premenstrual syndrome

15
Premenstrual Syndrome Oleh: Kelompok 3 Meynita Palinoan, Jesslyn Moynawati, Melkiandri Fanggidae, Robby Surya, I Putu Fery White Pembimbing: Prof. Dr. Olga M.G. Sanger, SpOG-K

Upload: nicholas-alexander

Post on 15-Nov-2015

9 views

Category:

Documents


6 download

DESCRIPTION

PMS

TRANSCRIPT

Premenstrual Syndrome

Premenstrual SyndromeOleh: Kelompok 3Meynita Palinoan, Jesslyn Moynawati, Melkiandri Fanggidae, Robby Surya, I Putu Fery White

Pembimbing: Prof. Dr. Olga M.G. Sanger, SpOG-KCONTOH KASUS 6Ny. Lula 25 tahun datang ke poliklinik dengan keluhan setiap menjelang haid payudaranya terasa nyeri disertai dengan perut kembung.

menjelang haid payudaranya terasa tegang dan nyeriperutnya juga terasa kembung namun BAB dan BAK lancarKaki kadang-kadang juga terasa bengkakkeluhan tersebut tidak disertai dengan gangguan kecemasan, atau gangguan psikis lainnya. Haid terakhir terjadi 26 hari yang lalu.Riwayat haid sebelumnya normal. Siklusnya teratur 28-30 hari, lama haid 5 hari, ganti pembalut 3-4 kali per hariPasien sudah memiliki 2 anak.

AnamnesisPada pemeriksaan fisik didapatkan:TD 110/70 mmHg, FN 80 x/menit. Konjungtiva tak pucat. Tak tampak pembesaran kelenjar thyroid. Jantung dan paru dalam batas normal. Payudara teraba tegang, tidak teraba massa dan nyeri pada penekanan.Abdomen lemas, nyeri tekan epigastrium (-), bising usus normal. Ekstremitas terdapat edema minimal. Pada pemeriksaan ginekologis didapatkanvulva dan urethra dbn. Inspekulo didapatkan portio licin, ostium tertutup. PD: uterus bentuk dan ukuran normal, kedua adneksa dan parametrium normal.Pemeriksaan FisikPre Menstrual Syndrome (PMS) adalah sekumpulan gejala berupa gangguan fisik & mental, dialami 7-10 hari menjelang menstruasi dan menghilang beberapa hari setelah menstruasi. Keluhan yang dialami bisa bervariasi dari bulan ke bulan, bisa menjadi lebih ringan ataupun lebih berat dan berupa gangguan mental (mudah tersinggung, sensitif) maupun gangguan fisik. Diperkirakan kurang lebih 85% wanita usia produktif antara usia 25-35 tahun mengalami satu atau lebih gejala dari PMS. Hanya 2-10% menunjukkan gejala PMS berat (Premenstrual Dysphoric Disoder/PMDD).

Diagnosis: Pre Menstrual SyndromeTipe dan gejalanya Tipe PMS bermacam-macam. Dr. Guy E. Abraham, ahli kandungan dan kebidanan dari Fakultas Kedokteran UCLA, AS, membagi PMS menurut gejalanya yakni PMS tipe A, H, C, dan D. Delapan puluh persen gangguan PMS termasuk tipe A. Penderita tipe H sekitar 60%, PMS C 40%, dan PMS D 20%. Kadang-kadang seorang wanita mengalami gejala gabungan, misalnya tipe A dan D secara bersamaan.

PMSPMS tipe A (anxiety) :rasa cemas, sensitif, saraf tegang, perasaan labil. Bahkan beberapa wanita mengalami depresi ringan sampai sedang saat sebelum mendapat haid. Gejala ini timbul akibat ketidakseimbangan hormon estrogen dan progesteron: hormon estrogen terlalu tinggi dibandingkan dengan hormon progesteron. Pemberian hormon progesteron kadang dilakukan untuk mengurangi gejala, tetapi beberapa peneliti mengatakan, pada penderita PMS bisa jadi kekurangan vitamin B6 dan magnesium. Penderita PMS A sebaiknya banyak mengonsumsi makanan berserat dan mengurangi atau membatasi minum kopi.

PMSPMS tipe H (hyperhydration) memiliki gejala edema(pembengkakan), perut kembung, nyeri pada buah dada, pembengkakan tangan dan kaki, peningkatan berat badan sebelum haid. Gejala tipe ini dapat juga dirasakan bersamaan dengan tipe PMS lain. Pembengkakan itu terjadi akibat berkumpulnya air pada jaringan di luar sel (ekstrasel) karena tingginya asupan garam atau gula pada diet penderita. Pemberian obat diuretika untuk mengurangi retensi (penimbunan) air dan natrium pada tubuh hanya mengurangi gejala yang ada. Untuk mencegah terjadinya gejala ini penderita dianjurkan mengurangi asupan garam dan gula pada diet makanan serta membatasi minum sehari-hari.PMSPMS tipe C (craving): rasa lapar ingin mengonsumsi makanan yang manis-manis (biasanya coklat) dan karbohidrat sederhana (biasanya gula). Pada umumnya sekitar 20 menit setelah menyantap gula dalam jumlah banyak, timbul gejala hipoglikemia seperti kelelahan, jantung berdebar, pusing kepala yang kadang-kadang sampai pingsan. Hipoglikemia timbul karena pengeluaran hormon insulin dalam tubuh meningkat. Rasa ingin menyantap makanan manis dapat disebabkan oleh stres, tinggi garam dalam diet makanan, tidak terpenuhinya asam lemak esensial (omega 6), atau kurangnya magnesium.PMS tipe D(depression) ditandai dengan gejala rasa depresi, ingin menangis, lemah, gangguan tidur, pelupa, bingung, sulit dalam mengucapkan kata-kata (verbalisasi), bahkan kadang-kadang muncul rasa ingin bunuh diri atau mencoba bunuh diri. Biasanya PMS tipe D berlangsung bersamaan dengan PMS tipe A, hanya sekitar 3% dari selururh tipe PMS benar-benar murni tipe D.

akibat kombinasi dari berbagai faktor yang kompleks dimana salah satunya adalah akibat perubahan hormonal yang terjadi sebelum menstruasi.Terjadi penurunan kadar hormon estrogen setelah ovulasi yang mempengaruhi neurotransmitter di otak terutama serotonin. Serotonin memegang peranan dalam regulasi emosi. interaksi kompleks antara hormon estrogen, progesterone dan serotonin dengan PMS masih perlu diteliti lebih lanjut.

EtiologiGangguan metabolisme dan pola hidup yang tidak sehat (terutama faktor nutrisi) Diduga terjadi gangguan metabolisme prostaglandin akibat kurangnya gamma linolenic acid (GLA). Fungsi prostaglandin adalah untuk mengatur sistem reproduksi (mengatur efek hormon estrogen, progesterone), sistem saraf (mengatur kerja neurotransmitter) dan sebagai anti peradangan. Pola nutrisi yang tidak seimbang berupa diet tinggi lemak, tinggi garam & gula, rendah vitamin & mineral, sedikit serat dapat menimbulkan PMS. Konsumsi kafein (terdapat dalam kopi, teh) serta alkohol yang berlebihan dapat memperberat gejala yang ada.

Etiologi

o Fisik

-Kelemahan umum (lekas letih, pegal, linu)-Acne (jerawat)-Nyeri pada kepala, punggung, perut bagian bawah-Nyeri pada payudara-Gangguan saluran cerna misalnya rasa penuh/kembung, konstipasi, diare-Perubahan nafsu makan, sering merasa lapar (food cravings)

o Mental

-Mood menjadi labil (mood swings), iritabilitas (mudah tersinggung), depresi, ansietas-Gangguan konsentrasi-Insomnia (sulit tidur)

Gejala KlinisAda 3 (tiga) elemen penting yang menjadi dasar diagnosa apakah seorang wanita mengalami PMS yaitu jika ditemukan :

1. Gejala yang sesuai dengan gejala PMS2. Dialami setiap siklus menstruasi (konsisten)3. Menimbulkan gangguan dalam aktivitas sehari-hariPada pasien ini didiagnosis dengan Premenstrual Syndrome tipe H.

Dasar DiagnosisFarmakologi Golongan analgetik (parasetamol), anti inflamasi non steroid (ibuprofen, natrium diklofenak, dan lainnya), golongan minor tranquilizer (obat penenang), anti depresi dan kontrasepsi.

Non farmakologi edukasi penderita, terapi suportif dan modifikasi gaya hidup. TerapiKomposisi nutrisi bagi penderita PMS adalah diet rendah lemak dan garam, mengandung protein, vitamin, mineral (vitamin B, vitamin C, vitamin E, Ca, Mg, Zn) yang seimbang, serta dianjurkan untuk mengurangi konsumsi kafein (kopi, teh). olah raga secara teratur serta menghindari stres berkepanjangan.Terapi suportif seperti hipnoterapi, terapi warna, meditasi dan lainnya dapat membantu mengurangi gejala yang dirasakan.

konseling15