preancangan proses 2
DESCRIPTION
Perancangan Proses EtilBenzena dengan bahan baku Etilen dan BenzenaTRANSCRIPT
PERANCANGAN PROSES KIMIA
Pembuatan EtilBenzena dari Etil dan Benzena
Disusun Oleh
Nama NIM
Riduan Situmorang 1209065029
Shabrina Iswari Adani 1209065040
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS MULAWARMAN
SAMARINDA
2014
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Sejarah Proses
Etil benzena adalah senyawa kimia organik yang merupakan hidrokarbon aromatik
(HC). Penggunaan utama adalah dalam industri petrokimia sebagai senyawa antara untuk
produksi stirena, yang pada kemudian digunakan untuk membuat polistiren, bahan plastik
yang umum digunakan. Meskipun sering hadir dalam jumlah kecil dalam minyak mentah,
etil benzena diproduksi dalam jumlah massal dengan menggabungkan benzena
petrokimia dan ethylene dalam kimia asam-katalis reaksi. Etil benzena juga merupakan
bahan dalam beberapa pembuatan cat. Etil Benzena digunakan hampir secara eksklusif
sebagai perantara (intermediet) dalam produksi styrene monomer. Etil benzena dihasilkan
oleh alkilasi fase cair atau alkilasi fase uap dari benzena dengan etilena. Produksi
komersial dimulai pada 1930 dan telah berkembang lebih dari 23 juta metrik per tahun
(MTA).
Alkilasi dari HC dengan olefin dengan katalis AlCl3 pertama kali dipraktekkan oleh
M.Balsohn pada tahun 1879. Namun, Charles Friedel & M. James Crafts lah yang
memelopori banyak penelitian alkilasi & katalis AlCl3. Beberapa abad kemudian, proses
yang dikerjakan menggunakan reaksi kimia klasik Friedel-Crafts tetap menjadi sumber
dominan pembuatan EB. Etil benzena pertama kali diproduksi pada skala komersial pada
tahun 1930 oleh Dow Chemical di Amerika Serikat dan oleh BASF di Republik Federal
Jerman. Sampai 1980-an, hampir semua etil benzena diproduksi dengan katalis
aluminium klorida menggunakan mekanisme reaksi Friedel-Crafts. Beberapa produk EB
menggunakan katalis Fridal-Crafts yang berbeda, yaitu trifluriede boron. Sejumlah kecil
EB juga dihasilkan sebagai produk dari campuran aliran xilena menggunakan proses
distilasi yang sangat intensif. Pada 1980, fasilitas komersial pertama menggunakan proses
berbasis zeolit. Proses zeolit didasarkan pada uap-fase reaktor pada temperatur lebih dari
4000C. Pada suhu ini, reaksi seperti isomerisasi / cracking dan transfer hidrogen
menghasilkan beberapa produk yang terkontaminasi produk EB. Untuk mengurangi
produk samping pembentukan dilakukan dengan mengubah kondisi reaksi, tetapi tidak
sampai munculnya fase cair yaitu proses beroperasi pada suhu yang lebih rendah dari
2700C dan menunjukkan bahwa proses dengan katalis zeolit benar-benar mampu
memproduksi EB dengan kemurnian tinggi. Kemurnian zeolit tinggi pertama berdasarkan
teknologi yang dikembangkan oleh UOP dan ABB Lummus Global, dimulai pada tahun
1990.
Industri benzena-Styrene Etil relatif tidak berkembang hingga Perang Dunia 2.
Permintaan yang luar biasa untuk SBR sintetis selama perang dunia membuat perbaikan
teknologi dipercepat dan kapasitas ekspansi yang luar biasa. Upaya perang yang sangat
besar menyebabkan pembangunan beberapa pabrik skala besar, mengubah produksi
stirena dengan cepat ke dalam suatu industri raksasa. Pada tahun 1965, 10% dari produksi
Etil Benzena berasal dari fraksi super campuran aliran xylene yang dihasilkan oleh
katalitik reforming nafta. Pada tahun 1986, kapasitas produksi dunia tahunan sebesar 14x
106 t. EB pertama kali diproduksi pada skala komersial pada tahun 1930 oleh Dow
Chemical di Amerika Serikat dan oleh BASF di Federal Republik Jerman.
Sejarah dalam pembuatan Etil Benzene dari awal sampaiyang paling modern dapat
dijelaskan dengan beberapa macam proses sebagai berikut:
1. Proses AlCl3 (tahun 1930 an)
Proses ini dikembangkan oleh Dow Chemical, Mobil badger, dan
Mosanto. Proses ini terjadi pada fase cair dengan katalis AlCl3 reaksi alkalisasi
Lebih cepat dibandingkan dengan reaksi transakilasi sehingga keduanya dilakukan
dalam 2 buah reaktor yang terpisah dan kondisi operasi yang berbeda. Reaksi
alkalasi dijalankan pada suhu 300 - 350˚C dan tekanan 70 – 150 psig. Komposisi
aliran utama berupa aromatik cair, gas etylen, dan fase cair dari katalis kompleks
mengandung faktor korosif tinggi, sehingga diperlukan pemilihan konstruksi alat
yang benar – benar tepat. Yield yang diperoleh cukup besar yaitu 98 – 99%.
2. Proses Alkar
Proses ini dikembangkan oleh UOP dengan katalis BF3 dan berlangsung
pada fase gas. Proses ini sangat peka terhadap air karena akan menyebabkan
adanya reaksi dengan BF3 sehingga akan mengurangi aktifitasi katalis. Sebagai
umpan reaktor adalah bezen dan etilen yang sudah diproses sehingga bebas air dan
katalis BF3 dengan tekanan yang cukup tinggi yaitu 500 psig. Yield yang
diperoleh bisa lebih dari 99%.
3. Proses Zeolite (tahun 1980)
Merupakan proses yang dikembangkan oleh UOP / mobil bagger /
mosanto. Proses ini berlangsung pada fase cair dengan menggunakan katalis
zeolite fixed bed. Yeild yang diperoleh 99%.
4. Proses Lummus
Proses ini merupakan modifikasi dari proses AlCl3. Proses ini tidak
memerlukan sistem recovery katalis dan sangat aman bagi lingkungan. Proses
alkilasi berlangsung pada fase cair di dalam reaktor fixed bed multi bed dengan
kondisi 100 - 200˚C dan tekanan 35 atm. Produksi yang dihasilkan mempunyai
kemurnian yang cukup tinggi yaitu 99%.
5. Proses ABB Lummus (Tahun 1990-an)
Proses ini merupakan proses paling baru yang dikembangkan oleh ABB
Lummus dan merupakan modifikasi dari proses AlCl3. Proses ini tidak
memerlukan sistem recovery katalis dan sangat aman bagi lingkungan. Proses
alkalasi berlangsung pada fase gas dengan kondisi reaktor 350 - 450˚C dan
tekanan 3 – 30 brg sedangkan katalis yang digunakan adalah zeolite. Proses ini
menggunakan bahan baku etilen yang mempunyai kemampuan rendah.
BAB 1
PERANCANGAN PROSES
1.1 Sifat fisika
1.1.1. Sifat fisika bahan baku
a. Benzene
Bentuk (30 ºC, 1 atm) : Cairan
Warna : Tidak berwarna
Bau : Khas
Densitas (25 ºC), kg/m3 : 0,8737
Titik didih (1 atm), ºC : 80,100 ºC
Kemurnian, min : 99 % (mol)
Impuritas, maks : Toluen 1 % (mol)
b. Ethylene
Bentuk (-99 ºC, 3 atm) : Cairan
Warna : Tidak berwarna
Bau : Khas
Densitas (25 ºC), kg/m3 : 20,270
Titik didih (1 atm), ºC : -103,71 ºC
Kemurnian, min : 99,5 % (mol)
Impuritas, maks : Etana 0,20 % (mol)
Metana 0,30 % (mol)
c. Spesifikasi Bahan Pembantu / Katalis
Jenis : Zeolit
Bentuk : Spherical
Diameter, mm : 3
Bulk Densitas, kg/m3 : 990
Porositas : 0,34
Umur, tahun : 2
1.1.2. Sifat Fisika Produk
a. Spesifikasi Produk Ethylbenzene
Bentuk (30 ºC, 1 atm) : Cairan
Warna : Tidak berwarna
Bau : Khas
Densitas (25 ºC), kg/m3 : 0,8626
Kemurnian, min : 99,90 % (berat)
Impuritas, maks : Benzen 0,01 % (berat)
Toluen 0,09 % (berat)
1.2 Sifat Kimia
1.2.1 Sifat kimia bahan baku
a. Sifat Kimia Benzene
Substitusi
Dalam kondisi yang sesuai, satu atau lebih atom hydrogen pada
benzene dapat digantikan dengan atom halogen ataupun gugus seperti
nitro, sulfonat, dan sebagainya.
Oksidasi
Benzene dapat dioksidasi menjadi produk-produk yang berlainan.
Dengan oksidator seperti permangat atau asam krmat benzene
teroksidasi menjadi air dan CO2. Reaksi yang paling penting adalah
oksidasi katalitik benzene menjadi maleat anhidrid dan produk
samping.
Reduksi
Benzene dapat direduksi menjadi sikloheksana. Pada suhu kamar,
benzene dapat dihidrogenasi dengan katalisator Nikel, kecepatan
hidrogenasi akan menjadi tiga kali lipat dengan naiknya suhu 20-50⁰C.
Pirolisa
Jika benzene dilewatkan red hot iron tube atau dalamtemperatur tinggi
akan menghasilkan senyawa diphenil dengan katalis vanadium. Pada
temperature diatas 750⁰C benzene akan terdekomposisi menjadi
karbon dan hydrogen.
Halogenasi
Produk sustitusi maupun adisi dapat diperoleh dengan halogenasi
benzene. Klorobenzen maupun bromobenzen dapat diperoleh dengan
mereaksikan klorin maupun bromine dengan benzene menggunalkan
katalisator FeCl3. Klorobenzen diproduksi secara komersial dengan
melewatkan klorin kering dalam benzene dengan adanya katalisator
molybdenum klorida.
Nitrasi
Benzene direaksikan dengan asam nitrat dan asam sulfonat pada
temperatur 50-70⁰C menjadi mono derivat dengan yield mencapai
98%. Tetapi jika benzene direaksikan dengan campuran asam nitrat
dan mercuri palmiat akan diperoleh nitro phenol.
Alkilasi
Alkil benzene seperti etil benzene dan cumen diproduksi secara
komersial dengan mereaksikan benzene dengan etilen dan propilen
baik dalam fase uap maupun fase cair. Katalis yang digunakan adalah
AlCl3, BF3, atau zeolit.
b. Sifat Kimia Etil
Polimerisasi
Etilen dapat bergabung dengan etilen yang lain membentuk molekul
yang lebih besar (polimer) dengan cara memutus ikatan rangkapnya.
Molekul yang terbentuk terdiri dari 1000 sampai 8 juta molekul etilen.
Reaksi yang terjadi :
n(CH2=CH2) → (….CH2-CH2…..)n
Hidrogenasi
Etilen dapat diubah menjadi ethane melalui proses hidrogenasi
langsung dengan katalisator Nikel pada temperatur 300⁰C
Reaksi yang terjadi :
CH2=CH2 + H2 → CH3 – CH3
Reaksi ini juga dapat berlangsung pada suhu kamar dengan
menggunakan katalisator platina/palladium.
Adisi
Penambahan brom pada senyawa berikatan rangkap menghasilkan
dibromida sehingga senyawa baru menjadi jenuh. Reaksi juga dapat
digunakan untuk mengidentifikasi adanya ikatan rangkap yang ditandai
dengan hilangnya warna coklat dari larutan brom. Reaksi yang terjadi :
CH2 = CH2 +Br2 → CH2 – CH2
CH2 CH2
Etilen juga dapat diadisi dengan reaksi sebagai berikut :
CH2 = CH2 + HI → CH3 – CH2I
CH2 = CH2 + HOCl → CH2 – CH2
OH Cl
CH2 = CH2 + H2SO4 → CH3 – CH2 – OSO3H
Alkilasi
Reaksi alkilasi Friedel – Craft sangat efektif untuk mereaksikan etilen
dengan benzene menggunakan katalisator AlCl3. Tekanan dan
temperatur operasi tergantung dari proses yang dipakai. Pada
pembuatan etil benzene secara konvensional, temperatur yang
digunakan adalah 100⁰C. Reaksi yang terjadi :
C6H6 + C2H4 → C6H5C2H5
Etilen juga dapat dialkilasi dengan hidrokarbon parafin misalnya iso
butane menghasilkan 2,3 dimetil butana. Reaksi yang terjadi :
(CH3)3CH + CH2CH2 → (CH3)2CHCH(CH3)2
c. Sifat Kimia EtilBenzene
Oksidasi etil benzena dengan agen pengoksidasi yang berbeda akan
menghasilakn produk yang berbeda-beda pula, misalnya hidroperoksida,
asetofenon, dan sejumlah kecil etil alkohol, atau bahkan asam benzoat.
1.3 Dasar Reaksi
Proses pembuatan etil benzene dari benzene dan etilen merupakan proses alkilasi
benzene pada fase gas yang dilakukan di dalam reactor fixed bed multi tube sehingga
menghasilkan produk etil benzene. Reaksi yang terjadi adalah sebagai berikut:
Reaksi utama:
C2H4 + C6H6 C6H5C2H5
Reaksi samping:
2 C2H4 + C6H6 C6H4(C2H5)2
Dietil benzene yang terjadi kemudian direaksikan dengan benzene menjaadi etil
benzene di dalam reaktor transalkilasi. Reaksi yang terjadi adalah sebagai berikut:
C6H6 + C6H4(C2H5)2 2 C6H5C2H5
1.4 Mekanisme Reaksi
Reaksi yang terjadi pada proses fase cair menurut Kirk Othmer ( 1981) sebagai
berikut :
C6H6 + C2H4 C6H5CH2CH3
Pada proses Monsanto yang telah dikembangkan menggunakan dua reaktor. Pada
reaktor pertama terjadi reaksi alkilasi antara benzen dengan etilen pada tekanan lebih
rendah dibandingkan pada proses fase gas, yaitu 70-150 psig dan temperature 300-350
0F. Perbandingan mol benzen dan etilen dalam reactor adalah 3:1 sampai 5:1. (Kirk
Othmer). Perbandingan AlCl3 dan C2H4 adalah 0,001-0,0025. Pada reaktor transalkilasi
terjadi reaksi antara benzen sisa dan polietilbenzen yang direcycle. Produk keluar reaktor
transalkilasi selanjutnya dikirim ke Neutralizer untuk menghilangkan HCl dan katalis
yang terdapat didalam produk reaktor.Setelah produk yang keluar bebas dari impurities
produk dipisahkan dengan tiga menara distilasi, Kolom pertama, benzene di recycle untuk
dikembalikan ke reactor alkilasi. Pada kolom kedua menghasilkan produk etilbenzen.
Produk atas dari kolom ketiga adalah polyetilbenzen dan tars, yang dapat digunakan
sebagai bahan bakar. Karena kebutuhan katalis sangat sedikit, maka tidak dibutuhkan
regenerasi katalis. Jadi garam-garam yang dihasilkan dari Neutralizer sistem bisa
langsung dibuang dan dikirim ke sistem pengolahan limbah. Produk keluar kolom
distilasi kemurniannya minimum 99,7 % berat. (Faith Keyes)
Reaksi yang terjadi pada proses Alkar menurut Kirk Othmer ( 1981) sebagai berikut
C6H6 + C2H4 → C6H5C2H5
½ C6H6 + C2H4 → ½ C6H4 ( C2H5)2
Reaksi yang terjadi pada proses Mobil Badger adalah sebagai berikut :
C6H6 + C2H4 → C6H5CH2CH3
C6H5CH2CH3 + C2H4 → C6H4(C2H5)2
C6H4(C2H5)2 + C6H6 → 2C6H5CH2CH3
Proses reaksi berjalan pada tekanan 20-30 bar, temperatur 300-500 0C dan rasio
antara benzen dan etilen sebesar 8:1.Konversinya bisa mencapai 85-90%.
1.5 Data Termodinamika
Data
Termodinamika
Senyawa yang digunakan
Etil Benzene EtilBenzene
ΔHof 298 82.930 29.920 52.510
ΔGof 298 129.665 130.890 60.460
Molar Mass 78.114 106.167 28.054
ω 0.210 0.303 0.087
Tc 562.2 617.2 282.3
Pc 48.98 36.06 50.40
Zc 0.271 0.263 0.281
Vc 259 374 131
Tn 353.2 409.4 169.4
1.6 Data Toksik
a. Data Toksik Etil
Efek kronis pada manusia
Efek karsinogenik: Kelas A4 (Tidak diklasifikasikan untuk manusia atau
hewan.) Oleh ACGIH, Kelas 3 (Tidak diklasifikasikan untuk manusia.) Oleh
IARC. Dapat menyebabkan kerusakan pada organ berikut: paru-paru, jantung,
jaringan otot.
Efek beracun lainnya pada manusia
Tidak ada informasi spesifik yang tersedia mengenai efek beracun lainnya dari
bahan ini untuk manusia.
b. Data Toksik Benzene
Rute masuk: Terserap melalui kulit. Kontak dengan kulit. Kontak mata.
Terhirup.
Efek kronis pada Manusia:
Efek karsinogenik: Kelas A1 Oleh ACGIH. Menyebabkan kerusakan pada
organ berikut: darah, sumsum tulang, sistem saraf pusat (SSP), hati, Sistem
urin.
Efek toksik lainnya pada Manusia:
Sangat berbahaya dalam kasus inhalasi. Berbahaya dalam kasus kontak kulit
(iritan, permeator), menelan.
Keterangan khusus pada Efek kronis pada Manusia:
Dapat menyebabkan efek merugikan reproduksi (kesuburan wanita,
Embriotoksik dan / atau foetotoxic pada hewan) dan cacat lahir. dapat
mempengaruhi materi genetik (mutagenik). Dapat menyebabkan kanker
(tumorigenic, leukemia)) Manusia: melewati sawar plasenta, terdeteksi di susu
ibu.
Keterangan khusus pada Efek toksik lainnya pada Manusia:
Efek Akut Kesehatan: Kulit: Menyebabkan gangguan pada kulit. Hal ini dapat
diserap melalui kulit dan mempengaruhi hati, darah, metabolisme, dan sistem
kemih. Mata: Menyebabkan gangguan mata. Inhalasi: Menyebabkan saluran
pernapasan dan iritasi selaput lendir. Dapat diserap melalui paru-paru. Dapat
mempengaruhi perilaku dan sistem saraf Peripheral (mengantuk, kelemahan
otot, anestesi umum, dan gejala lain yang mirip dengan konsumsi), saluran
pencernaan (mual), metabolisme darah, sistem kemih. Tertelan: Mungkin
berbahaya jika tertelan. Dapat menyebabkan iritasi saluran pencernaan
termasuk muntah. Dapat mempengaruhi perilaku dan sistem saraf Peripheral
(kejang-kejang, kejang, tremor, iritabilitas, Stimulasi awal CNS diikuti oleh
depresi, kehilangan koordinasi, pusing, sakit kepala, lemah, pucat, flushing),
respirasi (sesak napas dan penyempitan dada), sistem kardiovaskular, dan
darah.
c. Data Toksik EtilBenzene
Rute masuk: Terserap melalui kulit. Terhirup.
Efek kronis pada Manusia:
Efek karsinogenik: Klasifikasi 2B (Kemungkinan untuk manusia.) Oleh IARC.
Efek mutagenik: mutagenik untuk sel somatik mamalia. Mutagenik untuk
bakteri dan / atau ragi. Dapat menyebabkan kerusakan pada organ berikut:
sistem saraf pusat
Efek toksik lainnya pada Manusia:
Berbahaya dalam menelan, inhalasi. Sedikit berbahaya jika terjadi kontak kulit
(iritan, permeator).
Keterangan khusus pada Efek kronis pada Manusia:
Dapat menyebabkan efek reproduksi yang merugikan dan cacat lahir
(teratogenik). Dapat mempengaruhi materi genetik (mutagenik).
Keterangan khusus pada Efek toksik lainnya pada Manusia:
Efek akur Kesehatan: Kulit: Dapat menyebabkan iritasi kulit ringan. Hal ini
dapat diserap melalui kulit. Mata: Kontak dengan uap atau cairan dapat
menyebabkan iritasi mata parah tergantung konsentrasi. Hal ini juga dapat
menyebabkan konjungtivitis. Di uap tingkat pemaparan dari 85-200 ppm, itu
agak dan transiently mengiritasi mata; 1000 ppm menyebabkan iritasi lebih
lanjut dan robek; 2000 ppm iritasi segera dan parah dan robek. Inhalasi:
Paparan tinggi konsentrasi dapat menyebabkan hidung, selaput lendir dan
iritasi saluran pernafasan dan juga dapat mengakibatkan penyempitan dada
dan, kesulitan bernapas, gagal napas, dan bahkan kematian. Hal ini juga dapat
mempengaruhi perilaku / Central Nervous System.
1.7 Data Harga
No Nama Bahan
Harga per Kg
2013 2014
1. Ethyl $ 1.3535 $ 1.4205
2. Benzen $ 1.3288 $ 1.3200
3. EthylBenzene $ 25.3333 $ 42.2857
DAFTAR PUSTAKA
Nunulasa. 2011. "Proses Etilbenzen". http://nunulasa.wordpress.com/2011/03/09/proses-
etilbenzen/, diakses pada 26 September 2014.
Perry, Robert. H. 2008. Perry’s Chemical Engineers’ Handbook 8th edition. The McGraw-
Hill Companies, Inc.
Smith, J.M., Van Ness, H.C. 2005. Introduction to Chemical Engineering Thermodynamics
7th Edition. The McGraw-Hill Companies, Inc.
Speight, James G. 2002. Chemical and Process Design Handbook. The McGraw-Hill
Companies, Inc.