praktikum biokimia bab ii - ilham aripandi
DESCRIPTION
biokimiaTRANSCRIPT
-
LAPORAN PRAKTIKUM BIOKIMIA
PERCOBAAN II
KARBOHIDRAT I
NAMA : ILHAM ARIPANDI
NIM : 013021211012
DOSEN : LELA LAILATUL M.Si
ASISTEN : CITRA IBDAU RAHMAH
TANGGAL : 23 APRIL 2015
PROGRAM STUDI KIMIA
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SUKABUMI
2015
-
1. TUJUAN
Untuk mengetahui beberpa sifat-sifat karbohidrat dengan berbagai uji-uji
yang menyertainya.
2. DASAR TEORI
Secara biokimia, karbohidrat adalah polihidroksil-aldehid atau
polihidroksil-keton, atau senyawa yang menghasilkan senyawa-senyawa ini bila
dihidrolisis. Karbohidrat mengandung gugus fungsi karbonil (sebagai aldehid atau
keton) dan banyak gugus hidroksil (Fessenden 1986). Karbohidrat dapat
digolongkan berdasarkan jumlah monomer penyusunnya. Ada 3 jenis karbohidrat
berdasarkan penggolongan ini, yaitu, monosakarida, disakarida (Oligosakarida),
dan polisakarida. Baik pada hewan maupun manusia, energi disimpan sebagai
glikogen dan pada tanaman sebagai pati. Kedua jenis karbohidrat tersebut
merupakan polisakarida (Sumarlin 2006).
a. Monosakarida
Monosakarida merupakan senyawa karbohidrat yang paling sederhana yang
tidak dapat dihidrolisis lagi. Umumnya senyawa ini adalah aldehid atau keton yang
mempunyai 2 atau lebih gugus hidroksil. Monosakarida yang paling kecil n = 3
adalah gliseraldehid dan dihidroksiaseton.
b. Disakarida (Oligosakarida)
Disakarida merupakan karbohidrat yang terbentuk dari 2 sampai 10
monosakarida. Yang termasuk kelompok ini adalah disakarida, trisakarida, Dan
seterusnya. Disakarida terdiri dari 2 monosakarida yang terikat dengan O-
Glikosidik. 3 senyawa disakarida utama yang penting dan melimpah di alam yaitu
sukrosa, laktosa dan maltosa. Ketiga senyawa ini memiliki rumus molekul yang
sama (C12H22O11) tetapi struktur molekul berbeda.
c. Polisakarida
Polisakarida tersusun oleh monosakarida yang tergabung dengan ikatan
glukosida. Pati merupakan salah satu contoh polisakarida yang tersusun oleh
glukosa. Dipandang dari strukturnya, butir butir pati terdiri atas 2 bagian yaitu:
Bagian amilosa yang merupakan rantai lurus polimer glukosa, dan bagian
-
amilopektin yang terdiri atas rantai bercabang polimer glukosa jika dihidrolisis
sempurna akan dihasilkan molekul molekul glukosa.
Polisakarida yang merupakan karbohidrat kompleks mempunyai sifat yang
sukar larut dalam air dingin. Pemanasan suspensi pati secara bertahap dapat
membentuk larutan koloid dan akhirnya menjadi pasta. Berdasarkan ruang lingkup
yang luas dari polisakarida tersebut maka pengetahuan dasar mengenai sifat fisik
dan kimia karbohidrat sangat diperlukan.
Identifikasi monosakarida dilakukan berdasarkan sifat kemampuannya
mereduksi, yang dilakukan menggunakan uji Benedict, dimana larutan tembaga
yang basa bila direduksi oleh karbohidrat yang memiliki gugus aldehid atau keton
bebas akan membentuk kupri oksida. Pembentukan ini ditandai dengan
pembentukan endapan merah bata. Uji Molicsch dipergunakan untuk mengenal
karbohidrat yang mudah mengalami dehidrasi membentuk furfural maupun
dihidrosifurfural yang lebih lanjut berkondensasi dengan resorsinol, orsinol
ataupun a-naftol. Pereaksi molish terdiri dari larutan 5 % -naftol dalam alkohol 95
%. Reagen Seliwanof dipergunakan untuk mengenal adanya karbohidrat yang
mengandung gugus fungsional aldehid seperti fruktosa dan sukrosa. Pereaksi
barfoed digunakan secara umum untuk mengenal adanya monosakarida. Dan uji
iodin secara khusus dipergunakan untuk mengidentifikasi adanya polisakarida
amilum.
-
OH
O
CH O2
OH
OH
OH
H
H
H
H
+ 2CuO
O
CH O2
OH
OH
OH
H
H
H
H
OH
O
CH O2
OH
OH
OH
H
H
H
H
O
CH O2
OH
OH
OH
H
H
H
H
Cu O2 Merah bata+
3. HASIL DAN PEMBAHASAN
3.1 Uji Benedict
Tujuan dari uji Benedict adalah untuk mengidentifikasi gula pereduksi.
Gugus pereduksi ini berupa aldehid dan keton (Murray dkk 2009). Dalam uji ini,
suatu gula reduksi dapat dibuktikan dengan terbentuknya endapan yang berwarna
merah bata. Akan tetapi tidak selamanya warna larutan atau endapan yang terbentuk
berwarna merah bata, hal ini bergantung pada konsentrasi atau kadar gula reduksi
yang dikandung oleh tiap-tiap larutan uji.
Tabel 1. Hasil uji Benedict
Jenis karbohidrat Hasil pengamatan
Glukosa 0,1 M Hijau,endapan merah bata
Glukosa 0,5 M Hijau,endapan merah bata
Glukosa 0,02 M Hijau,endapan merah bata
Glukosa 0,01 M Biru (tidak ada perubahan)
Glukosa 0,0001 M Biru (tidak ada perubahan)
Fruktosa Hijau
Sukrosa Biru (tidak ada perubahan)
Pati 1% Biru (tidak ada perubahan)
Larutan tembaga alkalis akan direduksi oleh gula yang mempunyai gugus
aldehid atau keton bebas dengan membentuk kuprooksida yang berwarna. Gula
pereduksi bereaksi dengan pereaksi menghasilkan endapan merah bata (Cu2O).
Pada gula pereduksi terdapat gugus aldehid dan OH laktol. OH laktol ini merupakan
OH yang terikat pada atom C pertama yang menentukan karohidrat sebagai gula
pereduksi atau bukan.
Hasil positif ditunjukkan oleh glukosa yang berkonsentrasi besar juga oleh
fruktosa dan sukrosa. Meskipun fruktosa bukanlah gula pereduksi, namun karena
memiliki gugus alpha hidroksi keton, maka fruktosa akan berubah menjadi glukosa
dan mannosa dalam suasana basa dan memberikan hasil positif dengan pereaksi
benedict. Berikut reaksinya :
-
HH
H
O
O
CH OH2
H H
H
H
H
OH
OH
OH
HOCH2O
CH OH2HO
HO
Pati, sukrosa, glukosa 0,01 dan glukosa 0,0001 M menunjukkan hasil
negatif. Hal ini disebabkan karena pati merupakan polisakarida dan tidak
mempunyai gugus aldehid ataupun keton bebas. Pada sukrosa, walaupun tersusun
oleh glukosa dan fruktosa, namun atom karbon anomerik keduanya saling terikat,
sehingga pada setiap unit monosakarida tidak lagi terdapat gugus aldehida atau
keton yang dapat bermutarotasi menjadi rantai terbuka, hal ini menyebabkan
sukrosa tak dapat mereduksi pereaksi benedict (Fessenden 1986).
Stuktur sukrosa
Gambar 1. Hasil uji benedict
3.2 Uji Molish
Uji molish adalah reaksi yang paling umum untuk mengidentifikasi adanya
karbohidrat. Pada percobaan ini asam sulfat pekat menghidrolisis ikatan glikosidik
(ikatan yang menghubungkan monosakarida satu dengan monosakarida yang lain)
menghasilkan monosakarida yang selanjutnya didehidrasi menjadi fultural dan
turunannya. Hasil pengamatan ditunjukan pada table 2.
-
Tabel 2. Hasil uji Molish
Jenis karbohidrat Hasil pengamatan
Glukosa Terbentuk cincin ungu (+)
Fruktosa Terbentuk cincin ungu (+)
Sukrosa Terbentuk cincin ungu (+)
Pati 1 % Terbentuk cincin ungu (+)
Keempat sampel yang telah ditetesi dengan pereaksi molish selanjutnya
dihidrolisis dengan asam sulfat pekat (H2SO4) mengalami pemutusan ikatan
glikosidik dari rantai karbohidrat polisakarida menjadi disakarida dan
monosakarida. Dimana berdasarkan hasil yang didapatkan menunjukkan bahwa
semua larutan yang diuji (glukosa, fruktosa, sukrosa, dan pati) adalah karbohidrat.
Hal ini terlihat jelas dengan adanya perubahan warna pada keempat tabung reaksi
yang berisikan larutan karbohidrat tersebut.
Gambar 2. Hasil uji molish
Diperkirakan, asam sulfat pekat bertindak sebagai agen dehidrasi yang
bertindak pada gula untuk membentuk furfural dan turunannya yang kemudian
dikombinasikan dengan alfa-naftol untuk membentuk produk berwarna.
Reaksi :
-
OO
CH OH2
H H
H
H
H
OH
OH
OH OH
O
CH OH2
H H
H
H
H
OH
OH
+ CuSO NaOH4
H OH
O
CH OH2
H H H
OH OHH
+ 2Na SO + Cu O2 4 2
OH
Warna yang sebenarnya dalam uji molisch terhadap glukosa, larutan
fruktosa dan larutan sukrosa, yang sebenarnya adalah warna ungu,namun pada
percobaan kali ini menghasilkan warna merah. Ini dikarenakan asam pekat yang
digunakan dalam percobaaan kali ini kemungkinan memiliki kadar kepekatan yang
rendah sehingga tidak terjadi reaksi kondensasi antara -naftol dan furfural
(furfural terbentuk akibat dehidrasi glukosa dalam asetat yang panas).
3.3 Uji Trommer
Reaksi Trommer digunakan untuk analisis kuantitatif disakarida. Dalam
reaksi trommer, terjadi hidrolisis oleh adanya basa yaitu NaOH yang menghasilkan
monosakarida.
Table 3. Hasil uji trommer
Perlakuan Pengamatan
2 ml glukosa + 2 ml NaOH + 1 ml CuSO4 Jingga
2 ml glukosa + 2 ml NaOH + 2 ml CuSO4 Dua fase, atas bening dan bawah
toska
2 ml glukosa + 2 ml NaOH + 3 ml CuSO4 Dua fase, atas bening dan bawah
biru muda
Hasil positif dari uji trommer ini ditandai dengan adanya perubahan warna
menjadi jingga. Hal ini dibuktikan pada tabung pertama dengan penggunaan
CuSO4 sebanyak 1 ml. Akan tetapi pada penggunaan CuSO4 2 mL dan 3 mL larutan
tidak mengalami perubahan menjadi jingga. Hal ini dikarenakan banyaknya
pereaksi yang tidak sebanding dengan sampel yang diuji. Sehingga perubahan
warna tidak terlihat.
-
Gambar 3. Hasil uji trommer
4. KESIMPULAN
Karbohidrat dapat diidentifikasi berdasarkan sifat-sifatnya menurut
pembagian jenisnya, yaitu monosakarida, oligosakarida dan polisakarida.
Karbohidrat secara umum dapat di identifikasi dengan cara uji molish,
dimana hasil yang positif dibuktikan dengan terbentuknya cincin berwarna
ungu kemerahan.
Uji benedict memberikan hasil positif pada monosakarida dan beberapa
disakarida dengan adanya perubahan membentuk endapan merah bata.
Akan tetapi sukrosa bukan merupakan gula pereduksi sehingga hasil negatif
didapatkan.
Uji trommer memberikan hasil positif dengan perubahan warna menjadi
jingga pada karbohidrat.
DAFTAR PUSTAKA
Fessenden R, Fessenden J. 1986. Kimia Organik. Edisi ketiga. Erlangga : Jakarta.
Murray, R. K. dkk. 2009. Biokimia Harper. Jakarta : Penerbit Buku Kedokteran
EGC
Sumarlin L. 2006. Penuntun Praktikum Biokimia. Program Studi Kimia Universitas
Muhammadiyah Sukabumi : Sukabumi.
-
PERTANYAAN
1. Mengapa uji Molisch disebut uji yang bukan spesifik untuk karbohidrat?
2. Apa perbedaan uji Barfoed dengan uji Benedict?
3. Bagaimanakah sifat kelarutan pati dalam air?
4. Berdasarkan percobaan, bentuk ikatan apakah yang terjadi antara pati
dengan iod?
5. Gambarkan rumus bangun dari struktur pati!
JAWAB
1. Uji Molisch disebut uji yang bukan spesifik karena prinsip uji ini adalah
pembentukan furfural atau turunan-turunan dari karbohidrat. Sehingga
karbohidrat tidak secara langsung terdeteksi melainkan didehidrasi terlebih
dahulu menjadi monosakarida. Tetapi hasil reaksi yang negatif
menunjukkan bahwa larutan yang diperiksa tidak mengandung karbohidrat.
2. Perbedaan uji Barfoed dan uji Benedict :
- Pada uji Benedict, teori yang mendasarinya adalah gula yang
mengandung gugus aldehid atau keton bebas akan mereduksi ion Cu2+
dalam suasana alkalis (basa), menjadi Cu+ yang mengendap sebagai
Cu2O (kupri oksida) berwarna merah bata.
- Pada uji Barfoed, ion Cu2+ dalam suasana asam akan direduksi lebih
cepat oleh gula reduksi monosakarida dari pada disakarida dan
menghasilkan Cu2O (kupri oksida) berwarna merah bata.
3. Pati kurang larut dalam air dingin. Pemanasan suspensi dapat melarutkan
pati dan bila dipanaskan secara bertahap dapat membentuk larutan koloid
dan akhirnya menjadi pasta.
4. Dalam larutan pati terdapat unit-unit glukosa yang membentuk rantai heliks
karena adanya ikatan dengan konfigurasi pada tiap unit glukosanya. Bentuk
ini menyebabkan pati dapat membentuk kompleks dengan molekul iod yang
dapat masuk ke dalam spiralnya.
5.
H O
OH
H
OHH
OH
CH2OH
HO H
H
OHH
OH
CH2OH
H
O
HH H O
OH
OHH
OH
CH2OH
HH H
O
H
OHH
OH
CH2OH
H
OH
HH O
OH
OHH
OH
CH2OH
H
O
H
1
6
5
4
3
1
2
amylose