presentasi geografi (lahan kritis)

28
PRESENTASI GEOGRAFI PRESENTASI GEOGRAFI 0 1 6 2 k x x

Upload: santoso-bung

Post on 19-Jun-2015

629 views

Category:

Documents


3 download

TRANSCRIPT

Page 1: Presentasi Geografi (Lahan Kritis)

PRESENTASI GEOGRAFIPRESENTASI GEOGRAFI

0162 kxx

Page 2: Presentasi Geografi (Lahan Kritis)
Page 3: Presentasi Geografi (Lahan Kritis)

UmumUmum : lahan yang telah mengalami kerusakan sehingga kehilangan : lahan yang telah mengalami kerusakan sehingga kehilangan atau berkurang fungsinya sampai pada batas toleransi.atau berkurang fungsinya sampai pada batas toleransi.

KhususKhusus : lahan yang secara fisik, kimia maupun biologi mengalami : lahan yang secara fisik, kimia maupun biologi mengalami kerusakan sehingga menurun fungsinya sebagai unsur produksi kerusakan sehingga menurun fungsinya sebagai unsur produksi dan atau pengatur tata air dan tata udara tanah dan atau dan atau pengatur tata air dan tata udara tanah dan atau pengatur daur karbon dan dapat menimbulkan bencana pengatur daur karbon dan dapat menimbulkan bencana

Page 4: Presentasi Geografi (Lahan Kritis)

LahaLahann

DieksploitasiDieksploitasi

RusakRusak

Tidak berfungsi Tidak berfungsi sebagai unsur produksisebagai unsur produksi

Lahan kritisLahan kritis

Page 5: Presentasi Geografi (Lahan Kritis)
Page 6: Presentasi Geografi (Lahan Kritis)
Page 7: Presentasi Geografi (Lahan Kritis)

Lahan Kritis Lahan Kritis ParahParah

Page 8: Presentasi Geografi (Lahan Kritis)

Bali :Bali : Kabupaten BulelengKabupaten Buleleng Kabupaten KarangasemKabupaten Karangasem

Page 9: Presentasi Geografi (Lahan Kritis)

Luas lahan kritis seluruh Indonesia s.d. akhir Luas lahan kritis seluruh Indonesia s.d. akhir tahun 2001 adalah:tahun 2001 adalah:Dalam Kawasan HutanDalam Kawasan Hutan :: 8.136.646 8.136.646 ha.ha.Luar Kawasan HutanLuar Kawasan Hutan :: 15.106.234 15.106.234 haha

Jawa BaratJawa Barat : : 580.397 hektare580.397 hektare

5 kabupaten dengan Lahan Kritis terluas di 5 kabupaten dengan Lahan Kritis terluas di Indonesia:Indonesia:

1.1. Kabupaten GarutKabupaten Garut : 82.696 ha: 82.696 ha2.2. Kab. SukabumiKab. Sukabumi : 67.525 ha: 67.525 ha3.3. Kab. BandungKab. Bandung : 47.365 ha: 47.365 ha4.4. Kab. MajalengkaKab. Majalengka : 47.115 ha: 47.115 ha5.5. Kab. CianjurKab. Cianjur : 46.773 ha: 46.773 ha

Page 10: Presentasi Geografi (Lahan Kritis)

Tingkat Kerusakan

• Lahan untuk penanaman hutan yang optimal adalah Lahan untuk penanaman hutan yang optimal adalah 45% tetapi di Jawa Barat hanya terdapat 23%.45% tetapi di Jawa Barat hanya terdapat 23%.

• Banyak bangunan yang dibangun untuk kepentingan Banyak bangunan yang dibangun untuk kepentingan pribadi masing-masingpribadi masing-masing

Kondisi ini dapat menyebabkan timbulnya bencana alam.Kondisi ini dapat menyebabkan timbulnya bencana alam.

• Semakin maraknya penebanganSemakin maraknya penebangan liar. liar.

Page 11: Presentasi Geografi (Lahan Kritis)

Penilaian kekritisan lahan tergantung pada fungsi lahan Penilaian kekritisan lahan tergantung pada fungsi lahan yaitu sebagai berikut:yaitu sebagai berikut:

1. Fungsi Kawasan Hutan Lindung1. Fungsi Kawasan Hutan LindungKekritisan lahan dinilai berdasarkan keadaan Kekritisan lahan dinilai berdasarkan keadaan

penutupan lahan/ penutupan tajuk pohon (bobot 50%), penutupan lahan/ penutupan tajuk pohon (bobot 50%), kelerengan lahan (bobot 20%), tingkat erosi (bobot 20%) kelerengan lahan (bobot 20%), tingkat erosi (bobot 20%) dan manajemen/usaha pengamanan lahan (bobot 10%).dan manajemen/usaha pengamanan lahan (bobot 10%).

Page 12: Presentasi Geografi (Lahan Kritis)

2. Fungsi Kawasan Budidaya Untuk Usaha Pertanian2. Fungsi Kawasan Budidaya Untuk Usaha PertanianKekritisan lahan dinilai berdasakan produktifitas Lahan yaitu Kekritisan lahan dinilai berdasakan produktifitas Lahan yaitu

pengelolaan tradisional (bobot 30%), kelerengan lahan (bobot 20%), pengelolaan tradisional (bobot 30%), kelerengan lahan (bobot 20%), Tingkat Erosi yang diukur berdasarkan tingkat hilangnya lapisan Tingkat Erosi yang diukur berdasarkan tingkat hilangnya lapisan tanah, baik untuk tanah dalam maupun untuk tanah dangkal (bobot tanah, baik untuk tanah dalam maupun untuk tanah dangkal (bobot 15%), batu-batuan (bobot 5%) dan manajemen yaitu usaha 15%), batu-batuan (bobot 5%) dan manajemen yaitu usaha penerapan teknologi konservasi tanah pada setiap unit lahan (bobot penerapan teknologi konservasi tanah pada setiap unit lahan (bobot 30%). 30%).

Page 13: Presentasi Geografi (Lahan Kritis)

3. Fungsi Kawasan Hutan Lindung Di luar Kawasan Hutan3. Fungsi Kawasan Hutan Lindung Di luar Kawasan Hutan

Kekritisan lahan dinilai berdasarkan vegetasi permanen yaitu Kekritisan lahan dinilai berdasarkan vegetasi permanen yaitu prosentase penutupan tajuk pohon (bobot 50%), kelerengan Lahan prosentase penutupan tajuk pohon (bobot 50%), kelerengan Lahan (bobot 10%), tingkat Erosi (bobot 10%) dan manajemen (bobot 30%). (bobot 10%), tingkat Erosi (bobot 10%) dan manajemen (bobot 30%).

Page 14: Presentasi Geografi (Lahan Kritis)

*Penjarahan hutan dan penebangan liar*Penjarahan hutan dan penebangan liar

*Pemanfaatan hutan yang semena-mena*Pemanfaatan hutan yang semena-mena

*Pengolahan lahan yang tidak sesuai kaidah*Pengolahan lahan yang tidak sesuai kaidah

*Inkonsistensi penggunaan lahan yang tidak sesuai *Inkonsistensi penggunaan lahan yang tidak sesuai

dengan RTRWdengan RTRW

*Lemahnya pengawasan dan penegakan*Lemahnya pengawasan dan penegakan

aturan aturan

Page 15: Presentasi Geografi (Lahan Kritis)

*Seringnya banjir di musim hujan, *Seringnya banjir di musim hujan, kekurangan air di musim kemarau serta kekurangan air di musim kemarau serta longsorlongsor*Rendahnya perhatian masyarakat dan *Rendahnya perhatian masyarakat dan pemerintah menjaga hutan dan lahanpemerintah menjaga hutan dan lahan

*Masyarakat tidak menyediakan lahan *Masyarakat tidak menyediakan lahan rumahrumah

*Hanya 7% curah hujan yang diserap *Hanya 7% curah hujan yang diserap sehingga permukaan tanah menipissehingga permukaan tanah menipis

*Pembakaran hutan*Pembakaran hutan

Page 16: Presentasi Geografi (Lahan Kritis)

1.1. Larangan Menebang pohon di hutan produksi kecuali dengan Larangan Menebang pohon di hutan produksi kecuali dengan seizin pejabat yang berwenang; seizin pejabat yang berwenang;

2.2. Larangan mempergunakan bahan kimia yang membahayakan Larangan mempergunakan bahan kimia yang membahayakan pengolahan tanah yang mengubah bentang alam. pengolahan tanah yang mengubah bentang alam.

3. Melakukan penyuluhan terhadap masyarakat akan pentingnya 3. Melakukan penyuluhan terhadap masyarakat akan pentingnya hutanhutan

4.4. Memberikan batasan yang jelas terhadap pembangunan Memberikan batasan yang jelas terhadap pembangunan berbagai berbagai bangunan supaya dapat memberikan lahan yang cukup bagi bangunan supaya dapat memberikan lahan yang cukup bagi penanaman hutan penanaman hutan

5. Melakukan reboisasi bersama5. Melakukan reboisasi bersama

Page 17: Presentasi Geografi (Lahan Kritis)

6. Peningkatan hukum bagi para pelaku penebangan liar6. Peningkatan hukum bagi para pelaku penebangan liar

7. Penyuaran oleh media-media baik cetak maupun elektronik 7. Penyuaran oleh media-media baik cetak maupun elektronik

tentang tentang

pentingnya hutan pentingnya hutan

8. Mengadakan jeda waktu penebangan8. Mengadakan jeda waktu penebangan

9. Menambah kebijakan-kebijakan penebangan liar9. Menambah kebijakan-kebijakan penebangan liar

10. Larangan melakukan kegiatan budi daya tanaman yang 10. Larangan melakukan kegiatan budi daya tanaman yang

bertentangan bertentangan

dengan kaidah konservasi tanah dan air dengan kaidah konservasi tanah dan air

11. larangan menebang pohon di kawasan lindung 11. larangan menebang pohon di kawasan lindung

Page 18: Presentasi Geografi (Lahan Kritis)

1.1. Reboisasi hutan LindungReboisasi hutan LindungMenghutankan kembali kawasan hutan lindung yang Menghutankan kembali kawasan hutan lindung yang

kritis, di bawah DAS (daerah aliran sungai). Penanaman ini kritis, di bawah DAS (daerah aliran sungai). Penanaman ini bertujuan untuk meningkatkan tingkat penutupan lahan yang bertujuan untuk meningkatkan tingkat penutupan lahan yang optimal sekaligus memberikan manfaat bagi masyarakat optimal sekaligus memberikan manfaat bagi masyarakat setempat, sehingga tercipta keharmonisan antara fungsi setempat, sehingga tercipta keharmonisan antara fungsi hutan dan pemenuhan kebutuhan masyarakat. hutan dan pemenuhan kebutuhan masyarakat.

2. 2. Membangun Hutan KemasyarakatanMembangun Hutan KemasyarakatanHutan Kemasyarakatan adalah hutan negara dengan sistem Hutan Kemasyarakatan adalah hutan negara dengan sistem

pengelolaan hutan yang bertujuan untuk memberdayakan pengelolaan hutan yang bertujuan untuk memberdayakan masyarakat setempat tanpa mengganggu fungsi pokoknya. masyarakat setempat tanpa mengganggu fungsi pokoknya. Sehingga masyarakat bisa mendapatkan hasil hutan tanpa merusak Sehingga masyarakat bisa mendapatkan hasil hutan tanpa merusak ekosistem hutan dan unsur pokoknya.ekosistem hutan dan unsur pokoknya.

Page 19: Presentasi Geografi (Lahan Kritis)

3. 3. PenghijauanPenghijauanPenghijauan adalah penanaman kembali lahan kritis di luar Penghijauan adalah penanaman kembali lahan kritis di luar

kawasan hutan yang ditujukan untuk mempertahankan dan memulihkan kawasan hutan yang ditujukan untuk mempertahankan dan memulihkan kondisinya sehingga fungsinya sebagai media produksi, tata air maupun kondisinya sehingga fungsinya sebagai media produksi, tata air maupun pendukung kehidupan dalam DAS dapat dipertahankan dan ditingkatkan pendukung kehidupan dalam DAS dapat dipertahankan dan ditingkatkan sesuai dengan peruntukannya. sesuai dengan peruntukannya.

4. 4. Membangun Hutan BakauMembangun Hutan BakauHutan bakau berfungsi menanggulangi terjadinya lahan kritis di Hutan bakau berfungsi menanggulangi terjadinya lahan kritis di

daerah pantai, karena menahan endapan lumpur.daerah pantai, karena menahan endapan lumpur.

Page 20: Presentasi Geografi (Lahan Kritis)

**Defisit kebutuhan air*Defisit kebutuhan air*

*Hutan menjadi gundul**Hutan menjadi gundul*

*Peralihan manfaat hutan**Peralihan manfaat hutan*

*Lahan menjadi kritis**Lahan menjadi kritis*

*Timbul bencana alam seperti banjir, tanah *Timbul bencana alam seperti banjir, tanah longsor, dll.*longsor, dll.*

*Pemanasan suhu bumi**Pemanasan suhu bumi*

*Hancurnya habitat bagi fauna tertentu**Hancurnya habitat bagi fauna tertentu*

*Polusi Udara**Polusi Udara*

Page 21: Presentasi Geografi (Lahan Kritis)

Sekian….Sekian….

ARTIKELARTIKEL

Page 22: Presentasi Geografi (Lahan Kritis)

LAHAN KRITIS – ARTIKELLAHAN KRITIS – ARTIKEL

Rabu, 24 Agustus 2005 Rabu, 24 Agustus 2005 Indonesia Tercepat di DuniaIndonesia Tercepat di DuniaLahan Kritis Sulsel 700.000 Hektar Lahan Kritis Sulsel 700.000 Hektar

Pontianak, Kompas - Penebangan hutan, baik legal maupun ilegal, Pontianak, Kompas - Penebangan hutan, baik legal maupun ilegal, menyebabkan menyebabkan degradasi hutan di Indonesia tercepat di degradasi hutan di Indonesia tercepat di duniadunia. Dalam . Dalam setahun luas hutan berkurang sedikitnya dari setahun luas hutan berkurang sedikitnya dari 2,6 juta hektar2,6 juta hektar. Ini berarti juga, . Ini berarti juga, kawasan hutan seluas kawasan hutan seluas lapangan sepak bola musnah hanya dalam beberapa lapangan sepak bola musnah hanya dalam beberapa menit.menit.

Untuk meminimalkan kerusakan hutan, pemerintah pusat bekerja Untuk meminimalkan kerusakan hutan, pemerintah pusat bekerja sama dengan pemerintah daerah harus mengawasi penebangan sama dengan pemerintah daerah harus mengawasi penebangan liar, mulai dengan melihat perizinan hingga memberantas liar, mulai dengan melihat perizinan hingga memberantas penyelundupan kayu.penyelundupan kayu.

Saat ini, akibat pembalakan hutan di hulu sungai, bencana alam Saat ini, akibat pembalakan hutan di hulu sungai, bencana alam banjir kerap kali terjadi di Daerah Aliran Sungai Kapuas dan di banjir kerap kali terjadi di Daerah Aliran Sungai Kapuas dan di puluhan anak sungai lainnya.puluhan anak sungai lainnya.

Page 23: Presentasi Geografi (Lahan Kritis)

Lahan kritis di SulselLahan kritis di Sulsel

Dari Makassar dilaporkan, akibat maraknya penebangan liar untuk membuka Dari Makassar dilaporkan, akibat maraknya penebangan liar untuk membuka lahan pertanian maupun pencurian kayu, lahan kritis di Sulawesi Selatan kini lahan pertanian maupun pencurian kayu, lahan kritis di Sulawesi Selatan kini

mencapai 700.000 hektar dari total luas lahan 2,2 juta hektar.mencapai 700.000 hektar dari total luas lahan 2,2 juta hektar.

Kepala Dinas Kehutanan Provinsi Sulsel Idris Syukur, Selasa, mengungkapkan, Kepala Dinas Kehutanan Provinsi Sulsel Idris Syukur, Selasa, mengungkapkan, 700.000 hektar lahan kritis itu berada di luar dan di dalam kawasan hutan. Di 700.000 hektar lahan kritis itu berada di luar dan di dalam kawasan hutan. Di dalam kawasan hutan luasnya mencapai 350.000 hektar, sementara di luar dalam kawasan hutan luasnya mencapai 350.000 hektar, sementara di luar

kawasan hutan mencapai 350.000 hektar. Seluruhnya tersebar di DAS kawasan hutan mencapai 350.000 hektar. Seluruhnya tersebar di DAS Saddang dan DAS Jeneberang. Lahan kritis di Sulsel umumnya disebabkan Saddang dan DAS Jeneberang. Lahan kritis di Sulsel umumnya disebabkan

oleh penebangan hutan untuk membuka lahan pertanian, dan penebang liar.oleh penebangan hutan untuk membuka lahan pertanian, dan penebang liar.

Page 24: Presentasi Geografi (Lahan Kritis)

KETERANGAN – ARTIKELKETERANGAN – ARTIKEL

Tempat Tempat : Sulawesi Selatan : Sulawesi Selatan

TanggalTanggal : 24 Agustus 2005 : 24 Agustus 2005

SebabSebab : Penebangan liar untuk : Penebangan liar untuk membuka lahan , membuka lahan , pencurian pencurian kayukayu

Akibat Akibat : Bencana alam banjir di : Bencana alam banjir di daerah aliran daerah aliran sungai (DAS) sungai (DAS) KapuasKapuas

Tingkat Kerusakan : 700.000 hektarTingkat Kerusakan : 700.000 hektar

Cara pencegahan : Mencegah penebangan liar, Cara pencegahan : Mencegah penebangan liar, memberantas memberantas

penyelundupan kayupenyelundupan kayu

Pemulihan : Melakukan reboisasiPemulihan : Melakukan reboisasi

Penanggulangan : revitalisasi hutan Penanggulangan : revitalisasi hutan

Page 26: Presentasi Geografi (Lahan Kritis)

Lahan kritis adalah lahan yang sudah rusak dan tidak Lahan kritis adalah lahan yang sudah rusak dan tidak dapat dipergunakan untuk proses produksi serta dapat dapat dipergunakan untuk proses produksi serta dapat menyebabkan bencana seperti tanah longsor,dll.menyebabkan bencana seperti tanah longsor,dll.

Penyebabnya adalah eksploitasi manusia terhadap lahan Penyebabnya adalah eksploitasi manusia terhadap lahan hutan.hutan.

Pemulihannya dapat dilakukan dengan reboisasi dan Pemulihannya dapat dilakukan dengan reboisasi dan penghijauan. Selain itu partisipasi masyarakat dalam penghijauan. Selain itu partisipasi masyarakat dalam pemulihan lahan kritis sangatlah dibutuhkan.pemulihan lahan kritis sangatlah dibutuhkan.

Page 27: Presentasi Geografi (Lahan Kritis)
Page 28: Presentasi Geografi (Lahan Kritis)