prak biokim

30
PETUNJUK PRAKTIKUM Disusun Oleh : Esti W. Widowati Laboratorium Biokimia LABORATORIUM TERPADU SAINS & TEKNOLOGI UIN SUNAN KALIJAGA YOGYAKARTA

Upload: deja-putri

Post on 11-Aug-2015

111 views

Category:

Documents


1 download

TRANSCRIPT

Page 1: Prak Biokim

PETUNJUK PRAKTIKUM

Disusun Oleh :

Esti W. Widowati

Laboratorium Biokimia

LABORATORIUM TERPADU SAINS & TEKNOLOGI

UIN SUNAN KALIJAGA YOGYAKARTA

Page 2: Prak Biokim

2

[Type a quote from the document or

the summary of an interesting point.

You can position the text box

anywhere in the document. Use the

Text Box Tools tab to change the

formatting of the pull quote text

box.] Pengantar

Assalamu’alaikum wr. Wb.

Alhamdulillah, segala puji bagi Alloh yang telah

memberikan barakahNya sehingga kami dapat menyelesaikan

penyusunan buku petunjuk bagi pelaksanaan Praktikum

Biokimia. Petunjuk Praktikum Biokimia ini berisi cara-cara

sederhana pengenalan senyawa biokimia dan teori dasar yang

berhubungan dengan materi praktikum. Diharapkan, melalui

pengamatan fenomena Biokimia secara langsung di laboratorium,

mahasiswa akan memahami kuliah Biokimia.

Petunjuk praktikum ini masih sangat sederhana karena

disesuaikan dengan kondisi Laboratorium Terpadu UIN Sunan

Kalijaga Yogyakarta. Pada tahun-tahun mendatang diharapkan

materinya semakin disempurnakan.

Oleh karena itu, kritik dan saran demi perbaikan Petunjuk

Praktikum ini sangat kami harapkan.

Wassalamu’alaikum wr. wb.

Yogyakarta, September 2012

Penyusun

Page 3: Prak Biokim

3

[Type a quote from the document or

the summary of an interesting point.

You can position the text box

anywhere in the document. Use the

Text Box Tools tab to change the

formatting of the pull quote text

box.] DAFTAR ISI

Kata Pengantar ............ 2

Daftar Isi ............ 3

Pedoman Kerja & Tata Tertib Praktikum ............ 4

Percobaan 1. Analisis terhadap Susu ............ 8

Percobaan 2. Analisis terhadap Lemak / Minyak ............ 11

Percobaan 3. Sifat-Sifat Protein ............ 17

Percobaan 4. Analisis Vitamin C ............ 20

Percobaan 5. Penetapan Amilase (Wohlgemuth) ............ 20

Page 4: Prak Biokim

4

[Type a quote from the document or

the summary of an interesting point.

You can position the text box

anywhere in the document. Use the

Text Box Tools tab to change the

formatting of the pull quote text

box.] & Tata Tertib Praktikum

1. Praktikum

a. Praktikum Biokimia terdiri atas Asistensi, 4 percobaan, dan

responsi yang wajib diikuti oleh semua praktikan.

b. Penilaian praktikum terdiri atas penilaian harian dan

responsi. Penilaian harian dilakukan untuk tiap percobaan

oleh masing-masing asisten yang meliputi 3 aspek yaitu: (1)

laporan sementara dan pre-test, (2) pelaksanaan praktikum

terdiri dari cara kerja (keterampilan, kerjasama, dan

kecekatan), sikap, kelengkapan praktikan, kebersihan dan

kerapian, dan (3) laporan resmi.

2. Presensi

a. Praktikan diwajibkan datang 15 menit sebelum praktikum

dimulai untuk mengumpulkan laporan percobaan minggu

sebelumnya, memperlihatkan laporan sementara percobaan

minggu yang bersangkutan, dan pengecekan kelengkapan

(pakaian, jas laboratorium, dll).

b. Keterlambatan praktikan lebih dari 10 menit dari jadwal

praktikum mengakibatkan mahasiswa yang bersangkutan

tidak diperkenankan mengikuti seluruh rangkaian

praktikum pada hari itu.

c. Inhal praktikum diadakan sesuai jadwal dan syarat yang

telah ditetapkan.

Page 5: Prak Biokim

5

[Type a quote from the document or

the summary of an interesting point.

You can position the text box

anywhere in the document. Use the

Text Box Tools tab to change the

formatting of the pull quote text

box.] 3. Pelaksanaan praktikum

a. Sebelum praktikan dimulai, para praktikan diwajibkan

mengikuti tes untuk acara praktikum yang dilakukan.

Materi tes meliputi maksud dan arti penting percobaan,

dasar teori, prosedur kerja dan pengolahan data. Praktikan

dengan nilai pre test < 60 akan diberi kesempatan

memperbaiki nilai dalam bentuk PR dengan nilai maksimal

60.

b. Praktikan sudah membuat prosedur percobaan (dalam

bentuk diagram blok) yang merupakan salah satu bagian

dari laporan sementara.

c. Praktikan diwajibkan memakai jas praktikum selama

melakukan kegiatan praktikum di laboratorium. Di samping

itu, praktikan wajib berpakaian sesuai kode etik (bersepatu,

tidak berkaos oblong, dan lain-lain.)

d. Setiap mahasiswa diwajibkan membawa pipet tetes.

e. Tiap-tiap kelompok diwajibkan membawa kain pel/ serbet

atau tissue.

f. Praktikan tidak diperkenankan membawa buku lain selain

buku petunjuk praktikum ke ruangan praktikum/

laboratorium.

4. Data Pengamatan praktikum

a. Semua pengamatan harus dicatat dalam blangko

pengamatan/laporan sementara (blanko dibuat untuk

masing-masing praktikan dan arsip asisten).

b. Semua data pengamatan disahkan oleh asisten dan

dilampirkan pada laporan resmi praktikum.

Page 6: Prak Biokim

6

[Type a quote from the document or

the summary of an interesting point.

You can position the text box

anywhere in the document. Use the

Text Box Tools tab to change the

formatting of the pull quote text

box.] 5. Laporan praktikum

a. Setiap percobaan yang dilakukan harus dibuat laporannya

pada kertas ukuran folio

b. Susunan laporan meliputi :

1. Cover Laporan

Berisi: Nama Praktikum, Nomor dan Judul Percobaan,

Nama Asisten, Hari dan Tanggal Percobaan, Identitas

Praktikan (Nama, NIM, Prodi, dan Kelompok).

Warna cover laporan sesuai dengan warna cover petunjuk

praktikum.

2. Isi Laporan Sementara (sesuai format di bawah ini)

A. Tujuan percobaan

B. Dasar teori

C. Alat dan bahan

Peralatan disertai gambar alat utama, bahan diperinci

nama dan konsentrasinya.

D. Prosedur kerja (dalam bentuk diagram blok).

E. Hasil Percobaan

Hasil percobaan berisi data akhir dan perhitungan

F. Pembahasan.

Pembahasan berisi uraian yang membahas data dan

hasil percobaan dikaitkan dengan teori, pelaksanaan

percobaan, serta hal-hal lain yang dianggap perlu.

Tidak diperkenankan menulis uraian teoritis secara

lengkap pada pembahasan ini.

Page 7: Prak Biokim

7

[Type a quote from the document or

the summary of an interesting point.

You can position the text box

anywhere in the document. Use the

Text Box Tools tab to change the

formatting of the pull quote text

box.] G. Kesimpulan

Ditulis singkat, merupakan jawaban dari tujuan

percobaan.

Daftar pustaka

Disusun berdasarkan abjad nama keluarga pengarang buku,

tahun penerbitan, judul buku, jilid, cetakan, penerbit, kota.

3. Lampiran

I. Data percobaan (blanko laporan sementara).

II. Perhitungan dan pengolahan data secara lengkap

Laporan harus diserahkan sebelum melakukan praktikum

berikutnya. Apabila tidak menyerahkan laporannya, berakibat

TIDAK DIPERKENANKAN melakukan praktikum.

Hal-hal lain:

Setiap praktikan wajib selalu memperhatikan aspek

keselamatan dan keamanan kerja laboratorium.

Setiap praktikan wajib mematuhi aturan-aturan lain yang

berlaku di Laboratorium Terpadu.

Setiap praktikan bertanggung jawab atas keamanan

barang-barang miliknya selama mengikuti praktikum

(Dompet, HP dianjurkan untuk disimpan di saku, bukan

di tas).

Selama kegiatan praktikum, HP dalam keadaan sunyi.

Page 8: Prak Biokim

8

[Type a quote from the document or

the summary of an interesting point.

You can position the text box

anywhere in the document. Use the

Text Box Tools tab to change the

formatting of the pull quote text

box.] PERCOBAAN 1

ANALISIS TERHADAP SUSU

Tujuan Percobaan: mempelajari teknik analisis karbohidrat dan

protein dalam suatu sampel secara kualitatif.

Dasar Teori

Di dalam susu sapi terdapat banyak komponen diantaranya

adalah karbohidrat dan protein. Karbohidrat dan protein dapat

dianalisis secara kualitatif dengan menggunakan beberapa uji.

Analisis kualitatif adalah suatu metode analisis untuk

mengetahui kandungan senyawa penyusun suatu zat. Analisis

kualitatif menyangkut identifikasi suatu zat. Dengan mempelajari

metode analisis kualitatif dalam karbohidrat dan protein, maka

dapat dilakukan uji kualitatif keduanya secara bersamaan dalam

suatu sampel.

Alat dan Bahan

Alat yang digunakan dalam percobaan ini:

tabung reaksi

pipet tetes

bunsen spiritus

penjepit tabung

cawan dan mortar

Bahan yang diperlukan:

susu

larutan tembaga sulfat

Page 9: Prak Biokim

9

[Type a quote from the document or

the summary of an interesting point.

You can position the text box

anywhere in the document. Use the

Text Box Tools tab to change the

formatting of the pull quote text

box.] larutan Na2CO3

larutan Fehling A dan Fehling B

naphtol

larutan asam sulfat pekat

larutan asam asetat glasial

larutan asam nitrat pekat

larutan HCl

larutan NaOH

larutan asam sufat encer

larutan amonium hidroksida

larutan asam oksalat

daun pepaya

Cara Kerja

1. Luff Test

Ambil 2 mL susu tambahkan 1 mL larutan tembaga sulfat

dan 1 mL Na2CO3. Amati apakah timbul endapan.

Bandingkan apakah terjadi perubahan setelah dilakukan

pemanasan.

2. Uji Reduksi

Ambil 2 mL susu tambahkan 5 tetes larutan Fehling A dan

Fehling B. Jelaskan reaksi yang terjadi.

3. Hidrolisis

Ambil 5 mL susu tambahkan larutan HCl atau H2SO4 encer.

Panaskan beberapa menit, setelah dingin lakukan netralisasi

dengan NaOH 10%. Hasil hidrolisis ditest dengan Luff test

dan Fehling test.

Page 10: Prak Biokim

10

[Type a quote from the document or

the summary of an interesting point.

You can position the text box

anywhere in the document. Use the

Text Box Tools tab to change the

formatting of the pull quote text

box.] 4. Moore Test

Ambil 5 mL susu tambahkan dengan 1 mL NaOH 10 %.

Lakukan pemanasan sampai mendidih. Amati perubahan

yang terjadi.

5. Reaksi Molisch

Ambil 2 mL susu tambahkan dengan 2 mL naphtol dan

beberapa tetes asam sulfat pekat. Amati apakah terbentuk

cincin violet atau tidak.

6. Reaksi Adam Kiewic

Ambil 2 mL susu tambahkan 2 mL asam asetat glasial dan

beberapa tetes asam sulfat pekat, amati apakah terbentuk

cincin violet.

7. Xanthoprotein

Ambil 2 mL susu tambahkan dengan 2 mL HNO3 pekat,

kemudian lakukan pemanasan. Amati perubahan yang

terjadi.

8. Pengendapan Kalsium

Ambil 10 mL susu tambah dengan ammonium hidroksida

dan 1 mL asam oksalat , panaskan apakah terjadi

pengendapan atau tidak.

Ambil 10 mL susu tambah dengan Na2CO3 atau H2CO3 +

NaOH, panaskan apakah terjadi endapan putih atau tidak.

9. Protease

Ambil 5 mL susu tambah dengan 1 mL tumbukan daun

pepaya,lakukan pemanasan. Amati perubahan yang terjadi.

Page 11: Prak Biokim

11

[Type a quote from the document or

the summary of an interesting point.

You can position the text box

anywhere in the document. Use the

Text Box Tools tab to change the

formatting of the pull quote text

box.] PERCOBAAN 2

ANALISIS TERHADAP LEMAK / MINYAK

Tujuan Percobaan : Mempelajari metode pengujian bahan

makanan secara kimiawi, yaitu pengujian

terhadap lemak /minyak.

Dasar Teori

Lemak/minyak adalah trigliserida atau triasilgliserol dan

sering juga disebut triestergliserol. Struktur senyawa secara

umum dituliskan sebagai berikut:

Lemak/minyak dapat mengalami kerusakan karena proses

oksidasi dari oksigen yang berasal dari udara. Oksidasi dimulai

dengan pembentukan peroksida dan hidroperoksida. Tahap

selanjutnya adalah terurainya hidroperoksida menjadi alkohol,

aldehid, keton, serta asam-asam rantai pendek. Aldehida yang

terbentuk pada minyak akan menyebabkan bau dan rasa tengik.

Dengan proses tersebut, kita dapat mengambil parameter angka

peroksida sebagai indikator bahwa minyak sebentar lagi akan

berbau tengik. Angka atau bilangan peroksida yang

Page 12: Prak Biokim

12

[Type a quote from the document or

the summary of an interesting point.

You can position the text box

anywhere in the document. Use the

Text Box Tools tab to change the

formatting of the pull quote text

box.] dimaksudkan adalah banyaknya miligram ekuivalen peroksida

yang terbentuk setiap 1000 gram lemak atau minyak.

Proses-proses lainnya yang menyebabkan kerusakan

minyak adalah pemanasan, karena dengan adanya pemanasan ini

lemak/minyak akan mengalami :

1. Pembentukan peroksida dalam asam lemak tak jenuh

2. Degradasi peroksida menjadi karbonil

3. Polimerisasi oksidasi sebagian asam lemak

Ada beberapa parameter yang dapat dikenakan untuk

mengidentifikasi kualitas lemak atau minyak. Seperti telah

dikemukakan di atas, salah satu parameter yang digunakan

sebagai indikator adalah angka peroksida, di mana semakin

tinggi angka peroksida suatu sampel lemak atau minyak

menunjukkan semakin rendahnya mutu lemak/minyak tersebut.

Parameter lainnya adalah angka iod. Angka iod menunjukkan

jumlah gram iod yang dapat diikat oleh 100 gram lemak/minyak.

Angka iod akan menunjukkan banyaknya ikatan rangkap dalam

asam lemak. Semakin tinggi jumlah iod yang dibutuhkan, maka

semakin tinggi kadar asam lemak tak jenuh di dalam minyak.

Sifat jenuh atau tak jenuhnya asam lemak yang terkandung di

dalam lemak/minyak berhubungan dengan sifat fisik

lemak/minyak tersebut. Jika kandungan asam lemak jenuh lebih

dominan, lemak/minyak akan berwujud padat. Sebagai contoh

adalah margarin.

Sedangkan, parameter penyabunan adalah jumlah KOH

yang dibutuhkan untuk menyabunkan 1 gram lemak/minyak.

Semakin banyak KOH yang dibutuhkan1 untuk menyabunkan

habis asam lemak dalam lemak/minyak, maka semakin tinggi

kadar asam lemak yang dimiliki sampel. Hasil reaksi penyabunan

Page 13: Prak Biokim

13

[Type a quote from the document or

the summary of an interesting point.

You can position the text box

anywhere in the document. Use the

Text Box Tools tab to change the

formatting of the pull quote text

box.] suatu lemak/minyak netral adalah gliserol dan campuran-

campuran garam dari asam lemak.

Alat dan Bahan

Alat-alat yang dibutuhkan dalam percobaan ini :

Erlenmeyer 250 mL

Buret 25 mL

Kompor listrik

Gelas beker

Neraca listrik

Bahan-bahan yang digunakan:

Sampel lemak / minyak

KOH 0,5 M

KI jenuh

Campuran CHCl3 – CH3COOH glasial (2:3 v/v)

Na2S2O3 0,01 M

HCl 0,5 M

Indikator amilum

Indikator pp

Akuades

Cara Kerja

Dalam percobaan ini akan dipelajari uji kualitas lemak/minyak

dengan parameter bilangan peroksida dan bilangan penyabunan

terhadap minyak rusak dan minyak baru.

Page 14: Prak Biokim

14

[Type a quote from the document or

the summary of an interesting point.

You can position the text box

anywhere in the document. Use the

Text Box Tools tab to change the

formatting of the pull quote text

box.] 1. Penentuan Angka Peroksida

a. Penentuan Volume Titrasi untuk Blanko

1. Ambil 0,5 gram akuades masukkan ke dalam erlenmeyer 250

mL

1. Tambahkan 30 mL campuran kloroform-asam asetat glasial

dengan perbandingan 2:3 (v/v)

2. Tambahkan 2 mL KI jenuh

3. Encerkan sampel tersebut dengan 30 mL akuades

4. Lakukan penggojokan

5. Tambahkan 2 mL indikator amilum

6. Lakukan titrasi terhadap sampel dengan larutan standar

Na2S2O3 0,01 M sampai warna biru gelap hampir hilang

7. Catat volume titrasi sebagai Vb

b. Penentuan Volume Titrasi Sampel

1. Ambil 0,5 gram sampel minyak masukkan ke dalam

erlenmeyer 250 mL

2. Tambahkan 30 mL campuran kloroform-asam asetat 2:3

(v/v)

3. Tambahkan 2 mL KI jenuh

4. Encerkan sampel tersebut dengan 30 mL akuades

5. Lakukan penggojokan

6. Tambahkan 2 mL indikator amilum

7. Lakukan titrasi terhadap sampel dengan larutan standar

Na2S2O3 0,01 M sampai warna biru gelap hampir hilang

8. Catat volume sebagai Vs

9. Angka peroksida sampel dihitung dengan persamaan :

Page 15: Prak Biokim

15

[Type a quote from the document or

the summary of an interesting point.

You can position the text box

anywhere in the document. Use the

Text Box Tools tab to change the

formatting of the pull quote text

box.] Angka peroksida =

sampeltBera

NVV bs 1000

dengan:

Vb= volume Na2S2O3 yang dibutuhkan untuk titrasi blanko

Vs= volume Na2S2O3 yang dibutuhkan untuk titrasi sampel

N = Normalitas Na2S2O3 yang digunakan dalam titrasi

2. Penentuan Angka Penyabunan

a. Penentuan Volume Titrasi untuk Larutan Blanko

1. Ambil 5 mL larutan KOH 0,5 M dalam etanol (1:2 vol.

etanol/vol. air)

2. Tambahkan 2 tetes indikator pp

3. Titrasi dengan larutan standar HCl 0,5 M sampai warna

merah muda hampir hilang

4. Catat volume sebagai Vb

b. Penentuan Volume Titrasi Sampel

1. Ambil 25 gram sampel lemak/minyak

2. Masukkan dalam erlenmeyer 250 mL

3. Tambahkan 25 mL KOH 0,5 M dalam etanol (1:2 vol.

etanol/vol.air)

4. Tutup erlenmeyer dan lakukan pemanasan di atas kompor

listrik (jangan sekali-kali mengunakan api bebas) secara hati-

hati sampai terjadi pembentukan sabun secara sempurna

5. Uji yang dilakukan adalah teteskan hasil pemanasan ke

dalam tabung berisi air. Jika campuran bening berarti hanya

terdapat satu fasa, maka penyabunan telah sempurna

6. Dinginkan sabun yang terbentuk pada suhu ruangan

Page 16: Prak Biokim

16

[Type a quote from the document or

the summary of an interesting point.

You can position the text box

anywhere in the document. Use the

Text Box Tools tab to change the

formatting of the pull quote text

box.] 7. Tambahkan 2 tetes indikator pp dan lakukan titrasi dengan

larutan standar HCl 0,5 M sampai warna merah muda

hampir hilang.

8. Catat volume sebagai Vs

9. Angka penyabunan dihitung dengan persamaan:

Angka penyabunan = sampelBerat

NVV sb 1,56

dengan:

Vb = Volume HCl untuk titrasi blanko

Vs = Volume HCl untuk titrasi sampel

N = Normalitas HCl yang digunakan dalam titrasi

Page 17: Prak Biokim

17

[Type a quote from the document or

the summary of an interesting point.

You can position the text box

anywhere in the document. Use the

Text Box Tools tab to change the

formatting of the pull quote text

box.] PERCOBAAN 3

SIFAT-SIFAT PROTEIN

Tujuan Percobaan: Mengenal sifat-sifat protein secara kualitatif

Dasar Teori

Salah satu komponen hidup adalah protein, yang

merupakan unsur pembentuk sel misalnya dalam rambut,

kolagen, jaringan, penghubung, membran sel dan lain-lain. Di

dalam tumbuhan terutama berada dalam biji-bijian. Selain itu

protein berfungsi aktif sebagai enzim yang berlaku sebagai

katalisator di dalam proses pembentukan energi dalam tubuh.

Protein dapat diklasifikasikan berdasarkan berbagai kriteria,

diantaranya: fungsinya, kelarutannya serta konformasinya.

Bila protein dihidrolisis, maka protein menghasilkan banyak

asam amino yang jumlahnya tergantung pada panjang rantai,

berat molekul dan lain-lain. Protein umumnya merupakan

senyawa amorf, tak berwarna, tidak mempunyai titik leleh dan

titik didih tertentu, tidak larut dalam pelarut organik. Bila

dilarutkan dalam air, protein akan memberikan larutan koloid

dan menunjukkan sifat amfoter.

Alat dan Bahan

Alat-alat yang diperlukan dalam percobaan ini:

Tabung reaksi

Pipet tetes

Lampu spiritus

Page 18: Prak Biokim

18

[Type a quote from the document or

the summary of an interesting point.

You can position the text box

anywhere in the document. Use the

Text Box Tools tab to change the

formatting of the pull quote text

box.] Penjepit tabung

Bahan-bahan yang digunakan dalam percobaan ini:

Putih telur

Naphtol

Asam sulfat pekat

NaOH pekat

HNO3 pekat

Asam asetat glasial

Ammonium sulfat

Reagen Biuret

Kertas saring

Alkohol

Larutan Fe

Cara Kerja

a.

b. Reaksi Molisch

Ambil 2 mL larutan putih telur, tambahkan 2 mL naphtol dan

beberapa tetes asam sulfat pekat. Amati apakah terjadi cincin

violet atau tidak.

c. Reaksi Adam Kiewic

Ambil 2 mL larutan putih telur, tambahkan 2 mL asam asetat

glasial dan beberapa tetes asam sulfat pekat, amati apakah

terbentuk cincin violet.

d. Tes Belerang

Page 19: Prak Biokim

19

[Type a quote from the document or

the summary of an interesting point.

You can position the text box

anywhere in the document. Use the

Text Box Tools tab to change the

formatting of the pull quote text

box.] Ambil 2 mL larutan putih telur, tambahkan 2 mL NaOH pekat,

amati apakah timbul gas atau tidak.

e. Xanthoprotein

Ambil 2 mL larutan putih telur, tambahkan dengan 2 mL

HNO3 pekat, lakukan pemanasan. Amati perubahan yang

terjadi.

f. Pengendapan Protein

Ambil 10 mL larutan putih telur, tambahkan dengan asam

asetat glasial 3 tetes, kemudian tambahkan dengan larutan Fe,

amati perubahan yang terjadi.

g. Pengendapan Protein dengan Pelarut Organik

Ke dalam tabung reaksi dimasukkan 2 mL larutan protein

(perbandingan putih telur : air = 1:5) tambahkan 10 mL larutan

alkohol dan aduk. Bila dari prosedur tersebut terbentuk

endapan, ambil sedikit dan periksa kelarutannya dalam air.

h. Salting out

Jika terdapat garam anorganik dalam presentase tinggi, maka

kelarutan protein akan berkutang sehingga terjadi

pengendapan.

1. Ambil 10 mL larutan protein dan tambahkan ammonium

sulfat

2. Aduk hingga terlihat adanya garam yang tertinggal

3. Bila larutan telah jenuh lakukan penyaringan dengan kertas

saring

4. Uji kelarutan endapan dalam air

5. Endapan yang larut dalam air diuji dengan reagen biuret

6. Filtrat (hasil saringan 2) juga diuji dengan reagen biuret

Page 20: Prak Biokim

20

[Type a quote from the document or

the summary of an interesting point.

You can position the text box

anywhere in the document. Use the

Text Box Tools tab to change the

formatting of the pull quote text

box.]

PERCOBAAN 4

PENENTUAN KADAR VITAMIN C

Tujuan Percobaan: Mengetahui cara penentuan vitamin C dalam

suatu sampel

Dasar Teori

Vitamin C atau asam askorbat mempunyai massa molekul

176 gram/mol dengan rumus molekul C6H8O6. Dalam bentuk

kristal tidak berwarna, titik cair 190-192oC. Bersifat larut dalam

air, sedikit larut dalam aseton atau alkohol yang mempunyai

berat molekul rendah. Vitamin C sukar larut dalam kloroform,

eter dan benzena. Dengan logam membentuk garam. Sifat asam

ditentukan oleh ionisasi gugus enol pada atom C nomor 3.

Vitamin C lebih stabil pada pH rendah daripada pH tinggi.

Vitamin C mudah teroksidasi, terutama apabila terdapat

katalisator Fe, Cu, enzim askorbat oksidase, sinar, dan temperatur

tinggi. Larutan encer Vitamin C pada pH kurang dari 7,5 masih

stabil apabila tidak ada katalisator seperti di atas. Oksidasi

Vitamin C menghasilkan asam dehidroaskorbat. Vitamin C

dengan iod akan membentuk ikatan dengan atom C nomor 2 dan

3 sehingga ikatan rangkap hilang.

Alat dan Bahan

Alat-alat yang diperlukan dalam percobaan ini

magnetic stirer

Page 21: Prak Biokim

21

[Type a quote from the document or

the summary of an interesting point.

You can position the text box

anywhere in the document. Use the

Text Box Tools tab to change the

formatting of the pull quote text

box.] erlenmeyer

buret 50 mL

gelas beker

cawan dan mortar

Bahan-bahan yang diperlukan

Sampel yang mengandung vitamin C

KI

I2

Larutan Amilum

Kertas saring

Akuades

Cara Kerja

1. Pembakuan Larutan I2 terhadap Larutan Baku Na-tiosulfat

a. Pipet 25 mL larutan I2 ke dalam gelas erlenmeyer 250 mL,

dan encerkan dengan akuades sampai volume ± 100 mL

b. Lakukan titrasi dengan larutan Na2S2O3 dan hentikan bila

larutan berwarna kuning-pucat

c. Tambahkan 2 mL indikator amilum, lakukan penggojokan

agar homogen

d. Lakukan titrasi hingga warna biru larutan tepat hilang.

2. Penentuan Kadar Vitamin C

a. Timbang sebanyak 0,2 gram bahan yang mengandung

vitamin C, hancurkan dengan mortar. Penghancuran

dilanjutkan dengan magnetic stirer.

Page 22: Prak Biokim

22

[Type a quote from the document or

the summary of an interesting point.

You can position the text box

anywhere in the document. Use the

Text Box Tools tab to change the

formatting of the pull quote text

box.] b. Tambahkan 250 mL akuades

c. Saring dengan kertas saring, ambil filtratnya.

d. Ambil 5 mL filtrat dengan pipet, masukkan dalam

erlenmeyer, tambahkan larutan amilum 1 %, kalau perlu

tambahkan 20 mL akuades.

e. Titrasi dengan larutan standar 0,01 N I2

f. Lakukan tiga kali pengulangan

Tabel Data Pengamatan di Laporan Sementara

Volume Sampel Volume Lar. Standar

Page 23: Prak Biokim

23

[Type a quote from the document or

the summary of an interesting point.

You can position the text box

anywhere in the document. Use the

Text Box Tools tab to change the

formatting of the pull quote text

box.]

PERCOBAAN 5

PENETAPAN AMILASE (WOHLGEMUTH)

Tujuan Percobaan : Dalam percobaan ini akan ditentukan indeks

diastase urine dengan metode Wohlgemuth

Dasar Teori

Beberapa larutan 0,1 % amilum yang sama banyaknya,

masing-masing ditambah dengan larutan amilase yang tidak

sama banyaknya dan dibiarkan setengah jam pada temperatur

37oC. Jumlah amilase yang paling sedikit yang diperlukan untuk

mengubah 2 mL larutan amilum terlarut menjadi erythrodextrine

(ditentukan dengan percobaan iod) merupakan petunjuk tentang

kadar enzim amilase yang terdapat dalam zat yang sedang

diselidiki. Pada percobaan ini ditentukan kadar amilase

(diastase) dalam air seni.

Jumlah urine yang paling sedikit yang dapat mencerna 2 mL

larutan amilum 10 % pada 37oC dalam waktu 30 menit disebut

indeks diastase urine. Indeks diastase dari air seni normal

berkisar antara 5-20. Pada beberapa penyakit pankreas,

kerusakan fungsi sekresi ginjal, indeks diastase urine tinggi.

Page 24: Prak Biokim

24

[Type a quote from the document or

the summary of an interesting point.

You can position the text box

anywhere in the document. Use the

Text Box Tools tab to change the

formatting of the pull quote text

box.]

Cara Kerja

Semua pipet yang dipakai dalam percobaan ini, ujung

atasnya supaya ditutup dengan kapas untuk mencegah jangan

sampai kena ludah. Beri tanda pada 10 tabung reaksi kering dan

ditempatkan di rak. Tambahkan air seni yang tidak sama

banyaknya ke dalam 10 tabung tersebut menggunakan pipet 1

mL, kemudian ditambahkan aquadest sampai tiap tabung berisi

10 mL.

a. Tabel kerja

Tabung 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

Urine

diencerkan

1:10 (mL)

0,5 0,6 0,7 0,8 0,9

Urine tak

diencerkan

(mL)

0,1 0,2 0,3 0,4 0,5

Aquadest

(mL)

0,5 0,4 0,3 0,2 0,1 0,9 0,8 0,7 0,6 0,5

Amilum

0,1% (mL)

2 2 2 2 2 2 2 2 2 2

b. Campurlah dengan hati-hati

c. Letakkan dalam penangas air dengan suhu 37oC selama 30

menit

Page 25: Prak Biokim

25

[Type a quote from the document or

the summary of an interesting point.

You can position the text box

anywhere in the document. Use the

Text Box Tools tab to change the

formatting of the pull quote text

box.]

d.Dinginkan dalam air selama 5 menit untuk menghentikan

reaksinya. Taruh dalam rak.

e. Tambahkan setetes larutan iod pada masing-masing tabung,

gojog dan amati perubahan warnanya (dengan interval waktu

tertentu). Jika waktu digojog warnanya hilang, tambahkan lagi

larutan iod 1-2 tetes pada masing-masing tabung. Harus dijaga

jangan terlalu banyak penambahan iod.

Tabung yang berwarna merah (tidak biru atau ungu)

mengandung cukup banyak enzim amilase untuk mencerna 2

mL larutan 1% amilum terlarut menjadi erythrodextrine.

Apabila sebelum 30 menit telah terjadi warna merah (telah

terjadi erythrodextrine) maka urine harus diencerkan.

Page 26: Prak Biokim

26

[Type a quote from the document or

the summary of an interesting point.

You can position the text box

anywhere in the document. Use the

Text Box Tools tab to change the

formatting of the pull quote text

box.]

PERCOBAAN 6

ANALISIS KUALITATIF PADA VITAMIN

Tujuan Percobaan : mengenal pengujian vitamin secara kalitatif

Dasar Teori

Vitamin adalah suatu senyawa organik yang sangat

dibutuhkan untuk kelangsungan hidup dan fungsi normalnya.

Kebutuhan tubuh akan vitamin relatif sangat kecil yaitu sekitar

beberapa mikrogram sampai beberapa gram saja. Namun

demikian vitamin harus ada dalam makanan, karena tubuh tidak

dapat mensintesis sendiri kecuali beberapa vitamin misalnya

vitamin K.

Kekurangan atau tidak adanya vitamin di dalam tubuh akan

mengakibatkan terganggunya proses-proses metabolisme dan

proses vital lainnya. Hal ini karena sebagian besar vitamin

berperan besar sebagai koenzim dari enzim yang dapat

mengkatalis reaksi-reaksi kimia dalam tubuh. Vitamin

berdasarkan kelarutannya dapat diklasifikasikan dalam dua

golongan yaitu:

1. Vitamin yang tidak larut dalam air

Vitamin yang tidak larut dalam air adalah : vitamin A, D, E

dan K.

Page 27: Prak Biokim

27

[Type a quote from the document or

the summary of an interesting point.

You can position the text box

anywhere in the document. Use the

Text Box Tools tab to change the

formatting of the pull quote text

box.] 2. Vitamin yang larut dalam air

Vitamin yang larut dalam air adalah : vitamin B kompleks

(B1, B2, B6) dan vitamin C.

Alat dan Bahan

Alat yang digunakan adalah:

- Tabung reaksi

- Pipet tetes

- Bunsen spiritus

Bahan-bahan yang diperlukan :

- Reagen Carr Price

- Minyak ikan

- H2O2

- Alkohol

- Asam nitrat

- Nature E

- Vitamin B1

- Aquadest

- NaOH 30 %

- K4Fe(CN6)3

- Isobutanol

- Thiamin HCl

- Bismuth nitrat

- KI

- FeCl3

- Vitamin B6

- Vitamin B-komplekss

- Vitamin C

Page 28: Prak Biokim

28

[Type a quote from the document or

the summary of an interesting point.

You can position the text box

anywhere in the document. Use the

Text Box Tools tab to change the

formatting of the pull quote text

box.] - Fehling A dan Fehling B

Cara Kerja:

1. Uji Vitamin A

Ambil 1 mL minyak ikan/vitamin A, masukkan dalam tabung,

ditambah 5 mL reagen Carr Price. Amati perubahan yang

terjadi.

2. Uji Vitamin D

Ambil tabung reaksi yang bersih, masukkan ke dalamnya

larutan vitamin D (minyak ikan). Tambahkan 5 tetes larutan

H2O2, kemudian dipanaskan sampai tidak timbul gelembung

lagi tapi belum mendididh, kemudian dinginkan dalam air

kran yang mengalir. Setelah itu tambahkan pereaksi Carr

Price. Amati perubahan warna yang terjadi.

3. Uji Vitamin E

Gunting kapsul vitamin E, masukkan ke dalam tabung reaksi

dan tambahkan 0,5 mL alkohol 95%. Kocok baik-vaik,

kemudian ditamvahkan 0,5 mL asam nitrat. Amati perubahan

warna yang terjadi.

4. Uji Vitamin B1

Ambil serbuk vitamin B1, masukkan ke dalam tabung reaksi

yang bersih, kemudian tambahkan 5 mL aquadest, kocok

sampai larut. Ambil 1 mL vitamin B1, kemudian tambahkan

beberapa tetes NaOH 30% sampai pH sekitar 10, dikocok baik-

baik kemudian ditambah larutan K4Fe(CN6)3 dan kocok. Amati

apa yang terjadi!

Page 29: Prak Biokim

29

[Type a quote from the document or

the summary of an interesting point.

You can position the text box

anywhere in the document. Use the

Text Box Tools tab to change the

formatting of the pull quote text

box.] Tambahkan 1 mL isobutanol, kocok dan lihat warna pada

lapisan isobutanol. Masukkan 10 tetes thiamin HCl ke dalam

tabung reaksi, tambahkan 5 tetes larutan bismuth nitrat dan 2

tetes larutan KI. Amati perubahan yang terjadi.

5. Uji Vitamin B6

Larutkan serbuk vitamin B-kompleks ke dalam 5 mL aq

uadest. Ambil cairannya, masukkan ke dalam tabung reaksi

yang bersih kemudian tambahkan beberapa tetes larutan

FeCl3, amati perubahan warna yang terjadi.

6. Uji Vitamin B2

Larutkan serbuk vitamin B6 dalam 5 mL aquadest. Ambil 1 mL

larutannya tambahkan alkohol 95% sampai hampir 1/3 tabung.

Ambil larutan vitamin B6, ditambah 5 tetes larutan AgNO3 dan

amati perubahan warna yang terjadi.

7. Vitamin C

Larutkan serbuk vitamin C kemudian masukkan 1 mL vitamin

C, tambahkan 3 mL reagen Fehling dan panaskan. Amati

warna yang terjadi.

Page 30: Prak Biokim

30

[Type a quote from the document or

the summary of an interesting point.

You can position the text box

anywhere in the document. Use the

Text Box Tools tab to change the

formatting of the pull quote text

box.]

DAFTAR PUSTAKA

Day, R.A, and Underwood, 1990, Kimia Analisis Kuantitatif,

Erlangga, Jakarta.

James, C.S., 1999, Analytical Chemsitry of Foods, Aspen

Publishers,Inc., Maryland.

Nielsen, S.S., 1998, Food Analysis, Aspen Publishers Inc., USA

Poejiadi, A., 1994, Biokimia, UI-Press, Jakarta.

Sudarmadji, S., Haryono, B., Suhaedi, 1989, Analisa Bahan

Makanan dan Pertanian, Liberty, Yogyakarta.

Sudarmadji, S., Haryono, B., Suhaedi, 1989, Prosedur Laboratorium

untuk Analisa Bahan Makanan dan Pertanian, Liberty,

Yogyakarta

Winarno, F.G, 2002, Kimia Pangan dan Gizi, Gramedia Pustaka

Utama, Jakarta