problematika guru pai dalam meningkatkan motivasi …
TRANSCRIPT
PROBLEMATIKA GURU PAI DALAM MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR SISWA PADA MATA
PELAJARAN PPENDIDIKAN AGAMA ISLAM KELAS XI DI SMA NEGERI 1 JONGGAT LOMBOK TENGAH
TAHUN PELAJARAN 2017
Oleh
Bukran
151. 101. 143
JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KUGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN) MATARAM
2017
PROBLEMATIKA GURU PAI DALAM MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR SISWA PADA MATA
PELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM KELAS XI DI SMA NEGERI 1 JONGGAT LOMBOK TENGAH
TAHUN PELAJARAN 2017
Skripsi Diajukan kepada Universitas Islam Negeri Mataram untuk melengkapi persyaratan mencapai gelar sarjana
Pendidikan
Oleh Bukran
151. 101. 143
JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KUGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN) MATARAM
2017
PERSETUJUAN PEMBIMBING
Skripsi oleh: Bukran, NIM: 151.101.143 dengan judul, “Problematika Guru PAI
Dalam Meningkatkan Motivasi Belajar Siswa Kelas XI di SMA Negeri 1 Jonggat
Lombok Tengah Tahun Pelajaran 2017” Telah memenuhi syarat dan disetujui
untuk diuji.
Disetujui pada tanggal: ………… …./…./…….
Pembimbing I,
Dr. Ahmad Sulhan, M.Pd.i NIP. 197207151998031004
Pembimbing II,
Dr. Akhmad Asyari, S. Ag, M. Pd. NIP.197806212007101001
Mataram, …/……………./………
Hal: Ujian Skripsi
Yang Terhormat
Rektor UIN Mataram
di Mataram
Assalamu’alaikum, Wr. Wb.
Disampaikan dengan hormat, setelah melakukan bimbingan, arahan, dan
koreksi maka kami berpendapat bahwa skripsi saudara:
Nama Mahasiswa : Bukran
NIM : 151.101.143
Jurusan/Prodi : Pendidikan Agama Islam (PAI)
Judul :”Problematika Guru Pai Daalam Meningkatkan
Motivasi Belajar Siswa Kelas XI di SMA Negeri 1
Jonggat Tahun Pelajaran 2017.”
Telah memenuhi syarat untuk diajukan dalam siding munaqasyah skripsi
Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Mataram. Oleh karena itu, kami
berharap agar skripsi ini dapat segera dimunaqasyahkan.
Wassalamu’alaikum, Wr. Wb.
Pembimbing I, Dr. Ahmad Sulhan, M.Pd.i NIP. 197207151998031004
Pembimbing II, Dr. Akhmad Asyari, S. Ag, M. Pd. NIP.197806212007101001
iv
v
PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI
Yang bertanda tangan di bawah ini:
Nama : Bukran
NIM :151.101.143
Jurusan : Pendidikan Agama Islam
Fakultas : Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan
Menyatakan bahwa skripsi dengan judul: Problematika Guru PAI Dalam
Meningkatkan Motivasi Belajar Siswa Kelas XI di SMA Negeri 1 Jonggat
Lombok Tengah Tahun Pelajaran 2017 ini secara keseluruhan adalah hasil
penelitian/karya saya sendiri kecuali pada bagian-bagian yang dirujuk sumbernya.
Jika saya terbukti melakukan plagiat tulisan/karya orang lain, siap menerima
sanksi yang telah ditentukan oleh lembaga.
Mataram, …/………./……
Saya yang menyatakan,
Bukran
vi
PENGESAHAN DEWAN PENGUJI
vii
PERSERMBAHAN
Skripsi ini Kupersembahkan untuk
Kedua orang tuaku tercinta yakni ibunda Solinah dan ayahanda Abdul
Wahid, yang selalu mendo’akan setiap langkah dan perjalananku serta
telah memberikan dukungan, motivasi dan bantuan pisik dari segi moril
maupun materil demi menyelesaikan studiku di UIN Mataram.
Adekku (Nurul Wahidah) yang selalu memberikan semangat dan
dukungan untuk menggapai imppian dan cita-citaku.
Buat Almamaterku Tercinta.
viii
MOTTO:
“Karena Sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan (5).
(QS. Alam Nasyrah (95): 5)
ix
KATA PENGANTR
Segala puji kehadirat Allah SWT. Yang dengan izin-Nya, peneliti dapat
menyelesaikan menyusunan skripsi ini, dan tidak lupa pula shalawat serta salam
dihaturkan kepada junjungan alam Nabi besar kita Nabi Muhammad SAW yang
telah menyebarkan agama Islam sampai ke penjuru dunia.
Atas berkat rahmat dan hidayah-Nya penyusunan skripsi yang berjudul:
“Problematika Guru PAI Dalam Meningkatkan Motivasi Belajar Siswa Kelas XI
di SMA Negeri 1 Jonggat Lombok Tengah Tahun Pelajaran 2017” dapat
terselesaikan
Dengan selesainya skripsi ini, peneliti menyampaikan rasa terimakasih yang
sebesar-besarnya kepada semua pihak yang telah membantu dalam memberikan
bimbingan, saran dan informasi yang sangat berharga, peneliti tujukan kepada yang
terhormat :
1. Bapak Dr. Ahmad Sulhan, M. Pd.I selaku pembimbing I dan Bapak Dr. Akhmad
Asyari, S. Ag, M. Pd. selaku pembimbing II yang telah banyak meluangkan
waktunya untuk membimbing peneliti dalam menyusun skripsi ini.
2. Bapak Dr. H. Mutawalli, M.Ag selaku Rektor IAIN Mataram
3. Ibu Dr. Hj. Nurul Yakin M.Pd selaku Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan keguruan
UIN Mataram.
4. Bapak dan Ibu Dosen UIN Mataram yang telah banyak memberikan ilmu
pengetahuan bagi peneliti selama berada di bangku kuliah dan seluruh
karyawan/staff pegawai UIN Mataram atas bantuan yang diberikan selama peneliti
mengikuti studi di UIN Mataram.
x
5. Bapak H. A. Lata Suradi, M. Pd. selaku Kepala SMA Negeri 1 Jonggat yang telah
memberikan ijin untuk penelitian dan Bapak Roni Fatanah, S. Pd.i. selaku guru mata
pelajaran PAI kelas XI serta staf tata usaha yang telah banyak membantu dan
memberikan data serta informasi yang diperlukan penliti dalam penyusunan skripsi
ini.
Peneliti menyadari bahwa dalam kapasitas sebagai mahasiswa, masih terlalu
banyak kekurangan dan keterbatasan yang dimiliki, untuk itu kritik dan saran yang
bersifat konstruktif sangat penulis harapkan bagi kemajuan dimasa yang akan datang.
Semoga skripsi ini bisa memberikan manfaat khususnya bagi peneliti sendiri dan
pembaca pada umumnya serta bagi perkembangan pengetahuan.
xi
DAFTAR ISI
HALAMAN SAMPUL .................................................................................. i
HALAMAN JUDUL ...................................................................................... ii
PERSETUJAN PEMBIMBING ................................................................... iii
NOTA DINAS PEMBIMBING ..................................................................... iv
PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI ....................................................... v
PENGESAHAN DEWAN PENGUJI ........................................................... vi
HALAMAN MOTTO .................................................................................... vii
HALAMAN PERSEMBAHAN..................................................................... viii
KATA PENGANTAR .................................................................................... ix
DAFTAR ISI ................................................................................................... xi
DAFTAR TABEL........................................................................................... xiv
DAFTAR GAMBAR ...................................................................................... xv
DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................. xvi
ABSTRAK ...................................................................................................... xvii
BAB I PENDAHULUAN ............................................................................... 1
A. Konteks Penelitian ................................................................................ 1
B. Fokus Penelitian ................................................................................... 4
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian............................................................. 5
D. Ruang Lingkup dan Setting Penelitian ................................................. 6
E. Telaah Pustaka ...................................................................................... 7
F. Kerangka Teoritik................................................................................. 10
1. Konsep Problematika Guru PAI .................................................... 10
a. Problematika............................................................................ 10
1) Pengertian Problematika ................................................... 10
xii
2) Macam-macam Problematika Guru .................................. 12
b. Guru Pendidikan Agama Islam (PAI) ..................................... 15
1) Guru ................................................................................... 15
2) Pendidikan Agama Islam (PAI) ........................................ 17
2. Motivasi Belajar ............................................................................ 18
a. Pengertian Motivasi................................................................. 18
b. Fungsi Motivasi ....................................................................... 29
c. Macam-Macam Motivasi ........................................................ 20
d. Indikator Motivasi Belajar ...................................................... 21
e. Strategi Menumbuhkan Motivasi Belajar ............................... 22
G. Kerangka Fikir ...................................................................................... 24
H. Metode Penelitian ................................................................................. 25
1. Pendekatan Penelitian .................................................................. 25
2. Kehadiran Peneliti ......................................................................... 26
3. Lokasi Penelitian ........................................................................... 27
4. Sumber Data .................................................................................. 28
5. Prosedur Pengumpulan Data ......................................................... 28
6. Tekhnik Analisis Data ................................................................... 32
7. Keabsahan Data ............................................................................. 33
BAB II PAPARAN DATA DAN TEMUAN ............................................... 36
A. Gambaran Umum SMA Negeri 1 Jonggat .......................................... 36
1. Sejarah Berdirinya SMA Negeri 1 Jonggat ................................. 36
2. Profil SMA Negeri 1 Jonggat ...................................................... 37
3. Letak Geografis SMA Negeri 1 Jonggat ...................................... 37
4. Keadaan Guru dan Siswa SMA Negeri 1 Jonggat ....................... 40
5. Keadaan Sarana dan Prasarana SMA Negeri 1 Jonggat .............. 42
6. Struktur Organisasi SMA Negeri 1 Jonggat ................................ 43
B. Hasil Wawancara Dengan Informan ………………………………… 45
BAB III PEMBAHASAN .............................................................................. 50
A. Problematika Guru PAI Dalam Meningkatkan Motivasi Belajar Siswa
Kelas XI di SMA Negeri 1 Jonggat……………………….................. 50
xiii
B. Faktor penyebab timbulnya Problematika Guru PAI Dalam Meningkatkan
Motivasi Belajar Siswa Kelas XI di SMA Negeri 1 Jonggat………..51
C. Upaya-Upaya yang Dilakukan Guru PAI Dalam Meningkatkan Motivasi
Belajar Siswa Kelas XI di SMA Negeri 1 Jonggat…………………. 52
BAB IV PENUTUP ........................................................................................ 56
A. KESIMPULAN ................................................................................. 56
B. SARAN ............................................................................................... 56
DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................... 57
LAMPIRAN
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
xiv
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1. Daftar Keadaan Guru SMA Negeri 1 Jonggat Tahun 2017…38
Tabel 2.2 Daftar Keadaan Peserta Didik SMA Negeri 1 Jonggat Tahun
Pelajaran 2017……………………………………………... 41
Tabel 03 Daftar Keadaan Sarana Dan Prasarana SMA Negeri 1 Jonggat
Tahun 2017………………………………………………….42
xv
DAFTAR GAMBAR
Gambar 01 Struktur Organisasi Tenaga Kependidikan SMA Negeri 1
Jonggat Tahun Pelajaran 2016/2017…………………….. 44
xvi
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 01 photo wawancara dengan guru dan siswa.
Lampiran 02 photo kegiatan belajar siswa.
Lampiran 03 pedoman observasi.
Lampiran 04 pedoman wawancara.
Lampiran 05 pedoman dokumentasi.
xvii
ABSTRAK
PROBLEMATIKA GURU PAI DALAM MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR SISWA KELAS XI DI SMA NEGERI 1 JONGGAT
LOMBOK TENGAH TAHUN PELAJARAN 2017
Guru merupakan motivator dan manager dalam pendidikan, tetapi sangat disayangkan jika guru sebagai tenaga pendidik memiliki kualitas yang rendah, maka terdapat masalah atau problem dalam proses belajar mengajar. Sedangkan motivasi adalah daya penggerak yang ada didalam diri seseorang untuk melakukan aktivitas-aktivitas tertentu demi tercapainya suatu tujuan. Oleh karena itu, penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi berdasarkan data dan fakta yang benar dan dapat dipercaya tentang problematika guru PAI dalam meningkatkan motivasi belajar siswa kelas XI di SMA Negeri 1 Jonggat Lombok Tengah tahun pelajaran 2016/2017 untuk dapat menaggulanginya dan dapat meningkatkan motivasi belajar siswa. Metode penelitian yang digunakan adalah kualitatif deskriptif. Jenis penelitian yakni studi kasus dengan deskriptif. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah observasi, wawancara dan dokumentasi. Teknik analisis data menggunakan analisa induktif yaitu jalan berfikir dengan mengambil kesimpulan dari data-data yang dikumpulkan dari hasil observasi, wawancra dan dokumentasi. Penelitian ini dilakukan pada guru mata pelajaran PAI kelas XI. Hasil penelitian yang didpatkan, ternyata banyak sekali problematika yang dihadapi responden untuk meningkatkan motivasi belajar siswa. Dari hasil wawancara, problematika yang dialami guru PAI di SMA Negeri 1 Jonggat dalam meningkatkan motivasi belajar siswa adalah kurang dekatnya antara guru dan siswa, guru tidak menggunakan metode mengajar yang bervariasi. Faktor yang mempengaruhinya adalah kurangnya penguaan metode mengajar guru, dan ketidak cukupan sarana dan prasarana (media dan bahan ajar). Saran yang dapat peneliti ajukan kepada guru mata pelajaran PAI supaya lebih banyak menguasai metode mengjar agar siswa tidak cepat jenuh dan bagi kepala sekolah diharapkan dapat memfasilitasi sarana prasarana serta media atau alat peraga khususnya bagi proses pembelajaran PAI. Kata kunci: Problematika Guru PAI, Motivasi Belajar Siswa.
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Konteks Penelitian
Belajar adalah pengalaman terencana yang membawa perubahan tingkah
laku. Seseorang dianggap telah belajar sesuatu jika dia dapat menunjukkan
perubahan perilakunya.1
Belajar sebagai tiga fungsi kegiatan, yaitu: 1) kegiatan pengisian kemampuan kognitif dengan realitas atau fakta, sebanyak-banyaknya (aspek kuantitatif); 2) proses validasi atau pengabsahan terhadap penguasaan siswa atau materi yang dikuasai, berdasarkan hasil prestasi yang dicapai (aspek institusional); dan 3) belajar merupakan proses perolehan arti dan pemahaman serta cara-cara untuk menafsirkan dunia disekeliling siswa. sehingga dengan berbekal pengetahuan dan pengalaman tersebut, terjadi pengubahan tingkah laku dan gaya berfikir (aspek kualitatif)2.
Proses belajar mengajar memiliki dua peran yakni guru dan siswa. Peran
terpenting dalam proses belajar mengajar ialah peran sebagai seorang guru.
Guru yang baik adalah guru yang selalu ingin memberikan yang terbaik bagi
siswanya. Karena itu mereka ingin selalu belajar dan berusaha meningkatkan
kualifikasi kependidikannya. Mereka juga berusaha menuangkan ide-idenya
melalui tulisan, tingkah laku, dan ceramah. Mereka tidak ingin ketinggalan
pengetahuan dan keterampilan dari siswanya, yang bisa jadi lebih memiliki
fasilitas untuk mendukung perluasan wawasan dan keahliannya.
1Abdorrakhman Gintings, Esensi Praktis Belajar & Pembelajaran (Bandung:
Humaniora, 2012), h. 34 – 35. 2Moch. Masykur & Abdul Halim Fathani, Mathematical Intelligence (Jogjakarta:
Ar-Ruzz Media Group, 2007), h. 32.
1
2
Minimal ada dua kompetensi yang harus dimiliki serta dikuasai oleh
seorang guru agar pembelajaran dapat berjalan secara efektif dan bermakna,
yakni menguasai materi (pengetahuan konten) dan ilmu mendidik
(pengetahuan pedagogik)3.
Adapun Pengertian motivsi menurut Mc. Donald dalam bukunya Sardiman
bahwa motivasi adalah “perubahan energy dala diri seseorang yang ditandai
dengan munculnya “feeling” dan didahului dengan tanggapan terhadap adanya
tujuan”.4 Guru seyogyanya memiliki kemampuan untuk bisa membuat peserta
didiknya termotivasi dalam mengikuti proses belajar mengajar.
Dari hasil wawancara dengan guru agama Islam kelas XI di SMA Negeri 1
Jonggat, yang menjadi problem dalam menumbuhkan motivasi belajar siswa
yaitu karena kurangnya interaksi antara guru dan siswa, baik di dalam kelas
maupun luar kelas, tidak tersedianya media pembelajaran PAI, kurangnya
sumber belajar yang digunakan untuk mengajar, dan keterbatasan metode
yang dikuasai guru.5
Berdasarkan hasil observasi awal di kelas XI SMAN 1 Jonggat Kabupaten
Lombok Tengah ditemukan bahwa kurangnya pemberian motivasi oleh guru
PAI kepada siswa pada saat berlangsungnya kegiatan belajar mengajar. Selain
itu cara mengajar guru yang hanya menggunakan metode ceramah sebatas
3Pupuh Fathurrohman dan Sobry Sutikno, Strategi Belajar Mengajar (Bandung:
PT Refika Aditama, 2011), h. 47 – 48. 4 Sardiman, Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar ( Jakarta : PT Raja Grafindo
Persada. 2014),,h. 73 5 Hasil wawancara dengan Guru agama Islamdi SMAN 1 Jonggat Kab. Lombok Tengah
21 April 2017.
3
menyampaikan materi pelajaran sampai selesai. Selain itu kedekatan siswa
dan guru juga kurang, dan guru terlalu serius dalam mengajar tanpa
memberikan hiburan kepada siswa, sehingga siswa merasa takut. Cara guru
seperti itu bisa membuat siswa menjadi jenuh dan tidak memperhatikan guru
yang sedang menyampaikan materi pelajaran. Selain itu dapat dilihat dari
rendahnya minat belajar dan nilai siswa yang kurang pada mata pelajaran
Agama Islam kelas XI SMAN 1 Jonggat.6
Berdasarkan hasil wawancara dengan guru Agama di SMAN 1 Jaonggat,
hal yang paling mendorong motivasi belajar siswa ialah memberikan apresiasi
kepada siswa yang berprestasi maupun siswa yang kurang prestasi tetap
diberikan motivasi oleh guru dengan memuji hasil kerjanya. Selain itu guru
juga harus menggunakan banyak metode, sehingga siswa tidak cepat jenuh
ketika pembelajaran berlangsung.7
Sedangkan untuk menciptakan motivasi belajar siswa dibutuhkan
lingkungan Pembelajaran yang kondusif, yang menyenangkan (fun), penuh
rasa humor, spontan, dan memberi ruang bagi individu untuk melakukan
berbagai permainan atau percobaan. Membentuk lingkungan yang kondusif
seperti itu sangatlah tidak mudah bagi seorang guru. Mendorong kreativitas
dalam pembelajaran menuntut iklim yang permissif terhadap existensi
individualitas dan penerimaan terhadap rasa humor, di samping tetap
6 Observasi awal di SMAN 1 Jonggat Kab. Lombok Tengah 21 April 2017.
7 Hasil wawancara dengan guru agama Islam di SMAN 1 Jonggat Kab. Lombok Tengah 09
Januari 2017.
4
memegang teguh rasa hormat, kepercayaan dan komitment sebagai norma
yang berlaku.8
Berangkat dari hasil observasi awal tersebut maka penulis meneliti
tentang “Problematika Guru PAI Dalam Meningkatkan Motivasi Belajar
Siswa Pada Mata Pelajaran Pendidikan Agama Islam Kelas XI di SMAN
1 Jonggat Kabupaten Lombok Tengah Tahun Pelajaran 2016/2017”.
B. Fokus Penelitian
Berdasarkan konteks penelitian di atas, maka dapat dirumuskan beberapa
permasalahan sebagai berikut:
1. Apa saja problem yang dihadapi guru PAI dalam meningkatkan motivasi
belajar siswa pada mata pelajaran pendidikan agama Islam kelas XI di
SMAN 1 Jonggat?
2. Bagaimana upaya guru PAI dalam meningkatkan motivasi belajar siswa
pada mata pelajaran pendidikan agama Islam kelas XI di SMAN 1
Jonggat?
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian
1. Tujuan Penelitian
Adapun tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah sebagai
berikut:
a. Untuk mengetahui problematika yang dihadapi guru PAI dalam
menumbuhkan motivasi belajar siswa pada mata pelajaran pendidikan
agama Islam kelas XI di SMAN 1 Jonggat
8 Observasi awal di SMAN 1 Jonggat Kab. Lombok Tengah 09 Januari 2017.
5
b. Untuk mengetahui upaya guru PAI dalam mengatasi problematika
dalam menumbuhkan motivasi belajar siswa pada mata pelajaran
pendidikan agama Islam kelas XI di SMAN 1 Jonggat
2. Manfaat Penelitian
Dalam melaksanakan suatu penelitian terhadap suatu fenomena
atau masalah, maka hasil dari penelitian mempunyai makna atau manfaat
baik secara teoritis mapun secara praktis.
a. Secara Teoretik
1) Hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sebagai bahan
informasi bagi pendidik dalam menumbuhkan motivasi belajar
siswa khususnya pada mata pelajaran Pendidikan Agama Islam.
2) Dari hasil penelitian ini diharapkan pendidik dapat
mengembangkan kemampuan menumbuhkan motivasi belajar
siswa dalam proses pembelajaran Pendidikan agama Islam
sehingga proses belajar mengajar lebih berkualitas dan menarik.
b. Secara Praktis
1) Kepala sekolah, diharapkan dapat memberikan masukan pada
pendidik khusunya pendidik pada mata pelajaran Pendidikan
Agama Islam dalam melaksanakan proses belajar mengajar sesuai
dengan yang diharapkan.
2) Guru, diharapkan dapat dijadikan sebagai acuan dalam
mengembangkan keterampilan menumbuhkan motivasi belajar
siswa agar mampu menjadikan para siswa semakin aktif dan
6
termotivasi dalam belajar terutama pada mata pelajaran
Pendidikan Agama Islam.
3) Sekolah, diharapkan dapat dijadikan sebagai landasan untuk
meningkatkan program dalam pembelajaran.
4) Peneliti lain, diharapkan agar dapat dijadikan sebagai pedoman
dalam mengungkap permaslahan yang dihadapi dalam kegiatan
pembelajaran.
D. Ruang Lingkup dan Setting Penelitian
1. Ruang Lingkup Penelitian
Ruang lingkup penelitian merupakan salah satu unsur trpenting
dalam penelitian sebuah karya ilmiah. Ruang lingkup penelitian karya
ilmiah ini hanya dibatasi pada masalah yang berkaitan tentang
“Problematika Guru PAI Dalam Meningkatkan Motivasi Belajar Siswa
Pada Mata Pelajaran Pendidikan Agama Islam Kelas XI di SMAN 1
Jonggat Lombok Tengah tahun pelajaran 2017”
Untuk memperjelas batasan-batasan dari ruang lingkup penelitian
ini, peneliti memaparkan batasan-batasan masalah yang diteliti, sebagai
berikut:
a. Penelitian ini dikhususkan untuk guru PAI kelas XI SMA Negeri 1
Jonggat
b. Permasalahan yang diteliti yakni problematika yang dihadapi oleh guru
PAI dalam meningkatkan motivasi belajar siswa kelas XI pada mata
7
pelajaran pendidikan agama Islam di SMA Negeri 1 Jonggat, penyebab
munculnya problematika, serta solusi dalam menanggulanginya.
c. Setting atau lokasi penelitian ini yakni di SMA Negeri 1 Jonggat.
2. Setting Penelitian
Lokasi yang dipilih peneliti adalah di SMAN 1 Jonggat Lombok
Tengah. Adapaun alasan peneliti melakukan penelitian di madrasah ini
antara lain:
a. SMAN 1 Jonggat merupakan salah satu sekolah di Kabupaten Lombok
Tengah yang termasuk sekolah pengimpletasi kurikulum 2013. Selain
itu Sekolah ini sangat mengedepankan kedisiplinan, hal ini dapat dilihat
dari perilaku guru maupun murid ketika mentaati tata tertib yang
berlaku di madarsah tersebut.
b. Lokasi penelitian yang mudah dijangkau oleh peneliti sehingga dapat
mempermudah peneliti dalam pengambilan data-data dan informasi
yang terkait dan dibutuhkan dalam penyusunan skripsi ini.
E. Telaah Pustaka
Telaah pustaka dilakukan untuk menjelaskan posisi penelitian yang
sedang dilakukan diantara hasil-hasil penelitian dari atau buku-buku terdahulu
yang bertopik senada. Tujuannya adalah untuk menegaskan kebaruan,
orisinalitas, dan urgensi penelitian bagi pengembangan keilmuan terkait.
Adapun judul penelitian terdahulu adalah :
1. Penelitian yang dilakukan oleh Sulamul Hadi, dengan judul “Peranan
tenaga kependidikan dalam meningkatkan motivasi belajar siswa bidang
8
studi fiqih kelas VIII di MTs Al Mansyuriyah Kreak Desa Pandan Indah
kecamatan Praya Barat Daya Kabupaten Lombok Tengah”.
Pendekatan yang digunakan oleh Sulamul Hadi adalah pendekatan
kualitataif, dengan hasil penelitiannya adalah : peranan tenaga
kependidikan di MTs Al Mansyuriyah Kreak Desa Pandan Indah sangat
penting dan karenanya peningkatan profesionalisme guru sangat urgen.
Upaya- paya yang diterapkan oleh tenaga kependidikan dalam
meningkatkan motivasi belajar siswa terutama bidang studi fiqih kelas
VIII adalah dengan merencanakan program belajar mengajar, mengelola
proses belajar mengajar, dan menilai kemajuan proses belajar mengajar.9
2. Penelitian yang dilakukan oleh Sukiyan, dengan judul “Problematika Guru
Dalam Pelaksanaan Evaluasi Pembelajaran Pada Mata Pelajaran IPS
Ekonomi di SMP 3 Praya Barat Daya Tahun Pelajaran 2008/2009”.
Pendekatan yang digunakan oleh Sukiyan adalah kualitatif. Adapun
hasil dari penelitiannya adalah: Pelaksanaan evaluasi pembelajaran yang
dilaksanakan di SMP 3 Praya Barat Daya dilakukan secara rutin, namun
tidak terlepas dari permasalahan diantaranya : permasalahan sebelum
pelaksanaan evaluasi dan permasalahan saat pelaksanaan evaluasi. Adapun
untuk mengatasi permasalahan tersebut adalah kepala sekolah SMP 3
mengadakan semacam diklat atau pelatihan yang membahas tentang
9. Sulamul Hadi, Peranan Tenaga Kependidikan Dalam Meningkatkan Motivasi
Belajar Siswa Bidang Studi Fiqih Kelas VIII di MTs Al Mansyuriyah Kreak Desa Pandan Indah Kecamatan Praya Barat Daya Kabupaten Lombok Tengah. ( Skripsi IAIQ Bagu, 2008)
9
evaluasi dan meningkatkan kedisiplinan saat pelaksanaan evaluasi baik
dipihak guru maupun siswa.10
3. Penelitian yang dilakukan oleh Asep, dengan judul penelitian, “Analisis
kesulitan guru kelas dalam pembelajaran matematika dengan
menggunakan kurikulum berbasis kompetensi anggota madrasah Learning
Center kecamatan Parun dan Ciseng”
Penelitian yang dilakukan Asep menggunakan metode penelitian
kualitatif deskriptif dengan mengumpulkan angket menggunakan angket
dan wawancara langsung dengan partisipan dengan hasil penelitian yakni
berisikan masalah yang paling sering dihadapi guru kelas dalam
melaksanakan pembelajaran, pengembangan penilaian, pengembangan
silabus serta penyebabnya.11
Relevansi penelitian yang dilakukan oleh Asep dengan penelitian ini
adalah peneliti lansung berhadapan dengan individu-individu secara utuh
dalam memperoleh data yang objektif dan logis namun bedanya
penelitan Asep ditambahkan dengan pemakaian angket untuk
mendapatkan persentase karena jumlah partisipan yang berbeda pula
yakni lebih dari dua. Relevansi lainnya yakni dalamanalisis, penelitan
Asep menganalisis kesulitan yang dialamiguru dalam pembelajaran
10. Sukiyan, Problematika Guru Dalam Pelaksanaan Evaluasi Pembelajaran
Pada Mata Pelajaran IPS Ekonomi di SMP 3 Praya Barat Daya Tahun Pelajaran 2008/2009, (skripsi IAIN Mataram, 2009).
11
Asep, “Analisis Kesulitan Guru Kelas dalam Pembelajaran Matematika dengan Kurikulum berbasis Kompetensi Anggota Madrasah Learning Center Kecamatan Parung dan Ciseeng” (Skripsi, UIN Syarif Hidayatullah, Jakarta, 2008).
10
matematika serta penyebabnya, namun bedanya, penelitian Asep ini
menganalisis kesulitan guru dalam pengajaran mengggunakan KBK,
sedangkan penelitian ini mengidentifikasi problematika guru PAI dalam
meningkatkan motivasi belajar siswa, sehingga kapasitas penelitian tidak
terlalu luas, hanya sebatas guru PAI dan problematikanya dalam
meningkatkan motivasi belajar siswa.
F. Kerangka Teoritik
1. Konsep Problematika Guru PAI
a. Problematika
1) Pengertian Problematika
Istilah problema/problematika berasal dari bahasa inggris
yaitu problematic yang artinya persoalan atau masalah. Sedangkan
dalam bahasa indonesia, problematik berarti hal yang belum dapat
dipecahkan, yang menimbulkan permasalah. Sedangkan, guru ialah
orang yang bertanggungjawab untuk membimbing, menyampaikan
materi pelajaran kepada peserta didik, dan membentuk kepribadian
peserta didik yang bernilai tinggi.12
Problematika guru pada umumnya diartikan sebagai suatu
kondisi dalam proses mengajar yang ditandai adanya hambatan
atau persoalan tertentu yang masih belum dapat dipecahkan atau
diatasi bagi seorang guru dalam kegiatan mengajarnya dalam
memcapai hasil yang ingin dicapai. Hambatan itu mungkin disadari
12Mukhtar Hully, Profesi Keguruan (Mataram: Alam Tara Institute Mataram,
2012), h. 70.
11
ataupun tidak disadari oleh seorang guru, baik bersifat psikologis,
sosiologis atau fisiologis dalam proses mengajar. Dengan demikian
seorang guru mengalami problematika dalam pembelajaran akan
menghambat tercapainya hasil belajar siswa.
Secara umum ada dua faktor yang mempengaruhi kesulitan
guru dalam melaksanakan pembelajaran yaitu faktor internal yang
datang dari diri guru tersebut dan faktor eksternal yang datang dari
luar seperti sarana prasarana, dan kondisi sekolah. Faktor-faktor
tersebut antara lain:
a. Penguasaan materi yang belum maksimal.
b. Latar belakang pendidikan.
c. Pengusaan metode pembelajaran yang tidak maksimal.
d. Keterbatasan alokasi waktu.
e. Kurangnya dana dari sekolah, berpengaruh pada sarana dan
prasarana belajar dan,
f. Kemampuan siswa yang berbeda-beda.13
Kesulitan atau problema yang dihadapi seorang guru bukanlah
hal yang dapat dibiarkan dan dilupakan, tetapi hal yang harus kita
akui sebagai salah satu proses penyempurnaan menuju
pembelajaran yang efektif, sesuatu yang harus diantisipasi, perbaiki
dan ditemukan solusinya. Ada delapan bagian kesulitan yang biasa
dialami guru-guru, yakni:
13 Asep, “Analisis Kesulitan Guru Kelas dalam Pembelajaran Matematika dengan
Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK) Anggota Madrasah Learning Centre Kecamatan Parung dan Ciseeng” (Skripsi, UIN Syarif Hidayatullah, Jakarta, 2008), h. 7.
12
a. Kesulitan dalam melayani setiap perbedaan individu dari
peserta didik.
b. Kesulitan dalam menemukan metode pengajaran.
c. Kesulitan dalam menanamkan motivasi pada siswa-siswinya.
d. Kesulitan membimbing belajar siswa.
e. Kesulitan dalam menetapkan pelajaran yang cocok bagi siswa.
f. Kesulitan memperoleh sumber dan alat pengajaran.
g. Kesulitan dalam mengadakan evaluasi.
h. Kesulitan dalam mengatur waktu efektif mengajar.14
Dari delapan kesulitan guru di atas, dapat diketahui bahwa
sebagai seorang guru sangat tidak mudah dan pasti memiliki
kesulitan. Kesulitan yang dihadapi guru bermacam-macam,
sehingga sebagai seorang guru harus benar-benar profesional alam
segala aspek mengajar baik itu menguasai materi dan metode
mengajar.
2) Macam-macam Problematika Guru
Seperti yang telah diuraikan diatas problema atau problematika
guru yang berkaitan dengan pendidikan atau proses pembelajaran
baik disekolah, keluarga, dan masyarakat banyak sekali ragamnya,
dan adapun problem-problem itu akan menjadi penghambat dalam
proses pembelajaran jika tidak diusahakan jalan penyelesaiannya.
Dalam proses pembelajaran tentu tidak luput dari berbagai problem
14 Ibid., h. 10.
13
atau masalah yang dihadapi, sebab setiap guru tentu mempunyai
masalah yang dihadapi baik yang datang dari dalam maupun dari
luar.
a) Adapun problema guru dari dalam adalah sebagai berikut :
masalah keadaan guru itu sendiri, baik yang dialami dalam
rumah tangganya, dalam masyarakat dan dalam pergaulan
social, ataupun dalam pengetahuan dan keterampilan
menyusuaikan diri dengan dunia ilmu pengetahuan dan
masalah lingkungan yang sangat mempengaruhi proses belajar
mengajar. Situasi rumah tangga guru yang tidak tentram dapat
mempengaruhi proses kegiatan belajar mengajar. Situasi
pergaulan guru dalam masyarakat atau sesama guru di sekolah
yang tidak menyenangkan, dapat membuat seorang guru tidak
akan tekun dalam mengajar. Keadaan, kemalasan dan kelalaian
guru dalam mengikuti perkembangan dan kemajuan ilmu
pengetahuan dalam bidang menjalankan tugasnya.
b) Sementara problem yang datang dari luar guru tersebut adalah
masalah anak didik atau murid, baik masalah kemampuannya
atau masalah tindak tanduknya. Siswa berasal dari keluarga dan
lingkungan yang berbeda-beda, mereka membawa kemampuan
dan caranya sendiri yang tumbuh berkembng selama di
lingkungan yang berbeda-beda tersebut. Ada murid yang cerdas
dan ada pula yang lamban, ada yang bersikap keras dan adapula
14
yang patuh terhadap guru dan sebagainya. Sebagai guru harus
tabah menghadapinya, dan harus berusaha mencari jalan
penyelesaiannya.15
c) Kurang lengkapnya media yang tersedia. Media dalam konteks
belajar dan pembelajar dapat diartikan sebagai segala sesuatu
yang dapat menyalurkan pesan atau materi ajar dari guru
sebagai komunikator kepada siswa. Pedoman Penatar Pekerti
yang diterbitkan oleh Direktorat Jendral Pendidikan Tinggi
Departemen Pendidikan Nasional menyebutkan ada delapan
manfaat media dalam penyelenggaraan belajar dan
pembelajaran yaitu :16
a. Penyampaian materi pembelajaran dapat diseragamkan
b. Proses instruksional lebih menarik
c. Proses beajar lebih interaktif
d. Jumlah waktu belajar mengajar dapat dikurangi
e. Kualitas belajar dapat ditingkatkan
f. Proses belajar dapat terjadi kapanpun dan dimana saja
g. Peran pengajar dapat berubah kearah positif dan produktif
Berdasarkan manfaat penggunaan media dalam belajar dan
pembelajaran di atas maka keberadaan media sangatlah penting
15Zakiah darajat Dkk, Metodologi Pengajaran Agama Islam ( Jakarta : Bumi
Aksara, 2008), h. 99-100. 16Abdorrakhman Gintings, Esensi Praktis Belajar Dan Pembelajaran,
(Bandung: Humaniora, 2010),h. 141.
15
tanpa adanya media maka proses belajar dan pembelajaran tidak
dapat berlangsung secara maksimal.
b. Guru Pendidikan Agama Islam (PAI)
1. Guru
Guru adalah jabatan profesional yang memerlukan
berbagai keahlian khusus. Sebagai suatu profesi, untuk
dapat mampu melaksanakan tugas mengajar dengan baik,
guru harus memenuhi kriteria profesional sebagai berikut:
a) Fisik
(1) Sehat jasmani dan rohani.
(2) Tidak mempunyai cacat tubuh yang bisa
menimbulkan ejekan/cemoohan atau rasa kasihan dari
anak didik.
b) Mental/kepribadian
(1) Berkepribadian/berjiwa Pancasila.
(2) Mampu menghayati GBHN.
(3) Mencintai bangsa dan sesama manusia dan rasa kasih
sayang kepada anak didik.
(4) Berbudi pekerti yang luhur.
(5) Berjiwa kreatif, dapat memanfaatkan rasa pendidikan
yang ada secara maksimal.
(6) Mampu menyuburkan sikap demokratis dan penuh
tenggang rasa.
16
(7) Mampu mengembangkan kreativitas dan tanggung
jawab yang besar akan tugasnya.
(8) Mampu mengenbangkan kecerdasan yang tinggi.
(9) Bersifat terbuka, peka, dan inovatif.
(10) Menunjukkan rasa cinta kepada profesinya.
(11) Ketaatannya akan disiplin.
(12) Memiliki sense of humor.
c) Keilmiahan/pengetahuan
(1) Memahami ilmu yang dapat melandasi pembentukan
pribadi.
(2) Memahami ilmu pendidikan dan keguruan dan
mampu.
(3) Menerapkannya dalam tugasnya sebagai pendidik.
(4) Memahami, menguasai, serta mencintai ilmu
pengetahuan yang akan diajarkan.
(5) Memiliki pengetahuan yang cukup tentang bidang-
bidang yang lain.
(6) Senang membaca buku-buku ilmiah.
(7) Mampu memecahkan persoalan secara sistematis,
terutama yang berhubungan dengan bidang studi.
(8) Memahami prinsip-prinsip kegiatan belajar mengajar.
17
d) Keterampilan
(1) Mampu berperan sebagai organisator proses belajar
mengajar.
(2) Mampu menyusun bahan pelajaran atas dasar
pendekatan
struktural, interdisipliner, fungsional, behavior, dan teknologi.
(3) Mampu menyusun garis besar program pengajaran (GBPP).
(4) Mampu memecahkan dan melaksanakan teknik-teknik
mengajar yang baik dalam mencapai tujuan pendidikan.
(5) Mampu merencanakan dan melaksanakan evaluasi
pendidikan.
(6) Memahami dan mampu melaksanakan kegiatan dan
pendidikan luar sekolah. 17
2. Pendidikan Agama Islam
Menurut Sajjad Husain dan Syed Ali Asraf dalam buku yang ditulis oleh Sri Minarti mendefinisikan pendidikan Islam sebagai “pendidikan yang melatih perasaan murid-murid dengan cara-cara tertentu sehingga dalam sikap hidup, tindakan, keputusan, dan pendekatan terhadap segala jenis pengetahuan sangat dipengaruhi oleh nilai-nilai spiritual dan sadar akan nilai etis Islam.”18
Sedangkan menurut Zakiyah Dradjat sebagaimana yang
dikutip oleh Abdul Majid bahwa pendidikan Islam didefinisikan
sebagai “suatu usaha untuk membina dan mengasuh peserta didik
17
Asep, Analisis Kesulitan, h. 7 – 10. 18 Sri Minarti, Ilmu Pendidikan Islam (Jakarta: Amzah, 2013), h. 26.
18
agar senantiasa dapat memahami ajaran Islam secara
menyeluruh”.19
Dari perbedaan pendapat di atas dapat dipaparkan bahwa
adanya titik persamaan yang secara ringkas yaitu pendidikan
agama Islam ialah bimbingan yang dilakukan oleh seseorang
dewasa kepada terdidik dalam masa pertumbuhan agar ia memiliki
kepribadian Muslim.
2. Motivasi Belajar
a. Pengertian Motivasi
Istilah motivasi berasal dari bahasa Latin yaitu movere yang
dalam bahasa Inggris berarti move adalah kata kerja yang artinya
menggerakkan. Motivasi itu sendiri dalam bahasa Inggris berarti
motivation yaitu sebuah kata benda yang artinya penggerakan.20
Menurut Sobry istilah motivasi dapat diartikan sebagai “daya
penggerak yang ada di dalam diri seseorang untuk melakukan
aktivitas-aktivitas tertentu demi tercapainya suatu tujuan”. 21
Dalam kegiatan belajar, motivasi dapat dikatakan sebagai
keseluruhan daya penggerak di dalam diri siswa yang menimbulkan,
menjamin kelangsungan dan memberikan arah kegiatan belajar,
sehingga diharapkan tujuan dapat tercapai. Motivasi sangat diperlukan
di dalam kegiatan belajar sebab seseorang yang tidak mempunyai
19 Abdul Majid, Pendidikan Agama Islam Berbasis Kompetensi: Konsep dan
Implementasi Kurikulum 2004 (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2005), h. 130. 20Abdurrakhman Ginting, Belajar dan Pembelajaran (Bandung: Humaniora,
2010), h. 86. 21Sobry, Belajar dan Pembelajaran (Lombok: Holistica, 2013), h. 69.
19
motivasi dalam belajar, tidak akan mungkin melakukan aktivitas
belajar.22 Hal tersebut sesuai dengan teori kebutuhan Mc.Clelland,
mengajukan teori motivasi yang berkaitan erat dengan konsep belajar.
Mc. Clelland berpendapat ada tiga kebutuhan yang dapat dipelajari,
yaitu kebutuhan berprestasi (need for achievement), kebutuhan
berkuasa (need for power) dan kebutuhan berafiliasi (need for
affiliation). Mc.Clelland mengatakan bahwa jika kebutuhan seseorang
sangat kuat, maka motivasinya akan kuat untuk memenuhi kebutuhan
tersebut. Sebagai misal, seseorang yang mempunyai kebutuhan
berprestasi, maka akan terdorong untuk menetapkan tujuan yang penuh
tantangan dan seseorang tersebut akan bekerja keras untuk mencapai
tujuan tersebut serta menggunakan keahliannya untuk mencapainya.23
b. Fungsi Motivasi
Secara garis besar Oemar Hamalik, sebagaimana dikutip Sobry,
menjelaskan ada tiga fungsi motivasi, yaitu:24
1) Mendorong manusia untuk berbuat. Motivasi ini sebagai penggerak atau motor yang melepaskan energi. Motivasi dalam hal ini merupakan langkah penggerak dari setiap kegiatan yang akan dikerjakan.
2) Menentuakan arah perbuatan yakni ke arah tujuan yang hendak dicapai. Dengan demikian, motivasi dapat memberikan arah dan kegiatan yang harus dikerjakan sesuai dengan rumusan tujuannya.
3) Menyeleksi perbuatan, yakni menentukan perbuatan-perbuatan yang harus dikerjakan yang serasi guna mencapai tujuan pembelajaran.25
22Ibid,. h. 69-70. 23Satria Hadi Lubis, Total Motivation (Yogyakarta: Pro-You, 2008), h. 24-25. 24Sobry s Sutikno, Belajar., h. 71. 25Ibid., h. 70-71.
20
c. Macam-Macam Motivasi
Motivasi ada dua macam, yaitu:
1) Motivasi instrinsik (motivasi dari dalam). Jenis motivasi ini
timbul dari dalam individu sendiri tanpa ada paksaan dorongan
orang lain. Motivasi ini sering disebut “motivasi murni” atau
motivasi yang sebenarnya, yang timbul dari dalam diri siswa.
Misalnya keinginan untuk mendapatkan keterampilan tertentu,
mengembangkan sikap untuk berhasil, dan sebagainya.
2) Motivasi ekstrinsik (motivasi dari luar). Jenis motivasi ini timbul
sebagai akibat pengaruh dari luar individu, apakah karena ada
ajakan, suruhan, atau paksaan dari orang lain sehingga dengan
keadaan demikian siswa mau melakukan sesuatu. Motivasi
ekstrinsik diperlukan di sekolah sebab pembelajaran di sekolah
tidak semuanya menarik minat atau sesuai dengan kebutuhan
siswa. Kalau keadaan seperti ini, maka siswa bersangkutan perlu
dimotivasi agar belajar, dan guru harus berusaha membangkitkan
motivasi belajar siswa sesuai dengan keadaan siswa itu sendiri.26
Sedangkan menurut Riduwan, motivasi “merupakan suatu daya
atau kekuatan yang timbul dari dalam diri siswa untuk memberikan
kesiapan agar tujuan yang telah ditetapkan tercapai”. Sedangkan
belajar merupakan suatu proses yang dilakukan siswa untuk
memperoleh perubahan tingkah laku yang lebih baik dari sebelumnya
26Ibid., h. 70-71.
21
sebagai hasil pengamatan siswa dalam berinteraksi dengan
lingkungannya. 27
d. Indikator Motivasi Belajar
Indikator motivasi belajar siswa dalam proses belajar mengajar
antara lain:
1) Ketekunan dalam belajar, meliputi:
a) Mengikuti PBM (proses belajar mengajar) di kelas
b) Belajar di rumah
2) Ulet dalam menghadapi kesulitan, meliputi:
a) Sikap terhadap kesulitan
b) Usaha menghadapi kesulitan
3) Minat dan ketajaman perhatian dalam belajar, meliputi:
a) Semangat dalam mengikuti PBM (proses belajar mengajar)
b) Fokus terhadap penjelasan guru
4) Berprestasi dalam belajar, meliputi:
a) Keinginan untuk berprestasi
b) Kualifikasi hasil
5) Mandiri dalam belajar, meliputi:
a) Penyelesaian tugas/PR
Menggunakan kesempatan diluar jam pelajaran untuk
berdiskusi dengan teman sekelas.28
27Riduwan, Belajar Mudah Penelitian untuk Guru-Karyawan dan Peneliti Pemula, (Bandung: Alfabeta, 2009),h. 210.
28 Riduwan, Belajar Mudah., h. 210.
22
e. Strategi Menumbuhkan Motivasi Belajar Siswa
proses belajar mengajar adalah suatu proses yang sengaja
diciptakan untuk kepentingan anak didik. Agar anak didik senang dan
bergairah belajar guru berusaha menyediakan lingkungan belajar yang
kondusif dengan memanfaatkan semua potensi kelas yang ada.
Ada beberapa bentuk motivasi yang dapat guru gunakan guna
mempertahankan minat anak didik terhadap bahan pelajaran yang
diberikan. Bentuk-bentuk motivasi dimaksud adalah:
1) Member angka
Angka dimaksud adalah sebagai symbol atau nilai dari hasil
aktivitas belajar anak didik. Angka merupakan alat motivasi yang
cukup memberikan rangsangan kepada anak didik untuk
mempertahankan atau bahkan lebih meningkatnya prestasi belajar
sisw.
2) Hadiah
Hadiah adalah sesuatu yang diberikan kepada orang lain
sebagai penghargaan atau kenang-kenangan/ cenderamata. Dalam
kegiatan belajar mengajar, guru dapat memberikn hadiah berupa
apa saja kepada anak didik yang berprestasi dalam menyelesaikan
tugas, benar menjawab ulangan formatif yang diberikan, dapat
meningkatkan disiplin dalam belajar, taat pada tata tertib sekolah,
dan sebagainya.
23
3) Pujian
Pujian adalah alat motivasi yang positif. Guru dapat
menggunakan pujian untuk menyenangkan anak didik. Anak didik
senang mendapat perhatian dari guru dengan memberikan
perhatian, anak didik akan mersa diawasi dan dia tidak akan dapat
berbuat menurut kehendak hatinya.
4) Gerakan tubuh
Gerakan tubuh merupakan penguatan yang dapat
membangkitka gairah belajar anak didik, sehingga proses belajar
mengajar lebih menyenangkan. Misalnya, suatu ketika guru dapat
bersikap diam untuk memerhentikan kelas yang gaduh.
5) Member tugas
Tugas dapat diberikan oleh guru setelah selesai
menyampaikan bahan pelajaran. Anak didik yang menyadari akan
mendapat tugas dari guru setelah mereka menerima bahan
pelajaran, akan memperhatikan penyampaian pelajaran.
6) Member ulangan
Ulangan dapat diberikan pada setiap akhir dari kegiatan pembelajaran.
Agar perhatian anak didik terhadap bahan yang akan diberikan
dapat bertahan dalam waktu yang relative lama.
24
7) Mengetahui hasil
Dengan mengetahui hasil dari apa yang telah dilakukan
anak didik, apalagi dengan prestasi yang tinggi, dapat mendorong
untuk mempertahankannya dan bahkan anak didik berusaha
meningkatkannya dikemudian hari dengan cara giat belajar
dirumah ataupun disekolah.
8) Hukuman
Dalam proses belajar mengajar, anak didik yang membuat
keributan dapat diberikan sanksi untuk menjelaskan kembali bahan
pelajaran yang baru saja dijelaskan oleh guru.29
G. Kerangka fikir
Guru merupakan suatu profesi, yang berarti suatu jabatan yang
memerlukan keahlian khusus sebagai guru dan tidak dapat dilakukan oleh
sembarang orang diluar bidang pendidikan. Seorang guru juga seharusnya
memiliki suatu pengetahuan khusus yang diperoleh dari proses mengajar yang
telah dilakukan bertahun-tahun dan dari pengembangan profesi.
Sebagai agen pengubah, para guru seyogyanya terus mengembangkan
proses mengajarnya dikelas dan melatih kemampuannya dalam merancang
pembelajaran. Salah satu hal yang sangat penting dalam proses pembelajaran
ialah guru harus bisa mengatasi problem-problem yang dialami siswa-
siswanya sehingga dengan mudah utuk mendorong motivasi dalam proses
pembelajaran.
29
Syaiful Bahri Djamarah &Aswan Zain, Strategi Belajar Mengajar (Jakarta: Rineka Cipta, 2010), h. 147-157.
25
Seorang guru Agama Islam dalam meningkatkan motivasi belajar siswa
pastilah menemui hambatan-hambatan atau problematika dalam proses belajar
mengajar, maka dari itu perlu diidentifikasi permasalahan yang dialami oleh
guru dalam meningkatkan motivasi belajar siswa serta solusi apa yang
dilakukan untuk mengatasinya.
H. Metode Penelitian
1. Pendekatan Penelitian
Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif yang bersifat
deskriptif. “Penelitian deskriptif adalah penelitian yang berusaha
mendeskripsikan suatu gejala, peristiwa, kejadian yang terjadi saat
sekarang”.30 Sedangkan menurut Nazir Metode deskriptif adalah “suatu
metode dalam meneliti status sekelompok manusia, suatu objek, suatu set
kondisi, suatu system pemikiran, ataupun suatu kelas peristiwa pada
masa sekarang”.31
Penelitian kualitatif adalah metode penelitian yang digunakan untuk meneliti pada kondisi obyek yang alamiah, (sebagai lawannya adalah eksperimen) dimana peneliti adalah sebagai instrumen kunci, teknik pengumpulan data dilakukan secara trianggulasi (gabungan), analisi data bersifat induktif, dah hasil penelitian kualitatif lebih menekaknkan makna daripada generalisasi.32
Menurut Moleong dalam bukunya Metode Penelitian Kualitatif
menjelaskan bahwa: “Penelitian kualitatif adalah penelitian yang bermaksud
untuk memahami fenomena tentang apa yang dialami oleh subjek penelitian
30 Juliansyah Noor, Metodologi Penelitian, (Jakarta: Kencana Prenada Media
Group, 2011), h. 34. 31 Nazir, Metode Penelitian (Bogor: Ghalia Indonesia, 2005), h. 84.
32 Sugiyono, Memahami Penelitian Kualitatif, (Bandung: Alfabeta, 2008), h., 1.
26
misalnya perilaku, persepsi, motivasi, tindakann dll. secara holistik, dan dengan
cara deskripsi dalam bentuk kata-kata dan bahasa, pada suatu konteks khusus
yang alamiah dan dengan memanfaatkan berbagai metode ilmiah.” 33
Dalam penelitian ini, penelitian kualitatif deskriptif ditujukan untuk: 1)
Mengumpulkan informasi aktual secara rinci yang melukiskan gejala yang ada,
2) Mengidentifikasi masalah yang ada atau memberikan kondisi atau praktek-
praktek yang berlaku, 3) Membuat perbandingan atau evaluasi, 4) Menentukan
apa yang dilakukan orang lain dalam menghadapi masalah yang sama dan
belajar dari pengalaman mereka untuk menetapkan rencana dan keputusan pada
waktu yang berbeda.
2. Kehadiran Peneliti
Dalam penelitian kualitatif, yang menjadi instrument atau alat
penelitian adalah peneliti itu sendiri. Peneliti sebagai instrumen dapat
ditingkatkan dengan jalan pertama-tama peneliti hendaknya selalu pergi
kepada situasi baru untuk memperoleh pengalaman kemudian berusaha
mencatat apa saja yang terjadi dan mewancarai beberapa orang serta
mencatat apa saja hasil pembicaraan.
Kedudukan peneliti dalam penelitian kualitatif cukup rumit dia
sekaligus perencana, pelaksana, pengumpulan data, analisis, penafsir
data, dan pada akhirnya ia menjadi pelapor hasir penelitiannya.
33 Lexy, J. Moleong, Metode Penelitian Kualitatif, (Bandung: Remaja
Rosdakarya, 2011), h. 6.
27
Pengertian instrumen atau alat penelitian di sini tepat karena ia menjadi
segalanya dari keseluruhan proses penelitian.34
Adapun hal-hal yang dilakukan peneliti dalam penelitian ini
adalah sebagai berikut:
a. Melakukan observasi mengenai keadaan lokasi penelitian, keadaan
lingkungan sekoah, keadaan sosial guru dengan peserta didik,
keadaan lingkungan kelas, serta bagaimana suasana kegiatan belajar
menggajar dan cara meningkatkan motivasi belajar siswa oleh guru
mata pelajaran agama Islam kelas XI.
b. Mengadakan wawancara dengan pihak-pihak terkait, yaitu guru-
guru sebagai sumber informasi dan mempunyai peran aktif dalam
lingkungan pendidikan.
c. Menarik kesimpulan berupa bagaimana seorang guru dalam
meningkatkan motivasi belajar siswa, kendala yang dihadapi, serta
upaya yang dilakukan dalam mengatasi kendala tersebut.
3. Lokasi Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di SMAN 1 Jonggat yang terletak di
sebelah barat kantor Kecamatan Jonggat. Adapun alasan peneliti
memilih SMAN 1 Jonggat sebagai lokasi penelitian, karena SMAN 1
Jonggat merupakan satu-satunya sekolah di Kabupaten Lombok Tengah
yang sudah dilengkapi dengan Laboratorium Pendidikan Agama Islam,
dengan demikian peserta didiknya lebih mudah memahami dan
34 Ibid. , h. 168.
28
mempraktikkan konsep pembelajaran Agama Islam yang selama ini
masih bersifat verbal.
4. Sumber Data
Sumber data adalah subjek dari mana data dapat diperoleh.35
Sementara menurut Lofland dan sebagaimana yang dikutip oleh
Moleong, sumber data utama dalam penelitian kualitatif ialah kata-kata,
tindakan dan selebihnya adalah data tambahan seperti dokumentasi dan
lain-lain.36
Sumber data dalam penelitian ini ialah subjek penelitian atau
informan, atau subjek dari mana data diperoleh. Data yang diperoleh
dalam penelitian ini berasal dari informan yakni orang yang
diwawancarai secara mendalam, subjeknya ialah guru mata pelajaran
PAI kelas XII di SMA Negeri 1 Jonggat. Adapun data lainnya yang
diperoleh dari hasil wawancara dengan informan-informan lainnya di
antaranya Kepala sekolah serta beberapa siswa-siswi kelas XII untuk
mengetahui keaslian dan kebenaran data. Sumber data utamanya ialah
hasil wawancara dan selebihnya ialah tambahan seperti hasil
observasi dan dokumentasi, riwayat pendidikan responden, foto dan
lain-lain..
5. Prosedur Pengumpulan Data
Prosedur pengumpulan data dalam penelitian ini adalah dengan
cara observasi, wawancara, dan dokumentasi.
35 Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik (Jakarta: Rineka Cipta, 2002), h. 172.
36 Moleong, Metode Penelitian Kualitatif, h. 157.
29
a. Metode Observasi
Menurut Mahmud dalam bukunya Metode Penelitian Pedidikan,
Observasi merupakan teknik pengamatan dan pencatatan sistematis
dari fenomena-fenomena yang diselidiki. Observasi dilakukan untuk
menemukan data dan informasi dari gejala atau fenomena (kejadian
atau peristiwa) secara sistematis dan didasarkan pada tujuan
penyelidikan yang telah dirumuskan.37
Menurut Sutrisno Hadi sebagaimana yang dikutip oleh Sugiono
mengemukakan bahwa, observasi merupakan suatu proses yang
kompleks, suatu proses yang tersusun dari berbagai proses biologis
dan psikhologis. Dua di antara yang terpenting adalah proses-proses
pengamatan dan ingatan.38 Dari kedua pendapat diatas kita dapat
menyimpulkan bahwa observasi merupakan alat pengumpul data yang
dilakukan dengan cara pengamatan langsung oleh peneliti terhadap
objek yang akan diteliti.
Dari segi proses pelaksanaan pengumpulan data, observasi dapat
dibedakan menjadi participant observation (observasi berperan serta)
dan non participant observation (observasi non partisipan).
1) Observasi Berperanserta (Participant Observation)
Dalam obsesrvasi ini, peneliti terlibat dalam kegiatan sehari-
hari orang yang sedang diamati atau yang digunakan sebagai
sumber data penelitian. Sambil melakukan pengamatan, peneliti
37 Mahmud, Metode Penelitian Pendidikan (Bandung, Pustaka Setia, 2011) h., 168 38 Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif dan
R&G (Bandung: Alfabeta, 2013), h.203.
30
ikut melakukan apa yang dikerjakan oleh sumber data, dan ikut
merasakan suka dukanya. Dengan observasi partisipan ini, maka
data yang diperoleh akan lebih lengkap, tajam, dan sampai
mengetahui pada tingkat makna dari setiap perilaku yang nampak.
2) Observasi Nonpartisipan
Pada observasi non_partisipatif pengamat tidak langsung
terlibat pada situasi yang sedang diamati. Dengan kata lain,
pengamat tidak berinteraksi atau mempengaruhi objek yang
diamati.39
Dalam penelitian ini yang digunakan adalah observasi bentuk
non partisipatif karena peneliti tidak ikut berpartisipasi dengan
guru ataupun siswa, melainkan peneliti sebagai pengamat
terhadap kejadian yang menjadi topik penelitian. Sehingga
peneliti dapat mengamati problematika apa saja yang dihadapi
guru bidang studi Agama Islam dalam meningkatkan motivasi
belajar siswa, dan untuk mengetahui upaya-upaya guru bidang
studi Agama Islam dalam meningkatkan motivasi belajar siswa.
b. Metode wawancara (Interview)
Menurut Emzir dalam bukunya Metodologi Penelitian Kualitatif
menyatakan bahwa metode wawancara adalah interaksi bahasa yang
berlangsung antara dua orang dalam situasi saling berhadapan, yaitu
39Hamid Darmadi, Metode Penelitian Pendidikan(Bandung : Alfabeta 2011), h. 159.
31
orang yang melakukan wawancara meminta informasi atau ungkapan
kepada orang yang diteliti.40Ada dua jenis wawancara, yakni :
1) Wawancara terstruktur
Wawancara terstruktur digunakan tekhnik pnegumpulan data,
bila peneliti atau pengumpul data telah mengetahui dengan pasti
tentang informasi apa yang akan diperoleh. Pengumpul data dalam
melakukan wawancara telah menyiapkan instrumen penelitian
berupa pertanyaan-pertanyaan tertulis yang alternatif jawabannya
juga telah disiapkan.
2) Wawancara tidak terstruktur
Wawancara tidak terstruktur adalah wawancara bebas dimana
peneliti tidak menggunakan pedoman wawancara yang tersusun
secara sistematis dan lengkap untuk pengumpulan data.41
Dalam penelitian ini digunakan jenis penelitian wawancara
tidak terstruktur, agar informasi yang didapat lebih banyak,
sehingga peneliti mengetahui apasaja problem-problem yang
dihadapi guru agama Islam dalam meningkatkan motivasi belajar
siswa, dan bagaimana cara mengatasinya.
c. Metode Dokumentasi
Mengutip pendapatnya Suharsimi, metode dokumentasi yaitu
mencari data mengenai hal-hal atau variabel yang berupa catatan,
40Emzir,Metodologi Penelitian Kualitatif (Jakarta : PT Grapindo Persada,
2010),h. 50. 41Sugiyono,Memahami Penelitian, h. 73-74.
32
transkrip, buku, surat kabar, majalah, prasasti, notulen rapat, lengger,
agenda, dan lain sebagainya.42
Dari pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa, metode
dokumentasi pada prinsipnya adalah metode pengumpulan data dari
catatan peristiwa atau laporan tertulis dari suatu kejadian yang telah
berlalu.
Dalam hal ini peneliti gunakan untuk mendapatkan data-data
tentang gambaran umum terdiri dari sejarah singkat berdirinya SMAN
1 Jonggat, sarana dan prasarana, struktur SMAN 1 Jonggat, keadaan
guru, keadaan siswa dan hal-hal yang ada dilokasi penelitian.
6. Tekhnik Analisis Data
Melakukan analisis berarti melakukan kajian untuk mengenali
struktur fenomena. Analisis dilaksanakan dengan melakukan telaah
terhadap fenomena-fenomena secara keseluruhan, maupun terhadap
bagian-bagian yang membentuk fenomena tersebut serta hubungan
keterkaitan antara unsur pembentukan fenomena.
Analisis dalam penelitian merupakan bagian dalam proses
penelitian yang sangat penting, karena dengan analisis inilah data yang
ada akan Nampak manfaatnya terutama dalam memecahkan masalah
penelitian dan mencapai tujuan akhir penelitian.43
42 Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian, h. 274. 43 P. Joko Subagyo, Metode Penelitian Dalam Teori dan Praktek (Jakarta:
Rineka Cipta, 2004), h. 105.
33
Bogdan dan taylor mendifinisikan analisis data sebagai proses
mencari usaha untuk memberikan bantuan pada tema dan ide itu44.
Menurut Gay “ analysis of data can investigated by comparing responses
on one data with responses on other data”. Analisis data dilakukan
dengan menguji kesesuaian antara data yang satu dengan data yang
lain45.
Mengingat penelitian ini bersifat deskriftif, maka metode yang
digunakan adalah analisa induktif yaitu jalan berfikir dengan mengambil
kesimpulan dari data-data yang bersifat khusus. Pendekatan yang
digunakan dalam penelitian ini berusaha untuk mengumpulkan data hasil
observasi, wawancara, dan dokumentasi yang dilakukan peneliti dilokasi
penelitian. Data yang dimaksud seperti data tentang problem yang
dihadapi guru PAI yakni dapat diketahui dengan mewawancarai langsung
guru PAI, bagaimana cara mengatasinya, dan segala hal yang dibutuhkan
dalam penelitian ini46
7. Keabsahan Data
Agar temuan atau data-data yang diperoleh menjadi lebih absah
dan valid. Maka perlu diteliti mengenai kreadibilitasnya. Menurut
Meleong untuk memperoleh keabsahan data yang valid diperlukan
tehnik-tehnik pemeriksaan yaitu :Keikutsertaan yang panjang,
Pengamatan yang tekun, Triagulasi.
44Iskandar, Metodologi, h. 213 45Sugiyono,Memahami Penelitian,h.89.
34
Untuk lebih jelasnya tehnik pemeriksaan data yang penulis
gunakan di atas adalah:
a. Keikutsertaan yang panjang
Keikutsertaan peneliti sangat menentukan dalam pengumpulan
data. Keikutsertaan tersebut tidak hanya dilakukan dalam waktu
singkat, tetapi dilakukan dalam waktu yang panjang. Keikutsertaan
yang panjang berarti peneliti tinggal dilapangan penelitian sampai
kejenuhan pengumpulan data tercapai. Jika hal itu dilakukan maka
akan lebih memperkuat data yang diperoleh.
b. Pengamatan yang tekun.
Dalam hal ini peneliti mengadakan pengamatan dengan teliti
dan rinci secara berkesinambungn terhadap faktor-faktor yang
menonjol. Kemudian peneliti menelaahnya secara rinci sampai pada
suatu titik sehingga pada pemeriksaan tahap awal tampak salah satu
atau seluruh faktor yang sudah dipahami dengan cara yang biasa.
c. Triangulasi
Triangulasi adalah tekhnik pemeriksaan data yang
memanfaatkan suatu pemikiran keabsahan data yang memanfaatkan
sesuatu yang lain. Di luar data itu untuk keperluan pengecekan atau
sebagai pembanding terhadap data itu. Tekhnik triangulasi yang
paling banyak digunakan adalah pemeriksaan melalui sumber
lainnya.47
47 Ibid, h. 330.
35
Dalam penelitian ini peneliti menggunakan trianggulasi teknik
dan triangulasi sumber. Trianggulasi teknik yaitu mengecek data
kepada sumber data yang sama dengan teknik yang berbeda,
triangulasi teknik yang peneliti gunakan dalam penelitian ini yaitu
berasal dari observasi, wawancara, dan dokumentasi. Bila ternyata
diperoleh situasi yang berbeda maka peneliti perlu melakukan
diskusi lebih lanjut dengan sumber data untuk memastikan data yang
dianggap benar.
Trianggulasi sumber yang peneliti gunakan dalam penelitian
ini yaitu berasal dari hasil wawancara dengan guru dan siswa.
Triangulasi sumber ini dilakukan oleh peneliti untuk mengetahui
apakah hasil wawancara dengan guru dan siswa sesuai dengan data
hasil temuan peneliti saat melakukan observasi.
36
BAB II
PAPARAN DATA DAN TEMUAN
A. Gambaran Umum SMA Negeri 1 Jonggat
1. Sejarah Berdirinya SMA Negeri 1 Jonggat
Setiap sekolah pasti memiliki sejarah saat didirikan. Demikian pula
SMA Negeri 1 Jonggat. Mulai dari belum memiliki gedung sendiri sampai
berkembang seperti sekarang. Kecamatan Jonggat sebagai pintu masuk
Kabupaten Lombok Tengah dan berada pada daerah perbatasan dengan
Lombok barat berpeluang besar menyelanggarakan pendidikan sesuai
dengan tuntutan masyarakat. Untuk menjawab tuntutan masyarakat
Lombok tengah khususnya masyarakat jonggat maka diprakarsailah
berdirinya SMA Negeri yang pada saat itu masih menumpng di gedung
SMA Negeri 2 Praya selama satu tahun dan sebagai filial dari SMA Negeri
2 Praya.
Kemudian pada awal tahun 1985 menumpang di SDN 1 Ubung
selama satu semester. Pada tahun yang sama keluarlah SK Kakanwil
depdikbud Provinsi Nusa Tenggara Barat tanggal 25 November 1985 No.
79/SK/B III tentang peresmian SMA Negeri 1 Jonggat dan keputusan ini
menyatakan bahwa SMA Negeri 1 Jonggat berdiri tanggal 25 November
1985.
Seiring perjalanan waktu, SMA Negeri 1 Jonggat yang juga pernah
bernama SMUN 1 Jonggat serta popular juga disebut SMA Ubung, kini
telah berkembang pesat menjadi sekolah yang maju dengan status sebagai
36
37
sekolah Standar Nasional (SSN). Berdiri kokoh pada areal kurang lebih 3
ha, dan hamper seluruhnya berfungsi baik sebagai ruang belajar maupun
sebagai sarana olah raga.
2. Profil Sekolah
a. Identitas SMA Negeri 1 Jonggat
Nama sekolah : SMA Negeri 1 Jonggat
Alamat :Desa Ubung, Kecamatan Jonggat Kabupaten
Lombok Tengah Provinsi Nusa Tenggara Barat
Jalan raya Ubung Jonggat, Lombok Tengah
No. Telpon : _
Status : Sekolah Negeri
Kode Poa : 83561
Kepala Sekolah
Nama : H.A. Lata Suradi, M. Pd
Pendidikan terakhir : S2 Manajemen Pendidikan
Alamat : Jl. Angsoka No. 2b Praya
Telpon : 081907807222
3. Keadaan Geografis SMA Negeri 1 Jonggat
SMA Negeri 1 Jonggat mempunyai lokasi yang sangat strategis
baik ditinjau dari letak geografis maupun secara demokratis secara
38
geografis SMA Negeri 1 Jonggat yaitu terletak di pinggir jalan raya
dengan batas-batas wilayah sebagai berikut:
a. Sebelah Barat : Jalan Raya
b. Sebelah Timur : Lapangan Ubung
c. Sebelah Selatan : Kantor Kecamatan Jonggat
d. Sebelah Utara : Perumahan warga
4. Keadaan Guru dan Siswa SMA Negeri 1 Jonggat
a. Keadaan Guru SMA Negeri 1 Jonggat
Guru adalah profesi yang diperoleh melalui pendidikan, tidak
semua orang bisa menjadi guru. Mengingat tanggung jawab yang
dipikul seorang guru sangat banyak, selain bertanggung jawab
mengajarkan siswa, guru juga bertanggung jawab membimbing dan
mengarahkan siswa ke arah pencapaian tujuan pengajaran yaitu
menjadikan siswa yang berprestasi dan berakhlak.
Mengenai keadaan guru di SMA Negeri 1 Jonggat pada tahun
pelajaran 2016/2017 dapat dilihat pada tabel di bawah ini.
Tabel 2.1. Keadaan Guru Tahun 2016/2017. 48
NO NAMA STATUS MATA
PELAJARAN
1 H. LataSuradi, M.Pd. PNS MATEMATIKA 2 Anhar, M.Pd.I. PNS PAI 3 H. Akup, S.Pd. PNS PKn
48Data Guru Dan Tenaga Administrasi SMA Negeri 1 Jonggat , Dokumentasi, 20 Mei 2017
39
4 Drs. LaluRaptaErnawan PNS EKONOMI 5 Lalu Mujahidin, S.Pd. PNS B. INGGRIS 6 IGA RakaSutrisni, S.Pd. PNS SEJARAH 7 Hj. Pitriatulail, M.Pd. PNS BIOLOGI 8 Muzammil, S.Pd. PNS B. INDONESIA 9 H. Muslim, S.Pd. PNS MATEMATIKA 10 SamudiErawan, M.Pd PNS MATEMATIKA 11 H. LaluHaryadi, S.Pd. PNS PKn 12 Dr. Dian IskandarJaelani, MA PNS PAI 13 Drs. Burhanuddin, M.Pd. PNS BIOLOGI 14 I Nengah Rena, S.Pd. PNS KIMIA 15 BaiqElia, S.Pd. PNS SOSIOLOGI 16 NurulQomariah, S.Si., M.Pd. PNS FISIKA 17 Rinaman, S.Pd. PNS BIOLOGI 18 Ahmad Armin, SS PNS SEJARAH 19 Hj. Rohatini, SE PNS EKONOMI 20 H. Sumantri, SE PNS EKONOMI 21 Samsudin, S.Pd. PNS GEOGRAFI 22 Moh. Fadli, M.Pd PNS B. INGGRIS 23 Ropiah, S.Pt. PNS FISIKA 24 Hartini, S.Pd. PNS SEJARAH 25 RoniFatanah, S.Pd.I. PNS PAI 26 H. Sandy Tyas, S.Pd. PNS B. INGGRIS 27 HaryRusmanHadi, S.Pd. PNS GEOGRAFI 28 AnugrahIlahi, S.Pd. PNS B. INDONESIA 29 Marian Zuzanti, S.Pd. PNS FISIKA 30 Rudiawan, S.Pd. PNS B. INGGRIS 31 Ahmad NajihanZulfa H. S.Pd. PNS PENJASORKES 32 yu Kade ParmitaU, S.Pd PNS BIOLOGI 33 LaluAtmaNugraha, S.Pd PNS PENJASORKES 34 ArfiTohiri, S.Pd. PNS MATEMATIKA 35 Ahmad NizarHasim, S.Ag. PNS SENI BUDAYA 36 FaihahMulyawati, S.PdI PNS EKONOMI 37 BaiqSophiatun, S.Pd. PNS BIOLOGI 38 Ali Sadikin, S.Pd NON BK 39 Arpan, S.Pd. NON KIMIA 40 AsepTresnaWijaya, S.Pd. NON PENJASORKES 41 BaiqElyasmina, S.Pd. NON SENI BUDAYA 42 Baiq Emi Kalsum, S.Pd. NON B. INDONESIA 43 Bangun, S.Pd NON PENJASORKES 44 DewiKusumayantie, S.Pd. NON MATEMATIKA 45 Drs. Mawardi NON GEOGRAFI 46 FiraSyafriana, S.HI NON PAI 47 Liasim, S.Pd NON BK
40
48 I DewaKtWessunawe, S.Ag NON PENDIDIKAN
AGAMA HINDU
49 Jalaludin, S.Pd. NON
PRAKARYA DAN KEWIRAUSAHAAN
50 Juanda, S.Pd. NON MATEMATIKA 51 Muazzin, S.Pd.I. NON BK 52 NilaAnggraini, S.Pd NON MATEMATIKA 53 Randy WijayaSurachman, SE NON EKONOMI 54 RendyPratama CR, S.Pd NON SOSIOLOGI 55 Senun, S.Pd NON B. INGGRIS 56 Sri Wahyuni, S.Pd. NON MATEMATIKA 57 Sri Yuniarti, S.Pd. NON MATEMATIKA
58 Sunardi,S.Pd NON
PRAKARYA DAN
KEWIRAUSAHAA
N 59 Suryani, S.Pd. NON B. INDONESIA 60 Yuri Rahman, S.Pd. NON B. INDONESIA
berdasarkan data di atas, maka dapat diketahui bahwa jumlah
guru di SMA Negeri 1 Jonggat berjumlah 60 orang, dan 4 di antaranya
adalah guru pendidikan agama Islam.
b. Keadaan siswa di SMA Negeri 1 Jonggat
siswa menduduki peranan yang sangat penting dalam proses
belajar mengajar karena siswalah yang menjadi tolak ukur berhasil
tidaknya kegiatan proses belajar mengajar. Keadaan peserta didik di
SMA Negeri 1 Jonggat sebagai mana tercantum sebagai berikut:
41
Tabel 2.2. Keadaan Peserta Didik SMA Negeri 1 Jonggat Tahun Pelajaran 2016-2017
KELAS NAMA
ROMBEL
L P TOTAL REKAP
X
X MIPA 1 10 21 31 L= 139 X MIPA 2 16 14 30 P= 202 X MIPA 3 11 19 30 MIPA L= 64 X MIPA 4 10 20 30 MIPA P= 117 X MIPA 5 10 20 30 Jlh MIPA : 181 X MIPA 6 7 23 30
X IPS 1 13 20 33 IPS L = 75 X IPS 2 15 17 32 IPS P = 85 X IPS 3 16 15 31 Jlh IPS : 160 X IPS 4 16 16 32 X IPS 5 15 17 32 Jumlah 341
XI
XI MIPA 1 7 29 36 L= 134 XI MIPA 2 11 25 36 P= 172 XI MIPA 3 11 25 36 MIPA L= 54 XI MIPA 4 14 22 36 MIPA P= 126 XI MIPA 5 11 25 36 Jlh MIPA : 180 XI IPS 1 19 13 32 IPS L = 80 XI IPS 2 18 13 31 IPS P = 46 XI IPS 3 22 11 33 Jlh IPS : 126 XI IPS 4 21 9 30 Jumlah 306
XII
XII MIPA 1 12 24 36 L= 146 XII MIPA 2 12 24 36 P= 182 XII MIPA 3 12 21 33 MIPA L= 60 XII MIPA 4 13 22 35 MIPA P= 115 XII MIPA 5 11 24 35 Jlh MIPA : 175 XII IPS 1 17 14 31 IPS L = 86 XII IPS 2 18 14 32 IPS P = 67 XII IPS 3 17 14 31 Jlh IPS : 153 XII IPS 4 14 16 30 XII IPS 5 20 9 29 Jumlah 328
Total 419 556 975
Berdasarkan tabel diatas maka jumlah seluruh siswa SMA Negeri
1 JonggatTahun Pelajaran 2016-2017 yang terdiri dari kelas X MIPA
42
adalah 181, X IPS adalah 160, XI MIPA adalah 180, XI IPS adalah
126, XII MIPA adalah 175, dan XII IPS adalah 153. Dari keseluruhan
kelas dapat di jumlahkan siswa SMA Negeri 1Jonggat tahun pelajaran
2016-2017 berjumlah 975 siswa.
5. Keadaan Sarana dan Prasarana
Keadaan sarana dan prasarana yang mendukung proses belajar
mengajar di SMA Negeri 1 Jonggat antara lain sebagai berikut:
Tabel 2.3. keadaan Sarana dan Prasarana di SMA Negeri 1 Jonggat Tahun Pelajaran 2016/2017
No Sarana dan prasarana Jumlah
1 Ruangan belajar 31
2 Laboratorium 5
3 Perpustakaan 1
4 Aula 1
5 Ruang guru 3
6 Ruang kepala sekolah 1
7 Ruang BK/BP 1
8 Ruang osis 1
9 UKS 1
10 WC 6
11 Pos satpam 1
12 Mushalla 1
13 Kantin 1
14 Gudang 1
43
Berdasarkan hasil observasi, SMA Negeri 1 Jonggat memiliki sarana
dan prasarana yang sangat memadai. Kecukupan ruang belajar, baik itu
ruang kelas maupun ruang laboratorium, sehingga proses belajar mengajar
dilakukan dengan aman dan nyaman. Siswa tidak lagi belajar
menggunakan ruangan bergiliran seperti sebelum bangunan ditambahkan.
6. Struktur organisasi tenaga kependidikan SMA Negeri 1 Jonggat
Sebagai suatu lembaga organisasi, struktur organisasi harus ada
sebagai gambaran terorganisasinya pembagian tugas dalam organisasi atau
lembaga tersebut demikian juga pada lembaga pendidikan sudah
seharusnya ada. Mengingat struktur organisasi sangat penting untuk
menunjang maju mundurnya proses belajar mengajar pada lembaga
pendidikan. Struktur organisasi sangat dibutuhkan sehingga guru-guru di
SMA Negeri 1 Jonggat mengetahui tugas pada lembaga pendidikan.
Keberadaan struktur organisasi dapat menunjang guru untuk mengetahui
berhasil atau tidaknya proses belajar mengajar pada lembaga pendidikan.
Keberhasilan siswa sangat ditentukan oleh kompetensi yang dimilki guru,
oleh karena struktur organisasi sangat dibutuhkan pada lembaga
pendidikan.
Struktur organisasi SMA Negeri 1 Jonggat dapat disajikan dalam
bagan organisasi sebagai berikut:
44
B. Hasil Wawancara Dengan Informan
Hasil wawancara yang dilakukan kepada informan yakni guru PAI
dengan bapak Roni Fatanah, S.Pd.I, kepala sekolah dengan bapak H. A. Lata
Suradi Suradi, M.Pd. serta empat orang siswa kelas XI di SMA Negeri 1
Jonggat. Tujuan dari wawancara yang dilakukan peneliti adalah untuk
menguak dan mengidentifikasi problematika-problematika yang ditemui guru
dalam meningkatkan motivasi belajar siswa khususnya pada mata pelajaran
PAI saja sesuai batasan penelitian serta memberikan kejelasan akan kebenaran
dari data hasil wawancara guru mata pelajaran PAI melalui hasil wawancara
dengan Kepala Madrasah dan beberapa siswa.
Adapun hasil wawancara dengan bapak Roni Fatanah selaku guru bidang
studi PAI di kelas XI mengatakan bahwa:
Pertama, mengenai penguasaan materi pelajaran PAI yang diajarkan
kepada siswa bahwa, materi pelajara yang diajarkan sudah dikuasai dan
mampu untuk diajarkan dan dijelaskan kepada siswa.
Kedua, mengenai sumber dan dan alat bahan ajar yang digunakan beliau
dalam mengajarkan materi pelajaran PAI kepada siswa yakni seperti biasanya
beliau menggunakan LKS yang baru berbasis KTSP dan buku paket yang
disediakan di sekolah, serta ada beberapa buku yang beliau beli sebagai referensi
tambahan. Sumber dan alat bahan ajar yang digunakan masih kurang dari yang
diharapkan untuk dapat meningkatkan penguasaan beliau dalam mengajar.
Keempat, metode dan media pembelajaran yang digunakan guru dalam
mengajarkan materi pelajaran PAI kepada siswa yakni: kalau metode beliau
sering menggunakan metode ceramah, tanya jawab yang paling umumnya
45
menjelaskan materi selanjutnya memberikan contoh. Kalau media beliau minim
dalam penggunaanya karena media PAI yang tersedia disekolah hanya media
LCD saja. Sedangkan, media yang disediakan guru itu bergantung pada kemauan,
kemampuan dan keterampilan guru untuk menyediakannya.
Kelima, mengenai pemaparan dan penjelasan guru mengenai keterkaitan atau
hubungan yang dimiliki disetiap materi ajar PAI untuk kelas XI yakni sudah
menjadi suatu keharusan bagi seorang guru dalam mengaitkan materi yang
selanjutnya hendak diajarkan dengan materi sebelumnya sehingga memberikan
kontribusi yang baik bagi siswa dalam memahami materi selanjutnya.
Keenam, mengenai problematika-problematika yang dialami atau ditemui
guru PAI dalam meningkatkan motivasi belajar siswa antara lain:
1. Pemberian hadiah, selaku guru PAI, bapak Roni Fatanah mengaku bahwa
beliau tidak pernah memberikan hadiah kepada siswa yang berprestasi tinggi
dalam pelajaran PAI. Hal itu karena pribadi bapak Roni Fatanah yang kurang
peduli dan paham dengan cara menumbuhkan gairah belajar siswa.
2. Pujian, dalam kegiatan belajar mengajar bapak Roni Fatanah mengatakan
bahwa setiap memberikan tugas kepada siswa, beliau hanya memeriksa dan
memberikan nilai dan tidk ada pujian yang diberikan kepada siswa yang lebih
tinggi nilainya. Hal itu dilakukan oleh bapak Roni Fatanah untuk menghindari
anggapan pilih kasi dari siswanya yang mendapatkan nilai sedikit
3. Gerakan tubuh, dalam proses pembelajaran, bapak roni fatanah mengatakan
bahwa beliau mengajar hanya di depan siswa, di kursi guru tanpa berjalan
kebelakang dan smping. Beliau mengakui juga bahwa beliau sangat minim
46
dalam membuat humor di dalam kelas, sehingga dalam kegiatan pembelajaran
siswa merasa tegang.
4. Pemberian tugas, dalam hal pemberian tugas, bapak Roni Fatanah
mengatakan bahwa setiap selesai materi yang diajarkan, beliau selalu
memberikan tugas, namun karena terlalu sering memberikan tugas, siswa
menjadi bosan dan komplain. Hal ini yang belum bisa diatasi oleh beliau
untuk mengatasi kejenuhan siswa dalam mengerjakan tugas.
Ketujuh, mengenai penyebab timbulnya problema yang dialami guru yakni
terdiri atas beberapa hal, antara lain: Alokasi waktu yang belum dapat digunakan
seefisien mungkin; Bahan ajar yang menjadi pegangan guru masih kurang
memadai; LKS yang digunakan tak detail; Keadaan fisik serta suasana hati saat
mengajar yang belum profesional; Sarana prasarana dari sekolah yang masih
belum mencukupi; Ketersediaan.
Kedelapan, mengenai usaha yang hendaknya dilakukan guru dalam mengatasi
atau mengantisipasi problema yang dialami antara lain: Berusaha menyediakan
bahan ajar yang lebih detail pemaparannya sebagai buku panduan bagi guru; Guru
berusaha memantapkan pengusaan materi; Belajar menggunakan alokasi waktu
seefisien mungkin; Mengasah kreatifitas baik dalam mendatangkan media
mengajar serta dalam menjelaskan materi; Lebih mempersiapkan diri dengan
matang ketika akan mengajar; Lebih banyak belajar penguasaan Bahasa
Indonesia yang baik dan benar sesuai EYD; Berusaha membiasakan diri
menggunakan bahasa yang mudah di mengerti siswa.
Adapun hasil wawancara dengan bapak H.A. Lata Suradi, M. Pd. selaku
Kepala sekolah di SMA Negeri 1 Jonggat, antara lain:
47
Pertama, mengenai kinerja bapak Roni Fatanah selaku guru PAI yang
mengajar di kelas XI. Kepala Madarasah memantau dan mengevaliusi kinerja
guru secara lansung melalui supervisi klinik yang dilakukan setiap semester
yakni mengamati proses mengajarnya, menyampaikan saran bagi bagian yang
kurang, dan memberikan penilaian. Pendapat beliau, kinerja mengajar bapak
Mahiruddin sudah sesuai dengan program dan prosedur yang dibuat. Sudah
cukup melengkapi. Cara mengajarnya beliau, medianya, mengajarkan sesuai
dengan RPP, hanya saja masi minim dalam menggunakan metode.
Kedua mengenai sarana prasarana yang tersedia di sekolah untuk mata
pelajaran PAI yang memang masih sangat jauh dari kata cukup baik mengenai
kelengkapan sarana belajar, media, maupun bahan ajar. Hal ini dikarenakan
masih minimnya anggaran yang dimiliki sekolah.
Keenam, mengenai usaha atau solusi yang diutarakan oleh pihak sekolah
bagi guru PAI guna mengatasi problema yang dihadapi dalam menngkatkan
motivasi belajar siswa antara lain, diadakannya pelatihan Musyawarah Guru
Mata Pelajaran (MGMP), kelompok kerja sebagai tempat mereka sharing dan
diskusi bermanfaat untuk meningkatkan kinerja guru maupun meningkatkan
kualitas sumber daya guru serta acara sosialisasi yang serupa dengan seminar
umum yang diadakan tiap tahun.
Adapun hasil wawancara dengan beberapa perwakialn dari siswa-siswi
kelas XI adalah sebagai berikut:
1. Novia Safitri mengatakan,” saya menyukai pelajaran PAI, karena mudah dipahami. Dalam mata pelajaran PAI kita diajar bagaimana
48
menjadi manusia yang beriman dan bertakwa, sehingga saya senang mempelajarinya.”49
2. Widya Wati mengatakan, ”cara mengajar yang digunakan oleh bapak Roni Fatanah hanya menulis, menjelaskan dan kadang-kadang menyuruh kita maju untuk membaca ayat Al-Qur’an jika materi yang diajarkan ada dalilnya. Tidak ada permainan, canda, atau cerita yang diselingi dalam mengajar. Cara mengajarnya juga terlalu serius, hal ini yang membuat saya kurang semangat dalam mengikuti pelajaran PAI karena saya lebih menyukai cara belajar yang santai dan menghibur, seperti dengan memperlihatkan kita gambar dan sebagainya. Dengan seperti ini bisa menguatkan ingatan saya dibandingkan dengan menulis dan menjelaskan.50
3. Peneliti bertanya kepada salah satu siswa kelas XII yang bernama Muhammad Suryadinata, dengan pertanyaan “apakah anda menyukai pelajaran PAI?” Muhammad Suryadinata menjawab “saya tidak suka pelajaran PAI apalagi ketika disuruh maju membaca dalil Al-Qur’an, saya lemah dalam membaca Al-Qur’an dan saya sering merasa malu pada setiap akhir semester bapak membacakan nilai PAI kami, siapa yang mempunyai nilai tertinggi maka mendapatkan hadiah sedangkan saya selalu mendapat nilai paling rendah.51
49 Novia Safitri,Wawancara ,19 Mei 2017 50Widyawati, Wawancara , 19 Mei 2017 51Muhammad Suryadinata, Wawancara , 20 Mei 2017
49
BAB III
PEMBAHASAN
A. Problematika Guru PAI Dalam Meningkatkan Motivasi Belajar Siswa
Kelas XI di SMA Negeri 1 Jonggat Lombok Tengah Tahun Pelajaran
2017
problematika-problematika yang dialami atau ditemui guru PAI dalam
meningkatkan motivasi belajar siswa antara lain:
1. Pemberian hadiah, dalam kegiatan pembelajaran untuk meningkatkan gairah
belajar siswa, setidaknya seorang guru memberikan hadiah kepada iswanya
yang berprestasi tinggi sehingga, siswa merasa senang dan siswa yang
mendapat nilai rendah akan termotivasi. dalam hal pemberian hadiah bapak
Roni Fatanah selaku guru PAI tidak pernah memberikan hadiah kepada siswa
yang berprestasi tinggi dalam pelajaran PAI. Hal itu karena pribadi bapak
Roni Fatanah yang kurang peduli dan paham dengan cara menumbuhkan
gairah belajar siswa.
2. Pujian, dalam meningkatkan motivasi belajar siswa, motivasi sangat penting
dilakukan oleh guru. Oleh karena itu sebagai seorang guru harus banyak
memunyji siswanya ketika ada peningkatan supaya siswa semakin semangat
belajar. dalam kegiatan belajar mengajar bapak Roni Fatanah mengatakan
bahwa setiap memberikan tugas kepada siswa, beliau hanya memeriksa dan
memberikan nilai dan tidk ada pujian yang diberikan kepada siswa yang lebih
tinggi nilainya. Hal itu dilakukan oleh bapak Roni Fatanah untuk menghindari
anggapan pilih kasi dari siswanya yang mendapatkan nilai sedikit
49
50
3. Gerakan tubuh, dalam proses pembelajaran gerak tubuh dalam bentuk mimik
yang cerah, dengan senyum, mengangguk, geleng-geleng kepala merupakan
sejumlah gerakan fisik yang dapat memberikan umpan balik dari anak didik,
sehingga sebagai seorang guru sangat dibutuhkan gerak tubuh. Bapak Roni
Fatanah mengatakan bahwa beliau mengajar hanya di depan siswa, di kursi
guru tanpa berjalan kebelakang dan smping. Beliau mengakui juga bahwa
beliau sangat minim dalam membuat humor di dalam kelas, sehingga dalam
kegiatan pembelajaran siswa merasa tegang.
4. Pemberian tugas, pemberian tugas sangat penting dalam kegiatan
pembelajaran yakni untuk mengetahui sejauh mana pemahaman peserta
didik dalam menguasai materi yang diajarkan sehingga apa yang belum di
pahami bisa dijelaskan ulang oleh guru. dalam hal pemberian tugas, bapak
Roni Fatanah mengatakan bahwa setiap selesai materi yang diajarkan,
beliau selalu memberikan tugas, namun karena terlalu sering memberikan
tugas, siswa menjadi bosan dan komplain. Hal ini yang belum bisa diatasi
oleh beliau untuk mengatasi kejenuhan siswa dalam mengerjakan tugas.
B. Faktor Penyebab Timbulnya Problematika Guru PAI Dalam
Meningkatkan Motivasi Belajar Siswa Kelas XI di SMA Negeri 1 Jonggat
Lombok Tengah Tahun Pelajaran 2016-2017
Guru dalam meningkatkan motivasi belajar siswa tidaklah mudah. Merujuk dari
problem yang sudah di paparkan oleh guru PAI kels XI di atas maka, faktor
yang menyebabkan problem tersebut adalah:
51
1. Faktor Sarana Prasarana
Faktor sarana prasarana menjadi faktor pendukung yang harus
tersedia dan dilengkapi. Namun, di temui di SMA Negeri 1 Jonggat masih
kekurangan media atau alat peraga yang berhubungan dengan mata
pelajaran PAI, hanya menyediakan media LCD saja. Begitu pula media
yang disediakan oleh guru tidaklah banyak, hal ini bergantung pada
kreatifitas dan kemauan guru.
Adapun sarana prasarana yang masih kurang yakni bahan ajar berupa
LKS atau buku paket pegangan guru di SMA Negeri 1 Jonggat kurang dapat
dikembangkan karena kurang detail komposisinya. Sedangkan, buku pegangan
bagi guru hanyalah satu macam hanya itu saja yang diperoleh dari sekolah.
Sehingga ada beberapa materi yang tidak dikuasai sepenuhnya oleh guru PAI
disana.
C. Upaya Yang Dilakukan Guru Pai Dalam Mengatasi Problematika Dalam
Meningkatkan Motivasi Belajar Siswa Kelas XI di SMA Negeri 1 Jonggat
Tahun Pelajaran 2016/2017
1. Melengkapi media dan sumber belajar
Ketersediaan media dan sumber belajar dapat meningkatkan
motivasi serta minat belajar siswa karena dengan adanya media dan
sumber belajar pembelajaran menjadi lebih santai dan interaktif .Dalam
kegiatan belajar, motivasi dapat dikatakan sebagai keseluruhan daya
penggerak di dalam diri siswa yang menimbulkan dan menjamin
kelangsungan dan memberikan arah kegiatan belajar, sehingga
52
diharapkan tujuan dapat tercapai. Motivasi sangat diperlukan di dalam
kegiatan belajar sebab seseorang yang tidak mempunyai motivasi dalam
belajar, tidak akan mungkin melakukan aktivitas belajar.52
Dalam bukunya Sobri bahwa strategi untuk menumbuhkan
motivasi belajar siswa adalah dengan menggunakan media yang baik,
serta harus sesuai dengan tujuan pembelajaran. Tiap siswa memiliki
kemampuan indera yang tidak sama, baik pendengaran maupun
pengelihatannya, demikian juga kemampuan berbicara. Ada yang lebih
senang membaca dan sebaliknya. Dengan penggunaan media, kelemahan
indera yang dimiliki tiap siswa dapat dikurangi. 53
Dengan adanya media dan sumber belajar yang memadai maka
motivasi belajar juga akan tumbuh baik itu dari dorongan guru ataupun
dari dalam diri sendiri.
2. Mempererat interaksi antara guru dan siswa
Interaksi atau komunikasi yang lancar antara guru dan siswa
sangat penting dengan adanya komunikasi yang lancar antara guru dan
siswa maka siswa akan merasa nyaman terhadap guru tersebut baik itu
ketika bertanya atau diskusi dengan guru. Menurut Sobri dalam bukunya,
bahwa strategi dalam menumbuhkan motivasi belajar adalah:54
52Sobry Sutikno, Belajar dan Pembelajaran (Lombok: Holistica, 2013), h. 69. 52 ibid, h.71 53 Ibid, h.74
53
a. Membangkitkan dorongan kepada siswa untuk belajar. Strateginya
adalah dengan memberikan perhatian maksimal ke siswa.
b. Humor atau dengan cerita-cerita lucu. Pada saat menyampaikan
materi pelajaran, upayakan untuk menyelipkan dengan humor atau
cerita-cerita lucu.
c. Membantu kesulitan belajar siswa secara individual maupun
kelompok. Guru harus berusaha untuk terus-menerus membantu
siswa yang mengalami kesulitan dalam belajar. Dalam hal ini guru
harus bisa berperan layaknya dokter yang siap mendeteksi dan
berusaha meyembuhkannya.
Dengan adanya interaksi atau komunikasi yang lancar antara siswa
dan guru maka motivasi belajar siswa akan bertambah karena adanya
kedekatan antara guru dan siswa.
3. Mempererat hubungan guru dan wali murid
Mempererat hubungan antara guru dan wali murid juga merupakan
salah satu cara yang dilakukan guru PAI dalam meningkatkan motivasi
belajar siswa. Hubungan wali murid dengan guru sangat penting, dengan
adanya hubungan yang erat maka baik guru atau wali murid dengan
mudah menyalurkan inspirasi mereka, di sma Negeri 1 Jonggat setiap
pembagian raport pihak sekolah mengundang wali murid dan di sana
kepala sekolah mengajak kepada wali murid untuk sama-sama
membimbing anak-anak selama dalam ranah lingkungan rumah.
54
4. Meningkatkan keterampilan guru dalam mengajar
Meningkatkan keterampilan guru dalam mengajar merupakan
salah satu upaya untuk meningkatkan motivasi belajar siswa, dimana
guru di SMA Negeri 1 Jonggat diusahakan agar mengikuti pelatihan
yang berkaitan dengan pendidikan, hal ini dilakukan agar kinerja
mengajar guru menjadi lebih baik dan mampu menghasilkan siswa yang
bermutu. Selain itu juga Guru sebaiknya melakukan variasi gaya dalam
membelajarkan. Jika variasi gaya guru dalam membelajarkan dilakukan
dengan baik, akan sangat berguna dalam usaha menarik dan
mempertahankan minat serta semangat siswa dalam belajar. Termasuk
variasi gaya guru dalam membelajarkan, di antaranya adalah:55
a. Variasi suara (termasuk pengubahan nada suara yang keras menjadi
lemah, dari tinggi menjadi rendah, dari cepat berubah menjadi
lambat, dari suara gembira menjadi sedih, atau pada saat
memberikan tekanan pada kata-kata tertentu)
b. Variasi gerakan anggota badan dan mimik (seperti variasi dalam
ekspresi wajah guru, gerakan kepala dan badan). Pindah posisi
(berarti guru tidak berada dalam satu posisi saja, melainkan
berpindah-pindah. Perpindahan posisi guru hendaklah karena
maksud-maksud tertentu dan dilakukan secara wajar dan tidak
berlebihan.
55 Ibid ,h. 73
55
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan dalam skripsi ini maka
peneliti menarik kesimpulan sebagai berikut :
1. Problematika yang dihadapi guru PAI dalam meningkatkan motivasi
belajar siswa adalah kurangnya penguasaan metode oleh guru, kurang
pemberian pujian, minimnya guru dalam menampilkan gerak tubuh yang
menyenangkan, pemberian hadiah, dan pemberian tugas.
2. Upaya yang dilakukan guru PAI untuk meningkatkan motivasi belajar
siswa adalah melengkapi media dan sumber belajar, meningkatkan
interaksi dan sumber belajar, meningkatkan hubungan guru dan wali
murid, dan meningkatkan keterampilan guru dalam mengajar.
B. Saran
Melalui skripsi ini peneliti ingin menyampaikan beberapa saran
kaitannya dengan judul dan hasil penelitian yang telah dilakukan, dan semoga
kiranya bermanfaat bagi semua pihak. Adapun saran-saran tersebut sebagai
berikut :
1. Kepada Kepala Sekolah
Diharapkan kepada kepala Sekolah SMA Negeri 1 Jonggat untuk
selalu melihat aktifitas guru di sekolah dan selalu mengadakan
pengontrolan saat proses belajar mengajar sedang berjalan di kelas, hal ini
55
56
sangat perlu dilakukan untuk terus memperbaiki kualitas mengajar guru
agar tujuan dari pendidikan bisa tercapai.
2. Kepada Guru PAI
Diharapkan dengan adanya penelitian ini guru bidang studi PAI
dapat memperbaiki cara mengajarnya serta lebih sering memberikan
motivasi kepada siswa baik itu saat berada diluar kelas.
3. Kepada siswa
Diharapkan kepada siswa agar tetap rajin dalam mengikuti pelajaran
yang diajarkan oleh guru termasuk pembelajaran PAI sehingga diperoleh
hasil belajar yang memuaskan.
4. Bagi Peneliti
Bagi peneliti lain yang ingin mengembangkan penelitian ini
sebaiknya memperkuat pengamatan (observasi) di lapangan, mencari
upaya-upaya lain sebagai tindak lanjut dari penelitian ini, atau mengangkat
masalah lain yang masih memiliki keterkaitan dengan penelitian ini.
Dengan demikian, hasilnya nanti dapat berguna bagi segenap civitas
sekolah, baik kepala sekolah, guru ataupun siswa.
57
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto Suharsimi, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik, Jakarta: Rineka Cipta, 2002.
Asep, “Analisis Kesulitan Guru Kelas dalam Pembelajaran Matematika dengan Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK) Anggota Madrasah Learning Centre Kecamatan Parung dan Ciseeng”, Skripsi, UIN Syarif Hidayatullah, Jakarta, 2008.
Daman Huri, Problematika Guru Bahasa Arab Dalam Meningkatkan Motivasi Belajar Siswa Keas VII di SMP Al Ma’rif Nu Al-Mansyuriyah Desa Tanak Rarang Kecamatan Praya Barat Kabupaten Lombok Tengah Tahun Pelajaran 2015 / 2016, Skripsi IAIN Mataram, 2017.
Darmadi Hamid, Metode Penelitian Pendidikan, Bandung : Alfabeta 2011.
Darajat Zakiah Dkk, Metodologi Pengajaran Agama Islam, Jakarta : Bumi Aksara , 2008.
Djamarah Syaiful Bahri &Aswan Zain, Strategi Belajar Mengajar, Jakarta: Rineka Cipta, 2010 .
Emzir,Metodologi Penelitian Kualitatif, Jakarta : PT Grapindo Persada, 2010.
Fathurrohman Pupuh dan Sutikno Sobry, Strategi Belajar Mengajar, Bandung: PT Refika Aditama, 2011.
Gintings Abdorrakhman, Esensi Praktis Belajar Dan Pembelajaran, Bandung : Humaniora, 2010.
., Belajar dan Pembelajaran, Bandung: Humaniora, 2010.
., Esensi Praktis Belajar & Pembelajaran, Bandung: Humaniora, 2012.
Hamzah B. Uno, Teori Motivasi dan Pengukurannya, Jakarta:PT. Bumi Aksara, 2009.
Hully Mukhtar, Profesi Keguruan, Yogyakarta: Alam Tara Institute Mataram, 2012.
Lubis Satria Hadi, Total Motivation, Yogyakarta: Pro-You, 2008.
Mahmud, Metode Penelitian Pendidikan, Bandung, Pustaka Setia, 2011.
58
Maimun, Menjadi Guru Yang Dirindukan, Yogyakarta : Kurnia Kalam Semesta, 2011.
Majid Abdul, Pendidikan Agama Islam Berbasis Kompetensi: Konsep dan Implementasi Kurikulum 2004, Bandung: Remaja Rosdakarya, 2005.
Masykur Moch. & Fathani Abdul Halim, Mathematical Intelligence, Jogjakarta: Ar-Ruzz Media Group, 2007.
Moleong Lexy, J., Metode Penelitian Kualitatif, Bandung: Remaja Rosdakarya, 2011.
Nazir, Metode Penelitian, Bogor: Ghalia Indonesia, 2005.
Noor Juliansyah, Metodologi Penelitian, Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2011.
Partanto, Kamus Kecil Bahasa Indonesia, surabaya: PT. Arkola, 1994.
Pius abdillah P. dan M dahlan al barry, Kamus Ilmiah Populer, Surabaya: Arkola, 2009.
Riduwan, Belajar Mudah Penelitian untuk Guru-Karyawan dan Peneliti Pemula, Bandung: Alfabeta, 2009.
Sardiman, Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar, Jakarta : PT Raja Grafindo Persada. 2014.
Subagyo P. Joko, Metode Penelitian Dalam Teori dan Praktek, Jakarta: Rineka Cipta, 2004.
Sukiyan, Problematika Guru Dalam Pelaksanaan Evaluasi Pembelajaran Pada Mata Pelajaran IPS Ekonomi di SMP 3 Praya Barat Daya Tahun Pelajaran 2008/2009, skripsi IAIN Mataram, 2009.
Sulamul Hadi, Peranan Tenaga Kependidikan Dalam Meningkatkan Motivasi Belajar Siswa Bidang Studi Fiqih Kelas VIII di MTs Al Mansyuriyah Kreak Desa Pandan Indah Kecamatan Praya Barat Daya Kabupaten Lombok Tengah. ( Skripsi IAIQ Bagu, 2008)
Sugiyono, Memahami Penelitian Kualitatif, Bandung: Alfabeta, 2008.
Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif dan R&G, Bandung: Alfabeta, 2013.
Sutikno Sobry, Belajar dan Pembelajaran, Lombok: Holistica, 2013.
59
Lampiran 03
PEDOMAN OBSERVASI
1. Melihat secara langsung gambaran umum lokasi penelitian di SMA Negeri 1
Jonggat
2. Melihat secara langsung kelengkapan fasilitas belajar sebagai bahan
penunjang di SMA Negeri 1 Jonggat.
3. Melihat secara langsung metode yang digunakan guru dalam pembelajaran
PAI siswa kelas XI di SMA Negeri 1 Jonggat.
4. Melihat secara langsung kendala/hambatan guru dalam meningkatkan
motivasi belajar siswa.
5. Melihat secara langsung bagaimana cara mengajar guru PAI di SMA Negeri 1
Jonggat
6. Melihat secara langsung bagaimana cara berinteraksi antara guru dan siswa
kelas
XI SMA Negeri 1 Jonggat saat proses belajar mengajar di dalam kelas.
60
Lampiran: 04
PEDOMAN WAWANCARA
Nama Sekolah : SMA Negeri 1 Jonggat
Nama Interviewer : Bukran
Hari/Tanggal :
Responden : Kepala Sekolah
No Pertanyaan Deskripsi/Jawaban
Pada tahun berapa SMA Negeri 1 Jonggat
berdiri dan pada tanggal berapa
mendapat akreditasi?
Berapa jumlah guru yang sudah PNS dan
guru yang belum PNS serta prestasi
apa saja yang pernah diraih oleh
SMA Negeri 1 Jonggat bapak
menjabat sebagai kepala sekolah?
Menurut bapak selaku kepala sekolah
bagaimanakah proses pembelajaran
PAI dalam meningkatkan motivasi
belajar siswa?
Apa saja bentuk upaya guru bidangstudi PAI
dalam meningkatkan motivasi
belajar siswa?
61
Apakah menurut bapak cara mengajar guru
PAI di SMA Negeri 1 Jonggat sudah
mampu meningkatkan motivasi
kepada siswa?
Adakah media pembelajaran PAI yang
sudah disediakan di SMA Negeri 1
Jonggat ini?
Selaku kepala sekolah bentuk bimbingan
yang bapak berikan pada siswa
dalam meningkatkan motivasi
belajar seperti apa?
Selaku kepala sekolah bagaimana bentuk
kerja sama bapak dngan guru PAI
dalam meningkatkan motivasi
belajar siswa?
62
PEDOMAN WAWANCARA
Nama Sekolah : SMA Negeri 1 Jonggat
Nama Interviewer : Bukran
Hari/Tanggal :
Responden : Guru bidangstudi PAI
No Pertanyaan Deskripsi/Jawaban
1 Apakah ada problem yang dihadapi bapak dalam
proses pembelajaran PAI untuk
meningkatkan motivasi belajar siswa?
2 Apakah ada kendala yang bapak hadapi dalam
mengajar PAI ?
3 Bagaimana cara bapak mengatasi problem-
problem tersebut?
4 Apakah dalam kegiatan belajar di dalam kelas
maupun di luar kelas bapak memberikan
bimbingan kepada siswa?
5 Ketika siswa mendapat kesulitan dalam belajar
apakah dari teman kelas juga saling
memberikan pemahaman tentang materi
yang belum dipahami?
63
6 Ketika terjadi kesulitan pada siswa dalam
memhami materi pelajaran apakah ada
bimbingan dari bapak?
PEDOMAN WAWANCARA
Nama Sekolah : SMA Negeri 1 Jonggat
Nama Interviewer : Bukran
Hari/Tanggal :
Responden : Siswa Kelas XI
No Pertanyaan Deskripsi/Jawaban
1 Apakah anda menyukai pelajaran PAI?
2 Metode apa saja yang digunakan oleh guru
PAI anda saat pembelajaran PAI?
Apakah anda dekat dengan guru PAI anda
saat di dalam kelas maupun di luar
kelas?
Dalam memberikan bimbingan apakah guru
PAI anda memberikan bimbingan di
luar kegiatan belajar?
Adakah yang tidak anda sukai dari cara
mengajar guru PAI anda?
64
Lampiran 05
PEDOMAN DOKUMENTASI
Hal-hal yang didokumentasikan dalam penelitian ini adalah:
1. Data tentang identitas SMA Negeri 1 Jonggat
2. Data tentang sejarah berdirinya SMA Negeri 1 Jonggat
3. Data tentang guru SMA Negeri 1 Jonggat
4. Data tentang siswa SMA Negeri 1 Jonggat
5. Data tentang struktur organisasi SMA Negeri 1 Jonggat
6. Proses pembelajaran PAI di SMA Negeri 1 Jonggat
65
Lampiran 01
Gambar: wawancara dengan siswa di SMA Negeri 1 Jonggat
Gambar: wawancara dengan siswa di SMA Negeri 1 Jonggat
Gambar: dokumentasi sesudah selesai wawancara dengan guru di SMA Negeri 1 Jonggat
66
Lampiran 02
Gambar: Lokasi Penelitian
67
68
69
70
71
72
73