prestasi belajar masadepan
TRANSCRIPT
PRESTASI BELAJAR MASADEPAN
DIBIDANG KESENIAN
Disusun oleh
Yeni Lisnawati
May Putri
Siti Julia
Dewi Ratna
Devi Diana Mp
Kelas : XI IPA 2
MA MA’RIF NU 5 SEKAMPUNG
LAMPUNG TIMUR
TP.2013/2014
DAFTAR ISI
COVER................................................................................................... i
KATA PENGANTAR............................................................................. ii
DAFTRA ISI........................................................................................... iii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar belakang............................................................................. 1B. Tujuan ......................................................................................... 2C. Manfaat........................................................................................
BAB II PEMBAHASAN
A. Pengertian prestasi belajar........................................................... 3B. Macam-macam prestasi belajar................................................... 6
BAB III METODE
A. Pengertian.................................................................................... 11B. Wawancara.................................................................................. 11
BAB IV Penutup
A. Kesimpulan.................................................................................. 13B. Saran............................................................................................ 13
BAB V DAFTAR PUSTAKA ............................................................... 14
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh.
Alhamdulillahirabbilalamin, banyak nikmat yang Allah berikan, tetapi
sedikit sekali yang kita ingat. Segala puji hanya layak untuk Allah Tuhan seru
sekalian alam atas segala berkat, rahmat, taufik, serta hidayah-Nya yang tiada
terkira besarnya, sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah dengan judul
”Prestasi pelajar masa depan dibidang kesenian”.
Dalam penyusunannya, penulis memperoleh banyak bantuan dari berbagai
pihak, karena itu penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya
kepada: Kedua orang tua dan segenap keluarga besar penulis yang telah
memberikan dukungan, kasih, dan kepercayaan yang begitu besar. Dari sanalah
semua kesuksesan ini berawal, semoga semua ini bisa memberikan sedikit
kebahagiaan dan menuntun pada langkah yang lebih baik lagi.
Meskipun penulis berharap isi dari makalah ini bebas dari kekurangan dan
kesalahan, namun selalu ada yang kurang. Oleh karena itu, penulis mengharapkan
kritik dan saran yang membangun agar skripsi ini dapat lebih baik lagi.
Akhir kata penulis berharap agar makalah ini bermanfaat bagi semua pembaca.
Sekampung, Januari 2013
Penyusun
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Prestasi belajar merupakan suatu masalah yang bersifat penting dalam
sejarah kehidupan manusia karena sepanjang rentang kehidupannya manusia
selalu mengejar prestasi menurut bidang dan kemampuan masing-masing.
Bila demikian halnya, kehadiran prestasi belajar dalam kehidupan manusia
pada tingkat dan jenis tertentu dapat memberikan kepuasan tertentu pula pada
manusia, khususnya manusia yang berada pada bangku sekolah. yang
dimaksud dengan prestasi belajar ialah mencakup seluruh kegiatan belajar
siswa yang dapat diukur melalui suatu kegiatan penilaian berupa pemberian
tugas-tugas kepada siswa seperti tugas kurikuler dari setiap mata pelajaran
yang diajarkan kepada siswa, mengadakan tes pertengahan semester dan
evaluasi belajar tahap akhir (final).
Salah satu usaha guru untuk mengetahui prestasi belajar siswa di
sekolah ialah menilai hasil pelaksanaan tugas secara perseorang ataupun
perkelompok, misalnya: tentang penguasaan materi pelajaran yang diberikan
olah guru di sekolah sesuai prinsip yang dianut dalam kurikulum 1984 SMP
ialah ketuntasan belajar, jika sekurang-kurangnya 85% dari jumlah telah
memenuhi ableo ketuntasan belajar perseorangan 75% dan apabila belum
mencapai ableo tersebut, maka guru berkewajiban mengulangi pelajaran
tersebut kepada siswa. Sedangkan penentuan nilai standar dari setiap mata
pelajaran adalah 6,0 (enam koma nol) dalam kreiteria nilai cukup.
Demikian bila kita berbicara tentang prestasi belajar tentunya tidak
terlepas dari proses belajar yang harus dilakukan sehingga dapat tercapai
suatu perubahan sikap tingkah laku dan pengetahuan yang berguna bagi
kehidupan manusia. Khususnya kepada siswa, bahwa pengajaran yang baik
diharapkan akan memberikan hasil belajar yang tinggi sesuai dengan aspek
kemampuan pengetahuan siswa dalam kognitif efektif dan psikomotor yang
dimilikinya sebagai hasil proses kegiatan belajar yang dilakukan.
Tinggi rendahnya prestasi belajar bergantung pada tingkat penguasaan
seorang siswa terhadap apa yang telah dipelajari. Kalau tingkat penguasaan
terhadap materi pelajaran kurang, maka prestasi belajar yang dicapai kurang.
Demikian pula sebaliknya bila penguasaan terhadap materi plajaran itu tinggi,
maka prestasi belajarnya pun tinggi pula. Prestasi belajar dapat menjadi tolak
ukur kecerdasan dan daya serap seseorang.
B.Tujuan Penelitian
Tujuan dari penelitian ini adalah: Mengetahui prestasi
belajar untuk masa depan dibidang kesenian
C. Manfaat Penelitian
Adapun kegunaan atau manfaat penelitian yang diharapkan peneliti ini
adalah :
1. Secara teoritis hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah
khasanah keilmuan yang bermanfaat bagi pembaca.
2. Secara praktis, penelitian ini diharapkan dapat dijadikan Masukan
bagi semua pihak yang berkaitan, untuk mengetahui dan memahami.
BAB II
PEMBAHASAN
1. Prestasi belajar
a. Pengertian Prestasi
Salah satu bukti menunjukan keberhasilan belajar adalah prestasi
belajar yang diperoleh. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (2004:786),
“Prestasi adalah hasil yang telah dicapai ( dari yang telah dilakukan,
dikerjakan, dan sebagainya)”. Kata prestasi berasal dari bahasa Belanda yaitu
Prestatic yang kemudian dalam bahasa Indonesia sebagai hasil usaha.
Berdasarkan definisi tersebut dapat disimpulkan bahwa prestasi belajar
merupakan hasil usaha kegiatan belajar yang telah dicapai.
Menurt Sardirman ( 2001:46), ” Prestasi adalah kemampuan nyata
yang merupakan hasil interaksi antara berbagai faktor yang mempengaruhi
baik dari dalam maupun dari luar individu dalam belajar”. Jadi dari pendapat
ahli tersebut, pengukuran hasil belajar umumnya menggunakan test sebagai
alat ukur yang mencerminkan tingkat penguasaan pengukuran hasil belajar
untuk mengetahui prestasi belajar mahasiswa pada seluruh mata kuliah. Pada
umumnya dapat dilakukan dengan test sebagai alat ukurnya. Dari penilaian
test tersebut diperoleh data mengenai sederetan nilai-nilai. Nilai-nilai inilah
yang disebut dengan prestasi belajar mahasiswa yang dapat dinyatakan
dengan : Indeks Prestasi Komulatif (IPK).
b.
c.
d. Pengertian Belajar
Sebagian orang beranggapan bahwa belajar adalah semata-mata
mengumpulkan atau menghapal fakta-fakta yang terjadi dalam bentuk
informasi atau materi pelajaran. Adapula orang yang memandang belajar
sebagian latihan belaka, seperti yang tampak pada latihan membaca. Menurut
Oemar Hamalik (2005:30) menyatakan bahwa, “ Belajar adalah suatu bentuk
pertumbuhan atau perubahan dalam diri seseorang yang dinyatakan dalam
cara tingkah laku yang baru berkat pengalaman dan latihan”.
Sedangkan menurut Winkel (2004) yang diterjemahkan oleh
Muhibbin Syah (2004:56), belajar adalah aktivitas mental (psikis) yang
berlangsung dalam interaksi dengan lingkungan yang menghasilkan
perubahan-perubahan, pemahaman, ketrampilan, dan nilai sikap, perubahan
itu bersifat konstan dan berbekas.
Dari definisi diatas dapat disimpulkan bahwa belajar pada dasarnya
adalah aktivitas mental (psikis) yang merupakan tahapan perubahan-
perubahan, pemahaman, ketrampilan, dan nilai sikap yang relatif menetap
sebagai hasil pengakuan dan interaksi dengan lingkungan yang melibatkan
proses kognitif, perubahan itu bersifat konstan dan berbekas.
Dalam kegiatan belajar mengajar setiap mahasiswa pasti memiliki
tujuan tertentu salah satunya adalah untuk menghasilkan hasil yang baik.
Dengan belajar yang giat maka mahasiswa akan memperoleh prestasi yang
baik. Menurut Sudirman (2002:26), tujuan belajar adalah:
1. Untuk mendapatkan pengetahuan.
2. Penanaman konsep dan ketrampilan.
e. Pengertian Prestasi Belajar
Pada hakekatnya prestasi adalah hasil dari sebuah evaluasi terhadap
individu yang dinilai. Bentuk dari penilaian bisa berupa data kualitatif
ataupun kuantitatif.
Beberapa pengertian prestasi belajar :
Menurut Nana Syaodih Sukmadinata (2003:102), “Prestasi adalah hasil
belajar yang merupakan penekanan dari kecakapan-kecakapan potensial atau
kapasitas yang dimiliki seseorang, sedangkan indikasinya dapat dilihat dari
perilakunya, baik perilaku dalam bentuk pengetahuan, ketrampilan berpikir,
maupun ketrampilan motorik.
Menurut Muhibbin Syah (2001:192), prestasi adalah hasil belajar meliputi
segenap ranah psikologis yang berubah sebagai akibat pengalaman dan proses
belajar siswa. Dan menurut Witherington (2003:155), prestasi adalah hasil
yang dicapai individu melalui usaha yang dialami secara langsung dan
merupakan aktivitas kecakapan dalam situasi tertentu.
Sutratinah Tirtonegoro (2001:43) mengemukakan bahwa,” prestasi belajar
adalah hasil dari pengukuran serta penilaian usaha belajar yang dinyatakan
dalam bentuk angka, huruf, maupun kalimat yang dapat mencerminkan hasil
yang sudah dicapai oleh setiap anak dalam periode tertentu”.
Bedasarkan pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa prestasi belajar
adalah hasil yang diperoleh dari aktivitas belajar yang mengakibatkan
perubahan yang diwujudkan dalam bentuk angka, symbol atau kalimat.
2. MACAM PRESTASI BELAJAR
Pada prinsipnya, pengungkapan hasil belajar ideal meliputi segenap
ranah psikologis yang berubah sebagai akibat pengalaman dan proses belajar
siswa. Yang dapat dilakukan guru dalam hal ini adalah mengambil cuplikan
perubahan tingkah laku yang dianggap penting yang dapat mencerminkan
perubahan yang terjadi sebagai hasil belajar siswa, baik yang berdimensi
cipta dan rasa maupun karsa. Kunci pokok untuk memperoleh ukuran dan data
hasil belajar siswa adalah mengetahui garis-garis besar indikator (penunjuk
adanya prestasi belajar) dikaitkan dengan jenis-jenis prestasi yang hendak diukur.
(Muhibbin Syah, 2002:150).
Dalam sebuah situs yang membahas Taksonomi Bloom, dikemukakan
mengenai teori Bloom yang menyatakan bahwa, tujuan belajar siswa diarahkan
untuk mencapai ketiga ranah. Ketiga ranah tersebut adalah ranah kognitif, afektif
dan psikomotorik. Dalam proses kegiatan belajar mengajar, maka melalui ketiga
ranah ini pula akan terlihat tingkat keberhasilan siswa dalam menerima hasil
pembelajaran atau ketercapaian siswa dalam penerimaan pembelajaran. Dengan
kata lain, prestasi belajar akan terukur melalui ketercapaian siswa dalam
penguasaan ketiga ranah tersebut. Maka Untuk lebih spesifiknya, penulis
akan akan menguraikan ketiga ranah kognitif, afektif dan psikomotorik sebagai
yang terdapat dalam teori Bloom (http://id.wikipedia.org/wiki) berikut:
a. Cognitive Domain (Ranah Kognitif), yang berisi perilaku-perilaku yang
menekankan aspek intelektual, seperti pengetahuan, pengertian, dan
keterampilan berpikir.
Bloom membagi domain kognisi ke dalam 6 tingkatan. Domain ini terdiri dari
dua bagian: Bagian pertama adalah berupa Pengetahuan (kategori 1) dan
bagian kedua berupa Kemampuan dan Keterampilan Intelektual (kategori 2-6).
1) Pengetahuan (Knowledge)
Berisikan kemampuan untuk mengenali dan mengingat peristilahan, definisi,
fakta-fakta, gagasan, pola, urutan, metodologi, prinsip dasar dan sebagainya.
Pengetahuan juga diartikan sebagai kemampuan mengingat akan hal-hal yang
pernah dipelajaridan disimpan dalam ingatan. (WS Winkel, 1996:247)
2) Pemahaman (Comprehension)
Pemahaman didefinisikan sebagai kemampuan untuk menangkap makna dan
arti yang dari bahan yang dipelajari.45 Pemahaman juga dikenali dari
kemampuan untuk membaca dan memahami gambaran, laporan, tabel,
diagram, arahan, peraturan, dan sebagainya.
3) Aplikasi (Application)
Aplikasi atau penerapan diartikansebagai kemampuan untuk menerapkan suatu
kaidah atau metode bekerja pada suatu kasus atau problem yang konkret dan
baru.47 Di tingkat ini, seseorang memiliki kemampuan untuk menerapkan
gagasan, prosedur, metode, rumus, teori, dan sebagainya di dalam kondisi
kerja. (WS Winkel, 1996:247)
4) Analisis (Analysis)
Analisis didefinisikan sebagai kemampuan untuk merinci suatu kesatuan ke
dalam bagian-bagian, sehingga struktur keseluruhan atau organisasinya dapat
dipahami dengan baik. (WS Winkel, 1996:247) Di tingkat analisis, seseorang
akan mampu menganalisa informasi yang masuk dan membagi-bagi atau
menstrukturkan informasi ke dalam bagian yang lebih kecil untuk mengenali
pola atau hubungannya, dan mampu mengenali serta membedakan faktor
penyebab dan akibat dari sebuah skenario yang rumit.
5) Sintesis (Synthesis)
Sintesis diartikan sebagai kemampuan untuk membentuk suatu kesatuan atau
pola baru. (WS Winkel, 1996:247) Sintesis satu tingkat di atas analisa.
Seseorang di tingkat sintesa akan mampu menjelaskan struktur atau pola dari
sebuah skenario yang sebelumnya tidak terlihat, dan mampu mengenali data
atau informasi yang harus didapat untuk menghasilkan solusi yang dibutuhkan.
6) Evaluasi (Evaluation)
Evaluasi diartikan sebagai kemampuan untik membentuk suatu pendapat
mengenai sesuatu atau beberapa hal, bersama dengan pertanggungjawaban
pendapat itu, yang berdasarkan criteria tertentu. (WS Winkel, 1996:247)
Evaluasi dikenali dari kemampuan untuk memberikan penilaian terhadap
solusi, gagasan, metodologi, dengan menggunakan kriteria yang cocok atau
standar yang ada untuk memastikan nilai efektivitas atau manfaatnya.
b. Affective Domain (Ranah Afektif) berisi perilaku-perilaku yang menekankan
aspek perasaan dan emosi, seperti minat, sikap, apresiasi, dan cara penyesuaian
diri.
Tujuan pendidikan ranah afektif adalah hail belajar atau kemampuan yang
berhubungan dengan sikap atau afektif. Taksonomi tujuan pendidikan ranah
afektif terdiri dari aspek:
1) Penerimaan (Receiving/Attending)
Penerimaan mencakup kepekaan akan adanya suatu perangsang dan kesediaan
untuk memperhatikan rangsangsangan itu, seperti buku pelajaran atau
penjelasan yang diberikan oleg guru. (WS Winkel, 1996:248)
2) Tanggapan (Responding)
Memberikan reaksi terhadap fenomena yang ada di lingkungannya. Meliputi
persetujuan, kesediaan, dan kepuasan dalam memberikan tanggapan.
3) Penghargaan (Valuing)
Penghargaan atau penilaian mencakup kemampuan untuk memberikan
penilaian terhadap sesuatu dan membawa diri sesuai dengan penilaian itu.mulai
dibentuk suatu sikap menerima, menolak atau mengabaikan, sikap itu
dinyatakan dalam tingkah laku yang sesuai dengan konsisten dengan sikap
batin. (WS Winkel, 1996:248)
4) Pengorganisasian (Organization)
Memadukan nilai-nilai yang berbeda, menyelesaikan konflik di antaranya, dan
membentuk suatu sistem nilai yang konsisten.
Pengorganisasian juga mencakup kemampuan untuk membentuk suatu sistem
nilai sebagai pedoman dan pegangan dalam kehidupan. Nilai- nilai yang diakui
dan diterima ditempatkan pada suatu skala nilai mana yang pokok dan selalu
harus diperjuangkan, mana yang tidak begitu penting. (WS Winkel, 1996:248)
5) Karakterisasi Berdasarkan Nilai-nilai (Characterization by a Value or Value
Complex)
Memiliki sistem nilai yang mengendalikan tingkah-lakunya sehingga menjadi
karakteristik gaya-hidupnya.
Karakterisasinya mencakup kemampuan untuk menghayati nilai-nilai
kehidupan sedemikin rupa, sehingga menjadi milik pribadi (internalisasi) dan
menjadi pegangan nyata dan jelas dalam mengatur kehidupannya sendiri. (WS
Winkel, 1996:248)
c. Psychomotor Domain (Ranah Psikomotor) berisi perilaku-perilaku yang
menekankan aspek keterampilan motorik seperti tulisan tangan, mengetik,
berenang, dan mengoperasikan mesin.
Alisuf Sabri (1996:99-100) dalam buku Psikologi Pendidikan
menjelaskan, bahwa :
Keterampilan ini disebut motorik karena keterampilan ini melibatkan secara
langsung otot, urat dan persendian, sehingga keterampilan benar-benar berakar
pada kejasmanian. Orang yang memiliki keterampilan motorik mampu
melakukan serangkaian gerakan tubuh dalam urutan tertentu dengan
mengadakan koordinasi gerakan-gerakan anggota tubuh secara terpadu. Ciri
khas dari keterampilan motorik ini ialah adanya kemampuan automatisme,
yaitu gerakan-gerik yang terjadi berlangsung secara teratur dan berjalan dengan
enak, lancar dan luwes tanpa harus disertai pikiran tentang apa yang harus
dilakukan dan mengapa hal itu dilakukan. Keterampilan motorik lainnya yang
kaitannya dengan pendidikan agama ialah keterampilan membaca dan menulis
huruf Arab, keterampilan membaca dan melagukan ayat-ayat Al-Qur.an,
keterampilan melaksanakan gerakan-gerakan shalat. Semua jenis keterampilan
tersebut diperoleh melalui proses belajar dengan prosedur latihan.
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Pengertian
Untuk mencapai tujuan didalam penelitian diperlukan suatu cara
yang tepat, banyak metode yang dipergunakan untuk mencapai tujuan dalam
suatu penelitian. Menurut Muhammad Ali yang disadur oleh Colid Narbuka
dan Abu Ahmadi (2002:2).
Penelitian adalah suatu cara untuk memahami sesuatu dengan
melalui penyelidikan atau melalui usaha mencari bukti-bukti yang muncul
sehubungan dengan masalah itu, yang dilakukan secara hati-hati sekali
sehingga diperoleh pemecahannya.
Menurut Suharsimi Arikunto (2006:136), “Metode penelitian adalah
cara yang digunakan oleh peneliti dalam mengumpulkan data dalam
penelitiannya”. Berdasarkan pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa
metode penelitian adalah suatu cara pelaksanaan penelitian keilmuan dalam
rangka mendapatkan atau mengumpulkan fakta-fakta yang mendukukng
tercapainya tujuan penelitian.
B. Metode wawancara
Yang dimaksud dengan wawancara menurut Nazir (1988) adalah proses
memperoleh keterangan untuk tujuan penelitian dengan cara tanya jawab
sambil bertatap muka antara si penanya atau pewawancara dengan si
penjawab atau responden dengan menggunakan alat yang dinamakan
interview guide (panduan wawancara).
Wawancara merupakan metode pengumpulan data dengan jalan tanya
jawab sepihak yang dilakukan secara sistematis dan berlandaskan kepada
tujuan penelitian (Lerbin,1992 dalam Hadi, 2007). Tanya jawab ‘sepihak’
berarti bahwa pengumpul data yang aktif bertanya, sermentara pihak yang
ditanya aktif memberikan jawaban atau tanggapan. Dari definisi itu, kita
juga dapat mengetahuibahwa Tanya jawab dilakukan secara sistematis,
telah terencana, dan mengacu pada tujuan penelitian yang dilakukan.
Pada penelitian ini penulis mewawancari murid dan guru dengan
pertanyaan tersusun.
BAB IV
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Peningkatan mutu pendidikan dirasakan sebagai suatu kebutuhan bangsa
yang ingin maju. Dalam dunia pendidikan selalu terjadi usaha
pengembangan untuk meningkatkan mutu pendidikan. Pendidikan
merupakan faktor utama dalam pembentukan pribadi manusia. Pendidikan
sangat berperan dalam membentuk baik buruknya pribadi manusia.
Disamping aktivitas belajar, prestasi belajar juga dipengaruhi oleh
kemandirian belajar. Kemandirian belajar merupakan salah satu unsur
yang penting. Kemandirian menekankan pada aktivitasnya mahasiswa
dalam belajar yang penuh tanggung jawab atas keberhasilan dalam belajar.
Untuk meningkatkan kemandirian mahasiswa dapat dipupuk dengan
memberi tugas.
B. SARAN
Mungkin inilah yang diwacanakan pada penulisan kelompok ini meskipun
penulisan ini jauh dari sempurna minimal kita mengimplementasikan
tulisan ini. Masih banyak kesalahan dari penulisan kelompok kami, karna
kami manusia yang adalah tempat salah dan dosa: dalam hadits “al insanu
minal khotto’ wannisa’, dan kami juga butuh saran/ kritikan agar bisa
menjadi motivasi untuk masa depan yang lebih baik daripada masa
sebelumnya.
DAFTAR ISI
Sitti Rahmawati. 2008. Peningkatan Prestasi Belajar Siswa Kelas XII IPA.7 terhadap Redoks dan Elektrokimia dengan Menggunakan Sistem Tutor Sebaya. (online), (http://oke.or.id, diakses tanggal 15 JANUARI 2013 2013).
Kumaidi, 1998. Pengukuran Bekal Awal Belajar dan Pengembangan Tesnya. Journal Ilmu Pendidikan (online), Jilid 5 nomor 4, (http//www.malang.ac.id. diakses tanggal 15 Januari 2009).
Arikunto, Suharsini 2996. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakart.
Rineka Cipta.
Sugiyono. 2007. Statistik untuk Penelitian. Bandung. Alpahbet
Supranto, J.2007. Metode Penelitian Bisnis. Jakarta. Rineka Cipta.