produksi tanaman kakao dan status hara tananlan maupun...

11
Pelita Perkebunan 2003,19(2),67-77 Produksi Tanaman Kakao dan Status Hara Tananlan Maupun Tanah Akibat Penggantian Pupuk Kalium Klorida dengan NatriuIll Klorida Cocoa Trees Production and Nutrient Status of Plant and Soil as Affected by Substitution of PotassiUlll Chlolide Fertilizer with Natrium Chloride John Bako Baon 1), Soetanto Abdoellah 1), Nurkholis 2 ), Sugiyono 2 ) dan Sri \Vinarsih 3 ) Ringkasan Kalium (K) dibutuhkan dalam jumlah banyak oleh tanaman kakao, yakni rata-rata 170 kg/haith, di lain pihak harga pupuk KCl cukup mahal karena masih harus diimpor, sehingga alternatif penggantiannya cukup penting. Penggantian sebagian atau seluruh pupuk KCl dengan NaCl dalam bentuk garam dapur telaIl diteliti pengaruhnya terhadap produksi tanaman kakao serta status hara tanah dan tanaman selama tujuh tahun. Penelitian dilakukan di Kebun Percobaan Kaliwining, Jember, Jawa Timur. Adapun dosis pupuk yang diteliti adalah kombinasi KCl + NaCl (g/ph/semester) sebagai berikut: 1) 0 + 0; 2) 75 + 0; 3) 38 + 0; 4) 56 + 19; 5) 38 + 38; 6) 19 + 56; 7) 0 + 38; dan 8) 0 + 75. Basil penelitian menunjukkan bahwa pemupukan KCl saja tidak meningkatkan hasil tanaman kakao, tetapi dengan penggantian pupuk KCl sebagian bahkan seluruhnya dengan NaCl dapat meningkatkall produksi kakao. Kandungan K dan Na tertukar dalam tanah serta nilai persentase Na tertukar (exchangeable sodium percentage) (ESP) dan nisbah jerapan Na (sodium adsorption ratio) (SAR) meningkat sebanding dengan jumlah NaCl yang diberikan ke dalam tanah. Pemberian NaCl yang optimum bagi peningkatan hasil kakao adalah sampai kandungan Na tertukar 1,04 mellOO g canah; atau nilai ESP 3,06%; atau SAR 0,46. Kandungan Ca dalam daun meningkat dengan dosis KCl yang tinggi, scdangkan kandungan hara lain tidak terpengaruh oleh penggantian seluruh atau sebagian KCl dengan NaCl, demikian pula dengan parameter fisiologis tanaman, yakni transpirasi, resistensi stomata dan suhu daun. 1'anaman kakao tampaknya untuk memperoleh produksi yang tinggi memerlukan Na dalam jumlah tertentu dalam tanah. I) Ahli Penelili, (Senior Researchers); Pusa[ Penelitian Kopi dan Kakao Indonesia, JI. P.B. Sudinnan 90, Jember 68118, Indonesia. 2) Teknisi, (Technicians); Pusat Peneli[ian Kopi dan Kakao Indonesia, JI. P.B. Sudirman 90, Jemher 68118, Indonesia. 3) PeneJiti (Researcher); Pusat Penelitian Kopi dan Kakao Indonesia, JI. P.B. Sudinnan 90, Jember 68118, Indonesia. Naskah diterim:l 31 Ok[ober 2002 (Manuscript received 31 Oerober 2(02). 67

Upload: vocong

Post on 12-Aug-2019

221 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: Produksi Tanaman Kakao dan Status Hara Tananlan Maupun ...perkebunan.litbang.pertanian.go.id/dbasebun/asset_dbasebun/Penerbitan... · penelitian menunjukkan bahwa pemupukan KCl saja

Pelita Perkebunan 2003,19(2),67-77

Produksi Tanaman Kakao dan Status Hara Tananlan Maupun Tanah Akibat Penggantian Pupuk

Kalium Klorida dengan NatriuIll Klorida

Cocoa Trees Production and Nutrient Status of Plant and Soil as Affected by Substitution of PotassiUlll Chlolide

Fertilizer with Natrium Chloride

John Bako Baon 1), Soetanto Abdoellah 1), Nurkholis2 ),

Sugiyono2 ) dan Sri \Vinarsih3 )

Ringkasan

Kalium (K) dibutuhkan dalam jumlah banyak oleh tanaman kakao, yakni rata-rata 170 kg/haith, di lain pihak harga pupuk KCl cukup mahal karena masih harus diimpor, sehingga alternatif penggantiannya cukup penting. Penggantian sebagian atau seluruh pupuk KCl dengan NaCl dalam bentuk garam dapur telaIl diteliti pengaruhnya terhadap produksi tanaman kakao serta status hara tanah dan tanaman selama tujuh tahun. Penelitian dilakukan di Kebun Percobaan Kaliwining, Jember, Jawa Timur. Adapun dosis pupuk yang diteliti adalah kombinasi KCl + NaCl (g/ph/semester) sebagai berikut: 1) 0 + 0; 2) 75 + 0; 3) 38 + 0; 4) 56 + 19; 5) 38 + 38; 6) 19 + 56; 7) 0 + 38; dan 8) 0 + 75. Basil penelitian menunjukkan bahwa pemupukan KCl saja tidak meningkatkan hasil tanaman kakao, tetapi dengan penggantian pupuk KCl sebagian bahkan seluruhnya dengan NaCl dapat meningkatkall produksi kakao. Kandungan K dan Na tertukar dalam tanah serta nilai persentase Na tertukar (exchangeable sodium percentage) (ESP) dan nisbah jerapan Na (sodium adsorption ratio) (SAR) meningkat sebanding dengan jumlah NaCl yang diberikan ke dalam tanah. Pemberian NaCl yang optimum bagi peningkatan hasil kakao adalah sampai kandungan Na tertukar 1,04 mellOO g canah; atau nilai ESP 3,06%; atau SAR 0,46. Kandungan Ca dalam daun meningkat dengan dosis KCl yang tinggi, scdangkan kandungan hara lain tidak terpengaruh oleh penggantian seluruh atau sebagian KCl dengan NaCl, demikian pula dengan parameter fisiologis tanaman, yakni transpirasi, resistensi stomata dan suhu daun. 1'anaman kakao tampaknya untuk memperoleh produksi yang tinggi memerlukan Na dalam jumlah tertentu dalam tanah.

I) Ahli Penelili, (Senior Researchers); Pusa[ Penelitian Kopi dan Kakao Indonesia, JI. P.B. Sudinnan 90, Jember 68118, Indonesia.

2) Teknisi, (Technicians); Pusat Peneli[ian Kopi dan Kakao Indonesia, JI. P.B. Sudirman 90, Jemher 68118, Indonesia.

3) PeneJiti (Researcher); Pusat Penelitian Kopi dan Kakao Indonesia, JI. P.B. Sudinnan 90, Jember 68118, Indonesia.

Naskah diterim:l 31 Ok[ober 2002 (Manuscript received 31 Oerober 2(02).

67

Page 2: Produksi Tanaman Kakao dan Status Hara Tananlan Maupun ...perkebunan.litbang.pertanian.go.id/dbasebun/asset_dbasebun/Penerbitan... · penelitian menunjukkan bahwa pemupukan KCl saja

BaoD, Abdoellah, Nurkholis, Sugiyono dan Winarsih

Summary

Potassium is required in high amount by cocoa trees, on the other hand the prices of KCl fertilizers are relatively expensive, therefore, the alternatives to substitute them are important. Partially and totally substitution of K fertilizers using NaCl (as table salt) has been investigated for seven years in the field in relation to its effect on cocoa production and nutrient status of soil and plant. The experiment was carried out in Kaliwining Experimental Station, Jenlber, East Java. The studied dosages were combinations of KCl + NaCl (in g/tree/semester) as fallow: 1) 0 + 0; 2) 75 + 0; 3) 38 + 0; 4) 56 + 19; 5) 38 + 38; 6) 19 + 56; 7) 0 + 38; and 8) 0 + 75. Results showed that fertilizing using KCl only did not affect cocoa production, on the other hand substitution partially even totally with NaCl increased production q( cocoa trees. Concentration oj exchangeable K and Na in soil and the values q( Exchangeable Sodium Percentage (ESP) and Sodium Adsorption Ratio (SAR) increased proportionally with the amount oj NaCl applied to soil. Optimum application oj sodium chloride jor increasing cocoa production achieved at concentration of exchangeable Na 1.04 me/IOO g soil; or ESP 3.06%,' or SAR 0.46. Foliar Ca content increased by application q( high dosage oj KCl, while other foliar nutrient content and physiological parameters, such as transpiration, stomatal resistance were not a/lected by substitution q/ KCl with NaCl. Cocoa plants seem need a certain amount of Na in soil to reach high yield.

Key words: Theobroma cacao, KC1, NaCl, fertilizer, yield, exchangeable sodium percentage, sodium adsorption ratio.

PENDAHULUAN dunia pertanian umumnya dan perkebunan

Kaliunl (K) rnerupakan unsur hara khususnya.

yang paling banyak dibutuhkan oleh Tanaman tcrten(u, khususnya yang tanan1an kakao, selain nitrogen (N) dan tergolong tanaInan C 4, mcmerlukan Na fosfor (P). Di samping itu, dalaIll sistem sebagai salah satu unsur esensial bagi budi daya perkebunan yang intensif tanaman tersebut. Dalanl peneli tian 111engharuskan pekebun mcnggunakan sebelumnya, Baon et al. (1994) menun­pupuk dalmll jun1lah yang semakin banyak jukkan bahwa untuk tanaman kakao setiap waktunya, termasuk pupuk K. Di sebagian kebutuhan hara K-nya dapat lain pihak sebagian besar kebutuhan pupuk diganti dengan peillberian garam dapur. Hal K di Indonesia luasih hams diimpor. Oleh ini sesuai dengan pernyataan Marschner karena itu, adanya produk yang lebih murah (1986) bahwa tanaman kakao mcrupakan dan dapat nlenggantikan scluruh atau tanaman yang tahan terhadap kandungan sebagian dari kebutuhan pupuk tersebut Na yang tinggi di dalam tanah, walaupun akan nlcrupakan suatu terobosan besar bagi Tisdale et al. (1990) mengelnukakan bahwa

68

Page 3: Produksi Tanaman Kakao dan Status Hara Tananlan Maupun ...perkebunan.litbang.pertanian.go.id/dbasebun/asset_dbasebun/Penerbitan... · penelitian menunjukkan bahwa pemupukan KCl saja

Produksi kakao dan status hara akibat penggantian pupuk KCI dengan NaCI

kandungah Na yang tinggi di dalaln tanah dapat Inerusak sifat fisik tanah. Terjadinya dispersi pada tanah lelnpung Inerupakan salah satu sifat fisik yang dipengaruhi oleh kandungan Na yang tinggi dalan1 tanah, walaupun penyebab sebenarnya adalah larutan tanah dengan nilai nisbah serapan Na yang tinggi serta konseritrasi elektrolit total yang rendah (Skene & Oades, 1995).

HasH penelitian lapangan pengaruh pemberian garaln dapur sebagai pengganti sebagian atau seluruh kebutuhan KCI selama lima tahun terhadap sifat fisik tanah pada pertanaman kakao telah dilakukan oleh Erwiyono et al. (2002). Dari hasil penelitian tersebut diketahui bahwa pen1upukan NaCI dengan dosis 75 g NaCliph/semester tidak menghambat perakaran kakao, dan pada dosis 38 g NaCl/ph/semester justru melnperbaiki perakaran tanalnan. Perakaran kakao yang paling baik didapati pada perlakuan pemupukan NaCI yang dikombinasikan dengan pelnupukan KCI dengan dosis salna banyak. Dari penelitian yang salna, tulisan ini menyampaikan hasil k~ji.an pengaruh perlakuan tersebut terhadap perkC111bal1gan produksi pertanaman kakao serta serapan hara di dalam daup serta status hara di dala111 tanah.

BAHAN DAN METODE

Percobaan dilaksanakan mulai Semes­ter II 1995 salnpai dengan Semester I 2002 di Kebun Pcrcobaan Kaliwining, Pusat Pcnelitian Kopi dan Kakao Indonesia, yang terletak pada 45 nl dpl., tipe iklim D (menurut klasifikasi Schmidt & Ferguson) dengan curah hujan rata­rata 1.760 lum/th. Sifat kimiawi tanah

Tabel 1. Macam perlakuan penggantian pupuk KCI dengan NaCI (garam dapur)

Table 1. The treatments oj Kel Jertiliz.er suhtitution by NaCl (as salt)

KCI Garam dapur (Salt)

g/ph/semester (g/tree/semester)

0 0

75 0

38 0

56 19

38 38

]9 56

0 38

0 75

lokasi penelitian adalah: pH (H 0) 6,0;2

C 1,39%; N 0,19%; K 2,12 clnollkg; Ca 19,14 cmol/kg; Mg 5,65 c1110l/kg; Na 0,38 cmol/kg; dan kapasitas pertukaran kation 28,32 crllol/kg. Macam perla­kuan yang diteliti seperti terlihat dalam Tabel 1.

Kedelapan perlakuan tersebut disusun dalam rancangan acak kelolnpok lengkap dengan ulangan sebanyak tiga. Setiap plot pcrcobaan terdiri atas 21 tanaman kakao (Theobroma cacao L.), klon UIT 1 yang ditanam pada tahun 1992. Perlakuan pemupukan dilakukan pertalua kali pada awal musirll hujan tahtrn 1995 (November) kemudian setiap sernester, yakni pada awal dan akhir musim hujan. Komposisi garam dapur yang digunakan dalam penelitian ini adalah Na 35,8%; CI 60,61 %; S04 1,31 %; K 0,66%; Ca 0,80%, dan Mg 0,40%. Sclain pupuk K yang diberikan sesuai perlakuan, seruua tanaman diberi pupuk N dan P dalam jumlah dan jenis yang sama, sedangkan perlakuan kultur teknis lainnya, seperti

69

Page 4: Produksi Tanaman Kakao dan Status Hara Tananlan Maupun ...perkebunan.litbang.pertanian.go.id/dbasebun/asset_dbasebun/Penerbitan... · penelitian menunjukkan bahwa pemupukan KCl saja

Baon, AbdoeIlah, Nurkholis, Sugiyono dan Winarsih

pelnberantasan hama dan penyakit serta pemangkasan seluruh pertanaman menlperoleh perlakuan yang smua.

Produktivitas tanaman berdasarkan jumlah buah yang dihasilkan tiap tanaman diamati pada setiap puncak berbuah yakni April-Mei dan November-Deselllber tiap tahunnya sejak semester ke-2 tahun 1995 saat perlakuan pelllupukan penggantian KCl dilakukan pertama kali. Buah yang elihitung adalah buah yang berukuran di atas 15 C111.

Contoh tanah diambil setelah selama empat tahun mengalam.i perlakuan

penggantian pupuk KCI dengan garanl dapur pada lingkar pemupukan di bawah tajuk tanaman untuk setiap perlakuan sebelu111 dibuat contoh kOlnposit. Macam analisis yang dilakukan terhadap contoh tanah tersebut adalah kandungan C, N, K, Na, CI, P, Ca, Mg, SO4, kapasitas tukar kation. Dari data tersebut juga kemudian ditentukan persc11tase Na tertukar (Exchangeable sodium percentage/ESP) serta nisbah jerapan Na (Sodium adSolption ratio/SAR) (Miller & Donahue, 1990) .

Analisis contoh daun yang mewakili juga dialubil setelah selanla elnpat tahun mengalami perlakuan penggantian pupuk

KCI yang dilakukan untuk menentukan kandungan lengas daun dan hara N, P, K, Ca, Mg, Na, CI, dan S04' Pengukuran transpirasi, resistensi stolllata dan suhu daun tanaman kakao menggunakan Porometer Steady State Li-Cor.lnc. tipe LI-1600 pada siang hari pukul 12.00.

Data produksi buah dari setiap plot perlakuan diakuluulasi sejak semester ke­2 tahun 1995 smllpai dengan senlester ke­2 tahun 2001. Untuk nlenghindari pengaruh

Inusim setiap tahunnya, maka data hasil akumulasi buah dianalisis varian hanya hasil produksi setelah tahlUl 1996 keluudian diuji Duncan bila terdapat pengarllh yang nyata. Hasil pengamatan parallleter yang lain dianalisis varian kemudian dianalisis dengan uji Tukey bila terdapat pengaruh yang nyata.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Pengaruh penggantian pupuk KCl dengan NaCI terhadap produksi tanaman kakao (berupa jumlah buah per pohon) disajikan dalam Tabel 2. Untuk mengurangi pengaruh perlakuan sebelulunya lnaka data peningkatan produksi sampai dengan tahun 2001 tidak meluasukkan hasil produksi tahwl 1995 dan 1996. Dari hasil pengamatan produksi selama 6 tahun terlihat bahwa substitusi KCI baik sebagian maupun seluruhnya oleh N aCl llleningkatkan produksi kakao. Peningkatan produksi kakao sehubungan dengan penggantian sebagian atau seluruh KCl dengan NaCl berkisar pada 11-47 %. Pemberian N aCl saja 111cningkatkan produksi sampai 47 % bahkan tertinggi eli antara dosis NaCl pengganti KCl yang diuji. Pellyebab peningkatan produksi dengan adanya penggantian I{Cl oleh NaCl perlu dikaji, baik berdasarkan status kimia tanalllan maupun jaringan tallaman (daun) serta pertimbangan fisiologis.

Berbeda dengan NaCl, penambahan KCI saja menghasilkan produksi yang tidak berbeda dcngan kon trol aU1U tidak berpengaruh terhadap produksi kakao. Hal ini mungkin ada hubungannya dengan kandungan K dapat ditukar di dalam tanah, yakni 2,12 CIllOl/kg yang tergolong sudah tinggi. Di lain pihak penambahan KCl inipun

70

Page 5: Produksi Tanaman Kakao dan Status Hara Tananlan Maupun ...perkebunan.litbang.pertanian.go.id/dbasebun/asset_dbasebun/Penerbitan... · penelitian menunjukkan bahwa pemupukan KCl saja

Produksi kakao dan statns hara akibat penggalltian pnpuk KCl dengan NaCl

Tabel. 2. Akumulasi produksi buah kakao sejak 1996 sampai dengan 2001 akihat perlakuan penggantian pupuk KCl dcngan garam dapur (NaCI)

Tahle 2. Accumulation of cocoa pod production since 1996 up to 2001 as affected b)' replacement of KCL fertilizer hy salt (NaCI)

PerJakuan (Treatment) Peningkatan produksi g KCl - g NaCI Akumulasi produksi kakao (huah/ph) setelah 1996 (huah/ph) per ph/semester Cocoa pod accumulation (pod/tree) The increase of g KCf - g NaC! production per tree/semester 1996 1997 1998 1999 2CX)O 2001 after 1996 (pod/tree)

o - 0 9.2 13.9 25.4 34.2 49.4 53.0 43.8 d

75 - 0 7.8 10.3 19.8 27.1 44.0 51.6 43.8 d

38 - 0 11.8 16.4 29.3 37.5 53.3 58.5 46.8 cd

56 - 19 9.9 19.8 29.5 39.7 60.4 67.1 57.2 abc

38 - 38 8.3 13.3 22.0 30.7 49.4 57.0 48.7 bed

J9 - 56 9.4 16.6 28.2 39.1 63.J 68.2 58.8 ab

o - 38 8.1 14.3 27.6 36.7 58.4 62.9 54.8 abed

0-75 8.0 13.7 26.8 39.2 65.1 72.2 64.2 a

Keterangan (Notes) : Angka-angka dalam kolom yang sama tidak bcrbcda nyala bila diikuti olch huruf yang sarna menurut uji Duncan pada tarat' 5%. (Figures ill [he same colll/Iln followed by the same leller (s) are not significantly different according to Duncan multiple range test at 5% level).

tidak lTIengubah status K dalam daun yang tetap rendah. Dengan denlikian ada faktor lain yang perln dipertimbangkan, yakni keseilubangan antara kation-kation dalam tanah termasuk status Na dalam tanah yang selama ini tidak diperhitungkan.

Dari hasil penelitian ini tampak bahwa ada kecenderungan penambahan NaCl diperlukan oleh tanalnan kakao, paling tidak untuk lokasi penelitian ini. Untuk itu perlu diperhatikan sampai seberapa jauh parameter-parameter yang berhubungan

dengan kandungan Na dalam tanah. GaIubar 1 menyaj ikan hubullgan antara kellaikan produksi kakao dengan kandungan Na dalam tanah, nisbah jerapan Na (SAR) dan

persentase Na tertukar (ESP). Dari grafik tersebut tampak bahwa hubungan antara produksi dengan ketiga parameter tersebut adalah kuadratik. Dengan deluikian dapat diketahui bahwa terdapat suatu titik optitnUln untuk ketiga paranleter tersebut, atau dengan kata lain terdapat suatu kisaran kenaikan nilai parameter tersebut juga dikuti dcngan kenaikan produksi.

Hasil penelitian ini menunjukkan adanya fakta baru bahwa untuk produksi yang optimU111 tananlan kakao memerlukan Na

dalam jumlah tertentu dalam tanah. Dari persamaan-persamaan paratneter tersebut dalanl Gambar 1 dapat diketahui bahwa yang optunuln untuk persentase Na tertukar

71

Page 6: Produksi Tanaman Kakao dan Status Hara Tananlan Maupun ...perkebunan.litbang.pertanian.go.id/dbasebun/asset_dbasebun/Penerbitan... · penelitian menunjukkan bahwa pemupukan KCl saja

Baon, Abdoellah, Nurkholis, Sugiyono dan Winarsih

y = -116x 2

+107x+34 2.-- 80

~ R = 0.605**~ • ESP75 j

~ e I:::. Y = Kenaikan prodllksi; • • SARa .& / X = ESP ~ Na lallah70l::

•a .~ e I:::.--;::;:u e - ::l0..-;;: 65 ~ •

';::. a I:::. I:::. ~ .... / • • ::::l !::\., -or> C3 60~a

.~ '-'

~ u "g'Q>

e I:::. I:::. •

'" a

55 1 ':-! e/ • ~~ eA I:::. I:::. .... ~ § ~ 50

• • .><: ..... .~ ~ c:: '- y = -2.6x + 16x+3511)"1::1

2~ ~ 45 •• • R = 0.611**oS ::: 1A~ \

2

:::: 2 y = Kellaikan prodllksi;y = -22x +46x+35~ 40 el:::. '-' • 2 X = SAR <::! R =0.613**u

el:::. •~ 35 Y = Kenaikan prodllksi;~

X = Kadar N a tallah 30

0 0,5 1 1,5 2 2,5 3 3,5 4 4,5 5

SAR atau ESP atau Na tanah (SAl? or ESP or Na soil)

Gambar 1. Hubungan antara nilai SAR (sodium adsorption ratio), ESP (exchangeable sodiurn percentage) dan kandungan Na dalam tanah dengan akumulasi kenaikan produksi kakao selama lima tahun seteJah 1996.

Figure J. Relationship benveen SAR, ESP and Na soil content values and accumulated cocoa production increase for five years after 1996.

(ESP), nisbah jerapan Na (SAR) serta memperbesar proporsi K sehingga kurang kandungan Na dalam tanah, masing-masing, ideal n1enunlt nisbah tersebut. Di lain pihak adalah 3,06%; 0,46 dan 1,04 me/IOO g penambahan garalu dapur tidak banyak tanah. Tanarnan kelapa diketahui meningkat luengubah nisbah kation-kation tcrsebut, produksinya bila dipupuk dengan garam justru dengan nlenggunakan separuh dosis dapur (Sutarta et at., 1991). Bonneau el garalU dapur (hanya 38 g/ph/seillestcr) al. (1997) menyimpulkan dari beberapa diperoleh nisbah yang hampir mendekati ideal penelitian jangka panjang di beberapa ten1pat yakni 6:68:26. di Indonesia bahwa garam dapur (NaCl) Pemupukan dengan garam dapur hanya adalah pupuk yang efektif bagi kelapa. Lebih berpengaruh terhadap beberapa paralueter lanjut direkomendasikan pemupukan kelapa karakteristik kimia tanah (Tabel 3).dewasa sebanyak 1,5 kg NaClIpohon/tahun. Kandungan K dan Na tertukar saja yang

Menurut Jadin & Snoeck (1985), terlihat berubah dengan adanya penlberian perbandingan basa tertukar yang seilubang garam dapur, sedangkan kandungan Cl. untuk kakao adalah K: Ca:Mg = 8: 68: 24. SO4' Ca, Mg, P tersedia, N dan C tidak Nisbah tersebut sebenarnya sudah hampir terpengaruh. Leidi & Saiz (1997) juga didekati oleh tanah lahan percobaan tersebut, luenenlukan genotipe tanmuan kapas yang yakni 6:65:29. Dengan penalnbahan KCI toleran terhadap kadar garam yang linggi tampak bahwa nisbah tersebut Iuakin tidak memiliki perbedaan dalaIU kandungan

72

Page 7: Produksi Tanaman Kakao dan Status Hara Tananlan Maupun ...perkebunan.litbang.pertanian.go.id/dbasebun/asset_dbasebun/Penerbitan... · penelitian menunjukkan bahwa pemupukan KCl saja

Produksi kakao dan status hara akibat penggantian pupuk KCI dengan NaCI

Tahel 3. StaLus hara tanah pertanaman kakao setelah selama empat tahun mendapat perlakuan pupuk KCl yang diganti dengan NaCI (sebagai garam dapur)

Tahle 3. Soil nutrient status of cocoa after heing treated with suhstitution of KCI with NaCI (as salt)

Perlakuan Treatment Kation tertukar mellOO g

g KCI-g NaCI Exchangable cation, me/IOO gP-Brayper phi S04

C (%) N (%) CI (ppm) SAR ESP (%)(ppm) (ppm)semester K Ca Mg Na per treel semester

o - 0 1.23 a 0.15 a 137 a 1.28 cd 13.03 a 5.78 a 0.28 e 3.7 a 20.0 a 0.13 e 0.85 e

75 - 0 1. 30 a 0.17 a 121 a 3.05 a 11. 83 a 4.94 a 0.25 c 8.7 a 18.7 a 0.12 c 0.77 c

38 - 0 1.44 a 0.19 a 105 a 2.65 ab 12.05 a 5.41 a 0.27 c 14.3 a 17.7 a 0.13 c 0.87 e

56 - 19 1.31 a 0.17 a 9J a 2.78 a 12.81 a 5.50 a 0.58 be 6.7 a 19.3 a 0.23 be 1.85 be

38 - 38 1.51 a 0.17 a J03a 2.25 abc 11.96 a 5.10 a 0.73 abc 9.0 a 18.3 a 0.35 abe 2.33 abc

19 - 56 1.33 a 0.17 a 98 a 1.63 bed 13.61 a 6.33 a 1.12 a 6.7 a 23.3 a 0.50 a 3.51 a

o - 38 1.39 a 0.19 a 147 a 1.15 d 13.15 a 5.40 a 0.58 be 8.7 a 19.3 a 0.27 be 1.74 be

o - 75 J .33 a 0.18 a 124 a 1.24 ed 13.55 a 6.03 a 0.90 ab 9.0 a 27.3 a 0.41 ab 2.77 ab

Kctcrangan (Now;) : Angka-angka dalam kolom yang sama tidak berbeda nyata bila diikuti oleh huruf yang sarna menurut uji Tukey pada taraf 5%. (Figures in tile some colomn followed by the SClme lelfer(s) are not significant!.,! different according 10 Tukey test at 5 % level}.

CI daun tetapi berbeda dalam akumulasi kandungan Na dalam daun serta memiliki kelnarnpuan untuk lllendistribusikan K ke jaringan daun yang lebih muda. Selain itu juga dipostulatkan bahwa tanaman kapas Z407 yang lc bih to leran mCluil iki kemampuan untuk mcnyerap Na dan air yang lcbih tinggi. Garam dapur dengan dosis tinggi yakni 56 dan 75 g/ph/semester Inenyebabkan kandungan Na tertukar lebih tinggi dibandingkan kontrol ataupun yang hanya diberi pupuk KCI. Pemberian pupuk KCI saja juga meningkatkan kandungan K tcrtukar dalan1 tanah sccara proporsional. Pcnggantian sebagian KCI dengan NaCI juga tidak berdampak tcrhadap kandungan K­tanah dapat ditukar. DalaD1 penelitiannya pada te bu, Ismail et ai. (1999) juga

lUenClTIukan bahwa kandungan K-tanah dapat ditukar dipengaruhi oieh penambahan KCl tetapi tidak oleh NaCI ataupun interak~i

KCI dan NaCl.

Kandungan hara di dalam jaringan daun kakao illTIUlunya tidak terpengaruh, kecuali Ca. Umun1nya kandungan K dan Mg dalam daun rendah, sedangkan Ca daun tinggi, walaupun kandungan ketiga unsur hara ini di dalam tanah tinggi. Kandungan Ca tertinggi dalall1 daun diperoleh pada pemberian KCI tertinggi sedangkan dcngan pcrlakuan yang sarna kandungan K dalam daun cenderung terendah. Hal ini sesuai dengan pendapat Marchsner (1986) bahwa pelnberian K yang berlebih justru akan menginterferensi penyerapan dan ketersediaan fisiologis unsur Ca dan Mg.

73

Page 8: Produksi Tanaman Kakao dan Status Hara Tananlan Maupun ...perkebunan.litbang.pertanian.go.id/dbasebun/asset_dbasebun/Penerbitan... · penelitian menunjukkan bahwa pemupukan KCl saja

Baon, Abdoellah, Nurkholis, Sugiyono dan Winarsih

Tabel 4. Status hara daun kakao setelah selama empat tahun rnendapat perlakuan pupuk KCI yang diganti dengan garam dapur

Tahle 4 Foliar nutrient status of cocoa after heing treated with substitution of Kel with NaCl (as salt)

Perlakuan Treatment

g KCl-g NaCI N (%) P (%) K (%) Ca (%) Mg (%:) Na (%) Cl (%) S04(%) Mn (ppm) per ph/semester

per tree/semester

a ­ a 2.13 a 0.19 a 1.55 a 1.61 b 0.37 a 0.02 a 0.33 a 0.53 a 226 a

75 - 0 2.18 a 0.20 a 1.51 a 1.96 a 0.38 a 0.02 a 0.37 a 0.59 a 267 a

38 - 0 2.20 a 0.21 a 1.55 a 1.76 ab 0.38 a 0.02 a 0.37 a 0.55 a 241 a

56 - 19 2.22 a 0.20 a 1.55 a 1.70 ab 0.37 a 0.02 a 0.33 a 0.55 a 207 a

38 - 38 2.18 a 0.21 a 1.53 a 1.74 ab 0.38 a 0.02 a 0.33 a 0.59 a 231 a

19 - 56 2.17 a 0.21 a 1.59 a 1.56 b 0.37 a 0.02 a 0.33 a 0.59 a 161 a

o - 38 2.23 a 0.21 a 1.56 a 1.59 b 0.37 a 0.02 a 0.37 a 0.56 a 231 a

o - 75 2.30 a 0.21 a 1.54 a 1.79 ab 0.39 a 0.02 a 0.37 a 0.61 a 208 a

Keterangan (Noles) : Angka-angka dalam kolom yang 5ama tidak berbeda nyata bila diikuti oleh huruf yang sarna menuru( uji Tukey pada taraf 5 %. (Figures in the same column followed by Ihe same leffer(s) are not si?,llijicanlly differenl according 10 Tukey rest al

5% level).

Di lain pihak pemberian N aCI saja

cenderung meningkatkan kandungan N daun. Pemberian KCI dalanl dosis 75 g/ ph/semester meningkatkan kandungan Ca dalalll j aringan tanaman, sedangkan kandungan K sendiri tidak berubah (Tabel 4). Hasil serupa juga diperoleh Donovan el al. (1997) yang mengaluati bahwa peningkatan N a dalatu substrat tidak

Inempengaruhi serapan K, Ca dan Mg. Di lain pihak koefisien selektifi tas ((K daun/ N a daun) / (K tanah/Na tanah» tidak berkurang dengan meningkatnya salinitas tanah. Selain itu serapan Ca, Mg dan K tetap proporsional walaupun salinitas

meningkat.

Hal serupa juga talupak pada pengamatan transpirasi, resistensi stomata maupun suhu daun. Parameter fisiologis inipun tidak terpengaruh oleh perlakuan

pupuk garanl dapur. Pada Eucalyptus camaldulensis dan Dalbergia sissoo juga

diketahui tidak ada hubungan yang jelas antara laju fotosintesis dengan produksi biomassa (Rawat & Banarjee, 1998). Di lain pihak konsentrasi garanl yang rendah justru akan memacu pertW11buhan, produksi bioluassa dan laju fotosintesis. Dalmn penelitian sebelumnya (Baon el ai., 1994) berdasarkan hasil percobaan di 11.ln1ah kaca, diketahui bahwa penggantian KCI dengan NaCI sebanyak 20-80 % tidak mempe­ngaruhi pertumbuhan bibit kakao, walaupun pelnberian N aCI tersebut cenderung

menghambat pertumbuhan akar bibit kakao dan menurunkan kadar klorofil dalam daW1. Pujiyanto (1992) mengungkapkan bahwa bibit kakao memiliki toleransi "sedang"

terhadap salinitas taoah sehingga dalanl batas tertentu penggantian sebagian pupuk KCI oleh NaCI memberikan pengaruh positjf

74

Page 9: Produksi Tanaman Kakao dan Status Hara Tananlan Maupun ...perkebunan.litbang.pertanian.go.id/dbasebun/asset_dbasebun/Penerbitan... · penelitian menunjukkan bahwa pemupukan KCl saja

Produksi kakao dan status hara akibat penggantian pllpuk KCI dengan NaCI

Tabel 5. Transpirasi, resistcnsi stomata dan suhu daun tanaman kakao setelah selama empat tahun mendapal perlakuan pupuk KCI yang diganti dengan garam dapur

Table 5. Transpiration, stomatal resistance and leaj temperature (4 cocoa leaves after treared with table salt to replace Kel jertizer jar jOlfr years

Perlakuan (Treatment) Trallspirasi Resistensi stomata, SlIhu daun, (0C)g KCI - g NaCI per ph/semester Transpiration, Stomatal resistance,

Leaj temperature, (DC)g KCI - g NaCI per tree/semester mg/m 2 jam (mg/m 2 hour) dt/em (secondlcm)

o - 0 22.4 a 11.9 a 24.5 a

75 - 0 21.4 a 14.4 a 24.4 a

38 - 0 21. 9 a J0.5 a 24.5 a

56 - J9 20.5 a 12.6 a 24.4 a

38 - 38 22.0 a 14.1 a 24.6 a

19 - 56 22.0 a 11.5 a 24.4 a

o - 38 22.1 a 13.0 a 24.5 a

o - 75 22.3 a 11.2 a 24.5 a

KClcrangan (Noles) : Angka-angka dalam kolom yang sama tidak berbeda nyata bila diikuti oleh huruf yang sama menurut uji Tukey pada taraf 5%. (Figures in Ihe some column jc/{{owed by lite same [('Iler(s) ore /l01 siglli{tcantly diJferenr accordillg 10 Tllkey leSI al 5 1;0 level).

bagi pcrtulubuhan bibit kakao. Pengaruh positif ini bcrkaitan dcngan pcranan utatna kedua unsur tersebut (K dan Na) dalarll mcrnpcrtahankan turgor tanaman, sebagai aktivator bcrbagai cnzim dan bcrpcran dalam proses pernbelahan sel secara rnitosis bersama unsur Ca dan Mg.

Adanya pcngaruh pcrlakuan peng­

gantian terhadap pertumbuhan tanalnan kakao di pot seperti dilaporkan oleh Pujiyanto (1992) dan Baon et al. (1994) tentunya ridak harus sarna dengan apabila dipcrlakukan pada tanarnan di lapangan. Dalam pcnclitian ini jUlnlah pupuk KCI yang digunakan adalah scsuai dcngan rekomcndasi untuk tanah yang bersangkutan, yakni 150 g/ph/th. DosisNaCI yang digunakan juga sebanyak 150 g/ph/th untuk nlengganti seluruh KCI, sehingga jU1111ah tersebut masih sepertiga daripada dosis yang digunakan

dalam penelitian di pot oleh Baon et al. (1994). Oleh karena itu penggalltian seluruh KCI dengan N aCl dalarn penelitian ini tidak menlberikan pengaruh ncgatif berupa gejal a kcracunan. Manurung et al. (1987) juga mcndapatkan bahwa tanalnan karct dapat rncrnanfaatkan NaCI untuk mcngganti scbagian keperluannya akan KCI dan tidak berpengaruh negatif. Flowers et al. (1991) rnenyirnpulkan bahwa faktor penting terjadinya salt injury (gejala keracunan karcna garatll) karcna tcrjadinya dchidrasi yang bcrhubungan dcngan akurnulasi gararn ckstraselulcr yang biasa disebut dcngan hipotcsis Ocrtli. Impl ikasinya adalah bahwa perubahan konsentrasi ion dalarn jaringan yang berhubungan dengan konsentrasi potensial garam' di media (eksternal) bukanlah suatu bukti akan adanya penycsuaian osmotik tanarnan.

75

Page 10: Produksi Tanaman Kakao dan Status Hara Tananlan Maupun ...perkebunan.litbang.pertanian.go.id/dbasebun/asset_dbasebun/Penerbitan... · penelitian menunjukkan bahwa pemupukan KCl saja

Baon, Abdoellah, Nurkholis, Sugiyono dan Willarsih

Hasil penelitian ini telah nlenunjuk­kan bahwa tanaman kakao walaupun memerlukan K dalaln jwnlah banyak tidak akan tanggap terhadap pemupukan K bila kandungan K dalam tanah sudah tinggi. Di lain pibak hasil penelitian ini juga telah mengungkap suatu fenomena baru bahwa tanaman kakao dalam pertumbuhan dan perkembangannya Inemerlukan sejumlah tertentu Na dalam kompleks pertukaran di dalam tanah. Dengan demikian pemupukan kakao menggunakan garam dapur sangat dimungkinkan, khususnya tanah dengan sifat mirip di lokasi penelitian ini. Penelitian lebih lanjut diperlukan untuk Inengkaji apakah pemupukan garam dapur diperlukan untuk jenis-jenis tanah yang lain. Pertimbangan diperlukannya pemupukan dengan garam dapur apakah berdasarkan pada rendah­nya konsentrasi Na dalaln kompleks pertukaran atau pada keseimbangan K:Ca:Mg = 8:68:24.

KESIMPULAN

1. Pada kondisi tanah seperti temp at penelitian ini, pemupukan KCI saja tidak menillgkatkan hasil tanaman kakao, tetapi dengan penggantian pupuk KCI sebagian bahkan seluruhnya dengan garam dapur dapat meningkatkan produksi kakao.

2. Kandungan K dan Na tertukar dalam tanah serta nilai ESP dan SAR Ineningkat sebanding dengan jumlah NaCI yang diberikan ke dalarn tanah.

3. Pelnberian garalU dapur yang optilnum bagi peningkatan hasil kakao adalah sanlpai kandwlgan Na tertukar 1,04 lue/

100 g tanah; atau nilai ESP 3,06 %; atau SAR 0,46.

4. Kecuali kandungan Ca dalam daun, kandungan hara lain tidak terpengaruh oleh penggantian seluruh atau scbagian KCI dcngan NaCI, dcmikian pula dengan parameter fisiologis tanaman, yakni transpirasi, resistensi stomata dan suhu daun.

DAFTAR PUSTAKA

Baon, J.B.; S. Winarsih & Nurkholis (1994). Penggunaan garan1 laut sebagai pengganti sebagian pupuk kalium pada tanaman kakao. Pelita Perkebunan, 10,7·-13.

Bonneau, X.; D. Boutin; R. Bourgoing & J. Sugarianto (1997). Le chlorllre de sodium, fertilisant ideal du cocotier en Indonesie. Plantations. Recherche, Developpement, Septembre-Octobre 1997, 336-346.

Donovan, L.A.; J.H. Richards & E.J. Schaber (1997). Nutrient relations of the halophytic shrub, Sarcobatus venni­culatus, along a soil salinity gradient. Plant and Soil, 190, 105-117.

Erwiyono, R.; U. Kaspari; N. Sulistyaningsih; G. Sukarno & J.B. Baon (2002). Dampak jangka panjang pemupukan NaCI sebagai pengganti KCl pada kakao terhadap sifat fisik tanah dan perakaran. Pelita Perkebunan, 18, 22-30.

Flowers, T.J.; M.A. Hajibagheri & A.R. Yeo (1991). Ion accun1ulation in the cell walls of rice plants growing under saline conditions: evidence for the Gertli hypothesis. Plant, Cell and Environment, 14, 319-325.

76

Page 11: Produksi Tanaman Kakao dan Status Hara Tananlan Maupun ...perkebunan.litbang.pertanian.go.id/dbasebun/asset_dbasebun/Penerbitan... · penelitian menunjukkan bahwa pemupukan KCl saja

Produksi kakao dan statns !lara akibat penggantian pnpnk KCI dengan NaCI

Ismail, r.; Sudarsono; K. Idris; 1. Darmawan; D. Sopandie; Aunuddin & G. Sukarso (1999). Peranan Na dan substitusi parsial K-Na dalam pertumbuhan dan produksi tebu (Saccharum ofticinarum L.) serta pengaruhnya terhadap sifat kiluia tanah. Bulletin P3GI, 151, 24-38.

ladin, P. & 1. Snoeck (1985). The soil diagnosis method to calculate the fertilizcr rcquiremcnts of thc coco trecs. Cafe Cacao The, 29, 267-272.

Leidi, E.O. & 1.F. Saiz (1997). Is salinity tolerance related to Na accumulation in Upland cotton (Gossypium hirsutllln) seedlings. Plant and Soil, 190,67-75.

Manurung, A.; H. Sarban & H. Munthe (1987). Pengaruh penggantian parsial kalium klorida oleh natrium klorida terhadap pertumbuhan lilit batang karet. Bulletin Perkaretan, 5, 84-86.

Marschner, H. (1986). lvlineral Nutrition of Higher Plants. Acadeulic Press, London.

Miller, R.W. & R.L. Donahue (1990). Soils. An Introduction to Soils and Plant Growth. Prentice Hall., Engelwood Cliffs, Nl.

Pujiyanto (1992). Toleransi bibit kakao terhadap salinitas tanah. Pelita Perkebunan, 8, 61-66.

Rawat, 1.S. & S.P.Banerjee (1998). The influence of salini ty on growth, biomass production and photosynthesis of Eucalyptus camaldulensis Dehn. and Dalbergia sissoo Roxb. seedlings. Plant and Soil, 205, 163-169.

Skene, T. M. & J.M. Oades (1995). The effects of sodium adsorption raLio and electrolyte concentration on water quality: laboratory studies. Soil Science 159, 65-73.

Sutarta, E.S.; L.r. Nasoetion; A.Manurung & L. Musa (1991). PClnakaian garam laut untuk penlupukan bibi t kelapa. Manggar, 4, 1-7.

Tisdale, S.L.; W.L. Nelson & J. D. Beaton (1990). Soil Ferrilitv and Fertilizers. Macmillan Pub., New York.

***********

77