problematika pembinaan muallaf di kota singkawang dan solusinya … · 2019. 11. 4. · masalah...

26
111 Jurnal Dakwah, Vol. XV, No. 1 Tahun 2014 PROBLEMATIKA PEMBINAAN MUALLAF DI KOTA SINGKAWANG DAN SOLUSINYA MELALUI PROGRAM KONSELING KOMPREHENSIF Sri Hidayati Institut Agama Islam Negeri Pontianak Abstrak Keputusan seseorang melakukan konversi agama, akan menimbulkan sejumlah masalah pada internal individu yang bersangkutan. Di Kota Singkawang, jumlah muallaf cukup banyak, terutama dari etnis Tionghoa dan Dayak. Sebagian besar mereka melakukan konversi ke Islam karena alasan pernikahan. Melihat karakteristik mereka baik dari aspek etnis maupun alasan berkonversi, pembinaan yang bersifat spesifik dengan penerapan manajemen program yang baik menjadi suatu keniscayaan. Penelitian ini berupaya mengidentifikasi masalah-masalah yang dihadapi dalam pembinaan pada muallaf dan bentuk-bentuk pembinaan yang dilakukan. Berdasarkan kajian di lapangan ditemukan bahwa masalah-

Upload: others

Post on 18-Dec-2020

6 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: PROBLEMATIKA PEMBINAAN MUALLAF DI KOTA SINGKAWANG DAN SOLUSINYA … · 2019. 11. 4. · masalah pembinaan pada muallaf dikategorikan ke dalam tiga faktor yaitu dari diri muallaf sendiri,

111Jurnal Dakwah, Vol. XV, No. 1 Tahun 2014

PROBLEMATIKA PEMBINAAN MUALLAFDI KOTA SINGKAWANG DAN SOLUSINYA

MELALUI PROGRAM KONSELING KOMPREHENSIF

Sri HidayatiInstitut Agama Islam Negeri Pontianak

Abstrak

Keputusan seseorang melakukan konversi agama, akanmenimbulkan sejumlah masalah pada internal individu yangbersangkutan. Di Kota Singkawang, jumlah muallaf cukupbanyak, terutama dari etnis Tionghoa dan Dayak. Sebagianbesar mereka melakukan konversi ke Islam karena alasanpernikahan. Melihat karakteristik mereka baik dari aspek etnismaupun alasan berkonversi, pembinaan yang bersifat spesifikdengan penerapan manajemen program yang baik menjadisuatu keniscayaan. Penelitian ini berupaya mengidentifikasimasalah-masalah yang dihadapi dalam pembinaan padamuallaf dan bentuk-bentuk pembinaan yang dilakukan.Berdasarkan kajian di lapangan ditemukan bahwa masalah-

Page 2: PROBLEMATIKA PEMBINAAN MUALLAF DI KOTA SINGKAWANG DAN SOLUSINYA … · 2019. 11. 4. · masalah pembinaan pada muallaf dikategorikan ke dalam tiga faktor yaitu dari diri muallaf sendiri,

112

Sri Hidayati, Problematika Pembinaan Muallaf di Kota Singkawang...

Jurnal Dakwah, Vol. XV, No. 1 Tahun 2014

masalah pembinaan pada muallaf dikategorikan ke dalam tigafaktor yaitu dari diri muallaf sendiri, dari tubuh organisasi PITIdan masalah yang dihadapi Kementerian Agama KotaSingkawang. Selanjutnya, untuk mengatasi problematikapembinaan muallaf, peneliti menawarkan solusi berupaprogram konseling komprehensif bagi muallaf.

Kata Kunci: Muallaf, Tionghoa, Dayak, Penyuluh, Konseling.

A. Pendahuluan

Dalam konteks kehidupan sehari-hari di masyarakat, katamuallaf menunjuk pada orang yang ke-Islam-annya tidak sejak lahir.Artinya seseorang dikatakan muallaf jika awalnya dia beragamatertentu kemudian memutuskan untuk masuk Islam. Oleh karenaitu tidak jarang kita melihat bahwa banyak orang-orang yang sudahbertahun-tahun menyatakan diri memeluk agama Islam tetapi masihtetap dikatakan muallaf. Dalam konteks teoritis, sebenarnya muallafadalah orang-orang yang dibujuk hatinya untuk masuk Islam. Dalampengertian yang kedua ini, orang yang belum masuk Islam tetapihatinya sudah memiliki kecenderungan untuk masuk Islam sudahtermasuk dalam kategori muallaf. Demikian juga orang yang barumasuk Islam tetapi hatinya masih belum mantap atau masih adakeraguan di hatinya tentang Islam masih termasuk dalam kategorimuallaf.

Dalam penelitian ini, makna muallaf mengacu pada pengerti-an pertama. Menurut data yang diperoleh peneliti dari KantorKementerian Agama Kota Singkawang, jumlah muallaf di KotaSingkawang jumlahnya cukup besar, yaitu mencapai 630 orang (lihattabel 1.1.). Data ini tidak menunjukkan jumlah real muallaf yang adadi Kota Singkawang, karena masih banyak muallaf yang belum masukdalam data tersebut. Hal ini diperkuat dengan pernyataan dari KetuaPITI (Pembina Iman Tauhid Islam) Kota Singkawang bahwa jumlahmuallaf di Kota Singkawang mencapai jumlah lebih dari 1000 orang.Dari jumlah tersebut, sebagian besar adalah dari etnis Tionghoa dansebagian lainnya adalah etnis Dayak, Jawa, dan Batak.

Page 3: PROBLEMATIKA PEMBINAAN MUALLAF DI KOTA SINGKAWANG DAN SOLUSINYA … · 2019. 11. 4. · masalah pembinaan pada muallaf dikategorikan ke dalam tiga faktor yaitu dari diri muallaf sendiri,

113

Sri Hidayati, Problematika Pembinaan Muallaf di Kota Singkawang...

Jurnal Dakwah, Vol. XV, No. 1 Tahun 2014

Tabel 1.1:Data Jumlah Muallaf di Kota Singkawang

Sumber: Kementerian Agama Kota Singkawang Tahun 2013.

Banyaknya jumlah muallaf di Kota Singkawang menunjukkansesuatu yang positif, yaitu indikasi bahwa keinginan orang untukmasuk Islam cukup besar. Akan tetapi, hal ini bukan tanpa masalah.Dibutuhkan penanganan yang serius dan terencana, agar paramuallaf tersebut benar-benar “betah” beragama Islam. Keputusanuntuk melakukan konversi ke Islam bukanlah hal sepele. Prosesseseorang mengambil keputusan untuk berkonversi melalui tahapanyang panjang. Daradjat (2003) menyebutkan bahwa proses konversiagama melalui lima tahapan proses kejiwaan, yaitu: (1) masa tenang;(2) masa ketidaktenangan; (3) masa konversi; (4) masa tenang dantenteram; dan (5) masa ekspresi konversi.1 Sementara itu proseskonversi menurut Carrier (2002) melalui tahapan-tahapan berikut:(1) Terjadinya disintegrasi sintesis kognitif dan motivasi sebagai akibatdari krisis yang dialami; (2) Reintegrasi kepribadian berdasarkankonversi agama yang baru. Dengan adanya reintegrasi ini makaterciptalah kepribadian baru yang berlawanan dengan struktur lama;(3) Tumbuh sikap menerima konsepsi agama baru serta peranan yangdituntut oleh ajarannya; (4) Timbul kesadaran bahwa keadaan yangbaru itu merupakan panggilan suci petunjuk Tuhan.2

1 Z. Daradjat, Ilmu Jiwa Agama, (Jakarta: Bulan Bintang, 2003), hlm. 162-163. Cetakan Ke-16

2 J.L. Bowers and P.A. Hatch, The National Model for School CounselingPrograms. ASCA (American School Counselor Association, 2002), hlm. 265.

Page 4: PROBLEMATIKA PEMBINAAN MUALLAF DI KOTA SINGKAWANG DAN SOLUSINYA … · 2019. 11. 4. · masalah pembinaan pada muallaf dikategorikan ke dalam tiga faktor yaitu dari diri muallaf sendiri,

114

Sri Hidayati, Problematika Pembinaan Muallaf di Kota Singkawang...

Jurnal Dakwah, Vol. XV, No. 1 Tahun 2014

Teori yang dikemukakan di atas, ketika diuji di lapanganternyata tidak selamanya sejalan dengan apa yang dialami olehorang-orang yang berkonversi. Penelitian Zulkifli menunjukkan bahwaorang-orang Dayak yang melakukan konversi ke Islam justrumenghadapi sejumlah masalah setelah mengambil keputusan untukmasuk Islam. Ada masalah yang berasal dari keluarga dan masyarakatmaupun dari kalangan umat Islam sendiri yang tidak secara seriusmelakukan pembinaan.3 Hal yang sama juga terjadi pada kasus orang-orang Tionghoa yang melakukan konversi ke Islam di Kota Pontianak.Penelitian Sri Hidayati menyimpulkan bahwa setelah memutuskanmeninggalkan agama lamanya dan masuk agama Islam, para muallafTionghoa menghadapi beberapa masalah yang terkait denganpenyesuaian dirinya terhadap lingkungan keluarga, komunitas muslimdan ajaran-ajaran Islam.4

Berdasarkan dua hasil penelitian di atas, peneliti berupayamelihat apakah hal yang sama juga terjadi di Kota Singkawang,mengingat di kota ini jumlah muallaf cukup banyak. Setelah dilakukantelaah di lapangan, peneliti melihat gejala yang sama juga terjadipada muallaf di Kota Singkawang. Gejala yang sama dimaksud adalahminim dan tidak terkelolanya proses pembinaan kepada para muallaf.Sementara di sisi yang lain para muallaf sendiri menghadapi berbagaimasalahnya masing-masing. Sebagai contoh, Sri Hidayati (2007)mencatat bahwa khusus untuk muallaf dari etnis Tionghoa merekamemiliki karakteritik khusus. Karakteristik tersebut antara lain masihkuatnya mereka memegang tradisi yang tidak sejalan dengan ajaranIslam, kesulitan dalam penyesuaian diri, maupun kesulitan dalambersosialisasi di tengah masyarakat muslim (yang mayoritas bukanorang Tionghoa). Karakteristik seperti ini selanjutnya akan menimbul-kan berbagai masalah, yang jika tidak ditangani secara tepat akanmengakibatkan mereka kembali lagi ke agama sebelumnya.

3 Zulkifli, Konversi ke Islam pada Orang Dayak, Tesis S.2, (Jakarta: UIN SyarifHidayatullah, 2007).

4 Sri Hidayati, Program Konseling Komprehensif Untuk MeningkatkanKemampuan Penyesuaian Diri Muallaf (Studi Kasus Pada Forum KomunikasiPembinaan Muallaf Tionghoa Di Kota Pontianak Kalimantan Barat), Tesis S.2,(Bandung: UPI Bandung, 2007).

Page 5: PROBLEMATIKA PEMBINAAN MUALLAF DI KOTA SINGKAWANG DAN SOLUSINYA … · 2019. 11. 4. · masalah pembinaan pada muallaf dikategorikan ke dalam tiga faktor yaitu dari diri muallaf sendiri,

115

Sri Hidayati, Problematika Pembinaan Muallaf di Kota Singkawang...

Jurnal Dakwah, Vol. XV, No. 1 Tahun 2014

Dua institusi yang memang berkompeten untuk melakukanpembinaan muallaf di Kota Singkawang, yaitu organisasi PITI danKantor Kementerian Agama telah melakukan pembinaan terhadapmuallaf, tetapi belum menunjukkan upaya yang maksimal danterencana secara matang. Indikasi bahwa pembinaan belumterencana secara matang adalah tidak adanya program sebagai acuankegiatan serta tidak adanya proses evaluasi atas kegiatan pembinaanyang telah dijalankan. Sebagian besar kegiatan pembinaan masihbersifat spontanitas dan sporadis.

Hal-hal yang telah disebutkan di atas tentu harus dikaji lebihmendalam untuk lebih memperjelas masalah serta menemukanberbagai solusi yang tepat. Oleh karena itu, penelitian ini dilakukanguna mengurai problematika seputar pembinaan muallaf, khususnyadi Kota Singkawang-Kalimantan Barat. Berdasarkan problematikatersebut, selanjutnya peneliti mengusulkan alternatif solusi yangdiproyeksikan dapat menjadi program percontohan dalam pembina-an muallaf.

Masalah utama dalam penelitian ini adalah pembinaanterhadap muallaf di Kota Singkawang belum terkelola dengan baik.Jika hal ini terus dibiarkan maka dikhawatirkan para muallaf tersebutakan kembali lagi ke agama sebelumnya. Untuk mempermudahproses penelitian di lapangan, masalah tersebut selanjutnya diuraikanmenjadi dua pertanyaan penelitian. Pertama: Apa masalah-masalahdalam proses pembinaan muallaf di Kota Singkawang? Kedua:Bagaimana bentuk-bentuk pembinaan terhadap para muallaf di KotaSingkawang?

Hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sebagai bahanpertimbangan bagi Kementerian Agama untuk merumuskan kebijak-an dalam melakukan pembinaan kelompok muallaf. Kebijakandimaksud adalah adanya suatu model pembinaan muallaf yangterintegrasi, baik dari aspek stakeholders yang terlibat maupunbentuk program yang berdasarkan kebutuhan riil. Temuan lapanganmenunjukkan bahwa selama ini berbagai stakeholders yang konserndalam pembinaan muallaf belum terkoordinasi dengan baik apalagibersinergi dalam melakukan pembinaan. Kesan yang muncul adalahadanya saling menyalahkan antar lembaga.

Page 6: PROBLEMATIKA PEMBINAAN MUALLAF DI KOTA SINGKAWANG DAN SOLUSINYA … · 2019. 11. 4. · masalah pembinaan pada muallaf dikategorikan ke dalam tiga faktor yaitu dari diri muallaf sendiri,

116

Sri Hidayati, Problematika Pembinaan Muallaf di Kota Singkawang...

Jurnal Dakwah, Vol. XV, No. 1 Tahun 2014

Demikian pula dalam hal program, di lapangan ditemukansejumlah kegiatan pembinaan tidak direncanakan dalam bentukprogram. Kegiatan pembinaan yang dilakukan juga tidak dimonitoringdan dievaluasi. Ini artinya manajemen atau pengelolaan pembinaanmuallaf belum berjalan baik. Hal ini membawa akibat pada masihbanyak persoalan yang dihadapi muallaf tetapi tidak ada programpembinaan yang tepat untuk untuk mengatasinya. Termasuk dalamhal ini adalah pendekatan yang digunakan dalam membina muallafmasih bersifat konvensional. Padahal, melihat kekhususan masalahdan kondisi diri muallaf membutuhkan pendekatan yang tepat.

B. Metodologi

Penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatifdengan desain penelitian studi kasus. Artinya, penelitian inidifokuskan pada satu fenomena saja yang dipilih, dalam hal ini adalahmasalah-masalah yang dihadapi para muallaf di Kota Singkawang.Fenomena ini dipilih dan dipahami secara mendalam denganmengabaikan fenomena lain.5

Sumber data penelitian ini secara keseluruhan berjumlah 14orang. Pada tahap awal, peneliti menetapkan beberapa orang sebagaiinforman kunci. Penentuan informan kunci ini penting, mengingatmereka inilah yang sangat mengetahui dan memahami settingpenelitian dan juga dapat merekomendasikan orang lain yang dapatmenjadi informan selanjutnya.6 Pada tahap awal, peneliti menemuisumber data utama penelitian ini yaitu H. Hermansyah atau yanglebih dikenal dengan Haji Aman. Ditetapkannya Haji Aman sebagaikey informan dalam penelitian ini mengingat bahwa H. Amanmerupakan Ketua Pembina Iman Tauhid Islam (PITI) Kota Singkawangyang tentunya mengetahui masalah-masalah yang dihadapi dalam

5 N.S. Sukmadinata, Metode Penelitian Pendidikan, (Bandung: PPs UPI-Remaja Rosdakarya, 2006), hlm. 99.

6 S.J. Taylor and R. Bogdan, Introduction to Qualitative Research Methods:The Search for Meaning (2-nd ed.), (New York: John Wiley & Sons, 1984), hlm. 41.Lihat juga B. Bungin, (Eds), Metodologi Penelitian Kualitatif, (Jakarta: Raja GrafindoPersada, 2006), hlm. 53-55.

Page 7: PROBLEMATIKA PEMBINAAN MUALLAF DI KOTA SINGKAWANG DAN SOLUSINYA … · 2019. 11. 4. · masalah pembinaan pada muallaf dikategorikan ke dalam tiga faktor yaitu dari diri muallaf sendiri,

117

Sri Hidayati, Problematika Pembinaan Muallaf di Kota Singkawang...

Jurnal Dakwah, Vol. XV, No. 1 Tahun 2014

pembinaan dan bentuk-bentuk pembinaan yang telah dilakukan PITIpada muallaf. Haji Aman selanjutnya merekomendasikan sekretarisPITI untuk melengkapi data tentang PITI dan pembinaan yangdilakukannya. Selain menemui ketua dan sekretaris PITI KotaSingkawang, peneliti juga mewawancarai penyuluh fungsional yangberjumlah 5 orang dan 2 orang penyuluh honorer KementerianAgama Kota Singkawang. Demi mendapatkan data yang berimbang,peneliti juga mewawancarai sejumlah empat orang muallaf Dayak,dan satu orang muallaf Tionghoa.

Melalui teknik pengumpulan data wawancara mendalam(depth interview) atau wawancara tidak terstruktur dan pengamatanpartisipasi pasif (passive participation observation), penelitimengumpulkan dan mencatat dengan cermat setiap informasimengenai problematika pembinaan muallaf di Kota Singkawang.Peneliti berada di lapangan dibagi dalam tiga tahapan. Sebagai teknikpengumpulan data tambahan, peneliti mengumpulkan berbagaidokumen tertulis yang diperoleh dari penyuluh fungsional, honorermaupun dari Kasi Bimas Islam Kantor Kementerian Agama KotaSingkawang. Selain itu, teknik dokumentasi peneliti lengkapi puladengan foto-foto dokumentasi kegiatan penelitian.

Pengolahan data dilakukan seiring dengan proses pengumpul-an data menggunakan teknik analisis data kualitatif mengikuti konsepyang diberikan Miles & Huberman, yaitu data collection, datareduction, data display, dan conclutions: drawing/verifying.7 Pertama,peneliti mencatat seluruh temuan penelitian baik melaluiwawancara, observasi maupun hasil dokumentasi. Kedua, menelaahdan memilah data yang terkait dengan fokus penelitian dan disajikandalam bentuk matriks. Ketiga, mendeskripsikan dan menelaah datadengan teori-teori yang relevan dalam bentuk laporan akhirpenelitian. Untuk menguji keabsahan data khususnya dari aspekkredibelitas data yang telah diperoleh, maka peneliti melakukanbeberapa cara, yaitu: triangulasi, pemeriksaan sejawat melalui diskusi(FGD), member check dan uraian rinci.

7 M.B. Miles, and A.M Huberman, Analisis Data Kualitatif, (Jakarta: UI Press,1992), hlm. 15-21.

Page 8: PROBLEMATIKA PEMBINAAN MUALLAF DI KOTA SINGKAWANG DAN SOLUSINYA … · 2019. 11. 4. · masalah pembinaan pada muallaf dikategorikan ke dalam tiga faktor yaitu dari diri muallaf sendiri,

118

Sri Hidayati, Problematika Pembinaan Muallaf di Kota Singkawang...

Jurnal Dakwah, Vol. XV, No. 1 Tahun 2014

C. Muallaf di Kota Singkawang

1. Gambaran Kota SingkawangKota Singkawang memiliki luas 50.400 ha, yang dibagi menjadi

5 (lima) wilayah kecamatan meliputi 26 kelurahan. Singkawangberjarak ± 147 km dari Ibukota Provinsi (Pontianak) dan dapat dicapaimelalui transportasi darat maupun laut (pelabuhan Singkawang).Kehidupan masyarakat Kota Singkawang yang multi etnis terdiri dari3 (tiga) etnis terbesar yakni Tionghoa (Cina), Melayu dan Dayakditambah suku-suku lainnya yang hidup secara berdampingan danharmonis, memberikan warna tersendiri dalam kehidupan sehari-hari. Kota Singkawang adalah salah satu dari dua bentukpemerintahan Kota di Provinsi Kalimantan Barat—satunya lagi adalahKota Pontianak, ibu kota provinsi. Singkawang dikenal dengansebutan “Kota Amoy” atau “Kota Seribu Vihara”.8 Dua sebutan inisangat erat kaitannya dengan eksistensi orang-orang Tionghoa di Kotatersebut. Mayoritas penduduk Kota Singkawang adalah dari etnisTionghoa, yaitu mencapai 40,38% (data tahun 2003) dari keseluruhanpenduduk Kota Singkawang. Dari aspek kepercayaan atau agama,mayoritas penduduk Kota Singkawang memeluk agama Islam(108.317 jiwa atau 48.48%), diikuti agama Budha (86.304 jiwa atau38,63%), Katolik (17.041 jiwa atau 7,63%), Kristen (11.053 jiwa atau4,95%), Hindu (100 jiwa atau 0,04%), dan agama lain (597 jiwa atau0,03%).9

2. Penyuluh AgamaBerdasarkan data yang peneliti peroleh dari Kepala Seksi

Bimbingan Masyarakat Islam (Bimas Islam) Kantor KementerianAgama Kota Singkawang, penyuluh fungsional berjumlah 11 orang.Kesebelas orang penyuluh fungsional ini bertugas di lima kecamatan

8 Samsul Hidayat, dkk, Peran Organisasi Sosial Tionghoa pada MasyarakatKota Singkawang, (Pontianak: STAIN Pontianak Press, 2012), hlm. 17.

9 Data penduduk berdasarkan suku bangsa diterbitkan oleh Badan PusatStatistik Kota Singkawang terakhir kalinya adalah pada laporan tahun 2003. Setelahitu dengan alasan yang tidak jelas, data penduduk berdasarkan suku bangsa tidakpernah dipublikasikan lagi sampai sekarang (Hidayat, dkk., 2012), hlm. 30.

Page 9: PROBLEMATIKA PEMBINAAN MUALLAF DI KOTA SINGKAWANG DAN SOLUSINYA … · 2019. 11. 4. · masalah pembinaan pada muallaf dikategorikan ke dalam tiga faktor yaitu dari diri muallaf sendiri,

119

Sri Hidayati, Problematika Pembinaan Muallaf di Kota Singkawang...

Jurnal Dakwah, Vol. XV, No. 1 Tahun 2014

yang ada di Kota Singakawang. Dilihat dari segi pendidikan, seluruhpenyuluh fungsional Kota Singkawang berlatar belakang pendidikanstrata 1. Sebanyak empat orang bergelar Sarjana Pendidikan Islam(S. Pd. I), dua orang bergelar Sarjana Hukum Islam (S.H.I), empatorang bergelar Sarjana Agama (S. Ag.) dan satu orang lagi bergelarLc. Untuk membantu tugas-tugas penyuluh fungsional di lapangan,Kementerian Agama Kota Singkawang juga mengangkat tenagapenyuluh honorer atau non PNS sebanyak 50 orang.

3. Muallaf di Kota SingkawangBerdasarkan data dari Kantor Kementerian Agama Kota

Singkawang tahun 2013 berjumlah 630 orang. Jumlah muallaf palingbanyak di Kota Singkawang berada di Kecamatan Singkawang Timur.Di Kecamatan Singkawang Timur didominasi oleh muallaf dari etnisDayak. Di Kecamatan Singkawang Selatan, Singkawang Barat danSingkawang Tengah lebih dominan muallaf yang berasal dari etnisTionghoa. Sementara di Kecamatan Singkawang Utara jumlah muallafDayak dan Tionghoa berimbang. Jika dilihat dari aspek latar belakangpendidikan muallaf cukup beragam. Di Kecamatan Singkawang Timurrata-rata pendidikan muallaf tamatan Sekolah Dasar dan SekolahMenengah Pertama. Di empat kecamatan lain data mengenai tingkatpendidikan muallaf tidak lengkap, namun cukup bervariasi mulai daritamatan SD, SMP, SMA bahkan ada yang sampai jenjang perguruantinggi. Aspek berikutnya adalah latar belakang muallaf masuk Islam.Delapan puluh persen latar belakang muallaf memeluk agama Islamadalah karena perkawinan. Sedikit sekali yang menjadi muallafdengan latar belakang kesadaran sendiri atau pun karena faktorhidayah. Hal ini berdampak pada kurangnya kesadaran dan keinginanmuallaf untuk mendalami Islam secara kaffah.

D. Masalah-Masalah dalam Proses Pembinaan Muallaf

Pada bagian terdahulu telah dijelaskan bahwa sebagian besarmuallaf di Kota Singkawang masuk dalam kategori konversi karenaperkawinan. Oleh karena itu, pembinaan terhadap mereka sangatpenting untuk menjadikan mereka tetap dalam ke-Islam-annya.Pentingnya pembinaan tersebut ternyata secara umum tidak diikuti

Page 10: PROBLEMATIKA PEMBINAAN MUALLAF DI KOTA SINGKAWANG DAN SOLUSINYA … · 2019. 11. 4. · masalah pembinaan pada muallaf dikategorikan ke dalam tiga faktor yaitu dari diri muallaf sendiri,

120

Sri Hidayati, Problematika Pembinaan Muallaf di Kota Singkawang...

Jurnal Dakwah, Vol. XV, No. 1 Tahun 2014

dengan pembinaan yang serius. Ketidakseriusan dalam pembinaanmuallaf diindikasikan dari temuan-temuan di lapangan. Banyakpersoalan yang ditemukan, baik yang dihadapi oleh muallaf, sebagaisasaran pembinaan maupun yang dihadapi oleh PITI danKementerian Agama Kota Singkawang sebagai pelaksana pembinaan.Paparan berikut akan menjelaskan masalah-masalah yang dihadapioleh tiga pihak tersebut.

1. Masalah pada Diri MuallafPara muallaf memiliki keinginan yang kuat untuk belajar dan

menjalankan ajaran Islam, tetapi di pihak lain, sang suami sama sekalitidak menunjukkan dukungan terhadap keinginan istrinya yangmuallaf atau sebaliknya. Hampir semua informan menyatakan bahwasalah satu persoalan yang dihadapi oleh para muallaf adalah kurangbahkan tidak adanya dukungan dari masing-masing pasangan kepadapara muallaf untuk belajar dan memperdalam pengetahuan agamaIslam mereka. Beberapa muallaf perempuan menyatakan bahwa parasuami mereka tidak memberikan bimbingan apalagi mendukungusaha mereka mendalami agama Islam. “Ya, semuanya tergantungkita, suami saya kurang mendukung. Kalau saya mau belajar yaterserah saya. Dia sendiri juga kurang paham tentang Islam. Ya harusdikuatkan dari diri kita sendiri, karena anak pun sudah besar. Jaditergantung diri kita sendiri”, demikian penuturan Sumarni. Dalamkonteks ini, sebenarnya ajaran Islam (Q.S. A-Nisa/4: 34) tegasmenyatakan bahwa dalam rumah tangga, laki-laki (suami) adalahqawwamun atas perempuan (istri). Kata qawwamun menurut Shihab(2000: 2004) selain bermakna kepemimpinan, juga mencakuppemenuhan kebutuhan, perhatian, pemeliharaan, pembelaan, danpembinaan. Pembinaan dari suami terhadap istri semakin pentingartinya manakala sang istri adalah orang yang baru masuk Islam.

Terkait hal ini, patut direnungkan pendapat Mahmud Syaltutyang dikutip oleh Quraish Shihab (1999:198) berikut:10

Pendapat ulama yang membolehkan itu berdasarkan kaidahsyar’iyah yang normal, yaitu bahwa suami memiliki tanggung

10 Quraish Shihab, Wawasan Al-Quran, (Bandung: Mizan, 1999), hlm.198.

Page 11: PROBLEMATIKA PEMBINAAN MUALLAF DI KOTA SINGKAWANG DAN SOLUSINYA … · 2019. 11. 4. · masalah pembinaan pada muallaf dikategorikan ke dalam tiga faktor yaitu dari diri muallaf sendiri,

121

Sri Hidayati, Problematika Pembinaan Muallaf di Kota Singkawang...

Jurnal Dakwah, Vol. XV, No. 1 Tahun 2014

jawab kepemimpinan terhadap istri, serta memiliki wewenangdan fungsi pengarahan terhadap keluarga dan anak-anak.Adalah kewajiban seorang suami—berdasarkan hak ke-pemimpinan yang disandangnya—untuk mendidik anak-anakdan keluarganya dengan akidah Islam. Laki-laki diperbolehkanmengawini non-Muslimah yang Ahl Al-Kitab, agar perkawinanitu membawa misi kasih sayang dan harmonisme, sehinggaterkikis dari hatiistrinya rasa tidak senangnya terhadap Islam.Dan dengan perlakuan suaminya yang baik yang berbedaagama dengannya itu, sang istri dapat lebih mengenal ke-indahan dan keutamaan agama Islam secara amaliah praktis,sehinga ia mendapatkan dari dampak perlakuan baik ituketenangan, kebebasan beragama, serta hak-haknya yangsempurna, lagi tidak kurang sebaik istri.Masalah lain yang menyebabkan sulitnya melakukan pem-

binaan kepada muallaf adalah karena kesibukan mereka dalammencari nafkah. Para penyuluh yang sering melakukan pembinaanterhadap muallaf mengeluhkan sulitnya mengumpulkan merekauntuk dilakukan pembinaan. Jika dilakukan pembinaan pada sianghari, maka sebagian besar muallaf tidak bisa datang karena bekerjamencari nafkah. Ada yang menoreh karet, berladang, menjadinelayan atau sebagai buruh. Demikian juga jika dilakukan pembinaanpada malam hari, maka para muallaf sedang istirahat setelah bekerjaseharian. Oleh karena itu, dalam setiap kegiatan pembinaan, khusus-nya dalam bentuk pengajian, hanya sebagian kecil saja yang datang.

Masalah berikutnya yang muncul dalam proses pembinaanadalah tepat tinggal para muallaf yang sebagian besar terpencar-pencar dan tidak terkonsentrasi dalam suatu wilayah tertentu.Sebagaimana telah dijelaskan pada bab sebelumnya, di empatkecamatan selain Singkawang Timur, domisili para muallaf tersebardi berbagai kelurahan yang ada. Dengan tempat tinggal yangterpencar, sulit mengumpulkan para muallaf pada tempat tertentuuntuk dibina. Mereka lebih memilih berkerja daripada mengikutikegiatan pembinaan yang tempatnya jauh dari rumah mereka.Keterbatasan yang ada pada diri penyuluh tentu semakin menambahmasalah dalam pelaksanaan pembinaan. Khusus di Kecamatan

Page 12: PROBLEMATIKA PEMBINAAN MUALLAF DI KOTA SINGKAWANG DAN SOLUSINYA … · 2019. 11. 4. · masalah pembinaan pada muallaf dikategorikan ke dalam tiga faktor yaitu dari diri muallaf sendiri,

122

Sri Hidayati, Problematika Pembinaan Muallaf di Kota Singkawang...

Jurnal Dakwah, Vol. XV, No. 1 Tahun 2014

Singkawang Timur, tempat tinggal muallafnya terkonsentrasi dibeberapa wilayah, misalnya di Kelurahan Bagak Sahwa dan KelurahanMaya Sopa. Di wilayah ini pembinaan muallaf relatif bisa berjalansecara rutin setiap minggu. Masalah lain yang lebih bersifat spesifikyang menghambat proses pembinaan adalah kondisi pribadi muallaf,khususnya perempuan, yaitu jika sedang hamil atau sedangmelahirkan.

Berdasarkan paparan di atas, peneliti berpendapat bahwa adapersoalan yang sifatnya lebih mendasar yang menjadi penyebab hal-hal di atas. Persoalan mendasarnya adalah pandangan hidup paramuallaf yang masih belum selaras dengan konsep tauhid dalam Islam.Mereka masih berorietasi hidup keduniawian semata. Sementaradalam konsep Islam, hidup manusia harus diarahkan secara seimbangantara dunia dan dan akhirat. Islam mengajarkan bahwa kehidupandunia ibarat kebun yang akan dipanen hasilnya di akhirat. Halberikutnya adalah pemahaman tentang konsep perolehan danpemilikan harta (konsep ekonomi Islam). Dalam Islam harta adalahmilik Allah, sementara harta yang dimiliki manusia adalah sekedartitipan. Karena itu, dalam mencari harta manusia tidak harus sampaimengabaikan pengabdiannya kepada Allah.

Jika persoalan mendasarnya adalah cara pandang tentangkehidupan, maka hal yang harus diutamakan dalam pembinaanadalah penanaman konsep ketauhidan yang benar. Manakala paramuallaf telah memahami konsep tauhid dengan benar, berbagaipersoalan di atas dimungkinkan akan teratasi. Dengan pemahamantauhid yang benar, maka seseorang akan seimbang dalam orientasihidupnya: kehidupan yang bahagia di dunia dan di akhirat. Denganberbekal tauhid yang kuat, setiap orang akan dengan senang hatibelajar dan menjalankan ajaran Islam. Masalah tempat yang jauh,kesibukan dalam mencari nafkah, tidak adanya dukungan daripasangan dan kendala-kendala lainnya dengan sendirinya akanterkalahkan oleh niat yang kuat untuk memperdalam pemahamandan menjalankan ajaran agama.

Sejalan dengan hal di atas, Quraish Shihab (1999: 409)menyatakan bahwa nilai-nilai Islam terkandung dalam empat prinsippokok yaitu tauhid, keseimbangan, kehendak bebas, dan tanggung

Page 13: PROBLEMATIKA PEMBINAAN MUALLAF DI KOTA SINGKAWANG DAN SOLUSINYA … · 2019. 11. 4. · masalah pembinaan pada muallaf dikategorikan ke dalam tiga faktor yaitu dari diri muallaf sendiri,

123

Sri Hidayati, Problematika Pembinaan Muallaf di Kota Singkawang...

Jurnal Dakwah, Vol. XV, No. 1 Tahun 2014

jawab.11 Tauhid mengantar manusia mengakui bahwa keesaan Allahmengandung konsekuensi keyakinan bahwa segala sesuatubersumber serta kesudahannya berakhir pada Allah Swt. Bahwa Allahadalah Pemilik mutlak dan tunggal yang dalam genggaman-Nyasegala kerajaan langit dan bumi. Keyakinan ini yang kemudianmengantar seorang muslim menyatakan: “Sesungguhnya shalatku,ibadahku, hidupku, dan matiku adalah semata-mata demi karenaAllah, Tuhan seru sekalian alam”. Prinsip ini menghasilkan “kesatuan-kesatuan” yang beredar dalam orbit tauhid, sebagaimana beredarnyaplanet-planet tata surya mengelilingi matahari. Kesatuan-kesatuanitu antara lain, kesatuan manusia, kesatuan alam raya, kesatuan duniadan akhirat, dan lain-lain.

Keseimbangan mengantar manusia Muslim meyakini bahwasegala sesuatu diciptakan Allah dalam keadaan seimbang dan serasisebagaimana termaktub dalam surat Al-Mulk ayat 76. Prinsip inimenuntut manusia bukan saja hidup seimbang, serasi, dan selarasdengan dirinya sendiri, tetapi juga menuntunnya untuk menciptakanketiga hal tersebut dalam masyarakatnya, bahkan alam seluruhnya.Kehendak bebas adalah prinsip yang mengantar seorang Muslimmeyakini bahwa Allah Swt memiliki kebebasan mutlak, namun Diajuga menganugerahkan kepada manusia kebebasan untuk memilihdua jalan yang terbentang di hadapannya-baik dan buruk. Manusiayang baik di sisi-Nya adalah manusia yang mampu menggunakankebebasan itu dalam rangka penerapan tauhid dan keseimbangandi atas.

Dari sini, lahir prinsip tanggung jawab baik secara individumaupun kelompok atau kolektif. Dalam konteks ini, Islam memper-kenalkan konsep fardhu ‘ain dan fardhu kifayah. Fardhu ‘ain adalahkewajiban individual yang tidak dapat dibebankan pada orang lain,sedangkan fardhu kifayah adalah kewajiban yang bila dikerjakan olehorang lain sehingga terpenuhi kebutuhan yang dituntut, makaterbebaskanlah semua anggota masyarakat dari pertanggungjawab-an. Demikian sebaliknya, jika tidak seorang pun yang me-ngerjakannya, atau dikerjakan oleh sebagian orang namun belum

11 Ibid, hlm. 409.

Page 14: PROBLEMATIKA PEMBINAAN MUALLAF DI KOTA SINGKAWANG DAN SOLUSINYA … · 2019. 11. 4. · masalah pembinaan pada muallaf dikategorikan ke dalam tiga faktor yaitu dari diri muallaf sendiri,

124

Sri Hidayati, Problematika Pembinaan Muallaf di Kota Singkawang...

Jurnal Dakwah, Vol. XV, No. 1 Tahun 2014

memenuhi apa yang seharusnya, maka berdosalah setiap anggotamasyarakat.

Keempat prinsip pokok nilai-nilai Islam di atas penting di-tanamkan ke dalam diri muallaf, sehingga dapat tercermin dalamkehidupan sehari-hari mereka. Penanaman nilai-nilai ke-Islam-antersebut dapat dilakukan melalui pembinaan keagamaan padamuallaf. Hal utama yang harus ditanamkan ke dalam jiwa muallafadalah pentingnya nilai-nilai ketauhidan.

2. Masalah yang dihadapi PITIBerdasarkan keterangan dari H. Aman (Ketua PITI Kota

Singkawang), pembinaan terhadap muallaf yang dilaksanakan secararutin dan terprogram sampai saat ini belum ada. Kendala utama yangdihadapi adalah masalah biaya. Untuk melaksanakan berbagaikegiatan, para muallaf khususnya orang-orang Tionghoa selalu ber-orientasi duit. Mereka baru mau ikut kegiatan jika mereka mendapat-kan uang saku atau sejenisnya. Bagi mereka, lebih baik bekerja untukmencari uang, daripada mengikuti kegiatan-kegiatan pembinaan.

Data dari ketua PITI tersebut selanjutnya peneliti cross checkke beberapa informan lain. Secara umum memang benar bahwa PITItidak melakukan pembinaan yang bersifat rutin. Namun setelahditelusuri ternyata alasan bahwa para muallaf selalu berorientasi duitdalam mengikuti berbagai kegiatan tidak seluruhnya benar. Informanlain mengatakan bahwa para muallaf tetap mau mengikuti pembina-an selama program yang dilaksanakan secara serius.

Dari penjelasan di atas, peneliti dapat menyatakan bahwatidak adanya program pembinaan yang rutin dan sifatnya mendasardari PITI penyebabnya bukanlah berasal dari para muallaf. PendapatKetua PITI yang mengatakan para muallaf tidak mau mengikutikegiatan pembinaan karena masalah duit, tidaklah tepat. Hampirsemua informan menyebutkan bahwa para muallaf tetap antusiasmengikuti kegiatan pembinaan selama para pembinanya juga seriusmelakukan pembinaan. Sebaliknya jika para pembinanya tidak serius,maka para muallaf juga tidak serius mengikuti pembinaan. Faktorpenentunya bukan karena muallaf berorientasi materi (duit) tetapipada kesungguhan para pembina melaksanakan pembinaan.

Page 15: PROBLEMATIKA PEMBINAAN MUALLAF DI KOTA SINGKAWANG DAN SOLUSINYA … · 2019. 11. 4. · masalah pembinaan pada muallaf dikategorikan ke dalam tiga faktor yaitu dari diri muallaf sendiri,

125

Sri Hidayati, Problematika Pembinaan Muallaf di Kota Singkawang...

Jurnal Dakwah, Vol. XV, No. 1 Tahun 2014

Berdasarkan hasil wawancara mengenai masalah yangdihadapi PITI Kota Singkawang dalam membina muallaf, penelitimelihat bahwa akar masalahnya terletak pada manajerial organisasi.Umumnya, organisasi kemasyarakatan yang ada saat ini tidak dikeloladengan profesional. Organisasi menjadi tempat untuk mencaripopularitas bahkan organisasi dijadikan tempat mencari nafkah.Padahal semestinya organisasi dihidupkan dan dikelola oleh parapengurusnya dengan manajemen yang terencana dan sistematis.

Sejalan dengan hal tersebut, secara sematik, kata manajemenmemiliki beberapa arti, tergantung dari konteks dan maksudnya. Katamanajemen merupakan terjemahan dari bahasa Inggris to manageyang berarti mengurus, mengatur, mengemudikan, mengarahkan,mengendalikan, menangani, menyelenggarakan, mengelola,menjalankan, melaksanakan dan memimpin. Dengan demikianmanajemen dapat diartikan sebagai proses mengadakan, mengatur,dan memanfaatkan berbagai sumber daya yang dianggap pentingguna mencapai suatu tujuan. Lebih jauh manajemen adalahkeseluruhan proses aktivitas yang dilakukan oleh sekelompokmanusia dalam suatu sistem organisasi dengan menggunakan segalasumber daya untuk mencapai tujuan secara efektif dan efisien.12

Pengertian manajemen di atas menyiratkan bahwa di dalammengelola organisasi terdapat aktivitas-aktivitas yang dilakukan olehsekelompok orang dengan menggunakan sumber daya agar tercapaitujuan organisasi. Dengan menerapkan manajemen dalam mengelolaorganisasi diharapkan dapat memudahkan pencapaian tujuanorganisasi. Jika saja pengurus PITI memahami dan mampu menerap-kan pengelolaan manajemen organisasi secara profesional tentulahtujuan organisasi yaitu menyampaikan dakwah Islam pada paramuallaf dapat tercapai secara efektif dan efisien.

3. Masalah yang dihadapi Kementerian Agama Kota SingkawangSecara institusional Kementerian Agama sebenarnya sudah

memiliki perangkat yang memadai, tidak hanya dari sisi kelembagaan

12 Uman Suherman, Manajemen Bimbingan dan Konseling, (Bandung: RizqiPress, 2011), hlm. 29.

Page 16: PROBLEMATIKA PEMBINAAN MUALLAF DI KOTA SINGKAWANG DAN SOLUSINYA … · 2019. 11. 4. · masalah pembinaan pada muallaf dikategorikan ke dalam tiga faktor yaitu dari diri muallaf sendiri,

126

Sri Hidayati, Problematika Pembinaan Muallaf di Kota Singkawang...

Jurnal Dakwah, Vol. XV, No. 1 Tahun 2014

13 Ibid, hlm. 30.

tetapi juga dari sisi sumber daya manusia. Berbekal modal dasar yangdimiliki oleh Kementerian Agama ini, seharusnya pembinaan muallafdi Kota Singkawang bisa berjalan dengan baik. Namun peneliti masihmenemukan hal yang tidak sesuai dengan yang seharusnya.Pembinaan muallaf di Kota Singkawang belum terkelola dengan baik.Setidaknya ada dua indikasi yang menunjukkan bahwa manajemenatau pengelolaan pembinaan muallaf belum berjalan baik.

Pertama, belum ada program yang terencana dengan baik.Berdasarkan informasi dari para informan terungkap bahwaKementerian Agama tidak memiliki program yang terencana sepertiprogram tahunan, semesteran atau bulanan. Dalam melakukanpembinaan pola yang diterapkan adalah menyesuaikan dengankondisi di lapangan. Kedua, tidak ada proses monitoring dan evaluasiuntuk mengukur tingkat keberhasilan proses pembinaan. Ketiadaankegiatan monitoring dan evaluasi dalam proses pembinaan muallafjelas akan berdampak tidak efektifnya pembinaan yang dilaksanakan.

Sebagaimana halnya dengan PITI Kota Singkawang, penelitimelihat bahwa Kementerian Agama Kota Singkawang juga memilikiproblem yang hampir sama, yaitu soal manajemen pembinaan.Suherman mengungkapkan fungsi manajemen setidaknya mencakuplima aspek kegiatan yaitu perencanaan (planning), pengorganisasian(organizing), pengarahan (actuating), koordinasi (coordinating), danpengawasan (controlling).13

Selain masalah pengelolaan (manajemen) yang lebih bersifatinstitusional, masalah juga muncul dari internal diri penyuluh.Pertama, masalah beban kerja yang berat atau ruang lingkup tugasyang luas. Cakupan bidang kerja para penyuluh fungsional tidaksekedar membimbing di bidang keagamaan, tetapi juga bidangpembangunan secara umum. Bahkan para penyuluh fungsional yangberada di bawah Kementeraian Agama juga dimintai bantuan untukmenangani program Pemerintah Kota Singkawang. Dalam menjalan-kan tugasnya melayani masyarakat, penyuluh juga harus siap bekerjadi luar jam kantor. Bahkan dapat dikatakan jam kerja mereka adalah

Page 17: PROBLEMATIKA PEMBINAAN MUALLAF DI KOTA SINGKAWANG DAN SOLUSINYA … · 2019. 11. 4. · masalah pembinaan pada muallaf dikategorikan ke dalam tiga faktor yaitu dari diri muallaf sendiri,

127

Sri Hidayati, Problematika Pembinaan Muallaf di Kota Singkawang...

Jurnal Dakwah, Vol. XV, No. 1 Tahun 2014

24 jam. Dari kenyataan ini, jelas bahwa tugas penyuluh fungsionalmemang berat dan cakupannya luas.

Kedua, latar belakang pendidikan penyuluh sebagian tidaksesuai dengan bidang kerjanya. Beberapa penyuluh fungsionalmemiliki latar belakang sarjana yang tidak sesuai dengan bidang kerjasebagai penyuluh. Secara teoritis seharusnya sebagai sebuah profesi,maka persyaratan akademik bagi seorang penyuluh adalah sarjanadi bidangnya, yaitu sarjana dari program studi Bimbingan danPenyuluhan Islam (BPI) atau Bimbingan dan Konseling Islam (BKI),atau sarjana di bidang ilmu kedakwahan (Fakultas atau JurusanDakwah). Meskipun latar belakang akademis tidak sesuai, sebenarnyamasih ada jalan keluar untuk menjadikan mereka profesional, yaitumelalui in service training. Beberapa orang penyuluh fungsional diKementerian Agama Kota Singkawang telah mengikuti pendidikandan pelatihan kepenyuluhan. Namun berdasarkan penjelasan dariinforman, diperoleh informasi bahwa diklat yang mereka ikuti tidakdalam konteks untuk meningkatkan kompetensi mereka dalammenjalankan tugas sebagai penyuluh. Materi pelatihan sebagianbesar menyangkut hal-hal administratif kepegawaian.

Berdasarkan paparan di atas, peneliti dapat menyatakanbahwa kebijakan rekruitmen tenaga penyuluh fungsional seharusnyabisa diperbaiki. Orang yang direkruit sebagai penyuluh fungsionalharuslah sarjana yang berasal dari program studi yang relevanmisalnya Prodi Bimbingan Konseling Islam. Di masa yang akan datangperlu pula dibuat sebuah kebijakan bahwa untuk menjadi penyuluhharus memiliki sertifikat profesi penyuluh. Model yang diterapkandalam profesi guru dapat dijadikan contoh. Perlu juga diperbaikikurikulum Diklat Kepenyuluhan sehingga diklat tersebut benar-benarmampu memberikan nilai tambah bagi peningkatan profesionalismepenyuluh agama.

E. Bentuk-Bentuk Pembinaan Muallaf

Berdasarkan penelusuran peneliti di lapangan, terdapat duainstitusi yang terlibat dalam proses pembinaan terhadap muallaf.Dua institusi yang dimaksud adalah ormas PITI (Pembina Iman TauhidIslam atau Persatuan Islam Tionghoa Indonesia), dan Kantor

Page 18: PROBLEMATIKA PEMBINAAN MUALLAF DI KOTA SINGKAWANG DAN SOLUSINYA … · 2019. 11. 4. · masalah pembinaan pada muallaf dikategorikan ke dalam tiga faktor yaitu dari diri muallaf sendiri,

128

Sri Hidayati, Problematika Pembinaan Muallaf di Kota Singkawang...

Jurnal Dakwah, Vol. XV, No. 1 Tahun 2014

Kementerian Agama Kota Singkawang. Dari dua institusi tersebut,PITI tidak banyak melakukan pembinaan, sementara Kantor Kemenagcukup banyak melakukan proses pembinaan. Pebedaan ini dapatdipahami mengingat sebagai ormas, PITI tentu tidak memilikiperangkat organisasi serta anggaran sebagaimana yang dimiliki olehKementerian Agama. Bagaimana sebenarnya pembinaan yangdilakukan oleh kedua institusi tersebut, berikut akan dijelaskanbentuk pembinaan muallaf yang dilakukan oleh PITI dan KementerianAgama.

1. Bentuk-Bentuk Pembinaan yang Dilakukan Oleh PITI.Dari penuturan informan, diperoleh penjelasan bahwa PITI

telah melakukan beberapa upaya pembinaan terhadap muallaf. SaatMarsina M. Daris (penyuluh fungsional Kemenag Kota Singkawang)menjadi ketua PITI, pembinaan lebih diarahkan pada hal-hal yangbersifat cukup mendasar. Sasaran pembinaan adalah penguatanakidah para muallaf. Hal ini dilakukan dengan suatu pandanganbahwa akidah menjadi dasar seseorang untuk menjadi muslim yangtaat. Jika akidahnya sudah baik, maka mereka memiliki kesadaranuntuk belajar dan melaksanakan ajaran-ajaran Islam yang sifatnyaritual, seperti shalat dan membaca al-Quran. Sebagai mediapembinaan dibentuklah posko untuk muallaf berinteraksi. Denganmemanfaatkan posko yang telah terbentuk, PITI kemudianmelaksanakan kegiatan pembinaan terhadap para muallaf. Untukmengikat atau penarik minat mereka agar mau mengikuti kegiatanpembinaan, pengurus menyelenggarakan arisan.

Namun setelah pergantian pengurus terjadi, pembinaan yangbersifat mendasar tersebut tidak diteruskan. Kegiatan pembinaanyang dilakukan pengurus PITI yang sekarang lebih bersifat seremonialyang tidak menyentuh akar persoalan. Bahkan kegiatan yangdilakukan kurang tepat kalau dikatakan pembinaan. H. Aman, sebagaiketua PITI saat ini mengakui bahwa program pembinaan terhadappara muallaf tidak ada. Saat ini tidak ada program pembinaan yangbersifat rutin, misalnya pembinaan rutin mingguan atau bulanan.

Meskipun tidak ada pembinaan yang bersifat rutin, PITI lebihberkonsentrasi pada kegiatan-kegiatan seremonial peringatan hari

Page 19: PROBLEMATIKA PEMBINAAN MUALLAF DI KOTA SINGKAWANG DAN SOLUSINYA … · 2019. 11. 4. · masalah pembinaan pada muallaf dikategorikan ke dalam tiga faktor yaitu dari diri muallaf sendiri,

129

Sri Hidayati, Problematika Pembinaan Muallaf di Kota Singkawang...

Jurnal Dakwah, Vol. XV, No. 1 Tahun 2014

besar Islam (PHBI). Peringatan Tahun Baru Islam, Isra’ Mi’raj, dansebagainya biasanya diisi oleh PITI dengan mendatangkanpenceramah atau mubaligh dari Jakarta yang juga berlatar belakangmuallaf semisal Anton Medan. Selain itu, setiap hari raya Idul Adha,PITI juga menyalurkan daging qurban kepada para muallaf. Untukprogram yang lain, menurut H. Aman, PITI merencanakanmengadakan pelatihan keterampilan untuk para muallaf, sepertibengkel motor, pertukangan, dan sebagainya. Program tersebutdirencanakan akan bekerja sama dengan pemerintah, khususnyadengan Balai Latihan Kerja Industri (BLKI).

Dari paparan di atas dapat dikatakan bahwa PITI dahulumemang pernah melakukan pembinaan kepada muallaf khususnyadalam hal-hal yang sifatnya kebutuhan dasar. Namun saat ini perantersebut beralih pada bentuk-bentuk kegiatan yang hanya bersifatseremonial dan bersifat umum. Tidak ada program pembinaan yangbersifat terencana dan berbasis kebutuhan dasar (basic need) paramuallaf. Hal ini disebabkan selain karena faktor ekonomi atau biaya,juga masih adanya identifikasi PITI sebagai organisasi untuk MuslimTionghoa.

2. Bentuk Pembinaan yang Dilakukan Kementerian AgamaKantor Kementerian Agama Kota Singkawang sebagai lembaga

pemerintah yang bertugas melayani masyarakat di bidang keagamaanmemiliki peran penting dalam pembinaan muallaf. Secara strukturalorganisatoris, Kantor Urusan Agama (KUA) yang ada di tingkatkecamatan menjadi pelaksana terdepan dalam menjalankan fungsipelayanan masyarakat. Salah satu yang masuk dalam fungsi tersebutadalah melayani masyarakat yang hendak melakukan konversi agamaatau masuk Islam. Orang-orang yang mau masuk Islam bisa kapandan di mana saja, yang terpenting adalah mereka mengucapkan duakalimat syahadat dengan disaksikan oleh minimal dua orang saksi.Namun untuk kepentingan pendataan dan tertib administrasi, orangyang hendak pindah agama harus mencatatkan diri di KUA atau diKantor Kementerian Agama.

Terkait dengan hal ini, KUA sebagai ujung tombakKementerian Agama di lapangan berperan dalam proses pendataan

Page 20: PROBLEMATIKA PEMBINAAN MUALLAF DI KOTA SINGKAWANG DAN SOLUSINYA … · 2019. 11. 4. · masalah pembinaan pada muallaf dikategorikan ke dalam tiga faktor yaitu dari diri muallaf sendiri,

130

Sri Hidayati, Problematika Pembinaan Muallaf di Kota Singkawang...

Jurnal Dakwah, Vol. XV, No. 1 Tahun 2014

muallaf. Data tentang muallaf menjadi sangat penting agar dalammerencanakan dan melaksanakan program pembinaan muallaf dapatberjalan tepat sasaran, efektif dan efisien. Di saat awal para muallafmemeluk Islam, Kepala KUA atau penyuluh fungsional juga memberi-kan nasihat kepada mereka bagaimana seharusnya dalam ber-Islam.Setelah proses administrasi dan penasihatan selesai, kepada merekadiberikan bingkisan berupa perlengkapan shalat, buku tuntunanshalat, buku iqra dan uang (khususnya muallaf yang kurang mampusecara ekonomi). Kementerian Agama melalui KUA juga memberikesempatan kepada para muallaf yang telah menikah secara sirri (nikahbawah tangan; tidak tercatat di KUA) untuk mencatatkan pernikahanmereka di KUA. Kepada pasangan muallaf yang telah menikah sirri,KUA menggratiskan mereka untuk melakukan itsbat nikah.

Di bagian sebelumnya telah dijelaskan bahwa jumlahpenyuluh fungsional di Kota Singkawang berjumlah 11 orang. Merekaselanjutnya tergabung dalam jaringan kerja bernama Kelompok KerjaPenyuluh (Pokjaluh). Pokjaluh dibentuk sebagai wadah koordinasidan peningkatan kualitas layanan kepenyuluhan di tengah masya-rakat. Dalam proses pembinaan, para penyuluh fungsional sebagianbesar memberikan materi tentang ibadah pokok (shalat) dan tentangaqidah. Dalam menyampaikan pembinaan, sebagian besar informanmengatakan dengan metode taushiyah, tanya jawab, bimbinganibadah. Sementara pembinaan yang lebih intens dan spesifikdilakukan oleh penyuluh honorer yang berjumlah 50 orang.

Terkait dengan materi yang disampaikan dalam prosespembinaan, sebagian besar adalah masalah ibadah, utamanya tatacara shalat. Materi berikutnya adalah pembinaan keimanan atauketauhidan. Di samping dua hal pokok tersebut, para penyuluh jugamemberi kesempatan kepada para muallaf untuk bertanya berbagaihal yang menjadi masalah dalam keseharian mereka. Dalam mem-berikan layanan yang prima, beberapa penyuluh bersedia danmenyiapkan waktu kepada para muallaf untuk berkonsultasi secarapersonal. Konsultasi dapat dilakukan melalui pertemuan langsungdi rumah atau di kantor atau dengan komunikasi melalui telepon.Dalam hal seperti ini, para penyuluh harus siap melayani masyarakattanpa batasan waktu.

Page 21: PROBLEMATIKA PEMBINAAN MUALLAF DI KOTA SINGKAWANG DAN SOLUSINYA … · 2019. 11. 4. · masalah pembinaan pada muallaf dikategorikan ke dalam tiga faktor yaitu dari diri muallaf sendiri,

131

Sri Hidayati, Problematika Pembinaan Muallaf di Kota Singkawang...

Jurnal Dakwah, Vol. XV, No. 1 Tahun 2014

Satu hal lagi yang juga penting dikemukakan, bahwa KantorKementerian Agama Kota Singkawang di awal tahun 2013 lalu telahmembentuk Badan Pembina Muallaf. Badan ini rencananya juga akandibentuk di setiap kecamatan melalui KUA. Berdasarkan penuturandari para informan, peneliti menyimpulkan bahwa terbentuknyaBadan Pembina Muallaf setidaknya dilatarbelakangi oleh tiga hal.Pertama, untuk memberi wadah pembinaan kepada para muallafyang berasal dari etnis Dayak yang cukup banyak di Kota Singkawang.Kedua, untuk menyikapi kurang aktifnya PITI dalam memberikanpembinaan terhadap muallaf. Muallaf setiap saat membutuhkanpembinaan, sementara PITI yang diharapkan memberikanpembinaan tidak melaksanakan fungsinya dengan serius. Ketiga,sebagai wujud munculnya kesadaran pada diri para penyuluh tentangpentingnya wadah yang secara serius mengkhususkan diri membinamuallaf. Sebagaimna telah dijelaskan di atas, tugas penyuluhfungsional adalah melayani semua lapisan masyarakat muslim, tidakkhusus pada muallaf saja. Muallaf hanya salah satu kelompok umatIslam saja yang harus dibina, di samping kelompok lain seperti majelistaklim, kelompok remaja, kelompok ibu-ibu, dan sebagainya.

Kehadiran Badan Pembina Muallaf ini dimotori oleh parapenyuluh fungsional dan untuk saat ini diketuai oleh Kepala SeksiBimas Islam, Drs. H. Mukhlis. Lahirnya lembaga ini tentu perlu men-dapatkan apresiasi yang tinggi dari semua pihak. Jika awal kehadiran-nya mungkin untuk menyikapi kurang berperannya PITI, maka di masayang akan datang diharapkan lembaga ini dapat memberi manfaatyang maksimal untuk seluruh muallaf di Kota Singkawang.

F. Program Konseling Komprehensif bagi Muallaf

Pada bagian sebelumnya telah dipaparkan masalah-masalahyang dihadapi dalam pembinaan pada muallaf serta bentuk-bentukpembinaan yang telah dilakukan. Bagian berikut ini merupakanalternatif solusi mengatasi problematika pembinaan pada muallafyang dirumuskan dalam bentuk program konseling komprehensif.Penulis hanya menyajikan secara singkat program konselingkomprehensif bagi muallaf. Program secara lengkap akan dilampirkandan merupakan bagian tak terpisahkan dari artikel ini. Hal ini

Page 22: PROBLEMATIKA PEMBINAAN MUALLAF DI KOTA SINGKAWANG DAN SOLUSINYA … · 2019. 11. 4. · masalah pembinaan pada muallaf dikategorikan ke dalam tiga faktor yaitu dari diri muallaf sendiri,

132

Sri Hidayati, Problematika Pembinaan Muallaf di Kota Singkawang...

Jurnal Dakwah, Vol. XV, No. 1 Tahun 2014

dilakukan karena program konseling komprehensif tersebut cukupbanyak menyita ruang jika disajikan secara utuh. Program konselingkomprehensif yang dirancang khusus bagi muallaf ini terdiri darienam bagian.

Bagian pertama adalah rasional yang menjelaskan arti pentingprogram bagi muallaf. Bagian kedua merupakan gambaran darikondisi muallaf berupa masalah-masalah yang dihadapi dankebutuhan-kebutuhan mereka. Bagian ini merupakan intisari darihasil penelitian lapangan atau kajian empirik sebagaimana telah di-paparkan pada bagian sebelumnya. Berdasarkan masalah dan ke-butuhan muallaf tersebut, maka bagian ketiga berisi tujuan programberupa tujuan umum dan khusus. Secara umum tujuan konselingbagi muallaf ini adalah agar muallaf memiliki keteguhan iman, taatdalam beribadah serta berakhlak mulia. Untuk mencapai tujuantersebut, maka di bagian keempat yang merupakan isi programdipaparkan empat komponen program yang dirancang dan diupaya-kan dapat dilaksanakan secara konsisten. Empat komponen tersebutyaitu layanan dasar, layanan responsif, layanan perencanaanindividual, dan dukungan sistem.

Bagian kelima program konseling komprehensif untuk muallafberisi strategi peluncuran masing-masing komponen program.Pelaksanaan layanan dasar dapat dilakukan dengan tiga cara yaitubimbingan kelompok besar, bimbingan kelompok kecil dan kerjasamaatau kolaborasi dengan berbagai lembaga dan organisasi keagamaan.Layanan responsif dapat dilaksanakan melalui strategi konsultasi,konseling individual atau kelompok, referal, dan bimbingan temansebaya. Layanan ketiga yaitu layanan perencanaan individual dapatdilakukan dengan penilaian individual atau kelompok dan pemberianstrategi Individual or Small-Group Advicement. Khusus untukdukungan sistem, strategi peluncurannya dapat berupa peningkatankemampuan profesional, konsultasi dan kolaborasi, serta manajemenprogram. Bagian keenam merupakan bagian terakhir dari programkonseling komprehensif yaitu evaluasi pelaksanaan program.Program komseling komprehensif bagi muallaf ini selengkapnyadapat dilihat pada bagian lampiran.

Page 23: PROBLEMATIKA PEMBINAAN MUALLAF DI KOTA SINGKAWANG DAN SOLUSINYA … · 2019. 11. 4. · masalah pembinaan pada muallaf dikategorikan ke dalam tiga faktor yaitu dari diri muallaf sendiri,

133

Sri Hidayati, Problematika Pembinaan Muallaf di Kota Singkawang...

Jurnal Dakwah, Vol. XV, No. 1 Tahun 2014

G. Penutup

Uraian-uraian yang telah dipaparkan pada bagian terdahulumengungkapkan beberapa temuan yang sangat berharga dalamkonteks pembinaan muallaf. Hal ini tercermin dalam temuan peneliti-an yang menggambarkan dua hal. Pertama, ada banyak masalah yangmenyebabkan proses pembinaan muallaf di Kota Singkawang, tidakberjalan efektif dan efisien. Masalah-masalah tersebut meliputimasalah pada diri muallaf, masalah di tubuh PITI dan masalah diKementerian Agama Kota Singkawang. Masalah pada diri muallafantara lain tidak adanya dukungan dari pasangan (suami atau istri),kesibukan dalam bekerja dan tempat tinggal yang saling berjauhan.Masalah yang ada di tubuh PITI utamanya adalah kekeliruan dalammemahami kondisi muallaf sebagai hanya sebatas masalah ekonomi.Masalah di Kementerian Agama adalah pembinaan muallaf belummenerapkan prinsip manajemen yang baik.

Kedua, akibat dari adanya masalah-masalah sebagaimanadiungkap di atas adalah pembinaan yang diberikan kepada muallafbelum menyentuh persoalan yang mendasar. Pembinaan oleh PITIterkesan seremonial semata. Sedangkan pembinaan yang dilakukanoleh Kementerian Agama sebagian kecil telah menyentuh persoalanmendasar, yaitu masalah keimanan atau tauhid. Kementerian Agama,khususnya para penyuluh fungsional telah melakukan terobosanuntuk memaksimalkan pembinaan terhadap muallaf denganmembentuk Badan Pembina Muallaf. Namun sebagaimana disebut-kan di atas, pengelolaan kegiatan pembinaan belum terencanadengan baik.

Berdasarkan kesimpulan di atas, peneliti menyampaikanbeberapa rekomendasi. Pertama, dalam memberikan pembinaankepada para muallaf sangat penting disusun program yang berbasispada kebutuhan. Program yang telah tersusun dengan baik harusdilaksanakan dengan konsisten dan diikuti dengan kegiatanmonitoring dan evaluasi. Kedua, berdasarkan spesifikasi masalahpada diri muallaf, maka salah satu program yang penelitirekomendasikan adalah Program Konseling Komprehensif. Programini menurut kajian empirik dan konseptual dapat diterapkan dan

Page 24: PROBLEMATIKA PEMBINAAN MUALLAF DI KOTA SINGKAWANG DAN SOLUSINYA … · 2019. 11. 4. · masalah pembinaan pada muallaf dikategorikan ke dalam tiga faktor yaitu dari diri muallaf sendiri,

134

Sri Hidayati, Problematika Pembinaan Muallaf di Kota Singkawang...

Jurnal Dakwah, Vol. XV, No. 1 Tahun 2014

diasumsikan dapat mengembangkan diri muallaf ke arah yang lebihbaik, khususnya dalam membetuk diri sebagai muslim dengankepribadian yang kuat. Ketiga, Badan Pembina Muallaf yang digagasoleh para penyuluh fungsional di Singkawang perlu diapresiasidengan menjadikannya sebagai percontohan bagi pembinaan muallafterintegrasi di Indonesia.

Keempat, kajian dan penelitian tentang muallaf meskipuntelah banyak dilakukan, tetapi tetap meninggalkan ruang-ruang yangharus dikaji dan diteliti. Dari hasil penelitian ini, peneliti masih melihatbahwa alasan-alasan konversi agama di kalangan para muallaf masihmembuka ruang lebar untuk dilakukan penelitian lanjutan. Beberapaperspektif keilmuan bisa dijadikan landasan kajian, misalnya psikologiagama, historis (khususnya life history), sosiologi, antropologi,ekonomi dan sebagainya. Selanjutnya, proses komunikasi dansosialisasi diri muallaf di tengah komunitas muslim lainnya juga masihmenyisakan ruang bagi penelitian lanjutan. Penelitian-penelitianlanjutan ini penting dilakukan agar kebijakan pembinaan terhadapmuallaf semakin mampu menjawab kebutuhan-kebutuhan merekayang sebenarnya. Tentu saja muara dari semua ini adalah untukmembantu para muallaf agar tidak menyandang status “muallaf”dalam jangka waktu yang lama.

DAFTAR PUSTAKA

Bungin, B. (Eds) (2006a). Analisis Data Penelitian Kualitatif. Jakarta:RajaGrafindo Persada.

———. (Eds) (2006b). Metodologi Penelitian Kualitatif. Jakarta:RajaGrafindo Persada.

———. (2007). Penelitian Kualitatif. Jakarta: Kencana.Bowers, J.L. and Hatch, P.A. (2002). The National Model for School

Counseling Programs. ASCA (American School Counselor As-sociation).

Daradjat, Z. (2003). Ilmu Jiwa Agama (cet. Ke-16.). Jakarta: BulanBintang.

Page 25: PROBLEMATIKA PEMBINAAN MUALLAF DI KOTA SINGKAWANG DAN SOLUSINYA … · 2019. 11. 4. · masalah pembinaan pada muallaf dikategorikan ke dalam tiga faktor yaitu dari diri muallaf sendiri,

135

Sri Hidayati, Problematika Pembinaan Muallaf di Kota Singkawang...

Jurnal Dakwah, Vol. XV, No. 1 Tahun 2014

Furqon, (Eds) (2005). Konsep dan Aplikasi Bimbingan Konseling diSekolah Dasar. Bandung: Pustaka Bani Quraisy.

Hamim. (2002). Alasan-Alasan Konversi Agama pada Cina Muslim.Tesis Magister pada Universitas Muhammadiyah Malang.[Online]. Tersedia: http://library.gunadarma.ac.id [28 Mei2013].

Heidhues, Mary Somers. 2008. Penambang Emas, Petani, danPedagang di “Distrik Tionghoa” Kalimantan Barat. Jakarta:Yayasan Nabil.

Hidayat, Samsul, dkk. 2012. Peran Organisasi Sosial Tionghoa padaMasyarakat Kota Singkawang. Pontianak: STAIN PontianakPress.

Hidayati, Sri. (2007). Program Konseling Komprehensif UntukMeningkatkan Kemampuan Penyesuaian Diri Muallaf (StudiKasus Pada Forum Komunikasi Pembinaan Muallaf TionghoaDi Kota Pontianak Kalimantan Barat). Tesis S.2. Bandung: UPIBandung.

Miles, M.B. and Huberman, A.M. (1992). Analisis Data Kualitatif.Jakarta: UI Press.

Muro, J.J. and Kottman, T. (1995). Guidance and Counseling in theElementary and Middle Schools: A Practical Approach. Madi-son: Brown & Benchmark Publishers.

Nurihsan, A.J. (2006), Bimbingan dan Konseling dalam Berbagai LatarKehidupan. Bandung: Refika Aditama.

Nurihsan, A.J. dan Sudianto, A. (2005). Manajemen BimbinganKonseling di Sekolah Dasar Kurikulum 2004. Jakarta: Gasindo.

Putra, Nusa. (2011). Penelitian Kualitatif: Proses dan Aplikasi. Jakarta:Indeks.

Qardawi, Y.. (1996). Hukum Zakat: Studi Komparatif Mengenai Sta-tus dan Filsafat Zakat Berdasarkan Quran dan Hadis. Bogor:Pustaka Litera AntarNusa.

Schmidt, J.J. (1999). Counseling in Schools: Essential Services andComprehensive Programs (3rd ed.). Boston: Allyn & Bacon.

Shihab, Quraish. (1999). Wawasan Al-Quran. Bandung: Mizan.

Page 26: PROBLEMATIKA PEMBINAAN MUALLAF DI KOTA SINGKAWANG DAN SOLUSINYA … · 2019. 11. 4. · masalah pembinaan pada muallaf dikategorikan ke dalam tiga faktor yaitu dari diri muallaf sendiri,

136

Sri Hidayati, Problematika Pembinaan Muallaf di Kota Singkawang...

Jurnal Dakwah, Vol. XV, No. 1 Tahun 2014

Sugiono. (2009). Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Bandung:Alfabeta.

Suherman, Uman. (2011). Manajemen Bimbingan dan Konseling.Bandung: Rizqi Press.

Sukmadinata, N.S. (2006). Metode Penelitian Pendidikan. Bandung:PPs UPI-Remaja Rosdakarya.

Taylor, S.J. and Bogdan, R. (1984). Introduction to Qualitative ResearchMethods: The Search for Meaning (2-nd ed.). New York: JohnWiley & Sons.

Tim Peneliti IAIN Sunan Ampel. (2005). Problematika SosialKeagamaan bagi Pelaku Konversi Agama: Studi Kasus di KodyaSurabaya. Abstraksi Penelitian. Surabaya: IAIN Sunan AmpelSurabaya. [Online]. Tersedia: http://digilib.sunan-ampel.ac.id.[28 Mei 2013].

Umar, Nasaruddin, dkk. 2007. Panduan Tugas Penyuluh AgamaMasyarakat. Jakarta: Dirjen Bimas Islam-Departemen AgamaRI.

Yusuf, Sy. (2006). Program Bimbingan dan Konseling di Sekolah (SLTPdan SLTA). Bandung: Pustaka Bani Quraisy.

Zulkifli. (2007). Konversi ke Islam pada Orang Dayak. Tesis S.2. Jakarta:UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.