pro09-22

6
Seminar Nasional Teknologi Peternakan dan Veteriner 2009 157 PENGARUH LINGKAR SCROTUM DAN VOLUME TESTIS TERHADAP VOLUME SEMEN DAN KONSENTRASI SPERMA PEJANTAN SIMMENTAL, LIMOUSINE DAN BRAHMAN (The Effects of Scrotal Diameter and Testical Volume in Semen Volume and Sperm Concentration of Simmental, Limousine and Brahman Bulls) IRENE SUMEIDIANA KUSWAHYUNI Fakultas Peternakan Universitas Diponegoro, Kampus Tembalang, Semarang ABSTRACT The purpose of this study was to investigate the effects of scrotal diameter and tactical volume on semen volume and sperm concentration in Simmental, Limousine and Brahman bulls. The materials were scrotum and testis of bulls from 8 Simmentals, 5 Limousines, 4 Brahmans, as we as semen from 3 bulls. The instruments were thread-gauge, gauge glass, bucket, scaled tubes and spectrophotometer. Parameter observed in this research were scrotum circumference, testis volume, semen volume, and sperm concentration. The data were processed by “The Multiple Linear Regression”. The results showed that multiple regressions resulted to describe the effect of scrotum circumference and testis volume to semen volume on Simmental bulls Y = 18,624 – 0,355 X 1 + 0,003 X 2 ; Limousine bulls Y = 11,775 – 0,282 X 1 + 0,005 X 2 ; Brahman bulls Y = 60,252 – 2,003 X 1 + 0,019 X 2 . The effect of scrotum circumference and testis volume to sperm concentration on Simmental bulls Y = 5277,223 – 120,835 X 1 + 0,047 X 2 ; Limousine bulls Y = - 5415,462 + 222,253 X 1 1,391 X 2 ; Brahman bulls Y = 29590,473 + 14,487 X 1 – 1082,894 X 2 . Conclusion obtained in this research was that scrotum circumference and testis volume did not significantly affect in semen volume in Simmental, Limousine and Brahman bulls (P > 0.05). Scrotum circumference and testis volume were not significantly effect on sperm concentration in the same bulls (P > 0.05). Key Words: Scrotum, Testis, Semen, Sperm, Bull ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk melihat pengaruh lingkar scrotum dan volume testis terhadap volume semen dan konsentrasi sperma pejantan Simmental, Limousine dan Brahman. Materi penelitian yang digunakan adalah skrotum dan testis dari 8 ekor pejantan Simmental, 5 ekor pejantan Limousin dan 4 ekor pejantan Brahman, serta semen hasil ejakulasi dari ke-3 bangsa tersebut. Peralatan yang digunakan adalah pita meter, gelas ukur, ember, tabung penampung berskala dan spektrofotometer. Parameter yang diamati meliputi lingkar skrotum, volume testis, volume semen dan konsentrasi sperma. Data diolah dengan menggunakan regresi berganda. Hasil analysis menunjukkan bahwa pengaruh lingkar scrotum dan volume testis terhadap volume semen untuk pejantan Simmental Y = 18,624 – 0,355 X 1 + 0,003 X 2 ; pejantan Limousine Y = 11,775 – 0,282 X 1 + 0,005 X 2 ; pejantan Brahman Y = 60,252 – 2,003 X 1 + 0,019 X2. Pengaruh lingkar scrotum dan volume testis terhadap konsentrasi sperma pejantan Simmental Y = 5277,223 – 120,835 X 1 + 0,047 X 2 ; pejantan Limousine Y = - 5415,462 + 222,253 X 1 – 1,391 X 2 ; pejantan Brahman Y = 29590,473 + 14,487 X 1 – 1082,894 X2. Disimpulkan bahwa lingkar scrotum dan volume testis terhadap volume semen pejantan Simmental, Limousine dan Brahman tidak berpengaruh nyata (P > 0,05). Lingkar scrotum dan volume testis terhadap konsentrasi sperma sapi yang sama tidak berpengaruh nyata (P > 0,05). Kata Kunci: Skrotum, Testis, Semen, Sperma, Sapi PENDAHULUAN Peningkatan produksi ternak dapat dilakukan dengan mengoptimalkan efisiensi reproduksinya, yaitu dengan melaksanakan perkawinan melalui inseminasi buatan. Pejantan dengan kualitas genetik yang unggul sebagai produsen semen, penting untuk

Upload: aro

Post on 25-Nov-2015

9 views

Category:

Documents


3 download

DESCRIPTION

dfg

TRANSCRIPT

  • Seminar Nasional Teknologi Peternakan dan Veteriner 2009

    157

    PENGARUH LINGKAR SCROTUM DAN VOLUME TESTIS TERHADAP VOLUME SEMEN DAN KONSENTRASI

    SPERMA PEJANTAN SIMMENTAL, LIMOUSINE DAN BRAHMAN

    (The Effects of Scrotal Diameter and Testical Volume in Semen Volume and Sperm Concentration of Simmental, Limousine and Brahman Bulls)

    IRENE SUMEIDIANA KUSWAHYUNI

    Fakultas Peternakan Universitas Diponegoro, Kampus Tembalang, Semarang

    ABSTRACT

    The purpose of this study was to investigate the effects of scrotal diameter and tactical volume on semen volume and sperm concentration in Simmental, Limousine and Brahman bulls. The materials were scrotum and testis of bulls from 8 Simmentals, 5 Limousines, 4 Brahmans, as we as semen from 3 bulls. The instruments were thread-gauge, gauge glass, bucket, scaled tubes and spectrophotometer. Parameter observed in this research were scrotum circumference, testis volume, semen volume, and sperm concentration. The data were processed by The Multiple Linear Regression. The results showed that multiple regressions resulted to describe the effect of scrotum circumference and testis volume to semen volume on Simmental bulls Y = 18,624 0,355 X1 + 0,003 X2; Limousine bulls Y = 11,775 0,282 X1 + 0,005 X2; Brahman bulls Y = 60,252 2,003 X1 + 0,019 X2. The effect of scrotum circumference and testis volume to sperm concentration on Simmental bulls Y = 5277,223 120,835 X1 + 0,047 X2; Limousine bulls Y = - 5415,462 + 222,253 X1 1,391 X2; Brahman bulls Y = 29590,473 + 14,487 X1 1082,894 X2. Conclusion obtained in this research was that scrotum circumference and testis volume did not significantly affect in semen volume in Simmental, Limousine and Brahman bulls (P > 0.05). Scrotum circumference and testis volume were not significantly effect on sperm concentration in the same bulls (P > 0.05).

    Key Words: Scrotum, Testis, Semen, Sperm, Bull

    ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk melihat pengaruh lingkar scrotum dan volume testis terhadap volume

    semen dan konsentrasi sperma pejantan Simmental, Limousine dan Brahman. Materi penelitian yang digunakan adalah skrotum dan testis dari 8 ekor pejantan Simmental, 5 ekor pejantan Limousin dan 4 ekor pejantan Brahman, serta semen hasil ejakulasi dari ke-3 bangsa tersebut. Peralatan yang digunakan adalah pita meter, gelas ukur, ember, tabung penampung berskala dan spektrofotometer. Parameter yang diamati meliputi lingkar skrotum, volume testis, volume semen dan konsentrasi sperma. Data diolah dengan menggunakan regresi berganda. Hasil analysis menunjukkan bahwa pengaruh lingkar scrotum dan volume testis terhadap volume semen untuk pejantan Simmental Y = 18,624 0,355 X1 + 0,003 X2; pejantan Limousine Y = 11,775 0,282 X1 + 0,005 X2 ; pejantan Brahman Y = 60,252 2,003 X1 + 0,019 X2. Pengaruh lingkar scrotum dan volume testis terhadap konsentrasi sperma pejantan Simmental Y = 5277,223 120,835 X1 + 0,047 X2; pejantan Limousine Y = - 5415,462 + 222,253 X1 1,391 X2; pejantan Brahman Y = 29590,473 + 14,487 X1 1082,894 X2. Disimpulkan bahwa lingkar scrotum dan volume testis terhadap volume semen pejantan Simmental, Limousine dan Brahman tidak berpengaruh nyata (P > 0,05). Lingkar scrotum dan volume testis terhadap konsentrasi sperma sapi yang sama tidak berpengaruh nyata (P > 0,05).

    Kata Kunci: Skrotum, Testis, Semen, Sperma, Sapi

    PENDAHULUAN

    Peningkatan produksi ternak dapat dilakukan dengan mengoptimalkan efisiensi

    reproduksinya, yaitu dengan melaksanakan perkawinan melalui inseminasi buatan. Pejantan dengan kualitas genetik yang unggul sebagai produsen semen, penting untuk

  • Seminar Nasional Teknologi Peternakan dan Veteriner 2009

    158

    diperhatikan dalam program inseminasi buatan. Oleh sebab itu, diperlukan adanya seleksi untuk memilih pejantan dengan performans yang baik. Hal ini berkaitan dengan kemampuan pejantan untuk mengawini sejumlah betina, memproduksi sperma dan tingginya fertilitas. Produksi optimum sperma pada masing-masing bangsa berbeda menurut potensi genetiknya.

    Perbaikan kondisi bobot badan mampu meningkatkan volume semen dan besarnya lingkar testis, sedangkan kualitas semen sangat ditentukan ukuran testis. Lingkar skrotum. mencerminkan ukuran dari testis dan menyatakan banyaknya jaringan atau tubuli seminiferi yang berfungsi untuk memproduksi sperma. Perkembangan lingkar skrotum pada bangsa Indicus lebih lambat bila dibandingkan dengan bangsa Taurus. Dengan demikian dapat diduga bahwa produksi semen pada bangsa Taurus lebih tinggi bila dibandingkan dengan bangsa Indicus. Namun, korelasi positif antara ukuran tubuh, testis dan produksi semen ini belum tentu berlaku untuk bangsa Taurus yang hidup di lingkungan tropis.

    Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui pengaruh lingkar skrotum dan volume testis terhadap volume semen dan konsentrasi sperma pada sapi potong bangsa Simmental, Limousin dan Brahman. Manfaat dari hasil penelitian ini adalah sebagai informasi ukuran lingkar skrotum, dan volume testis, dapat untuk memprediksi volume semen dan konsentrasi sperma sapi Simmental, Limousin dan Brahman.

    MATERI DAN METODE

    Materi yang digunakan dalam penelitian ini adalah skrotum dan testis dari 8 ekor pejantan Simmental, 5 ekor pejantan Limousin dan 4 ekor pejantan Brahman, dan semen dari ketiga bangsa tersebut. Pejantan yang digunakan memiliki kisaran umur 2,5 sampai 3 tahun. Kisaran bobot badan Simmental, Limousin dan. Brahman secara berurutan yaitu 975 91 kg, 914 72 kg, dan 593 57,50 kg di Balai Inseminasi Buatan Ungaran.

    Peralatan yang digunakan

    Peralatan yang digunakan adalah pita meter untuk mengukur lingkar skrotum, gelas ukur

    untuk mengukur volume air, ember, tabung penampung berskala untuk mengukur volume semen, dan Spektrofotometer untuk mengukur konsentrasi sperma.

    Pengukuran lingkar skrotum dan volume testis dilakukan di lapangan dan pengamatan terhadap volume semen dan konsentrasi sperma tiap individu dilakukan di dalam laboratorium. Pengukuran lingkar skrotum dilakukan dengan melingkarkan pita ukur pada bagian terlebar dari skrotum (SORENSEN, 1979).

    Pengukuran terhadap volume testis dilakukan dengan cara memasukkan testis kedalam ember yang telah diisi air. Volume testis diketahui dengan mengukur air luapan yang tertampung dalam ember. Pengukuran volume testis ini didasarkan pada azas Archimedes yang menyatakan bahwa volume benda yang dikenakan terhadap zat cair, sama dengan volume zat cair yang dipindahkan (SEARS dan ZEMANSKY, 1994). Setelah pengukuran terhadap volume testis dan lingkar skrotum, 1 3 hari kemudian dilakukan penampungan semen untuk mengetahui produksi semen meliputi volume semen dan konsentrasi spermatozoa yang digunakan sebagai data sekunder.

    Volume semen dapat diketahui dengan cara membaca tabung penampungan berskala pada vagina buatan (TOELIHERE, 1981). Volume semen dinyatakan dalam satuan mililiter (ml).

    Pemeriksaan terhadap konsentrasi semen dilakukan dengan menggunakan alat spektrofotometer (SALISBURY dan VAN DEMARK, 1985). Konsentrasi sperma dinyatakan dalam juta per mililiter semen.

    Parameter penelitian

    Parameter yang diamati dalam penelitian ini meliputi: lingkar skrotum, volume testis, volume semen, dan konsentrasi sperma.

    Analisis data

    Untuk melihat pengaruh lingkar skrotum dan volume testis terhadap volume semen dan konsentrasi sperma dari masing-masing bangsa sapi potong digunakan analisis regresi menurut STEEL dan TORRIE (1993), dengan model persamaan sebagai berikut:

  • Seminar Nasional Teknologi Peternakan dan Veteriner 2009

    159

    Yi = b0 + b1X1 + b2X1

    dimana: Yi = volume semen atau konsentrasi sperma b0 = Intersep b1 = Koefisien regresi variabel 1 (lingkar

    skrotum, atau volume testis) b2 = Koefisien regresi variabel 2 (lingkar

    skrotum atau volume testis) X1, X2 = Variabel yang diamati (lingkar skrotum,

    volume testis)

    HASIL DAN PEMBAHASAN

    Rataan lingkar skrotum, volume testis, volume semen dan konsentrasi sperma Bangsa Simmental, Limousine dan Brahman

    Ukuran lingkar skrotum secara berurutan berdasarkan besar yaitu Simmental 45,42 cm, Limousine 35,60 cm dan Brahman 32,00 cm. Sedangkan ukuran volume testis adalah Simmental 1361,71 ml, Limousine 729,93 ml dan Brahman 451,25 ml. Dari Tabel 1 tampak terdapat pengaruh nyata (P < 0,05) terhadap lingkar skrotum dan volume semen sapi Simmental, Limousine dan Brahman. Hasil ini didukung oleh kenyataan bahwa bangsa Taurus (Simmental, Limousine) dan Brahman memiliki karakteristik performans yang berbeda sesuai dengan genetiknya. Ukuran lingkar skrotum relatif berbeda menurut bangsa dan bobot badannya. Bangsa Taurus cenderung memiliki ukuran tubuh yang lebih besar dari bangsa Indicus, dengan demikian terdapat perbedaan pada ukuran testis. Hal ini sesuai dengan pendapat WIJONO (1998) bahwa terdapat korelasi antara berat badan dan ukuran testis.

    Hasil pengamatan bahwa rataan volume semen sapi Simmental, Limousine dan Brahman berada dalam kisaran normal, sesuai dengan pendapat HAFEZ (1980) dan TOELIHERE (1979) secara berturut-turut yaitu 5 8 ml dan 1 15 ml. Konsentrasi sperma sapi Simmental, Limousine dan Brahman berturutan yaitu 1217,66 juta/ml; 1481,40 juta/ml dan 1475,34 juta/ml. Konsentrasi tersebut berada dalam kisaran normal, sesuai dengan pendapat HAFEZ (1980) yaitu 1000 1800 x 10 6 /ml.

    Pengaruh lingkar skrotum dan volume testis terhadap volume semen dan konsentrasi sperma

    Hasil analisis regresi untuk mengetahui seberapa jauh lingkar. Skrotum dan volume testis dapat digunakan untuk memprediksi volume semen dan konsentrasi sperma pejantan Simmental, Limousin dan Brahman dapat dilihat pada Tabel 2.

    Hasil analisis regresi untuk mengetahui pengaruh lingkar skrotum dan volume testis terhadap volume semen pada pejantan Simmental diperoleh persamaan regresi Y = 18,624 - 0,355 X1+ 0,003 X2 (Tabel 2), dimana X1 adalah volume testis dan X2 lingkar skrotum. Hasil uji statistik menunjukkan bahwa koefisien regresi (-0,355 ; 0,003) tidak berpengaruh nyata (P > 0,05). Hal ini berarti persamaan regresi tersebut tidak dapat digunakan untuk memprediksi volume semen sapi Simmental. Berdasarkan angka R2 = 0,267, maka 26,7% dari variasi lingkar skrotum dan volume testis Simmental dapat menerangkan volume semen.

    Tabel 1. Rataan lingkar skrotum, volume testis, volume semen dan konsentrasi sperma dari ketiga bangsa sapi

    Bangsa Parameter yang diamati

    Simmental Limousine Brahman

    Lingkar sktrotum (cm) 45,42 2,32a 35,60 1,67b 32,00 0,82c Volume testis (ml) 1361,71 338,81a 729,93 165,99b 451,25 58,88c Volume semen (ml) 5,90 0,88 5,01 0,80 4,72 1,82 Konsentrasi (juta/ml) 1271,96 250,70 1481,40 194,38 1475,34 203,23

    Superskrip yang berbeda dalam baris sama menunjukkan hasil berbeda nyata (P < 0,05)

  • Seminar Nasional Teknologi Peternakan dan Veteriner 2009

    160

    Tabel 2. Persamaam regresi dan pengaruh lingkar skrotum dan volume testis terhadap produksi semen

    Variabel tak bebas (Y) Bangsa Koefisien determinasi Persamaan regresi

    Volume semen Simmental 0,276 Y = 18,624 - 0,355 X1 + 0,003 X2 Limousin 0,160 Y = 11,775 - 0,282X I + 0,005 X2 Brahman 0,166 Y = 60,252 - 2,003 X I + 0,019 X2 Konsentrasi Simmental 0,427 Y = 5277,223 - 120,835 X1 + 0,047X2 Limousin 0,741 Y = - 5415,462 + 222,253 X1 - 1,391 X2 Brahman 0,529 Y = 29590,473 +14,487 X1 - 1082,894 X2

    Berdasarkan persamaan regresi parsial, urutan variabel yang mempengaruhi volume semen adalah volume testis dan lingkar skrotum, dengan korelasi masing-masing 0,190 dan 0,045, sedangkan R2 masing-masing adalah sebesar 0,036 dan 0,002. Berdasarkan besarnya angka koefisien determinasi yang diperoleh maka 3,6 % variasi volume testis dan 0,2% variasi lingkar skrotum dapat menerangkan volume semen.

    Hasil analisis regresi pada pejantan Limousin untuk mengetahui pengaruh lingkar skrotum dan volume testis terhadap volume semen diperoleh persamaan regresi Y = 11,775 - 0,282X1 + 0,005 X2 (Tabel 2), dimana X1 adalah volume testis dan X2 lingkar skrotum. Hasil uji statistik menunjukkan bahwa koefisien regresi (-0,282; 0,005) tidak berpengaruh nyata (P > 0,05). Hal ini berarti persamaan regresi tersebut tidak dapat digunakan untuk memprediksi volume semen pejantan Limousin. Berdasarkan angka R2 = 0,160, maka 16 % dari variasi lingkar skrotum dan volume testis pejantan Limousin dapat menerangkan volume semen.

    Berdasarkan persamaan regresi parsial, urutan variabel yang mempengaruhi volume semen adalah volume testis dan lingkar skrotum, dengan korelasi masing-masing 0,352 dan 0,288, sedangkan R2 masing-masing adalah sebesar 0,128 dan 0,083. Berdasarkan besarnya angka koefisien determinasi yang diperoleh maka 12,8 % variasi volume testis dan 8,3 % variasi lingkar skrotum dapat menerangkan volume semen.

    Pengaruh lingkar skrotum dan volume testis terhadap volume semen pada pejantan Brahman diperoleh persamaan regresi Y = 60,252 2,003 X1 + 0,0l9 X2 (Tabel 2), dimana X1 adalah lingkar skrotum dan X2 volume testis. Hasil uji statistik menunjukkan

    bahwa koefisien regresi (-2,003; 0,019) tidak berpengaruh nyata (P > 0,05). Hal tersebut berarti persamaan regresi tidak dapat digunakan untuk memprediksi volume semen pejantan Brahman. Berdasarkan angka R2 =0,166, maka 16,6% variasi lingkar skrotum dan volume testis pejantan Brahman dapat digunakan untuk menerangkan volume semen.

    Berdasarkan persamaan regresi parsial, urutan variabel yang mempengaruhi volume semen adalah lingkar skrotum dan volume testis, dengan korelasi masing-masing 0,404 dan 0,399, sedangkan R2 masing-masing adalah sebesar 0,163 dan 0,159. Berdasarkan besarnya angka koefisien determinasi yang diperoleh maka 16,3% variasi lingkar skrotum dan 15,9% variasi volume testis dapat menerangkan volume semen.

    Hasil analisis regresi pada pejantan Simmental untuk mengetahui pengaruh lingkar skrotum dan volume testis terhadap konsentrasi sperma diperoleh persamaan regresi Y = 5277,223 - 120,835 X1 + 0.047 X2 (Tabel 2), dimana X1 adalah volume testis dan X2 lingkar skrotum. Hasil uji statistik menunjukkan bahwa koefisien regresi (120,835; 1,047) tidak berpengaruh nyata (P > 0,05). Hal ini berarti persaman regresi tersebut tidak dapat digunakan untuk memprediksi konsentrasi sperma pejantan Simmental. Berdasarkan angka R2 = 0,427, maka 42,7 % dari variasi lingkar skrotum dan volume testis Simmental dapat menerangkan konsentrasi sperma.

    Berdasarkan persamaan regresi parsial, urutan variabel yang mempengaruhi konsentrasi adalah volume testis dan lingkar skrotum, dengan korelasi masing-masing 0,429 dan 0,136, sedangkan R2 masing-masing adalah sebesar 0,184 dan 0,027. Berdasarkan besarnya angka koefisien determinasi yang

  • Seminar Nasional Teknologi Peternakan dan Veteriner 2009

    161

    diperoleh maka 18,4% variasi volume testis dan 2,7% variasi lingkar skrotum dapat menerangkan konsentrasi sperma.

    Hasil analisis regresi pada pejantan Limousin untuk mengetahui pengaruh lingkar skrotum dan volume testis terhadap konsentrasi sperma diperoleh persamaan regresi Y = -5415,462 + 222,253 X1 1,391 X2 (Tabel 2), dimana X1 adalah lingkar skrotum dan X2 volume testis. Hasil uji statistik menunjukkan bahwa koefisien regresi (222,253; 1,391) tidak berpengaruh nyata (P > 0,05). Hal ini berarti persamaan regresi tersebut tidak dapat digunakan untuk memprediksi konsentrasi sperma pejantan Limousin. Berdasarkan angka R2 = 0,741, maka 74,1% dari variasi lingkar skrotum dan volume testis pejantan Limousin dapat menerangkan konsentrasi sperma.

    Berdasarkan persamaan regresi parsial, urutan variabel yang mempengaruhi konsentrasi adalah lingkar skrotum dan volume testis, dengan korelasi masing-masing 0,782 dan 0,635, sedangkan R2 masing-masing adalah sebesar 0,611 dan 0,403. Berdasarkan besarnya angka koefisien determinasi yang diperoleh maka 61,1% variasi lingkar skrotum dan 40,3% variasi volume testis dapat menerangkan konsentrasi sperma.

    Pengaruh lingkar skrotum dan volume testis terhadap konsentrasi pejantan Brahman diperoleh persamaan regresi Y = 29590,473 + 14,487 X1 1082,894 X2 (Tabel 2), dimana X1 adalah lingkar skrotum dan X2 volume testis. Hasil Uji statistik menunjukkan bahwa koefisien regresi (14,487; - 1082,894) tidak berpengaruh nyata (P > 0,05). Hal tersebut berarti persamaan regresi tidak dapat digunakan untuk memprediksi konsentrasi sperma pejantan Brahman. Berdasarkan angka R2 = 0,529, maka 52,9% variasi lingkar skrotum dan volume testis pejantan Brahman dapat digunakan untuk menerangkan konsentrasi sperma.

    Berdasarkan persamaan regresi parsial, urutan variabel yang mempengaruhi konsentrasi adalah lingkar skrotum dan volume testis, dengan korelasi masing-masing 0,664 dan 0,638, sedangkan R2 masing-masing adalah sebesar 0,441 dan 0,407. Berdasarkan besarnya angka koefisien determinasi yang diperoleh. maka 44,1% variasi lingkar skrotum dan 40,7%

    variasi volume testis dapat menerangkan konsentrasi sperma.

    Hasil penelitian ini tidak sama dengan hasil penelitian WIJONO (1998) yang menyatakan bahwa terdapat korelasi positif antara bobot badan dengan panjang testis (r = 0,21), lingkar testis (r = 0,37), volume semen (r = 0,48) dan konsentrasi sperma (r = 0,27). Perbedaan hasil penelitian ini dimungkinkan oleh beberapa faktor, yaitu umur, pakan, bobot badan dan jumlah materi penelitian.

    Pejantan yang digunakan memiliki kisaran. umur yang tidak berbeda jauh yaitu Simmental dan Limousin 3 tahun, sedangkan Brahman 2,5 tahun. Pada kisaran umur tersebut, Simmental dan Limousin telah mencapai pubertas, sedangkan Brahman belum mencapai dewasa tubuh. Dijelaskan oleh SALISBURY dan VANDEMARK (1985) bahwa produksi sperma tergantung pada jumlah jaringan aktif testis, yang sebaliknya tergantung pada besar badan. Dengan demikian, diduga setelah mencapai bobot pubertas, Brahman dapat menghasilkan semen yang lebih tinggi dari pejantan Simmental dan Limousin. Hal ini didasarkan pada SUGENG (2001) yang menyatakan bahwa sapi-sapi Eropa mencapai dewasa tubuh pada umur 3 tahun, dan sapi tropis pada umur 4 tahun. Pejantan Brahman masih mengalami pertumbuhan sampai dewasa tubuh. Pakan merupakan salah satu faktor penting yang mempengaruhi kualitas semen. Pejantan harus dipertahankan dalam kondisi yang baik dan tidak boleh menjadi gemuk. Pemberian pakan pada materi penelitian (Simmental, Limousin dan Brahman) adalah kurang lebih 5% dari bobot badan. Menurut TOELIHERE (1981), kebutuhan makanan kualitatif dan kuantitatif untuk reproduksi pada hewan jantan tidak melebihi kebutuhan untuk pertumbuhan hewan muda atau mempertahankan kehidupan hewan dewasa, dalam kondisi yang sehat..Jumlah ini lebih tinggi dari kebutuhan pokok hidup yang seharusnya diberikan, yaitu 3 % dari berat badan (SUGENG, 2001). Pemberian pakan yang melebihi kebutuhan tidak baik untuk pejantan yang telah mencapai umur dewasa. Jika hewan telah mencapai kedewasaan dan pertumbuhannya telah terhenti tetapi tetap mengalami perubahan berat badan yang semakin meningkat, maka perubahan tersebut hanya dicapai karena penimbunan lemak, bukan dari pertumbuhan yang sesungguhnya.

  • Seminar Nasional Teknologi Peternakan dan Veteriner 2009

    162

    Faktor lain yang mempengaruhi hasil tidak berbeda nyata adalah jumlah materi yang sangat terbatas pada masing-masing bangsa. Hal ini menyebabkan rendahnya tingkat kecamatan dan sulitnya membentuk garis regresi untuk menyatakan adanya hubungan antara variabel-variabel yang diamati. Untuk itu perlu dilakukan pengamatan lebih lanjut dengan memperbanyak materi penelitian.

    KESIMPULAN

    Dari hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa: 1. Persamaan regresi lingkar scrotum dan

    volume testis tidak dapat dipakai untuk penduga volume semen pejantan Simmental, Limousin dan Brahman (P > 0,05).

    2. Persamaan regresi lingkar scrotum dan volume testis tidak dapat dipakai untuk menduga konsentrasi sperma pejantan Simmental, Limousin dan Brahman (P > 0,05).

    3. Disarankan manajemen pemberian pakan pejantan yang digunakan untuk inseminasi buatan hendaknya disesuaikan dengan kebutuhan hidup ternak untuk menghindari kegemukan yang secara tidak langsung akan menurunkan produksi semen.

    DAFTAR PUSTAKA

    HAFEZ, E.S.E. 1980. Reproduction in Farm Animals. Lea and Febiger, Philadelphia.

    SALISBURY, G.W. dan N.L. VANDEMARK. 1985. Fisiologi dan Reproduksi pada Sapi. Diterjemahkan oleh: DJANUAR, R. Gadjah Mada University Press, Yogyakarta

    SEARS, F.W. dan M.W. ZEMANSKY. 1994. Fisika untuk Universitas 1. Bina Cipta, Jakarta.

    SORENSEN, A.M. 1979. Animal Reproduction. Mc. Graw-Hill Publications in the Agricultural Sciences, New York.

    STELL, R.G.D. dan J.H. TORRIE. 1993. Prinsip dan Prosedur Statistika. Cetakan ke-3. Diterjemahkan oleh: SUMANTRI, B. Gramedia Pustaka Utama, Jakarta.

    SUGENG, Y.B. 200 1. Sapi Potong. Penebar Swadaya, Jakarta.

    TOELIHERE, M.R. 1981. Inseminasi Buatan pada Ternak. Angkasa, Bandung.

    WIJONO, D.B. 1998. Peran bobot badan dan ukuran testis sapi potong pejantan terhadap kemampuan produksi dan tingkat kualitas semen. Pros. Seminar Nasional Peternakan dan Veteriner. Bogor, 1 2 Desember 1998. Puslitbang Peternakan, Bogor. hlm. 228 232.