print hkhj

36
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Anak memiliki suatu ciri yang khas yaitu selalu tumbuh dan berkembang sejak konsepsi sampai berakhirnya masa remaja. Hal ini yang membedakan anak dengan dewasa. Anak bukan dewasa kecil. Anak menunjukkan ciri- ciri pertumbuhan dan perkembangan yang sesuai dengan usianya (Susilaningrum, 2005). Periode penting dalam tumbuh kembang anak adalah masa balita. Karena pada masa ini pertumbuhan dasar yang akan mempengaruhi dan menentukan perkembangan anak selanjutnya. Pada masa ini perkembangan kemampuan berbahasa, kreativitas, kesadaran sosial, kesadaran emosional dan inteligensia berjalan sangat cepat. Perkembangan psiko-sosial sangat dipengaruhi lingkungan dan interaksi antara anak dengan orang tuanya. Perkembangan anak akan optimal bila interaksi sosial diusahakan sesuai dengan kebutuhan anak pada berbagai tahap perkembangan. Dimana perkembangan itu berkaitan dengan perkembangan otak anak juga. Jika melihat dari perkembangan otak, otak terbagi menjadi 2 sisi, yakni otak kiri (hard skill 10 %) spesifik competenciens yakni berhubungan dengan logika, berhitung, rasional, dan merencanakan. Otak kanan (soft skill 90 %) basic competenciens sensitiveness, self controlling, vision, 1

Upload: abah-bisol

Post on 09-Dec-2015

234 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

dfdhgfgfhfffffff

TRANSCRIPT

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Anak memiliki suatu ciri yang khas yaitu selalu tumbuh dan berkembang

sejak konsepsi sampai berakhirnya masa remaja. Hal ini yang membedakan anak

dengan dewasa. Anak bukan dewasa kecil. Anak menunjukkan ciri-ciri

pertumbuhan dan perkembangan yang sesuai dengan usianya (Susilaningrum,

2005).

Periode penting dalam tumbuh kembang anak adalah masa balita. Karena

pada masa ini pertumbuhan dasar yang akan mempengaruhi dan menentukan

perkembangan anak selanjutnya. Pada masa ini perkembangan kemampuan

berbahasa, kreativitas, kesadaran sosial, kesadaran emosional dan inteligensia

berjalan sangat cepat. Perkembangan psiko-sosial sangat dipengaruhi lingkungan

dan interaksi antara anak dengan orang tuanya. Perkembangan anak akan optimal

bila interaksi sosial diusahakan sesuai dengan kebutuhan anak pada berbagai

tahap perkembangan. Dimana perkembangan itu berkaitan dengan perkembangan

otak anak juga. Jika melihat dari perkembangan otak, otak terbagi menjadi 2 sisi,

yakni otak kiri (hard skill 10 %) spesifik competenciens yakni berhubungan

dengan logika, berhitung, rasional, dan merencanakan. Otak kanan (soft skill 90

%) basic competenciens sensitiveness, self controlling, vision, commu nication,

risk taking dan continual learning (Susilaningrum, 2005).

Kemudian dalam tahap perkembangan tumbuh kembang anak, anak

berusia 12 bulan seharusnya sudah bisa untuk berjalan dituntun, makan dengan

sendok, dipanggil datang, dan bicara lebih dari 8 kata. Usia 18 bulan sudah bisa

untuk naik tangga dibantu, susun balok enam dan mengikuti mimic. Anak usia 1 –

2 tahun cenderung gerakannya memakai otot – otot besar, bergerak dengan

banyak komponen tubuh dan dapat merangsang oksigenasi otak. Dan untuk

mengetahui anak sudah siap jalan atau belum dapat dilihat dari reflex jinjit

(plantar reflek) yang mulai hilang, atau sudah dapat melakukan koordinasi

komplek (Susilaningrum, 2005).

1

Pada usia Toddler mengalami lompatan kemajuan yang menakjubkan.

Tidak hanya kemajuan fisik tetapi juga secara sosial dan emosional. Pada anak

usia toddler, seorang anak dapat sangat senang, sibuk, bahkan gusar.

Psikososialnya berkembang pesat, sedangkan pertumbuhan fisiknya melambat

(Susilaningrum, 2005).

Pada makalah ini, akan dibahas tentang pertumbuhan dan perkembangan

anak sejak usia 1 tahun sampai 3 tahun atau usia Toddler. Makalah ini dibuat

bertujuan supaya para pembaca mengetahui, mengenali dan memahami tumbuh

kembang anak yang normal sejak usia 1 tahun sampai 3 tahun yang dapat

diaplikasikan dalam asuhan keperawatan.

1.2 Rumusan Masalah

Bagaimana asuhan keperawatan tumbuh kembang anak pada usia todler

(1-3 tahun) ?

1.3      Tujuan

1.3.1 Tujuan Umum

Setelah mempelajari makalah ini diharapkan mahasiswa mampu

mengetahui dan memahami tentang pertumbuhan dan perkembangan anak usia

toddler (1- 3 tahun).

1.3.2 Tujuan Khusus

Untuk mengetahui asuhan keperawatan tumbuh kembang anak pada usia

todler (1-3 tahun).

2

BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pengertian Pertumbuhan dan Perkembangan

Pertumbuhan merupakan bertambah jumlah dan besarnya sel seluruh

bagian tubuh yang secara kuantitatif dapat diukur. Sedangkan perkembangan

merupakan bertambah sempurnanya fungsi alat tubuh yang dapat dicapai melalui

tumbuh kematangan belajar (Wong’s, 2000 ).

Pertumbuhan merupakan suatu proses alamiah yang terjadi pada individu,

yaitu secara bertahap anak akan semakin bertambah berat dan tinggi. Jadi

pertumbuhan berkaitan dengan kwantitas fisik individu anak. sedangkan

perkembangan adalah suatu proses yang terjadi secara simultan dengan

pertumbuhan yang menghasilkan kualitas individu untuk berfungsi, yang

dihasilkan melalui proses pematangan dan proses belajar dari lingkungannya

(Supartini Yupi, 2004)

Anak usia toddler adalah anak usia 12 – 36 bulan ( 1 – 3 tahun ) pada

periode ini anak berusaha mencari tahu bagaimana sesuatu bekerja dan bagaimana

menngontrol orang lain melalui kemarahan, penolakan, dan tindakan keras kepala.

Hal ini merupakan periode yang sangat penting untuk mencapai pertumbuhan dan

perkembangan intelektual secara optimal ( Perry, 1998 ).

Pada usia 2 tahun si kecil cenderung mengikuti orang tuanya kesana

kemari, ikut – ikutan menyapu, mengepel, menyiram tanaman, semua ini

dilakukan dengan penuh kesungguhan. Pada usia 2 tahun anak sudah mulai belajar

bergaul, ia senang sekali menonton anak lain bermain, perasaan tauk dan cemas

sering terjadi apabila orang tuanya meninggalkan anak sendiri. Seandainya orang

tua harus bepergian lama atau memutuskan untuk kembali.

2.2 Pertumbuhan dan Perkembangan Fisik

2.2.1 Perkembangan Fisik

Parameter Umum Perkembangan fisik adalah Peningkatan ukuran tubuh

terjadi secara bertahap bukan secara linear yang menunjukan karakteristik

percepatan atau perlambatan pertumbuhan pada masa toddler.

3

a. Perkembangan Biologis

1) Tinggi badan

a) Rata-rata todler bertambah tinggi sekitar 7,5 cm per tahun.

b) Rata-rata tinggi toddler usia 2 tahun sekitar 86,6cm. tinggi

badan usia 2 tahun adalah setengah dari tinggi dewasa yang

diharapkan.

2) Berat badan

a) Rata-rata pertambahan berat badan todler adalah 1,8-2,7 kg per

tahun.

b) Rata-rata berat badan toddler usia 2 tahun adalah 12,3 kg.

c) Pada usia 2,5 tahun berat badan toddler mencapai empat kali

berat lahir.

3) Lingkar kepala (LK)

a) Pada usia 1 sampai 2 tahun, ukuran LK sama dengan lingkar

dada.

b) Total laju peningkatan LK pada tahun kedua adalah 2,5cm

kemudian berkurang menjadi 1,25 cm pertahun sampai usia 5

tahun.

b. Perubahan Sensori

Penglihatan: pada Visus 20/20 atau 20/40, Pandangan binokuler

Pendengaran,penciuman, pengecap dan perabaan Berkembang dengan

baik sehingga Koordinasi baik  dengan mengeksplorasi lingkungan.

c. Kematangan Sistem

Otak tumbuh lengkap 75 % pada akhir 2 tahun, perkembangan

korteks cerebri yang spesifik, broca untuk bicara dan kortical untuk

mengontrol kaki, tangan dan sfinkter.

d. Saluran Pernafasan

Jaringan limfoid pada tonsil membesar & adenoid membesar

sehingga Sering mengalami infeksi seperti Otitis media dan Tonsilitis

dan ISPA.

4

e. Sistem Pencernaan dan Eliminasi

1) Proses pencernaan mulai komplit, kapasitas perut meningkat,

keasaman lambung meningkat.

2) Karakteristik feses berubah sesuai dengan jenis makanan.

3) Pengeluaran urine rata-rata selama masa anak adalah 500 sampai

1000 ml/ hari.

4) Dapat mengontrol sfingkter secara fisiologis pada 18-24 bln,

kapasitas Bladder meningkat (usia 14-18 bln) dan  anak dapat

menahan urin selama 2 jam/lebih.

f. Kulit

Epidermis dan Dermis berkembang bersama, resisten terhadap

infeksi.

g. Nutrisi

1) Kebutuhan kalori adalah 102 kkal/kg/hari.

2) Kebutuhan protein adalah 1,2 g/kg/hari.

3) Susu harus dibatasi tidak lebih dari sekitar 1 liter setiap hari

untuk membantu menjamin asupan makanan yang kaya zat besi.

h. Pola tidur

1) Total kebutuhan tidur menurun selama tahun kedua sampai rata-

rata 12 jam perhari.

2) Kebanyakan toddler tidur siang satu kali sehari sampai akhir tahun

kedua dan ketiga.

3) Masalah tidur umum terjadi dan dapat disebabkan rasa takut

berpisah.

4) Ritual waktu tidur dan objek transisi yang melambangkan rasa

aman, seperti selimut atau seperangkat mainan, akan sangat

membantu.

i. Kesehatan gigi

1) Jumlah gigi primer (20 gigi desidua) lengkap ketika mencapai usia

2,5 tahun.

2) Kunjungan ke dokter gigi pertama kali harus dilakukan sebelum

usia toddler 2,5 tahun.

5

3) Orang tua harus membersihkan gigi toddler dengan sikat gigi

lembut dan air, dan kemudian sela-sela gigi dengan benang halus.

4) Diet harus rendah makanan yang bersifat kariogenik mis, gula

pasir yang dapat meningkatkan timbulnya karies gigi.

2.2.2 Perkembangan Motorik Kasar dan Halus

Perkembangan fisik (motorik) merupakan proses tumbuh kembang

sistem gerak seorang anak . Setiap gerakan yang dilakukan anak merupakan

sistem interaksi yang kompleks dari berbagai bagian dan sistem dalam tubuh yang

dikontrol oleh otak. Perkembangan fisik ini terbagi menjadi sistem motorik halus

dan kasar

a. Motorik Kasar

Perkembangan kemampuan motorik kasar adalah kemampuan yang

berhubungan dengan gerak – gerak kasar yang melibatkan sebagian besar

organ tubuh seperti berlari, dan melompat. Perkembangan motorik kasar ini

sangat dipengaruhi oleh proses kematangan anak. Setiap anak kemampuannya

berbeda - beda.

Pada fase ini perkembangan motorik sangat menonjol. Motorik kasar

anak umur 15 bulan antara lain sudah bisa berjalan sendiri  tanpa bantuan

orang lain. Anak usia 18 bulan sudah mulai berlari tapi masih sering jatuh,

menarik-narik mainan, mulai senang naik tangga tetapi masih dengan

bantuan. Pada anak usia 24 bulan berlari sudah baik, dapat naik tangga sendiri

dengan kedua kaki tiap tahap. Sedangkan pada anak usia 36 bulan  sudah bisa

naik turun tangga tanpa bantuan, memakai baju dengan bantuan, mulai bisa

naik sepeda beroda tiga.

b. Motorik Halus

Kemampuan motorik halus adalah kemampuan yang berhubungan

keterampilan fisik yang melibatkan otot kecil dan koordinasi mata – tangan.

Saraf motorik halus ini dapat dilatih dan dikembangakan melalui kegiatan dan

rangsangan yang kontinu secara rutin. Seperti bermain puzzle, menyusuun

balok, memasukkan benda ke dalam lubang sesuai bentuknya, membuat garis,

melipat kertas, dan sebagainya.

6

Anak usia 24 bulan sudah bisa membuka pintu, membuka kunci,

menggunting sederhana, minum dengan menggunakan gelas atau cangkir,

sudah dapat menggunakan gelas atau cangkir, sudah dapat menggunakan

sendok dengan baik. Sedangkan pada anak usia 36 tahun sudah  bisa

menggambar lingkaran, mencuci tangan nya sendiri, menggosok gigi.

Anak pada usia 2 – 3 tahun memiliki beberapa kesamaan karakteristik

dengan masa sebelumnya. Secara fisik anak masih mengalami pertumbuhan

yang pesat. Beberapa karakteristik khusus yang dilalui anak usia 2 – 3 tahun

antara lain: anak sangat aktif mengeksplorasi benda – benda yang ada di

sekitarnya. Ia memiliki kekuatan observasi yang tajam dan keinginan belajar

yang luar biasa.

2.3 Perkembangan Personal dan Fungsi Mental Ditinjau Menurut Teori

2.3.1 Perkembangan Psikososial

Teori Perkembangan Psikososial Menurut Erikson Pada Otonomi (fase

mandiri) Versus Rasa Malu dan Ragu yaitu Perkembangan otonomi berpusat pada

perkembangan anak untuk mengontrol tubuh dan lingkungannya. Anak ingin

melakukan hal - hal yang ingin dilakukannya sendiri dengan menggunakan

kemampuan yang sudah mereka miliki, seperti berjalan, berjinjit, memanjat ,

makan sendiri dan memilih mainan / barang yang diinginkannya (Supartini Yupi,

2004).

Pada fase ini, anak akan meniru perilaku orang lain disekitanya dan hal ini

merupakan proses belajar. Sebaliknya, Apabila orang tua tidak mendukung upaya

anak untuk belajar mandiri, maka hal ini akan menimbulkan rasa malu atau rasa

ragu akan kemampuannya, misalnya : Orang tua yang selalu memanjakan anak

dan mencela aktivitas yang telah dilakukan oleh anak (Supartini Yupi, 2004).

Salah satu elemen penting dari teori tingkatan psikososial Erikson adalah

perkembangan persamaan ego. Persamaan ego adalah perasaan sadar yang kita

kembangkan melalui interaksi sosial. Sifat-sifat umum psikososial yang pada

toddler yaitu :

7

1. Rasa Takut

a. Kehilangan orang tua.

b. Ansietas terhadap orang asing.

c. Suara-suara yang keras.

d. Pergi tidur.

e. Binatang besar

2. Sosialisasi

a. Ritualisme (merasa aman jika ada orang tua sehingg sering melakukan

kegiatan yang beresiko, Rasa aman berubah jika masuk rumah sakit),

negativism (Mood cepat berubah), dan kemandirian mendominasi

interaksi pada toddler.

b. Ansietas perpisahan mamuncak saat toddler mulai membedakan dirinya

dari orang terdekat. Objek transisi adalah penting, terutama selama

periode berpisah, seperti tidur siang.

3. Bermain dan mainan

a. Tujuan mainan pada masa toddler adalah untuk meningkatkan

keterampilan lokomotor (mainan yang ditarik dan didorong) untuk

meningkatkan imitasi, perkembangan bahasa, dan keterampilan motorik

kasar dan halus.

b. Mainan harus aman (tidak mempunyai bagian yang dapat terlepas atau

kecil). Contoh-contoh mainan yang dan sesuai untuk toddler adalah

sebagai berikut: Boneka dan mainan peralatan rumah tangga, Telepon

mainan dan buku pakaian, Mainan kuda goyang dan mobil mainan yang

dapat dikendrai (sesuai usia), cat tangan, bermain dengan tanah liat,

permainan puzzle ukuran besardari plastic atau kayu, dan blok-blok besar.

2.3.2 Perkembangan Psikoseksual

Teori perkembangan psikoseksual yang dikemukakan oleh Freud Pada

Fase Anal (1 sampai 3 tahun) adalah selama usia toddler, yaitu menginjak tahun

pertama sampai tahun ketiga, kehidupan anak berpusat pada kesenangan anak,

yaitu selama perkembangan otot sfingter. Anak senang menahan feses, bahkan

bermain - main dengan fesesnya sesuai dengan keinginannya. Dengan demikian,

8

Toilet training adalah waktu yang tepat di lakukan ada periode ini (Supartini

Yupi, 2004).

Pada fase ini fungsi tubuh yang memberi kepuasan berkisar pada sekitar

anus. Tugas perkembangan yang harus dilalui anak adalah melakukan kontrol

terhadap BAB dan BAK, dan bila tercapai anak akan senang melakukan sendiri.

Sedangkan bila tugas perkembangan tidak tercapai akan muncul beberapa masalah

seperti anak akan menahan dan melakukannya dengan mempermainkan. Peran

lingkungan adalah membantu anak untuk belajar mengontrol pengeluaran

(melakukan Toilet Training). Toilet Training yaitu suatu konsep bersih dimana

anak belajar mengontrol pengeluaran tepat waktu dan tempat serta dapat

melakukan dengan mandiri.

2.4 DDST (Denver Developmenta Screening Test)

Tes skring perkembangan menurut Denver (denver delopmental screening

test/ddst) adalah salah satu dari metode skrining terhadap kelainan perkembangan

anak, test ini bukanlah test diagnostik atau test IQ. DDST memenuhi semua

persyaratan yang diperlukan untuk metode skrining yang baik. Test ini mudah dan

cepat(15-20 menit), dapat diandalkan dan menunjukkan validitas yang tinggi. Dari

beberapa penelitian yang pernah dilakukan ternyata DDST secara efektif dapat

mengidentifikasikan antara 85-100% bayi dan anak-anak prasekolah yang

mengalami keterlambatan perkembangan, dan pada “follow-up” selanjutnya

ternyata 89% dari kelompok DDST abnormal mengalami kegagalan disekolah 5-6

tahun kemudian.

Tetapi dari penelitia Borowitz (1986) menunjukkan bahwa DDST tidak

dapat mengidentifikasikan lebih separuh anak dengan kelainan bicara.

Frankenburg melakukan revisi restandarisasi kembali DDST dan juga tugas

perkembangan pada sektor bahasa ditambah, yang kemudian hasil revisi dari

DDST dinamakan Denver II.

1. Aspek perkembangan yang dinilai

Terdiri dari 105 tugas perkembangan pada DDST dan DDST-R.(lihat

lampiran 1: DDST dan lampiran 2: DDST-R), yang kemudian pada Denver II

9

dilakukan revisi dan restandarisasi dari DDST sehingga terdapat 125 tugas

perkembangan. Perbedaan lainnya adalah, pada Denver II terdapat:

a. Peningkatan 86% pada sektor bahasa.

b. 2 pemeriksaan untuk artikulasi bahasa.

c. Skala umur yang baru.

d. Kategori baru untuk interpretasi pada kelainan yang ringan.

e. Skala penilaian tingkah laku.

f. Materi training yang baru

Semua tugas perkembangan itu disusun berdasarkan urutan

perkembangan dan diatur dalam empat kelompok besar yang disebut sektor

perkembangan, yang meliputi:

a. Personal social (perilaku sosial)

Aspek yang berhubungan dengan kemampuan mandiri, bersosialisasi

dan berinteraksi dengan lingkungannya.

b. Fine motor adaptive (gerakan motorik halus)

Aspek yang berhubungan dengan kemampuan anak untuk

mengamati sesuatu, melakukan gerakan yang melibatkan bagian-bagian

tubuh tertentu dan dilakukan otot-otot kecil, tetapi memerlukan koordinasi

yang cermat.

c. Language (bahasa)

Kemampuan untuk memberikan respon terhadap suara, mengikuti

perintah dan berbicara spontan.

d. Gross motor (gerakan motorik kasar)

Aspek yang berhubungan dengan pergerakan dan sikap tubuh. setiap

tugas (kemampuan) digambarkan dalam bentuk kotak persegi panjang

horizontal yang berurutan menurut umur, dalam lembar DDST.

2. Alat yang akan digunakan

a. Alat peraga : benang wol merah, kismis/manik-manik, kubus waranah

merah-kunung-hijau-biru, permainan anak, botol kecil, bola tenis, bel

kecil, kertas dan pensil.

b. Lembar folmulir dan DDST.

10

c. Buku petunjuk sebagai referensi yang menjelaskan cara-cara melakukan

tes dan cara penilaiannya.

3. Prosedur DDST terdiri dari 2 tahap yaitu :

a. Tahap pertama : secara periodik dilakukan pada semua anak yang

berusia :

1) 1-6 bulan

2) 9-12 bulan

3) 18-24 bulan

4) 3 tahun

5) 4 tahun

6) 5 tahun

b. Tahap ke dua : dilakukan pada mereka yang dicurigai adanya hambatan

perkembangan pada tahap pertama. Kemudian dilanjutkan dengan

evaluasi dignostik yang lengkap.

4. Penilaian

Dari buku petunjuk terdapat penjelasan tentang bagaimana melakukan

penilaian, apakah lulus (passed=p), gagal (fail=f), ataukah anak tidak dapat

mendapat kesempatan melakukan tugas (no opportunity=N.O). kemudian

ditarik garis berdsarkan umur kronologis yang mematang garis horisontal

tugas perkembangan pada formulir DDST. Setelah itun dihitung pada masing-

masing sekror, berapa yang P dan berapa yang F, selanjutnya berdasarkan

pedoman, hasil tes diklasifikasi dalam : normal, upnormal, meragukan

(questionable) dan tidak dapat di tes (untestable).

a. Ubnormal

Bila didapatkan dua atau lebih keterlambatan, pada 2 sektor atau

lebih. Bila dalam 1 sektor atau lebih didapatkan dua tau lebih

keterlambatan PLUS satu sektor atau lebih dengan satu keterlambatan dan

pada sektor yang sama tersebut tidak ada yang lulus pada kotak yang

berpotongan dengan garis ventikal.

11

b. Meragukan

Bila pada satu sektor didapatkan dua atau lebih. Bila satu sektor atau

lebih didapatkan satu keterlambatan dan pada sektor yang sama tidak ada

yang lulus pada kotak yang berpotongan dengan garis vertikal usia.

c. Tidak dapat dites

Apabila terjadi peneolakan jhasil tes menjadi upnormal atau

meragukan.

d. Normal

Semua yang tidak tercantum pada kriteria tersebut diatas.

Dalam pelaksanaan skrining dengan DDST ini, umur anak perlu ditetepkan

terlebih dahulu, dengan mengunakan patokan 30 hari untuk satu bulan dan 12

bulan untuk 1 tahun. Bila dalam perhitungan umur kurang dari 15 hari dibulatkan

ke bawah dan sama dengan atau lebih dari 15 hari dibulatkan ke atas.

12

BAB 3

KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN

3.1 Pengkajian

Nama : An. Nazia

Jenis Kelamin : Perempuan

Tanggal Lahir : 17 Oktober 2012

Tanggal Periksa: 23 Desember 2014

Usia : Tanggal Periksa - Tanggal Lahir.

: 2014 12 23

2012 10 17

2 2 6

Jadi usia An. Nazia saat ini : 2 tahun 2 bulan 6 hari.

3.2 HASIL DDST

1. Personal Sosial

P = 11

F = 1 ( Pada sektor membuka pakaian ).

N.O = -

Kesimpulan : Normal

2. Adaptif - Motorik Halus

P = 14

F = -

N.O = -

Kesimpulan : Normal

3. Bahasa

P = 15

F = 1 ( Pada sektor menyebut bagian badan ).

N.O = -

Kesimpulan : Meragukan

13

4. Motorik kasar.

P = 13

F = -

N.O = -

Kesimpulan : Normal

3.3 Intervensi

1. Personal Sosial

a. Ajarkan cuci tangan dan mengeringkan tangan.

b. Ajarkan memakai baju dan membuka pakaian sesering mungkin.

c. Ajarkan menggunakan sendok / garbu, makan sendiri dan minum

dengan cangkir.

d. Ajarkan menirukan kegiatan yang dilakukan oleh pemeriksa.

e. Ajarkan klien untuk mengatakan keinginan.

f. Ajarkan klien bermain bola dengan pemeriksa.

2. Adaptif - Motorik Halus

a. Ajarkan anak membuat menara dari 6 kubus.

b. Ajarkan anak membuat menara dari 4 kubus.

c. Ajarkan anak membuat menara dari 2 kubus.

d. Ajarkan anak mengambil manik - manik.

e. Ajarkan anak mencoret - coret diatas kertas.

f. Ajarkan anak memegang benda dengan jari - jari.

g. Ajarkan anak menaruh kubus di cangkir.

h. Ajarkan anak mencari benang dan menggaruk manik - manik.

3. Bahasa

a. Ajarkan anak menunjuk gambar.

b. Ajarkan anak mengenali bagian badan sesering mungkin.

c. Ajarkan anak menyebutkan kata.

d. Ajarkan anak menyebutkan gambar.

e. ajarkan anak menirukan bunyi kata - kata.

14

4. Motorik Kasar

a. Ajarkan anak melempar bola lengan ke atas.

b. Ajarkan anak melompat.

c. Ajarkan anak menendang bola ke depan.

d. Ajarkan anak berjalan naik tangga.

e. Ajarkan anak berjalan mundur.

f. Ajarkan anak berdiri 2 detik.

g. Ajarkan anak membungkuk kemudian berdiri.

3.4 Implementasi

1. Personal Sosial

Tanggal : 23 Desember 2014

Pukul : 09.00 WIB

a. Mengajarkan anak untuk mencuci tangan dan mengeringkan tangan.

R/ An. N menolak tururn dari tempat tidur, sehingga pemeriksa

bertanya kepada ibunya dan ibunya mengatakan bahwa anaknya bisa

mencuci tangan dan mengeringkan tangan sendiri tetapi dengan

bantuan ibu atau ayahnya.

b. Mengajarkan anak untuk memakai baju dan membuka pakaian sesering

mungkin.

R/ An.N berusaha melakukan pemeriksaan dengan didampingi oleh

ibunya. An.N berusaha memakai baju dengan dibantu ibunya karena

keterbatasan anak yang sedang diinfus.

c. Mengajarkan anak untuk menggunakan sendok / garbu, makan sendiri

dan minum dengan cangkir.

R/ An.N sudah bisa melakukan hal tersebut tanpa bantuan dari ibunya.

d. Mengajarkan anak menirukan kegiatan yang dilakukan oleh pemeriksa,

Misalnya tepuk tangan, menyuapi boneka.

R/ An.N mengikuti kegiatan yang dilakukan pemeriksa seperti tepuk

tangan. An.N tampak menyuapi bonekanya.

e. Mengajarkan klien untuk mengatakan keinginan.

15

R/ An.N berusaha mengatakan keinginannya dengan menangis dan

memegangi tangan yang di infus supaya tidak di suntik.

f. Ajarkan klien bermain bola dengan pemeriksa.

R/ An.N tampak melempar boa ke arah pemeriksa.

2. Adaptif - Motorik Halus

Tanggal : 24 Desember 2014

Pukul : 09.00 WIB

a. Mengajarkan anak membuat menara dari 6 kubus.

R/ An.N tampak sedang berusaha menyusun kubus ( kerdus ) 6 kubus

b. Mengajarkan anak membuat menara dari 4 kubus.

R/ An.N tampak sedang berusaha menyusun kubus ( kerdus ) 4 kubus

dengan serius.

c. Mengajarkan anak membuat menara dari 2 kubus.

R/ An.N dengan mudahnya menyusun kubus ( kerdus ) 2 kubus tanpa

bantuan.

d. Mengajarkan anak mengambil manik - manik.

R/ An.N memperhatikan dan melakukan yang diajarkan pemeriksa

yaitu mengambil manik - manik kemudian mengaruk - garuk

maniknya.

e. Mengajarkan anak mencoret - coret diatas kertas.

R/ An.N tampak menerima alat tulis dan kertas kemudian mencorat -

coretnya.

f. Mengajarkan anak memegang benda dengan jari - jari.

R/ An.N tampak memegang benda ( bolpoin, mobil - mobilan, balon )

dengan jari - jarinya.

g. Mengajarkan anak menaruh kubus di cangkir.

R/ An.N tampak agak kesulitan menaruh kebus dicangkir. kubusnya

sering jatuh, tetapi An.N berhasil melakukannya.

h. Mengajarkan anak mencari benang dan menggaruk manik - manik.

16

R/ An.N bisa melakukannya secara mandiri. Tampak An.N mengambil

benang ketika pemeriksa memberikan 2 pilihan benda ( benang dan

pita ).

3. Bahasa

Tanggal : 25 Desember 2014

Pukul : 10.00 WIB

a. Mengajarkan anak menunjuk gambar.

R/An.N memperhatikan pemeriksa saat menjelaskan tentang gambar.

An.N menunjukkan gambar dengan benar ketika pemeriksa bertanya

kepada An.N

b. Mengajarkan anak mengenali bagian badan sesering mungkin.

R/ An.N belum bisa menyebutkan bagian bagian badannya secara

mandiri. Pemeriksa meminta bantuan kepada ibunya untuk

mengajarkan An.N mengenali bagian badan.

c. Mengajarkan anak menyebutkan kata.

R/ An.N mampu menyebutkan kata "Mama", "Ayah", "Tante",

"Kucing", "Monyet", "Singa".

d. Mengajarkan anak menyebutkan gambar.

R/ An.N bisa menyebutkan gambar dengan benar ketika pemeriksa

menunjukkan gambar.

e. Mengajarkan anak menirukan bunyi kata - kata.

R/ An.N mampu menirukan bunyi hewan seperti kucing, sapi dan

kambing.

4. Motorik Kasar

Tanggal : 25 Desember 2014

Pukul : 10.00 WIB

a. Mengajarkan anak melempar bola lengan ke atas.

R/ An.N mampu melakukan lempar bola ke atas dengan keterbatasan

karena An.N kondisinya sedang memakai infus.

b. Mengajarkan anak melompat (dilakukan sesuai kondisi)

17

R/ An. N mampu melakukannya. An.N tampak melonmpat secara

perlahan karena keterbatasan fisiknya yang sedang dipasang infus di

tangannya.

c. Mengajarkan anak menendang bola ke depan.

R/ An.N mampu menendang bola ke depan dan kearah pemeriksa,

namun dengan keterbatasan karena kondisi An.N yang di infus.

d. Mengajarkan anak berjalan naik tangga (dilakukan sesuai kondisi)

R/ Tampak An. N sedang berjalan dan naik tangga di lorong rumah

sakit dengan ditemani orang tuanya.

e. Mengajarkan anak berjalan mundur (dilakukan sesuai kondisi)

R/ Tampak An. N sedang berjalan mundur di lorong rumah sakit

dengan ditemani orang tuanya.

f. Mengajarkan anak berdiri 2 detik (dilakukan sesuai kondisi)

R/ An. N mampu melakukannya, pada saat pengkajian An. N berdiri

selama 2 detik di atas kursi.

g. Mengajarkan anak membungkuk kemudian berdiri (dilakukan sesuai

kondisi)

R/ An.N mampu dan senang sekali saat pemeriksa memintanya untuk

berdiri lalu membungkuk kemudian berdiri lagi. An.n tampak

tersenyum dan gembira.

3.5 Evaluasi

No Sektor Tanggal/Jam Evaluasi1. Personal Sosial 25 Desember 2014

06.00S :1. Ibu mengatakan An. N masih

berusaha dan belajar dalam hal memakai baju dan membuka pakaian.

2. Ibu mengatakan An. N sudah bisa menggunakan sendok/garpu, makan sendiri, minum dengan cangkir secara mandiri.

3. Ibu mengatakan An. N selama di rumah sakit sering bermain dengan bonekanya dan suka menyuapi bonekanya.

4. Ibu mengatakan An. N belum bisa

18

cuci tangan dan mengeringkan tangannya sendiri.

O :1. An. N terlihat menyuapi

bonekanya saat pemeriksa mendatanginya.

2. An. N terlihat makan sendiri menggunakan sendok dan minun dengan cangkir.

3. An. N terlihat dibantu oleh ibunya ketika mengganti pakaian.

A :Masalah teratasi sebagian

P :Intervensi dilanjutkan oleh orang tua.

2. Adaptif-Motorik Halus

25 Desember 201410.00

S :1. Ibu mengatakan An. N bisa

menyusun menara dari kubus (2, 4, 6).

2. Ibu mengatakan An. N bisa mengambil dan menggaruk manik-manik.

3. Ibu mengatakan An. N bisa mencari benang.

4. Ibu mengatakan An. N bisa memegang benda dengan jari-jari seperti memegang bolpoin, mobil-mobilan, bola dan balon.

5. Ibu mengatakan An. N sudah bisa mencorat coret diatas kertas.

O :1. An. N tampak memegangi balon,

bolpoin, bola dan mobil-mobilan.2. An. N tampak bermain manik-

manik.3. An. N tampak mencorat coret

diatas kertas.4. An. N tampak sedang menyusun

menara dari kubus.

A :Masalah teratasi.

19

P :Intervensi dilanjutkan oleh orang tua.

3. Bahasa 25 Desember 201410.00

S :1. Ibu mengatakan An. N sudah bisa

menunjuk dan menyebutkan gambar (4 gambar) seperti, gajah, kucing, ayam, bebek.

2. Ibu mengatakan An. N sudah bisa menirukan bunyi kata-kata seperti menirukan bunyi hewan.

3. Ibu mengatakan An. N sudah bisa mengenali bagian tubuhnya seperti, mata, hidung, mulut, gigi.

4. Ibu mengatakan An. N sudah bisa menyebutkan kata seperti “mama”, “ayah”, “tante”.

O :1. An. N tampak menunjuk gambar

dan menyebutkan gambar sesuai dengan perintah pemeriksa.

2. An. N tampak menirukan bunyi sesuai dengan perintah pemeriksa.

3. An. N mampu menyebutkan 4 bagian tubuhnya.

A :Masalah teratasi.

P :Intervensi dilanjutkan oleh orang tua.

4. Motorik Kasar 25 Desember 201410.00

S :1. Ibu mengatakan An. N sudah bisa

melempar bola keatas dan menendang bola kedepan.

2. Ibu mengatakan An. N sudah bisa berdiri 2 detik, berjalan mundur dan melompat.

3. Ibu mengatakan AN. N sudah bisa membungkuk kemudian berdiri.

O :1. An. N tampak berdiri selama 2

detik.2. An. N tampak bermain bola

dengan ibunya diatas kasur.

20

3. An. N tampak berjalan mundur dan melompat.

A :Masalah teratasi.

P :Intervensi dilanjutkan oleh orang tua.

21

BAB 4

PENUTUP

4.1 Kesimpulan

An. N berkembang sesuai dengan tahap perkembangannya, An. N tidak

mengalami masalah dalam sektor personal sosial, adaptif motorik halus, bahasa,

motorik kasar. An. N sebagian besar mampu melaksanakan semua tindakan yang

ada di format DDST.

4.2 Saran

Deteksi dini tentang pertumbuhan dan perkembangan sangat penting

dilakukan untuk mengetahui sejauh mana perkembangan, petumbuhan, gangguan

atau perubahan tumbuh kembang anak. Untuk orang tua lebih memperhatikan

tumbuh kembang anak supaya tumbuh kembang anak mencapai perkembangan

dan pertumbuhan yang optimal.

22

DAFTAR PUSTAKA

Supartini, Yupi. 2004. Buku Ajar Konsep Dasar keperawatan Anak. Jakarta :

EGC

Susilaningrum, Rekawati. 2005. Asuhan Keperawatan Bayi & Anak ( Untuk

Perawat dan Bidan ). Jakarta : Salemba Medika

Santrock, John W. (1995) Life Span Development (Edisi Kelima), University

ofTexas,DallasPurwo, Bambang Kaswanti. (1990)

http://www.slideshare.net/juen23/perkembangan-bayi-toddler diakses pada

tanggal 14 September 2012 jam 17.00

http://coretanerma.blogspot.com/2012/03/makalah-tumbang-anak-usia-

toddler.html diakses paada tanggal 14 September 2012 jam 17.30

23

Lampiran 1

Tanggal pengambilan data : 23 Desember 2014

Pukul : 09.00 WIB

Ruang rawat/ kelas : Firdaus 5/3

1. Identitas anak

Nama : An. N

Tanggal lahir : 17 Oktober 2014

Jenis kelamin : Perempuan

Tanggal MRS : 22 Desember 2014

Umur : 2 tahun 2 bulan 6 hari

Alamat : Katerungan

Berat badan : 12 kg

BB lahir : 2800 gram

PB lahir : 9 cm

Diagnosa medis : OF + ISPA

2. Identitas Orang Tua

Nama Ayah : Tn. A

Nama Ibu : Ny. S

Pekerjaan Ayah : Swasta

Pekerjaan Ibu : IRT

Pendidikan Ayah : SMA

Pendidikan Ibu : SMA

Agama : Islam

Alamat : Katerungan

Riwayat imunisasi :

1. BCG : umur 1 bulan

2. DPT : umur 2 bulan

3. Hepatitis B : umur 0 bulan

4. Polio : umur 1 bulan

24

5. Campak : umur 9 bulan

3. Pertumbuhan

a. BB = berat badan saat pengkajian

Umur BB

Lahir 3,25 kg

3-12 bulan Umur (bulan) + 9 : 3

1-6 tahun Umur (tahun) x 2 + 8

6-12 tahun Umur (tahun) x 7 – 5 : 2

b. TB = Tinggi Badan saat pengkajian

Umur TB

Lahir 50 cm

1 tahun 1,5 x TB

4 tahun 2 x TB

6 tahun 1,5 x TB setahun

13 tahun 3 x TB lahir

Dewasa 3,5 x TB lahir (2 x TB 2 tahun)

c. LK = Lingkar Kepala saat pengkajian

Umur LK

Lahir 34 cm

6 bulan 44 cm

1 tahun 47 cm

Dewasa 54 cm

d. LLA = Lingkar Lengan Atas

Lingkar lengan atas klien untuk melihat status gizi klien. Rentang normal

= 11-13 cm, hanya untuk usia 3 tahun.

25

26