presentation 1

34
Terapi Oksigen Santy I11109075

Upload: raisa-ariestha

Post on 18-Jan-2016

4 views

Category:

Documents


1 download

TRANSCRIPT

Page 1: Presentation 1

Terapi OksigenSantyI11109075

Page 2: Presentation 1

Definisi • Terapi oksigen adalah memasukan oksigen

tambahan dari luar ke paru melalui saluran pernapasan dengan menggunakan alat sesuai kebutuhan.

• Dapat dilakukan dengan cara: •Meningkatkan konsentrasi O2 inspirasi/ FiO2 •Meningkatkan tekanan O2

Page 3: Presentation 1

Tujuan Terapi Oksigen

• Mempertahankan PaO2 >60 mmHg atau SaO2 >90%, untuk:•Mencegah dan mengatasi hipoksemia/ hipoksia•Menurunkan kerja napas dan miokard

• Meminimalkan asidosis respiratorik, mengoptimalkan oksigenasi jaringan yang adekuat

• Memperbaiki hemodinamik paru

Page 4: Presentation 1

Indikasi• Hipoksia/ hipoksemia• Stadium akut penyakit jantung-paru• Selama/sesudah operasi• Pasien tidak sadar• Anemia berat • Perdarahan & hipovolemi• Asidosis

Page 5: Presentation 1

Manfaat Terapi Oksigen• Mengurangi sesak napas• Meningkatkan kemampuan beraktivitas• Memperbaiki hemodinamik paru• Menurunkan cardiac output• Meningkatkan fungsi jantung• Mengurangi hipertensi pulmonal

Page 6: Presentation 1

Hipoksemia• Hipoksemia: defisiensi kandungan O2 dalam

darah yang artinya terjadi penurunan tekanan parsial O2 arteri (PaO2) dan penurunan saturasi O2 (SaO2)

• Nilai normal SaO2 > 95%• Nilai normal PaO2 :• Bayi baru lahir : 60–90 mmHg• Dewasa : 80-100 mmHg• > 65 tahun : 75-85 mmHg

Page 7: Presentation 1

• Berdasarkan nilai PaO2 dan SaO2, hipoksemia dibedakan menjadi:

PaO2 SaO2 (%)

Normal 97 97

Kisaran normal > 80 > 95

Hipoksemia < 80 < 95

Ringan 60-79 90-94

Sedang 40-59 75-89

Berat < 40 < 75

Page 8: Presentation 1

Penyebab Hipoksemia

Page 9: Presentation 1

Gejala Klinis Hipoksemia• Sesak nafas• Nafas cepat dan dangkal• Ada gerak cuping hidung• Retraksi sela iga• Sianosis• Kelelahan, diorientasi, takikardia, bradikardia,

aritmia, hipertensi, hipotensi

Hipoksemia hipoksia

Page 10: Presentation 1

Hipoksia• Hipoksia: kekurangan O2 dalam sel atau jaringan

tubuh. Hipoksia dapat disebabkan:• Hipoksemia arteri• Kegagalan transpor tanpa hipoksemia • Penggunaan O2 yang berlebihan di jaringan

Page 11: Presentation 1

Klasifikasi Hipoksia Hipoksia Patofisiologi Contoh penyakit

Hipoksia hipoksik Hipoventilasi alveolar Over dosis obat, PPOK eksaserbasi

Kegagalan difusi paru Emfisema, fibrosis paru

Masalah pada paru Asma, emboli paru

Hipoksia sirkulasi Penurunan cardiac output

Gagal jantung, infark miokard

Hipoksia anemik Penurunan sel darah merah

Anemia

Hipoksia histotoksik Sel tidak mampu menggunakan O2 yang tersedia

Keracunan sianida

Page 12: Presentation 1

Gejala dan Tanda Hipoksia AkutSistem Gejala dan Tanda

Respirasi Sesak napas, sianosis

Kardiovaskular Curah jantung meningkat, palpitasi, takikardia, aritmia, hipotensi, angina, vasodilatasi, syok

Sistem saraf pusat

Sakit kepala, perilaku yang tidak sesuai, bingung, euforia, delirium, gelisah, edema papil, koma

Neuromuskular Lemah, tremor, hiper refleks, inkoordinasi

Metabolik Retensi cairan dan kalium, asidosis laktat

Page 13: Presentation 1

Aplikasi Terapi Oksigen • Suplemen

Keadaan akut yang memerlukan O2 <30 hari (pneumonia, asma akut)

• Terapi• terapi oksigen jangka pendek bila perlu O2 antara 30-90

hari• terapi oksigen jangka panjang bila perlu O2 >90 hari

Page 14: Presentation 1

Indikasi Terapi Oksigen Jangka Pendek• Hipoksemia akut (PaO2 <60 mmHg; SaO2 <90%):• Pneumonia• PPOK dengan eksaserbasi akut• Asma bronkial• Gagal jantung• Emboli paru

• Henti jantung dan henti napas• Hipotensi (TD sistolik <100 mmHg)• Curah jantung rendah dan asidosis metabolik (bikarbonat

<18 mmol/L)• Respiratory distress (RR >24/min)

Page 15: Presentation 1

Indikasi Terapi Oksigen Jangka Panjang• Pemberian O2 secara kontinyu• PaO2 istirahat ≤ 55 mmHg atau saturasi oksigen ≤ 88% .• PaO2 istirahat 56–59 mmHg atau saturasi oksigen 89%

pada salah satu keadaan: • Edema yang disebabkan CHF• P pulmonal pada EKG (gelombang P>3 mm pada lead

II, III, aVF)• Eritrositemia (hematokrit > 56%)

• Pemberian O2 tidak kontinyu▫ Selama latihan : PaO2 ≤ 55 mmHg atau saturasi oksigen ≤ 88% ▫ Selama tidur : PaO2 ≤ 55 mmHg atau saturasi oksigen ≤ 88%

dengan komplikasi seperti hipertensi pulmoner, somnolen, dan aritmia.

Page 16: Presentation 1

Teknik Pemberian Oksigen

Sistem aliran rendah: udara ruangan terpakai karena aliran oksigen tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan aliran udara inspirasi. Digunakan pada pasien dengan kondisi stabil, volume tidalnya berkisar 300-700 ml (dewasa) dan pola napasnya teratur. FiO2 (konsentrasi O2 yang sebenarnya masuk ke paru) < FDO2 (konsentrasi O2 yang dimasukkan ke jalan napas)

Sistem aliran darah tinggi: aliran oksigen dan kapasitas reservoir cukup untuk memenuhi seluruh kebutuhan aliran udara inspirasi, FiO2 yang diberikan stabil dan mampu mengendalikan suhu dan kelembaban udara inspirasi. Digunakan pad pasien dengan hipoksia yang memerlukan pengendalian FiO2 dan pasien dengan ventilasi abnormal.FiO2 = FDO2

Page 17: Presentation 1

Sistem aliran rendah• Ditujukan untuk pasien yang memerlukan O2 tetapi masih

mampu bernapas dengan pola pernapasan normal.• Contoh:• Kateter nasal• Kanula nasal• Sungkup muka sederhana• Sungkup muka dengan kantong rebreathing• Sungkup muka dengan kantong non-rebreathing

Page 18: Presentation 1

Kateter Nasal• Aliran 1-6 lt per menit dengan

konsentrasi 24-44%.

• Keuntungan: pemberian O2 stabil, bebas bergerak, makan dan berbicara, murah dan nyaman.

• Kerugian: tidak dapat memberi konsentrasi O2 yang > 45%, teknik memasukan kateter nasal lebih sulit dibanding kanula nasal, dapat terjadi distensi lambung, iritasi selaput lendir nasofaring, aliran dengan > 6 lt per menit dapat menyebabkan nyeri sinus dan mengeringkan mukosa hidung, kateter mudah tersumbat.

Page 19: Presentation 1

Kanula Nasal• Aliran 1-6 lt per menit dengan

konsentrasi O2 sama dengan kateter nasal.

• Keuntungan: pemberian O2 stabil dengan volume tidal dan laju pernapasan teratur, mudah memasukan kanul dibanding dengan kateter, pasien bebas makan, bergerak, berbicara, lebih mudah ditolerir dan nyaman.

• Kerugian: tidak dapat memberi konsentrasi O2 > 44%, suplai O2 berkurang bila pasien bernapas lewat mulut, mudah lepas karena ke dalam kanul hanya 1 cm, mengiritasi selaput lendir.

Page 20: Presentation 1

Sungkup Muka Sederhana• Aliran 5-8 lt per menit dengan

konsentrasi O2 40-60%.

• Keuntungan: konsentrasi O2 yang diberikan lebih tinggi dari kateter atau kenula nasal, sistem humidifikasi dapat ditingkatkan melalui pemelihan sungkup berlubang besar, dapat digunakan dalam pemberian terapi aerosol.

• Kerugian: tidak dapat memberikan konsentrasi O2 <40%, dapat menyebabkan penumpukan CO2 jika aliran rendah.

Page 21: Presentation 1

Sungkup Muka dengan Kantong Rebreathing• Pemberian O2 dengan

konsentrasi tinggi yaitu 60-80% dengan aliran 8-12 lt per menit.

• Keuntungan: konsentrasi O2 lebih tinggi dari sungkup mukan sederhana, tidak mengeringkan selaput lendir.

• Kerugian: tidak dapat memberikan O2 konsentrasi rendah, jika aliran lebih rendah dapat menyebabkan penumpukan CO2, kantong O2 bisa terlipat.

Tanpa klep

Page 22: Presentation 1

Sungkup Muka dengan Kantong non-Rebreathing• Konsentrasi O2 mencapai

99% dengan aliran 8-12 lt per menit dimana udara insprasi tidak tercampur dengan udara ekspirasi.

• Keuntungan: konsentrasi O2 yang diperoleh dapat mencapai 100%, tidak mengeringkan selaput lendir.

• Kerugian: kantong O2 bisa terlipat.

Page 23: Presentation 1

Sistem Aliran TinggiSuatu teknik pemberian O2 dimana FiO2 lebih stabil dan tidak dipengaruhi oleh tipe pernapasan, sehingga dengan teknik ini dapat menambah konsentrasi O2 yang lebih tepat dan teratur, contoh: sungkup muka dengan venturi.

Page 24: Presentation 1

Sungkup Muka dengan Venturi• Prinsipnya yaitu gas yang

dialirkan dari tabung akan menuju ke sungkup yang kemudian akan dihimpit untuk mengatur suplasi O2 sehingga tercipta tekanan negatif, akibatnya udara luar dapat dihisap dan aliran udara yang dihasilkan lebih banyak.

• Aliran udara pada alat ini sekitar 4-14 lt per menit dengan konsentrasi 30-55%.

Page 25: Presentation 1

• Keuntungan: konsentrasi O2 yang diberikan konstan sesuai dengan petunjuk pada alat dan tidak dipengaruhi perubahan pada pola napas terhadap FiO2, suhu dan kelembaban gas dapat dikontrol serta tidak terjadi penumpukan CO2.

• Kerugian: hampir sama dengan sungkup muka yang lain pada aliran rendah.

Page 26: Presentation 1

Alat Aliran (L/menit) Fraksi Oksigen Inspirasi (FiO2)

Kanula Nasal 123456

24%28%32%36%40%44%

Sungkup muka dengan kantong penampung

678910

60%70%80%90%

>99%

Sungkup muka tanpa kantong penampung

5-66-77-8

40%50%60%

Sungkup muka dengan venturi

3691215

24%28%40%40%50%

Page 27: Presentation 1

Metode pemberian oksigen

• Harus sederhana, FiO2 yang dibutuhkan tergantung hipoksemia FiO2 serendah mungkin pertahankan PaO2>60 mmHg & SaO2>90%

Page 28: Presentation 1

Langkah yang Harus Diperhatikan• Tentukan status oksigenasi pasien (pemeriksaan

klinis, AGD)• Pilih sistem yang akan digunakan (aliran rendah

atau tinggi)• Tentukan konsentrasi oksigen yang dikehendaki:• Tinggi (>60%)• Sedang (35-60%)• Rendah (<35%)

• Pantau keberhasilan terapi (pemeriksaan fisik sistem respirasi dan kardiovaskular)

• Pemeriksaan AGD secara periodik minimal selang waktu 30 menit

• Apabila dianggap perlu ubah cara pemberiannya

Page 29: Presentation 1

Persiapan Alat

Sumber O2

(tabung atau

sumber O2

sentral)

Tabung pelemba

b (humidifi

er)

Pengukur aliran O2 (flow meter)

Alat pemberi

an O2 (tergant

ung metode

yang dipakai)

Page 30: Presentation 1

Sumber Oksigen

• Silinder• Sistem oksigen cair

(portable): lebih ringan daripada silinder, dapat diisi ulang

• Konsentrator: mengambil udara dari ruangan, memakai listrik

Page 31: Presentation 1

Kontraindikasi• Tidak ada kontraindikasi absolut pada terapi oksigen. • Terapi oksigen tidak direkomendasi pada:• Pasien dengan keterbatasan jalan napas dengan keluhan

dispnea, tetapi dengan PaO2 ≥ 60 mmHg dan tidak mempunyai hipoksia kronik.• Pasien yang meneruskan merokok, karena kemungkinan

prognosis yang buruk dan dapat meningkatkan resiko kebakaran.

Page 32: Presentation 1

Evaluasi & Monitoring

Warna kulit

Analisis Gas Darah (AGD) mengukur kadar oksigen darah dan asam basa tubuh

Oksimetri menilai SaO2, 15-20 menit setelah pemberian O2 atau segera dilakukan bila terjadi perubahan klinis pasien.

Keadaan umum pasien: perbaikan fungsi jantung, hipertensi pulmoner, perfusi organ vital ditandai: denyut jantung dan TD stabil, aritmia(-), sianosis (-), takipnea (-), kelelahan (-), disorientasi (-).

Page 33: Presentation 1

Komplikasi • Toksisitas oksigen• Retinopati prematuritas/ Fibroplasia retrolental• Iritasi saluran pernapasan• Nyeri substernal

Page 34: Presentation 1

Thank you