produksi dan karakterisasi enzim xilanase isolat …digilib.unila.ac.id/32619/3/skripsi tanpa bab...

62
PRODUKSI DAN KARAKTERISASI ENZIM XILANASE ISOLAT Bacillus sp. UJ-131 SEBAGAI KANDIDAT PROBIOTIK DARI HUTAN MANGROVE MARGASARI LAMPUNG TIMUR (Skripsi) Oleh SUMINTA FRIDA HAIRISAH FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS LAMPUNG BANDAR LAMPUNG 2018

Upload: dinhbao

Post on 17-Mar-2019

266 views

Category:

Documents


8 download

TRANSCRIPT

PRODUKSI DAN KARAKTERISASI ENZIM XILANASE ISOLATBacillus sp. UJ-131 SEBAGAI KANDIDAT PROBIOTIK DARI HUTAN

MANGROVE MARGASARI LAMPUNG TIMUR

(Skripsi)

Oleh

SUMINTA FRIDA HAIRISAH

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAMUNIVERSITAS LAMPUNG

BANDAR LAMPUNG2018

ABSTRAK

PRODUKSI DAN KARAKTERISASI ENZIM XILANASE ISOLATBacillus sp. UJ-131 SEBAGAI KANDIDAT PROBIOTIK DARI HUTAN

MANGROVE MARGASARI LAMPUNG TIMUR

OlehSuminta Frida Hairisah

Hutan mangrove diketahui memiliki biodiversitas yang tinggi sebagai lokasi yangberpotensi untuk eksplorasi bakteri penghasil enzim, salah satunya enzimxilanase. Sasaran utama dalam hutan magrove ini adalah bakteri probiotikpenghasil xilanase. Xilanase salah satu enzim yang bermanfaat menghidrolisissubstrat hemiselulosa kaya xilan. Penelitian ini bertujuan untuk memproduksi danmengetahui karakter enzim xilanase isolat Bacillus sp. UJ-131 yang diisolasi dariudang pasir di hutan mangrove Margasari Lampung Timur, yang disusunmenggunakan metode rancangan percobaan secara deskriptif dengan lima faktoryang diamati, yaitu penentuan lama produksi enzim yakni 6 jam, 12 jam, 18 jam,24 jam, dan 30 jam, suhu pada 30 oC, 40 oC, 50 oC, 60 oC, dan 70 oC, pH; padabuffer sitrat pH 4, pH 5, pH 6, buffer posfat pH 7, Buffer tris pH 8 dan pH 9,buffer Glycine-NaOH pH 10, pH 11 dan pH 12, aktivator dan inhibitor ion logam(Ca2+, Mn2+, Cu2+, Mg2+, Fe3+ dan EDTA), serta menentukan Vmax dan Km.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa waktu optimum untuk produksi xilanaseyaitu 18 jam dengan aktivitas xilanase sebesar 0,18 U/ml. Karakterisasi enzimxilanase diawali dengan menguji pH optimum, dengan nilai aktivitas relatif enzimsebesar 100 % pada pH 6 dan diketahui suhu optimum terjadi pada 70 oC.Aktivitas xilanase dapat ditingkatkan dengan penambahan ion logam Mn+4 danCa+2 konsentrasi 1 µM, sedangkan hasil Vmax sebesar 0, 25 U/ml dan Km sebesar1,30 U/ml.

Kata kunci : Hemiselulosa, Ion Logam, Optimum, Xilan.

PRODUKSI DAN KARAKTERISASI ENZIM XILANASE ISOLAT

Bacillus sp. UJ-131 SEBAGAI KANDIDAT PROBIOTIK DARI HUTAN

MANGROVE MARGASARI LAMPUNG TIMUR

Oleh

SUMINTA FRIDA HAIRISAH

Skripsi

Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Mencapai Gelar

SARJANA SAINS

Pada

Jurusan Biologi

Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS LAMPUNG

BANDAR LAMPUNG

2018

vii

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Sukananti Kecamatan

Way Tenong Kabupaten Lampung Barat pada tanggal

13 Februari 1996. Penulis adalah anak pertama dari

empat bersaudara yang lahir dari pasangan Bapak

Mohammad Hairudin, S.P. dan Ibu Rita Handayani.

Penulis mengawali pendidikan di Sekolah Dasar Negeri

(SDN) 1 Sukananti pada tahun 2002-2008. Pada tahun 2008-2011 penulis

melanjutkan pendidikan di Sekolah Menengah Pertama Negeri (SMPN) 1

Way Tenong dan Sekolah Menengah Atas Negeri (SMAN) 1 Way Tenong

pada tahun 2011-2014.

Penulis terdaftar sebagai mahasiswi S1 Jurusan Biologi, Fakultas Matematika

dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Lampung melalui jalur Seleksi

Nasional Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SNMPTN) pada tahun 2014.

Selama menjadi mahasiswa, penulis pernah menjadi asisten praktikum mata

kuliah Mikrobiologi umum dan Fisiologi Tumbuhan. Selain itu, penulis

pernah menjadi anggota bidang Komunikasi dan Informasi HIMBIO pada

periode 2015/2016 dan periode 2016/2017.

vii

Tahun 2015 penulis melaksanakan Karya Wisata Ilmiah di Desa Sidokaton,

Kecamatan Gisting, Kabupaten Tanggamus selama 7 hari. Pada periode

pertama Januari-Februari 2017, penulis mengikuti kegiatan Kuliah Kerja Nyata

(KKN) di Desa Fajar Asri, Kecamatan Seputih Agung, Kabupaten Lampung

Tengah. Penulis melaksanakan Kerja Praktik (KP) pada Juli-Agustus 2017 di

Pusat Penelitian Bioteknologi Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI),

Cibinong, Bogor Jawa Barat dengan judul “Korelasi Jumlah Somatic Cell

Count (SCC), California Mastitis Test (CMT) dan Kualitas Susu Sapi Perah

Terinfeksi Mastitis”.

MOTTO

Tujuh kali aku pernah mencela jiwaku;

Pertama kali,ketika aku melihatnya lemah,

padahal seharusnya ia bisa kuat.

Kedua kali,ketika melihatnya berjalan terjongket-jongket

dihadapan orang yang lumpuh.

Ketiga kali,ketika berhadapan dengan pilihan yang sulit dan mudah,

ia memilih yang mudah.

Keempat kalinya,ketika ia melakukan kesalahan dan cuba menghibur diri

dengan mengatakan bahwa semua orang juga melakukan kesalahan.

Kelima kali,ketika ia menghindar kerana takut,lalu mengatakannya sebagai sabar.

Keenam kali,ketika ia mengejek kepada seraut wajah buruk

padahal ia tahu, bahwa wajah itu adalahsalah satu topeng yang sering ia pakai.

Dan ketujuh,ketika ia menyanyikan lagu pujian dan menganggap itu

sebagai suatu yang bermanfaat.

- Kahlil Ghibran -

PERSEMBAHAN

حیم حمن الر بســــــــــــــــــم هللا الر

Segala puji bagi Allah SWT. yang selalu menunjukkan jalan kebaikan dan melimpahkan

nikmat sehat, sehingga atas Ridho-Nya karya ini dapat terselesaikan dengan baik.

Kupersembahkan karya ini dengan setulus hati kepada:

Yang teristimewa orangtuaku tercinta,Ayahanda Mohammad Hairudin, S.P. dan Ibunda Rita Handayani yang selalu menyebut

namaku dalam doa, serta yang selalu memberikan segalanya untuk pendidikanku, yangmenjadi sumber kekuataku untuk tetap bertahan dalam muwujudkan cita-cita.

Ketiga adikku dan segenap keluarga,Yang selalu mendoakan, memberikan semangat, dukungan, motivasi tiada hentinya dan

menjadi teman cerita baik suka maupun duka.

Teruntuk yang kuhormati,Bapak Dr. Sumardi, M.Si., Bapak Ir. Salman Farisi, M.Si.

dan Ibu Dra. C.N. Ekowati, M.Si.

Para Guru dan Dosen,atas dedikasi yang telah mengajarkan ilmu pengetahuan dan nilai-nilai moral serta yang

membuat diri ini memahami sebagian akan kebesaran Allah SWT.

Sahabat-sahabat tersayang,

Yang telah memberikan pengalaman, nasihat-nasihat, canda dan tawa selama masa studi.

Serta,Almamater tercinta

x

SANWACANA

Alhamdulillahirobbilalamiin,

Puji syukur kehadirat Allah SWT. yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah-

Nya sehingga Penulis mampu menyelesaikan skripsi yang berjudul “Produksi

dan Karakterisasi Enzim Xilanase Isolat Bacillus sp. UJ-131 Sebagai

Kandidat Probiotik dari Hutan Mangrove Margasari Lampung Timur”

sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana sains di Universitas

Lampung. Penelitian ini merupakan bagian dari proyek penelitian Bapak

Dr. Sumardi, M.Si. tahun 2018.

Penulis mengucapkan terimakasih kepada semua pihak yang telah memberikan

bantuan, bimbingan, nasihat, semangat dan dukungan dalam proses penyusunan

skripsi ini maupun selama masa studi. Secara tulus, Penulis mengucapkan

terimakasih kepada:

1. Ibunda dan Ayahanda tercinta, yang selalu menjadi kekuatan terbesar untuk

melakukan yang terbaik dalam hidup. Terimakasih atas segala doa yang terus

dipanjatkan, support, dan kasih sayang yang tak pernah putus.

2. Adikku tercinta (Sumita Aprilina Hairisah, Sumita Novera Hairisah dan

Vensy Zakhirah Hairisah) terimakasih atas segala support, canda dan tawa.

Semoga kita selalu membuat ayah dan ibu tersenyum.

xi

3. Bapak Dr. Sumardi, M.Si. selaku Dosen Pembimbing Utama yang senantiasa

membimbing, memberikan ilmu, motivasi, saran dan kritik baik selama

perkuliahan maupun dalam proses penyelesaian skripsi ini.

4. Bapak Ir. Salman Farisi, M.Si. selaku Dosen Pembimbing Kedua yang

senantiasa membimbing, memberikan ilmu, memberikan waktu, motivasi dan

semangat selama proses penyusunan skripsi maupun selama masa

perkuliahan.

5. Ibu Dra. C.N. Ekowati, M.Si. selaku Dosen Penguji yang senantiasa

membimbing, memberikan ilmu, motivasi, kritik dan saran baik dalam proses

penyelesaian skripsi maupun selama masa perkuliahan.

6. Bapak Drs. Tugiyono, Ph.D. selaku Pembimbing Akademik yang telah

memberikan arahan dan motivasi selama perkuliahan maupun dalam

penyusunan skripsi.

7. Bapak Prof. Dr. Ir. Hasriadi Mat Akin, M.P., selaku Rektor Universitas

Lampung.

8. Bapak Prof. Warsito, S.Si., D.E.A., Ph.D., selaku Dekan Fakultas Matematika

dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Lampung.

9. Ibu Dr. Nuning Nurcahyani, M.Sc. selaku Ketua Jurusan Biologi, Fakultas

Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Lampung.

10. Seluruh dosen dan karyawan Jurusan Biologi atas semua bimbingan

pengajaran, pelayanan dan bantuan yang telah diberikan.

xii

11. Encik Pendi & Istri terimakasih atas kasih dan sayang yang sangat tulus, yang

telah menjadi orangtua keduaku dan selalu memberikan doa-doa untukku.

Serta adikku Pras dan Putra, terimakasih yang selalu memberikan canda dan

tawa.

12. Segenap keluarga “Anak Cucung Sehadi” yang selalu menantikan

kesuksesanku dan memberikan kasih sayang yang tulus. Terimakasih atas

motivasi dan doa-doa untukku.

13. Sahabat terbaikku, Rumpies (Adelea Tasya Putri, Milsa Solva Diana, Puput

Dian Anggraini, Rachma Aulia, Sesti Edina Merisca dan Triana Gusmaryana)

terimakasih untuk persahabatan, doa dan dukungan serta kebersamaan yang

sangat berarti selama ini. Semoga persahabatan ini abadi.

11. Sahabatku, Lia Setiyana. Terimakasih untuk selalu mendoakan dan semangat

selama ini. Semoga persahabatan ini abadi dan selalu diberi kebahagiaan.

12. Teman-teman terdekatku (Annisa Gena Saras Agustia, Nur Isfa’ni, Febrina

Ramadani, Eka Susmala Dewi dan Pratami Dwi Rahmawati) terimakasih

untuk semangat, canda tawa dan kebersamaannya.

13. Mikropedia (Milsa Solva Diana, Agung Setia Ningsih, Benny Hartanto,

Rosmaida La. Sinurat, Diana Ismawati, Komang Rima, Rismayanti, Rizka

Oktavia, Ketut Mahendri, Nandia Putri Aulia) terimakasih atas candatawa dan

kerjasama yang diberikan. Semoga kita dapat meraih kesuksesan dan

kebahagiaan.

14. Microholic 2014 terimakasih atas pengetahuan, kerjasama, dukungan, canda

dan tawa selama ini yang telah kalian berikan.

xiii

15. Teman-teman seperjuangan Biologi Angkatan 2014, terima kasih atas

semangat serta kekeluargaannya yang telah terjalin selama ini.

16. Seluruh kakak-kakak dan adik-adik tingkat Jurusan Biologi FMIPA Unila

yang tidak dapat disebutkan satu persatu atas kebersamaan, dukungan dan

semangatnya.

17. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan namanya satu persatu yang telah

membantu, mempermudah serta mendoakan dalam penelitian hingga

penyelesaian skripsi ini.

18. Serta almamater tercinta, Universitas Lampung.

Akhir kata, penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan,

akan tetapi besar harapan semoga skripsi yang sederhana ini dapat berguna dan

bermanfaat bagi kita semua. Semoga Allah SWT senantiasa membalas semua

kebaikan yang telah diberikan kepada penulis.

Bandar Lampung, 29 Juni 2018

Penulis,

Suminta Frida Hairisah

xiv

DAFTAR ISI

HalamanSAMPUL DEPAN ......................................................................................... i

ABSTRAK ..................................................................................................... ii

HALAMAN JUDUL DALAM ..................................................................... iii

HALAMAN PERSETUJUAN ..................................................................... iv

HALAMAN PENGESAHAN....................................................................... v

RIWAYAT HIDUP ....................................................................................... vi

MOTTO ......................................................................................................... viii

HALAMAN PERSEMBAHAN ................................................................... ix

SANWANCANA ........................................................................................... x

DAFTAR ISI.................................................................................................. xiv

DAFTAR TABEL ......................................................................................... xvii

DAFTAR GAMBAR.................................................................................... xviii

I. PENDAHULUAN .................................................................................... 1

A. Latar Belakang .................................................................................. 1B. Tujuan Penelitian............................................................................... 3C. Manfaat Penelitian............................................................................. 3D. Kerangka Pikir................................................................................... 4E. Hipotesis............................................................................................ 5

xv

II. TINJAUAN PUSTAKA ......................................................................... 6

A. Peran Hutan Mangrove .................................................................... 6B. Xilan................................................................................................. 7C. Enzim .............................................................................................. 9

1. Pengertian Enzim ......................................................................... 92. Mekanisme Reaksi Enzim ............................................................ 103. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Aktivitas Enzim ................... 124. Kinetika Enzim............................................................................. 165. Sintesis Protein ............................................................................. 18

D. Enzim Xilanase ................................................................................. 19E. Probiotik ............................................................................................ 22F. Bacillus sp. ....................................................................................... 23

III. METODE PENELITIAN ..................................................................... 25

A. Tempat dan Waktu Penelitian ............................................................ 25B. Bahan dan Alat ................................................................................... 25C. Prosedur Kerja.................................................................................... 26

1. Pembuatan Media........................................................................ 262. Peremajaan Bacillus sp................................................................ 273. Uji Xilonolitik ............................................................................. 27

a. Uji Aktivitas Xilanase Secara Kualitatif ................................ 27b. Uji Aktivitas Xilanase Secara Kuantitatif .............................. 27

1. Pembuatan Starter Isolat Bacillus sp ............................... 272. Penentuan Lama Produksi Enzim Xilanase ..................... 283. Produksi Ekstrak Kasar Enzim Xilanase......................... 294. Karakterisasi Enzim Xilanase.......................................... 29

a. Pengaruh Suhu Terhadap Aktivitas EnzimXilanase ...................................................................... 29

b. Pengaruh pH Terhadap Aktivitas EnzimXilanase ...................................................................... 30

c. Pengaruh Ion Logam Sebagai Daya HambatInhibitor Terhadap Aktivitas Enzim Xilanase ............ 30

d. Penentuan Gula Standar Xilosa .................................. 31e. Penentuan Aktivitas Enzim Xilanase ......................... 33f. Penentuanan Nilai Km dan Vmax................................. 34

D. Diagram Alir................................................................................ 35

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN ............................................................. 36

A. Uji Kualitatif Xilanolitik Bacillus sp. UJ-131 ................................. 36B. Penentuan Waktu Enzim Xilanase................................................... 37C. Karakterisasi Enzim Xilanase .......................................................... 38

1. Pengaruh Suhu Terhadap Aktivitas Enzim Xilanase................ 382. Pengaruh pH Terhadap Aktivitas Enzim Xilanase ................... 403. Pengaruh Ion Logam Terhadap Aktivitas Enzim Xilanase ...... 424. Penentuan Nilai Km dan Vmax................................................... 44

xvi

V. KESIMPULAN DAN SARAN .............................................................. 47

A. Kesimpulan.......................................................................................... 47B. Saran ................................................................................................... 47

DAFTAR PUSTAKA ................................................................................... 48LAMPIRAN.................................................................................................. 55

xvii

DAFTAR TABEL

HalamanTabel 1. Uji Aktivitas Enzim........................................................................ 28

Tabel 2. Penentuan Larutan Standar............................................................. 32

Tabel 3. Aktivitas Enzim Xilanase Terhadap Waktu Inkubasi .................... 56

Tabel 4. Aktivitas Enzim Xilanase Terhadap Variasi pH ............................ 56

Tabel 5. Aktivitas Enzim Xilanase Terhadap Variasi Suhu ......................... 57

Tabel 6. Aktivitas Enzim Xilanase Terhadap KonsentrasiIon Logam 1 µM ........................................................................... 57

Tabel 7. Aktivitas Enzim Xilanase Terhadap KonsentrasiIon Logam 5 µM............................................................................ 57

Tabel 8. Penentuan Kurva Standar Xilosa.................................................... 58

Tabel 9. Penentuan Kurva Lineweaver Burk Enzim Xilanase ..................... 59

xviii

DAFTAR GAMBAR

HalamanGambar 1. Hidrolisis Xilan.......................................................................... 8

Gambar 2. Reaksi Enzim............................................................................. 11

Gambar 3. (a) Teori Gembok dan Kunci dan (b) Teori Kecocokanyang Terinduksi......................................................................... 11

Gambar 4. Hubungan Konsentrasi Enzim dengan Aktivitas Enzim ........... 12

Gambar 5. Hubungan Substrat dengan Aktivitas Enzim............................. 13

Gambar 6. Hubungan Suhu dengan Aktivitas Enzim.................................. 14

Gambar 7 . Hubungan pH dengan Aktivitas Enzim .................................... 15

Gambar 8. Diagram Lineweaver-Burk........................................................ 18

Gambar 9. Struktur Xilan dari Tumbuhan dan Berbagai EnzimXilanolitik yang Bekerja untuk Menghidrolisis Ikatanyang Terdapat pada Struktur Xilan ........................................... 21

Gambar 10. Bacillus sp................................................................................ 24

Gambar 11. Uji Aktivitas Xilanase Secara Kualitatif.................................. 36

Gambar 12. Pengaruh Waktu Produksi Xilanase ........................................ 37

Gambar 13. Pengaruh Suhu pada Aktivitas Xilanase.................................. 38

Gambar 14. Pengaruh pH pada Aktivitas Xilanase ..................................... 40

Gambar 15. Pengaruh Ion Logam Terhadap Aktivitas Enzim Xilanase ..... 42

Gambar 16. Hubungan Konsentrasi Substrat dengan Aktivitas Enzim....... 44

Gambar 17. Persamaan Linear Lineweaver-Burk........................................ 45

xix

Gambar 18. Kurva Standar Xilosa............................................................... 58

Gambar 19. Kurva Persamaan Michaelis-Menten ...................................... 59

Gambar 20. Uji Aktivitas Enzim Xilanase Sebelum Dipanaskan ............... 73

Gambar 21. Uji Aktivitas Enzim Xilanase Setelah Dipanaskan ................. 73

Gambar 22. Uji Kadar Gula Standar ........................................................... 73

Gambar 23. Perbedaan Uji Aktivitas Enzim Xilanase pada Ujidan Kontrol............................................................................... 74

1

I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Secara biologi fungsi dan manfaat hutan mangrove antara lain menjadi tempat

hidup biota laut, baik untuk berlindung, mencari makan, pemijahan maupun

pengasuhan, sumber makanan bagi spesies-spesies yang ada di sekitarnya,

tempat hidup berbagai satwa lain, misal kera, buaya, dan burung (Karuniastuti,

2013). Hutan ini dipengaruhi oleh produksi serasah, dekomposisi oleh

mikroorganisme, pengambilan mineral oleh tumbuhan dan aktivitas-aktivitas

biologi lainnya dari seluruh biota sehingga ekosistem dalam hutan mangrove

menjadi seimbang (Purnobasuki, 2005).

Komponen dasar rantai makanan hutan mangrove adalah serasah (daun,

batang, buah, ranting, dan sebagainya), yang tersusun dari polisakarida yakni

salah satunya xilan. Serasah tersebut merupakan substrat utama bagi

mikroorganisme heterotrof yang diuraikan menjadi senyawa sederhana dan

sejumlah energi. Proses penguraian oleh mikroorganisme tergantung pada

polisakarida penyusun seresah tersebut. Kompleksitas polisakarida yang

terkandung dalam serasah hutan mangrove menentukan biodiversitas hutan

tersebut. Polisakarida komplek penyusun serasah hutan mangrove

diantaranya senyawa xilan. Hutan ini diketahui memiliki biodiversitas yang

tinggi bakteri penghasil enzim, salah satunya enzim xilanase. Xilanase adalah

2

suatu enzim yang digunakan untuk menghidrolisis substrat polisakarida yakni

hemiselulosa kaya xilan menjadi manomer-manomernya (Puspaningsih et al.,

2007).

Sejumlah enzim xilanase telah diisolasi dari bermacam-macam fungi dan

bakteri terutama Bacillus sp. (Breccia et al., 1998), Trichoderma sp. (Biely

dan Tenkanen, 1998), isolat jamur CS_5, CS_7, CS_13, CS_15 & CS_21

(Irawan et al., 2007) dan Verrucosispora sp. K2-04 dari spesies actinomycetes

yang diisolasi dari sedimen Hutan Mangrove Kuantan, Malaysia (Omar et al.,

2017).

Kelompok bakteri yang termasuk probiotik antara lain Bacillus sp.,

Photobacterium sp. dan Lactobacillus sp. Bacillus sp. adalah salah satu

bakteri yang diyakini mampu untuk meningkatkan daya cerna (Irianto, 2003).

Beberapa jenis bakteri yang terdapat dalam saluran pencernaan hewan

memiliki peran penting dalam rangka meningkatkan pemanfaatan pakan dan

kesehatan ikan (Watson et al., 2008). Sumber bahan organik dalam budidaya

ikan dan udang sebagian besar (90 %) berasal dari pakan dan sisanya berasal

dari run off (aliran permukaan) serta air tawar atau laut (Funge-Smith &

Briggs, 1998). Setiawati et al., (2013) melaporkan kandungan karbohidrat

pada pakan ikan tanpa pemberian probiotik yakni 37,44 % dan mengalami

penurunan menjadi 21,80 % setelah pemberian probiotik. Karbohidrat yang

berupa serat kasar tersebut dihidrolisis oleh enzim dari bakteri probiotik

sehingga mikroba dan inang mendapat keuntungan berupa senyawa sederhana

yang diperoleh dari hasil perombakan molekul kompleks tersebut. Menurut

3

Effendi (2002) prinsip dasar kerja probiotik adalah pemanfaatan kemampuan

mikroorganisme dalam memecah polisakarida, protein dan lemak yang

menyusun pakan yang diberikan karena adanya enzim-enzim khusus yang

dimiliki mikroba untuk memecah ikatan tersebut.

Sebelum digunakan sebagai probiotik, Bacillus sp. UJ-131 perlu dilakukan

karakterisasi enzim yang dihasilkan seperti enzim xilanase. Oleh karena itu,

perlu dilakukan penelitian untuk mengetahui produksi dan karakterisasi enzim

xilanase isolat Bacillus sp. UJ-131 sebagai kandidat probiotik.

B. Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini adalah menentukan waktu produksi terbaik enzim

xilanase, menentukan suhu, pH, aktivator dan inhibitor ion logam serta

penentuan Vmax dan Km Bacillus sp. sebagai kandidat probiotik.

C. Manfaat Penelitian

Manfaat dari penelitian yang dilakukan adalah

1. Untuk memperoleh enzim xilanase isolat Bacillus sp. UJ-131 dari

kawasan Hutan Mangrove Margasari Lampung Timur.

2. Diharapkan dapat memberi informasi ilmiah mengenai enzim xilanase

isolat Bacillus sp. UJ-131 berdasarkan waktu optimum produksi enzim,

suhu optimum enzim, pH optimum buffer, daya hambat ion logam,

penentuan Vmax dan Km sehingga diperoleh aktivitas tertinggi enzim

xilanase tersebut.

4

D. Kerangka Pikir

Hewan-hewan perairan di sekitar hutan mangrove seperti udang dan ikan,

mempunyai keterbatasan dalam mencerna pakan dengan kandungan serat yang

tinggi. Pakan dengan serat tinggi antara lain xilan. Untuk mencerna xilan

diperlukan bantuan mikroba yang menghasilkan enzim xilanase. Penambahan

bakteri xilanolitik pada pakan hewan budidaya bertujuan untuk membantu

mencerna xilan secara ekstrasel. Bakteri yang ditambahkan dalam pakan ini

dikenal sebagai probiotik.

Probiotik adalah pakan tambahan dalam bentuk mikroba hidup

menguntungkan, melalui perbaikan keseimbangan mikroorganisme dalam

saluran pencernaan. Prinsip kerja probiotik yakni pemanfaatan kemampuan

mikroorganisme dalam memecah atau menguraikan rantai panjang senyawa

kompleks bahan organik pakan. Persyaratan probiotik khususnya untuk pakan

udang yaitu mampu menghasilkan enzim ekstraseluer yang baik antara lain

xilanase. Enzim xilanase bersifat induktif, sebagai indusernya yaitu xilan.

Serasah dan lumpur mangrove kaya akan xilan, sehingga merupakan subtrat

yang baik bagi mikroorganisme xilanolitik.

Bakteri xilanolitik diantaranya Bacillus sp. Dari hutan mangrove ditemukan

beberapa isolat Bacillus, salah satu diantaranya isolat Bacillus sp. UJ-131.

Bakteri ini berasal dari saluran pencernaan udang pasir dari Hutan Mangrove

desa Margasari Lampung Timur. Aktivitas enzim xilanase dipengaruhi oleh

faktor lingkungan yang mencakup suhu, pH, substrat dan kofaktor.

Kebutuhan suhu dan pH optimum bagi aktivitas enzim ditentukan oleh suhu

5

dan pH lingkungan asal bakteri. Kondisi suhu dan pH hutan mangrove tidak

stabil, sehingga aktivitas enzim xilanase di alam juga mengalami fluktuasi.

Walaupun demikian pada dasarnya enzim memiliki aktivitas maksimum pada

kondisi lingkungan tertentu. Selain itu, terdapat aktivator dan inhibitor enzim

yang dapat mempengaruhi aktivitas enzim xilanase.

E. Hipotesis

Hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini adalah diperoleh aktivitas

maksimum enzim xilanase dari Bacillus sp. UJ-131 berdasarkan waktu

inkubasi, suhu, pH buffer, aktivator dan inhibitor ion logam, nilai Vmax dan

Km terhadap aktivitas enzim xilanase.

6

II. TINJAUAN PUSAKA

A. Peran Hutan Mangrove

Hutan mangrove merupakan hutan dengan kandungan karbon terpadat di

wilayah tropis. Lahan ini menyimpan lebih dari tiga kali rata-rata karbon per

hektar hutan tropis daratan (Donato et al., 2011). Hutan ini sebagai

sumberdaya alam khas daerah pantai tropik, mempunyai fungsi strategis bagi

ekosistem pantai, yaitu: sebagai penyambung dan penyeimbang ekosistem

darat dan laut. Tumbuh-tumbuhan, hewan dan berbagai nutrisi ditransfer ke

arah darat atau laut melalui mangrove. Secara ekologis mangrove berperan

sebagai daerah pemijahan (spawning grounds) dan daerah pembesaran

(nursery grounds) berbagai jenis ikan, kerang dan spesies lainnya.

Menurut Karuniastuti (2013) hutan mangrove memproduksi nutrien yang

dapat menyuburkan perairan laut, membantu dalam perputaran karbon,

nitrogen dan sulfur, serta perairan kaya akan nutrien baik nutrien organik

maupun anorganik. Hutan mangrove dapat menjaga keberlangsungan

populasi ikan, kerang, terutama udang dan lainnya.

Menurut Zamroni dan Rohyani (2008) serasah mangrove berupa daun, ranting

dan biomassa lainnya yang jatuh menjadi sumber pakan biota perairan dan

unsur hara yang sangat menentukan produktifitas perikanan laut. Serasah

7

merupakan bahan organik yang tersusun oleh xilan, hemiselulosa, selulosa,

lignin dan komponen organik lainnya. Bahan organik tersebut menjadi mata

rantai utama dalam jaring-jaring makanan di ekosistem hutan mangrove pada

proses dekomposisi oleh mikroorganisme.

B. Xilan

Xilan yakni hemiselulosa yang merupakan polimer dari pentosa atau xilosa

dengan jumlah monomernya berkisar 150-200 unit (Richana et al., 2007).

Sebagai polisakarida kompleks, rangka dasar xilan terdiri dari residu xilosa

yang terikat dengan ikatan β-1,4-glikosidik. Monomer utama pada sebagian

besar xilan yaitu D-xilosa, D-manosa, D-galaktosa, dan L-arabinosa

(Beg et al., 2001). Hemiselulosa sendiri merupakan polimer dari monomer

gula (gula-gula anhidro) yang dapat dikelompokkan menurut penyusunnya

yaitu heksosa (glukosa, manosa dan galaktosa), pentosa (xilosa,

arabinopiranosa, arabinofuranosa), asam heksuronat (glukoronat,

metilglukoronat dan galakturonat) dan deoksi heksosa (rhamnosa dan

fruktosa). Rantai utama hemiselulosa dapat hanya terdiri atas satu macam

monomer saja (homopolimer), misalnya xilan, atau dapat terdiri dua atau lebih

monomer (heteropolimer), misalnya glukomanan (Richana et al., 2007).

C5H

8O

4+ H

2O C

5H

10O

5

Xilan Xilosa

8

Gambar 1. Hidrolisis Xilan

Xilan disusun oleh unit-unit kerangka utama ikatan -1,4-D-xilopiranosa

dengan rantai samping yang pendek dari arabinofuranosa, asam glukuronat,

asam metil glukuronat dan asetil (Gambar 1). Xilan merupakan komponen

utama dari hemiselulosa yang berikatan secara kovalen dan non kovalen

dengan selulosa, lignin, pektin dan polisakarida lain untuk menyusun dinding

sel tanaman (Utari, 2001).

Xilan dapat diproses menjadi gula xilitol, melalui proses hidrolisis xilan

menjadi xilosa, kemudian dihidrogenasi menjadi xilitol. Xilitol mempunyai

kelebihan dibanding gula pasir (sukrosa), sebagai pemanis rendah kalori,

mempunyai indek glikemik rendah, dan dalam metabolisme tidak memerlukan

insulin sehingga tidak meningkatkan gula darah. Karena itu xilitol baik untuk

penderita diabetes. Saat ini xilitol banyak digunakan untuk pasta gigi karena

dapat menguatkan gigi dan bersifat anti caries. Dalam pengembangan

bioproses xilan dimanfaatkan untuk substrat sumber karbon pada media

pertumbuhan mikroba penghasil xilanase (Richana et al., 2007).

9

C. Enzim

1. Pengertian Enzim

Enzim adalah molekul biopolimer dan tersusun dari serangkaian asam

amino dalam komposisi dan susunan rantai yang teratur dan tetap. Enzim

memiliki peranan yang sangat penting dalam berbagai reaksi kimia yang

terjadi di dalam sel yang mungkin sangat sulit dilakukan oleh reaksi kimia

biasa (Darmajana et al., 2008). Menurut Martoharsono (2006) enzim

tersusun atas asam-asam amino yang melipat-lipat membentuk globular,

substrat yang dikatalisis bisa masuk dan bersifat komplementer.

Berdasarkan aktivitasnya, enzim dibagi menjadi 2 golongan, yaitu

pertama, endoenzim (enzim intraseluler) adalah enzim yang dihasilkan di

dalam sel dan melakukan proses metabolisme di dalam sel dan kedua,

eksoenzim (enzim ekstaseluler) adalah enzim yang dihasilkan di dalam sel

kemudian dikeluarkan melalui dinding sel ke dalam media tumbuh bakteri

dan akan bereaksi sendiri dengan substrat organik yang didegradasinya

tanpa bergantung pada selnya (Campbell dan Farrell, 2013).

Berdasarkan fungsinya, enzim dapat dibedakan menjadi enam kelas dan

tiap kelas mempunyai beberapa subkelas. Dalam tiap subkelas, nama

resmi dan nomor klasifikasi dari tiap enzim melukiskan reaksi yang

dikatalisis berdasarkan International Union of Pure and Applied

Chemistry (IUPAC) yaitu:

1. Oksidoreduktase, mengkatalisis reaksi oksidasi-reduksi. Contoh : NAD

oksido reduktase (CEIUB); Alkohol dehidrogenase (Trivial)

10

2. Transferase, mengkatalisis perpindahan gugus molekul dari suatu

molekul ke molekul yang lain, seperti gugus amino, karbonil, metal,

asil, glikosil atau fosforil. Contoh : Glukosa-6-transferase (CEIUB);

Glukokinase (trivial)

3. Hidrolase, berperan dalam reaksi hidrolisis. Contoh : α-1-4-glukan 4-

glukanohidrolase (CEIUB); α-amilase (trivial), xilanase, selulase,

protease.

4. Liase, mengkatalisis reaksi adisi atau pemecahan ikatan rangkap dua.

Contoh: 2-Asam oksalokarboksi-liase (CEIUB); piruvat dekarboksilase

(trivial)

5. Isomerase, mengkatalisis reaksi isomerisasi. Contoh: Alanina rasemase

(CEIUB); alanina rasemase (trivial)

6. Ligase, mengkatalisis pembentukan ikatan dengan bantuan pemecahan

ikatan dalam ATP. Contoh: Karbondioksida ligase (CEIUB); piruvat

karboksilase (trivial) (Wirahadikusumah, 2001).

2. Mekanisme Reaksi Enzim

Dalam suatu reaksi, enzim akan bergabung dengan reaktan atau substrat

(S) membentuk suatu kompleks enzim-substrat. Setelah reaksi

berlangsung akan dihasilkan produk (P) sementara enzim (E) kembali ke

bentuk semula (Gambar 2). Molekul enzim umumnya lebih besar dari

substrat, dan kombinasi enzim substrat dihubungkan dengan ikatan lemah,

seperti ikatan hidrogen, gaya van der Waals dan interaksi hidrofobik.

Kemampuan katalisis enzim sangat tinggi.

11

Gambar 2. Reaksi Enzim (Sugeng, 2015).

Terdapat dua teori pembentukan kompleks enzim-subtrat yaitu Teori lock

and key (gembok dan kunci) dan Teori induced-fit (ketetapan induksi)

(Gambar 3).

Gambar 3. (a) Teori Gembok dan Kunci dan (b) Teori Kecocokan yangTerinduksi (Fathoni, 2015).

Teori gembok-kunci menjelaskan bahwa substrat yang spesifik (polar)

akan terikat pada sisi aktif enzim (non-polar) dengan bentuk dan muatan

pasangan substrat. Rantai peptida yang mengandung rantai residu pada

protein (enzim) menuntun substrat untuk berinteraksi dengan residu

katalitik. Sedangkan teori ketetapan induksi menjelaskan bahwa enzim

12

bersifat fleksibel dan akan terinduksi untuk menyesuaikan bentuknya

dengan bentuk substrat (Mittal, 2007).

4. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Aktivitas Enzim

Beberapa faktor yang mempengaruhi kerja enzim adalah sebagai berikut:

a. Konsentrasi Enzim

Peningkatan konsentrasi enzim akan meningkatkan kecepatan reaksi

enzimatik. Dapat dikatakan bahwa kecepatan reaksi

enzimatikberbanding lurus dengan konsentrasi enzim. Makin besar

konsentrasi enzim, reaksi makin cepat (Soewoto, 2000). Kecepatan

proses metabolisme molekul substrat mengikuti konsentrasi enzim

hingga mencapai kecepatan konstan. Kecepatan konstan akan tercapai

jika semua substrat sudah terikat oleh enzim.

Gambar 4. Hubungan Konsentrasi Enzim denganAktivitas Enzim (Rochmah et al., 2009).

b. Substrat

Semakin tinggi konsentrasi substrat dapat meningkatkan atau

mengurangi kecepatan suatu reaksi enzimatik, jika konsentrasi substrat

13

jumlahnya lebih sedikit daripada jumlah enzim maka peningkatan

kandungan substrat akan meningkatkan kecepatan reaksi. Laju aktivitas

enzim akan meningkat dengan meningkatnya kadar substrat sampai

suatu titik tertentu.

Gambar 5. Hubungan Substrat dengan Aktivitas Enzim (Wan, 2012).

Saat enzim jenuh dengan substrat, penambahan kadar substrat tidak

akan berpengaruh pada kecepatan reaksi (Hames dan Hooper, 2000).

c. Suhu

Enzim mempercepat terjadinya reaksi kimia pada suatu sel hidup.

Dalam batas-batas suhu tertentu, kecepatan reaksi yang dikatalisis

enzim akan naik bila suhunya naik. Reaksi yang paling cepat terjadi

pada suhu optimum (Rodwell, 2011). Suhu mempengaruhi laju reaksi

katalisis enzim dengan dua cara. Pertama, kenaikan suhu akan

meningkatkan energi molekul substrat dan pada akhirnya meningkatkan

laju reaksi enzim. Peningkatan suhu juga berpengaruh terhadap

perubahan konformasi substrat sehingga sisi reaktif substrat mengalami

hambatan untuk memasuki sisi aktif enzim dan menyebabkan turunnya

14

aktivitas enzim. Kedua, peningkatan energi termal molekul yang

membentuk struktur protein enzim tersebut akan menyebabkan

rusaknya interaksi-interaksinon kovalen (ikatan hidrogen, interaksi van

der Waals, interaksi hidrofobik, dan interaksi elektrostatik) yang

menjaga struktur 3 dimensi enzim secara bersama-sama sehingga enzim

mengalami denaturasi.

Gambar 6. Hubungan Suhu dengan Aktivitas Enzim (Shahib, 2005).

Denaturasi menyebabkan struktur lipatan enzim membuka pada bagian

permukaannya sehingga sisi aktif enzim berubah dan terjadi penurunan

aktivitas enzim (Hames dan Hooper, 2000).

d. pH (keasaman)

Derajat keasaman enzim pada umumnya bersifat amfolitik, yang

berarti enzim mempunyai konstanta disosiasi pada gugus asam

maupun gugus basanya, terutama pada gugus residu terminal karboksil

dan gugus terminal amino. Perubahan kereaktifan enzim diperkirakan

merupakan akibat dari perubahan pH lingkungan (Winarno, 2002).

Suhu

AktivitasEnzim

15

Perubahan pH juga dapat mengakibatkan enzim mengalami denaturasi

karena akibat adanya gangguan terhadap gugus ioniknya. Gugus ionik

ini berperan penting dalam menjaga konformasi sisi aktif enzim untuk

mengikat dan mengubah substrat menjadi produk. Enzim mempunyai

aktivitas maksimum pada pH tertentu.

Gambar 7. Hubungan pH dengan Aktivitas Enzim (Wan, 2012).

Ada enzim yang bekerja maksimum pada kondisi asam, ada juga pada

kondisi basa. Namun kebanyakan enzim bekerja maksimum pada pH

netral (Hames dan Hooper, 2000).

e. Waktu

Waktu kontak/reaksi antara enzim dan substrat menentukan efektivitas

kerja enzim. Semakin lama waktu reaksi maka kerja enzim juga akan

semakin maksimum (Campbell et al., 2002).

16

f. Aktivator dan Inhibitor

Menurut Awaliatul (2011) aktivator merupakan suatu zat yang memiliki

kemampuan dalam mengaktifkan dan meningkatkan kerja enzim

sedangkan inhibitor merupakan zat yang dapat menghambat kerja

enzim. Inhibitor reversibel berikatan dengan enzim secara reversibel

sehingga dapat dilepas kembali dengan proses dialisis sehingga

aktivitas enzim pun kembali. Inhibitor irreversibel berikatan kuat

dengan enzim sehingga tidak dapat dilepaskan dengan cara dialisis.

5. Kinetika Reaksi Enzim

Salah satu karakteristik enzim yang perlu dipelajari adalah kinetika enzim,

berupa parameter Km dan Vmax. Salah satu parameter kinetika enzim yaitu

konstanta Michaelis-Menten, yang lebih dikenal dengan Km. Km

merupakan konsentrasi substrat yang separuh dari lokasi aktifnya telah

terisi, yaitu bila kecepatan reaksi enzim telah mencapai ½ Vmax. Nilai Km

yang kecil menunjukkan bahwa enzim memiliki afinitas yang tinggi

terhadap substrat, dan nilai Km yang besar menunjukkan kebalikannya.

Harga V dari suatu reaksi enzimatis akan meningkat dengan bertambahnya

konsentrasi substrat [S], akan tetapi setelah [S] meningkat lebih lanjut

akan sampai pada kecepatan yang tetap. Pada konsentrasi enzim tetap

(tertentu) harga V hampir linier dengan [S]. Pada kondisi dimana V tidak

dapat bertambah lagi dengan bertambahnya [S] disebut kecepatan

maksimum (Vmax). Vmax merupakan salah satu parameter kinetika enzim

(Putra, 2009).

17

Nilai Km merupakan unsur kunci di dalam persamaan Michaelis-Menten

dan bersifat khas bagi setiap enzim dengan menggunakan substrat tertentu

yang spesifik pada kondisi pH dan temperatur tertentu (Kurnia, 2010).

Persamaan Michaelis-Menten dinyatakan dalam persamaan berikut ini :

0 = Vmax [S]Km + [S]V0 = kecepatan awal pada konsentrasi substrat [S]

Vmax = kecepatan maksimum

Km = tetapanMichaelis-Menten enzim bagi substrat tertentu

Nilai Vmax dan Km dapat ditentukan dengan mentransformasikan

persamaan Michaelis-Menten ke dalam persamaan Lineweaver-Burk.

= + [ ] atau y = a+ bx

Sehingga untuk menentukan Vmax dan Km (½Vmax) adalah

a = 1/Vmax maka Vmax = 1/ab = Km/Vmax maka Km = b.Vmax

Bagi enzim-enzim yang mengikuti hubungan Michaelis-Menten secara

benar, pemetaan 1/vo terhadap 1/[S] menghasilkan garis lurus (Gambar 2).

Garis ini akan memiliki sudut km/vmax, perpotongan garis terhadap sumbu

y sebesar 1/vmax (pada sumbu1/vo) dan perpotongan -1/km pada sumbu

1/[S].

18

Gambar 8. Diagram Lineweaver-Burk (Harvey, 2013)

6. Sintesis Protein

Protein berasal dari bahasa yunani yaitu proteos, yang berarti utama atau

di dahulukan. Kata ini diperkenalkan oleh ahli kimia Belanda, Geraldus

Mulder (1802-1880). Molekul protein mengandung karbon, hidrogen,

oksigen, nitrogen dan kadang kala sulfur serta fosfor. Protein berperan

penting dalam struktur dan fungsi semua sel makhluk hidup dan virus.

Biosintesis protein alami sama dengan ekspresi genetik. Kode genetik

yang dibawa DNA ditranskripsi menjadi RNA, yang berperan sebagai

cetakan bagi translasiyang dilakukan ribosom. Sampai tahap ini, protein

masih mentah, hanya tersusun dari asam amino proteinogenik. Melalui

mekanisme pascatranslasi, terbentuklah protein yang memiliki fungsi

penuh secara biologi (Suparmuji, 2009).

Kebanyakan protein merupakan enzim atau subunit enzim. Jenis protein

lain berperan dalam fungsi struktural atau mekanis, seperti misalnya

protein yang membentuk batang dan sendi sitoskeleton. Berdasarkan

19

biosintesisnya, enzim dibedakan menjadi enzim konstitutif dan enzim

induktif. Enzim konstitutif adalah enzim yang selalu tersedia di dalam sel

mikroba dalam jumlah yang relatif konstan, sedangkan enzim induktif

adalah enzim yang ada dalam jumlah sel yang tidak tetap, tergantung pada

adanya induser. Enzim induktif ini jumlahnya akan bertambah sampai

beberapa ribu kali bahkan lebih apabila dalam medium mengandung

substrat yang menginduksi, terutama bila substrat penginduksi merupakan

satu-satunya sumber karbon (Kurnia, 2010).

D. Enzim Xilanane

Menurut Richana (2002) xilanase adalah kelompok enzim yang memiliki

kemampuan menghidrolisis hemiselulosa dalam hal ini ialah xilan atau

polimer dari xilosa dan xilo-oligosakarida. Enzim xilanase merupakan enzim

ekstraseluler sehingga harus disentrifugasi. Prinsip kerja sentrifugasi

berdasarkan berat molekul yaitu berat molekul yang lebih besar akan

membentuk endapan pada bagian bawah. Endapan merupakan sisa

komponen-komponen media dan sel bakteri sedangkan bagian jernih

merupakan supernatan atau cairan yang mengandung enzim xilanase

(Mulyani, 2010).

Aktifitas enzim xilanase dihitung dalam satuan International Unit (IU), satu

unit merupakan jumlah enzim yang dibutuhkan untuk memecah 1 µmol xilan

menjadi xilosa yang dibebaskan per menit pada kondisi pengujian. Metode

yang digunakan adalah metode DNS (Miller, 1959). Reaksi antara gula

reduksi dengan DNS merupakan reaksi redoks pada gugus aldehid gula dan

20

teroksidasi menjadi gugus karboksil. Sementara itu, DNS sebagai oksidator

akan tereduksi membentuk asam 3-amino dan 5-nitrosalisilat. Reaksi ini

berlangsung dalam suasana basa dan suhu tinggi sekitar 90-100 °C. Bila

terdapat gula reduksi pada sampel, maka larutan DNS yang awalnya berwarna

kuning akan bereaksi dengan gula reduksi sehingga menimbulkan warna

jingga kemerahan (Kusmiati dan Agustini, 2010).

Xilanase dapat diklasifikasikan berdasarkan substrat yang dihidrolisis, yaitu β-

xilosidase, eksoxilanase, dan endoxilanase (Richana, 2002).

1. β-xilosidase, yaitu xilanase yang mampu menghidrolisis xilooligosakarida

rantai pendek menjadi xilosa. Aktivitas enzim akan menurun dengan

meningkatnya rantai xilooligosakarida. Xilosa selain merupakan hasil

hidrolisis juga merupakan inhibitor bagi enzim β-xilosidase. Sebagian

besar enzim β-xilosidase yang berhasil dimurnikan masih menunjukkan

adanya aktivitas transferase yang menyebabkan enzim ini kurang dapat

digunakan industri penghasil xilosa.

2. Eksoxilanase mampu memutus rantai polimer xilosa (xilan) pada ujung

reduksi, sehingga menghasilkan xilosa sebagai produk utama dan sejumlah

oligosakarida rantai pendek. Enzim ini dapat mengandung sedikit aktivitas

transferase sehingga potensial dalam industri penghasil xilosa.

3. Endoxilanase mampu memutus ikatan β 1-4 pada bagian dalam rantai xilan

secara teratur. Ikatan yang diputus ditentukan berdasarkan panjang rantai

substrat, derajad percabangan, ada atau tidaknya gugus substitusi, dan pola

pemutusan dari enzim hidrolase tersebut.

21

Gambar 9. Struktur Xilan dari Tumbuhan dan Berbagai Enzim Xilanolitikyang Bekerja untuk Menghidrolisis Ikatan yang Terdapat padaStruktur Xilan (Beg et al., 2001; Septiyana, 2010).

Salah satu jenis enzim yang mempunyai peran penting dalam bidang industri

adalah enzim xilanase (Lima et al., 2013). Salah satu prospek pemanfaatan

xilanase adalah penggunaannya dalam industri pulp (bubur kertas) dan kertas,

yaitu pada tahap pemutihan (bleaching) pulp. Dalam proses ini, xilanase yang

digunakan mempunyai karakteristik khusus yaitu optimum pada pH tinggi

(alkali) dan bebas dari aktivitas selulase. Hal ini dikarenakan pengolahan

kayu menjadi pulp dalam industri pulp dan kertas umumnya menggunakan

larutan alkali sehingga pH pulp yang dihasilkan masih tinggi. Kelompok

endo-β-1,4-xylanase merupakan enzim yang banyak digunakan dalam proses

pemutihan pulp (Richana, 2002; Raghukumar et al., 2004).

22

E. Probiotik

Probiotik merupakan makanan tambahan berupa mikroba hidup baik bakteri

maupun kapang yang mempunyai pengaruh menguntungkan pada hewan

inang dengan meningkatkan mikroba dalam saluran pencernaan. Menurut

Flores (2011) probiotik adalah mikroorganisme yang memiliki kemampuan

untuk memodifikasi komposisi populasi bakteri dalam saluran pencernaan, air,

sedimen, serta dapat digunakan sebagai agen biokontrol dan bioremediasi.

Probiotik juga berperan sebagai sumber nutrient dan enzim pencernaan.

Beberapa penelitian membuktikan bahwa mikroorganisme mempunyai

pengaruh yang menguntungkan dalam proses pencernaan. Seperti pada

hewan-hewan perairan yang memberikan kontribusi nutrisi mikrobiota. Hal

ini menjadikan peran sebagai sumber makanan dan aktivitas mikrobia sebagai

sumber vitamin dan asam amino essensial (Metges, 2000).

Menurut Kesacordi et al. (2008) persyaratan probiotik untuk dapat bekerja

dengan efektif adalah mampu beradaptasi dengan kondisi lingkungan (fisika

dan kimia) hewan inang, dapat bertahan hidup pada suhu rendah dan

konsentrasi asam organik yang tinggi disaluran pencernaan, juga terhadap

cairan pankreas dan empedu yang dihasilkan di saluran usus halus bagian atas,

tidak menghasilkan senyawa toksik yang merugikan hewan inang, serta

mampu hidup dan mermetabolisme dalam saluran usus hewan inang,

kemampuannya menghasilkan substansi antimikrobia sehingga mampu

menekan pertumbuhan bakteri patogen enterik. Berbagai jenis substansi

antimikrobia yang dihasilkan oleh bakteri probiotik adalah asam organik,

23

hydrogen peroksida, diasetil dan diperkirakan juga bakteriosin yaitu protein

atau polipeptida yang memiliki sifat antibakteri (Ahmed et al., 2010).

F. Bacillus sp.

Bacillus sp. sangat banyak ditemukan di lingkungan sekitar kita terutama di

makanan dan tanah. Beberapa spesies Bacillus merupakan flora normal di

dalam saluran intestin manusia. Secara makroskopis Bacillus sp. memiliki

ciri-ciri koloni besar, tersebar, tidak berbentuk aturan, dan berwarna putih.

Secara mikroskopis Bacillus memiliki ciri-ciri seperti batang dengan ukuran

0,3-2,2 μm x 127-7,0 μm, batang pendek, gram positif, dan mempunyai

kemampuan untuk membentuk endospora.

Klasifikasi Bacillus sp. (Whitman, 2009) :

Kingdom : Bacteria

Phylum : Firmicutes

Class : Bacilli

Ordo : Bacillales

Family : Bacillaceae

Genus : Bacillus

Species : Bacillus sp.

Golongan bakteri Gram positif memiliki peptidoglikan setebal 20-80 nm

dengan komposisi terbesar teichoic, asam teichuroni, dan berbagai macam

polisakarida. Asam teikhoat berfungsi sebagai antigen permukaan pada

bakteri Gram positif. Letak asam teikhoat berada antara lapisan membran

sitoplasma dan lapisan peptidoglikan (Pelczar dan Chan, 2005). Sebanyak

24

50 % dari seluruh komponen penyusun dinding selnya adalah peptidoglikan

(Brooks et al., 2004).

Gambar 10. Bacillus sp. (Aryal, 2018).

Menurut Borrow dan Feltham (2003) Genus Bacillus mempunyai sifat

fisiologis yang berbeda-beda, diantaranya : (1) mampu mendegradasi senyawa

organik seperti protein, pati, selulosa, hidrokarbon dan agar; (2) mampu

menghasilkan antibiotik; (3) berperan dalam nitrifikasi dan dentrifikasi; (4)

pengikat nitrogen; (5) bersifat khemolitotrof, aerob atau fakutatif anaerob,

asidofilik, psikrofilik atau thermofilik. Enzim yang dihasilkan oleh Bacillus

sp antara lain enzim selulase, amilase, protease dan xilanase. Sejumlah enzim

xilanase telah diisolasi dari spesies Bacillus diantaranya Bacillus circulans

(Septiningrum dan Chandra, 2011), Bacillus pumilus PU4-2 (Haryati

et al., 2010), dan Bacillus sp. dari saluran perncernaan ayam (Nabilasani dan

Sumardi, 2015).

25

III. METODE PENELITIAN

A. Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Mikrobiologi Jurusan Biologi

Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Lampung dari

bulan Januari sampai Maret 2018.

B. Bahan dan Alat

Adapun bahan yang digunakan adalah isolat Bacillus sp. UJ-131 dari saluran

pencernaan udang pasir kawasan hutan mangrove Margasari Lampung Timur,

media cair sea water complete (SWC) komposisi: bacto peptone 5 g, ekstrak

yeast 1 g, gliserol 3 ml, air laut 750 ml, akuades 250 ml; bacto agar, akuades,

congo red, NaCl, xylane beechwood, buffer sitrat pH 4, pH 5, buffer posfat

pH 6, pH 7, Buffer tris pH 8, pH 9, buffer glycan-NaOH pH 10, pH 11 dan pH

12, EDTA, MnSO4, CaCl2, CuSO4, MgSO4, FeCl3, NaCl 2M, alumunium foil,

pereaksi DNS, ice pack, spritus, alkohol 70 %.

Adapun alat yang digunakan adalah gelas beker, hotplate magtetic stirer,

autoklaf, erlenmeyer, sentrifuge, ose bulat, cawan petri, timbangan, waterbath

shaker, spektofotometer, inkubator, bunsen, mikropipet dan tip, tabung reaksi,

rak tabung reaksi, oven, stopwach, shaker orbital, batang pengaduk.

26

C. Prosedur Kerja

Penelitian ini dilakukan secara deskriptif dengan lima faktor yang diamati.

Pertama, waktu inkubasi produksi 6 jam, 12 jam, 18 jam, 24 jam 30 jam dan

36 jam. Kedua, suhu pada 30 oC, 40 oC, 50 oC, 60 oC, 70 oC dan 80 oC.

Ketiga, pH buffer 4, 5, 6, 7, 8, 9, 10 11, dan 12. Keempat,pengaruh ion logam

EDTA, MnSO4, CaCl2, CuSO4, MgSO4, dan FeCl3. Kelima, penentuan Vmax

dan Km.

Semua uji lakukan dengan tiga kali pengulangan. Besarnya aktivitas enzim

ditentukan berdasarkan gula reduksi yang terbentuk. Kandungan gula reduksi

diketahui dengan metode DNS yang dideteksi dengan spektrofotometer.

Kadar gula reduksi ditentukan berdasarkan absorbansinya pada panjang

gelombang 575 nm.

1. Pembuatan Media

Media yang digunakan yakni media cair sea water complete (SWC)

dalam1 liter. Komposisi bahan sebagai berikut : bacto peptone 5 g,

ekstrak yeast 1 g, gliserol 3 ml, air laut 750 ml, akuades 250 ml.

Komposisi media agar sea water complete (SWC) ditambahkan 15 gram

bacto agar. Semua bahan dimasukan ke dalam gelas beker dan

dihomogenkan menggunakan hotplate magnetic stirer. Setelah itu,

dimasukan ke dalam erlenmeyer kemudian disterilkan dengan autoklaf

selama 15 menit dengan suhu 121 oC tekanan 2 atm.

27

2. Peremajaan Bacillus sp.

Peremajaan Bacillus sp. UJ-131 dilakukan dengan mengambil 1 ose isolat

secara aseptis dan ditanam pada media agar sea water complete (SWC)

steril kemudian diinkubasi pada inkubator selama 24 jam pada suhu ruang.

3. Uji Xilanolitik

a. Uji Aktivitas Xilanase Secara Kualitatif

Isolat Bacillus sp. UJ-131 diinokulasikan secara replika pada media

agar sea water complete (SWC) yang telah ditambahkan 0, 25 %

xylanebeechwood lalu diinkubasi pada inkubator selama 24 jam pada

suhu ruang. Setelah 24 jam, koloni yang tumbuh diwarnai dengan

congo red 1 % kemudian dicuci dengan larutan NaCl 10 %. Lalu

diamati dengan terbentuknya zona jernih yang menunjukan adanya

enzim xilanase.

b. Uji Aktivitas Xilanase Secara Kuantitatif

1. Pembuatan Starter Isolat Bacillus sp.

Isolat bakteri Bacillus sp. UJ-131 yang sudah diremajakan pada

media SWC diambil 1 ose dan diinokulasikan kedalam erlenmeyer

100 ml yang berisi 50 ml media cair SWC. Kemudian diinkubasi

selama 24 jam diatas shaker orbital pada suhu ruang dengan 120

rpm.

28

2. Penentuan Lama Produksi Enzim Xilanase

Inokulum Bacillus sp. UJ-131 diinkubasi selama 24 jam pada

media starter. Sebanyak 10 % starter diinokulasikan ke dalam

media cair sea water complete (SWC) 45 ml yang telah

ditambahkan 0,25 % xylane beechwood. Kemudian kultur

diinkubasi pada suhu ruang selama 6 jam, 12 jam, 18 jam, 24 jam,

30 jam dan 36 jam. Setelah diinkubasi, disentrifuge 7500 rpm

pada suhu 4 oC selama 15 menit, supernatan yang dihasilkan

merupakan ekstrak kasar enzim xilanase.

Ekstrak kasar enzim xilanase ini kemudian diuji aktivitasnya

dengan mengikuti prosedur uji aktivitas enzim seperti pada

Tabel 1. Waktu inkubasi dengan aktivitas enzim tertinggi

digunakan untuk produksi enzim selanjutnya.

Tabel 1. Uji Aktivitas Enzim

Bahan Kontrol (ml) Uji (ml)

Enzim - 0,5

0, 25 % xylane beechwood dalambuffer fosfat pH 7

0,5 0,5

Diinkubasi selama 30 menit pada suhu ruang.Tabung yang berisi larutan dimasukkan ke dalam air es (untuk

menghentikan aktivitas enzim)

Perekasi DNS 1 1

Enzim 0,5 -

Rebus dalam air mendidih selama 15 menit. Dinginkan di airdingin selama 20 menit, kemudian baca absorbansinya pada

panjang gelombang 575 nm.

29

3. Produksi Ekstrak Kasar Enzim Xilanase

Inokulum Bacillus sp. UJ-131 sebanyak 10 % pada media starter

diinokulasikan ke dalam media cair sea water complete (SWC) 45

ml yang ditambahkan 0,25 % xylane beechwood. Setelah itu,

diinkubasi di dalam shaker orbital dengan suhu ruang selama waktu

optimum lama produksi enzim dengan kecepatan 120 rpm. Ekstrak

kasar enzim xilanase yang terdapat dalam media dipisahkan dari sel

bakteri melalui sentrifuge dengan kecepatan 7500 rpm pada suhu

4 oC selama 15 menit. Supernatan yang dihasilkan merupakan

ekstrak kasar enzim yang digunakan untuk uji aktivitas enzim

(Tabel 1).

4. Karakterisasi Enzim Xilanase

a. Pengaruh Suhu Terhadap Aktivitas Enzim Xilanase

Ekstrak kasar enzim xilanase diuji aktivitasnya pada berbagai

macam suhu. Variasi suhu yang digunakan yaitu 30 oC, 40 oC,

50 oC, 60 oC, 70 oC dan 80 oC dengan waktu inkubasi 30 menit.

Semua media uji dibuat duplo, dengan masing-masing 2 tabung

uji dan 2 tabung kontrol. Aktivitas enzim xilanase ditentukan

dengan metode DNS.

30

b. Pengaruh pH Terhadap Aktivitas Enzim Xilanase

Ekstrak kasar enzim xilanase diuji aktivitasnya pada berbagai

macam buffer dengan pH tertentu. Buffer yang digunakan

pada uji ini antara lain buffer sitrat pH 4, pH 5, pH 6, buffer

posfat pH 7, Buffer tris pH 8, pH 9, buffer glycan-NaOH pH

10, pH 11 dan pH 12. pH buffer yang menghasilkan

aktivitas enzim tertinggi menunjukkan pH optimum.

Kemudian, untuk menentukan suhu optimum digunakan jenis

buffer dan pH optimum yang didapatkan. Semua media uji

dibuat duplo, dengan masing-masing 2 tabung uji dan 2

tabung kontrol. Aktivitas enzim xilanase ditentukan dengan

metode DNS.

c. Pengaruh Ion Logam Sebagai Daya Hambat Inhibitordan Aktivator Terhadap Aktivitas Enzim Xilanase

Ekstrak kasar enzim xilanase diuji aktivitasnya dengan

penambahan ion logam. Adapun ion logam yang digunakan

yakni senyawa penghambat asam etilen diamintetraasetat

(EDTA), MnSO4, CaCl2, CuSO4, MgSO4, dan FeCl3 masing-

masing konsentrasi 1 µM dan 5 µM yang diinkubasi pada

suhu optimum dan pH buffer optimum enzim selama 30

menit. Semua media uji dibuat duplo, dengan masing-masing

2 tabung uji dan 2 tabung kontrol. Aktivitas enzim xilanase

ditentukan dengan metode DNS.

31

d. Penentuan Gula Standar Xilosa

Sebagai larutan standar digunakan deret xilosa pada

konsentrasi 0 μg/mL, 200 μg/mL, 400 μg/mL, 600 μg/mL,

800 μg/mL, 1000 μg/mL, 1200 μg/mL, 1400 μg/mL, 1600

μg/mL, 1800 μg/mL, 2000 μg/mL. Penentuan gula standar

dapat dilihat pada tabel berikut:

32

Tabel 2. Penentuan Larutan Standar

Bahan Xilosa (µg/ml)

0 200 400 600 800 1000 1200 1400 1600 1800 2000

Gulastandar

(ml)

0,5 0,5 0,5 0,5 0,5 0,5 0,5 0,5 0,5 0,5 0,5

Larutanbuffer (ml)

0,5 0,5 0,5 0,5 0,5 0,5 0,5 0,5 0,5 0,5 0,5

DNS (ml) 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1

Larutan dipanaskan dalam air mendidih selama 15 menit. Selanjutnya didinginkan di air dingin selama 20 menit,kemudian diukur nilai absorbansi menggunakan spektrofotometer pada panjang gelombang 575 nm

*0,25 % xylan beechwood dalam buffer sitrat pH 6 0,05 M

32

33

Nilai absorbansi yang telah didapatkan digunakan untuk

menentukan kadar xilosa dengan rumus persamaan regresi

linier Y = bx+a. Nilai a dan b diperoleh setelah dilakukan

pengukuran gula standar. Nilai Y merupakan nilai

absorbansi yang dihasilkan dari pengukuran pada panjang

gelombang 575 nm. Nilai x adalah kadar xilosa yang

dihasilkan. Nilai a dan dihitung menggunakan rumus

berikut:

b = [nƩxy - ƩxƩy] : [nƩx2 - (Ʃx)2]a = [Ʃy - bƩx] : n

Keterangan :n = Jumlah sampelx = Kadar gulay = Nilai absorbansi

e. Penentuan Aktivitas Enzim Xilanase

Aktivitas enzim xilanase ini ditentukan berdasarkan

pembentukan produk xilosa (Tabel 2). Penentuan aktivitas

enzim xilanase per unit dapat ditentukan dengan rumus,

sebagai berikut :

Aktivitas Enzim (U/mL) = kadar xilosa (μg) x faktor pengenceranBM Xilosa x waktu inkubasi

Data yang disajikan adalah aktivitas relatif enzim (%) yang

ditentukan berdasarkan aktivitas enzim melalui rumus

berikut:

34

Aktivitas relatif (%) = Aktivitas enzim yang diperoleh x 100%Aktivitas enzim tertinggi

Keterangan =BM xilosa : 150,13 g/molWakti inkubasi : 30 menitKadar xilosa : x μg/mol

f. Penentuan Nilai Km dan Vmax

Penentuan Vmax dan Km ditentukan dengan cara menguji

aktivitas xilanase pada suhu dan pH optimumnya dengan

menggunakan variasi konsentrasi substrat xylane beechwood

sebagai berikut: 0 %, 0,5 %, 0,75 %, 1 %, 1,25 %, 1,5 %,

1,75 % dan 2 % dengan waktu inkubasi selama 30 menit.

Nilai aktivitas xilanase yang diperoleh kemudian digunakan

untuk membuat kurva hubungan antara konsentrasi xylane

beechwood dan aktivitas spesifik enzim. Lalu hasilnya

dimasukkan dalam persamaan linear Lineweaver-Burk.

= + [ ] atau y = a+ bx

35

d. Diagram Alir

Bacillus sp. UJ-131

Peremajaan Bacillus sp. UJ-131menggunakan mediaagar SWC (Sea Water Complete)

Uji Aktivitas XilanaseSecara Kualitatif

Uji Aktivitas XilanaseSecara Kuantitatif

Produksi enzim xilanase pada media cairSWC (Sea Water Complate)

Uji aktivitas Xilanase

Penentuan Lama Produksi Enzim Xilanase

Karakterisasi Enzim Xilanase

Zona Jernih

Ada Tidak ada

SuhuOptimum

pHOptimum

Inhobitordan aktivator

ion logam

Km danVmax

V. KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Enzim xilanase isolat Bacillus sp. UJ-131 yang berasal dari saluran

pencernaan udang pasir kawasan hutan mangrove desa Margasari Lampung

Timurmemiliki waktu produksi optimum 18 jam. Karakter enzim xilanase

yakni pH optimum 6 dan suhu optimum 70 °C. Enzim xilanase dapat

ditingkatkan dengan penambahan ion logam Mn+4

dan Ca+2

sedangkan enzim

xilanase dapat diturunkan dengan penambahan ion logam EDTA, Fe3+

, Cu4+

dan Mg2+

. Hasil Vmaks dan Km diperoleh sebesar 0,25 U/ml dan 1,30 U/ml.

B. Saran

Perlu diteliti lebih lanjut mengenai aplikasi enzim xilanase dari Bacillus sp.

UJ-131, yang ikut berperan dalam probiotik untuk pemecahan pakan terutama

udang atau ikan.

48

DAFTAR PUSTAKA

Ahmed, Z., Y. Wang, Q. Cheng dan I. Imran. 2010. Lactobacillus acidophillusbacteriocin, from production to their application: an overview. Afr JBiotechnol. 9: 2843-2850.

Aryal, S. 2018. Biochemical Test of Bacillus Subtilis.https://biochemicaltest.com/biochemical-test-of-bacillus-subtilis/ (Diaksespada 6 Juni 2018 pukul 05.15 WIB).

Awaliatul, B. 2011. Studi Reaksi Esterifikasi Antara Asam Lemak HasilHidrolisis Minyak Kelapa dengan Sukrosa Menggunakan LipaseCandidarugosa EC 3.1.1.3. Skripsi. FMIPA Universitas Indonesia.

Baehaki, A., Rinti, dan A. Budiman. 2011. Isolasi dan Karakterisasi Protease dariBakteri Tanah Rawa Indralaya, Sumatera Selatan. Jurnal Teknologi danIndustri Pangan. Vol. XXII (1) : 10-16.

Baehaki, A., T. Nurhayati, dan M.T. Suhartono. 2005. Karakteristik Protease dariBakteri Patogen Staphylococcus epidermidis. Buletin Teknologi HasilPerikanan. 8(2 ): 25-35.

Beg, Q.K., M. Kapoor, L. Mahajan, dan G.S. Hoondal. 2001. Microbial Xylanasesand Their Industrial Applications: A Review. Appl Microbiol Biotechnol.pp. 326-338.

Biely, P dan N. Tenkanen. 1998. Enzimology of Hemicellulose Degradation. In:Harman, G.E & C.P Kubicek (eds). Trichoderma and Gliocladium Vol. 2.Enzymes, Biological Control and Commercial Application. Taylor &Francis Ltd. London. 25-47.

Borrow, G.I dan R.K.A. Feltham. 2003. Cowan and Steel’s Manual for TheIdentification of Medical Bacteria. 3rd ed. Cambridge University Press.New York.

Breccia, J.D., N. Torto, L. Gorton, F. Sineriz, dan R. Hatti – Kaul. 1998. Specifityand Mode of action of Thermostable Xylanase from Bacillusamyloliquefaciens on – line Monitoring of Hydrolysis Products. Appl.Biochem & Biotechnol. 69: 31-39.

49

Brooks, G.F., J.S. Butel, dan S.A. Morse. 2004. Jawets Melnick Adelberg’sMedical Microbiology 23rd ed. Lange medical books. New York.

Campbell, M.K. dan S.O. Farrell. 2013. Biochemistry. Ed ke-8. USA. GraphicWorld Inc.

Campbell, N.A., J.B. Reece, dan L.G. Mitchell. 2002. Biology, Fifth edition.Erlangga. Jakarta.

Darmajana, D.A., W. Agustina, dan Wartika. 2008. Pengaruh Konsentrasi EnzimΑ-Amilase Terhadap Sifat Fisik dan Organoleptik Filtrat Bubur BuahPisang (Bahan Pembuatan Tepung Pisang Instan). Seminar Nasional Sainsdan Teknologi-II 2008. Lampung. Universitas lampung. Subang: BalaiBesar Teknologi Tepat Guna – LIPI.

Donato, D.C., J.B. Kauffman, D. Murdiyarso, S. Kurnianto, M. Stidham, dan M.Kanninen. 2011. Mangroves Among The Most Carbon-Rich Forests in TheTropics. Nature Geoscience. 4(5): 293-297.

Effendi, I. 2002. Probiotics for Marine Organism Disease Protection. Pekanbaru:Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Universitas Riau.

Erika., R. Agustrina, Sumardi, dan Mulyono. 2015. Optimasi Medium ProduksiEnzim Xilanase dari Bakteri. Probiotik Lokal Bacillus sp. Jurnal Selulosa.6(1): 19-26.

Fathoni, A. 2015. Cara Kerja Enzim & Faktor yang Mempengaruhi.http://www.zonasiswa.com/2017/05/cara-kerja-enzim-faktor-yang-mempengaruhi.html. (Diakses pada 25 Maret 2018 pukul 19.00 WIB).

Fawzya, Y.N, E.P. Rani, M.Wibowo, M. Ifah, dan P. Gintung. 2013. Produksi danKarakterisasi Xilanase dari Isolat Bakteri M-13.2a Asal Air Laut Manado.JPB Kelautan dan Perikanan .8(1): 55–64.

Flores, M.L. 2011. The Use Of Probiotic in Aquaculture: An Overview.International Research Journal of Microbiology. 2: 471–478.

Funge-Smith, S.J., dan M.R.P. Briggs. 1998. Nutrient Budgets in IntensiveShrimp Ponds: Implication for Sustainability. Aquaculture. 164: 117-133.

Girindra, A. 1993. Biokimia 1. Jakarta: PT Gramedia.

Gultom, T. 2001. Biokimia Struktur dan Fungsi. Yogyakarta: UNY Press.

Hames, P.D., dan N.M. Hooper. 2000. Biochemistry : The Instant Notes, Ed.Ke- 2. Springer-Verlag. Hongkong.

50

Harper, H.A., V.W. Rodwell, dan P.A. Mayer. 1984. Review of PhysiologicalChemistry, Lange Medical Publication. California.

Harvey, D. 2013. Lineweaver-Burk Plots. http://community.asdlib.org/imageandvideoexchangeforum/2013/08/05/lineweaver-burk-plots/ (Diakses pada8 Mei 2018 pukul 18.16 WIB).

Haryati, T., P.A. Marbun, dan T. Purwadaria. 2010. Preservasi Xilanase Bacilluspumilus PU4-2 dengan Teknik Imobilisasi pada Pollard dan PenambahanKation. JITV . 15(1): 63-71.

Irawan, B., Sumardi, A. Laila, H. Prasetyanti, dan T. Triwahyuni. 2007.Decomposition Properties (Weight Loss, Xylanase and Cellulase Activities)of Soil Fungi Based On Pure Culture Decomposition Test. Jurnal SainsMIPA. 13(1): 11 – 16.

Irianto, A. 2003. Probiotik Akuakultur. Gadjah Mada University Press.Yogyakarta.

Jo, W.S., H.N. Park, D.H. Cho, Y.B. Yoo, dan S.C. Park. 2011. Optimal MediaConditions for The Detection of Extracellular Celluase Activity inGanoderma neo-japonicum. Journal of Mycobiologi. 39(2): 129-132.

Karuniastuti, N. 2013. Peranan Hutan Mangrove Bagi Lingkungan Hidup. ForumManajemen. 6(1): 1-10.

Kesarcodi-Watson, A., H. Kaspar, J.M. Lategan, dan L. Gibson. 2008. Probioticsin Aquaculture: The Need, Principles and Mechanisms of Action andScreening Process. Aquaculture. 1-14.

Kulkarni, N., dan M. Rao. 1996. Application of Xylanase from AlkaliphilicThermophilic Bacillus sp. NCIM 59 in Biobleaching of Bagasse Pulp.Journal of Biotechnology. 51: 167–173.

Kurnia, D.R.D. 2010. Studi Uji Aktivitas Enzim Lipase dari Aspergilus nigerSebagai Biokatalisi pada Proses Gliserolisis untuk MenghasilkanMonoasilgliserol. Tesis. Universitas Diponegoro. Semarang.

Kusmiati dan N.W.S. Agustini. 2010. Pemanfaatan Limbah Onggok untukProduksi Asam Sitrat dengan Penambahan Mineral Fe dan Mg padaSubstrat Menggunakan Kapang Trichoderma sp dan Aspergillus Niger.Seminar Nasional Biologi. 856-866.

Mamo, G., R.H. Kaul, dan B. Mattiasson. 2006. A Thermostable Alkaline ActiveEndo-Â-1-4 Xylanase from Bacillus halodurans S7: Purification andCharacterization. Enzyme and Microbial Technology. 39: 1492–1498.

51

Lima, A.M., M.O. Neto, M.A.S. Kadowaki, F.R. Rosseto, E.T. Prates, F.M.Squina, A.F.P. Leme, M.S. Skaf, dan I. Polikarpov. 2013. Aspergillus nigerβ-Glucosidase Has a Cellulase-like Tadpole Molecular Shape. The Journalof Biological Chemistry. 288 : 32991-33005.

Martoharsono, S. 2006. Biokimia Jilid 1. Yogyakarta : Gajah Mada UniversitiPress.

Martoharsono, S. 1989. Biokimia jilid I. Yogyakarta : Gadjah Mada UniversityPress.

Menon, G., K. Mody, J. Keshri, dan B. Jha. 2010. Isolation, Purification andCharacterization of Haloalkaline Xilanase from A Marine Bacillus PumilusStrain GESF-1. Biotechnology and Bioprocess Engineering. 6(15): 998–1005.

Meryandini, A., W. Wahyu, M. Besty, C.S. Titi, R. Nisa, dan S. Hasrul. 2009.Isolasi Bakteri Selulolitik dan Karakterisasi Enzimnya. Jurnal Makara,Sains. 13(1): 33-38.

Metges, C.C. 2 000. Contribution of Microbial Amino Acids to Amino AcidHomeostasis of the Host. J.Nutrition. 130:1857S-1864S.

Miller, G.L .1959. Use of Dinitrosalicylacid Reagen for Determination ofReducing Sugar. Analytical Chemistry. 31(3): 426-428.

Mittal, A. 2007. Microbial Physiology and Biochemistry. Department ofBiochemical Engineering & Biotechnology. Indian Institute of Technology.India.

Mulyani, N.S. 2010. Penentuan Temperatur dan pH Optimum pada Uji AktivitasHasil Isolasi dari Aspergillus niger dengan Menggunakan MediaPertumbuhan Sekam Padi. Prosiding. hal 241-247.

Murray, R.K., D.K. Granner, P.A. Mayes, dan V.W. Rodwell. 2003. BiokimiaHarper. Terj. Harper’s Biochemistry. Penerbit buku kedokteran EGC,Jakarta.

Nabilasani, G.C., dan Sumardi. 2015. Karakterisasi Enzim Xilanase dari Bacillussp. Seminar Nasional Sains dan Teknologi VI. Universitas Lampung.

52

Nam, E.S., J.W. Choi, J.H. Lim, S.K. Hwang, H.J. Jung, S.K. Kang, K.K. Cho,Y.J. Choi, dan J.K. Ahn. 2004. Â-Galactosidase Gene of Thermusthermophulus KNOUC11 Isolated from Hot Springsof A Volcanie Area inNew Zealand Identification of The Bacteria Cloning And Expression of TheGene in Escherchia Coli.Asian-Aus Journal Animal Science. 17: 1591–1598.

Omar, S. M., Norsyafawati, M. Farouk, Nurfathiah, A. Malek, Z. Azira, dan Z.Abidin. 2017. Verrucosispora sp. K2-04, Potential Xylanase Producer fromKuantan Mangrove Forest Sediment. International Journal of FoodEngineering. 3(2):165-168.

Palmer, T. 1981. Understanding enzymes. Ellis Horwood Ltd. England.

Pelczar, M.J., dan E.C.S. Chan. 2005. Dasar-Dasar Mikrobiologi Jilid 2. UIPress. Jakarta.

Purnobasuki, H. 2005. Tinjauan Perspektif Hutan Mangrove. AirlanggaUniversity Press. Surabaya.

Puspaningsih, N.N.T., H. Suwito, S. Sumarsih, A. Rohman, dan O. Asmarani.2007. Hidrolisis Beberapa Jenis Xilan dengan Enzim Xilanolitik TermofilikRekombinan. BerkalaPenelitian Hayati. 12:191-194.

Putra, G.G.N. 2009. Penentuan Kinetika Enzim Poligalakturonase (PG)Endogenous dari Pulp Biji Kakao. Jurnal Biologi. 13 (1) : 21 -24.

Raghukumar, C., C. Mohandass, S. Kamat, dan M.S. Shailaja. 2004.Simultaneous Detoxication and Decolorization of Molasses Spent WashBy The Immobilized White Rot Fungus Flavadon Favus Isolated FromMarine Habitat. Enzyme Microb. Technol. 35: 197–202.

Richana, N. 2002. Produksi dan Prospek Enzim Xilanase dalam PengembanganBioindustri di Indonesia. Buletin AgroBio. 5(1): 29-36.

Richana, N., T.T. Irawadi, M.A. Nur, I. Sailah, K. Syamsu, dan Y. Arkenan. 2007.Ekstraksi Xilan dari Tongkol Jagung. Jurnal Pascapanen. 4(1): 38-43.

Richardson, T., dan D.B. Hyslop. 1985. Enzyme. Di dalam Fenema OR (Ed),Food Chemistry. New York: Mac Kerel Bekker, Inc.

Rochmah, S.N., S. Widayati, dan M. Miah. 2009. Biologi : SMA dan MA KelasXII. Departemen Pendidikan Nasional. Jakarta.

Rodwell, V.W. 2011. Harper’s Review of Biochemistry. Jakarta: EGCKedokteran.

53

Saropah, D.A,. A. Jannah, dan A. Maunatin. 2012. Kinetika Reaksi EnzimatisEkstrak Kasar Enzim Selulase Bakteri Selulolitik Hasil Isolasi dariBekatul.Alchemy. 2(1): 34-45.

Septiningrum, K., dan C. Apriana. 2011. Produksi Xilanase dari Tongkol Jagungdengan Sistem Bioproses Menggunakan Bacillus circulans untuk Pra-pemutihan Pulp. Jurnal Riset Industri . 5(1): 87-97

Septiyana. 2010. Studi Hidrolisis Hemiselulosa Jerami Padi MenggunakanActinomycetes Isolat Lokal. Skripsi. Universitas Lampung.

Setiawati, J.E., Y.T. Adiputra, Tarsim, dan S. Hudaidah. 2013. PengaruhPenambahan Probiotik pada Pakan dengan Dosis Berbeda TerhadapPertumbuhan, Kelulushidupan, Efisiensi Pakan dan Retensi Protein IkanPatin (Pangasius Hypophthalmus). E-Jurnal Rekayasa dan TeknologiBudidaya Perairan. 1(2): 151-162.

Shahib, M.N. 2005. Biologi Molekuler Medik I. Universitas Padjajaran Press.Bandung.

Soewoto, H. 2000. Biokimia Eksperimen Laboratorium. Jakarta: Widya Medika.

Sugeng. 2015. Cara Kerja Enzim Pada Proses Metabolisme Tubuh.http://www.pintarbiologi.com/2015/06/cara-kerja-enzim-pada-proses.html.(diakses pada 12 Desember 2017 pukul 06.48 WIB).

Suparmuji. 2009. Diktat 3 Genetika: Sintesis Protein.https://biologicasman1nusa.files.wordpress.com/2009/12/mod-genetika-vol-1-sintesis-protein.pdf. (Diakses pada 25 juni 2018 pukul 08.00 WIB).

Utari, E. 2001. Produksi dan Karakteristik Enzim Xilanase Bakteri TermofilikBacillus sp. M. 35. Tesis. IPB, Bogor.

Wan, L. 2012. Faktor yang Mempengaruhi Kerja Enzim.http://segerahamil.blogspot.co.id/2012/11/faktor-yang-mempengaruhi-kerja-enzim.html ( Diakses pada 25 Maret 2018 pukul 19.30 WIB).

Watson, K.A., H. Kaspar, M.J. Lategan, dan L. Gibson. 2008. Probiotics inAquaculture: The Need, Principles and Mechanisms of Action andScreening Processes. Aquaculture. 274(1):1-14.

Whitman. 2009. Bergey’s Manual of Systematic Bacteriology Second EditionVolume three The Firmicutes. Springer Dordrecht Heidelberg. New York.

Wirahadikusumah, M. 2001. Biokimia : Protein, Enzim dan asam Nukleat. ITBPress. Bandung.

54

Winarno, F.G. 2002. Kimia Pangan dan Gizi. PT. Gramedia Pustaka Utama.Jakarta.

Wu, S., B. Liu, dan X. Zhang. 2006. Characterization of A RecombinantThermostable Xylanase from Deep-Sea Thermophilic Geobacillus sp. MT-1in East Pacific. Applied Microbiology and Biotechnology. 6(72): 1210–1216.

Zamroni, Y., dan I.S. Rohyani. 2008. Produksi Serasah Hutan Mangrove DiPerairan Pantai Teluk Sepi, Lombok Barat. Biodiversitas. 9(4): 284-287.