasikan dan dipahami dengan baik dalam organisasi. Demikian pula
halnya dengan lingkungan kerja dibangun secara positif dan kondusif untuk memastikan
kenyamanan yang baik dalam bekerja. (Q: 5.3, 7.1.4) (E: 5.3) (S: 5.3) (En: 5.3)
Untuk memastikan perusahaan dapat memenuhi tujuan tersebut, maka proses
mempertahankan dan mengembangkan kualitas karyawan didokumentasikan dan
dilaksanakan oleh bagian :
a. Human Resources Development
b. Human Resources Operation
MANUAL SISTEM MANAJEMEN MUTU, LINGKUNGAN, ENERGI DAN K3
Rev. No Tanggal Halaman
: : :
06 01 Juli 2020 081
11.3. Human Resources Development
Perencanaan pengadaan tenaga kerja dilakukan secara efektif dengan
mempertimbangkan rencana perubahan organisasi dan juga strategi kedepan yang
dituangkan kedalam Man Power Plan (MPP). Implementasi dari MPP dilaksanakan
secara sistematis dimulai dari analisa profil calon karyawan, tes psikologi, interview,
pemeriksaan kesehatan dan sampai dengan masa probation. Proses pengadaan calon
tenaga kerja ini juga disinergikan dengan program induksi untuk memastikan bahwa
calon karyawan memahami proses operasional PT. Adaro Indonesia, khususnya yang
terkait dengan aspek K3LH (Q: 7.1.2) (E: 7.2) (S: 7.2) (En: 7.2). Rotasi karyawan dalam bentuk
promosi, mutasi atau demosi dilaksanakan secara obyektif berdasarkan salah satunya
adalah keluaran dari proses penilaian performa karyawan
PT Adaro Indonesia melakukan pengembangan sumber daya manusia untuk
memastikan bahwa strategi yang telah ditetapkan perusahaan dalam rangka memenuhi
sasaran mutu, lingkungan hidup, energi dan keselamatan kesehatan kerja yang menjadi
tujuan dari organisasi dapat dilaksanakan sebaik-baiknya. Pengembangan dan
perubahan tersebut dilakukan agar strategi perusahaan dapat terlaksana hingga ke unit-
unit terkecil melalui sebuah sistem yang terstruktur. Sistem tersebut terwakili dari desain
dan rancangan struktur organisasi bersama dengan fungsi serta tanggung jawab dari
masing-masing unit (Q:7.1.2) (E:7.2) (S:7.2, 5.3) (SMK3:12) (En: 7.2, 5.3).
Faktor penting lainnya untuk memastikan keberhasilan perusahaan dalam mencapai
target atau sasaran utamanya adalah melalui ketersediaan sumber daya manusia yang
berkualitas sehingga mampu meraih pencapaian tersebut. Oleh karena itu perlu adanya
sebuah aktivitas pengembangan karyawan yang terencana dan terarah serta
berkesinambungan. Pengembangan tersebut perlu dilakukan kepada seluruh karyawan.
Pengembangan karyawan dilakukan dengan berdasarkan pada analisa kompetensi.
Kompetensi ditetapkan dengan mempertimbangkan kebutuhan posisi demi tercapainya
sasaran yang diuraikan diatas. Penetapan persyaratan kompetensi juga ditetapkan
dengan mempertimbangkan analisa risiko yang sudah ditetapkan, sehingga integrasi
kompetensi yang juga berbasiskan risiko kegagalan mutu dan K3LH dapat dijaga.
MANUAL SISTEM MANAJEMEN MUTU, LINGKUNGAN, ENERGI DAN K3
Rev. No Tanggal Halaman
: : :
06 01 Juli 2020 082
Pelatihan karyawan dilakukan secara sistematis dengan tujuan untuk menutup celah
kompetensi yang dirasa masih lemah. Pelatihan juga ditujukan untuk memastikan tingkat
kesadaran yang tinggi dalam implementasi sistem manajemen terpadu dan memastikan
bahwa karyawan memahami kebijakan, tujuan dan keuntungan dari implementasi sistem
manajemen mutu, lingkungan hidup, energi dan keselamatan kesehatan kerja. (S: 7.3)
SMK3:11, 13) (En: 7.3)
Analisa dampak pelatihan (effectiveness test) juga dilakukan secara terarah dengan
tujuan untuk memastikan bahwa pelatihan/pengembangan karyawan benar-benar
memenuhi harapan.(Q:7.1.2, 7.2) (E:7.2) (S: 7.2) (En: 7.2)
Kinerja karyawan dalam kelompok proses ini juga dilakukan untuk memastikan bahwa
adanya kontribusi positif karyawan terhadap organisasi. Penilaian kinerja karyawan
didasarkan pada indicator terukur yang ditetapkan berdasarkan penjabaran strategi
perusahaan skala luas (Q:7.1.2).
SOP Terkait
- AI-HRM-01 Pengembangan dan Perubahan Organisasi.
- AI-HRM-02 Penyediaan Tenaga Kerja
- AI-HRM-03 Pelatihan
- AI-HRM-04 Pengembangan Performa Pekerja
- AI-HRM-05 Mutasi, Demosi, Promosi
MANUAL SISTEM MANAJEMEN MUTU, LINGKUNGAN, ENERGI DAN K3
Rev. No Tanggal Halaman
: : :
06 01 Juli 2020 083
11.4. Human Resources Operations
Sumber daya manusia adalah merupakan aset utama perusahaan. Proses-proses
penting yang terkait dengan dukungan terhadap sumber daya manusia disusun,
ditetapkan dan diimplementasikan sedemikian rupa guna mendukung terciptanya
suasana kerja yang kondusif dan nyaman bagi seluruh pihak baik pekerja maupun
manajemen perusahaan.
SOP Terkait
- AI-HRM-06 Compensation and Benefit
- AI-HRM-07 Payroll
- AI-HRM-08 Pemrosesan Pengunduran Diri Karyawan
- AI-HRM-09 Penyelesaian Perselisihan Hubungan Industrial
- AI-HRM-10 Pemutusan Sangsi Karyawan Melalui Komite Disiplin
- AI-HRM-11 HRIS dan Personal Admin
- AI-HRM-12 Employee Relation
- AI-HRM-13 Pengelolaan Jasa Pekerja Alih Daya
MANUAL SISTEM MANAJEMEN MUTU, LINGKUNGAN, ENERGI DAN K3
Rev. No Tanggal Halaman
: : :
06 01 Juli 2020 084
12. General Affair (GAF)
12.1. Sub-Business Process
GAF-01Permintaan
Fasilitas Transpotasi
Seluruh Fungsi Terkait
Pihak yang berwenang atau yang
berkepentingan
GAF-03Pengelolaan Akomodasi
Mess
GAF-06Penerimaan
Tamu Perusahaan
GAF-05Pengelolaan
Kantin
GAF-07Pengelolaan
Pekerjaan Maintenance
GAF-08Pengelolaan Air
Bersih
GAF-09Pengelolaan
House Keeping
GAA-02-KLSPengelolaan Air
Minum
12.2. Uraian Umum
Pengelolaan sarana umum di lingkup PT ADARO INDONESIA memegang peranan
penting untuk mendukung kegiatan operasional perusahaan. Tanpa adanya pengelolaan
sarana umum yang efektif, tentunya akan mengganggu jalannya proses produksi dan
operasional perusahaan. (Q: 7.1.1, 7.1.3) (E: 7.1) (S: 7.1) (En: 7.1)
MANUAL SISTEM MANAJEMEN MUTU, LINGKUNGAN, ENERGI DAN K3
Rev. No Tanggal Halaman
: : :
06 01 Juli 2020 085
Proses pengelolaan sarana umum dilingkup PT ADARO INDONESIA meliputi aspek
pengelolaan transportasi dan akomodasi baik untuk kebutuhan internal seperti karyawan
dan pekerja maupun untuk kebutuhan external seperti tamu-tamu perusahaan.
Agar tujuan diatas dapat terpenuhi, maka kegiatan-kegiatan berikut didokumentasikan
dan dilaksanakan secara efektif :
a. Pengelolaan Air Bersih dan Air Minum
b. Pengelolaan Sarana Transportasi
c. Pengelolaan Sarana Akomodasi
12.3. Pengelolaan Air Bersih dan Air Minum
Pengelolaan air bersih dan air minum dilaksanakan secara terencana dan terstruktur.
Sarana pengelolaan air bersih dan air minum disiapkan dan dipelihara untuk
memastikan bahwa produk air bersih dan air minum yang dihasilkan dapat memenuhi
persyaratan air minum sehat dan memenuhi regulasi atau standard yang ada. Keluaran
yang ada juga secara berkala dipantau dan jika ada ketidaksesuaian akan dilakukan
tindakan perbaikan yang tepat. (Q:7.1.1, 7.1.3) (E:7.1) (S: 7.1) (En: 7.1)
SOP Terkait
- AI-GAF-08 Pengelolaan Air Bersih
- AI-GAF-02-KLS Pengelolaan Air Minum
MANUAL SISTEM MANAJEMEN MUTU, LINGKUNGAN, ENERGI DAN K3
Rev. No Tanggal Halaman
: : :
06 01 Juli 2020 086
12.4. Pengelolaan Sarana Transportasi
Sarana transportasi yang ada di wilayah operasional PT ADARO INDONESIA
disediakan dan dikelola secara sistematis, baik sarana transportasi darat maupun
sarana transportasi air. Perencanaan operasional sarana transportasi dilakukan dengan
cermat agar efektif dan efisien dalam memenuhi seluruh kebutuhan transportasi. Kendali
terhadap penggunaan energi misalnya bahan bakar untuk kebutuhan transportasi
dilakukan guna memastikan penggunaan energi yang efektif dan efisien. (En: 8.1).
Infrastruktur sarana baik darat maupun air dipastikan kelaikan operasi-nya. Pemeriksaan
sebelum sarana yang bersangkutan digunakan dilakukan untuk mencegah terjadinya
insiden. Sarana keselamatan dan keamanan juga dipastikan telah tersedia dengan baik
(Q: 7.1.1, 7.1.3) (E: 7.1) (S: 8.1).
SOP Terkait
- AI-GAF-01 Permintaan Fasilitas Transportasi
12.5. Pengelolaan Sarana Akomodasi & Perkantoran
Penyediaan akomodasi kamar dan konsumsi makanan di area kerja dipastikan terpenuhi
dan dengan pelayanan yang baik. Sarana penginapan dirawat dengan baik agar tetap
laik huni demi memastikan kenyamanan dan keamanan penghuni. Kendali terhadap
penggunaan energi (misalnya listrik) dilakukan untuk memastikan penggunaan energi
yang efektif dan efisien (En: 8.1). Penyediaan sarana konsumsi makanan juga
direncanakan dengan baik untuk memastikan kecukupan dan kesesuaian dengan
persyaratan nutrisi yang sesuai dengan standard. Pemeriksaan berkala terhadap proses
pengolahan makanan juga dilakukan, baik pemeriksaan bahan baku, proses pengolahan
maupun produk makanan jadi.
MANUAL SISTEM MANAJEMEN MUTU, LINGKUNGAN, ENERGI DAN K3
Rev. No Tanggal Halaman
: : :
06 01 Juli 2020 087
Hal ini dilakukan secara berkala untuk memastikan keamanan dari makanan untuk
dikonsumsi. (Q:7.1.1, 7.1.3) (E:7.1) (S:7.1) (En:7.1)
Sarana perkantoran juga merupakan yang yang utama untuk dipastikan kelayakannya
sehingga menunjang produktivitas, kenyamanan, keamanan, keselamatan dan
kesehatan kerja. Untuk tujuan tersebut maka kegiatan perawatan dan pemeliharaan
perkantoran dan fasilitasnya dilaksanakan dalam kondisi terkendali dan efektif.
SOP Terkait
- AI-GAF-03 Pengelolaan Akomodasi dan Mess
- AI-GAF-05 Pengelolaan Kantin
- AI-GAF-07 Pengelolaan Pekerjaan Maintenance
- AI-GAF-09 Pengelolaan House Keeping
MANUAL SISTEM MANAJEMEN MUTU, LINGKUNGAN, ENERGI DAN K3
Rev. No Tanggal Halaman
: : :
06 01 Juli 2020 088
13. Management Information System (MIS)
13.1. Sub-Business Process
Teknologi Informasi adalah salah satu infrastruktur yang dapat mendukung dan
meningkatkan kemampuan sumber daya manusia dan diyakini dapat meningkatkan
efisiensi di semua lini operasional PT. Adaro Indonesia. Fungsi MIS ini berperan untuk
memastikan bahwa pengelolaan infrastruktur teknologi informasi dapat berjalan secara
efektif dan efisien, sedemikian rupa sehingga sarana teknologi ini dapat handal dalam
menunjang transportasi data dan informasi diantara beberapa unit kerja yang ada di
lingkup PT. Adaro Indonesia. Fungsi MIS ini memiliki beberapa proses seperti pada
kotak kuning dalam diagram peta sub business process dibawah ini.
MANUAL SISTEM MANAJEMEN MUTU, LINGKUNGAN, ENERGI DAN K3
Rev. No Tanggal Halaman
: : :
06 01 Juli 2020 089
13.2. Uraian Umum
Proses pengelolaan sarana teknologi informasi dilaksanakan salah satunya berdasarkan
permintaan pengguna/user dimana selanjutnya permintaan yang ada akan dianalisa dan
dikaji. Sumberdaya yang diperlukan untuk realisasi permintaan tersebut selanjutnya
dipersiapkan. Realisasi dari penyediaan/perbaikan sarana teknologi informasi baik hard
ware maupun soft ware selanjutnya dipastikan dimanfaatkan secara efektif dan efisien,
sedemikian rupa sehingga kebutuhan dari pengguna dapat terpenuhi. (Q:7.1.1, 7.1.3) (E:7.1)
Prosedur rencana mitigasi disiapkan untuk memastikan bahwa kegiatan operasional
perusahaan tetap dapat berlangsung pada saat terjadi kondisi “force majeure” atau
gangguan pada infrastruktur IT. (Q:7.1.1, 7.1.3) (E:7.1)
Dalam kaitannya dengan pekerjaan di lapangan misalnya kegiatan pemeliharaan
infrastruktur IT, aspek K3 wajib diperhatikan dan dijadikan prioritas utama. Pekerjaan-
pekerjaan yang mempunyai risiko K3 yang signifikan akan dikendalikan dengan JSA,
prosedur dan instruksi kerja. Sejumlah ijin kerja, misalnya keja di ketinggian,
dipersyaratkan untuk memastikan pengendalian risiko K3LH. APD yang relevan
dipastikan konsistensi penggunaannya. Para pengawas yang ada akan memastikan
bahwa semua aturan-aturan K3 dijalankan dan dipatuhi. Potensi-potensi
pencemaran/gangguan lingkungan hidup yang ada dapat diminimalkan dan dicegah
(E:8.1) (S: 8.1).
SOP Terkait
- AI-MIS-01 Penanganan Permintaan dan Perbaikan HW/SW
- AI-MIS-02 Penanganan Permintaan dan Pencabutan Akses
- AI-MIS-03 Pemrosesan Penggantian PC
- AI-MIS-04 Pengadaan Fasilitas Komunikasi
- AI-MIS-05 Instalasi dan Pemeliharaan Network
- AI-MIS-06 Software Development Project
- AI-MIS-07 Pengelolaan GPS
- AI-MIS-08 Disaster Recovery Plan
- AI-MIS-09 IT Project Management
MANUAL SISTEM MANAJEMEN MUTU, LINGKUNGAN, ENERGI DAN K3
Rev. No Tanggal Halaman
: : :
06 01 Juli 2020 090
14. Integrated Management System (IMS)
14.1. Sub-Business Process
Proses ini bertujuan untuk memastikan sistem manajemen terpadu (mutu, lingkungan,
keselamatan kesehatan kerja dan energi) dijalankan sesuai dengan persyaratan standar
sistem manajemen (baik standar internasional maupun nasional) dan ketentuan
peraturan perundang-undangan yang berlaku.
IMS-07Manajemen Risiko K3LH
IMS-08Penetapan
Kendali Operasional Mutu & K3L
IMS-09Tujuan, Sasaran
dan Program K3L
IMS-06Identifikasi &
Evaluasi Regulasi K3L &
Persy. lain
IMS-05Identifikasi Risiko dan
Pengendalian Kegagalan
Mutu Proses
IMS-10Pemantauan &
Pengukuran Karakteristik
K3LH
IMS-03QHSE Audit
Management
IMS-20Pelaporan
(K3LH)
IMS-18 Induksi K3LH
IMS-12Pengelolaan
Keadaan Darurat
IMS-13Pelaporan & Investegasi
Insiden
IMS-04Change
Management
IMS-14Pengelolaan KPLH Mitra
Kerja (CSMS)
IMS-19Kampanye
K3LH
IMS-22Pengelolaan Keselamatan
Operasi
IMS-15Pertemuan
Komite KPLH
IMS-17Pembinaan dan
Pengawasan Keselamatan
Pertambangan
Plan
Do
Check Action
IMS-01Pengendalian
Dokumen
IMS-02Pengendalian
Catatan/Rekaman
IMS-11Tindakan
Perbaikan/Pencegahan
IMS-21Inspeksi K3LH
MANUAL SISTEM MANAJEMEN MUTU, LINGKUNGAN, ENERGI DAN K3
Rev. No Tanggal Halaman
: : :
06 01 Juli 2020 091
14.2. Uraian Umum
PT ADARO INDONESIA memiliki komitmen yang tinggi mengenai praktek-praktek
sistem manajemen mutu, keselamatan kesehatan kerja, lingkungan hidup dan energi
pada bisnis pertambangan batubara. (E:5.1, 5.3, 7.3) (S: 5.1)
Pengelolaan mutu dan K3LH telah diterapkan dengan sungguh-sungguh dengan tujuan
agar tidak terjadi insiden mutu dan K3LH. Pengelolaan manajemen mutu dan K3LH
diterapkan dengan bertumpu pada lima pilar yaitu:
1. Penumbuhan Kepemimpinan
2. Pemenuhan Kompetensi
3. Pelaksanaan Sistem Manajemen
4. Pengendalian Risiko
5. Penegakan Kedisiplinan.
Ini adalah tanggung jawab dari semua fungsi untuk memastikan bahwa semua praktek
manajemen mutu dan K3LH telah dilaksanakan secara efektif dan efisien. Tanggung
jawab utama pelaksanaan pengelolaan mutu dan K3LH ada di tangan manajemen
puncak dan di dukung oleh KTT yang merangkap sebagai MR dan juga para deputi MR.
(E:5.1, 5.3, 7.3)
Dalam rangka untuk memastikan bahwa tujuan berhasil dicapai, proses berikut
didokumentasikan dan dilakukan dalam keadaan terkontrol :
a. Perencanaan Pengelolaan Risiko dan K3LH
b. Pengendalian Operasional
c. Komunikasi
d. Penanganan Insiden
e. Audit Internal dan Perbaikan Sistem Manajemen Terpadu
f. Pengendalian Dokumen dan Catatan
MANUAL SISTEM MANAJEMEN MUTU, LINGKUNGAN, ENERGI DAN K3
Rev. No Tanggal Halaman
: : :
06 01 Juli 2020 092
14.3. Perencanaan Pengelolaan Risiko Mutu dan K3LH
Perencanaan pengelolaan risiko mutu dimulai dari pemetaaan proses bisnis. Setiap
proses kemudian diidentifikasi potensi kegagalannya dan dampaknya. Untuk proses
dengan risiko kegagalan dan dampak yang signifikan maka diidentifikasi peluang
perbaikan yang dapat dilakukan sehingga dapat menurunkan angka risiko. (Q: 6.1)
Perencanaan pengelolaan risiko K3LH dimulai dari proses pemetaan penelaahan awal
risiko untuk kemudian direncanakan pengendalian K3LH-nya (SMKP:2.1) (SMK3:7,9).
Komunikasi dan konsultasi yang efektif dengan pihak-pihak terkait baik internal maupun
eksternal dilakukan dalam proses penelaahan risiko (SMKP:2.2.1) baik pada saat
penelaahan awal maupun saat tinjauan risiko berkala. Karyawan dan serikat pekerja
juga didorong utuk proaktif menelaah risiko yang ada di area kerja-nya. (E: 6.1) (S: 6.1) (SMKP
2.2) (SMK3:6b, 9, 13).
14.3.1. Penetapan Konteks Risiko
Langkah awal penelaahan risiko dimulai dari penetapan konteks risiko yang ditetapkan
mencakup faktor internal, eksternal, dan kriteria risiko (E:4.1, 4.2, 6.1) (S: 4.1, 4.2, 6.1) (SMKP:2.2.2).
Penetapan faktor internal dalam konteks risiko diantaranya :
Kegiatan dan proses rutin dan tidak rutin.
Perubahan-perubahan pada organisasi, lingkungan kerja, kegiatan atau bahan /
material.
Modifikasi pada sistem manajemen Keselamatan Pertambangan, termasuk
perubahan-perubahan sementara, serta dampak pada operasi, proses dan
kegiatan.
Fasilitas yang baru dibangun, peralatan atau proses yang baru diperkenalkan
serta kegiatan dan instalasi perusahaan jasa pertambangan dalam lokasi kerja.
MANUAL SISTEM MANAJEMEN MUTU, LINGKUNGAN, ENERGI DAN K3
Rev. No Tanggal Halaman
: : :
06 01 Juli 2020 093
Kondisi normal dan abnormal dan/atau kondisi proses serta potensi insiden dan
keadaan darurat.
Tingkat kepatuhan terhadap sistem.
Faktor personal pekerja.
Desain area kerja, proses, instalasi, peralatan, prosedur operasi dan organisasi
kerja, termasuk kemampuan adaptasi manusia.
Sistem dan pelaksanaan pemeliharaan/perawatan sarana, prasarana, instalasi
dan peralatan pertambangan.
Pengamanan infrastruktur.
Kelayakan sarana, prasarana, instalasi serta peralatan pertambangan.
Kompetensi tenaga teknik.
Evaluasi laporan hasil kajian teknis pertambangan . (SMKP:2.2.2)
Penetapan faktor eksternal dalam konteks risiko diantaranya :
Budaya, politik, hukum, keuangan, teknologi, ekonomi, alam, dan lingkungan
kompetitif secara lokal, nasional, regional dan internasional.
Pendorong utama dan perkembangan isu yang berdampak terhadap tujuan
organisasi.
Persepsi dan nilai-nilai dari para pemangku kepentingan eksternal. (SMKP:2.2.2.2.)
Kegiatan semua orang yang memiliki akses ke tempat kerja, termasuk yang
dilakukan oleh perusahaan jasa pertambangan dan para tamu.
Fasilitas yang baru dibangun, peralatan atau proses yang baru diperkenalkan,
serta kegiatan dan instalasi perusahaan jasa pertambangan di luar lokasi kerja.
Bahaya-bahaya yang teridentifikasi yang berasal dari luar lokasi kerja yang dapat
membahayakan keselamatan dan kesehatan orang ditempat kerja yang berada
dalam perusahaan.
Infrastruktur, peralatan dan bahan-bahan di tempat kerja yang disediakan oleh
pihak lain.
Kewajiban hukum yang berkaitan dengan identifikasi bahaya dan penilaian risiko
serta pengendalian yang diperlukan. (SMKP:2.2.2)
MANUAL SISTEM MANAJEMEN MUTU, LINGKUNGAN, ENERGI DAN K3
Rev. No Tanggal Halaman
: : :
06 01 Juli 2020 094
14.3.2. Identifikasi Bahaya atau Dampak Lingkungan.
Setelah penetapan konteks risiko ditetapkan, selanjutnya dilakukan identifikasi bahaya
dan dampak lingkungan hidup serta penilaian risiko secara terintegrasi. Semua fungsi,
proses, sub proses dan kegiatan diidentifikasi dan ditelaah risiko dan bahaya K3 dan
juga aspek/dampak lingkungan hidup dan selanjutnya akan ditetapkan level risikonya
melalui mekanisme penilaian risiko. (E: 6.1) (S: 6.1.2.1) (SMK3:9)
Identifikasi Bahaya meliputi :
Kegiatan dan proses rutin dan non rutin.
Kegiatan semua orang yang memiliki akses ke ruang lingkup penerapan sistem
manajemen termasuk kontraktor dan tamu.
Perubahan-perubahan pada organisasi, lingkungan kerja, kegiatan atau material.
Modifikasi pada sistem manajemen misalnya pada prosedur dan instruksi kerja.
Fasilitas baru, proses baru termasuk yang berada di area kontraktor.
Kondisi normal atau abnormal pada proses.
Tingkat kepatuhan pada sistem.
Faktor personal pekerja.
Bahaya atau risiko bagi lingkungan hidup yang berasal dari luar lokasi kerja.
Infrastruktur, peralatan, dan bahan/material ditempat kerja yang disediakan oleh
pihak lain.
Desain area kerja, proses, instalasi, peralatan, prosedur operasi dan organisasi
kerja kermasuk kemampuan adaptasi manusia.
Sistem dan pelaksanaan pemeliharaan/perawatan sarana, prasarana, instalasi
dan peralatan pertambangan.
Pengamanan instalasi
Kelayakan sarana, prasarana, instalasi serta peralatan pertambangan.
Kompetensi tenaga teknik.
Evaluasi laporan hasil kajian teknis pertambangan. (SMKP:2.2.3.1).
MANUAL SISTEM MANAJEMEN MUTU, LINGKUNGAN, ENERGI DAN K3
Rev. No Tanggal Halaman
: : :
06 01 Juli 2020 095
14.3.3. Penilaian Risiko
Setiap risiko yang telah diidentifikasi kemudian dinilai derajat atau tingkat risikonya
dengan suatu sistem dan prosedur yang sudah ditetapkan.
Sistem dan prosedur tersebut :
memperhatikan ruang lingkup, sifat dan waktu untuk memastikan bahwa
penilaian bersifat proaktif.
menyediakan cara untuk melakukan identifikasi bahaya, penilaian risiko,
penentuan kriteria, skala prioritas, cara pengendalian yang sesuai dan
pendokumentasiannya. (SMKP:2.2.3.2).
Penilaian risiko mempertimbangkan :
Jenis risiko (K3 atau Lingkungan Hidup)
Keparahan.
Kemungkinan terjadi.
Tingkat risiko (rendah, sedang, tinggi)
Tingkat risiko yang dapat diterima.
Tingkat risiko yang memerlukan pengendalian. (SMKP 2.2.2.4)
Seluruh hasil identifikasi risiko dan penilaian risiko didokumentasikan dalam sebuah
dokumen HSE Risk. Dari hasil penilaian risiko maka ditetapkan sistem pengendalian
risikonya khususnya untuk risiko besar. (E: 6.1) (S: 6.1.2.2) (SMK3:9)
14.3.4. Pengendalian Risiko
Risiko-risiko yang termasuk dalam kategori intolerable (tidak dapat diterima) perlu untuk
dikendalikan melalui beberapa mekanisme kendali operasional, pemantauan dan
pengukuran, penetapan tujuan dan program K3LH dan juga melalui penetapan
MANUAL SISTEM MANAJEMEN MUTU, LINGKUNGAN, ENERGI DAN K3
Rev. No Tanggal Halaman
: : :
06 01 Juli 2020 096
mekanisme tanggap darurat. Secara berkala risiko K3LH akan dimutakhirkan (E:6.1)
(S:6.1.4).
Kegiatan pengukuran dampak lingkungan hidup (seperti keluaran air, emisi udara, debu,
getaran dan lain-lain) dilakukan untuk menjamin kesesuaian dengan ambang baku yang
ditetapkan sesuai dengan peraturan yang berlaku.
Jika terjadi perubahan-perubahan yang signifikan dalam proses operasional yang ada,
maka perubahan tersebut tidak diperbolehkan untuk diterapkan sebelum dilakukan
pengelolaan perubahan (change management) (E:6.1) (S:4.3.1).
Pengendalian risiko dengan menurunkan risiko dilakukan dengan hirarki :
Rekayasa proses antara lain eliminasi, subtitusi dan isolasi.
Kendali administrasi misalnya rambu peringata, pemilihan pekerja, rotasi kerja,
pembatasan jam kerja, serta pemilihan kontraktor yang kompeten.
Kendali prosedural misalnya Job Safety Analysis (JSA), Standard Operating
Procedure (SOP) atau pelatihan.
Alat pelindung diri. (SMKP: 2.2.4)
14.3.5. Pemantauan dan Peninjauan Risiko
Sistem pengendalian risiko ini dipantau dan ditinjau keefektivitasannya secara periodik
melalui indikator kinerja proses, audit dan cara-cara lainnya. Pemantauan dan
peninjauan juga dilakukan bilamana terjadi hal-hal sebagai berikut :
Terjadi insiden, kecelakaan atau kejadian berbahaya.
Terjadi penyakit akibat kerja.
Terjadi perubahan proses atau infrastruktur dan peralatan.
Adanya proses baru dalam organisasi. (SMKP:2.2.5)
Karyawan dan serikat pekerja juga didorong utuk proaktif mengidentifikasi bahaya yang
ada di area kerja-nya. Hal ini nantinya akan dituangkan kedalam dokumen hazard report
yang selanjutnya akan ditindaklanjuti untuk penerapannya (E:6.1) (S: 5.4, 6.1) (SMKP: 2.2).
MANUAL SISTEM MANAJEMEN MUTU, LINGKUNGAN, ENERGI DAN K3
Rev. No Tanggal Halaman
: : :
06 01 Juli 2020 097
14.3.6. Identifikasi dan Kepatuhan Terhadap Peraturan dan Perundang-undangan
dan persyaratan terkait lainnya.
Peraturan perundang-undangan dan persyaratan lainnya yang berlaku bagi area
operasional PT ADARO INDONESIA diidentifikasi dan dipelajari isinya untuk melihat
apakah isi dari peraturan perundang-undangan dan persyaratan lainnya tersebut dapat
diterapkan di lingkup PT ADARO INDONESIA (E: 6.1) (S: 6.1.3) (SMK3:9, 13)
Langkah selanjutnya adalah dilakukannya evaluasi kepatuhan untuk melihat sejauh
mana tingkat pemenuhan terhadap peraturan perundang-undangan dan persyaratan
lainnya yang berlaku. Hasil dari evaluasi kepatuhan ini disosialisasikan kepada seluruh
pekerja tambang dan pihak-pihak lain yang terkait. (E: 9.1.2) (S: 9.1.2) (SMKP:2.3) (SMK3: 13)
(En: 9.1.2)
PT ADARO INDONESIA memastikan bahwa semua persyaratan yang terkait dengan
perijinan sudah didapatkan sebelum memulai suatu proses yang membutuhkan
perijinan.
14.3.7. Tujuan, Sasaran dan Program
Tujuan, Sasaran dan Program (TSP) K3LH ditetapkan untuk mengelola risiko K3LH
serta pengguna energi signifikan yang sudah teridentifikasi. Risiko-risiko yang masuk
dalam kategori intolerable risks, selanjutnya akan dianalisa dikembangkan suatu TSP
terhadap risiko K3LH tertentu dengan mempertimbangkan :
Peraturan perundang-undangan dan persyaratan terkait lainnya.
Skala prioritas berdasarkan tingkat risiko
Upaya pengendalian risiko.
Ketersediaan Sumber Daya
Jangka Waktu Pelaksanaan.
Pengukuran dan indikator pencapaian yang ditetapkan sebagai dasar penilaian
keberhasilan program.
Sistem pertanggungjawaban sesuai dengan fungsi dan tingkat manajemen.
MANUAL SISTEM MANAJEMEN MUTU, LINGKUNGAN, ENERGI DAN K3
Rev. No Tanggal Halaman
: : :
06 01 Juli 2020 098
Selanjutnya TSP yang sudah ditetapkan diimplementasikan selanjutnya dilakukan
pemantauan secara berkala untuk melihat keberhasilan penerapannya (E: 6.2) (S: 6.2)
(SMKP:2.4) (SMK3:9) (En: 6.2).
SOP Terkait
- AI-IMS-05 Identifikasi Risiko dan Pengendalian Kegagalan Mutu Proses
- AI-IMS-07 Manajemen Risiko K3LH
- AI-IMS-06 Identifikasi dan Evaluasi Regulasi K3LH dan Persyaratan Lain
- AI-IMS-09 Tujuan, Sasaran & Program K3LH
14.4. Pengendalian Operasional
Proses-proses operasional dilaksanakan dan dikendalikan dengan mengacu pada
seluruh prosedur dan instruksi kerja terkait yang telah disusun. Kegiatan-kegiatan yang
termasuk dalam kategori risiko tinggi/high dan kritis/critical, maka perlu disiapkan suatu
mekanisme pengelolaannya salah satunya dalam bentuk Job Safety Analysis/JSA. JSA
wajib dibuat untuk menjabarkan bahaya apa saja yang ada dan fungsi kendali apa saja
yang tepat terhadap setiap bahaya yang bersangkutan. Karyawan wajib mendapat
pengarahan yang cukup mengenai konten-nya dan pengawas wajib memastikan JSA
telah berjalan dengan baik. Suatu pekerjaan yang baru juga tidak diperkenankan untuk
dilaksanakan sebelum adanya suatu JSA (E: 8.1) (S: 8.1) (SMKP: 2.2.3.) (SMK3: 6c, 9.).
Inspeksi K3LH adalah untuk memastikan kondisi-kondisi yang ada di area kerja bisa
tetap terpantau & terkendali sehingga setiap penyimpangan yang ada dapat segera
teridentifikasi & ditemukan solusi yang paling efektif. Fungsi lainya adalah untuk
memastikan dapat teridentifikasinya peluang-peluang perbaikan yang ada sehingga
kinerja penerapan-penerapan system management K3LH dapat lebih ditingkatkan lagi
(SMK3:6c.).
MANUAL SISTEM MANAJEMEN MUTU, LINGKUNGAN, ENERGI DAN K3
Rev. No Tanggal Halaman
: : :
06 01 Juli 2020 099
Pengelolaan kontraktor menjadi bagian yang sangat penting bagi operasional PT
ADARO INDONESIA, khususnya terkait dengan aspek K3LH. Operasional PT Adaro
Indonesia berkaitan dengan sejumlah kontraktor dan subkontraktor, dimana kinerja
kontraktor terkait dengan K3LH juga mencerminkan kinerja PT ADARO INDONESIA.
Sejumlah persyaratan sudah ditetapkan agar dipatuhi oleh para calon kontraktor
sebelum memasuki wilayah PT ADARO INDONESIA. (Q: 8.4) (E: 7.4.3, 8.1) (S: 8.1).
Pengelolaan K3LH juga diterapkan dengan mekanisme work permit / ijin kerja. Untuk
pekerjaan-pekerjaan tertentu yang ada risiko tinggi tidak dapat dilaksanakan sebelum
terbitnya ijin kerja (E: 7.4.3, 8.1) (S:6.1) (SMK3:6c., 13).
Infrastruktur fisik baik yang bergerak (misalnya Alat-alat berat, dll) maupun yang tidak
bergerak (bangunan, jembatan, dl) yang baru dibangun mempunyai risiko tinggi yang
apabila tidak dikendalikan dengan baik dapat mengakibatkan insiden. Pemeriksaan
sebelum penggunaan/operasi dilakukan secara mendetail untuk memastikan bahwa
infrastruktur yang terkait dapat beroperasi dengan laik. Pemeriksaan berkala juga
dilakukan untuk tetap memastikan bahwa infrastruktur masih tetap laik operasi (Q:7.1.3)
(E: 8.1) (S: 8.1) (SMK3:9)
Prosedur Induksi, Ijin kerja dan komisioning alat-alat diterapkan untuk mengendalikan
termasuk bahaya-bahaya yang berasal dari luar lokasi kerja yang dapat membahayakan
keselamatan dan kesehatan orang ditempat kerja. (SMKP:2.2.3.1.i,j)
PT. ADARO INDONESIA memastikan bahwa seluruh prosedur terkait dengan
pengendalian operasional dan keselamatan operasional didokumentasikan, diterapkan
dan dievaluasi secara berkala keefektifitasannya.
SOP Terkait
- AI-IMS-08 Penetapan Kendali Operasional Mutu dan K3LH
- AI-IMS-10 Pemantauan & Pengukuran Karakteristik K3LH
- AI-IMS-14 Pengelolaan KPLH Mitra Kerja (CSMS)
MANUAL SISTEM MANAJEMEN MUTU, LINGKUNGAN, ENERGI DAN K3
Rev. No Tanggal Halaman
: : :
06 01 Juli 2020 0100
- AI-IMS-17 Pembinaan dan Pengawasan Keselamatan Pertambangan
- AI-IMS-21 Inspeksi K3LH
- AI-IMS-22 Pengelolaan Keselamatan Operasi
14.5. Komunikasi
Komunikasi internal di lingkup PT ADARO INDONESIA terkait dengan K3LH memegang
peranan penting dalam kaitannya dengan penerapan sistem manajemen K3LH yang
efektif yang berujung pada peningkatan kesadaran karyawan akan pentingnya
pemenuhan persyaratan pelanggan, penurunan tingkat insiden K3LH dan juga konsisten
dalam penerapan aturan-aturan yang sudah ditetapkan. Komunikasi internal diantara
berbagai level telah diatur sedemikian rupa sehingga pesan-pesan positif terkait dengan
pengelolaan sistem manajemen K3LH dapat tersampaikan secara utuh dan lengkap
(E: 7.4) (S: 7.4) (SMKP:2.2.1).
Safety induction, General Morning Talk, Personal Contact, brosur, majalah, bulletin dll
merupakan sarana komunikasi internal yang dikelola secara efektif. Mekanisme
komunikasi internal tesebut diatas diharapkan dapat memberikan kontribusi positif
terhadap pengelolaan sistem manajemen K3LH yang efektif. Kampanye digalakkan
secara tepat sasaran dan dilaksanakan secara inten. Karyawan yang baru masuk ke
wilayah PT ADARO INDONESIA tidak diperkenankan untuk masuk dan melakukan
kegiatan sebelum menjalankan serangkaian program induksi kerja (Q:7.4) (E: 7.4) (S: 7.4)
(SMKP:2.2.1).
Bahaya-bahaya yang ditemukan oleh karyawan wajib dituangkan kedalam hazard report
yang selanjutnya akan ditindaklanjuti untuk memastikan bahwa bahaya yang telah
ditemukan tidak membuat orang terpapar bahaya K3LH (E: 7.4) (S: 7.4, 5.4).
Faktor personal juga memiliki potensi untuk menjadi risiko bahaya. Untuk itu setiap
karyawan dipastikan kompetensinya serta mendapatkan perhatian dari pengawas atau
atasannya untuk memastikan bahwa setiap karyawan dalam keadaan siap untuk bekerja
dengan benar dan aman. (SMKP:2.2.3.1h) (SMK3:9)
MANUAL SISTEM MANAJEMEN MUTU, LINGKUNGAN, ENERGI DAN K3
Rev. No Tanggal Halaman
: : :
06 01 Juli 2020 0101
Keselamatan di luar pekerjaan adalah termasuk hal yang menjadi perhatian. PT.
ADARO INDONESIA senantiasa mempromosikan dan mengadakan kegiatan-kegiatan
yang bertujuan untuk meningkatkan kepedulian karyawan / pekerja tambang untuk
senantiasa memperhatikan aspek keselamatan di luar pekerjaan. (SMKP:4.11)
Komunikasi eksternal juga dikelola secara efektif melalui SOP-SOP. Pihak eksternal
juga mempunyai peranan penting terkait dengan penerapan system manajemen yang
efektif. Komunikasi dengan kontraktor, pelanggan, supplier, masyarakat dan pemangku
kepentingan yang lain dikelola secara baik, termasuk keluhan masyarakat terkait dengan
isu lingkungan hidup. (E: 7.4.1, 7.4.3) (S: 7.4).
SOP Terkait
- AI-IMS-15 Pertemuan komite KPLH
- AI-IMS-18 Induksi K3LH
14.6. Penanganan Insiden
PT ADARO INDONESIA menyadari bahwa pengelolaan aspek K3LH sangat penting dan
menjadi prioritas utama untuk mendukung operasional pertambangan agar aman dan
produktif. Insiden yang terjadi di PT ADARO INDONESIA selalu diminimalkan dan
dihindari. Insiden K3LH yang terjadi secara detail diinvestigasi dan dicari akar
permasalahannya termasuk faktor-faktor yang berkontribusi terhadap insiden yang ada.
Selanjutnya tindakan perbaikan diambil diterapkan dan tentunya tindakan perbaikan
diambil disesuaikan dengan akar masalah dan factor-faktor lainnya. Tindakan perbaikan
selanjutnya dikomunikasikan ke karyawan dan pihak-pihak yang perlu (E: 7.4.2) (S: 10.2).
Statistik insiden dibuat dan dirancang dan secara berkala dipantau dan dilaporkan (E: 9.1)
(S: 9.1) (SMK3:13)
MANUAL SISTEM MANAJEMEN MUTU, LINGKUNGAN, ENERGI DAN K3
Rev. No Tanggal Halaman
: : :
06 01 Juli 2020 0102
Kondisi darurat diidentifikasi berdasarkan analisa risiko K3LH. Setelah diidentifikasi
maka disusun rencana pencegahan dan program pencegahannya. Setiap jenis kondisi
darurat telah disiapkan mekanisme penanganannya yang dituangkan dalam prosedur
terdokumentasi. Mekanisme yang tertuang dalam prosedur tersebut akan diuji untuk
memastikan bahwa sudah sesuai dengan risiko yang ada. Prosedur tersebut juga
mencakup proses komunikasi dengan pihak luar terkait dengan kebutuhan bantuan
penanganan kondisi darurat. Prosedur tanggap darurat juga meliputi proses pemulihan
keadaan darurat (E:8.2) (S: 8.2) (SMKP:4.9.1) (SMK3:11).
PT. ADARO INDONESIA melengkapi organisasinya dengan tim Tanggap Darurat.
Anggota Tim Tanggap Darurat (ERT) dilengkapi dengan kompetensi yang tinggi, fasilitas
dan sarana yang memadai dan selalu siap. Fasilitas dan sarana tersebut termasuk
ruang pusat kendali (command center) yang dilengkapi dengan :
Peta, papan tulis, jam, daftar nama, no kontak anggota tim.
Peralatan komunikasi 2 arah.
Pasokan tenaga listrik dalam keadaan darurat untuk penerangan.
Prosedur penetapan tingkatan/katagori kondisi darurat.
Nomor kontak pihak eksternal terkait.
Fasilitas Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan disediakan pada tempat tempat yang
strategis dan mudah dijangkau pada saat dibutuhkan. PT. ADARO INDONESIA melatih
tim dan karyawan/pekerja tambang kompetensi dasar-dasar P3K dan memastikan
bahwa fasilitas tersebut telah memenuhi standard / peraturan yang berlaku.
SOP Terkait
- AI-IMS-12 Pengelolaan Keadaan Darurat
- AI-IMS-13 Pelaporan dan Investigasi Insiden
- AI-IMS-20 Pelaporan K3LH
MANUAL SISTEM MANAJEMEN MUTU, LINGKUNGAN, ENERGI DAN K3
Rev. No Tanggal Halaman
: : :
06 01 Juli 2020 0103
14.7. Perancangan dan Rekayasa Enjinering
Salah satu aspek dalam manajemen K3LH adalah risiko yang timbul dari sebuah
perancangan dan rekayasa enjinering. Pembuatan atau modifikasi yang dilakukan pada
suatu fasilitas, proses, prasarana, instalasi dan peralatan pertambangan membawa
peluang munculnya risiko baru yang harus dikendalikan. Untuk itu pada tahapan disain
atau perancangan dilakukan analisa risiko dan perbaikan atau sistem kontrol risiko
tersebut. Demikian pula pada tahapan sebelum implementasi akan dilakukan analisa
kembali terhadap risiko yang mungkin terjadi dan perbaikan yang perlu dilakukan untuk
meminimalisir risiko tersebut. (S: 8.1.3) (SMKP:4.4.5 ; 4.6)(SMK3:11)
Perancangan dan rekayasa enjiniring selalu diupayakan menuju penggunaan energi
yang lebih hemat dan teknologi ramah lingkungan, dimana setiap adanya perubahan
maka proses perencanaan energi harus ditinjau ulang (En: 8.2).
SOP Terkait
- AI-IMS-04 Change Management
14.8. Audit Internal dan Perbaikan Sistem Manajemen Terpadu
Dalam rangka mempertahankan efektivitas sistem manajemen mutu, lingkungan hidup,
energi dan keselamatan kesehatan kerja, PT ADARO INDONESIA rutin melakukan
internal audit secara teratur sesuai dengan jadwal audit internal. MR/Deputi harus
memastikan setiap fungsi didalam perusahaan dijadwalkan untuk diaudit.
Pengembangan jadwal audit dibuat dengan mempertimbangkan risiko mutu dan K3LH
yang ada dan juga tingkat kepentingan proses serta hasil audit yang lalu.
Personil independen yang ditunjuk dan memiliki tanggung jawab langsung untuk
kegiatan audit harus melaksanakan audit internal sesuai dengan penugasan yang
diberikan. Auditor internal harus memiliki pelatihan yang tepat sebelum melakukan audit
internal.
MANUAL SISTEM MANAJEMEN MUTU, LINGKUNGAN, ENERGI DAN K3
Rev. No Tanggal Halaman
: : :
06 01 Juli 2020 0104
Hasil audit harus dicatat, dianalisa, dilaporkan ke pimpinan puncak dan ditindaklanjuti
dengan tindakan perbaikan. Personil yang bertanggung jawab untuk wilayahnya harus
melakukan tindakan perbaikan tepat waktu pada kekurangan/ketidaksesuaian yang
ditemukan selama audit. Temuan-temuan yang selanjutnya wajib untuk ditindaklanjuti
untuk melihat keefektifan dari tindakan perbaikan yang telah diambil (Q:4.4, 6.3, 9.1.1, 9.1.3,
9.2) (E: 9.2) (S: 9.2) (SMK3:6,13, 14) (En:9.2)
Tindakan Perbaikan/Pencegahan baik yang diinisiasi dari hasil audit ataupun tinjauan
manajemen adalah untuk menerapkan tindakan efektif dan efisien sedemikian rupa
sehingga problem tidak akan terulang dan potensi masalah tidak akan terjadi. Pada
penerapan tindakan perbaikan dan pencegahan ini, akar masalah/potensi akar masalah
digali dengan dalam sedemikian rupa sehingga tindakan perbaikan/pencegahan/
penyempurnaan dapat mencegah keterulangan permasalahan yang ada.
(Q: 4.4, 6.3,10) (E: 10.), (S: 10) (SMK3:6) (En:10)
SOP Terkait
- AI-IMS-03 QHSE Audit Management
- AI-IMS-11 Tindakan Perbaikan dan Pencegahan
14.9. Pengendalian Dokumen dan Catatan/Rekaman
Pengendalian dokumen adalah untuk memastikan bahwa semua dokumen baik internal
maupun eksternal terkendali secara efektif sehingga semua pihak di PT. Adaro
Indonesia dapat mengakses dokumen yang valid dan terkini. (Q: 7.5) (E: 7.5) (S: 7.5) (En: 4.5.4.2)
Pengendalian Catatan/Rekaman adalah untuk memastikan semua catatan/rekaman
terkendali secara efektif sedemikian rupa sehingga catatan/rekaman terpelihara dengan
baik, terhindar dari kerusakan dan siap tersedia ketika dibutuhkan. (Q: 7.5) (E: 7.5) (S: 7.5) (En:
7.5)
MANUAL SISTEM MANAJEMEN MUTU, LINGKUNGAN, ENERGI DAN K3
Rev. No Tanggal Halaman
: : :
06 01 Juli 2020 0105
14.9.1 Administrasi Keselamatan Pertambangan
PT. Adaro Indonesia memelihara Buku Tambang, Buku Daftar Kecelakaan Tambang
sebagai bagian dari proses pengelolaan administrasi keselamatan pertambangan.
Buku tambang adalah bentuk dokumen yang merupakan catatan yang dikendalikan.
Buku tambang memuat larangan, perintah, petunjuk atau pemberitahuan dari Kepala
Inspektur Tambang. Setiap isian terbaru dari buku tambang maka akan dikeluarkan
informasi melalui memorandum KTT dan media sosialisasi lainnya seperti QHSE News,
safety alert dan lain sebagainya yang ditujukan bagi seluruh pekerja tambang. Media
sosialisasi juga dibuat dalam bentuk elektronik yang dapat diakses oleh seluruh pekerja
tambang. (SMKP:3.12)
Buku tambang dan catatan lain seperti Buku Daftar kecelakaan tambang dan pelaporan
pengelolaan Keselamatan Pertambangan dievaluasi minimal setiap 6 bulan sekali.
(SMKP:5.5)
SOP Terkait
- AI-IMS-01 Pengendalian Dokumen
- AI-IMS-02 Pengendalian Catatan/Rekaman
MANUAL SISTEM MANAJEMEN MUTU, LINGKUNGAN, ENERGI DAN K3
Rev. No Tanggal Halaman
: : :
06 01 Juli 2020 0106
15. Continual Improvement Management (CIM)
15.1. Sub-Business Process
Fungsi ini berperan untuk memastikan proses pengelolaan perbaikan berkesinam-
bungan dapat berjalan secara efektif, sedemikian rupa sehingga kinerja organisasi
dalam mutu produk, pengelolaan energi dan lingkungan hidup serta keselamatan
kesehatan kerja dapat lebih baik.
Fungsi ini memiliki beberapa proses penting seperti yang tergambar dalam diagram peta
sub-business process di bawah ini.
Seluruh Fungsi Terkait
CIM-01Pelaksanaan
Proyek Perbaikan
Proses Bisnis
CIM-02Continuous
Improvement Program
IMS-04Change
Management
CIM-035R Program
MANUAL SISTEM MANAJEMEN MUTU, LINGKUNGAN, ENERGI DAN K3
Rev. No Tanggal Halaman
: : :
06 01 Juli 2020 0107
15.2. Uraian Umum
Proses Continuous Improvement adalah suatu proses untuk terus menerus melihat
kinerja sistem manajemen mutu, lingkungan hidup, energi dan keselamatan kesehatan
kerja dan selanjutnya mengidentifikasi peluang perbaikan yang ditindaklanjuti dengan
penetapan dan penerapan langkah-langkah perbaikan/ pencegahan. (Q: 10) (E: 10) (S: 10)
(En: 10)
Perbaikan terus-menerus atau continuous improvement adalah hal yang senantiasa
diupayakan dengan sasaran menjadikan continuous improvement menjadi budaya
perusahaan atau bagian dari cara kerja. (Q: 10) (E: 10) (S: 10) (En: 10)
Efektifitas fungsi sistem manajemen mutu, lingkungan hidup, energi dan keselamatan
kesehatan kerja terletak pada komitmen dari manajemen puncak dan kontribusi semua
pihak di PT Adaro Indonesia untuk fokus dalam setiap aktifitas, dan dilakukan dengan
konsisten dan memiliki sikap perbaikan berkelanjutan. (Q:4.4, 6.3, 5.1) (E:5.1) (S : 5.1) (SMK3:7)
Untuk memastikan tercapainya tujuan tersebut diatas, PT. Adaro Indonesia menyusun
program-program yang dimaksudkan untuk :
1. Membangun kesadaran akan pentingnya melakukan upaya perbaikan terus-
menerus di segala aspek yaitu mutu dan K3LH.
2. Membangun kompetensi sumber daya manusia dalam penguasaan metodologi
identifikasi masalah dan pemecahan masalah (problem solving) dan alat-alat
pemecahan masalah dan identifikasi solusi potensial.
PT. Adaro Indonesia dalam hal ini tim Business Process Improvement menyelengarakan
training dan kegiatan coaching / bimbingan dalam pengembangan kompetensi sumber
daya manusia ini.
MANUAL SISTEM MANAJEMEN MUTU, LINGKUNGAN, ENERGI DAN K3
Rev. No Tanggal Halaman
: : :
06 01 Juli 2020 0108
Untuk lebih menumbuhkan semangat maka program yang bersifat kompetisi seperti
kegiatan konvensi digelar. Dalam kegiatan konvensi ini juga dimaksudkan agar para
karyawan diharapkan bisa saling belajar dari pengalaman tim lain / atau orang lain
sehingga penguasaan dan peningkatan kompetensinya bisa lebih cepat ditingkatkan.
SOP Terkait
- AI-CIM-01 Pelaksanaan Proyek Perbaikan Proses Bisnis
- AI-CIM-02 Continuous Improvement Program
- AI-CIM-03 5R
MANUAL SISTEM MANAJEMEN MUTU, LINGKUNGAN, ENERGI DAN K3
Rev. No Tanggal Halaman
: : :
06 01 Juli 2020 0109
16. Marketing (MKT)
16.1. Sub-Business Process
Fungsi marketing memiliki peran untuk memastikan bahwa bisnis PT. Adaro Indonesia
berjalan dengan baik dan terus berkembang sejalan dengan permintaan pasar batu bara
yang kontinyu dan terus berkembang. Fungsi ini memiliki beberapa proses penting
(warna kuning) yang tergambar seperti pada peta proses dibawah ini.
LONG TERM PLANNING FUNCTION
MID TERM AND SHORT TERM
PLANNING FUNCTION
FINANCE & ACCOUNTING
FUNCTION
QUALITY ASSURANCE
PRODUCT ASSEMBLY &
HAULING FUNCTION
Customer
Legal
SHIPPING FUNCTION
MKT-01Develop 5 Year
Sales Plan
MKT-02Develop Annual
Sales Plan
MKT-03Sales Activites
MKT-04Contract
Preparation
MKT-05Market and Customer analysis
A
MANUAL SISTEM MANAJEMEN MUTU, LINGKUNGAN, ENERGI DAN K3
Rev. No Tanggal Halaman
: : :
06 01 Juli 2020 0110
Customer
SHIPPING FUNCTION
3rd Party
FINANCE & ACCOUNTING
FUNCTION
MKT-08Invoicing and Export Permit
MKT-07Post Shipment
MKT-06Pre-shipment
A
16.2. Uraian Umum
Fungsi marketing termasuk salah satu fungsi terpenting dalam proses bisnis PT. Adaro
Indonesia. Memastikan seluruh hasil produksi dapat diserap oleh pembeli sesuai target
penjualan, membuka peluang penjualan yang baru dan memastikan hubungan yang
bisnis yang harmonis dengan pelanggan adalah bagian dari tujuan fungsi marketing.
Untuk memastikan tercapainya tujuan tersebut diatas, maka PT. Adaro Indonesia
menetapkan, menerapkan dan mendokumentasikan proses-proses dibawah ini dengan
terkendali :
a. Marketing Process.
b. Marketing Administration
MANUAL SISTEM MANAJEMEN MUTU, LINGKUNGAN, ENERGI DAN K3
Rev. No Tanggal Halaman
: : :
06 01 Juli 2020 0111
16.3. Marketing Process
Proses penjualan sangat terkait dengan rencana penambangan baik jangka panjang
maupun jangka pendek. Cadangan batu bara di area penambangan PT. Adaro
Indonesia ditambang secara terencana hingga akhir usia tambang. Rencana
penambangan jangka panjang menjadi basis dari rencana penjualan jangka panjang.
Rencana penjualan tambang jangka panjang ini sangat penting untuk membangun
kontrak jangka panjang dengan pelanggan dan sangat penting untuk kestabilan dan
kelangsungan bisnis PT. Adaro Indonesia. (Q: 8.1)
Setelah kontrak disetujui oleh kedua belah pihak, maka proses operasional penjualan
dan pengiriman dilakukan. Dari perencanaan produksi jangka panjang, disusun
perencanaan produksi jangka pendek atau tahunan. Perencanaan produksi jangka
pendek ini menjadi dasar bagi tim marketing untuk melakukan proses penjualan ke
pelanggan baik yang sudah memiliki kontrak jangka panjang/pendek maupun yang
belum memiliki kontrak. (Q: 8.2.1, 8.2.2., 8.2.3)
Tim marketing PT. Adaro Indonesia menjelaskan dengan baik tentang produk batu bara
yang ditawarkan. Selain tentang produk, hal-hal lain yang terkait dengan persyaratan
produk dan pembelian juga disampaikan ke pelanggan dengan maksud agar pembeli
memahami terlebih dahulu hal-hal yang terkait dengan jual beli sebelum memutuskan
untuk berbisnis dengan PT. Adaro. (Q: 4.2, 8.2.1, 8.2.2)
Sebaliknya, PT. Adaro Indonesia juga menggali dengan baik hal-hal yang menjadi
persyaratan pelanggan. Seluruh kebutuhan dan keinginan pelanggan diperhatikan dan
dipertimbangkan sebelum akhirnya memutuskan untuk berbisnis. (Q: 4.2, 8.2.1, 8.2.3)
MANUAL SISTEM MANAJEMEN MUTU, LINGKUNGAN, ENERGI DAN K3
Rev. No Tanggal Halaman
: : :
06 01 Juli 2020 0112
Bila terdapat perbedaan ataupun perubahan antara persyaratan pelanggan dengan
persyaratan produk, maka kedua belah pihak akan saling berkomunikasi untuk
mencapai kesepakatan dan kesepahaman. Hal ini tidak tidak hanya dilakukan pada
tahapan kontrak jual beli disusun, namun dilakukan juga pada tahapan realisasi order
atau pengiriman. Informasi tentang hal tersebut diatas dikomunikasikan ke seluruh pihak
terkait baik di internal perusahaan ataupun pihak external perusahaan yang terkait.
(Q: 8.2.1, 8.2.3, 8.2.4, 8.5.6)
Kepuasan pelanggan adalah hal yang sangat krusial dalam bisnis. Manajemen PT.
Adaro Indonesia secara reguler melakukan analisa terhadap suara pelanggan untuk
mengidentifikasi peluang perbaikan dan penyempurnaan proses bisnis dan produk untuk
meningkatkan kepuasan pelanggan. Selain terhadap aspek kepuasan pelanggan,
analisa juga dilakukan untuk mempelajari situasi pasar guna menentukan strategi
pemasaran dan penjualan yang tepat. (Q: 4.2, 5.1.2, 8.2.1, 8.2.3, 8.2.4, 9.1.1, 9.1.2, 9.1.3)
SOP Terkait
- AI-MKT-01 Develop 5 Years Sales Plan
- AI-MKT-02 Develop Annual Sales Plan and Budgeting
- AI-MKT-03 Sales Activity
- AI-MKT-04 Contract Preparation
- AI-MKT-05 Market and Customer Analysis.
16.4. Marketing Administration
Proses realisasi order pelanggan dilakukan dengan terkendali sesuai dengan
kesepakatan ke dua belah pihak. Segala hal yang bersifat administratif diselesaikan
sesuai dengan ketentuan yang berlaku. Baik sesuai dengan kontrak perjanjian jual beli
maupun sesuai dengan peraturan-perundang-undangan yang berlaku. Adalah menjadi
tanggung jawab dari tim Marketing Administration untuk memastikan bahwa segala
persyaratan seperti surat-surat atau ijin-ijin terkait dengan proses pengiriman baik
MANUAL SISTEM MANAJEMEN MUTU, LINGKUNGAN, ENERGI DAN K3
Rev. No Tanggal Halaman
: : :
06 01 Juli 2020 0113
domestik maupun ekspor dilengkapi sesuai dengan prosedur dan peraturan yang
berlaku. (Q: 8.5.5)
SOP Terkait
- AI-MKT-06 Pre-shipment
- AI-MKT-07 Post-shipment
- AI-MKT-08 Invoicing and Export Permit
MANUAL SISTEM MANAJEMEN MUTU, LINGKUNGAN, ENERGI DAN K3
Rev. No Tanggal Halaman
: : :
06 01 Juli 2020 0114
17. Geologi (GEO)
17.1. Sub-Business Process
Fungsi geology dalam bisnis tambang adalah fungsi inti yang strategis karena fungsi ini
berperan dalam memberikan informasi sumberdaya batubara yang terdapat di area kerja
PT. Adaro Indonesia. Menjadi acuan bagi proses-proses yang terdapat pada fungsi lain
misalnya proses perencanaan produksi, proses perencanaan penjualan, Pengendalian
mutu, dan rencana bisnis perusahaan. Fungsi ini memiliki beberapa proses penting
(warna kuning) yang tergambar seperti pada peta sub business process dibawah ini.
GEO-01Exploration
Mapping
GEO-03Data Base
Management
GEO-02Drilling
Operation
Long Term Planning
Quality Assurance and
Control
Mid Term and Short Term
Planning
GEO-04Geological
Model
17.2. Uraian Umum
Fungsi geologi dimulai dari proses explorasi. Exploration geologist menyusun
perencanaan explorasi dan mengkomunikasikannya dengan fungsi terkait misalnya Land
Management untuk memastikan bahwa lahan yang akan dilakukan eksplorasi atau
pengeboran berstatus sudah dibebaskan. Proses pengeboran dilaksanakan dengan
MANUAL SISTEM MANAJEMEN MUTU, LINGKUNGAN, ENERGI DAN K3
Rev. No Tanggal Halaman
: : :
06 01 Juli 2020 0115
terkendali sesuai dengan prosedur dan tata cara yang paling baik dari sisi mutu hasil
sampel pengeboran, keamanan dan keselamatan bagi pekerja dan operasi pengeboran
serta bagi lingkungan hidup. Semua data yang berkaitan dengan hasil eksplorasi
disimpan dalam suatu Database Management (Q:8.1, 8.5.1) (E:8.1) (S: 8.1).
Data hasil pengeboran diolah dengan proses yang sesuai dengan prosedur untuk
memastikan keakurasian dan kevaliditasannya. Keakurasian dan validitas data sangat
penting untuk memastikan bahwa model geologi yang dihasilkan adalah akurat dan
valid. Ketidakakurasian model akan berdampak signifikan terhadap kinerja bisnis
perusahaan dan efisiensi / efektifitas kegiatan penambangan secara keseluruhan. PT
Adaro Indonesia menerapkan standard proses yang tinggi dalam hal ini misalnya
mengacu pada standard JORC atau SNI dalam melakukan Estimasi Sumberdaya. (Q:8.1,
8.5.1) (E:8.1) (S: 8.1).
Selain permodelan batubara, Fungsi geologi juga melakukan permodelan AMD (Acid
Mine Drainage), dimana permodelan ini memberikan gambaran lapisan batuan yang
berpotensi menyebabkan timbulnya air asam. Permodelan AMD ini ditujukan sebagai
acuan dumping Overburden di disposal untuk menghindari terbentuknya air dengan
kadar pH rendah yang berpotensi mempengaruhi kesuburan tanah. PT Adaro Indonesia
juga mengendalikan proses pengupasan lapisan penutup dan penimbunan lapisan
penutup sedemikian rupa sehingga menjamin tidak terjadinya dampak negatif terhadap
lingkungan hidup.
SOP Terkait
- AI-GEO-01 Exploration Mapping
- AI-GEO-02 Drilling Operation
- AI-GEO-03 Data Base Management
- AI-GEO-04 Geological Model
MANUAL SISTEM MANAJEMEN MUTU, LINGKUNGAN, ENERGI DAN K3
Rev. No Tanggal Halaman
: : :
06 01 Juli 2020 0116
18. Mine Planning (Long Term Plan & Short Term Planning)
18.1. Sub-Business Process
Perencanaan bisnis PT. Adaro Indonesia sangat tergantung dari perencanaan produksi.
Dari model geologi, tim perencanaan menghitung besarnya cadangan dan menyusun
rencana produksi jangka panjang yang nantinya akan diturunkan menjadi perencanaan
produksi jangka menengah dan pendek. Fungsi perencanaan ini memiliki beberapa
proses penting (warna kuning) yang tergambar seperti pada 2 peta sub business
process (long term plan & mid/short term plan) dibawah ini.
Diagram Peta Proses 1 : Long Term Planning
MANUAL SISTEM MANAJEMEN MUTU, LINGKUNGAN, ENERGI DAN K3
Rev. No Tanggal Halaman
: : :
06 01 Juli 2020 0117
Diagram Peta Proses 2 : Mid Term and Short Term Planning
18.2. Uraian Umum
Fungsi planning berperan menghitung ketersediaan cadangan batu bara dan menyusun
perencanaan produksi yang paling ekonomis secara berjenjang dari jangka panjang,
diteruskan ke jangka menengah dan jangka pendek. Pertimbangan ekonomi dalam
perencanaan produksi melibatkan faktor biaya produksi. Salah satu biaya kegiatan
operasional penambangan adalah penggunaan energi yang sangat penting untuk
dikendalikan agar dapat seefisien mungkin. Keakurasian hasil perhitungan dan
keefektifitasan / keefisienan dalam hal perencanaan adalah kunci dalam mencapai
kinerja yang maksimal bagi perusahaan. (En: 6.2, 6.3, 6.4, 6.5, 6.6)
MANUAL SISTEM MANAJEMEN MUTU, LINGKUNGAN, ENERGI DAN K3
Rev. No Tanggal Halaman
: : :
06 01 Juli 2020 0118
Untuk mencapai hal tersebut diatas, maka PT. Adaro Indonesia menetapkan,
melaksanakan dan mendokumentasikan proses-proses dibawah ini :
a. Long Term Planning
b. Mid Term and Short Term Planning.
18.3. Long Term Planning
Dari data-data geology, tim planning melakukan perencanaan produksi jangka panjang
dan simulasi dengan berbagai skenario kemudian diajukan ke management untuk
dibahas dari sisi aspek bisnis dan finansial. Setelah keputusan management diambil,
maka tim melanjutkan proses perencanan produksi ke jangka menengah dan jangka
pendek. Perencanaan produksi ini menjadi referensi untuk seluruh fungsi terkait dalam
menyusun berbagai rencana masing-masing seperti sales and marketing, operation,
land management, finance dan support function lainnya. (Q: 8.1, 8.5.1)
Proses perhitungan umur tambang, umur asset dan estimasi cadangan batubara
dilakukan dengan cermat. Tim perencanaan melakukan proses sesuai dengan standard
prosedur yang berlaku dan standard baku seperti JORC untuk memastikan keakurasian
dan validitas dari hasil perhitungan dengan proses. (Q: 8.1, 8.5.1)
SOP Terkait
- AI-LTP-01 Life of Mine
- AI-LTP-02 Reserve Estimation
- AI-LTP-03 Mine Water Management Plan
- AI-LTP-04 Pelaporan Kegiatan Konservasi
MANUAL SISTEM MANAJEMEN MUTU, LINGKUNGAN, ENERGI DAN K3
Rev. No Tanggal Halaman
: : :
06 01 Juli 2020 0119
18.4. Mid Term and Short Term Planning
Dari data perencanaan produksi jangka panjang, tim perencanaan menyusun dengan
lebih detail lagi perencanaan jangka menengah 5 tahunan, jangka pendek tahunan dan
per-kuartal. Perencanaan produksi ini harus senantiasa sejalan dan sinkron dengan
perencanaan produksi ditingkat diatasnya. Proses perencanaan adalah proses siklus
improvement. Setelah draft perencanaan selesai maka draft disampaikan ke
management dan fungsi terkait untuk ditelaah. Penelaahan yang dilakukan misalnya
adalah penelaahan dari sisi operation (kapasitas produksi, ongkos produksi,
ketersediaan lahan dan lain-lain).
Penelahaan dari sisi marketing misalnya daya serap pasar, potensi penjualan, produk
yang dibutuhkan pelanggan dan lain-lain. Penelahaan dari sisi finansial misalnya adalah
keseimbangan antara sales revenue dengan operation cost. Setelah penelaaah
dilakukan oleh berbagai fungsi, maka hasil penelahaan dan rekomendasi dapat
digunakan untuk menyempurnakan planning sehingga pada akhirnya kinerja terbaik
perusahaan dapat tercapai. (Q: 8.1)
Dari perencanaan produksi tahunan yang sudah disahkan, tim perencanaan
menggunakan rencana produksi ini sebagai acuan dalam menyusun perencanaan disain
tambang. Perencanaan disain tambang dilakukan dengan cermat sesuai dengan standar
prosedur untuk memastikan kualitas dari disain yang memenuhi aspek keandalan
operasi, cost effectiveness (termasuk energy cost), keamanan disain dari sisi resiko K3
dan dari sisi lingkungan hidup. (Q : 8.1, 8.5.1) (E : 8.1) (S : 4.4.6) (En: 6.2, 6.3, 6.4, 6.5, 6.6)
Realisasi perencanaan dimonitor dengan seksama untuk ditelaah apakah terdapat
perbedaan antara realisasi dengan rencana semula. Akar permasalah penyebab
perbedaan dianalisa untuk ditentukan langkah-langkah perbaikan. Bila diperlukan maka
rencana yang sudah ada ditinjau dan disesuaikan kembali. (Q: 8.5.1)
MANUAL SISTEM MANAJEMEN MUTU, LINGKUNGAN, ENERGI DAN K3
Rev. No Tanggal Halaman
: : :
06 01 Juli 2020 0120
SOP Terkait :
- AI-MSP-01 Pembuatan 5 Years Plan
- AI-MSP-02 Pembuatan 1 Year Plan
- AI-MSP-03 Penyusunan, Pemantauan dan Peninjauan Perencanaan
- AI-MSP-04 Pembuatan Disain Tambang dan Infrastruktur
- AI-MSP-05 Pembuatan BA Invoice Kontraktor
- AI-MSP-06 Pembuatan Laporan Operasional Pernambangan
- AI-MSP-07 Pelaporan Progress Penambangan untuk Pemerintah.
- AI-MSP-08 Pembuatan Quarterly Plan
MANUAL SISTEM MANAJEMEN MUTU, LINGKUNGAN, ENERGI DAN K3
Rev. No Tanggal Halaman
: : :
06 01 Juli 2020 0121
19. Land Management
19.1. Sub-Business Process
Fungsi Land Management adalah fungsi yang berperan dalam memastikan bahwa lahan
untuk kegiatan penambangan telah disiapkan pada waktunya dan telah aman untuk
proses penambangan atau proses pendukungnya. Fungsi perencanaan ini memiliki
beberapa proses penting (warna kuning) yang tergambar seperti dibawah ini.
LMN-01Ganti Rugi
Lahan
LMN-09Perencanaan Penggunaan
Lahan
LMN-05Pengamanan
Lahan
LMN-02Penanganan
Komplain Lahan
LMN-08Pengendalian
Dokumen Pembebasan
Lahan
LMN-04Penggunaan
Lahan
LMN-06Pengendalian
Data Dijital Lahan
LMN-03Pengelolaan Pemotretan
Udara
Masyarakat / Pihak ke 3
LMN-10Project
Improvement dan Sinkronisasi
19.2. Uraian Umum
Dari rencana penambangan yang disusun oleh fungsi perencanaan, Tim Land
Management menyusun perencanaan pembebasan lahan agar lahan telah siap diproses
sesuai dengan rencana produksi dan seluruh infrastruktur yang harus dibangun (yang
memerlukan lahan) telah siap pada waktunya. (Q: 8.1 , 8.5.1)
MANUAL SISTEM MANAJEMEN MUTU, LINGKUNGAN, ENERGI DAN K3
Rev. No Tanggal Halaman
: : :
06 01 Juli 2020 0122
Salah satu aspek penting dalam proses di Land Management untuk kegiatan ganti rugi
adalah melakukan identifikasi subyek (pemilik lahan) dan obyek lahan (posisi dan luas
lahan). Tim land management bekerja sama dengan tim survey lahan untuk melakukan
identifikasi obyek lahan dengan kegiatan pemetaan lahan dan penerbitan Peta Lahan.
Kegiatan pemetaan lahan dan penerbitan peta lahan dilakukan sesuai dengan prosedur
dan cara-cara yang efektif guna menghindari permasalahan pertanahan, misalnya
sengketa batas lahan atau tumpang tindih lahan. Ketersediaan teknologi pendukung
senantiasa digunakan untuk membantu proses yang efektif dan efisien misalnya dengan
dukungan teknologi computer/database GIS, GPS atau teknologi lain yang mutakhir.
Asal-usul penguasaan lahan atau kepemilikan lahan ditelaah dengan cermat (visum)
sebelum dilakukan pembebasan lahan. Bila masih terdapat masalah-masalah, seperti
sengketa batas dan tumpang tindih lahan/sengketa kepemilikan, pada lahan tersebut
maka masalah tersebut diselesaikan terlebih dahulu sebelum dilakukan ganti rugi.
PT. Adaro Indonesia berkomitmen untuk menjalankan proses bisnis yang memenuhi
semua peraturan perundang-undangan yang berlaku. Ganti rugi / kompensasi kepada
pihak yang lahannya dibebaskan oleh PT. Adaro diberikan dengan nilai yang sesuai
yang tidak merugikan pihak lain. Guna memastikan pemakaian sumber daya keuangan
perusahaan yang optimal, maka proses ganti rugi dilakukan dengan memperhatikan
skala urgensi kebutuhan tanah. Peta peta kebutuhan lahan untuk operasional diterbitkan
oleh Fungsi Perencanaan tambang (Mid/Short term Planning) dalam bentuk Peta
Permintaan Pembebasan lahan.
PT Adaro Indonesia melakukan kegiatan pengamanan lahan atas lahan yang sudah
dilakukan ganti rugi. Kegiatan pengamanan lahan dilakukan dengan pengamanan
secara penguasaan fisik dan kegiatan pengamanan document/inventory.
Kegiatan pengamanan secara penguasaan fisik dilakukan dengan penggunaan/
pemanfaatan pada lahan-lahan yang belum digunakan oleh operasional penambangan.
Kegiatan penggunaan lahan dilakukan perencaaan penggunaan lahan yang disesuaikan
MANUAL SISTEM MANAJEMEN MUTU, LINGKUNGAN, ENERGI DAN K3
Rev. No Tanggal Halaman
: : :
06 01 Juli 2020 0123
dengan perencanaan penambangan. Lahan-lahan yang dalam jangka pendek akan
dilakukan kegiatan operasional, maka akan dilakukan persiapan lahan untuk operasional
oleh team Land management sehingga kegiatan penambangan tidak ada gangguan oleh
adanya sengketa lahan.
Kegiatan pengamanan document lahan/Inventory dilakukan untuk menjamin bahwa
penguasaan lahan secara legalitas dapat dibuktikan. Kegiatan pengamanan document
ini juga untuk mengelola informasi dan pembuktian penguasaan lahan jika diperlukan
ketika ada sengketa lahan perusahaan. (Q : 7.5.2, 7.5.3) (E: 7.5.2, 7.5.3) (S: 7.5)
SOP Terkait
- AI-LMN-01 Ganti Rugi Lahan
- AI-LMN-02 Penanganan Komplain Lahan
- AI-LMN-03 Pengelolaan Pemotretan Udara
- AI-LMN-04 Penggunaan Lahan
- AI-LMN-05 Pengamanan Lahan
- AI-LMN-06 Pengendalian Data Dijital Lahan
- AI-LMN-08 Pengendalian Dokumen Pembebasan Lahan
- AI-LMN-09 Perencanaan Penggunaan Lahan
- AI-LMN-10 Project Improvement and Sinkronisasi
MANUAL SISTEM MANAJEMEN MUTU, LINGKUNGAN, ENERGI DAN K3
Rev. No Tanggal Halaman
: : :
06 01 Juli 2020 0124
20. Production (PRO)
20.1. Sub-Business Process
Fungsi produksi adalah fungsi inti yang berperan dalam memastikan kegiatan
penambangan batu bara dilakukan sesuai dengan rencana dan target yang sudah
ditetapkan. Fungsi produksi ini memiliki beberapa proses penting (warna kuning) yang
tergambar seperti peta sub-business process dibawah ini.
Production Assembly Function
Mid/Shorterm Planning Function
PRO-08 Coal Digging and Hauling
PTR
PRO-07 Pembentukan
Disposal
PRO-03Pengupasan dan Pengangkutan
Lapiran Penutup
PRO-02Pengupasan Tanah Pucuk
PRO-01Pembersihan Lahan Area Tambang
PRO-04Penggalian dan
Peledakan
PRO-06Pembuatan dan Pemeliharaan
Jalan Tambang
PRO-05Pembuatan Sump dan
Penanganan Material Sump
PRO-09Pengoperasian Wara Crusher
Customer (MSW)
Land Management
Function
Quality Assurance and
Control Function
Enviromental Operation Function
PRO-10Dumping OB to
OCS
MANUAL SISTEM MANAJEMEN MUTU, LINGKUNGAN, ENERGI DAN K3
Rev. No Tanggal Halaman
: : :
06 01 Juli 2020 0125
20.2. Uraian Umum
Dari rencana operasi penambangan yang disusun oleh fungsi perencanaan, Tim
produksi berkoordinasi dengan para sub kontraktor dan fungsi lain untuk menyusun
rencana segala hal yang terkait dengan operasi penambangan. Tim produksi dan tim
terkait lainnya memastikan bahwa kegiatan operasi penambangan berjalan sesuai
dengan waktu dan tempat yang direncanakan, memastikan bahwa target operasi
tercapai dan memastikan segala sesuatunya berjalan aman bagi pekerja dan lingkungan
hidup serta dengan penggunaan energi yang efisien. Sistem identifikasi dan pencatatan
atas seluruh kegiatan operasional yang dilakukan dibuat sedemikian rupa baik secara
manual maupun elektronik sehingga memudahkan penelusuran akar masalah bila
terdapat masalah ketidaksesuaian atau informasi bila ada informasi yang dibutuhkan.
Tindakan koreksi dan korektif diambil bila terdapat ketidaksesuaian. Perubahan yang
diperlukan dikendalikan dengan efektif untuk memastikan tercapainya sasaran yang
sudah ditetapkan. (Q: 8.1, 8.4, 8.5.1, 8.5.2, 8.5.6) (En:8.1)
Untuk tercapainya tujuan tersebut diatas, maka proses-proses dibawah ini ditetapkan,
diimplementasikan dengan terkendali dan didokumentasikan.
a. Proses Pengupasan Lapisan Penutup.
b. Proses Penggalian Batu Bara
20.3. Proses Pengupasan Lapisan Penutup.
Proses pengupasan lapisan penutup atau juga dikenal dengan sebutan over burden
dimulai dari proses pembersihan lahan. Proses ini memperhatikan rona awal lingkungan
hidup dimana jika diperlukan maka akan dilakukan pemindahan dan pemeliharaan
khusus untuk beberapa jenis flora dan fauna tertentu untuk menghindari kepunahan.
Proses ini juga memperhatikan kondisi top soil atau lapisan pucuk tanah.
MANUAL SISTEM MANAJEMEN MUTU, LINGKUNGAN, ENERGI DAN K3
Rev. No Tanggal Halaman
: : :
06 01 Juli 2020 0126
Top soil akan diperlakukan secara khusus dengan cara dipisah dan ditempatkan di
tempat khusus untuk selanjutnya dipergunakan kembali pada proses reklamasi. Hal ini
untuk menjamin kembalinya kesuburan tanah setelah proses penambangan. (E : 5.2)
Batas-batas lahan yang dilakukan proses pengupasan land clearing diperhatikan dengan
seksama agar proses dapat dilakukan dengan akurat dan guna menghindari salah
proses yang dapat mengakibatkan tuntutan pihak ketiga. (E : 8.1)
Setelah proses pembersihan dilakukan, maka berikutnya adalah pengupasan tanah
penutup. Proses ini dilakukan dengan memperhatikan jenis material/tanah yang dikupas.
Jenis material/tanah yang dikupas ini menentukan posisi penumpukannya di area
penimbunan (dumping area). Kesalahan dalam proses identifikasi jenis material, proses
pengupasan / pengangkutan dan penimbunan dapat berdampak pada potensi
permasalahan lingkungan hidup. Untuk itu adalah menjadi tugas dan tanggung jawab tim
produksi, tim terkait lainnya dan para sub kontraktor untuk memastikan segala
sesuatunya berjalan dengan rencana dan prosedur yang sudah ditetapkan.
(Q : 8.5.1) (E : 8.1)
SOP Terkait
- AI-PRO-01 Pembersihan Lahan Area Tambang
- AI-PRO-02 Pengupasan Tanah Pucuk
- AI-PRO-03 Pengupasan dan Pengangkutan Lapisan Penutup
- AI-PRO-07 Pembentukan Disposal
20.4. Proses Penggalian Batu Bara.
Proses penggalian batu bara dilaksanakan sesuai dengan rencana produksi yang sudah
ditetapkan. Pengawas lapangan harus memastikan bahwa proses penggalian batu bara
dilakukan pada lapisan batu bara yang tepat untuk menjamin keakurasian dari mutu batu
bara yang digali. (Q : 8.5.1) (E : 8.1) (S: 8.1)
MANUAL SISTEM MANAJEMEN MUTU, LINGKUNGAN, ENERGI DAN K3
Rev. No Tanggal Halaman
: : :
06 01 Juli 2020 0127
Salah satu aspek dalam Good Mining Practice yang diterapkan dalam proses penggalian
ini adalah aspek kebersihan dan kerapihan. Setelah proses penggalian batu bara
selesai, pengawas lapangan bersama-sama kontraktor melakukan pemeriksaan apakah
area bekas proses sudah rapi misalnya sudah tidak ada lagi batu bara sisa yang
berpotensi untuk terbuang.
Pengawas lapangan memastikan bahwa proses dilakukan sesuai dengan prosedur dan
instruksi kerja untuk menghindari risiko K3 dan risiko kecelakaan lingkungan hidup yang
mungkin. Setiap temuan kondisi tidak aman atau tindakan tidak aman akan
ditindaklanjuti dengan meminta tindakan perbaikan segera. (E : 8.1) (S : 8.1)
Produktifitas adalah indikator yang penting dalam proses operasi penambangan.
Produktifitas yang tinggi menjamin biaya proses yang minimal sehingga berdampak
positif pada kinerja perusahaan. Selain dari pengaturan unit-unit yang beroperasi yang
harus sesuai dengan kapasitasnya untuk menjada keharmonisan dan keseimbangan
aliran material (menghindari bottle neck), salah satu yang juga menentukan produktifitas
adalah kondisi jalan tambang. Jalan tambang yang terpelihara dengan baik akan
berdampak pada cycle time pengangkutan yang optimal sehinggal meningkatkan
produktifitas. Demikian pula dengan kondisi sistem drainase dan penantaan lereng
tambang yang harus tertata dengan baik (Q : 8.5.1)
Salah satu praktek umum dalam proses penambangan adalah penggunaan bahan
peledak. Penggunaan bahan peledak diatur secara ketat melalui prosedur dan instruksi
kerja. Proses harus dilakukan oleh orang yang memiliki sertifikasi keahlian untuk
menghindari resiko K3 dan lingkungan hidup yang fatal. Semua proses yang berkaitan
dengan bahan peledak juga harus dipastikan memenuhi seluruh aspek peraturan dan
perundang-undangan yang terkait. (E : 8.1) (S : 8.1)
MANUAL SISTEM MANAJEMEN MUTU, LINGKUNGAN, ENERGI DAN K3
Rev. No Tanggal Halaman
: : :
06 01 Juli 2020 0128
Aspek lingkungan hidup yang ada dalam kegiatan operasi penambangan adalah air
kotor. Air tanah atau air hujan yang tercampur dengan lumpur yang terjebak dalam area
kerja penambangan akan dipompa keluar dan diproses terlebih dahulu pada unit-unit
pengolahan air kotor untuk dipastikan memenuhi baku mutu lingkungan hidup sebelum
dilepas ke lingkungan sekitar. Adalah menjadi tugas dari pengawas lapangan untuk
memastikan tercapainya tujuan tersebut diatas. (E : 8.1)
SOP Terkait
- AI-PRO-08 Penggalian Batu Bara dan Pengangkutan dari Pit ke ROM
- AI-PRO-04 Penggalian dan Peledakan
- AI-PRO-05 Pembuatan Sump dan Penanganan Material Sump
- AI-PRO-06 Pembuatan dan Pemeliharaan Jalan Tambang
- AI-PRO-09 Pengoperasian Wara Crusher
- AI-PRO-10 Dumping OB ke OCS
MANUAL SISTEM MANAJEMEN MUTU, LINGKUNGAN, ENERGI DAN K3
Rev. No Tanggal Halaman
: : :
06 01 Juli 2020 0129
21. Product Assembly and Hauling
21.1. Sub-Business Process
Fungsi Product Assemby adalah fungsi yang berperan dalam memastikan proses
assembly atau peracikan material batubara menjadi produk batubara yang sesuai
dengan spesifikasi produk. Kesesuaian produk dengan spesifikasi adalah sangat krusial
untuk kepuasan pelanggan. Fungsi Product Assembly ini memiliki beberapa proses
penting (warna kuning) yang tergambar seperti peta sub-business process dibawah ini.
Coal Processing and Barge
Loading Function
PAH-02Operasional
ROM
PAH-01Perencanaan
Product Assembly
PAH-03Operasional
Hauling
Production Function
Coal Processing and Barge
Loading Function
Quality Assurance Function
PAH-04Perawatan dan
Perbaikan Sistem Monitoring,
Handling dan Assembly
MANUAL SISTEM MANAJEMEN MUTU, LINGKUNGAN, ENERGI DAN K3
Rev. No Tanggal Halaman
: : :
06 01 Juli 2020 0130
21.2. Uraian Umum
Dari informasi rencana pemuatan ke tongkang / pengiriman batubara / pengisian stock
pile Kelanis yang disampaikan setiap awal shift oleh process coal processing and barge
loading (CBL), Tim Product Assembly (PA) melakukan proses pengaturan pengambilan
material batu bara di tempat stock material batubara (ROM). Pengaturan pengambilan
dilakukan sedemikian rupa sehingga batubara yang diambil mengikuti skenario racikan
yang sudah dibuat sesuai dengan rencana target mutu. Skenario racikan dibuat
berdasarkan perencanaan mingguan dan data mutu yang paling terbaru dari tim Quality
Control.
(Q: 8.1, 8.5.1)
Monitoring proses yang sangat ketat dilakukan tim PA mengingat deviasi antara rencana
pengambilan dan pengangkutan (hauling) terhadap aktual sangat mungkin terjadi karena
situasi atau keadaan di lapangan. Bila terdapat deviasi antara rencana pengambilan/
pengangkutan terhadap aktual batubara yang diangkut, maka tim PA berwenang untuk
melakukan pengaturan ulang terhadap urutan angkutan batubara yang akan unloading
(dumping) di hopper Kelanis. Pengaturan dilakukan dengan perpatokan pada nilai
prediksi mutu yang selalu dimonitor. (Q: 8.1, 8.5.1, 8.5.6)
Sistem identifikasi dan pencatatan atas seluruh kegiatan operasional yang dilakukan
dibuat sedemikian rupa baik secara manual maupun elektronik sehingga memudahkan
penelusuran akar masalah bila terdapat masalah ketidaksesuaian atau informasi bila
ada informasi yang dibutuhkan (Q: 8.1, 8.5.2)
Tim PA mengendalikan pengaturan total jumlah unit / armada pengangkutan untuk
menyesuaikan dengan rencana jumlah tonase yang akan di angkut untuk memastikan
produktivitas yang maksimal. Pengaturan stabilitas pengiriman ke Kelanis juga menjadi
perhatian tim PA. Tim PA mengatur sedemikian rupa sehingga kejadian antrian atau
kejadian kekosongan pengiriman dapat diminimalisir untuk produktivitas yang maksimal.
MANUAL SISTEM MANAJEMEN MUTU, LINGKUNGAN, ENERGI DAN K3
Rev. No Tanggal Halaman
: : :
06 01 Juli 2020 0131
Selain dari memperhatikan aspek mutu, aspek lain seperti aspek produktivitas, aspek
keselamatan kesehatan kerja, aspek penggunaan energi yang efisien dan pengelolaan
lingkungan hidup juga turut menjadi perhatian. Tindakan koreksi, korektif dan preventif
dilakukan bila terdapat ketidaksesuaian/masalah atau potensi masalah dalam
operasional product assembly dan hauling. (Q: 8.1, 8.5.1) (E : 8.1, 8.2) (S: 8.1, 8.2) (En:8.1)
SOP Terkait
- AI-PAH-01 Perencanaan Product Assembly
- AI-PAH-02 Operasional ROM
- AI-PAH-03 Operasional Hauling
- AI-PAH-04 Perawatan dan Perbaikan Sistem Monitoring, Handling dan Assembly
MANUAL SISTEM MANAJEMEN MUTU, LINGKUNGAN, ENERGI DAN K3
Rev. No Tanggal Halaman
: : :
06 01 Juli 2020 0132
22. Mine Infrastructure
22.1. Sub-Business Process
Fungsi Mine Infrastructure adalah fungsi yang berperan dalam memastikan infrastruktur
yang dibutuhkan dalam proses penambangan tersedia sehingga menjamin kelancaran
operasi. Fungsi Mine Infrastructure ini memiliki beberapa proses penting (warna kuning)
yang tergambar seperti peta sub-business process dibawah ini.
MIF-01Perencanaan
Konstruksi Infrastruktur
MIF-02Kegiatan Earth
Work
MIF-03Civil Work
MIF-04Serah Terima
Project
Mid Term and Short Term Plan
Land Management
Environmental Operation
Production Function
Related User
22.2. Uraian Umum
Dari perencanaan tambang dan design tambang yang dibuat oleh fungsi perencanaan,
tim Infrastruktur melakukan proses realisasi infrastruktur. Beberapa infrastruktur penting
dalam proses penambangan sistem pengolahan air tambang dan sistem drainase yang
dibangun sedemikian rupa sehingga dapat meminimalisir risiko dan mencegah dampak
lingkungan hidup dari proses penambangan seperti pencemaran air, erosi dan lain-lain.
(Q : 7.1.3) (E : 8.1)
MANUAL SISTEM MANAJEMEN MUTU, LINGKUNGAN, ENERGI DAN K3
Rev. No Tanggal Halaman
: : :
06 01 Juli 2020 0133
Proses pembangunan diawasi oleh pengawas lapangan untuk memastikan kesesuaian
antara disain dengan aktual sehingga infrastruktur tersebut dapat berfungsi dengan
maksimal dan memiliki keandalan dan kekuatan yang baik. Penggunaan energi untuk
proses pembangunan dan pengoperasian juga dikendalikan dengan cermat untuk
memastikan penggunaan energi yang efisien dan efektif. Pada setiap selesainya proyek,
seluruh pihak terkait terlibat dalam proses komisioning untuk memastikan bahwa
infrastruktur tersebut berfungsi sebagaimana seharusnya dan melakukan tindakan
koreksi, korektif dan preventif bilamana diperlukan. (Q : 7.1.3) (En : 8.1).
Pengawas lapangan juga memastikan bahwa seluruh proses dilakukan sesuai dengan
standard prosedur kerja untuk memastikan pekerjaan dilakukan dengan aman dan risiko
K3 seminimal mungkin. (S : 8.1)
SOP Terkait
- AI-MIF-01 Perencanaan Konstruksi Infrastruktur
- AI-MIF-02 Kegiatan Earth Work
- AI-MIF-03 Civil Work
- AI-MIF-04 Serah Terima Project
MANUAL SISTEM MANAJEMEN MUTU, LINGKUNGAN, ENERGI DAN K3
Rev. No Tanggal Halaman
: : :
06 01 Juli 2020 0134
23. Road Maintenance and Construction
23.1. Sub-Business Process
Fungsi Road Construction and Maintenance (RCM) adalah fungsi yang berperan dalam
memastikan infrastruktur jalan yang dibutuhkan dalam proses pengangkutan batubara
dan akses untuk kegiatan operasional disiapkan dengan baik dan dipelihara dengan baik
sehingga menjamin kelancaran operasi. Fungsi RCM memiliki beberapa proses penting
(warna kuning) yang tergambar seperti peta sub-business process dibawah ini.
QHSE Operation
All Function Request
RCM-01Pembuatan Jalan
Baru dan Infrastruktur Pendukung
RCM-02Pemeliharaan
Jalan dan Infrastruktur Pendukung
Land Management
Geotechnical Hydrogeology
Engineering (AE)
RCM-03Mobilisasi di Hauling Road
General Affairs Function
Mid Term and Short Term
Plan
Production Function
Product Assembly and
Hauling Function
MANUAL SISTEM MANAJEMEN MUTU, LINGKUNGAN, ENERGI DAN K3
Rev. No Tanggal Halaman
: : :
06 01 Juli 2020 0135
23.2. Uraian Umum
Dari perencanaan tambang dan design tambang yang dibuat oleh fungsi perencanaan,
tim RCM menelaah kebutuhan jalan khususnya jalan hauling yang perlu disiapkan.
Disain jalan dibuat mengikuti standard kekuatan jalan yang paling optimal guna
menunjang produktivitas. Disain juga mengikuti standard keamanan dan keselamatan
untuk menjamin keselamatan operasional. Analisa risiko dilakukan untuk mengidentifi-
kasi sistem kendali keselamatan dan produktivitas yang diterapkan.
Misalnya kelengkapan rambu-rambu peringatan dan fasilitas-fasilitas di jalan untuk
meningkatkan keselamatan.
Tim RCM merencanakan sistem dan kegiatan pemeliharaan jalan rutin untuk
memastikan bahwa kondisi jalan dalam keadaan baik sehingga tidak membahayakan
keselamatan operasional. Inspeksi kondisi jalan dilakukan secara rutin dan bila
ditemukan kondisi tidak standar atau kondisi tidak aman misalnya jalan rusak, berlubang
atau berdebu parah maka tindakan perbaikan segera dilakukan untuk mencegah
terjadinya kecelakaan dan dampak lingkungan hidup yang tidak diharapkan.
(Q : 7.1.3) (E: 8.1) (S : 8.1)
Kegiatan konstruksi jalan dan kegiatan pemeliharaan diawasi oleh pengawas lapangan
untuk memastikan bahwa aspek keselamatan senantiasa dikedepankan. Prosedur dan
instruksi kerja disusun untuk memberikan panduan dalam proses sehingga senantiasa
pekerja bekerja dengan aman dan selamat. (S : 8.1)
Penggunaan jalan dimonitor dengan ketat. Hanya pihak-pihak yang berkepentingan
dengan kegiatan operasional PT. Adaro Indonesia yang diijinkan masuk ke jalan milik
perusahaan mengingat adanya risiko insiden di jalan yang dapat berakibat fatal.
Pengguna jalan dalam hal ini pengemudi harus mendapatkan induksi khusus agar
memahami peraturan dan tata tertib menggunakan jalan hauling. Kendaraaan yang
menggunakan jalan milik perusahaan juga dikomisioning untuk memastikan kelayakan
kendaraan atau unit tersebut untuk menghindari insiden yang disebabkan oleh kondisi
kendaraan. Kendaraan atau unit yang lulus uji komisioning akan mendapatkan hak
MANUAL SISTEM MANAJEMEN MUTU, LINGKUNGAN, ENERGI DAN K3
Rev. No Tanggal Halaman
: : :
06 01 Juli 2020 0136
akses jalan. Untuk kendaraan atau unit yang tidak memiliki hak akses maka
diberlakukan aturan pengawalan untuk menghindari risiko yang tidak diinginkan. Proses
mobilisasi dan transportasi selain batubara (misalnya : unit alat berat atau sarana
insfrastruktur) juga diatur dengan ketat untuk meminimalkan terjadinya insiden. (S : 8.1)
SOP Terkait
- AI-RMC-01 Pembuatan Jalan Baru
- AI-RMC-02 Pemeliharaan Jalan
- AI-RMC-03 Mobilisasi di Jalan Hauling
MANUAL SISTEM MANAJEMEN MUTU, LINGKUNGAN, ENERGI DAN K3
Rev. No Tanggal Halaman
: : :
06 01 Juli 2020 0137
24. Geotechnical dan Hydrogeology (GHL)
24.1. Sub-Business Process
Salah satu fungsi yang sangat penting dalam memastikan kegiatan penambangan
dilakukan secara aman adalah fungsi geotechnical dan hydrogeology (GHL). Fungsi
GHL memiliki beberapa proses penting (warna kuning) yang tergambar seperti peta sub-
business process dibawah ini.
GHL-01Investegasi
Geotechnical & Hydrogeology
GHL-02Analisa
Kestabilan Lereng
GHL-03Monitoring Kestabilan
Lereng
GHL-04Dewatering dan
Monitoring Muka Air Tanah
Mid/Short Term Planning
Longterm Planning
Related Function Request
Geology Function
Laboratory Function
Geodetic Function
MANUAL SISTEM MANAJEMEN MUTU, LINGKUNGAN, ENERGI DAN K3
Rev. No Tanggal Halaman
: : :
06 01 Juli 2020 0138
24.2. Uraian Umum
Bahaya longsor adalah bahaya yang senantiasa menjadi bahaya potensial dalam proses
penggalian dan penimbunan lapisan tanah penutup (over burden). Standar dimensi
disain tambang dan disain timbunan adalah sangat ditentukan oleh sifat fisik dan sifat
mekanik dari material dinding galian dan timbunan serta kondisi hidrogeologinya atau
muka air tanah dinding tambang dan timbunan. Keahlian dan kompetensi tim geoteknik
sangat krusial dalam memberikan analisa disain tambang dan disain timbunan yang
dibuat oleh tim perencanaan. Tim perencanaan tambang senantiasa melakukan
konsultasi dan meminta rekomendasi tim geoteknik tentang keamanan disain tambang
dan disain timbunan untuk mencegah terjadinya insiden longsor yang sangat
membahayakan keselamatan operasi penambangan maupun kerusakan lingkungan
hidup. Hanya disain tambang dan disain timbunan yang sudah melalui kajian keamanan
dan dinyatakan aman oleh tim geoteknik yang akan dieksekusi di lapangan. (Q : 7.1.4, 8.5.1)
(E : 8.1) (S : 8.1)
Untuk dapat melakukan analisa kestabilan disain tambang dan disain timbunan, maka
tim geoteknik melakukan investegasi atau penyelidikan geoteknik terhadap sifat fisik dan
mekanik lapisan tanah atau batuan serta penyelidikan kondisi hidrogeologi atau muka air
tanah area rencana penambangan. Proses investegasi atau penyelidikan geoteknik
dilakukan dengan pengamatan terhadap bebatuan yang tersingkap, pengujian-pengujian
secara langsung di lapangan dan dengan mengambil contoh-contoh tanah atau batuan
untuk dilakukan pengujian laboratorium. Tim geoteknik menggunakan peralatan uji
lapangan dan fasilitas laboratorium yang sesuai dengan standar yang dapat memberikan
hasil analisa dan data yang akurat.
Tim geoteknik juga berperan dalam melakukan monitoring atau pemantauan pergerakan
tanah pada dinding tambang maupun lereng timbunan untuk memberikan peringatan dini
pada operasional penambangan dan penimbunan apabila suatu dinding tambang atau
lereng timbunan mengalami pergerakan tanah yang akan menimbulkan longsor.
Penempatan alat monitoring pergerakan tanah meliputi seluruh area tambang dan area
timbunan dengan sistem real time dan menggunakan alat-alat berteknologi tinggi
MANUAL SISTEM MANAJEMEN MUTU, LINGKUNGAN, ENERGI DAN K3
Rev. No Tanggal Halaman
: : :
06 01 Juli 2020 0139
dengan tingkat keakurasian yang dapat diandalkan. Monitoring atau pemantauan
pergerakan tanah pada dinding tambang dan lereng timbunan dilakukan 24 jam/hari.
Prosedur tanggap darurat juga disiapkan untuk menurunkan tingkat risiko dan dampak
dari insiden yang mungkin terjadi. (Q : 7.1.4, 8.5.1) (E : 8.1) (S : 8.1)
Untuk mempertahankan atau meningkatkan kestabilan dinding tambang, tim geoteknik
juga melakukan pengelolaan air tanah untuk mendukung dalam proses penambangan
yang efektif dan efisien. (Q : 7.1.4, 8.5.1) (E : 8.1) (S : 8.1)
SOP Terkait
- AI-GHL-01 Investegasi Geotechnical dan Hydrogeology
- AI-GHL-02 Analisa Kestabilan Lereng
- AI-GHL-03 Monitoring Kestabilan Lereng
- AI-GHL-04 Dewatering dan Monitoring Muka Air Tanah
MANUAL SISTEM MANAJEMEN MUTU, LINGKUNGAN, ENERGI DAN K3
Rev. No Tanggal Halaman
: : :
06 01 Juli 2020 0140
25. Environmental Operation (ENV)
25.1. Sub-Business Process
Komitmen terhadap lingkungan hidup senantiasa menjadi prioritas utama PT Adaro
Indonesia dalam kegiatan operasional penambangan. Lingkungan hidup terdampak
senantiasa dikendalikan sedemikian rupa agar tidak menimbulkan dampak negatif
terhadap lingkungan hidup. Fungsi Environmental Operation memiliki beberapa proses
penting (warna kuning) yang tergambar seperti pada 2 bagian diagram sub-business
process dibawah ini.
ENV-01Pengaturan Permukaan
Lahan Reklamasi
Mine Reclamation
ENV-03Revegetasi dan
Pengelolaan Pembibitan
ENV-11 Perencanaan
Reklamasi
ENV-12 Perencanaan
Pasca Tambang
Mid and Shorterm Plan
Production
Mid and Shorterm Plan
ENV-10Penanganan
Keluhan Lingkungan
Community Relation
ENV-13Pengelolaan
Biodiesel Factory
ENV-16Penanaman
Rehabilitasi DAS
ENV-17Pengelolaan
Dampak Penting LH
IMS-07Manajemen Risiko K3LH
Diagram 1 Sub Proses Bisnis Enviroment
MANUAL SISTEM MANAJEMEN MUTU, LINGKUNGAN, ENERGI DAN K3
Rev. No Tanggal Halaman
: : :
06 01 Juli 2020 0141
Waste Management
ENV-02Pengolahan Air Tambang
ENV-04Pengelolaan Sedimentasi
dan Fasilitas SP
Mine Infrastructure
Production
Mid and Shorterm Plan
Geodetic Service
Mine Infrastructure
ENV-05Pengelolaan
Limbah B3 dan Non B3
IMS-08Penetapan
Kendali Operasional Mutu & K3L
IMS-10Pemantauan &
Pengukuran Karakteristik
K3LH
RKL
RPL
ENV-06Pengelolaan
Limbah Air dan Proses
Pengolahan BB
ENV-15Analisa Statistik
Data Lingkungan
Hidup
Coal Processing and Barge
Loading
ENV-14Konservasi
Sumber Daya Alam
ENV-09Perencanaan
Energi
Konservasi SDA
ENV-07Pengelolaan Kompos dan
Pupuk Cair
Diagram 2 (Lanjutan) Sub Proses Bisnis Enviroment
25.2. Uraian Umum
Pembukaan lahan untuk operasi penambangan adalah bagian dari proses bisnis
pertambangan untuk tambang terbuka. Lahan yang terdampak atau terganggu haruslah
bersifat sementara, yang ke depannya akan dikembalikan kepada fungsinya semula
pasca kegiatan penambangan. PT. Adaro Indonesia membentuk tim waste water
management (WWM) dan reklamasi dengan peran untuk memastikan bahwa air
tambang dikelola dengan baik dan lahan terganggu akan dikembalikan ke fungsi semula
serta dikelola sedemikian rupa sehingga meminimalisir potensi risiko lingkungan hidup.
(E:8.1, 9.1)
PT. Adaro Indonesia senantiasa mewaspadai potensi dari dampak negatif terhadap
lingkungan hidup dari kegiatan operasionalnya. Untuk itu, selain melakukan internal
monitoring, sistem eksternal monitoring juga diterapkan. PT. Adaro Indonesia
MANUAL SISTEM MANAJEMEN MUTU, LINGKUNGAN, ENERGI DAN K3
Rev. No Tanggal Halaman
: : :
06 01 Juli 2020 0142
membangun sistem informasi dan komunikasi terkait dengan masukkan informasi dari
pihak manapun termasuk dari pihak luar perusahaan misalnya dari masyarakat sekitar.
(E:8.1, 9.1)
Salah satu bagian yang penting dalam sistem manajemen lingkungan hidup adalah
tentang pelestarian lingkungan hidup yang terkait dengan upaya konservasi energi.
Untuk tujuan tersebut, PT. Adaro Indonesia membentuk tim manajemen energi dan
menerapkan sistem manajemen energi ISO 50001 yang terintegrasi dengan sistem
manajemen lainnya berlandaskan konsep PDCA dan perbaikan terus menerus.
Untuk mencapai tujuan tersebut diatas, maka proses-proses dibawah ini ditetapkan,
diimplementasikan dan didokumentasikan :
a. Pengelolaan Air Tambang
b. Reklamasi
c. Pengelolaan Limbah
d. Pengelolaan Dampak dan Umpan Balik Terkait Masalah Lingkungan Hidup
e. Proses Perencanaan Energi
25.3. Pengelolaan Air Tambang
Air tambang yang berasal dari air tanah maupun air hujan mengalir melalui sistem
drainase yang sudah dirancang oleh tim perencanaan tambang dan dibangun
infrastrukturnya oleh tim infrastruktur. Air mengalir ke unit-unit pemrosesan air untuk
dijernihkan dan dinormalkan sebelum dialirkan ke sungai. Tim WWM melakukan
monitoring kualitas air secara terencana dan tindakan perbaikan/pencegahan untuk
memastikan kesesuaian kualitas air dengan baku mutu air yang dipersyaratkan oleh
peraturan atau regulasi yang berlaku. (E:8.1, 9.1, 10.2, 10.3)
Pengendalian tidak hanya dilakukan di titik pelepasan (atau titik keluar) saja namun juga
dilakukan di titik masuk ke fasilitas pengolahan air. Bila kondisi air yang masuk ke unit
pengolahan diluar dari kewajaran, maka terdapat potensi bahwa fasilitas pengolahan air
akan kelebihan beban proses dan berpotensi untuk mengakibatkan keluaran dari
MANUAL SISTEM MANAJEMEN MUTU, LINGKUNGAN, ENERGI DAN K3
Rev. No Tanggal Halaman
: : :
06 01 Juli 2020 0143
fasilitas pengolahan air menjadi tidak sesuai dengan baku mutu. Untuk itu tim WWM
senantiasa berkoordinasi dengan tim misalnya terkait guna memastikan air yang masuk
ke fasilitas pengolahan air bisa dinormalkan dalam batas-batas kemampuan fasilitas
pengolahan air. (E:8.1, 9.1)
Keandalan fasilitas pengolahan air menjadi hal yang krusial bagi PT Adaro Indonesia.
Tim WWM menyusun rencana pemeliharaan fasilitas-fasilitas pengolahan air agar
fasilitas-fasilitas tersebut dapat berfungsi sebagaimana mestinya sesuai dengan
kapasitas operasionalnya. Kegiatan operasional dan pemeliharaan senantiasa mengikuti
standar prosedur atau instruksi kerja untuk meminimalkan risiko terjadinya insiden
kecelakaan kerja. (E:8.1, 9.1)
SOP Terkait
- AI-ENV-02 Pengolahan Air Tambang
- AI-ENV-06 Pengelolaan Limbah Air dari Proses Proses Penambangan
- AI-ENV-04 Pengelolaan Sedimentasi dan Fasilitas Settling Pond
25.4. Proses Reklamasi
Lahan bekas ditambang akan dikembalikan ke fungsi awalnya. Setelah serah terima
lahan dari tim produksi, maka tim melakukan kegiatan reklamasi dengan melakukan
proses penanaman kembali. PT. Adaro Indonesia membudidayakan berbagai jenis
tanaman untuk ditanam di lahan reklamasi guna menjaga keanekaragaman hayati. Top
soil atau lapisan pucuk tanah yang subur yang semula disimpan pada area khusus
dihamparkan di area reklamasi. Masa awal tanam adalah masa yang kritis untuk
tanaman atau pepohonan. Untuk itu tim reklamasi melakukan proses monitoring dengan
ketat agar tanaman atau pepohonan yang baru ditanam dapat terus tumbuh dan
berkembang. (E:8.1, 9.1)
MANUAL SISTEM MANAJEMEN MUTU, LINGKUNGAN, ENERGI DAN K3
Rev. No Tanggal Halaman
: : :
06 01 Juli 2020 0144
SOP Terkait
- AI-ENV-01 Pengaturan Permukaan Lahan Reklamasi.
- AI-ENV-03 Pelaksanaan Revegetasi dan Pengelolaan Pembibitan.
- AI-ENV-11 Perencanaan Reklamasi
- AI-ENV-12 Perencanaan Pasca Tambang
- AI-ENV-16 Penanaman Rehabilitasi Daerah Aliran Sungai
25.5. Pengolahan Limbah
Untuk memastikan terjaganya kelestarian lingkungan hidup dari pencemaran, maka
segala limbah yang dihasilkan dari seluruh kegiatan operasi dikendalikan dengan
seksama. Limbah diklasifikasikan berdasarkan jenis-nya dan dipisahkan sedari awal
untuk kemudahan proses pengolahannya. Limbah yang bersifat organik akan diproses
dan semaksimal mungkin diberdayakan menjadi kompos yang bisa digunakan untuk
menyuburkan tanah. Limbah bahan berbahaya beracun (B3) dikelola sedemikian rupa
sehingga tidak mencemari lingkungan hidup misalnya dengan menentukan standar
kemasannya dan menetapkan proses/prosedur pembuangan terakhir yang sesuai
dengan peraturan dan perudang-undangan yang berlaku. (E:8.1, 9.1)
PT Adaro Indonesia mengelola limbah hasil dari kegiatan operasional sedemikian rupa
sehingga tidak mencemari lingkungan hidup, serta memanfaatkannya dengan
mengedepankan prinsip 3R (Reuse, Re-cycle, Reduction). (E:8.1)
SOP Terkait
- AI-ENV-05 Pengelolaan Limbah Non B3 dan B3
- AI-ENV-107 Pengelolaan Kompos dan Pupuk Cair
MANUAL SISTEM MANAJEMEN MUTU, LINGKUNGAN, ENERGI DAN K3
Rev. No Tanggal Halaman
: : :
06 01 Juli 2020 0145
25.6. Pengelolaan Dampak dan Umpan Balik Terkait Masalah Lingkungan Hidup
Dari hasil penelaahan dampak lingkungan, PT Adaro Indonesia senantiasa
mengidentifikasi peluang-peluang perbaikan untuk menurunkan risiko yang berdampak
negatif terhadap lingkungan. Perbaikan senantisa dimonitor kemajuannya dan
keefektivitasannya.
Sistem informasi umpan balik baik dari internal ke internal PT. Adaro Indonesia ataupun
dari eksternal ke internal PT Adaro Indonesia ditetapkan dan diterapkan. Hal ini untuk
memastikan reaksi cepat untuk dapat memitigasi dampak lingkungan hidup yang
mungkin terjadi. Setiap pihak dapat melaporkan hal-hal yang dianggap bisa
menimbulkan masalah atau melaporkan terjadinya masalah. Tim respon HSE menerima
informasi tersebut kemudian menganalisis, menginvestigasi dan melakukan tindakan
perbaikan sesuai prosedur yang sudah ditetapkan. (E:8.1, 9.1, 10.2, 10.3)
SOP Terkait
- AI-ENV-17 Pengelolaan Dampak Penting Lingkungan Hidup
- AI-ENV-15 Analisa Statistik Data Lingkungan Hidup
- AI-ENV-10 Penanganan Keluhan Lingkungan
25.7. Proses Perencanaan Energi
Proses perencanaan energi dimulai dari mengidentifikasi penggunaan energi dan
pengukuran penggunaan energi untuk seluruh aktivitas dalam organisasi (En: 6.2). Data
penggunaan energi untuk fasilitas, peralatan, sistem dicatat dan direkam untuk
selanjutnya dianalisis (En: 6.4, 6.6). Data penggunaan juga mencakup penggunaan dari
pihak ketiga yang bekerja untuk atau atas nama PT Adaro Indonesia. Data awal ini
menjadi baseline atau sebagai pembanding guna mengukur efektivitas dari program
penghematan energi (En:6.5).
MANUAL SISTEM MANAJEMEN MUTU, LINGKUNGAN, ENERGI DAN K3
Rev. No Tanggal Halaman
: : :
06 01 Juli 2020 0146
Data penggunaan energi menjadi bahan analisis untuk tinjauan penggunaan energi
(energy review) (En: 6.3). Pengguna energi yang signifikan termasuk penggunaan oleh
pihak ketiga yang bekerja untuk dan atas nama PT Adaro Indonesia menjadi area fokus
untuk dilakukan analisa lebih jauh guna mengidentifikasi peluang perbaikan. Peluang
perbaikan utama ditujukan untuk pemenuhan pada peraturan perundang-undangan yang
berlaku (En: 9.1.2). Peluang perbaikan dari berbagai aspek ditelaah mulai perbaikan dari
sisi kepedulian dari pengguna energi, perbaikan dari sisi teknologi yang hemat energi,
perbaikan metode operasi yang hemat energi dan aspek lainnya. Beberapa peluang
yang teridentifikasi dibuatkan rencana perbaikan yang komprehensif meliputi kejelasan
dalam hal tugas dan tanggung jawab, kejelasan jalannya proses perbaikan, target waktu
penyelesaian dan metode verifikasi hasil perbaikan. Opsi-opsi perbaikan
mempertimbangkan beberapa hal diantaranya adalah kondisi operasional, kondisi bisnis,
finansial dan pilihan teknologi yang memungkinkan (En: 10).
Target penggunaan energi yang lebih efisien ditetapkan dengan kaidah menantang
namun tetap realistis. Target ini diturunkan dari level tinggi ke level yang ada
dibawahnya (yang relevan) untuk memastikan pengendalian target yang efektif pada
setiap level. Misalnya dari level penggunaan per-organisasi pengguna kemudian
diturunkan ke target untuk penggunaan perfasilitas yang digunakan (En: 6.2).
Penggunaan energi pada setiap bagian dalam organisasi dimonitor dengan seksama
untuk memastikan bahwa penggunaan energi tersebut adalah dalam batas-batas normal
dan terkendali. Bila diperlukan, tindakan perbaikan dilakukan untuk mengembalikan
kondisi ke batas normal (En: 8.1,9.1, 10)
Untuk proses-proses yang sedang dalam program perbaikan kinerja energi, hasil-hasil
perbaikan di monitor untuk memastikan efektivitas dari perbaikan tersebut.
Penyempurnaan dilakukan bila hasil perbaikan dipandang masih perlu disempurnakan.
(En: 10)
MANUAL SISTEM MANAJEMEN MUTU, LINGKUNGAN, ENERGI DAN K3
Rev. No Tanggal Halaman
: : :
06 01 Juli 2020 0147
PT Adaro Indonesia mendukung kebijakan energi terbarukan. Salah satu bentuk
dukungan tersebut adalah dengan mengimplementasikan penggunaan biodiesel untuk
kegiatan operasional. Selain itu pula untuk proses pengadaan biodiesel, PT Adaro
Indonesia mengembangkan proses pembuatan biodiesel.
SOP Terkait
- AI-ENV-09 Proses Perencanaan Energi
- AI-ENV-14 Konservasi Sumber Daya Alam
- AI-ENV-13 Pengelolaan Biodiesel Factory
MANUAL SISTEM MANAJEMEN MUTU, LINGKUNGAN, ENERGI DAN K3
Rev. No Tanggal Halaman
: : :
06 01 Juli 2020 0148
26. Occupational Health and Safety Operation (OHS)
26.1. Sub-Business Process
Fungsi Occupational Health and Safety Operation (OHS) adalah fungsi yang berperan
dalam pengelolaan aspek kesehatan dan keselamatan kerja dimana hal ini menjadi
bagian yang penting dalam satu kesatuan pengelolaan sistem manajemen K3. Fungsi
OHS memiliki beberapa proses penting (warna kuning) yang tergambar seperti peta sub-
business process dibawah ini.
OHS-07IjinKerja
Seluruh Fungsi Terkait
Kontraktor
Klinik
OHS-01Program
Occupational Health
OHS-09Penanganan
dan Pelaporan PAK
OHS-08Pemeriksaan
Kelayakan Sarana & Prasarana
OHS-06Pengelolaan
Peralatan Keselamatan
OHS-03Pengelolaan
Klinik dan FAP
OHS-04 Pengelolaan Hasil MCU
OHS-05Safety
Accountability Program
IMS-10Pemantauan &
Pengukuran Karakteristik
K3LH
Human Resource
Management
OHS-02Pengelolaan
Ergonomi
MANUAL SISTEM MANAJEMEN MUTU, LINGKUNGAN, ENERGI DAN K3
Rev. No Tanggal Halaman
: : :
06 01 Juli 2020 0149
26.2. Uraian Umum
PT. Adaro Indonesia mengelola manajemen kesehatan dan keselamatan kerja dengan
menempatkan sebagai prioritas yang paling utama. Sistem pengendalian lingkungan
kerja disusun dan diterapkan dengan konsisten untuk menjamin kondisi pekerja yang
sehat dan bugar sehingga siap menjalankan tugas dengan baik dan selamat.
Pengendalian keselamatan kerja untuk mencapai tingkat kecelakaan nihil dilakukan
dengan memastikan bahwa setiap proses memiliki prosedur keselamatan yang jelas,
dipahami oleh setiap pekerja, proses dilakukan sesuai dengan prosedur dan fungsi
pengawasan senantiasa dijalankan.
Untuk mencapai tujuan tersebut diatas maka proses-proses dibawah ini ditetapkan dan
dilaksanakan dengan kondisi terkendali.
- Pengelolaan Kesehatan Kerja
- Pengelolaan Keselamatan Kerja
26.3. Pengelolaan Kesehatan Kerja
Kesehatan dan kebugaran yang prima adalah persyaratan mutlak dalam memastikan
keselamatan kerja. PT. Adaro Indonesia menyusun serangkaian program guna
menunjang pengelolaan aspek keselamatan dan kesehatan kerja. Hasil dari penelaahan
risiko kerja, penelaahan hasil pemeriksaan kesehatan, penelaahan hasil pengukuran
aspek lingkungan kerja (misalnya suhu, debu dan kebisingan) dianalisa untuk menjadi
acuan dalam menetapkan program peningkatan kesehatan bagi pekerja. Program yang
disusun meliputi upaya peningkatan dan pemeliharaan kesehatan (promotif dan
preventif), pencegahan penyakit (kuratif) dan pemulihan kesehatan (rehabilitatif). (Q : 7.1.4)
(S : 8.1, 9.1)
Kegiatan pengukuran kondisi lingkungan kerja (seperti kondisi udara, debu, getaran,
pencahayaan, radiasi, faktor kimia, faktor biologi, faktor kebersihan) juga dilakukan
dimaksudkan untuk memastikan lingkungan kerja yang sehat. (Q:7.1.4)
MANUAL SISTEM MANAJEMEN MUTU, LINGKUNGAN, ENERGI DAN K3
Rev. No Tanggal Halaman
: : :
06 01 Juli 2020 0150
Hasil pengukuran kemudian dikomunikasikan ke pihak yang terkait untuk diambil
tindakan perbaikan seperlunya jika terdapat suatu ketidaksesuaian. (E:6.1, 6.2) (S:9.1).
Seluruh alat pengukuran dikalibrasi untuk meastikan keakurasiannya. (SMKP:4.2)
Media promosi kesehatan seperti QHSE News diterbitkan secara berkala untuk
meningkatkan kepedulian akan pentingnya menjaga kesehatan. Seluruh karyawan /
pekerja diwajibkan mengikuti pemeriksaan kesehatan rutin dan diberikan fasilitas
pemeriksaan dan pengobatan yang baik.
Pada beberapa isu penting yang terkait dengan health, Health Risk Assessment (HRA)
dilakukan untuk melihat secara detail tingkat risikonya. Program untuk mitigasi dari hasil
HRA dikembangkan dan dilaksanakan. Penyakit Akibat Kerja dianalisa dengan baik dan
ditetapkan tindakan perbaikan yang efektif untuk memitigasi dampaknya. (S: 6.1.2).
PT. Adaro Indonesia menyediakan fasilitas klinik, dokter dan paramedik yang dapat
dimanfaatkan karyawan untuk berobat atau untuk konsultasi dalam pemeliharaan
kesehatan. Dalam periode tertentu diselenggarakan kegiatan Medical Check Up (MCU)
untuk memeriksa kondisi kesehatan karyawan. Hasil MCU digunakan untuk menentukan
tindakan untuk memulihkan atau menjaga tubuh supaya selalu dalam kondisi prima.
Prosedur terkait :
- AI-OHS-01 Program Occupational Health
- AI-OHS-02 Pengelolaan Ergonomi
- AI-OHS-03 Pengelolaan Klinik dan FAP
- AI-OHS-04 Pengelolaan Hasil MCU.
- AI-OHS-09 Penanganan dan Pelaporan Penyakit Akibat Kerja
MANUAL SISTEM MANAJEMEN MUTU, LINGKUNGAN, ENERGI DAN K3
Rev. No Tanggal Halaman
: : :
06 01 Juli 2020 0151
26.4. Pengelolaan Keselamatan Kerja.
Untuk meminimalisir risiko insiden dan kecelakaan kerja, para pengawas lapangan
memeriksa kesiapan kerja dari seluruh pekerja yang akan bekerja. Pemeriksaan kondisi
kebugaran fisik pekerja, kelengkapan/kesiapan dari alat-alat keselamatan (termasuk Alat
Pelindung Diri) dan fitur-fitur keselamatan dari alat kerja dan infrastruktur dilakukan.
Untuk pekerjaan-pekerjaan dengan risiko tinggi diberlakukan prosedur khusus untuk
mendapatkan ijin kerja terlebih dahulu misalnya prosedur pemeriksaan kesehatan
sebelum bekerja. Prosedur dan tata cara pemeriksaan kesiapan kerja dan proses kerja
ditetapkan, diimplementasikan dan didokumentasikan. Sarana dan prasarana uji
kelayakam sebelum beroperasi. Hal untuk memastikan bahwa sarana dan prasarana
yang digunakan aman dalam pengoperasiannya. Pengujian termasuk meliputi fitur-fitur
keamanan sarana tersebut. (S : 8.1)
Safety Accountability Program (SAP) adalah untuk memastikan bahwa pelaksanaan
SAP sebagai bentuk tanggung jawab pengawas terhadap K3LH dapat berjalan dengan
efektif sehingga continuous improvement dapat berjalan dengan konsisten untuk lebih
meningkatkan kinerja penerapan system manajemen mutu dan K3LH. Di dalam SAP
juga terdapat kaidah penguatan komunikasi internal diantara lini-lini yang ada di dalam
organisasi. (S: 5.4, 7.4.2).
SOP Terkait
- AI-OHS-05 Safety Accountability Program
- AI-OHS-06 Pengelolaan Peralatan Keselamatan
- AI-OHS-07 Ijin Kerja
- AI-OHS-08 Pemeriksaan Kelayakan Sarana dan Prasarana
MANUAL SISTEM MANAJEMEN MUTU, LINGKUNGAN, ENERGI DAN K3
Rev. No Tanggal Halaman
: : :
06 01 Juli 2020 0152
27. External Relation
27.1. Sub Business Process
GMR-04Proses
Perijinan Satu Pintu
Seluruh Fungsi Terkait
GMR-06Perijinan
Tenaga Kerja Asing
GMR-07Kunjungan ke Pemerintah
Daerah
GMR-10Penanganan Kunjungan Pemangku
Kepentingan
GMR-08Pengelolaan
Surat Menyurat
Pihak yang berwenang atau yang
berkepentingan
GMR-02Pengurusan STM
Kedatangan Orang Asing dan TKA
A
GMR-01Press Release
GMR-03Konfirmasi
Berita
GMR-09Pembuatan
Media Publikasi Internal
Media
GMR-05Pemasangan
Iklan di Media Massa
A
Diagram 1 : Sub Business Process Government & Media Relation
MANUAL SISTEM MANAJEMEN MUTU, LINGKUNGAN, ENERGI DAN K3
Rev. No Tanggal Halaman
: : :
06 01 Juli 2020 0153
CMR-01Donasi Kepada
Masyarakat
CMR-03Community
Event
Masyarakat
CMR-02Pemberian
Bantuan kepada Masyarakat
Korban Bencana
CMR-04Pengelolaan
Informasi Kemasyarakatan
CMR-05Counter Issue &
Influencing Action
CMR-06Pemetaan Stake
Holder
CMR-07Community
Visit
Diagram 2 : Sub Business Process Community Relation
27.1. Uraian Umum
Fungsi External Relation berperan untuk memastikan hubungan yang baik dan harmonis
dengan seluruh stake holder dalam hal ini pihak-pihak di luar perusahaan seperti pihak
masyarakat, pemerintah, media massa atau instansi terkait yang memiliki pengaruh
dominan terhadap eksistensi perusahaan.(Q:4.1, 4.2).
Untuk mencapai peran dan tujuan tersebut di atas, proses-proses dibawah ini
ditetapkan, diimplementasi dan dipastikan dalam kondisi terkendali.
- Hubungan dengan Pemerintah dan Media
- Hubungan dengan Masyarakat
MANUAL SISTEM MANAJEMEN MUTU, LINGKUNGAN, ENERGI DAN K3
Rev. No Tanggal Halaman
: : :
06 01 Juli 2020 0154
27.2. Hubungan dengan Pemerintah dan Media (Government and Media Relation)
Sub Fungsi GMR berperan sebagai ujung tombak dalam membangun dan memelihara
hubungan yang harmonis dengan stakeholder khususnya Pemerintah, Instansi Terkait,
Legistatif, dan Media Massa untuk menciptakan maupun mempertahankan citra positif
perusahaan.
PT. Adaro Indonesia berkomitmen untuk membangun hubungan kerjasama yang positif
dengan pemerintah, legislatif, media massa maupun instansi terkait dan senantiasa
memenuhi seluruh peraturan dan perundang-undangan yang berlaku. Seluruh peraturan
perundang-undangan yang berlaku yang berhubungan dengan proses bisnis PT. Adaro
Indonesia diidentifikasi dan ditelaah pemenuhannya. (Q:4.1, 4.2).
Tim Hubungan Pemerintah PT Adaro Indonesia sangat berperan dalam menjalin
hubungan yang harmonis dan sinergis dengan berbagai lembaga pemerintah baik
legislatif maupun eksekutif dalam rangka menciptakan keselarasan antara kebijakan
pemerintah dengan perusahaan sehingga tercapai tujuan bersama. (Q:4.1, 4.2).
Perusahan berkomitmen untuk senantiasa memenuhi seluruh peraturan dan
perundangan-undangan yang berlaku untuk kelancaran operasional perusahaan,
menyusun rencana kerja, merekomendasikan langkah pendekatan dan membangun
hubungan baik dengan stakeholder.
Tim Hubungan Pemerintah berperan dalam proses pemenuhan peraturan ini khususnya
dalam hal perijinan. Perijinan yang memiliki tenggat waktu senantiasa dimonitor waktu
berakhirnya dan sebelum berakhir maka akan diurus perpanjangannya jika masih
diperlukan. Tim juga senantia berkoordinasi dan berkomunikasi dengan fungsi-fungsi
terkait dalam hal sosialisasi persyaratan perijinan untuk menghindari kasus pelanggaran
terhadap aturan perijinan. (Q: 8.5.1) (E : 7.4.3, 9.1.2) (S : 7.4.3, 9.1.2)
Tim Hubungan Media berperan untuk membentuk citra yang berimbang di masyarakat,
membuat release berita kepada pihak-pihak yang berkepentingan guna mewujudkan
MANUAL SISTEM MANAJEMEN MUTU, LINGKUNGAN, ENERGI DAN K3
Rev. No Tanggal Halaman
: : :
06 01 Juli 2020 0155
iklim yang kondusif dan dinamis serta meingkatkan hubungan kemitraan dengan media
massa, insan pers dan organisasi kewartawanan di wilayah operasional. Dengan
terjalinnya hubungan yang positif, diharapkan media massa sebagai corong informasi
publik dapat memberikan informasi dan pemahaman yang berimbang tentang PT Adaro
Indonesia kepada khalayak ramai. (Q:4.1, 4.2).
SOP Terkait
- AI-GMR-01 Press Release
- AI-GMR-02 Pengurusan STM Kedatangan Orang Asing dan Tenaga Kerja Asing
- AI-GMR-03 Konfirmasi Berita
- AI-GMR 04 Proses Perijinan
- AI-GMR 05 Pemasangan Iklan di Media Massa
- AI-GMR-06 Perijinan Tenaga Kerja Asing
- AI-GMR-07 Kunjungan ke Pemerintah Daerah
- AI-GMR-08 Pengelolaan Surat Menyurat
- AI-GMR-09 Pembuatan Media Publikasi Internal
- AI-GMR-10 Penanganan Kunjungan Pemangku Kepentingan
27.3. Hubungan dengan Masyarakat (Community Relation)
Hubungan yang harmonis dengan komunitas dan masyarakat juga menjadi hal yang
krusial bagi kegiatan operasional perusahaan. Fungsi Community Relation (CMR)
berperan dalam membangun hubungan yang harmonis dengan masyarakat khususnya
masyarakat sekitar daerah operasi hingga dapat meminimalisir potensi risiko gangguan
operasional. CMR juga menjadi pintu masuk suara masyarakat bagi PT. Adaro
Indonesia. Management dan staff secara terencana melakukan kunjungan ke
masyarakat sekitar untuk saling membangun pengertian antar kedua belah pihak
sehingga diharapkan hubungan kedua belah pihak menjadi semakin harmonis.
MANUAL SISTEM MANAJEMEN MUTU, LINGKUNGAN, ENERGI DAN K3
Rev. No Tanggal Halaman
: : :
06 01 Juli 2020 0156
Sebagai bagian dari tanggung jawab sosial ke masyarakat, PT. Adaro Indonesia
memberikan bantuan sosial kepada masyarakat sekitar dengan tujuan meningkatkan
kemandirian ekonomi masyarakat dan membantu masyarakat yang sedang mengalami
musibah.
SOP Terkait
- AI-CMR-01 Donasi Kepada Masyarakat
- AI-CMR-02 Pemberian Bantuan kepada Masyarakat Korban Bencana
- AI-CMR-03 Community Event
- AI-CMR-04 Pengelolaan Informasi Kemasyarakatan
- AI-CMR-05 Conter Issue & Influencing Action
- AI-CMR-06 Pemetaan Stake Holder
- AI-CMR-07 Community Visit
MANUAL SISTEM MANAJEMEN MUTU, LINGKUNGAN, ENERGI DAN K3
Rev. No Tanggal Halaman
: : :
06 01 Juli 2020 0157
28. Keamanan (SEC)
28.1. Sub-Business Process
Keamanan adalah faktor kunci dalam memastikan kelancaran operasi penambangan.
Gangguan keamanan sekecil apapun akan sangat merugikan perusahaan. Mengingat
wilayah kerja PT. Adaro Indonesia yang merupakan obyek vital nasional, maka ganguan
tersebut juga dapat dipandang sebagai gangguan yang serius terhadap kepentingan
nasional. Fungsi keamanan atau security (SEC) memiliki beberapa proses penting
(warna kuning) yang tergambar seperti peta sub-business process dibawah ini.
Seluruh Fungsi Terkait
SEC-01Penanganan
Keluhan Masyarakat
SEC-02Penanganan
Sebelum Unjuk Rasa
SEC-03Permintaan
Pengamanan dari Adaro & Mitra Kerja
SEC-04Pengawasan Operasional BUJP di PT.
Adaro
BUJP
Seluruh Fungsi Terkait
28.2. Uraian Umum
PT. Adaro Indonesia mempersiapkan tim keamanan dengan bekerjasama dengan
tenaga professional di bidang keamanan dan juga dengan aparat penegak hukum.
Gangguan keamanan yang mungkin terjadi adalah kasus kriminalitas (misalnya
pengancaman, pemukulan, pengerusakan, pencurian dan tindak pidana lainnya) dan
kasus terhentinya proses bisnis karena unjuk rasa. Untuk mencegah terjadinya kasus
MANUAL SISTEM MANAJEMEN MUTU, LINGKUNGAN, ENERGI DAN K3
Rev. No Tanggal Halaman
: : :
06 01 Juli 2020 0158
seperti diatas, maka proses-proses ini ditetapkan, diimplementasikan dan
didokumentasikan :
a. Pengamanan Aksi Kriminalitas.
b. Pengamanan Aksi Unjuk Rasa
28.3. Pengamanan Aksi Kriminalitas.
Potensi bahaya aksi kriminalitas seperti pengacaman, pemukulan, pencurian,
pengerusakan dan pelanggaran tindak pidana lainnya harus senantiasa diwaspadai oleh
seluruh pihak. Tim Security bekerja sama dengan tenaga profesional dan pihak terkait
lainnya menyusun rencana sistem pengamanan lingkungan untuk memastikan risiko
yang sekecil-kecilnya terhadap aksi kriminalitas. Sistem perencanaan dititikberatkan
pada aspek pencegahan aksi. Sistem penanganan terhadap aksi juga disusun untuk
memastikan tindakan yang efektif untuk mencegah kejadian berulang. Segala bentuk
aksi kriminalitas selanjutnya akan ditindaklanjuti dengan proses hukum oleh yang
berwajib. Baik sistem pencegahan maupun sistem penanganan ditetapkan,
diimplementasikan dan didokumentasikan dalam prosedur terkait.
SOP Terkait
- AI-SEC-03 Permintaan Pengamanan dari Adaro dan Mitra Kerja
28.4. Pengamanan Aksi Unjuk Rasa
Aksi unjuk rasa berpotensi untuk mengakibatkan kerugian yang signifikan khususnya
bila mengganggu jalannya kegiatan operasional. Penanganan yang cepat untuk
memulihkan kegiatan operasional adalah sangat penting. Untuk mencapai tujuan
tersebut diatas (penanganan cepat) maka proses penanganan ditetapkan, diterapkan
dan didokumentasikan dalam prosedur terkait. Proses penanganan dititikberatkan pada
pencegahan dimulai dari pengamatan dan tindaklanjut dari aspirasi atau keluhan
masyarakat yang berpotensi untuk tereskalasi menjadi unjuk rasa.
MANUAL SISTEM MANAJEMEN MUTU, LINGKUNGAN, ENERGI DAN K3
Rev. No Tanggal Halaman
: : :
06 01 Juli 2020 0159
SOP Terkait
- AI-SEC-01 Penanganan Keluhan Masyarakat
- AI-SEC-02 Penanganan Sebelum Unjuk Rasa
- AI-SEC-04 Pengawasan Operasional BUJP di PT. Adaro Indonesia
MANUAL SISTEM MANAJEMEN MUTU, LINGKUNGAN, ENERGI DAN K3
Rev. No Tanggal Halaman
: : :
06 01 Juli 2020 0160
29. Corporate Social Responsibility (CSR)
29.1. Sub-Business Process
PT. Adaro Indonesia berkomitmen untuk memberikan kontribusi positif terhadap
masyarakat dan pembangunan bangsa. Kontribusi positif ini dituangkan dalam program
Corporate Social Responsibility (CSR) yang dijalankan oleh fungsi CSR organisasi.
Fungsi CSR memiliki beberapa proses penting (warna kuning) yang tergambar seperti
peta sub-business process dibawah ini.
CSR-01Perencanaan Program CSR
Seluruh Fungsi Terkait
CSR-02Penyusunan
Rencana Kerja dan Anggaran
CSR-03Pengembangan
dan Pemberdayaan
Masyarakat
CSR-04Monitoring dan
Evaluasi Program CSR
CSR-05Perencanaan
Pembangunan Infrastruktur
Pihak yang berwenang atau yang
berkepentingan
CSR-06Pelaksanaan
Pembangunan Infrastruktur
CSR-07CSR Review
MANUAL SISTEM MANAJEMEN MUTU, LINGKUNGAN, ENERGI DAN K3
Rev. No Tanggal Halaman
: : :
06 01 Juli 2020 0161
29.2. Uraian Umum
Program CSR dirancang sedemikian rupa sehingga dapat memberikan manfaat yang
sebesar-besarnya bagi pihak-pihak yang menerima-nya. Hal ini tentunya dengan
penelahaan yang cermat tentang kebutuhan dan potensi pengembangan selanjutnya
pasca program dari masing-masing pihak yang terkait dalam penerimaan program CSR
tersebut. Program diarahkan pada pengembangan potensi, kemajuan dan kemandirian
masyarakat misalnya dalam bidang kesejahteraan, ekonomi, pendidikan, kesehatan dan
kelestarian lingkungan hidup. Dalam hal program CSR berupa penyediaan infrastruktur,
Tim CSR memastikan bahwa infrastruktur yang dibuat dapat dimanfaatkan secara
maksimal oleh masyarakat dan untuk masyarakat. Proses perencanaan program ini juga
melihatkan seluruh pihak terkait misalnya pemerintah dan pihak swasta lain yang miliki
program CSR supaya bisa selaras, saling menunjang dan tidak tumpang tindih.
Di akhir pelaksanaan proyek atau program dalam program CSR, tingkat pencapaian
tujuan dari proyek dievaluasi untuk perbaikan pada proyek atau program selanjutnya.
SOP Terkait
- AI-CSR-01 Perencanaan Program CSR
- AI-CSR-02 Penyusunan Rencana Kerja dan Anggaran
- AI-CSR-03 Pengembangan dan Pemberdayaaan Masyarakat
- AI-CSR-04 Monitoring dan Evaluasi Program CSR
- AI-CSR-05 Perencanaan dan Pembangunan Infrastruktur
- AI-CSR-06 Pelaksanaan Pembangunan Infrastruktur
- AI-CSR-07 CSR Review
MANUAL SISTEM MANAJEMEN MUTU, LINGKUNGAN, ENERGI DAN K3
Rev. No Tanggal Halaman
: : :
06 01 Juli 2020 0162
30. Finance dan Accounting (FAC)
30.1. Sub-Business Process
Salah satu sumberdaya penting dalam menjalankan roda bisnis PT. Adaro Indonesia
adalah sumberdaya keuangan. Arus keuangan masuk dan keluar harus dikendalikan
sedemikian rupa sehingga pada akhirnya menjamin kelancaran operasional perusahaan.
Fungsi kuangan memiliki beberapa proses penting (warna kuning) yang tergambar
seperti peta sub-business process dibawah ini.
Contractor
Marketing Function
Account Receiveable
Customer
Account Payable
Vendor
Pihak ke 3
User
Treasury
Procurement Function
Logistic Function
All FunctionAll Function
FAC-11Expense Report & CC Payment
FAC-12External Donation Payment
FAC-03GeneralPayment
FAC-02Account Payable
FAC-01Piutang Usaha
dan Pendapatan
FAC-05Petty Cash
FAC-04Cash Call
FAC-10Business Advance
FAC-17Payment by
Internet Banking
FAC-14Accrual
FAC-18 Cash Receipt
3rd PartyFAC-19
Bank Loan
FAC-20 Intercompany
Loan
FAC-21 Biaya bayar di
muka
FAC-13Financial Closing
FAC-22 Deposito Berjangka
FAC-23 Forex Deal
MANUAL SISTEM MANAJEMEN MUTU, LINGKUNGAN, ENERGI DAN K3
Rev. No Tanggal Halaman
: : :
06 01 Juli 2020 0163
Financial Planning, Controlling and Reporting Asset Management
All FunctionFAC-08
Stock Take Asset Tetap
FAC-09Penghapusan Asset Tetap
FAC-07Mutasi Asset
Tetap
FAC-06Budget Planning
and Control
FAC-13Financial Closing
FAC-16Pengendalian Barang Milik
Negara
FAC-15Financial Reporting
Reporting
Related Function
30.2. Uraian Umum
Tim Financial and Accounting (FA) mengendalikan beberapa elemen dalam manajemen
keuangan seperti penerimaan kas, pengeluaran kas, perencanaan keuangan dan
manajemen aset. Baik penerimaan maupun pengeluran dikendalikan sedemikian rupa
sehingga lancar sesuai dengan rencana. Untuk memastikan tercapainya tujuan tersebut
diatas, proses-proses dibawah ini ditetapkan, diimplementasikan dan didokumentasikan.
a. Penerimaan, Pengeluaran dan Manajemen Kas.
b. Perencanaan, Pengendalian dan Pelaporan Keuangan
c. Manajemen Aset
MANUAL SISTEM MANAJEMEN MUTU, LINGKUNGAN, ENERGI DAN K3
Rev. No Tanggal Halaman
: : :
06 01 Juli 2020 0164
30.3. Penerimaan, Pengeluaran dan Manajemen Kas
Tim FA memastikan bahwa setiap dokumen penagihan yang diterbitkan adalah tepat
waktu sesuai dengan waktu yang seharusnya. Realisasi penerimaan kas berdasarkan
dokumen penagihan dimonitor agar tepat waktu. Setiap keterlambatan penerimaan
ditindaklanjuti kepada pihak penerima tagihan dan bilamana diperlukan maka akan
melibatkan fungsi lain untuk proses penagihan (misalnya dari fungsi sales and
marketing). Akurasi dokumen penagihan adalah hal yang krusial karena mempengaruhi
kepercayaan pihak yang ditagih misalnya pelanggan. PT. Adaro Indonesia
memberdayakan teknologi sistem informasi untuk memastikan keakurasian dari
dokumen penagihan.
Serupa halnya dengan proses penagihan, proses pembayaran juga merupakan hal yang
krusial karena mempengaruhi kepercayaan mitra kerja/kontraktor/vendor atau pihak-
pihak lain yang terkait dengan pembayaran. Tim FA memastikan bahwa proses
pembayaran dilakukan dengan tepat waktu, tepat jumlah dan memenuhi persyaratan
pembayaran. Kelengkapan dokumen diperiksa dengan akurat untuk memastikan bahwa
tidak terdapat kesalahan dalam hal proses pembayaran. PT. Adaro Indonesia juga
memberdayakan teknologi sistem informasi untuk mendukung tujuan proses seperti
diatas agar cepat dan akurat.
SOP Terkait
- AI-FAC-01 Piutang Usaha dan Pendapatan
- AI-FAC-02 Account Payable
- AI-FAC-03 General Payment
- AI-FAC-12 External Donation Payment
- AI-FAC-14 Accrual
- AI-FAC-18 Cash Receipt
- AI-FAC-17 Payment by Internet Banking
- AI-FAC- 22 Deposito Berjangka
- AI-FAC-23 Forex Deal
MANUAL SISTEM MANAJEMEN MUTU, LINGKUNGAN, ENERGI DAN K3
Rev. No Tanggal Halaman
: : :
06 01 Juli 2020 0165
30.4. Perencanaan, Pengendalian dan Pelaporan Keuangan
Perencanaan dan pengendalian keuangan atau proses budgeting adalah sangat krusial
bagi kelancaran bisnis perusahaan. Seluruh fungsi dalam organisasi diwajibkan
menyusun rencana keuangan (pengeluaran/pembelanjaan) tahunan sesuai dengan
rencana kerja masing-masing. Rencana pengeluaran ditinjau oleh manajemen puncak
untuk dilihat keseimbangannya terhadap rencana pemasukan. Setelah rencana
keuangan disetujui, Tim FA memonitor dan melaporkan realisasi pemasukan dan
pengeluaran ke pihak manajemen serta memberikan umpan balik ke fungsi terkait
khususnya atas deviasi yang ada agar dapat dilakukan tindakan yang seharusnya
dilakukan.
SOP Terkait
- AI-FAC-06 Budget Planning and Control
- AI-FAC-13 Financial Closing
- AI-FAC-15 Financial Reporting
30.5. Manajemen Aset
PT. Adaro Indonesia memastikan proses manajemen aset (termasuk yang dikatagorikan
barang milik negara) dilakukan dengan terkendali untuk menghindari hilangnya kontrol
atas aset tersebut. Kontrol aset dilakukan semenjak awal inisiasi proses pengadaannya,
pencatatannya, pemeliharaannya, hingga penghapusannya. Kendali pada masa awal
inisiasi adalah dengan memastikan pencatatan yang benar, identifikasi fisik yang benar
dan penempatan yang benar. Kendali pada masa pemeliharaan adalah dengan
melakukan pemantauan fisik aset secara berkala dan tinjauan atas keakurasian data
aset dalam buku perusahaan. Segala bentuk deviasi antara buku catatan aset dengan
kondisi aktual harus dilakukan tindakan koreksi dan analisa penyebab deviasi untuk
tindakan pencegahan masalah deviasi yang berulang.
MANUAL SISTEM MANAJEMEN MUTU, LINGKUNGAN, ENERGI DAN K3
Rev. No Tanggal Halaman
: : :
06 01 Juli 2020 0166
SOP Terkait
- AI-FAC-07 Mutasi Aset Tetap
- AI-FAC-08 Stock Take Aset Tetap
- AI-FAC-09 Penghapusan Aset Tetap
- AI-FAC-16 Pengendalian Barang Milik Negara.
MANUAL SISTEM MANAJEMEN MUTU, LINGKUNGAN, ENERGI DAN K3
Rev. No Tanggal Halaman
: : :
06 01 Juli 2020 0167
31. Laboratory Service (LAB)
31.1. Sub-Business Process
Fungsi Laboratory service adalah fungsi yang memegang peranan penting di PT Adaro
Indonesia. Fungsi ini bertujuan untuk memberikan pelayanan pengujian terhadap
sampel-sampel baik batubara ataupun sampel bebatuan/tanah yang dibutuhkan oleh
fungsi lain seperti fungsi Quality Assurance dan fungsi Geotechnical.
Fungsi Laboratorium Service ini memiliki beberapa proses penting (warna kuning) yang
tergambar seperti pada diagram sub proses bisnis di bawah ini.
LAB-01Perencanaan
Pekerjaan Laboratorium
LAB-02Pengambilan /
Penerimaan Barang Uji
LAB-03Pengujian Barang Uji
LAB-04Analisa,
Verifikasi dan Validasi Barang
Uji
Related Function Request
LAB-05Pelaporan Hasil
Uji
LAB-06Penanganan
Keluhan Pelanggan
Related Function
A
A
MANUAL SISTEM MANAJEMEN MUTU, LINGKUNGAN, ENERGI DAN K3
Rev. No Tanggal Halaman
: : :
06 01 Juli 2020 0168
31.2. Uraian Umum
Proses dimulai dari pelanggan laboratorium (misalnya tim quality control) yang
mengajukan permohonan pengujian. Tim laboratory yang menerima permohonan akan
meninjau dengan cermat persyaratan pelanggan misalnya tentang metode pengujian,
waktu penyelesaian dan format pelaporan.
Sampel yang diterima oleh tim Laboratory terlebih dahulu diperiksa validitasnya apakah
memenuhi syarat pengujian atau tidak. Sampel yang tidak memenuhi persyaratan akan
dikembalikan ke pelanggan laboratorium karena berpotensi menyebabkan hasil uji yang
tidak valid. Tim Laboratory melakukan persiapan pengujian dan pengujian sesuai
dengan standar pengujian yang berlaku.
Persiapan pengujian mencakup :
a. Persiapan alat dalam hal ini mampu mencapai akurasi sesuai dengan standar
yang berlaku
b. Persiapan personel dalam hal ini personel tersebut harus dipastikan terlebih dahulu
kompetensinya.
c. Persiapan barang uji misalnya sudah memenuhi standar minimum pengujian dan
memenuhi standar kondisi fisik barang uji
d. Persiapan kondisi lingkungan pengujian, misalnya kondisi lingkungan memenuhi
persyaratan standar pengujian
e. Persiapan metode pengujian yaitu menggunakan metode sesuai standar pengujian
baku atau metode yang dikembangkan oleh laboratorium atau metode tidak baku
yang sudah divalidasi.
Baik persiapan pengujian ataupun proses pengujian itu sendiri akan dilakukan sesuai
dengan prosedur yang berlaku seperti JSA, SOP dan WIN untuk memastikan proses
yang aman terhadap risiko K3LH dan hasil pengujian yang akurat. (Q:8.6) (E:8.1) (S: 8.1)
Analisis yang dilakukan oleh analis Laboratory meliputi setiap parameter yang diminta
oleh pelanggan.
MANUAL SISTEM MANAJEMEN MUTU, LINGKUNGAN, ENERGI DAN K3
Rev. No Tanggal Halaman
: : :
06 01 Juli 2020 0169
Admin Lab menyampaikan draft COA/ROA yang telah di buat berdasarkan hasil uji yang
telah diverifikasi kepada Supervisor Lab, selanjutnya Supervisor Lab melakukan
pemeriksaan draft laporan hasil uji (COA/ROA) tahap pertama terkait hal teknis maupun
format pelaporan. Section/Dept. Head melakukan pemeriksaan final draft COA/ROA
sebagai pemeriksaan tahap final.
Tim Laboratory senantiasa memantau kinerja laboratorium dan termasuk mendengar
suara pelanggan. Dari pemantauan dan suara pelanggan ini tim laboratory senantiasa
berupaya untuk meningkatkan kualitas pelayanan yang diberikan.
SOP Terkait
- AI-LAB-01 Perencanaan Pekerjaan Laboratorium
- AI-LAB-02 Pengambilan / Penerimaan Barang Uji
- AI-LAB-03 Pengujian Barang Uji
- AI-LAB-04 Analisa, Verifikasi dan Validasi Barang Uji
- AI-LAB-05 Pelaporan Hasil Uji
- AI-LAB-06 Penanganan Keluhan Pelanggan
MANUAL SISTEM MANAJEMEN MUTU, LINGKUNGAN, ENERGI DAN K3
Rev. No Tanggal Halaman
: : :
06 01 Juli 2020 0170
32. Geodetic Service
32.1. Sub-Business Process
Pemetaan adalah proses yang sangat berhubungan dengan banyak fungsi dalam bisnis
pertambangan misalnya dari fungsi land management dan fungsi operasional. PT. Adaro
Indonesia memiliki tim yang bertugas untuk menjalankan fungsi ini. Fungsi ini memiliki
beberapa proses penting (warna kuning) yang tergambar seperti pada diagram sub
business process dibawah ini.
GED-01Penanganan Permintaan
Support Survey
GED-02Survey
Lapangan
GED-03Pengolahan Data Survey
GED-04Pengelolaan GIS dan Data Base
Mid/Short Term Planning
Function
Longterm Planning Function
Related Function Request
Geology Function
Geotechnical and
Hydrogeology Function
Land Management
Function
Mine Infrastructure
Function
Road Maintenance
Function
Production Function
Enviromental Operation Function
MANUAL SISTEM MANAJEMEN MUTU, LINGKUNGAN, ENERGI DAN K3
Rev. No Tanggal Halaman
: : :
06 01 Juli 2020 0171
32.2. Uraian Umum
Proses pemetaan dimulai dari adanya permintaan pemetaan dari fungsi terkait.
Beberapa fungsi terkait misalnya adalah dari tim land management untuk proses
pembebasan lahan, tim operation untuk pengukuran stock bulk material, tim water
management untuk pengukuran volume lumpur dan lain-lain. Tim survey melakukan
proses perencanaan pemetaan dan pengukuran untuk memastikan bahwa waktu dan
metode pelaksanaan akan dilakukan sesuai dengan kebutuhan dan pada akhirnya
memberikan data yang akurat ke pengguna. (Q:8.5.1) (E:8.1)
Pembuatan rencana pengukuran meliputi :
- Meliputi man power
- Penentuan alat ukur
- Kesiapan dan pemeriksaan kelayakan alat ukur (form P2H alat)
- Estimasi durasi pengukuran
Keselamatan Kerja dan Lingkungan merupakan hal yang paling utama dalam proses
kerja di lapangan. Tim bekerja dengan mengikuti semua prosedur yang berlaku seperti
JSA, SOP dan WIN untuk memastikan keselamatan kerja dan lingkungan serta
memastikan hasil pengukuran yang akurat. (S: 8.1)
Pelaksanaan pengukuran survey lapangan meliputi :
- Survey teresterial
- Survey batimetri
- Survey Fotogrametri
Setelah dilakukan pengukuran lapangan, team leader (surveyor) segera melaporkan ke
tim data processing untuk dilakukan proses down data ukuran, Pemeriksaan
kelengkapan dan kelayakan data ukuran dilakukan oleh Surveyor lapangan atau
supervisor lapangan dengan melibatkan surveyor data processing.