presus partus prematurus dr ichsan
TRANSCRIPT
Presentasi KasusPartus Prematurus
Ratih Lestari Utami
20070310184
Preceptor: dr. H. N. Ichsan, Sp.OG
1
CaseIDENTITAS PASIEN• Nama: Ny. S• Jenis kelamin : Perempuan• Usia : 42 th• Alamat : Bandung sari, Danurejo,
Mertoyudan, Magelang• Agama : Islam • Pekerjaan : Ibu rumah tangga• Tanggal Masuk : 7 Mei 2012• Tanggal keluar : 9 Mei 2012
2
KELUHAN UTAMA• Kencang-kencang sejak 1 HSMRS, lendir dan
darah +, air rembes –
KELUHAN TAMBAHAN• tidak ada mual, muntah, batuk pilek, demam,
sesak, pusing, BAB dan BAK lancar. ANC tak teratur, pasien tidak tahu hamil berapa bulan.
3
RIWAYAT PENYAKIT SEKARANG
• Pasien wanita, 42 tahun datang dengan keluhan perut kencang-kencang sejak 1 HSMRS. Pasien juga mengeluh keluar lendir dan darah dari jalan lahir, tidak ada rembesan air. pasien tidak ada mual, muntah, batuk pilek, demam, sesak, pusing, BAB dan BAK lancar.
• HPHT : ?• HPL : ?• UK : 7 bulan
4
Riwayat ANC : di bidan, tidak teratur
Riwayat obstetri : G3P2A0I. 18 th, laki-laki, 2900 gr, spontan di bidan
II. 10 bln, perempuan, 2400 gr, spontan di bidan
III. Hamil ini
Riwayat KB : pil, suntik
Riwayat Penyakit Dahulu :Hipertensi (–)
Diabetes mellitus (–)
Asma (–)
Alergi (–) 5
Pemeriksaan Fisik
KEADAAN UMUM
• Tampak baik
• Kesadaran : Compos Mentis
VITAL SIGN
• Tekanan Darah : 130/ 80 mmHg
• Nadi : 84 kali / menit
– Irama : reguler
– Tegangan : cukup
• Frekuensi Nafas: 20 kali / menit
– Irama : reguler
• Suhu : 36,5 oC6
KEPALA & LEHER
• Mata : konjungtiva tidak anemis, sklera tidak ikterik
• Leher : JVP tidak meningkat
7
DADA
Paru-Paru• Inspeksi :
– Bentuk dada normal,
retraksi (-), simetris (+)
• Palpasi– Simetris kanan kiri (+)
• Perkusi– Suara sonor pada seluruh lapangan paru
• Auskultasi:– Vesikuler (+) N
– Suara tambahan (-)8
ABDOMEN• Inspeksi :
– Dinding perut >> dinding dada.
• Auskultasi:– Peristaltik (+) N,
• Palpasi– Leopold 1 : Bulat, keras– Leopold 2 : Puka– Leopold 3 : Preski– Leopold 4 : Bagian bawah janin sudah masuk panggulDJJ : 152x/menitTFU : 25 cmTBJ : 2170 grHIS : 4x/10’/45”
9
Pemeriksaan dalam : V/U tenang, dinding vagina licin, serviks lunak di belakang, eff 100 %, pembukaan lengkap, preski, STLD +, air ketuban +
EKSTREMITAS
• Superior : akral hangat (+/+), udem (-/-), sianosis (-/-)
• Inferior : akral hangat (+/+), udem (-/-), sianosis (-/-)
10
PEMERIKSAAN PENUNJANG• Darah Rutin 7 Mei 2012
– Angka Leukosit : 15,9 rb /µL (4-10 rb)
– Eosinofil : 0,1 % (2-4)
– Basofil : 0,2 % (0-1)
– Netrofil : 82,3 % (50-70)
– Limfosit : 11,6 % (25-40)
– Monosit : 5,8 % (2-8)
– Angka eritrosit : 3,72 jt/ µL (4-5)
– Hemoglobin : 9,6 mg/dL (12-15)
– Hematokrit : 28,6 % (37-43)
– Trombosit :252 rb/µL (150-400)
11
RESUME
ANAMNESIS• Pasien wanita, 42 tahun datang dengan keluhan
perut kencang-kencang sejak 1 HSMRS. Pasien juga mengeluh keluar lendir dan darah dari jalan lahir, tidak ada rembesan air. pasien tidak ada mual, muntah, batuk pilek, demam, sesak, pusing, BAB dan BAK lancar.
12
PEMERIKSAAN FISIK• Keadaan Umum : CM
• Tanda vital :
TD : 130/80 mmHg
Nadi : 84 x/menit
RR : 20 x/menit
Suhu : 36,5 °C
• Abdomen : janin tunggal, memanjang, puka, preski, teraba 4/5 bagian
DJJ : 152x/menit
TFU : 25 cm
TBJ : 2170 gr
HIS : 4x/10’/45”
Pemeriksaan dalam : V/U tenang, dinding vagina licin, serviks lunak di belakang, eff 100 %, pembukaan lengkap, preski, STLD +, air ketuban +
Laboratorium : leukositosis,
anemia, neutrofilia
14
Persalinan
Jam 08.10S :pasien mulai mengejan, keluar cairan ketuban dari vaginaO: KU:baik, DJJ: 150x/menit, ketuban pecah, VT: Φ 10 cmA: kala IIP: pimpin persalinan
Jam 08.15manual aid, lahir bayi laki-laki dengan BB 1900gr dan PB 42 cm, AS: 6/8
Jam 08.30Plasenta lahir manual-retensi sisa plasenta, perineum ruptur derajad II, kontraksi uterus baik keras, TFU1 jari di bawah pusat. Pro kuretase a/i retensi sisa plasenta
DIAGNOSIS
Diagnosis KerjaMultigravida, hamil preterm, partus
prematurus, dalam persalinanPost partus dengan manual aid, retensi sisa
plasenta pro kuretasePost kuretase a/i retensi sisa plasenta
16
PENATALAKSANAAN
• Definitif : manual aid, kuretase sisa plasenta• Planning : Awasi KU/Vital Sign• Supportif :
– Injeksi oksitosin 10 iu IM– Amoxicilin 3x500 mg– Asam mefenamat 3x 500 mg– SF 1x1
17
PENDAHULUAN
Persalinan preterm adalah persalinan yang berlangsung pada umur kehamilan 20-37 minggu dihitung dari hari pertama haid terakhir (ACOG 1995).
Badan Kesehatan Dunia (WHO) menyatakan bahwa bayi prematur adalah bayi yang lahir pada usia kehamilan 37 minggu atau kurang.
Himpunan Kedokteran Fetomaternal POGI di Semarang tahun 2005 menetapkan bahwa persalinan preterm adalah persalinan yang terjadi pada usia kehamilan 22-37 minggu.
• Angka kejadian 10 – 15% kehamilan.
• Penyebab utama morbiditas dan mortalitas neonatal.
• 75% kematian neonatus pada persalinan preterm disebabkan oleh karena kelainan kongenital.
19
Masalah Persalinan Preterm
• Kesulitan utama dalam persalinan preterm adalah yang makin muda usia kehamilannya semakin besar morbiditas dan mortalitas.
• Pada kehamilan 32 minggu dengan berat bayi > 1.500gr angka keberhasilan hidup sekitar 85%, sedangkan pada umur kehamilan yang sama dengan berat < 1.500gr angka keberhasilan hidupnya sebesar 80 %.
20
• Pada umur kehamilan < 32 minggu dengan berat lahir < 1.500gr angka keberhasilan hidup hanya 59%. Hal ini menunjukkan bahwa keberhasilan persalinan preterm tidak hanya tergantung umur kehamilan, tetapi juga berat bayi lahir.
21
FAKTOR RESIKO
Komplikasi Medis dan Obstetrik
Abortus Iminen
Gaya Hidup
Faktor Genetik
Chorioamnionitis
ETIOLOGI
KOMPLIKASI MEDIS DAN OBSTETRIK
• 28% persalinan preterm pada kehamilan tunggal disebabkan oleh beberapa hal : 50% akibat preeklampsia 25% akibat gawat janin 25% akibat PJT, solusio plasenta atau IUFD
• 72% persalinan preterm pada kehamilan tunggal adalah persalinan spontan dengan atau tanpa peristiwa KPD-Ketuban Pecah Dini
ABORTUS IMINEN
• Perdarahan pervaginam pada awal kehamilan seringkali berkait dengan meningkatnya perubahan pada outcome kehamilan.
• Weiss dkk (2002) : melaporkan adanya kaitan antara perdarahan pervaginam pada kehamilan 6 – 13 minggu dengan kejadian :Meningkatnya persalinan sebelum kehamilan 24
minggu, Persalinan preterm dan Solusio plasenta.
GAYA HIDUP• Merokok, kenaikan BB ibu yang tidak memadai serta
penggunaan obat-obatan tertentu memiliki peranan penting dalam angka kejadian dan outcome BBLR Berat Bayi Lahir rendah
• Casaenuva 2005 : menyimpulkan bahwa faktor maternal terkait dengan persalinan preterm adalah :
1) Kehamilan remaja atau kehamilan pada usia “tua”2) Tubuh ibu dengan posture pendek3) Status sosial ekonomi rendah4) Aktivitas fisik berlebihan ( berjalan jauh,
berdiri lama, pekerjaan berat, jam kerja yang terlalu lama )
FAKTOR GENETIK
• Perkiraan bahwa terdapat hubungan antara faktor genetik dengan persalinan preterm adalah didasarkan pada sifat persalinan preterm yang :Seringkali berulang, Menurun dalam keluarga
dan Banyak dijumpai pada ras
tertentu.
27
CHORIOAMNIONITIS
• Infeksi selaput ketuban dan cairan amnion yang disebabkan oleh berbagai jenis mikroorganisme dapat menjelaskan terjadinya peristiwa KPD dan atau persalinan preterm.
• Jalan masuk mikroorganisme kedalam cairan amnion pada kondisi selaput ketuban yang masih utuh tidak jelas.
• Endotoksin sebagai produk dari bakteri dapat merangsang monosit desidua untuk menghasilkan cytokine yang selanjutnya dapat merangsang asam arachidonat dan produksi prostaglandine.
• Prostaglandine E2 dan F2α bekerja dengan modus parakrin untuk merangsang terjadinya kontraksi miometrium.
Riwayat Persalinan Preterm
Inkompetensia Servik
Dilatasi servik
Panjang servik
Fibronectine
Vaginosis Bakterial
Infeksi Traktus Genitalis Bagian Bawah
Infeksi periodontal
IDENTIFIKASI PASIEN YANG MEMILIKI RESIKO TINGGI TERJADINYA
PERSALINAN PRETERM
RIWAYAT PERSALINAN PRETERMRecurrent Spontaneous Preterm Births According to Prior Outcome in 15.863 Women Delivering Their First and Subsequent Pregnancies at Parkland Hospital
Birth outcome
(%)
Second Birth 34 weeks
(%)
First birth ≥ 35 weeks 5
First birth 34 weeks 16
First and second birth 34 weeks 41
Adapted from Bloom and associates 2001.
Meskipun pasien hamil dengan riwayat persalinan preterm jelas memiliki resiko tinggi mengalami persalinan preterm ulangan, peristiwa ini hanya 10% dari keseluruhan persalinan preterm. Dengan kata lain, 90% kejadian persalinan preterm tak dapat diramalkan berdasarkan riwayat persalinan preterm saja.
INKOMPETENSIA SERVIK
• American College of Obstetrician and Gynecologist ( 2001) menyatakan bahwa Inkompetensia servik adalah peristiwa klinis berulang yang ditandai dengan : 1) Dilatasi servik yang berulang,
2) Persalinan spontan pada trimester II yang tidak didahului dengan KPD,
3) Perdarahan atau infeksi.
DILATASI SERVIK
• Dilatasi servik asimptomatik pada kehamilan setelah trimester II merupakan faktor resiko terjadinya persalinan preterm, namun sejumlah ahli lain berpendapat bahwa hal tersebut adalah variasi normal terutama pada pasien multipara.
• Pemeriksaan servik pada kunjungan prenatal untuk memperkirakan adanya persalinan preterm merupakan hal yang tak perlu dikerjakan dan bahkan berbahaya.
PANJANG SERVIK• USG transvaginal dapat mengukur panjang servik• Normal : panjang servik minggu ke 24 = 3.5 cm
• Owen dkk (2001) : Terdapat hubungan antara panjang servik pada kehamilan 16 – 24 minggu dengan kejadian persalinan preterm pada kehamilan < 35 minggu
• Owen dkk ( 2003) : Nilai panjang servik untuk meramalkan terjadinya persalinan preterm sebelum kehamilan 35 minggu hanya sesuai untuk kehamilan dengan resiko tinggi persalinan preterm.
• Iams (2003) pemeriksaan ultrasonografi secara rutin pada kasus kehamilan resiko rendah tidak perlu dikerjakan.
FIBRONEKTIN FETAL• Glikoprotein dalam 20 bentuk molekul dari berbagai jenis sel
antara lain hepatosit, fibroblas , sel endothel serta amnion janin. • Kadar tinggi dalam darah maternal dan cairan amnion
diperkirakan berperan dalam adhesi interseluler selama proses implantasi dan dalam mempertahankan adhesi plasenta pada desidua.
• Deteksi fibronectin dalam cairan servikovaginal sebelum adanya ketuban pecah merupakan “marker” akan adanya partus prematurus iminen.
• Nilai > 50 ng/mL adalah positif (pemeriksaan ELISA dan harus menghindari kontaminasi dengan darah dan cairan ketuban)
• Goldenberg dkk (2000) : pemeriksaan fibronectin bahkan pada kehamilan 8 – 22 minggu merupakan prediktor kuat untuk meramalkan akan terjadinya persalinan preterm.
• Lowe dkk (2004) pemeriksaan fibronectin pada kasus partus prematurus iminen dapat menurunkan lama waktu tinggal di RS.
VAGINOSIS BAKTERIAL• Vaginosis bakterial – VB bukan infeksi namun
merupakan satu keadaan dimana keberadaan flora vagina normal ( laktobasilus penghasil hidrogen peroksida) digantikan oleh kuman-kuman anerobik (Gardnerella vaginalis, spesies Mobiluncus dan Mycoplasmahominis)
• VB sering dikaitkan dengan abortus spontan, persalinan preterm, KPD, chorioamnionitis dan infeksi cairan amnion.
• VB menyebabkan terjadinya persalinan preterm melalui mekanisme yang sama dengan yang terjadi akibat infeksi dalam cairan amnion
INFEKSI TRAKTUS GENITALIS BAGIAN BAWAH
• Ramsey dkk ( 2003) : peningkatan rasio polimorfonuclear : sel epitel adalah prediktif untuk terjadinya persalinan preterm sebelum minggu ke 35.
• Knudtson dkk (2003) : pada wanita tidak hamil yang menderita endometritis kronis diluar kehamilan resiko kejadian persalinan preterm meningkat 2.5 kali lipat.
PENYAKIT PERIODONTAL
• Pasien hamil yang menderita periodontitis memiliki resiko mengalami persalinan preterm 7.5 kali lipat.
• Goepfert dkk (2003) : Persalinan preterm sebelum usia kehamilan 32 minggu seringkali disertai dengan periodontitis berat.
GEJALA dan TANDA
1. Kontraksi uterus dengan atau tanpa rasa sakit
2. Rasa berat dipanggul
3. Kejang uterus yang mirip dengan dismenorea
4. Keluarnya cairan pervaginam
5. Nyeri punggung
DIAGNOSA PERSALINAN PRETERM
• American College of Obstetricians and Gynecologist 1997 menyampaikan kriteria diagnosa persalinan preterm :1. Terdapat 4 kontraksi uterus dalam waktu 20
menit atau 6 dalam 60 menit disertai dengan perubahan progresif pada servik
2. Dilatasi servik > 1 cm
3. Pendataran servik > 80%
PENATALAKSANAAN PERSALINAN PRETERM
KORTIKOSTEROIDDiberikan untuk percepatan pematangan paru
Betamethasone 12 mg IM tiap 24 jam selama 48 jam
Dexamethasone 6 mg IM tiap 12 jam selama 48 jam
Efek optimal terjadi 24 jam setelah pemberian terakhir mencapai puncak dalam waktu 48 jam dan bertahan sampai 7 hari.
Pemberian ulangan kortikosteroid tak berguna oleh karena dapat mengganggu perkembangan psikomotor janin
TOKOLITIK•Untuk menunda persalinan sampai efek
kortikosteroid tercapai dengan usaha menghentikan kontraksi uterus.
•Lakukan jikaKehamilan < 35 mgDilatasi servik < 3 cmTidak ada amnionitis, preeklamsia, pendarahan aktifTidak ada gawat janin
a. Beta mimetik (ritodrine, terbutaline, salbutamol)
salbutamol 10 mg dlm 1 lt cairan IV, mulai 10 tpm, tingkatkan 10 tpm/30 menit sampai kontraksi berhenti atau denyut nadi ibu > 120 x/menit
b. Magnesium sulfat : Pemberian harus diawasi dengan ketat dengan pemeriksaan
reflek patela, frekuensi pernafasan, produksi urine Harus tersedia antidotum calcium gluconat 10 ml dalam larutan
10%
c. Indomethacine (Prostaglandine syntetase inhibitors)
100 mg loading dose peroral atau perrectal, dosis lanjutan 25 mg setiap 6 jam selama 48 jam
d. “Calcium Channel Blocker”
nifedipin 10 mg/oral diulang 2-3 kali/jam, dilanjutkan tiap 8 jam sampai kontraksi hilang.
42
Protocol for use of magnesium sulfate in supression of preterm labor
Criteria for admission to protocol1. Preterm labor has been confirmed2. Gestational age of 20 – 34 weeks has been confirmed3. Examination and tests have ruled out any case of maternal and fetal disease or
disorder in which it would be best to allow labor to continue4. Any specific contraindications to magnesium sulfate therapy have been ruleout
Protocol Begin intravenous infusion of magnesium sulfate 4 g (40 ml of 10% solution). The rate of infusion
should be slow enough to prevent flushing or vomiting. Then, continue ous infusion of magnesium sulfate should be started at 2 g per hour (magnesium sulfate 10% solution, 200 ml in 5% dextroses, 800 ml, at a rate of 100 ml/hr. This infusion can be titrated up by increments of 0.5 g per hour to a maximum of 4.0 g per hour until adequate tocolysis is achieved ( < 4 – 6 uterine contractions per hour). Infusion should be continued until labor subsides or progresses to an irreversible stage ( cervical dilatation of 5 cm )
Reduce the rate of infusion if magnesium toxicity is observed.
Protocol for recurrent preterm laborIf contraindications recur after discontinuation of the infusion, the procedure may be repeated
Rekomendasi Penatalaksanaan Persalinan Preterm
1. Konfirmasi diagnosa persalinan preterm.2. Kehamilan < 34 minggu dengan kemajuan persalinan progresif
( dilatasi servik > 4 cm) tanpa disertai indikasi ibu dan atau anak untuk terminasi kehamilan → Observasi ketat kontraksi uterus dan DJJ dan lakukan pemeriksaan servik serial untuk menilai kemajuan persalinan.
3. Kehamilan < 34 minggu : beri kortikosteroid untuk pematangan paru.
4. Kehamilan < 34 minggu pada wanita dengan kemajuan persalinan yang tidak progresif [ dilatasi servik < 4 cm] cegah kontraksi uterus dengan pemberian tokolitik dan berikan kortikosteroid serta antibiotika profilaksis untuk GBS.
5. Pada kehamilan > 34 minggu : lakukan observasi kemajuan persalinan dan kesehatan janin intrauterin.
6. Pada kasus dengan persalinan aktif yang progresif (dilatasi servik > 4 cm) berikan antibiotika untuk profilaksis infeksi GBS pada neonatus.
Penatalaksanaan persalinan :
• Bila perlu lakukan episiotomi pada kasus dengan perineum yang kaku.
• Persalinan dengan cunam dengan maksud untuk melindungi kepala janin tak perlu dilakukan oleh karena manfaatnya tidak didukung dengan data out come perinatal.
• Diperlukan kehadiran neonatologis yang kompeten untuk melakukan resusitasi bayi preterm.
Langkah-langkah Untuk Mencegah Persalinan Preterm
Hindari kehamilan pada ibu terlalu muda (kurang dari 17 tahun)Hindari jarak kehamilan terlalu dekatMenggunakan kesempatan periksa hamil dan
memperolehpelayanan antenatal yang baikAnjurkan tidak merokok maupun mengkonsumsi obat
terlarangHindari kerja berat dan cukup istirahatObati penyakit yang dapat menyebabkan persalinan pretermKenali dan obati infeksi genital/saluran kemihDeteksi dan pengamanan faktor risiko terhadap persalinan
preterm
Terima kasih
48