preparasi sampel darah dan urine

16
PREPARASI SAMPEL URINE DAN DARAH 1. Tujuan 1.1. Untuk dapat melakukan preparasi sampel urine 1.2. Untuk memperoleh plasma darah 1.3. Untuk memperoleh serum darah 1.4. Untuk memperoleh sel darah merah 1.5. Untuk memperoleh whole blood 1.6. Untuk mengendapkan protein dalam plasma darah 2. DasarTeori Menurut Flanagan, preparasi sampel adalah proses penyiapan sampel sebelum dilakukan analisi yang bertujuan untuk memisahkan atau menyingkirkan pengotor atau zat yang tidak diinginkan (selain analit) sehingga didapat hasil yang valid. 2.1. Urine Urin atau air seni atau air kencing adalah cairan sisa yang diekskresikan oleh ginjal yang kemudian akan dikeluarkan dari dalam tubuh melalui proses urinasi . Eksreksi urin diperlukan untuk membuang molekul-molekul sisa dalam darah yang disaring oleh ginjal dan untuk menjaga homeostasis cairan tubuh. Urin disaring di dalam ginjal, dibawa melalui ureter menuju kandung kemih, akhirnya dibuang 1

Upload: sri-dwijastuti

Post on 27-Jun-2015

2.109 views

Category:

Documents


55 download

TRANSCRIPT

Page 1: Preparasi Sampel Darah Dan Urine

PREPARASI SAMPEL URINE DAN DARAH

1. Tujuan

1.1. Untuk dapat melakukan preparasi sampel urine

1.2. Untuk memperoleh plasma darah

1.3. Untuk memperoleh serum darah

1.4. Untuk memperoleh sel darah merah

1.5. Untuk memperoleh whole blood

1.6. Untuk mengendapkan protein dalam plasma darah

2. DasarTeori

Menurut Flanagan, preparasi sampel adalah proses penyiapan sampel sebelum

dilakukan analisi yang bertujuan untuk memisahkan atau menyingkirkan pengotor atau

zat yang tidak diinginkan (selain analit) sehingga didapat hasil yang valid.

2.1. Urine

Urin atau air seni atau air kencing adalah cairan sisa yang diekskresikan oleh

ginjal yang kemudian akan dikeluarkan dari dalam tubuh melalui proses urinasi. Eksreksi

urin diperlukan untuk membuang molekul-molekul sisa dalam darah yang disaring oleh

ginjal dan untuk menjaga homeostasis cairan tubuh. Urin disaring di dalam ginjal, dibawa

melalui ureter menuju kandung kemih, akhirnya dibuang keluar tubuh melalui uretra.

Urin terdiri dari air dengan bahan terlarut berupa sisa metabolisme (seperti urea), garam

terlarut, dan materi organik. Cairan dan materi pembentuk urin berasal dari darah atau

cairan interstisial. Komposisi urin berubah sepanjang proses reabsorpsi ketika molekul

yang penting bagi tubuh, misal glukosa, diserap kembali ke dalam tubuh melalui molekul

pembawa. Cairan yang tersisa mengandung urea dalam kadar yang tinggi dan berbagai

senyawa yang berlebih atau berpotensi racun yang akan dibuang keluar tubuh. Materi

yang terkandung di dalam urin dapat diketahui melalui urinalisis. Urea yang dikandung

oleh urin dapat menjadi sumber nitrogen yang baik untuk tumbuhan dan dapat digunakan

untuk mempercepat pembentukan kompos. Diabetes adalah suatu penyakit yang dapat

1

Page 2: Preparasi Sampel Darah Dan Urine

dideteksi melalui urin. Urin seorang penderita diabetes akan mengandung gula yang tidak

akan ditemukan dalam urin orang yang sehat. Fungsi utama urin adalah untuk membuang

zat sisa seperti racun atau obat-obatan dari dalam tubuh (Anonim, 2009)

Dalam keadaan normal, warna urin pagi (yang diambil sesaat setelah bangun

pagi) sedikit lebih gelap dibanding urin di waktu lainnya. Perubahan warna urin dapat

terjadi karena beberapa hal, yaitu:

1) Hitam: baru mengkonsumsi tablet besi (ferri sulfat), sedang minum obat parkinson

(levodopa), methemoglobunuria.

2) Biru: mengkonsumsi obat antidepresi (amitriptilin), antibiotik saluran kemih

(nitrofurantoin), atau karena infeksi Pseudomonas pada saluran kemih.

3) Coklat: gangguan fungsi ginjal, mengkonsumsi antibiotik (sulfonamid atau

metronidazol), dan konsumsi obat parkinson (levodopa).

4) Kuning gelap (seperti teh): hepatitis fase akut, ikterus obstruktif, kelebihan vitamin B2 /

riboflavin, antibiotika (nitrofurantoin dan kuinakrin).

5) Oranye-merah: dehidrasi sedang, demam, konsumsi antikoagulan oral, trauma ginjal,

konsumsi deferoksamin mesilat, rifampisin, sulfasalazin, laksatif (fenolftalein).

6) Hijau: infeksi bakteri, kelebihan biliverdin, konsumsi vitamin tertentu.

7) Bening (tidak berwarna sama sekali): terlalu banyak minum, sedang minum obat

diuretik, minum alkohol, atau diabetes insipidus.

8) Seperti susu (disebut juga chyluria): filariasis atau tumor jaringan limfatik.

Nilai normal pH urine yaitu: 5.0-6.0 untuk urin pagi, 4.5-8.0 untuk urin sewaktu.

pH dapat berubah menjadi lebih basa jika habis muntah-muntah, infeksi atau batu saluran

kemih, dan penurunan fungsi ginjal. Atau karena faktor obat-obatan seperti; natrium

bikarbonat, dan amfoterisin B. pH dapat berubah menjadi lebih asam karena diet tinggi

protein atau diet tanpa kalori, diabetes melitus, asidosis tuberkulosis ginjal, dan

fenilketonuria. Atau karena faktor obat-obatan seperti; diazoksid dan vitamin C.

2

Page 3: Preparasi Sampel Darah Dan Urine

2.2. Darah

Darah adalah jaringan cair yang terdiri atas dua bagian yaitu plasma darah dan sel

darah. Sel darah terdiri dari tiga jenis yaitu eritrosit, leukosit dan trombosit. Volume

darah secara keseluruhan adalah satu per dua belas berat badan atau kira-kira lima liter.

Sekitar 55% adalah plasma darah, sedangkan 45% sisanya terdiri dari sel darah.

Di dalam darah, serum adalah komponen yang bukan berupa sel darah, juga bukan

faktor koagulasi, serum adalah plasma darah tanpa fibrinogen. Serum terdiri dari semua

protein (yang tidak digunakan untuk pembekuan darah) termasuk cairan elektrolit,

antibodi, antigen, hormon, dan semua substansi exogenous. Serum merupakan salah satu

bentuk protein. Protein memiliki molekul yang cukup besar. Jika darah diputar dalam

sentrifuge, maka zat protein tersebut akan mengendap, sisa berupa cairan bening/jernih

yang disebut serum. Dalam serum terdapat zat antibodi untuk menghancurkan protein

asing (antigen, artinya zat yg merangsang pembentukan zat antibodi) yang masuk dalam

tubuh. (Anonim, 2009)

Plasma darah merupakan bagian cair darah. Cairan ini didapat dengan membuat

darah tidak beku dan sel darah tersentrifugasi. Plasma terdiri dari 90% air, 7-8% protein,

dan di dalam plasma terkandung pula beberapa komponen lain seperti garam-garam,

karbohidrat, lipid, dan asam amino. Karena dinding kapiler pembuluh darah bersifat

permiabel bagi air dan elektrolit maka plasma darah selalu ada dalam pertukaran zat

dengan cairan interstisial. Dalam waktu 1 menit sekitar 70% cairan plasma bertukaran

dengan cairan interstisial. Plasma darah berbeda dengan serum darah terutama pada

serum tidak terdapat faktor pembentukan fibrinogen (Anonim, 2009)

Protein dalam plasma memiliki konsentrasi sekitar 1 mmol/L. Dengan bantuan

elektroforesis, protein plasma dapat dipisahkan menjadi fraksi albumin serta fraksi α1,

α2, β, dan γ-globulin. Sekitar 56% protein plasma merupakan fraksi albumin, 4% adalah

α1-globulin, α2-globulin sebanyak 10%, β-globulin 12%, dan 18% dari jumlah protein

plasma merupakan γ-globulin (Anonim, 2009)

3

Page 4: Preparasi Sampel Darah Dan Urine

3. Alat dan Bahan

3.1. Preparasi Sampel Urine

A. Alat-alat

- Pipet volum

- Tabung reaksi dan raknya

- Ball pipet

- pH stick

B. Bahan

- Sampel urine

3.2. Preparasi Sampel Darah

A. Alat-alat

- Tabung reaksi dan raknya

- Spuite

- Pipet tetes

- Pipet ukur

- Sentrifuge

- Tabung eppendorf

- Beaker glass

- Neraca

- Kertas perkamen

- Aluminium foil

- Plastik ikan

- Kertas Label

- Ball pipet

- Tabung sentrifuge

B. Bahan

- Sampel darah segar

- EDTA

- Metanol

4

Page 5: Preparasi Sampel Darah Dan Urine

4. Prosedur Kerja

4.1. Preparasi Sampel Urine

a. Dicatat identitas sampel.

b. Sampel urine dipipet sebanyak 5ml.

c. Dimasukkan kedalam tabung reaksi.

d. Dilakukan pengamatan terhadap sampel yang meliputi:

- Warna (diamati secara langsung warna dan kekeruhan sampel)

- pH (diukur dengan mencelupkan pH meter strip, bandingkan perubahan warna

yang terjadi dengan gambar yang tertera pada box)

- Volume (diukur dengan pipet ukur)

4.2. Preparasi Sampel Darah

a. Cara Memperoleh Plasma dari Darah Segar

1) Darah segar diambil dengan spuite sebanyak 5ml, dimasukkan dalam tabung

reaksi

2) Disentrifugasi dengan kecepatan 1500 rpm selama 15 menit hingga terbebtuk

2 fase yaitu fase cair yang merupakan plasma (bagian atas) dan fase padatan

(bagian bawah). Fase cair diambil dengan pipet volume dipindahkan ke dalam

eppendorff.

3) Plasma selanjutnya disimpan pada suhu 2-8°C.

b. Cara Memperoleh Serum dari Darah Segar

1) Darah sebanyak 5 ml diambil menggunakan spuite kemudian dimasukkan ke

dalam tabung reaksi.

2) Dibiarkan selama 15 menit pada suhu kamar tanpa penambahan antikoagulan.

3) Bagian bening yang memisah dari padatan disebut serum. Bagian ini diambil

dengan pipet ukur dan dipindahkan ke dalam eppendorff.

c. Cara Memperoleh Eritrosit dari Darah Segar

1) Darah sebanyak 5 ml dimasukkan ke dalam tabung reaksi

5

Page 6: Preparasi Sampel Darah Dan Urine

2) Ditimbang EDTA sebanyak 10 gram dan dimasukkan dalam sampel darah

kemudian kocok.

3) Disentrifugasi dengan kecepatan 3000 rpm selama 10 menit.

4) Diperoleh 3 lapisan yaitu Plasma (bagian atas), lapisan Platelet (bagian

tengah), dan Eritrosit (bagian bawah).

5) Lapisan plasma, platelet dan sekitar 10% dari bagian eritrosit dibuang.

6) Eritrosit yang masih tersisa selanjutnya dipipet dengan pipet ukur, catat volume

yang diperoleh kemudian dipindahkan dalam botol vial.

7) Disimpan pada suhu dingin 2-8°C untuk mencegah terjadinya hemolisis.

d. Cara Memperoleh Whole Blood dari Darah Segar

1) Darah sebanyak 5 ml dimasukkan kedalam tabung reaksi

2) Ditimbang 10 gram EDTA dan dimasukkan dalam sampel darah kemudian

dikocok.

3) Tabung ditutup dengan aluminium foil dan plastik ikan dan disimpan pada

suhu -20°C.

e. Pengendapan Protein dari Plasma

1) Dipipet 1ml plasma darah masukkan dalam tabung sentrifuge.

2) Ditambahkan 2 ml methanol.

3) Disentrifugasi pada kecepatan 1500 rpm selama15 menit.

4) Terbentuk 2 lapisan yaitu lapisan protein padatan (bagian bawah), dan lapisan

cair atau fraksi bebas protein (bagian atas).

5) Diambil lapisan cairan, ukur volume yang biperoleh dan disimpan dalam botol

vial.

6

Page 7: Preparasi Sampel Darah Dan Urine

5. Skema Kerja

5.1. Cara mendapatkan plasma darah

5.2. Cara Mendapatkan Serum Darah

5.3. Cara Mendapatkan Eritrosit

e.

7

Darah dengan

antikoagulan 3-5ml

Diputar dengan kecepatan

1500 rpm selama 20

menit

Terdapat fase cair

(plasma) dan fase padatan

dimasukkan ke dalam

tabung centrifuge

3-5ml darah segar tanpa

antikoagulan

Didapatkan serum darah.

Masukkan ke dalam

tabung reaksi

5ml darah segar

Dan diamkan selama

15menit pada suhu kamar

Fase cair (plasma) di

simpan pada suhu 2-80 C

Dimasukkan ke dalam

tabung reaksi

Buang plasma,trombosit

dan 10% bagian atas

eritrosit

Diputar 3000rpm selama

15menit

Terbentuk 3

lapisan;plasma,

trombosit,eritrosit

Ditambahkan 10mg EDTA

(antikoagulan 2mg/ml

darah)

Page 8: Preparasi Sampel Darah Dan Urine

5.4. Cara Mendapat Whole Blood

5.5. Cara Pengendapan Protein dalam Darah

6. Hasil Pengamatan

6.1. Pemeriksaan urine

a. Identitas Sampel

Nama : Cahya Septia Sardiawan

Umur : 19 tahun

Jenis Kelamin : Laki-laki

Tanggal dan waktu diterima : 1 Oktober 20010 09:10 WITA

Preparasi Sampel Urine

- Warna : bening agak kekuningan

- pH : 6

- Volume : 5ml

8

5ml darah segar masukkan

dalam tabung reaksi

Tambahkan 10mg EDTA

Tambahkan methanol 2x

volume plasma

Masukkan ke dalam

tabung centrifuge

2ml plasma

Kocok dan simpan pada

suhu 20oC

Diputar pada centrifuge

1500rpm selama 15menit

Page 9: Preparasi Sampel Darah Dan Urine

6.2. Preparasi Sampel Darah

a. Plasma darah

- Warna : kuning kemerahan

- Volume : 5,4ml

b. Serum darah

Belum diperoleh hasil

c. Sel darah merah

- volume : 3ml

- warna : merah kehitaman

d. Whole blood

- Warna sebelum ditambah EDTA : merah agak gelap

- Warna setelah ditambah EDTA : merah agak gelap

- pH : 7,4

e. Protein dalam plasma darah

- Warna plasma : kuning kemerahan

- Warna plasma setelah ditambah etanol : putih keruh

- Setelah sentrifugasi terbentuk dua lapisan. Lapisan atas berupa cairan bening

kekuningan (fraksi bebas protein) dan endapan putih

- Volume fraksi bebas protein : 1,8 ml

7. Pembahasan

Preparasi sampel dilakukan untuk mengetahui kondisi awal sampel dan

mempersiapkan sampel sebelum dilakukan pengujian lebih lanjut. Identitas sampel sangat

penting untuk diketahui agar tidak terjadi kesalahan pada saat pengujian seperti tertukarnya

sampel. Begitu pula warna dan pH sampel perlu diketahui untuk identifikasi awal kondisi

sampel apakah normal atau tidak.

Berdasarkan hasil praktikum yang telah dilakukan, dapat diketahui bahwa sampel

urin yang diuji adalah normal. Hal ini dapat dilihat dari warnanya yang bening agak

kekuningan dan pH 6 yang masih berada pada rentang pH normal urin yaitu 4,5 - 8.

9

Page 10: Preparasi Sampel Darah Dan Urine

Dalam praktikum plasma darah diperoleh plasma darah dengan warna kuning

kemerahan. Plasma umumnya berwarna kuning. Warna kemerahan yang diperoleh pada

praktikum ini kemungkinan disebabkan karena kesalahan pada saat memindahkan darah

dengan spuite. Darah dikeluarkan dari spuit dalam keadaan jarum masih terpasang sehingga

sel darah merah tergores dan lisis. Haemoglobin dari sel darah merah inilah yang mengotori

plasma sehingga berwarna kemerahan.

Pada praktikum serum darah belum diperoleh hasil. Hal ini disebabkan karena

sampel darah yang dipakai telah ditambahkan asam sitrat dan natrium sitrat yang dapat

menghambat kerja fibrinogen, sehingga darah menggumpal sangat lambat dan serum tidak

didapatkan dalam waktu 15 menit.

Cara memperoleh sel darah merah dilakukan dengan cara membuang lapisan

plasma dan trombosit dari darah dengan antikoagulan yang telah disentrifugasi. Pada

praktikum ini dapatkan hasil sel darah yang berwarna merah kehitaman. Terjadinya warna

merah kehitaman disebabkan karena yang tersisa hanya eritrosit tanpa plasma, sehingga

warna eritrosit tampak lebih pekat. Digunakan darah dengan antikoagulan agar didapatkan

sel darah merah yang utuh. Jika digunakan darah tanpa antikoagulan, darah akan membeku

sehingga sel darah merah tercampur dengan padatan-padatan darah lainnya.

Pada praktikum membuat whole blood tidak ditemukan adanya perubahan warna

darah sebelum dan sesudah ditambahkan EDTA. Warna darah tetap yaitu merah agak gelap

dengan pH 7,4. Whole blood merupakan sampel darah yang digunakan untuk dentifikasi

darah lengkap. Ditambahkan antikoagulan agar tidak terjadi pembekuan sehingga komponen

darah masih lengkap dalam kondisi sama seperti darah segar dan dapat disimpan lama.

Pada praktikum pengendapan protein dalam plasma darah, warna plasma sebelum

disentrifuge berwarna kuning kemerahan. Plasma darah ini ditambahkan dengan methanol

sehingga berwarna putih keruh. Penambahan methanol berfungsi untuk membantu

mengendapkan protein dalam plasma. Kemudian disentrifuge sehingga mendapatkan

endapan putih dan atasnya cairan bening kekuningan yang disebut dengan fraksi bebas

protein. Sentrifuge dilakukan untuk tujuan mengendapkan protein dalam plasma darah.

10

Page 11: Preparasi Sampel Darah Dan Urine

8. Kesimpulan

1. Preparasi sampel urine dilakukan dengan cara mencatat identitas sampel dan

mengecek kondisi awal seperti warna dan pH.

2. Plasma darah diperoleh dengan cara mensentrifuge darah yang telah ditambahkan anti

koagulan

3. Serum darah diperoleh dengan cara mendiamkan darah tanpa antikoagulan sampai

terbentuk lapisan bening diatasnya.

4. Sel darah merah diperoleh dengan cara mensentrifugasi sampel darah dengan

antikoagulan dan membuang lapisan plasma serta trombosit.

5. Whole blood diperoleh dengan cara menambahkan antikoagulan dalam sampel darah

segar.

6. Mengendapkan protein dalam plasma darah dilakukan dengan cara menambahkan

methanol dalam plasma darah kemudian di sentrifuge hingga diperoleh lapisan bening

diatas endapan protein.

Daftar Pustaka

Gandasoebrata R. Penuntun Laboratorium Klinic, cetakan k-4 Penerbit Dian Rakyat 1970;

p152.

http://naqsehat.blogspot.com/2010/02/pemeriksaan laboratorium.html

11