print hkhj
DESCRIPTION
dfdhgfgfhfffffffTRANSCRIPT
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Anak memiliki suatu ciri yang khas yaitu selalu tumbuh dan berkembang
sejak konsepsi sampai berakhirnya masa remaja. Hal ini yang membedakan anak
dengan dewasa. Anak bukan dewasa kecil. Anak menunjukkan ciri-ciri
pertumbuhan dan perkembangan yang sesuai dengan usianya (Susilaningrum,
2005).
Periode penting dalam tumbuh kembang anak adalah masa balita. Karena
pada masa ini pertumbuhan dasar yang akan mempengaruhi dan menentukan
perkembangan anak selanjutnya. Pada masa ini perkembangan kemampuan
berbahasa, kreativitas, kesadaran sosial, kesadaran emosional dan inteligensia
berjalan sangat cepat. Perkembangan psiko-sosial sangat dipengaruhi lingkungan
dan interaksi antara anak dengan orang tuanya. Perkembangan anak akan optimal
bila interaksi sosial diusahakan sesuai dengan kebutuhan anak pada berbagai
tahap perkembangan. Dimana perkembangan itu berkaitan dengan perkembangan
otak anak juga. Jika melihat dari perkembangan otak, otak terbagi menjadi 2 sisi,
yakni otak kiri (hard skill 10 %) spesifik competenciens yakni berhubungan
dengan logika, berhitung, rasional, dan merencanakan. Otak kanan (soft skill 90
%) basic competenciens sensitiveness, self controlling, vision, commu nication,
risk taking dan continual learning (Susilaningrum, 2005).
Kemudian dalam tahap perkembangan tumbuh kembang anak, anak
berusia 12 bulan seharusnya sudah bisa untuk berjalan dituntun, makan dengan
sendok, dipanggil datang, dan bicara lebih dari 8 kata. Usia 18 bulan sudah bisa
untuk naik tangga dibantu, susun balok enam dan mengikuti mimic. Anak usia 1 –
2 tahun cenderung gerakannya memakai otot – otot besar, bergerak dengan
banyak komponen tubuh dan dapat merangsang oksigenasi otak. Dan untuk
mengetahui anak sudah siap jalan atau belum dapat dilihat dari reflex jinjit
(plantar reflek) yang mulai hilang, atau sudah dapat melakukan koordinasi
komplek (Susilaningrum, 2005).
1
Pada usia Toddler mengalami lompatan kemajuan yang menakjubkan.
Tidak hanya kemajuan fisik tetapi juga secara sosial dan emosional. Pada anak
usia toddler, seorang anak dapat sangat senang, sibuk, bahkan gusar.
Psikososialnya berkembang pesat, sedangkan pertumbuhan fisiknya melambat
(Susilaningrum, 2005).
Pada makalah ini, akan dibahas tentang pertumbuhan dan perkembangan
anak sejak usia 1 tahun sampai 3 tahun atau usia Toddler. Makalah ini dibuat
bertujuan supaya para pembaca mengetahui, mengenali dan memahami tumbuh
kembang anak yang normal sejak usia 1 tahun sampai 3 tahun yang dapat
diaplikasikan dalam asuhan keperawatan.
1.2 Rumusan Masalah
Bagaimana asuhan keperawatan tumbuh kembang anak pada usia todler
(1-3 tahun) ?
1.3 Tujuan
1.3.1 Tujuan Umum
Setelah mempelajari makalah ini diharapkan mahasiswa mampu
mengetahui dan memahami tentang pertumbuhan dan perkembangan anak usia
toddler (1- 3 tahun).
1.3.2 Tujuan Khusus
Untuk mengetahui asuhan keperawatan tumbuh kembang anak pada usia
todler (1-3 tahun).
2
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Pengertian Pertumbuhan dan Perkembangan
Pertumbuhan merupakan bertambah jumlah dan besarnya sel seluruh
bagian tubuh yang secara kuantitatif dapat diukur. Sedangkan perkembangan
merupakan bertambah sempurnanya fungsi alat tubuh yang dapat dicapai melalui
tumbuh kematangan belajar (Wong’s, 2000 ).
Pertumbuhan merupakan suatu proses alamiah yang terjadi pada individu,
yaitu secara bertahap anak akan semakin bertambah berat dan tinggi. Jadi
pertumbuhan berkaitan dengan kwantitas fisik individu anak. sedangkan
perkembangan adalah suatu proses yang terjadi secara simultan dengan
pertumbuhan yang menghasilkan kualitas individu untuk berfungsi, yang
dihasilkan melalui proses pematangan dan proses belajar dari lingkungannya
(Supartini Yupi, 2004)
Anak usia toddler adalah anak usia 12 – 36 bulan ( 1 – 3 tahun ) pada
periode ini anak berusaha mencari tahu bagaimana sesuatu bekerja dan bagaimana
menngontrol orang lain melalui kemarahan, penolakan, dan tindakan keras kepala.
Hal ini merupakan periode yang sangat penting untuk mencapai pertumbuhan dan
perkembangan intelektual secara optimal ( Perry, 1998 ).
Pada usia 2 tahun si kecil cenderung mengikuti orang tuanya kesana
kemari, ikut – ikutan menyapu, mengepel, menyiram tanaman, semua ini
dilakukan dengan penuh kesungguhan. Pada usia 2 tahun anak sudah mulai belajar
bergaul, ia senang sekali menonton anak lain bermain, perasaan tauk dan cemas
sering terjadi apabila orang tuanya meninggalkan anak sendiri. Seandainya orang
tua harus bepergian lama atau memutuskan untuk kembali.
2.2 Pertumbuhan dan Perkembangan Fisik
2.2.1 Perkembangan Fisik
Parameter Umum Perkembangan fisik adalah Peningkatan ukuran tubuh
terjadi secara bertahap bukan secara linear yang menunjukan karakteristik
percepatan atau perlambatan pertumbuhan pada masa toddler.
3
a. Perkembangan Biologis
1) Tinggi badan
a) Rata-rata todler bertambah tinggi sekitar 7,5 cm per tahun.
b) Rata-rata tinggi toddler usia 2 tahun sekitar 86,6cm. tinggi
badan usia 2 tahun adalah setengah dari tinggi dewasa yang
diharapkan.
2) Berat badan
a) Rata-rata pertambahan berat badan todler adalah 1,8-2,7 kg per
tahun.
b) Rata-rata berat badan toddler usia 2 tahun adalah 12,3 kg.
c) Pada usia 2,5 tahun berat badan toddler mencapai empat kali
berat lahir.
3) Lingkar kepala (LK)
a) Pada usia 1 sampai 2 tahun, ukuran LK sama dengan lingkar
dada.
b) Total laju peningkatan LK pada tahun kedua adalah 2,5cm
kemudian berkurang menjadi 1,25 cm pertahun sampai usia 5
tahun.
b. Perubahan Sensori
Penglihatan: pada Visus 20/20 atau 20/40, Pandangan binokuler
Pendengaran,penciuman, pengecap dan perabaan Berkembang dengan
baik sehingga Koordinasi baik dengan mengeksplorasi lingkungan.
c. Kematangan Sistem
Otak tumbuh lengkap 75 % pada akhir 2 tahun, perkembangan
korteks cerebri yang spesifik, broca untuk bicara dan kortical untuk
mengontrol kaki, tangan dan sfinkter.
d. Saluran Pernafasan
Jaringan limfoid pada tonsil membesar & adenoid membesar
sehingga Sering mengalami infeksi seperti Otitis media dan Tonsilitis
dan ISPA.
4
e. Sistem Pencernaan dan Eliminasi
1) Proses pencernaan mulai komplit, kapasitas perut meningkat,
keasaman lambung meningkat.
2) Karakteristik feses berubah sesuai dengan jenis makanan.
3) Pengeluaran urine rata-rata selama masa anak adalah 500 sampai
1000 ml/ hari.
4) Dapat mengontrol sfingkter secara fisiologis pada 18-24 bln,
kapasitas Bladder meningkat (usia 14-18 bln) dan anak dapat
menahan urin selama 2 jam/lebih.
f. Kulit
Epidermis dan Dermis berkembang bersama, resisten terhadap
infeksi.
g. Nutrisi
1) Kebutuhan kalori adalah 102 kkal/kg/hari.
2) Kebutuhan protein adalah 1,2 g/kg/hari.
3) Susu harus dibatasi tidak lebih dari sekitar 1 liter setiap hari
untuk membantu menjamin asupan makanan yang kaya zat besi.
h. Pola tidur
1) Total kebutuhan tidur menurun selama tahun kedua sampai rata-
rata 12 jam perhari.
2) Kebanyakan toddler tidur siang satu kali sehari sampai akhir tahun
kedua dan ketiga.
3) Masalah tidur umum terjadi dan dapat disebabkan rasa takut
berpisah.
4) Ritual waktu tidur dan objek transisi yang melambangkan rasa
aman, seperti selimut atau seperangkat mainan, akan sangat
membantu.
i. Kesehatan gigi
1) Jumlah gigi primer (20 gigi desidua) lengkap ketika mencapai usia
2,5 tahun.
2) Kunjungan ke dokter gigi pertama kali harus dilakukan sebelum
usia toddler 2,5 tahun.
5
3) Orang tua harus membersihkan gigi toddler dengan sikat gigi
lembut dan air, dan kemudian sela-sela gigi dengan benang halus.
4) Diet harus rendah makanan yang bersifat kariogenik mis, gula
pasir yang dapat meningkatkan timbulnya karies gigi.
2.2.2 Perkembangan Motorik Kasar dan Halus
Perkembangan fisik (motorik) merupakan proses tumbuh kembang
sistem gerak seorang anak . Setiap gerakan yang dilakukan anak merupakan
sistem interaksi yang kompleks dari berbagai bagian dan sistem dalam tubuh yang
dikontrol oleh otak. Perkembangan fisik ini terbagi menjadi sistem motorik halus
dan kasar
a. Motorik Kasar
Perkembangan kemampuan motorik kasar adalah kemampuan yang
berhubungan dengan gerak – gerak kasar yang melibatkan sebagian besar
organ tubuh seperti berlari, dan melompat. Perkembangan motorik kasar ini
sangat dipengaruhi oleh proses kematangan anak. Setiap anak kemampuannya
berbeda - beda.
Pada fase ini perkembangan motorik sangat menonjol. Motorik kasar
anak umur 15 bulan antara lain sudah bisa berjalan sendiri tanpa bantuan
orang lain. Anak usia 18 bulan sudah mulai berlari tapi masih sering jatuh,
menarik-narik mainan, mulai senang naik tangga tetapi masih dengan
bantuan. Pada anak usia 24 bulan berlari sudah baik, dapat naik tangga sendiri
dengan kedua kaki tiap tahap. Sedangkan pada anak usia 36 bulan sudah bisa
naik turun tangga tanpa bantuan, memakai baju dengan bantuan, mulai bisa
naik sepeda beroda tiga.
b. Motorik Halus
Kemampuan motorik halus adalah kemampuan yang berhubungan
keterampilan fisik yang melibatkan otot kecil dan koordinasi mata – tangan.
Saraf motorik halus ini dapat dilatih dan dikembangakan melalui kegiatan dan
rangsangan yang kontinu secara rutin. Seperti bermain puzzle, menyusuun
balok, memasukkan benda ke dalam lubang sesuai bentuknya, membuat garis,
melipat kertas, dan sebagainya.
6
Anak usia 24 bulan sudah bisa membuka pintu, membuka kunci,
menggunting sederhana, minum dengan menggunakan gelas atau cangkir,
sudah dapat menggunakan gelas atau cangkir, sudah dapat menggunakan
sendok dengan baik. Sedangkan pada anak usia 36 tahun sudah bisa
menggambar lingkaran, mencuci tangan nya sendiri, menggosok gigi.
Anak pada usia 2 – 3 tahun memiliki beberapa kesamaan karakteristik
dengan masa sebelumnya. Secara fisik anak masih mengalami pertumbuhan
yang pesat. Beberapa karakteristik khusus yang dilalui anak usia 2 – 3 tahun
antara lain: anak sangat aktif mengeksplorasi benda – benda yang ada di
sekitarnya. Ia memiliki kekuatan observasi yang tajam dan keinginan belajar
yang luar biasa.
2.3 Perkembangan Personal dan Fungsi Mental Ditinjau Menurut Teori
2.3.1 Perkembangan Psikososial
Teori Perkembangan Psikososial Menurut Erikson Pada Otonomi (fase
mandiri) Versus Rasa Malu dan Ragu yaitu Perkembangan otonomi berpusat pada
perkembangan anak untuk mengontrol tubuh dan lingkungannya. Anak ingin
melakukan hal - hal yang ingin dilakukannya sendiri dengan menggunakan
kemampuan yang sudah mereka miliki, seperti berjalan, berjinjit, memanjat ,
makan sendiri dan memilih mainan / barang yang diinginkannya (Supartini Yupi,
2004).
Pada fase ini, anak akan meniru perilaku orang lain disekitanya dan hal ini
merupakan proses belajar. Sebaliknya, Apabila orang tua tidak mendukung upaya
anak untuk belajar mandiri, maka hal ini akan menimbulkan rasa malu atau rasa
ragu akan kemampuannya, misalnya : Orang tua yang selalu memanjakan anak
dan mencela aktivitas yang telah dilakukan oleh anak (Supartini Yupi, 2004).
Salah satu elemen penting dari teori tingkatan psikososial Erikson adalah
perkembangan persamaan ego. Persamaan ego adalah perasaan sadar yang kita
kembangkan melalui interaksi sosial. Sifat-sifat umum psikososial yang pada
toddler yaitu :
7
1. Rasa Takut
a. Kehilangan orang tua.
b. Ansietas terhadap orang asing.
c. Suara-suara yang keras.
d. Pergi tidur.
e. Binatang besar
2. Sosialisasi
a. Ritualisme (merasa aman jika ada orang tua sehingg sering melakukan
kegiatan yang beresiko, Rasa aman berubah jika masuk rumah sakit),
negativism (Mood cepat berubah), dan kemandirian mendominasi
interaksi pada toddler.
b. Ansietas perpisahan mamuncak saat toddler mulai membedakan dirinya
dari orang terdekat. Objek transisi adalah penting, terutama selama
periode berpisah, seperti tidur siang.
3. Bermain dan mainan
a. Tujuan mainan pada masa toddler adalah untuk meningkatkan
keterampilan lokomotor (mainan yang ditarik dan didorong) untuk
meningkatkan imitasi, perkembangan bahasa, dan keterampilan motorik
kasar dan halus.
b. Mainan harus aman (tidak mempunyai bagian yang dapat terlepas atau
kecil). Contoh-contoh mainan yang dan sesuai untuk toddler adalah
sebagai berikut: Boneka dan mainan peralatan rumah tangga, Telepon
mainan dan buku pakaian, Mainan kuda goyang dan mobil mainan yang
dapat dikendrai (sesuai usia), cat tangan, bermain dengan tanah liat,
permainan puzzle ukuran besardari plastic atau kayu, dan blok-blok besar.
2.3.2 Perkembangan Psikoseksual
Teori perkembangan psikoseksual yang dikemukakan oleh Freud Pada
Fase Anal (1 sampai 3 tahun) adalah selama usia toddler, yaitu menginjak tahun
pertama sampai tahun ketiga, kehidupan anak berpusat pada kesenangan anak,
yaitu selama perkembangan otot sfingter. Anak senang menahan feses, bahkan
bermain - main dengan fesesnya sesuai dengan keinginannya. Dengan demikian,
8
Toilet training adalah waktu yang tepat di lakukan ada periode ini (Supartini
Yupi, 2004).
Pada fase ini fungsi tubuh yang memberi kepuasan berkisar pada sekitar
anus. Tugas perkembangan yang harus dilalui anak adalah melakukan kontrol
terhadap BAB dan BAK, dan bila tercapai anak akan senang melakukan sendiri.
Sedangkan bila tugas perkembangan tidak tercapai akan muncul beberapa masalah
seperti anak akan menahan dan melakukannya dengan mempermainkan. Peran
lingkungan adalah membantu anak untuk belajar mengontrol pengeluaran
(melakukan Toilet Training). Toilet Training yaitu suatu konsep bersih dimana
anak belajar mengontrol pengeluaran tepat waktu dan tempat serta dapat
melakukan dengan mandiri.
2.4 DDST (Denver Developmenta Screening Test)
Tes skring perkembangan menurut Denver (denver delopmental screening
test/ddst) adalah salah satu dari metode skrining terhadap kelainan perkembangan
anak, test ini bukanlah test diagnostik atau test IQ. DDST memenuhi semua
persyaratan yang diperlukan untuk metode skrining yang baik. Test ini mudah dan
cepat(15-20 menit), dapat diandalkan dan menunjukkan validitas yang tinggi. Dari
beberapa penelitian yang pernah dilakukan ternyata DDST secara efektif dapat
mengidentifikasikan antara 85-100% bayi dan anak-anak prasekolah yang
mengalami keterlambatan perkembangan, dan pada “follow-up” selanjutnya
ternyata 89% dari kelompok DDST abnormal mengalami kegagalan disekolah 5-6
tahun kemudian.
Tetapi dari penelitia Borowitz (1986) menunjukkan bahwa DDST tidak
dapat mengidentifikasikan lebih separuh anak dengan kelainan bicara.
Frankenburg melakukan revisi restandarisasi kembali DDST dan juga tugas
perkembangan pada sektor bahasa ditambah, yang kemudian hasil revisi dari
DDST dinamakan Denver II.
1. Aspek perkembangan yang dinilai
Terdiri dari 105 tugas perkembangan pada DDST dan DDST-R.(lihat
lampiran 1: DDST dan lampiran 2: DDST-R), yang kemudian pada Denver II
9
dilakukan revisi dan restandarisasi dari DDST sehingga terdapat 125 tugas
perkembangan. Perbedaan lainnya adalah, pada Denver II terdapat:
a. Peningkatan 86% pada sektor bahasa.
b. 2 pemeriksaan untuk artikulasi bahasa.
c. Skala umur yang baru.
d. Kategori baru untuk interpretasi pada kelainan yang ringan.
e. Skala penilaian tingkah laku.
f. Materi training yang baru
Semua tugas perkembangan itu disusun berdasarkan urutan
perkembangan dan diatur dalam empat kelompok besar yang disebut sektor
perkembangan, yang meliputi:
a. Personal social (perilaku sosial)
Aspek yang berhubungan dengan kemampuan mandiri, bersosialisasi
dan berinteraksi dengan lingkungannya.
b. Fine motor adaptive (gerakan motorik halus)
Aspek yang berhubungan dengan kemampuan anak untuk
mengamati sesuatu, melakukan gerakan yang melibatkan bagian-bagian
tubuh tertentu dan dilakukan otot-otot kecil, tetapi memerlukan koordinasi
yang cermat.
c. Language (bahasa)
Kemampuan untuk memberikan respon terhadap suara, mengikuti
perintah dan berbicara spontan.
d. Gross motor (gerakan motorik kasar)
Aspek yang berhubungan dengan pergerakan dan sikap tubuh. setiap
tugas (kemampuan) digambarkan dalam bentuk kotak persegi panjang
horizontal yang berurutan menurut umur, dalam lembar DDST.
2. Alat yang akan digunakan
a. Alat peraga : benang wol merah, kismis/manik-manik, kubus waranah
merah-kunung-hijau-biru, permainan anak, botol kecil, bola tenis, bel
kecil, kertas dan pensil.
b. Lembar folmulir dan DDST.
10
c. Buku petunjuk sebagai referensi yang menjelaskan cara-cara melakukan
tes dan cara penilaiannya.
3. Prosedur DDST terdiri dari 2 tahap yaitu :
a. Tahap pertama : secara periodik dilakukan pada semua anak yang
berusia :
1) 1-6 bulan
2) 9-12 bulan
3) 18-24 bulan
4) 3 tahun
5) 4 tahun
6) 5 tahun
b. Tahap ke dua : dilakukan pada mereka yang dicurigai adanya hambatan
perkembangan pada tahap pertama. Kemudian dilanjutkan dengan
evaluasi dignostik yang lengkap.
4. Penilaian
Dari buku petunjuk terdapat penjelasan tentang bagaimana melakukan
penilaian, apakah lulus (passed=p), gagal (fail=f), ataukah anak tidak dapat
mendapat kesempatan melakukan tugas (no opportunity=N.O). kemudian
ditarik garis berdsarkan umur kronologis yang mematang garis horisontal
tugas perkembangan pada formulir DDST. Setelah itun dihitung pada masing-
masing sekror, berapa yang P dan berapa yang F, selanjutnya berdasarkan
pedoman, hasil tes diklasifikasi dalam : normal, upnormal, meragukan
(questionable) dan tidak dapat di tes (untestable).
a. Ubnormal
Bila didapatkan dua atau lebih keterlambatan, pada 2 sektor atau
lebih. Bila dalam 1 sektor atau lebih didapatkan dua tau lebih
keterlambatan PLUS satu sektor atau lebih dengan satu keterlambatan dan
pada sektor yang sama tersebut tidak ada yang lulus pada kotak yang
berpotongan dengan garis ventikal.
11
b. Meragukan
Bila pada satu sektor didapatkan dua atau lebih. Bila satu sektor atau
lebih didapatkan satu keterlambatan dan pada sektor yang sama tidak ada
yang lulus pada kotak yang berpotongan dengan garis vertikal usia.
c. Tidak dapat dites
Apabila terjadi peneolakan jhasil tes menjadi upnormal atau
meragukan.
d. Normal
Semua yang tidak tercantum pada kriteria tersebut diatas.
Dalam pelaksanaan skrining dengan DDST ini, umur anak perlu ditetepkan
terlebih dahulu, dengan mengunakan patokan 30 hari untuk satu bulan dan 12
bulan untuk 1 tahun. Bila dalam perhitungan umur kurang dari 15 hari dibulatkan
ke bawah dan sama dengan atau lebih dari 15 hari dibulatkan ke atas.
12
BAB 3
KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN
3.1 Pengkajian
Nama : An. Nazia
Jenis Kelamin : Perempuan
Tanggal Lahir : 17 Oktober 2012
Tanggal Periksa: 23 Desember 2014
Usia : Tanggal Periksa - Tanggal Lahir.
: 2014 12 23
2012 10 17
2 2 6
Jadi usia An. Nazia saat ini : 2 tahun 2 bulan 6 hari.
3.2 HASIL DDST
1. Personal Sosial
P = 11
F = 1 ( Pada sektor membuka pakaian ).
N.O = -
Kesimpulan : Normal
2. Adaptif - Motorik Halus
P = 14
F = -
N.O = -
Kesimpulan : Normal
3. Bahasa
P = 15
F = 1 ( Pada sektor menyebut bagian badan ).
N.O = -
Kesimpulan : Meragukan
13
4. Motorik kasar.
P = 13
F = -
N.O = -
Kesimpulan : Normal
3.3 Intervensi
1. Personal Sosial
a. Ajarkan cuci tangan dan mengeringkan tangan.
b. Ajarkan memakai baju dan membuka pakaian sesering mungkin.
c. Ajarkan menggunakan sendok / garbu, makan sendiri dan minum
dengan cangkir.
d. Ajarkan menirukan kegiatan yang dilakukan oleh pemeriksa.
e. Ajarkan klien untuk mengatakan keinginan.
f. Ajarkan klien bermain bola dengan pemeriksa.
2. Adaptif - Motorik Halus
a. Ajarkan anak membuat menara dari 6 kubus.
b. Ajarkan anak membuat menara dari 4 kubus.
c. Ajarkan anak membuat menara dari 2 kubus.
d. Ajarkan anak mengambil manik - manik.
e. Ajarkan anak mencoret - coret diatas kertas.
f. Ajarkan anak memegang benda dengan jari - jari.
g. Ajarkan anak menaruh kubus di cangkir.
h. Ajarkan anak mencari benang dan menggaruk manik - manik.
3. Bahasa
a. Ajarkan anak menunjuk gambar.
b. Ajarkan anak mengenali bagian badan sesering mungkin.
c. Ajarkan anak menyebutkan kata.
d. Ajarkan anak menyebutkan gambar.
e. ajarkan anak menirukan bunyi kata - kata.
14
4. Motorik Kasar
a. Ajarkan anak melempar bola lengan ke atas.
b. Ajarkan anak melompat.
c. Ajarkan anak menendang bola ke depan.
d. Ajarkan anak berjalan naik tangga.
e. Ajarkan anak berjalan mundur.
f. Ajarkan anak berdiri 2 detik.
g. Ajarkan anak membungkuk kemudian berdiri.
3.4 Implementasi
1. Personal Sosial
Tanggal : 23 Desember 2014
Pukul : 09.00 WIB
a. Mengajarkan anak untuk mencuci tangan dan mengeringkan tangan.
R/ An. N menolak tururn dari tempat tidur, sehingga pemeriksa
bertanya kepada ibunya dan ibunya mengatakan bahwa anaknya bisa
mencuci tangan dan mengeringkan tangan sendiri tetapi dengan
bantuan ibu atau ayahnya.
b. Mengajarkan anak untuk memakai baju dan membuka pakaian sesering
mungkin.
R/ An.N berusaha melakukan pemeriksaan dengan didampingi oleh
ibunya. An.N berusaha memakai baju dengan dibantu ibunya karena
keterbatasan anak yang sedang diinfus.
c. Mengajarkan anak untuk menggunakan sendok / garbu, makan sendiri
dan minum dengan cangkir.
R/ An.N sudah bisa melakukan hal tersebut tanpa bantuan dari ibunya.
d. Mengajarkan anak menirukan kegiatan yang dilakukan oleh pemeriksa,
Misalnya tepuk tangan, menyuapi boneka.
R/ An.N mengikuti kegiatan yang dilakukan pemeriksa seperti tepuk
tangan. An.N tampak menyuapi bonekanya.
e. Mengajarkan klien untuk mengatakan keinginan.
15
R/ An.N berusaha mengatakan keinginannya dengan menangis dan
memegangi tangan yang di infus supaya tidak di suntik.
f. Ajarkan klien bermain bola dengan pemeriksa.
R/ An.N tampak melempar boa ke arah pemeriksa.
2. Adaptif - Motorik Halus
Tanggal : 24 Desember 2014
Pukul : 09.00 WIB
a. Mengajarkan anak membuat menara dari 6 kubus.
R/ An.N tampak sedang berusaha menyusun kubus ( kerdus ) 6 kubus
b. Mengajarkan anak membuat menara dari 4 kubus.
R/ An.N tampak sedang berusaha menyusun kubus ( kerdus ) 4 kubus
dengan serius.
c. Mengajarkan anak membuat menara dari 2 kubus.
R/ An.N dengan mudahnya menyusun kubus ( kerdus ) 2 kubus tanpa
bantuan.
d. Mengajarkan anak mengambil manik - manik.
R/ An.N memperhatikan dan melakukan yang diajarkan pemeriksa
yaitu mengambil manik - manik kemudian mengaruk - garuk
maniknya.
e. Mengajarkan anak mencoret - coret diatas kertas.
R/ An.N tampak menerima alat tulis dan kertas kemudian mencorat -
coretnya.
f. Mengajarkan anak memegang benda dengan jari - jari.
R/ An.N tampak memegang benda ( bolpoin, mobil - mobilan, balon )
dengan jari - jarinya.
g. Mengajarkan anak menaruh kubus di cangkir.
R/ An.N tampak agak kesulitan menaruh kebus dicangkir. kubusnya
sering jatuh, tetapi An.N berhasil melakukannya.
h. Mengajarkan anak mencari benang dan menggaruk manik - manik.
16
R/ An.N bisa melakukannya secara mandiri. Tampak An.N mengambil
benang ketika pemeriksa memberikan 2 pilihan benda ( benang dan
pita ).
3. Bahasa
Tanggal : 25 Desember 2014
Pukul : 10.00 WIB
a. Mengajarkan anak menunjuk gambar.
R/An.N memperhatikan pemeriksa saat menjelaskan tentang gambar.
An.N menunjukkan gambar dengan benar ketika pemeriksa bertanya
kepada An.N
b. Mengajarkan anak mengenali bagian badan sesering mungkin.
R/ An.N belum bisa menyebutkan bagian bagian badannya secara
mandiri. Pemeriksa meminta bantuan kepada ibunya untuk
mengajarkan An.N mengenali bagian badan.
c. Mengajarkan anak menyebutkan kata.
R/ An.N mampu menyebutkan kata "Mama", "Ayah", "Tante",
"Kucing", "Monyet", "Singa".
d. Mengajarkan anak menyebutkan gambar.
R/ An.N bisa menyebutkan gambar dengan benar ketika pemeriksa
menunjukkan gambar.
e. Mengajarkan anak menirukan bunyi kata - kata.
R/ An.N mampu menirukan bunyi hewan seperti kucing, sapi dan
kambing.
4. Motorik Kasar
Tanggal : 25 Desember 2014
Pukul : 10.00 WIB
a. Mengajarkan anak melempar bola lengan ke atas.
R/ An.N mampu melakukan lempar bola ke atas dengan keterbatasan
karena An.N kondisinya sedang memakai infus.
b. Mengajarkan anak melompat (dilakukan sesuai kondisi)
17
R/ An. N mampu melakukannya. An.N tampak melonmpat secara
perlahan karena keterbatasan fisiknya yang sedang dipasang infus di
tangannya.
c. Mengajarkan anak menendang bola ke depan.
R/ An.N mampu menendang bola ke depan dan kearah pemeriksa,
namun dengan keterbatasan karena kondisi An.N yang di infus.
d. Mengajarkan anak berjalan naik tangga (dilakukan sesuai kondisi)
R/ Tampak An. N sedang berjalan dan naik tangga di lorong rumah
sakit dengan ditemani orang tuanya.
e. Mengajarkan anak berjalan mundur (dilakukan sesuai kondisi)
R/ Tampak An. N sedang berjalan mundur di lorong rumah sakit
dengan ditemani orang tuanya.
f. Mengajarkan anak berdiri 2 detik (dilakukan sesuai kondisi)
R/ An. N mampu melakukannya, pada saat pengkajian An. N berdiri
selama 2 detik di atas kursi.
g. Mengajarkan anak membungkuk kemudian berdiri (dilakukan sesuai
kondisi)
R/ An.N mampu dan senang sekali saat pemeriksa memintanya untuk
berdiri lalu membungkuk kemudian berdiri lagi. An.n tampak
tersenyum dan gembira.
3.5 Evaluasi
No Sektor Tanggal/Jam Evaluasi1. Personal Sosial 25 Desember 2014
06.00S :1. Ibu mengatakan An. N masih
berusaha dan belajar dalam hal memakai baju dan membuka pakaian.
2. Ibu mengatakan An. N sudah bisa menggunakan sendok/garpu, makan sendiri, minum dengan cangkir secara mandiri.
3. Ibu mengatakan An. N selama di rumah sakit sering bermain dengan bonekanya dan suka menyuapi bonekanya.
4. Ibu mengatakan An. N belum bisa
18
cuci tangan dan mengeringkan tangannya sendiri.
O :1. An. N terlihat menyuapi
bonekanya saat pemeriksa mendatanginya.
2. An. N terlihat makan sendiri menggunakan sendok dan minun dengan cangkir.
3. An. N terlihat dibantu oleh ibunya ketika mengganti pakaian.
A :Masalah teratasi sebagian
P :Intervensi dilanjutkan oleh orang tua.
2. Adaptif-Motorik Halus
25 Desember 201410.00
S :1. Ibu mengatakan An. N bisa
menyusun menara dari kubus (2, 4, 6).
2. Ibu mengatakan An. N bisa mengambil dan menggaruk manik-manik.
3. Ibu mengatakan An. N bisa mencari benang.
4. Ibu mengatakan An. N bisa memegang benda dengan jari-jari seperti memegang bolpoin, mobil-mobilan, bola dan balon.
5. Ibu mengatakan An. N sudah bisa mencorat coret diatas kertas.
O :1. An. N tampak memegangi balon,
bolpoin, bola dan mobil-mobilan.2. An. N tampak bermain manik-
manik.3. An. N tampak mencorat coret
diatas kertas.4. An. N tampak sedang menyusun
menara dari kubus.
A :Masalah teratasi.
19
P :Intervensi dilanjutkan oleh orang tua.
3. Bahasa 25 Desember 201410.00
S :1. Ibu mengatakan An. N sudah bisa
menunjuk dan menyebutkan gambar (4 gambar) seperti, gajah, kucing, ayam, bebek.
2. Ibu mengatakan An. N sudah bisa menirukan bunyi kata-kata seperti menirukan bunyi hewan.
3. Ibu mengatakan An. N sudah bisa mengenali bagian tubuhnya seperti, mata, hidung, mulut, gigi.
4. Ibu mengatakan An. N sudah bisa menyebutkan kata seperti “mama”, “ayah”, “tante”.
O :1. An. N tampak menunjuk gambar
dan menyebutkan gambar sesuai dengan perintah pemeriksa.
2. An. N tampak menirukan bunyi sesuai dengan perintah pemeriksa.
3. An. N mampu menyebutkan 4 bagian tubuhnya.
A :Masalah teratasi.
P :Intervensi dilanjutkan oleh orang tua.
4. Motorik Kasar 25 Desember 201410.00
S :1. Ibu mengatakan An. N sudah bisa
melempar bola keatas dan menendang bola kedepan.
2. Ibu mengatakan An. N sudah bisa berdiri 2 detik, berjalan mundur dan melompat.
3. Ibu mengatakan AN. N sudah bisa membungkuk kemudian berdiri.
O :1. An. N tampak berdiri selama 2
detik.2. An. N tampak bermain bola
dengan ibunya diatas kasur.
20
3. An. N tampak berjalan mundur dan melompat.
A :Masalah teratasi.
P :Intervensi dilanjutkan oleh orang tua.
21
BAB 4
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
An. N berkembang sesuai dengan tahap perkembangannya, An. N tidak
mengalami masalah dalam sektor personal sosial, adaptif motorik halus, bahasa,
motorik kasar. An. N sebagian besar mampu melaksanakan semua tindakan yang
ada di format DDST.
4.2 Saran
Deteksi dini tentang pertumbuhan dan perkembangan sangat penting
dilakukan untuk mengetahui sejauh mana perkembangan, petumbuhan, gangguan
atau perubahan tumbuh kembang anak. Untuk orang tua lebih memperhatikan
tumbuh kembang anak supaya tumbuh kembang anak mencapai perkembangan
dan pertumbuhan yang optimal.
22
DAFTAR PUSTAKA
Supartini, Yupi. 2004. Buku Ajar Konsep Dasar keperawatan Anak. Jakarta :
EGC
Susilaningrum, Rekawati. 2005. Asuhan Keperawatan Bayi & Anak ( Untuk
Perawat dan Bidan ). Jakarta : Salemba Medika
Santrock, John W. (1995) Life Span Development (Edisi Kelima), University
ofTexas,DallasPurwo, Bambang Kaswanti. (1990)
http://www.slideshare.net/juen23/perkembangan-bayi-toddler diakses pada
tanggal 14 September 2012 jam 17.00
http://coretanerma.blogspot.com/2012/03/makalah-tumbang-anak-usia-
toddler.html diakses paada tanggal 14 September 2012 jam 17.30
23
Lampiran 1
Tanggal pengambilan data : 23 Desember 2014
Pukul : 09.00 WIB
Ruang rawat/ kelas : Firdaus 5/3
1. Identitas anak
Nama : An. N
Tanggal lahir : 17 Oktober 2014
Jenis kelamin : Perempuan
Tanggal MRS : 22 Desember 2014
Umur : 2 tahun 2 bulan 6 hari
Alamat : Katerungan
Berat badan : 12 kg
BB lahir : 2800 gram
PB lahir : 9 cm
Diagnosa medis : OF + ISPA
2. Identitas Orang Tua
Nama Ayah : Tn. A
Nama Ibu : Ny. S
Pekerjaan Ayah : Swasta
Pekerjaan Ibu : IRT
Pendidikan Ayah : SMA
Pendidikan Ibu : SMA
Agama : Islam
Alamat : Katerungan
Riwayat imunisasi :
1. BCG : umur 1 bulan
2. DPT : umur 2 bulan
3. Hepatitis B : umur 0 bulan
4. Polio : umur 1 bulan
24
5. Campak : umur 9 bulan
3. Pertumbuhan
a. BB = berat badan saat pengkajian
Umur BB
Lahir 3,25 kg
3-12 bulan Umur (bulan) + 9 : 3
1-6 tahun Umur (tahun) x 2 + 8
6-12 tahun Umur (tahun) x 7 – 5 : 2
b. TB = Tinggi Badan saat pengkajian
Umur TB
Lahir 50 cm
1 tahun 1,5 x TB
4 tahun 2 x TB
6 tahun 1,5 x TB setahun
13 tahun 3 x TB lahir
Dewasa 3,5 x TB lahir (2 x TB 2 tahun)
c. LK = Lingkar Kepala saat pengkajian
Umur LK
Lahir 34 cm
6 bulan 44 cm
1 tahun 47 cm
Dewasa 54 cm
d. LLA = Lingkar Lengan Atas
Lingkar lengan atas klien untuk melihat status gizi klien. Rentang normal
= 11-13 cm, hanya untuk usia 3 tahun.
25