profil kependudukan tahun 2013dispendukcapil.banyuwangikab.go.id/doc/profil/profil_banyuwangi... ·...
TRANSCRIPT
Profil Perkembangan Kependudukan Kabupaten Banyuwangi 2013
PROFIL KEPENDUDUKAN TAHUN 2013
Profil Perkembangan Kependudukan Kabupaten Banyuwangi 2013
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pembangunan baik fisik maupun sosial merupakan suatu upaya perubahan
kearah yang lebih baik. Untuk melakukan pembangunan diperlukan suatu
konsep, perencanaan dan strategi yang tepat dengan memperhatikan
berbagai variabel, agar tujuan pembangunan tersebut berhasil.
Pembangunan yang berhasil adalah pembangunan yang memperhatikan
kependudukan sebagai titik sentral pembangunan itu sendiri. Pembangunan
yang tidak memperhatikan pembangunan kependudukan, akan merugikan
karena setiap keuntungan ekonomi akan digunakan untuk membiayai
kebutuhan penduduk.
Pembangunan kependudukan merupakan isu strategis dan bersifat lintas
sektor, sehingga pengintegrasian berbagai aspek kependudukan ke dalam
perencanaan pembangunan perlu diwujudkan. Upaya-upaya mewujudkan
keterkaitan perkembangan kependudukan, dengan berbagai kebijakan
pembangunan menjadi prioritas penting agar pengelolaan perkembangan
kependudukan dapat mewujudkan keseimbangan yang serasi antara
kuantitas, kualitas dan mobilitas penduduk.
Data kependudukan memegang peran penting dalam menentukan
kebijakan, perencanaan dan evaluasi hasil pembangunan, baik bagi
pemerintah maupun swasta dan masyarakat. Oleh karena itu ketersediaan
data kependudukan di semua tingkat administrasi pemerintahan
(kabupaten, kecamatan, kelurahan/desa) menjadi faktor kunci keberhasilan
program-program pembangunan. Undang-undang Republik Indonesia
Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah, menegaskan bahwa
dalam Perencanaan Pembangunan Daerah harus didasarkan pada data
dan informasi yang akurat dan dapat dipertanggung jawabkan, baik yang
menyangkut masalah kependudukan, masalah potensi sumberdaya daerah
maupun informasi tentang kewilayahan lainnya.
Profil Perkembangan Kependudukan Kabupaten Banyuwangi 2013
Selain itu, Undang-Undang No. 23 Tahun 2006 sebagimana diubah dengan
Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2014 tentang Administrasi
Kependudukan mengamanatkan bahwa data penduduk yang dihasilkan
oleh Sistem Informasi Administrasi Kependudukan (SIAK) dan tersimpan di
dalam database kependudukan dapat dimanfaatkan untuk kepentingan
perumusan kebijakan di bidang pemerintahan dan pembangunan.
Pemerintah Daerah berkewajiban melakukan pengelolaan data
kependudukan yang menggambarkan kondisi daerah dengan menggunakan
SIAK yang disajikan sesuai dengan kepentingan penyelanggaraan
pemerintahan dan pembangunan.
Undang-Undang No. 52 Tahun 2009 tentang Perkembangan Kependudukan
dan Pembangunan Keluarga Pasal 17 menyebutkan bahwa perkembangan
kependudukan dilakukan untuk mewujudkan keserasian, keselarasan dan
keseimbangan antara kuantitas, kualitas dan persebaran penduduk dengan
daya dukung alam dan daya tampung lingkungan guna menunjang
pelaksanaan pembangunan nasional yang berkelanjutan. Pada Pasal 49
ditegaskan bahwa pemerintah dan pemerintah daerah wajib
mengumpulkan, mengolah, dan menyajikan data dan informasi mengenai
kependudukan dan keluarga. Data dan informasi kependudukan dan
keluarga tersebut wajib digunakan oleh pemerintah dan pemerintah daerah
sebagai dasar penetapan kebijakan, penyelenggaraan dan pembangunan.
Penduduk juga memiliki hak dan kewajiban dalam perkembangan
kependudukan. Penduduk berhak untuk mendapatkan pelayanan
administrasi kependudukan, sosial, pendidikan, kesehatan dan sebagainya.
Di samping itu penduduk juga mempunyai kewajiban untuk memberikan
data dan informasi berbagai hal yang menyangkut diri dan keluarganya
termasuk mutasi yang terjadi sesuai yang diminta oleh Pemerintah dan
Pemerintah Daerah untuk pembangunan kependudukan sepanjang tidak
melanggar hak-hak penduduk.
Peraturan Daerah Kabupaten Banyuwangi Nomor 2 Tahun 2014 tentang
Penyelenggaraan Administrasi Kependudukan Pasal 67 ayat 2
menyebutkan bahwa pengelolaan Sistem informasi Administrasi
Kependudukan Daerah dilakukan oleh Dinas melalui pengelolaan database.
Profil Perkembangan Kependudukan Kabupaten Banyuwangi 2013
Pada Pasal 72 menyebutkan bahwa pengelolaan database sebagaimana
dimaksud dalam pasal 66 huruf f meliputi kegiatan perekaman data
Pendaftaran Penduduk dan Pencatatan Sipil ke dalam database
kependudukan, pengolahan data Pendaftaran Penduduk dan Pencatatan
Sipil, penyajian data sebagai informasi data kependudukan dan
pendistribusian data untuk kepentingan perumusan kebijakan di bidang
pemerintahan dan pembangunan.
Pemerintah Kabupaten Banyuwangi sudah menyelenggarakan pendaftaran
penduduk dan pencatatan sipil dengan menggunakan Sistem Administrasi
Kependudukan (SAK) yang didukung dengan Sistem Informasi Administrasi
Kependudukan (SIAK). Sistem ini sudah mulai dilaksanakan sejak tahun
2005. Dan sudah menghasilkan database kependudukan untuk Kabupaten
Banyuwangi. Database kependudukan ini dapat dimanfaatkan untuk
memberikan gambaran bagaimana kondisi dan karakteristik penduduk
kabupaten Banyuwangi dan dapat menjadi alternatif untuk memenuhi
kebutuhan data kependudukan bagi Pemerintah Kabupaten Banyuwangi.
Berkenaan dengan penyajian data dan informasi perkembangan
kependudukan terutama untuk perencanaan pembangunan manusia, baik
itu pembangunan ekonomi, sosial, politik, lingkungan, dan lain-lain yang
terkait dengan peningkatan kesejahteraan manusia, maka data dan
informasi perlu menggunakan data yang valid dan dapat dipercaya baik dari
sisi jumlah maupun kualitas data dan dikemas secara baik, sederhana,
informatif dan tepat waktu dalam bentuk profil perkembangan
kependudukan yang disajikan secara berkelanjutan. Profil perkembangan
kependudukan tersebut diharapkan dapat memberikan gambaran kondisi
kependudukan di Kabupaten Banyuwangi serta prediksi prospek
kependudukan dimasa yang akan datang.
Profil Perkembangan Kependudukan Kabupaten Banyuwangi 2013
B. Tujuan
Menyajikan Profil Perkembangan Kependudukan Kabupaten Banyuwangi
tahun 2013 sebagai acuan dalam penyusunan kebijakan pembangunan
berwawasan kependudukan.
C. Ruang Lingkup
Profil Perkembangan Kependudukan Kabupaten Banyuwangi meliputi :
1. Data kuantitatif yang berkaitan dengan pengendalian kuantitas penduduk.
2. Data kuantitatif yang berkaitan dengan mobilitas penduduk.
3. Data kuantitatif yang berkaitan dengan kepemilikan dokumen
kependudukan.
Profil Perkembangan Kependudukan Kabupaten Banyuwangi 2013
BAB II
GAMBARAN UMUM KABUPATEN BANYUWANGI
Kabupaten Banyuwangi
adalah
“The Sun Rise Of Java“
karena lokasinya yang
berada di paling ujung
timur pulau Jawa
berada di Provinsi
Jawa Timur.
Banyuwangi
mempunyai tiga obyek
wisata international
karena daya tariknya
yang cukup eksotis,
yaitu Pantai Pengkung,
Kawah Ijen dan Pantai
Sukamade, yang
terkenal dengan
Diamond Trangle.
Profil Perkembangan Kependudukan Kabupaten Banyuwangi 2013
Kabupaten Banyuwangi mempunyai luas wilayah 5.782,50 km2, terdiri atas 24
( dua puluh empat ) Kecamatan, 28 (dua puluh delapan) kelurahan dan 189
(seratus delapan puluh Sembilan) desa, 2.775 Rukun Warga ( RW ) dan 10.177
Rukun Tetangga ( RT ). Kedua puluh empat kecamatan tersebut adalah
Kecamatan Pesanggaran, Bangorejo, Purwoharjo, Tegaldlimo, Muncar, Cluring,
Gambiran, Srono, Genteng, Glenmore, Kalibaru, Singojuruh, Rogojampi, Kabat,
Glagah, Banyuwangi, Giri, Wongsorejo, Songgon, Sempu, Kalipuro, Siliragung,
Tegalsari, Licin. Sedangkan Perkotaan Banyuwangi meliputi Kecamatan:
Banyuwangi, Giri, Glagah dan Kalipuro.
Legenda asal usul Banyuwangi konon, dahulu kala wilayah ujung timur Pulau
Jawa yang alamnya begitu indah ini dipimpin oleh seorang raja yang bernama
Prabu Sulahkromo. Dalam menjalankan pemerintahannya ia dibantu oleh seorang
Patih yang gagah berani, arif, tampan bernama Patih Sidopekso. Istri Patih
Sidopekso yang bernama Sri Tanjung sangatlah elok parasnya, halus budi
bahasanya sehingga membuat sang Raja tergila- gila padanya. Agar tercapai
hasrat sang raja untuk membujuk dan merayu Sri Tanjung maka muncullah akal
liciknya dengan memerintah Patih Sidopekso untuk menjalankan tugas yang tidak
mungkin bisa dicapai oleh manusia biasa. Maka dengan tegas dan gagah berani,
tanpa curiga, sang Patih berangkat untuk menjalankan titah Sang Raja.
Sepeninggal Sang Patih Sidopekso, sikap tak senonoh Prabu Sulahkromo dengan
merayu dan memfitnah Sri Tanjung dengan segala tipu daya dilakukanya. Namun
cinta Sang Raja tidak kesampaian dan Sri Tanjung tetap teguh pendiriannya,
sebagai istri yang selalu berdoa untuk suaminya. Berang dan panas membara hati
Sang Raja ketika cintanya ditolak oleh Sri Tanjung. Ketika Patih Sidopekso kembali
dari misi tugasnya, ia langsung menghadap Sang Raja. Akal busuk Sang Raja
muncul, memfitnah Patih Sidopekso dengan menyampaikan bahwa sepeninggal
Sang Patih pada saat menjalankan titah raja meninggalkan istana, Sri Tanjung
mendatangi dan merayu serta bertindak serong dengan Sang Raja. Tanpa berfikir
panjang, Patih Sidopekso langsung menemui Sri Tanjung dengan penuh
kemarahan dan tuduhan yang tidak beralasan. Pengakuan Sri Tanjung yang lugu
dan jujur membuat hati Patih Sidopekso semakin panas menahan amarah dan
bahkan Sang Patih dengan berangnya mengancam akan membunuh istri setianya
itu. Diseretlah Sri Tanjung ke tepi sungai yang keruh dan kumuh.
Profil Perkembangan Kependudukan Kabupaten Banyuwangi 2013
Namun sebelum Patih Sidopekso membunuh Sri Tanjung, ada permintaan terakhir
dari Sri Tanjung kepada suaminya, sebagai bukti kejujuran, kesucian dan
kesetiannya ia rela dibunuh dan agar jasadnya diceburkan ke dalam sungai keruh
itu, apabila darahnya membuat air sungai berbau busuk maka dirinya telah berbuat
serong, tapi jika air sungai berbau harum maka ia tidak bersalah. Patih
Sidopekso tidak lagi mampu menahan diri, segera menikamkan kerisnya ke dada
Sri Tanjung. Darah memercik dari tubuh Sri Tanjung dan mati seketika. Mayat Sri
Tanjung segera diceburkan ke sungai dan sungai yang keruh itu berangsur-angsur
menjadi jernih seperti kaca serta menyebarkan bau harum, bau wangi. Patih
Sidopekso terhuyung-huyung, jatuh dan ia jadi linglung, tanpa ia sadari, ia
menjerit "Banyu..... ... wangi............... . Banyu wangi ... .." Banyuwangi terlahir
dari bukti cinta istri pada suaminya.
Setelah Proklamasi Kemerdekaan Indonesia sebagai Negara, selanjutnya dalam
perkembangannya berdasarkan UU Nomor 12 Tahun 1950 tentang Pembentukan
Daerah-Daerah Kabupaten dalam lingkungan Provinsi Jawa Timur (Berita Negara
Republik Indonesia Tahun 1950 Nomor 19) sebagaimana telah diubah dengan
Undang-Undang Nomor 2 Tahun 1965 ( Lembaran Negara Tahun 1965 Nomor 19,
Tambahan Lembaran Negara Nomor 2753), Kemudian berdasarkan UU Nomor
5 Tahun 1974 tentang Pokok-pokok Pemerintahan di Daerah, Kabupaten
Banyuwangi disebut Daerah Tingkat II dan UU Nomor 22 Tahun 1999 tentang
Pemerintah Daerah yang disempurnakan dengan UU Nomor 32 Tahun 2004
tentang Pemerintahan Daerah sebagai Kabupaten Banyuwangi.
A. Letak Geografi
Secara Geografis Kabupaten Banyuwangi terletak di ujung timur Pulau Jawa.
Daerahnya terbagi atas dataran tinggi yang berupa daerah pegunungan,
merupakan daerah penghasil berbagai produksi perkebunan. Daratan yang
datar dengan berbagai potensi yang berupa produksi tanaman pertanian, serta
daerah garis pantai yang membujur dari arah Utara ke Selatan yang merupakan
daerah penghasil berbagai biota laut. Berdasarkan garis batas koordinatnya,
posisi Kabupaten Banyuwangi terletak diantara 7 43’ – 8 46’ Lintang Selatan
dan 113 53’ – 114 38’ Bujur Timur.
Profil Perkembangan Kependudukan Kabupaten Banyuwangi 2013
Secara administratif Kabupaten Banyuwangi ini berbatasan dengan kabupaten
lain yaitu:
Sebelah Utara : Berbatasan dengan Kabupaten Situbondo
Sebelah Timur : Berbatasan dengan Selat Bali
Sebelah Selatan : Berbatasan dengan Samudra Indonesia
Sebelah Barat : Berbatasan dengan Kabupaten Jember dan Bondowoso
B. Penduduk
Jumlah penduduk Kabupaten Banyuwangi pada tahun 2013 adalah 1.627.130
jiwa, terdiri dari 827.323 laki-laki dan 799.807 perempuan. Rasio jenis kelamin
Kabupaten Banyuwangi 103,44 persen, ini menunjukkan bahwa penduduk laki-
laki lebih banyak dibandingkan dengan penduduk perempuan. Jika dikaitkan
dengan kelompok umur nampak bahwa proporsi penduduk perempuan yang
lebih besar berada pada kelompok-kelompok umur tua. Sehingga untuk
perencanaan pembangunan kependudukan di bidang kesehatan, kelompok
manula perempuan ini menjadi penting.
Penduduk terbesar di Kecamatan Muncar yaitu 126.713 jiwa dan terkecil di
Kecamatan Giri 26.604 jiwa. Kepadatan penduduk yaitu mencapai 281,38
jiwa/km2, Jumlah penduduk Bulan Desember tahun 2013 sebesar 1.627.130
jiwa jika dibandingkan dengan jumlah penduduk Bulan Desember tahun 2012
sebesar 1.627.469 jiwa maka mengalami penurunan sebesar 339 jiwa dalam
kurun waktu 12 (dua belas) bulan yaitu dari akhir Bulan Desember 2012
sampai akhir Bulan Desember 2013. Jadi penurunan jumlah penduduk
Kabupaten Banyuwangi adalah 0,99 persen. Penurunan jumlah penduduk ini
diduga disebabkan karena migrasi keluar.
Profil Perkembangan Kependudukan Kabupaten Banyuwangi 2013
BAB III
KUANTITAS PENDUDUK
A. Jumlah dan Persebaran Penduduk
1. Jumlah Penduduk
Kabupaten Banyuwangi dengan luas wilayah 5.782,50 km2 didiami penduduk sebanyak 1.627.130 jiwa, terdiri dari 827.323 jiwa laki-laki dan 799.807 jiwa perempuan, Penduduk ini tersebar di 24 (dua puluh empat) kecamatan yaitu Kecamatan Pesanggaran, Bangorejo, Purwoharjo, Tegaldlimo, Muncar, Cluring, Gambiran, Srono, Genteng, Glenmore, Kalibaru, Singojuruh, Rogojampi, Kabat, Glagah, Banyuwangi, Giri, Wongsorejo, Songgon, Sempu, Kalipuro, Siliragung, Tegalsari, Licin.
Dari table 1 terlihat bahwa jumlah penduduk terbesar terdapat di Kecamatan
Muncar yaitu 126.713 jiwa (7,78 %), sedangkan Kecamatan Giri memiliki
jumlah penduduk terkecil yaitu 26.604 Jiwa (1,632%).
Tabel 1. Jumlah Penduduk menurut Kecamatan dan Jenis Kelamin, Kabupaten
Banyuwangi, Tahun 2013.
n (jiwa) % n (jiwa) % n (jiwa) %
1 2 3 4 5 6 7 8
1 Pesanggaran 26,097 51,14 24,933 48,86 51,030 100
2 Bangorejo 33,074 51,40 31,264 48,60 64,338 100
3 Purwoharjo 34,426 50,85 33,267 49,15 67,693 100
4 Tegaldlimo 30,618 51,33 29,028 48,67 59,646 100
5 Muncar 65,656 51,81 61,057 48,19 126,713 100
6 Cluring 35,806 51,09 34,266 48,91 70,072 100
7 Gambiran 30,531 51,29 28,984 48,71 59,515 100
8 Srono 45,419 50,80 43,975 49,20 89,394 100
9 Genteng 44,110 51,22 41,999 48,78 86,109 100
10 Glenmore 38,577 50,58 37,690 49,42 76,267 100
KecamatanLaki-laki Perempuan L+P
No
Profil Perkembangan Kependudukan Kabupaten Banyuwangi 2013
11 Kalibaru 37,085 50,24 36,719 49,76 73,804 100
12 Singojuruh 23,206 50,37 22,865 49,63 46,071 100
13 Rogojampi 45,908 50,23 45,487 49,77 91,395 100
14 Kabat 35,070 50,90 33,819 49,10 68,889 100
15 Glagah 15,198 49,44 15,541 50,56 30,739 100
16 Banyuwangi 57,893 50,20 57,420 49.8 115,313 100
17 Giri 13,386 50,31 13,218 49,69 26,604 100
18 Wongsorejo 42,720 50,28 42,237 49,72 84,957 100
19 Songgon 25,768 51,13 25,627 48,87 51,395 100
20 Sempu 39,031 50,90 37,647 49,10 76,678 100
21 Kalipuro 45,899 50,74 44,555 49,26 90,454 100
21 Siliragung 24,301 51,65 22,740 48,35 47,041 100
23 Tegalsari 23,450 51,54 22,046 48,46 45,496 100
24 Licin 14,094 51,21 13,423 48,79 27,517 100
827,323 50,84 799,807 49,16 1,627,130 100,00Jumlah
Sumber : Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kabupaten Banyuwangi ,Tahun 2013,diolah.
Jika diperhatikan menurut jenis kelamin nampak bahwa penduduk laki-laki
( 50,84 %) lebih banyak dibandingkan dengan jumlah penduduk
perempuan ( 49,16 % ).
Kepadatan Penduduk
Kabupaten Banyuwangi tergolong daerah yang belum padat penduduknya,
hal ini dapat dilihat pada tabel 2 dibawah ini. Tabel 2 memperlihatkan
kepadatan penduduk di Kabupaten Banyuwangi . Dengan luas 5.782,50
km2, Kabupaten Banyuwangi didiami oleh 1.627.130 jiwa atau dengan
kepadatan sebesar 281,38 jiwa/km2. Dengan kata lain rata-rata setiap km2
di Kabupaten Banyuwangi didiami sebanyak 281,38 jiwa.
Profil Perkembangan Kependudukan Kabupaten Banyuwangi 2013
Tabel 2. Jumlah Penduduk, Luas Wilayah, dan Kepadatan Penduduk Kabupaten
Banyuwangi Tahun 2013
Jumlah Penduduk Luas Wilayah
n (jiwa) (Km2)
1 2 3 4 51 Pesanggaran 51,030 802,67 63,57
2 Bangorejo 64,338 137,43 468,15
3 Purwoharjo 67,693 200,30 337,954 Tegaldlimo 59,646 1.341,50 44,465 Muncar 126,713 146,07 867,486 Cluring 70,072 97,06 721,947 Gambiran 59,515 66,77 891,348 Srono 89,394 100,77 887.19 Genteng 86,109 82,34 1.045.7710 Glenmore 76,267 421,98 180.7311 Kalibaru 73,804 406,76 181,4412 Singojuruh 46,071 301,84 152,6313 Rogojampi 91,395 102,33 893.1314 Kabat 68,889 107,48 640,9415 Glagah 30,739 76,28 402,9716 Banyuwangi 115,313 30,13 3.827,1817 Giri 26,604 20,39 1.304,7518 Wongsorejo 84,957 464,80 182,7819 Songgon 51,395 59,89 858,1520 Sempu 76,678 174,83 438,5821 Kalipuro 90,454 310,03 291,7521 Siliragung 47,041 95,15 494,3823 Tegalsari 45,496 65,13 698,5424 Licin 27,517 169,25 162,58
1,627,130 5.782,50 281,38
KecamatanKepadatan
PendudukNo
Jumlah
Sumber : Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kabupaten Banyuwangi ,Tahun 2013,diolah.
Jika dilihat persebaran di setiap kecamatan nampak bahwa terdapat di lima
( 5 ) Kecamatan, Banyuwangi merupakan wilayah terpadat dengan
kepadatan sebesar 3.827,18 jiwa/km2, diikuti oleh Kecamatan Giri sebesar
1.304,75 jiwa/km2, Kecamatan Genteng sebesar 1.045,77 jiwa/km2,
Kecamatan Rogojampi 893,13 jiwa//km2 dan Kecamatan Gambiran sebesar
891,34 jiwa/km2, sedangkan wilayah dengan kepadatan terendah di
Kecamatan Tegaldlimo yaitu sebesar 44,46 jiwa/km2, Kecamatan
Profil Perkembangan Kependudukan Kabupaten Banyuwangi 2013
Pesanggaran yaitu sebesar 63,57 jiwa/km2, Kecamatan Singojuruh sebesar
152,63 jiwa/km2,
Kepadatan penduduk per wilayah di Kabupaten Banyuwangi perlu mulai
diperhatikan, terutama dalam perencanaan persebaran penduduk, tata
ruang dan tata guna tanah. Jika ketiga hal ini tidak diperhatikan dengan
baik, maka ke depan, Kabupaten Banyuwangi akan menjadi padat dengan
implikasi pada penurunan daya dukung dan daya tampung lingkungan.
2. Pertumbuhan Penduduk
Pertumbuhan penduduk merupakan angka yang menggambarkan
penambahan penduduk yang dipengaruhi oleh pertumbuhan alamiah
maupun migrasi penduduk. Angka pertumbuhan penduduk dapat
digunakan untuk memperkirakan jumlah dan struktur penduduk beberapa
tahun ke depan. Angka pertambahan penduduk Kabupaten Banyuwangi
dapat dilihat pada tabel 3. Data penduduk tahun 2012 yang digunakan
adalah data Bulan Desember 2012 sedangkan data penduduk tahun 2013
menggunakan data Bulan Desember 2013. Pertumbuhan penduduk yang
dihitung merupakan pertambahan penduduk dalam kurun waktu satu tahun.
Tabel 3 : Angka Pertumbuhan Penduduk Kabupaten Banyuwangi,
Tahun 2013
n (jiwa) % n (jiwa) %1 2 3 4 5 6 7
1 Pesanggaran 51,216 3,14 51,030 3,13 -0,01
2 Bangorejo 64,486 3,96 64,338 3,95 -0,01
3 Purwoharjo 67,757 4,16 67,693 4,16 -0,00
4 Tegaldlimo 59,656 3,66 59,646 3,66 -0,06
5 Muncar 126,864 7,79 126,713 7,78 -0,006 Cluring 69,922 4,29 70,072 4,30 0,01
7 Gambiran 59,393 3,64 59,515 3,65 0,01
8 Srono 89,678 5,51 89,394 5,49 -0,02
No. Kecamatan
Angka
Pertambahan
Penduduk
Pddk Tahun 2012 Pddk Tahun 2013
Profil Perkembangan Kependudukan Kabupaten Banyuwangi 2013
9 Genteng 86,144 5,29 86,109 5,29 -0,02
10 Glenmore 76,505 4,70 76,267 4,68 -0.01
11 Kalibaru 73,476 4.51 73,804 4,53 0,0212 Singojuruh 46,008 2,82 46,071 2,83 0,0013 Rogojampi 91,757 5,63 91,395 5,61 -0,0214 Kabat 68,857 4,23 68,889 4,23 0,0015 Glagah 30,677 1,88 30,739 1,88 0,0016 Banyuwangi 115,156 7.07 115,313 7,08 0,0017 Giri 26,457 1,62 26,604 1,63 0,0018 Wongsorejo 84,952 5,21 84,957 5,22 0,00
19 Songgon 51,211 3,14 51,395 3,15 0,01
20 Sempu 76,627 4,70 76,678 4,71 0,0021 Kalipuro 90,241 5,54 90,454 5,55 0,0122 Siliragung 47,265 2,90 47,041 2,89 -0,0123 Tegalsari 45,623 2,80 45,496 2,79 0,0024 Licin 27,541 1,69 27,517 1,69 -0,00
1,627,469 100,00 1,627,130 100,00 -0,02Jumlah Sumber : Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kabupaten Banyuwangi ,Tahun 2013,diolah.
Angka pertumbuhan penduduk Kabupaten Banyuwangi termasuk
berkurang. Selama kurun waktu Desember 2012 sampai dengan Desember
2013, pertumbuhan penduduk Kabupaten Banyuwangi berkurang -0,02
persen.
Pertumbuhan Penduduk yang relatif stabil ini sangat menguntungkan
Pemerintah Kabupaten Banyuwangi, apabila pertumbuhan penduduk tidak
terkendali, maka implikasi dari hal tersebut adalah munculnya berbagai
masalah sosial ekonomi seperti kemiskinan, pertumbuhan daerah kumuh,
berkurangnya lahan pertanian karena menjadi pemukiman, tuntutan
menyediakan fasiltas umum, kriminalitas dan lain sebagainya.
Jika dilihat menurut kecamatan, pertumbuhan penduduk yang jumlahnya
bertambah terdapat di Kecamatan Kalibaru yaitu 0,02 persen, diikuti
Kecamatan Songgon yaitu 0,01 persen, Kecamatan Kalipuro 0,01 persen,
Sedangkan Kecamatan mempunyai angka pertumbuhan yang minus yaitu
Kecamatan Rogojampi -0,02 persen, Kecamatan Genteng -0,02 persen,
Kecamatan Srono -0.02 persen, Kecamatan Siliragung -0,01 Perubahan ini
diduga disebabkan oleh perpindahan penduduk ke tempat yang lain.
Profil Perkembangan Kependudukan Kabupaten Banyuwangi 2013
Khusus untuk Kecamatan dengan pertumbuhan penduduk bertambah itu
diduga disebabkan tingkat kelahiran dan faktor migrasi.
B. Penduduk Menurut Karakteristik Demografi
1. Jumlah dan Proporsi Penduduk menurut Umur dan Jenis Kelamin
Karakteristik penduduk menurut umur dan jenis kelamin berguna dalam
membantu menyusun perencanaan pemenuhan kebutuhan dasar bagi
penduduk sesuai dengan kebutuhan kelompok umur masing-masing, baik
kebutuhan pangan, sandang, papan, pendidikan, kesehatan, pekerjaan
dan lain sebagainya. Setiap kelompok umur memiliki kebutuhan yang
berbeda-beda, misalnya kelompok bayi dan balita, mereka lebih
membutuhkan asupan gizi yang baik dan perawatan kesehatan. Bagi
penduduk perempuan remaja misalnya, mempunyai kebutuhan untuk
meningkatkan status kesehatan agar ketika memasuki usia perkawinan
tidak terkenai anemia sedangkan kelompok penduduk usia lanjut juga
membutuhkan pelayanan berkaitan dengan kesehatan dengan kesehatan
dan lain-lain.
Tabel. 4. menunjukkan bahwa penduduk Kabupaten Banyuwangi sebagian
besar merupakan penduduk usia produktif yaitu pada kelompok umur antara
15-64 tahun (72,11%) dengan komposisi terbesar berada pada penduduk
berumur 25-34 tahun. Demikian pula dengan komposisi penduduk
berdasarkan jenis kelamin, nampak bahwa penduduk laki-laki yang terbesar
berada pada kelompok umur 25-34 tahun, sedangkan penduduk perempuan
berada pada kelompok umur 30-34 tahun. Kondisi ini sangat
menguntungkan karena sebagian besar (diatas 50%) merupakan penduduk
usia kerja (usia produktif), dan sisanya sebanyak 21,55 persen merupakan
penduduk usia muda (berusia dibawah 15 tahun) dan 6,35 persen
merupakan penduduk lanjut usia (65 tahun ke atas).
Profil Perkembangan Kependudukan Kabupaten Banyuwangi 2013
Tabel 4. Jumlah dan Proporsi Penduduk Berdasarkan Kelompok Umur Dan Jenis
Kelamin, Kabupaten Banyuwangi, Tahun 2013.
n (jiwa) % n (jiwa) % n (jiwa) %
1 2 3 4 5 6 7
00-04 45,743 6 41,934 5 87,677 5
05-09 57,809 7 52,546 7 110,355 7
10-14 67,474 8 61,456 8 128,930 8
15-19 61,235 7 56,505 7 117,740 7
20-24 62,133 8 61,606 8 123,739 8
25-29 67,573 8 64,436 8 132,009 8
30-34 74,589 9 72,543 9 147,132 9
35-39 72,013 9 68,553 9 140,566 9
40-44 72,198 9 68,616 9 140,814 9
45-49 59,467 7 59,262 7 118,729 7
50-54 51,684 6 49,647 6 101,331 6
55-59 41,046 5 38,419 5 79,465 5
60-64 25,162 3 24,786 3 49,948 3
65-69 23,275 3 25,881 3 49,156 3
70-74 22,866 3 23,038 3 45,904 3
>75 23,056 3 30,579 4 53,635 3
jumlah 827,323 100 799,807 100 1,627,130 100
Kelompok
Umur
Laki-Laki Perempuan L+P
Sumber : Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kabupaten Banyuwangi , Tahun 2013, diolah.
Penduduk berusia kurang dari 15 tahun sukup besar pula yaitu seperlima
penduduk Kabupaten Banyuwangi (20,09%).Hal ini harus menjadi perhatian
karena 5 tahun mendatang kelompok ini akan menjadi tambahan tenaga
kerja baru, yang memerlukan skill dan kualitas SDM yang memadai baik
ketrampilan maupun etos kerja dan kepribadian. Untuk memperoleh hal
tersebut, diperlukan asupan gizi yang cukup, pendidikan yang memadai
serta lingkungan pergaulan yang cukup, baik di rumah maupun di
masyarakat. Sehingga ketika mereka memasuki pasar kerja, mampu
memperoleh peluang kerja yang tersedia. Disisi yang lain pemerintah
Kabupaten banyuwangi harus mampu pula menciptakan pasar kerja yang
dapat menyerap tenaga kerja lebih banyak lagi. Jika dicermati lebih lanjut,
ternyata 5,39 % penduduk Kabupaten Banyuwangi merupakan balita.
Profil Perkembangan Kependudukan Kabupaten Banyuwangi 2013
Kondisi ini menuntut perhatian Pemerintah Kabupaten Banyuwangi dalam
penanganan penduduk balita terutama dari segi kesehatan dan investasi
bidang pendidikan.
Struktur umur penduduk menurut jenis kelamin dapat digambarkan dalam
bentuk piramida penduduk. Dasar piramida penduduk menunjukkan jumlah
penduduk, dan badan piramida penduduk bagian kiri dan kanan
menunjukkan banyaknya penduduk laki-laki dan perempuan menurut
kelompok umur lima tahunan.
Penduduk Kabupaten Banyuwangi menunjukkan struktur umur penduduk
usia produktif lebih besar dibandingkan kelompok umur di atasnya. Pada
piramida ini terlihat bahwa jumlah penduduk kelompok umur 0-4 tahun yang
terletak pada dasar piramida mulai mengecil. Ini berarti angka kelahiran
mulai menurun dibanding tahun-tahun sebelumnya, walaupun dari segi
jumlah absolut tidak kecil. Demikian juga dengan jumlah penduduk 5-9
tahun masih terlihat lebar, berarti lima tahun ke depan dibutuhkan fasilitas
Profil Perkembangan Kependudukan Kabupaten Banyuwangi 2013
pendidikan dasar dan menengah yang cukup untuk menampung penduduk
kelompok ini.
Demikian pula jumlah penduduk pada kelompok 30-44 tahun menunjukkan
jumlah yang paling besar. Diduga penduduk kelompok umur ini adalah
kelompok yang lahir pada tahun 1980an yang mulai memasuki usia
tersebut. Penduduk lansia (65 tahun ke atas), menunjukkan proporsi yang
masih kecil yaitu 9 persen. Namun dimasa depan proporsi penduduk lansia
akan terus merambat naik, karena pergeseran umur penduduk serta usia
harapan hidup yang semakin meningkat. Pertambahan jumlah penduduk
lansia ini harus mulai diantisipasi dari sekarang, karena kelompok ini akan
terus membesar di masa depan, sehingga diperlukan kebijakan seperti
ketenagakerjaan, kesehatan, pelayanan lansia serta kebutuhan sosial
dasar lainnya.
2. Rasio Jenis Kelamin
Rasio Jenis Kelamin (RJK) adalah suatu angka yang menunjukkan
perbandingan banyaknya jumlah penduduk laki-laki dan banyaknya jumlah
penduduk perempuan pada suatu daerah dan waktu tertentu.
Biasanya dinyatakan dalam banyaknya jumlah penduduk laki-laki per 100
penduduk perempuan. Data rasio jenis kelamin ini berguna untuk
pengembangan perencanaan pembangunan yang berwawasan gender,
terutama yang berkaitan dengan perimbangan pembangunan laki-laki dan
perempuan secara adil. Selain itu, informasi rasio jenis kelamin juga penting
diketahui oleh para politisi, terutama untuk meningkatkan keterwakilan
perempuan dalam parlemen.
Profil Perkembangan Kependudukan Kabupaten Banyuwangi 2013
Tabel. 5. Rasio Jenis Kelamin ( Sex Ratio ), Kabupaten Banyuwangi ,
Tahun 2013.
1 2 3 4 5
00-04 45,743 41,934 87,677 109,08
05-09 57,809 52,546 110,355 110,01
10-14 67,474 61,456 128,930 109,79
15-19 61,235 56,505 117,740 108,37
20-24 62,133 61,606 123,739 100,85
25-29 67,573 64,436 132,009 104,86
30-34 74,589 72,543 147,132 102,82
35-39 72,013 68,553 140,566 105,04
40-44 72,198 68,616 140,814 105,22
45-49 59,467 59,262 118,729 100,34
50-54 51,684 49,647 101,331 104,10
55-59 41,046 38,419 79,465 109,18
60-64 25,162 24,786 49,948 101,51
65-69 23,275 25,881 49,156 89,93
70-74 22,866 23,038 45,904 99,25
>75 23,056 30,579 53,635 75,39
Total 827,323 799,807 1,627,130 103,44
Kelompok
UmurLaki-Laki Perempuan Jumlah RJK
Sumber : Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kabupaten Banyuwangi , Tahun 2013,
diolah.
Dari tabel 5 nampak bahwa Rasio Jenis Kelamin (RJK) atau Sex Ratio di
Kabupaten Banyuwangi adalah 103,44 yang berarti bahwa dari setiap 100
penduduk perempuan terdapat 103-104 orang penduduk laki- laki gambaran
rasio jenis kelamin Kabupaten Banyuwangi. Namun demikian, jika dilihat
dari kelompok umur menunjukkan bahwa jumlah penduduk laki-laki yang
lebih besar berada pada kelompok umur 30 tahun ke atas. Sedangkan jika
dilihat pada kelompok umur 0-4 tahun sebesar 109,08 yang artinya terdapat
109 balita berjenis kelamin laki-laki dari 100 balita perempuan. Secara
biologis jumlah kelahiran bayi laki-laki pada umumnya lebih besar
dibanding dengan kelahiran bayi perempuan, namun bayi laki-laki lebih
rentan terhadap kematian dibanding bayi perempuan. Rasio jenis kelamin
Profil Perkembangan Kependudukan Kabupaten Banyuwangi 2013
pada kelompok umur diatas 60 tahun juga menunjukkan penduduk
perempuan lebih banyak dibandingkan laki-laki. Ini menunjukkan bahwa
teori yang mengatakan bahwa umur harapan hidup perempuan lebih tinggi
dibandingkan dengan laki-laki adalah benar, karena secara biologis umur
harapan hidup perempuan lebih tinggi dibandingkan dengan laki-laki.
Tabel 6. Rasio Jenis Kelamin Berdasarkan Kecamatan, di Kabupaten
Banyuwangi , Tahun 2013.
n (jiwa) % n (jiwa) %1 2 3 4 5 6 71 Pesanggaran 26,097 51,14 24,933 48,86 104,662 Bangorejo 33,074 51,40 31,264 48,60 105,783 Purwoharjo 34,426 50,85 33,267 49,15 103,484 Tegaldlimo 30,618 51,33 29,028 48,67 105,475 Muncar 65,656 51,81 61,057 48,19 107,536 Cluring 35,806 51,09 34,266 48,91 104,497 Gambiran 30,531 51,29 28,984 48,71 105,338 Srono 45,419 50,80 43,975 49,20 103,289 Genteng 44,110 51,22 41,999 48,78 105,0210 Glenmore 38,577 50,58 37,690 49,42 102,3511 Kalibaru 37,085 50,24 36,719 49,76 100,9912 Singojuruh 23,206 50,37 22,865 49,63 101,4913 Rogojampi 45,908 50,23 45,487 49,77 100,9214 Kabat 35,070 50,90 33,819 49,10 103,6915 Glagah 15,198 49,44 15,541 50,56 9,77916 Banyuwangi 57,893 50,20 57,420 49.8 100,8217 Giri 13,386 50,31 13,218 49,69 101,2718 Wongsorejo 42,720 50,28 42,237 49,72 101,1419 Songgon 25,768 51,13 25,627 48,87 100,5520 Sempu 39,031 50,90 37,647 49,10 103,6721 Kalipuro 45,899 50,74 44,555 49,26 103,0122 Siliragung 24,301 51,65 22,740 48,35 106,8623 Tegalsari 23,450 51,54 22,046 48,46 106,3624 Licin 14,094 51,21 13,423 48,79 104,99
827,323 50,84 799,807 49,16 103,44TOTAL
No RJKKecamatanLaki-laki Perempuan
Sumber : Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kabupaaten Banyuwangi , Tahun 2013 diolah
Jika dilihat menurut wilayah kecamatan, dari Table. 6. terlihat bahwa rasio
jenis kelamin (sex ratio) disetiap kecamatan di atas 100, hanya ada satu
kecamatan yang dibawah 100 hal ini berarti bahwa jumlah penduduk laki-
laki disetiap kecamatan lebih banyak daripada perempuan. Jika diamati
Profil Perkembangan Kependudukan Kabupaten Banyuwangi 2013
masing-masing wilayah Kecamatan, maka terlihat bahwa Kecamatan
Muncar memiliki Rasio jenis kelamin tertinggi yaitu 107,53 diikuti Kecamatan
Siliragung sebesar 106,86 sedangkan Rasio jenis kelamin terendah 97,79
terdapat di Kecamatan Glagah.
3. Rasio Ketergantungan (Dependency Ratio)
Rasio Ketergantungan digunakan untuk melihat hubungan antara
perubahan struktur umur penduduk dengan ekonomi secara kasar. Rasio
ini melihat seberapa besar beban tanggungan yang harus dipikul oleh
penduduk produktif terhadap penduduk yang tidak produktif. Penduduk
produktif secara ekonomi adalah mereka yang berada pada umur 15 – 64
tahun, yang dianggap memiliki potensi ekonomi. Semakin rendah
Dependency Ratio, maka semakin rendah pula beban kelompok umur
produktif untuk menanggung penduduk usia tidak produktif atau belum
produktif.
Tabel 7. Jumlah Penduduk Kabupaten Banyuwangi menurut Umur Muda,
Umur Produktif dan Umur Tua, Tahun 2013
Kelompok Umur Laki-laki Perempuan ∑ Pddk %
(1) (2) (3) (4) (5)
0-14 Tahun (Umur Muda) 171.026 155.936 326.962 20,09
15-64 Tahun (Umur Produktif) 587.100 564.373 1.151.473 70,76
>=65 Tahun (Umur Tua) 69.197 79.498 148.695 9,13
Jumlah 827.323 799.807 1.627.130 100
Sumber :Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kabupaten Banyuwangi, Tahun 2013,diolah.
Dari Tabel. 7. nampak bahwa 70,76 persen penduduk Kabupaten
Banyuwangi merupakan penduduk Usia produktif (usia kerja) yang
berpotensi sebagai modal pembangunan, sedangkan penduduk yang
berpotensi sebagi beban yaitu penduduk yang belum produktif (0-14 tahun)
Profil Perkembangan Kependudukan Kabupaten Banyuwangi 2013
sebesar 20,09 persen dan penduduk yang dianggap kurang produktif atau
tidak produktif lagi (65 tahun ke atas) sebesar 9,13 persen. Jika
diperhatikan menurut jenis kelamin, jumlah penduduk usia produktif laki-laki
lebih besar daripada penduduk usia produktif perempuan, terlihat pada
kelompok usia lanjut penduduk perempuan yang lebih banyak, sedangkan
pada kelompok usia muda terlihat bahwa penduduk perempuan lebih kecil
dibandingkan dengan penduduk laki-laki.
Memperhatikan komposisi penduduk menurut kelompok usia muda, usia
produktif, dan usia tua yang demikian, diketahui rasio ketergantungan
Kabupaten Banyuwangi tahun 2013 sebesar 41,30 per 100 penduduk usia
kerja, yang berarti bahwa setiap 100 penduduk usia produktif (usia kerja) di
Kabupaten Banyuwangi mempunyai tanggungan sekitar 41-42 penduduk
usia non produktif, 28,39 % diantaranya berasal dari kelompok usia muda
dan 12,91 % lainnya berasal dari kelompok usia lanjut.
Tabel 8. Rasio Ketergantungan Kabupaten Banyuwangi Tahun 2013.
Jenis Kelamin
Rasio Ketergantungan
Umur Produktif
Muda Tua Total
n % n % %
Laki-Laki 587.100 171.026 29,13 69.197 11,78 40,91
Perempuan 564.373 155.936 27,62 79.498 14,08 41.70
L+P 1.151.473 326.962 28,29 148.695 12,91 41,20 Sumber : Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kabupaten Banyuwangi,
Tahun 2013,diolah
Rasio ketergantungan total Kabupaten Banyuwangi jika dirinci menurut jenis
kelamin, nampak bahwa angka beban tanggungan laki-laki lebih kecil
daripada perempuan, tetapi pada usia lanjut angka beban tanggungan
perempuan menjadi lebih tinggi daripada laki-laki. Perempuan yang berusia
lanjut terus bertambah dan jumlahnya melebihi laki-laki karena usia
perempuan relatif lebih panjang.
Profil Perkembangan Kependudukan Kabupaten Banyuwangi 2013
C. Komposisi Penduduk menurut Karakteristik Sosial
1. Komposisi Penduduk Menurut Tingkat Pendidikan yang Ditamatkan
Tingkat pendidikan merupakan salah satu ukuran untuk kualitas penduduk.
Semakin tinggi tingkat pendidikan yang ditamatkan semakin baik kualitas
SDM di wilayah tersebut. Namun ukuran ini masih harus ditambah dengan
etos kerja dan ketrampilan baik hard skill maupun soft skill. Beberapa
pelaku usaha menyatakan bahwa yang dibutuhkan tidak saja ketrampilan
tetapi juga kepribadian, karena ketrampilan bisa ditingkatkan melalui
pelatihan-pelatihan.
Tamat sekolah didefinisikan sebagai jenjang pendidikan yang telah berhasil
diselesaikan oleh seseorang dengan dibuktikan adanya ijazah atau surat
tanda tamat belajar. Tetapi jika menggunakan ukuran menurut jenjang
tertinggi merupakan jenjang atau kelas tertinggi yang pernah ditempuh oleh
seseorang.
Tabel 9. Distribusi Penduduk Menurut Tingkat Pendidikan Tertinggi yang Ditamatkan dan Jenis Kelamin Kabupaten Banyuwangi, Tahun 2013.
n (jiwa) % n (jiwa) % n (jiwa) %
1 Tidak/Belum Sekolah 114,524 14 132,544 17 247,068 15
2 Belum Tamat SD/Sederajat 73,101 9 76,626 10 149,727 93 Tamat SD/Sederajat 290,887 35 311,290 39 602,177 37
4 SLTP/Sederajat 158,430 19 140,603 18 299,033 185 SLTA/Sederajat 155,744 19 117,604 15 273,348 17
6 Diploma I/II 3,509 0 2,807 0 6,316 07 Akademi/Diploma III/SARMUD 7,568 1 5,090 1 12,658 1
8 Diploma IV/Strata I 22,285 3 12,950 2 35,235 29 Strata II 1,177 0 246 0 1,423 010 Strata III 98 0 47 0 145 0
827,323 100 799,807 100 1,627,130 100Jumlah
No Jenjang pendidikanLaki-Laki Perempuan Jumlah
Profil Perkembangan Kependudukan Kabupaten Banyuwangi 2013
Data SIAK menunjukkan bahwa tingkat pendidikan tertinggi yang ditamatkan relatif masih rendah. Lebih dari sepertiga penduduk Kabupaten Banyuwangi (37,26%) tamat SD/Sederajat. Jika dilihat menurut jenis kelamin, persentase penduduk yang tamat SD/Sederajat penduduk perempuan lebih tinggi dibanding penduduk laki-laki, sedangkan penduduk yang tamat SLTA/Sederajat untuk penduduk laki-laki (19,14%) lebih tinggi dibandingkan penduduk perempuan(14,70%). Sedangkan persentase penduduk yang tamat SLTP/Sederajat untuk perempuan hampir sama dengan persentase penduduk laki-laki selisih (1%).
2. Komposisi Penduduk menurut Agama
Informasi tentang jumlah penduduk berdasarkan agama diperlukan untuk
merencanakan penyediaan sarana dan prasarana peribadatan serta
merencanakan suatu program kegiatan yang berkaitan dengan kerukunan
antar umat beragama. Penduduk Kabupaten Banyuwangi pada umumnya
memeluk agama Islam (77,32 persen), disusul kemudian pemeluk agama
Kristen dan Katholik (22,29 persen). Sedangkan Hindu, Budha dan
Konghucu serta aliran kepercayaan masih sangat sedikit (0,39 persen).
Tabel 10. Prosentase Penduduk Menurut Agama Kabupaten Banyuwangi
Tahun 2013
n % n % n % n % n % n % n %
1 Pesanggaran 46,106 90,35 1,443 2,82 109 0,21 2,289 4,48 920 1,80 159 0,31 4 0,00 51,030
2 Bangorejo 60,352 93,80 799 1,24 277 0,43 2,783 4,32 10 0,01 113 0,17 4 0,00 64,338
3 Purwoharjo 61,382 90,67 938 1,38 982 1,45 4,012 5,92 171 0,25 206 0,30 2 0,00 67,693
4 Tegaldlimo 54,077 90,66 910 1,52 121 0,20 4,188 7,02 320 0,53 30 0,05 - - 59,646
5 Muncar 123,272 97,28 1,016 0,80 392 0,30 1,789 1,41 76 0,05 163 0,12 5 0,00 126,713
6 Cluring 69,030 98,51 491 0,70 63 0,08 350 0,49 70 0,09 56 0,07 12 0,01 70,072
7 Gambiran 56,198 94,42 1,704 2,86 304 0,51 31 0,06 1,197 2,01 61 0,10 20 0,03 59,515
8 Srono 88,177 98,63 464 0,51 94 0,10 290 0,32 97 0,10 272 30 - - 89,424
9 Genteng 83,512 96,98 1,235 1,43 390 0,45 532 0,61 272 0,31 155 0,18 13 0,01 86,109
Jumlah HinduKatolik Budha Konghucu
Penghayat
Kepercayaa
n
A G A M A
N0 Kecamatan Islam Kristen
Profil Perkembangan Kependudukan Kabupaten Banyuwangi 2013
10 Glenmore 74,233 97,33 1,172 1,53 266 0,34 436 0,57 41 0,05 119 0,15 - - 76,267
11 Kalibaru 73,195 99,17 284 0,38 67 0,09 42 0,05 47 0,06 167 0,22 2 0,00 73,804
12 Singojuruh 45,821 99,45 142 0,30 34 0,07 12 0,02 5 0,01 57 0,12 - - 46,071
13 Rogojampi 87,700 95,95 789 0,86 329 0,35 1,766 1,93 355 0,38 456 0,49 - - 91,395
14 Kabat 68,550 99,50 132 0,19 38 0,05 37 0,05 4 0,00 128 0,18 - - 68,889
15 Glagah 30,407 98,91 178 0,57 91 0,29 34 0,11 24 0,07 5 0,01 - - 30,739
16 Banyuwangi 109,918 95,32 2,768 2,40 1,132 0,98 440 0,38 646 0,56 408 0,35 1 0,00 115,313
17 Giri 26,051 97,92 269 1,01 132 0,49 80 0,30 54 0,20 18 0,06 - - 26,604
18 Won gsorejo 84,328 99,20 239 0,28 94 0,11 64 0,07 36 0,04 196 0,23 - - 84,957
19 songgon 50,953 99,13 202 0,39 30 0,05 191 0,37 11 0,02 8 0,01 - - 51,395
20 Sempu 75,475 98,43 607 0,79 146 0,19 314 0,40 66 0,08 70 0,9 - - 76,678
21 Kalipuro 88,088 97,38 881 0,97 282 0,31 279 0,30 56 0,06 868 0,95 - - 90,454
22 Siliragung 41,815 91,90 1,708 3,75 20 0,04 1,927 4,23 4 0,00 10 0,02 12 0,02 45,496
23 Tegalsari 42,659 90,68 281 0,59 83 0,17 3,867 8,22 16 0,03 129 0,27 6 0,01 47,041
24 Licin 27,422 99,65 40 0,14 18 0,06 5 0,01 6 0,02 26 0,09 - - 27,517
1,568,721 96,41 18,692 1,14 5,494 0,33 25,758 1,58 4,504 0,27 3880 0,23 81 0,00 1,627,130JUMLAH
Sumber : Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kabupaten Banyuwangi, Tahun 2013, diolah.
Jika dikaitkan dengan wilayah kecamatan, maka agama islam mendominasi
semua wilayah kecamatan di Kabupaten Banyuwangi. Kecamatan Muncar
merupakan wilayah pemeluk agama Islam terbesar yaitu 123.272 jiwa,
diikuti Kecamatan Banyuwangi yaitu 109.918 jiwa, dan Kecamatan Srono
yaitu 88.177 jiwa. Sedangkan sebaran agama Islam terkecil berada di
Kecamatan Giri yaitu 26.051 jiwa.
Agama kedua terbesar setelah Islam yang tersebar disetiap kecamatan
adalah agama Hindu. Kecamatan Purwoharjo dan Kecamatan Tegaldimo
merupakan wilayah dengan agama Hindu terbesar disusul pemeluk agama
Kristen, karena Kabupaten Banyuwangi merupakan kabupaten yang
didominasi agama islam, maka sedikit yang menganut agama Katolik,
Budha, Konghucu dan Penghayat Kepercayaan.
3. Komposisi Penduduk Menurut Status Perkawinan
Informasi tentang struktur perkawinan penduduk pada waktu tertentu
berguna bagi para penentu kebijakan dan pelaksana program
kependudukan. Terutama dalam hal pembangunan keluarga, kelahiran dan
upaya-upaya peningkatan kualitas keluarga. Dari informasi penduduk
berstatus kawin, Umur Perkawinan Pertama, lama kawin akan berguna
untuk mengestimasi angka kelahiran yang akan terjadi.
Profil Perkembangan Kependudukan Kabupaten Banyuwangi 2013
Umur perkawinan pertama misalnya berkaitan dengan lamanya seseorang
perempuan beresiko untuk hamil dan melahirkan. Perkawinan umur dini
juga akan berakibat pada besarnya angka perceraian, ketidaksiapan orang
tua untuk pengasuhan anak serta kurang matangnya perempuan
menjalankan tugas dan fungsinya dalam rumah tangga.
Tabel 11: Distribusi Penduduk Menurut Kelompok Umur dan Status kawin, Kabupaten
Banyuwangi Tahun 2013.
n % n % n % n % n %00-04 87,677 20 0 0 0 0 0 0 87,677 505-09 110,355 25 0 0 0 0 0 0 110,355 710-14 128,921 30 9 0 0 0 0 0 128,930 815-19 50,594 12 67,067 6 69 0 10 0 117,740 720-24 34,054 8 88,989 8 612 3 84 0 123,739 825-29 10,855 3 119,286 11 1,632 7 236 0 132,009 830-34 4,330 1 139,407 13 2,866 13 529 1 147,132 935-39 2,082 0 133,999 12 3,245 15 1,240 2 140,566 940-44 1,347 0 133,943 12 3,336 15 2,188 3 140,814 945-49 960 0 110,800 10 2,908 13 4,061 5 118,729 750-54 599 0 92,182 8 2,353 11 6,197 8 101,331 655-59 417 0 68,743 6 1,690 8 8,615 11 79,465 560-64 309 0 37,663 3 1,275 6 10,701 14 49,948 365-69 232 0 35,489 3 837 4 12,598 16 49,156 370-74 184 0 32,169 3 639 3 12,912 16 45,904 3>=75 203 0 33,793 3 509 2 19,130 24 53,635 3
Jumlah 433,119 100 1,093,539 100 21,971 100 78,501 100 1,627,130 100
Cerai MatiKel
Umur
STATUS KAWINTotal
Belum Kawin Kawin Cerai Hidup
Sumber : Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kabupaten Banyuwangi, Tahun 2013, diolah.
Tabel.11. menyajikan komposisi penduduk menurut status kawin di
Kabupaten Banyuwangi. Tabel tersebut menunjukkan bahwa penduduk
Kabupaten Banyuwangi didominasi oleh penduduk berstatus kawin yakni
67,20 persen.
Jika dikaitkan dengan umur nampak bahwa proporsi penduduk yang
berstatus belum kawin pada kelompok umur 10-24 tahun cukup tinggi,
sedangkan yang berstatus kawin proporsi tertinggi pada kelompok umur 30-
44 tahun. Banyaknya proporsi penduduk muda yang belum kawin diduga
disebabkan oleh besarnya jumlah penduduk yang berada pada umur
sekolah ditambah dengan mereka yang berstatus bekerja.
Profil Perkembangan Kependudukan Kabupaten Banyuwangi 2013
Menarik untuk diperhatikan adalah mereka yang berstatus cerai baik cerai
hidup maupun cerai mati. Proporsi penduduk yang berstatus cerai hidup
lebih banyak berada pada umur 35-44 tahun, sementara penduduk yang
berstatus cerai mati lebih banyak berada pada kelompok umur di atasnya
yakni 55 tahun ke atas. Penduduk berumur muda yang cerai hidup biasanya
segera melakukan perkawinan kembali sehingga proporsi mereka lebih
rendah dibandingkan dengan penduduk yang berstatus cerai mati.
Rata-Rata Umur Kawin Pertama
Umur kawin pertama merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi
fertilitas. Umur kawin pertama mempunyai korelasi negatif dengan tingkat
fertilitas seorang perempuan, artinya semakin tua umur kawin pertama
perempuan, maka semakin kecil potensi perempuan tersebut untuk
melahirkan banyak anak. Hal ini terjadi karena semakin tinggi umur kawin
pertama seorang perempuan, maka semakin pendek masa usia suburnya
dan pada akhirnya akan menurunkan tingkat fertilitas perempuan tersebut.
Tabel 12: Penduduk Rata-Rata Usia Kawin Pertama, Kabupaten Banyuwangi Tahun 2013.
PEREMPUAN LAKI LAKI
1 24 30
2 25 30
3 25 30
4 24 30
5 24 30
6 24 31
7 25 30
8 24 30
9 25 31
10 24 30
11 24 29
12 23 29
RATA-RATA USIA KAWIN PERTAMA N0 KECAMATAN
Kalibaru
Singojuruh
Pesanggaran
Bangorejo
Purwoharjo
Tegaldlimo
Muncar
Cluring
Gambiran
Srono
Genteng
Glenmore
Profil Perkembangan Kependudukan Kabupaten Banyuwangi 2013
13 23 29
14 23 29
15 23 29
16 25 31
17 23 29
18 23 28
19 23 29
20 24 30
21 23 28
22 24 30
23 24 30
24 23 29
24 30
Songgon
Sempu
Kalipuro
Siliragung
Tegalsari
Licin
Rogojampi
Kabat
Glagah
Banyuwangi
Giri
Won gsorejo
Jumlah Rata-Rata Sumber : Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kabupaten Banyuwangi Tahun 2013, diolah.
Angka perkawinan umur pertama masing-masing kecamatan sebagaimana
pada tabel 12, sehingga dapat dilihat rata-rata perkawinan umur pertama di
Kabupaten Banyuwangi adalah perempuan 24 tahun dan laki-laki 30 pada
tahun 2013 (Angka ini diperoleh dari data SIAK terolah).
4. Jumlah Penduduk Berdasarkan Jenis Kecacatan
Informasi tentang banyaknya penduduk penyandang cacat dan jenis
kecacatannya sangat diperlukan dalam memberikan program pelayanan
publik yang ramah penyandang cacat. Selama ini perhatian pemerintah
dianggap kurang dan masih banyak perlakuan diskriminatif dalam
pelayanan publik kepada kelompok ini. Informasi jumlah penyandang cacat
terutama cacat fisik dapat digunakan untuk dasar perencanaan
pembangunan berbagai fasilitas umum yang ramah penyandang cacat,
pelayanan fasilitas pendidikan, kesehatan, kesempatan kerja dan lain
sebagainya. Data SIAK mencakup data tentang penyandang cacat ini.
Profil Perkembangan Kependudukan Kabupaten Banyuwangi 2013
Tabel : 13. Jumlah dan Prosentase Penduduk Menurut Jenis Kecacatan ,
Kabupaten Banyuwangi Tahun 2013.
n % n % n %
150 0,01 91 0,01 241 0,01
85 0,01 79 0,01 164 0,01
109 0,01 54 0,01 163 0,01
119 0,01 13 0,00 132 0,00
19 0,01 1 0,00 20 0,00
14 0,00 6 0,00 20 0,00
496 67,02 244 32,97 740 100
Cacat Rungu/Wicara
Cacat Mental/Jiwa
Cacat Fisik dan Mental
Cacat Lainya
Jumlah
PENYANDANG CACAT LAKI-LAKI PEREMPUAN TOTAL
Catat Fisik
Cacat Netra/Buta
Sumber : Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kabupaten Banyuwangi Tahun 2013, diolah.
Pada Tabel. 13. terlihat bahwa jumlah penduduk penyandang cacat di
Kabupaten Banyuwangi tidak terlalu besar yaitu 740 jiwa, jika
dibandingkan dengan jumlah seluruh penduduk Kabupaten Banyuwangi
yaitu 1.627.130 jiwa. (0,04%), Meskipun proporsinya kecil, penduduk
penyandang cacat tetap harus menjadi perhatian pemerintah Kabupaten
Banyuwangi untuk tetap memberikan pelayanan sosial bagi mereka seperti
pendidikan, kesehatan, fasilitas layanan umum lainnya. Dilihat dari jenis
kecacatan, jumlah terbesar adalah penyandang cacat fisik yaitu 241 orang,
diikuti penyandang cacat tuna netra/buta sebesar 164 orang, dan terkecil
adalah penyandang cacat Fisik dan Mental dan catat lainya 20 orang.
Jika dikaitkan dengan jenis kelamin, maka penyandang cacat terbesar
adalah penduduk berjenis kelamin laki-laki dengan jenis kecacatan adalah
cacat fisik yaitu sebesar 150 orang, diikuti cacat mental/jiwa yaitu 119
orang. Hal yang sama juga terjadi pada penyandang cacat perempuan yaitu
sebesar 91 orang adalah penyandang cacat fisik dan 79 orang penyandang
cacat tuna netra/buta.
Profil Perkembangan Kependudukan Kabupaten Banyuwangi 2013
D. Keluarga
Keluarga merupakan unit masyarakat terkecil dalam kehidupan. Data keluarga
menjadi penting untuk menyusun berbagai program pembangunan seperti
peningkatan ekonomi, penghasilan dan penanganan kemiskinan dan lain
sebagainya. Keluarga sebagai unit terkecil dari masyarakat merupakan tempat
pertama dan utama dalam tumbuh kembang anak, baik dari sisi fisik,
pembentukan karakter dan pengembangan intelektual. Oleh sebab itu
perencanaan keluarga menjadi penting, tidak hanya jumlah anggota keluarga
tetapi juga kualitasnya.
1. Jumlah Keluarga dan Rata-Rata Jumlah Anggota Keluarga
Keluarga dibentuk dari sekelompok orang yang terikat dan mempunyai
hubungan kekerabatan karena perkawinan, kelahiran, adopsi dan lain
sebagainya. Unit keluarga menjadi hal penting untuk berbagai intervensi
seperti penanganan kemiskinan, keluarga berencana, kesehatan dan lain
sebagainya. Keluarga terbagi menjadi dua yaitu keluarga inti/batih (nuclear
family) dan keluarga luas (extended family). Besarnya jumlah anggota
keluarga biasanya digunakan untuk menggambarkan kesejahteraan
keluarga, dimana semakin kecil jumlah anggota keluarga diasumsikan akan
semakin tinggi tingkat kesejahteraannya.
Tabel 14 : Jumlah Penduduk, Jumlah Keluarga, dan Rata-Rata Jumlah Anggota Keluarga, Kabupaten Banyuwangi Tahun 2013.
n % n %
1 Pesanggaran 51,030 3 17,830 3 2.86
2 Bangorejo 64,338 4 21,845 4 2.95
3 Purwoharjo 67,693 4 23,655 4 2.86
4 Tegaldlimo 59,646 4 20,725 4 2.88
5 Muncar 126,713 8 42,832 7 2.96
6 Cluring 70,072 4 25,739 5 2.72
Rata-Rata
Anggota
Keluarga
J u m l a h
No. Penduduk Kepala KeluargaKecamatan
Profil Perkembangan Kependudukan Kabupaten Banyuwangi 2013
7 Gambiran 59,515 4 20,852 4 2.85
8 Srono 89,394 5 32,918 6 2.72
9 Genteng 86,109 5 27,752 5 3.10
10 Glenmore 76,267 5 24,957 4 3.06
11 Kalibaru 73,804 5 22,956 4 3.22
12 Singojuruh 46,071 3 17,978 3 2.56
13 Rogojampi 91,395 6 35,823 6 2.55
14 Kabat 68,889 4 25,833 5 2.67
15 Glagah 30,739 2 11,893 2 2.58
16 Banyuwangi 115,313 7 38,855 7 2.97
17 Giri 26,604 2 9,944 2 2.68
18 Wongsorejo 84,957 5 29,626 5 2.87
19 Songgon 51,395 3 19,996 3 2.57
20 Sempu 76,678 5 25,963 5 2.95
21 Kalipuro 90,454 6 30,792 5 2.94
21 Siliragung 47,041 3 15,957 3 2.95
23 Tegalsari 45,496 3 15,840 3 2.87
24 Licin 27,517 2 10,778 2 2.55
1,627,130 100 571,339 100 2.85Jumlah
Sumber : Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kabupaten Banyuwangi Tahun 2013, diolah.
Jumlah keluarga di Kabupaten Banyuwangi sebanyak 571.339 keluarga
yang terbesar tersebar di 4 kecamatan. Kecamatan Muncar memiliki jumlah
keluarga terbesar yaitu 42.832 keluarga (7,49%) kemudian disusul oleh
kecamatan Banyuwangi sebanyak 38.855 keluarga (6,80%), Kecamatan
Rogojampi sebanyak 35.823 keluarga (6,27%), dan Kecamatan Srono
sebanyak 32.918 keluarga (5,76%). Sedangkan jumlah keluarga terkecil
berada di Kecamatan Giri yaitu 9.944 keluarga (1,74%).
Rata-rata jumlah anggota keluarga di Kabupaten Banyuwangi sebanyak
2,85 per keluarga. Ini menunjukkan bahwa keluarga di Banyuwangi lebih
banyak merupakan keluarga inti dengan jumlah anggota keluarga sebanyak
2-3 orang. Bila diperhatikan menurut kecamatan, rata-rata jumlah anggota
keluarga di setiap Kecamatan juga terdiri dari 2-3 orang per keluarga.
Profil Perkembangan Kependudukan Kabupaten Banyuwangi 2013
3. Status Hubungan dengan Kepala Keluarga.
Tabel 15 Jumlah Penduduk Berdasarkan Status Hubungan dengan Kepala Keluarga, Kabupaten Banyuwangi Tahun 2013.
n % n % n %
Kepala Keluarga 485,447 58.68 85,892 10.74 571,339 35.11
Suami 221 0.03 0 0.00 221 0.01
Istri 0 0.00 448,741 56.11 448,741 27.58
Anak 312,904 37.82 241,978 30.25 554,882 34.10
Menantu 2,817 0.34 2,325 0.29 5,142 0.32
Cucu 10,723 1.30 9,904 1.24 20,627 1.27
Orang Tua 2,179 0.26 1,934 0.24 4,113 0.25
Mertua 1,289 0.16 3,709 0.46 4,998 0.31
Famili Lain 9,441 1.14 2,795 0.35 12,236 0.75
Pembantu 33 0.00 1,127 0.14 1,160 0.07
Lainnya 2,269 0.27 1,402 0.18 3,671 0.23
Jumlah 827,323 100.00 799,807 100.00 1,627,130 100.00
Status Hubungan
Dengan Kepala
Keluarga
Laki-Laki PerempuanLaki-Laki dan
Perempuan
Sumber : Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kabupaten Banyuwangi Tahun 2013, diolah.
Status hubungan anggota keluarga dengan kepala keluarga diperlukan
untuk melihat komposisi anggota keluarga, pola pengaturan tempat tinggal
dan pola pengasuhan anak. Dari Tabel. 15. nampak bahwa kepala keluarga
laki-laki umumnya mempunyai pasangan/isteri yaitu dari 485.447 kepala
keluarga laki-laki (58,68%) yang mempunyai isteri sebanyak 448.741 orang
(54,24%), sedangkan dari 85.892 kepala keluarga perempuan (10,74%)
hanya 221 orang (0,25%) saja yang bersuami. Hal ini menunjukkan bahwa
kepala keluarga perempuan pada umumnya berstatus lajang baik mereka
yang belum pernah kawin maupun mereka yang berstatus janda.
Perempuan berstatus kepala keluarga ini perlu mendapat perhatian lebih,
karena pada umumnya keluarga yang dikepalai oleh kepala keluarga
perempuan mempunyai tingkat kesejahteraan lebih rendah dibandingkan
keluarga yang dikepalai oleh laki-laki.
Adapun proporsi anggota keluarga yang tinggal dalam satu rumah yang
berstatus menantu, cucu, orang tua, mertua, dan famili lain menunjukkan
Profil Perkembangan Kependudukan Kabupaten Banyuwangi 2013
proporsi yang rendah yaitu sekitar 3,19 persen. Ini mencerminkan bahwa
keluarga luas di Kabupaten Banyuwangi jumlahnya tidak besar.
3. Karakteristik Kepala Keluarga
Karakteristik kepala keluarga berdasarkan umur, jenis kelamin, pendidikan,
status kesehatan, pekerjaan penting untuk diketahui, berkaitan dengan
perencanaan kebijakan pelayanan kebutuhan dasar berbasis keluarga
seperti ketersediaan pangan, pendidikan, kesehatan, perumahan,
kemiskinan, dan lain-lain.
Tabel 16. Jumlah dan Proporsi Kepala Keluarga Menurut Status Kawin dan
Jenis Kelamin, Kabupaten Banyuwangi Tahun 2013.
n % n % n %
1 6,991 1 3,423 4 10,414 2
2 461,865 95 15,129 18 476,994 83
3 7,275 2 14,443 17 21,718 4
4 9,316 2 52,897 61 62,213 11
485,447 100 85,892 100 571,339 100
Perempuan Jumlah
Belum Kawin
Kawin
Cerai Hidup
Cerai Mati
Jumlah
Status Kepala KeluargaLaki-Laki
No
Sumber : Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kabupaten Banyuwangi Tahun 2013, diolah.
Pada umumnya kepala keluarga berstatus kawin (83,48%), dan pada
umumnya laki-laki (95,14%). Kepala keluarga yang berstatus belum kawin
hanya 2,03%, meskipun demikian perlu dikaji kembali apakah mereka yang
berstatus lajang ini memiliki anggota keluarga atau dia hidup sendirian.
Kepala keluarga yang berstatus cerai baik cerai hidup maupun cerai mati,
persentase perempuan jauh lebih besar dibandingkan laki-laki yaitu masing-
masing 61,48% dan 2%. Kemungkinan laki-laki setelah menduda cepat
untuk kawin lagi, sehingga menyebabkan perbedaan persentase tersebut.
Selain itu, perempuan yang berstatus cerai baik hidup maupun mati,
mempunyai pertimbangan untuk melakukan kawin lagi terutama apabila
mereka telah memiliki anak-anak yang biasanya menjadi tanggungjawab
perempuan. Meskipun pada saat ini kecenderungan tersebut sudah mulai
Profil Perkembangan Kependudukan Kabupaten Banyuwangi 2013
menurun tetapi kondisi ini masih terjadi. Faktor yang lain adalah mereka
yang cerai mati, terjadi pada kelompok umur yang lebih tua, yang
menyebabkan perempuan enggan untuk menikah kembali.
Dalam administrasi kependudukan, perempuan berstatus kawin yang
menjadi kepala keluarga juga diberikan kepada mereka yang berstatus istri
kedua, ketiga maupun keempat. Oleh sebab itu proporsi perempuan kepala
keluarga yang cukup besar (15,03%), diduga termasuk mereka yang
menjadi kepala keluarga ini adalah menjadi isteri kedua, ketiga, dan
seterusnya.
Disamping itu, terlihat pula adanya kepala keluarga yang berstatus belum
kawin (lajang) sebanyak 2 persen. Proporsi kepala keluarga perempuan
yang belum kawin lebih tinggi daripada kepala keluarga laki-laki. Biasanya
kepala keluarga yang berstatus belum kawin merupakan anggota keluarga
yang menggantikan orang tua yang meninggal, atau kepala keluarga
tersebut hidup sendirian.
Tabel 17. Jumlah dan Proporsi Kepala Keluarga Menurut Kelompok Umur dan
Status Kawin, Kabupaten Banyuwangi Tahun 2013.
n % n % n % n % n %
10-14 0 0 2 0 0 0 0 0 2 0
15-19 131 1.26 167 0.04 14 0.06 2 0.00 314 0.05
20-24 1,421 13.65 5,672 1.19 237 1.09 43 0.07 7,373 1.29
25-29 2,184 20.97 26,176 5.49 935 4.31 154 0.25 29,449 5.15
30-34 1,950 18.72 49,383 10.35 2,209 10.17 428 0.69 53,970 9.45
35-39 1,244 11.95 60,198 12.62 2,971 13.68 1,103 1.77 65,516 11.47
40-44 962 9.24 66,684 13.98 3,658 16.84 2,061 3.31 73,365 12.84
45-49 782 7.51 65,146 13.66 3,471 15.98 4,008 6.44 73,407 12.85
50-54 521 5.00 55,091 11.55 2,779 12.80 5,740 9.23 64,131 11.22
55-59 427 4.10 45,974 9.64 1,965 9.05 7,666 12.32 56,032 9.81
60-64 298 2.86 37,328 7.83 1,420 6.54 8,975 14.43 48,021 8.40
65-69 226 2.17 26,131 5.48 938 4.32 10,083 16.21 37,378 6.54
70-74 129 1.24 20,231 4.24 628 2.89 9,677 15.55 30,665 5.37
>75 139 1.33 18,811 3.94 493 2.27 12,273 19.73 31,716 5.55
Jumlah 10,414 100 476,994 100 21,718 100 62,213 100 571,339 100
JumlahKelompok
Umur
Belum Kawin Kawin Cerai Hidup Cerai Mati
Sumber : Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kabupaten Banyuwangi Tahun 2013, diolah.
Profil Perkembangan Kependudukan Kabupaten Banyuwangi 2013
Dari Table. 17. terlihat bahwa mayoritas keluarga di Kabupaten Banyuwangi
dikepalai oleh kepala keluarga yang berumur antara 35-54 tahun. Ini
menunjukkan bahwa Kabupaten Banyuwangi merupakan keluarga yang
berada pada kelompok produktif dan yang menarik adalah adanya kepala
keluarga pada kelompok umur di bawah 15 tahun yaitu 0,00 persen.
Proporsi tertinggi kepala keluarga berstatus kawin berada pada kelompok
umur 30-54 tahun, hal Ini menunjukkan bahwa kepala keluarga di
Kabupaten Banyuwangi berada pada kelompok produktif. Sedangkan
kepala keluarga yang berstatus belum kawin terbesar juga berada pada
kelompok umur 20-39 tahun, kepala keluarga yang berstatus cerai hidup
tertinggi berada pada kelompok umur 35-54 tahun serta kepala keluarga
berstatus cerai mati berada pada kelompok umur 55 tahun ke atas.
Tabel 18. Distribusi Kepala Keluarga Berdasarkan Pendidikan Tertinggi yang Ditamatkan,
Kabupaten Banyuwangi Tahun 2013.
n % n % n %
16,707 3 15,071 18 31,778 6
18,125 4 9,030 11 27,155 5
233,944 48 44,684 52 278,628 49
93,143 19 8,606 10 101,749 18
100,085 21 6,900 8 106,985 19
1,855 0 198 0 2,053 0
3,289 1 257 0 3,546 1
17,147 4 1,058 1 18,205 3
1,089 0 61 0 1,150 0
63 0 27 0 90 0
485,447 100 85,892 100 571,339 100
Tingkat PendidikanLaki-Laki Perempuan Jumlah
Tidak/Belum Sekolah
Belum Tamat SD/Sederajat
Strata II
Strata III
Jumlah
Tamat SD/Sederajat
SLTP/Sederajat
SLTA/ Sederajat
Dilpoma I/II
Akademi/Diploma III/Sarmud
DiplomaIV/Strata 1
Sumber : Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kabupaten Banyuwangi Tahun 2013, diolah.
Dari Tabel. 18. di atas, terlihat bahwa sebagian besar kepala keluarga
berpendidikan Tamat SD/Sederajat yaitu sebesar 49 persen, disusul
dengan Tamat SLTA/Sederajat sebesar 19 persen, dan SLTP/Sederajat
sebesar 18 persen. Proporsi kepala keluarga yang berpendidikan D1/D2/D3
sebesar kurang 1 persen dan S1/S2/S3 sebesar 3 persen, dan masih
Profil Perkembangan Kependudukan Kabupaten Banyuwangi 2013
adanya kepala keluarga yang tidak sekolah dan belum tamat SD
persentasenya mencapai 6 persen.
Tabel 19. Distribusi Kepala Keluarga Menurut Jenis Kegiatan dan Jenis
Kelamin, Kabupaten Banyuwangi Tahun 2013.
n % n % n %
1 2 3 4 5 6 7
Bekerja 473,835 98 69,718 81 543,553 95
Belum/Tidak Bekerja 4,002 1 4,835 6 8,837 2
Mengurus Rumah Tangga 179 0 9,143 11 9,322 2
Pelajar/Mahasiswa 1,283 0 1,084 1 2,367 0
Pensiunan 6,148 1 1,112 1 7,260 1
Jumlah 485,447 100 85,892 100 571,339 100
Laki-Laki Perempuan JumlahStatus Pekerjaan
Sumber : Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kabupaten Banyuwangi Tahun 2013, diolah.
Untuk itu pemerintah Kabupaten Banyuwangi perlu memperhatikan
keluarga yang dikepalai oleh kepala keluarga yang tidak bekerja, walaupun
proporsi mereka kecil. Kepala keluarga yang tidak bekerja, dapat
disebabkan karena sudah memasuki usia pensiun atau memang tidak
mampu masuk ke pasar kerja. Untuk mereka ini perlu diberikan intervensi
untuk membantu meningkatkan status kesejahteraan mereka, karena pada
umumnya keluarga yang dikepalai oleh kepala keluarga yang tidak bekerja
memiliki status ekonomi yang rendah. Karena bagaimana mereka dapat
memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari dan diduga mereka tidak
mempunyai penghasilan, sehingga pemerintah Kabupaten Banyuwangi
perlu membuat perencanaan pelayanan kebutuhan dasar penduduk.
Selanjutnya Tabel. 20. menunjukkan jenis pekerjaan yang banyak digeluti
oleh kepala keluarga sebagai pekerjaan pokok dan sumber pendapatan
keluarga untuk menunjang perekonomian dalam memenuhi kebutuhan
kehidupan keluarga.
Profil Perkembangan Kependudukan Kabupaten Banyuwangi 2013
Tabel 20. Distribusi Kepala Keluarga Menurut Jenis Pekerjaan dan
Jenis Kelamin, Kabupaten Banyuwangi Tahun 2013.
Laki-Laki % Perempuan % Jumlah %1 Belum/Tidak Bekerja 4,002 1 4,835 6 8,837 2
2 Mengurus Rumah Tangga 179 0 9,143 11 9,322 23 Pelajar Mahasiswa 1,283 0 1,084 1 2,367 04 Pensiunan 6,148 1 1,112 1 7,260 15 Pegawai Negeri Sipil 8,961 2 535 1 9,496 26 TNI 1,074 0 3 0 1,077 0
7 Kepolian 1,113 0 3 0 1,116 0
8 Perdagangan 7,324 2 1,870 2 9,194 2
9 Pertanian/Pekebun 131,949 27 25,638 30 157,587 28
10 Penertank 187 0 35 0 222 0
11 Nelayan/Perikanan 7,953 2 82 0 8,035 1
12 Industri 815 0 136 0 951 0
13 Konstruksi 838 0 13 0 851 0
14 Transportasi 1,021 0 8 0 1,029 0
15 Karyawan Swasta 32,304 7 2,787 3 35,091 6
16 Karyawan BUMN 3,376 1 155 0 3,531 1
17 Karyawan BUMD 277 0 21 0 298 0
18 Karyawan Honorer 232 0 23 0 255 0
19 Buruh Harian Lepas 20,959 4 6,199 7 27,158 5
20 Buruh Tani/Perkebunan 16,336 3 5,834 7 22,170 4
21 Buruh Nelayan/Perikanan 192 0 52 0 244 0
22 Buruh Peternakan 14 0 4 0 18 023 Pembantu Rumah Tangga 6 0 85 0 91 0
24 Tukang Cukur 13 0 1 0 14 025 Tukang Listrik 12 0 0 0 12 026 Tukang Batu 575 0 1 0 576 0
27 Tukang Kayu 416 0 0 0 416 0
28 Tukang Sol Sepatu 1 0 0 0 1 0
29 Tukang Las/Pandai Besi 34 0 0 0 34 0
30 Tukang Jahit 121 0 27 0 148 031 Tukang Gigi 6 0 1 0 7 032 Penata Rias 0 0 3 0 3 0
33 Penata Busana 1 0 0 0 1 034 Penata Rambut 3 0 2 0 5 0
35 Mekanik 127 0 1 0 128 0
36 Seniman 24 0 2 0 26 0
37 Tabib 4 0 1 0 5 0
38 Paraji 0 0 2 0 2 0
39 Perancang Busana 1 0 1 0 2 040 Penterjemah 1 0 1 0 2 041 Imam Masjid 11 0 0 0 11 0
No Jenis Pekerjaan Kepala Keluarga
Profil Perkembangan Kependudukan Kabupaten Banyuwangi 2013
Laki-Laki % Perempuan % Jumlah %
42 Pendeta 117 0 17 0 134 0
43 Pastor 2 0 0 0 2 0
44 Wartawan 72 0 0 0 72 0
45 Ustadz/Mubaligh 79 0 1 0 80 0
46 Juru Masak 0 0 2 0 2 0
47 Anggota DPR RI 3 0 0 0 3 0
48 Anggota DPD 2 0 1 0 3 0
49 Anggot BPK 1 0 0 0 1 0
50 Duta Besar 1 0 1 0 2 0
51 Bupati 1 0 0 0 1 0
52 Wakil Bupati 1 0 0 0 1 0
53 Anggota DPR Kabupaten 26 0 0 0 26 0
54 Dosen 151 0 10 0 161 0
55 Guru 4,372 1 504 1 4,876 1
56 Pengacara 41 0 1 0 42 0
57 Notaris 14 0 2 0 16 0
58 Arsitek 5 0 0 0 5 0
59 Akuntan 2 0 0 0 2 0
60 Konsultan 14 0 1 0 15 0
61 Dokter 130 0 12 0 142 0
62 Bidan 1 0 25 0 26 0
63 Perawat 233 0 19 0 252 0
64 Apoteker 5 0 3 0 8 0
65 Psikiater/Psikolog 1 0 0 0 1 0
66 Penyiar Radio 1 0 0 0 1 0
67 Pelaut 205 0 0 0 205 0
68 Peneliti 11 0 1 0 12 0
69 Spir 2,750 1 0 0 2,750 1
70 Pialang 1 0 0 0 1 0
71 Paranormal 6 0 0 0 6 0
72 Pedagang 7,316 2 1,920 2 9,236 2
73 Perangkat Desa 5,474 1 1,001 1 6,475 1
74 Kepala Desa 368 0 23 0 391 0
75 Biarawati 82 0 38 0 120 0
76 Wira Swasta 215,619 44 22,510 26 238,129 42
77 Lainnya 447 0 100 0 547 0
485,447 100 85,892 100 571,339 100Jumlah
No Jenis Pekerjaan Kepala Keluarga
Sumber : Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kabupaten Banyuwangi Tahun 2013, diolah.
Dilihat dari kegiatan ekonomi, 42 persen kepala keluarga di Kabupaten
Banyuwangi adalah bekerja dengan jenis pekerjaan terbesar adalah
sebagai wiraswasta yaitu 42 persen, diikuti pertanian/pekebun yaitu 28
Profil Perkembangan Kependudukan Kabupaten Banyuwangi 2013
persen, dan karyawan sasta yaitu 6 persen. Proporsi kepala keluarga laki-
laki yang bekerja sebagai wiraswasta lebih tinggi dibandingkan kepala
keluarga perempuan.
Profil Perkembangan Kependudukan Kabupaten Banyuwangi 2013
BAB IV
KUALITAS PENDUDUK
Kualitas penduduk biasanya diukur dari tingkat kesehatan, pendidikan, masalah
sosial dan lain sebagainya. Secara internasional kualitas pembangunan manusia
diukur dengan Indikator Pembangunan Manusia yang terdiri dari tingkat pendidikan
(melek huruf dan rata-rata lama sekolah), kesehatan (angka kematian bayi dan
angka harapan hidup waktu lahir) serta kesejahteraan yang diukur dengan
penghasilan per kapita.
A. Kelahiran dan Kematian
Rasio Anak dan Perempuan (Child Women Ratio/CWR)
Rasio anak dan perempuan adalah perbandingan antara anak di bawah usia
lima tahun dengan jumlah penduduk perempuan usia produktif (15-49 tahun)
disuatu wilayah dan waktu tertentu. Rasio anak dan perempuan bisa digunakan
untuk melihat jumlah kelahiran yang terjadi selama 5 tahun yang lalu.
Tabel 21. Rasio Anak dan Perempuan, Kabupaten Banyuwangi Tahun 2013.
Anak Perempuan
0 - 4 Tahun 15 - 49 Tahun
1 Pesanggaran 2,678 14,050 19
2 Bangorejo 3,055 17,637 17
3 Purwoharjo 3,215 18,467 17
4 Tegaldlimo 3,183 15,828 20
5 Muncar 6,744 33,953 20
6 Cluring 3,725 18,395 20
7 Gambiran 3,381 15,856 21
8 Srono 4,766 24,025 20
9 Genteng 5,034 22,987 22
10 Glenmore 3,799 20,101 19
11 Kalibaru 3,436 20,235 17
12 Singojuruh 2,725 11,943 23
No Kecamatan CWR
Profil Perkembangan Kependudukan Kabupaten Banyuwangi 2013
13 Rogojampi 5,075 24,063 21
14 Kabat 3,893 18,368 21
15 Glagah 1,714 7,996 21
16 Banyuwangi 6,925 30,653 23
17 Giri 1,643 7,032 23
18 Wongsorejo 4,080 23,921 17
19 Songgon 3,088 13,689 23
20 Sempu 4,442 20,768 21
21 Kalipuro 4,924 25,159 20
21 Siliragung 2,508 12,107 21
23 Tegalsari 2,368 12,496 19
24 Licin 1,276 7,465 17
87,677 437,194 20Jumlah Sumber : Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kabupaten Banyuwangi Tahun 2013, diolah.
Pada tahun 2013, besarnya rasio anak dan perempuan di Kabupaten
Banyuwangi sebesar 20. Hal ini berarti bahwa diantara 100 perempuan usia
produktif terdapat 20 balita. Angka ini mengindikasikan tingkat fertilitas yang
masih cukup tinggi karena masih besarnya jumlah anak balita. CWR tertinggi di
tiga ( 3 ) Kecamatan yaitu Singojuruh, Banyuwangi, Giri, Songgon masing-
masing sebesar 23, Sedangkan CWR terendah di lima ( 5 ) Kecamatan
Bangorejo, Purwoharjo, Kalibaru, Wongsorejo, Licin yaitu sebesar 17.
B. Ekonomi
1. Angkatan Kerja menurut Umur, Jenis Kelamin, Pendidikan, dan Tingkat
Partisipasi Angkatan Kerja (TPAK)
Angkatan Kerja adalah penduduk usia 15 tahun keatas (Tenaga Kerja/
manpower) dan tidak termasuk didalamnya penduduk yang sedang sekolah,
pensiunan, mengurus rumah tangga, dan lainnya. Angkatan Kerja dibagi 2
(dua) yaitu bekerja (employed) dan mencari pekerjaan/menganggur
(unemployed)
Profil Perkembangan Kependudukan Kabupaten Banyuwangi 2013
Tabel 22. Jumlah Angkatan Kerja, Jumlah Tenaga Kerja, dan Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (TPAK), Kabupaten Banyuwangi Tahun 2013.
L P L+P L P L+P L P L+P
15-19 61,235 56,505 117,740 15,473 13,716 29,189 25.27 24.27 24.79
20-24 62,133 61,606 123,739 42,121 36,379 78,500 67.79 59.05 63.44
25-29 67,573 64,436 132,009 59,097 47,419 106,516 87.46 73.59 80.69
30-34 74,589 72,543 147,132 68,565 64,521 133,086 91.92 88.94 90.45
35-39 72,013 68,553 140,566 67,636 55,946 123,582 93.92 81.61 87.92
40-44 72,198 68,616 140,814 66,073 56,988 123,061 91.52 83.05 87.39
45-49 59,467 59,262 118,729 53,526 51,845 105,371 90.01 87.48 88.75
50-54 51,684 49,647 101,331 50,042 40,435 90,477 96.82 81.45 89.29
55-59 41,046 36,419 77,465 37,150 31,317 68,467 90.51 85.99 88.38
60-64 25,162 24,786 49,948 22,127 20,751 42,878 87.94 83.72 85.85
Jumlah 587,100 562,373 1,149,473 481,810 419,317 901,127 82.07 74.56 78.39
Tingkat Partisipasi
AngkatanJumlah Tenaga KerjaJumlah Angkatan KerjaKelompok
Umur
Sumber : Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kabupaten Banyuwangi Tahun 2013, diolah.
Dari Tabel. 22. nampak bahwa jumlah angkatan kerja tertinggi berada pada
kelompok umur 30-34 tahun yaitu 147.132 orang, diikuti kelompok umur
40-44 tahun sebesar 140.814 orang. Tabel 22. Tersebut juga menunjukkan
bahwa 78,39 persen dari angkatan kerja di Kabupaten Banyuwangi telah
berpartisipasi dalam pasar kerja. Nampak pula bahwa partisipasi angkatan
kerja penduduk laki-laki lebih tinggi (82,07%) daripada partisipasi angkatan
kerja penduduk perempuan (74,56%).
Profil Perkembangan Kependudukan Kabupaten Banyuwangi 2013
Tabel 23. Angka Penyerapan Angkatan Kerja, Kabupaten Banyuwangi Tahun 2013.
L P L+P L P L+P L P L+P
15-19 4,446 3,996 8,442 61,235 56,505 117,740 7.26 7.07 7.17
20-24 34,764 30,760 65,524 62,133 61,606 123,739 55.95 49.93 52.95
25-29 55,675 44,836 100,511 67,573 64,436 132,009 82.39 69.58 76.14
30-34 69,747 53,743 123,490 74,589 72,543 147,132 93.51 74.08 83.93
35-39 70,655 54,691 125,346 72,013 68,553 140,566 98.11 79.78 89.17
40-44 71,436 55,924 127,360 72,198 68,616 140,814 98.94 81.50 90.45
45-49 58,076 53,875 111,951 59,467 59,262 118,729 97.66 90.91 94.29
50-54 50,681 44,565 95,246 51,684 49,647 101,331 98.06 89.76 93.99
55-59 40,824 35,306 76,130 41,046 36,419 77,465 99.46 96.94 98.28
60-64 24,800 23,366 48,166 25,162 24,786 49,948 98.56 94.27 96.43
Jumlah 481,104 401,062 882,166 587,100 562,373 1,149,473 81.95 71.32 76.75
Kelompok
Umur
Jumlah Angkatan KerjaJumlah Angkatan Kerja
Yang Bekerja
Angka Penyerapan
Angkatan Kerja
Sumber : Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kabupaten Banyuwangi Tahun 2013, diolah.
Angka penyerapan Angkatan kerja di Kabupaten Banyuwangi yaitu 76,75
persen, penyerapan angkatan kerja laki-laki lebih tinggi dibandingkan
perempuan. Hal ini pemerintah kabupaten Banyuwangi dituntut untuk
membuka dan menyediakan lapangan kerja baru yang cukup untuk
menampung angkatan kerja yang tersedia.
Tabel 24. Distribusi Angkatan Kerja Menurut Tingkat Pendidikan Yang di Tamatkan dan Jenis Kelamin, Kabupaten Banyuwangi Tahun 2013.
n % n % n %
1 Tidak/Belum Sekolah 3,700 15.43 4,081 17.08 7,781 16.25
2 Belum Tamat SD/Sederajat 1,238 5.16 1,339 5.60 2,577 5.38
3 Tamat SD/Sederajat 7,500 31.27 8,284 34.66 15,784 32.97
4 SLTP/Sederajat 5,743 23.95 5,134 21.48 10,877 22.72
5 SLTA/Sederajat 5,384 22.45 4,526 18.94 9,910 20.70
Laki-Laki Perempuan Laki-laki + PerempuanJenjang Pendidikan Terakhir
Jumlah Pencari Kerja
No
Profil Perkembangan Kependudukan Kabupaten Banyuwangi 2013
6 Diploma I/II 39 0.16 39 0.16 78 0.16
7 Akademi/Diploma III/S. Muda 73 0.30 96 0.40 169 0.35
8 Diploma IV/Strata I 295 1.23 385 1.61 680 1.42
9 Strata II 7 0.03 10 0.04 17 0.04
10 Strata III 3 0.01 4 0.02 7 0.01
23,982 100.00 23,898 100 47,880 100Jumlah
Sumber : Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kabupaten Banyuwangi Tahun 2013, diolah.
Jika dikaitkan dengan tingkat pendidikan tertinggi yang ditamatkan, dari
Tabel. 24. nampak bahwa angkatan kerja Kabupaten Banyuwangi menurut
tingkat pendidikan formalnya (32,97%) angkatan kerja di Kabupaten
Banyuwangi berpendidikan SD/sederajat, kemudian 22,72 persen
berpendidikan SLTP/sederajat, 20,70 persen, dan 1,42 persen
berpendidikan S1. Terbukanya kesempatan pendidikan, telah mendorong
penduduk baik laki-laki maupun perempuan untuk memperoleh pendidikan
yang lebih tinggi.
Persentase angkatan kerja laki-laki yang menamatkan pendidikan
menengah lebih tinggi dibandingkan perempuan. Akan tetapi pada jenjang
pendidikan dasar, persentase angkatan kerja perempuan yang menamatkan
SD lebih tinggi dibandingkan laki-laki. Sedangkan untuk pendidikan yang
lebih tinggi, persentase angkatan kerja perempuan lebih tinggi dibandingkan
angkatan kerja laki-laki.
2. Angka Pengangguran (Tingkat Pengangguran)
Pengangguran merupakan bagian dari angkatan kerja yang tidak bekerja
atau sedang mencari pekerjaan (baik yang belum pernah bekerja maupun
yang sudah pernah bekerja), atau sedang mempersiapkan suatu usaha,
mereka yang tidak mencari pekerjaan karena merasa tidak mungkin untuk
mendapatkan pekerjaan atau mereka yang sudah memiliki pekerjaan tetapi
belum mulai bekerja dan mereka yang putus asa untuk memperoleh
pekerjaan.
Profil Perkembangan Kependudukan Kabupaten Banyuwangi 2013
Tabel 25. Jumlah Pencari Pekerjaan dan Angka Pengangguran, Kabupaten
Banyuwangi Tahun 2013.
15-19 11,027 19.45 9,720 18.03 20,747 18.76
20-24 7,357 11.07 5,619 8.77 12,976 9.94
25-29 3,422 5.28 2,583 4.11 6,005 4.71
30-34 1,818 2.50 1,778 2.45 3,596 2.48
35-39 981 1.36 1,255 1.71 2,236 1.54
40-44 637 0.87 1,064 1.42 1,701 1.15
45-49 450 0.66 970 1.36 1,420 1.01
50-54 361 0.63 870 1.48 1,231 1.06
55-59 326 0.68 1,011 2.18 1,337 1.42
60-64 327 0.84 1,385 3.82 1,712 2.28
Jumlah 26,706 4.32 26,255 4.27 52,961 4.30
Kelompok
Umur
Laki - Laki Perempuan Jumlah
Jumlah
Mencari
Pekerjaan
%
Pengangguran
terbuka
Jumlah
Mencari
Pekerjaan
%
Pengangguran
terbuka
Jumlah
Mencari
Pekerjaan
%
Pengangguran
terbuka
Sumber : Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kabupaten Banyuwangi Tahun 2013, diolah.
Tabel. 25. menunjukkan angkatan kerja yang menganggur menurut
pengelompokan umur lima tahunan. Dari tabel tersebut terlihat bahwa
pengangguran tertinggi berada di kelompok umur 15-19 tahun yakni 18,76
persen, diikuti kelompok umur 20-24 tahun sebesar 9,94. Pengangguran
pada kelompok umur 15-24 tahun menunjukkan bahwa mereka tidak lagi
dapat melanjutkan pendidikan sehingga terpaksa mencari pekerjaan pada
umur sekolah.
Angka pengangguran terendah berada pada kelompok umur 45-49 tahun
yakni 1,01 persen.
Hal yang perlu diperhatikan adalah bahwa angka pengangguran pada
kelompok umur muda ini harus ditangani dengan baik seperti misalnya
memberikan bekal ketrampilan khusus melalui pelatihan-pelatihan kerja
maupun training-training sesuai permintaan pasar sehingga mereka dapat
terserap di pasar kerja. Jika angka pengangguran ini tidak ditangani dengan
baik dikhawatirkan akan menimbulkan masalah sosial yang luas disebabkan
mereka tidak bekerja dan tidak mempunyai penghasilan, sebagai contoh
kriminalitas.
Profil Perkembangan Kependudukan Kabupaten Banyuwangi 2013
Tabel 26. Distribusi Pencari Kerja Menurut Tingkat Pendidikan Tertinggi yang ditamatkan, Kabupaten Banyuwangi Tahun 2013.
n % n % n %
1 Tidak/Belum Sekolah 3,700 15.43 4,081 17.08 7,781 16.25
2 Belum Tamat SD/Sederajat 1,238 5.16 1,339 5.60 2,577 5.38
3 Tamat SD/Sederajat 7,500 31.27 8,284 34.66 15,784 32.97
4 SLTP/Sederajat 5,743 23.95 5,134 21.48 10,877 22.72
5 SLTA/Sederajat 5,384 22.45 4,526 18.94 9,910 20.70
6 Diploma I/II 39 0.16 39 0.16 78 0.16
7 Akademi/Diploma III/S. Muda 73 0.30 96 0.40 169 0.35
8 Diploma IV/Strata I 295 1.23 385 1.61 680 1.42
9 Strata II 7 0.03 10 0.04 17 0.04
10 Strata III 3 0.01 4 0.02 7 0.01
23,982 100.00 23,898 100 47,880 100Jumlah
Laki-Laki Perempuan Laki-laki + PerempuanJenjang Pendidikan Terakhir
Jumlah Pencari Kerja
No
Sumber : Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kabupaten Banyuwangi Tahun 2013, diolah.
Apabila pencari pekerjaan ini dikaitkan dengan pendidikan yang ditamatkan,
maka dari tabel 26 terlihat bahwa angkatan kerja yang mencari pekerjaan
tamat pendidikan SD/Sederajat yaitu 32,97 persen tamat SLTP/Sederajat
dan 22,72 persen tamat SLTA/Sederajat 20,70, sedangkan yang tamat
SD/sederajat sebesar 13,29 persen. Lebih memprihatinkan adalah 16,25
persen yang mencari pekerjaan tidak berpendidikan dan 5,38 persen tidak
tamat SD. Dengan kualitas pendidikan yang rendah tersebut, perlu adanya
perhatian pemerintah berkaitan dengan penyediaan lapangan pekerjaan
yang sesuai dan perlunya memberikan keterampilan agar mereka mampu
bersaing di pasar kerja.
Profil Perkembangan Kependudukan Kabupaten Banyuwangi 2013
BAB V
MOBILITAS PENDUDUK
Mobilitas penduduk selama ini belum sepenuhnya memperoleh perhatian dari
pemerintah, padahal mobilitas penduduk mempunyai peran yang sangat signifikan
dalam mempengaruhi laju pertumbuhan dan struktur penduduk di suatu wilayah.
Selain itu mobilitas penduduk juga mempunyai peran terhadap pengembangan
wilayah, pembangunan sosial ekonomi dan budaya di wilayah yang bersangkutan.
A. Mobilitas Permanen (Migrasi)
Migrasi adalah perpindahan penduduk dengan tujuan untuk menetap dari suatu
tempat ke tempat lain melewati batas administratif (migrasi internal) atau batas
politik/negara (migrasi internasional). Atau dengan kata lain, migrasi diartikan
perpindahan permanen dari suatu daerah (negara) ke daerah (negara) lain.
Migrasi dipengaruhi oleh daya dorong suatu wilayah dan daya tarik wilayah
lainnya. Daya dorong menyebabkan orang pergi ke tempat lain, misalnya
karena di daerah itu tidak tersedia sumber daya yang memadai
untuk memberikan jaminan kehidupan, yang biasanya tidak terlepas dari
kemiskinan dan pengangguran. Sedangkan daya tarik wilayah meliputi peluang
ekonomi, perbedaan upah maupun fasilitas pelayanan publik, yang menarik
seseorang untuk memutuskan pindah ke wilayah tersebut. Selain daya dorong
dan daya tarik terdapat pula faktor antara yang mempengaruhi keputusan
seseorang untuk pindah ke tepat lain, misalnya kebijakan pemerintah, kondisi
sosial politik dan lain sebagainya.
1. Migrasi Masuk dan Migrasi Keluar
Migrasi masuk penduduk ke Kabupaten Banyuwangi sesuai hasil
pendaftaran penduduk pindah datang tahun 2013 adalah 4.564 orang yang
terdiri dari 2.553 orang pindah antar kabupaten dalam Provinsi Jawa Timur
dan 2.011 orang pindah dari luar Provinsi Jawa Timur. Jika diperhatikan
menurut kecamatan maka penduduk pindah datang terbesar di Kecamatan
Banyuwangi yaitu 549 orang yang terdiri dari pindah antar Kabupaten di
Provinsi Jawa Timur 231 dan dari luar Provinsi Jawa Timur sebanyak 318
orang. Sementera itu migrasi penduduk keluar dari Kabupaten Banyuwangi
Profil Perkembangan Kependudukan Kabupaten Banyuwangi 2013
adalah 5.035 orang terdiri dari 2.593 orang pindah ke luar antar Kabupaten
dalam Provinsi Jawa Timur, sedangkan 2.442 orang pindah keluar Provinsi
Jawa Timur. Sedangkan yang paling sedikit pindah keluar dari Kecamatan
Licin sebanyak 33 orang yang terdiri dari 22 pindah antar kabupaten dalam
Provinsi Jawa Timur dan 11 orang keluar Provinsi Jawa Timur. Keadaan
penduduk pindah dapat dilihat pada Tabel. 27.
Tabel. 27. Migrasi Masuk dan Keluar Kecamatan, Kabupaten Banyuwangi, Tahun 2013.
Lk Pr Lk+Pr Lk Pr Lk+Pr Lk Pr Lk+Pr Lk Pr Lk+Pr
Pesanggaran 83 51 134 35 29 64 40 15 55 9 12 21
Bangorejo 81 69 150 52 90 142 71 51 122 41 33 74
Purwoharjo 58 33 91 46 58 104 27 81 108 13 2 15
Tegaldlimo 43 72 115 15 29 44 45 60 105 45 18 63
Muncar 146 110 256 65 87 152 83 142 225 83 47 130
Cluring 69 17 86 62 76 138 53 78 131 53 28 81
Gambiran 50 17 67 76 76 152 52 73 125 50 62 112
Srono 60 108 168 26 48 74 78 110 188 38 43 81
Genteng 77 52 129 112 138 250 111 84 195 65 50 115
Glenmore 36 119 155 52 31 83 36 66 102 77 35 112
Kalibaru 58 25 83 36 17 53 17 33 50 66 16 82
Singojuruh 18 56 74 34 29 63 48 42 90 20 36 56
Rogojampi 59 41 100 31 98 129 68 56 124 68 34 102
Kabat 46 17 63 46 61 107 2 12 14 51 57 108
Glagah 19 7 26 26 1 27 22 24 46 16 15 31
Banyuwangi 157 156 313 99 110 209 115 116 231 154 164 318
Giri 21 14 35 12 10 22 10 33 43 25 28 53
Wongsorejo 45 25 70 34 52 86 50 19 69 50 50 100
Songgon 66 40 106 14 27 41 50 67 117 17 33 50
Sempu 42 51 93 90 117 207 49 3 52 59 79 138
Kalipuro 34 84 118 2 67 69 98 70 168 38 38 76
Siliragung 23 54 77 54 44 98 22 38 60 22 17 39
Tegalsari 14 48 62 63 54 117 54 43 97 23 22 45
Licin 20 2 22 4 7 11 6 30 36 4 5 9
Jumlah 1,325 1,268 2,593 1,086 1,356 2,442 1,207 1,346 2,553 1,087 924 2,011
Kecamatan Antar Kab/Kota Antar Provinsi Antar Kab/Kota Antar Provinsi
MIGRASI KELUAR MIGRASI MASUK
Sumber : Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kabupaten Banyuwangi Tahun 2013, diolah.
Profil Perkembangan Kependudukan Kabupaten Banyuwangi 2013
BAB VI
KEPEMILIKAN DOKUMEN KEPENDUDUKAN
Dokumen Kependudukan seperti KTP, Kartu Keluarga, Akta Kelahiran, Akta
Kematian dan Akta Perkawinan/Perceraian wajib dimiliki oleh penduduk Indonesia.
Dokumen kependudukan ini mempunyai kekuatan hukum yang mengikat secara
perdata bagi pemiliknya. Misalnya akta kelahiran, menunjukkan hubungan perdata
dari pemilik akta dengan orang tuanya, akta kematian juga menunjukkan hubungan
perdata dengan ahi waris, demikian pula akta-akta yang lain. Kepemilikan
dokumen ini selain mempunyai kekuatan legal, juga dapat digunakan untuk
memperoleh pelayanan sosial dasar yang dibutuhkan dalam kehidupan sehari-hari.
Sementara bagi pemerintah, kepemilikan dokumen kependudukan bermanfaat
dalam melakukan kegiatan pengadministrasian penduduk berdasarkan hak
legalnya serta, memperkuat database penduduk serta pelayanan publik.
A. Kepemilikan Kartu Keluarga
Kartu Keluarga merupakan salah satu dari beberapa dokumen kependudukan
yang wajib dimiliki oleh keluarga. Kartu keluarga menunjukkan hubungan
kekerabatan antara kepala keluarga dengan anggota keluarganya. Untuk
menghindari kepala keluarga ganda, maka perempuan bisa menjadi kepala
keluarga karena status perkawinan nya janda maupun karena menjadi istri
kedua, ketiga maupun keempat dari seorang laki-laki, sedangkan suaminya
menjadi kepala keluarga hanya di salah satu istri, sesuai kesepakatan di dalam
keluarga tersebut.
Seorang kepala keluarga bertanggung jawab terhadap anggota keluarga.
Kartu Keluarga ( KK ) merupakan kartu identitas yang memuat data tentang
nama, susunan dan hubungan dalam keluarga, serta identitas anggota
keluarga seperti umur, jenis kelamin, status perkawinan, status kegiatan, status
pekerjaan, status kecacatan dan lain sebagainya.
Tabel. 28. menunjukkan jumlah keluarga dan jumlah keluarga yang memiliki
Kartu Keluarga berdasarkan SIAK di Kabupaten Banyuwangi dari 571.339
Profil Perkembangan Kependudukan Kabupaten Banyuwangi 2013
keluarga ternyata 322.250 keluarga (56,40 %) yang memiliki Kartu Keluarga
SIAK. Yang perlu diperhatikan ternyata ada 249.089 keluarga (43,59 %) yang
tidak memiliki KK SIAK hal ini kurang kepedulian penduduk terhadap
perubahan identitas dirinya. Bila menurut kecamatan, maka persentase
kepemilikan KK SIAK yang paling rendah di Kecamatan Tegalsari (44 %) dan
Kecamatan Licin masing-masing (46 %) sedangkan paling tinggi di Kecamatan
Genteng (68 %).
Tabel 28. Jumlah dan Persentase Kepemilikan Kartu Keluarga di Kabupaten
Banyuwangi Tahun 2013.
Memiliki Belum Memiliki Keluarga %
1 11,373 6,457 17,830 64
2 12,385 9,460 21,845 57
3 13,868 9,787 23,655 59
4 12,413 8,312 20,725 60
5 23,851 18,981 42,832 56
6 15,240 10,499 25,739 59
7 11,554 9,298 20,852 55
8 17,089 15,829 32,918 52
9 18,960 8,792 27,752 68
10 13,989 10,968 24,957 56
11 11,381 11,575 22,956 50
12 9,120 8,858 17,978 51
13 19,348 16,475 35,823 54
14 13,500 12,333 25,833 52
15 6,561 5,332 11,893 55
16 24,795 14,060 38,855 64
17 5,536 4,408 9,944 56
18 16,213 13,413 29,626 55
19 10,771 9,225 19,996 54
20 16,583 9,380 25,963 64
21 17,782 13,010 30,792 58
22 8,077 7,880 15,957 51
23 6,905 8,935 15,840 44
24 4,956 5,822 10,778 46
322,250 249,089 571,339 56
Siliragung
Tegalsari
Licin
Jumlah
Banyuwangi
Giri
Wongsorejo
songgon
Sempu
Kalipuro
Glenmore
Kalibaru
Singojuruh
Rogojampi
Kabat
Glagah
Tegaldlimo
Muncar
Cluring
Gambiran
Srono
Genteng
No KecamatanJumlah Kepemilikan KK
Pesanggaran
Bangorejo
Purwoharjo
Sumber :Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kabupaten Banyuwangi,Tahun 2013,diolah
Profil Perkembangan Kependudukan Kabupaten Banyuwangi 2013
B. Kepemilikan Kartu Tanda Penduduk ( KTP )
Kartu Tanda Penduduk ( KTP ) merupakan salah satu identitas legal bagi
penduduk yang menjadi bukti bahwa orang tersebut diakui sebagai penduduk di
suatu wilayah administrasi di Indonesia. Berdasarkan UU Nomor 23 Tahun
2006 sebagaimana telah diubah menjadi UU Nomor 24 Tahun 2013, KTP wajib
dimiliki oleh semua penduduk di Indonesia yang sudah berumur 17 tahun ke
atas atau mereka yang berumur di bawah 17 tahun tetapi sudah pernah kawin,
dalam profil ini disebut penduduk wajib KTP. Dengan memiliki KTP penduduk
dapat dengan mudah mengurus semua yang berkaitan dengan legalitas serta
memperoleh pelayanan sosial dan ekonomi dasar lainnya; misalnya urusan
perbankan, mengurus sertifikat tanah, mengurus perkawinan, pendidikan,
pekerjaan dan sebagainya. Tabel. 29. menyajikan jumlah dan proporsi
penduduk menurut kepemilikan KTP SIAK.
Tabel 29. Jumlah dan Persentase Kepemilikan Kartu Tanda Penduduk, di Kabupaten
Banyuwangi Tahun 2013.
LK PR Jumlah LK PR Jumlah %
1 17,210 18,050 35,260 15,970 15,949 31,919 91
2 23,004 23,205 46,209 21,345 19,353 40,698 88
3 25,420 25,626 51,046 22,805 22,606 45,411 89
4 28,729 28,930 57,659 23,475 22,800 46,275 80
5 55,006 55,206 110,212 43,119 43,340 86,459 78
6 30,045 30,107 60,152 25,455 25,858 51,313 85
7 27,040 27,094 54,134 21,180 21,982 43,162 71
8 33,519 33,919 67,438 32,652 30,673 63,325 94
9 38,689 38,489 77,178 29,968 29,769 59,737 77
10 26,466 26,434 52,900 25,217 25,018 50,235 95
11 21,870 22,876 44,746 20,780 21,181 41,961 94
12 18,465 19,063 37,528 18,437 18,237 36,674 98
13 35,985 33,990 69,975 34,256 34,456 68,712 98
14 24,845 26,846 51,691 24,619 24,819 49,438 96
15 14,570 14,992 29,562 12,625 12,665 25,290 86
Wajib KTP Penduduk yang memiliki KTPNo Kecamatan
Rogojampi
Kabat
Glagah
Gambiran
Srono
Genteng
Glenmore
Kalibaru
Singojuruh
Pesanggaran
Bangorejo
Purwoharjo
Tegaldlimo
Muncar
Cluring
Profil Perkembangan Kependudukan Kabupaten Banyuwangi 2013
16 41,261 41,061 82,322 38,928 38,729 77,657 94
17 11,559 12,359 23,918 10,565 10,568 21,133 88
18 28,287 28,088 56,375 24,259 23,659 47,918 85
19 22,980 22,880 45,860 19,955 19,756 39,711 87
20 27,635 26,441 54,076 26,623 25,424 52,047 96
21 30,458 30,258 60,716 25,898 26,099 51,997 86
22 22,189 22,169 44,358 15,213 14,833 30,046 68
23 18,275 18,875 37,150 15,790 16,191 31,981 86
24 13,364 13,565 26,929 10,141 10,342 20,483 76
636,871 640,523 1,277,394 559,275 554,307 1,113,582 87
Siliragung
Tegalsari
Licin
Banyuwangi
Giri
Wongsorejo
Jumlah
songgon
Sempu
Kalipuro
Sumber : Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kabupaten Banyuwangi, Tahun 2013, diolah
Tabel. 29. menampilkan kepemilikan KTP penduduk Kabupaten Banyuwangi.
Menurut tabel 29 dapat diketahui bahwa dari 1.227.364 jiwa wajib KTP, belum
semuanya memiliki KTP-el yang memiliki KPT-el baru 1.113.582 jiwa (87%).
C. Kepemilikan Akta
Akta merupakan dokumen kependudukan yang sangat penting dan wajib
dimiliki oleh semua penduduk di Indonesia. Akta merupakan pengakuan
Negara atas status keperdataan seseorang baik dalam hubungan
kekeluargaan maupun dalam hubungannya dengan pelayanan legal lainnya.
Akta-akta yang dimaksud meliputi akta kelahiran, akta kematian, akta
perkawinan dan akta perceraian. Data mengenai akta kematian belum dapat
diperoleh sehingga belum disajikan dalam profil ini.
1. Akta Kelahiran
Akta kelahiran merupakan bukti legal hubungan keperdataan seorang anak
dengan ayah dan ibunya. Dalam akta tersebut dijelaskan tentang siapa
nama orang tua baik ayah maupun ibunya. Jika seorang ibu melahirkan
tanpa ayah atau status perkawinannya tidak terdaftar, maka dalam akta
Profil Perkembangan Kependudukan Kabupaten Banyuwangi 2013
kelahiran hanya akan dicantumkan nama ibunya, sehingga dalam hal ini si
anak hanya memiliki hubungan keperdataan dengan ibunya saja. Akta
kelahiran penting untuk dimiliki oleh seorang anak karena digunakan pada
saat mengurus pendidikan atau mengurus dokumen lainnya seperti
paspor.
Tabel. 30. Jumlah dan Persentase Kepemilikan Akta Kelahiran Penduduk Menurut Jenjang Umur dan Jenis Kelamin di Kabupaten Banyuwangi, Tahun 2013.
L P L+P L P L+P %
1 45,743 41,934 87,677 14,015 13,229 27,244 31,07
2 57,809 52,546 110,355 11,593 11,122 22,715 20,58
3 67,474 61,456 128,930 12,387 11,690 24,077 18,67
4 61,235 56,505 117,740 9,570 9,155 18,725 15,90
5 62,133 61,606 123,739 6,984 5,762 12,746 10,30
6 67,573 64,436 132,009 3,397 2,246 5,643 4,27
7 74,589 72,543 147,132 1,854 1,467 3,321 2,25
8 72,013 68,553 140,566 1,320 1,219 2,539 1,80
9 72,198 68,616 140,814 1,358 1,053 2,411 1,33
10 59,467 59,262 118,729 1,082 699 1,781 1,50
11 51,684 49,647 101,331 558 322 880 0,86
12 41,946 38,419 79,465 280 163 443 0,55
13 25,162 24,786 49,948 169 88 257 0,51
14 23,275 25,881 49,156 77 59 136 0,27
15 22,866 23,038 45,904 45 29 74 0,16
16 23,056 30,579 53,635 22 27 49 0,09
827,323 799,807 1,627,130 64,711 58,330 123,041 7,56
35-39
40-44
45-49
50-54
55-59
60-64
Memiliki Akta Kelahiran
15-19
20-24
25-29
30-34
10-14
No
Jumlah
PendudukKelompok
Umur
00-04
05-09
65-69
70-74
>=75
Sumber : Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kabupaten Banyuwangi,Tahun 2013,diolah
Tabel. 30. menggambarkan kepemilikan akta kelahiran penduduk
Kabupaten Banyuwangi terhadap total penduduk Kabupaten Banyuwangi.
Menurut tabel tersebut terlihat bahwa penduduk Kabupaten Banyuwangi
1.627.130 jiwa yang memiliki akta kelahiran sebesar 7,56 persen (123.041
Profil Perkembangan Kependudukan Kabupaten Banyuwangi 2013
jiwa), diantaranya 64.711 jiwa laki-laki dan 58.330 jiwa perempuan. Bila
dilihat berdasarkan kategori umur maka pada kategori umur 0 - 4 tahun
kepemilikan akta kelahiran yang paling tinggi yaitu 31,07 persen, kategori
kelompok umur 0 - 4 tahun prosentase kepemilikan akte kelahiran sangat
tinggi dengan adanya program baru pelayanan lahir procot pulang bawa
akte di Kabupaten Banyuwangi mulai dilaksanakan pada tribulan terakhir
tahun 2013.
Tabel. 31. Jumlah dan Persentase Kepemilikan Akta Kelahiran dan Tidak
Memiliki Akta Kelahiran Menurut Jenjang Umur di Kabupaten
Banyuwangi Tahun 2013
n % n %
00-04 87,677 27,244 31,07 60,433 68,92
05-09 110,355 22,715 20,58 87,640 79,41
10-14 128,930 24,077 18,67 104,853 81,32
15-19 117,740 18,725 15,90 99,015 80,09
20-24 123,739 12,746 10,30 110,993 89,69
25-29 132,009 5,643 4,27 126,366 95,72
30-34 147,132 3,321 2,25 143,811 97,74
35-39 140,566 2,539 1,80 138,027 98,19
40-44 140,814 2,411 1,71 138,403 98,28
45-49 118,729 1,781 1,50 116,948 98,49
50-54 101,331 880 0,86 100,451 99,13
55-59 79,465 443 0,55 79,022 99,44
60-64 49,948 257 0,51 49,691 99,48
65-69 49,156 136 0,27 49,020 99,72
70-74 45,904 74 0,16 45,830 99,83
>=75 53,635 49 0,09 53,586 99,90
Jumlah 1,627,130 123,041 7,56 1,504,089 92,43
Punya Ake Kelahiran Tidak Punya Ake Kelahiran Kelompok
UmurPenduduk
Sumber : Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kabupaten Banyuwangi,Tahun 2013,diolah
Tabel. 31. menggambarkan penduduk yang memiliki dan tidak memiliki
akta kelahiran sesuai jenjang umur di Kabupaten Banyuwangi terhadap
total penduduk Kabupaten Banyuwangi. Menurut tabel tersebut terlihat
bahwa penduduk Kabupaten Banyuwangi 1.627.130 jiwa yang memiliki
Profil Perkembangan Kependudukan Kabupaten Banyuwangi 2013
akta kelahiran sebesar 7,56 persen (123.041 jiwa), diantaranya 64.711 jiwa
laki-laki dan 58.330 jiwa perempuan, sedangkan yang tidak memiliki akta
kelahiran sebesar 92,43 persen (1.504.089 jiwa). Bila dilihat berdasarkan
kategori umur maka pada kategori umur 25 - 75 tahun yang paling banyak
tidak memiliki akta kelahiran yaitu diatas 95 persen.
2. Akta Perkawinan
Akta perkawinan merupakan identitas atas penduduk yang berstatus
kawin sesuai peraturan perundang-undangan yang berlaku. Akta
perkawinan memberikan kekuatan hukum atas ikatan antara laki-laki
dan perempuan dalam membentuk keluarga dengan seluruh hak dan
kewajiban yang melekat didalamnya. Tabel. 32. menyajikan
kepemilikan akta perkawinan.
Tabel. 32. Jumlah dan Persentase Kepemilikan Akta Perkawinan di
Kabupaten Banyuwangi Tahun 2013.
%
Lk Pr Lk + Pr Lk Pr Lk + Pr Lk Pr Lk + Pr
1 Pesanggaran 2,733 1,742 4,475 12,188 13,128 25,316 14,915 14,843 29,758 0.47
2 Bangorejo 2,495 1,457 3,952 16,111 17,313 33,424 18,601 18,760 37,361 0.41
3 Purwoharjo 3,866 2,094 5,960 16,367 18,124 34,491 20,232 20,208 40,440 0.62
4 Tegaldlimo 6,570 3,923 10,493 13,075 15,871 28,946 19,627 19,757 39,384 1.09
5 Muncar 9,276 7,489 16,765 26,877 28,924 55,801 36,118 36,315 72,433 1.75
6 Cluring 4,022 2,886 6,908 17,757 19,067 36,824 21,772 21,930 43,702 0.72
7 Gambiran 5,059 2,992 8,051 12,053 14,386 26,439 17,098 17,352 34,450 0.84
8 Srono 1,601 1,360 2,961 25,412 26,112 51,524 27,010 27,461 54,471 0.31
9 Genteng 14,665 13,876 28,541 7,500 8,706 16,206 22,130 22,435 44,565 2.98
10 Glenmore 7,216 3,605 10,821 13,738 17,870 31,608 20,947 21,411 42,358 1.13
11 Kalibaru 4,818 1,761 6,579 14,089 17,595 31,684 18,908 19,329 38,237 0.69
12 Singojuruh 1,005 806 1,811 14,036 14,519 28,555 15,042 15,322 30,364 0.19
13 Rogojampi 6,875 4,316 11,191 21,685 24,643 46,328 28,543 28,894 57,437 28.00
14 Kabat 7,799 5,264 13,063 13,857 16,546 30,403 21,642 21,771 43,413 1.36
Kepemilikan
Akta
No AdaKecamatan Tidak Ada
Kepemilikan Akta Perkawinan Jumlah Penduduk
Berstatus Kawin
Profil Perkembangan Kependudukan Kabupaten Banyuwangi 2013
15 Glagah 2,484 2,174 4,658 8,014 8,470 16,484 10,494 10,637 21,131 0.49
16 Banyuwangi 9,774 7,610 17,384 20,417 22,949 43,366 30,165 30,450 60,615 1.81
17 Giri 2,488 1,609 4,097 5,893 6,834 12,727 8,371 8,428 16,799 0.43
18 Wongsorejo 5,837 3,036 8,873 19,612 22,493 42,105 25,443 25,508 50,951 0.93
19 Songgon 2,187 1,356 3,543 14,490 15,598 30,088 16,675 16,954 33,629 0.37
20 Sempu 5,730 3,226 8,956 16,119 18,900 35,019 21,840 22,096 43,936 0.93
21 Kalipuro 3,867 2,295 6,162 20,545 22,135 42,680 24,408 24,390 48,798 0.64
21 Siliragung 1,406 838 2,244 12,351 12,929 25,280 13,759 13,768 27,527 0.23
23 Tegalsari 2,182 1,592 3,774 11,655 12,330 23,985 13,830 13,905 27,735 0.39
24 Licin 922 434 1,356 8,644 9,197 17,841 9,567 9,628 19,195 0.14
114,877 77,741 192,618 362,485 404,639 767,124 477,137 481,552 958,689 46.92Jumlah
Sumber : Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kabupaten Banyuwangi,Tahun 2013,diolah
Tabel. 32. menggambarkan persentase penduduk berstatus kawin
terhadap kepemilikan akta perkawinan, terlihat bahwa jumlah penduduk
Kabupaten Banyuwangi yang berstatus kawin sebanyak 958.689 jiwa,
sedangkan yang memlikiki akata perkawinan terdapat 46,92 persen.
Hal ini juga disebabkan karena penduduk usia tua waktu melaksanakan
pernikahan pada saat itu kurang peduli terhadap kepemilikan dokumen
akta perkawinannya dan juga biasa ditemukan di masyarakat karena
sebagian penduduk terutama penduduk muslim banyak yang melakukan
perkawinan secara agama saja, sehingga perkawinan ini tidak diakui
secara hukum Negara. Hal yang sama juga dilakukan oleh penduduk non
muslim seperti pemeluk agama Kristen, Katolik, Hindu, dan Budha.
Perlu menjadi catatan bahwa masih ada 767.124 penduduk berstatus
kawin yang tidak diketahui memiliki atau tidak memiliki akta pekawinan.
Salah satu penyebabnya antara lain adalah kurang lengkapnya dalam
pengisian formulir biodata penduduk itu sebdiri.
3. Akta Perceraian
Akta cerai merupakan dokumen kependudukan yang wajib dimiliki oleh
penduduk yang berstatus cerai hidup. Tabel. 33. menggambarkan
Profil Perkembangan Kependudukan Kabupaten Banyuwangi 2013
jumlah dan persentase penduduk berstatus cerai hidup yang memiliki
akta cerai di Kabupaten Banyuwangi.
Tabel 33. Jumlah dan Persentase Kepemilikan Akta Perceraian di
Kabupaten Banyuwangi Tahun 2013
%
Lk Pr Lk+Pr Lk Pr Lk+Pr Lk Pr Lk+Pr
1 Pesanggaran 53 86 139 193 457 650 245 539 784 0.43
2 Bangorejo 124 192 316 274 504 778 394 688 1,082 0.97
3 Purwoharjo 48 96 144 336 715 1,051 380 802 1,182 0.44
4 Tegaldlimo 124 265 389 294 542 836 399 733 1,132 1.19
5 Muncar 288 684 972 428 770 1,198 685 1,293 1,978 2.98
6 Cluring 119 254 373 344 754 1,098 458 993 1,451 1.14
7 Gambiran 173 394 567 161 437 598 323 790 1,113 1.74
8 Srono 135 232 367 454 1,034 1,488 581 1,241 1,822 1.13
9 Genteng 276 611 887 193 347 540 465 936 1,401 2.72
10 Glenmore 23 67 90 297 715 1,012 318 779 1,097 0.28
11 Kalibaru 18 45 63 295 703 998 313 745 1,058 0.19
12 Singojuruh 27 41 68 340 794 1,134 367 833 1,200 0.21
13 Rogojampi 193 344 537 652 1,411 2,063 834 1,730 2,564 1.65
14 Kabat 203 457 660 361 715 1,076 539 1,039 1,578 2.03
15 Glagah 154 205 359 262 525 787 415 726 1,141 1.10
16 Banyuwangi 290 541 831 551 1,282 1,833 834 1,793 2,627 2.55
17 Giri 35 71 106 256 476 732 288 539 827 0.33
18 Wongsorejo 40 72 112 454 1,049 1,503 492 1,119 1,611 0.34
19 Songgon 150 230 380 298 761 1,059 447 979 1,426 1.17
20 Sempu 48 95 143 383 859 1,242 431 949 1,380 0.44
21 Kalipuro 55 101 156 551 1,133 1,684 600 1,225 1,825 0.48
21 Siliragung 28 38 66 225 455 680 253 491 744 0.20
23 Tegalsari 57 65 122 210 457 667 264 519 783 0.37
24 Licin 14 14 28 245 510 755 258 522 780 0.09
2,675 5,200 7,875 8,057 17,405 25,462 10,583 22,003 32,586 24Jumlah
No Kepemilikan
Akta
Jumlah Penduduk
Berstatus CeraiKecamatan
Kepemilikan Akta Perceraian
Ada Tidak Ada
Sumber : Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kabupaten Banyuwangi, Tahun
2013, diolah
Tabel. 33. menggambarkan jumlah dan persentase penduduk berstatus
cerai hidup dan kepemilikan akta cerai di kabupaten Banyuwangi.
Terlihat bahwa persentase penduduk berstatus cerai yang memiliki akta
perceraian sebesar 24,16 persen. Jika dilihat menurut wilayah, maka
Profil Perkembangan Kependudukan Kabupaten Banyuwangi 2013
persentase penduduk berstatus cerai dan memiliki akta perceraian
tertinggi berada pada Kecamatan Muncar yaitu 2,98 persen sedangkan
yang terendah di kecamatan Licin yaitu 0.09 persen. Besarnya
penduduk cerai hidup yang tidak memiliki akta perceraian diduga
penduduk berstatus cerai hidup tidak mencatatkan perceraiannya,
selain itu juga karena penduduk kurang lengkap mengisi bio data
penduduk sehingga dalam data SIAK tidak terbaca.
Profil Perkembangan Kependudukan Kabupaten Banyuwangi 2013
BAB VI PENUTUP
Data kependudukan dapat memberikan gambaran mengenai status dan system
informasi administrasi kependudukan (SIAK) yang ada saat ini di Kabupaten
Banyuwangi. Dari gambaran tersebut dapat memberikan sejumlah rekomendasi
sebagai bahan pertimbangan untuk menyusun kebijakan daerah, penelitian, dan
sebagai dasar bagi pendataan yang lain misalnya menggambarkan proporsi dan
jumlah pengangguran dan sebagainya. Buku Profil Perkembangan Kependudukan
Kabupaten Banyuwangi Tahun 2013 dengan harapan dapat digunakan oleh
instansi pemerintah/swasta maupun pihak-pihak lain yang membutuhkan. Dalam
buku ini telah disajikan data kependudukan berdasarkan registrasi kependudukan
pada Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kabupaten Banyuwangi.
Selanjutnya untuk mengetahui lebih lanjut tentang kondisi ke depan tentang
penduduk dan permasalahannya, maka profil perkembangan kependudukan
Kabupaten Banyuwangi ini akan disajikan secara berkala. Pada profil mendatang
akan dilakukan berbagai usaha untuk menyajikan data yang lebih lengkap, akurat
dan valid, antara lain dengan memperbaiki sistem yang ada di Dinas
Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kabupaten Banyuwangi. Data yang valid dan
akurat juga sangat tergantung pada karakter dan perilaku masyarakat itu sendiri
sehingga diharapkan masyarakat yang melakukan registrasi di Dinas
Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kabupaten Banyuwangi mengisi biodatanya
dengan benar dan lengkap serta tidak terlambat melakukan registrasi apabila
terjadi peristiwa penting seperti kelahiran, kematian, perkawinan, perceraian,
pindah dan datang termasuk jenjang pendidikan tertinggi terakhir yang diperoleh
sehingga dapat diketahui keberhasilan pembangunan bidang pendidikan.
Kami menyadari bahwa buku Profil Perkembangan Kependudukan Kabupaten
Banyuwangi ini masih jauh dari sempurna dan data yang disajikan masih kurang
lengkap sehingga kritik dan saran untuk perbaikan penyusunan profil
perkembangan kependudukan mendatang, baik dari pengguna data maupun
pemerhati masalah kependudukan, sangat kami harapkan.