pramuka baru
TRANSCRIPT
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Praja Muda Karana sebagai kelanjutan dan pembaharuan gerakan nasional
dibentuk atas dorongan kesadaran bertanggung jawab terhadap kelestarian Negara
Kesatuan RepublikIndonesia yang berdasarkan Pancasila dan UUD 1945. Tugas
Pokok Gerakan Pramuka adalah menyelenggarakan kepramukaan bagi kaum
muda guna menumbuhkan tunas-tunas bangsa agar menjadi generasi yang lebih
baik, yang sanggup bertanggung jawab dan mampu membina serta mengisi
kemerdekaan nasional.
Setiap organisasi baik organisasi sosial, politik maupun kepemudaan pasti
mempunyai susunan pengurus yang berbeda satu dengan yang lainnya. Tingkat
kedudukan dan kewenangan pengurus suatu organisasi berbeda-beda. Demikian
pula dengan organisasi Gerakan Pramuka, dimana setiap pengurusnya memiliki
kedudukan dan kewenangan yang tidak sama. Dengan demikian, maka
perlu dibuat struktur organisasi Gerakan Pramuka. Struktur organisasi Gerakan
Pramuka merupakan suatu kerangka yang berupa bagan atau skema yang
menggambarkan tingkatan-tingkatan organisasi gerakan Pramuka mulai dari
bawah sampai dengan yang paling atas beserta mekanisme kerjanya. Maka dari
itu, perlunya kita mengetahui bagaimana struktur organisasi kepramukaan di
Indonesia.
Untuk dapat mengefektifkan pelaksanaan tugas pokok tersebut Gerakan
Pramuka menyusun dan menata organisasinya dari tingkat Nasional, Daerah,
Cabang, Ranting, sampai ke Gugusdepan. Gerakan pramuka sebagai satu-satunya
wadah pendidikan non formal menggunakan prinsip-prinsip dasar metodik
pendidikan kepramukaan, antara lain sistem beregu, satuan terpisah, dan
penyesuaian dengan pengembangan rohani dan jasmani. Berdasarkan hal tersebut
gerakan pramuka menghimpun anggotanya dalam gugus depan dan kwartir-
kwartir.
1
1.2 Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas, yang menjadi pokok permasalahan yang
diangkat dalam makalah ini yaitu:
1) Bagaimana stuktur organisasi gerakan pramuka di Indonesia ?
2) Apa tujuan dibentuknya struktur organisasi kepramukaan?
3) Apasajakah manfaat keberadaab struktur organisasi kepramukaan?
4) Bagaimana susunan organisasi gugus depan kepramukaan?
1.3 Tujuan Penulisan
Adapun yang menjadi tujuan dari penulisan makalah ini yaitu :
1) Untuk mengetahui struktur organisasi pramuka di Indonesia.
2) Dapat mengetahui tujuan dibentuknya organisasi kepramukaan.
3) Memamparkan manfaat dibentuknya struktur organisasi kepramukaan.
4) Mengetahui bagaimana susunan organisasi gugus depan kepramukaan.
1.4 Manfaat Penulisan
Manfaat yang penulis harapkan dari pembuatan makalah ini yaitu :
1) Bagi Penulis : penulis dapat memahami tujuan, manfaat, dan struktur
organisasi kepramukaan di Indonesia serta susunan organisasi gugus depan
kepramukaan.
2) Bagi Pembaca : makalah ini dapat meningkatkan pemahaman pembaca
tentang tujuan, manfaatt, dan struktur organisasi kepramukaan di
Indonesia termasuk susunan organisasi gugus depan kepramukaan.
3) Bagi Dunia Pendidikan : makalah ini dapat dijadikan refrensi
mengenai tujuan, manfaat, dan struktur organisasi kepramukaan di
Indonesia serta susunan organisasi gugus depan kepramukaan.
2
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Tujuan Struktur Organisasi Pramuka
Tujuan Adanya Struktur Organisasi Gerakan Pramuka yaitu dengan
struktur organisasi Gerakan Pramuka, maka mekanisme kerja organisasi Gerakan
Pramuka dapat lebih terarah dan sistematis sehingga mendukung tercapainya
tujuan Gerakan Pramuka. Karena itu struktur organisasi Gerakan Pramuka dapat
dijadikan pegangan dan sekaligus pedoman di dalam mengelola Gerakan
Pramuka. Dengan struktur organisasi Gerakan Pramuka, maka dapat dihindari
terjadinya tumpang tindih (kerancuan) dalam pelaksanaan tugas, kewenangan dan
tanggungjawab dari masing-masing kwartir. Yang terpenting untuk diperhatikan,
keberadaan struktur organisasi Gerakan Pramuka adalah adanya kesadaran,
ketaatan dan kepatuhan bersama untuk melaksanakan struktur organisasi Gerakan
Pramuka secara objektif dan sesuai dengan aturan main yang telah disepakati
bersama.
2.2 Manfaat Struktur Organisasi Pramuka
Manfaat Struktur Organisasi Gerakan Pramuka
Keberadaan struktur Gerakan Pramuka bagi para anggota Pramuka memiliki
banyak manfaat, diantaranya
1. Dijadikan pedoman didalam menjalankan roda organisasi.
2. Dijadikan acuan didalam menjalankan tugas dan kewenangan pengurus or-
ganisasi.
3. Sebagai acuan didalam menjalankan kerjasama dengan organisasi diatasnya
atau dibawahnya.
2.3 Struktur Organisasi Pramuka
Untuk menjalankan misi gerakan pramuka Indonesia maka disusun suatu
struktur organisasi kepramukaan dari tingkat nasional sampai dengan gugus depan
sebagai ujung tombak organisasi gerakan pramuka Indonesia. Untuk menjalankan
misi gerakan pramuka Indonesia maka disusun suatu struktur organisasi
3
kepramukaan dari tingkat nasional sampai dengan gugus depan sebagai ujung
tombak organisasi gerakan pramuka Indonesia.
4
PRESIDEN R IPRAMUKA TERTINGGI
MABINAS
MABIDA
MABICAB
MUNAS5 TAHUN
MUNAS4 TAHUN
MUNAS3 TAHUN
KWARNAS
DKN PUSDIIKA
KWARNAS
DKN DKN
KWARNAS
DKN DKN
Secara umum organisasi gerakan pramuka Indonesia terdiri atas:
1. Majelis Pembimbing (Mabi)
2. Kwartir Gerakan Pramuka
3. Dewan Kerja
4. Lembaga Pendidikan Pramuka (Lemdika)
5. Satuan Karya (Saka)
A. Majelis Pembimbing (MABI)
Untuk mendukung pelaksanaan tugas pokok Gerakan Pramuka, setiap
gugusdepan, satuan karya dan kwartir membentuk Majelis Pembimbing. Majelis
Pembimbing adalah suatu badan dalam Gerakan Pramuka yang memberi
bimbingan dan bantuan moril, organisatoris, material dan finansial kepada
gudep/satuan/kwartir bersangkutan.
Majelis Pembimbing bersidang sesuai dengan kebutuhan, dan ditentukan
oleh Ketua Majelis Pembimbing. Mejelis Pembimbing wajib mengadakan rapat
konsultasi secara periodik dengan gudep/satuan/kwartir bersangkutan. Majelis
Pembimbing Satuan Karya Pramuka ada di tingkat Satuan Karya Pramuka.
Organisasi Majelis Pembimbing
Majelis Pembimbing Gugus depan dan Satuan Karya Pramuka berasal dari
unsur-unsur orang tua anggota muda dan anggota dewasa muda/anggota saka dan
tokoh masyarakat di lingkungan gugusdepan/saka yang memiliki perhatian dan
rasa tanggungjawab terhadap Gerakan Pramuka serta mampu menjalankan peran
Majelis Pembimbing.
Majelis Pembimbing Ranting, Cabang, Daerah, dan Nasional berasal dari unsur-
unsur tokoh masyarakat pada tingkat masing-masing yang memiliki perhatian dan
rasa tanggungjawab terhadap Gerakan Pramuka serta mampu menjalankan peran
Majelis Pembimbing.
Pembina Gugusdepan, Pamong Saka dan Ketua Kwartir secara ex-officio menjadi
anggota Majelis Pembimbing bersangkutan.
Majelis Pembimbing terdiri atas:
a) Seorang Ketua;
5
b) Seorang Wakil Ketua;
c) Seorang Sekretaris;
d) Seorang Ketua Harian;
e) Beberapa orang anggota;
Ketua Majelis Pembimbing Gugusdepan/Satuan Karya Pramuka dipilih
dari antara anggota Majelis Pembimbing Gugusdepan/Satuan Karya Pramuka
yang ada. Untuk jajaran ranting, cabang, dan daerah Ketua Majelis Pembimbing
dijabat oleh Kepala Wilayah atau Kepala Daerah setempat, sedangkan untuk
tingkat nasional Ketua Majelis Pembimbing Nasional dijabat oleh Presiden
Republik Indonesia.
Majelis Pembimbing (MABI) Gerakan Pramuka berkedudukan di tingkat :
a) Nasional disebut Majelis Pembimbing Nasional (MABINAS)
b) Daerah disebut Majelis Pembimbing Daerah (MABIDA)
c) Cabang disebut Majelis Pembimbing Cabang (MABICAB)
d) Ranting disebut Majelis Pembimbing Ranting (MABIRAN)
e) Gugusdepan disebut Majelis Pembimbing Gugusdepan (MABIGUS)
f) Desa/Kelurahan disebut Majelis Pembimbing Desa (MABISA)
g) Satuan Karya Pramuka disebut Pembimbing Saka (MABISAKA)
Sidang-sidang Majelis Pembimbing
a) MABINAS bersidang sedikitnya sekali setahun
Sedikitnya sekali dalam dua tahun MABINAS mengadakan sidang bersama
para KAMABIDA
b) MABIDA bersidang sedikitnya sekali dalam waktu enam bulan.
Sedikitnya sekali dalam satu tahun MABIDA mengadakan sidang bersama
KAMABICAB.
c) MABICAB bersidang sedikitnya sekali dalam waktu tiga bulan.
Sedikitnya sekali dalam waktu enam bulan MABICAB mengadakan sidang
bersama KAMABIRAN.
d) MABIRAN bersidang sedikitnya sekali dalam waktu dua bulan.
Sedikitnya sekali dalam waktu enam bulan MABIRAN mengadakan siidang
bersama para KAMABIGUS.
6
e) MABISA bersidang sedikitnya sekali dalam waktu dua bulan.
Sedikitnya sekali dalam waktu enam bulan mengadakan sidang bersama para
KAMABIGUS.
f) MABIGUS bersidang sedikitnya sekali sebulan.
Tugas Pokok Majelis Pembimbing
Tugas Pokok Mabi adalah memberi bimbingan dan bantuan yang bersifat
moral, organisatoris, materiil, finansial dan konsultasi kepada gudep, satuan dan
kwartir yang bersangkutan:
a) Kata-kata “memberi bimbingan” yang dimaksud di atas mengandung makna
memberi arahan, saran, nasehat, dan dukungan moral.
b) Kata-kata “memberi bantuan” yang dimaksud di atas mengandung makna
membuka jalan, mengusahakan kesempatan, fasilitas, dana serta memberi
peluang agar Gerakan Pramuka mendapat akses untuk memperoleh bantuan
dari pemerintah dan masyarakat.
c) Kata-kata “konsultasi” yang dimaksud di atas mengandung makna bahwa
gudep, satuan, dan kwartir dapat berkonsultasi mengenai permasalahan yang
dihadapi dalam upaya meningkatkan citra Gerakan Pramuka.
Fungsi Majelis Pembimbing
Fungsi Mabi adalah memberi bimbingan, bantuan konsultasi kepada
gudep, satuan dan kwartir yang bersangkutan agar dapat:
a) Memecahkan masalah-masalah moral, mental, dan psikologis.
b) Memecahkan masalah-masalah organisatoris, termasuk meningkatkan jumlah
dan mutu anggota Gerakan Pramuka.
c) Memecahkan masalah-masalah material, termasuk usaha memperoleh fasili-
tas, dana dan sarana.
d) Menjalankan segenap usaha yang berkaitan dengan masalah-masalah finan-
sial, terutama usaha untuk mengumpulkan dana, agar dapat memperoleh sub-
sidi dan pemberian lain dari masyarakat yang tidak bertentangan dengan
Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga Gerakan Pramuka.
e) Menyampaikan aspirasi masyarakat untuk pengembangan pendidikan Ger-
akan Pramuka
7
B. Kwartir Gerakan Pramuka
Dalam melaksanakan tugas dan kegiatan Kwartir, maka perlu dibantu
badan-badan yang berkedudukan sebagai Badan Kelengkapan Kwartir. Untuk di
tingkat Kwartir Cabang Badan Kelengkapan tersebut terdiri atas :
a) Dewan Kehormatan Cabang.
b) Lembaga Pendidikan Kader Gerakan Pramuka tingkat Cabang
c) Dewan Kerja Pramuka Penegak dan Pandega tingkat Cabang
d) Pimpinan Satuan Karya Pramuka tingkat Cabang
e) Badan Usaha Kwartir Cabang
f) Satuan Kegiatan.
Di Tingkat Kwartir Ranting Badan Kelengkapan terdiri atas :
a) Dewan Kehormatan Ranting
b) Koordinator Gugus depan
c) Dewan Kerja Pramuka Penegak dan Pandega tingkat Ranting
d) Pimpinan Satuan Karya Pramuka tingkat Ranting
e) Badan Usaha Kwartir Ranting
f) Satuan Kegiatan
Perbedaan Badan kelengkapan yang dimiliki Kwartir Cabang dan Kwartir
Ranting hanya pada keberadaan Lembaga Pendidikan Kader Pramuka yang tidak
dibentuk di tingkat Kwartir Ranting, sedangkan Koordinator Gugus depan hanya
ada di tingkat Kwartir Ranting.
Koordinator Gugus depan atau disingkat korgudep dibentuk untuk
mengkoordinasikan dan penghubung Kwartir Ranting dengan Gugusdepan dan
Satuan Karya yang ada di suatu wilayah kelurahan/ Desa. Korgudep dijabat oleh
seorang Pembina Pramuka dan dapat dipilih pada penyelenggaraan musyawarah
ranting sekaligus ex-officio Andalan Ranting.
Andalan berasal dari kata dasar andal, boleh juga kita menyebut dengan
kata handal. Andalan memiliki arti adalah yang dapat dipercaya untuk melakukan/
melaksanakan sesuatu, dengan demikian Andalan adalah orang yang diandalkan
dan dipercaya untuk melaksanakan suatu tugas sesuai yang diampunya.
8
Nama andalan merupakan sebutan lain bagi pengurus kwartir. Sebutan ini berlaku
dari Kwartir Nasional sampai dengan Kwartir Ranting. Contoh :
a) Andalan Nasional disingkat Annas.
b) Andalan Daerah disingkat Andu.
c) Andalan Cabang disingkat Ancu.
d) Andalan Ranting disingkat Anru
Setiap pengurus Kwartir atau Andalan memiliki urusan/ jabatan suatu
dibidang yang diampunya. Andalan bertanggungjawab kepada Ketua Kwartirnya
atas jabatan yang dipegangnya, sampai masa baktinya berakhir.
C. Dewan Kerja
Dewan Kerja Pramuka Penegak dan Pandega merupakan salah satu wadah
Pembinaan bagi Pramuka Penegak dan Pandega dalam mengelola segala aktifitas
Pramuka Penegak dan Pandega yang berkedudukan sebagai badan kelengkapan
Kwartir yang bersifat kolegial di tingkat Kwartir.
Tugas Pokok Dewan Kerja adalah melaksanakan amanat Musyawarah Pramuka
Penegak dan Pandega Putri Putra (MUSPPANITERA ) dan bertanggung jawab
kepada Kwartir.
Macam dan urutan jabatan dalam Dewan Kerja Pramuka Penegak dan Pandega
adalah sebagai berikut :
a) Seorang Ketua merangkap anggota.
b) Seorang Wakil Ketua merangkap anggota.
c) Seorang Sekretaris I merangkap anggota.
d) Seorang Sekretaris II merangkap anggota.
e) Seorang Bendahara merangkap anggota.
Beberapa orang anggota yang masuk dalam pembidangan Dewan Kerja.
Pembidangan dalam Dewan Kerja :
a) Bidang Teknik Kepramukaan ( Tekpram )
b) Bidag Kegiatan Operasional ( Giat-Ops )
c) Bidang Pembinaan dan Pengembangan ( Bin-Bang )
d) Bidang Penelitian dan Evaluasi ( Lit-Ev ) untuk tingkat Cabang dan
9
Ranting dapat menyesuaikan dengan kebutuhan Untuk melaksanakan
tugas pembinaan dan pengembangan Dewan Kerja yang ada dalam
jajarannya (wilayah binaan) maka ditunjuk anggota Dewan Kerja yang di
tugaskan secara khusus.
Tugas dan tanggung Jawab Dewan Kerja sesuai dengan ketentuan yang
berlaku. Pembagian tugas dan tanggung jawab pengurus Dewan Kerja adalah
sebagai berikut:
a) Ketua Dewan Kerja
1) Memimpin Dewan Kerja.
2) Eks. Officio Sebagai Andalan Kwartir.
3) Membina personil Dewan Kerja.
4) Melaksanakan amanat MUSPPANITERA dalam mengelola kegiatan
Pramuka Penegak Pandega di wilayahnya.
5) Bersama-sama dengan semua anggota Dewan Kerja bertanggung jawab
atas segala kegiatan kepada Kwartir dan MUSPPANITERA.
b) Wakil Ketua Dewan Kerja
1) Mewakili ketua apabila ketua berhalangan dengan mandat dari ketua.
2) Eks. Officio Sebagai Andalan Kwartir.
3) Melaksanakan fungsi pengawasan atas segala aktivitas Dewan Kerja.
4) Ikut serta menentukan kebijakan khusus Dewan Kerja.
5) Bertanggung jawab kepada Ketua Dewan Kerja.
c) Sekretaris I Dewan Kerja
1) Sebagai juru bicara Dewan Kerja dengan sepengetahuan ketua.
2) Mengatur dan melaksanakan mekanisme dan administrasi Dewan Kerja
terutama segi konsepsional.
3) Mewakili Dewan Kerja apabila ketua dan wakil ketua berhalangan dengan
mandat dari ketua.
4) Ikut serta menentukan kebijakan khusus Dewan Kerja.
5) Bertanggung jawab kepada Ketua Dewan Kerja.
d) Sekretaris II Dewan Kerja
1) Bersama-sama dengan sekretaris I mengatur dan melaksanakan
mekanisme administrasi Dewan Kerja terutama segi operasional.
10
2) Mewakili Ketua, Wakil Ketua dan Sekretaris I apabila berhalangan dengan
mandat dari ketua.
3) Menggantikan tugas Sekretaris I apabila yang bersangkutan berhalangan .
4) Bertindak sebagai Kepala Sekretariat Dewan Kerja.
5) Ikut serta menentukan kebijakan khusus Dewan Kerja.
6) Bertanggung jawab kepada Ketua Dewan Kerja
e) Bendahara Dewan Kerja
1) Mengelola keuangan Dewan Kerja.
2) Merencanakan dan mengawasi penggunaan keuangan kegiatan Dewan
Kerja dengan persetujuan Wakil Ketua dan sepengetahuan Ketua.
3) Mewakili Ketua, Wakil Ketua, Sekretaris I dan Sekretaris II apabila
berhalangan dengan mandat dari ketua.
4) Ikut serta menentukan kebijakan khusus Dewan Kerja.
5) Bertanggung jawab kepada Ketua Dewan Kerja.
f) Ketua-ketua Bidang Dewan Kerja
Membantu ketua dan wakil ketua Dewan Kerja dalam memimpin anggota
bidangnya sesuai dengan tugas dan tanggung jawab bidangnya masing-masing :
* Bidang Teknik Kepramukaan : Merencanakan dan merumuskan pelaksanaan
kebijakan pembinaan dan pengembangan Pramuka Penegak dan Pandega secara
konsepsional.
* Bidang Kegiatan Operasional : Merencanakan dan melaksanakan program kerja
operasional Dewan Kerja.
* Bidang Pembinaan dan Pengembangan : Merencanakan dan Melaksanakan
program kerja pendidikan dan latihan atau kegiatan dalam rangka pembinaaan dan
pengembangan kualitas pramuka Penegak dan Pandega.
* Bidang Penelitian dan Evaluasi : Merencanakan dan melaksanakan program
kegiatan penelitian dan evaluasi dalam rangka mendukung pembinaan dan
pengembangan kuantitas dan kualitas pramuka Penegak dan Pandega. Anggota
Dewan Kerja Mempunyai tugas pokok dan tanggung jawab secara bersama-sama
dalam melaksanakan tugas pokok Dewan Kerja.
g) Anggota Dewan Kerja
Anggota Dewan Kerja yang melaksanakan pembinaan Dewan Kerja di
11
wilayah binaannya mempunyai tugas sebagai berikut :
* Melaksanakan supervisi dan monitoring secara berkala terhadap laju
pertumbuhan dan perkembangan Pramuka Penegak dan Pandega serta
permasalahan yang dihadapi untuk kemudian disampaikan kepada Dewan Kerja
guna menentukan langkah-langkah kebijakan dan pemecahannya.
* Melaksanakan pembinaan Pramuka Penegak dan Pandega melalui Dewan Kerja
diwilayah binaannya baik konsepsional maupun bimbingan teknis operasional.
* Melaksanakan rapat koordinasi wilayah antar Dewan Kerja dalam wilayah
binaannya minimal 1 (satu) tahun sekali guna saling tukar menukar informasi
penyelarasan program serta perumusan permasalahan yang dihadapi berikut
langkah-langkah pemecahan yang dilakukan untuk kemudian disampaikan kepada
Dewan Kerja sebagai Laporan.
* Dalam melaksanakan tugas dan tanggungjawabnya, Dewan Kerja berkonsultasi
kepada Andalan Urusan Sekretariat.
Mutasi, Penambahan, dan Pemberhentian anggota
Pada dasarnya prosedur mutasi, penambahan dan pemberhentian anggota
Dewan Kerja tetap mengikuti aturan dalam Petunjuk Penyelenggaraan Dewan
Kerja yang berlaku.
a) Mutasi Anggota
* Proses mutasi hendaknya selalu memperlihatkan kemampuan dan kesediaan
anggota yang dimutasikan.
* Mutasi anggota diatur dan dilaksanakan berdasarkan persetujuan Rapat Pleno
Dewan Kerja kemudian diajukan kepada Kwartir untuk mendapat persetujuan.
b) Penambahan Anggota
* Penambahan anggota dilakukan jika terdapat kekosongan jabatan dan atau
pengurangan jumlah anggota Dewan Kerja.
* Penambahan anggota tetap memperhatikan perimbangan jumlah puteri dan
putera.
* Calon anggota yang diusulkan oleh Dewan Kerja kepada Kwartir adalah
selambat-lambatnya 2 (dua) bulan sejak pemberhentian anggota dan dibahas
dalam rapat Pleno.
* Seorang yang akan diangkat menggantikan anggota yang berhenti dipilih dan
12
diseleksi oleh Dewan Kerja kemudian dibahas dalam rapat Pleno Dewan Kerja
untuk disetujui dan diajukan ke Kwartir untuk dikukuhkan.
* Calon anggota Dewan Kerja yang akan menggantikan anggota yang berhenti
benar-benar memenuhi syarat dan ketentuan yang berlaku.
c) Pemberhentian Anggota
Seorang anggota Dewan Kerja berhenti dari keanggotaannya apabila :
* Menikah
* Atas permintaan sendiri
* Meninggal Dunia
* Melanggar kode etik dan kode kehormatan Gerakan Pramuka
* Meninggalkan wilayah kedudukan Dewan Kerja dan atau tidak menunjukan
keaktifannya selama 6 (enam) bulan berturut-turut tanpa pemberitahuan secara
tertulis.
* Pemberhentian anggota Dewan Kerja berdasarkan atas pengusulan Rapat Pleno
Dewan Kerja yang disetujui oleh 2/3 dari jumlah anggota yang hadir.
Struktur Organisasi Dewan Kerja
a. Ditingkat Nasional disebut Dewan Kerja Pramuka Penegak dan Pandega
Nasional, disingkat Dewan Kerja Nasional (DKN)
b. Ditingkat Daerah disebut Dewan Kerja Pramuka Penegak dan Pandega
Daerah, disingkat Dewan Kerja Daerah (DKD)
c. Ditingkat Cabang disebut Dewan Kerja Pramuka Penegak dan Pandega
Cabang, disingkat Dewan Kerja Cabang (DKC)
d. Ditingkat Ranting disebut Dewan Kerja Pramuka Penegak dan Pandega
Ranting, disingkat Dewan Kerja Ranting (DKR)
Masa Bakti
a. DKN dengan masa bakti 5 Tahun
b. DKD dengan masa bakti 5 Tahun
c. DKC dengan masa bakti 5 Tahun
d. DKR dengan masa bakti 3 Tahun
13
D. Lembaga Pendidikan Pramuka
Lembaga Pendidikan Pramuka sering kita sebut dengan Lembaga
Pendidikan Kader Gerakan Pramuka atau disingkat Lemdika. Lemdika merupakan
Lembaga pendidikan bagian integral dari Kwartir. Lemdika mempunyai fungsi
sebagai berikut:
a) penyelenggara dan pelaksana pendidikan dan pelatihan anggota dewasa;
b) pembinaan teknis tim pelatih dan anggota dewasa yang telah diberi sertifikat
SHB/SHL;
c) pembina perpustakaan;
Ketua Lemdika dipilih dari para Pelatih Pembina Pramuka, melalui
musyawarah pelatih yang diselenggarakan sebelum Musyawarah. Ketua Lemdika
terpilih sekaligus secara ex-officio merangkap menjadi Andalan Cabang urusan
Pembinaan Anggota Dewasa. Pada hakikatnya organisasi Lemdika bersifat
organisasi kerangka yaitu organisasi yang secara harian ditangani oleh personel
terbatas. Pada saat yang diperlukan Ketua Lemdika dapat memobilisasi para
pelatih, Andalan Cabang, Pelatih Konsultan atau Pembantu Andalan di daerahnya
untuk menyelenggarakan kursus, seminar, lokakarya atau pertemuan pakar
lainnya. Administrasi rutin Lemdika bersandar pada Bagian Tata Usaha Kwartir.
Dalam Strukturnya Ketua Lemdika bertangungjawab kepada Ketua Kwartirnya.
Organisasi dan Tata Kerja Lemdika diatur dengan Surat Keputusan tersendiri.
Korps Pelatih adalah ikatan persaudaraan dan wadah pembinaan para
Pelatih Pembina Pramuka yang berpangkalan di Lembaga Pendidikan Kader
Gerakan Pramuka. Pelatih Pembina Pramuka atau disingkat Pelatih adalah seorang
Pembina Pramuka Mahir yang telah lulus kursus Pelatih dan diangkat oleh
Kwartir Cabangnya.
Seorang Pelatih Pembina Pramuka harus memiliki SPL dan SHL :
1. Surat Pengangkatan Pelatih (SPL)
SPL merupakan surat keputusan Kwartir Cabang yang bersangkutan tentang
pengangkatan pelatih dan oleh karenanya yang bersangkutan diberi wewenang
melakukan tugas sebagai Pelatih di Kwartir Cabangnya.
2. Surat Hak Latih (SHL)
14
a) SHL berbentuk Kartu Tanda Pelatih yang dikeluarkan oleh Kwartir Cabang
berdasarkan surat keputusan pengangkatannya sebagai Pelatih
b) Surat Hak Latih sekaligus berfungsi sebagai tanda anggota Korps Pelatih
c) Syarat untuk memperoleh SHL adalah Pembina Mahir yang telah lulus
Kursus Pelatih dengan baik dan dinilai layak untuk menjadi Pelatih oleh
Kwartir Cabangnya
Masa laku SHL adalah 3 tahun dan setiap tahun diadakan peninjauan
kembali. Apabila yang bersangkutan masih aktif, maka pada SHL diberikan
pernyataan perpanjangan yang ditandatangani oleh Ketua Kwartir dan diberi cap
Kwartir berdasarkan surat dari Kalemdika.
E. Saka
Satuan Karya Pramuka (Saka) adalah wadah pendidikan guna
menyalurkan minat, mengembangkan bakat dan pengalaman para pramuka dalam
berbagai bidang ilmu pengetahuan dan teknologi. Satuan Karya diperuntukkan
bagi para Pramuka Penggalang Terap, Pramuka Penegak dan Pandega, dan para
pemuda usia 14-25 tahun dengan syarat khusus. Setiap Saka memiliki beberapa
krida, dimana setiap Krida mengkususkan pada sub bidang ilmu tertentu yang
dipelajari dalam Satuan karya tersebut. Setiap Krida memiliki SKK untuk TKK
Khusus saka yang dapat diperoleh Pramuka yang bergabung dengan Krida tertentu
di sebuah Saka.
Satuan Karya Pramuka juga memiliki kegiatan khusus yang disebut
Perkemahan Bhakti Satuan Karya Pramuka (PERTISAKA) yang dilaksanakan
oleh tiap-tiap saka dan kegiatan yang dilaksanakan secara bersama-sama lebih
dari satu saka yang disebut perkemahan antar saka (PERAN SAKA) dimana
dimungkinkan tiap saka mentranfer bidang keilmuan masing-masing. Bagian
terkecil dari saka disebut krida,
Satuan Karya Pramuka yang dulu ada 7, pada saat ini satu lagi satuan karya
pramuka yang dibentuk adalah satuan karya pramuka Wira Kartika yang
merupakan hasil kerja sama Kwartir Nasional Gerakan Pramuka dengan Mabes
TNI Angkatan Darat, sehingga satuan karya pramuka pada saat ini ada 8
(delapan), antara lain:
15
1) Saka Dirgantara
Satuan Karya Pramuka Dirgantara adalah wadah kegiatan untuk
meningkatkan pengetahuan dan keterampilan praktis di bidang kedirgantaraan
guna menumbuhkan kesadaran untuk membaktikan dirinya dalam pembangunan
nasional. Ialah Satuan Karya yang membidangi bidang kedirgantaraan, umumnya
saka ini hanya berada di wilayah yang memiliki potensi kedirgantaraan atau
memiliki landasan udara.
Pelatihan Pramuka Saka Dirgantara umumnya memperbantukan para profesional
di bidang kedirgantaraan, TNI AU pihak perusahaan penerbangan dan klub
aeromodelling. Pelatihan biasanya diadakan di sebuah Pangkalan Udara tertentu.
Saka Dirgantara meliputi 3 krida, yaitu:
1) Krida Olahraga Dirgantara (ORGIDA)
2) Krida Pengetahuan Dirgantara
3) Krida Jasa Kedirgantaraan
2) Saka Bhayangkara
Satuan Karya Pramuka Bhayangkara adalah wadah kegiatan
kebhayangkaraan untuk meningkatkan pengetahuan dan keterampilan praktis
dalam bidang keamanan dan ketertiban masyarakat (Kamtibmas), guna
menumbuhkan kesadaran berperan serta dalam pembangunan nasional.
Saka Bhayangkara ialah Satuan Karya terbesar dan paling berkembang di
Indonesia.Saka Bhayangkara dapat dibentuk di hampir seluruh wilayah Kwartir di
Indonesia, tidak terbatas pada suatu sumber daya atau kondisi alam.Dalam
pelatihan Saka Bhayangkara, umumnya Gerakan Pramuka bekerjasama dengan
pihak Kepolisian Republik Indonesia dan terkadang memperbantukan pihak Dinas
Pemadam Kebakaran. Biasanya Saka Bhayangkara berada dibawah pembinaan
POLRI.
Saka Bhayangkara meliputi 4 krida, yaitu :
1) Krida Ketertiban Masyarakat (Tibmas)
2) Krida Lalu Lintas (Lantas)
3) Krida Pencegahan dan Penaggulangan Bencana
4) Krida Tindakan Pertama Tempat Kejadian Perkara (TPTKP)
Pada krida Pencegahan dan Penanggulangan Bencana terdapat 4 sub krida :
16
1) Subkrida PASKUD (Pasukan Berkuda)
2) Subkrida PASKAN (Pasukan Anjing Pelacak)
3) Subkrida DAMKAR (Pemada Kebakaran)
4) Subkrida SAR (Search And Rescue)
3) Saka Bahari
Satuan Karya Pramuka Bahari adalah wadah bagi Pramuka yang
menyelenggarakan kegiatan-kegiatan nyata, produktif dan bermanfaat dalam
rangka menanamkan rasa cinta dan menumbuhkan sikap hidup yang berorentasi
kebaharian termasuk laut dan perairan dalam. Ialah Satuan Karya yang
membidangi bidang Kelautan.
Pembinaan Saka Bahari bekerjasama dengan pihak TNI AL, Profesional di bidang
Olahraga Air, Departemen Pariwisata dan Departemen Kelautan. Umumnya Saka
Bahari hanya berada di wilayah yang memiliki potensi di bidang Bahari.
Saka Bahari meliputi 4 krida, yaitu :
1) Krida Sumberdaya Bahari
2) Krida Jasa Bahari
3) Krida Wisata Bahari
4) Krida Reksa Bahari
4) Saka Bhakti Husada
Satuan karya Pramuka Bakti Husada adalah wadah pengembangan
pengetahuan, pembinaan keterampilan, penambahan pengalaman dan pemberian
kesempatan untuk membaktikan dirinya kepada masyarakat dalam bidang
kesehatan.
Pembinaan Saka Bhakti Husada berada dibawah naungan Gerakan Pramuka yang
bekerjsama dengan Departemen Kesehatan, Dinas Kesehatan, PMI, Rumah Sakit,
dan juga Lembaga Kesehatan Profesional lainnya.
Saka Bakti Husada meliputi 5 krida, yaitu :
1) Krida Bina Lingkungan Sehat
2) Krida Bina Keluarga Sehat
3) Krida Penanggulangan Penyakit
4) Krida Bina Obat
5) Krida Bina Gizi
17
6) Krida Pola Hidup Bersih dan Sehat
5) Saka Kencana (Keluarga Berencana)
Satuan Karya Pramuka Kencana adalah wadah kegiatan dan pendidikan untuk
meningkatkan pengetahuan keterampilan praktis dan bakti masyarakat, dalam
bidang Keluarga Berencana, Keluarga Sejahtera dan Pengembangan
Kependudukan.
Pembinaan Saka Kencana berada di bawah Gerakan Pramuka yang bekerjasama
dengan Badan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN).
Saka Kencana meliputi 4 krida, yaitu :
1) Krida Bina Keluarga Berencana dan Kesehatan Reproduksi (KB dan KR)
2) Krida Bina Keluarga Sejahtera dan Pemberdayaan Keluarga (KS dan PK)
3) Krida Advokasi dan Komunikasi Informasi Edukasi (Advokasi dan KIE)
4) Krida Bina Peran Serta Masyarakat (PSM).
6) Saka Taruna Bumi
Satuan Karya Pramuka Taruna Bumi adalah wadah bagi para Pramuka untuk
meningkatkan dan mengembangkan kepemimpinan, pengetahuan, pengalaman,
keterampilan dan kecakapan para anggotanya, sehingga mereka dapat
melaksanakan kegiatan nyata dan produktif serta bermanfaat dalam mendukung
kegiatan pembangunan pertanian.
Pembinaan Saka Taruna Bumi bekerjasama dengan Departemen Pertanian,
Dinas Pertanian, LIPI, dan Lembaga Holtikultura.
Saka Tarunabumi meliputi 5 krida, yaitu :
1) Krida Pertanian dan Tanaman Pangan
2) Krida Pertanian Tanaman Perkebunan
3) Krida Perikanan
4) Krida Peternakan
5) Krida Pertanian Tanaman Holtikultura.
7) Saka Wanabhakti
Satuan Karya Pramuka Wanabakti adalah wadah bagi Pramuka Penegak dan
Pramuka Pandega untuk melaksanakan kegiatan nyata, produktif dan bermanfaat
dalam rangka menanamkan rasa tanggungjawab terhadap pelestarian sumberdaya
alam dan lingkungan hidup.
18
Pembinaan Saka Wanabhakti bekerjasama dengan Departemen Kehutanan,
Perhutani dan LSM Lingkungan Hidup/Lembaga Profesional terkait.
Saka Wanabakti meliputi 4 (empat) krida, yaitu :
1) Krida Tata Wana
2) Krida Reksa Wana
3) Krida Bina Wana
4) Krida Guna Wana.
8) Saka Wira Kartika
Satuan Karya Pramuka Wira Kartika baru berupa Satuan Karya Rintisan yang
mulai dilaksanakan pada akhir tahun 2007. Pembentukannya berdasarkan
Peraturan bersama Kepala Staf Angkatan Darat dengan Ketua Kwarnas Gerakan
Pramuka nomor 182/X/2007 dan 199 tahun 2007 tanggal 28 Oktober 2007 tentang
kerjasama dalam usaha pembina dan pengembangan pendidikan bela negara dan
kepramukaan.
Pengoraganisasian Saka binaan TNI AD ini, tidaklah jauh berbeda dengan Satuan
Karya pada umumnya. Namun Demikian Saka Wira Kartika ini memiliki Program
Pendidikan yang dibentuk dalam Satuan Krida antara Lain :
1) Krida Survival
2) Krida Pioner
3) Krida Mountainering
4) Krida Navigasi Darat
5) Krida Bintal Juang
19
2.4 Susunan Organisasi Gugus Depan
a) Organisasi Gugus Depan
Pembentukan gugusdepan dapat dilaksanakan berdasarkan: 1. Wilayah 2.
Pangkalan tertentu, anatara lain. Asrama, Lembaga Pendidikan, Lembaga Khusus,
dan Perwakilan Indonesia di Luar Negeri. Semua gugusdepan dihimpun dan
dibina oleh kwartir ranting. Setiap gugusdepan menggunakan anggota putera dan
anggota puteri dihimpun dalam gugusdepan yang terpisah. Gugusdepan di Luar
Negeri dihimpun dan dibina oleh Kwartir Nasional.
b) Satuan dalam Gugus Depan
Gugusdepan terdiri atas satu perindukan siaga, satu pasukan penggalang, satu
ambalan penegak, dan satu Racana Pandega.
1) Satu perindukan siaga terbagi menjadi beberapa Barung dan setiap Barung
terdiri atas 5 sampai 10 orang pramuka berusia 7 sampai 10 tahun.
2) Satu pasukan penggalang terbagi menjadi beberapa regu dan setiap regu
terdiri atas 5 sampai 10 orang pramuka berusia 11 sampai 15 tahun.
20
3) Satu ambalan Penegak dapat dibagi menjadi beberapa sangga dan setiap
sangga terdiri atas 5 sampai 10 orang pramuka berusia 16 sampai 20
tahun.
4) Satu racana pandega terdiri atras beberapa orang dan paling banyak 40
orang pramuka berusia 21 sampai 25 tahun.
5) Di dalam satu gugusdepan dimungkinkan hanya terdiri dari satu golongan
peserta didik karena situasi dan kondisi, misalnya hanya perindukan Siaga,
dan pasukan penggalang atau pasukan penggalang dan satu Ambalan
Penegak atau Ambalan Penegak saja, dan seterusnya.
6) Dimungkinkan juga satu gugusdepan terdiri dari pesrta didik yang sama
agamanya dan disebut gugusdepan khusus.
c) Pimpinan
1) Gugus depan dipimpin oleh seorang Pembina GugusDepan yang dipilih
oleh Musyawarah Gugus Depan. Pembina gugus depan menyusun
pimpinan satuan dalam gugus depan dan dapat merangkap jabatan
pimpinan satuan.
2) Perindukan dipimpin oleh Pembina Siaga dan dibantu oleh 3 orang yang
sedikitnya berusia 16 tahun. Pembina dan pembantu Pembina siaga putera
dapat dijabat oleh seorang wanita atau pria, sedang Pembina dan pembantu
Pembina siaga puteri dijabat oleh seorang wanita. Barung dipimpin oleh
pemimpin barung. Para pemimpin barung memilih salah seorang
pemimpin barung untuk melaksanakan tugasnya di tingkat perindukan
yang disebut Pemimpin Barung Utama dab dipanggil sulung. Sulung tetap
memilih barungnya.
3) Pasukan penggalang dipimpin oleh seorang Pembina. Penggalang dibantu
oleh dua orang pembantu Pembina penggalang. Pembina penggalang
sedikitnya berusia 21 tahun, sedang pembantunya sedikitnya berusia 16
tahun. Pembina dan pembantu Pembina penggalang putera harus dijabat
oleh seorang pria, sedang Pembina dan pembantu Pembina penggalang
puteri dijabat oleh seorang wanita. Regu dipimpin oleh pemimpin regu
secara bergilir. Para pemimpin regu memilih seorang pemimpin regu untuk
melaksanakan tugas di tingkat pasukan yang disebut pemimpin regu utama
21
dan dipanggil pratama.
4) Ambalan penegak dibina oleh seorang Pembina penegak dan seorang
pembantu Pembina penegak berusia sedikitnya 26 tahun, yang untuk
putera dijabat oleh seorang pria dan untuk puteri dijabat oleh seorang
wanita. Atas usul dewan ambalan, di ambalan penegak ada dewan ambalan
penegak disingkat dewan ambalan dan dipilih oleh seorang ketua yang
disebut pradana. Sangga dipimpin oleh seorang pemimpin sangga.
5) Racana pandega dibina oleh seorang Pembina pandega atas usul dewan
racana yang sedikitnya berusia 27 tahun. Pembina pandega putera dijabat
oleh seorang pria dan Pembina pandega puteri dijabat oleh seorang wanita.
Seperti di ambalan penegak, di racana pandega juga ada dewan racan
pandega yang disingkat dewan racana dan dipimpin oleh seorang ketua.
Pada prinsipnya setiap satuan pramuka dibina oleh Pembina pramuka yang
sejenis, kecuali perindukan siaga putera dapat dibina oleh Pembina puteri.
d) Hubungan Pembina dan Peserta Didik
Hubungan antara Pembina dengan peserta didik adalah seperti hubungan
antara : 1. Ibu atau ayah dengan anaknya. 2. Kakak dengan adiknya dan seperti
hubungan sesame sahabat. Untuk itu hubungan sehari – hari diwujudkan dalam
panggilan : ibunda, ayahanda, bu cik dan pak cik untuk Pembina siaga, dan
“kakak” untuk Pembina penggalang, penegak dan pendega.
e) Pembentukan Gugus Depan
Gugus depan dibentuk atas prakarsa masyarakat setempat atau kepala
sekolah, kepala instansi atau kepala asrama melalui suatu pertemuan dengan orang
tua, anak dan pemuda serta tokoh masyarakat.Musyawarah membentuk majelis
pembimbing gugus depan yang selanjutnya memilih Pembina gugus depan.Dalam
musyawarah supaya di undang wakil dari Kwartir Ranting. Pembentukan gugus
depan diluar negeri atas prakarsa kepala Perwakilan setempat dengan
menghubungi Kwartir Nasional tentang kemungkinan diizinkannya pembentukan
gugus depan tersebut.
22
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
1) Struktur organisasi Gerakan Pramuka dapat dijadikan pegangan dan
sekaligus pedoman di dalam mengelola Gerakan Pramuka. Dengan
struktur organisasi Gerakan Pramuka, maka dapat dihindari terjadinya
tumpang tindih (kerancuan) dalam pelaksanaan tugas, kewenangan dan
tanggungjawab dari masing-masing kwartir.
2) Keberadaan struktur Gerakan Pramuka bagi para anggota Pramuka
memiliki banyak manfaat, diantaranya : dijadikan pedoman didalam
menjalankan roda organisasi, dijadikan acuan didalam menjalankan tugas
dan kewenangan pengurus organisasi, sebagai acuan didalam menjalankan
kerjasama dengan organisasi diatasnya atau dibawahnya.
3) Secara umum organisasi gerakan pramuka Indonesia terdiri atas : Majelis
Pembimbing (Mabi), Kwartir Gerakan Pramuka, Dewan Kerja, Lembaga
Pendidikan Pramuka (Lemdika), Satuan Karya (Saka).
3.2 Saran
1) Kepada mahasiswa, hendaknya dapat mengetahui dan memahami apa yang
menjadi tujuan serta manfaat pembentukan struktur organisasi pramuka.
Selain itu mahasiswa mengetahui susunan organisasi gugus depan
pramuka.
2) Kepada guru SD, diharapkan mampu menguraikan dan menjelaskan
tentang tujuan, manfaat, dan struktur organisasi pramuka serta susunan
organisasi gugus depan pramuka.
3) Kepada masyrakat, setidaknya bisa mengabdikan diri dalam kegiatan
pramuka.
23
DAFTAR PUSTAKA
Syarifudin.tt.Pedoman Pendidikan Pramuka.Singaraja: Gerakan Pramuka Gugus
Depan Buleleng 183-184.
Mashudi.tt.Kursus Pembina Pramuka Mahir Tingkat Dasar. Jakarta: Kuartir
Nasional Gerakan Pramuka.
Anonim. 2009. Organisasi Kepramukaan Indonesia Part 2.
http://pramukaxp2.wordpress.com.18-05-2009
Anonim. 2012. Gerakan Pramuka Indonesia. http://pramuka.or.id/news/majelis-pembimbing.php. 03-10-2012
24
25