praktek penyelidikan tanah
TRANSCRIPT
UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA LABORATORIUM MEKANIKA TANAH
J l . Dr.Set iabudi 229 Bandung 40154 Indonesia Te lp. 62222013161/4 ext . 34044 1
ANALISIS HIDROMETER
ASTM D-442-63 (98)
1. LINGKUP
Metode ini mencakup penentuan dari distribusi
ukuran butir tanah yang lolos saringan No. 200
2. DEFINISI
Silt/lanau adalah tanah dengan ukuran butir
antara 0.002 mm - 0.075 mm
Clay/lempung adalah tanah dengan ukuran
butir lebih kecil dari 0.002 mm
Aktivitas tanah :
AIP
% fraksi tanah lempung
3. MAKSUD DAN TUJUAN SERTA
APLIKASI
Analisis hidrometer adalah metode untuk
menghitung distribusi ukuran butir tanah
berdasarkan sedimentasi tanah dalam air,
kadang disebut juga uji sedimentasi. Analisis
hidrometer ini bertujuan untuk mengetahui
pembagian ukuran butir tanah yang berbutir
halus.
4. MANFAAT
Manfaat hasil uji ini adalah untuk perbandingan
dengan sifat tanah yang ditentukan dari uji
batas-batas Atterberg dan untuk menentukan
aktivitas tanah.
5. KETERBATASAN
Dasar perhitungan di atas adalah hukum Stokes;
yang mempunyai keberatan antara lain :
1. Butir-butir tanah dianggap seperti bola,
sedangkan kenyataannya tidak demikian.
Untuk mengatasi hal ini maka digunakan
diameter ekuivalen yaitu diameter dari bola
fiktif yang terdiri dari material yang sama
dan mempunyai kecepatan pengendapan
yang sama dengan butir tanah yang
sesungguhnya.
2. Tempat dimana butir tanah mengendap
adalah semi tak berhingga dan hanya
ditinjau satu butir saja, pada kenyataannya
tempatnya adalah terhingga dan butirnya
saling mempengaruhi satu sama lain; hal ini
diatasi dengan hanya mengambil jumlah
tanah yang relatif sedikit 50 gram dalam 1
liter, sehingga keberatan di atas dapat
diabaikan
3. Berat jenis yang dipergunakan adalah berat
jenis rata-rata, dalam kenyataannya berat
jenis masing-masing butir tanah adalah
tidak sama dengan rata-ratanya, tetapi
dalam hal ini tidak merupakan keberatan
yang berarti
6. PERALATAN
Alat-alat yang digunakan :
Satu buah hidrometer tipe ASTM - 152 H
Dua buah tabung gelas dengan volume
1000 cc
Stopwatch
Mixer dan mangkoknya
Air gelas (defloculating agent atau
dispersing agent), digunakan dengan
maksud mencegah penggumpalan butir-
butir tanah dalam larutan.
Timbangan dengan ketelitian 0.01 g
Termometer
Dish
Oven
Aquades
7. KETENTUAN
Alat pengaduk (mixer) harus dilengkapi
dengan striring paddle yang dapat diputar
dengan kecepatan lebih dari 10000 rpm.
Hidrometer menggunakan standar ASTM
untuk membaca berat jenis larutan atau gram
per liter larutan
UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA LABORATORIUM MEKANIKA TANAH
J l . Dr.Set iabudi 229 Bandung 40154 Indonesia Te lp. 62222013161/4 ext . 34044 2
Larutan tanah harus diendapkan pada
temperatur konstan (20 C), salah satu
metodenya adalah dengan menggunakan
water bath.
8. PERSIAPAN UJI
Siapkan contoh tanah dengan mengayak
contoh tanah tersebut hingga lolos saringan
No. 200
Contoh tanah yang digunakan 50 gr, diberi
air dan larutan tanah dicampur dengan
dispersing agent berupa sodium
hexametaphospate sebanyak 40 gr untuk
tiap liter larutan. Air yang digunakan harus
aquades. Kemudian diaduk dengan mixer
selama 15 menit.
Sambil menunggu larutan di mixer,
dilakukan koreksi pembacaan hidrometer,
yaitu Meniscus Correction dan Zero
Correction, dengan cara :
Isi tabung gelas dengan aquades
volumenya 1000 cc.
Masukkan hidrometer dalam tabung
gelas tersebut lalu dilakukan pembacaan
pada ujung permukaan air yang
menempel pada pada permukaan
hidrometer. Pembacaan ini yang disebut
zero correction, dengan ketentuan bila di
atas angka 0 (nol) berharga negatif dan
bila di bawah angka 0 (nol) berharga
positif.
Meniscus correction diperoleh dengan cara
pembacaan permukaan air yang mendatar
dikurangi dengan zero correction.
9. PROSEDUR UJI
1. Larutan dimasukkan ke dalam satu tabung
gelas dan tambah air hingga volumenya
1000 cc. Tabung gelas yang satu lagi diisi
dengan air untuk tempat hidrometer.
2. Tabung yang berisi larutan tanah dikocok
selama 30 detik, hidrometer dimasukkan.
Pembacaan dilakukan pada menit ke 0, 1, 2,
4 dengan catatan untuk tiap-tiap
pembacaan, hidrometer hanya
diperkenankan 10 detik dalam larutan,
selebihnya hidrometer dimasukkan dalam
tabung yang berisi aquades. Temperatur
juga diukur pada setelah pembacaan.
3. Tabung dikocok lagi dan pembacaan
diulang seperti di atas; ini dilakukan 3 kali
dan diambil harga rata-ratanya.
4. Setelah ini dilanjutkan pembacaan tanpa
mengocok, pembacaan dilakukan pada
menit ke 8, 60, 30, 45, 90, 210, 1290, 1440.
Pada tiap-tiap pembacaan hidrometer
diangkat dan diukur temperaturnya.
5. Setelah semua pembacaan selesai, larutan
dituang dalam dish yang telah ditimbang
beratnya; kemudian dimasukkan dalam
oven selama 24 jam pada temperatur 105 -
110C untuk mendapatkan berat keringnya.
6. Dari percobaan di atas dapat dihitung
persen lebih halusnya, dan dengan
menggunakan chart dapat dihitung
ekuivalennya.
7. Dari hasil perhitungan di atas dapat dibuat
grain size distribution curvenya.
10. PERHITUNGAN DAN PELAPORAN
HASIL UJI
Perhitungan
1. % Finer
Rc a
Ws
100%
dimana :
a = faktor koreksi
= 165
2 65 1
.
. ( )
G
G
s
s
= atau dapat juga dilihat dari Tabel 2
Rc = koreksi pembacaan hidrometer
= Ra - C0 - Ct
Ra = pembacaan hidrometer sebenarnya
C0 = koreksi nol (zero correction)
Ct = koreksi suhu, dilihat dari Tabel 3
2. D KL
t
dimana :
D = diameter butir (mm)
L = effective depth (cm), dari Tabel 5
t = elapsed time (menit)
= viskositas aquades (poise), dari
Tabel 1
Gs = specific gravity of soil
Gw = specific gravity of water, dilihat
dari Tabel 1
K = 30
g G Gs w( ) atau dari Tabel 4
UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA LABORATORIUM MEKANIKA TANAH
J l . Dr.Set iabudi 229 Bandung 40154 Indonesia Te lp. 62222013161/4 ext . 34044 3
11. LAMPIRAN
Pembuktian rumus Stokes
Gaya geseran F = 6 ..R. v
Berat = mg = 4/3 .R3.s.g
Gaya ke atas = 4/3 .R3.w.g = B
Jadi untuk butiran yang jatuh dalam larutan
4/3 .R3.w.g + 6 ..R. v = 4/3 .R3.s.g
sehingga v = 2
9
2R g
s w
( )
vD g
s w
1
18
di mana :
D = diameter butir
v = kecepatan terminal
s = berat isi butir
w = berat isi air
= 1 gr/cm3
= viskositas larutan (air)
s = Gs. w = Gs
v
D G G g G G gg D
s w s w
1
18 10 1800
22
D
v
G G gs w
1800 (mm)
Bila partikel / butir berdiameter D jatuh pada
ketinggian L cm dalam waktu t menit, maka :
D
L
G G t g
L
G G t gs w s w
1800 30
D KL
t (mm)
Tabel 1
Properties of Distilled Water
Temperatur
(C)
Specific
Gravity of
Water, Gw
Viscocity of
Water,
4 1.00000 0.01567
16 0.99897 0.01111
17 0.99889 0.01083
18 0.99862 0.01056
19 0.99844 0.01030
20 0.99823 0.01005
21 0.99802 0.00981
22 0.99780 0.00958
23 0.99757 0.00936
24 0.99733 0.00914
25 0.99708 0.00894
26 0.99682 0.00874
27 0.99655 0.00855
28 0.99627 0.00836
29 0.99598 0.00818
30 0.99568 0.00801
Tabel 2
Correction Factor for Unit Weight of Solid
Unit Weight of
Soil Solid, Gs
Correction
Factor, a
2.85 0.96
2.80 0.97
2.75 0.98
2.70 0.99
2.65 1.00
2.60 1.01
2.55 1.02
2.50 1.04
UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA LABORATORIUM MEKANIKA TANAH
J l . Dr.Set iabudi 229 Bandung 40154 Indonesia Te lp. 62222013161/4 ext . 34044 2
Tabel 3
Properties Correction Factors
Temperatur
(C)
Ct
15 -1.10
16 -0.90
17 -0.70
18 -0.50
19 -0.30
20 0.00
21 0.20
22 0.40
23 0.70
24 1.00
25 1.30
26 1.65
27 2.00
28 2.50
29 3.05
30 3.80
Tabel 4
Values of K for Several Unit Weight of Soil Solids and Temperature Combination
Temperatur Unit Weight of Soil Solid
(C) 2.50 2.55 2.60 2.65 2.70 2.75 2.80 2.85
16 0.0151 0.0148 0.0146 0.0144 0.0141 0.0139 0.0137 0.0136
17 0.0149 0.0146 0.0144 0.0142 0.0140 0.0138 0.0136 0.0134
18 0.0148 0.0144 0.0142 0.0140 0.0138 0.0136 0.0134 0.0132
19 0.0145 0.0143 0.0140 0.0138 0.0136 0.0134 0.0132 0.0131
20 0.0143 0.0141 0.0139 0.0137 0.0134 0.0133 0.0131 0.0129
21 0.0141 0.0139 0.0137 0.0135 0.0133 0.0131 0.0129 0.0127
22 0.0140 0.0137 0.0135 0.0133 0.0131 0.0129 0.0128 0.0126
23 0.0138 0.0136 0.0134 0.0132 0.0130 0.0128 0.0126 0.0124
24 0.0137 0.0134 0.0132 0.0130 0.0128 0.0126 0.0125 0.0123
25 0.0135 0.0133 0.0131 0.0129 0.0127 0.0125 0.0123 0.0122
26 0.0131 0.0131 0.0129 0.0127 0.0125 0.0124 0.0122 0.0120
27 0.0132 0.0130 0.0128 0.0126 0.0124 0.0122 0.0120 0.0119
28 0.0130 0.0128 0.0126 0.0124 0.0123 0.0121 0.0119 0.0117
29 0.0129 0.0127 0.0125 0.0123 0.0121 0.0120 0.0118 0.0116
30 0.0128 0.012.6 0.0124 0.0122 0.0120 0.0118 0.0117 0.0115
UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA LABORATORIUM MEKANIKA TANAH
J l . Dr.Set iabudi 229 Bandung 40154 Indonesia Te lp. 62222013161/4 ext . 34044 3
Tabel 5
Value of L (Effective Depth) for Use in Stokes Formula for Diameter of Particles from ASTM Soil
Hydrometer 152 H
Original Hyd.
Reading
(Corrected for
Meniscus Only)
Effective
Depth, L (cm)
Original Hyd.
Reading
(Corrected for
Meniscus Only)
Effective
Depth, L (cm)
0 16.3 31. 11.2
1 16.1 1 11.1
2 16.0 2 10.9
3 15.8 3 10.7
4 15.6 4 10.5
5 15.5 5 10.4
6 15.3 6 10.2
7 15.2 7 10.1
8 15.0 8 9.9
9 14.8 9 9.7
10 14.7 10 9.6
11 14.5 11 9.4
12 14.3 12 9.2
13 14.2 13 9.1
14 14.0 14 8.9
15 13.8 15 8.8
16 13.7 16 8.6
17 13.5 17 8.4
18 13.3 18 8.3
19 13.2 19 8.1
20 13.0 20 7.9
21 12.9 21 7.8
22 12.7 22 7.6
23 12.5 23 7.4
24 12.4 24 7.3
25 12.2 25 7.1
26 12.0 26 7.0
27 11.9 27 6.8
28 11.7 28 6.6
29 11.5 29 6.5
30 11.4
UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA LABORATORIUM MEKANIKA TANAH
J l . Dr.Set iabudi 229 Bandung 40154 Indonesia Te lp. 62222013161/4 ext . 34044 4
UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA LABORATORIUM MEKANIKA TANAH
J l . Dr.Set iabudi 229 Bandung 40154 Indonesia Te lp. 62222013161/4 ext . 34044 5
ANALISIS HIDROMETER
ASTM D-442-63 (98)
Nama Instansi :
Kedalaman Sampel Tanah :
Nama Proyek :
Nama Operator :
Lokasi Proyek :
Nama Engineer : Rizky M. Faisal
Deskripsi Tanah :
Tanggal Pengujian :
Dispersing agent : Zero Correction (Co) :
Berat jenis tanah : Meniscus Correction :
Faktor koreksi : Berat kering tanah, Ws :
Elapsed Time t (minute)
I II III Average
Temp (0C)
Actual Hyd.
Reading Ra
Temp (0C)
Actual Hyd.
Reading Ra
Temp (0C)
Actual Hyd.
Reading Ra
Temp (0C)
Actual Hyd.
Reading Ra
Elapsed
Time
t
(minute)
Temp
(0C)
Actual
Hyd.
Reading
Ra
Ct
Corr.
Hyd.
Reading
Rc
%
finer
Hyd.
Corr.
Only for
meniscus
R
L L / t K
Diameter
D
(mm)
1
2
4
8
16
30
45
90
210
1290
1440
UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA LABORATORIUM MEKANIKA TANAH
J l . Dr.Set iabudi 229 Bandung 40154 Indonesia Te lp. 62222013161/4 ext . 34044 6
ANALISIS HIDROMETER
ASTM D-442-63 (98)
Nama Instansi :
Kedalaman Sampel Tanah :
Nama Proyek :
Nama Operator :
Lokasi Proyek :
Nama Engineer : Rizky M. Faisal
Deskripsi Tanah :
Tanggal Pengujian :
GRAFIK DISTRIBUSI UKURAN BUTIR
CLAY = % SILT = %
Catatan :
UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA LABORATORIUM MEKANIKA TANAH
J l . Dr.Set iabudi 229 Bandung 40154 Indonesia Te lp. 62222013161/4 ext . 34044 7
ANALISIS HIDROMETER
ASTM D-442-63 (98)
Nama Instansi :
Kedalaman Sampel Tanah :
Nama Proyek :
Nama Operator :
Lokasi Proyek :
Nama Engineer : Rizky M. Faisal
Deskripsi Tanah :
Tanggal Pengujian :
PERHITUNGAN HIDROMETER
1. Faktor koreksi (a)
)1(
s
s
G
Ga
(atau dapat dilihat pada tabel 2)
2. Correction Hydrometer Reading
Rc = Ra – Zero Correction + Ct
Ra =
Zero Correction =
Temperatur =
Ct = (dapat dilihat pada tabel 3)
Rc =
3. Berat tanah kering (Ws)
Berat tanah kering = gr
4. % Finer
%100% xW
axRcFiner
s
5. Harga K
Temperatur = =
Gw = g =
)(
302
ws GGxg
xK
(atau dapat dilihat pada tabel 4)
UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA LABORATORIUM MEKANIKA TANAH
J l . Dr.Set iabudi 229 Bandung 40154 Indonesia Te lp. 62222013161/4 ext . 34044 8
Keterangan :
= Viskositas aquades (poise) (dapat dilihat pada tabel 1)
Gw = Spesific gravity of water (dapat dilihat pada tabel 1)
g = Percepatan gravitasi (981 cm/det2)
6. Harga R
R = Ra + Meniscus Correction
Ra =
R =
7. Harga L
R =
L = (dapat dilihat pada tabel 5)
8. L/t
L =
t = menit
L/t =
9. Diameter (D)
t
LxKD
Catatan :
UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA LABORATORIUM MEKANIKA TANAH
J l . Dr.Set iabudi 229 Bandung 40154 Indonesia Te lp. 62222013161/4 ext . 34044 9
ANALISIS HIDROMETER
ASTM D-442-63 (98)
Nama Instansi :
Kedalaman Sampel Tanah :
Nama Proyek :
Nama Operator :
Lokasi Proyek :
Nama Engineer : Rizky M. Faisal
Deskripsi Tanah :
Tanggal Pengujian :
FOTO ALAT UJI
FOTO PROSES PENGUJIAN
Peralatan Uji Hidrometer Peralatan Uji Hidrometer
Peralatan Uji Hidrometer
Pengujian Hidrometer
Pengujian Hidrometer
Pengujian Hidrometer
UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA LABORATORIUM MEKANIKA TANAH
J l . Dr.Set iabudi 229 Bandung 40154 Indonesia Te lp. 62222013161/4 ext . 34044 1
TRIAXIAL UU (UNCONSOLIDATED UNDRAINED)
ASTM D-2850-95
1. LINGKUP
Percobaan ini mencakup uji kuat geser untuk
tanah berbentuk silinder dengan diameter
maksimum 75 mm. Pengujian dilakukan
dengan alat konvensional dalam kondisi
contoh tanah tidak terkonsolidasi dan air pori
tidak teralir (unconsolidated undrained).
2. DEFINISI
Uji Triaxial UU adalah uji kompresi triaxial
dimana tidak diperkenankan perubahan kadar
air dalam contoh tanah. Sampel tidak
dikonsolidasikan dan air pori tidak teralir saat
pemberian tegangan geser.
Bidang bidang tegangan utama adalah 3
bidang yang saling tegak lurus dimana bekerja
tegangan tegangan normal dan tanpa tegangan
geser.
Tegangan tegangan utama 1, 3 adalah
tegangan normal yang bekerja pada bidang
bidang tegangan utama.
Tegangan deviator adalah selisih antara
tegangan utama terbesar (1) dan tegangan
utama terkecil (3).
Lingkaran Mohr adalah representasi secara
grafis kondisi tegangan tegangan pada suatu
bidang dinyatakan dalam tegangan normal dan
tegangan geser.
Garis keruntuhan adalah garis atau kurva yang
menyinggung lingkaran lingkaran Mohr pada
kondisi keruntuhan pada sampel yang memiliki
tegangan tegangan keliling yang berbeda.
Mempunyai persamaan f = c + tan
Bidang keruntuhan adalah bidang dimana kuat
geser maksimum dari tanah telah termobilisasi
saat keruntuhan. Secara teoritis pada uji
triaxial, bidang tersebut menyudut (45 + /2)
terhadap bidang horizontal.
Kriteria Keruntuhan Mohr-Coulomb adalah
kuat geser tanah yang diperoleh dari uji
triaxial, dinyatakan dalam persamaan
f = c + tan
Kohesi, c adalah kuat geser tanah bila tidak
diberikan tegangan keliling.
Sudut geser dalam, adalah komponen kuat
geser tanah yang berasal dari gesekan antara
butir tanah.
3. MAKSUD DAN TUJUAN SERTA
APLIKASI UJI TRIAXIAL UU
Maksud uji triaxial UU adalah untuk
mengetahui kekuatan geser tanah; yaitu c
(kohesi) dan (sudut geser dalam), dalam
tegangan total ataupun efektif yang mendekati
keadaan aslinya di lapangan.
Tujuannya adalah untuk digunakan dalam
analisis kestabilan jangka pendek (short term
stability analysis)
4. MANFAAT
Keuntungan uji ini adalah karena
pelaksanaannya cepat.
5. KETERBATASAN
Uji ini tidak dapat digunakan untuk sampel
dengan ukuran butir yang besar (gravel). Di
samping itu pengukuran tekanan air pori tidak
dapat dilakukan.
6. PERALATAN
Alat-alat yang digunakan :
Alat Triaxial
Membran karet
UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA LABORATORIUM MEKANIKA TANAH
J l . Dr.Set iabudi 229 Bandung 40154 Indonesia Te lp. 62222013161/4 ext . 34044 2
Strecther
Stopwatch
Alat untuk mengeluarkan tanah dari
tabung (piston plunger)
Silinder untuk mengambil contoh tanah
Oven
Timbangan dengan ketelitian 0.1 gr
Cawan (container)
Desikator
Pisau
7. KETENTUAN
Kecepatan pengujian ditentukan 2% per menit
atau ekivalen 1.5 mm/menit untuk sampel
dengan tinggin 76 mm.
8. PROSEDUR UJI
1. Contoh tanah diambil dengan ring silinder
ukuran tinggi 76 mm dan diameter 38
mm, kedua permukaannya diratakan.
2. Keluarkan contoh tanah dari silinder
dengan menggunakan piston plunger.
3. Ukur diameter dan tinggi sampel secara
lebih akurat.
4. Timbang sampel.
5. Dengan bantuan stretcher, contoh tanah
diselubungi membran karet.
6. Pasang batu pori di bagian bawah.
7. Membran bagian bawah dan atas diikat
dengan karet membran.
8. Letakkan contoh tanah tersebut pada alat
triaxial.
9. Sel triaxial diisi air destilasi hingga penuh
dan meluap, tegangan air pori dinaikkan
hingga sesuai tegangan keliling yang
diinginkan.
10. Tekanan vertikal diberikan dengan jalan
menekan tangkai beban di bagian atas
contoh tanah yang dijalankan oleh mesin
dengan kecepatan tertentu.
11. Pembacaan diteruskan sampai pembacaan
proving ring dial memperlihatkan
penurunan sebanyak 3 kali atau sampai
regangan mencapai 15%.
12. Keluarkan contoh tanah dari sel Triaxial
kemudian digambar bidang runtuhnya.
13. Contoh tanah dibagi menjadi 3 bagian
untuk ditentukan kadar airnya.
14. Percobaan dilakukan lagi dengan
tegangan sel yang lebih besar dengan
prosedur seperti di atas.
9. PELAPORAN HASIL UJI
Pelaporan hasil uji meliputi :
1. Nama instansi / perusahaan
2. Nama proyek
3. Lokasi
4. Deskripsi tanah
5. Tanggal pengujian
6. Kedalaman tanah
7. Nama operator
8. Nama engineer yang bertanggung jawab
9. Kurva tegangan regangan
10. Kurva keruntuhan dan nilai c dan
11. Nilai modulus (Eu) dan angka poisson ()
UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA LABORATORIUM MEKANIKA TANAH
J l . Dr.Set iabudi 229 Bandung 40154 Indonesia Te lp. 62222013161/4 ext . 34044 1
TRIAXIAL UU (UNCONSOLIDATED UNDRAINED)
ASTM D-2850-95
Nama Instansi :
Kedalaman Sampel Tanah :
Nama Proyek :
Nama Operator :
Lokasi Proyek :
Nama Engineer : Rizky M. Faisal
Deskripsi Tanah :
Tanggal Pengujian :
Tegangan keliling (3 - 1) = kg/cm2
Deform.
dial
read
Load dial
read
Sample
Deform.
L
Unit
Strain
()
Area
Correction
Factor
Corrected
Area
Total
Load
Sample Stress
()
(div.) (div.) (cm) L/Lo CF = 1- A' = Ao/CF ( kg ) ( kg/cm2 )
0
10
20
30
40
50
60
70
80
90
100
110
120
130
140
150
160
170
180
190
200
210
220
230
240
250
260
270
280
290
300
UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA LABORATORIUM MEKANIKA TANAH
J l . Dr.Set iabudi 229 Bandung 40154 Indonesia Te lp. 62222013161/4 ext . 34044 2
TRIAXIAL UU (UNCONSOLIDATED UNDRAINED)
ASTM D-2850-95
Nama Instansi :
Kedalaman Sampel Tanah :
Nama Proyek :
Nama Operator :
Lokasi Proyek :
Nama Engineer : Rizky M. Faisal
Deskripsi Tanah :
Tanggal Pengujian :
Tegangan keliling (3 - 2) = kg/cm2
Deform.
dial
read
Load dial
read
Sample
Deform.
L
Unit
Strain
()
Area
Correction
Factor
Corrected
Area
Total
Load
Sample Stress
()
(div.) (div.) (cm) L/Lo CF = 1- A' = Ao/CF ( kg ) ( kg/cm2 )
0
10
20
30
40
50
60
70
80
90
100
110
120
130
140
150
160
170
180
190
200
210
220
230
240
250
260
270
280
290
300
UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA LABORATORIUM MEKANIKA TANAH
J l . Dr.Set iabudi 229 Bandung 40154 Indonesia Te lp. 62222013161/4 ext . 34044 3
TRIAXIAL UU (UNCONSOLIDATED UNDRAINED)
ASTM D-2850-95
Nama Instansi :
Kedalaman Sampel Tanah :
Nama Proyek :
Nama Operator :
Lokasi Proyek :
Nama Engineer : Rizky M. Faisal
Deskripsi Tanah :
Tanggal Pengujian :
Tegangan keliling (3 - 3) = kg/cm2
Deform.
dial
read
Load dial
read
Sample
Deform.
L
Unit
Strain
()
Area
Correction
Factor
Corrected
Area
Total
Load
Sample Stress
()
(div.) (div.) (cm) L/Lo CF = 1- A' = Ao/CF ( kg ) ( kg/cm2 )
0
10
20
30
40
50
60
70
80
90
100
110
120
130
140
150
160
170
180
190
200
210
220
230
240
250
260
270
280
290
300
UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA LABORATORIUM MEKANIKA TANAH
J l . Dr.Set iabudi 229 Bandung 40154 Indonesia Te lp. 62222013161/4 ext . 34044 4
TRIAXIAL UU (UNCONSOLIDATED UNDRAINED)
ASTM D-2850-95
Nama Instansi :
Kedalaman Sampel Tanah :
Nama Proyek :
Nama Operator :
Lokasi Proyek :
Nama Engineer : Rizky M. Faisal
Deskripsi Tanah :
Tanggal Pengujian :
TX-UU DATA
Sampel 1 2 3
Tegangan Keliling, 3 (kg/cm2)
Tinggi Awal Sample, h0 (cm)
Tinggi final, ht (cm) Diameter, D0 (cm) Luas Penampang Awal, A0 (cm) Berat Ring Silinder (gram) Berat Ring Silinder+Tanah Basah (gram) Kalibrasi Proving Ring (kg/div)
PEMERIKSAAN KADAR AIR SETELAH PENGUJIAN
Berat kontainer, W1 (cm) 1 2 3
Berat kontainer + tanah basah, W2 (cm)
Berat kontainer + tanah kering, W3 (cm) Berat tanah basah, W4 = W2 – W1 (cm) Berat tanah kering, W5 = W3 – W1 (cm) Berat air, W6 = W4 – W5 (cm) Kadar air, w (%) = (W6/W5) x 100%
UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA LABORATORIUM MEKANIKA TANAH
J l . Dr.Set iabudi 229 Bandung 40154 Indonesia Te lp. 62222013161/4 ext . 34044 5
TRIAXIAL UU (UNCONSOLIDATED UNDRAINED)
ASTM D-2850-95
Nama Instansi :
Kedalaman Sampel Tanah :
Nama Proyek :
Nama Operator :
Lokasi Proyek :
Nama Engineer : Rizky M. Faisal
Deskripsi Tanah :
Tanggal Pengujian :
GRAFIK TRIAXIAL UU
Modulus, E (kg/cm2) untuk 3-1 =
Modulus, E (kg/cm2) untuk 3-2 =
Modulus, E (kg/cm2) untuk 3-3 =
UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA LABORATORIUM MEKANIKA TANAH
J l . Dr.Set iabudi 229 Bandung 40154 Indonesia Te lp. 62222013161/4 ext . 34044 6
TRIAXIAL UU (UNCONSOLIDATED UNDRAINED)
ASTM D-2850-95
Nama Instansi :
Kedalaman Sampel Tanah :
Nama Proyek :
Nama Operator :
Lokasi Proyek :
Nama Engineer : Rizky M. Faisal
Deskripsi Tanah :
Tanggal Pengujian :
LINGKARAN MOHR
Kohesi, cu (kg/cm2) =
Sudut geser dalam, (0) =
Catatan :
UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA LABORATORIUM MEKANIKA TANAH
J l . Dr.Set iabudi 229 Bandung 40154 Indonesia Te lp. 62222013161/4 ext . 34044 7
TRIAXIAL UU (UNCONSOLIDATED UNDRAINED)
ASTM D-2850-95
Nama Instansi :
Kedalaman Sampel Tanah :
Nama Proyek :
Nama Operator :
Lokasi Proyek :
Nama Engineer : Rizky M. Faisal
Deskripsi Tanah :
Tanggal Pengujian :
SKETSA GARIS KERUNTUHAN SAMPEL 1
Tampak Atas Tampak Bawah
Tampak Samping Kiri Tampak Samping Kanan
UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA LABORATORIUM MEKANIKA TANAH
J l . Dr.Set iabudi 229 Bandung 40154 Indonesia Te lp. 62222013161/4 ext . 34044 8
TRIAXIAL UU (UNCONSOLIDATED UNDRAINED)
ASTM D-2850-95
Nama Instansi :
Kedalaman Sampel Tanah :
Nama Proyek :
Nama Operator :
Lokasi Proyek :
Nama Engineer : Rizky M. Faisal
Deskripsi Tanah :
Tanggal Pengujian :
SKETSA GARIS KERUNTUHAN SAMPEL 2
Tampak Atas Tampak Bawah
Tampak Samping Kiri Tampak Samping Kanan
UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA LABORATORIUM MEKANIKA TANAH
J l . Dr.Set iabudi 229 Bandung 40154 Indonesia Te lp. 62222013161/4 ext . 34044 9
TRIAXIAL UU (UNCONSOLIDATED UNDRAINED)
ASTM D-2850-95
Nama Instansi :
Kedalaman Sampel Tanah :
Nama Proyek :
Nama Operator :
Lokasi Proyek :
Nama Engineer : Rizky M. Faisal
Deskripsi Tanah :
Tanggal Pengujian :
SKETSA GARIS KERUNTUHAN SAMPEL 3
Tampak Atas Tampak Bawah
Tampak Samping Kiri Tampak Samping Kanan
UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA LABORATORIUM MEKANIKA TANAH
J l . Dr.Set iabudi 229 Bandung 40154 Indonesia Te lp. 62222013161/4 ext . 34044 10
TRIAXIAL UU (UNCONSOLIDATED UNDRAINED)
ASTM D-2850-95
Nama Instansi :
Kedalaman Sampel Tanah :
Nama Proyek :
Nama Operator :
Lokasi Proyek :
Nama Engineer : Rizky M. Faisal
Deskripsi Tanah :
Tanggal Pengujian :
FOTO ALAT UJI
FOTO PROSES PENGUJIAN
Peralatan Pengujian TX-UU
Peralatan Pengujian TX-UU
Pengujian TX-UU Pengujian TX-UU
UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA LABORATORIUM MEKANIKA TANAH
J l . Dr.Set iabudi 229 Bandung 40154 Indonesia Te lp. 62222013161/4 ext . 34044 1
UJI BATAS – BATAS ATTERBERG
ASTM D-4318-00
1. LINGKUP
Percobaan ini mencakup penentuan batas-batas
Atterberg yang meliputi Batas Susut, Batas Plastis,
dan Batas Cair.
2. DEFINISI
a. Batas Susut (Shrinkage Limit), wS adalah batas
kadar air dimana tanah dengan kadar air di
bawah nilai tersebut tidak menyusut lagi (tidak
berubah volume).
b. Batas Plastis (Plastic Limit), wP adalah kadar air
terendah dimana tanah mulai bersifat plastis.
Dalam hal ini sifat plastis ditentukan
berdasarkan kondisi di mana tanah yang
digulung dengan telapak tangan, di atas kaca
mulai retak setelah mencapai diameter 1/8 inci.
c. Batas Cair (Liquid Limit), wL adalah kadar air
tertentu di mana perilaku berubah dari kondisi
plastis ke cair. Pada kadar air tersebut tanah
mempunyai kuat geser yang terendah.
3. MAKSUD DAN TUJUAN SERTA
APLIKASI BATAS - BATAS ATTERBERG
Maksud dari Uji Batas - Batas Atterberg adalah
untuk menentukan angka-angka konsistensi
Atterberg, yaitu :
Batas Susut/ Shringkage Limit (wS)
Batas Plastis/ Plastic Limit (wP)
Batas Cair/ Liquid Limit (wL)
Tujuan uji ini adalah untuk klasifikasi tanah butir
halus.
4. PERALATAN
Batas Susut
Alat-alat yang digunakan :
Ring silinder
Timbangan dengan ketelitian 0.01 g
Oven dan desikator
Kontainer kaca dan air raksa (Hg)
Pelat kaca yang dilengkapi 3 buah jarum dan
cawan kaca
Pisau
Batas Plastis
Alat-alat yang digunakan :
Pelat kaca
Timbangan dengan ketelitian 0.01 g
Kontainer
Mangkok porselin
Stikmaat/jangka sorong
Oven dan desikator
Batas Cair
Alat-alat yang digunakan :
Pelat kaca, dan pisau dempul
Timbangan dengan ketelitian 0.01 g
Kontainer sebanyak 5 buah
Alat Cassagrande dengan pisau pemotongnya
Cawan porselin
Oven dan desikator
Aquades
Spatula
Gbr. 1. Grooving Tool Tipe A
Gbr. 2. Grooving Tool Tipe B
Gbr. 3. Kondisi Contoh Tanah Sebelum
dan Setelah Diuji
UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA LABORATORIUM MEKANIKA TANAH
J l . Dr.Set iabudi 229 Bandung 40154 Indonesia Te lp. 62222013161/4 ext . 34044 2
Gbr. 4. Alat Casagrande
5. PERSIAPAN UJI
Tanah yang akan diuji harus disaring dengan
ayakan No. 40. Siapkan contoh tanah sebanyak 200
- 250 gr.
6. PROSEDUR UJI
Batas Susut
1. Tanah yang dipergunakan dapat tanah yang
terganggu.
2. Ring silinder diisi dengan contoh tanah,
ratakan ke dua permukaannya, tinggi dan
diameter ring terlebih dahulu diukur.
3. Contoh tanah dimasukkan dalam oven pada
temperatur 105 - 110 C selama 24 jam.
4. Setelah dioven lalu dimasukkan ke dalam
desikator selama kurang lebih 1 jam.
5. Kontainer kaca diisi dengan air raksa,
permukaannya dalam kontainer diratakan
dengan pelat kaca, hal ini disebabkan karena
permukaan air raksa cembung.
6. Timbang pelat kaca dan kontainer kacanya.
7. Letakkan kontainer kaca di atas cawan kaca,
lalu contoh tanah ditekan perlahan-lahan ke
dalam Hg dalam kontainer diratakan dengan
pelat kaca.
8. Timbang berat cawan kaca + Hg yang tumpah.
Batas Plastis
1. Masukkan contoh tanah dalam mangkok,
diremas-remas sampai lembut, ditambahkan
aquades sedikit dan diaduk sampai homogen.
2. Letakkan contoh tanah adukan itu di atas pelat
kaca dan digulung-gulung dengan telapak
tangan sampai diameternya kira-kira 1/8 inch
(3 mm). Akan dijumpai 3 keadaan :
gulungan terlalu basah sehingga dengan
diameter 1/8 inch tanah belum retak.
gulungan terlalu kering sehingga sewaktu
diameter belum mencapai 1/8 inch,
gulungan tanah sudah mulai retak.
gulungan dengan kadar air tepat, yaitu
gulungan mulai retak sewaktu mencapai
diameter 1/8 inch.
3. Timbang kontainer sebanyak 3 buah
4. Gulungan tanah tersebut dimasukkan ke dalam
kontainer, tiap kontainer berisi 5 buah
gulungan, dengan berat masing-masing
minimum 5 gr. Ketiga kontainer yang berisi
gulungan tanah tersebut dimasukkan dalam
oven 24 jam pada suhu 105 -110 C.
5. Setelah dioven lalu dimasukkan ke dalam
desikator selama kurang lebih 1 jam, lalu
ditimbang
6. Harga rata-rata kadar air dari percobaan di
atas adalah batas plastisnya.
Batas Cair
1. Contoh tanah diambil secukupnya, ditaruh
dalam cawan porselin dan ditumbuk dengan
penumbuk karet, diberi aquades dan diaduk
sampai homogen.
2. Pindahkan tanah tersebut ke atas plat kaca dan
diaduk sampai homogen dengan pisau
dempul, bagian yang kasar dibuang.
3. Ambil sebagian dari contoh tanah, dan
dimasukkan dalam alat Casagrande, ratakan
permukaannya dengan pisau. Contoh tanah
dalam mangkok Casagrande dipotong dengan
grooving tool dengan posisi tegak lurus,
sehingga didapat jalur tengah.
4. Alat Casagrande diputar dengan kecepatan
konstan 2 putaran/detik. Mangkok akan
terangkat dan jatuh dengan ketinggian 10 mm
(sudah distel)
5. Percobaan dihentikan jika bagian yang
terpotong sudah merapat, dan dicatat
banyaknya ketukan, biasanya harus berkisar
antara 10 -100 ketukan.
UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA LABORATORIUM MEKANIKA TANAH
J l . Dr.Set iabudi 229 Bandung 40154 Indonesia Te lp. 62222013161/4 ext . 34044 2
6. Tanah pada bagian yang merapat diambil dan
dimasukkan dalam oven, ditempatkan dalam
kontainer yang telah ditimbang beratnya.
Sebelum dimasukkan dalam oven tanah +
kontainer ditimbang.
7. Setelah dioven selama 24 jam pada temperatur
105 - 100 C, baru dimasukkan dalam
desikator selama 1 jam untuk mencegah
penyerapan uap air dari udara.
8. Percobaan di atas dilakukan 5 kali.
9. Segera dilakukan penimbangan sesudah keluar
dari desikator.
10. Setelah kadar air didapat, dibuat grafik
hubungan antara kadar air dengan jumlah
ketukan dalam kertas skala semi-log. Grafik
ini secara teoritis merupakan garis lurus.
11. Kadar air dimana jumlah ketukan 25 kali
disebut Batas Cair. Batas Cair ini diulangi
dengan tanah yang telah dimasukkan dalam
oven; tanah tersebut ditambahkan aquades
secukupnya, prosedur selanjutnya sama
dengan di atas; dan Batas Cair yang
didapatkan disebut “wL oven”.
7. PELAPORAN HASIL UJI
Pelaporan harus memuat :
Nama instansi
Nama proyek
Lokasi proyek
Deskripsi tanah
Kedalaman tanah
Nama operator
Nama engineer
Tanggal
8. LAMPIRAN
Indeks Plastisitas (Plasticity Index) - IP
Selisih antara batas cair dan batas plastis, daerah
diantaranya disebut daerah keadaan plastis.
IP = wL - wP
Indeks Alir (Flow Index) - If
Perbandingan antara selisih kadar air pada keadaan
tertentu dengan selisih antara jumlah pukulan pada
kadar air tersebut. Indeks Alir menyatakan
kemiringan kurva percobaan batas cair.
Iw
Nf
log
Indeks Kekakuan (Toughness Index) - It
Perbandingan antara Indeks Plastisitas dengan
Indeks Alir
II
It
p
f
Indeks Kecairan (Liquidity Index) - Il
Perbandingan antara selisih kadar air asli dengan
batas plastis terhadap Index Plastisitasnya. Il ini
penting dalam menunjukkan keadaan tanah.
Iw w
Il
p
P
Indeks Konsistensi (Consistency Index) - Ic
Perbandingan antara selisih batas cair dengan kadar
air aslinya terhadap Index Plastisitasnya.
Iw w
IC
L
P
UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA LABORATORIUM MEKANIKA TANAH
J l . Dr.Set iabudi 229 Bandung 40154 Indonesia Te lp. 62222013161/4 ext . 34044 1
UJI BATAS – BATAS ATTERBERG
ASTM D-4318-00
Nama Instansi :
Kedalaman Sampel Tanah :
Nama Proyek :
Nama Operator :
Lokasi Proyek :
Nama Engineer : Rizky M. Faisal
Deskripsi Tanah :
Tanggal Pengujian :
BATAS SUSUT
Berat container, W1 (gr)
Berat tanah basah + container, W2 (gr)
Berat tanah kering + container, W3 (gr)
Berat tanah basah, W4=W2-W1 (gr)
Berat tanah kering, W5=W3-W1 (gr)
Berat air, W6=W4-W5 (gr)
Kadar air, %100xW
Ww
5
6
Volume tanah basah, V0 (cm3)
Berat piring, W7 (gr)
Berat piring + air raksa, W8 (gr)
Berat air raksa, W9= W8 – W7 (gr)
Volume tanah kering (Vf) Hg
9f
BJ
WV
(BJHg = 13.6 gr/cm3)
Batas susut
%100xW
VVww
5
fos
(1)
UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA LABORATORIUM MEKANIKA TANAH
J l . Dr.Set iabudi 229 Bandung 40154 Indonesia Te lp. 62222013161/4 ext . 34044 2
Batas susut %100xG
1
W
xVw
s5
wfs
(2)
Kesalahan relatif, (1) – (2)
Shrinkage Ratio (SR) f
5
V
WSR
Catatan :
UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA LABORATORIUM MEKANIKA TANAH
J l . Dr.Set iabudi 229 Bandung 40154 Indonesia Te lp. 62222013161/4 ext . 34044 3
UJI BATAS – BATAS ATTERBERG
ASTM D-4318-00
Nama Instansi :
Kedalaman Sampel Tanah :
Nama Proyek :
Nama Operator :
Lokasi Proyek :
Nama Engineer : Rizky M. Faisal
Deskripsi Tanah :
Tanggal Pengujian :
BATAS CAIR
No. Uji 1 2 3 4 5
Berat kontainer, W1 (gram)
Berat tanah basah + kontainer, W2 (gram)
Berat tanah kering + kontainer, W3 (gram)
Berat tanah basah, W4 = W2 – W1 (gram)
Berat tanah kering, W5 = W3 – W1 (gram)
Berat tanah air, W6 = W4 – W5 (gram)
Kadar Air, w = (W6 / W5 ) x 100 %
Jumlah Ketukan, N
Batas Cair (Dari grafik)
UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA LABORATORIUM MEKANIKA TANAH
J l . Dr.Set iabudi 229 Bandung 40154 Indonesia Te lp. 62222013161/4 ext . 34044 4
UJI BATAS – BATAS ATTERBERG
ASTM D-4318-00
Nama Instansi :
Kedalaman Sampel Tanah :
Nama Proyek :
Nama Operator :
Lokasi Proyek :
Nama Engineer : Rizky M. Faisal
Deskripsi Tanah :
Tanggal Pengujian :
GRAFIK BATAS CAIR
Catatan :
UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA LABORATORIUM MEKANIKA TANAH
J l . Dr.Set iabudi 229 Bandung 40154 Indonesia Te lp. 62222013161/4 ext . 34044 5
UJI BATAS – BATAS ATTERBERG
ASTM D-4318-00
Nama Instansi :
Kedalaman Sampel Tanah :
Nama Proyek :
Nama Operator :
Lokasi Proyek :
Nama Engineer : Rizky M. Faisal
Deskripsi Tanah :
Tanggal Pengujian :
BATAS PLASTIS
No. Kontainer 1 2 3
Berat kontainer, W1 (gram)
Berat tanah basah + kontainer, W2 (gram)
Berat tanah kering + kontainer, W3 (gram)
Berat tanah basah, W4 = W2 – W1 (gram)
Berat tanah kering, W5 = W3 – W1 (gram)
Berat tanah air, W6 = W4 – W5 (gram)
Kadar Air, w = (W6 / W5 ) x 100 %
Batas Plastis, %
Catatan :
UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA LABORATORIUM MEKANIKA TANAH
J l . Dr.Set iabudi 229 Bandung 40154 Indonesia Te lp. 62222013161/4 ext . 34044 6
UJI BATAS – BATAS ATTERBERG
ASTM D-4318-00
Nama Instansi :
Kedalaman Sampel Tanah :
Nama Proyek :
Nama Operator :
Lokasi Proyek :
Nama Engineer : Rizky M. Faisal
Deskripsi Tanah :
Tanggal Pengujian :
CASSAGRANDE PLASTICITY CHART
Jenis Tanah = Batas Susut (grafis) = Indeks Plastis, IP = Indeks Alir, IF = Indeks Kekakuan, IT = Indeks Konsistensi, IC = Indeks Kecairan, II =
Catatan :
UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA LABORATORIUM MEKANIKA TANAH
J l . Dr.Set iabudi 229 Bandung 40154 Indonesia Te lp. 62222013161/4 ext . 34044 7
UJI BATAS – BATAS ATTERBERG
ASTM D-4318-00
Nama Instansi :
Kedalaman Sampel Tanah :
Nama Proyek :
Nama Operator :
Lokasi Proyek :
Nama Engineer : Rizky M. Faisal
Deskripsi Tanah :
Tanggal Pengujian :
FOTO ALAT UJI
FOTO PROSES PENGUJIAN
Peralatan Batas Susut Peralatan Batas Cair Peralatan Batas Plastis
Pengujian Batas Susut Pengujian Batas Cair Pengujian Batas Plastis
UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA LABORATORIUM MEKANIKA TANAH
J l . Dr.Set iabudi 229 Bandung 40154 Indonesia Te lp. 62222013161/4 ext . 34044 1
UJI BERAT ISI DAN KADAR AIR TANAH
ASTM C-29 DAN ASTM D-2216-98
1. LINGKUP
Percobaan ini dilakukan untuk mengukur berat isi
dengan menggunakan uji ring gamma dan kadar air
alami tanah. Besaran-besaran lain yang dapat
diturunkan adalah angka pori (e), porositas (n), dan
derajat kejenuhan (Sr)
2. DEFINISI
a. Berat isi () adalah berat tanah persatuan
volume
b. Kadar air (w) : perbandingan antara berat air
dengan berat butir tanah, dinyatakan dalam
persen.
c. Derajat kejenuhan (Sr) : perbandingan volume
air dan volume pori total, dinyatakan dalam
persen.
d. Angka pori (e) : perbandingan antara volume
pori dan volume butir.
e. Porositas (n) : perbandingan antara volume pori
dan volume total
3. MAKSUD DAN TUJUAN SERTA APLIKASI
Maksud percobaan ini adalah untuk mengukur
sifat-sifat fisis tanah. Tujuan dari uji ini adalah
sebagai bagian dari klasifikasi tanah.
4. MANFAAT
Besaran yang diperoleh dapat digunakan untuk
korelasi empiris dengan sifat-sifat teknis tanah.
5. KETERBATASAN
Metode ini tidak dapat digunakan untuk tanah
dengan fraksi kasar.
6. PERALATAN
Alat-alat yang digunakan :
Silinder ring
Timbangan dengan ketelitian 0.01 gram
Oven
Desikator
Sample Extruder
Stickmaat (jangka sorong)
Pisau
Kontainer atau wadah kecil
7. PROSEDUR UJI – BERAT ISI TANAH
1. Silinder ring dibersihkan, kemudian dengan
stickmaat diukur diameter (d), tinggi (t), dan
beratnya ditimbang.
2. Silinder ring ditekan masuk ke dalam tanah
dan kemudian dengan alat dongkrak silinder
dikeluarkan, potong dengan pisau, kemudian
tanah di sekitar ring dibersihkan dan
permukaan tanah diratakan.
3. Ring + contoh tanah ditimbang, kemudian
dimasukkan ke dalam oven selama 24 jam
dengan suhu 105° C.
4. Sesudah itu, contoh tanah yang sudah kering
dimasukkan ke dalam desikator ± I jam.
5. Contoh tanah yang sudah dingin ditimbang,
didapat berat kering.
8. PROSEDUR UJI – KADAR AIR TANAH
1. Siapkan 3 wadah kontainer, beri nama dan
timbang beratnya masing-masing
2. Masukkan contoh tanah kedalam masing-
masing wadah kontainer tadi, timbang, dan
kemudian masukkan ke dalam oven selama 24
jam dengan suhu 105° C.
3. Sesudah itu, contoh tanah yang sudah kering
dimasukkan ke dalam desikator ± 1 jam.
4. Contoh tanah yang sudah dingin ditimbang,
didapat berat kering.
9. PELAPORAN HASIL UJI
1. Pelaporan harus memuat :
Nama instansi
Lokasi proyek
Deskripsi tanah
Kedalaman tanah
Nama operator
Nama engineer
Tanggal
2. Perhitungan berat isi tanah, kadar air,
derajat kejenuhan, angka pori, dan
porositas.
UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA LABORATORIUM MEKANIKA TANAH
J l . Dr.Set iabudi 229 Bandung 40154 Indonesia Te lp. 62222013161/4 ext . 34044 2
10. LAMPIRAN - LAMPIRAN
Diagram 3 fase
Berat Isi
Kadar Air (Water Content)
Derajat Kejenuhan (Degree of Saturation)
Angka Pori (Void Ratio)
Porositas
UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA LABORATORIUM MEKANIKA TANAH
J l . Dr.Set iabudi 229 Bandung 40154 Indonesia Te lp. 62222013161/4 ext . 34044 1
UJI BERAT ISI TANAH
ASTM C-29
Nama Instansi :
Kedalaman Sampel Tanah :
Nama Proyek :
Nama Operator :
Lokasi Proyek :
Nama Engineer : Rizky M. Faisal
Deskripsi Tanah :
Tanggal Pengujian :
ITEM NILAI SATUAN
No. Ring -
Tinggi Ring (t) cm
Diameter Ring (d) cm
Volume Ring, V cm3
Berat Ring, W1 gram
Berat Tanah Basah + Ring, W2 gram
Berat Tanah Kering + Ring, W3 gram
Berat Tanah Basah, W = W2 – W1 gram
Berat Tanah Kering, Ws = W3 – W1 gram
Berat Air, Ww = W – Ws gram
Kadar Air, wn = (ww / ws) x 100 % %
Berat Isi Tanah, n = W/V gr/cm3
Berat Isi Kering, d = n / (1+wn) gr/cm3
Catatan :
UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA LABORATORIUM MEKANIKA TANAH
J l . Dr.Set iabudi 229 Bandung 40154 Indonesia Te lp. 62222013161/4 ext . 34044 2
UJI KADAR AIR ALAMI TANAH
ASTM D-2216-98
Nama Instansi :
Kedalaman Sampel Tanah :
Nama Proyek :
Nama Operator :
Lokasi Proyek :
Nama Engineer : Rizky M. Faisal
Deskripsi Tanah :
Tanggal Pengujian :
No. Container - 1 2 3
Berat Container, W1 gram
Berat Tanah Basah + Container, W2 gram
Berat Tanah Kering + Container, W3 gram
Berat Tanah Basah, Wtb = W2 – W1 gram
Berat Tanah Kering, Ws = W3 – W1 gram
Berat Air, Ww = Wtb – Ws gram
Kadar Air, wn = (ww / ws) x 100 % %
Kadar Air Rata-rata, wn Average %
Catatan :
UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA LABORATORIUM MEKANIKA TANAH
J l . Dr.Set iabudi 229 Bandung 40154 Indonesia Te lp. 62222013161/4 ext . 34044 3
UJI KADAR AIR ALAMI TANAH
ASTM D-2216-98
Nama Instansi :
Kedalaman Sampel Tanah :
Nama Proyek :
Nama Operator :
Lokasi Proyek :
Nama Engineer : Rizky M. Faisal
Deskripsi Tanah :
Tanggal Pengujian :
FOTO ALAT UJI
FOTO PROSES PENGUJIAN
Peralatan Pengujian Berat Isi Peralatan Pengujian Kadar Air
Pengujian Berat Isi Pengujian Kadar Air
UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA LABORATORIUM MEKANIKA TANAH
J l . Dr.Set iabudi 229 Bandung 40154 Indonesia Te lp. 62222013161/4 ext . 34044 1
UJI BERAT JENIS TANAH
ASTM D-854-02 - ERLENMEYER
1. LINGKUP
Percobaan ini mencakup penentuan berat jenis
(specific gravity) tanah dengan menggunakan
botol Erlenmeyer. Tanah yang diuji harus lolos
saringan No. 4. Bila nilai berat jenis dan uji ini
hendak digunakan dalam perhitungan untuk uji
hydrometer, maka tanah harus lolos saringan #
200 (diameter = 0.074 mm).
2. DEFINISI
Berat jenis (specific gravity) tanah adalah
perbandingan antara berat isi butir tanah terhadap
berat isi air pada temperatur 4°C, tekanan 1
atmosfir
3. PENERAPAN BERAT JENIS TANAH
Berat jenis tanah digunakan pada hubungan
fungsional antara fase udara, air, dan butiran
dalam tanah dan oleh karenanya diperlukan
untuk perhitungan-perhitungan parameter indeks
tanah (index properties).
4. KETERBATASAN
Metoda ini tidak dapat digunakan untuk fraksi
kasar dan jenis-jenis material yang larut dalam
air atau jenis tanah dengan berat jenis < 1.0.
5. PERALATAN
Alat-alat yang digunakan :
Botol Erlenmeyer
Aquades
Timbangan dengan ketelitian 0.01 g
Termometer
Alat pemanas berupa kompor listrik
Oven
Evaporating dish dan mangkok porselin
Pipet
Batang pengaduk yang terbuat dari gelas
6. KETENTUAN
1. Botol Erlenmeyer harus mempunyai volume
sekurang-kurangnya 100 mL.
2. Contoh tanah yang diuji dapat berupa tanah
basah (pada kadar air alami) atau tanah
kering oven. Berat contoh tanah dalam
kondisi kering oven sekurangnya 25 gr
sedangkan bila contoh tanah yang digunakan
adalah tanah basah (pada kadar air alami),
maka berat keringnya harus ditentukan
kemudian.
7. PERSIAPAN UJI
Dilakukan kalibrasi terhadap Erlenmeyer, yaitu
dengan melakukan:
1. Erlenmeyer yang kosong dan bersih
ditimbang, kemudian diisi aquades sampai
batas kalibrasi (calibration mark).
2. Keringkan bagian luar Erlenmeyer dan juga
di daerah leher botol.
3. Erlenmeyer yang berisi aquades ditimbang
dan diukur suhunya. Harus diperhatikan
bahwa suhu di dalam botol harus merata.
4. Erlenmeyer dan aquades tadi dipanaskan di
atas kompor sampai suhunya naik 5 - 10° C.
Maka air akan naik melewati batas kalibrasi.
Kelebihan air diambil dengan pipet,
kemudian ditimbang.
5. Dalam melakukan pengukuran suhu, air
aquades dalam botol harus kita aduk dengan
batang pengaduk agar suhunya merata.
UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA LABORATORIUM MEKANIKA TANAH
J l . Dr.Set iabudi 229 Bandung 40154 Indonesia Te lp. 62222013161/4 ext . 34044 2
6. Dengan cara di atas, suhunya dinaikkan lagi
5 - 10° C, kelebihan air diambil, ditimbang
lagi. Dilakukan terus sampai suhunya ± 60°.
7. Hasil yang didapat digambarkan dalam suatu
grafik dengan temperatur sebagai absis, berat
Erlenmeyer + aquades sebagai ordinat.
8. PROSEDUR UJI
1. Ambil contoh tanah seberat ± 60 g. Contoh
tanah diremas dan dicampur dengan aquades
di dalam suatu cawan sehingga menyerupai
bubur yang homogen.
2. Adonan tanah ini kita masukkan ke dalam
Erlenmeyer dan tambahkan aquades.
3. Erlenmeyer yang berisi contoh tanah ini
dipanaskan di atas kompor listrik selama ±
10 menit supaya gelembung udaranya
keluar.
4. Sesudah itu Erlenmeyer diangkat dari
kompor dan ditambah dengan aquades
sampai batas kalibrasi, lalu diaduk sampai
suhunya merata.
5. Jika suhunya kurang dari 45° C, Erlenmeyer
dipanaskan sampai 45 - 50° C. Muka air
akan melewati batas kalibrasi lagi, kelebihan
air diambil dengan pipet. Sebelum
pengukuran suhu, selalu diaduk supaya
suhunya merata.
6. Erlenmeyer direndam dalam suatu dish yang
berisi air agar subunya turun.
7. Aduk agar temperaturnya merata. Setelah
mencapai suhu 35° C dikeluarkan dari dish,
bagian luar dikeringkan. Di sini permukaan
air turun (dari batas kalibrasi) maka perlu
ditambahkan aquades sampai batas kalibrasi,
kemudian ditimbang.
8. Suhu diturunkan lagi hingga mencapai 25° C
dengan cara yang sama, lalu Erlenmeyer
dikeluarkan, bagian luar dikeringkan,
ditambah air hingga batas kalibrasi dan
ditimbang.
9. Larutan tanah tersebut kemudian dituangkan
dalam dish yang telah ditimbang beratnya.
Tidak boleh ada tanah yang tersisa dalam
Erlenmeyer, jika perlu bilas dengan aquades
hingga bersih.
10. Dish + larutan contoh tanah dioven selama
24 jam dengan suhu 110° C.
11. Berat dish + tanah kering ditimbang
sehingga didapatkan berat kering tanah
(Ws).
12. Dari percobaan di atas akan didapatkan 4
harga Gs yang kemudian dirata-rata.
9. PERHITUNGAN DAN PELAPORAN
HASIL UJI
1. Pelaporan harus memuat:
Hasil kalibrasi Erlenmeyer
Nama instansi
Nama proyek
Lokasi proyek
Deskripsi tanah
Kedalaman tanah
Nama operator
Nama engineer
Tanggal
2. Tentukan berat jenis tanah berdasarkan
formula :
bwsbwS
tS
WWW
xGWGs
(Lihat formulir terlampir)
10. LAMPIRAN
Penurunan Rumus
UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA LABORATORIUM MEKANIKA TANAH
J l . Dr.Set iabudi 229 Bandung 40154 Indonesia Te lp. 62222013161/4 ext . 34044 3
dimana:
WW = berat air
WS = berat butir air
Wb = berat erienmeyer
WW1 = berat air yang ada dalam Erlenmeyer (kondisi II)
Wbws = berat Erlenmeyer + larutan tanah
Tabel Berat Jenis Air (Gt)
UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA LABORATORIUM MEKANIKA TANAH
J l . Dr.Set iabudi 229 Bandung 40154 Indonesia Te lp. 62222013161/4 ext . 34044 1
UJI BERAT JENIS TANAH
ASTM D-854-02
Nama Instansi :
Kedalaman Sampel Tanah :
Nama Proyek :
Nama Operator :
Lokasi Proyek :
Nama Engineer : Rizky M. Faisal
Deskripsi Tanah :
Tanggal Pengujian :
KALIBRASI ERLENMEYER
No. Temperatur (0C) Berat Erlenmeyer + Air, Wbw
(gram)
1
2
3
4
5
UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA LABORATORIUM MEKANIKA TANAH
J l . Dr.Set iabudi 229 Bandung 40154 Indonesia Te lp. 62222013161/4 ext . 34044 2
UJI BERAT JENIS TANAH
ASTM D-854-02
Nama Instansi :
Kedalaman Sampel Tanah :
Nama Proyek :
Nama Operator :
Lokasi Proyek :
Nama Engineer : Rizky M. Faisal
Deskripsi Tanah :
Tanggal Pengujian :
No. Uji 1 2 3 4
Temperatur (0C)
Berat Erlenmeyer + Larutan tanah, Wbws (gram)
Faktor Koreksi Berat Jenis Air, Gt
Berat Erlenmeyer + Air, Wbw (gram)
Berat Dish, Wd (gram)
Berat Dish + Tanah Kering, Wds (gram)
Berat Dish + Tanah Kering, Ws = Wds - Wd (gram)
Berat Air, Ww = Ws + Wbw – Wbws (gram)
Specific Gravity, Gs
Specific Gravity, Gs Average
Catatan :
UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA LABORATORIUM MEKANIKA TANAH
J l . Dr.Set iabudi 229 Bandung 40154 Indonesia Te lp. 62222013161/4 ext . 34044 3
UJI BERAT ISI TANAH
ASTM D-854-02
Nama Instansi :
Kedalaman Sampel Tanah :
Nama Proyek :
Nama Operator :
Lokasi Proyek :
Nama Engineer : Rizky M. Faisal
Deskripsi Tanah :
Tanggal Pengujian :
FOTO ALAT UJI
FOTO PROSES PENGUJIAN
Peralatan Pengujian Berat Jenis Peralatan Pengujian Berat Jenis
Pengujian Berat Jenis Pengujian Berat Jenis
UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA LABORATORIUM MEKANIKA TANAH
J l . Dr.Set iabudi 229 Bandung 40154 Indonesia Te lp. 62222013161/4 ext . 34044 1
UJI BERAT JENIS TANAH
ASTM D-854-02 - PIKNOMETER
1. LINGKUP
Percobaan ini mencakup penentuan berat jenis
(specific gravity) tanah dengan menggunakan
botol Piknometer. Tanah yang diuji harus lolos
saringan No. 4. Bila nilai berat jenis dan uji ini
hendak digunakan dalam perhitungan untuk uji
hydrometer, maka tanah harus lolos saringan #
200 (diameter = 0.074 mm).
2. DEFINISI
Berat jenis (specific gravity) tanah adalah
perbandingan antara berat isi butir tanah terhadap
berat isi air pada temperatur 4°C, tekanan 1
atmosfir
3. PENERAPAN BERAT JENIS TANAH
Berat jenis tanah digunakan pada hubungan
fungsional antara fase udara, air, dan butiran
dalam tanah dan oleh karenanya diperlukan untuk
perhitungan-perhitungan parameter indeks tanah
(index properties).
4. KETERBATASAN
Metoda ini tidak dapat digunakan untuk fraksi
kasar dan jenis-jenis material yang larut dalam air
atau jenis tanah dengan berat jenis < 1.0.
5. PERALATAN
Alat-alat yang digunakan :
Botol Piknometer (3 buah) – 50 ml
Aquades
Timbangan dengan ketelitian 0.01 g
Termometer
Alat pemanas berupa kompor listrik
Oven
Evaporating dish dan mangkok porselin
6. KETENTUAN
1. Contoh tanah yang diuji dapat berupa tanah
basah (pada kadar air alami) atau tanah kering
oven. Berat contoh tanah dalam kondisi
kering oven sekurangnya 25 gr sedangkan
bila contoh tanah yang digunakan adalah
tanah basah (pada kadar air alami), maka
berat keringnya harus ditentukan kemudian.
8. PROSEDUR UJI
1. Semua piknometer (3 buah), diberi nama,
lalu dibersihkan, dikeringkan, lalu
ditimbang. Catat berat piknometer tersebut
termasuk tutupnya (W1)
2. Piknometer tersebut diisi dengan air suling
(aquades), ukur suhunya, keringkan bagian
luar, lalu timbang piknometer tersebut (W4)
termasuk tutupnya.
Jika suhu air dalam piknometer tidak 250C,
maka perlu dilakukan korensi (k) terhadap
berat piknometer dan air yang digunakan
(lihat tabel 1), sehingga ;
W4 = k x W25
3. Ambil contoh tanah. Contoh tanah diremas
dan dicampur dengan aquades di dalam suatu
cawan sehingga menyerupai bubur yang
homogen.
4. Masukkan contoh tanah tersebut kedalam
piknometer lalu timbang berat piknometer +
contoh tanah tadi (W2)
5. Tambahkan air suling hingga 2/3 isi
piknometer
6. Panaskan piknometer + tanah + air tersebut
hingga mendidih untuk mengeluarkan udara
dari pori tanah +/- 10 menit
7. Dinginkan piknometer + tanah + air tersebut
hingga suhu ruangan
8. Tambahkan air aquades hingga penuh,
pasang tutup piknometer, bersihkan, lalu
timbang (W3)
9. Jika yang digunakan adalah tanah kering
maka pengujian berat jenis tanah selesai
sampai tahap ini.
Namun jika yang digunakan adalah sampel
tanah basah maka harus dicri berat keringn
ya, dengan cara menumpahkan isi
piknometer tersebut kedalam dish yang
sudah ditimbang sebelumnya, lalu keringkan
dalam oven selaman 24 jam, lalu dicari berat
keringnya
UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA LABORATORIUM MEKANIKA TANAH
J l . Dr.Set iabudi 229 Bandung 40154 Indonesia Te lp. 62222013161/4 ext . 34044 2
9. PERHITUNGAN DAN PELAPORAN
HASIL UJI
1. Pelaporan harus memuat:
Nama instansi
Nama proyek
Lokasi proyek
Deskripsi tanah
Kedalaman tanah
Nama operator
Nama engineer
Tanggal
2. Tentukan berat jenis tanah berdasarkan
formula :
)()( 2314
12
WWWW
WWGs
10. LAMPIRAN
Tabel 1
UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA LABORATORIUM MEKANIKA TANAH
J l . Dr.Set iabudi 229 Bandung 40154 Indonesia Te lp. 62222013161/4 ext . 34044 1
UJI BERAT JENIS TANAH
ASTM D-854-02
Nama Instansi :
Kedalaman Sampel Tanah :
Nama Proyek :
Nama Operator :
Lokasi Proyek :
Nama Engineer : Rizky M. Faisal
Deskripsi Tanah :
Tanggal Pengujian :
Piknometer No. 1 2 3
Berat pikno kosong, W1 (gram)
Berat pikno+air pada suhu uji, W4 (gram)
Faktor koreksi, k
Berat pikno+air pada suhu 250C, W4 (gram)
Berat pikno+tanah, W2 (gram)
Berat pikno+tanah+air, W3 (gram)
Specific Gravity, Gs
Specific Gravity, Gs average
Catatan :
UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA LABORATORIUM MEKANIKA TANAH
J l . Dr.Set iabudi 229 Bandung 40154 Indonesia Te lp. 62222013161/4 ext . 34044 2
UJI BERAT ISI TANAH
ASTM D-854-02
Nama Instansi :
Kedalaman Sampel Tanah :
Nama Proyek :
Nama Operator :
Lokasi Proyek :
Nama Engineer : Rizky M. Faisal
Deskripsi Tanah :
Tanggal Pengujian :
FOTO ALAT UJI
FOTO PROSES PENGUJIAN
Peralatan Pengujian Berat Jenis Peralatan Pengujian Berat Jenis
Pengujian Berat Jenis Pengujian Berat Jenis
UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA LABORATORIUM MEKANIKA TANAH
J l . Dr.Set iabudi 229 Bandung 40154 Indonesia Te lp. 62222013161/4 ext . 34044 1
UJI CALIFORNIA BEARING RATIO (CBR)
ASTM D1883
1. LINGKUP
Percobaan ini mencakup pengukuran nilai CBR di
laboratorium untuk tanah yang dipadatkan
berdasarkan uji kompaksi.
2. DEFINISI
California Bearing Ratio (CBR) adalah rasio
dari gaya perlawanan penetrasi (penetration
resistance) dari tanah terhadap penetrasi sebuah
piston yang ditekan secara kontinu dengan
gaya perlawanan penetrasi serupa pada contoh
tanah standard berupa batu pecah di California.
Rasio tersebut diambil pada penetrasi 2.5 dan
5.0 mm (0.1 dan 0.2 in) dengan ketentuan
angka tertinggi yang digunakan.
Gaya Perlawanan Penetrasi adalah gaya yang
diperlukan untuk menahan penetrasi konstan
dari suatu piston ke dalam tanah.
3. MAKSUD DAN TUJUAN SERTA
APLIKASI
Tujuan Percobaan ini adalah untuk menilai
kekuatan tanah dasar yang dikompaksi di
laboratorium yang akan digunakan dalam
perencanaan tebal perkerasan.
Hasil percobaan dinyatakan sebagai nilai CBR
(dalam %) yang nantinya dipakai untuk
menentukan tebal perkerasan.
4. MANFAAT
Perkerasan jalan adalah lapisan-lapisan bahan yang
dipasang di atas dasar untuk menerima beban lalu
lintas sehingga beban tersebut ditambah berat
perkerasan sendiri dapat dipikul oleh tanah dasar.
Lapis aus
Base
Perkerasan
Jalan
Sub Base
Tanah dasar
yang dipadatkan
Tebal perkerasan jalan bergantung kepada
kekakuan tanah dasar, kekuatan bahan perkerasan,
muatan roda, dan intensitas lalu lintas.
Untuk menentukan tebal perkerasan secara umum
biasanya kekuatan tanah dasar dinyatakan dalam
nilai CBR (California Bearing Ratio) dimana nilai
CBR adalah perbandingan kekuatan tanah dasar
atau bahan lain yang dipakai untuk pembuatan
perkerasan terhadap nilai CBR didapat dari
percobaan baik, untuk contoh tanah asli
(undisturbed sample) maupun contoh tanah yang
dipadatkan (compacted sample). Percobaan CBR
juga dapat dilakukan secara langsung di lapangan.
Pada perencanaan jalan baru, tebal perkerasan
biasanya ditentukan dari nilai CBR tanah dasar
yang dipadatkan. Nilai CBR yang dipergunakan
untuk perencanaan disebut CBR desain (CBR
design). Desain CBR didapat dari percobaan di
laboratorium dengan memperhitungkan dua faktor,
yaitu :
a. Kadar air tanah serta berat isi kering pada
waktu dipadatkan.
b. Percobaan pada kadar air yang mungkin terjadi
setelah perkerasan selesai dibuat.
5. KETERBATASAN
Uji CBR pada saat ini hanya dikaitkan dengan
keperluan perancangan tebal perkerasan. Agar
hasilnya valid, prosedur standar harus dijaga. CBR
merupakan parameter tak berdimensi dan tidak
berkaitan langsung dengan sifat tanah yang lain.
6. PERALATAN
Gbr. 1. Mold CBR
UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA LABORATORIUM MEKANIKA TANAH
J l . Dr.Set iabudi 229 Bandung 40154 Indonesia Te lp. 62222013161/4 ext . 34044 2
Gbr. 2. Alat Uji CBR
1. Peralatan untuk percobaan kompaksi, lengkap.
2. Peralatan untuk percobaan CBR :
Mold ukuran tinggi 7”, diameter 6”
berikut collar (3 buah)
Spacer dish tinggi 2” - 2.5”, diameter 6”
Hammer berat 5.5 atau 10 lb, tinggi jatuh
12” atau 18”
Surcharge load berat 10 lb (2 buah)
Alat pengukur CBR
3. Ayakan ukuran ¾” dan no. 4.
4. Sprayer untuk menyemprot air ke tanah
5. Pisau, scoop, tali karet.
6. Timbangan ketelitian 0.1 g
7. Ember untuk merendam mold + tanah
8. Alat pengukur swelling.
7. KETENTUAN
Contoh tanah yang dipakai tidak boleh lebih
besar dari 20 mm.
Contoh tanah yang diuji mempunyai kadar air
mendekati kadar air optimum (toleransi 5%).
8. PERSIAPAN UJI
1. Material disaring dan hanya digunakan yang
lolos saringan No. 4.
2. Penyesuaian kadar air
1. Kadar air optimum wopt
2. Bila kadar air tanah w0 > wopt maka contoh
tanah boleh dikeringkan udara. Bila kadar
air telah dicapai maka kadar air telah
sesuai bila berat tanah menjadi :
w Ww
w
opt
10
1
1
3. Bila kadar air (w0 %) kurang dari wopt
maka contoh tanah dibasahi dengan air
sebanyak
w Ww w
wgramw
opt
0
01
Kemudian disimpan dalam tempat tertutup
24 jam. Jumlah air yang ditambahkan
boleh sedikit lebih besar (0.5 % atau 1%)
untuk mengantisipasi penguapan.
9. PROSEDUR UJI
1. Siapkan contoh tanah kering seperti pada
percobaan kompaksi sebanyak 3 contoh
masing-masing 5 kg.
2. Tanah disaring dengan ayakan No. 4.
3. Contoh tanah tersebut kemudian disemprot
dengan air sehingga kadar airnya menjadi
woptimum dari percobaan kompaksi yang
dilakukan sebelumnya, dengan toleransi yang
diijinkan 3% dari woptimum tersebut.
4. Kemudian contoh tanah tersebut didiamkan
selama 24 jam (curing periode) agar kadar
airnya merata dan ditutup rapat-rapat agar
airnya tidak menguap.
5. Mold CBR disiapkan, spacer dish diletakkan di
bawah, selanjutnya mold diisi dengan contoh
tanah tadi sedemikian banyaknya sehingga
setelah ditumbuk mempunyai ketinggian 1/5
tinggi mold (modified) atau 1/3 tinggi mold
(standard).
Penumbukan dilakukan setiap lapis seperti pada
percobaan kompaksi (tetapi dengan jumlah
tumbukan yang berbeda untuk ketiga contoh).
Penumbukan pada setiap contoh adalah :
contoh tanah I : 5 lapis (modified), 3
lapis (standard), 10x/lapis
contoh tanah II : 5 lapis (modified), 3
lapis (standard), 25x/lapis
contoh tanah III : 5 lapis (modified), 3
lapis (standard), 56x/lapis
6. Mold dibalikkan, spacer dish dikeluarkan, lalu
ditimbang. Dengan menimbang mold kosong
bersih maka d dari setiap contoh tanah dapat
dihitung.
7. Kemudian kedua permukaan tanah diberi
kertas pori, dalam keadaan terbalik bagian
bawah diberi perforated based plate di atas
diberi surcharge load minimum 10 lb, yang
terdiri dari 2 bagian masing-masing 5 lb.
8. Mold + tanah yang sudah dipadatkan kemudian
direndam dalam air selama 4 x 24 jam, air
harus dapat masuk baik dari atas (swell plate)
maupun dari bawah (perforated plate) ke dalam
UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA LABORATORIUM MEKANIKA TANAH
J l . Dr.Set iabudi 229 Bandung 40154 Indonesia Te lp. 62222013161/4 ext . 34044 3
tanah yang direndam. Perendaman paling
sedikit 4 x 24 jam, tetapi boleh kurang dari 4
hari apabila sudah tidak menunjukkan
pengembangan lagi (swelling). Perendaman ini
disebut Soaking.
9. Selama perendaman setiap hari dibaca
besarnya swelling yang terjadi akhirnya
dihitung swelling totalnya dalam % terhadap
tinggi tanah semula. Syarat maksimum
swelling total adalah 3%, yang baik sekitar
1%.
10. Mold + contoh tanah diangkat dari dalam air,
buang air yang tergenang di atas contoh tanah
yang ada di dalam mold.
11. Dengan beban yang sama besar seperti pada
perendaman tadi, contoh tanah diperiksa CBR-
nya, yaitu dengan penekanan piston yang luas
bidang penekannya = 3 inci2. Kecepatan
penetrasi 0.05 in/menit. Dibaca penetrasi dan
tekanan yang diperlukan untuk penetrasi itu
setiap ½ menit atau setiap penetrasi 0.025 in.
10. PERHITUNGAN DAN PELAPORAN
HASIL UJI
1. Hitung besarnya beban (load) yang diperlukan
untuk setiap penetrasi. Beban ini dihitung
dengan mengalikan pembacaan proving ring
dengan faktor kalibrasinya.
2. Gambar grafik hubungan antara penetrasi
dengan beban, dimana penetrasi sebagai absis
dan beban sebagai ordinatnya. Dalam hal ini
akan didapat 3 buah grafik yang mana masing-
masing dipergunakan untuk menentukan :
CBR10 = CBR sehubungan dengan 10
tumbukan.
CBR25 = CBR sehubungan dengan 25
tumbukan.
CBR56 = CBR sehubungan dengan 56
tumbukan.
Jika bagian awal grafik ini cekung ke atas
maka harus diadakan koreksi terhadap titik nol.
Cara melakukannya adalah sebagai berikut :
Luruskan bagian grafik mulai dari bagian
yang cekung ke atas sehingga memotong
sumbu x (absis) di titik 0’.
Titik 0’ dijadikan pusat sumbu baru
sehingga semua titik pada sumbu x
bergeser sepanjang 00’.
Harga CBR dihitung pada harga penetrasi 0.1”
dan 0.2” dengan rumus sebagai berikut :
CBR = corrected load
standard loadx 100%
Jadi :
CBRA
013000
100%.
CBRB
0 24500
100%.
dimana :
A dan B adalah beban-beban untuk penetrasi 0.1”
dan 0.2” dalam satuan lbs.
Dari kedua nilai di atas diambil yang terbesar.
3. Hitung d dari setiap contoh tanah dengan cara
:
Vtanah = Vmold - Vdish
w = wopt toleransi
Wtanah = Wmold + tanah - Wmold
d
W
V W
( )1(setiap contoh tanah)
4. Grafik kompaksi (d - w), dengan skala d yang
sama.
5. Nilai Desain
Hasil Percobaan dinyatakan dengan membuat grafik
antara d terhadap CBR dengan ketentuan CBR
sebagai absis dan d sebagai ordinat.
11. LAMPIRAN
Standard Load adalah beban yang dibutuhkan untuk
mendapatkan penetrasi tertentu, misalnya : 0.1”,
0.2”, … dan seterusnya pada material standar.
Besar standar load adalah :
Penetration
(inci)
Load
(lb)
0.1 3000
0.2 4500
0.3 5700
0.4 6900
0.5 7800
Klasifikasi Harga CBR
CBR Description
0 - 3 very poor
3 - 7 poor
7 - 20 fair
20 - 50 good
> 50 excellent
UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA LABORATORIUM MEKANIKA TANAH
J l . Dr.Set iabudi 229 Bandung 40154 Indonesia Te lp. 62222013161/4 ext . 34044 2
UJI CALIFORNIA BEARING RATIO (CBR)
ASTM D1883
Nama Instansi :
Kedalaman Sampel Tanah :
Nama Proyek :
Nama Operator :
Lokasi Proyek :
Nama Engineer : Rizky M. Faisal
Deskripsi Tanah :
Tanggal Pengujian :
CBR DATA
METODE PEMADATAN
UNSOAKED SOAKED
10 pukulan
25 pukulan
56 pukulan
10 pukulan
25 pukulan
56 pukulan
Tinggi Mold, tmold (cm)
Diameter Mold, Dmold (cm)
Volume Mold, Vmold (cm3)
Berat Mold, Wmold (gr)
SEBELUM PENGUJIAN
METODE PEMADATAN
UNSOAKED SOAKED
10 pukulan
25 pukulan
56 pukulan
10 pukulan
25 pukulan
56 pukulan
Berat Mold + Tanah Basah (gr)
Berat isi, (gr/cm3)
UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA LABORATORIUM MEKANIKA TANAH
J l . Dr.Set iabudi 229 Bandung 40154 Indonesia Te lp. 62222013161/4 ext . 34044 3
UJI CALIFORNIA BEARING RATIO (CBR)
ASTM D1883
Nama Instansi :
Kedalaman Sampel Tanah :
Nama Proyek :
Nama Operator :
Lokasi Proyek :
Nama Engineer : Rizky M. Faisal
Deskripsi Tanah :
Tanggal Pengujian :
UNSOAKED – TIDAK TERENDAM
Waktu Penuru
nan
10 Pukulan 25 Pukulan 56 Pukulan
Pembacaan Arloji
Load Pembacaan Arloji
Load Pembacaan Arloji
Load
(menit) (inchi) (div) (lb) (div) (lb) (div) (lb)
0.00 0.0000 0.25 0.0125 0.50 0.0250 1.00 0.0500 1.50 0.0750 2.00 0.1000 3.00 0.1500 4.00 0.2000 6.00 0.3000 8.00 0.4000
10.00 0.5000
UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA LABORATORIUM MEKANIKA TANAH
J l . Dr.Set iabudi 229 Bandung 40154 Indonesia Te lp. 62222013161/4 ext . 34044 4
UJI CALIFORNIA BEARING RATIO (CBR)
ASTM D1883
Nama Instansi :
Kedalaman Sampel Tanah :
Nama Proyek :
Nama Operator :
Lokasi Proyek :
Nama Engineer : Rizky M. Faisal
Deskripsi Tanah :
Tanggal Pengujian :
PEMERIKSAAN KADAR AIR
Uji ke- 10 Pukulan 25 Pukulan 56 Pukulan
Sampel tanah A T B A T B A T B
Kontainer, W1 (gr) Kontainer + tanah basah, W2 (gr)
Kontainer + tanah kering, W3 (gr)
Tanah basah, W4 = W2 – W1 (gr)
Tanah kering, W5 = W3 – W1 (gr)
Berat air, W6 = W4 – W5 (gr)
Kadar air, w = (W6/W5) x 100%
Kadar air rata-rata, waverage (%)
Berat isi kering, dry (gr/cm3)
UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA LABORATORIUM MEKANIKA TANAH
J l . Dr.Set iabudi 229 Bandung 40154 Indonesia Te lp. 62222013161/4 ext . 34044 5
UJI CALIFORNIA BEARING RATIO (CBR)
ASTM D1883
Nama Instansi :
Kedalaman Sampel Tanah :
Nama Proyek :
Nama Operator :
Lokasi Proyek :
Nama Engineer : Rizky M. Faisal
Deskripsi Tanah :
Tanggal Pengujian :
UNSOAKED CURVE – 10 PUKULAN
0.00 0.05 0.10 0.15 0.20 0.25 0.30 0.35 0.40 0.45 0.50 0.55
Beb
an
(lb
)
Penurunan (inci)
Grafik CBR
Penurunan Beban standar Pembacaan Beban CBR(inch) (lbs) (lbs) (%)
0.1000 3000
0.2000 4500 NILAI CBR UNTUK 10 PUKULAN = %
UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA LABORATORIUM MEKANIKA TANAH
J l . Dr.Set iabudi 229 Bandung 40154 Indonesia Te lp. 62222013161/4 ext . 34044 6
UJI CALIFORNIA BEARING RATIO (CBR)
ASTM D1883
Nama Instansi :
Kedalaman Sampel Tanah :
Nama Proyek :
Nama Operator :
Lokasi Proyek :
Nama Engineer : Rizky M. Faisal
Deskripsi Tanah :
Tanggal Pengujian :
UNSOAKED CURVE – 25 PUKULAN
0.00 0.05 0.10 0.15 0.20 0.25 0.30 0.35 0.40 0.45 0.50 0.55
Beb
an
(lb
)
Penurunan (inci)
Grafik CBR
Penurunan Beban standar Pembacaan Beban CBR(inch) (lbs) (lbs) (%)
0.1000 3000
0.2000 4500 NILAI CBR UNTUK 25 PUKULAN = %
UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA LABORATORIUM MEKANIKA TANAH
J l . Dr.Set iabudi 229 Bandung 40154 Indonesia Te lp. 62222013161/4 ext . 34044 7
UJI CALIFORNIA BEARING RATIO (CBR)
ASTM D1883
Nama Instansi :
Kedalaman Sampel Tanah :
Nama Proyek :
Nama Operator :
Lokasi Proyek :
Nama Engineer : Rizky M. Faisal
Deskripsi Tanah :
Tanggal Pengujian :
UNSOAKED CURVE – 56 PUKULAN
0.00 0.05 0.10 0.15 0.20 0.25 0.30 0.35 0.40 0.45 0.50 0.55
Beb
an
(lb
)
Penurunan (inci)
Grafik CBR
Penurunan Beban standar Pembacaan Beban CBR(inch) (lbs) (lbs) (%)
0.1000 3000
0.2000 4500 NILAI CBR UNTUK 56 PUKULAN = %
UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA LABORATORIUM MEKANIKA TANAH
J l . Dr.Set iabudi 229 Bandung 40154 Indonesia Te lp. 62222013161/4 ext . 34044 8
UJI CALIFORNIA BEARING RATIO (CBR)
ASTM D1883
Nama Instansi :
Kedalaman Sampel Tanah :
Nama Proyek :
Nama Operator :
Lokasi Proyek :
Nama Engineer : Rizky M. Faisal
Deskripsi Tanah :
Tanggal Pengujian :
RESUME FOR UNSOAKED CURVE
METODE PEMADATAN
UNSOAKED
10 pukulan
25 pukulan
56 pukulan
Berat isi kering, dry (gr/cm3)
CBR (%)
CBR DESIGN CURVE
Be
rat
isi
keri
ng,
d
(gr/
cm3)
CBR (%)
Be
rat
isi
keri
ng,
d
(gr/
cm3)
Kadar Air, w (%)
NILAI CBR DESAIN = % Catatan :
UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA LABORATORIUM MEKANIKA TANAH
J l . Dr.Set iabudi 229 Bandung 40154 Indonesia Te lp. 62222013161/4 ext . 34044 9
UJI CALIFORNIA BEARING RATIO (CBR)
ASTM D1883
Nama Instansi :
Kedalaman Sampel Tanah :
Nama Proyek :
Nama Operator :
Lokasi Proyek :
Nama Engineer : Rizky M. Faisal
Deskripsi Tanah :
Tanggal Pengujian :
SWELLING TEST UNTUK PENGUJIAN TERENDAM SOAKED
Waktu 10 Pukulan 25 Pukulan 56 Pukulan
Pengembangan Pengembangan Pengembangan
(menit) (div) (mm) (div) (mm) (div) (mm)
0.00 1.00 2.00 4.00
10.00 30.00 60.00 2 jam 4 jam 8 jam
24 jam 36 jam 48 jam 60 jam 72 jam 84 jam
UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA LABORATORIUM MEKANIKA TANAH
J l . Dr.Set iabudi 229 Bandung 40154 Indonesia Te lp. 62222013161/4 ext . 34044 10
UJI CALIFORNIA BEARING RATIO (CBR)
ASTM D1883
Nama Instansi :
Kedalaman Sampel Tanah :
Nama Proyek :
Nama Operator :
Lokasi Proyek :
Nama Engineer : Rizky M. Faisal
Deskripsi Tanah :
Tanggal Pengujian :
SWELLING TEST UNTUK PENGUJIAN TERENDAM SOAKED
Pe
nge
mb
anga
n (
mm
)
Waktu (jam)
Swelling(%)
10 x 3000
25 x 450025 x 4500
PengujianTinggi Sampel
Awal (cm)Pengembangan (cm)
UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA LABORATORIUM MEKANIKA TANAH
J l . Dr.Set iabudi 229 Bandung 40154 Indonesia Te lp. 62222013161/4 ext . 34044 11
UJI CALIFORNIA BEARING RATIO (CBR)
ASTM D1883
Nama Instansi :
Kedalaman Sampel Tanah :
Nama Proyek :
Nama Operator :
Lokasi Proyek :
Nama Engineer : Rizky M. Faisal
Deskripsi Tanah :
Tanggal Pengujian :
SOAKED – TERENDAM
Waktu Penuru
nan
10 Pukulan 25 Pukulan 56 Pukulan
Pembacaan Arloji
Load Pembacaan Arloji
Load Pembacaan Arloji
Load
(menit) (inchi) (div) (lb) (div) (lb) (div) (lb)
0.00 0.0000 0.25 0.0125 0.50 0.0250 1.00 0.0500 1.50 0.0750 2.00 0.1000 3.00 0.1500 4.00 0.2000 6.00 0.3000 8.00 0.4000
10.00 0.5000
UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA LABORATORIUM MEKANIKA TANAH
J l . Dr.Set iabudi 229 Bandung 40154 Indonesia Te lp. 62222013161/4 ext . 34044 12
UJI CALIFORNIA BEARING RATIO (CBR)
ASTM D1883
Nama Instansi :
Kedalaman Sampel Tanah :
Nama Proyek :
Nama Operator :
Lokasi Proyek :
Nama Engineer : Rizky M. Faisal
Deskripsi Tanah :
Tanggal Pengujian :
PEMERIKSAAN KADAR AIR
Uji ke- 10 Pukulan 25 Pukulan 56 Pukulan
Sampel tanah A T B A T B A T B
Kontainer, W1 (gr) Kontainer + tanah basah, W2 (gr)
Kontainer + tanah kering, W3 (gr)
Tanah basah, W4 = W2 – W1 (gr)
Tanah kering, W5 = W3 – W1 (gr)
Berat air, W6 = W4 – W5 (gr)
Kadar air, w = (W6/W5) x 100%
Kadar air rata-rata, waverage (%)
Berat isi kering, dry (gr/cm3)
UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA LABORATORIUM MEKANIKA TANAH
J l . Dr.Set iabudi 229 Bandung 40154 Indonesia Te lp. 62222013161/4 ext . 34044 13
UJI CALIFORNIA BEARING RATIO (CBR)
ASTM D1883
Nama Instansi :
Kedalaman Sampel Tanah :
Nama Proyek :
Nama Operator :
Lokasi Proyek :
Nama Engineer : Rizky M. Faisal
Deskripsi Tanah :
Tanggal Pengujian :
SOAKED CURVE – 10 PUKULAN
0.00 0.05 0.10 0.15 0.20 0.25 0.30 0.35 0.40 0.45 0.50 0.55
Beb
an
(lb
)
Penurunan (inci)
Grafik CBR
Penurunan Beban standar Pembacaan Beban CBR(inch) (lbs) (lbs) (%)
0.1000 3000
0.2000 4500 NILAI CBR UNTUK 10 PUKULAN = %
UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA LABORATORIUM MEKANIKA TANAH
J l . Dr.Set iabudi 229 Bandung 40154 Indonesia Te lp. 62222013161/4 ext . 34044 14
UJI CALIFORNIA BEARING RATIO (CBR)
ASTM D1883
Nama Instansi :
Kedalaman Sampel Tanah :
Nama Proyek :
Nama Operator :
Lokasi Proyek :
Nama Engineer : Rizky M. Faisal
Deskripsi Tanah :
Tanggal Pengujian :
SOAKED CURVE – 25 PUKULAN
0.00 0.05 0.10 0.15 0.20 0.25 0.30 0.35 0.40 0.45 0.50 0.55
Beb
an
(lb
)
Penurunan (inci)
Grafik CBR
Penurunan Beban standar Pembacaan Beban CBR(inch) (lbs) (lbs) (%)
0.1000 3000
0.2000 4500 NILAI CBR UNTUK 25 PUKULAN = %
UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA LABORATORIUM MEKANIKA TANAH
J l . Dr.Set iabudi 229 Bandung 40154 Indonesia Te lp. 62222013161/4 ext . 34044 15
UJI CALIFORNIA BEARING RATIO (CBR)
ASTM D1883
Nama Instansi :
Kedalaman Sampel Tanah :
Nama Proyek :
Nama Operator :
Lokasi Proyek :
Nama Engineer : Rizky M. Faisal
Deskripsi Tanah :
Tanggal Pengujian :
SOAKED CURVE – 56 PUKULAN
0.00 0.05 0.10 0.15 0.20 0.25 0.30 0.35 0.40 0.45 0.50 0.55
Beb
an
(lb
)
Penurunan (inci)
Grafik CBR
Penurunan Beban standar Pembacaan Beban CBR(inch) (lbs) (lbs) (%)
0.1000 3000
0.2000 4500 NILAI CBR UNTUK 56 PUKULAN = %
UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA LABORATORIUM MEKANIKA TANAH
J l . Dr.Set iabudi 229 Bandung 40154 Indonesia Te lp. 62222013161/4 ext . 34044 16
UJI CALIFORNIA BEARING RATIO (CBR)
ASTM D1883
Nama Instansi :
Kedalaman Sampel Tanah :
Nama Proyek :
Nama Operator :
Lokasi Proyek :
Nama Engineer : Rizky M. Faisal
Deskripsi Tanah :
Tanggal Pengujian :
RESUME FOR SOAKED CURVE
METODE PEMADATAN
UNSOAKED
10 pukulan
25 pukulan
56 pukulan
Berat isi kering, dry (gr/cm3)
CBR (%)
CBR DESIGN CURVE
Be
rat
isi
keri
ng,
d
(gr/
cm3)
CBR (%)
Be
rat
isi
keri
ng,
d
(gr/
cm3)
Kadar Air, w (%)
NILAI CBR DESAIN = % Catatan :
UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA LABORATORIUM MEKANIKA TANAH
J l . Dr.Set iabudi 229 Bandung 40154 Indonesia Te lp. 62222013161/4 ext . 34044 17
UJI CALIFORNIA BEARING RATIO (CBR)
ASTM D1883
Nama Instansi :
Kedalaman Sampel Tanah :
Nama Proyek :
Nama Operator :
Lokasi Proyek :
Nama Engineer : Rizky M. Faisal
Deskripsi Tanah :
Tanggal Pengujian :
FOTO ALAT UJI
FOTO PROSES PENGUJIAN
Peralatan Pengujian CBR Peralatan Pengujian CBR
Pengujian CBR Pengujian CBR
UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA LABORATORIUM MEKANIKA TANAH
J l . Dr.Set iabudi 229 Bandung 40154 Indonesia Te lp. 62222013161/4 ext . 34044 1
UJI GESER LANGSUNG (DIRECT SHEAR TEST) ASTM D-3080-04
1. LINGKUP
Pedoman ini mencakup metode pengukuran kuat
geser tanah menggunakan uji geser langsung UU.
Interpretasi kuat geser dengan cara ini bersifat
langsung sehingga tidak dibahas secara rinci.
2. DEFINISI
Gaya normal adalah gaya yang bekerja tegak lurus
terhadap bidang yang ditinjau.
Gaya geser adalah gaya yang bekerja secara
menyinggung atau sejajar bidang yang ditinjau.
Tegangan normal (n) adalah gaya normal per
satuan luas.
Tegangan geser () adalah gaya geser per satuan
luas.
Peralihan (displacement) adalah perpindahan
horisontal suatu bidang geser relatif terhadap
bidang lain dalam arah kerja gaya geser.
Kohesi (cu) adalah kuat geser tanah akibat gaya
tarik antar partikel.
Sudut geser dalam () adalah komponen kuat geser
tanah akibat geseran antara partikel.
Kuat geser adalah tegangan geser maksimum yang
dapat ditahan oleh suatu bidang (dalam tanah) di
bawah kondisi tertentu.
Kuat geser puncak (peak strength) adalah kuat
geser tertinggi pada suatu rentang peralihan atau
regangan tertentu.
Kuat geser residual adalah tahanan geser tanah pada
regangan atau peralihan yang besar yang bersifat
konstan. Kuat geser residual ini dicapai setelah kuat
geser puncak dilampaui.
Dilatansi adalah pengembangan volume tanah saat
dikenai tegangan geser
3. MAKSUD DAN TUJUAN
Maksud dari uji geser langsung adalah untuk
memperoleh besarnya tahanan geser tanah pada
tegangan normal tertentu. Tujuannya adalah untuk
mendapatkan kuat geser tanah.
4. MANFAAT
Hasil uji geser langsung dapat digunakan untuk
analisis kestabilan dalam bidang geoteknik, di
antaranya untuk analisis kestabilan lereng, daya
dukung pondasi, analisis dinding penahan, dan lain-
lain.
5. KETERBATASAN
Uji geser langsung tidak dapat mengukur tekanan
air pori yang timbul saat penggeseran dan tidak
dapat mengontrol tegangan yang terjadi di
sekeliling contoh tanah. Di samping itu
keterbatasan uji geser langsung yang lain adalah
karena bidang runtuh tanah ditentukan, meskipun
belum tentu merupakan bidang terlemah.
6. PERALATAN
Alat-alat yang digunakan :
Shear box / kotak geser
Terdiri dari 2 buah rangka untuk memegang
contoh tanah dengan baik dan dapat disatukan
satu sama lain dengan sekrup pada waktu
konsolidasi. Kedua rangka diusahakan
mempunyai bidang persentuhan yang sekecil
mungkin untuk mengurangi gesekan. Kedua
rangka terletak di dalam kotak yang dapat diisi
air untuk merendam contoh tanah selama
percobaan berlangsung. Rangka bagian atas
mempunyai dudukan yang dihubungkan
dengan piston yang berhubungan dengan
proving ring. Proving ring ini dipergunakan
untuk mengukur gaya geser horisontal yang
digunakan untuk menggeser contoh tanah.
Bagian untuk menngeser shear box
Dilengkapi dengan sistem transmisi yang
memungkinkan diganti-gantinya kecepatan
penggeseran yaitu dengan mengganti susunan
gigi transmisinya. Penggeseran horisontal ini
dapat dilakukan secara manual atau dengan
menggunakan motor listrik.
Proving ring
UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA LABORATORIUM MEKANIKA TANAH
J l . Dr.Set iabudi 229 Bandung 40154 Indonesia Te lp. 62222013161/4 ext . 34044 2
Dial untuk mengukur deformasi vertikal dan
horisontal
Beban konsolidasi
Batu pori dari bahan yang tidak berkarat (k =
0.1 cm/det)
Pelat untuk menjepit contoh tanah
Ring untuk mengambil/mencetak contoh tanah
dari tabung sampel
Dolly, untuk memindahkan contoh tanah dari
ring ke shear box
Timbangan dengan ketelitian 0.01 gr
Kertas filter
Oven
Stopwatch
Pisau dan palet
7. KETENTUAN
Alat yang digunakan harus dalam keadaan baik
dan proving maupun alat pengukur yang lain
telah dikalibrasikan.
Contoh tanah harus representatif atau mewakili
kondisi yang akan terjadi di lapangan.
UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA LABORATORIUM MEKANIKA TANAH
J l . Dr.Set iabudi 229 Bandung 40154 Indonesia Te lp. 62222013161/4 ext . 34044 3
Alat Uji Geser Langsung
8. PERSIAPAN UJI
8.1. PERSIAPAN ALAT UJI
Sebelum mengoperasikan peralatan, harus
dilakukan pemeriksaan terhadap :
1. Ketersediaan minyak pelumas
2. Kesesuaian sumber arus listrik yang
dipergunakan
Lengan beban dalam kedudukan horisontal.
Penyetelan dilakukan dengan menaikturunkan
beam jack dan dengan memperhatikan counter
balanced lever loading arm
8.2. PERSIAPAN CONTOH TANAH
1. Contoh tanah non-kohesif
Dibentuk dengan langsung dengan meletakkan
tanah non-kohesif pada shear box dengan
kepadatan yang sesuai tanah asli, atau sesuai
dengan kepadatan tanah kompaksi. Berat contoh
tanah harus ditimbang.
2. Contoh tanah kohesif
Dibentuk dengan menekan ring contoh tanah ke
dalam tabung sampel. Setelah kedua sisinya
dipotong dan dirapikan, maka contoh tanah
ditimbang beratnya, supaya dapat diketahui
berat isi dan kadar air awalnya. Selanjutnya
contoh tanah dipindahkan ke dalam shear box
dengan cara menekan contoh tanah yang ada di
dalam ring dengan dolly atau tangan.
Contoh tanah kohesif kompaksi dengan
kepadatan tertentu dibentuk di dalam ring
contoh tanah. Dicari dahulu berat contoh tanah
yang harus diisikan agar diperoleh kepadatan
yang dimaksudkan.
Memasukkan Contoh Tanah Kohesif ke dalam
Shear Box
9. PROSEDUR UJI
1. Siapkan semua peralatan yang diperlukan
2. Keluarkan shear box dari tempat airnya.
Jadikan satu shear box bagian atas dan bawah
dengan memasang baut penguncinya.
Masukkan pelat dasar pada bagian paling
bawah dari shear box dan diatasnya dipasang
batu pori yang sebelumnya telah dicelupkan
dalam aquades atau direbus dahulu untuk
mengeluarkan udara yang ada di dalam pori-
porinya. Diatas batu pori diberi kertas filter
yang sebelumnya juga telah dicelupkan dalam
aquades. Dan diatas kertas filter ini
dimasukkan pelat berlubang yang beralur, alur
ini harus menghadap keatas dan arah alurnya
harus tegak lurus arah penggeseran, hal ini
dimaksudkan agar contoh tanah benar-benar
terjepit secara kuat pada waktu dilakukan
penggeseran.
Masukkan kembali shear box ke dalam tempat
airnya. Dan tempatkan kedudukannya dengan
mengencangkan dua buah baut penjepit yang
ada.
UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA LABORATORIUM MEKANIKA TANAH
J l . Dr.Set iabudi 229 Bandung 40154 Indonesia Te lp. 62222013161/4 ext . 34044 2
3. Masukkan contoh tanah ke dalam shear box
dengan susunan sebagaimana ditunjukkan
Gbr. 2.
4. Atur agar pelat pendorong tepat menempel
pada shear box bagian bawah.
Cara menggerakkannya ialah:
Lepaskan kunci penggerak manual dengan
menarik clutch, sekarang penggeser dapat
digerakkan dengan memutar handwheel.
Memutar handwheel searah jarum jam akan
menyebabkan pergeseran ke kanan/maju dan
sebaliknya.
Setelah penggeser tepat bersinggungan dengan
shear box bagian bawah, maka kembalikan
lagi clutch pada kedudukan terkunci, yaitu
dengan jalan menarik dan memutarnya.
5. Piston proving ring diatur agar tepat
menyinggung shear box bagian atas, ini berarti
proving ring belum menerima beban. Jadi dial
proving ring juga harus diatur tepat pada nol,
demikan juga dial pengukur deformasi
horisontal.
6. Atur kedudukan loading yoke dalam posisi
kerja, tempatkan juga kedudukan dial untuk
mengukur deformasi vertikal. Atur kedudukan
dial ini pada posisi tertentu.
7. Siapkan beban konsolidasinya. Lengan
pembebanan ini mempunyai perbandingan
panjang 1:10, jadi beban yang bekerja juga
mempunyai perbandingan 1 : 10.
8. Contoh tanah siap digeser, dengan lebih
dahulu menentukan kecepatan
penggeserannya.
9. Atur susunan gigi agar kecepatan penggeseran
sesuai dengan yan diinginkan.
Kecepatan penggeseran yang umumnya
dipakai ialah : 0,30 mm/menit
10. Periksa sekali lagi apakah jarum dial proving
ring dan dial deformasi horisontal tepat pada
posisi normal. Sekarang penggeseran dapat
dimulai, tapi jangan lupa melepaskan kedua
baut yang menyatukan shear box bagian atas
dan bawah. Periksa juga clutch, apakah sudah
terkunci.
Hidupkan tombol POWER, lampu indikator
akan menyala. Penggeseran dapat dimulai
dengan menekan tombol B D, karena posisi
gigi pada D.
Susunan Gigi Penggerak dan Gigi Putar.
Posisi Gigi
Control Panel
Lakukan pencatatan waktu pada saat
penggeseran dimulai dan amati bahwa jarum
dial proving ring dan dial deformasi horisontal
mulai bergerak, apabila kedua jarum dial
tersebut tidak bergerak berarti ujung dial
tersebut belum menyentuh, hentikan dengan
mematikan tombol B D, dan atur ujung dial
pada kedudukan yang tepat.
Lakukan pembacaan dan pencatatan dial
proving ring, dial deformasi vertikal atau dial
settlement, tiap dial deformasi horisontal
bergerak 20 divisi.
Lakukan pembacaan sampai contoh tanah
runtuh, yang dapat diketahui dari dial proving
ring yang mulai turun. Setelah mencapai
maksimum lakukan pembacaan terus
sebanyak 4 kali.
Atau hentikan penggeseran kalau dial proving
ring sudah mencapai 670 divisi.
Setelah penggeseran selesai, maka kembalikan
shear box pada posisi sebelum digeser, dengan
UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA LABORATORIUM MEKANIKA TANAH
J l . Dr.Set iabudi 229 Bandung 40154 Indonesia Te lp. 62222013161/4 ext . 34044 3
menggerak mundur secara manual. Lepaskan
beban konsolidasi dan keluarkan shear box
dari tempatnya.
13. Keluarkan contoh tanah dari shear box, timbang
berat contoh tanah ini dan masukkan oven
selama 24 jam dalam suhu 105C, untuk
mengetahui kadar air akhirnya.
14. Ulangi semua prosedur di atas dengan dua
buah contoh tanah lagi, tetapi dengan
menggunakan tegangan normal yang lain.
10. PELAPORAN HASIL UJI
Laporan hasil uji harus memberikan informasi :
Nama instansi / perusahaan, Nama proyek, Lokasi,
Deskripsi tanah, Tanggal pengujian, Kedalaman
tanah, Nama operator, Nama engineer yang
bertanggung jawab
Interpretasi uji geser langsung :
Isi Tabel Uji Geser Langsung
Plot grafik Peralihan Horisontal vs Tegangan
Geser
Plot grafik Peralihan Horisontal vs Pergerakan
Vertikal
Plot Tegangan Geser Maksimum untuk setiap
tegangan normal yang diberikan, tarik garis
lurus terbaik (regresi) dari ketiga titik tersebut,
sehingga diperoleh c dan .
11. LAMPIRAN
Percobaan Uji Geser Langsung ini juga dapat
digunakan untuk menentukan besarnya kuat
geser residual (tegangan sisa yang masih ada di
dalam tanah setelah tanah mengalami regangan
yang besar). Tegangan sisa ini diperoleh dengan
menggeser lagi contoh tanah yang sudah runtuh
(setelah dikembalikan lagi sampai tegangan
gesernya nol).
Gaya geser diperoleh dari pembacaan proving
ring dial x kalibrasi proving ring.
Tegangan geser = gaya geser
Ac kg/cm2
Bila luas tampang hendak dikoreksi, gunakan
faktor koreksi yang sesuai.
Misalkan kecepatan penggeseran yang
didapatkan dari perhitungan = 0,30 mm/menit
dari tabel Kecepatan Alat :
Gigi penggerak = 36
Gigi putar = 54
Posisi gigi pada = A
Keterangan :
Gigi penggerak : gigi yang menggerakkan
(sebelah kiri)
Gigi putar : gigi yang digerakkan (sebelah
kanan)
Tabel Kecepatan Alat
KECEPATAN ALAT
(mm/menit)
DRIVER
DRIVEN
30
60
60
30
36
54
54
36
45
45 A 0.18980 0.82250 0.27630 0.57380 0.41500
GEAR B 0.03430 0.15240 0.04540 0.11850 0.07850
CHANGE C 0.00620 0.02180 0.00700 0.01910 0.01630
POSITION D 0.00140 0.00570 0.00120 0.00490 0.00290
E 0.00017 0.00069 0.00038 0.00063 0.00043
Koreksi luas penampang :
Untuk contoh tanah persegi empat dengan
panjang sisi a :
Ac a a
Untuk contoh tanah silinder dengan diameter D
:
AcD
D
2
2
sin
dimana
cos
1
D dalam radian
Koreksi Luas Penampang
UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA LABORATORIUM MEKANIKA TANAH
J l . Dr.Set iabudi 229 Bandung 40154 Indonesia Te lp. 62222013161/4 ext . 34044 1
UJI GESER LANGSUNG (DIRECT SHEAR TEST)
ASTM D-3080-04
Nama Instansi :
Kedalaman Sampel Tanah :
Nama Proyek :
Nama Operator :
Lokasi Proyek :
Nama Engineer : Rizky M. Faisal
Deskripsi Tanah :
Tanggal Pengujian :
Tegangan normal (1-1) = kg/cm2
Waktu
Perlaihan
Horizontal
Load Dial
Reading
Beban
Horizontal
Luas
Koreksi
Tegangan
Geser
Pergerakan
vertikal
Pergerakan
vertikal
(mm) (div.) (kg) (cm2) (kg/cm2) (div) (mm)
UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA LABORATORIUM MEKANIKA TANAH
J l . Dr.Set iabudi 229 Bandung 40154 Indonesia Te lp. 62222013161/4 ext . 34044 2
UJI GESER LANGSUNG (DIRECT SHEAR TEST)
ASTM D-3080-04
Nama Instansi :
Kedalaman Sampel Tanah :
Nama Proyek :
Nama Operator :
Lokasi Proyek :
Nama Engineer : Rizky M. Faisal
Deskripsi Tanah :
Tanggal Pengujian :
Tegangan normal (1-2) = kg/cm2
Waktu
Perlaihan
Horizontal
Load Dial
Reading
Beban
Horizontal
Luas
Koreksi
Tegangan
Geser
Pergerakan
vertikal
Pergerakan
vertikal
(mm) (div.) (kg) (cm2) (kg/cm2) (div) (mm)
UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA LABORATORIUM MEKANIKA TANAH
J l . Dr.Set iabudi 229 Bandung 40154 Indonesia Te lp. 62222013161/4 ext . 34044 3
UJI GESER LANGSUNG (DIRECT SHEAR TEST)
ASTM D-3080-04
Nama Instansi :
Kedalaman Sampel Tanah :
Nama Proyek :
Nama Operator :
Lokasi Proyek :
Nama Engineer : Rizky M. Faisal
Deskripsi Tanah :
Tanggal Pengujian :
Tegangan Normal (1- 3) = kg/cm2
Deform.
dial
read
Load dial
read
Sample
Deform.
L
Unit
Strain
()
Area
Correction
Factor
Corrected
Area
Total
Load
Sample Stress
()
(div.) (div.) (cm) L/Lo CF = 1- A' = Ao/CF ( kg ) ( kg/cm2 )
0
10
20
30
40
50
60
70
80
90
100
110
120
130
140
150
160
170
180
190
200
210
220
230
240
250
260
270
280
290
300
UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA LABORATORIUM MEKANIKA TANAH
J l . Dr.Set iabudi 229 Bandung 40154 Indonesia Te lp. 62222013161/4 ext . 34044 4
UJI GESER LANGSUNG (DIRECT SHEAR TEST)
ASTM D-3080-04
Nama Instansi :
Kedalaman Sampel Tanah :
Nama Proyek :
Nama Operator :
Lokasi Proyek :
Nama Engineer : Rizky M. Faisal
Deskripsi Tanah :
Tanggal Pengujian :
DS-UU DATA
Sampel 1 2 3
Prooving ring no.
Tegangan Normal, 1 (kg/cm2)
Tinggi Awal Sample, h0 (cm)
Diameter, D0 (cm) Luas Penampang Awal, A0 (cm) Berat Ring (gram) Berat Ring+Tanah Basah (gram) Kalibrasi Proving Ring (kg/div) Kecepatan Peralihan (mm/menit) Angka pori, e Berat isi tanah, (gr/cm3) Berat isi tanah kering, dry (gr/cm3)
PEMERIKSAAN KADAR AIR SETELAH PENGUJIAN
Berat kontainer, W1 (cm) 1 2 3
Berat kontainer + tanah basah, W2 (cm)
Berat kontainer + tanah kering, W3 (cm) Berat tanah basah, W4 = W2 – W1 (cm) Berat tanah kering, W5 = W3 – W1 (cm) Berat air, W6 = W4 – W5 (cm) Kadar air, w (%) = (W6/W5) x 100%
UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA LABORATORIUM MEKANIKA TANAH
J l . Dr.Set iabudi 229 Bandung 40154 Indonesia Te lp. 62222013161/4 ext . 34044 5
UJI GESER LANGSUNG (DIRECT SHEAR TEST)
ASTM D-3080-04
Nama Instansi :
Kedalaman Sampel Tanah :
Nama Proyek :
Nama Operator :
Lokasi Proyek :
Nama Engineer : Rizky M. Faisal
Deskripsi Tanah :
Tanggal Pengujian :
GRAFIK DIRECT SHEAR UU
Modulus, E (kg/cm2) untuk 3-1 =
Modulus, E (kg/cm2) untuk 3-2 =
Modulus, E (kg/cm2) untuk 3-3 =
UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA LABORATORIUM MEKANIKA TANAH
J l . Dr.Set iabudi 229 Bandung 40154 Indonesia Te lp. 62222013161/4 ext . 34044 6
UJI GESER LANGSUNG (DIRECT SHEAR TEST)
ASTM D-3080-04
Nama Instansi :
Kedalaman Sampel Tanah :
Nama Proyek :
Nama Operator :
Lokasi Proyek :
Nama Engineer : Rizky M. Faisal
Deskripsi Tanah :
Tanggal Pengujian :
LINGKARAN MOHR
Kohesi, cu (kg/cm2) =
Sudut geser dalam, (0) =
Catatan :
UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA LABORATORIUM MEKANIKA TANAH
J l . Dr.Set iabudi 229 Bandung 40154 Indonesia Te lp. 62222013161/4 ext . 34044 7
UJI GESER LANGSUNG (DIRECT SHEAR TEST)
ASTM D-3080-04
Nama Instansi :
Kedalaman Sampel Tanah :
Nama Proyek :
Nama Operator :
Lokasi Proyek :
Nama Engineer : Rizky M. Faisal
Deskripsi Tanah :
Tanggal Pengujian :
FOTO ALAT UJI
FOTO PROSES PENGUJIAN
Peralatan Pengujian Direct Shear Peralatan Pengujian Direct Shear
Pengujian Direct Shear
Pengujian Direct Shear
UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA LABORATORIUM MEKANIKA TANAH
J l . Dr.Set iabudi 229 Bandung 40154 Indonesia Te lp. 62222013161/4 ext . 34044 1
UJI KOMPAKSI
ASTM D698 DAN ASTM D1557
1. DEFINISI
Pemadatan adalah suatu proses dimana udara pada
pori-pori tanah dikeluarkan dengan suatu cara
mekanis (digilas/ditumbuk). Pada proses pemadatan
untuk setiap daya pemadatan tertentu, kepadatan
yang tercapai tergantung pada banyaknya air di
dalam tanah tersebut, yaitu kadar airnya. Apabila
kadar air rendah mempunyai sifat keras atau kaku
sehingga sukar dipadatkan.
Bilamana kadar airnya ditambah maka air itu akan
berlaku sebagai pelumas sehingga tanah akan lebih
mudah dipadatkan. Pada kadar air yang lebih tinggi
lagi kepadatannya akan turun karena pori-pori
tanah menjadi penuh terisi air yang tidak dapat lagi
dikeluarkan dengan cara memadatkan.
Berat isi kering maksimum (d max) adalah berat isi
terbesar yang dicapai pada pengujian kompaksi
pada energi tertentu.
Kadar air optimum adalah nilai kadar air di mana
pada energi kompaksi tertentu dicapai dry
maksimum
2. MAKSUD DAN TUJUAN SERTA
APLIKASI
Tujuan uji kompaksi adalah untuk mendapatkan
kadar air optimum dan berat isi kering maksimum
pada suatu proses pemadatan.
Kepadatan tanah biasanya dinilai dengan
menentukan berat isi keringnya (dry).
Kadar air optimum ditentukan dengan melakukan
percobaan pemadatan di laboratorium. Hasil
percobaan ini dipakai untuk menentukan syarat-
syarat yang harus dipenuhi pada waktu pemadatan
di lapangan. Pada percobaan di laboratorium, kadar
air optimum ditentukan dari grafik hubungan antara
berat isi kering dengan kadar air.
Tujuan uji kompaksi adalah untuk mendapatkan
Kadar Air Optimum dan Berat Isi Kering
Maksimum pada suatu proses pemadatan.
3. MANFAAT
Tanah sebagai material bangunan pada konstruksi-
konstruksi tanggul, bendungan tanah, dasar jalan,
harus dipadatkan untuk memperbaiki sifat-sifat dari
tanah yang dapat memberi akibat buruk pada
konstruksi.
Perubahan-perubahan yang terjadi bila tanah
dipadatkan adalah :
1. Volume udara dalam pori-pori tanah berkurang
sehingga tanah menjadi lebih padat.
2. Kekuatan geser dan daya dukung tanah
meningkat.
3. Kompresibilitas tanah berkurang.
4. Permeabilitas tanah berkurang.
5. Lebih tahan terhadap erosi.
4. PERALATAN
1. Alat kompaksi
a. Mold dengan tinggi 4.6”, diameter 4”
volume 1/30 cu-ft.
b. Collar dengan tinggi 2.5”, diameter 4”.
c. Hammer dengan berat 5.5 lb atau 10 lb,
diameter 2”, tinggi jatuh 12” atau 18”.
2. Sprayer untuk menyemprot air ke tanah
3. Ayakan no 4.
4. Pisau, scoop, palu karet.
5. Timbangan ketelitian 0.1 g atau 0.01 g.
6. Oven, desikator, container
UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA LABORATORIUM MEKANIKA TANAH
J l . Dr.Set iabudi 229 Bandung 40154 Indonesia Te lp. 62222013161/4 ext . 34044 2
Gbr. 1. Mold dengan Diameter 4 inch
5. KETENTUAN
Ada dua macam percobaan yang biasa dilakukan
yaitu : Standard Compaction Test dan Modified
Compaction Test. Perbedaan terletak pada energi
yang digunakan pada proses pemadatan.
Standard Modified
Mold Diameter 4 inch 4 inch
Isi 1/30 cubic
feet
1/30 cubic
feet
Hammer Berat 5.5 pound 10 pound
Tinggi
Jatuh
12 inch 18 inch
Lapisan 3 lapisan 5 lapisan
Jumlah Pukulan 25 x/lapis 25 x/lapis
Energi 12400 ft-
lb/cu-ft
56000 ft-
lb/cu-ft
Energi yang digunakan dihitung dari :
Jumlah Pukulan x Jumlah Lapisan x Tinggi Jatuh x Berat Hammer
Volume Mold
Percobaan pemadatan Standar masih banyak
dipakai untuk pembuatan jalan, bendungan tanah.
Tetapi untuk pembuatan Landasan Lapangan
Terbang atau Jalan Raya kepadatan yang tercapai
dengan Standar belum cukup, dalam hal ini dipakai
Modified Compaction Test.
Ukuran mold yang dipergunakan dapat berbeda
asalkan, energi yang dipergunakan tetap, yaitu
dengan menambah jumlah pukulan. Jumlah
pukulan untuk mold berdiameter 4” adalah 25
pukulan/lapis, untuk mold 6” jumlah pukulan
menjadi (6/4)2 x 25 = 56 pukulan/lapis.
6. PROSEDUR UJI
1. Siapkan contoh tanah yang akan diuji 25 kg
dimana tanah sudah dibersihkan dari akar-akar
dan kotoran lain.
2. Tanah dijemur sampai kering udara (air
drained), atau dikeringkan dalam oven dengan
suhu 60C.
3. Gumpalan-gumpalan tanah dihancurkan
dengan palu karet agar butir tanah tidak ikut
hancur.
4. Contoh tanah kering dalam keadaan lepas
diayak dengan ayakan no 4, hasil ayakan
dipergunakan.
5. Tanah hasil ayakan sebanyak 3 kg disemprot
air untuk mendapat hasil contoh tanah dengan
kebasahan merata sehingga bisa dikepal tapi
masih mudah lepas (hancur).
6. Mold yang akan dipergunakan dibersihkan,
ditimbang beratnya dan diukur volumenya
(biasanya volume mold = 1/30 cu-ft). Isikan
UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA LABORATORIUM MEKANIKA TANAH
J l . Dr.Set iabudi 229 Bandung 40154 Indonesia Te lp. 62222013161/4 ext . 34044 2
contoh tanah ke dalam mold setelah 1” - 2”
(modified) atau 2” - 4” (standard).
7. Tumbuk dengan hammer sebanyak 25 kali
pada tempat yang berlainan. Hammer yang
dipergunakan disesuaikan dengan cara
percobaan.
8. Isikan lagi untuk lapis berikutnya dan tumbuk
sebanyak 25 kali.
9. Pengisian diteruskan sampai 5 lapisan untuk
modified atau 3 lapisan untuk standard. Pada
penumbukan lapisan terakhir harus
dipergunakan sambungan tabung (collar) pada
mold agar pada waktu penumbukan hammer
tidak meleset keluar.
10. Buka sambungan tabung di atasnya dan ratakan
permukaan tanahnya dengan pisau.
11. Mold dan contoh tanah ditimbang.
12. Tanah dikeluarkan dengan bantuan dongkrak
dan diambil bagian atas (A), tengah (T), dan
bawah (B) masing-masing 30 gram
kemudian dioven selama 24 jam.
13. Setelah 24 jam dioven, container + tanah
kering ditimbang.
14. Dengan mengambil harga rata-rata dari kadar
air ketiganya didapat nilai kadar airnya.
15. Percobaan dilakukan sebanyak minimum 5 kali
dengan setiap kali menambah kadar airnya
sehingga dapat dibuat grafik berat isi kering
terhadap kadar air.
7. PERHITUNGAN DAN PELAPORAN
HASIL UJI
1. Berat isi kering (d) dapat dihitung dari rumus :
d
W
V w
( )1
dimana :
W = berat total tanah kompaksi bahan
dalam mold
V = volume mold
w = kadar air tanah kompaksi
2. Untuk menggambarkan Zero Air Voids Curve
dihitung dengan memakai rumus :
SrGsw
wd
Gs
1
dimana :
Gs = Berat Jenis tanah
w = Berat Volume Air
w = Kadar Air
Sr = Derajat Kejenuhan
Garis ZAV adalah hubungan antara Berat Isi
Kering dengan Kadar Air bila derajat kejenuhan
100%, yaitu bila pori tanah sama sekali tidak
mengandung udara. Grafik ini berguna sebagai
petunjuk pada waktu menggambarkan grafik
compaction tersebut akan selalu berada di bawah
ZAV biasanya tidak lurus tetapi agak cekung ke
atas.
Hasil percobaan pemadatan biasanya dinyatakan
sebagai grafik hubungan antara Berat Isi Kering
dengan Kadar Air.
Kadar Air Optimum didapatkan dengan cara
sebagai berikut:
Dari 6 contoh dengan kadar air berbeda-beda kita
dapat menghitung d masing-masing. Setelah itu
digambarkan dengan skala biasa w (%) sebagai
absis dan d sebagai ordinat sehingga akan
diperoleh Lengkung Kompaksi. Pada grafik ini juga
digambarkan ZAVC dan grafik pada derajat
kejenuhan S = 80%. Dari puncak Lengkung
Kompaksi ditarik garis vertikal dan horisontal
sampai memotong sumbu-sumbu grafik. Dari garis
horisontal akan diperoleh harga d maksimum
sedangkan dari garis vertikal akan diperoleh
woptimum yang dicari.
Pada pelaksanaannya dilapangan, biasanya nilai d
maksimum sulit untuk dicapai, lagipula sulit untuk
menjaga agar nilai kadar air tetap konstan pada
woptimum. Untuk mengatasi hal tersebut, maka
biasanya diberikan tolerasi sebesar 5%, sehingga
nilai kepadatan tanah yang harus dicapai adalah
minimum 95% d maksimum. Pada nilai ini, akan
diperoleh suatu rentang nilai kadar air, sehingga
yang perlu dijaga pada pelaksanaan di lapangan
adalah kadar air pada rentang ini.
Nilai berat jenis tanah adalah parameter yang
diperlukan dalam pengolahan data dan cukup
sensitif terhadap hasil akhir, sehingga jika nilai Gs
belum ada, maka perlu dilakukan pengujian specific
gravity, baik menggunakan erlenmeyer maupun
menggunakan piknometer, gunakan modul uji berat
jenis tanah.
UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA LABORATORIUM MEKANIKA TANAH
J l . Dr.Set iabudi 229 Bandung 40154 Indonesia Te lp. 62222013161/4 ext . 34044 1
UJI KOMPAKSI
ASTM D698 DAN ASTM D1557
Nama Instansi :
Kedalaman Sampel Tanah :
Nama Proyek :
Nama Operator :
Lokasi Proyek :
Nama Engineer : Rizky M. Faisal
Deskripsi Tanah :
Tanggal Pengujian :
DATA
METODE PEMADATAN STANDARD
PROCTOR TEST MODIFIED
PROCTOR TEST
Specific Gravity, Gs** Tinggi Mold, tmold (cm) Diameter Mold, Dmold (cm) Volume Mold, Vmold (cm3) Berat Mold, Wmold (gr)
Catatan : ** Jika tanah yang digunakan adalah tanah yang sama dengan pengujian Gs (specific
gravity) sebelumnya, maka gunakan Gs pada pengujian sebelumnya. Namun demikian jika digunakan tanah yang berbeda (disturb sample) maka sebelum pengujian kompaksi ini dilakukan, maka harus didahului oleh pengujian Gs.
UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA LABORATORIUM MEKANIKA TANAH
J l . Dr.Set iabudi 229 Bandung 40154 Indonesia Te lp. 62222013161/4 ext . 34044 2
UJI KOMPAKSI
ASTM D698 DAN ASTM D1557
Nama Instansi :
Kedalaman Sampel Tanah :
Nama Proyek :
Nama Operator :
Lokasi Proyek :
Nama Engineer : Rizky M. Faisal
Deskripsi Tanah :
Tanggal Pengujian :
STANDARD PROCTOR TEST – COMPACTION TEST
Uji ke- 1 2 3 4 5 6
Air yang diberikan (ml) Mold + tanah basah, W2 (gr) Tanah basah, W3 = W2 – Wmold (gr) Berat isi, = W3/Vmold (gr/cm3) Berat isi kering, d = /(1+w) (gr/cm3) d (ZAVC) (SR = 80 %) d (ZAVC) (SR = 100 %)
STANDARD PROCTOR TEST – PEMERIKSAAN KADAR AIR
Uji ke- 1 2 3 4 5
Sampel tanah A T B A T B A T B A T B A T B
Kontainer, W1 (gr) Kontainer + tanah basah, W2 (gr)
Kontainer + tanah kering, W3 (gr)
Tanah basah, W4 = W2 – W1 (gr)
Tanah kering, W5 = W3 – W1 (gr)
Berat air, W6 = W4 – W5 (gr)
Kadar air, w = (W6/W5) x 100%
Kadar air rata-rata, waverage (%)
UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA LABORATORIUM MEKANIKA TANAH
J l . Dr.Set iabudi 229 Bandung 40154 Indonesia Te lp. 62222013161/4 ext . 34044 3
UJI KOMPAKSI
ASTM D698 DAN ASTM D1557
Nama Instansi :
Kedalaman Sampel Tanah :
Nama Proyek :
Nama Operator :
Lokasi Proyek :
Nama Engineer : Rizky M. Faisal
Deskripsi Tanah :
Tanggal Pengujian :
MODIFED PROCTOR TEST – COMPACTION TEST
Uji ke- 1 2 3 4 5 6
Air yang diberikan (ml) Mold + tanah basah, W2 (gr) Tanah basah, W3 = W2 – Wmold (gr) Berat isi, = W3/Vmold (gr/cm3) Berat isi kering, d = /(1+w) (gr/cm3) d (ZAVC) (SR = 80 %) d (ZAVC) (SR = 100 %)
MODIFIED PROCTOR TEST – PEMERIKSAAN KADAR AIR
Uji ke- 1 2 3 4 5
Sampel tanah A T B A T B A T B A T B A T B
Kontainer, W1 (gr) Kontainer + tanah basah, W2 (gr)
Kontainer + tanah kering, W3 (gr)
Tanah basah, W4 = W2 – W1 (gr)
Tanah kering, W5 = W3 – W1 (gr)
Berat air, W6 = W4 – W5 (gr)
Kadar air, w = (W6/W5) x 100%
Kadar air rata-rata, waverage (%)
UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA LABORATORIUM MEKANIKA TANAH
J l . Dr.Set iabudi 229 Bandung 40154 Indonesia Te lp. 62222013161/4 ext . 34044 4
UJI KOMPAKSI
ASTM D698 DAN ASTM D1557
Nama Instansi :
Kedalaman Sampel Tanah :
Nama Proyek :
Nama Operator :
Lokasi Proyek :
Nama Engineer : Rizky M. Faisal
Deskripsi Tanah :
Tanggal Pengujian :
COMPACTION & ZAVC CURVE
METODE PEMADATAN STANDARD PROCTOR TEST MODIFIED PROCTOR TEST
Wopt (%)
dry max (gr/cm3) 95% dry max (gr/cm3)
Catatan :
UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA LABORATORIUM MEKANIKA TANAH
J l . Dr.Set iabudi 229 Bandung 40154 Indonesia Te lp. 62222013161/4 ext . 34044 5
UJI KOMPAKSI
ASTM D698 DAN ASTM D1557
Nama Instansi :
Kedalaman Sampel Tanah :
Nama Proyek :
Nama Operator :
Lokasi Proyek :
Nama Engineer : Rizky M. Faisal
Deskripsi Tanah :
Tanggal Pengujian :
FOTO ALAT UJI
FOTO PROSES PENGUJIAN
Peralatan Pengujian Kompaksi Peralatan Pengujian Kompaksi
Pengujian Kompaksi Pengujian Kompaksi
UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA LABORATORIUM MEKANIKA TANAH
J l . Dr.Set iabudi 229 Bandung 40154 Indonesia Te lp. 62222013161/4 ext . 34044 1
1. LINGKUP
Uji konsolidasi dilakukan pada tanah lempung atau
lanau yang jenuh air berdasarkan teori Terzaghi.
Khusus untuk tanah ekspansif dan tanah organik,
maka tidak termasuk dalam lingkup pengujian ini.
2. DEFINISI
Konsolidasi adalah proses dimana tanah yang jenuh
air mengalami kompresi akibat beban dalam suatu
periode waktu tertentu, dimana kompresi
berlangsung akibat pengaliran air keluar dari pori-
pori tanah.
Tekanan air pori ekses adalah tekanan air pori tanah
akibat pemberian beban seketika. Dengan
mengalirnya air dari pori-pori tanah, tekanan air pori
ekses ini akan menurun secara berangsur-angsur,
peristiwa ini disebut disipasi tekanan air pori.
Derajat konsolidasi adalah rasio antara tekanan air
pori yang menurun setelah beberapa waktu
berdisipasi terhadap tekanan air pori ekses mula –
mula selama proses konsolidasi. Disebut juga
sebagai persentase disipasi tekanan air pori.
Derajat konsolidasi rata-rata (U) adalah rata-rata
derajat konsolidasi sepanjang ketinggian contoh
tanah. Dapat dibuktikan bahwa derajat konsolidasi
rata-rata sama dengan rasio pemampatan tanah pada
saat tertentu terhadap pemampatan final dari contoh
tanah.
Kompresi awal adalah pemampatan yang terjadi
seketika setelah beban diberikan kepada contoh
tanah, sebelum proses disipasi berlangsung.
Konsolidasi primer adalah bagian dari kompresi
tanah akibat pengaliran air pori dari pori tanah
hingga seluruh proses disipasi selesai.
Konsolidasi Sekunder adalah pemampatan tanah
yang berlangsung setelah konsolidasi primer selesai.
Koefisien kemampatan, av adalah perubahan angka
pori per satuan perubahan tegangan akibat
konsolidasi pada perubahan tegangan tersebut.
e
av =
p
Koefisien pemampatan volume (coefficient of
volume compressibility), my adalah perubahan
volume per satuan volume untuk setiap satuan
perubahan tegangan.
V
Vo av
mv = =
p 1+ e
Koefisien konsolidasi, (cv) adalah parameter yang
menghubungkan perubahan tekanan air pori ekses
terhadap waktu.
Faktor waktu (Time Factor), Tv adalah parameter tak
berdimensi yang menghubungkan waktu, koefisien
konsolidasi, dan jarak pengaliran (drainage path);
digunakan untuk menentukan kecepatan pengaliran
air secara teoritis pada kurva konsolidasi.
cv x t
Tv =
d²
3. MAKSUD DAN TUJUAN SERTA
APLIKASI UJI KONSOLIDASI
Maksud uji konsolidasi adalah memberikan beban
secara bertahap kepada tanah dan mengukur
perubahan volume (atau perubahan tinggi) contoh
tanah terhadap waktu.
Tujuan dari uji konsolidasi adalah untuk
menentukan sifat kemampatan tanah dan
karakteristik konsolidasinya yang merupakan fungsi
dari permeabilitas tanah.
(a) Sifat kemampatan tanah dinyatakan dengan
koefisien kemampatan volume (mv) atau
dengan indeks kompresi (cc).
(b) Karakteristik konsolidasi dinyatakan oleh
koefisien konsolidasi (cv) yang
menggambarkan kecepatan kompresi tanah
terhadap waktu.
4. MANFAAT
Hasil uji konsolidasi ini dapat digunakan untuk
menghitung prediksi penurunan tanah akibat
proses konsolidasi, dan secara tidak langsung
dapat pula digunakan untuk menentukan
permeabilitas tanah, k, dengan rumus :
k = mv .w . Cv
UJI KONSOLIDASI (CONSOLIDATION TEST)
ASTM D2435
UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA LABORATORIUM MEKANIKA TANAH
J l . Dr.Set iabudi 229 Bandung 40154 Indonesia Te lp. 62222013161/4 ext . 34044 2
5. KETERBATASAN
Uji ini hanya untuk konsolidasi 1 dimensi (arah
vertikal saja).
6. PERALATAN
Alat konsolidasi, terdiri dari 2 bagian : alat
pembebanan dan alat konsolidasi .
Arloji ukur
Peralatan untuk meletakkan contoh tanah ke
dalam ring konsolidasi
Timbangan dengan ketelitian 0.01 dan 0.1 .
Oven
Desikator
Stopwatch
Alat pemotong yang merupakan pisau tipis dan
tajam serta pisau kawat.
Penggaris (scale)
7. KETENTUAN
Setiap alat perlu diperhitungkan besar beban
untuk memdapatkan tekanan yang diinginkan.
Untuk memperhitungkan faktor pengaruh alat
harus diadakan koreksi terhadap pengaruh alat,
yang dapat ditentukan dengan menggunakan
alat uji besi yang mempunyai ukuran sama
dengan ukuran benda uji (contoh tanah yang di
uji). Pembebanan dilakukan seperti biasa,
penurunan yang dibaca pada setiap pembebanan
adalah nilai koreksinya
Untuk menjaga agar tidak terjadi perubahan
kadar air mula-mula, contoh tanah harus
secepatnya diperiksa. Contoh tanah tidak boleh
dipasang dan dibiarkan terlalu lama sebelum
beban pertama diberikan.
Pada awal percobaan, batu pori harus benar-
benar rapat pada permukaan contoh tanah, dan
pelat penumpu serta alat beban harus benar-
benar rapat satu sama lain. Jika hal ini tidak
diperhatikan maka pada pembebanan pertama
mungkin diperloleh pembacaan penurunan yang
lebih besar dari nilai sesungguhnya.
Selama percobaan sel konsolidasi harus tetap
penuh air. Pada beberapa macam tanah tertentu
ada kemungkinan pada pembebanan pertama
akan terjadi pengembangan (swelling) setelah
sel konsolidasi diisi dengan air. Bila hal ini
terjadi, segeralah pasang beban kedua, dan baca
arloji penurunan seperti prosedur.Jika pada
pembebanan kedua masih terjadi
pengembangan maka beban ketiga harus
dipasang, demikian seterusnya sampai tidak
terjadi pengembangan
8. PROSEDUR UJI
1. Ukur tinggi dan diameter dan berat ring
konsolidasi (dengan ketelitian 0.1 gram).
2. Ambil contoh tanah dengan diameter yang sama
dengan diameter ring, disini dipakai diameter
6,5 cm dan tinggi 2 cm.
3. Masukkan contoh tanah tadi ke dalam ring
dengan hati-hati, lapisan atas harus terletak di
bagian atas.
4. Contoh tanah dan ring dtimbang
5. Tempatkan batu pori pada bagian atas dan
bawah ring sehingga contoh tanah yang sudah
dilapisi kertas pori terapit oleh kedua batu pori .
Kemudian masukkan dalam sel konsolidasi.
6. Pasang pelat penumpu diatas batu pori.
7. Letakkan sel konsolidasi yang sudah berisi
contoh tanah pada alat konsolidasi, bagian yang
runcing dari pelat penumpu tepat menyentuh
alat pembebanan.
8. Aturlah kedudukan arloji pengukur penurunan,
kemudian dibaca dan dicatat.
9. Pasanglah beban pertama sehingga tekanan
pada contoh mencapai besar 0.25 k/cm².
Lakukan pembacaan pada detik ke 6,15, 30, dan
pada menit ke 1, 2, 4, 8, 15, 30, 60, 90, 120,
180, 330, 420, 1140 setelah beban dipasang.
Sesudah pembacaan 1 menit sel konsolidasi
diisi air.
10. Setelah beban bekerja 24 jam pembacaan arloji
yang terakhir dicatat. Pasang beban kedua
sebesar beban pertama sehingga tekanan
menjadi 2x semula. Kemudian baca dan catat
arloji seperti pada butir 9.
11. Lakukan butir 9 dan 10 untuk beban-beban
selanjutnya. Contoh tanah diberi beban-beban
¼ k/cm², ½ k/cm², 1 k/cm², 2 k/cm², 4
k/cm², 8 k/cm² dan seterusnya dengan LIR
(load increment rato) = 1. Besarnya beban
maksimum yang diberikan tergantung pada
tegangan yang akan bekerja pada lapisan tanah
tersebut.
12. Setelah beban 8 k/cm² dikerjakan selama 24
jam, beban dikurangi hingga mencapai 2 k/cm²
UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA LABORATORIUM MEKANIKA TANAH
J l . Dr.Set iabudi 229 Bandung 40154 Indonesia Te lp. 62222013161/4 ext . 34044 3
dan kemudian ¼ k/cm². Beban beban tersebut
dibiarkan selama 4 jam, dan dibaca besar
pengembangannya dari masing-masing beban
tersebut.
13. Setelah pembacaan terakhir dicatat, keluarkan
contoh tanah dan ring dari sel konsolidasi,
kemudian batu pori diambil dari permukaan atas
dan bawah.
14. Timbang ring yang berisi contoh tanah setelah
dibersihkan dari genangan air yang terdapat
pada sel konsolidasi.
15. Masukkan ring yang berisi contoh tanah
tersebut ke dalam oven selama 24 jam untuk
mengetahui berat kering contoh tanah.
9. PELAPORAN HASIL UJI
1. Tentukan berat jenis (Gs) dari contoh tanah
yang dicari dari pengujian tersendiri.
2. Hitung berat tanah basah, berat isi, kadar air
contoh sebelum dan dan sesudah pembebanan,
dan hitung pula berat tanah keringnya (Ws).
3. Hitung tinggi efektif contoh tanah dengan
rumus sebagai berikut :
Ws
Hs =
A.Gs
di mana :
Hs = Tinggi efektif benda uji (tinggi
butir -butiran tanah jika dianggap
menjadi satu)
A = luas benda uji
Ws = berat contoh tanah kering
Gs = berat jenis contoh tanah
4. Hitung angka pori semula
Hv
eo =
Hs
dimana :
Hv = tinggi pori (Hi – Hs)
5. Hitung angka pori mula-mula pada setiap
pembebanan.
H
e =
s
6. Hitung angka pori mula-mula pada setiap
pembebanan.
e = eo - e
7. Hitung derajat kejenuhan (sr) sebelum dan
sesudah percobaan.
w.Gs
Sr =
e
8. Tentukan harga koefisien konsolidasi (Cv) ada 2
cara untuk menentukan Cv,yaitu :
a. Square Root Fitting Method
Hitung tinggi contoh tanah rata-rata (hm)
pada setiap pembebanan
Buat grafik penurunan terhadap waktu dari
setiap pembebanan (skala biasa). Sebagian
grafik ini merupakan garis lurus. Jika garis
ini diteruskan akan memotong sumbu y
pada titik 0 – titik nol yang sebenarnya –
dan memotong sumbu x yang berjarak a
dari titik perpotongan salib sumbu.
Buat garis OA, diama titik A terletak pada
sumbu x yang berjarak 1.15a dari
perpotongan salib sumbu. Titik OA dengan
lengkung penurunan adalah t90 – waktu
untuk mencapai konsolidasi sebesar 90%.
Hitung harga koefisien konsolidasi pada
setiap pembebanan dengan rumus
0.848H²
cv =
t90
dimana :
0.848 = Tv (time factor) untuk 90%
konsolidasi
cv = koefisien konsolidasi (cm²/detik)
H = ½ tinggi benda uji rata – rata
( drainase ganda) (cm)
t90 = waktu untuk mencapai 90%
konsolidasi (detik) .
b. Log Fitting Method
Buat grafik penurunan terhadap log waktu
dari setiap pembebanan (skala semi log).
Dua bagian yaitu bagian tengah dan bagian
akhir diteruskan hingga berpotongan pada
R100 (100% konsolidasi).
Titik koreksi nol R0 terletak diatas sebuah
titik pada grafik di sekitar pembacaan 0.1
menit, dengan jarak sama dengan jarak
vertikal titik tersebut dengan suatu titik
pada grafik yang waktunya 4 x lebih besar,
Sebaiknya dilakukan koreksi paling tidak
dua kali.
R50 adalah setengah dari jumlah R0 dan
R100. Dengan diketahuinya t50 (waktu untuk
mencapai konsolidasi 50%).
Hitung harga koefisien konsolidasi pada
setiap pembebanan dengan rumus
0.197H²
cv =
t50
dimana :
0.197 = time factor 90% konsolidasi
UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA LABORATORIUM MEKANIKA TANAH
J l . Dr.Set iabudi 229 Bandung 40154 Indonesia Te lp. 62222013161/4 ext . 34044 4
cv = koefisien konsolidasi
(cm²/detik)
H = ½ tinggi benda uji rata-rata
(drainase ganda) (cm)
t50 = waktu untuk mencapai
50% konsolidasi (detik)
9. Hitung harga primary compression ratio (r),
dengan rumus :
Square Root Fitting Method
10/9 (R0 – R 90)
r =
RI - Rf
Log Fitting Method
(R0 – R100)
r =
RI - Rf
dimana :
r = primary compression ratio
R0 = titik koreksi nol
R100 = pembacaan penurunan pada
100% konsolidasi dari log
fitting method
R90 = pembacaan penurunan pada
90% konsolidasi dari square
root fitting menthod
RI = pembacaan penurunan pada
Awal percobaan
Rf = pembacaan penurunan pada
Akhir percobaan
10. Hitung harga compression index (Cc). Buat
grafik hubungan antara angka pori e dengan log
tekanan. Kemiringan grafik ini adalah harga
compression index.
de
Cc =
d (log10 P)
11. Harga koefisien kompresibilitas (av) :
0.435 x Cc
av =
P
dimana :
P = harga peningkatan tekanan
rata - rata ½ (P1+P2)
Harga av dapat juga diperoleh dengan membuat
grafik hubungan antara angka pori e dengan
tekanan (skala biasa). Kemiringan grafik ini
merupakan harga av.
12. Harga coefficient of volume compressibility (mv)
av
mv =
1+e0
13. Harga koefisien permeabilitas (k) Koefisien
permeabilitas dapat dihitung dari rumus
Cv x av x w
k =
1 + e
dimana :
w = berat isi air
Hasil percobaan :
Hasil percobaan konsolidasi biasanya disajikan
berbentuk grafik – grafik, sebagai berikut:
Grafik hubungan antara penurunan dengan
waktu, untuk menentukan cv.
Grafik hubungan antara angka pori dengan
log tekanan, untuk menentukan cc, av, mv.
Drafik hubungan antara angka pori dengan
tekanan, untuk menentukan av Grafik hubungan antara cv dengan log tekanan.
Catatan:
Time factor (Tv) adalah factor waktu,
bergantung kepada derajat konsolidasi (U) :
Penurunan pada waktu
U =
Penurunan Setelah Selesai (t =)
Hubungan antara time factor dengan
Derajat konsolidasi adalah sebagai berikut:
U
%
T
20 0.031
40 0.126
50 0.197
60 0.287
80 0.565
90 0.848
UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA LABORATORIUM MEKANIKA TANAH
J l . Dr.Set iabudi 229 Bandung 40154 Indonesia Te lp. 62222013161/4 ext . 34044 1
UJI KONSOLIDASI (CONSOLIDATION TEST)
ASTM D2435
Nama Instansi :
Kedalaman Sampel Tanah :
Nama Proyek :
Nama Operator :
Lokasi Proyek :
Nama Engineer : Rizky M. Faisal
Deskripsi Tanah :
Tanggal Pengujian :
DATA SEBELUM PENGUJIAN
Tinggi ring, tring (cm)
Diameter ring, tring (cm)
Luas sampel, Aring (cm2)
Volume sampel, Vring (cm3)
Berat ring, Wring (gr)
Berat ring + sampel tanah, Wring+tanah basah (gr)
Berat sampel tanah, Wtanah basah (gr)
Berat jenis tanah, Gs
e0
Ws (gr)
Hs (cm)
Catatan :
UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA LABORATORIUM MEKANIKA TANAH
J l . Dr.Set iabudi 229 Bandung 40154 Indonesia Te lp. 62222013161/4 ext . 34044 2
UJI KONSOLIDASI (CONSOLIDATION TEST)
ASTM D2435
Nama Instansi :
Kedalaman Sampel Tanah :
Nama Proyek :
Nama Operator :
Lokasi Proyek :
Nama Engineer : Rizky M. Faisal
Deskripsi Tanah :
Tanggal Pengujian :
DATA PENGUJIAN KONSOLIDASI - LOADING
t t0.5 0.25 kg/cm2 0.50 kg/cm2 1.00 kg/cm2 2.00 kg/cm2 4.00 kg/cm2 8.00 kg/cm2
(menit) (menit0.5) (div) (mm) (div) (mm) (div) (mm) (div) (mm) (div) (mm) (div) (mm)
0.00 0.000
0.10 0.316
0.25 0.500
0.50 0.707
1 1.000
2 1.414
4 2.000
8 2.828
15 3.873
30 5.477
60 7.746
90 9.487
120 10.954
180 13.416
330 18.166
420 20.494
1440 37.947
Catatan :
UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA LABORATORIUM MEKANIKA TANAH
J l . Dr.Set iabudi 229 Bandung 40154 Indonesia Te lp. 62222013161/4 ext . 34044 3
UJI KONSOLIDASI (CONSOLIDATION TEST)
ASTM D2435
Nama Instansi :
Kedalaman Sampel Tanah :
Nama Proyek :
Nama Operator :
Lokasi Proyek :
Nama Engineer : Rizky M. Faisal
Deskripsi Tanah :
Tanggal Pengujian :
DATA PENGUJIAN KONSOLIDASI - UNLOADING
t t0.5 4.00 kg/cm2 2.00 kg/cm2 1.00 kg/cm2 0.50 kg/cm2 0.25 kg/cm2
(menit) (menit0.5) (div) (mm) (div) (mm) (div) (mm) (div) (mm) (div) (mm)
0 0.000
60 0.316
120 0.500
PEMERIKSAAN KADAR AIR SETELAH PENGUJIAN
Kontainer, W1 (gr)
Kontainer + tanah basah + ring, W2 (gr)
Kontainer + tanah kering + ring, W3 (gr)
Tanah basah, W4 = W2 – W1 (gr)
Tanah kering, W5 = W3 – W1 (gr)
Berat air, W6 = W4 – W5 (gr)
Kadar air, w = (W6/W5) x 100%
Berat isi kering, dry (gr/cm3)
Catatan :
UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA LABORATORIUM MEKANIKA TANAH
J l . Dr.Set iabudi 229 Bandung 40154 Indonesia Te lp. 62222013161/4 ext . 34044 4
UJI KONSOLIDASI (CONSOLIDATION TEST)
ASTM D2435
Nama Instansi :
Kedalaman Sampel Tanah :
Nama Proyek :
Nama Operator :
Lokasi Proyek :
Nama Engineer : Rizky M. Faisal
Deskripsi Tanah :
Tanggal Pengujian :
PERHITUNGAN KONSOLIDASI
No.
P (kg/cm2)
Final Dial (cm)
h (cm)
e
e
H (cm)
Square Root Log Fiiting
t90 (sec)
Cv (cm2/sec)
t90 (sec)
Cv (cm2/sec)
1 0
2 0.25
3 0.5
4 1
5 2
6 4
7 8
8 4
9 2
10 1
11 0.5
12 0.25
Catatan :
UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA LABORATORIUM MEKANIKA TANAH
J l . Dr.Set iabudi 229 Bandung 40154 Indonesia Te lp. 62222013161/4 ext . 34044 5
LOG FITTING METHOD
Nama Instansi :
Kedalaman Sampel Tanah :
Nama Proyek :
Nama Operator :
Lokasi Proyek :
Nama Engineer : Rizky M. Faisal
Deskripsi Tanah :
Tanggal Pengujian :
LOAD = 0.25 kg/cm2
0.1 1 10 100 1000 10000
Ko
mp
resi
(cm
)
t (menit)
R01 = cm R100 = cm R02 = cm R50 = cm R0 = cm t50 = cm
Catatan :
UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA LABORATORIUM MEKANIKA TANAH
J l . Dr.Set iabudi 229 Bandung 40154 Indonesia Te lp. 62222013161/4 ext . 34044 6
LOG FITTING METHOD
Nama Instansi :
Kedalaman Sampel Tanah :
Nama Proyek :
Nama Operator :
Lokasi Proyek :
Nama Engineer : Rizky M. Faisal
Deskripsi Tanah :
Tanggal Pengujian :
LOAD = 0.50 kg/cm2
0.1 1 10 100 1000 10000
Ko
mp
resi
(cm
)
t (menit)
R01 = cm R100 = cm R02 = cm R50 = cm R0 = cm t50 = cm
Catatan :
UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA LABORATORIUM MEKANIKA TANAH
J l . Dr.Set iabudi 229 Bandung 40154 Indonesia Te lp. 62222013161/4 ext . 34044 7
LOG FITTING METHOD
Nama Instansi :
Kedalaman Sampel Tanah :
Nama Proyek :
Nama Operator :
Lokasi Proyek :
Nama Engineer : Rizky M. Faisal
Deskripsi Tanah :
Tanggal Pengujian :
LOAD = 1.00 kg/cm2
0.1 1 10 100 1000 10000
Ko
mp
resi
(cm
)
t (menit)
R01 = cm R100 = cm R02 = cm R50 = cm R0 = cm t50 = cm
Catatan :
UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA LABORATORIUM MEKANIKA TANAH
J l . Dr.Set iabudi 229 Bandung 40154 Indonesia Te lp. 62222013161/4 ext . 34044 8
LOG FITTING METHOD
Nama Instansi :
Kedalaman Sampel Tanah :
Nama Proyek :
Nama Operator :
Lokasi Proyek :
Nama Engineer : Rizky M. Faisal
Deskripsi Tanah :
Tanggal Pengujian :
LOAD = 2.00 kg/cm2
0.1 1 10 100 1000 10000
Ko
mp
resi
(cm
)
t (menit)
R01 = cm R100 = cm R02 = cm R50 = cm R0 = cm t50 = cm
Catatan :
UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA LABORATORIUM MEKANIKA TANAH
J l . Dr.Set iabudi 229 Bandung 40154 Indonesia Te lp. 62222013161/4 ext . 34044 9
LOG FITTING METHOD
Nama Instansi :
Kedalaman Sampel Tanah :
Nama Proyek :
Nama Operator :
Lokasi Proyek :
Nama Engineer : Rizky M. Faisal
Deskripsi Tanah :
Tanggal Pengujian :
LOAD = 4.00 kg/cm2
0.1 1 10 100 1000 10000
Ko
mp
resi
(cm
)
t (menit)
R01 = cm R100 = cm R02 = cm R50 = cm R0 = cm t50 = cm
Catatan :
UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA LABORATORIUM MEKANIKA TANAH
J l . Dr.Set iabudi 229 Bandung 40154 Indonesia Te lp. 62222013161/4 ext . 34044 10
LOG FITTING METHOD
Nama Instansi :
Kedalaman Sampel Tanah :
Nama Proyek :
Nama Operator :
Lokasi Proyek :
Nama Engineer : Rizky M. Faisal
Deskripsi Tanah :
Tanggal Pengujian :
LOAD = 8.00 kg/cm2
0.1 1 10 100 1000 10000
Ko
mp
resi
(cm
)
t (menit)
R01 = cm R100 = cm R02 = cm R50 = cm R0 = cm t50 = cm
Catatan :
UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA LABORATORIUM MEKANIKA TANAH
J l . Dr.Set iabudi 229 Bandung 40154 Indonesia Te lp. 62222013161/4 ext . 34044 11
SQUARE ROOT FITTING METHOD
Nama Instansi :
Kedalaman Sampel Tanah :
Nama Proyek :
Nama Operator :
Lokasi Proyek :
Nama Engineer : Rizky M. Faisal
Deskripsi Tanah :
Tanggal Pengujian :
LOAD = 0.25 kg/cm2
Ko
mp
resi
(cm
)
t05 (menit05)
R0 = cm t9005 = menit0.5
R90 = cm t90 = menit
Catatan :
UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA LABORATORIUM MEKANIKA TANAH
J l . Dr.Set iabudi 229 Bandung 40154 Indonesia Te lp. 62222013161/4 ext . 34044 12
SQUARE ROOT FITTING METHOD
Nama Instansi :
Kedalaman Sampel Tanah :
Nama Proyek :
Nama Operator :
Lokasi Proyek :
Nama Engineer : Rizky M. Faisal
Deskripsi Tanah :
Tanggal Pengujian :
LOAD = 0.50 kg/cm2
Ko
mp
resi
(cm
)
t05 (menit05)
R0 = cm t9005 = menit0.5
R90 = cm t90 = menit
Catatan :
UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA LABORATORIUM MEKANIKA TANAH
J l . Dr.Set iabudi 229 Bandung 40154 Indonesia Te lp. 62222013161/4 ext . 34044 13
SQUARE ROOT FITTING METHOD
Nama Instansi :
Kedalaman Sampel Tanah :
Nama Proyek :
Nama Operator :
Lokasi Proyek :
Nama Engineer : Rizky M. Faisal
Deskripsi Tanah :
Tanggal Pengujian :
LOAD = 1.00 kg/cm2
Ko
mp
resi
(cm
)
t05 (menit05)
R0 = cm t9005 = menit0.5
R90 = cm t90 = menit
Catatan :
UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA LABORATORIUM MEKANIKA TANAH
J l . Dr.Set iabudi 229 Bandung 40154 Indonesia Te lp. 62222013161/4 ext . 34044 14
SQUARE ROOT FITTING METHOD
Nama Instansi :
Kedalaman Sampel Tanah :
Nama Proyek :
Nama Operator :
Lokasi Proyek :
Nama Engineer : Rizky M. Faisal
Deskripsi Tanah :
Tanggal Pengujian :
LOAD = 2.00 kg/cm2
Ko
mp
resi
(cm
)
t05 (menit05)
R0 = cm t9005 = menit0.5
R90 = cm t90 = menit
Catatan :
UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA LABORATORIUM MEKANIKA TANAH
J l . Dr.Set iabudi 229 Bandung 40154 Indonesia Te lp. 62222013161/4 ext . 34044 15
SQUARE ROOT FITTING METHOD
Nama Instansi :
Kedalaman Sampel Tanah :
Nama Proyek :
Nama Operator :
Lokasi Proyek :
Nama Engineer : Rizky M. Faisal
Deskripsi Tanah :
Tanggal Pengujian :
LOAD = 4.00 kg/cm2
Ko
mp
resi
(cm
)
t05 (menit05)
R0 = cm t9005 = menit0.5
R90 = cm t90 = menit
Catatan :
UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA LABORATORIUM MEKANIKA TANAH
J l . Dr.Set iabudi 229 Bandung 40154 Indonesia Te lp. 62222013161/4 ext . 34044 16
SQUARE ROOT FITTING METHOD
Nama Instansi :
Kedalaman Sampel Tanah :
Nama Proyek :
Nama Operator :
Lokasi Proyek :
Nama Engineer : Rizky M. Faisal
Deskripsi Tanah :
Tanggal Pengujian :
LOAD = 8.00 kg/cm2
Ko
mp
resi
(cm
)
t05 (menit05)
R0 = cm t9005 = menit0.5
R90 = cm t90 = menit
Catatan :
UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA LABORATORIUM MEKANIKA TANAH
J l . Dr.Set iabudi 229 Bandung 40154 Indonesia Te lp. 62222013161/4 ext . 34044 17
GRAFIK KONSOLIDASI
Nama Instansi :
Kedalaman Sampel Tanah :
Nama Proyek :
Nama Operator :
Lokasi Proyek :
Nama Engineer : Rizky M. Faisal
Deskripsi Tanah :
Tanggal Pengujian :
e
Log P
Kom
pres
i (cm
)
Log P
UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA LABORATORIUM MEKANIKA TANAH
J l . Dr.Set iabudi 229 Bandung 40154 Indonesia Te lp. 62222013161/4 ext . 34044 18
UJI KONSOLIDASI (CONSOLIDATION TEST)
ASTM D2435
Nama Instansi :
Kedalaman Sampel Tanah :
Nama Proyek :
Nama Operator :
Lokasi Proyek :
Nama Engineer : Rizky M. Faisal
Deskripsi Tanah :
Tanggal Pengujian :
PARAMETER KONSOLIDASI :
Cc = Cr = Cs = Po = Pc = OCR =
Catatan :
UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA LABORATORIUM MEKANIKA TANAH
J l . Dr.Set iabudi 229 Bandung 40154 Indonesia Te lp. 62222013161/4 ext . 34044 19
UJI KONSOLIDASI (CONSOLIDATION TEST)
ASTM D2435
Nama Instansi :
Kedalaman Sampel Tanah :
Nama Proyek :
Nama Operator :
Lokasi Proyek :
Nama Engineer : Rizky M. Faisal
Deskripsi Tanah :
Tanggal Pengujian :
FOTO ALAT UJI
FOTO PROSES PENGUJIAN
Peralatan Pengujian Konsolidasi Peralatan Pengujian Konsolidasi
Pengujian Konsolidasi
Pengujian Konsolidasi
UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA LABORATORIUM MEKANIKA TANAH
J l . Dr.Set iabudi 229 Bandung 40154 Indonesia Te lp. 62222013161/4 ext . 34044 1
UJI SARINGAN (SIEVE ANALYSIS)
ASTM D-1140
1. LINGKUP
Metode ini mencakup penentuan dari distribusi
ukuran butir tanah yang tertahan oleh saringan
No. 200
2. DEFINISI
Tanah butir kasar (coarse grained soils) :
ukuran butirnya > 0.075 mm (tertahan oleh
saringan no 200)
Tanah butir halus (fine grained soils) :
ukuran butirnya < 0.075 mm (lolos dari
saringan no 200)
Gradasi : distribusi ukuran butir tanah
3. MAKSUD DAN TUJUAN SERTA
APLIKASI
Percobaan ini dimaksudkan untuk menegtahu
distribusi ukuran butir tanah butir kasar.
Tujuannya adalah mengklasifikasikan tanah
butir kasar berdasarkan nilai koefisien
keseragaman (Cu) dan kurva distribusi ukuran
butir.
4. MANFAAT
Diperoleh perkiraan umum sifat teknis tanah
berdasarkan jenis tanah yang ditentukan dari uji
ini.
5. KETERBATASAN
Bentuk butir tanah pada umumnya adalah bulat
dan atau runcing, dimana bentuk butir ini
menentukan menentukan sifat mekanisnya. Uji
ini tidak mempertimbangkan bentuk butiran
tersebut.
6. PERALATAN
Alat-alat yang digunakan :
Satu set ayakan (sieve), yang lengkap
dengan saringan dengan urutan ukuran
diameter lubang sesuai dengan standar,
yaitu no 4, 10, 20, 40, 80, 120, 200, dan pan
Stopwatch
Timbangan dengan ketelitian 0.01 g
Kuas
Mesin pengayak (sieve shaker)
Palu karet
7. KETENTUAN
Ukuran diameter saringan harus mengikuti
standar ASTM. Ukuran ayakan yang standar
adalah sebagai berikut :
No. Saringan Ukuran Lubang (mm)
4 4.750
10 2.000
20 0.850
40 0.425
80 0.180
120 0.125
200 0.075
Shaker (Pengayak)
Sieve (Ayakan)
UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA LABORATORIUM MEKANIKA TANAH
J l . Dr.Set iabudi 229 Bandung 40154 Indonesia Te lp. 62222013161/4 ext . 34044 2
8. PERSIAPAN UJI
Contoh tanah yang akan digunakan harus
dikeringkan terlebih dahulu (hingga kering
udara) dan tidak berbongkah-bongkah. Gunakan
palu karet untuk menghancurkan bongkahan
tanah. Tanah harus kering dan jumlah tanah
yang diuji kurang lebih 500 gr.
9. PROSEDUR UJI
1. Ayakan dibersihkan dengan menggunakan
kuas kering, sehingga lubang-lubang dari
ayakan bersih dari butir-butir yang
menempel
2. Masing-masing ayakan dan pan ditimbang
beratnya.
3. Kemudian ayakan tadi disusun menurut
nomor ayakan (ukuran lubang terbesar
diatas)
4. Ambil contoh tanah seberat 500 gram, lalu
masukkan ke dalam ayakan teratas dan
kemudian ditutup.
5. Susunan ayakan dikocok dengan bantuan
sieve shaker selama kurang lebih 10 menit.
6. Diamkan selama 3 menit agar debu-debu
mengendap.
7. Masing-masing ayakan dengan contoh
tanah yang tertinggal ditimbang, diperoleh
berat tanah tertahan
10. PERHITUNGAN DAN PELAPORAN
HASIL UJI
Hitung berat tanah yang tertahan oleh
masing-masing saringan
Hitung jumlah berat tanah yang lolos
saringan tersebut secara kumulatif
Hitung persentase jumlah berat tanah yang
lolos saringan tersebut terhadap total berat
tanah
Dari hasil-hasil percobaan tersebut
digambarkan suatu grafik dalam suatu
susunan koordinat semilog, yaitu dimana
ukuran diameter butir sebagai absis dalam
skala log dan % lebih halus sebagai ordinat
dengan skala linier (skala biasa)
Dari grafik di atas didapat koefisien
keseragaman :
10
60
D
DCu
dimana :
60D = diameter kebersamaan (diameter
sehubungan dengan 60% lebih
halus)
10D = diameter efektif (diameter
sehubungan dengan 10% lebih
halus)
Dari grafik tersebut didapat pula koefisien
kelengkungan (Coefficient of Curvature)
6010
2
30
xDD
DCu
di mana :
30D = diameter sehubungan dengan
30% lebih halus
Catatan :
Berdasarkan USCS (Unified Soil Classification
System), ditentukan bahwa tanah yang
bergradasi baik (well graded) adalah yang
memenuhi :
Untuk gravel :
Cu > 4 dan 1 < Cc < 3
Untuk pasir :
Cu > 6 dan 1 < Cc < 3
Bila syarat di atas tidak terpenuhi, maka tanah
tersebut bergradasi buruk (poor graded)
11. LAMPIRAN
Pembuktian rumus Stokes
Gaya geser, F = 6 ..R. v
Berat = mg = 4/3 .R3.s.g
Gaya ke atas = 4/3 .R3.w.g = B
Jadi untuk butiran yang jatuh dalam larutan
4/3 .R3.w.g + 6 ..R. v = 4/3 .R3.s.g
sehingga v = 2
9
2R g
s w
( )
vD g
s w
1
18
di mana :
D = diameter butir
v = kecepatan
s = berat isi butir
w = berat isi air
UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA LABORATORIUM MEKANIKA TANAH
J l . Dr.Set iabudi 229 Bandung 40154 Indonesia Te lp. 62222013161/4 ext . 34044 3
= 1 gr/cm3
= viskositas larutan (air)
s = Gs. w = Gs
v
D G G g G G gg D
s w s w
1
18 10 1800
22
D
v
G G gs w
1800 (mm)
Bila partikel / butir berdiameter D jatuh pada
ketinggian L cm dalam waktu t menit, maka :
D
L
G G t g
L
G G t gs w s w
1800 30
D KL
t (mm)
Tabel 1
Properties of Distilled Water
Temperatur
(C)
Specific
Gravity of
Water, Gw
Viscocity of
Water,
4 1.00000 0.01567
16 0.99897 0.01111
17 0.99889 0.01083
18 0.99862 0.01056
19 0.99844 0.01030
20 0.99823 0.01005
21 0.99802 0.00981
22 0.99780 0.00958
23 0.99757 0.00936
24 0.99733 0.00914
25 0.99708 0.00894
26 0.99682 0.00874
27 0.99655 0.00855
28 0.99627 0.00836
29 0.99598 0.00818
30 0.99568 0.00801
Tabel 2
Correction Factor for Unit Weight of Solid
Unit Weight of
Soil Solid, Gs
Correction
Factor, a
2.85 0.96
2.80 0.97
2.75 0.98
2.70 0.99
2.65 1.00
2.60 1.01
2.55 1.02
2.50 1.04
UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA LABORATORIUM MEKANIKA TANAH
J l . Dr.Set iabudi 229 Bandung 40154 Indonesia Te lp. 62222013161/4 ext . 34044 2
Tabel 3
Properties Correction Factors
Temperatur
(C)
Ct
15 -1.10
16 -0.90
17 -0.70
18 -0.50
19 -0.30
20 0.00
21 0.20
22 0.40
23 0.70
24 1.00
25 1.30
26 1.65
27 2.00
28 2.50
29 3.05
30 3.80
Tabel 4
Values of K for Several Unit Weight of Soil Solids and Temperature Combination
Temperatur Unit Weight of Soil Solid
(C) 2.50 2.55 2.60 2.65 2.70 2.75 2.80 2.85
16 0.0151 0.0148 0.0146 0.0144 0.0141 0.0139 0.0137 0.0136
17 0.0149 0.0146 0.0144 0.0142 0.0140 0.0138 0.0136 0.0134
18 0.0148 0.0144 0.0142 0.0140 0.0138 0.0136 0.0134 0.0132
19 0.0145 0.0143 0.0140 0.0138 0.0136 0.0134 0.0132 0.0131
20 0.0143 0.0141 0.0139 0.0137 0.0134 0.0133 0.0131 0.0129
21 0.0141 0.0139 0.0137 0.0135 0.0133 0.0131 0.0129 0.0127
22 0.0140 0.0137 0.0135 0.0133 0.0131 0.0129 0.0128 0.0126
23 0.0138 0.0136 0.0134 0.0132 0.0130 0.0128 0.0126 0.0124
24 0.0137 0.0134 0.0132 0.0130 0.0128 0.0126 0.0125 0.0123
25 0.0135 0.0133 0.0131 0.0129 0.0127 0.0125 0.0123 0.0122
26 0.0131 0.0131 0.0129 0.0127 0.0125 0.0124 0.0122 0.0120
27 0.0132 0.0130 0.0128 0.0126 0.0124 0.0122 0.0120 0.0119
28 0.0130 0.0128 0.0126 0.0124 0.0123 0.0121 0.0119 0.0117
29 0.0129 0.0127 0.0125 0.0123 0.0121 0.0120 0.0118 0.0116
30 0.0128 0.012.6 0.0124 0.0122 0.0120 0.0118 0.0117 0.0115
UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA LABORATORIUM MEKANIKA TANAH
J l . Dr.Set iabudi 229 Bandung 40154 Indonesia Te lp. 62222013161/4 ext . 34044 3
Tabel 5
Value of L (Effective Depth) for Use in Stokes Formula for Diameter of Particles from ASTM Soil
Hydrometer 152 H
Original Hyd.
Reading
(Corrected for
Meniscus Only)
Effective
Depth, L (cm)
Original Hyd.
Reading
(Corrected for
Meniscus Only)
Effective
Depth, L (cm)
0 16.3 31. 11.2
1 16.1 1 11.1
2 16.0 2 10.9
3 15.8 3 10.7
4 15.6 4 10.5
5 15.5 5 10.4
6 15.3 6 10.2
7 15.2 7 10.1
8 15.0 8 9.9
9 14.8 9 9.7
10 14.7 10 9.6
11 14.5 11 9.4
12 14.3 12 9.2
13 14.2 13 9.1
14 14.0 14 8.9
15 13.8 15 8.8
16 13.7 16 8.6
17 13.5 17 8.4
18 13.3 18 8.3
19 13.2 19 8.1
20 13.0 20 7.9
21 12.9 21 7.8
22 12.7 22 7.6
23 12.5 23 7.4
24 12.4 24 7.3
25 12.2 25 7.1
26 12.0 26 7.0
27 11.9 27 6.8
28 11.7 28 6.6
29 11.5 29 6.5
30 11.4
UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA LABORATORIUM MEKANIKA TANAH
J l . Dr.Set iabudi 229 Bandung 40154 Indonesia Te lp. 62222013161/4 ext . 34044 4
UJI SARINGAN (SIEVE ANALYSIS)
ASTM D-1140
Nama Instansi :
Kedalaman Sampel Tanah :
Nama Proyek :
Nama Operator :
Lokasi Proyek :
Nama Engineer : Rizky M. Faisal
Deskripsi Tanah :
Tanggal Pengujian :
No.
Saringan
Diameter
Saringan
(mm)
Berat
Saringan
(gr)
Berat
Tanah
Tertahan +
Saringan
(gr)
Berat
Tanah
Tertahan
(gr)
% Tanah
Tertahan
% Tanah
Lolos
4
10
20
40
80
120
200
Pan
Jumlah =
Catatan :
UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA LABORATORIUM MEKANIKA TANAH
J l . Dr.Set iabudi 229 Bandung 40154 Indonesia Te lp. 62222013161/4 ext . 34044 5
UJI SARINGAN (SIEVE ANALYSIS)
ASTM D-1140
Nama Instansi :
Kedalaman Sampel Tanah :
Nama Proyek :
Nama Operator :
Lokasi Proyek :
Nama Engineer : Rizky M. Faisal
Deskripsi Tanah :
Tanggal Pengujian :
GRAFIK DISTRIBUSI UKURAN BUTIR
0
10
20
30
40
50
60
70
80
90
100
0.001 0.01 0.1 1 10
% L
olo
s (%
)
Diameter, D (mm)
Catatan :
GRAVEL SAND SAND CLAY
UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA LABORATORIUM MEKANIKA TANAH
J l . Dr.Set iabudi 229 Bandung 40154 Indonesia Te lp. 62222013161/4 ext . 34044 6
UJI SARINGAN (SIEVE ANALYSIS)
ASTM D-1140
Nama Instansi :
Kedalaman Sampel Tanah :
Nama Proyek :
Nama Operator :
Lokasi Proyek :
Nama Engineer : Rizky M. Faisal
Deskripsi Tanah :
Tanggal Pengujian :
Persentase Kerikil (%)
Persentase Pasir (%)
Persentase Lanau/Lempung (%)
D10 (mm)
D30 (mm)
D60 (mm)
Cu
Cc
Catatan :
UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA LABORATORIUM MEKANIKA TANAH
J l . Dr.Set iabudi 229 Bandung 40154 Indonesia Te lp. 62222013161/4 ext . 34044 7
UJI SARINGAN (SIEVE ANALYSIS)
ASTM D-1140
Nama Instansi :
Kedalaman Sampel Tanah :
Nama Proyek :
Nama Operator :
Lokasi Proyek :
Nama Engineer : Rizky M. Faisal
Deskripsi Tanah :
Tanggal Pengujian :
FOTO ALAT UJI
FOTO PROSES PENGUJIAN
Peralatan Uji Saringan Peralatan Uji Saringan
Peralatan Uji Saringan
Pengujian Saringan
Pengujian Saringan
Pengujian Saringan
UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA LABORATORIUM MEKANIKA TANAH
J l . Dr.Set iabudi 229 Bandung 40154 Indonesia Te lp. 62222013161/4 ext . 34044 1
UNCONFINED COMPRESSION TEST (UCT)
ASTM D2166-06
1. LINGKUP
Uji kuat tekan bebas dimaksudkan untuk
memperoleh kuat geser dari tanah kohesif.
2. DEFINISI
Kuat tekan bebas (qu) adalah harga tegangan
aksial maksimum yang dapat ditahan oleh
benda uji silindris (dalam hal ini sampel tanah)
sebelum mengalami keruntuhan geser.
Derajat kepekaan/sensitivitas (St) adalah rasio
antara kuat tekan bebas dalam kondisi asli
(undisturbed) dan dalam kondisi teremas
(remolded).
3. MAKSUD DAN TUJUAN SERTA
APLIKASI UJI SONDIR
Tujuan dari percobaan ini adalah untuk
mengukur kuat tekan bebas (unconfined
compressive strength) dari lempung/lanau.
Dari kuat tekan bebas dapat diketahui :
1. Kekuatan geser undrained (Cu)
2. Derajat kepekaan (degree of sensitivity)
4. MANFAAT
Uji kuat tekan bebas merupakan cara
memperoleh kuat geser tanah kohesif yang
cepat dan ekonomis.
5. KETERBATASAN
Uji ini tidak dapat dilaksanakan pada tanah
pasiran.
6. PERALATAN
Alat-alat yang digunakan :
Alat unconfined compression test
Ring silinder untuk mengambil contoh
tanah
Stopwatch
Piston plunger
Oven
Timbangan dengan ketelitian 0.1 gr dan
0.01 gr
Container
Desikator
Sticmaat / jangka sorong
7. KETENTUAN
Contoh tanah berbentuk silinder ditekan
dengan peningkatan regangan vertikal v yang
konstan sehingga mencapai keruntuhan.
Tekanan vertikal v diukur pada setiap
peningkatan v.
8. PERSIAPAN UJI
Contoh tanah dapat digunakan baik untuk
tanah asli (undisturbed sample) maupun untuk
tanah yang dibuat di laboratorium
(reconstituted sample).
9. PROSEDUR UJI
1. Contoh tanah diambil dengan ukuran
tinggi 3” dan diameter 3/2”, kedua
permukaannya diratakan.
2. Keluarkan contoh tanah dari silinder
dengan menggunakan piston plunger.
3. Letakkan contoh tanah tersebut pada alat
Unconfined Compression Test kemudian
dicatat pembacaan mula-mula dari
proving ring dial, arloji pengukur
regangan vertikal dan waktu.
4. Mulai diberikan tekanan vertikal dengan
kecepatan regangan 1% per menit.
Dilakukan pembacaan proving ring dial
setiap regangan 0.01 inci.
5. Pemberian regangan vertikal ditingkatkan
sampai terjadi kelongsoran pada contoh
tanah, di mana pembacaan proving ring
dial telah mencapai nilai maksimum.
Percobaan dihentikan setelah pembacaan
UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA LABORATORIUM MEKANIKA TANAH
J l . Dr.Set iabudi 229 Bandung 40154 Indonesia Te lp. 62222013161/4 ext . 34044 2
proving ring dial mulai turun beberapa
kali (minimum 3 kali).
6. Kemudian contoh tanah digambar bidang
longsornya dari depan, belakang, tengah
(3 tampak).
7. Contoh tanah yang telah longsor kita
remas-remas dalam kantong dan kita
masukkan dalam silinder, dengan
ketentuan volumenya sama, untuk
menentukan kekuatan geser tanah
teremas. Prosedur 1 sampai dengan 6
diulangi.
10. PELAPORAN HASIL UJI
Penerapan hasil uji meliputi :
1. Nama instansi / perusahaan
2. Nama proyek
3. Lokasi
4. Deskripsi tanah
5. Tanggal pengujian
6. Kedalaman tanah
7. Nama operator
8. Nama engineer yang bertanggung jawab
Kuat Tekan Bebas Nilai kuat tekan bebas (unconfined
compressive strength), qu, didapat dari
pembacaan proving ring dial yang maksimum.
qk R
Au
di mana :
qu = kuat tekan bebas
k = kalibrasi proving ring
R = pembacaan maksimumpembacaan
awal
A = luas penampang contoh tanah pada
saat pembacaan R (yang dikoreksi)
Kuat Geser Undrained
Kuat geser undrained (cu) adalah setengah kuat
tekan bebas.
cq
uu
2
Derajat Kepekaan
Derajat kepekaan (St) didapat dari
perbandingan qu undisturbed dengan qu
remolded.
Sq
qt
u
u
undisturbed
remolded
Hasil percobaan :
Dinyatakan dalam grafik, hubungan
antara tegangan vertikal dengan regangan.
Dinyatakan dalam nilai-nilai qu, cu, St.
11. LAMPIRAN
1. Prinsip percobaan Uji Tekan Satu Sumbu
sama dengan Uji Triaxial UU tanpa
tegangan keliling.
2. Pembagian tanah berdasarkan keteguhan
(konsistensi) dan kepekaan (sensitivity)
adalah sebagai berikut :
qu
(kg/cm2)
Konsistensi
0.25 Very soft
0.25 - 0.50 Soft
0.50 - 1.00 Medium
1.00 - 2.00 Stiff
2.00 - 4.00 Very stiff
4.00 Hard
St Sensitivity
2 Insensitive
2 - 4 Moderatly
4 - 8 Sensitive
8 - 16 Very sensitive
16 - 32 Slightly quick
32 - 64 Quick
UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA LABORATORIUM MEKANIKA TANAH
J l . Dr.Set iabudi 229 Bandung 40154 Indonesia Te lp. 62222013161/4 ext . 34044 1
UNCONFINED COMPRESSION TEST (UCT)
ASTM D2166-06
Nama Instansi :
Kedalaman Sampel Tanah :
Nama Proyek :
Nama Operator :
Lokasi Proyek :
Nama Engineer : Rizky M. Faisal
Deskripsi Tanah :
Tanggal Pengujian :
UCT DATA
Pengukuran UNDISTURB REMOLDED Tinggi Awal Sample, h0 (cm) Tinggi final, ht (cm) Diameter, D0 (cm) Luas Penampang Awal, A0 (cm) Berat Ring Silinder (gram) Berat Ring Silinder+Tanah Basah (gram)
Kalibrasi Proving Ring (kg/div)
PEMERIKSAAN KADAR AIR SETELAH PENGUJIAN
Berat kontainer, W1 (cm) UNDISTURB REMOLDED Berat kontainer + tanah basah, W2 (cm) Berat kontainer + tanah kering, W3 (cm) Berat tanah basah, W4 = W2 – W1 (cm) Berat tanah kering, W5 = W3 – W1 (cm) Berat air, W6 = W4 – W5 (cm) Kadar air, w (%) = (W6/W5) x 100%
UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA LABORATORIUM MEKANIKA TANAH
J l . Dr.Set iabudi 229 Bandung 40154 Indonesia Te lp. 62222013161/4 ext . 34044 2
UNCONFINED COMPRESSION TEST (UCT)
ASTM D2166-06
Nama Instansi :
Kedalaman Sampel Tanah :
Nama Proyek :
Nama Operator :
Lokasi Proyek :
Nama Engineer : Rizky M. Faisal
Deskripsi Tanah :
Tanggal Pengujian :
Undisturbed
Deform.
dial
read
Load dial
read
Sample
Deform.
L
Unit
Strain
()
Area
Correction
Factor
Corrected
Area
Total
Load
Sample Stress
()
(div.) (div.) (cm) L/Lo CF = 1- A' = Ao/CF ( kg ) ( kg/cm2 )
0
10
20
30
40
50
60
70
80
90
100
110
120
130
140
150
160
170
180
190
200
210
220
230
240
250
260
270
280
290
300
UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA LABORATORIUM MEKANIKA TANAH
J l . Dr.Set iabudi 229 Bandung 40154 Indonesia Te lp. 62222013161/4 ext . 34044 3
UNCONFINED COMPRESSION TEST (UCT)
ASTM D2166-06
Nama Instansi :
Kedalaman Sampel Tanah :
Nama Proyek :
Nama Operator :
Lokasi Proyek :
Nama Engineer : Rizky M. Faisal
Deskripsi Tanah :
Tanggal Pengujian :
GRAFIK UNCONFINED COMPRESSION TEST
UNDISTURBED
Kuat tekan, qu (kg/cm2) = Kohesi, cu (kg/cm2) =
UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA LABORATORIUM MEKANIKA TANAH
J l . Dr.Set iabudi 229 Bandung 40154 Indonesia Te lp. 62222013161/4 ext . 34044 4
UNCONFINED COMPRESSION TEST (UCT)
ASTM D2166-06
Nama Instansi :
Kedalaman Sampel Tanah :
Nama Proyek :
Nama Operator :
Lokasi Proyek :
Nama Engineer : Rizky M. Faisal
Deskripsi Tanah :
Tanggal Pengujian :
Remolded
Deform.
dial
read
Load dial
read
Sample
Deform.
L
Unit
Strain
()
Area
Correction
Factor
Corrected
Area
Total
Load
Sample Stress
()
(div.) (div.) (cm) L/Lo CF = 1- A' = Ao/CF ( kg ) ( kg/cm2 )
0
10
20
30
40
50
60
70
80
90
100
110
120
130
140
150
160
170
180
190
200
210
220
230
240
250
260
270
280
290
300
UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA LABORATORIUM MEKANIKA TANAH
J l . Dr.Set iabudi 229 Bandung 40154 Indonesia Te lp. 62222013161/4 ext . 34044 5
UNCONFINED COMPRESSION TEST (UCT)
ASTM D2166-06
Nama Instansi :
Kedalaman Sampel Tanah :
Nama Proyek :
Nama Operator :
Lokasi Proyek :
Nama Engineer : Rizky M. Faisal
Deskripsi Tanah :
Tanggal Pengujian :
GRAFIK UNCONFINED COMPRESSION TEST
REMOLDED
Kuat tekan, qu (kg/cm2) = Kohesi, cu (kg/cm2) =
UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA LABORATORIUM MEKANIKA TANAH
J l . Dr.Set iabudi 229 Bandung 40154 Indonesia Te lp. 62222013161/4 ext . 34044 6
UNCONFINED COMPRESSION TEST (UCT)
ASTM D2166-06
Nama Instansi :
Kedalaman Sampel Tanah :
Nama Proyek :
Nama Operator :
Lokasi Proyek :
Nama Engineer : Rizky M. Faisal
Deskripsi Tanah :
Tanggal Pengujian :
UNCONFINED COMPRESSION TEST - RESULT
Nilai Undisturbed Remolded
Kuat tekan (kg/cm2)
Kohesi (kg/cm2)
Derajat Kepekaan, Sr
Catatan :
UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA LABORATORIUM MEKANIKA TANAH
J l . Dr.Set iabudi 229 Bandung 40154 Indonesia Te lp. 62222013161/4 ext . 34044 7
UNCONFINED COMPRESSION TEST (UCT)
ASTM D2166-06
Nama Instansi :
Kedalaman Sampel Tanah :
Nama Proyek :
Nama Operator :
Lokasi Proyek :
Nama Engineer : Rizky M. Faisal
Deskripsi Tanah :
Tanggal Pengujian :
SKETSA GARIS KERUNTUHAN SAMPEL
Tampak Atas Tampak Bawah
Tampak Samping Kiri Tampak Samping Kanan
UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA LABORATORIUM MEKANIKA TANAH
J l . Dr.Set iabudi 229 Bandung 40154 Indonesia Te lp. 62222013161/4 ext . 34044 8
UNCONFINED COMPRESSION TEST (UCT)
ASTM D2166-06
Nama Instansi :
Kedalaman Sampel Tanah :
Nama Proyek :
Nama Operator :
Lokasi Proyek :
Nama Engineer : Rizky M. Faisal
Deskripsi Tanah :
Tanggal Pengujian :
FOTO ALAT UJI
FOTO PROSES PENGUJIAN
Peralatan Pengujian UCT Peralatan Pengujian UCT
Pengujian UCT Pengujian UCT