presus ikk paulinam.docx
TRANSCRIPT
PRESENTASI KASUS
VERTIGO SENTRAL PADA JANDA PARUH BAYA DENGAN STATUS
GIZI BERLEBIH TIDAK BEKERJA DENGAN STATUS SOSIAL
EKONOMI RENDAH SERTA FUNGSI KELUARGA KURANG SEHAT
DALAM RUMAH TANGGA TIDAK BERPERILAKU HIDUP BERSIH
DAN SEHAT
Diajukan untuk Memenuhi Sebagian Syarat
Mengikuti Ujian Kepaniteraan Klinik Bagian Ilmu Kedokteran Keluarga
PUSKESMAS WIROBRAJAN YOGYAKARTA
Disusun oleh
Paulina Maysarah
2009 031 0029
FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA
2014
1
LEMBAR PENGESAHAN
PRESENTASI KASUS
VERTIGO SENTRAL PADA JANDA PARUH BAYA DENGAN STATUS
GIZI BERLEBIH TIDAK BEKERJA DENGAN STATUS SOSIAL
EKONOMI RENDAH SERTA FUNGSI KELUARGA KURANG SEHAT
DALAM RUMAH TANGGA TIDAK BERPERILAKU HIDUP BERSIH
DAN SEHAT
Disusun oleh:
Paulina Maysarah
20090310029
Mengetahui,
Dosen Pembimbing & Penguji Klinik
Dosen Pembimbing Fakultas
dr. Oryzati Hilman M.Sc.CMFM.,PhD
Dosen Pembimbing Puskesmas
dr. Nurzammi
Mengetahui,
Kepala Puskesmas Wirobrajan
dr. Iva Kusdyarini
2
KATA PENGANTAR
Segala puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT yang telah
melimpahkan rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan
presentasi kasus ini dengan judul “Vertigo Sentral Pada Janda Paruh Baya
Dengan Status Gizi Berlebih Tidak Bekerja Status Dengan Sosial Ekonomi
Rendah Serta Fungsi Keluarga Kurang Sehat Dalam Rumah Tangga Tidak
Berperilaku Hidup Bersih Dan Sehat”.
Presentasi kasus ini disusun untuk memenuhi sebagian syarat untuk
menyelesaikan kepaniteraan klinik bagian Ilmu Kedokteran Keluarga di
Puskesmas Wirobrajan.
Banyak hambatan dalam penyusunan makalah ini, namun berkat dukungan
dari banyak pihak akhirnya penulis dapat menyelesaikan laporan kepaniteraan
klinik kedokteran keluarga ini. Penulis menyampaikan rasa terimakasih yang
sebesar-besarnya kepada semua pihak yang telah memberikan bantuan selama ini
dalam penulisan presentasi kasus ini, antara lain:
1. dr. Iva Kusdyarini, selaku kepala Pusekesmas Wirobrajan Yogyakarta
yang telah bersedia memberi kami kesempatan untuk belajar banyak di
puskesmas ini.
2. dr. Nurzammi dan dr. Nurwahyuningsih selaku dokter pembimbing
puskesmas yang telah memberikan pengarahan dan bimbingan dari mulai
persiapan, penyusunan hingga penulisan presentasi kasus ini selesai.
3. dr. Oryzati Hilman, selaku dokter pembimbing klinik di Fakultas
Kedokteran dan Ilmu Kesehatan stase Ilmu Kedokteran Keluarga yang
3
telah memberi banyak masukan untuk menyempurnakan penulisan
presentasi kasus ini.
4. Seluruh dokter Puskesmas Wirobrajan dan seluruh dosen Fakultas
Kedokteran dan Ilmu Kesehatan yang selama ini telah memberikan ilmu
dan nasehat.
5. Seluruh karyawan Puskesmas Wirobrajan dan karyawan Fakultas
Kedokteran dan Ilmu Kesehatan yang telah membantu kelancaran dalam
penulisan presentasi kasus ini.
Semoga Allah SWT senantiasa melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya
kepada semua pihak yang telah banyak membantu penulis dalam penulisan
presentasi kasus ini dan dicatat sebagai amal sholeh.
Penulis menyadari bahwa presentasi kasus ini jauh dari kesempurnaan
oleh karena itu kritik dan saran yang bersifat membangun sangat penulis harapkan
demi kesempurnaan laporan kepaniteraan klinik kedokteran keluarga ini.
Semoga laporan kepaniteraan klinik kedokteran keluarga ini dapat
bermanfaat bagi penulis dan semua pihak yang membacanya.
Yogyakarta, Desember 2014Penyusun
4
DAFTAR ISI
LEMBAR PENGESAHAN.....................................................................................ii
KATA PENGANTAR.............................................................................................1
DAFTAR ISI............................................................................................................2
BAB IPENDAHULUAN.........................................................................................5
A.LATAR BELAKANG MASALAH.................................................................5
B. RUMUSAN MASALAH................................................................................6
C. TUJUAN PENULISAN .................................................................................6
D. MANFAAT PENULISAN..............................................................................7
BAB IITINJAUAN PUSTAKA..............................................................................8
1. DIABETES MELLITUS
A. DEFINISI........................................................................................................8
B.KLASIFIKASI DIABETES MELLITUS........................................................8
C. PENYEBAB DIABETES MELLITUS.........................................................10
D. PATOFISIOLOGI.........................................................................................11
E. DIAGNOSIS DIABETES MELLITUS........................................................12
F. FAKTOR RISIKO.........................................................................................13
G. KOMPLIKASI..............................................................................................16
H. TATALAKSANA DIABETES MELLITUS................................................18
BAB IIILAPORAN KASUS.................................................................................29
A. IDENTITAS.................................................................................................29
B. ANAMNESIS...........................................................................................…29
C. PEMERIKSAAN FISIK...............................................................................33
D. PEMERIKSAAN PENUNJANG.................................................................35
E. DIAGNOSIS KERJA...................................................................................35
G. PENATALAKSANAAN.............................................................................36
BAB IV..................................................................................................................37
PEMBAHASAN....................................................................................................37
5
A. ANALISIS KASUS......................................................................................37
B. ANALISIS KUNJUNGAN RUMAH..........................................................37
C. FAMILY ASSESSMENT TOOLS...............................................................42
D. DIAGNOSIS HOLISTIK.............................................................................48
E. MANAGEMENT KOMPREHENSIF.........................................................48
BAB VPENUTUP.................................................................................................50
A. KESMPULAN..............................................................................................50
B. SARAN........................................................................................................50
DAFTAR PUSTAKA..............................................................................................li
6
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG MASALAH
B. PROFIL PUSKESMAS
Puskesmas Wirobrajan adalah unit pelaksanaan teknis dinas kesehatan di
wilayah kerja Kecamatan Wirobrajan. Unit pelaksanaan teknis dinas kesehatan
adalah unit yang melaksanakan tugas teknis operasional di wilayah kerja
puskesmas sebagai unit pelaksana tingkat pertama pembangunan kesehatan di
Indonesia.
Di Kecamatan Wirobrajan terdapat satu puskesmas induk yaitu Puskesmas
Wirobrajan dengan Puskesmas Pembantu Tegalmulyo. Puskesmas Wirobrajan
terletak di kota Yogyakarta dengan batas-batas wilayah sebagai berikut: sebelah
utara adalah Kecamatan Tegalrejo, sebelah timur adalah Kecamata Ngampilan
dan Kecamatan Matrijeron, sebelah selatan dan barat adalah Kecamatan Kasihan,
Kabupaten Bantul.
Luas wilayah Kecamatan Wirobrajan adalah 1,78 km2 dengan pembagian
kelurahan menjadi tiga kelurahan yang terdiri dari: Kelurahan Pakuncen yang
terletak di bagian utara dengan 58 RT dan 12 RW, Kelurahan Wirobrajan terletak
di bagian tengah dengan 56 RT dan 12 RW, Kelurahan Patang puluhan terletak di
bagian selatah dengan 51 RT dan 10 RW.
Jumlah penduduk Kecamatan Wirobrajan adalah 28.152 jiwa dengan jumlah
kepala keluarga 8.592 dan terdiri dari 165 RT, 34 RW, serta 36 posyandu. Sasaran
kesehatan wilayah kerja Puskesmas Wirobrajan yang mengacu pada Indikator
Indonesia Sehat 2010 dan Standar Pelayanan Medik seperti derajat kesehatan,
keadaan lingkungan, perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS), pelayanan
kesehatan, dan perbaikan gizi masyarakat.
7
Puskesmas Wirobrajan belum dilengkapi dengan fasilitas rawat inap namun
sudah terdapat fasilitas ambulans dan Instalasi Gawat Darurat (IGD) yang pada
saat jam kerja dapat digunakan. Kegiatan pelayanan umum meliputi balai
pengobatan umum (BPU), balai pengobatan gigi (BPG), balai kesehatan ibu dan
anak/ keluarga berencana (BKIA/ KB), unit farmasi, unit kesehatan sekolah
(UKS), konseling gizi, kesehatan lingkungan, promosi kesehatan dan poli lanjut
usia (lansia), konseling PHBS, konseling psikologi, dan konseling berhenti
merokok.
Tabel 1. Rekapitulasi 10 Besar Diagnosis Pasien Puskesmas
Periode 1 – 30 November 2014
NO.KODE DIAGNOSIS
NAMA JUMLAH
1 I10 Hipertensi Primer 456
2 J00 Nasopharingitis Akut (common cold) 222
3 E11 Type 2: Non insulin dependen DM 290
4 M13 Arthritis tdk spesifik 72
5 M25.5 Arthralgia 80
6 J02 Pharingitis 44
7 K30 Dyspepsia 62
8 J06.9 Ispa, infeksi saluran pernafasan atas 40
9 H81.4 Vertigo of central origin 58
10 R42 Pusing kepala dan kepeningan 101
11 R50 Demam yang sebabnya tak diketahui 75
12 M79.1 Myalgia 60
13 K29 Gastritis 59
14 M19.9 Osteoartritis/OA 55
15 K00.6 Disturbances in tooth eruption 54
16 K04.6 Periapical abscess with sinus 49
17 M54.5 Low back pain 44
18 J06.9 Diare dan Gastroentritis non spesifik 43
19 Z34 Pengawasan kehamilan normal 38
20 E78Gangguan metabolisme lipoprotein dan lipidal urin lain
37
Sumber : Puskesmas Wirobrajan (Diunduh pada 1 september 2014)
8
C. RUMUSAN MASALAH
Berdasarkan latar belakang masalah di atas, masalah yang dapat
dirumuskan adalah:
1. Apa saja faktor risiko yang ditemukan pada pasien ini?
2. Bagaimana family assessment tools pada pasien ini?
3. Bagaimana manajemen komprehensif pada pasien ini?
D. TUJUAN PENULISAN
a. Tujuan umum
Presentasi Kasus ini diajukan untuk memenuhi sebagian syarat mengikuti
ujian kepaniteraan klinik program pendidikan profesi di bagian Ilmu
Kedokteran Keluarga Fakultas Kedokteran dan Ilmu
KesehatanUniversitas Muhammadiyah Yogyakartadi Puskesmas
Wirobrajan Yogyakarta.
b. Tujuan khusus
Untuk mengetahui definisi, epidemiologi, klasifikasi, etiologi dan faktor
resiko, patofisiologi, diagnosis, penatalaksanaan, dan komplikasi dari
vertigo sentral pada pasien dengan sosial ekonomi rendah serta fungsi
keluarga kurang sehat dalam rumah tangga tidak berperilaku hidup bersih
dan sehat. Serta mampu memberikan manajemen penatalaksanaan
komprehensif pada pasien sesuai dengan disease dan ilnessnya.
E. MANFAAT PENULISAN
Berikut adalah beberapa manfaat penulisan laporan kasus kepaniteraan
klinik ilmu kedokteran keluarga mengenai penyakit vertigo sentral kronik :
1. Manfaat untuk puskesmas
Sebagai sarana kerja sama yang saling menguntungkan untuk dapat
meningkatkan pelayanan kesehatan terhadap masyarakat dan mendapat
9
umpan balik dari hasil evaluasi dokter muda dalam rangka
mengoptimalkan peran puskesmas
2. Manfaat untuk mahasiswa
Sebagai sarana keterampilan dan pengalaman dalam upaya pelayanan
kesehatan dengan menerapkan prinsip kedokteran keluarga.
10
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
1. VERTIGO
11
A. DEFINISI
12
BAB III
LAPORAN KASUS
A. Identitas
Nama : Ny. E
Usia : 54 tahun
Jenis Kelamin : Wanita
Alamat : Kuncen
Agama : Islam
Suku : Jawa
Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga
Status Perkawinan : Menikah
Pendidikan Terakhir : Tamatan SMA
Jaminan Kesehatan : JAMKESMAS
Kunjungan Puskesmas : 11 Desember 2014
Kunjungan Rumah : 12 Desember 2014
B. Autoanamnesis
Anamnesis disease:
1. Keluhan Utama: Kepala terasa pusing berputar - putar
2. Riwayat Penyakit Sekarang:
Sejak +/- 4 hari yang lalu pasien mengeluh pusing berputar – putar, kadang
terasa lemas seperti ingin pingsan. Pusing hilang timbul, dengan frekuensi
sering dalam sehari. Keluhan bertambah berat ketika pasien beraktivitas,
dan keluhan berkurang ketika pasien istirahat, tidur dan minum air putih
hangat. Menurut keterangan pasien, ia memiliki riwayat vertigo yang sering
kambuh – kambuhan. Pasien sudah +/- 37 tahun menderita vertigo dan
sering kambuh – kambuhan hingga sekarang. Namun +/- 1 tahun ini pasien
sudah jarang merasakan keluhan pusing berputar seperti yang dirasakan
13
sekarang. Pasien juga mengeluh badan terasa pegal, kadang – kadang nyeri
pada persendian dan tangan terasa agak kaku.
3. Riwayat Penyakit Dahulu:
Riwayat hipertensi : disangkal
Riwayat penyakit jantung : disangkal
Riwayat asma : disangkal
Riwayat alergi obat : disangkal
Riwayat opname : disangkal
Riwayat penyakit ginjal : disangkal
Riwayat kelahiran : pasien lahir cukup bulan dengan
persalinan normal dan BBL 2000gr.
Riwayat demam tinggi dan kejang pada waktu umur sekitar < 2
tahun.
Menurut keterangan pasien, saat pasien berumur sekitar 12 tahun,
pasien pernah mengalami trauma terjatuh dari sepeda dan tidak
sadarkan diri sekitar lebih dari 3 jam.
4. Riwayat Penyakit Keluarga:
Riwayat Hipertensi : Ibu pasien (+)
Riwayat Penyakit jantung : Ayah pasien (+)
Riwayat Diabetes mellitus : disangkal
Riwayat kelainan kelenjar getah bening : Kakak pertama (+).
Riwayat penyakit ginjal : disangkal
Riwayat Hepatitis : Kakak kedua (+)
Riwayat Vertigo : Adik terakhir (+)
Riwayat asma dan alergi di keluarga disangkal.
5. Riwayat Personal Sosial:
Pendidikan
Pasien merupakan tamatan SMA, tidak melanjutkan ke jenjang
selanjutnya karena faktor ekonomi.
Pekerjaan
14
Pasien adalah seorang ibu rumah tangga. Sehari - hari pasien mengurus
rumah dan anak – anaknya dan membantu anaknya berjualan pakaian
dan jilbab di rumahnya. Pasien memenuhi kebutuhan sehari-hari
dengan mengandalkan dari penghasilan penjualan barang tersebut.
Penghasilan yang didapat tidak tentu. Penghasilan rata-rata perbulan
500.000 – 1.000.000/bulan. Pasien merasa penghasilan keluarganya
kurang untuk kebutuhan sehari – hari dan pasien hampir tak bisa
menabung untuk kebutuhan lainnya.
Perkawinan
Pasien menikah ± tahun 1984 saat pasien berusia 24 tahun. Dari hasil
perkawinan pasien dikaruniai 4 orang anak. Suami pasien telah
meninggal dunia pada tahun 2007 karena stroke dan DM. Hubungan
pasien dengan anak – anaknya baik, namun pasien sering konflik
dengan anak pertamanya.
Sosialisasi
Pasien tidak terlalu suka bersosialisasi dengan masyarakat sekitarnya,
karena merasa tidak nyaman dan sering berkonflik dengan
tetangganya. Pasien menutup diri dari aktivitas masyarakat. Tetapi
kadang – kadang pasien mengikuti pengajian dan senam lansia
bersama di lingkungan sekitar rumah.
Gaya Hidup
Pasien biasa makan 2x-3x sehari. Setiap hari pasien memiliki
kebiasaan makan nasi dan sayur dengan porsi secukupnya. Biasanya
pasien masak sekali sehari yaitu pada pagi hari, dan makanan untuk
persedian pagi hingga malam. Pasien tidak merokok, tidak minum
minuman beralkohol serta tidak mengkonsumsi obat terlarang. Setiap
hari pasien selalu beristirahat tidur siang sekitar 1 jam, sedangkan
malam hari, pasien beristirahat hingga 7 jam. Pasien kadang
berolahraga 2x seminggu dengan mengikuti senam lansia. Pasien lebih
banyak menghabiskan waktu untuk duduk dan beristirahat sambil
membaca buku. Saat stress, pasien mengurangi stress dengan cara
15
lebih banyak beribadah dan membaca Al – Qur’an. Pasien sering cepat
cemas dan khawatir dengan masalah – masalah yang kadang terjadi di
keluarganya.
Pengobatan
Pasien lebih sering beristirahat jika penyakitnya kambuh, dan baru
berobat jika penyakitnya semakin parah hingga membuat ia hampir
pingsan.
Anamnesis illness
Perasaan
Pasien terkadang khawatir dan cemas jika penyakitnya kembali
kambuh. Namun sekarang pasien pasrah dengan penyakitnya ini, ia
merasa sudah berusaha untuk selalu sehat dan yakin bahwa
penyakitnya ini dari Tuhan dan pasti bisa sembuh.
Ide-ide
Menurut pasien penyakit Vertigonya ini tidak terlalu berbahaya
dan dengan istirahat penyakitnya ini dapat diatasi tanpa harus
berobat.
Harapan pasien
Pasien ingin selalu dalam keadaan sehat dan ingin penyakit
vertigonya ini tidak kambuh – kambuhan agar aktivitasnya tidak
terganggu.
Efek terhadap fungsi social dan ekonomi
Semenjak mengidap penyakit vertigo, pasien mengaku lebih
berhati – hati dalam beraktivitas karena kadang – kadang ketika
kambuh pasien tidak kuat dan pingsan. Pasien sering mual dan
lebih banyak istirahat. Pasien mengaku penyakitnya terkadang
sangat mengganggu sehingga pekerjaan rumah sering terbengkalai.
6. Review Anamnesis Sistem:
Kepala/leher: Penglihatan kabur (+) rw. miopi.
Sistem pernapasan: Tak ada keluhan.
16
Sistem peredaran darah dan jantung: Tak ada keluhan.
Sistem pencernaan: Tak ada keluhan.
Sistem saluran kencing dan kelamin: Tak ada keluhan
Sistem tulang dan otot : Sering pegal – pegal.
Sistem persarafan: Sering pusing berputar.
C. Pemeriksaan Fisik
1. Kesan dan Keadaan Umum: Compos Mentis, baik
2. Tanda-tanda Vital
Tekanan Darah : 100/70 mmHg
Nadi : 66 x/menit, reguler, isi dan tegangan cukup.
Suhu badan : 36,6°C
Pernapasan : 21 x/menit
3. Antropometri
Tinggi Badan : 152 cm
Berat Badan : 54 kg
Indeks Massa Tubuh: 23,47
Lingkar perut : 90 cm
Lingkar lengan atas : 31 cm
4. Status Gizi: overweight
5. Pemeriksaan Kepala
Bentuk kepala : Simetris,mesosefal
Rambut : Lurus, warna putih.
6. Pemeriksaan Mata
Bulu mata : Dalam batas normal
Konjungtiva
Bulbi : Injeksi (-/-)
Palpebra : Hiperemis (-/-)
Kornea : Arcus senilis (-/-)
Bilik mata depan : Dalam, jernih/dalam, jernih
Pupil : Reflek cahaya (+/+), isokor
17
Lensa : Jernih/jernih
Visus : Tidak dilakukan
Pemeriksaan oftalmoskopi: Tidak dilakukan
7. Pemeriksaan Telinga : Otore (-/-), nyeri tekan (-/-), serumen (-/-)
8. Pemeriksaan Hidung : Sekret (-/-), epistaksis (-/-)
9. Pemeriksaan Leher
Kelenjar tiroid : Tidak membesar
Kelenjar lnn : Tidak membesar, nyeri (-)
JVP : Tidak meningkat
10. Pemeriksaan Dada
Pulmo:
Inspeksi: simetris, ketertinggalan gerak (-), deformitas (-), retraksi
(-)
Palpasi: simetris, ketertinggalan gerak (-), vokal fremitus normal
Perkusi: sonor pada seluruh lapang paru
Auskultasi: vesikuler (+/+) normal, ronkhi (-/-), wheezing (-/-)
Cor:
Inspeksi: ictus cordis tak tampak
Palpasi: ictus cordis teraba di SIC V
Perkusi: batas jantung kanan atas: SIC II parasternal dextra.
Kanan bawah: SIC IV parasternal dextra. Kiri atas: SIC II
parasternal sinistra. Kiri bawah: SIC V linea midclavicula sinistra
Auskultasi: S1-S2 reguler, bising (-)
11. Pemeriksaan Abdomen:
Inspeksi: datar, jejas (-)
Auskultasi: bising usus (+) normal
Palpasi: supel, nyeri tekan (-), hepar lien tak teraba, massa (-), ascites (-)
Perkusi: timpani pada seluruh lapang perut
12. Pemeriksaan Ekstrimitas:
13. Tabel 6. Pemeriksaan Ekstremitas
Tungkai Lengan
18
Kanan Kiri Kanan Kiri
Gerakan
Tonus
Trofi
Edema
Akral
Nyeri
Pembengkakan
sendi
Kekuatan
Tremor
Luka
Clavus
Pale
Pulsatil
Nadi
Bebas
Normal
Eutrofi
-
Hangat
-
-
+5
-
-
-
-
Normal
Reguler
Bebas
Normal
Eutrofi
-
Hangat
-
-
+5
-
-
-
-
Normal
Reguler
Bebas
Normal
Eutrofi
-
Hangat
-
-
+5
-
-
-
-
Normal
Reguler
Bebas
Normal
Eutrofi
-
Hangat
-
-
+5
-
-
-
-
Normal
Reguler
D. Pemeriksaan Penunjang
Tidak dilakukan
E. Diagnosis Banding
Vertigo Sentral
Vertigo Perifer
F. Diagnosis Kerja
Vertigo Sentral
G. Penatalaksanaan
Farmakologis
Betahistine 2 x 1
19
Bioneuron 1 x 1
Non farmakologis
- Edukasi, meliputi :
a. Penyakit yang diderita pasien : penyebab, gejala, komplikasi dan
pengelolaannya.
b. Modifikasi gaya hidup sehat
Menjaga pola hidup sehat untuk mendapatkan kualitas hidup yang
baik
Perbanyak makan buah dan sayur setiap hari
Menjaga berat badan ideal
Melakukan aktivitas fisik seperti bersepeda, jalan kaki, aerobic.
Dilakukan 3-5 kali seminggu dengan durasi 30 menit
Mengatur pola istirahat, yaitu istirahat cukup 6 – 8 jam / hari
Mengelola stress
Terapi Nutrisi Medis
Perhitungan kalori: metode perhitungan kebutuhan kalori harian istirahat atau
BMR (basal metabolic rate) menggunakan rumus Harris – Benedict.
Rumus BMR wanita = 655 + (9,6 x bb dalam kg) + (1,8 x tb dalam cm) – (4,7 x
umur dalam tahun)
Kebutuhan kalori basal per hari :655 + (9,6 x BB) + (1,8 x TB) – (4,7 x U)
655 +(9,6 x 54) + (1,8 x 152) – (4,7 x 55)
1188.5 kkalori= 1189 kkalori
Kebutuhan kalori per hari : AMB x aktivitas fisik
1189 x 1,55 = 1843 kkalori
Kebutuhan karbohidrat : 60 % x 1843 = 1106 kkalori
= 276.45 gram
Kebutuhan protein : 20 % x 1843 = 368.6 kkalori
= 92.15 gram
Kebutuhan lemak : 20 % x 1843 = 368.6 kkalori
= 368.6/9 = 40.95 gram
20
Kebutuhan kalori dibagi 6x sehari: sarapan 20%, snack pagi10%, makan siang
30%, snack sore10% , makan malam 20%, snack malam 10%.
Waktu Menu Bahan Berat
(gr)
Kalori
(kkal)
Lemak
(gr)
Protein
(gr)
Karbohidrat
(gr)
Sarapan
(07.00)
Nasi putih
oseng telur
wortel
Sayur bening
bayam dan
jagung
Perkedel
tempe
Jeruk manis
2 buah
Nasi Putih
Telor ayam
Wortel
Minyak sawit
Bayam
Jagung
Tempe
Jeruk
100
50
50
5
100
50
50
110
175
50
25
50
25
25
75
50
4
7
0,5
-
1
1
3
-
-
2
-
5
-
-
5
-
40
-
2,5
-
5
5
7
6
Selingan
I
(10.00)
Pisang
Bayam
Pisang
Bayam
150
100
50
25
-
1
-
-
12
5
Makan
siang
(13.00)
Nasi putih
Sop
Tempe
Apel
Beras
Makroni
Bakso
Wortel
Kol
Tahu
Apel
100
50
170
50
5
110
85
175
175
50
25
50
75
50
4
4
2
-
-
3
-
-
-
7
1
1
5
-
40
40
-
5
5
7
12
Selingan
II
(16.00)
Sawi rebus
Jeruk manis
2 buah
Sawi
Jeruk
100
110
25
50
-
-
1
-
5
12
Makan Nasi putih Beras 100 175 - 4 40
21
malam
(19.00) Sayur labu
Telur dadar
Oseng tempe
Apel
Labu siam
Telur ayam
Minyak sawit
Tempe
Jambu Air
50
50
50
50
110
25
50
50
75
50
-
7
-
5
-
1
2
5
3
-
5
-
-
7
12
Selingan
III
(21.00)
Pisang rebus
Pepaya
Pisang
Apel
150
85
50
50
-
-
-
-
12
12
Konsumsi air putih 8 – 10 gelas per hari
Tabel 5. Menu makanan sehari-hari
BAB IV
PEMBAHASAN
22
U
Masjid Kuncen Rumah
Pasien
A. ANALISIS KASUS
Diagnosis klinis pada pasien ini adalah vertigo sentral. Diagnosis tersebut
didapatkan berdasarkan anamnesis dan pemeriksaan fisik, yang mengarah
pada vertigo sentral. Berdasarkan anamnesis pasien menderita vertigo sejak
37 tahun yang lalu. Pasien sering mengeluh pusing berputar – putar, kadang
terasa lemas seperti ingin pingsan, bahkan kadang sampai pingsan. Riwayat
trauma kepala yang pernah dialami pasien ketika usia 12 tahun menjadi
salah satu faktor resiko vertigo sentral.
B. ANALISIS KUNJUNGAN RUMAH
1. Kondisi Pasien
Kunjungan ke rumah dilakukan pada tanggal 13 Desember 2014.
Pada saat kunjungan, keadaan umum pasien tampak baik. Dari
pemeriksaan fisik didapatkan tekanan darah 100/70 mmHg, nadi
66x/menit, frekuensi pernafasan 21x/menit, dan suhu 36,6˚C.
2. Keadaan Rumah
a) Lokasi : Rumah pasien terletak di Kuncen
wirobrajan 1 RT 21 RW 05 No 458, kelurahan Wirobrajan,
kecamatan Wirobrajan, Yogyakarta. Rumah tersebut terletak di
kawasan padat penduduk, tidak berlokasi di tempat yang berbahaya
dan cukup jauh dari sungai.
23
b) Kondisi rumah : bangunan permanen, berdinding tembok,
lantai keramik, atap dari genting ada langit-langit. Ventilasi udara
kurang dan sinar matahari kurang masuk ke dalam rumah
c) Luas : luas rumah 6 m x 8 m = 48 m2, jumlah
penghuni dalam satu rumah ada lima orang
d) Lantai Rumah : lantai keramik kurang bersih.
e) Pembagian ruangan : rumah terdiri atas satu ruang untuk ruang
tamu menjadi satu dengan ruang usaha, ruang makan, kamar tidur
terpisah dengan sekat permanen, ruang keluarga diisi oleh televisi
yang berada di atas lemari kecil, satu kamar mandi, dan satu dapur.
f) Pencahayaan : Cahaya yang masuk ke ruangan kurang,
jendela ruang tamu jarang dibuka, pasien jarang menyalakan lampu
pada siang hari.
g) Sanitasi Dasar : Kebutuhan air untuk sehari – hari
menggunakan air PAM, di dalam rumah terdapat satu jamban.
Sampah dikumpulkan disatu tempat pada halaman depan.
h) Kebersihan dan tata letak barang dalam ruangan: Kebersihan
rumah tampak kurang bersih dan kurang rapi.
i) Kepemilikan : rumah dan tanah merupakan milik orang tua
j) Letak rumah :
Denah rumah Ny. E dibuat 12 Desember 2014
24
Utara
J
KT
D+ RM
RK
RT + RU
Skala 1: 100
3. Lingkungan Sekitar
a. Halaman : Rumah pasien. memiliki halaman yang dipisahkan oleh pagar,
disamping rumah pasien langsung berhubungan dengan rumah tetangga
yang saling berdempetan hanya terpisah oleh tembok.
b. Pengolahan Limbah : Air limbah langsung mengalir ke selokan tertutup
(saluran kota) untuk diolah lebih lanjut. Untuk penampungan sampah,
dikumpulkan satu tempat di halaman, tempat sampah tidak tertutup.
c. Rumah Tetangga : Rumah pasien dan tetangga saling berdekatan,
dipisahkan oleh tembok rumah masing-masing.
Pedoman Umum Gizi Sehari-hari (PUGS)
No
.
PUGS Jawaba
n
Sko
r
1 Makan beraneka ragam makanan. Ya 1
2 Makan makanan untuk memenuhi kecukupan Ya 1
25
Keterangan :
RT : ruang tamu
RU : ruang usaha
RK : ruang keluarga
KT Kamar tidur
J : Jamban
D : Dapur
RM : Ruang makan
energi.
3 Makan sumber karbohidrat setengah dari
kebutuhan energi.
Tidak 0
4 Batasi konsumsi lemak dan minyak
seperempat dari kebutuhan energi.
Tidak 0
5 Gunakan garam beryodium Ya 1
6 Makanlah makanan sumber zat besi. Tidak 0
7 Berikan Air Susu Ibu (ASI) saja (ASI
Eksklusif) sampai bayi umur 6 bulan
Tidak 0
8 Biasakan makan pagi. Ya 1
9 Minumlah air bersih dan aman yang cukup. Ya 1
10 Lakukan aktivitas fisik dan olahraga secara
teratur.
Tidak 0
11 Hindari minum minuman berakohol. Ya 1
12 Makanlah makanan yang aman bagi
kesehatan.
Ya 1
13 Bacalah label pada makanan yang dikemas. Tidak 0
TOTAL 7
Interpretasi :
Nilai PUGS keluarga <60%
Keluarga tidak menerapkan pedoman umum gizi seimbang
Identifikasi Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS)
No
.Indikator / Pertanyaan Jawaban Skor
1 Persalinan ditolong oleh tenaga kesehatan - -
2 Pemberian Asi eksklusif pada bayi usia 0 - 6 bulan - -
3 Menimbang berat badan balita setiap bulan - -
4 Menggunakan air bersih yang memenuhi syarat Ya 1
26
kesehatan
5 Mencuci tangan dengan air bersih dan sabun Ya 1
6 Menggunakan jamban sehat Ya 1
7 Melakukan Pemberantasan Sarang Nyamuk di
rumah dan lingkungannya sekali semingguYa 1
8 Mengkonsumsi sayuran dan atau buah setiap hari Tidak 0
9 Melakukan aktivitas fisik atau olahraga Tidak 0
10 Tidak Merokok Ya 1
Karena terdapat 2 jawaban Tidak, maka pasien termasuk kategori
tidak berperilaku hidup bersih dan sehat
Indikator Penilaian Rumah Sehat
Tabel 7. Penilaian Rumah Sehat
NO KOMPONEN
RUMAH YG KRITERIA NILAI BOBOT
DINILAI
J U M L A H J I W A 4
J U M L A H KK 1
I KOMPONEN 31
RUMAH
1 Langit-langit a. Tidak ada 0
b. Ada, kotor, sulit dibersihkan dan rawan 1
Kecelakaan
c. Ada, bersih dan tdk rawan kecelakaan 2 62
2 Dinding a. Bukan tembok(terbuat dr anyaman 1
bambu/ilalang)
b. Semi permanen/setengah tembok/pasa- 2
ngan batu /bata yg tidak diplester/papan
yang tidak kedap air.
c. Permanen (tembok/pasangan batu bata 3 93
yg diplester) papan kedap air.
3 Lantai a. Tanah 0
27
b. Papan/anyaman bambu dekat dngn 1
tanah / Plesteran yang retak dan berdebu
c. Diplester/Ubin/Keramik/papan (rumah 2 62
panggung)
4 Jendela a. Tidak ada 0 0
kamar tidur b. Ada 1
5 Jendela ruang a. Tidak ada 0 31
keluarga b. Ada 1
6 Ventilasi a. Tidak ada 0
b. Ada, luas ventilasi permanen <10% dari 1 31
luas lantai
c. Ada, luas ventilasi permanen >10% dari 2
luas lantai
7 Lubang asap a. Tidak ada 0 0
dapur b. Ada, lubang ventilasi dapur < 10 % dari 1
luas lantai dapur
c. Ada, lubang ventilasi > 10 % dari luas 2
lantai dapur (asap keluar dengan sempurna.
8 Pencahayaan a. Tidak terang, tidak dpt dpergunakan untuk 0
Membaca
b. Kurang terang, sehingga kurang jelas untuk 1
membaca dengan normal.
c. Terang dan tidak silau sehingga dapat diper- 2 31
gunakan untuk membaca dengan normal.
II SARANA 25
SANITASI
1 Sarana Air Jenis sarana
bersih (SGL/ a. Tidak ada 0
SPT/PP/KU/ b. Ada, bukan milik sendiri dan tidak memenuhi 1
PAH) syarat kesehatan.
1 = SGL c. Ada, milik sendiri dan tidak memenuhi syarat 2 125
2= PAM Kesehatan
3= SPT d. Ada, bukan milik sendiri dan memenuhi 3
syarat kesehatan.
28
e. Ada, milik sendiri dan memenuhi syarat 4
kesehatan.
2 Jamban
(Sarana Jenis sarana
pembuangan a. Tidak ada 0
kotoran) b. Ada, bukan leher angsa, tdk ada tutup 1
1= LEHER disalurkan ke sungai/kolam.
ANGSA c. Ada, bukan leher angsa dan di titutup (leher 2
2=
CEMPLUNG angsa), disalurkan kesungai/kolam
3= CUBLUK d. Ada, bukan leher angsa ada tutup, septic 3
Tank
e. Ada, leher angsa, septic tank. 4 75
3 Sarana a. Tidak ada, sehngga tergenang tidak teratur 0
Pembuangan dihalaman rumah.
Air Limbah b. Ada, diresapkan tetapi mencemari sumber 1
(SPAL) air (jarak dng sumur kurang dari 10 m)
c. Ada, dialirkan keselokan terbuka. 2
d. Ada, dialirkan ke selokan tertutup (saluran 3 75
kota) untuk diolah lebih lanjut.
4 Sarana a. Tidak ada. 0
Pembuangan b. Ada, tetai tidak kedap air dan tidak ada tutup 1
Sampah c. Ada, kedap air dan tidak tertutup 2 50
(Tempat d. Ada, kedap air dan tertutup. 3
sampah)
III PERILAKU 44
PENGHUNI
1 Membuka a. Tidak pernah dibuka 0
Jendela kamar b. Kadang-kadang 1
c. Setiap hari dibuka. 2 0
2 Membuka a. Tidak pernah dibuka 0
29
50th DM Stroke 2004 55th VertigoC
HT 90th 2012Jantung 44th 1982
79th GB69th Hepatitis 60th 10th keracunan 52th 48th 56th 40th 39th
Jendela ruang b. Kadang-kadang 1
keluarga c. Setiap hari dibuka. 2 44
3 Membersihkan a. Tidak pernah dibuka 0
rumah dan ha- b. Kadang-kadang 1 88
laman c. Setiap hari. 2
4 Membuanga. Dibuang sembarangan (sungai, Kolam/kebun
dll) 0
tinja bayi dan b. Kadang-kadang ke jamban 1
balita ke
jamban c. Setiap hari dibuang ke jamban. 2 88
5
Membuang
sam-a. Dibuang sembarangan (sungai, Kolam/kebun
dll) 0
pah pada
tempat b. Kadang-kadang ke tempat sampah 1
sampah c. Setiap hari dibuang ke tempat sampah 2 88
TOTAL HASIL PENILAIAN 943
STATUS RUMAH SEHAT Rumah tidak sehat
Penetapan skor kategori rumah sehat sebagai berikut :
Cara menghitung hasil penilaian = nilai x bobot
Rumah sehat : 1.068 s.d 1200
Rumah tidak sehat : < 1.068
Pada pasien termasuk kedalam kategori rumah tidak sehat
C. FAMILY ASSESSMENT TOOLS
1. Family Genogram
Keluarga Bp. Muhammad Ali Dibuat tanggal 12 Desember 2014
30
Keterangan :
: pasien
: meninggal
DM : Diabetes mellitus
C : care giver
D : Decision maker
JT : Jantung
Anggota keluarga dalam satu rumah
Nama Kedudukan Jenis kelamin Pendidikan Pekerjaan
Ny. E
(pasien
)
Ibu P SMA Ibu rumah tangga
Nn. R Anak 1 P SMA Wirausaha
A.M Anak 2 P S1 Mahasiswi
R.A Anak 2 L S1 Mahasiswa
A.L Anak 3 P SMA Pelajar
2. Family Map
31
Anak 1
Anak 3
: Laki-laki
: Perempuan
B : Breadwinner
------ : Tinggal satu rumah
HT : hipertensi GB : Getah bening
Keterangan : : Fungsional
: disfungsional
---------- : acuh tak acuh
: Pasien
Pasien memiliki hubungan yang kurang baik dengan anak pertama, pasien
sering berselisih paham dengan anaknya. Hubungan dengan anak ke 2, 3
dan 4 baik.
3. Bentuk Keluarga
Bentuk keluarga pasien adalah keluarga orang tua tunggal (single parent
family).
4. Nilai APGAR
APGAR keluarga merupakan salah satu cara yang digunakan untuk
mengukur sehat/tidaknya suatu keluarga yang dikembangkan oleh Rusen,
Geyman dan Leyton, dengan menilai 5 fungsi pokok keluarga/tingkat
kesehatan keluarga.
KRITERIA PERTANYAAN HAMPIR
SELALU (2)
KADANG-
KADANG
(1)
TIDAK
ADA (0)
ADAPTASI “Bagaimana anggota keluarga
saling membantu satu sama lain
disaat membutuhkan
sesuatu?”Apakah pasien puas
√
32
Anak 2Anak 4
dengan keluarga karena masing-
masing anggota keluarga sudah
menjalankan kewajiban sesuai
dengan seharusnya?
PARTNERSHIP “Bagaimana anggota keluarga
berkomunikasi satu sama lain
tentang masalah-masalah tertentu
seperti liburan, finansial,
pengeluaran yang besar dan
masalah pribadi?” Apakah pasien
puas dengan keluarga karena
dapat membantu memberikan
solusi terhadap permasalahan
yang dihadapi ?
√
PERTUMBUHAN “Bagaimana perubahan anggota
keluarga selama tahun-tahun
terakhir, apakah pasien diberi
kebebasan untuk
mengembangkan diri? “
Apakah pasien puas dengan
kebebasan yang diberikan
keluarga untuk mengembangkan
kemampuan pasien miliki?
√
KASIH SAYANG ”Apakah jika pasien sakit,
keluarganya memberi perhatian,
perduli, dan menunjukkan kasih
sayangnya dengan
merawat?”Apakah pasien puas
dengan kehangatan yang
diberikan keluarga?
√
33
KEBERSAMAAN “Bagaimana anggota Keluarga
anda berbagi waktu, ruang, dan
uang?”
Apakah pasien puas dengan
waktu yang disediakan keluarga
untuk menjalin kebersamaan
√
TOTAL 7
Skor klasifikasi APGAR :
8-10 Fungsi keluarga baik
4-7 Disfungsi keluarga sedang
0-3 Disfungsi keluarga berat
Berdasarkan hasil penilaian APGAR kesimpulannya fungsi keluarga
kurang sehat / disfungsi keluarga sedang .
5. FAMILY SCREEM
ASPEK SUMBER DAYA PATOLOGI
SOCIAL Pasien sering konflik dengan
anak pertamanya. Pasien tidak
terlalu suka bersosialisasi
dengan tetangga –
tetangganya, karena merasa
tidak nyaman dan sering
berkonflik dengan
tetangganya
CULTURAL Pasien dan keluarga tidak
mempercayai mitos-mitos
kesehatan yang tidak jelas
kebenarannya. Pasien dan
keluarga memahami bahwa
34
penyakitnya bukan karena
pengaruh hal gaib.
RELIGIUS Keluarga pasien beragama
islam dan taat beribadah
ECONOMY Untuk memenuhi kebutuhan
makan sehari – hari pasien
hanya bergantung dari hasil
kerja berjualan anak
pertamanya yang
penghasilannya tidak tentu
setiap bulannya. Penghasilan
500.000 -1.000.000 tersebut
dirasa kurang cukup untuk
kebutuhan sehari-hari. Pasien
hampir tak bisa menabung
untuk kebutuhan lainnya.
EDUCATION Pasien adalah lulusan
SMA. Pemahaman pasien
terhadap penyakitnya baik.
MEDICAL Jika sakit pasien langsung
ke puskesmas, letaknya
yang sangat dekat dan
aksesnya mudah. Pasien
memiliki jaminan
kesehatan
6. FAMILY LIFE CYCLE
Family life cycle perlu diketahui untuk mengetahui rangkaian kejadian pada
kehidupan keluarga yang berurutan, yang terorientasi secara kronologis dan
terprediksi. Terdapat 6 tahap siklus hidup keluarga :
35
Dewasa dan belum menikah
Tahap awal perkawinan
Tahap keluarga dengan anak-anak
Tahap keluarga dengan anak-anak dewasa
Tahap keluarga dengan anak-anak meninggalkan rumah
Tahap keluarga usia lanjut
Siklus keluarga pada pasien ini termasuk tahapan keempat yakni tahap
keluarga dengan anak-anak dewasa.
7. Family life line
Tahun Usia Life event/crisis Severity of
illness
1972 12 th Trauma kepala Stresor
psikologis
1982 17 th Terdiagnosis Vertigo
1982 22 th Ayah meninggal
1984 24 th Menikah -
1985 25 th Anak pertama lahir -
1992 32 th Anak kedua lahir -
1993 33 th Anak ketiga lahir -
1996 36 th Anak keempat lahir -
2007 48 th Suami meninggal
2012 53 th Ibu meninggal
D. DIAGNOSIS HOLISTIK:
Vertigo sentral pada janda paruh baya dengan status gizi berlebih tidak bekerja status dengan sosial ekonomi rendah serta fungsi keluarga kurang sehat dalam rumah tangga tidak berperilaku hidup bersih dan sehat
36
E. MANAGEMENT KOMPREHENSIF
1. Promotif
Edukasi pada pasien dan anggota keluarga pasien (melibatkan minimal 1
anggota keluarga) tentang :
a. Penyakitnya : penyebab, gejala, komplikasi dan pengelolaan
penyakitnya
b. Pentingnya modifikasi gaya hidup dalam pengelolaan
penyakitnya dan untuk menurunkan berat badan
c. Perlunya dukungan keluarga kepada pasien dalam menghadapi
penyakitnya dan mendukung pengobatan pasien
2. Preventif
a. Pengaturan gaya hidup, pola makan dengan mengkonsumsi sayur –
sayuran dan buah – buahan tiap harinya.
b. Mengatur aktivitas fisik/ olahraga teratur yaitu aerobic ringan
seperti berjalan (+/- 30 menit/hari, 4 – 5 hari seminggu)
c. Mengatur pola istirahat, yaitu istirahat yang cukup 6 – 8 jam/hari.
d. Manajemen stress yang baik
e. Melakukan latihan – latihan ringan untuk mengatasi dan
mengadaptasi diri terhadap gangguan keseimbangan sehingga
dapat melatih meningkaykan kemampuan keseimbangan. Contoh
lahitannya :
a. Berdiri tegak dengan mata dibuka, kemudian dengan mata
ditutup
b. Olahraga yang menggerakkan kepala (gerakkan rotasi,
fleksi, ekstensi, gerak miring)
c. Melirikkan mata kearah horizontal dan vertikal.
3. Kuratif
Pada pasien ini diberikan obat Betahistine 2 x 1, yaitu merupakan
antihistamin yang memiliki antivertigo juga memiliki aktivitas
antikholinergik.
37
4. Rehabilitatif
Tidak dilakukan pada pasien ini
5. Palliatif
Belum perlu dilakukan pada pasien ini
BAB V
PENUTUP
A. KESIMPULAN
1. Berdasarkan hasil laporan kasus, analisis catatan medis, dan kunjungan
rumah dapat ditarik kesimpulan bahwa diagnosis holistik pasien yaitu
Vertigo sentral pada janda paruh baya dengan status gizi berlebih
tidak bekerja dengan status dengan sosial ekonomi rendah serta fungsi
keluarga kurang sehat dalam rumah tangga tidak berperilaku hidup
bersih dan sehatterhadap penyakitnya.
2. Penyakit diabetes mellitus yang dialami oleh pasien dapat mengganggu
fungsi pasien dalam keluarga.
3. Dokter keluarga melalui puskesmas dapat menjadi salah satu bagian
yang berperan dalam menangani kasus vertigo sentral secara holistik,
mulai dari promotif, preventif, kuratif, dan rehabilitatif.
B. SARAN
1. Bagi mahasiswa
a. Berusaha lebih memperdalam dan menerapkan ilmu-ilmu kedokteran
38
keluarga dalam menganalisis pasien maupun keluarga pasien.
b. Meningkatkan profesionalisme dalam menjalankan tugas sebagai
pengalaman sebelum terjun secara langsung ke dalam masyarakat.
2. Bagi puskesmas
a. Terus melakukan pelayanan kesehatan kepada masyarakat secara
menyeluruh dengan promotif, preventif, kuratif, dan rehabilitatif.
b. Terus melakukan kerja sama dalam bidang pendidikan ilmu
kesehatan dengan instansi-instansi pendidikan agar terdapat kerja
sama yang saling menguntungkan kedua belah pihak.
39
DAFTAR PUSTAKA
American Diabetes Association. 2005. Diagnosis and Classification of Diabetes Mellitus.
Diabetes Care.
Kardika.2008. Interpretasi Glukosa Darah Untuk Diagnosis Diabetes Melitus. Rumah Sakit
Umum Pusat Sanglah.
Lestari, Suci Tri. 2012. Hubungan Psikososial dan penyuluhan Gizi dengan Kepatuhan Diet
Pasien Diabetes Melitus Tipe 2 Rawat Jalan di RSUP Fatmawati Tahun 2012. Universitas
Indonesia
PERKENI. 2011. Konsensus Pengendalian dan Pencegahan Diabetes Mellitus Tipe2 di
Indonesia 2011
Puskesmas Wirobrajan Kota Yogyakarta. 2013. Profil Kesehatan Puskesmas Wirobrajan
Kota Yogyakarta tahun 2013.
Rakhmadany, dkk.2010. Makalah Diabetes Melitus.Jakarta : Universitas Islam Negeri
Smeltzer C. Suzanne, Brunner & Suddarth. 2002. Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah.
EGC : Jakarta
Soegondo, Sidartawan, dkk. 2009. Penatalaksanaan Diabetes Melitus Terpadu. Jakarta:
Balai Penerbit Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia
Tovar, E. 2007.Relationshipbetween Psychosocial Factor and Adherence to Diet and
Exercise in Adult with Type 2 Diabetes: A Test of a Theoretical Model. Disertasi.The
University of Texas Medical Branch Graduete School of Biomedical Science.
Zhang, , Chen, Y, M, Chen, W. 2008. Association of psychosocial factor with anxiety and
depresseve symptoms in Chinese patients with type 2 diabetes.Received 18 March 2007
xl
Accepted 5 October 2007 Published online 19 November 2007, journal homepage:
www.elsevier.com/locate/diabres
xli