praktikum gddk bayi 5-9 bulan.doc

38
LAPORAN STUDI KASUS GIZI DALAM DAUR KEHIDUPAN ACARA 3 BAYI USIA 5-9 BULAN DISUSUN OLEH : Kelompok 6 / Shift 2 Asisten : 1. Warti Anggraini 2. Nurul Putrie Utami, S.Gz 3. Windi Indah FN, S.Gz LABORATORIUM GIZI PROGRAM STUDI GIZI KESEHATAN FAKULTAS KEDOKTERAN

Upload: nurulksm

Post on 17-Feb-2016

595 views

Category:

Documents


99 download

DESCRIPTION

Resep makanan untuk bayi usia 5-9 bulan

TRANSCRIPT

Page 1: Praktikum GDDK Bayi 5-9 bulan.doc

LAPORAN STUDI KASUS

GIZI DALAM DAUR KEHIDUPAN

ACARA 3

BAYI USIA 5-9 BULAN

DISUSUN OLEH :

Kelompok 6 / Shift 2

Asisten :1. Warti Anggraini2. Nurul Putrie Utami, S.Gz3. Windi Indah FN, S.Gz

LABORATORIUM GIZI

PROGRAM STUDI GIZI KESEHATAN

FAKULTAS KEDOKTERAN

UNIVERSITAS GADJAH MADA

2015

Page 2: Praktikum GDDK Bayi 5-9 bulan.doc

BAB I

PENDAHULUAN

1. Latar Belakang Gizi merupakan unsur yang sangat penting bagi pembentukan tubuh manusia

yang berkualitas, sehingga pemberian makanan perlu diperhatikan mulai dari

bayi dan anak (Adriani dan Bambang, 2014).

Gizi Seimbang untuk bayi berusia 0-6 bulan cukup hanya dari ASI.

Sedangkan pada bayi berusia 6-24 bulan, selain tetap diberikan ASI juga mulai

diberikan Makanan Pendamping ASI (MP-ASI) sebagai awal pengenalan

makanan (Permenkes, 2014).

Menurut AKG 2013, kebutuhan energi bayi berusia 0-6 bulan sebesar 550

kkal. Sedangkan pada bayi berusia 7-11 bulan membutuhkan energi sebesar 725

kkal. Apabila kebutuhan gizi pada masa tersebut tidak terpenuhi maka dapat

menyebabkan terjadinya gizi buruk atau gizi kurang, sedangkan jika melebihi

kebutuhan gizi maka dapat menyebabkan gizi berlebih atau risiko gemuk

(overweight).

WHO memperkirakan bahwa 54% kematian pada anak disebabkan oleh

keadaan gizi yang buruk. Sedangkan di Indonesia, masalah gizi mengakibatkan

lebih dari 80% kematian anak (WHO, 2011 dalam Febrianti, 2013).

Status gizi buruk pada balita dapat menimbulkan pengaruh yang dapat

menghambat pertumbuhan fisik, mental maupun kemampuan berpikir yang pada

akhirnya akan menurunkan produktivitas kerja saat dewasa. Balita penderita gizi

buruk dapat mengalami penurunan kecerdasan (IQ) hingga 10 persen. Keadaan

ini memberikan petunjuk bahwa pada hakikatnya gizi yang buruk atau kurang

akan berdampak pada menurunnya kualitas sumber daya manusia (Samsul,

2011 dalam Febrianti, 2013).

Manalu (2008) dalam Susanty dkk (2012) menyebutkan bahwa bayi yang

memiliki status gizi kurang atau gizi buruk disebabkan oleh MP-ASI atau

makanan yang kurang baik, jenis maupun kualitasnya.

Apabila pemberian ASI dan MP-ASI dapat terlaksana dengan baik, tentu

akan menimbulkan dampak positif terhadap pertumbuhan dan perkembangan

anak di usia balita (Susanty dkk, 2012).

Page 3: Praktikum GDDK Bayi 5-9 bulan.doc

Oleh sebab itu, orang tua perlu menyediakan asupan yang sesuai bagi

kebutuhan anaknya. Pada praktikum ini, Kami berusaha menyediakan susunan

menu yang sesuai bagi kebutuhan bayi pada usia 5-9 bulan.

2. Tujuan2.1. Tujuan Instruksional Umum

a. Memahami kebutuhan gizi bayi

b. Memahami konsep pertumbuhan dan perkembangan dan pengaruhnya

terhadap kebutuhan gizi, dan tahap-tahap dalam pemberian makanan

pada bayi

c. Dapat melakukan penilaian status gizi pada bayi

d. Dapat membuat preskripsi diet pada bayi

2.2. Tujuan Instruksional Khusus

a. Dapat menyebutkan zat gizi apa saja yang esensial pada bayi

b. Dapat menjelaskan akibat defisiensi zat gizi tertentu pada bayi

c. Dapat mendemonstrasikan penilaian status gizi pada bayi dengan metode

antropometri, biokimia, fisik-klinis, dan asupan

d. Dapat menghitung kebutuhan gizi bayi

e. Dapat menyediakan susunan menu yang dirancang untuk memenuhi

kebutuhan bayi

Page 4: Praktikum GDDK Bayi 5-9 bulan.doc

BAB II

ISI

1. Deskripsi KasusAnak A adalah anak terakhir dari 3 bersaudara. Ayah Anak A bekerja

sebagai karyawan di sebuah toko parfum dan ibunya seorang ibu rumah tangga.

Ibu Anak A memiliki anemia, sejak hamil Anak A, Ibu rutin meminum vitamin

penambah darah (Volamin) 1 kali sehari, selain itu frekuensi makan si Ibu

meningkat hingga 5 x sehari sejak menyusui. Saat ini berat badan Ibu Anak A

adalah 51,5 kg dan tinggi badannya 150 cm dengan IMT normal yaitu 22,89.

Berat badan Anak A sekarang adalah 8,5 kg, sedangkan berat badan lahir

adalah 2,8 kg. Panjang badan sekarang adalah 66 cm, sedangkan panjang

badan lahir 48 cm. Lingkar kepala saat lahir 33,5 cm, sedangkan lingkar kepala

sekarang 45 cm.

Saat ini Anak A berusia 6 bulan 16 hari. Anak A mendapatkan ASI

Eksklusif selama 6 bulan hingga saat ini dan sedang dalam masa pengenalan

MP-ASI. Biasanya durasi menyusu Anak A pada saat masa ASI Eksklusif dalam

sehari sekitar 8-10 kali bahkan bisa lebih, satu sesi menyusu bisa sampai 30

menit. Tambahan makanan yang sudah diperkenalkan pada Anak A diantaranya

bubur instan beras merah 2 kali sehari, tetapi masih diberikan dalam porsi

sedikit-sedikit, sedangkan untuk sayur, lauk pauk, buah, dan susu formula belum

pernah diberikan.

Anak A rutin datang ke Posyandu setiap bulan dan sudah mendapat

imunisasi. Imunisasi yang sudah diberikan adalah HBO, BCG, Polio I, DPT/HB I,

Polio 2, DPT/HB 2, Polio 3, dan DPT/HB 3. Sedangkan imunisasi yang belum

diberikan adalah Polio 4 dan Campak. Satu bulan yang lalu anak A mengalami

batuk terus menerus dan telah dilakukan treatment oleh dokter dengan

memberikan obat antibiotik. Selama sakit batuk, berat badan Anak A turun

sebesar 400 gram menjadi 8,1 kg. Selain itu, Anak A memiliki alergi terhadap

dingin.

Pertumbuhan dan pekembangan Anak A saat ini sudah bisa tengkurap dan

sedang berlatih duduk. Anak A juga sudah mulai menunjukkan tanda tumbuhnya

Page 5: Praktikum GDDK Bayi 5-9 bulan.doc

gigi, hal ini dapat dilihat dengan gerak-gerik Anak A yang senang menggigit-gigit

benda di sekitarnya bahkan tangannya.

2. Pengkajian Data Subyektif dan Obyektif2.1. Data Subyektif

a. Sosial EkonomiBapak Anak A adalah seorang pegawai di sebuah toko parfum dan Ibu

Anak A adalah seorang ibu rumah tangga.

b. Mempersiapkan MakanMakanan Anak A dipersiapkan oleh Ibunya. Bahan makan untuk Anak A

ada yang diolah sendiri oleh Ibunya, ada juga yang berasal dari makanan

instan. Makanan yang dipersiapkan oleh Ibu belum beragam karena

masih dalam tahap pengenalan MP-ASI.

c. Aktifitas FisikAnak A belum banyak beraktifitas. Aktifitas fisik yang dilakukan Anak A

seperti berlatih tengkurap dan berlatih duduk. Selain itu Anak A sering

tidur tetapi waktunya hanya sebentar.

d. AlergiMakanan dihindari : Tidak ada alergi makanan, tetapi memiliki alergi

dingin

Diet khusus : Tidak ada

e. Nafsu MakanNafsu makan Anak A terhadap Makanan Pendamping ASI masih sedikit

(kurang) karena belum terbiasa dengan MP-ASI. Berbeda dengan MP-

ASI, konsumsi ASI nya yang lancar, frekuensi menyusu sehari 8-10 kali

bahkan bisa lebih. Durasi menyusui per sesinya rata-rata 30 menit. Nafsu

makan Ibu Anak A meningkat dibandingkan sebelumnya (saat hamil)

bahkan sampai 5 kali sehari.

f. Kesehatan MulutSudah ada tanda-tanda tumbuh gigi pada Anak A.

g. Pengobatan

Page 6: Praktikum GDDK Bayi 5-9 bulan.doc

Satu bulan yang lalu Anak A mengalami sakit batuk dan diberi obat

antibiotik oleh dokter. Ibu Anak A memiliki anemia sehingga

mengonsumsi vitamin penambah darah (Volamil) sehari 1 kali.

h. Perubahan Berat BadanBerat badan Anak A dari lahir hingga sekarang mengalami penambahan

berat badan sebesar 5,7 kg. Selama sakit Anak A mengalami penurunan

berat badan sebesar 400 gram.

2.2. Data Obyektif a. Antropometri

Panjang Badan : 66 cm

Berat Badan : 8,5 kg

Lingkar Kepala : 45 cm

b. BiokimiaTidak dilakukan pemeriksaan biokimia

c. Fisik KlinisTidak dilakukan pemeriksaan fisik klinis

d. Data Riwayat Gizi Berdasarkan Recall 24 Jam, Anak A mengonsumsi ASI sebanyak 9 kali

dengan durasi rata rata 30 menit.

Recall 24 Jam Ibu Anak A

Waktu Makan

Nama Makanan

Bahan Makanan

JenisBanyaknya

URT Gram

Sarapan Nasi Putih

Urap

Telur Ceplok

Nasi Putih

Bayam

Wortel

Kacang Panjang

Kelapa Parutan

Telur

Minyak Kelapa

Sawit

2 ¼ gls

¼ gls

1/5 gls

1/5 gls

1 ptg kcl

1 btr

1 sdt

300

25

15

15

15

60

5

Page 7: Praktikum GDDK Bayi 5-9 bulan.doc

Tempe Goreng

Air Putih

Tempe

Air Putih

2 ptg sdg

2 gls

50

500

Selingan

Pagi

Susu Kedelai Cair

Lopis

Grontol

Donat Meses Coklat

Susu Kedelai Cair

Ketan Putih

Kelapa Parutan

Gula

Jagung Putih

Kelapa Parutan

Adonan tepung

Telur Ayam

Gula

Coklat Toping

Minyak Kelapa

Sawit

1 gls

½ gelas

2/3 ptg kcl

1 sdt

1 bj sdg

2/3 ptg kcl

5 sdm

1/3 btr

½ sdt

2 sdm

1 sdt

250

50

10

5

50

10

30

20

3

10

5

Siang Nasi Putih

Sayur Asam

Daging Ayam

Goreng

Tempe Goreng

Jus Stroberi

Air Putih

Nasi Putih

Labu Siam

Kacang Panjang

Daun Melinjo

Kacang Tanah

Gula

Daging Ayam

Goreng

Tempe

Stroberi

Gula

Air

Air Putih

2 ¼ gls

½ gls

2/5 gls

1/5 gls

1/5 gls

1 sdt

1 ptg sdg

1 ptg kcl

¼ gls

1 sdt

1 gls

1 gls

300

50

30

20

20

3

60

30

25

3

250

250

Selingan

Sore

Pisang Goreng

Tahu Susur

Adonan Tepung

Pisang

Minyak Kelapa

Sawit

Gula

Adonan tepung

5 sdm

1 bh

1 sdt

½ sdt

3 sdm

50

40

5

3

20

Page 8: Praktikum GDDK Bayi 5-9 bulan.doc

Tahu

Tauge

Wortel

Minyak Kelapa

Sawit

1 ptg kcl

1/10 gelas

1/10 gls

1 sdt

35

10

10

5

Malam Nasi Putih

Tumis Sawi Putih

Tahu Goreng

Daging Ayam

Goreng

Teh Manis

Nasi Putih

Sawi Putih

Minyak Kelapa

Sawit

Teh

Gula

Air

2 ¼ gls

3/5 gls

1 sdt

1 ptg sdg

I ptg sdg

1 sdt

1 sdt

300

70

5

50

60

15

5

250

Page 9: Praktikum GDDK Bayi 5-9 bulan.doc

3. Penilaian Status Gizia. Antropometri

Berdasarkan perhitungan WHO Anthro, IMT Anak A adalah 19,5 termasuk

dalam kategori normal, sedangkan z-score untuk BB/PB adalah 1,61 termasuk

dalam kategori risiko gemuk untuk bayi berusia 6 bulan, BB/U adalah 0,99

termasuk dalam kategori normal, PB/U adalah -0,34 termasuk dalam kategori

normal, IMT/U adalah 1,57 termasuk dalam kategori risiko gemuk, Lingkar

Kepala/U adalah 1,80 termasuk normal.

b. BiokimiaTidak dilakukan pemeriksaan biokimia

c. Fisik KlinisTidak dilakukan pemeriksaan fisik klinis

d. Data Riwayat GiziPada saat dilakukan Recall 24 jam, frekuensi anak A mengonsumsi ASI

adalah 9 kali dengan durasi minum rata-rata 30 menit. Kebutuhan ASI untuk

bayi berusia 6-12 bulan adalah 600 ml dengan jumlah energi 510 kkal.

Berdasarkan data antropometri, anak A dalam kondisi gizi baik, meskipun

BB/PB dan IMT/U Anak A dalam kategori risiko gemuk sehingga dapat

disimpulkan pemenuhan energi yang berasal dari ASI sudah cukup bahkan

berlebih.

4. Permasalahan GiziBerdasarkan hasil wawancara dengan Ibu Anak A, Anak A sempat

mengalami penurunan berat badan sebesar 400 gram satu bulan yang lalu

karena sakit batuk sehingga berat badannya menjadi 8,1 kg, saat ini berat badan

Anak A telah kembali normal yaitu 8,5 kg.

Berdasarkan Recall 24 Jam, konsumsi ASI Anak A sudah cukup bahkan

berlebih karena BB/PB dan IMT/U Anak A dalam kategori risiko gemuk, untuk itu

perlu pengaturan diet yang tepat untuk Anak A baik konsumsi ASI maupun MP-

ASI.

5. Rencana Dieta. Tujuan, Prinsip, dan Syarat Diet

Tujuan Diet :

Page 10: Praktikum GDDK Bayi 5-9 bulan.doc

- Menyediakan energi dengan kalori yang cukup untuk menunjang

pertumbuhan dan perkembangan bayi

- Menyediakan nutrisi yang cukup untuk menunjang pertumbahan dan

perkembangan bayi

- Memperkenal Makanan Pendamping ASI (MP-ASI) yang sesuai dengan

kebutuhan bayi

Prinsip dan Syarat Diet :- Pemberian energi dengan kalori yang cukup sesuai dengan perhitungan

kebutuhan

- Protein diberikan sebanyak 1,4 gram/Kg(BB)

- Lemak diberikan sebanyak 25% dari total kebutuhan energi

- Karbohidrat diberikan sebanyak total kebutuhan energi yang dikurangi

dengan kebutuhan protein dan lemak

- Pemilihan dan pemberian MP-ASI dengan bahan makanan yang sesuai

dengan perkembangan bayi

b. Perhitungan Kebutuhan GiziBerdasarkan IOM (2005)

TEE = [(89 x BB) -100] + 22 kkal

= [(89 x BB) -100] + 22 kkal

= 678,5 kkal

Kebutuhan ASI untuk bayi usia 6 bulan II sebesar 510 kkal, maka kebutuhan

energi yang diperlukan untuk MP-ASI, yaitu :

Kebutuhan Energi MP-ASI = 678,5 kkal – 510 kkal

= 168,5 kkal

Dari kebutuhan energi MP-ASI tersebut, kemudian dibagi menjadi :

Kebutuhan Protein = 1,4 g/(BB)kg/hari

= 1,4 x 8,5 kg

= 11,9 gr

= 47,6 kkal

Page 11: Praktikum GDDK Bayi 5-9 bulan.doc

Kebutuhan Lemak = 25 % x Kebutuhan Energi MP-ASI

= 25 % x 168,5 kkal

= 42,125 kkal

= 4,68 gr

Kebutuhan Karbohidrat = 168,5 – (47,6 + 42,125)

= 78,775 kkal

= 19,69 gr

Golongan Penukar Kalori KH (g) Protein (g) Lemak (g)

Karbohidrat 0,10 17,50 4,00 0,40 -

Protein

Hewani

Rendah

Lemak0,75 37,50 - 5,25 1,50

Lemak

Sedang- - - - -

Tinggi

Lemak- - - - -

Protein Nabati 1,00 75,00 7,00 5,00 3,00

Sayuran

A - - - - -

B 0,25 6,25 1,25 0,25 -

C - - - - -

Buah dan Gula 0,75 37,50 9,00 - -

Susu

Tanpa

Lemak- - - - -

Rendah

Lemak- - - - -

Tinggi

Lemak- - - - -

Minyak

Lemak

Tak Jenuh- - - - -

Lemak

Jenuh- - - - -

TOTAL 168,50 19,69 11,90 4,68

Page 12: Praktikum GDDK Bayi 5-9 bulan.doc

c. Perencanaan Menu

Waktu Makan

Nama Masakan

Bahan Makanan

JenisBanyaknya

URT Gram

Pagi Bubur Labu

Kuning

Labu Kuning ¼ gls 25

Siang Bubur Ikan

Kacang Merah

Kacang Merah

Ikan Lele

Tepung Maizena

2 sdm

1 ekor (tanpa

kulit dan

tulang)

1 sdm

20

30

5

Sore Pisang Ambon Pisang Ambon ¾ bh kcl 37,5

Page 13: Praktikum GDDK Bayi 5-9 bulan.doc

BAB IIITINJAUAN PUSTAKA

Menurut Yogi (2014), gizi merupakan kebutuhan yang penting dalam

proses pertumbuhan dan perkembangan bayi dan anak. Mengingat manfaat gizi

dalam tubuh dapat membantu proses pertumbuhan dan perkembangan anak,

serta mencegah terjadinya berbagai penyakit akibat kurang gizi. Pertumbuhan

dan perkembangan bayi dan balita sebagian besar ditentukan oleh jumlah ASI

yang diperoleh, termasuk energi dan zat gizi lainnya yang terkandung di dalam

ASI secara alami. ASI tanpa bahan makanan lain dapat mencukupi kebutuhan

pertumbuhan bayi sampai 6 bulan yang disebut dengan ASI eksklusif. ASI

eksklusif adalah pemberian ASI saja sejak bayi dilahirkan sampai usia 6 bulan.

Makanan pendamping ASI adalah makanan yang diberikan pada anak usia 6–24

bulan. Peranan makanan tambahan sama sekali bukan untuk menggantikan ASI

melainkan untuk melengkapi ASI. Jadi, makanan pendamping ASI harus tetap

diberikan kepada anak, paling tidak sampai usia 24 bulan.

Infeksi dapat menyebabkan anak tidak merasa lapar dan tidak mau makan.

Penyakit ini juga menghabiskan sejumlah protein dan kalori yang seharusnya

dipakai untuk pertumbuhan. Hal ini bisa disebabkan karena manifestasi penyakit

yang merupakan kondisi akibat perubahan struktural dan fungsional jaringan

tubuh, dalam hal ini terjadi perubahan dari kondisi normal menjadi abnormal yang

dialami bayi usia 6-12 bulan seperti diare, ISPA dll.

Ada pengaruh pola pemberian ASI dan pola makanan pendamping ASI

dengan status gizi bayi usia 6-12 bulan, walaupun secara statistik tidak

signifikan. Bayi dengan pola pemberian ASI eksklusif memiliki kemungkinan

status gizi normal 2,86 kali lebih tinggi daripada pola pemberian ASI tidak

eksklusif. Selain itu, bayi dengan pola makanan pendamping ASI > 3 kali/hari

memiliki kemungkinan status gizi baik 2,72 kali lebih tinggi daripada pola

makanan pendamping ASI < 3 kali/hari. Ada pengaruh antara riwayat penyakit

Page 14: Praktikum GDDK Bayi 5-9 bulan.doc

dalam 1 bulan terakhir dengan status gizi bayi usia 6-12 bulan, dan hubungan

tersebut secara statistik signifikan. Bayi dengan tidak terdapat riwayat penyakit

dalam 1 bulan terakhir memiliki kemungkinan untuk status gizi baik 16,98 kali

lebih tinggi daripada pola terdapat riwayat penyakit dalam 1 bulan terakhir.

MP-ASI yang diberikan pada anak harus bertahap kepadatannya sesuai

dengan perkembangan umurnya sebab hal ini disesuaikan dengan keadaan

fisiologis bayi. Menurut Depkes (2007), jenis MP-ASI adalah jenis makanan yang

diberikan sebagai MP-ASI baik cair, saring, lunak, maupun padat yang

dikategorikan menjadi 2 besar yaitu sesuai umur dan tidak sesuai umur.

Berdasarkan kategori Depkes RI 2007, makanan bayi usia 6-9 bulan adalah

bubur susu dan bubur tim, sedangkan usia 9-12 adalah bubur nasi dan nasi

lembek. Frekuensi pemberian MP-ASI didefinisikan sebagai jumlah pemberian

MP-ASI dalam sehari yang dikategorikan > 3 kali sehari dan ≤ 3 kali sehari.

Sedangkan waktu pemberian MP-ASI pertama kali didefinisikan sebagai usia

dimana bayi pertama kali mendapat MP-ASI yang dikategorikan sebelum 6 bulan

dan setelah 6 bulan.

Pemberian MP-ASI yang terlalu dini selain berakibat gizi lebih juga bisa

menimbulkan beban zat terlarut hingga dapat menimbulkan hyperosmolarity

(kelebihan tekanan osmotik pada plasma sel karena adanya peningkatan

konsentrasi zat), kenaikkan berat badan yang terlalu cepat dapat menyebabkan

gizi lebih, alergi terhadap salah satu zat gizi yang terdapat dalam makanan yang

diberikan pada bayi. Bayi yang mendapat zatzat tambahan seperti garam dan

nitrat dapat merugikan ginjal bayi yang belum matang, dalam makanan padat

yang dipasarkan terdapat zat pewarna atau zat pengawet yang membahayakan

dalam penyediaan dan penyimpanan makanan.

Menurut Nurastrini (2014), pada anak usia 6-12 bulan, selain ASI, bayi

mulai bisa diberi makanan pendamping ASI, karena pada usia itu bayi sudah

mempunyai refleks mengunyah dengan pencernaan yang lebih kuat. Dalam

pemberian makanan bayi perlu diperhatikan ketepatan waktu pemberian,

frekuensi, jenis, jumlah bahan makanan, dan cara pembuatannya.

Tujuan pemberian makanan pendamping ASI adalah untuk menambah

energi dan zat-zat gizi yang diperlukan bayi karena ASI tidak dapat memenuhi

kebutuhan bayi secara terus menerus. Selain itu agar bayi mencapai

pertumbuhan perkembangan yang optimal dan menghindari terjadinya

Page 15: Praktikum GDDK Bayi 5-9 bulan.doc

kekurangan gizi, defesiensi zat gizi mikro (zat besi, zink, kalsium, vitamin A,

vitamin C dan folat), menyediakan makanan ekstra yang dibutuhkan untuk

mengisi kesenjangan energi dengan nutrisi. Dipandang dari segi kekebalan,

pemberian MP-ASI dapat memelihara kesehatan, mencegah penyakit,

memulihkan bila sakit, membantu perkembangan jasmani, rohani, psikomotor,

mendidik kebiasaan yang baik tentang makanan dan memperkenalkan

bermacam-macam bahan makanan yang sesuai dengan keadaan fisiologis

bayi.17 Akan tetapi apabila pola pemberiannya tidak sesuai dengan persyaratan

kesehatan yang sudah ditetapkan, maka berakibat malnutrisi dan salah satunya

gizi lebih.

Usia 0-24 bulan merupakan masa pertumbuhan dan perkembangan yang

pesat, sehingga dapat diistilahkan sebagai periode emas sekaligus kritis. Periode

emas dapat diwujudkan apabila pada masa bayi dan anak memperoleh asupan

gizi yang sesuai dengan tumbuh kembang yang optimal. Sebaliknya pada bayi

dan anak pada masa usia 0-24 bulan tidak memperoleh makanan sesuai dengan

kebutuhan gizi, maka periode emas ini akan berubah menjadi periode kritis yang

akan mengganggu tumbuh kembang bayi dan anak, saat ini maupun selanjutnya

(Mufida, 2014).

Pemberian MP-ASI yang cukup dalam hal kualitas dan kuantitas penting

untuk pertumbuhan fisik dan perkembangan kecerdasan anak yang bertambah

pesat pada periode ini. Bertambah umur bayi bertambah pula kebutuhan gizinya,

maka takaran susunya pun harus ditambah, agar bayi mendapat energi untuk

pertumbuhan dan perkembangannya. ASI hanya memenuhi kebutuhan gizi bayi

sebanyak 60% pada bayi usia 6-12 bulan. Sisanya harus dipebuhi dengan

makanan lain yang cukup jumlahnya dan baik gizinya. Oleh sebab itu pada usia 6

bulan keatas bayi membutuhkan tambahan gizi lain yang berasal dari MP-ASI,

namun MP-ASI yang diberikan juga harus berkualitas.

Makanan Pendamping Air Susu Ibu (MP-ASI) adalah makanan atau

minuman yang mengandung zat gizi yang diberikan pada bayi atau anak usia 6-

24 bulan guna memenuhi kebutuhan gizi selain ASI. MP-ASI merupakan

makanan peralihan dari ASI ke makanan keluarga. Pengenalan dan pemberian

MP-ASI harus dilakukan secara bertahap baik bentuk maupun jumlahnya, sesuai

dengan kemampuan bayi. Pemberian MP-ASI yang cukup kualitas dan

kuantitasnya penting untuk pertumbuhan fisik dan perkembangan kecerdasan

Page 16: Praktikum GDDK Bayi 5-9 bulan.doc

anak yang sangat pesat pada periode ini, tetapi sangat diperlukan hygienitas

dalam pemberian MP-ASI tersebut.

Indikator Bayi Siap Menerima Makanan Padat (Anonim, 2013)

- Kemampuan bayi untuk mempertahankan kepalanya untuk tegak tanpa

disangga

- Menghilangnya refleks menjulur lidah

- Bayi mampu menunjukkan keinginannya pada makanan dengan cara

membuka mulut, lalu memajukan anggota tubuhnya ke depan untuk

menunjukkan rasa lapar dan menarik tubuh ke belakang atau membuang

muka untuk menunjukkan ketertarikan pada makanan.

Jadwal pemberian makanan tambahan bayi berdasarkan usia :

1. Usia 0-4 bulan diberikan ASI saja

2. Usia 4-5 bulan diberikan ASI dan bubur

3. Usia 5-6 bulan diberikan ASI, bubur, dan sayur

4. Usia 6-7 bulan diberikan ASI, bubur, sayur, dan buah

5. Usia 7-8 bulan diberikan ASI, bubur, sayur, buah, dan protein hewani

6. Usia 8-9 bulan diberikan ASI, bubur, sayur, buah, protein hewani, dan

protein nabati

7. Usia 9-10 bulan diberikan selain makanan di atas mulai diperkenalkan

makanan yang dapat menyebabkan alergi seperti telur, daging, dan ikan

8. Usia 10-12 bulan, bayi mulai dilatih dengan memberikan makanan seperti

yang dimakan oleh anggota keluarga yang lain (makanan keluarga)

Menurut Depkes RI, Makanan bayi umur 6-9 bulan

a. Pemberian ASI diteruskan

b. Pada umur 10 bulan bayi mulai diperkenalkan dengan makanan keluarga

secara bertahap, karena merupakan makanan peralihan ke makanan

keluarga

c. Berikan makanan selingan 1 kali sehari, seperti bubur kacang hijau, buah dan

lain-lain.

d. Bayi perlu diperkenalkan dengan beraneka ragam bahan makanan, seperti

lauk pauk dan sayuran secara berganti-gantian.

Secara umum, selama 6 bulan pertama kehidupan, bayi memerlukan

energy sebesar kira-kira 115-120 kkal/kg/hari, yang kemudian berkurang menjadi

Page 17: Praktikum GDDK Bayi 5-9 bulan.doc

sekitar 105-110 kkal/kg/hari pada 6 bulan sesudahnya. Kebutuhan energy dapat

diperoleh dari karbohidrat, lemak, dan protein. Cara yang paling tepat untuk

mengukur kecukupan energy yaitu dengan mengamati pola pertumbuhan yang

meliputi berat dan tinggi badan, lingkar kepala, kesehatan, dan kepuasan bayi.

Bayi yang sehat akan merasa kenyang dengan pasokan ASI sebanyak 150-200

cc/kg(BB)/hari (setara dengan 100-130 kkal/kg/hari selama 6 bulan kehidupan.

Dari ASI, bayi menyerap 85-90% lemak.

Makanan sapihan yang ideal harus mengandung makanan pokok, dapat

ditambah dengan kacang, sayuran berdaun hijau atau kuning, buah, daging

hewan, dan minyak atau lemak. Bahan tersebut dibuat menjadi bubur dan

sebagai peneman ASI. Makanan pokok dapat direbus menggunakan air atau

susu sampai menjadi bubur yang kental dan tidak terlalu cair. Dibutuhkan waktu

beberapa hari hingga bayi menyukai citarasa makanan baru tersebut. Begitu

mulai terbiasa, jumlah suapan dapat ditambah sedikit demi sedikit, serta dapat

pula diperkenalkan jenis makanan lain.

Pemberian makanan tambahan tidak boleh menganggu waktu pemberian

ASI. Jadi, makanan tambahan baru boleh diberikan setelah bayi disusui.

Pemberian pertama makanan tambahan cukup dua kali sehari, satu atau dua

sendok teh penuh. Kemudian jika bayi mulai menyukai maka jumalah suapan

dapat ditingkatkan. Pada usia 6-9 bulan, bayi setidaknya membutuhkan empat

porsi.

MP-ASI merupakan makanan pendamping ASI yang diberikan pada bayi

umur 6-23 bulan. Bayi siap untuk makan makanan padat, baik secara

pertumbuhan maupun secara psikologis, pada usia 6-9 bulan. Kemampuan bayi

baru lahir untuk mencerna, mengabsorpsi, dan memetabolisme bahan makanan

sudah adekuat, tetapi terbatas hanya pada beberapa fungsi. Bayi juga memiliki

jumlah lipase dalam jumlah yang sedikit, sehingga pencernaan lemak belum

mencapai level orang dewasa sebelum usia 6-9 bulan (Wargiana, 2013).

Setelah bayi berumur 6 bulan, maka untuk memenuhi kebutuhan

selanjutnya demi pertumbuhan dan perkembangannya diperlukan makanan

pendamping ASI. Bayi usia 6-9 bulan tekstur makanan yang diberikan sebaiknya

makanan cair, lembut atau saring, seperti bubur buah, bubur susu atau bubur

sayuran saring/yang dihaluskan (Widiastuti, 2014).

Jumlah zat gizi yang dikonsumsi bayi per hari:

Page 18: Praktikum GDDK Bayi 5-9 bulan.doc

Zat gizi 0-3 bulan 3-6 bulan 6-12 bulan

Energy (kkal) BB (kg) x 115 BB (kg) x 105 1300

Protein (g) 10 15 19

Kalsium (mg) 225 440 600

Magnesium (mg) 30 40 50

Zat besi ( mg) - 7 9

Iod (μg) 30 40 50

Seng (mg) - 3 5

Vitamin A (μg RE) 375-420 375-420 375-420

Selenium (μg) 13 13 13

Vitamin D (μg) 7,5 10 10

Vitamin E (mg) 2 3 4

Vitamin C (mg) 25-35 25-35 25-35

Folasin (μg) 16 24 32

Niasin (mg) 4 5 6

Riboflavin (mg) 0,25 0,4 0,6

Thiamin (mg) 0,2 0,4 0,5

Piridoksin (mg) 0,15 0,3 0,4

Vitamin B12 (μg) 0,3 0,4 0,5

Kebutuhan cairan yang direkomendasikan untuk bayi

Umur (bln)

0 1 2 3 4 5 6

BB (kg) 3 4 5 6 6,5 7 7,5

Cairan (ml/kg BB/hari)

150 150 150 150 150 150 150

Cairan (ml/hari)

450 600 750 900 975 1050 1250

Page 19: Praktikum GDDK Bayi 5-9 bulan.doc

BAB IV

PEMBAHASAN

Untuk menu makan pagi, kami memilih bubur labu kuning. Labu kuning

atau waluh merupakan bahan pangan yang kaya vitamin A, C dan E, mineral,

serta karbohidrat. Daging buahnya pun mengandung antioksidan sebagai

penangkal berbagai jenis kanker. Buah labu dapat digunakan untuk berbagai

jenis makanan dan cita rasanya enak. Air buahnya berguna sebagai penawar

racun binatang berbisa, sementara bijinya menjadi obat cacing pita. Labu juga

kaya akan asam lemak baik protein yang dibutuhkan kulit dan juga mengandung

vitamin E, zinc, dan magnesium (Anonim, 2009 dalam Saftri, 2011). Kandungan

seratnya yang tinggi sangat baik untuk menjaga sistem saluran pencernaan dan

mencegah terjadinya sembelit serta dapat melancarkan pencernaan. Keunggulan

manfaat pada labu kuning ini yang kaya akan β-Karoten yang bisa dijadikan

sebagai anti inflamasi (Rohimah, 2013) dari manfat-manfaat tersebut, labu

kuning sangat diperlukan bagi pertumbuhan dan perkembangan bayi, terutama

kandungan zat gizi mikronya.

Pada menu makan siang, kami merencanakan makanan yang terdiri dari

kacang merah, ikan lele, dan tepung maizena. Kacang merah (Vigna Angularis)

merupakan sumber serat yang baik, dimana setiap 100 gr kacang merah kering

menyediakan serat sekitar 4 gr, yang terdiri atas serat larut dan juga serat tidak

larut (Farman, 2011). Oleh karena itu kandungan serat pada kacang sangat baik

untuk kelancaran sistem pencernaan bayi. Sedangkan ikan lele mengandung

protein lebih tinggi dan lebih baik dibandingkan dengan daging hewan lainnya.

Ikan lele mengadung karoten, vitamin A, protein, lemak, karbohidrat, fosfor,

kalsium, zat besi, vitamin B1, vitamin B6, vitamin B12, dan kaya akan asam

amino. Daging ikan lele mengandung asam lemak omega-3 yang sangat

dibutuhkan untuk membantu perkembangan sel otak pada anak dibawah usia 12

tahun sekaligus memelihara sel otak. Oleh sebab itu sangat bermanfaat pada

bayi karena pertumbuhan dan perkembangan sel otak saat bayi adalah masa

yang optimal. Kandungan komponen gizi ikan lele mudah dicerna dan diserap

Page 20: Praktikum GDDK Bayi 5-9 bulan.doc

oleh tubuh manusia baik pada anak-anak, dewasa, dan orang tua. Manfaat ikan

lele dapat membantu pertumbuhan dan perkembangan pada anak. Kandungan

asam amino esensial sangat berguna untuk tumbuh kembang tulang, membantu

penyerapan kalsium dan menjaga keseimbangan nitrogen dalam tubuh, dan

memelihara masa tubuh anak agar tidak terlalu berlemak. Selain itu juga ikan lele

dapat menghasilkan antibody, hormon, enzim, dan pembentukan kolagen, untuk

perbaikan pada jaringan tubuh. Sehingga kandungan ikan lele pun bisa

melindungi anak dari cold soredan virus herpes (Rohimah, 2013).

Tepung maizena merupakan pati yang didapatkan dari endosperma biji

jagung. Jagung banyak mengandung mineral yang dibutuhkan tubuh seperti

fosfor, magnesium, mangan, seng, besi, tembaga, dan selenium. Fosfor penting

bagi pemeliharaan pertumbuhan, kesehatan tulang dan fungsi ginjal. Oleh

karena itu sangat baik untuk pertumbuhan tulang pada bayi. Selain itu jagung

juga mengandung magnesium diperlukan untuk mempertahankan denyut jantung

yang normal dan untuk kekuatan tulang. Jagung juga mempunyai sifat

antioksidan yang melawan kanker oleh radikal bebas. Jagung juga dapat

mencegah anemia (vitamin B12 dan asam folat). Jagung juga dapat menurunkan

kolesterol jahat (LDL). Jagung juga mengandung serat pangan dengan indeks

glikemik rendah. Selain itu, jagung mengandung asam lemak esensial, isoflavon,

mineral Fe, beta karoten, komposisi asam amino esensial, dan lain-lain

(Krisnamurthi, 2010).

Selanjutnya, untuk menu makan sore, kami hanya merencanakan buah

pisang sebagai asupannya. Buah pisang mempunyai kandungan gizi yang baik,

antara lain menyediakan energi yang cukup tinggi dibandingkan dengan buah-

buahan yang lain. Pisang kaya akan vitamin dan mineral seperti kalium,

magnesium, besi, fosfor, dan kalsium. Oleh karena itu, buah pisang kerap

digunakan sebagai makanan pemula yang diberikan pada bayi (Puspita, 2011).

Page 21: Praktikum GDDK Bayi 5-9 bulan.doc

BAB V

PENUTUP

1. Kesimpulan a. Kebutuhan gizi pada bayi berbeda dengan kebutuhan gizi orang dewasa.

Kebutuhan gizi tiap bayi dapat berbeda karena dipengaruhi faktor ekonomi,

faktor sosial, faktor budaya, faktor pola asuh, dan faktor pola makan.

b. Setiap tahap perkembangan dan pertumbuhan bayi mempengaruhi

kebutuhan gizinya. Tahap pemberian makanan pada bayi dimulai dengan

pemberian ASI Ekslusif hingga berusia 6 bulan, diteruskan sampai 2 tahun,

dengan pemberian MP-ASI dari makanan bertekstur lunak hingga kasar.

c. Penilaian status gizi pada bayi menggunakan metode antropometri dan diet.

d. Pembuatan preskripsi diet pada bayi berdasarkan perhitungan kebutuhan gizi

bayi.

e. Zat gizi esensial pada bayi yaitu zat gizi makro seperti karbohidrat, protein

lemak, dan cairan serta zat gizi mikro seperti vitamin dan mineral.

f. Kekurangan zat gizi protein pada bayi dapat menyebabkan berbagai

gangguan pertumbuhan seperti Kwarshiorkor. Kekurangan zat gizi karbohidrat

yang berkepanjangan dapat menyebabkan Marasmus. Pemenuhan zat gizi

yang sangat kurang dan berkepanjangan dapat mengakibatkan Stunted dan

Wasted.

g. Penilaian status gizi pada bayi diidemonstrasikan dengan metode

antropometri dan asupan (diet).

h. Perhitungan kebutuhan gizi pada bayi berdasarkan metode IOM 2005.

i. Rancangan susunan menu untuk memenuhi kebutuhan bayi disusun untuk

tiga kali waktu makan (MP-ASI).

2. Sarana. Memperkenalkan MP-ASI untuk memenuhi kebutuhan gizi bayi yang semakin

meningkat.

Page 22: Praktikum GDDK Bayi 5-9 bulan.doc

b. Melanjutkan pemberian ASI hingga bayi berusia 2 tahun.

c. Memantau pertumbuhan dan perkembangan bayi.

DAFTAR PUSTAKA

Adriani, Merryana., Bambang Wirjatmadi. 2014. Peranan Gizi dalam Siklus

Kehidupan. Jakarta : Kencana.

Anonim. 2013. Makanan Pendamping ASI (MP-ASI). Dinas Pemerintah

Kabupaten Dairi

Arisman. 2009. Gizi dalam Daur Kehidupan. Jakarta : EGC

Departemen Kesehatan RI. 2007. Pedoman Umum Gizi Seimbang. Jakarta:

Departemen Kesehatan RI

Depkes RI. Pemberian Makanan Pendamping Air Susu Ibu (MP-ASI). Direktorat

Gizi Masyarakat. Direktorat Jendral Kesehatan Masyarakat. Jakarta

Farman. 2011. Pengaruh Pemberian Ekstrak Kacang Merah (Vigna angularis)

terhadap Penurunan Kadar Glukosa Darah Tikus Wistar Jantan Yang

Diberi Beban Glukosa. Semarang : Universitas Diponegoro.

Febrianti, L. 2013. Pengaruh Komunikasi Tatap Muka terhadap Pengetahuan dan

Sikap Ibu Bayi dan Balita dalam UPGK di Wilayah Kerja Puskesmas

Kampung Pajak Kabupaten Labuhanbatu Utara Tahun 2013. Medan :

Universitas Sumatera Utara.

Krisnamurthi, B. 2010. Manfaat Jagung dan Peran Produk Bioteknologi Serealia

dalam Menghadapi Krisis Pangan, Pakan, dan Energi di Indonesia.

Prosiding Pekan Serealia Nasional.

Mufida, Lailina, dkk. 2014. Prinsip Dasar Makanan Pendamping Air Susu Ibu

(Mp-Asi) untuk Bayi 6 – 24 Bulan. Malang: Unbraw

Nurastrini, Vania Retno dan Apoina Kartini. 2014. Jenis Mp-Asi, Frekuensi dan

Waktu Pertama Kali Pemberian Mp-Asi sebagai Faktor Risiko Kejadian

Gizi Lebih pada Bayi Usia 6-12 Bulan di Kota Magelang

Peraturan Menteri Kesehatan RI. 2014. Pedoman Gizi Seimbang. Jakarta :

Kementerian Kesehatan RI.

Puspita, W. 2011. Pola Pemberian Pisang Awak (Musa paradisiaca var. Awak),

Status Gizi dan Gangguan Saluran Pencernaan pada Bayi Usia 0-12

Bulan di Desa Paloh Gadeng Kecamatan Dewantara Kabupaten Aceh

Utara Tahun 2011. Medan : Universitas Sumatera Utara.

Page 23: Praktikum GDDK Bayi 5-9 bulan.doc

Rohimah, I. 2013. Analisis Energi dan Protein Serta Uji Daya Terima Biskuit

Tepung Labu Kuning dan Ikan Lele. Medan : Universitas Sumatera Utara.

Safitri, R. 2011. Penggunaan Buah Labu Kuning (Cucurbita moschata durch)

Dalam Sediaan Krim Pelembab. Medan : Universitas Sumatera Utara.

Wargiana, Risa, dkk. 2013. Hubungan Pemberian MP-ASI Dini dengan Status

Gizi Bayi Umur 0-6 Bulan di Wilayah Kerja Puskesmas Rowotengah

Kabupaten Jember

Widiastuti, Latifah. 2014. Survey Pemberian Mp-Asi Pada Bayi Usia 6-12 Bulan

di Desa Pulodarat Pecangaan Jepara.

Yogi, Etiak Desi. 2014. Pengaruh Pola Pemberian Asi dan Pola Makanan

Pendamping Asi terhadap Status Gizi Bayi Usia 6-12 Bulan. Jurnal

Delima Harapan, Vol 2, No.1 Februari-Juli 2014: 14-18

Page 24: Praktikum GDDK Bayi 5-9 bulan.doc

LAMPIRAN

Page 25: Praktikum GDDK Bayi 5-9 bulan.doc

RESEP

Pagi : Bubur Labu KuningBahan :

Labu kuning 25 gr

Air secukupnya

Cara memasak :

1. Cuci labu sampai bersih

2. Potong labu menjadi kecil

3. Kukus labu hingga matang

4. Blender labu hingga halus (tambahkan air bila perlu)

Siang : Bubur Ikan Kacang MerahBahan :

Kacang merah 20 gr

Tepung maizena 5 gr

Daging ikan lele 30 gr

Air secukupnya

Cara memasak :

1. Kukus daging ikan yang sudah dihilangkan kulit dan tulangnya

2. Lumatkan daging ikan

3. Rebus kacang merah hingga lunak

4. Tiriskan kacang merah

5. Blender kacang merah sampai halus

6. Campurkan lumatan ikan dan kacang merah yang di blender

7. Tambahkan tepung maizena yang sudah dicairkan

8. Aduk hingga merata (tambahkan air bila perlu)

Page 26: Praktikum GDDK Bayi 5-9 bulan.doc

Sore : Pisang Ambon

DOKUMENTASI

Page 27: Praktikum GDDK Bayi 5-9 bulan.doc
Page 28: Praktikum GDDK Bayi 5-9 bulan.doc

LAPORAN BONGIZI DALAM DAUR KEHIDUPAN

ACARA 3BAYI USIA 5-9 BULAN

DISUSUN OLEH :Kelompok 6 / Shift 2

Asisten :1. Warti Anggraini2. Nurul Putrie Utami, S.Gz3. Windi Indah FN, S.Gz

LABORATORIUM GIZIPROGRAM STUDI GIZI KESEHATAN

FAKULTAS KEDOKTERANUNIVERSITAS GADJAH MADA

2015

CP : Nurfaida P. (085729314931)

Page 29: Praktikum GDDK Bayi 5-9 bulan.doc

BON

Waktu Makan

Nama Masakan

Bahan Makanan

HargaBahan

Jumlah

URT Gram

Pagi Bubur Labu Kuning Labu kuning ½ gls 25 1000

SiangBubur Ikan Kacang

Merah

Kacang merah

Ikan lele

Tepung maizena

2 sdm

1 ekor

(tanpa kulit

dan tulang)

1 sdm

20

30

5

500

3000

500

Sore Pisang ambon Pisang ambon ¾ bh kcl 37,5 1500

TOTAL 6500