presisi hasil pengujian
TRANSCRIPT
Konsep Dasar Akurasi & Presisi
a. akurasi dan presisi tinggi b. akurasi rendah tetapi presisi tinggi
(bias dan kesalahan acak kecil) (bias besar tetapi kesalahan acak kecil)
c. akurasi tinggi tetapi presisi rendah d. akurasi dan presisi rendah
(bias kecil tetapi kesalahan acak besar) (bias dan kesalahan acak besar)
PRESISI
Presisi adalah tingkat kedapatulangan suatu rangkaian hasil pengujian diantara hasil-hasil itu sendiri
Presisi dipengaruhi oleh kesalahan acak diantaranya:
ketidakstabilan instrumen
variasi kondisi akomodasi dan lingkungan pengujian
variasi bahan kimia
variasi kompetensi personil laboratorium
PRESISI
Penentuan presisi meliputi:
1) Repitabilitas (ukuran presisi terkecil)
2) Reprodusibilitas “within” (ukuran presisi intermediate)
3) Rerprodusibilitas “between” (ukuran presisi terbesar)
REPEATABILITY (REPITABILITAS)
bertujuan untuk mengukur keragaman nilai hasil pengujianterhadap sampel yang sama dari seorang analis denganmenggunakan metode pengujian dan peralatan yang sama dalam interval waktu yang sesingkat mungkin
merupakan perbedaan ukuran presisi yang terkecil
semakin kecil nilai repitabilitas maka semakin presisi hasil pengulangan pengujian yang dilakukan oleh seorang analis
dapat digunakan untuk melihat konsistensi analis, kestabilan peralatan serta tingkat kesulitan metode pengujian yang digunakan.
REPEATABILITY (REPITABILITAS)
Jika pengulangan pengujian dilakukan secara duplo
maka presisi (repitablitas) ditentukan berdasarkan
nilai perbedaan prosentase relatif
different, %RPD), yaitu:
x 1 2
(relative percent
%RPD
%RPD
x 1 2
atau
x 1 2
x 1 2
.100% 2
.200%
REPEATABILITY (REPITABILITAS)
Bila pengulangan pengujian dilakukan lebih dari dua
kali maka presisi ditentukan berdasarkan nilai
simpangan baku relatif yang dinyatakan dalam
prosentase (relative standard deviation, %RSD) yaitu:
%RSD sd
x .100%
REPEATABILITY (REPITABILITAS)
Nilai %RSD yang diperoleh dari hasil pengulangan pengujian tidak diperkenankan melebihi batasan presisi yang dirumuskan oleh persamaan Dr. William Horwitz, yaitu:
Horwitz %CV 1 ,5logC
dimana C = kadar analit yang dinyatakan dalam bentuk fraksi (sebagai contoh, jika konsentrasi analit adalah 0,25 ppm maka C harus dimasukkan dalam persamaan Horwitz menjadi 0,25 x10-6)
HORWITZ TRUMPET
Hasil Perhitungan %RSD berdasarkan persamaan Horwitz
Konsentrasi Batasan %RSD
100% (1/1) 2
10% (1/10) 3
1% (1/100) 4
1/1000 6
1/10.000 8
1/100.000 11
1/1.000.000 (1 ppm) 16
1/10.000.000 (0,1 ppm) 23
1/100.000.000 (0,01 ppm) 32
1/1.000.000.000 (1 ppb) 45
REPRODUSIBILITAS (REPRODUCIBILITY)
bertujuan untuk mengukur keragaman nilai hasil pengujian
terhadap sampel yang sama dengan analis dan/atau
peralatan yang berbeda yang dilakukan pada satu atau
lebih laboratorium dalam waktu yang sama atau berbeda.
REPRODUSIBILITAS (REPRODUCIBILITY)
bila dilakukan oleh 2 orang analis atau lebih yang
memiliki kompetensi yang sama dalam satu
laboratorium merupakan ukuran presisi intermediate.
Uji reprodusibilitas terhadap 2 laboratorium atau lebih
(uji banding) merupakan ukuran presisi yang terbesar.
Semakin kecil perbedaan nilai reprodusibilitas maka
menunjukkan bahwa tidak ada perbedaan nyata
terhadap 2 kelompok data hasil pengulangan pengujian
yang dilakukan oleh 2 analis atau 2 laboratorium yang
berbeda.
UJI-F UNTUK PRESISI
Uji-F digunakan untuk mengetahui perbandingan sebaran 2
kumpulan data hasil pengulangan pengujian suatu sampel
Uji-F merupakan perbandingan dua simpangan baku data hasil
pengulangan pengujian.
Fhitung
sd
sd
2
1
2
2
sd 1 > sd 2
Dengan membandingkan kedua simpangan baku data hasil
pengulangan pengujian maka presisi dapat diketahui hampir sama
atau beda nyata.
Hasil uji-F digunakan untuk menentukan pemilihan uji selanjutnya
yaitu uji-t atau uji Cochran (Cochran’s test).
UJI-t UNTUK BIAS
Bila rerata dua kumpulan data hasil pengulangan pengujian dibandingkan dengan menggunakan uji-t maka dapat diketahui bias dari kedua kumpulan data tersebut. Secara umum uji-t yang digunakan adalah:
student’s t-test untuk perbandingan dua kumpulan data hasil pengulangan pengujian yang saling independen dengan simpangan baku (sd) yang tidak beda nyata
Cochran variant of t-test digunakan ketika dua kumpulan data hasil pengulangan pengujian yang saling independen memiliki simpangan baku (sd) beda nyata
STUDENT’S t-TEST
Untuk jumlah pengulangan pengujian yang kecil (n1, n2 < 30) dimana sd1 dan sd2 disimpulkan tidak beda nyata berdasarkan uji-F maka perbandingan dua kumpulan data hasil pengulangan pengujian:
x 1 2 n t 1
2 2 sd n sd 1 2 2
hitung 1
dimana 1
sdg
n n sdg
1 2
n n1 2
Dengan CL = 95%, ttabel diperoleh dengan df = (n1 + n2) - 2
thitung < ttabel : rerata tidak beda nyata
Kesimpulan: bias tidak ada nyata
COCHRAN t-TEST
Cochran t-test diterapkan untuk membandingkan dua kumpulan data hasil pengulangan pengujian dimana (n1, n2 < 30) sedangkan sd1 dan sd2 memiliki perbedaan nyata berdasarkan uji-F:
x thitung
1 2 dan
2 2
2 2 sd 1 sd 2
n 1 n 2
df 2 2
sd sd sd 1 2
n n 1 2 n
1
1 sd 2
n 1 n 2
n 1
Dengan CL= 95%, ttabel diperoleh dari t(α/2; df) atau t(0,025; df)
thitung < ttabel : rerata tidak beda nyata
Kesimpulan: bias tidak beda nyata
PERBANDINGAN 2 SEKUMPULAN DATA HASIL PENGUJIAN
sd1 = sd2
x1 2
sd1= sd2
sd1= sd2 x1 2
x1 x2
sd1 x sd2 x 1 2
sd d
sd1 sd2 x 1 2
sd d 1 2
x1 2
sd1 sd2 x x 1 2
1 2
x x 1 2