presentation1 lutvan.ppt

29

Upload: lutvanpxmoo

Post on 12-Jul-2016

8 views

Category:

Documents


1 download

TRANSCRIPT

Page 1: Presentation1 LUTVAN.ppt
Page 2: Presentation1 LUTVAN.ppt

Pembelajaran yang demokratis adalah pembelajaran yang di dalamnya terdapat interaksi dua arah terhadap guru dan siswa. Saat sekarang, rasanya rasanya pembelajarang yang demokratis cukup mendesak untuk diimplementasikan di kelas, setidaknya berdasarkan tiga alasan :

1.Pertama, kenyataan bahwa guru bukan lagi satu-satunya sumber belajar. Dalam era globalisasi informasi sekarang, tidak bisa di mungkiri akses terhadap berbagai macam sumber informasi menjadi begitu luas, Televisi, Radio, buku, koran, majalah dan internet. Saat siswa berada di kelas siswa sudah memiliki seperangkat pengalaman, pengetahuan, dan informasi. 2.Kedua, kompleknya kehidupan yang di hadapi siswa setelah lulus. Masa depan menuntut mereka mampu menyesuaikan diri. Prinsip belajar yang relevan adalah belajar bagai mana cara (Learing How To Learn). 3.Ketiga, dalam kontek pendidikan demokrasi masyarakat. Sebagai bagian dari anggota masyarakat, siswa hendaknya sejak dini sudah di biasakan bersikap demokratis.

Dalam proses belajar mengajar (PBM) di tunjang oleh beberapa faktor, di antaranya adalah kualitas guru, siswa sarana belajar dan lingkungan siswa. Pada dewasa ini kegagalan yang terjadi dalam pembelajaran sering di limpahkan sepenuhnya adalah kegagalan dari siswa dalam menyerao informasi dari guru.

Page 3: Presentation1 LUTVAN.ppt

Ketiga masalah tersebut masing-masing di rumuskan sebagai berikut :1.apakah dengan setrategi pemecahan masalah melalui pembelajaran Groub investigasion dengan penelitian berbasis kelas dapat mengembangkan ketrampilan siswa dalam pemecahan masalah. ?2.Apakah dengan setrategi pemecahan masalah melalui pembelajaran Groub investigasion dengan penilaian berbasis kelas dapat meningkatkan aktivitas belajar siswa.? 3.Apakah dengan setrategi pemecahan masalah melalui pembelajaran Groub investigasion dengan penilaian berbasis kelas dapat meningkatkan pencapaian kompetensi siswa.?

Page 4: Presentation1 LUTVAN.ppt

Berdasarkan latar belakang masalah tersebut, maka banyak alternatif yang dapat di pakai guru dalam menyingkapi dan memberdayakan siswa dalam pembelajaran, seperti : mengefektifkan metode diskusi, melaksanakan pembelajaran Out Door, dengan mengunakan tutor teman sebaya, membuat laporan dari sumber belajar yang berkompeten, atau menggunakan metode yang bervariatif yang lebih menyentuh jati diri bakat minat siswa atau dengan melaksanakan pembelajaran dengan kooperatif learning melalui Group Investigation.

Tujuan yang ingin di capai dalam penelitian ini adalah : 1. dapat memberikan gambaran yang obyektif bahwa melalui penerapan

setrategi pemecahan masalah dengan pembelajaran Groub Investigation dengan penilaian berbasis kelas dapat mengembangkan ketrampilan siswa dalam pemecahan masalah.

2. Melalui penerapan strategi pemecahan masalah melalui pembelajaran Groub Investigation dengan penilaian berbasis kelas meningkatkan aktivitas pembelajaran siswa.

3. Melalui strategi pemecahan masalah melalui pembelajaran Group Investigation dengan penilaian berbasis kelas meningkatkan ketercapaian kompetensi siswa dalam pembelajaran

Page 5: Presentation1 LUTVAN.ppt

Manfaat hasil penelitaian ini adalah sebagai berikut : 1.Efektivias dari segi pemecahan masalah melalui pembelajaran Groub Investigation dengan penilaian berbasis kelas dalam meningkatkan pencapaian kompetensi dalam belajar PKN, dapat di gunakan sebagai pedoman guru untuk memilih dan menetapkan strategi pembelajaran yang akan di terapkan yang sesuai dengan ketentuan KTSP. 2.Memberikan pengalaman bagi guru untuk merancang model-model pembelajaran Inovatif dan meperoleh pengalaman dalam menerapkan model penilaian berbasis kelas. 3.Hasil penelitian ini dapat di pakai sebagai fakta empiris dari strategi pemecahan masalah melalui Groub Investigation dengan penilaian berbasis kelas yang di impalmasikan sebagai upaya untuk meningkatkan kualitas pembelajaran PKN di SMP N 1 Pagedongan.

Page 6: Presentation1 LUTVAN.ppt

Hipotesis penelitian tindakan sebagai berikut :1.strategi pemecahan masalah melalui pembelajaran Groub Investigation dengan penilaian berbasis kelas dapat meningkatkan aktivitas pembelajaran siswa. 2.Pemecahan masalah melalui pembelajaran Groub Investigation dengan penilaian berbasis kelas dapat meningkatkan kompetensi siswa khususnya dalam pembelajaran PKN di SMP N 1 Pagedongan

Page 7: Presentation1 LUTVAN.ppt
Page 8: Presentation1 LUTVAN.ppt

Konstruktivisme adalah suatu filsafat pengetahuan yang menekankan bahwa pengetahuan kita adalah kontruksi (Bentukan) kita sendiri (Von Glaserveld dan Mathews, dalam Suparno, 1997). Menurut Glaserbeld bahwa pengetahuan bukanlah suatu tiruan dari kenyataan (Realita). Pengetahuan merupakan akibat dari suatu kontruksi Kognitif kenyataan melalui kegiatan seseorang, seseorang membentuk skema, kategori konsep dan struktur pengetahuan yang di perlukan untuk pengetahuan (Bettencourt, 1989 dalam Suparno, 1997). Proses pembentukan perjalanan terus menerus dengan setiap kali mengadakan reorganisasi karena adanya suatu yang baru.

Prinsip penting dari makna belajar, yaitu : 1. Belajar adalah proses konstruktif bukan proses menerima (Receptif Process) 2. belajar di pengaruhi oleh faktor interaksi sosial dan sifat kontekstual dari materi

pelajaran. (Wim H. 1996). Strategi belajar berbasis pada pemecahan masalah memiliki sejumlah karakteristik yang

mebedakan dengan strategi belajar lainya yaitu : pembelajaran bersifat Student Centered pembelajaran terjadi pada kelompok-kelompok kecil. Guru berperan sebagai Fasilitator Masalah menjadi fokus dan stimulus pembelajaran Informasi-informasi baru di peroleh melalui belajar mandiri (Self directed Learning).

(Barrows, 1996)

Page 9: Presentation1 LUTVAN.ppt

1. Tujuan pembelajaran di rancang untuk dapat merangsang dan melibatkan pebelajar dalam pola pemecahan masalah, sehinga belajar di harapkan mampu mengembangkan keahlian belajar dalam bidang secara langsung dalam mengidentifikasi permasalahan.

2. Adanya keberlanjutan permasalahan, dalam hal ini ada dua tuntutan yang harus di penuhi yaitu : ◦ Masalah harus memunculkan konsep dan prinsip yang relevan dengan kandungan materi yang di

bahas. ◦ Permasalahan harus bersifat real sehinga dapat melibatkan pebelajar tentang kesamaan dalam suatu

permaslahan 3. Adanya presentasi permaslahan, pebelajar di libatkan dalam mempresentasikan permasalahan sehinga

pebelajar merasa memiliki permasalahan tersebut . 4. Pengajar berperan sebagai tutor dan fasilator. Dalam posisi ini maka peran fasilitator adalah

mengembangkan kreativitas berpikir para pembelajar dalam bentuk keahlian dalam pemecahan masalah dan membantu pembelajaran untuk menjadi mandiri.

Fungsi mediator dan pasilitator dapat dijabarkan dalam beberapa tugas sebagai berikut (Supeno, 1997)1. Menyediakan pengalaman belajar yang memungkinkan siswa bertanggung jawab dalam membantu

rancangan, proses dan penilaian. Karena itu, jelas memberi kuliah atau ceramah bukanlah tugas utama seorang guru

2. Menyediakan atau memberikan kegiatan-kegiatan yang merangsang keingintahuan siswa dan membantu mereka untuk mengekspresikan gagasan-gagasannya dan mengkonsumsikan ide ilmiah mereka.

3. Menyediakan sarana yang merangsang siswa berpikir secara produktif, menyediakan kesempatan dan pengalaman yang paling mendukung proses belajar siswa. Guru harus menyemangati sisw, Guru perlu menyediakan pengalaman konflik

4. Memonitor, mengevalusi dan menunjukan apakah pemikiran si siswa jalan atau tidak. Guru menunjukan dan mempertanyakan apakah pengetahuan siswa itu berlaku untuk menghadapi persoalan baru yang berkaitan. Guru membantu mengevaluasi hipotesis dan kesimpulan siswa.

Page 10: Presentation1 LUTVAN.ppt

Tugas guru adalah membantu siswa mampu mengkonstruksi pengetahuannya sesuai dengan situasinya yang konkret maka strategi mengajar perlu juga diselesaikan dengan kebutuhan dan situasi siswa.Ciri dalam mengajar konstruksivitas sebagai berikut : Orientasi Restruksisasi idePenggunaan ideReview

Page 11: Presentation1 LUTVAN.ppt

Pembelajaran dengan model pembelajaran berdasarkan masalah dirancang dengan struktur pembelajaran : Mulai dengan masalah semua siswa secara individualMasalah hubungan dengan dunia siswaOrganisasi materi pembelajaran sesuai dengan masalah guru Memberikan siswa tanggung jawabMenggunakan kelompok-kelompok kecil dalam pembelajaranBeberapa ciri penting dari pembelajaran group investigation adalah sebagai berikut :Tujuan pembelajaran dirancang untuk dapat merangsang dan melibatkan pembelajaran dalam pola pemecahan masalah, sehingga pembelajaran diharapkan mampu mengembangkan keahlian belajar dalam bidangnya secara langsung dalam mengidentifikasi permasalahanAdanya keberlanjutan permasalahan dalam hal ini ada dua tuntutan yang harus dipenuhi yaitu ; pertama, masalah harus memunculkan konsep dan prinsip yang releven dengan kandungan materi yang dibahas. Kedua permalsalahan harus bersifat real sehingga dapat melibatkan pembelajar tentang kesamaan dengan suatu permasalahanAdanya presentasi permasalahan, pembelajar dilibatkan dalam mempresentasikan permasalah sehingga pembelajar merasa memiliki permasalahan tersebut.Pengajar berperan sebagai tutor dan fasilitator. Dalam posisi ini maka peran fasilitator adalah mengembangkan kreativitas berpikir para pembelajar dalam bentuk keahlian dalam pemecahan masalah dan membantu pembelar untuk menjadi mandiri

Page 12: Presentation1 LUTVAN.ppt

Kurikulum berbasis kompetensi mengisyaratkan bahwa penilaian pembelajaran merupakan kegiatan integral dari proses pembelajaran. Oleh karena itu pembahasan tentang starategi pembelajaran tidak bisa lepas dari proses penilaiannya. Penilaian pembelajaran yang terkait dengan proses pembelajaran dalam kurikulum disebut dengan penilaian berbasis kelas (PBK)

NON TES PENILAIAN TES

TES LESAN TES TERTULIS Perbuatan- Skala Sikap

- Penugasan (Proyek)

- Hasil Kerja (Produk Uraian :

-Objektif-Non Objektif

Objektif :-Pilihan ganda-Benar – salah-Menjodohkan-Isian Singkat

Page 13: Presentation1 LUTVAN.ppt

Prinsip penting dari makna belajar, yaitu : Belajar adalah proses konstruksi bukan proses menerima (reseptive proses)Belajar dipengaruhi oleh faktor interaksi sosial dan sifat kontekstual dari materi pelajaranStrategi belajar berbasis pada pemecahan masalah memiliki jumlah karakteristik yang membedakan dengan strategi belajar lainnya, yaitu : Pembelajaran bersifat student conteredPembelajaran terjadi pada kelompok-kelompok kecil Guru berperan sebagai fasilitator dan moderator Masalah menjadi fokus dan stimulasi pembelajaran, masalah merupakan sarana mengembangkan secara klinis keterampilan problem solvingInformasi-informasi baru diperoleh melalui belajar mandiri

Page 14: Presentation1 LUTVAN.ppt

Konsep dasar penilaian Pendidikan KewarganegaraanPenilaian berbasis kelas merupakan suatu proses pengumpulan, pelaporan dan penggunaan informasi tentang hasil belajar siswa dengan menerapkan prinsip penilaian, pelaksanaan berkelanjutan, bukti-bukti otentik, akurat dan konsisten sebagai bahan akuntabilitasi public. Penilaian berbasis kelas mengidentifikasi pencapaian kompetensi dan hasil belajar yang dikemukakan melalui pernyataan yang jelas tentang standar yang halus dicapai disertai dengan peta kemajuan belajar siswa dapat dan pelaporanFungsi penilaian berbasis kelas bagi guru dan siswa adalah : Siswa dapat mewujudkan dirinya dengan mengubah dan mengembangkan perilaku kearah yang lebih baikSiswa memperoleh kepuasan terhadap apa yang telah dikerjakan Bagi guru sebagai umpan balik terhadap metode mengajar yang telah dilaksanakan Sebagai bahan pertimbangan dan administrasi

Page 15: Presentation1 LUTVAN.ppt

Pengertian Pendidikan Kewarganegaraan Pendidikan Kewarganegaraan (civic education) adalah mata pelajaran yang memfokuskan

pada pembentukan diri yang beragam dari segi Agama, sosio kultural, bahasa, usia, dan suku bangsa untuk menjadi warga Negara Indonesia yang cerdas terampil dan berkarakter yang dilandasi oleh Pancasila dan UUD 1945

  Visi dan Misi Pendidikan Kewarganegaraan Visi PKn adalah mewujudkan pendidikan yang terarah pada pengembangan kemampuan

individu sehingga menjadi warga negara yang cerdas, partisipatif dan bertanggung jawab yang pada gilirannya mampu mendukung berkembanganya kehidupan masyarakat bangsa dan Negara Indonesia yang cerdas.

  Karakteristik Mata Pelajaran Kewarganegaraan Mata pelajaran Kewarganegaraan memiliki tiga ciri khas, yaitu pengetahuan, keterampilan

dan karakter kewarganegaraan. Ketiga hal tersebut merupakan bekal bagi peserta didik untuk meningkatkan kecerdasan multidimensional yang memadai untuk menjadi Warga Negara Indonesia yang baik.

Page 16: Presentation1 LUTVAN.ppt
Page 17: Presentation1 LUTVAN.ppt

Penelitian tindakan kelas ini akan dilaksanakan di Kelas VIII B SMP NEGERI Pagedongan pelajaran 2011/2012 dengan jumlah siswa 25 orang, yang dilaksanakan semester II pada bulan mei 2012

Page 18: Presentation1 LUTVAN.ppt

Sebagai subjek penelitian adalah kelas VIII B yaitu kelas yang memiliki profil pencapaian kompetensi rata-rata diantara kelas yang pencapaian kompetensinya sangat heterogen

Page 19: Presentation1 LUTVAN.ppt

Penelitian ini dilaksanakan dalam dua siklus dimana masing-masing siklus terdiri dari empat tahap yaitu : perencanaan tindakan, pelaksanaan tindakan, obervasi, evaluasi dan refleksi yang dikembangakn oleh Kemmis dan McTaggart (dalam Redhana, 2001) sebagai berikut :

Siklus I Siklus II

• Perencanaan I• Tindakan I• Observasi

Evaluasi• Refleksi I

• Perencanaan II

• Tindakan II• Observasi

Evaluasi• Refleksi II

Laporan

Page 20: Presentation1 LUTVAN.ppt

Sebelum melakukan penilitian, peneliti mengadakan refleksi awal untuk mengidentifikasi permasalahan serta keluhan baik yang dialami oleh guru maupun siswa kelas VIII B SMP Negeri 1 Pagedongan mengetahui kelemahan metode dan proses pembelajaran yang berlangsung serta mencari pemecahannya. Langkah-langkah yang dilakukan pada tiap-tiap siklus sebagai berikut :1.Perencanaan Pada tahap ini dilakukan hal-hal sebagai berikut :

◦ Menentukan materi yang akan disajikan, dimana pada siklus pertama ini yaitu “Kemerdekaan Mengmukakan Pendapat di Muka Umum.

◦ Menyiapkan alat dan bahan pembelajaran ◦ Menyiapkan instrumen

Page 21: Presentation1 LUTVAN.ppt
Page 22: Presentation1 LUTVAN.ppt

1. Deskripsi Proses Pembelajaran Siklus I Di awali kegiatan pembelajaran, guru terlebih dahulu menyampaikan pada siswa bahwa kegiatan pembelajaran di kelas dengan pokok bahasa “Kemerdekaan Mengemukakan Pendapat” dilaksanakan dengan strategis belajar grup investivigasi. Selanjutnya guru menyampaikan secara garis beras pokok bahasan yang di belajarkan. Guru mengorganisasikan siswa menjadi lima kelompok heterogen berdasarkan keaneragaman gender dan perbedaan kemampuan akademiknya. Karena siswa kelas VIII B berjumlah 25 orang, maka kelompok beranggotakan masing – masing lima orang.

Page 23: Presentation1 LUTVAN.ppt

Dari kategori keberhasilan penelitian dikatakan berhasil jika nilai rata – rata siswa lebih besar atau sama dengan 70 (KKM), dan ketuntasan klasikal siswa lebih besar atau sama dengan 85%. Dari data tes aspek kognitif siswa siklus I penelitian masih belum memenuhi kategori keberhasilan, dimana belum tercapainya ketuntasan klasikal aspek kognitif siswa.

Page 24: Presentation1 LUTVAN.ppt

Dalam aspek kognitif penelitian akan berhasil jika nilai rata – rata aspek kognitif siswa > 70 dan ketuntasan klasikal siswa > 85%

Dalam kelompok, siswa masih kurang antusias untuk bergabung dalam kelompoknya, karena mereka masih belum terbiasa satu sama lain meskipoun dalam satu kelas, anggota kelompok tersebut akan bukan teman dekat mereka. Untuk mengatasi masalah ini, maka pada siklus II, guru menetapkan anggota kelompk tetap sama seperti pada siklus I supaya mereka dalam satu kelompok lebih mengenal dan terbiasa bekerja dengan kelomponya. Siswa masih terbiasa dengan pembelejaran, beripa penjelasan tentang materi dari guru dan siswa hanya mengengarkan dan mencatat penjelasan dari guru permasalahan yang diajukan oleh guru dan menyebabkan siswa tidak mampu memberikan penjelasan dengan baik mengenai hasil kerja kelompoknya pada kelompok lain, karena siswa beranggapan bahwa guru belum melakukan peranannya sebagai pegnajar, padahal siswa belum menyadari bahwa peranan guru adalah sebagai fasilitator dan siswa sebagai pebelajar yang aktif yang tidak harus menunggu penjelasan dari guru. Siswa belum terbiasa untuk mengkomunikasikan perolehannya secara verba, dan kurang adanya iklim.

Page 25: Presentation1 LUTVAN.ppt

Untuk siswa yang sudak aktif dalam melaksanakan investigasi guru langsung memberikan penilaian dihadapan siswa, supaya siswa lain termotivasi untuk ikut melaksanakan percobaaan dengan benar dan terus memberikan penguatan dan motivasi pada siswa tersebut begitu pula pada siswa yang sudah berani menyampaikan masalah dan menjawab pertabyaan yang diajukan guru maupun pertanyaan yang datang dari siswa yang lain.

Page 26: Presentation1 LUTVAN.ppt

Dalam tindakan pada siklus II juga terdapat kelemahan – kelmahan yaitu :1.Telihat dari adanya bebearapa orang dari seluruh siwa ada yang belum tuntas dari KKM yang telahnditentukan.2.Meskipun dengan diberdayakannya sumber belajar diperlukan lebih komplek dalam mendukung dan menunjang penemuan berbagai konsep yang ada.Alternatif tindakan untuk mengatasi kelemahan tersebut yaitu :1.Bagi siswa yang belum tuntas diperlukan dalam proses program perbaikan.2.Menambah sarana belajar yang lebih komplek seperti menggunakan fasilitas internet dalam menggali isu – isu baru dalam menunjang pembelajaran.

Page 27: Presentation1 LUTVAN.ppt
Page 28: Presentation1 LUTVAN.ppt

Bersadarkan hasil revisi tindakan I yang dilanjutkan dengan tindakan II, maka adanya pengaruh yang sangat signifikan penggunaan pembelajaran kooperatif learning melalui grup investigasi sehingga dapat meningkatkan aktifitas dan kompetensi siswa dalam belajar. Siswa merasa lebih diperhitungkan peranannya dalam pembelajaran di kelas, sehingga menjadi pribadi yang lebih mandiri.Pada tahan proses kegiatan obsevasi terhadap masing- masing kelompok perlu dilaksanakan utnuk mengintensifkan serta menciptakan iklim belajar yang lebih kondusif agar tercipta suasana interaktif, komunikatif antara siswa dengan siswa atau dengan guru. Penggunaan pembelajaran kooperatif learning melaui group investigasi akan menyentuh ranah pribadi siswa sebab siswa dihadapkan pada potensi diri masing – masing individu.Pmebelajaran kooperatif learning melalui penilaian berbaris kelas dapat mengefektifkan perolehan belajar (kognitif, afektif) siswa terhadap mata pelajaran PKn khusunya di kelas VIII B SMP N 1 Pagedongan. Efektifitas perlakuan akan efektif apabila mendapat perlakuan yang tepat baik pada perencanaan, pelaksanaan maupun dalam evaluasi. Motivasi terhadap siswa masih diperlukan secara signifikan dan berkesinambungan.

Page 29: Presentation1 LUTVAN.ppt

5.2.1. Penelitian tindakan kelas ini hanya dilaksanakan hanya dua siklus yang sangat memungkinkan adanya berbagai kelemahan sepoerti belum semua siswa mencapai ketuntasan yang sangat maksimal dalam menginternalisasi materi pembelajaran. Penelitian ini dilaksanakan terbatas pada kela VIII B SMP N 1 Pagedongan, sehingga penelitian ini dilaksanakan terbatas pada perlakuan pada siswa yang berdifat generaliasai, yang belum memperhatikan faktor internal dan eksternal pada siswa seperti : faktor lingkungan, keluarga, masyarakat, kematangan, perkembangan atau daktor lain yang mempengaruhi proses belajar mengajar siswa di kelas.5.2.2. Melalui penelitian ini semoga dapat bermanfaat bagi dunia pendidikan dan pemerhati pendidikan khususnya guru di SMP Negeri 1 Pagedongan.