pr longcase tht
DESCRIPTION
thtTRANSCRIPT
1. Nyeri pada OMSK
Adanya nyeri tidak lazim dikeluhkan penderita OMSK dan bila ada merupakan suatu
tanda yang serius. Pada OMSK keluhan nyeri dapat karena terbendungnya drainase pus.
Nyeri dapat berarti adanya ancaman komplikasi akibat hambatan pengaliran sekret,
terpaparnya durameter atau dinding sinus lateralis, atau ancaman pembentukan abses
otak. Nyeri telinga mungkin ada tetapi mungkin oleh adanya otitis eksterna sekunder.
Nyeri merupakan tanda berkembang komplikasi OMSK seperti petrositis, subperiosteal
abses, atau trombosis sinus lateralis.
OMSK dimulai dari episode infeksi akut terlebih dahulu. Patofisiologi dari OMSK
dimulai dari adanya iritasi dan inflamasi dari mukosa telinga tengah yang disebabkan
oleh multifaktorial, diantaranya infeksi yang dapat disebabkan oleh virus atau bakteri,
gangguan fungsi tuba, alergi, kekebalan tubuh turun, lingkungan dan sosial ekonomi.
Kemungkinan penyebab terpenting mudahnya anak mendapat infeksi telinga tengah
adalah struktur tuba pada anak yang berbeda dengan dewasa dan kekebalan tubuh yang
belum berkembang sempurna sehingga bila terjadi infeksi jalan napas atas, maka lebih
mudah terjadi infeksi telinga tengah berupa Otitis Media Akut (OMA).1,3
Respon inflamasi yang timbul adalah berupa udem mukosa. Jika proses inflamasi ini
tetap berjalan, pada akhirnya dapat menyebabkan terjadinya ulkus dan merusak epitel.
Mekanisme pertahanan tubuh penderita dalam menghentikan infeksi biasanya
menyebabkan terdapatnya jaringan granulasi yang pada akhirnya dapat berkembang
menjadi polip di ruang telinga tengah. Jika lingkaran antara proses inflamasi, ulserasi,
infeksi dan terbentuknya jaringan granulasi ini berlanjut terus akan merusak jaringan
sekitarnya.1,3
Gambar 7 Patogenesis Otitis Media5
2. Jenis Tinnitus
Tinnitus ada 2 macam:
1. Tinnitus objektif bersifat vibratorik, berasal dari badan penderita, misalnya suara aliran
darah dari suatu aneurisma, suara jantung, suara nafas, atau suara dari kontraksi otot-otot
disekitar telinga. Biasanya tidak hanya si penderita saja yang bisa mendengarnya tapi
juga si pemeriksa dengan auskultasi disekitar telinga.
2. Tinnitus subjektif bersifat nonvibratorik, disebabkan oleh proses iritatif atau perubahan
degeneratif traktus audiotorius mulai dari sel-sel rambut getar koklea sampai pusat saraf
pendengaran
Selain itu Tinnitus juga dapat dibagi menjadi:
1. TINNITUS NONPULSATIL
Tinnitus nonpulsatil didefinisikan sebagai bising menetap atau tidak terputuskan, dan
telah digambarkan sebagai bunyi berdenging, mendenging, berdesis. Kadang-kadang
pasien menggambarkannya sebagai bunyi bergemuruh di dalam telinganya, yang lazim
pada hidrops endolimfatik telinga dalam akibat bermacam-macam kelainan. Gejalagejala
ini dapat berlangsung selama beberapa periode waktu yang bervariasi. Tinnitus lebih
didengar pada ruangan yang sunyi dan biasanya paling menganggu di malam hari, efek
penutup kebisingan lingkungan dan aktivitas kerj sehari-hari dapat menyebabkan pasien
tidak menyadari suara tersebut.
a. Tinnitus Nonpulsatil dengan Ketulian
Tinnitus jenis ini lebih sering timbul bersama tuli sensorineural dibandingkan tuli
konduktif dan sangat jarang suatu tuli sensorineural tidak disertai tinnitus. Terkadang
tinnitus merupakan petunjuk awal timbulnya tuli sensoneural nada tinggi. Tetapi tes
audimetri akan menunjukkan tuli pada frekuensi di atas batas frekuensi pendengaran.
b. Tinnitus Nonpulsatil tanpa Ketulian
Tinnitus jenis ini bisa bersifat fisiologis, fungsional atau karena gangguan pendengaran
pada frekuensi di atas batas yang di tes selama tes audiometri klinis rutin. Tinnitus
fisiologis tidak berbahaya secara medis. Terapi tinnitus nonpulsatil seperti melakukan
suatu tindakan yang sangat sederhana tetapi sering efektif adalah menyetel radio dengan
gelombang diantara 2 gelombang pemancar radio, suara konstan ini dapat menutupi
tinnitus. Pendekatan yang kurang memuaskan tetapi efektif dengan pemberian sedativa,
tetapi terapi seperti ini harus dihindari bila mungkin atau hanya diberikan untuk jangka
waktu pendek secara intermiten karena dapat menyebabkan ketergantungan pada pasien
tinnitus.
2. TINNITUS PULSATIL
Tinnitus jenis ini jarang terjadi dibandingkan tinnitus nonpulsatil dalam vaskular maupun
non vaskular. Biasanya tinnitus vaskular digambarkan sebagai bising mendesis yang
sinkron dengan denyut nadi atau denyut jantung sedangkan tinnitus nonvaskular
digambarkan sebagai bising klik, goresan. Pada kedua tipe ini mungkin mendengar suara
dengan menempatkan stetoskop di aurikula atau pada kepala sekita telinga
3. Mengapa perforasi pada marginal atau atik lebih berbahaya dibandingkan perforasi
sentral?
Perforasi Pars tensa dapat berupa sentral atau marjinal. Perforasi Marginal terletak di
pinggiran dari membran timpani dengan ketidakhadiran dari annulus fibrosus. Perforasi
Marginal dianggap “tidak aman” karena kulit yang berhubungan dgn kanal eksternal,
karena ketiadaan dari annulus, dapat dengan mudah maju ke arah telinga, sehingga
menimbulkan cholesteatoma
4. Syarat membrane timpani menutup dengan sendirinya
1. Bertahannya perforasi tersebut telah dikaitkan dengan keadaan seperti,
misalnya, ukuran perforasi, yang mungkin terlalu besar untuk dijembatani
oleh proliferasi epitel; infeksi yang dapat mengganggu respon jaringan
normal; suplai darah tidak mencukupi; lapisan margin berlubang dengan
epitel luar menyebabkan penutupan lapisan berserat menengah dengan
jaringan pembuluh darah tersebut; dan disfungsi tuba eustachius (tekanan
telinga tengah normal).
2. Beberapa pilihan saat ini tersedia untuk pasien dengan perforasi membran
timpani kronis, yaitu, perforasi yang tidak sembuh dalam waktu sekitar
enam minggu. Penggunaan perancah untuk mendukung membran
regenerasi dengan bahan seperti kertas beras, lemak, atau gelfoam setelah
de-epitelisasi dari margin perforasi untuk menutup perforasi kronis
memiliki tingkat kegagalan yang tinggi. Sebagai contoh, tingkat penutupan
perforasi lebih besar dari 5mm menggunakan patch kertas 12,5% pada
pasien manusia dan 63% untuk perforasi yang kurang dari 3mm (Goiz et al.
Paper menambal untuk perforasi membran timpani kronis, Otolaryngol
Kepala Leher Surg. 2003 April ; 128 (4): 565-70).
3. Faktor pertumbuhan yang sitokin yang mengatur proliferasi sel dan
diferensiasi sel. Mereka awalnya ditemukan karena kemampuan mereka
untuk merangsang mitosis terus menerus sel diam dalam medium lengkap
nutrisi yang kekurangan serum. Jumlah besar pengetahuan telah diperoleh
mengenai faktor pertumbuhan melalui kemajuan dalam rekayasa genetika
dan teknik DNA rekombinan yang telah menyebabkan urutan gen dan
produksi massal berikutnya, memungkinkan para ilmuwan untuk
menyelidiki kegiatan mereka biologis, struktur kimia, dan reseptor sasaran.
Mereka disintesis dan disekresi oleh berbagai jenis sel yang terlibat dalam
perbaikan jaringan termasuk trombosit, sel-sel inflamasi, fibroblas, sel-sel
epitel, dan sel-sel endotel vaskular.
4. Mekanisme melalui mana faktor pertumbuhan aktifkan penyembuhan luka
tidak sepenuhnya dipahami, meskipun fosforilasi protein pada tirosin
sangat disukai. Ada lima faktor pertumbuhan keluarga besar yang muncul
untuk memberikan kontribusi yang signifikan terhadap proses
penyembuhan luka: faktor trombosit pertumbuhan berasal (PDGF),
mengubah faktor pertumbuhan (TGF), faktor pertumbuhan epidermal
(EGF), faktor pertumbuhan fibroblast (FGF)