presentasi kerja praktek di pt. pertamina gas palembang
DESCRIPTION
Hasil laporan kerja praktek di PT. Pertamina GAS Palembangbagian struktur - pondasi, kolom, dan balokjurusan arsitektur universitas sriwijayaTRANSCRIPT
“Tinjauan Pelaksanaan Pekerjaan Struktur Kolom, Balok, dan Plat Lantai Proyek Pembangunan
Gedung Kantor PT. Pertamina GAS
Area Sumatera Bagian Selatan dan Sumatera Bagian Tengah”
Dosen Pembimbing :Iwan Muraman Ibnu, S.T., M.T.
ADELINA RATIKA ISTI 03111406022
TEKNIK ARSITEKTURU N I V E R S I T A S S R I W I J A Y A
Struktur Konstruksi merupakan aspek yang sangat penting dalam pendirian sebuah bangunan. Seorang arsitek haruslah paham betul struktur apa yang akan digunakan dan bagaimana pelaksanaan struktur dari bangunan yang didesain. Untuk memahami sistem struktur suatu bangunan dan bagaimana cara pelaksanaan struktur bangunan tersebut, maka sebaiknya mahasiswa dapat melihat dan mengawasi langsung proses pekerjaan konstruksi sebuah bangunan serta membandingkannya dengan teori yang di dapat di bangku kuliah.
IDENTIFIKASI MASALAH Mengetahui tahapan pengerjaan kolom, plat
lantai, dan balok Menganalisa perbedaan yang ada antara teori
dengan penerapannya di lapangan
PENDAHULUAN
TUJUAN Mengetahui dan menganalisis proses
kegiatan dalam pelaksanaan pengerjaan struktur kolom, balok, dan plat lantai pada Proyek Pembangunan Gedung Kantor, Stasiun Pengendali Opersi (SPO), Gedung Serba Guna, dan Fasilitas Lingkungan PT. Pertamina GAS Area Sumatera Bagian Selatan dan Sumatera Bagian Tengah berdasarkan pengerjaan di lapangan. Sehingga dapat mengetahui cara pengerjaan dari struktur kolom, balok, dan plat lantai itu sendiri.
Nama Proyek : Pembangunan Gedung Kantor, Stasiun Pengendali Opersi (SPO), Gedung Serba Guna, dan Fasilitas Lingkungan PT. Pertamina GAS Area Sumatera Bagian Selatan dan Sumatera Bagian Tengah
Pemilik Proyek : PT.Pertamina Gas Lokasi Proyek : Jl. AKBP Cek Agus
No.10 Palembang Perencana : Diksa Intertama
Consultant Pengawas : PT.
Rayasurverindo Tirtasarana Kontraktor : PT. Positive Media Waktu Pelaksanaan : 03 Maret 2014
s/d 24 November 2014 Sebelah Utara : Berbatasan
langsung dengan pom bensin Pertamina
Sebelah Barat : Berbatasan langsung dengan lapangan golf
Sebelah Timur : Berbatasan langsung dengan Ruko
Sebelah Selatan : Berbatasan langsung dengan Rusunawa Polda SumSel
LOKASI
PROYEK
Luas Lahan : 3.899,50 m² Luas Bangunan : 3.048,00 m²,
yang terdiri dari: Gedung kantor : 868,40 m² Gedung SPO : 841,90 m² Gedung Serbaguna : 504,00 m² Fasilitas Lingkungan Masjid: 181,30 m² Selasar : 652,50 m²
GAMBARAN UMUM PROYEK
U
Tabel 2.1. Struktur Organisasi Pembangunan Gedung Kantor, SPO, Gedung Serbaguna dan Fasilitas Lingkungan PT. Pertamina
Gas Area Sumbangsel Dan Sumbagteng.Sumber : Dok. Proyek
M. Ali ImronSite Manager
Joko PriambodoQuantity Surveyor
Erie ErlandaArsitek
Ujang SuhaemiMEP
Didi SupriatnaDrafter
Agus BagiyonoCivil Engineer
STRUKTUR ORGANISASI PROYEK
Gambar 2.2. Denah Lantai Dasar
Sumber : PT. Rayasurverindo Tirtasarana
Gambar 2.3. Denah Lantai Atas
Sumber : PT. Rayasurverindo Tirtasarana
Gambar 2.4. Tampak Depan
Sumber : PT. Rayasurverindo Tirtasarana
Gambar 2.5. Tampak Belakang
Sumber : PT. Rayasurverindo Tirtasarana
Gambar 2.6. Tampak Samping Kanan
Sumber : PT. Rayasurverindo Tirtasarana
Gambar 2.9. Potongan B-B
Sumber : PT. Rayasurverindo Tirtasarana
Pekerjaan kolom meliputi persiapan dan pelaksanaan pekerjaan kolom bertulang. Tahap persiapan pada pekerjaan beton bertulang ini terbagi menjadi beberapa pekerjaan awal, antara lain : Perakitan Bekisting Pekerjaan Pembesian Kolom Pencampuran Beton
Perakitan Bekisting
Alat Keterangan
Papan Kayu Rancuk Sebagai media utama bekisting
Paku Untuk merekatkan satu bagian ke bagian lain
Gergaji Untuk memotong kayu ataupun bekisting lain
yang sudah pernah di gunakan untuk dapat di
gunakan lagi
Klem Pengikat Digunakan untuk mengikat bekisting agar tidak
bocor saat sedang dilakukan pengecoran.
Palu Untuk memaku bagian per bagian dari bekisting
Skoor Sebagai penahan bekisting saat pengecoran
berlangsung agar posisi bekisting tidak berubah,
sehingga bentukan kolom yang di hasilkan
menjadi baik
PELAKSANAAN PEKERJAAN KOLOM
Dalam pekerjaan bekisting, ada beberapa bagian penting, yaitu :
Mall : Papan kayu Rancuk
Skoor : Balok Kayu 2/3 m
Klem pengikat : Balok kayu ukuran ½ m
Ukuran bekisting : B + 2cm x B ; B = ukuran kolom
Bekisting kemudian dipotong dengan gergaji
Setelah mendapat ukuran yang diinginkan, bekisting kemudian di paku dengan kayu hingga terbentuk bekisting yang baru sesuai dengan ukuran
Kayu di ukur sesuai dengan ukuran kolom
Bekisting di pasang di tulangan kolom, sehingga membentuk selimut kolom
Bekisting kemudian di paku satu sama lain, dan di beri klem pengikat.
Setelah klem pengikat di pasang, di beri skoor agar bekisting tidak mudah goyang atau berubah posisi.
Kemudian bekisting di ukur kelurusannya dengan menggunakan batu bata yang dipasang kawat.
Lalu jarak bekisting dengan kawat yang telah diikat dibatu bata tadi diukur dengan jarak 25cm dari atas dan bawah kolom supaya tegak lurus dengan lantai.
Setelah tegak lurus dengan lantai bekisting siap di cor.
Proses Pengerjaan Bekisting
Bahan Keterangan
Besi Baja Ulir Ø 13
mm
Besi yang digunakan antara lain Besi Baja Ulir Ø 13
mm
Sengkang Ø 8 mm Sengkang Ø 8 mm untuk sengkang
Pekerjaan Pembesian1. Pengadaan BarangBesi yang di pakai :
Proses Pengerjaan :
1. Besi ulir diluruskan dengan menggunakan kunci besi atau papan yang di beri paku, kemudian menggunakan kunci untuk menarik batang U menjadi lurus. 2. Besi stek atau besi sisa disatukan dengan baja ulir ukuran Ø 13mm dan diikat menggunakan kawat.
3. Membuat rangkaian pembesian cincin kolom dengan menggunakan besi 8 dan di ikat dengan kawat dan tang.
Alat Keterangan
Meteran Untuk mengukur panjang material/ besi yang di butuhkan
Gunting besi Untuk memotong besi secara manual
Pembengkok besi/ statu Untuk membengkokan besi
2. Pemotongan dan pembengkokkan besi
Alat - alat yang di pakai :
Adonan ready mix langsung dari mobil ready mix dimasukkan dalam mall
Bekisting kolom dilepas ± 2 hari setelah pengecoran dan beton kolom sudah mengeras.
Material Keterangan
Adonan Ready Mix Adonan beton yang telah jadi tinggal
pakai
Vibrator Untuk membantu pemadatan saat
pengecoran
Pekerjaan Pengecoran
Proses Pengerjaan :
Alat dan Bahan yang di gunakan :
Pekerjaan balok meliputi persiapan dan pelaksanaan pekerjaan kolom bertulang. Tahap persiapan pada pekerjaan beton bertulang ini terbagi menjadi beberapa pekerjaan awal, antara lain : Perakitan Bekisting Pekerjaan Pembesian Balok Pencampuran Beton
Perakitan Bekisting
Alat Keterangan
Papan Kayu Rancuk Sebagai media utama bekisting
Paku Untuk merekatkan satu bagian ke bagian lain
Gergaji Untuk memotong kayu ataupun bekisting lain yang
sudah pernah di gunakan untuk dapat di gunakan
lagi
Klem Pengikat Digunakan untuk mengikat bekisting agar tidak
bocor saat sedang dilakukan pengecoran.
Palu Untuk memaku bagian per bagian dari bekisting
Skoor Sebagai penahan bekisting saat pengecoran
berlangsung agar posisi bekisting tidak berubah,
sehingga bentukan balok yang di hasilkan menjadi
baik
PELAKSANAAN PEKERJAAN BALOK
Dalam pekerjaan bekisting, ada beberapa bagian penting, yaitu : Mall : Papan kayu Rancuk 72 x 30 cm
Balok induk berukuran 70 x 30 cm
Kayu dan plywood di ukur sesuai dengan ukuran balok
Gelam dipersiapkan untuh menahan beban dari bekisting balok, sehingga bekisting dapat dirakit satu sama lain.
Proses perakitan balok sama dengan perakitan kolom. Berikut tahapan dalam perakitan balok. Tulangan utama menggunakan besi Ø 19mm. Besi terlebih dahulu dipotong dengan panjang yang telah ditentukan,
kemudian pada ujung besi dibengkokkan 90ᵒ yang bertujuan tempat enyatuan antara balok dan kolom.
Sengkang dibuat dari besi polos berukuran Ø 10mm. Besi di bentuk persegi dengan menggunakan statu. Sengkang di buat persegi.
Tulangan utama berupa besi ulir Ø 19mm dipasang secara horizontal, dan disambungkan dengan besi ulir atau tulangan sambungan yang telah di persiapkan pada kolom. Tulangan sambungan kemudian disambungkan dengan tulangan utama dengan cara diikat dengan kawat
Besi ulir di tahan menggunakan balok kayu diatas bekisting balok. Hal ini ditujukan agar mempermudah perakitan pembesian atau tulangan balok.
Setelah tulangan utama disusun horizontal maka di masukkan cincin/begel yang akan disusun dengan jarak 12cm antar cincin/begel, pengukuran dilakukan dengan cara ditandai dengan kapur, setelah itu tulangan sengkang dan tulangan utama dirakit dengan cara disambungkan dengan menggunakan kawat, dimana kawat pengikatnya dibentuk simpul.
Cincin dipasang pada tulangan.
Setelah cincin diikat ke tulangan balok dengan menggunakan kawat dengan metode simpul ikat.
Dan balok siap diturunkan di bekisting.
Proses Pengerjaan Bekisting
Bahan Keterangan
Besi Baja Ulir Ø 19mm Besi yang digunakan antara lain Besi Baja Ulir Ø 13 mm
Sengkang Ø 10mm Sengkang Ø 10 mm untuk sengkang
Pekerjaan Pembesian Balok
1. Pengadaan BarangBesi yang di pakai :
Proses Pengerjaan :
1. Besi ulir diluruskan dengan menggunakan kunci besi atau papan yang di beri paku, kemudian menggunakan kunci untuk menarik batang U menjadi lurus. 2. Besi stek atau besi sisa disatukan dengan baja ulir ukuran Ø 19mm dan diikat menggunakan kawat.
3. Membuat rangkaian pembesian cincin kolom dengan menggunakan besi 10mm dan di ikat dengan kawat dan tang.
Alat Keterangan
Meteran Untuk mengukur panjang material/ besi yang di butuhkan
Gunting besi Untuk memotong besi secara manual
Pembengkok besi/ statu Untuk membengkokan besi
2. Pemotongan dan pembengkokkan besi
Alat - alat yang di pakai :
Adonan ready mix langsung dari mobil ready mix dimasukkan dalam mall
Bekisting balok dilepas ± 2 hari setelah pengecoran dan beton balok sudah mengeras.
Material Keterangan
Adonan Ready Mix Adonan beton yang telah jadi
tinggal pakai
Vibrator Untuk membantu pemadatan saat
pengecoran
Pekerjaan Pengecoran Balok
Alat dan Bahan yang di gunakan :
Proses Pengerjaan :
Pekerjaan plat lantai meliputi persiapan dan pelaksanaan pekerjaan kolom bertulang. Tahap persiapan pada pekerjaan beton bertulang ini terbagi menjadi beberapa pekerjaan awal, antara lain : Perakitan Bekisting Pekerjaan Pembesian Plat Lantai Pencampuran Beton
Perakitan Bekisting
Alat Keterangan
Papan Kayu Rancuk Sebagai media utama bekisting
Paku Untuk merekatkan satu bagian ke bagian lain
Gergaji Untuk memotong kayu ataupun bekisting lain
yang sudah pernah di gunakan untuk dapat di
gunakan lagi
Klem Pengikat Digunakan untuk mengikat bekisting agar tidak
bocor saat sedang dilakukan pengecoran.
Palu Untuk memaku bagian per bagian dari bekisting
Skoor Sebagai penahan bekisting saat pengecoran
berlangsung agar posisi bekisting tidak berubah,
sehingga bentukan kolom yang di hasilkan
menjadi baik
PELAKSANAAN PEKERJAAN PLAT LANTAI
Pekerjaan bekisting plat lantai dilakukan bersamaan dengan bekisting balok. Adapun material yang digunakan dalam pembuatan bekisting plat lantai sebagai berikut : Plywood 12 mm
Rangka pengaku : balok kayu
Kayu gelam
Tahapan pekerjaan bekisting plat lantai adalah sebagai berikut : Pengukuran kayu dan plywood sesuai dengan ukuran.
Plywood dan kayu dipotong sesuai dengan kebutuhan menggunakan gergaji.
Gelam disiapkan dan di paku pada kolom lantai memenuhi lantai sebelumnya.
Setelah kuda – kuda dipastikan kuat, bekisting balok di persiapkan.
Bekisting balok dan plat lantai dikerjakan secara bersama – sama.
Setelah bekisting siap, papan disusun memenuhi jarak antar bekisting balok. Papan disusun di atas gelam agar dapat menahan plywood yang biasa disebut suri - suri atau rangka pengaku, lalu kayu dan plywood disambung dengan menggunakan paku.
Plywood kemudian di lintangkan di atas suri – suri atau papan yang telah di persiapkan sebagai kuda – kuda plat lantai.
Proses Pengerjaan Bekisting
Bahan Keterangan
Besi Baja Ulir Ø 19mm Besi yang digunakan antara lain Besi Baja Ulir Ø 13 mm
Sengkang Ø 8 mm Sengkang Ø 8 mm untuk sengkang
Pekerjaan Pembesian Plat Lantai1. Pengadaan BarangBesi yang di pakai :
Proses Pengerjaan :
1. Besi ulir diluruskan dengan menggunakan kunci besi atau papan yang di beri paku, kemudian menggunakan kunci untuk menarik batang U menjadi lurus. 2. Besi stek atau besi sisa disatukan dengan baja ulir ukuran Ø 13mm dan diikat menggunakan kawat.
3. Membuat rangkaian pembesian cincin kolom dengan menggunakan besi 8 dan di ikat dengan kawat dan tang.
Alat Keterangan
Meteran Untuk mengukur panjang material/ besi yang di butuhkan
Gunting besi Untuk memotong besi secara manual
Pembengkok besi/ statu Untuk membengkokan besi
2. Pemotongan dan pembengkokkan besi
Alat - alat yang di pakai :
Adonan ready mix langsung dari mobil ready mix dimasukkan dalam mall
Bekisting dilepas ± 2 hari setelah pengecoran dan beton kolom sudah mengeras.
Material Keterangan
Adonan Ready Mix Adonan beton yang telah jadi tinggal
pakai
Vibrator Untuk membantu pemadatan saat
pengecoran
Pekerjaan Pengecoran Plat Lantai
Alat dan Bahan yang di gunakan :
Proses Pengerjaan :
NO. ANALISA
TEORI LAPANGAN KETERANGAN
1. Marking sepatu kolom sebagai batas
bekisting kolom
Ada marking bekisting. Antara Teori dan Pelaksanaan di Lapangan Sesuai.
2. Pasang sepatu kolom pada stek tulangan
utama atau tulangan sengkang.
Ada sepatu kolom Antara Teori dan Pelaksanaan di Lapangan Sesuai.
3. Buat rangkaian kolom dan sengkang. Rangkaian kolom dan
sengkang dibuat
Antara Teori dan Pelaksanaan di Lapangan Sesuai.
4. Pengkaitan antara stek kolom dan besi
kolom.
Pengkaitan antara stek
kolom dan besi kolom.
Antara Teori dan Pelaksanaan di Lapangan Sesuai.
5. Pasang sengkang pada tulangan kolom. Pasang sengkang pada
tulangan kolom.
Antara Teori dan Pelaksanaan di Lapangan Sesuai.
6. Besi siap di pasang bekisting. Besi siap di pasang
bekisting.
Antara Teori dan Pelaksanaan di Lapangan Sesuai.
Analisa Pekerjaan Pembesian Kolom
Kesimpulan Pekerjaan Pembesian Kolom :Semua proses pekerjaan pembesian kolom di lapangan sesuai dengan teori.
PENUTUP
Analisa Pekerjaan Bekisting Kolom
NO
.
ANALISA
TEORI LAPANGAN KETERANGAN
1. Pasangan badan bekisting kolom sesuai dengan
marking sepatu kolom yang sudah ada.
Pemasangan marking hanya
menggunakan spidol/ kapur.
Pemasangan marking hanya menggunakan
spidol/ kapur.
2. Pemasangan kepala dan badan bekisting kolom. Ada kepala kolom Ada kepala kolom
3. Bekisting di paku satu sama lain dan di beri klem. Bekisting di paku satu sama lain
dan di beri klem.
Antara Teori dan Pelaksanaan di Lapangan
Sesuai.
4. Bekisting di pasangi skoor agar tidak berubah
posisi.
Bekisting di pasangi skoor agar
tidak berubah posisi.
Antara Teori dan Pelaksanaan di Lapangan
Sesuai.
5. Bekisting diteliti kelurusannya dengan teodolith. Bekisting diteliti kelurusannya
dengan menggunakan batu bata.
Beda alat pengukurnya. Teori menyuruh
menggunakan teodolith tetapi pada pelaksanaan
di lapangan hanya menggunakan batu bata
Kesimpulan Pekerjaan Bekisting Kolom :• Di lapangan batasan bekisting hanya menggunakan marking spidol/kapur,
maka pekerjaan bekisting di lapangan kurang rapi karena tidak menggunakan sepatu kolom.
• Saat bekisting sudah dipasang, tidak menggunakan teodolith untuk mengukur kelurusan dari tegak kolom tetapi menggunakan rangkaian bata yang dipasang kawat lalu dari kawat tersebut di ukur kelurusannya. Jarak atas dan jarak bawah bekisting harus sama
NO. ANALISA
TEORI LAPANGAN KETERANGAN
1. Pengecoran dilakukan dengan bucket
dan di hubungkan dengan pipa tremi
Pengecoran dilakukan
dengan ready mix
Antara Teori dan Pelaksanaan di Lapangan Sesuai.
2. Lakukan pemadatan dengan vibrator Lakukan pemadatan
dengan vibrator
Antara Teori dan Pelaksanaan di Lapangan Sesuai.
3. Bongkar badan bekisting sehingga
meninggalkan kepala bekisting kolom.
Bongkar badan bekisting
sehingga meninggalkan
kepala bekisting kolom.
Antara Teori dan Pelaksanaan di Lapangan Sesuai.
4. Hasil pengecoran mulus, tidak
keropos, dan tidak nge-plint.
Hasil pengecoran mulus,
tidak keropos, dan tidak
nge-plint.
Antara Teori dan Pelaksanaan di Lapangan Sesuai.
Analisa Pekerjaan Pengecoran Kolom
Kesimpulan Pekerjaan Pengecoran Kolom :Semua kegiatan pekerjaan pengecoran kolom di lapangan sesuai dengan teori.
NO. ANALISA
TEORI LAPANGAN KETERANGAN
1. Balok penyanga di
persiapkan.
Balok penyanga di
persiapkan.
Antara Teori dan Pelaksanaan di Lapangan Sesuai.
2. Bodeman di pasang diatas
balok suri.
Bodeman di pasang
diatas balok suri.
Antara Teori dan Pelaksanaan di Lapangan Sesuai.
3. Pemasangan bekisting kontak
pipi.
Pemasangan bekisting
kontak pipi.
Antara Teori dan Pelaksanaan di Lapangan Sesuai.
4. Pemasangan skoor. Pemasangan skoor. Antara Teori dan Pelaksanaan di Lapangan Sesuai.
5. Bekisting balok siap dipakai. Bekisting balok siap
dipakai.
Antara Teori dan Pelaksanaan di Lapangan Sesuai.
Analisa Pekerjaan Bekisting Balok
Kesimpulan Pekerjaan Bekisting Balok :Semua kegiatan pekerjaan bekisting balok di lapangan sesuai dengan teori.
NO. ANALISA
TEORI LAPANGAN KETERANGAN
1. Besi disiapkan dan di bersihkan dari
kotoran.
Besi disiapkan dan di bersihkan
dari kotoran.
Antara Teori dan Pelaksanaan di Lapangan Sesuai.
2. Penulangan balok di kerjakan berdekatan
dengan bekistingnya
Penulangan balok di kerjakan
berdekatan dengan bekistingnya
Antara Teori dan Pelaksanaan di Lapangan Sesuai.
3. Rangka tulangan yang tidak cukup panjang
di sambung dengan tulangan ekstra.
Rangka tulangan yang tidak cukup
panjang di sambung dengan
tulangan ekstra.
Antara Teori dan Pelaksanaan di Lapangan Sesuai.
4. Tulangan bagian atas disimpulkan. Tulangan bagian atas disimpulkan. Antara Teori dan Pelaksanaan di Lapangan Sesuai.
5. Tulangan bagian bawah disimpulkan. Tulangan bagian bawah
disimpulkan.
Antara Teori dan Pelaksanaan di Lapangan Sesuai.
6. Tulangan dimasukkan kedalam bekisting Tulangan dimasukkan kedalam
bekisting
Antara Teori dan Pelaksanaan di Lapangan Sesuai.
Analisa Pekerjaan Pembesian Balok
Kesimpulan Pekerjaan Pembesian Balok :Semua proses pekerjaan pembesian Balok di lapangan sesuai dengan teori.
NO. ANALISA
TEORI LAPANGAN KETERANGAN
1. Lakukan pengukuran jarak sumbu ke
sumbu tulangan
Lakukan pengukuran jarak
sumbu ke sumbu tulangan
Antara Teori dan Pelaksanaan di Lapangan Sesuai.
2. Pasang lapisan tulangan pertama,
kemudian diikat.
Pasang lapisan tulangan
pertama, kemudian diikat.
Antara Teori dan Pelaksanaan di Lapangan Sesuai.
3. Pemasangan lapisan tulangan kedua, dan
di ikat.
Pemasangan lapisan
tulangan kedua, dan di ikat.
Antara Teori dan Pelaksanaan di Lapangan Sesuai.
4. Pasang support atau ganjalan – ganjalan
(support tradisi, gelgar, rak, atau garis.)
Support tradisi yang dipakai
(cakar ayam)
Antara Teori dan Pelaksanaan di Lapangan Sesuai.
5. Pasang penahan jarak minimal 2 per m²
bekisting atau lantai kerja.
Penahan yang digunakan
batu koral.
Antara Teori dan Pelaksanaan di Lapangan Sesuai.
Analisa Pekerjaan Pembesian Plat Lantai
Kesimpulan Pekerjaan Pembesian Plat Lantai :Semua proses pekerjaan pembesian plat lantai di lapangan sesuai dengan teori.
NO. ANALISA
TEORI LAPANGAN KETERANGAN
1. Balok penyanga di persiapkan. Balok penyanga di persiapkan. Antara Teori dan Pelaksanaan di Lapangan Sesuai.
2. Tentukan sumbu dan elevasi balok dengan cara
memakai titik acuan elevasi (yang ada pada
kolom) lalu di ukur dengan meteran untuk
mendapatkan balok yang memadai.
Sumbu dan elevasi balok ditentukan
dengan cara memakai titik acuan elevasi
(yang ada pada kolom) lalu di ukur dengan
meteran untuk mendapatkan balok yang
memadai.
Antara Teori dan Pelaksanaan di Lapangan Sesuai.
3. Pasang balok – balok kayu diatas perancah
dengan acuan.
Pasang balok – balok kayu diatas perancah
dengan acuan.
Antara Teori dan Pelaksanaan di Lapangan Sesuai.
4. Pengerjaan suri – suri. Pengerjaan suri – suri. Antara Teori dan Pelaksanaan di Lapangan Sesuai.
5. Plywood dipersiapkan dan di paku di atasnya. Plywood dipersiapkan dan di paku di
atasnya.
Antara Teori dan Pelaksanaan di Lapangan Sesuai.
6. Pengecekan dengan waterpass. Pengecekan dengan waterpass. Antara Teori dan Pelaksanaan di Lapangan Sesuai.
Analisa Pekerjaan Bekisting Plat Lantai
Kesimpulan Pekerjaan Pengecoran Balok dan Plat Lantai :Semua kegiatan pekerjaan pengecoran balok dan plat lantai di lapangan sesuai dengan teori.
Setelah mempelajari teori dari tinjauan pustaka literatur dan
melakukan pengamatan langsung pada Proyek Pembangunan Gedung Kantor, Stasiun Pengendali Opersi (SPO), Gedung Serba Guna, dan Fasilitas Lingkungan PT. Pertamina GAS Area Sumatera Bagian Selatan dan Sumatera Bagian Tengah, penulis menemukan adanya perbedaan dan persamaan antara kenyataan yang terjadi pada proses pekerjaan di lapangan dengan literatur dan teori yang pernah di pelajari.
Perbedaan antara teori dan proses pelaksanaan di lapangan sering terjadi. Perbedaan antara teori dan proses pelaksanaan di lapangan yang tercipta memang akan menimbulkan dampak yang buruk atau hasil yang tidak maksimal dan memuaskan serta dapat menghambat pekerjaan. Namun, ada baiknya ada solusi terbaik untuk menyelaraskan perbedaan antara teori dan proses pelaksanaan di lapangan untuk mendapatkan hasil yang maksimal dan memuaskan serta tidak akan menghambat pekerjaan.
KESIMPULAN