profil pola pengeluaran wisatawan asing ala/profil-pola... · penelitian – penelitian di luar...
TRANSCRIPT
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
PROFIL POLA PENGELUARAN WISATAWAN ASING ALA
“BACKPACKER” DI YOGYAKARTA
SKRIPSI
Diajukan untuk Melengkapi Tugas-tugas dan Syarat untuk Mencapai Gelar
Sarjana Ekonomi pada Jurusan Ekonomi Pembangunan Fakultas Ekonomi
Universitas Sebelas Maret Surakarta
Disusun Oleh:
DEVI PUTRI MARITHA
F0106029
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
2010
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING
Skripsi dengan Judul:
PROFIL POLA PENGELUARAN WISATAWAN ASING ALA
“BACKPACKER” DI YOGYAKARTA
Surakarta, 20 Juli 2010
Disetujui dan diterima oleh
Pembimbing
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
HALAMAN PENGESAHAN
Telah disetujui dan diterima dangan baik oleh tim Penguji Skripsi Jurusan
Ekonomi Pembangunan Fakultas Ekonomi Universitas Sebelas Maret Surakarta,
guna melengkapi tugas-tugas dan syarat-syarat untuk memperoleh gelar Sarjana
Ekonomi Universitas Sebelas Maret Surakarta
Surakarta, Agustus 2010
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
MOTTO
Sometimes, in life you don’t always feel like a winner, but
that doesn’t mean that you not win
(Lady Gaga)
Jangan pernah takut untuk tidak dicintai, selama kita masih mempunyai
banyak cinta untuk dibagi
(Oppie Andaresta)
Kita tidak pernah benar – benar kehilangan sesuatu karena kita
pun tidak pernah benar – benar memiliki sesuatu
(penulis)
Hanya ada dua jenis manusia di dunia, manusia penuntut
perubahan dan manusia pencipta perubahan
(Pandji Pragiwaksono)
Learn from the past, focus on the present and go forward to the
future bravely! Live, Learn, and Love
(@ihatequotes)
Tidak ada yang tidak mungkin kecuali makan kepalamu sendiri
(Tyas)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
PERSEMBAHAN
Dengan menyebut nama Allah SWT kupersembahkan karya ini untuk:
Bapak Sumarwoto, SE dan Nyonya Dede Suyanti orang tuaku yang hebat
Ramak dan Biyung my lovely Grandfather and Grandmother
Yunitha Putri Dewi my beloved sister
The Djogo’s big family and The Somo’s big family
Mbak tuti and her son Reza for the very big support
Mbak Susi and Family for the big help
Bangsa dan negara ku Indonesia.
Sahabat-sahabatku terkasih atas supportnya.
Almamater dan teman-teman Ekonomi Pembangunan 2006.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum Wr. Wb.
Alhamdulillahi rabbil’alamin. Puji syukur penulis panjatkan ke hadirat
Allah SWT, berkat limpahan rahmat-NYA penulis dapat menyelesaikan penulisan
skripsi dengan judul “PROFIL POLA PENGELUARAN WISATAWAN ASING
ALA ”BACKPACKER” DI YOGYAKARTA”.
Latar belakang pemilihan tema kepariwisataan pada penelitian ini adalah
karena dalam banyak literatur telah diungkapkan kontribusi sektor kepariwisataan
pada perekonomian. Dengan berkembangnya kemajuan teknologi dan informasi,
dan turunya biaya berwisata maka dewasa ini berwisata dengan cara murah atau
yang biasa disebut backpacking mulai muncul kembali.Akan tetapi, pada
kenyataanya segmen wisata ini masih dilirik sebelah mata oleh pemerintah
terutama di negara berkembang di Indonesia. Penelitian – penelitian di luar negeri
seperti di Malaysia dan Australia yang menghasilkan dampak pariwisata sektor ini
terhadap masyarakat lokal mendorong penulis untuk melakukan penelitian ini.
Penulisan skripsi ini adalah untuk mengetahui bagaimanakah pola
pengeluaran wisatawan asing ala backpacker di Yogyakarta serta karakteristiknya.
Selain itu, penulisan skripsi ini dimaksudkan untuk memenuhi persyaratan dalam
rangka memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada Fakultas Ekonomi Universitas
Sebelas Maret Surakarta.
Penulis menyadari bahwa dalam proses penyelesaian penulisan skripsi ini
tidak terlepas dari bimbingan, bantuan serta motivasi dari berbagai pihak. Oleh
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
karena itu, dengan segala kerendahan hati dan kebanggaan, penulis mengucapkan
terima kasih kepada semua pihak, baik instansi maupun perorangan yang dengan
caranya masing-masing telah membantu kelancaran penelitian ini. Tidak lupa,
peneliti juga mengucapkan terimakasih kepada :
1. Drs. BRM. Bambang Irawan, M.Si., selaku pembimbing skripsi yang
dengan sabar telah membimbing, mengarahkan, memotivasi serta
meluangkan waktu dalam penyusunan ide dan penulisan skripsi ini.
2. Drs. Kresno Sarosa Pribadi, M.Si., selaku Ketua Jurusan Ekonomi
Pembangunan di Fakultas Ekonomi UNS.
3. Keluarga tercinta atas supportnya, my great parents Mr and Mrs.
Sumarwoto, SE and My sister Yunitha Putri Dewi.
4. Keluarga besar Djogo Dikromo dan Somo Pawiro untuk do’a dan bantuan
baik secara materiil dan non materiil.
5. The one and only gank busuk. Tyas ”the jendral”, kodex, Moer, Kurakura
Nindy, Superdijah, Shreek, Mila Onyeng, Rincex, Piyuth, Gitoet, Vita,
Poe, Cici, Wida & Rena ”the new member”. Onggho ”onyet”, Ucup
”yusuf”, Iyus. Thanks for all the AMAZING BUSUKNESS all this time,
will miss that so bad. And also for Ratih Rara, Farahita ”the model”, Poe
”ibu ibu rocker” akan sangat merindukan kalian, bertumpuk tumpuk di
sebuah kamar kos. Hehe.
6. Teman – teman di Fakultas Ekonomi UNS 2006 terutama EP HoliQ 2006.
You guys so ROCKKKKKK !!!!!
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
7. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu per satu baik secara
langsung maupun tidak atas bantuannya kepada penulis hingga
terselesaikannya penelitian ini.
Kritik dan saran masih sangat penulis harapkan dari siapa saja yang peduli
dengan topik penelitian ini. Akhirnya besar harapan agar skripsi ini dapat
bermanfaat bagi pembaca dan semua pihak yang membutuhkan.
Wassalamu’alaikum Wr. Wb.
Surakarta, Juli 2010
Penulis
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN SAMPUL ............................................................................. i
ABSTRAKSI ............................................................................................. ii
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ......................................... iii
HALAMAN PENGESAHAN ................................................................... . iv
HALAMAN MOTTO ................................................................................ v
HALAMAN PERSEMBAHAN ................................................................ vi
KATA PENGANTAR ............................................................................... vii
DAFTAR ISI .............................................................................................. x
DAFTAR TABEL ...................................................................................... xiii
DAFTAR GAMBAR .................................................................................. xix
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang masalah ............................................................... 1
B. Rumusan Masalah ........................................................................ 10
C. Tujuan Penelitian ......................................................................... 10
D. Manfaat Penelitian ....................................................................... 11
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. Pengertian Pariwisata ................................................................... 12
B. Jenis – jenis Pariwiasata .............................................................. 14
C. Pengertian Wisatawan .................................................................. 17
D. Tipologi Wisatawan ..................................................................... 17
E. Industri Dalam Pariwisata ............................................................ 21
1. Permintaan Dalam Industri Pariwisata ................................ 22
2. Penawaran Dalam Industri Pariwisata ................................ 26
F. Backpacker Dalam Pariwisata...................................................... 28
1. Sejarah dan Pengertian Backpacker ....................................... 28
2. Backpacker Tourism dan Pengembangan Ekonomi ............... 31
G. Penelitian Terdahulu .................................................................... 35
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
A. Ruang Lingkup ............................................................................ 38
B. Populasi dan Sample .................................................................... 38
C. Teknik Sampling ………………………………………………… 39
D. Sumber Data ................................................................................. 40
1. Data Primer ......................................................................... 40
2. Data Sekunder………………………………………. ........ 40
E. Teknik Pengumpulan Data ........................................................... 40
F. Metode Analisis Data …………………………………………… 41
BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN
A. Gambaran Umum Daerah Istimewa Yogyakarta ......................... 42
1. Geografis ................................................................................ 42
2. Sejarah Daerah Istimewa Yogyakarta .................................... 43
3. Penduduk…………………………………………………….. 45
4. Perekonomian Provinsi………………………………………. 46
5. Adat dan Budaya ……………………………………………. 47
6. Pendidikan……………………………………………………. 48
7. Pariwisata……………………………………………………… 50
8. Potensi Pariwisata DIY………………………………………... 52
B. Analisis Data dan Pembahasan ................................................... .. 54
1. Profil Tempat Penelitian ........................................................ .. 54
a. Candi Prambanan ............................................................... 55
b. Kraton Yogyakarta.............................................................. 57
c. Taman Sari ........................................................................ 59
d. Sosrowijayan ................................................................... 60
e. Prawirotaman................................................................... 60
2. Hasil Penelitian ...................................................................... 59
a. Karakteristik Demografik…………………………… 62
b. Karakteristik Perjalanan……………………………… 67
c. Opini responden terhadap komponen penawaran ……… 86
d. Pola Pengeluaran ……………………………………….. 131
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
e. Keinginan merekomendasikan Yogyakarta ……………. 139
f. Keinginan kembali ke Yogyakarta …………………….. 139
g. Pendapat Umum Responden …………………………… 141
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan .................................................................................. 144
B. Kendala Penelitian ………………………………………………. 146
C. Saran ............................................................................................. 147
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................. 151
LAMPIRAN ................................................................................................ 154
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 1.3 Perbandingan Komposisi Pengeluaran Antara
Wisatawan Konvensional dan Wisatawan Backpacker......... 6
Tabel 1.4 Perkembanga jumlah wisatawan DIY
2004 - 2008………………………………............................ 8
Tabel 4.1 Data Pengunjung Unit Taman Wisata Candi Prambanan
2005 s/d 2008 ....................................................................... 57
Tabel 4.2 Data Kunjungan Wisata di Kraton Yogyakarta ...............…. 59
Tabel 4.3 Data Kunjungan Wisatawan di Taman Sari........................... 60
Tabel 4.4 Karakteristik Demografik Responden ……………………... 62
Tabel 4.5 Karakteristik Demografik Responden
(Umur)...................... ...................................... ..................... 63
Tabel 4.6 Karakteristik Tingkat Pendidikan
Wisatawan......................................................... …….......... 63
Tabel 4.7 Negara Asal Wisatawan.........................................………... 64
Tabel 4.8 Latar Belakang Pekerjaan Wisatawan.................................. 65
Tabel 4.9 Karakteristik Perjalanan Wisatawan …….................…….. 66
Tabel 4.10 Intensitas Kunjungan Wisatawan .......................………… 67
Tabel 4.11 Transportasi Yang digunakan wisatawan.............. .......…… 68
Tabel 4.12 Rute Perjalanan Wisatawan ................................................... 69
Tabel 4.13 Destinasi Wisata di Indonesia yang ingin dikunjungi ……... 70
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Tabel 4.14 Destinasi Wisata yang direncanakan dikunjungi
di Yogyakarta ....................................................……......... 72
Tabel 4.15 Destinasi Wisata yang telah dikunjungi
di Yogyakarta ………………………..………........……… 75
Tabel 4.16 Akomodasi yang digunakan selama kunjungan
Wisata di Yogyakarta........ ……………....……........ ..... 78
Tabel 4.17 Tempat Makan yang digunakan selama kunjungan
Wisata di Yogyakarta ……………………….…..……….. 79
Tabel 4.18 Sumber Informasi Tentang Yogyakarta…………………… 80
Tabel 4.19 Sumber Informasi yang digunakan wisatawan untuk
Merencanakan wisatanya ..................... ………………........ 82
Tabel 4.20 Opini Responden Terhadap Bandara di Yogyakarta……….. 84
Tabel 4.22 Opini Responden Terhadap Stasiun Kereta
di Yogyakarta………………………………………………… 85
Tabel 4.24 Opini Responden terhadap Terminal Bus
di Yogyakarta………………………………………………….. 86
Tabel 4.26 Opini Responden Terhadap Jaringan Transportasi Lokal
di Yogyakarta………………………………………………….. 87
Tabel 4.28 Opini Responden Terhadap Pelayanan Kesehatan
di Yogyakarta………………………………………………… 88
Tabel 4.30 Opini Responden Terhadap Jaringan Telekomunikasi
di Yogyakarta………………………………………………. 90
Tabel 4.32 Opini Responden Terhadap Jaringan Listrik
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
di Yogyakarta………………………………………………. 91
Tabel 4.34 Opini Responden Terhadap Fasilitas Parkir
di Yogyakarta………………………………………………. 92
Tabel 4.36 Opini Responden Terhadap Infrastruktur
Di Yogyakarta………………………………………………. 93
Tabel 4.37 Opini Responden Terhadap atraksi Wisata “Landscape”
Di Yogyakarta……………………………………………….. 95
Tabel 4.39 Opini Responden Terhadap Atraksi Wisata “Mountain”
di Yogyakarta ……………………………………………….. 96
Tabel 4.41 Opini Responden Terhadap Atraksi Wisata Alam “Beach”
Di Yogyakarta …………………………………................... 97
Tabel 4.43 Opini Responden tentang Bangunan bersejarah dan Modern
di Yogyakarta ……………………………………………… 99
Tabel 4.45 Opini Responden Tehadap Built Atraction “Castles”
di Yogyakarta ………………………………………………. 100
Tabel 4.47 Opini Responden Terhadap Built Atraction Monument
di Yogyakarta ……………………………………………….. 101
Tabel 4.49 Opini Responden Tehadap Garden & Park yang ada
di Yogyakarta ……………………………………………….. 103
Tabel 4.51 Opini Responden Terhadap Objek Wisata Museum
di Yogyakarta ……………………………………………… 104
Tabel 4.53 Opini Responden Terhadap Theathers di Yogyakarta ……. 105
Tabel 4.55 Opini Responden terhadap Art & Craft di Yogyakarta ……. 106
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Tabel 4.57 Opini Responden Terhadap History di Yogyakarta ………... 107
Tabel 4.59 Opini Responden Terhadap Carnival di Yogyakarta ……… 108
Tabel 4.61 Opini Responden terhadap Atraksi Wisata Festival
di Yogyakarta ………………………………………………. 109
Tabel 4.63 Opini Responden Terhadap Infrastruktur
di Yogyakarta………………………………………………. 111
Tabel 4.64 Opini Responden Terhadap Akomodasi di Yogyakarta …… 112
Tabel 4.66 Opini Reponden Terhadap Bus Trans Jogja ……………….. 114
Tabel 4.68 Opini Responden Terhadap Transportasi Bus Umum
di Yogyakarta………………………………………………. 115
Tabel 4.70 Opini Responden Terhadap Transportasi Tradisional
di Yogyakarta………………………………………………. 116
Tabel 4.72 Opini Responden Terhadap Transportasi Taksi
di Yogyakarta …………………………………………… 117
Tabel 4.74 Opini Responden Terhadap Restoran di Yogyakarta…… 119
Tabel 4.76 Opini Responden Tentang Ketersediaan
Bank/Money Changer di Yogyakarta …………………….. 120
Tabel 4.78 Opini Responden terhadap Tourist Information Centre
di Yogyakarta …………………………………………….. 122
Tabel 4.79 Opini Responden Terhadap Retail Outlet yang Ada
di Yogyakarta …………………………………………… 123
Tabel 4.81 Opini Responden terhadap Guide di Yogyakarta ………. 124
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Tabel 4.83 Opini Responden Terhadap Infrastruktur
di Yogyakarta ……………………………………………. 126
Tabel 4.85 LOS Wisatawan Asing Ala Backpacker
di Yogyakarta ……………………………………………. 128
Tabel 4. 86 Budget Wisatawan Asing Backpacker Selama Kunjungan
di Yogyakarta ……………………………………………. 128
Tabel 4.87 Alokasi Budget Para Wisatawan Asing Backpacker untuk
Akomodasi selama di Yogyakarta ……………………… 129
Tabel 4.88 Alokasi Budget Para Wisatawan Asing Backpacker untuk
Shopping selama di Yogyakarta………………………….. 130
Tabel 4.89 Alokasi Budget Para Wisatawan Asing Backpacker
untuk Food & Beverages selama di Yogyakarta…………. 130
Tabel 4.90 Alokasi Budget Para Wisatawan Asing Backpacker untuk
Sightseeing selama di Yogyakarta ……………………….. 131
Tabel 4.91 Alokasi Budget Para Wisatawan Asing Backpacker
untuk transportasi selama di Yogyakarta …………………. 132
Tabel 4.92 Alokasi Budget Para Wisatawan Asing Backpacker untuk
Entertainment selama di Yogyakarta ……………………… 132
Tabel 4.93 Alokasi Budget Para Wisatawan Asing Backpacker
untuk lain – lain selama di Yogyakarta ……………………. 133
Tabel 4.94 Rata – rata Prosentase Pola Pengeluaran Wisatawan Asing
Ala Backpacker di Yogyakarta ……………………………. 134
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Tabel 4.95 Perbedaan Pola Konsumsi Antara Wisatawan Backpacker
di Yogyakarta dan Wisatawan Backpacker
Pada Umumnya …………………………………………… 135
Tabel 4.98 Keinginan Para Responden Untuk Kembali
Mengunjungi Yogyakarta …………………………………. 136
Tabel 4.97 Kesediaan Wisatawan Untuk Merekomendasikan Yogyakarta
Sebagai Salah Satu Destinasi Pariwisata
Terbaik di Indonesia……………………………………… 136
Tabel 5.1 Pola Pengeluaran Wisatawan Asing Ala Backpacker
di Yogyakarta……………………………………………. 145
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 1.1 Backpacker numbers year on year growth
Australia 2006 …………………………………………... 4
Gambar 1.2 Backpacker visitor nights year on year growth
Australia 2006 …………………………………………… 5
Gambar 1.5 Grafik Perkembangan penggunaan akomodasi
Hotel Melati dan Hotel Bintang di DIY
tahun 2004 – 2008………………………………………… 9
Gambar 4.21 Opini Responden terhadap bandara di Yogyakarta …… 85
Gambar 4.23 Opini Responden terhadap Stasiun Kereta
di Yogyakarta ……………………………………………. 86
Gambar 4.25 Opini Responden terhadap Terminal Bus
di Yogyakarta…………………………………………….. 87
Gambar 4.27 Opini Responden terhadap Jaringan Transportasi Lokal
di Yogyakarta ……………………………………………. 88
Gambar 4.29 Opini Responden terhadap Pelayanan Kesehatan
di Yogyakarta……………………………………………... 89
Gambar 4.31 Opini Responden terhadap Jaringan Telekomunikasi
di Yogyakarta……………………………………………… 91
Gambar 4.33 Opini Responden terhadap Jaringan Listrik
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
di Yogyakarta……………………………………………… 92
Gambar 4.35 Opini Responden terhadap Fasilitas Parkir
di Yogyakarta……………………………………………….. 93
Gambar 4.38 Opini Responden terhadap Atraksi Wisata “Landscape”
di Yogyakarta ………………………………………………. 96
Gambar 4.40 Opini Responden terhadap Atraksi Wisata “Mountain”
di Yogyakarta……………………………………………….. 97
Gambar 4.42 Opini Responden terhadap Atraksi Wisata Pantai
di Yogyakarta…………………………………………. 98
Gambar 4.44 Opini Responden terhadap Bangunan Bersejarah dan Modern
di Yogyakarta ………………………………………… 100
Gambar 4.46 Opini Responden terhadap Built Attraction “Castels”
di Yogyakarta ………………………………………….. 101
Gambar 4.48 Opini Responden terhadap Built Attraction “Castels”
di Yogyakarta …………………………………………… 102
Gambar 4.50 Opini Responden terhadap Garden & Park
di Yogyakarta……………………………………………. 103
Gambar 4.52 Opini Responden terhadap Garden & Park
di Yogyakarta…………………………………………….. 105
Gambar 4.54 Opini Responden terhadap Theatres di Yogyakarta……… 106
Gambar 4.56 Opini Responden terhadap Art & Craft
di Yogyakarta ……………………………………………… 107
Gambar 4.58 Opini Responden terhadap History di Yogyakarta ………... 108
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Gambar 4.60 Opini Responden terhadap Carnival di Yogyakarta……….. 109
Gambar 4.62 Opini Responden terhadap Festival di Yogyakarta ……… 110
Gambar 4.65 Opini Responden terhadap Akomodasi di Yogyakarta……. 113
Gambar 4.67 Opini Responden terhadap Bus Trans Jogja
di Yogyakarta………………………………………………. 115
Gambar 4.69 Opini Responden terhadap Bus Umum di Yogyakarta……. 116
Gambar 4.71 Opini Responden terhadap Transportasi Tradisional
di Yogyakarta…………………………………………….. 117
Gambar 4.73 Opini Responden terhadap Transportasi Taksi
di Yogyakarta ……………………………………………. 118
Gambar 4.75 Opini Responden terhadap Restoran di Yogyakarta ……… 120
Gambar 4.77 Opini Responden terhadap Bank/Money Changer
di Yogyakarta ……………………………………………… 121
Gambar 4.79 Opini Responden terhadap Tourist Information Centre
di Yogyakarta ………………………………………………. 122
Gambar 4.81 Opini Responden terhadap Retail Outlet di Yogyakarta ….. 124
Gambar 4.83 Opini Responden terhadap Guide di Yogyakarta………… 125
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
Lampiran 1 Data Demografik Responden .................. .......................... 156
Lampiran 2 Data Budget Responden............................ ......................... 169
Lampiran 5 Kuisioner Penelitian ........................................................... 210
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
ABSTRAKSI
PROFIL POLA PENGELUARAN WISATAWAN ASING ALA
“BACKPACKER” DI YOGYAKARTA
DEVI PUTRI MARITHA
NIM F0106029
Penelitian yang berjudul PROFIL POLA PENGELUARAN ASING ALA
“BACKPACKER” DI YOGYAKARTA ini bertujuan untuk (1) megetahui pola
pengeluaran backpackers di Yogyakarta, (2) mengetahui karakteristik sosio
demografik backpackers di Yogyakarta, (3) mengetahui karakteristik transportasi
dan travel para backpacker di Yogyakarta, (4) mengetahui sumber informasi yang
digunakan para backpacker yang berada di Yogyakarta dalam merencanakan
perjalananya.
Penelitian ini menggunakan data primer yang didapat dari penyebaran
kuisioner dan wawancara terhadap responden. Sample dari penelitian ini sebanyak
200 orang, dan analisis yang digunakan adalah statistika deskriptif yang
pengolahan data nya dibantu dengan SPSS versi 16.
Hasil dari penelitian ini adalah bahwa wisatawan backpacker di
Yogyakarta di dominasi oleh wanita (56%), dengan range umur antara 20 – 30
tahun (60%), mereka adalah pelajar/mahasiswa (22,5%) dengan tingkat
pendidikan S1(45,5%). Mereka adalah wisatawan dari Eropa (82,50%),
melakukan perjalanan secara individu (86,5%) dan menggunakan guidebook
untuk merencanakan perjalananya. Mereka tinggal di akomodasi murah (91,5%)
dan makan di restoran lokal (63%). Rata – rata lama tinggal mereka 4,57 hari
dengan budget rata – rata sebesar Rp.1,655,890,00. Mereka mengalokasikan
budget mereka untuk sightseeing (26,47%), akomodasi (25,22%), Food &
beverages (22,56%), Shopping (9,48%), transportasi (9,16%), entertaiment
(3,58%), dan lain- lain (3,53%).
Saran yang dapat diberikan dari penelitian ini adalah ekspansi promosi
wisata ke negara – negara lain tidak fokus pada Eropa saja. Peningkatan
pelayanan wisata seperti TIC dan melengkapi informasi wisata untuk membuat
wisatawan merasa nyaman dan aman. Penambahan atraksi wisata, seperti karnaval
dan festival seni juga sangat diperlukan mengingat wisatawan asing backpacker di
Yogyakarta ini tidak fokus pada wisata belanja tetapi pada wisata budaya.
Kata kunci: Backpacker, Ekonomi Pariwisata, Dampak Pariwisata, Pola
Pengeluaran Wisatawan, Yogyakarta, Statistika deskriptif
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
ABSTRACT
FOREIGN BACKPACKER TOURIST EXPENDITURE PATTERN
PROFILE IN YOGYAKARTA
DEVI PUTRI MARITHA
NIM F0106029
The research entitled Foreign Backpacker Tourist Expenditure Pattern
Profile in Yogyakarta has purposes (1) to know the foreign backpacker tourist
expenditure pattern in Yogyakarta, (2) to obtain a demographic profile of foreign
backpacker in Yogyakarta (3) to understand backpackers’ transportation and
travel characteristics in Yogyakarta (4) to know the source information that used
by backpacker to plan their trip.
This research uses uses primary data that is got from interview and
distribute questionnaire to the respondents. This research uses descriptive
statistics analysis. Statiscal data were then analysed using the SPSS version 16
software.
The result from this research based on quantitative analysis is that most of
the respondents were female (56%), with the age between 20 – 30 years old
(69%). Most of the respondents were student (22,5%) with the educational level
bachelor degree (45,5%). They were dominated by tourist from Europe
(82,50%).The tourist most used guidebook, internet, and recommendation for
their source information to plan their trip.Most of the tourists used cheap
accomodation (91,5%) and local restaurant (63%). Their LOS in Yogyakarta is
4,57 days. Average budget that they spent about Rp.1,655,890,00. Their average
allocate budget for acomodation (25,22%), Sightseeing (26,47%), Food &
Beverages (22,56%), Shopping (9,48%), entertainment (3,58%), others (3,53%).
suggestion that can be given more increase tourism service so that make
the tourist feel comfortable. Prepare information as complete as - wholy for
tourist. More stimulate promotion so that tourism impact more can spread to every
regency. Begin to pay attention to backpacker segment as one of [the] local
society economics contributor. Increasing tourism attraction also needed, like
carnival and festivel, because the backpacker tourist in DIY are not concern to
shopping but culture tourism,
Keywords: Backpacker, Tourism Impact, Expenditure Pattern, Descriptive
Statistics
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Pariwisata merupakan industri yang terus berkembang di dunia. Sejak lama
pariwisata bagi negara maju telah merupakan bagian dari kebutuhan hidup.
Kegiatan kepariwisataan bahkan sudah merupakan suatu aktivitas dan permintaan
yang wajar. Dengan berkembangnya waktu, kini kegiatan berwisata sudah bukan
merupakan hal yang mahal lagi. Banyak cara yang dapat dilakukan untuk dapat
berwisata. Salah satu cara adalah dengan “backpacking”. Menurunya biaya
transportasi dan pertumbuhan media komunikasi melalui internet membuat minat
perjalanan wisata backpacking ini terus meningkat (Kompas, 17 Mei 2010).
Backpacking adalah sebuah istilah yang digunakan untuk mencerminkan
sebuah bentuk dari perjalanan berwisata dengan biaya murah
(www.wikipedia.com). Orang yang melakukan perjalanan dengan cara ini biasa di
sebut backpackers. Berikut adalah beberapa definisi mengenai backpacker :
“A backpacker is a traveller who spent one night or more in
Backpacker/hostel accommodation.”( Bureau of Tourism Statistik Australia
tahun 2002)
“They are often traveller with their own intineraries, who drive themselves
or use public transport, stay in variety of accomodation, have few pre-
planed or pre-purchased trip feature. They visit for longer but with lower
daily expanditure, and “tend to visit many different parts of the country off
the main tourist track” (Hamilton 1998 dalam Markward 2008).
“ A backpacker is travellers who spend at least 30% of their visit to New
Zealand staying in backpacker/hostel type accomodatioan” (Ministry Of
Tourism New Zealand,2005).
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
2
Sementara dalam Backpacker Market Handout Tourism Australia (2006)
backpacker didefinisikan sebagai wisatawan ber-budget ketat dan suka
berpetualang. Backpacker biasanya merupakan anak muda yang melakukan
perjalanan jauh yang mempunyai banyak tujuan dalam membangun dunia ( Noy
dalam Markward 2008). Kebanyakan penelitian tentang backpacker
mengindikasikan bahwa lebih dari 80% dari backpacker berusia kurang dari 30
tahun (Richard & Wilson dalam Markwad 2008).
Kemunculan istilah backpacker menggambarkan sebuah gaya berwisata
jangka panjang yang independen yang menumbuhkan semangat berwisata anak
muda seperti di Australia, New Zealand and Thailand. Backpacker juga turut
menumbuhkan industri backpacker itu sendiri (WTO, Tourism Market Trend
2005).
Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh WYSE Travel Confederation
(sebuah organisasi dengan lebih dari 550 anggota mewakili sebuah komunitas
global dari youth travel, student travel, cultural exchange dan international
education specialists), backpacking dan youth travel adalah segmen pariwisata
yang paling cepat tumbuh sekitar 20% dari total wisatawan, dan menghasilkan
sekitar USD 109 milyar setiap tahun (Richard 2007 dalam Backpacking and Youth
Travel in South Afrika)
Studi mengenai backpacker dimulai ketika Cohen (1972) dalam Ian dan
musa (2005) membedakan antara non-institutionalized dan institutionalized
tourist. Bentuk – bentuk dari non-institutionalized tourist terus
berkembang.Bentuk tersebut adalah sebagai berikut :
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
3
a. Drifters, explorers (Cohen 1972 dalam Ian dan Musa 2005);
b. Nomads (Cohen 1973 dalam Ian dan Musa 2005);
c. Youthful travelers (Teas 1974 dalam Ian dan Musa 2005);
d. Wanderers (Vogt 1976 dalam Ian dan Musa 2005);
e. Hitchhikers (Mukerji 1978 dalam Ian dan Musa 2005);
f. Tramping youth (Adler 1985dalam Ian dan Musa 2005)
g. And long-term budget travelers (Riley 1988 dalam Ian dan Musa 2005).
Akan tetapi, pada akhir dekade penelitian menyebut sebuah bentuk baru dari
cara perjalanan tersebut sebagai backpackers (Pearce 1990a, Loker 1993, and
Loker-Murphy and Pearce 1995 dalam Ian dan Musa 2005). Para backpacker itu
sendiri mempunyai karakteristik sebagai berikut :
a. Melakukan perjalanan dalam waktu yang panjang, tidak mempunyai rencana
yang kaku (Cohen 1972,1973, 1982; Vogt 1976; Riley 1988 dalam Nathan,
Yonai dan Dalit 2006).
b. Keterbatasan pada dana yang akan mereka belanjakan (Teas 1974; Riley 1988
dalam Nathan, Yonai dan Dalit 2006)
c. Mereka makan di restoran murah, tidak tinggal di hotel yang mahal (Cohen
1972, 1973; Vogt 1976; Riley 1988; Pearce 1990a, Loker 1993, and Loker-
Murphy and Pearce 1995 dalam Nathan, Yonai dan Dalit 2006).
d. Mencari petualangan, keaslian, dan pengalaman yang mendalam (Nathan,
Yonai dan Dalit 2006)
Meskipun wisata ala backpacker sekarang ini sudah cukup berkembang,
akan tetapi pada kenyataanya backpacking masih belum dijadikan prioritas dalam
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
4
perencanaan pariwisata, terutama di negara – negara Asia Tenggara (Lee Tzan Ian
and Ghazali Musa, 2005). Sangat berbeda dengan apa yang terjadi di Australia.Di
Negara Australia, para backpackers tahun 2006 terhitung 11% dari total
wisatawan asing, atau sekitar 545,200 orang. Laju pertumbuhan backpackers
internasional di Australia rata – rata meningkat sekitar 3% selama 4 tahun
(Gambar 1.1). Lama tinggal pun juga meningkat sebanyak 5% (Gambar 1.2).
Wisata ala backpackers di Australia mampu menghasilkan 2.5 milyar dolar
Australia setiap tahunya (International Backpacker Market Australia, 2006).
Gambar 1.1
Backpacker numbers year on year growth Australia 2006
Sumber :International backpacker market
Gambar 1.2
Backpacker visitor nights year on year growth Australia 2006
Sumber :International backpacker market
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
5
Sementara itu penelitian di New Zealand menyebutkan bahwa pada tahun
2005 10,6 % dari total wisatawan adalah backpacker dan dengan total
pengeluaran 9,9% dari total pengeluaran wisatawan internasional. Para
backpacker ini menghasilkan USD 642 pada tahun 2005. Rata – rata lama tinggal
30,5 hari dan menghabiskan sebanyak NZD 2.766 per orang. Sepertiga dari
mereka tinggal lebih dari sebulan penuh. Sebagai perbandingan, wisatawan non
backpacker mempunyai rata – rata lama tinggal 19.3 hari dan menghabiskan NZD
2.993 per orang (Ministry Of Tourism ,2006).
Penelitian yang dilakukan oleh Lee Tzan Ian dan Ghazali Musa (2005)
tentang backpackers asing di Malaysia menghasilkan pola konsumsi backpackers
di Malaysia serta karakteristiknya. Rata – rata pengeluaran wisatawan
backpackers di Malaysia setiap harinya sekitar USD 59,75. Rata – rata lama
tinggal wisatawan di Malaysia menurut Tourism Malaysia tahun 2004 adalah 6,0
hari, sedangkan menurut penelitian ini rata – rata lama tinggal backpacker di
Malaysia selama 19,5 hari. Perkiraan pengeluaran per orang dari wisatawan
backpacker tersebut adalah sebesar USD 1.165. Dalam penelitian yang dilakukan
oleh Lee Tzan Ian Ghazali Musa (2005) juga menyuguhkan perbedaan pola
pengeluaran antara wisatawan konvensional dan wisatawan backpacker secara
umum.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
6
Tabel 1.3
Perbandingan Komposisi Pengeluaran Antara Wisatawan Konvensional dan
Wisatawan Backpacker
Keterangan Wisatawan Konvensional
(%)
Wisatawan Backpacker
(%)
Accomodation 36,6 15,6
Local transportation 13,7 11,7
Food and beverages 17,3 25,7
Shopping 20,6 38,2
Others 11,8 8,8
Sumber : Uncovering The International Backpackers to Malaysia 2005
Dari tabel di atas, dapat dilihat perbedaan yang sangat jelas dalam pola
pengeluaran antara wisatawan konvensional dengan wisatawan backpacker.
Wisatawan konvensional menghabiskan 36,5 % dari anggaran mereka untuk
akomodasi, sementara wisatawan backpacker hanya 15,6 % saja. Wisatawan
backpacker lebih banyak menghabiskan biaya untuk berbelanja yaitu sebesar
38,2%.
Wisatawan ala backpacker lebih banyak melakukan pengeluaran pada
berbelanja dan makanan serta minuman. Jika dilihat dari komposisi tersebut,
justru wisatawan segmen backpacker lah yang dapat meningkatkan perekonomian
masyarakat lokal. Karena mereka langsung bersentuhan dan berhubungan dengan
masyarakat lokal. Jika wisatawan konvensional memberikan 36,6% dari budget
mereka untuk para pemilik hotel berbintang, maka para backpaker justru
memberikan 38,2% dari budget mereka untuk para pedagang cindera mata, baju,
oleh – oleh, makanan, minuman, yang notabene masyarakat biasa.
Indonesia termasuk dalam rangkaian wisata backpacker Asia Tenggara yang
meliputi Thailand, Singapura, dan Malaysia (Lee Tze Ian and Ghazali Musa,
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
7
2005). Melihat fenomena tersebut, sudah selayaknya Indonesia sebagai negara
yang terkenal dengan wisatanya mulai juga memperhatikan segmen wisata
backpacker. Berkembangnya dan munculnya kembali wisata ala backpackers
merupakan peluang bagus bagi Indonesia. Dengan keanekaragaman yang dimiliki
dan harga yang relatif terjangkau, Indonesia dapat memberikan surga bagi para
backpackers. Hampir di semua daerah tujuan wisata di Indonesia mempunyai
daerah khusus backpackers.
Virgies Travel Guide yang ditayangkan di Metro TV misalnya,
menghadirkan lima kampung backpacker terbaik di Indonesia dalam segmen top
five list pada episode 24 , Minggu 29 November 2008. Top five list tersebut
menghadirkan Popies Lane (Kuta, Bali) sebagai peringkat pertama, di susul oleh
Sosrowijayan (Yogyakarta), kemudian Jalan Jaksa (Jakarta Pusat) sebagai
peringkat ke tiga, dan peringkat keempat Monkey Forest (Ubud, Bali) dan posisi
terakhir di tempati oleh Prawirotaman (Yogyakarta).
Melihat komposisi lima kampung backpacker terbaik di atas, dapat dilihat
Yogyakarta mampu menempatkan dua daerah di jajaran top five list tersebut. DIY
sebagai daerah tujuan wisata ke dua setelah Bali, memang sudah seharusnya
selalu berusaha menjadi yang terbaik dalam menyediakan sarana wisata bagi
wisatawanya. Bahkan, Yogyakarta baru-baru ini mendapatkan penghargaan
sebagai kota tujuan wisata terbaik tahun 2009 sehingga berhak mendapatkan ITA
(Indonesian Tourism Award) yang untuk pertama kalinya diadakan Departeman
Pariwisata dan Kebudayaan RI. Yogyakarta berhasil mengalahkan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
8
Denpasar,Malang, Surabaya, Tana Toraja, Manado, Kutai Kertanegara, Badung
(Bali), Solo, dan Lombok Barat.
Pariwisata memang merupakan sektor andalan DIY dalam meningkatkan
pendapatan daerah. Dengan keanekaragaman budaya dan alam yang ada, sektor
pariwisata DIY mampu menyumbangkan pendapatan sebesar Rp.
56.712.059.189,93 terhadap PAD DIY tahun 2007. Walaupaun sempat mengalami
penurunan di tahun 2006, akan tetapi jumlah kunjungan wisata DIY kini sudah
kembali pulih.
Tabel 1.4
Perkembangan Wisatawan DIY tahun 2004 – 2008
(berdasarkan pemakaian akomodasi)
Tahun Hotel Melati Jumlah Hotel Bintang Jumlah
Wisnus Wisman Wisnus Wisman
2004 440.754 8.388 449.142 635.514 95.013 730.527
2005 428.147 11.215 439.362 539.302 92.273 631.575
2006 337.991 10.492 348.483 498.691 67.653 566.344
2007 558.304 17.281 575.585 587.893 85.943 673.836
2008 559.805 21.136 580.941 596.296 107.524 703.816
Sumber : Statistik Kepariwisataan 2008 Dinas Pariwisata Prov. DIY
Keterangan :
Wisman :Wisatawan Mancanegara
Wisnus : Wisatawan Nusantara
Pada tabel 1.4 tersebut, dapat dilihat bahwa pada tahun 2006 terjadi
penurunan yang sangat besar yaitu sebesar 156.110 wisatawan. Hal ini
dikarenakan pada tahun 2006 DIY terkena bencana alam gempa bumi. Akan tetapi
di tahun 2007 jumlah kunjungan wisatawan mulai naik kembali dan bahkan
melebihi dari tahun sebelum terkena gempa.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
9
Dari data di atas (tabel 1.4) juga dapat dilihat bahwa sekitar 40 % dari para
wisatawan yang datang setiap tahunya memilih untuk menghabiskan kunjungan
mereka dengan menggunakan hotel Melati yang notabene lebih murah.
Perkembangan para peminat hotel ini pun juga realtif meningkat setiap
tahunya.Berikut perkembangan dari penggunaan akomodasi para wisatawan di
DIY dari 2004 – 2008 :
Gambar 1.5
Grafik Perkembangan penggunaan akomodasi Hotel Melati dan Hotel
Bintang di DIY tahun 2004 – 2008
Sumber : Data diolah dari statistik Kepariwisataan 2008 Dinas Pariwisata Prov
DIY
Jika kita lihat pada gambar 1.5 , tingkat pemilihan penggunaan hotel melati
oleh para wisatawan terus meningkat tiap tahunya. Bahkan ketika tahun 2006
penurunanya tidak setajam seperti yang terjadi pada hotel bintang. Dengan terus
berkembangnya ketersediaan tempat tinggal yang murah (ex : hotel melati,
pondok wisata) di Yogyakarta, serta dioperasikanya Bus Trans Jogja yang
semakin memudahkan dijangkaunya tujuan wisata dengan harga yang murah,
maka akan meningkatkan potensi minat para backpacker untuk mengunjungi
Yogyakarta.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
10
Dengan segala potensi alam dan pencapaian yang telah di raih Yogyakarta,
bukan hal yang tidak mungkin mengembangkan backpacking tourism menjadi
salah satu sektor andalan pariwisata Yogyakarta. Oleh karena itu, melihat
besarnya sumbangsih backpacking tourism terhadap perekonomian lokal, maka
penelitian ini dibuat untuk dapat memberikan gambaran mengenai profil
keberadaan para wisatawan backpacker yang ada di Yogyakarta.
B. RUMUSAN MASALAH
Berdasarkan latar belakang tersebut, maka pembahasan dari skripsi ini akan
dibatasi pada pokok permasalahan sebagai berikut :
1. Bagaimanakah profil dan gambaran umum pola pengeluaran wisatawan asing
ala backpacker di Yogyakarta ?
C. TUJUAN PENELITIAN
Berdasarkan identifikasi masalah yang telah penulis jabarkan sebelumnya
maka tujuan dari penelitian ini, adalah sebagai berikut:
1. Untuk mengetahui dan karakteristik sosio demografik backpackers di
Yogyakarta.
2. Untuk mengetahui dan karakteristik transportasi dan travel para
backpacker di Yogyakarta
3. Untuk mengetahui sumber informasi yang digunakan para backpacker
yang berada di Yogyakarta dalam merencanakan perjalananya
4. Untuk megetahui pola pengeluaran backpackers di Yogyakarta.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
11
D. MANFAAT PENELITIAN
Manfaat dari penulisan penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Memberikan gambaran yang memadai mengenai keberadaan dan potensi
minat backpacker di Yogyakarta
2. Sebagai bahan masukan bagi Dinas Pariwisata dan Kebudayaan DIY
dalam membuat rencana pariwisata kedepanya.
3. Sebagai referensi peneliti lain dalam mengembangan penelitian tentang
potensi minat wisata backpacker.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
12
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Pengertian Pariwisata
Pariwisata merupakan konsep yang sangat multidimensional (Diarta &
Pitana 2009). Beberapa pengertian pariwisata dipakai oleh para praktisi dengen
tujuan dan perspektif yang berbeda sesuai tujuan yang ingin dicapai. Menurut UU
No. 10 tahun 2009 tentang kepariwisataan, yang dimaksud dengan pariwisata
adalah berbagai macam kegiatan wisata dan didukung berbagai fasilitas serta
layanan yang disediakan oleh masyarakat, pengusaha, Pemerintah, dan
Pemerintah Daerah.
Secara etimologis kata periwisata berasal dari bahasa sansekerta, yaitu „pari‟
yang berarti banyak, berkali – kali, berputar – putar, dan „wisata‟ yang berarti
perjalanan atau berpergian. Sinonim dengan pengertian „tour‟ (perjalanan ke
tempat lain dengan sesuatu maksud dan dilakukan lebih dari 24 jam). Pengertian
yang lebih luas untuk kata „pariwisata‟ dapat dijabarkan sebagai berikut (Yoeti,
2001:xix) :
a. Wisata : perjalanan
b. Wisatawan : orang yang melakukan perjalanan
c. Pariwisata : perjalanan yang dilakukan dari suatu tempat ke
tempat lain
d. Kepariwisataan : hal – hal yang berhubungan dengan pariwisata
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
13
Diarta dan Pitana (2009) merumuskan bahwa semua definisi tentang
pariwisata mengandung beberapa ciri pokok yaitu :
1. Adanya unsur travel (perjalanan), yaitu pergerakan manusia dari satu
tempat ke tempat lainya.
2. Adanya unsur „tinggal sementara‟ di tempat yang bukan merupakan
tempat tinggal biasanya, dan
3. Tujuan utama dari pergerakan manusia tersebut bukan untuk mencari
penghidupan/pekerjaan di tempat yang dituju.
Selanjutnya, Matthieson dan Wall (dalam Diarta & Pitana 2009)
mengatakan bahwa pariwisata mencakup tiga elemen, yaitu :
1) A dynamic element, yaitu travel ke suatu destinasi wisata
2) A static elemen, yaitu singgah di daerah tujuan, dan
3) A consequential element, yaitu akibat dari dua hal di atas (khususnya
terhadap masyarakat lokal), yang meliputi dampak ekonomi, sosia dan fisik
dari adanya kontal dengan wisatawan.
Pada hakekatnya berpariwisata adalah suatu proses kepergian sementara
dari seseorang atau lebih menuju tempat lain di luar tempat tinggalnya. Dorongan
kepergianya adalah berbagai kepentingan, baik karena kepentingan ekonomi,
sosial, kebudayaan, politik, agama, kesehatan, maupun kepentingan lain seperti
sekedar ingin tahu, menambah pengalaman ataupun untuk belajar.
Istilah pariwisata berhubungan erat dengan perjalanan pariwisata, yaitu
sebagai suatu perubahan tempat tinggal sementara seseorang di luar tempat
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
14
tinggalnya karena suatu alasan dan bukan untuk melakukan kegiatan yang
menghasilkan upah (Yoeti, 2001:xix)
Dengan demikian dapat dikatakan dengan tujuan antara lain untuk
mendapatkan kenikmatan dan memenuhi hasrat ingin mengetahui sesuatu. Dapat
juga karena kepentingan yang berhubungan dengan kegiatan olahraga untuk
kesehatan, konvensi, keagamaan, dan keperluan usaha lainya. (Suwantoro,
1997:3-4).
B. Jenis – Jenis Pariwisata
Adapun jenis dan macam pariwisata adalah sebagai berikut ( Yoeti,
1985 :111) :
1. Menurut letak geografisnya dimana kegiatan pariwisata berkembang.
a. Pariwisata Lokal (local Tourism). Yaitu pariwisata setempat yang
mempunyai ruang lingkup relatif sempit dan terbatas pada tempat tertentu
saja.
b. Pariwisata Regional (Regional Tourism). Yaitu kegiatan pariwisata yang
berkembang di suatu tempat atau daerah yang lingkupnya lebih luas dari
pariwisata lokal tetapi lebih sempit dari pariwisata nasional.
c. Pariwisata Nasional ( National Tourism).
Jenis pariwisata ini dibagi menjadi 2 yaitu :
1 Pariwisata Nasional dalam arti sempit yaitu kepariwisataan yang
berkembang dalam wilayah suatu negara dimana adalah seorang
yang melakukan perjalanan wisata adalah warga negara sendiri.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
15
2 Pariwisata nasional dalam arti luas yaitu kegiatan kepariwisataan
yang berkembang di suatu negara selain kegiatan wisatawan
domestik juga terdapat wisatawan asing.
d. Pariwisata Regional – Internasional (Regional – International Tourism).
Yaitu kepariwisataan yang berkembang di suatu wilayah internasional
yang terbatas pada Negara tertentu seperti pariwisata ASEAN.
e. Pariwisata Internasional (International Tourism). Yaitu kegiatan
kepariwisataan yang berkembang di seluruh Negara.
2. Menurut pengaruhnya terhadap neraca pembayaran
a. Pariwisata aktif (In Bound Tourism). Yaitu pariwisata yang ditandai
dengan gejala masuknya wisatawan asing ke suatu negara yang
dikunjungi.
b. Pariwisata pasif (Out Going Tourism). Yaitu pariwisata yang ditandai
dengan gejala keluarnya wisatawan ke luar negeri atau ke suatu negara
asing yang dikunjungi.
3. Menurut alasan atau tujuan dari pelaksanaan wisata.
a. Pariwisata bisnis (Business Tourism). Yaitu jenis pariwisata dimana
pengunjung datang untuk tujuan usaha dagang, dinas, seminar,
simposium, dan lain – lain.
b. Vocational Tourism. Yaitu jenis pariwsata dimana pengunjung datang
dengan tujuan berlibur, cuti, dan sebagainya.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
16
c. Widya Wisata ( Educational Tourism). Yaitu jenis pariwisata dimana
pengunjung datang dengan tujuan untuk melakukan studi atau
mempelajari ilmu pengetahuan.
4. Menurut waktu berkunjung
a. Pariwisata musiman (Seasional Tourism). Yaitu jenis pariwisata dimana
kegiatanya berlangsung pada waktu tertentu.
b. Occational Tourism. Yaitu pariwisata yang kegiatanya dihubungkan
dengan acara tertentu.
5. Menurut objeknya
a. Pariwisata Budaya ( Cultural Tourism). Yaitu jenis pariwisata dimana
motivasi orang untuk melakukan perjalanan wisata disebabkan karena
daya tarik seni budaya suatu tempat atau daerah.
b. Pariwisata Kesehatan (Recuperational Tourism). Yaitu jenis pariwisata
dimana orang yang melakukan perjalanan wisata adalah untuk
penyembuhan suatu penyakit.
c. Pariwisata komersial (Comercial Tourism). Yaitu jenis pariwisata dimana
orang dilibatkan dengan kegiatan – kegiatan dagang nasional maupun
internasional.
d. Pariwisata Olahraga (Sport Tourism). Yaitu jenis pariwisata dimana orang
yang melakukan perjalanan wisata bertujuan untuk menyaksikan suatu
pentas atau kegiatan olahraga.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
17
e. Pariwisata Politik (Political Tourism). Yaitu jenis pariwisata dimana orang
yang melakukan perjalanan wisata dengan tujuan untuk menyaksikan suatu
peristiwa yang berhubungan dengan kegiatan suatu negara.
f. Pariwisata Agama (Religiaon Tourism). Yaitu jenis pariwisata dimana
orang yang melakukan perjalanan wisata dengan tujuan untuk
menyaksikan atau menjalankan kegiatan keagamaan.
C. Pengertian Wisatawan
Menurut UU No. 10 tahun 2009 tentang kepariwisataan yang dimaksud
dengan wisatawan adalah orang yang melakukan wisata. Wisata itu sendiri adalah
kegiatan perjalanan yang dilakukan oleh seseorang atau sekelompok orang dengan
mengunjungi tempat tertentu untuk tujuan rekreasi, pengembangan pribadi, atau
mempelajari keunikan daya tarik wisata yang dikunjungi dalam jangka waktu
sementara. Menurut International Union of office Travel Organization (IUOTO),
yang dimaksud wisatawan adalah setiap pengunjung yang tinggal paling sedikit
24 jam, akan tetapi tidak lebih dari 6 bulan ditempat yang dikunjunginya dengan
maksud kunjungan antara lain :
a. Berlibur, rekreasi, dan olahraga
b. Bisnis, mengunjungi teman dan keluarga, kunjungan dengan alas an
kesehatan, atau kegiatan keagamaan.
Sedangkan Yoeti (1982:130) menyimpulkan bahwa seseorang dikatakan
wisatawan apabila :
a. Perjalanan tersebut dilakkan lebih dari 24 jam
b. Perjalanan itu dilakukan hanya untuk sementara waktu saja
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
18
c. Orang yang melakukan tidak untuk mencari nafkah di tempat atau
Negara yang dikunjunginya
D. Tipologi Wisatawan
Wisatawan dapat diklasifikasikan dengan menggunakan berbagai dasar.
Menurut Murphy (1985) dalam Diarta & Pitana (2009) ,pada prinsipnya dasar –
dasar klasifikasi tersebut dapat dikelompokan menjadi dua, yaitu :
1) Berdasarkan interaksi ( Interactional Type)
Pada tipologi berdasarkan interaksi ini, penekannya pada sifat – sifat
interaksi antara wisatawan dengan masyarakat lokal.
2) Berdasarkan Kognitif – Normatif ( Cognitive- Normative model)
Pada tipologi berdasarkan kognitif normatif lebih ditekankan pada motivasi
yang melatarbelakangi perjalanan.
Cohen (1972) mengklasifikasikan wisatawan atas dasar tingkat familiarsi
dari daerah yang akan dikunjungi, serta tingkat pengorganisasian perjalanan
wisatanya (Diarta & Pinata 2009). Atas dasar ini, Cohen menggolongkan
wisatawan ke dalam empat kelompok, yaitu :
1. Drifter, yaitu wisatawan yang ingin mengunjungi daerah yang sama sekali
belum diketahuinya, yang berpergian dalam jumlah kecil.
2. Explorer, yaitu wisatawan yang melakukan perjalanan dengan mengatur
perjalananya sendiri tidak mau mengikuti jalan – jalan wisata yang sudah
umum melainkan mencari hal yang tidak umum (off the beaten track).
Wisatawan seperti ini bersedia memanfaatkan fasilitas dengan standart lokal
dan tingkat interaksinya dengan masyarakat lokal juga tinggi.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
19
3. Individual Mass Tourism, yaitu wisatawan yang hanya mau menyerahkan
pengaturan perjalananya kepada agen perjalanan, dan mengunjungi daerah
tujuan wisata yang sudah terkenal
4. Organized Mass Tourism, yaitu wisatawan yang hanya mau mengunjungi
daerah tujuan wisata yang sudah dikenal, dengan fasilitas seperti yang sudah
ditemuinya di tempat tinggalnya, dan perjalanannya selalu dipandu oleh
pemandu wisata.
Sedangkan Smith (1977 dalam Diarta & Pitana 2009 ) mengklasifikasikan
wisatawan menjadi tujuh, yaitu :
1. Explorer, yaitu wisatawan yang mencari perjalanan baru dan berinteraksi
secara intensif dengan masyarakat lokal, bersedia menerima fasilitas
seadanya.
2. Elite, yaitu wisatawan yang mengunjungi daerah tujuan yang belum di
kenal, tetapi dengan pengaturan terlebih dahulu, dan bepergian dalam
jumlah yang kecil.
3. Off-Beat, yaitu wisatawan yang mencari atraksi sendiri, tidak ikut ke tempat
– tempat sudah ramai dikunjungi. Biasanya wisatawan seperti ini siap
menerima fasilitas seadanya di tempat lokal.
4. Unusual, yaitu wisatawan yang dalam perjalananya sekali waktu juga
mengambil aktivitas tambahan, untuk mengunjungi tempat – tempat baru
atau melakukan kativitas yang agak beresiko. Meskipun dalam aktivitas
tambahanya bersedia menerima fasilitas apa adanya tetapi program
pokoknya tetap harus memberikan fasilitas standar.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
20
5. Incipient, yaitu wisatawan yang melakukan perjalanan secara individual
atau dalam kelompok kecil, mencari daerah tujuan wisata yang mempunyai
fasilitas standar tetapi masih menawarkan keaslian (authenticity).
6. Mass, yaitu wisatawan yang berpergian ke daerah tujuan wisata dengan
fasilitas yang sama seperti di daerahnya, atau bepergian ke daerah tujuan
wisata dengan environmental bubble yang sama. Interaksi dengan
masyarakat lokal sangat kecil, terkecuali dengan mereka yang langsung
berhubungan dengan usaha pariwisata.
7. Charter, yaitu wisatawan yang mengunjungi daerah tujuan wisata dengan
lingkungan yang mirip dengan daerah asalnya, dan biasanya hanya untuk
bersantai/bersenang – senang. Mereka berpergian dalam jumlah besar dan
meminta fasilitas berstandar internasional.
Dalam pendekatan kognitif – normatif, Plog (1972) dalam Diarta & Pitana
(2009) mengembangkan tipologi wisatawan sebagai berikut :
1. Allocentric, yaitu wisatawan yang ingin mengunjungi tempat – tempat yang
belum diketahui, bersifat petualangan (adventure), memanfaatkan fasilitas
yang disediakan masyarakat lokal.
2. Psychocentric, yaitu wisatawan yang hanya mau mengunjungi daerah tujuan
wisata yang sudah mempunyai fasilitas dengan standar yang sama dengan
negaranya sendiri. Mereka melakukan perjalanan wisata dengan program
yang pasti dan memanfaatkan fasilitas dengan standar internasional.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
21
3. Mid-centric, terletak diantara allocentric dan psychocentric
Berdasarkan perilaku wisatawan pada suatu daerah tujuan wisata, Gray
(1970) membedakan wisatawan menjadi dua, yaitu (Diarta & Pitana 2009) :
1. Sunlust tourist, adalah wisatawan yang berkunjung ke suatu daerah dengan
tujuan utama untuk beristirahat atau relaksasi. Wisatawan tipe ini
mengharapkan keadaan iklim, fasilitas, makanan, dan lain – lain yang sesuai
standar negara asalnya.
2. Wanderlust tourist, adalah wisatawan yang perjalanan wisatanya di dorong
oleh motivasi untuk mendapatkan pengalaman baru, mengetahui
kebudayaan baru, ataupunn mengagumi keindahan alam yang belum pernah
dilihat. Wisatawan seperti ini lebih tertarik pada DTW yang mampu
menawarkan keunikan budaya atau pemandangan alam yang mempunyai
nilai pembelajaran tinggi.
E. Industri Dalam Pariwisata
Menurut UU No. 10 tahun 2009 tetntang kepariwisataan yang dimaksud
dengan Industri pariwisata adalah adalah kumpulan usaha pariwisata yang
saling terkait dalam rangka menghasilkan barang dan/atau jasa bagi
pemenuhan kebutuhan wisatawan dalam penyelenggaraan pariwisata.
Industri Pariwisata dapat dipandang sebagai sebuah sub-sistem dari
sistem pariwisata secara keseluruhan ( Diarta & Pitana 2009 ). Yoeti (2008)
membagi Industri pariwisata kedalam dua sisi yaitu sisi permintaan (demand)
dan penawaran (supply).
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
22
1. Permintaan dalam Industri Pariwisata
Permintaan dapat diartikan sebagai hubungan fungsional yang
menunjukkan jumlah barang yang akan dibeli dengan harga tertentu pada
waktu tertentu (Yoeti : 2008). Permintaan (demand) dapat ditinjau dari dua sisi
yaitu sisi ekonomi dan psikologi. Sisi ekonomi menyangkut gejala – gejala
permintaan dalam hubunganya dengan keseluruhan faktor – faktor ekonomi,
sedangkan sisi psikologis meninjau persoalan ini dari sisi manusia dalam
menentukan pilihhanya untuk membeli sesuatu barang kebutuhanya.
Yoeti (2008) menyebutkan bahwa permintaan dalam industri pariwisata
dapat dibagi menjadi dua yaitu potential demand dan actual demand. Potential
demand adalah sejumlah orang yang berpotensi untuk melakukan perjalanan
wisata (karena memiliki waktu luang dan punya tabungan relatif cukup).
Sedangkan yang dimaksud dengan actual demand adalah orang – orang yang
sedang melakukan perjalanan wisata pada suatu DTW (Daerah Tujuan Wisata)
tertentu.
Permintaan terhadap barang dan jasa industri pariwisata ditentukan oleh
faktor – faktor umum dan khusus. Berikut ini adalah hal – hal yang secara
umum mempengaruhi permintaan terhadap industri pariwisata (Yoeti, 2008):
a. Purchasing Power (Kekuatan Untuk Membeli)
Kekuatan/Kemampuan untuk membeli ini sangat bergantung pada
dispopable income yang erat kaitanya dengan standar hidup. Lebih dari 4/5
penduduk negara maju memiliki pendapatan per kapita relatif tinggi dan 20%
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
23
nya berpotensi untuk melakukan perjalanan wisata ke negara – negara
berkembang (Yoeti, 2008).
b. Demographic Structure and Trend
Besarnya jumlah penduduk dan pertumbuhan penduduk akan
mempengaruhi permintaan terhadap produk industri pariwisata. Negara yang
memiliki penduduk banyak tetapi pendapatan per kapita kecil jelas memiliki
kesempatan kecil untuk melakukan perjalanan wisata. Faktor lain adalah
struktur usia penduduk. Penduduk yang masih muda dengan pendapatan rata –
rata relatif tinggi akan lebih besar pengaruhnya daripada penduduk yang
berusia tua (pensiunan) (Yoeti, 2008).
c. Social And Cultural Factors
Industrialisasi tidak hanya menghasilkan struktur pendapatan masyarakat
relatif tinggi, juga meningkatkan pemerataan pendapatan dalam masyarakat
sehingga memungkinkan orang mempunyai kesempatan untuk melakukan
perjalanan wisata untuk menghilangkan kejenuhan bekerja, menghilangkan
stress, sehingga melakukan rekreasi sudah merupakan keharusan (Yoeti, 2008).
Dengan meningkatnya waktu senggang dan adanya liburan yang dibayar
(paid vacation) membuat orang – orang berkecenderungan sering melakukan
perjalanan wisata ke DTW (Daerah Tujuan Wisata) yang mereka inginkan
mencari pengalaman yang melihat negeri yang belum pernah dikunjungi
(Yoeti, 2008).
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
24
d. Travel Motivation and Attitudes
Motivasi untuk melakukan perjalanan wisata sangat erat hubunganya
dengan kondisi sosial dan budaya masyarakatnya. Robert W. Macintosh dalam
Yoeti (2008) membagi motivasi seseorang untuk melakukan perjalanan wisata
menjadi empat, yaitu :
1. Motivasi Fisik
Orang – orang melakukan perjalanan wisata, tujuanya untuk
mengembalikan keadaan fisik yang sudah lelah karena bekerja terus. Mereka
perlu beristirahat dan bersantai, melakukan kegiatan olahraga, agar sekembali
dari perjalanan wisata bergairah dan bersemangat kembali waktu masuk kerja.
2. Motivasi Kultural
Orang – orang tergerak hatinya untuk melakukan perjalanan wisata
disebabkan ingin melihat dan menyaksikan tingkat kemajuan kebudayaan suatu
bangsa, baik kebudayaan di masa lalu maupun apa yang sudah dicapainya
sekarang, di samping ingin melihat dan menyaksikan adat istiadat, kebiasaan
hidup (the way of life) suatu bangsa yang berbeda dengan apa yang dimiliki
negara lain.
3. Motivasi Personal
Orang – orang ingin melakukan perjalanan wisata karena adanya
keinginan untuk mengunjungi sanak keluarga yang sudah lama tidak bertemu
atau mencari kenalan atau teman yang sudah lama tak bertemu.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
25
4. Motivasi Status dan Prestise
Ada orang – orang tertentu yang beranggapan dengan melakukan
perjalanan wisata dapat meningkatkan status dan prestise keluarga,
menunjukkan mereka memiliki kemampuan ketimbang orang lain.
e. Opportunities to travel and Tourism Marketing Intensity
Adanya intensif untuk melakukan perjalanan wisata sekarang ini akan
meningkatkan perjalanan wisatawan ke seluruh dunia. Kesempatan untuk
melakukan perjalanan wisata itu tidak hanya karena biaya perjalanan yang
ditanggung perusahaan, juga memberi kesempatan kepada keluarga ikut
melakukan perjalanan wisata, anak istri mendampingi suami dalam
berpartisipasi dalam suatu konferensi tertentu.
Sedangkan berikut ini adalah faktor – faktor yang menentukan
permintaan khusus terhadap DTW tertentu yang akan dikunjungi, yaitu (Yoeti,
2008):
a. Harga
Faktor harga sangat menentukan dalam persaingan antara sesama tour
operator. Sering terjadi, paket wisata untuk suatu DTW yang sama ditawarkan
dengan harga berbeda. Bila perbedaan dalam fasilitas tidak berbeda banyak,
biasanya calon wisatawan akan lebih suka memilih harga paket wisata yang
lebih murah. Hampir pada kebanyakan indutri jasa soal harga biasanya
masalah kedua untuk menentukan permintaan yang diinginkan. Yang penting
adalah kualitas harus sesuai dengan kebutuhan dan keinginan sesuai dengan
waktu yang diinginkan (Yoeti, 2008).
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
26
b. Daya tarik wisata
Biasanya keputusan untuk melakukan perjalanan lebih banyak
menyangkut pemilihan DTW yang akan dikunjungi. Pemilihan DTW ini lebih
banyak ditentukan oleh daya tarik yang terdapat di DTW yang akan
dikunjungi, apakah sesuai dengan keinginan wisatawan/anggota rombongan
yang menjadi peserta tour (Yoeti, 2008).
c. Kemudahan berkunjung
Asesibilitas ke DTW yang akan dikunjungi banyak mempengaruhi
pilihan wisatawan. Biasanya wisatawan menginginkan tersedianya macam –
macam transportasi yang dapat digunakan dengan harga yang bervariasi. Biaya
transportasi akan mempengaruhi biaya perjalanan secara keseluruhan (Yoeti,
2008).
d. Informasi dan layanan sebelum kunjungan
Wisatawan biasanya ingin bila tersedia pre-travel service di DTW yang
mereka kunjungi. Keberadaan TIC ( Tourist Information Centre) pada DTW
juga sangat brepengaruh untuk membantu para wisatwan dalam menjalankan
rancangan perjalanan wisata mereka (Yoeti, 2008).
2. Penawaran Dalam Industri Pariwisata
Dalam ilmu ekonomi, penawaran (supply) diartikan sejumlah barang,
produk, atau komoditi yang tersedia dalam pasar yang siap untuk dijual kepada
konsumen yang membutuhkanya. Penawaran (supply) dapat juga diartikan
sejumlah produk yang akan dijual dengan beberapa kemungkinan harga.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
27
Pengertian penawaran dalam pariwisata meliputi semua macam produk
dan pelayanan/jasa yang dihasilkan oleh kelompok perusahaan industri
pariwisata sebagai pemasok, yang ditawarkan baik kepada wisatawan yang
datang secara langsung atau yang membeli melalui Agen Perjalanan (AP) atau
Biro Perjalanan Wisata (BPW) sebagai perantara (Yoeti, 2008).
Komponen penawaran pariwisata secara garis besar dapat
diklasifikasikan sebagai berikut (Yoeti, 2008) :
1. Infrastruktur
Yang termasuk dalam kelompok ini adalah semua fasilitas yang
diperuntukkan bagi kepentingan umum (termasuk juga wisatawan yang
berkunjung) yang memungkinkan orang banyak merasa memperoleh
kemudahan, kenyamanan bila datang berdiam atau datang berkunjung pada
DTW tersebut (Yoeti, 2008). Beberapa komponen infrastruktur antara lain :
airport, railway station, bus station, electricity, parking area, telekomunication
network, health care, transportation network, dan sebagainya.
2. Atraksi Wisata
Atraksi Wisata ini dapat di bagi lagi menjadi (Yoeti, 2008):
a. Natural Attraction, antara lain terdiri dari : Landscape, Mountain,
Beaches, Flora, Fauna, dan sebagainya.
b. Built Attraction, antara lain terdiri dari : historic & modern building,
mosques, castles, monuments, gardens & parks dan sebagainya.
c. Cultural Attractions, antara lain terdiri dari: Museums, Theatres, Art &
Crafts, festivals, history, carnivals, dan sebagainya.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
28
3. Superstruktur
Superstruktur adalah segala fasilitas pendukung yang dibutuhkan oleh
wisatawan selama bekunjung ke sebuah DTW. Berbeda dengan infrastruktur,
yang dimaksud dengan superstructure adalah semua perusahaan yang
sesungguhnya tidak begitu penting bagi mereka yang bukan wisatawan, akan
tetapi sangat berarti bagi wisatwan. Komponen yang termasuk dalam
supersructure adalah accomodation, restaurant, transportation equipment, TIC
(Tourist Information Centre) , Bank/MC, Retail Outlet, dan sebagainya (Yoeti,
2008).
F. Backpacker dalam pariwisata
1. Sejarah dan Pengertian backpacker
Menurut wikipedia, backpacking secara historis diartikan sebagai perjalanan
wisata yang berbiaya rendah. Bermula di tahun 1970an, pada awal mulanya
backpacker ini adalah mereka kaum hippie di benua Eropa yang melakukan dan
menikmati perjalanan jauh dalam rangka mencari Tuhan serta jati diri mereka
dalam interaksi mereka selama perjalanan dengan orang- orang di
sekitarnya.Terkadang perjalanan yang mereka lakukan sampai melintasi benua.
Karena perjalanan yang jauh, uang menjadi salah satu hal yang tidak pernah
cukup jika menggunakan transportasi yang mahal. Oleh karena itu umumnya para
backpacker mencari transportasi dengan biaya termurah dan penginapan termurah
yang bisa didapat. Perjalanan ala backpacker ini pada intinya terdapat tiga unsur ,
yaitu :
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
29
a. Menikmati alam (menikmati perjalanan)
b. Mengenal diri sendiri
c. Menikmati komunikasi dengan sang pencipta.
Penelitian awal mengenai backpacker ini demulai ketika Cohen (1972)
membedakan wisatawan menjadi dua yaitu non-institutionalized dan
institutionalized (Markward 2008). Non-institutionalized tourist terdiri dari
drifter dan eksplorer yang menggambarkan tentang wisatawan dengan interaksi
dengan masyarakat lokal tinggi serta penggunaan fasilitas lokal. Sementara
Institutionalized tourist terdiri dari Individual Mass Tourism dan Organized Mass
tourism yang menggambarkan wisatawan dengan standar fasilitas tertentu.
Seiring dengan berkembangnya jaman, penelitian mengenai non-
institutionalized terus berkembang. Akan tetapi, pada akhir dekade penelitian
menyebut bentuk baru dari non-institutionalized tourist tersebut sebagai
backpackers hinga saat ini (Pearce 1990a, Loker 1993, and Loker-Murphy and
Pearce 1995 dalam Ian dan Musa 2005). Pearce mendifinisikan backpacker
sebagai wisatawan yang melakukan hal – hal di bawah ini :
a. Pemilihan dalam akomodasi yang murah
b. Interaksi sosial dengan wisatawan lain
c. Independen dan fleksibilitas dalam rencana wisata
d. Lama melakukan perjalanan wisata lebih dari wisatawan konvensional
e. Ketertarikan pada kegiatan informal
Mereka menggambarkan backpacker itu sebagai seorang wisatawan muda,
dengan budget yang terbatas, fleksible, independent, dan dengan perencanaan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
30
perjalanan yang terorganisir. Para backpacker ini mempunyai sedikit kontak
dengan industri pariwisata dan berusaha membagi gaya hidup mereka pada siapa
mereka berinteraksi. Para backpacker itu sendiri mempunyai karakteristik sebagai
berikut :
a. Melakukan perjalanan dalam waktu yang panjang, tidak mempunyai rencana
yang kaku (Cohen 1972,1973, 1982; Vogt 1976; Riley 1988 dalam Nathan,
Yonai dan Dalit 2006).
b. Keterbatasan pada dana yang akan mereka belanjakan (Teas 1974; Riley 1988
dalam Nathan, Yonai dan Dalit 2006)
c. Mereka makan di restoran murah, tidak tinggal di hotel yang mahal (Cohen
1972, 1973; Vogt 1976; Riley 1988; Pearce 1990a, Loker 1993, and Loker-
Murphy and Pearce 1995 dalam Nathan, Yonai dan Dalit 2006).
d. Mencari petualangan, keaslian, dan pengalaman yang mendalam (Nathan,
Yonai dan Dalit 2006)
Walaupun dari literatur – literatur tersebut membagi karakteristik tertentu
yang berbeda dari wisatawan institusional, mereka (backpacker) bukanlah
kelompok yang homogen. Faktanya karakteristik dari kelompok ini juga di susun
dari waktu ke waktu untuk mencerminkan perubahan nilai dari masyarakat.
2. Backpacker Tourism dan Pengembangan Ekonomi Lokal
Hubungan antara pariwisata dan pengembangan ekonomi dari sebuah negara
telah banyak di bahas dalam berbagai literatur seperti Hampton (1998), Hamzah
(1997), Jarvis (2004), Riley (1988), Scheyvens (2002), Spreitzhofer (2002) and
Visser (2004) dalam Ian dan Musa (2005).
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
31
a. Dampak Ekonomi
Segmen wisata ala backpacker, mempunyai banyak dampak positif terutama
bagi perekonomian masyarakat lokal. Hampton (2009) memberikan beberapa
dampak ekonomi yang ditimbukan dari backpacker seperti di bawah ini :
a. Devisa dan Kebocoran ( Foreign Exchange and Leakages)
Meskipun jika dibandingkan dengan wisatawan konvensional
backpacker menghasilkan devisa yang lebih kecil, akan tetapi backpacker
lebih unggul dalam rata – rata lama tinggal (Longer Average Length of Stay )
sehingga backpacker mempunyai pengeluaran yang lebih tinggi di sebuah
negara per wisatawan. Wisatawan konvensional mengalami tingkat
kebocoran hingga 70% sedangkan backpacker hanya sekitar 30% (Hampton
2009).
b. Hubungan dengan Ekonomi Lokal (Lingkages with Local Economic)
Wisatawan konvensional lebih suka menggunakan barang – barang
impor (bermerk), akan tetapi backpacker menggunakan produk – produk
lokal (makanan,transportasi, dan sebagainya)(Hampton, 2009). Dengan kata
lain, segmen backpacker mempunyai hubungan yang lebih kuat dengan
perkembangan ekonomi lokal dari pada wisatawan konvensional (Hampton
2009) .
b. Infrastruktur dan Kepemilikan
Sering menjadi perdebatan, bahwa backpacker hanya membutuhkan
infrastruktur yang “minimalis” yang berarti akan menjadikan investasi berkurang
(Ian dan Musa 2005). Riley (1998) dalam Ian dan Musa 2005 mengatakan :
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
32
“Thus, this category of traveler is not so concerned about amenities (e.g.
plumbing), restaurants (e.g. westernized food), and transportation (e.g. air
conditioning) geared specifically to the tastes of the mass tourist. If a budget
traveler place has an appeal to Western tastes (e.g.banana pancakes), it
requires minimal infrastructure”(Riley 1988 dalam Ian dan Musa 2005).
Infrastruktur yang biasa digunakan wisatawan konvensional biasanya
dibangun dengan investasi pihak asing. Sebaliknya, industri – industri kecil yang
digunakan oleh para backpacker biasanya didirikan/dimiliki oleh masyarakat lokal
dan memperkerjakan masyarakat lokal/keluarga mereka (Ian dan Musa 2005).
Itu berarti, ketika backpacker menggunakan fasilitas ini berarti para
backpacker ini ikut berkontribusi secara langsung terhadap pengembangan
ekonomi masyarakat lokal. Lebih jauh Hampton (2009) mengatakan walaupaun
infrastruktur yang digunakan wisatawan konvensinal lebih banyak menghasilkan
lapangan kerja langsung, akan tetapi mana yang lebih baik menjadi cleaning
service di Hotel berbintang atau memiliki sebuah guest house ? Industri Low
capital needs seperti ini akan lebih banyak memunculkan kepemilikan –
kepemilikan lokal. Biasanya penghasilan yang di dapat lenih tinggi dari pada
pertanian, perikanan, atau sektor informal lainya (Hampton, 2009).
Regina Scheyvens (2002) mengelompokkan menjadi dua kriteria bagaimana
backpacker dapat memfasilitasi pengembangan masyarakat lokal. Dua kriteria
tersebut adalah :
a) Economic Development Criteria
(1) Menghabiskan lebih banyak uang karena mempunyai waktu tinggal
yang lebih lama.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
33
(2) Lebih banyak destinasi wisata yang dikunjungi sehingga uang yang
dihabiskan menyebar ke area yang lebih luas, daerah yang lebih jauh,
daerah dengan ekonomi yang kurang bagus, atau daerah yang terasing.
(3) Lebih banyak menggunakan produk – produk lokal, misalnya makanan,
hotel murah (kepemilikan pada masyarakat lokal), transportasi, dan
sebagainya.
(4) Keuntungan ekonomi dapat lebih menyebar ke masyarakat bahkan
individu dengan modal yang kecil dan pelatihan (trainning) yang
sederhana akan tetapi akan menghasilkan produk barang dan jasa.
(5) Pemanfaatan sumber daya lokal dapat meminimalsasi barang – barang
impor, misalnya : penggunaan bambu untuk furniture hotel.
(6) Significant Multlipier Effect sebagai gambaran dari kemampuan sumber
daya lokal.
b) Non-Economic Development Criteria
(1) Perusahaan yang berhubungan dengan backpacker biasanya usaha kecil
sehingga dan kepemilikan dan kontrrol dapat dilakukan secara lokal.
(2) Masyarakat lokal dapat meningkatkan perekonomianya dengan
memiliki usaha mereka sendiri dan bukan hanya menjadi pekerja
rendah (ex : cleaning service) di perusahaan orang lain.
(3) Karena masyarakat lokal mengoperasikan usaha mereka sendiri,
masyarakat lokal dapat membentuk organisasi yang dapat
mepromosikan pariwisata lokal, memberikan masyarakat kekuatan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
34
dalam menegakan ketertarikan mereka dan juga untuk bernegoisasi
dengan pihak luar.
(4) Ketertarikan backpacker dalam berinteraksi dan belajar dari masyarakat
lokal dapat mendorong ke arah revitalisasi kebudayaan tradisional,
menghormati kepercayaan dari masyarakat, dan kebanggaan terhadap
aspek tradisional yang dimiliki oleh seseorang.
(5) Backpacker menggunakan lebih sedikit sumber daya , seperti lebih
memilih menggunakan shower dan kipas angin dari pada bath tub dan
AC, yang mana ini berarti lebih ramah lingkungan.
(6) Pelayanan dari masyarakat lokal akan dapat bersing dengan dominasi
perusahaan – perusahaan yang berhubungan dengan pariwisata oleh
pihak asing.
c. Backpacker dan pembangunan kembali perkotaan (urban redevelopment)
Permintaan akan infrastruktur yang “minimalis” tidak hanya berdampak
pada sisi permintaan di daerah pedesaan akan tetapi juga di daerah perkotaan.
Dibeberapa negara, backpacker dijadikan sebagai bahan untuk menciptakan
pembangunan kembali daerah- daerah tertentu dalam sebuah kota (Jevis 2004
dikutip dari Ian dan Musa 2005).
Di Indonesia sendiri juga sudah ada pusat – pusat backpacker di kota – kota
besar. Sebut saja Poppy Lane di Bali, Jl. Sosrowijayan di Yogyakarta, Jalan Jaksa
di Kota Tua Jakarta, Monkey Forest di Ubud, dan Prawirotaman di Yogyakarta.
Lebih jauh lagi di St. Kilda Melbourne sebuah kawasan run-down red ligth yang
telah bertransformasi menjadi pusat backpacker.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
35
G. PENELITIAN TERDAHULU
Penelitian tentang backpacker di Indonesia sendiri masih sangat langka.
Berbeda dengan di luar negeri. Penelitian – penelitian yang dijadikan acuan dalam
penelitian ini adalah penelitian yang dilakukan oleh Ministry of tourism New
Zealand yang meneliti tentang permintaan dan penawaran terhadap akomodasi
backpacker di New Zealand tahun 2007. Penelitian tersebut menghasilkan bahwa
backpacker menyumbang sebanyak 17% kapasitas akomodasi utama di tahun
2006. Ini menjadi termasuk 4 besar setelah holiday parks, hotels, dan motels.
Peneltian ini juga menghasilkan tingkat kepuasan para backpacker terhadap
akomodasi yang disediakan. Dari range 1 – 10 rata – rata tingkat kepuasan para
backpacker ini sekitar 7.5.
Penelitian lain mengenai backpacker didapat dari Tourism of Queensland
yang meneliti tentang International Backpacker Market tahun 2006. Dalam
penelitian tersebut dapat diketahui bahwa backpacker yang mengunjungi
Queensland sebesar 356,600 atau 65% dari total backpacker yang mengunjungi
Australia. Dengan rata – rata tinggal 33.3 malam. Dari penelitian ini dapat
diketahui adanya peningkatan jumlah backpacker internasional sebesar 10% dan
lama tinggal sebesar 27% selama 2005 – 2006. Dengan rata – rata para wisatawan
backpacker berumur 15 -24 tahun, dan sebagian besar mereka mengunjungi
Queensland untuk berlibur.
Penelitian lain adalah penelitian yang dilakukan oleh Departement Trade
and Industri Republic Of South Africa, tentang backpacker dan youth travel di
Afrika Selatan. Backpacker di Afrika Selatan didominasi oleh anak muda dengan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
36
range usia antara 21-30 tahun (70%).Sebagian besar para backpacker di SA
tinggal antara 20 -31 hari. Rata – rata pengeluran mereka adalah R 10 924.
Penelitian yang juga dijadikan acuan atau referensi dari penelitian ini adalah
penelitian yang dilakukan oleh LEE TZE IAN and GHAZALI MUSA (2005)
yang berjudul Uncovering International Backpacker to Malaysia. Peneltian
tersebut bertujuan untuk memberikan gambaran mengenai sektor backpacker di
Malaysia. Karena sektor backpacker menjadi salah satu sektor yang masih belum
dioptimalkan dalam perencanaan pariwisata. Hasil penelitian tersebut berupa
mengenai profil demografik para backpacker internasioanl Malaysia, karakteristik
travel mereka, serta pola konsumsi para backpacker tersebut. Rata – rata
pengeluaran wisatawan backpackers di Malaysia setiap harinya sekitar USD
59,75. Rata – rata lama tinggal wisatawan di Malaysia menurut Tourism Malaysia
tahun 2004 adalah 6,0 hari, sedangkan menurut penelitian ini rata – rata lama
tinggal backpacker di Malaysia selama 19,5 hari. Perkiraan pengeluaran per orang
dari wisatawan backpacker tersebut adalah sebesar USD 1.165. Penelitian tersebut
menggunakan kuesioner dan menggunakan analisis statistika deskriptif.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
37
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Ruang Lingkup
Penelitian ini termasuk dalam kajian ekonomi kepariwisataan.
Berdasarkan tujuan penelitian, penelitian ini termasuk dalam kategori
penelitian dasar (basic research), yaitu penelitianyang terutama dilakukan
untuk meningkatkan pemahaman terhadap masalah tertentu yang kerap terjadi
dalam konteks organisasi dan mencari metode untuk memecahkanya
(Sekaran, 2006 :10). Tujuan utama penelitian dasar adalah menghasilkan
lebih banyak pengetahuan dan pemahaman terhadap fenomena yang menarik
dan membangun teori – teori berdasarkan hasil penelitian (Sekaran, 2006:12).
Berdasarkan karakteristik masalah yang diteliti penelitian ini termasuk
kedalam penelitian deskriptif (descriptive research), yaitu merupakan
penelitian terhadap masalah-masalah berupa fakta – fakta saat ini dari suatu
populasi. Tujuan penelitian deskriptif adalah untuk menguji hipotesis atau
menjawab pertanyaan yang berkaitan dengan current status dari subjek yang
diteliti (Supomo dan Indriantoro, 2002 :26).
Lokasi penelitian ini dilaksanankan di Daerah Istimewa Yogyakarta
yang selanjutnya dalam penelitian ini disebut Yogyakarta. Lingkungan
(setting) penelitian ini adalah lingkungan yang natural. Unit analisis yang
diteliti adalah tingkat individu. Dari sisi horison waktu, penelitian ini
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
38
termasuk studi satu tahap (one shot study), yaitu penelitian yang datanya
dikumpulkan sekaligus pada periode tertentu.
B. Populasi dan Sample
Populasi adalah sekumpulan individu, peristiwa, atau hal-hal menarik
lainnya yang ingin diteliti (Sekaran, 2000:266). Dalam penelitian ini,
dikarenakan tidak adanya data yang jelas tentang jumlah wisatawan backpacker
di Yogyakarta, maka yang menjadi target populasi adalah para wisatawan asing
yang menggunakan akomodasi hotel Melati di Yogyakarta. Jumlah target
populasi sebanyak 21.136orang.
Sample adalah bagian dari populasi yang mencakup beberapa anggota
yang telah diseleksi dari populasi (Sekaran, 2000:267). Dikarenakan tidak
adanya data yeng jelas mengenai populasi wisatwan backpacker di DIY, dan
mengacu pada Roscoe (1975) dalam Uma Sekaran (2006;160) memberikan
pedoman penentuan jumlah sampel sebagai berikut , ukuran sampel lebih dari 30
dan kurang dari 500 adalah tepat untuk kebanyakan penelitian. Mengacu pada
hal tersebut dan didasarkan pada sumber daya yang dimiliki oleh penulis, maka
dalam penelitian ini sampel yang digunakan sebanyak 200 responden.
C. Teknik Sampling
Teknik sampling adalah proses menyeleksi sejumlah elemen dari populasi.
Dengan mempelajari sampel dan memahami karakteristik dari sampel pokok,
maka akan memungkinkan untuk menggenaralisasi karakteristik untuk elemen
populasi (Sekaran, 2006;123). Pengambilan sampel dilakukan pada lima tempat
wisata di Yogyakarta, dengan mendasarkan pada hal – hal berikut ini :
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
39
1. Prawirotaman dan Sosrowijayan, daerah ini diambil didasarkan pada acara
Virgie‟s Travel Guide Metro TV yang menyatakan bahwa dua daerah ini
merupakan kantong backpacker di Yogyakarta (backpacker enclave).
2. Prambanan, Kraton Yogyakarta, Taman Sari, didasarkan pada 10 besar
tempat yang paling populer di Yogyakarta yang diambil dari
www.yogyes.com.
Sementara itu, untuk pengambilan sample dilakukan dengan non
probability sampling. Dalam penelitian ini pengambilan sampel sebagian
dilakukan menggunakan simple random sampling dan sisanya secara accidental
sampling. Perincian pengambilan sampel adalah sebagai berikut :
1. Untuk lokasi Kraton Yogyakarta di lakukan setiap hari Senin – Kamis pada
pukul 09.00 – 12.00 WIB. Pengambilan sample dilakukan secara random,
dengan jarak waktu antar responden 30 menit.
2. Lokasi Prambanan dilakukan setiap hari Sabtu dan Minggu dari pukul 09.00 –
16.00. Pengambilan sample secara random dengan jarak waktu antar
responden 1 jam.
3. Lokasi Taman Sari dilakukan pengambilan sample pada hari Senin – Kamis
pukul 13.00 – 16.00. Pengambilan sample secara random, dengan jarak waktu
antar responden 30 menit.
4. Untuk Lokasi Prawirotaman dan Sosrowijayan dilakukan pada minggu yang
berbeda. Hal ini dilakukan untuk memastikan responden bukanlah orang yang
sama dengan yang ditemui di tempat wisata. Dilakukan pada malam hari
pada jam makan malam antara pukul 19.00 – 21.00. Pengambilan sample
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
40
dilakukan dengan menggunakan Accidental Sampling, yaitu mengambil
sample dengan menjadikan wisatawan asing backpacker yang ditemui dan
dianggap dapat dijadikan sebagai sample (Sugiyono 2004:77). Hal tersebut
dikarenakan sulitnya menemui responden di hotel tempat mereka menginap.
D. Sumber data
1. Data primer
Data yang diperoleh secara langsung dari responden melalui kuesioner dan
wawancara.
2. Data sekunder ( Data dari instansi maupun organisasi)
Yaitu data yang diperoleh dari instansi yang terkait dengan kebutuhan
akan kelengkapan data. Mencakup data kunjungan wisata dan lain – lain yang
mendukung penelitian.
E. Teknik pengumpulan data
Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini adalah melalui kuesioner dan
wawancara yang merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan
cara memberi beberapa pertanyaan atau pernyataan tertulis dan langsung kepada
para wisatawan backpacker yang mengunjungi Yogyakarta. Data yang didapat
merupakan data primer yang merupakan gambaran secara kuantitatif mengenai
keberadaan para backpacker di Yogyakarta.
F. Metode analisis data
Metode analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah statistika
deskriptif. Analisis deskriptif merupakan analisa yang berupa uraian atau
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
41
keterangan untuk membantu mendukung analisa kuantitatif. Analisa deskriptif
adalah analisis data dengan cara mengubah data mentah menjadi bentuk yang
lebih mudah dipahami dan diinterpretasikan (Zikmund, 2000:436).
Stastitika deskriptif berhubungan dengan pengumpulan dan peringkasan
data, serta penyajian hasil peringkasan.Data – data yang diperoleh dari hasil
sensus, survey dan pengamatan umumnya masih acak dan mentah (raw data).
Data – data tersebut harus diringkas dengan baik dan teratur dalam bentuk tabel,
presentasi grafis, sebagai dasar untuk berbagai pengambilan keputusan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
42
BAB IV
ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN
A. Gambaran Umum Daerah Istimewa Yogjakarta
1. Geografi
Daerah Istimewa Yogyakarta adalah salah satu provinsi dari 33 provinsi di
wilayah Indonesia dan terletak di Pulau Jawa bagian tengah. Daerah Istimewa
Yogyakarta dibagian selatan dibatasi Lautan Indonesia, sedangkan di bagian
Timur Laut, Tenggara, Barat, dan Barat Laut dibatasi oleh wilayah Povinsi Jawa
Tengah yang meliputi :
a) Kabupaten Klaten disebelah Timur Laut
b) Kabupaten Wonogiri disebelah Tenggara
c) Kabupaten Purworejo di sebelah Barat
d) Kabupaten Magelang di sebelah Barat Laut.
Berdasarkan satuan fisiografis, Daerah Istimewa Yogyakarta terdiri dari :
1 Pegunungan Selatan dengan luas : 1.656,25 km2 dengan ketinggian : 150 -
700 m
2 Gunung berapi Merapi dengan luas : 582,81 km2 dengan ketinggian : 80 -
2.911m
3 Dataran rendah antara Pegunungan Selatan dan Pegunungan Kulonprogo
dengan luas : 1215,62 km2 dengan ketinggian : 0 - 80 m
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
43
4 Pegunungan Kulonprogo dan Dataran Rendah Selatan dengan luas : 706,25
km2 dengan ketinggian : 0 - 572 m.
Posisi D.I. Yogyakarta yang terletak antara 7.33 - 8.12 Lintang Selatan
dan 110.00 - 110.50 Bujur Timur, tercatat memiliki luas 3.185,80 km2 atau
0,17 % dari luas Indonesia (1.860.359,67 km2), merupakan provinsi terkecil
setelah Provinsi DKI Jakarta, yang terdiri dari :
a) Kabutapaten Kulonprogo, dengan luas 586,27 km2 (18,40 %)
b) Kabutapaten Bantul, dengan luas 506,85 km2 (15,91 %)
c) Kabutapaten Gunungkidul, dengan luas 1.485,36 km2 (46,63 %)
d) Kabutapaten Sleman, dengan luas 574,82 km2 (18,04 %)
e) Kota Yogyakarta, dengan luas 32,50 km2 (1,02 %).
2. Sejarah Daerah Istimewa Yogyakarta
Sebelum Indonesia merdeka, Yogyakarta merupakan daerah yang
mempunyai pemerintahan sendiri atau disebut Daerah Swapraja, yaitu Kasultanan
Ngayogyakarta Hadiningrat dan Kadipaten Pakualaman. Kasultanan
Ngayogyakarta Hadiningrat didirikan oleh Pangeran Mangkubumi yang bergelar
Sultan Hamengku Buwono I pada tahun 1755, sedangkan Kadipaten Pakualaman
didirikan oleh Pangeran Notokusumo (saudara Sultan Hamengku Buwono II)
yang bergelar Adipati Paku Alam I pada tahun 1813.
Pada saat Proklamasi Kemerdekaan RI, Sri Sultan Hamengku Buwono IX
dan Sri Paku Alam VIII menyatakan kepada Presiden RI, bahwa Daerah
Kasultanan Yogyakarta dan Daerah Pakualaman menjadi wilayah Negara RI,
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
44
bergabung menjadi satu, mewujudkan satu kesatuan Daerah Istimewa Yogyakarta.
Sri Sultan Hamengku Buwono IX dan Sri Paku Alam VIII sebagai Kepala Daerah
dan Wakil Kepala Daerah bertanggungjawab langsung kepada Presiden RI. Dalam
sejarah perjuangan mempertahankan kemerdekaan Negara Kesatuan Republik
Indonesia (NKRI), DIY mempunyai peranan yang strategis, sehingga pada
tanggal 4 Januari 1946 s/d tanggal 27 Desember 1949 pernah dijadikan sebagai
Ibukota Negara Republik Indonesia.
Pada saat ini Kasultanan Ngayogyakarta Hadiningrat dipimpin oleh Sri
Sultan Hamengku Buwono X dan Kadipaten Pakualaman dipimpin oleh Sri
Paduka Paku Alam IX, yang sekaligus menjabat sebagai Gubernur dan Wakil
Gubernur Provinsi DIY. Keduanya memainkan peran yang menentukan dalam
memelihara nilai-nilai budaya dan adat istiadat Jawa dan merupakan pemersatu
masyarakat Yogyakarta.
Pada hakekatnya, seni budaya yang asli dan indah, selalu terdapat didalam
lingkungan istana Raja dan di daerah-daerah sekitarnya. Sebagai bekas suatu
Kerajaan yang besar, maka Yogyakarta memiliki kesenian dan kebudayaan yang
tinggi dan bahkan merupakan pusat serta sumber seni budaya Jawa. Banyak
peninggalan seni-budaya yang masih dapat disaksikan di monumen dan candi-
candi, istana Sultan yang masih berkaitan dengan kehidupan istana. Kehidupan
seni budaya di Yogyakarta tampak masih berkembang pada kehidupan seni tari
dan kesenian lainnya.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
45
Nilai-nilai budaya masyarakat Yogyakarta, terungkap pula pada bentuk
arsitektur rumah penduduk, dengan bentuk joglonya yang banyak dikenal
masyarakat di seluruh Indonesia. Seniman - seniman terkenal dan seniman besar
yang ada di Indonesia saat ini, banyak yang dididik dan digembleng di
Yogyakarta. Sederetan nama seperti Affandi, Bagong Kussudiharjo, Edhi Sunarso,
Saptoto, Wisnu Wardhana, Amri Yahya, Budiani, W.S. Rendra, Kusbini,
Tjokrodjijo, Basijo, Kuswadji K, Sapto Hudoyo, Ny. Kartika dan lain-lain
merupakan nama-nama yang ikut memperkuat peranan Yogyakarta sebagai Pusat
Kebudayaan.
Transportasi tradisional di DIY berupa :
Andong: alat transportasi tradisional berupa kreta kayu dengan empat roda
yang ditarik satu atau dua ekor kuda, roda depan labih kecil dari pada roda
belakangnya, supirnya disebut Kusir.
Becak: alat transportasi becak merupakan kendaraan umum di Yogyakarta,
beroda tiga dengan tempat duduk di depan dan pengayuh becaknya duduk
dibelakang.
3. Penduduk
Berdasarkan hasil proyeksi SUSPAS2005, tahun 2008 jumlah penduduk
propinsi DIY 3.468.502 jiwa dengan presentase jumlah penduduk laki – laki
50,19% dan penduduk perempuan 49,81% (DIY dalam Angka 2009). Dengan luas
wilayah 3.185,80 km2, kepadatan penduduk DIY mencapai 1089 jiwa/km
2.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
46
Komposisi kelompok umur di DIY di dominasi oleh kelompok umur
dewasa. Kelompok umur 0-24 tahun tercatat sebanyak 35,51%. Kelompok umur
25-59 tahun tercatat sebanyak 51,75%. Kelompok umur 60 tahun ke atas
sebanyak 12,74%. Besarnya proporsi mereka yang berusia lanjut menandakan
tingginya harapan hidup penduduk DIY (DIY dalam Angka, 2009).
4. Perekonomian Provinsi
Nilai nominal PDRB Provinsi DIY atas dasar harga berlaku pada triwulan I
tahun 2010 mencapai Rp 11,05 triliun, lebih tinggi dibandingkan triwulan IV
tahun 2009 yang mencapai Rp 10,90 triliun. Bila PDRB tersebut dinilai dengan
harga pada tahun dasar 2000, maka nilai riil PDRB triwulan I tahun 2010
mencapai Rp 5,28 triliun, meningkat 1,35 persen dibanding triwulan IV tahun
2009 yang mencapai sebesar Rp 5,21 triliun
Atas dasar harga berlaku, sektor ekonomi yang menunjukkan nilai tambah
bruto terbesar pada triwulan I tahun 2010 adalah sektor pertanian yang mencapai
Rp 2,16 triliun, atau mempunyai kontribusi sebesar 19,54 persen terhadap total
PDRB. Kemudian, sektor perdagangan, hotel dan restoran memberi kontribusi
terbesar kedua, yaitu sebesar Rp 2,13 triliun. Sektor berikutnya yang memiliki
kontribusi lebih dari 10 persen adalah sektor jasa-jasa dan sektor industri
pengolahan, masing-masing mencapai Rp 2,05 triliun dan Rp 1,39 triliun.
Keempat sektor tersebut merupakan pemasok utama PDRB Provinsi DIY yang
sangat penting. Sedangkan sektor pertambangan dan penggalian mempunyai nilai
tambah bruto terkecil sebesar Rp 76,37 miliar.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
47
Pada perhitungan atas dasar harga konstan 2000, keempat sektor utama di
ataspun memberikan nilai tambah bruto terbesar, berturut-turut sebagai berikut:
sektor pertanian sebesar Rp 1,22 triliun; sektor perdagangan, hotel dan restoran
Rp 1,05 triliun; sektor jasa-jasa Rp 819,09 miliar; dan sektor industri pengolahan
Rp 644,59 miliar. Sedangkan sektor pertambangan dan penggalian mempunyai
nilai tambah bruto terkecil sebesar Rp 35,85 miliar
5. Adat dan Budaya
Daerah Istimewa Yogyakarta masih sangat kental dengan budaya Jawa. Seni
dan budaya merupakan bagian tak terpisahkan dalam kehidupan masyarakat
Yogyakarta. Sejak masih kanak-kanak sampai dewasa, masyarakat Yogyakarta
akan sangat sering menyaksikan dan bahkan, mengikuti berbagai acara kesenian
dan budaya di kota ini. Bagi masyarakat Yogyakarta, di mana setiap tahapan
kehidupan mempunyai arti tersendiri, tradisi adalah sebuah hal yang penting dan
masih dilaksanakan sampai saat ini.
Peninggalan seni-budaya masih dapat disaksikan terpahat di monumen-
monumen peninggalan sejarah seperti candi-candi, istana Sultan dan tempat-
tempat lain yang masih berkaitan dengan kehidupan istana. Sebagian lain
tersimpan di museum-museum budaya. Disamping itu kehidupan seni budaya di
Yogyakarta tampak masih berkembang pada kehidupan seni tari dan kesenian
lainnya.
Kesenian yang dimiliki masyarakat Yogyakarta sangatlah beragam. Dan
kesenian-kesenian yang beraneka ragam tersebut terangkai indah dalam sebuah
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
48
upacara adat. Sehingga bagi masyarakat Yogyakarta, seni dan budaya benar-benar
menjadi suatu bagian tak terpisahkan dari kehidupan mereka. Kesenian khas di
Yogyakarta antara lain adalah kethoprak, jathilan, dan wayang kulit.Yogyakarta
juga dikenal dengan perak dan gaya yang unik membuat batik kain dicelup. ia
juga dikenal karena seni kontemporer hidup.
6. Pendidikan
Selain dikenal sebagai kota seni dan budaya, DIY juga terkenal sebagai kota
pelajar. Hal ini dikarenakan begitu banyaknya institusi – institusi pendidikan yang
ada di Yogyakarta. Mulai dari yang murah hingga yang paling mahal dapat
ditemui di Yogyakarta. Banyaknya pilihan jenis pendidikan, membuat begitu
banyak pelajar/mahasiswa memilih Yogyakarta sebagai kota tujuan belajar.
Universitas negeri tertua pun berada di Yogyakarta, yaitu Universitas Gajah Mada
yang merupakan universitas favorit di Indonesia (Wikipedia,2009).
Antara awal tahun 1946 hingga akhir tahun 1949, selama lebih kurang 4
tahun, Yogyakarta menjadi Ibukota Negara Republik Indonesia. Pada masa itu
para pemimpin bangsa Indonesia berkumpul di kota perjuangan ini. Seperti
layaknya sebuah Ibukota suatu Negara, Yogyakarta pun memikat kaum remaja
dari seluruh penjuru tanah air.
Mereka ingin dapat berpartisipasi dalam pembangunan negara yang baru
saja merdeka ini. Namun untuk dapat membangun suatu negara dengan baik
diperlukan tenaga-tenaga ahli, terdidik dan terlatih. Dan oleh karenanya,
Pemerintah RI kemudian mendirikan Universitas Gadjah Mada, universitas negeri
pertama yang lahir di jaman kemerdekaan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
49
Selanjutnya diikuti pula dengan pendirian akademi di bidang kesenian (Aka-
demi Seni Rupa Indonesia dan Akademi Musik Indo-nesia), serta sekolah tinggi di
bidang agama Islam (Perguruan Tinggi Agama Islam Negeri, sekarang UIN
Sunan Kalijaga)
Pada waktu-waktu selanjutnya, berbagai jenis lembaga pendidikan negeri
maupun swasta bermunculan di Yogyakarta, sehingga dapat dikatakan hampir
tidak ada cabang ilmu pengetahuan yang tidak diajarkan di kota ini. Hal ini telah
menjadikan Yogyakarta tumbuh sebagai kota pelajar dan pusat pendidikan. Sarana
mobilitas paling populer di kalangan pelajar dan mahasiswa, disamping sarana
transportasi umum yang banyak terdapat di Yogyakarta, umumnya mereka
menggunakan sepeda atau sepeda motor. Alat transportasi ini banyak
dipergunakan pula oleh para karyawan, pegawai, pedagang dan masyarakat luas.
Pagi hingga malam hari, sepeda dan sepeda bermotor selalu nampak hilir mudik
di sepanjang jalan, dan menjadikan Yogyakarta dikenal sebagai kota sepeda.
Menurut data BPS, pada tahun 2008, untuk jenjang TK (Taman Kanak –
Kanak) hingga SMA ( Sekolah Menengah Atas) tercatat 5.119 unit sekolah. Pada
jenjang SD ( Sekolah Dasar) pada tahun 2008 memiliki 2.025 sekolah dengan
jumlah siswa 307.317, dengan jumlah guru 23.545 orang. Untuk jenjang SMU
(Sekolah Menengah Umum) tercatat 208 sekolah dengan jumlah siswa 60.771
orang dan guru sebanyak 7.217 orang. Jenjang SMK ( Sekolah Menengah
Kejuruan) tercatat 194 unit sekolah, dengan jumlah siswa sebanyak 67.281 siswa
dengan jumlah guru 7.283 orang (DIY Dalam Angka, 2009).
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
50
Pada jenjang perguruan tinggi negeri, DIY mempunyai 10 perguruan tinggi
dengan jumlah mahasiswa keseluruhan 86.024 dan jumlah dosen tetap sebanyak
4.355 orang. Sedangkan untuk perguruan tinggi swasta, DIY tercatat memiliki
sebanyak 117 institusi. PTS (Perguruan Tinggi Swasta) tersebut meliputi akademi
sebanyak 45.30%, sekolah tinggi sebanyak 29.06%, universitas sebanyak 15.38%,
politeknik sebanyak 6.84%, dan 3.24% institut. Jumlah mahasiswa keseluruhan
sebanyak 137.600 orang, dengan tenaga pengajar sebanyak 17.444 orang.
7. Pariwisata
Yogyakarta, di samping dikenal sebagai sebutan kota perjuangan, pusat
kebudayaan dan pusat pendidikan maka dengan kekayaan potensi pesona alam
dan budayanya sampai sekarang masih tetap merupakan daerah tujuan wisata
yang terkenal di Indonesia dan mancanegara (Statistik Kepariwisataan DIY 2008).
Dalam peta kepariwisataan nasional, potensi DIY menduduki peringkat kedua
setelah Bali. Penilaian tersebut didasarkan pada beberapa faktor yang menjadi
kekuatan pengembangan wisata di DIY.
Pertama, berkenaan dengan keragaman obyek. Dengan berbagai predikatnya,
DIY memiliki keragaman obyek wisata yang relatif menyeluruh baik dari segi
fisik maupun non fisik, di samping kesiapan sarana penunjang wisata. Sebagai
kota pendidikan, Yogyakarta relatif memiliki sumber daya manusia yang
berkualitas. Disamping itu, terdapat tidak kurang dari 70.000 industri kerajinan
tangan, dan sarana lain yang amat kondusif seperti fasilitas akomodasi dan
transportasi yang amat beragam, aneka jasa boga, biro perjalanan umum, serta
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
51
dukungan pramuwisata yang memadai, tim pengamanan wisata yang disebut
sebagai Bhayangkara Wisata.
Selain banyak dan beragamnya pesona objek dan daya tarik wisata , sarana
penunjang pariwisata yang lengkap juga menjadi salah satu faktor Yogyakarta
masih sangat diminati oleh wisatawan. Menurut data statistik kepariwisataan DIY
tahun 2008, data mengenai sarana penunjang wisata di DIY sebagai berikut :
a. Jumlah Biro Perjalanan Wisata, Cabang Biro Perjalanan Wisata dan Agen
Perjalanan Wisata sebanyak 254 buah.
b. Jumlah Restaurant Talam Gangsa dan Talam Selaka di Provinsi DIY
sebanyak 32 buah.
c. Jumlah Rumah Makan di Provinsi DIY tipe A, B, dan C sebanyak 505
buah.
d. Jumlah akomodasi hotel bintang di provinsi DIY tahun 2008 sebanyak 35
hotel dengan jumlah kamar 3.363.
e. Jumlah akomodasi hotel melati di provinsi DIY tahun 2008 sebanyak 385
hotel dengan jumlah kamar sebanyak 6.691 (belum termasuk pondok
wisata)
Potensi ini masih ditambah lagi dengan letaknya yang bersebelahan dengan
Propinsi Jawa Tengah, sehingga menambah keragaman obyek yang telah ada.
Kedua, berkaitan dengan ragam spesifisitas obyek dengan karakter mantap dan
unik seperti Kraton, Candi Prambanan, kerajinan perak di Kotagede. Spesifikasi
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
52
obyek ini msih didukung oleh kombinasi obyek fisik dan obyek non fisik dalam
paduan yang serasi.
Kesemua faktor tersebut memperkuat daya saing DIY sebagai propinsi
tujuan utama (primary destination) tidak saja bagi wisatawan nusantara maupun
wisatawan mancanegara. Sebutan Prawirotaman dan Sosrowijayan sebagai
'kampung internasional' membuktikan kedekatan atmosfir Yogyakarta dengan
'selera eksotisme' wisatawan mancanegara.
Daerah Yogyakarta yang relatif aman dan nyaman serta dengan keramah
tamahan masyarakatnya terhadap siapapun, menjadikan Yogyakarta banyak
diminati wisatawan untuk berkunjung ke Yogyakarta. Tak heran jika kunjungan
wisatawan terus meningkat setiap tahunya (tabel 1.2).
8. Potensi Pariwisata D.I Yogyakarta
Pariwisata D.I Yogyakarta masih bertumpu pada wisata budaya, sejarah,
dan pendidikan, dengan objek wisata utama candi, museum, kraton, dan
perguruan tinggi. Padahal jika kita lihat persebaran potensi wisata masih banyak
jenis wisata lain yang dapat ditemui di D.I Yogyakarta. Misalnya saja, wisata
alam dan minat khusus, wisata belanja (Artha, 2000 dikutip dati Laila Nagib).
Menurut RIPPD DIY jumlah semua objek dan daya tarik wisata (ODTW)
yang sudah diidentifikasi sebanyak 139 buah. Sebanyak 62 sudah berkembang, 46
sedang berkembang, dan sisanya sebanyak 31 belum berkembang (Laila Nagib,
n.d). Persebaran potensi wisata tersebut adalah sebagai berikut :
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
53
a. Kota Yogyakarta mempunyai berbagai objek wisata seperti kraton,
museum, dan hasil kerajinan ( batik dan perak). Menurut data Statistik
kepariwisataan Propinsi DIY tahun 2008 tercatat sebanyak 17 objek
wisata yang sudah berkembang. Kota Yogyakarta mempunyai faktor
pendukung pariwisata yang lengkap yaitu akomodasi, transportasi,
pendidikan, bank, yang umumnya memang lebih terkonsentrasi di Kota
Yogyakarta dan Sleman.
b. Kabupaten Sleman (kurang lebih 9 Km dari kota Yogyakarta), mempunyai
potensi paling banyak. Dalam statistik kepriwisataan provinsi DIY tahun
2008 tercatat sebanyak 29 objek wisata yang sudah berkembang di
Kabupaten Sleman. Objek Wisata yang paling banyak dimiliki adalah
wisata sejarah dan alam seperti Candi Prambanan dan wisata gunung
(tracing merapi) dan dilengkapi dengan fasilitas pendukung seperti hotel
berbintang, hotel melati, sarana komunikasi dan transportasi yang
lengkap.
c. Kabupaten Bantul (sekitar 12 Km dari kota), tercatat mempunyai
sebanyak 7 objek wisata yang telah berkembang ( Data Statistik
Kepariwisataan Propinsi DIY, 2008). Akan tetapi dukungan fasilitas
terutama masalah akomodasi masih relatif kurang di daerah ini. Pada
umumnya para wisatawan yang datang ke Bantul akan tetapi menginap di
Yogyakarta.
d. Kabupaten Gunungkidul (sekitar 30 Km dari Kota), memiliki cukup
banyak potensi wisata alam. Menurut RIPPDA Kabupaten Gunungkidul,
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
54
tercatat jumlah objek wisata pantai yang teridentifikasi sebanyak 46
buah. Akan tetapi yang sudah berkembang baru sekitar 5 buah. Dari data
Statistik Kepariwisataan DIY tahun 2008, tercatat kabupaten ini
mempunyai 7 objek wisata yang sudah berkembang. Daerah ini kurang
didukung dengan sarana akomodasi dan transportasi yang memadai.
e. Kabupaten Kulon Progo (sekitar 25 Km dari pusat Kota), juga memiliki
objek wisata alam yang cukup banyak. Dalam data Statistik
Kepariwisataan Provinsi DIY tahun 2008, terdapat sebanyak 14 buah
objek wisata yang berkembang. Beberapa objek wisata tersebut misalnya
Pantai Glagah, Sendang Sono, Waduk Sermo, dan sebaianya. Akan tetpai
selain lokasinya yang cukup jauh dari pusat kota, objek wisata yang ada
di daerah ini belum di garap secara optimal sehingga belum dikenal luas
serta kurangnya fasilitas yang memadai.
B. Analisis Data dan Pembahansan
1 Profil Tempat Penelitian
Berikut adalah profil tempat yang digunakan untuk melakukan penelitian,
yaitu dengan menyebarkan kuisioner dan wawancara. Penelitian dilakukan di
emapt daerah wisata yaitu Candi Prambanan, Kraton Yogyakarta, Taman Sari, Jl.
Prawirotaman, dan Jl. Sosrowijayan.
a) Candi Prambanan
Candi ini merupakan candi peninggalan Hindhu terbesar di Jawa
Tengah dan Daerah IstimewaYogyakarta ini terletak lebihkurang 17
kilometer disebelah timur laut Yogyakarta. Komplek candi Prambanan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
55
dibangun oleh Raja - raja Wamca (Dinasti ) Sanjaya pada abad ke 9 dan kini
merupakan obyek wisata yang dapat dikunjungi setiap hari antara pukul 06.00
- 17.30. Komplek candi Prambanan terletak hanya beberapa ratus meter dari
jalan Raya Yogya - Solo yang ramai dilintasi kendaraan umum.
Candi Prambanan merupakan komplek percandian dengan candi induk
menghadap ke arah timur , dengan bentuk secara keseluruhan menyerupai
gunungan pada wayang Kulit setinggi 47 meter. Agama Hindhu mengenal Tri
Murti yang terdiri dari Dewa Brahma sebagai Sang Pencipta, Dewa Whisnu
sebagai Sang Pemelihara, Dewa Shiwa sebagai Sang Perusak. Bilik utama
dari candi induk ditempati Dewa Shiwa sebagai Maha Dewa sehingga dapat
disimpulkan bahwa candi Prambanan merupakan candi Shiwa.
Candi Pramabanan atau Candi Shiwa ini juga sering disebut sebagai
candi Roro Jonggrang berkaitan dengan Legenda yang menceriterakan
tentang seorang dara yang Jonggrang ( jangkung ) Putri Prabu Boko , Raja ini
membangun kerajaannya di atas bukit sebelah selatan komplek candi
Prambanan, bagian tepi candi dibatasi dengan pagar langkan yang dihiasi
dengan relief cerita Ramayana yang dapat dinikmati dengan berperadaksina
( berjalan mengelilingi candi dengan pusat candi selalu di sebelah kanan kita )
melalui lorong itu , ceritera berlanjut pada pagar langkan candi Brahma yang
terletak kiri ( sebelah selatan ) candi induk. Sedang pada pagar langkan candi
Whisnu yang terletak disebelah kanan (sebelah utara ) candi induk, terdapat
relief ceritera Kresna Dwipayana yang menggambarkan tentang kisah masa
kecil Prabu Khrisna sebagai penjilmaan ( titisan ) Dewa Whisnu dalam
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
56
membasmi keangkara murkaan yang hendak melanda dunia. Bilik candi
induk yang menghadap ke arah utara berisi patung Durga, permaisuri Dewa
Shiwa. tetapi umumnya masyarakat menyebut sebagai patung Roro
Jonggrang, yang sebelumnya tubuh hidup dari putri cantik itu yang dikutuk
oleh Ksatria Bandung Bondowoso , untuk melengkapi kesanggupannya
menciptakan seribu buah patung dalam waktu satu malam .
Candi Brahma dan candi Whisnu masing - masing hanya memiliki satu
buah bilik , yang ditempati oleh patung dewa - dewa yang bersangkutan.
Dihadapan ketiga candi dari Dewa Trimurti itu terdapat tiga buah candi yang
berisi wahana atau kendaraan ketiga dewa tersebut, Ketiga dewa itu kini
dalam keadaan rusak dan hanya candi yang ditengah ( didepan candi Shiwa )
yang masih berisi patung seekor lembuyang bernama Nandi ( kendaraan dewa
Shiwa ) .
Patung Angsa sebagai kendaraan Brahma dan patung Garuda sebagai
kendaraan dewa Wishnu yang diperkirakan dulu mengisi bilik - bilik candi
yang terletak dihadapan candi kedua Dewa itu, kini telah hilang . Keenam
candi itu merupakan kelompok yang saling berhadap - hadapan , terletak pada
sebuah halaman berbentuk bujur sangkar , dengan sisi panjang 110 meter. Di
dalam halaman masih berdiri candi - candi lain, yaitu 2 buah candi pengapit
dengan ketinggian 16 meter yang saling berhadapan, yang sebuah berdiri di
sebelah Utara dan yang lain berdiri di sebelah selatan, 4 buah candi kelir dan
4 buah candi sudut.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
57
Halaman dalam yang dianggap masyarakat Hindhu sebagai halaman
paling sakral ini, terletak di tengah halaman tengah yang mempunyai sisi 222
meter, dan pada mulanya berisi candi - candi perwara sebanyak 224 buah
berderet -deret mengelilingi halaman dalam tiga baris. Diluar halaman tengah
ini masih terdapat halaman luar yang berbentuk segi empat dengan sisi
sepanjang 390 meter.
Candi Prambanan juga masuk sebagai tujuan wisata utama bagi para
wisatawan nusantara maupun manca negara ketika mereka berkunjung ke
Yogyakarta. Berikut data kunjungan wisata di Candi Prambanan :
Tabel 4.1
Data Pengunjung Unit Taman Wisata Candi Prambanan
Tahun : 2005 s/d 2009
Tahun Wisnus Wisman
2005 888.687 75.637
2006 451.987 44.073
2007 549.997 74.590
2008 856.075 114.864
2009 922.967 130.395
Sumber :UPT Candi Prambanan
b) Kraton Yogyakarta
Dalam buku “Mengenal Karaton Ngayogyakarta Hadiningrat”,
disebutkan bahwa Kraton Yogyakarta di bangun oleh Sri Sultan Hamengku
Buwono I pada tahun 1756 di wilayah Hutan Beringan. Nama tersebut
kemudian diabadikan menjadi nama pasar di pusat kota yaitu Pasar
Bringharjo.
Wilayah Kraton Yogyakarta membentang antara TUGU (batas utara)
dan Krapyak (batas selatan), antara Sungai Code (sebelah timur) dan Sungai
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
58
Winongo (sebelah barat), antara Gunung Merapai dan Laut Selatan. Pusat
wilayah Kraton luasnya 14.000 m2 dengan dikelilingi tembok (benteng)
setinggi 4 meter dan lebar 3,5 meter.
Fungsi Kraton adalah Yogyakarta adalah sebagai berikut :
1) Sebagai tempat tinggal raja dan keluarganya
2) Sebagai pusat pemerintahan
3) Sebagai pusat kebudayaan dan pengembanganya
4) Pada jaman kemerdekaan, mulai dibuka untuk kepentingan umum, seperti
kegiatan pariwisata, kegiatan ilmu pengetahuan, serta kegiatan lain yang
ada hubunganya dengan kepentingan masyarakat.
5) Merupakan museum perjuangan bangsa, karena Yogyakarta dengan
Kratonya pernah digunakan sebagai tempat kegiatan perjuangan fisik
maupun kegiatan pemerintahan ketika ibukota Republik Indonesia berada
di Yogyakarta.
Kraton Yogyakarta mulai dibenahi pada pemerintahan Sri Sultah HB
VII dan mulai di buka secara umum secara bertahap oleh Sultan HB IX dan X.
Kraton merupakan salah satu tujuan utama bagi turis asing ketika berkunjung
ke Yogyakarta. Berikut data statistik kunjungan wisatawan asing tahun 2009
di kraton Yogyakarta:
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
59
Tabel 4.2
Data Kunjungan Wisatawan di Kraton Yogyakarta
Tahun Wisatawan
Asing
Wisatawan
Domestik
Jumlah
2008 81.465 332.195 413.660
2009 97.560 372.706 470.266
2010 (Mei) 28.494 146.473 174.967
Sumber : Tepas Wisata Kraton Yogyakarta
c) Taman Sari
Taman sari terletak disebelah barat kawasan kraton masih dalam ruang
lingkup benteng istana. nama Taman sari ada yang mengartikan sebagai
sebuah taman yang sangat indah dan mempesona. Tamansari merupakan
istana air yang pada masanya berfungsi sebagai tempat rekreasi,
pesanggrahan dan benteng pertahanan bagi Sultan Istri Sulatan dan segenap
keluarga Keraton Yogyakarta. hal ini tampak dari adanya segaran yang
lengkap dengan perahunya, lorong-lorong bawah tanah, kolam pemandian
dan tempat ganti pakaian, kolam latihan berenang, ruang untuk menari, dapur
dan sebagainya.
Bangunan bersejarah ini mulai berdiri tahun pertengahan abad XVIII M
dan dibangun pada masa pemerintahan Sultan Hamengku Buwana I. Tempat
yang juga dikenal dengan Water Castle ini saat ini masih banyak menyisakan
kebesarannya. Konon secara simbolik taman sari dapat diartikan sebagai alat
penghubung yang secara tidak langsung menghubungkan lahir dan batin
antara sultan dan rakyatnya. Di sekitar Tamansari ini juga terdapat Kampung
Taman yang merupakan sentra kerajianan batik khususnya lukisan batik.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
60
Berikut ini adalah data jumlah kunjungan wisatawan asing dan
domestik yang datang ke taman sari dari tahun 2008 hingga tahun 2010
(bulan Mei).
Tabel 4.3
Data Kunjungan Wisatawan Asing dan Domestik
Tahun 2008 – 2010 (Mei)
Tahun Asing Domestik Total
2008 21.931 69.314 91.245
2009 26.526 121.461 147.987
2010 (s/d Mei) 11.307 49.241 60.548
Sumber : UPT Taman Sari
d) Sosrowijayan
Sosrowojayan merupakan salah satu daerah yang dikenal sebagai
“kampung turis” di Yogyakarta. Pada tahun 1972 kawasan yang dekat dengan
stasiun kereta api tersebut hanya didiami beberapa penduduk. Mereka
membuka jasa penginapan murah bagi turis asing. Sebab, para wisman dapat
langsung beristirahat begitu keluar dari Stasiun Tugu. Tetapi, belakangan,
hampir semua rumah di kampung yang berada di ujung utara Jalan Malioboro
berubah fungsi menjadi losmen atau penginapan (liputan6 sctv, 31/10/2000)
Minat para turis mancanegara untuk tidur di kampung sempit tersebut
tak kunjung surut. Walaupun sejak 1987, berdiri Kampung Internasional
Prawirotaman. Bukan itu saja, banyaknya hotel besar di sekitar lokasi itu juga
tak terlalu mempengaruhi tingkat hunian kampung yang akrab dengan turis
backpacker. Menurut data Statistik Kepariwisataan DIY, pada tahun 2006
terdapat sekitar 22 hotel di Sosrowijayan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
61
e) Prawirotaman
Sama halnya dengan Sosrowijayan, Prawirotaman juga merupakan
sebuah daerah di Yogyakarta yang mendapatkan julukan sebagai “kampung
internasional”. Kampung Prawirotaman memiliki sederet penginapan
terjangkau yang kebanyakan masih dikelola oleh satu keturunan.
Prawirotaman sebagai sebuah kampung dikenal sejak abad ke-19, saat
seorang bangsawan kraton bernama Prawirotomo menerima hadiah sepetak
tanah dari kraton. Sejak awal, kampung ini memang mempunyai peran yang
tak kecil bagi Yogyakarta. Masa pra kemerdekaan, kampung ini menjadi
konsentrasi laskar pejuang. Pasca kemerdekaan, tepatnya tahun 60-an,
kampung ini dikenal sebagai pusat industri batik cap yang dikelola oleh
keturunan Prawirotomo. Sementara sejak tahun 70-an, seiring meredupnya
industri batik cap, para keturunan Prawirotomo banting setir ke jasa
penginapan dan Prawirotaman pun mulai dikenal sebagai kampung turis/
kampung internasional.
Selain penginapan, di kawasan ini juga terdapat fasilitas wisata lainnya
seperti agen tour travel, warnet dan wartel, cafe dan resto, hingga bookshop.
Di cafe dan resto yang tersedia, anda bisa menikmati banyak masakan khas
Jawa, Eropa, maupun paduan keduanya. Bookshop yang tersedia
menyediakan buku-buku bagus dengan harga yang lebih murah. Buku-buku
impor yang harganya bisa ratusan ribu bisa didapat dengan hanya
mengeluarkan Rp 35.000 - Rp 60.000 saja. Kadang, ada pula turis
mancanegara yang mau bertukar koleksi bukunya.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
62
Data Statistik kepariwisataan DIY mengatakan pada tahun 2006
terdapat sebanyak 21 penginapan di daerah ini.
2 Hasil Penelitian
a) Karakteristik Demografik
Karakteristik demografik merupakan profil dari para wisatawan asing
yang dijadikan responden dari penelitian ini. Profil tersebut meliputi jenis
kelamin, umur, tingkat pendidikan, asal negara dan pekerjaan. Survey
dilakukan terhadap 200 responden, kemudian diolah dengan menggunakan
SPSS 16. Pengolahan data menggunakan statistika deskriptif. Berikut adalah
hasil olahan karakteristik demografik para responden:
Tabel 4.4
Karakteristik Demografik Responden
Jenis Kelamin Freq. Prosentase
(%)
Wanita 112 56
Pria 88 44
Total 200 100
Sumber : Data Penelitian
Data pada tabel 4.4 menunjukan bahwa sebagian besar responden
adalah wanita yaitu sebanyak 56% (112 orang). Responden lelaki sebanyak
44.0% (88 orang).
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
63
Tabel 4.5
Karakteristik Demografik Responden (Umur)
Umur Freq. Prosentase
< 20 2 1,0
20 - 30 138 69,0
31 - 40 42 21,0
41 - 50 6 3,0
51 - 60 7 3,5
>60 5 2,5
Total 200 100
Sumber : Data Penelitian
Data tabel 4.5 di atas dapat dilihat bahwa para responden sebagian besar
berusia 20 – 30 tahun, yaitu sebanyak 138 orang (69%). Peringkat kedua
adalah usia 31 – 40 tahun, yaitu sebanyak 42 responden (21%). Reaponden
yang berusia antara 51 – 60 tahun sebanyak 7 orang (3,5%). Responden
dengan usia antara 41 – 50 tahun sebanyak 6 orang (3%). Responden yang
berusia di atas 60 tahun berjumlah 5 orang (2,5%). Sedangkan responden
yang berusia kurang dari 20 tahun berjumlah 2 orang (1%).
Tabel 4.6
Karakteristik Demografik Responden (Tingkat Pendidikan)
No. Tingkat
Pendidikan Frekuensi Prosentase
1 SMA 22 11,0
2 S1 91 45,5
3 S2 66 33,0
4 S3 11 5,5
Lainya 10 5,0
Total 200 100
Sumber : Data Penelitian
Untuk tingkat pendidikan, sebagian besar responden berlatar
pendidikan S1 sebanyak 91 orang (45,5%). Sementara untuk S2 sebanyak 66
orang (33%). Untuk tingkat S3 sebanyak 11 orang (5,5%). Tingkat SMA
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
64
sebanyak 22 orang (11%), dan untuk tingkat pendidikan lain sebanyak 10
orang (5%).
Tabel 4.7
Karakteristik Demografik Responden (Negara Asal Wisatawan)
No. Negara Asal Frekuensi Prosentase
1 Belanda 58 29,0
2 Jerman 28 14,0
3 Prancis 21 10,5
4 Inggris 18 9,0
5 Amerika 15 7,5
6 Belgia 10 5,0
7 Asia 8 4,0
8 Italia 7 3,5
9 Spanyol 5 2,5
10 Ireland 5 2,5
11 Switzerland 5 2,5
12 Australia 4 2,0
13 Lainya 16 8,0
Total 200 100
Sumber : Data Penelitian
Wisatawan asing backpacker yang menjadi responden dalam penelitian
ini sebagian besar adalah wisatawan asing yang berasal dari Belanda
sebanyak 58 orang (29%). Peringkat kedua diduduki oleh wisatawan dari
Jerman sebanyak 28 orang (14%). Peringkat ketiga adalah wisatawan dari
Prancis berjumlah 21 orang (10,5%). Selanjutnya adalah wisatawan dari
Inggris sebanyak 18 orang (9%). Responden yang paling sedikit berasal dari
Australia yaitu sebanyak 4 orang (2%). Jika dikelompokan menurut benua,
maka wisatawan backpacker di Yogyakarta didominasi oleh wisatawan asal
Eropa (82%). Sedangkan wisatawan dari benua Amerika sebanyak 11%.
Sementara wisatawan backpacker dari Asia sebanyak 4%, wisatawan dari
Australia sebanyak 2% dan lainya sebanyak 1%.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
65
Tabel 4.8
Karakteristik Demografik Responden
(Latar Belakang Pekerjaan Wisatawan)
No. Jenis Pekerjaan Frekuensi Prosentase
1 Pelajar 45 22,5
2 Pebisnis 22 11,0
3 Guru/pendidik 19 9,5
4 Insinyur 15 7,5
5 Manajer 15 7,5
6 Pekerja seni 11 5,5
7 Pegawai swasta 11 5,5
8 Pegawai Negeri 8 4,0
9 Pensiunan 8 4,0
10 Teknisi 9 4,5
11 Dokter/pekerja medis 6 3,0
12 Pekerja Sosial/LSM 5 2,5
13 Entertainer 5 2,5
14 Akuntan 4 2,0
15 Peneliti 3 1,5
16 Disainer 3 1,5
17 Free Lance 2 1,0
18 Lainya 9 10,5
Total 200 100
Sumber : Data Penelitian
Latar belakang pekerjaan para wisatawan asing yang dijadikan
responden sangat beragam. Sebagian besar para wisatawan ini adalah
pelajar/mahasiswa, yaitu sebanyak 45 orang (22,5%). Sementara pebisnis
menempati urutan ke dua yaitu sebanyak 22 orang (11%). Responden dengan
pekerjaan sebagai manajer sebanyak 16 orang (8%). Sedangkan responden
dengan pekerjaan sebagai pekerja seni berjumlah 11 orang (5,5%). Sementara
pekerjaan seperti guru, teknisi, entertainer, akuntan, free lance, insinyur,
pekerja sosial, pensiunan, peneliti, pegawai perusahaan, desainer,
dokter/pekerja medis masing – masing berjumlah di bawah 10 orang ( < 5%).
Untuk pekerjaan lainya berjumlah 21 orang (10.1%).
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
66
b) Karakteristik Perjalanan
Karakteristik perjalanan (travel characteristic) merupakan karakteristik
dari para responden ketika melakukan perjalanan ke Yogyakarta.
Karakteristik perjalanan ini meliputi dengan siapa mereka melakukan
perjalanan wisata, alat transportasi yang digunakan selama perjalanan wisata,
akomodasi yang digunakan, tujuan wisata, sumber informasi yang digunakan,
dan sebagainya. Berikut ini adalah hasil olahan data dengan dibantu
menggunakan SPSS :
a. Partner
Tabel 4.9
Karakterisktik Perjalanan Wisatawan Asing Ala Backpacker
Di Yogyakarta
No. Keterangan Frekuensi Prosentase
1 Sendiri 43 21,5
2 Teman/Rekan 130 65,0
3 Grup 3 1,5
4 Keluarga 24 12,0
Total 200 100
Sumber : Data Penelitian
Dari hasil olahan data di atas, dapat dilihat bahwa sebagian besar para
responden melakukan perjalanan wisata ke Yogyakarta dengan teman/rekan,
yaitu sebanyak 130 orang (65%). Sementara responden yang berwisata
sendirian sebanyak 43 orang (21,5%).
Responden yang melakukan perjalanan wisata dengan keluarga
sebanyak 24 orang (12%). Responden yang melakukan perjalanan dengan
sebuah grup paling sedikit, yaitu sebanyak 3 orang (1,5%).
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
67
b. Intensitas Kunjungan
Intensitas kunjungan disini adalah data yang menunjukan berapa kali
para responden tersebut telah mengunjungi Yogyakarta. Berikut hasil olahan
data :
Tabel 4.10
Tabel Intensitas Kunjungan Wisatawan Asing Ala Backpacker
Di Yogyakarta
No. Keterangan Frekuensi Prosentase
(%)
1 Pertama Kali 183 91,5
2 Kedua 9 4,5
3 Ketiga 1 0,5
4 Lebih dari tiga kali 7 3,5
Total 200 100
Sumber: Data Penelitian
Dari hasil olahan data pada tabel 4.13 di atas dapat kita ketahui bahwa
sebagian besar para responden baru pertama kali mengunjungi Yogyakarta.
Sebanyak 183 responden (91,5%) mengatakan bahwa mereka baru pertama
kali mengunjungi Yogyakarta. Sementara 9 orang (4,5%) mengatakan ini
adalah kunjungan ke dua mereka. Sedangkan responden yang sudah
mengunjungi Yogyakarta sebanyak 3 kali hanya 1 orang (0,5%). Sebanyak 7
orang ( 3,5%) mengatakan sudah lebih dari tiga kali mengunjungi Yogyakarta.
c. Transportasi lokal
Bagian ini digunakan untuk mengetahui jenis transportasi lokal yang
sering mereka gunakan selama kunjungan mereka ke Yogyakarta. Dari sini
dapat kita ketahui apakah jaringan transportasi yang disediakan dapat
mendukung kunjngan para wisatawan. Berikut adalah hasil olahan data
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
68
tentang penggunaan transportasi lokal oleh para wisatawan asing yang
menjadi responden :
Tabel 4.11
Tabel Jenis Transportasi Lokal yang Paling Sering Digunakan Oleh
Wisatawan Asing Ala Backpacker di Yogyakarta
No. Jenis
Transportasi
Frekuensi Prosentase
(%)
1 Bis Umum 24 12,0
2 Trans Jogja 56 28,0
3 Taxi 37 18,5
4 Becak 37 18,5
5 Motor 16 8,0
6 Lainya 30 15,0
Total 200 100,0
Sumber: Data Penelitian
Hasil olahan diatas menunjukkan bahwa penggunaan transportasi lokal
oleh para wisatawan lebih merata. Transportasi yang paling banyak
digunakan oleh para wisatawan adalah Bis Trans Jogja, yaitu sebanyak 56
orang (28%). Hal ini menunjukkan bahwa Bis Trans Jogja ini berperan sangat
penting dalam pengembangan kepariwisataan di Yogyakarta. Selain Trans
Jogja, kendaraan lokal yang sering digunakan adalah becak dan taksi.
Sebanyak masing – masing 37 orang (18,5%) mengatakan paling sering
menggunakan becak dan taksi selama kunjungan wisata di Yogyakarta.
Sementara untuk bis umum, sebanyak 24 orang (12%) yang
menggunakanya. Sebanyak 16 orang (8%), mengatakan lebih sering
menggunakn sepeda motor. Sisanya sebanyak 30 orang (15%) mengatakan
menggunakan jenis transportasi lain. Jenis transportasi lain tersebut dapat
berupa mobil pribadi, bis pariwisata, atau berjalan kaki.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
69
d. Tujuan Wisata
Bagian ini akan memperlihatkan rute perjalanan wisata para backpacker
yang berada di Yogyakarta serta tempat – tempat wisata yang akan
dikunjungi selama berada di Yogyakarta. Biasanya backpacker tidak hanya
mengunjungi satu wilayah saja. Berikut ini hasil olahan data tentang tujuan
wisata para backpacker :
Tabel 4.12
Tabel Rute Perjalanan Wisatawan Asing Ala Backpacker di Yogyakarta
No. Tujuan Frekuensi Prosentase
(%)
1 Asia Tenggara 79 39,5
2 Indonesia 113 56,5
3 Hanya Yogyakarta 3 1,5
4 Lainya 5 2,5
Total 200 100
Sumber : Data Penelitian
Dari hasil olahan di atas, dapat dilihat bahwa sebagian besar responden
sedang melakukan perjalanan di Indonesia, yaitu sebanyak 113 orang (56,5%).
Sementara itu, responden yang mengatakan bahwa mereka sedang dalam rute
wisata Asia Tenggara sebanyak 79 orang atau sebesar 39,5%. Responden
yang hanya mengunjungi Yogyakarta sebanyak 3 orang (1,5%). Dan lainya
sebanyak 5 orang (2,5%)
1) Tujuan Wisata Selama di Indonesia
Dalam penelitian ini ditanyakan daerah mana saja yang akan mereka
kunjungi selama berada di Indonesia. Hal ini memungkinkan kita untuk
mengetahui persebaran wisatawan asing itu sendiri.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
70
Tabel 4.13
Data Tujuan Wisata Yang Direncanakan Dikunjungi di Indonesia
No. Destinasi Frekuensi Prosentase
1 Bali 25 18,70
2 Bali & Lombok 16 11,90
3 Pulau Jawa & Bali 13 9,70
4 Jakarta & Bali 7 7,05
5 Sumatra & Bali 5 3,70
5 Pulau Jawa 4 3,00
6 Pulau Jawa, Bali, & Lombok 4 3,00
7 Bali & Gili 3 2,20
8 Bali, Lombok & Bromo 3 2,20
8 Jawa Timur & Bali 3 2,20
9 Papua 3 2,20
10 Sumatra & Gili 3 2,20
11 Bali, Lombok, & Flores 2 1,50
12 Bromo, Bali, & Gili 2 1,50
13 Bromo, Pangandaran, & Bali 2 1,50
14 Jakarta, Bali & Gili 2 1,50
15 Jakarta, Bali & Lombok 2 1,50
16 Jakarta, Bromo, Bali & Gili 2 1,50
17 Jakarta, Kalimantan 2 1,50
18 Pangandaran 2 1,50
19 Sumatra 2 1,50
20 Sumatra, Pulau Jawa, Bali, Flores, Komodo 2 1,50
21 Sumatra, Pulau Jawa, Bali, Lombok, Flores 2 1,50
22 Bali & Bandung 1 0,70
23 Bali, Bromo & Jakarta 1 0,70
24 Bali, Lombok & Bromo 1 0,70
25 Bali, Lombok, Flores, Komodo & Sumbawa 1 0,70
26 Bali, Lombok & Sulawesi 1 0,70
27 Bali, Maluku 1 0,70
28 Bali, Nusa Tenggara, Sulawesi 1 0,70
29 Bandung 1 0,70
30 Bromo, Bali 1 0,70
31 Bunaken 1 0,70
32 Jakarta 1 0,70
33 Jakarta, Bali, Lombok, Papua 1 0,70
34 Jawa Timur, Bali, Lombok 1 0,70
35 Sulawesi 1 0,70
36 Sumatra, Bali, Sumba 1 0,70
37 Sumatra, Bali, Sumbawa, Flores 1 0,70
38 Sumatra, Solo 1 0,70
39 Sumatra, Sulawesi, Bali, Nussa 1 0,70
Total 134 100
Sumber : Data Penelitian
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
71
Dari tabel 4.13 di atas dapat diketahui bahwa Bali masih menempati
urutan pertama sebagai destinasi wisata di Indonesia. Wisatawan asing
backpacker yang ingin mengunjungi Bali saja setelah Yogyakarta adalah
sebanyak 25 orang (18,70%). Sementara wisatawan yang ingin mengunjungi
Bali dan Lombok sebanyak 16 orang (11,90%). Sedangkan urutan ke tiga
ditempati oleh wisatawan yang ingin mengunjungi Pulau Jawa dan Bali yaitu
sebanyak 13 orang (9,70%).
Dari data di atas, dapat menunjukkan bahwa potensi wisata di Indonesia
masih belum berkembang optimal. Destinasi wisata yang dikunjungi masih
terpusat pada Bali saja. Sehingga perlu diadakan evaluasi dalam promosi
pariwisata di Indonesia terutama di daerah – daerah yang masih belum
optimal dalam pengembangan pariwisata.
2) Tujuan Wisata Selama di Yogyakarta
Selain daerah – daerah yang akan dikunjungi di Indonesia, penelitian ini
juga menanyakan tempat – tempat wisata yang direncanakan dikunjungi oleh
para wisatawan asing yang dijadikan responden. Hal ini dapat kita jadikan
ukuran apakah semua potensi wisata yang dimiliki oleh D.I Yogyakarta sudah
dapat dipromosikan secara optimal, atau hanya tempat – tempat tertentu saja
yang menjadi prioritas kunjungan wisata para wisatawan ini. Berikut ini
adalah daftar tempat – tempat wisata yang direncanakan oleh para responden
akan dikunjungi selama kunjungan wisatanya di Yogyakarta
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
72
Tabel 4.14
Tempat Wisata yang Direncanakan Dikunjungi Selama Kunjungan Wisata
Di Yogyakarta
No. Tempat Wisata Frekuensi Prosentase
(%)
1 2 3 4
1 Borobudur, Prambanan, Taman Sari, Kraton 32 16,00
2 Borobudur, Prambanan, Kraton 23 11,50
3 Borobudur, Kraton 7 3,50
4 Borobudur, Prambanan 7 3,50
5 Borobudur, Prambanan, Kraton, Merapi 7 3,50
6 Borobudur, Prambanan, Merapi 7 3,50
7 Borobudur, Prambanan, Taman Sari, Kraton, Pasar Ngasem 6 3,00
8 Borobudur 5 2,50
9 Borobudur, Prambanan, Kraton, Malioboro 5 2,50
10 Borobudur, Taman Sari, Kraton 5 2,50
11 Borobudur, Kraton, Merapi 4 2,00
12 Borobudur, Prambanan, Kraton, Pasar Ngasem 4 2,00
13 Borobudur, Prambanan, Taman Sari, Kraton, Vendenburg 3 1,50
14 Borobudur, Prambanan, Taman Sari, Pasar Ngasem, Kraton 3 1,50
15 Borobudur, Prambanan, Taman Sari, Pasar Ngasem, Kraton,
Merapi 3 1,50
16 Borobudur, Prambanan,Taman Sari, Kraton, Merapi 3 1,50
17 Prambanan, Taman Sari, Kraton 3 1,50
18 Borobudur, Kota Gede, Kraton, Imogiri 2 1,00
19 Borobudur, Kota Gede, Taman Sari, Kraton, Galeri Batik 2 1,00
20 Borobudur, Kraton, Bringharjo 2 1,00
21 Borobudur, Kraton, Kursus memasak, Kursus bahasa 2 1,00
22 Borobudur, Prambanan, Kraton, Bringharjo 2 1,00
23 Borobudur, Prambanan, Kraton, Malioboro, Museum 2 1,00
24 Borobudur, Prambanan, Taman Sari 2 1,00
25 Borobudur, Prambanan, Taman Sari, Kraton, Malioboro 2 1,00
26 Borobudur, Prambanan, Taman Sari, Kraton, Pasar Ngasem,
Malioboro 2 1,00
27 Borobudur, Prambanan, Taman Sari, Kraton, Ramayana Ballet 2 1,00
28 Borobudur, Taman Sari, Kraton, Merapi 2 1,00
29 Borobudur, Taman Sari, Kraton, Ramayana Ballet 2 1,00
30 Prambanan, Taman Sari, Kraton, Kota Gede 2 1,00
31 Prambanan, Taman Sari, Kraton, Pasar Ngasem, Malioboro 2 1,00
32 Prambanan, Taman Sari, Malioboro 2 1,00
33 Borobudur, Kota Gede, Kraton 1 0,50
34 Borobudur, Kota Gede, Kraton, Museum 1 0,50
35 Borobudur, Kota Gede, Kraton, Pantai, Ramayana Ballet 1 0,50
36 Borobudur, Kota Gede, Kraton, Pasar Ngasem 1 0,50
37 Borobudur, Kota Gede, Museum 1 0,50
……………………
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
73
Lanjutan ……
1 2 3 4
38 Borobudur, Kraton, Bringharjo, Vendenburg 1 0,50
39 Borobudur, Kraton, Galeri batik 1 0.50
40 Borobudur, Kraton, Kota Gede, Galeri seni, Galeri Batik 1 0,50
41 Borobudur, Kraton, Pasar Ngasem, Vendenburg, Museum 1 0,50
42 Borobudur, Prambanan, Kota Gede 1 0,50
43 Borobudur, Prambanan, Kota Gede, Kraton 1 0,50
44 Borobudur, Prambanan, Kota Gede, Kraton, Bringharjo 1 0,50
45 Borobudur, Prambanan, Kota Gede, Kraton, Merapi 1 0,50
46 Borobudur, Prambanan, Kraton, Bringharjo, Galeri seni 1 0,50
47 Borobudur, Prambanan, Kraton, Galeri batik 1 0,50
48 Borobudur, Prambanan, Pantai 1 0,50
49 Borobudur, Prambanan, Pasar Ngasem 1 0,50
50 Borobudur, Prambanan, Pasar Ngasem, Kraton 1 0,50
51 Borobudur, Prambanan, Taman Sari, Kraton, Bringharjo 1 0,50
52 Borobudur, Prambanan, Taman Sari, Kraton, Galeri batik 1 0,50
53 Borobudur, Prambanan, Taman Sari, Kraton, Merapi 1 0,50
54 Borobudur, Prambanan, Taman Sari, Malioboro 1 0,50
55 Borobudur, Prambanan, Taman Sari, Museum 1 0,50
56 Borobudur, Prambanan, Taman Sari, Pasar Ngasem, Kraton,
Malioboro
1 0,50
57 Borobudur, Prambanan, Wayang Kulit, Ramayana Ballet 1 0,50
58 Borobudur, Ramayana Ballet, Wayang Kulit 1 0,50
59 Borobudur, Taman Sari, Bringharjo 1 0,50
60 Borobudur, Taman Sari, Kraton, Galeri batik 1 0,50
61 Borobudur, Taman Sari, Kraton, Malioboro 1 0,50
62 Borobudur, Taman Sari, Kraton, Malioboro, Bringharjo 1 0,50
63 Borobudur, Taman sari, Kraton, Pasar Ngasem 1 0,50
64 Borobudur, Taman Sari, Merapi 1 0,50
65 Prambanan, Kraton, Pasar Ngasem, Boko 1 0,50
66 Borobudur, Taman Sari, Merapi 1 0,50
67 Prambanan, Kraton, Pasar Ngasem, Boko 1 0,50
68 Borobudur, Taman Sari, Merapi 1 0,50
69 Prambanan, Kraton, Pasar Ngasem, Boko 1 0,50
70 Borobudur, Taman Sari, Merapi 1 0,50
71 Prambanan, Kraton, Pasar Ngasem, Boko 1 0,50
72 Borobudur, Taman Sari, Merapi 1 0,50
73 Prambanan, Kraton, Pasar Ngasem, Boko 1 0,50
74 Prambanan, Taman Sari, Kraton, Malioboro 1 0,50
75 Prambanan, Taman Sari, Kraton, Ramayana Ballet 1 0,50
TOTAL 200 100
Sumber : Data Penelitian
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
74
Data pada tabel 4.14 di atas menunjukkan destinasi wisata yang
direncanakan oleh para wisatawan yang akan dikunjungi di Yogyakarta. Jika
kita lihat komposisi destinasi wisata tersebut, tujuan wisata para wisatawan
ini yang paling banyak adalah Kraton, Borobudur, dan Prambanan. Hal ini
menunjukkan belum maksimalnya potensi wisata di Daerah Istimewa
Yogyakarta. Tujuan wisata yang ingin didatangi masih seputar Sleman dan
Kota Yogyakarta saja dan belum menjangkau daerah – daerah lainya seperti
Kabupaten Bantul, Gunungkidul, dan Kulonprogo.
Untuk itu perlu adanya promosi wisata yang ekstra sehingga potensi
pariwisata DIY dapat berkembang maksimal dan persebaran wisatawan pun
merata di setiap kabupaten. Sehingga, dampak ekonomi pun dapat menyebar
dengan merata ke setiap daerah di DIY.
3) Tempat Wisata yang Telah Dikunjungi di Yogyakarta
Selain tempat yang direncanakan dikunjungi, dalam penellitian ini juga
di tanyakan kepada responden mengenai tempat – tempat wisata yang telah
mereka kunjungi. Seperti telah dijelaskan sebelumnya, bahwa salah satu ciri
dari backpacker itu adalah perencanaan yang fleksible. Untuk itu, pertanyaan
ini ditanyakan untuk mengetahui perbedaan antara perencaan dan
pelaksanaan para wisatawan backpacker ini selama kunjunganya di
Yogyakarta.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
75
Tabel 4.15
Data Tempat Wisata Yang telah Dikunjungi Oleh Wisatawan Asing Ala
Backpacker di Yogyakarta
No. Tempat Wisata Frekuensi Prosentase
(%)
1 2 3 4
1 Kraton 20 10,80
2 Kraton, Taman Sari 18 9,70
3 Borobudur, Prambanan, Taman Sari, Kraton 12 6,50
4 Borobudur, Prambanan, Kraton 11 5,90
5 Borobudur, Prambanan 10 5,40
6 Prambanan 8 4,30
7 Kraton, Taman Sari, Pasar Ngasem 7 3,80
8 Borobudur, Kraton 6 3,20
9 Borobudur 5 2,70
10 Borobudur, Kraton, Galeri batik 4 2,20
11 Borobudur, Prambanan, Merapi 4 2,20
12 Borobudur, Taman Sari, Bringharjo 3 1,60
13 Prambanan, Kraton 3 1,60
14 Prambanan, Taman Sari, Kraton 3 1,60
15 Prambanan, Taman Sari, Malioboro 3 1,60
16 Borobudur, Kota Gede, Kraton 2 1,10
17 Borobudur, Kota Gede, Kraton, Imogiri 2 1,10
18 Borobudur, Kraton, Kursus memasak, Kursus bahasa 2 1,10
19 Borobudur, Prambanan, Kraton, Malioboro 2 1,10
20 Borobudur, Prambanan, Kursus Batik 2 1,10
21 Borobudur, Taman Sari, Kraton, Vendenburg 2 1,10
22 Kraton, Malioboro, Wayang Kulit 2 1,10
23 Kraton, Taman Sari, Malioboro 2 1,10
24 Kraton, Universitas batik 2 1,10
25 Prambanan, Taman Sari, Kraton, Pasar Ngasem 2 1,10
26 Taman Sari 2 1,10
27 Taman Sari, Malioboro 2 1,10
28 Taman Sari, Pasar Ngasem, Malioboro 2 1,10
29 Borobudur, Kota Gede, Kraton, Museum, Wayang Kulit 1 0,50
30 Borobudur, Kota Gede, Malioboro 1 0,50
31 Borobudur, Kota Gede, Museum, Wayang Kulit 1 0,50
32 Borobudur, Kraton, Kota Gede, Galeri seni, Galeri Batik 1 0,50
33 Borobudur, Kraton, Museum, Galeri batik 1 0,50
34 Borobudur, Kraton, Ramayana Ballet 1 0,50
35 Borobudur, Kraton, Taman Sari, Pasar Ngasem 1 0,50
36 Borobudur, Kursus Batik 1 0,50
37 Borobudur, Malioboro 1 0,50
………………………….
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
76
Lanjutan …..
1 2 3 4
38 Borobudur, Prambanan, Kota Gede, Kraton 1 0,50
39 Borobudur, Prambanan, Kraton, Malioboro, Museum 1 0,50
40 Borobudur, Prambanan, Kraton, Pasar Ngasem 1 0,50
41 Borobudur, Prambanan, Pasar Ngasem 1 0,50
42 Borobudur, Prambanan, Pasar Ngasem, Kraton 1 0,50
43 Borobudur, Prambanan, Taman Sari 1 0,50
44 Borobudur, Prambanan, Taman Sari, Kraton, Pasar Ngasem,
Malioboro
1
0,50
45 Borobudur, Prambanan, Taman Sari, Kraton, Vendenburg 1 0,50
46 Borobudur, Prambanan, Taman Sari, Pasar Ngasem, Kraton 1 0,50
47 Borobudur, Prambanan, Taman Sari, Pasar Ngasem, Kraton,
Malioboro
1
0,50
48 Borobudur, Prambanan,Taman Sari, Kraton, Merapi 1 0,50
49 Borobudur, Ramayana Ballet, Wayang Kulit 1 0,50
50 Borobudur, Taman Sari, Kraton 1 0,50
51 Borobudur, Taman Sari, Kraton, Galeri batik 1 0,50
52 Borobudur, Taman Sari, Kraton, Malioboro 1 0,50
53 Borobudur, Taman Sari, Kraton, Malioboro, Bringharjo 1 0,50
54 Kraton, Malioboro 1 0,50
55 Kraton, Malioboro, Monumen 1 0,50
56 Kraton, Merapi 1 0,50
57 Kraton, Taman Sari, Museum 1 0,50
58 Kraton, Taman Sari, Wayang Kulit 1 0,50
59 Kraton, Taman Sari, Wayang Kulit, Malioboro 1 0,50
60 Kraton, Vendenburg 1 0,50
61 Malioboro 1 0,50
62 Museum 1 0,50
63 Pasar Ngasem 1 0,50
64 Prambanan, Kraton, Bringharjo 1 0,50
65 Prambanan, Kraton, Malioboro 1 0,50
66 Prambanan, Taman Sari 1 0,50
67 Prambanan, Taman Sari, Kraton, Kota Gede 1 0,50
68 Prambanan, Taman Sari, Pasar Ngasem, Kraton 1 0,50
69 Taman Sari, Kraton, Pasar Ngasem 1 0,50
70 Taman Sari, Pasar Ngasem 1 0,50
TOTAL 186 100
Sumber : Data Hasil Penelitian
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
77
Dari sebanyak 200 responden, hanya 186 responden yang memberikan
jawaban tentang destinasi wisata yang telah mereka kunjungi. Responden yang
mengatakan baru mengunjungi Kraton saja menempati urutan pertama yaitu
sebanyak 20 responden (10,80%) Sementara itu di urutan ke dua wisatawan yang
mengatakan telah mengunjungi Kraton dan Taman Sari sebanyak 18 responden
(9,70%). Responden yang telah mengunjungi Borobudur, Prambanan, Taman
Sari dan Kraton sebanyak 12 responden (6,50%). Sedangkan responden yang telah
mengunjungi Borobudur, Prambanan, dan Kraton sebanyak 11 responden (5,90%).
Responden yang mengatakan telah mengunjugi Borobudur dan Prambanan
sebanyak 10 responden (5,40%).
Secara garis besar, tempat wisata yang telah paling banyak dikunjungi
adalah Kraton, Prambanan, Borobudur, dan Taman Sari. Jika kita melihat kembali
pada tabel 4.14 dan 4.15 terdapat sedikit perbedaan dalam perencanaan destinasi
wisata yang kan dikunjungi dan destinasi wisata yang telah dikunjungi. Misalnya
saja dalam perencaan terdapat wisatawan yang menuliskan pantai sebagai salah
satu destinasi wisatanya, akan tetapi dalam tabel 4.15 belum kita temui. Hal lain
adalah dalam perencanaan kunjungan wisata (tabel 4.14) tidak ada wisatawan
yang menuliskan akan mengunjungi universitas batik, akan tetapi pada tabel 4.15
(No.24) kita menemukan ada wisatawan yang mengunjunginya. Beberapa
perbedaan tersebut menunjukan bahwa backpacker mempunyai rencana
perjalanan yang fleksibel, disesuaikan dengan kondisi riil daerah tjuan wisata dan
rekomendasi-rekomendasi yang mereka dapatkan dari wisatawan lain.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
78
e. Akomodasi yang Digunakan Selama Perjalanan Wisata di Yogyakarta
Bagian ini digunakan untuk memastikan bahwa mereka yang dijadikan
responden merupakan wisatawan backpacker. Salah satu karakteristik wisatawan
jenis ini adalah menggunakan jenis akomodasi yang murah selama perjalanan
wisata mereka. Berikut ini adalah hasil olahan data tentang jenis akomodasi yang
digunakan oleh para responden :
Tabel 4.16
Data Jenis Akomodasi yang Digunakan oleh Responden selama Kunjungan
Wisata di Yogyakarta
No. Jenis Akomodasi Frekuensi Prosentase
(%)
1 Akomodasi murah seperti : motel,
guesthouse, dll
183 91,5
2 Rumah teman/saudara 7 3,5
3 Hotel Besar 10 5
Total 200 100 Sumber : Data Hasil Penelitian
Lebih dari 90% wisatawan yang dijadikan responden menggunakan
akomodasi murah selama kunjungan wisatanya di Yogyakarta. Sementara itu
sebanyak 10 responden (5%) memilih menggunakan hotel besar dalam kunjungan
wisatanya. Sisanya, yaitu sebanyak 7 responden (3,5%) memilih tinggal di tempat
teman/saudara.
f. Tempat Makan malam dan Makan Siang
Seperti sudah dijelaskan sebelumnya, bahwa para wisatawan backpacker
cenderung lebih berinteraksi dengan masyarakat lokal. Mereka lebih banyak
menggunakan fasilitas – fasilitas yang berhubungan dengan masyarakat lokal.
Tentu saja ini berdampak baik terhadap perekonomian masyarakat lokal.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
79
Salah satu komponen penawaran pariwisata adalah ketersediaan
restoran/tempat makan. Untuk itu, bagian ini ditanyakan kepada para responden
untuk mengetahui tempat makan yang mereka gunakan selama kunjungan wisata
di Yogyakarta. Berikut adalah tabel hasil olahan data tetang restoran/tempat
makan yang mereka gunakan untuk makan malam dan makan siang :
Tabel 4.17
Data Tempat Makan Malam dan Makan Siang yang Digunakan Oleh Para
Wisatawan Asing Backpacker di Yogyakarta
No. Tempat Frekuensi Prosentase
(%)
1 Hotel/Motel/Guesthouse 16 8,0
2 Restoran/kafe 58 29,0
3 Restoran Lokal seperti Warung
Makan, Lesehan, dsb
126 63,0
Total 200 100,0
Sumber : Data Hasil Penelitian
Dari data di atas, dapat kita lihat bahwa sebanyak 126 responden atau
sekitar 63% dari responden, mengatakan mereka memilih untuk makan malam
ataupun makan siang di restoran lokal. Sebanyak 58 responden (29%) memilih
untuk makan malam/makan siang di restoran/kafe, dan sisanya sebanyak 16 orang
(8%) memilih makan malam/makan siang di hotel/motel/guesthouse dimana
mereka tinggal selama perjalanan wisata mereka.
g. Sumber Informasi
Untuk bagian sumber informasi ini, ada dua hal yang ditanyakan kepada
responden, yaitu:
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
80
1. Sumber informasi dari mana mereka mengetahui tentang Yogyakarta
Pada bagian ini akan ditanyakan dari mana mereka mengetahui
Yogyakarta. Dari sisni dapat kita jadikan referensi sebagai penyusun promosi
pariwisata Yogyakarta kedepanya. Berikut adalah hasil olahan data tentang
sumber informasi para responden :
Tabel 4. 18
Tabel Sumber Informasi Tentang Yogyakarta
No. Sumber Informasi Frekuensi Prosentase
(%)
1 Guidebook 47 23,5
2 Guidebook, teman/keluarga 39 19,5
3 Teman/Keluarga 30 15,0
4 Internet, Guidebook,
teman/keluarga
29 14,5
5 Internet, Guidebook 16 8,0
6 Internet 11 5,5
7 Majalah, koran, Program TV 7 3,5
8 Agen Travel, Airlines,
Tourism Board
2 1,0
Total 200 100
Sumber : Data Hasil Penelitian
Dari hasil olahan data di atas dapat dilihat bahwa sebesar 23,5% dari para
responden mengetahui tentang Yogyakarta dari guidebook. Sebagian besar dari
mereka menggunakan Lonely Planet.
Selanjutnya sebanyak 19,5% dari para responden mengatakan mereka
mengetahui Yogyakarta dari guidebook dan teman/keluarga. Sementara itu, yang
mengatakan bahwa mereka mengetahui tentang Yogyakarta hanya dari
teman/keluarga saja sebesar 15%. Sebesar 14,5% dari responden mengatakan
mereka mengetahui tentang Yogyakarta dari internet, guidebook, dan
teman/keluarga.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
81
Responden yang mengetahui Yogyakarta hanya dari guidebook dan internet
sebesar 8%. Responden yang mengatakan mengetahui Yogyakarta hanya dari
internet saja sebesar 5,5%. Responden yang mengetahui tentang Yogyakarta dari
majalah, koran, dan program televisi sebesar 3,5%. Selanjutnya responden yang
mengetahui tentang Yogyakarta dari travel agent, airlines, dan tourism board
hanya sebesar 1%.
Dari hasil di atas, dapat kita ketahui bahwa peran dari internet dan
rekomendasi dari teman/keluarga sangat besar. Hal ini dapat dijadikan acuan
dalam penyusunan promosi pariwisata Yogyakarta selanjutnya.
2. Sumber informasi yang mereka gunakan dalam merencanakan/selama
kunjungan wisata mereka di Yogyakarta.
Pada bagian ini telah ditanyakan kepada para responden tentang sumber
informasi yang mereka gunakan untuk merencanakan wisata mereka selama di
Yogyakarta. Dari sini, nantinya dapat kita lihat apa sajakah yang mempengaruhi
para responden dalam menentukan tempat – tempat yang akan dikunjungi selama
mereka di Yogyakarta. Berikut ini adalah olahan data hasil kuisioner dan
wawancara yang telah dilakukan kepada 200 responden.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
82
Tabel 4. 19
Data Sumber Informasi yang Digunakan Para Responden Dalam
Merencanakan Tempat – Tempat yang akan Dikunjungi Selama
di Yogyakarta
No. Sumber Informasi Frekuensi Prosentase
(%)
1 Guidebook, rekomendasi 52 26,0
2 Internet, guidebook, rekomendasi 46 23,0
3 Guidebook 40 20,0
4 Internet, guidebook 37 18,5
5 Internet 10 5,0
6 Rekomendasi 7 3,5
7 Airlines, Travel Agent, Tourism
Board
6 3,0
8 Majalah, Koran, Program TV 1 0,5
9 Other 1 0,5
Total 200 100
Sumber : Data Hasil Penelitian
Dari hasil olahan pada tabel 4.19 di atas, dapat diketahui bahwa sebagian
besar para responden menggunakan lebih dari satu jenis sumber informasi dalam
membuat rencana wisatanya. Sumber informasi yang paling banyak digunakan
oleh para responden adalah guidebook dan rekomendasi, yaitu sebanyak 52 orang
( 26%).
Selanjutnya responden yang menggunakan internet, guidebook, dan
rekomendasi sebanyak 46 orang (23%). Sedangkan responden yang hanya
menggunakan guidebook saja sebanyak 40 orang ( 20%). Sumber informasi
intenet dan guidebook digunakan oleh 37 responden (18,5%).
Responden yang hanya menggunakan internet saja untuk merencanakan
kunjunganya sebesar 10 orang (5%). Sementara yang hanya menggunakan
rekomendasi hanya sebanyak 7 orang (3,5%). Responden yang menggunakan
informasi dari airlines, travel agent dan tourism board sebanyak 6 orang (3%).
Untuk responden yang menggunakan majalah, koran, serta program tv sebanyak 1
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
83
orang (0,5%). Dan untuk responden yang menggunakan sumber informasi lainya
sebanyak 1 orang (0,5%).
c) Opini Responden Terhadap Komponen Penawaran Pariwisata D.I.
Yogyakarta
Pada bagian ini akan disajikan mengenai pendapat para responden terhadap
komponen penawaran pariwisata yang ada di Yogyakarta. Dengan demikian, kita
dapat mengetahui apakah komponen penawaran pariwisata yang ada di
Yogyakarta sudah sesuai dengan harapan para reponden atau belum.
Komponen penawaran pariwisata yang ditanyakan kepada para responden
dibagi kedalam tiga bagian yaitu infrastruktur, atraksi wisata, dan yang terakhir
adalah fasilitas.
a. Infrastruktur
Infrastruktur merupakan salah satu komponen yang paling penting dalam
sebuah penawaran pariwisata. Infrastruktur ini dibagi lagi menjadi :
1. Bandara (Airport)
2. Stasiun Kereta
3. Terminal/stasiun Bus
4. Jaringan Transportasi Lokal
5. Pelayanan Kesehatan
6. Jaringan Telekomunikasi
7. Listrik
8. Fasilitas Parkir kendaraan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
84
Berikut adalah data tanggapan responden terhadap komponen infrastruktur
yang ada di D.I. Yogyakarta hasil wawancara dan kuisioner yang telah diolah
dengan SPSS :
a) Bandara (Airport)
Tabel 4.20
Opini Responden Terhadap Bandara di Yogyakarta
No. Opini Frekuensi Prosentase
(%)
1 Sangat Bagus 19 9,5
2 Bagus 56 28,0
3 Cukup Bagus 40 20,0
4 Buruk 4 2,0
5 Sangat Buruk 1 0,5
6 Tidak Tahu 80 40,0
Total 200 100
Sumber: Data Hasil Penelitian
Dari 200 responden, sebanyak 80 orang (40%) mengatakah mereka tidak tahu
mengenai bandara di Yogyakarta. Hal ini disebabkan mereka tidak menggunakan
pesawat terbang untuk sampai ke Yogyakarta.
Sementara itu sebanyak 56 responden (28%) mengatakan bahwa bandara
Yogyakarta bagus. Sebanyak 40 responden (20%) mengatakan cukup bagus.
Sebanyak 4 responden (2%) mengatakan bandara buruk dan 1 orang (0,5%)
mengatakan bandara di Yogyakarta sangat buruk.
Jika opini responden dikelompokkan dalam 3 opini yaitu bagus
(pengelompokkan dari cukup bagus, bagus, dan sangat bagus),
buruk(pengelompokkan dari buruk dan sangat buruk), dan tidak tahu, maka akan
di dapat hasil seperti diagram di bawah ini :
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
85
Gambar 4.21
Opini Responden terhadap Stasiun Kereta di Yogyakarta
Sumber : Data Penelitian
b) Stasiun Kereta
Tabel 4.22
Opini Responden Terhadap Stasiun Kereta di Yogyakarta
No. Opini Frekuensi Prosentase
(%)
1 Sangat Bagus 7 3,5
2 Bagus 59 29,5
3 Cukup Bagus 30 15,0
4 Buruk 5 2,5
5 Sangat Buruk 1 0,5
6 Tidak Tahu 98 49,0
Total 200 100,0
Sumber : Data Hasil Penelitian
Dari responden sebanyak 200 orang, sebanyak 98 orang (49%)
mengatakan tidak tahu mengenai stasiun kereta api. Seperti halnya bandara yang
sudah di bahas di atas, banyaknya alternatif kendaraan yang dapat dipakai untuk
mencapai Yogyakarta membuat para wisatawan punya banyak pilihan.
Sementara itu sebanyak 59 responden (29,5%) mengatakan bahwa stasiun
kereta di Yogyakarta bagus. Responden yang berpendapat bahwa stasiun kereta
di D.I.Yogyakarta sudah cukup bagus sebanyak 30 orang (15%). Sebanyak 5
responden (2,5%) berpendapat bahwa stasiun kereta Yogyakarta buruk. Untuk
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
86
responden yang berpendapat bahwa stasiun kereta di D.I.Yogyakarta sangat
buruk sebanyak 1 orang (0,5%).
Jika opini responden dikelompokkan dalam 3 opini yaitu bagus
(pengelompokkan dari cukup bagus, bagus, dan sangat bagus),
buruk(pengelompokkan dari buruk dan sangat buruk), dan tidak tahu, maka akan
di dapat hasil seperti diagram di bawah ini:
Gambar 4.23
Opini Responden terhadap Stasiun Kereta di Yogyakarta
Sumber : Data Penelitian
c) Terminal Bus
Tabel 4.24
Opini Responden terhadap Terminal Bus di D.I. Yogyakarta
No. Opini Frekuensi Prosentase
(%)
1 Sangat Bagus 8 4,0
2 Bagus 48 24,0
3 Cukup Bagus 45 22,5
4 Buruk 8 4,0
5 Sangat Buruk 4 2,0
6 Tidak Tahu 87 43,5
Total 200 100,0
Sumber : Data Hasil Penelitian
Masih seperti dua komponen sebelumnya, di bagian terminal bus ini pun
masih didominasi oleh wisatawan yang tidak tahu yaitu sebanyak 87 orang
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
87
(43,5%). Sebanyak 48 responden (24%) berpendapat bahwa terminal bus di
Yogyakarta bagus. Sementara responden yang berpendapat terminal bus DIY
sudah cukup bagus sebanyak 45 orang (22,5%). Sebesar 4% responden atau
sebanyak 8 orang berpendapat bahwa terminal bus buruk, dan 4 responden (2%)
berpendapat terminal bus masih sangat buruk.
Jika opini responden dikelompokkan dalam 3 opini yaitu bagus
(pengelompokkan dari cukup bagus, bagus, dan sangat bagus),
buruk(pengelompokkan dari buruk dan sangat buruk), dan tidak tahu, maka akan
di dapat hasil seperti diagram di bawah ini:
Gambar 4.25
Opini Responden terhadap Terminal Bus di Yogyakarta
Sumber : Data Penelitian
d) Jaringan Transportasi Lokal
Tabel 4.26
Opini Responden Terhadap Jaringan Transportasi Lokal
di Yogyakarta
No. Opini Frekuensi Prosentase
1 Sangat Bagus 22 11,0
2 Bagus 74 37,0
3 Cukup Bagus 47 23,5
4 Buruk 12 6,0
5 Sangat Buruk 4 2,0
6 Tidak Tahu 41 20,5
Total 200 100,0
Sumber : Data Penelitian
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
88
Sebanyak 74 responden (37%) berpendapat bahwa LTN (Local
Transportation Network) di D.I.Y sudah bagus. Sementara yang berpendapat LTN
sudah cukup bagus sebanyak 47 responden (23,5%). Sebesar 20,5% dari
responden (41 orang) mengatakan tidak tahu mengenai LTN di DIY.
Responden yang berpendapat LTN di DIY sangat bagus sebanyak 22
orang (11%). Sementara yangberpendapat bahwa LTN di DIY buruk sebanyak 12
orang (6%), dan sisanya sebesar 2% ( 4 orang ) berpendapat LTN di DIY masih
sangat buruk.
Jika di bagi dalam tiga opini, yaitu bagus, buruk, dan tidak tahu, maka
diperoleh data berikut ini :
Gambar 4.27
Opini Responden terhadap Jaringan Transportasi Lokal di Yogyakarta
Sumber : Data Penelitian
e) Pelayanan Kesehatan
Tabel 4.28
Opini Responden Terhadap Pelayanan Kesehatan di Yogyakarta
No. Opini Frekuensi Prosentase
1 Sangat Bagus 1 0,5
2 Bagus 10 5,0
3 Cukup Bagus 21 10,5
4 Buruk 4 2,0
5 Sangat Buruk 3 1,5
6 Tidak Tahu 161 80,5
Total 200 100,0
Sumber : Data Hasil Penelitian
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
89
Dari data diatas, sebanyak 161 responden mengatakan tidak tahu tentang
pelayanan kesehatan di Yogyakarta. Hal ini disebabkan selama mereka melakukan
kunjungan wisata di DIY mereka belum atau tidak menggunakan jasa pelayanan
kesehatan.
Sementara itu, sebanyak 21 responden (10,5%) mengatakan bahwa
pelayanan kesehatan di DIY sudah cukup bagus. 10 responden (5%) berpendapat
pelayanan kesehatan di DIY bagus, sedangkan reponden yang berpendapat
pelayanan kesehatan sangat bagus hanya 1 responden (0,5%). Responden
yangberpendapat pelayanan kesehatan buruk sebanyak 4 responden (2%), dan
sisanya sebanyak 3 responden (1,5%) berpendapat pelayanan kesehatan di DIY
sangat buruk.
Setelah dilakukan pengelompokan opini ke dalam tiga opini yaitu bagus,
buruk, dan tidak tahu, diperoleh data pada gambar 4.29.
Gambar 4.29
Opini Responden terhadap Pelayanan Kesehatan di Yogyakarta
Sumber : Data Penelitian
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
90
f) Jaringan Telekomunikasi
Tabel 4.30
Opini Responden Terhadap Jaringan Telekomunikasi
di Yogyakarta
No. Opini Frekuensi Prosentase
(%)
1 Sangat Bagus 12 6,0
2 Bagus 96 48,0
3 Cukup Bagus 41 20,5
4 Buruk 8 4,0
5 Sangat Buruk 2 1,0
6 Tidak Tahu 41 20,5
Total 200 100,0
Sumber : Data Hasil Penelitian
Dari data di atas (tabel 4.30), dapat diketahui bahwa sebanyak 96 respoden
(48%) berpendapat bahwa jaringan telekomunikasi di DIY sudah bagus.
Sementara sebanyak 41 responden (20,5%) berpendapat jaringan telekomunikasi
di DIY sudah cukup bagus. Sebanyak 41 responden (20,5%) mengatakan tidak
tahu mengenai jaringan telekomunikasi di DIY.
Responden yang berpendapat bahwa jaringan telekomunikasi buruk sebanyak 8
responden (4%), sedangkan sisanya sebanyak 2 responden (1%) berpendapat
bahwa jaringan telekomunikasi di DIY masih sangat buruk.
Setelah dikelompokkan kedalam 3 opini (bagus, buruk, dan tidak tahu), maka
di peroleh data seperti pada gambar 4.31.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
91
Gambar 4.31
Opini Responden terhadap Jaringan Telekomunikasi di Yogyakarta
Sumber : Data Penelitian
g) Listrik
Tabel 4.32
Opini Responden Terhadap Jaringan Listrik di Yogyakarta
No. Opini Frekuensi Prosentase
(%)
1 Sangat Bagus 21 10,5
2 Bagus 71 35,5
3 Cukup Bagus 64 32,0
4 Buruk 28 14,0
5 Sangat Buruk 2 1,0
6 Tidak Tahu 14 7,0
Total 200 100,0
Sumber : Data Hasil Penelitian
Sebanyak 71 responden (35,5%) berpendapat bahwa jaringan listrik di
DIY sudah bagus. Sedangkan yang berpendapat bahwa jaringan listrtik di DIY
cukup baik sebanyak 64 responden (32%). Responden yang mengatakan bahwa
jaringan listrik di DIY masih buruk sebanyak 28 orang (14%), dan 2 responden
(1%) mengatakan jaringan listrik di DIY masih sangat buruk. Sementara sisnya
sebanyk 14 responden (7%) mengatakan tidak tahu mengenai jaringan listrik di
DIY.
Pengelompokkan opini menjadi tiga yaitu bagus, buruk, dan tidak tahu
menghasilkan data pada gambar 4.33.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
92
Gambar 4.33
Opini Responden terhadap Jaringan Listrik di Yogyakarta
Sumber : Data Penelitian
h) Fasilitas Parkir
Tabel 4.34
Opini Responden Terhadap Fasilitas Parkir di Yogyakarta
No. Opini Frekuensi Prosentase
(%)
1 Sangat Bagus 1 0,5
2 Bagus 18 9,0
3 Cukup Bagus 11 5,5
4 Buruk 7 3,5
5 Sangat Buruk 7 3,5
6 Tidak Tahu 156 78,0
Total 200 100,0
Sumber : Data Penelitian
Sebagian besar responden, yaitu sebanyak 156 responden (78%) mengatakan
tidak mengetahui mengenai keadaan fasilitas parkir di DIY. Sebanyak 18
responden (9%) berpendapat bahwa fasilitas parkir di DIY sudah bagus, dan 11
responden (5,5%) berpendapat bahwa fasilitas parkir di DIY sudah cukup bagus.
Sementara itu, sebanyak 7 responden (3,5%) berpendapat bahwa fasilitas
parkir di DIY masih buruk, sedangkan sisanya sebanyak 7 responden (3,5%)
berpendapat fasilitas parkir masih sangat buruk. Pengelompokkan opini responden
dalam tiga opini yaitu bagus, buruk, dan tidak tahu menghasilkan data pada
gambar 4.35.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
93
Gambar 4.35
Opini Responden terhadap Fasilitas Parkir di Yogyakarta
Sumber : Data Penelitian
i) Kesimpulan opini responden terhadap keadaan infrastruktur di
Yogyakarta
Berikut ini adalah kesimpulan opini responden terhadap infrastruktur di
Yogyakarta. Untuk lebih menyederhanakan, maka opini di bagi kedalam tiga
opini, yaitu :
a) Bagus , yaitu pengelompokan dari opini cukup bagus, bagus, dan sangat
bagus.
b) Buruk, yaitu pengelompokan opini dari buruk dan sangat buruk.
c) Tidak tahu
Tabel 4.36
Opini Responden Terhadap Infrastruktur di Yogyakarta
No. Infrastruktur Opini
Bagus
(%)
Buruk
(%)
Tidak tahu
(%)
1 Bandara (Airport) 57,5 2,5 40,0
2 Stasiun Kereta 48,0 3,0 49,0
3 Terminal Bus 50,5 8,0 43,5
4 Jaringan Transportasi
Lokal
71,5 8,0 20,5
5 Pelayanan Kesehatan 16,0 3,5 80,5
6 Jaringan Telekomunikasi 74,5 5,0 20,5
7 Listrik 78,0 15,0 7,0
8 Fasilitas Parkir 15,0 7,0 78,0
Sumber : Data Penelitian
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
94
Dari pengelompokan opini pada tabel 4.36 di atas, dapat dilihat bahwa para
wisatawan backpacker di Yogyakarta sebagian besar berpendapat infrastruktur di
Yogyakarta sudah bagus dan tidak ada masalah dengan infrastruktur di
Yogyakarta. Responden yang menyatakan tidak tahu dikarenakan mereka tidak
mengetahui tentang komponen yang ditanyakan atau tidak mau memberikan
tanggapan terhadap komponen yang ditanyakan. Komponen infrastruktur yang
paling banyak mendapat tanggapan bagus dari para responden yaitu listrik
(78,0%), jaringan telekomunikasi (74,5%), jaringan transportasi lokal (71,5) dan
bandara (57,5). Sedangkan komponen yang paling banyak mendapat tanggapan
buruk adalah listrik (15,0%). Komponen yang paling banyak mendapat jawaban
tidak tahu adalah pelayanan kesehatan (80,5%) dan fasilitas parkir (78,0%).
Berikut ini adalah beberapa tanggapan mengenai komponen penawaran
pariwisata infrastruktur oleh para responden :
“Good infrastructure, good stop over city “(Bohm, Lea . 23, Jerman).
“Very nice people, easy to walk arround, feel safe” (Laura Pontoon, 23,
Inggris).
“I Have been 30 years ago here, Things changed very much to the better
end” (Scmidt Arthur, 67, Belanda).
“From tourist point of view, Yogyakarta is easy to acces, communication
is possible as people speak some english. I would recommend it to my
friends.” (Agnes Rethati, 33, Hungaria).
b. Atraksi Wisata
Dalam penelitian ini, juga ditanyakan opini responden terhadap atraksi
pariwisata yang ada di D.I. Yogyakarta. Atraksi wisata ini dibagi menjadi :
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
95
1. Natural Atraction : Beach, mountain,landscape
2. Built Atraction : Modern & Historcal building, Castles, Monument,
Garden & Park.
3. Cultural Atraction : Museums, Theatres, Art & Crafts, festivals,
history, carnivals.
Yogyakarta merupakan tempat yang banyak meninggalkan kesan bagi para
wisatawanya.
Berikut ini adalah data hasil wawancara dan kuisioner dengan para
responden yang telah diolah dengan menggunakan bantuan software SPSS:
1. Natural Atraction
1.1 Landscape
Tabel 4.37
Opini Responden Terhadap atraksi Wisata “Landscape”
di Yogyakarta
No. Opini Frekuensi Prosentase
(%)
1 Sangat Bagus 76 38,0
2 Bagus 79 39,5
3 Cukup Bagus 21 10,5
4 Buruk 4 2,0
5 Sangat Buruk 4 2,0
6 Tidak Tahu 16 8,0
Total 200 100,0
Sumber : Data Olahan SPSS
Untuk natural atraction “landscape”, sebanyak 79 responden (39,5%)
berpendapat pemandangan Yogyakarta bagus. Sedangkan yang berpendapat
landscape DIY sangat bagus sebanyak 76 responden (38%).
Responden yang berpendapat landscape di DIY cukup bagus sebanyak 21
responden (10,5%). Selanjutnya sebanyak masing - masing 4 responden (2%)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
96
yang berpendapat bahwa landscape DIY buruk dan sangat buruk. Sementara
sisanya sebesar 16 responden menjawab tidak tahu mengenai landscape di DIY.
Pengelompokkan opini menjadi tiga opini yaitu bagus, buruk, dan tidak tahu
menghasilkan data pada gambar 4.38.
Gambar 4.38
Opini Responden terhadap Atraksi Wisata “Landscape” di Yogyakarta
Sumber : Data Penelitian
1.2 Mountain
Tabel 4.39
Opini Responden Terhadap Atraksi Wisata “Mountain” di Yogyakarta
No. Opini Frekuensi Prosentase
(%)
1 Sangat Bagus 46 23,0
2 Bagus 84 42,0
3 Cukup Bagus 10 5,0
4 Buruk 2 1,0
5 Sangat Buruk 2 1,0
6 Tidak Tahu 56 28,0
Total 200 100,0
Sumber : Data Penelitian
Untuk atraksi wisata alam “mountain”, sebanyak 84 responden (42%)
berpendapat bahwa atraksi wisata alam”mountain‟ di DIY bagus. Sebanyak 46
responden (23%) berpendapat bahwa atraksi wisata “mountain” di DIY sangat
bagus.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
97
Responden yang berpendapat bahwa atraksi wisata mountain di DIY cukup
bagus sebanyak 10 orang (5%). Sementara itu, sebanyak masing – masing 2
responden (1%) berpendapat bahwa mountain di DIY buruk dan sangat buruk.
Sisanya sebesar 56 responden (28%) mengatakan tidak tahu mengenai mountain
di DIY. Hal ini dikarenakan merekam tidak atau belum mengunjungi objek wisata
yang bersangkutan, sehingga belum atau tidak dapat memberikan pendapat.
Pengelompokan opini menjadi tiga opini (bagus, buruk, dan tidak tahu)
menghasilkan data pada gambar 4.40.
Gambar 4.40
Opini Responden terhadap Atraksi Wisata “Mountain” di Yogyakarta
Sumber : Data Penelitian
1.3 Beach
Tabel 4.41
Opini Responden Terhadap Atraksi Wisata Alam “Beach” di Yogyakarta
No. Opini Frekuensi Prosentase
(%)
1 Sangat Bagus 9 4,5
2 Bagus 19 9,5
3 Cukup Bagus 13 6,5
4 Buruk 2 1
5 Sangat Buruk 1 0,5
6 Tidak Tahu 156 78
Total 208 100
Sumber : Data Penelitian
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
98
Dari hasil olahan pada tabel 4.41 di atas, sebagian besar dari para
responden tidak mengetahui tentang wisata alam pantai di DIY. Sebanyak 156
responden (78%) mengatakan mereka tidak mengetahui tentang wisata pantai di
DIY. Wisata pantai di DIY memang tidak cukup terkenal di kalangan wisatawan
asing. Hal ini terlihat dari planning para responden yang hanya sekitar 17
responden yang mencantumkan pantai dalam rencana kunjungan mereka selama
di DIY
Sementara itu, sebanyak 9 responden (4,5%) berpendapat bahwa pantai di
DIY sangat bagus. Sebanyak 22 responden (9,5%) berpendapat bahwa wisata
pantai di DIY bagus, dan sebanyak 13 responden (6,5%) berpendapat wisata
pantai di DIY cukup bagus. Responden yang berpendapat bahwa wisata pantai di
DIY buruk sebanyak 2 responden (1%). Sisanya sebanyak 1 responden (0,5%)
berpendapat bahwa wisata pantai di DIY masih sangat buruk. Gambar 4.42
menunjukkan opini responden yang telah dikelompokkan menjadi tiga opini yaitu
bagus, buruk, dan tidak tahu.
Gambar 4.42
Opini Responden terhadap Atraksi Wisata Pantai di Yogyakarta
Sumber : Data Penelitian
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
99
2. Built Atraction
Built atraction ini terdiri dari beberapa komponen. Berikut adalah data
hasil wawancara dan kuisioner tentang opini para responden terhadap built
atraction yan ditawarkan di DIY.
2.1 Historic and Modern Building
Tabel 4.43
Opini Responden tentang Bangunan bersejarah dan Modern di Yogyakarta
No. Opini Frekuensi Prosentase
(%)
1 Sangat Bagus 71 35,5
2 Bagus 83 41,5
3 Cukup Bagus 30 15,0
4 Buruk 5 2,5
5 Sangat Buruk 2 1,0
6 Tidak Tahu 9 4,5
Total 200 100
Sumber: Data Penelitian
Dari 200 wisatawan asing backpacker yang dijadikan sample, sebanyak 83
responden (41,5%) berpendapat bahwa bangunan modern dan sejarah di DIY
bagus. Sementara sebanyak 71 responden (35,5%) berpendapat bangunan –
bangunan modern dn bersejarah di DIY sangat bagus. Responden yang
berpendapat bahwa bangunan modern dan bersejarah di DIY cukup bagus
sebanyak 30 orang (15%).
Dari total 200 responden, sebanyak 5 respoden (2,5%) berpendapat
bangunan – bangunan bersejarah dan modern di DIY buruk. Sebanyak 2
responden (1%) berpendapat bahwa bangunan di DIY sangat buruk, dan sisanya
sebanyak 9 responden (4,5%) mengatakan tidak tahu mengenai historical and
modern building di DIY. Responden yang mengatakan tidak tahu,dikarenakan
mereka belum mengunjungi objek – objek wisata terkait. Gambar 4.44
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
100
menyuguhkan data opini responden yang telah dikelompokkan menjadi tiga yaitu
bagus, buruk, dan tidak tahu.
Gambar 4.44
Opini Responden terhadap Bangunan Bersejarah dan Modern di
Yogyakarta
Sumber : Data Penelitian
2.2 Castles
Tabel 4.45
Opini Responden Tehadap Built Atraction “Castles” di Yogyakarta
No. Opini Frekuensi Prosentase
(%)
1 Sangat Bagus 51 25,5
2 Bagus 59 29,5
3 Cukup Bagus 18 9,0
4 Buruk 5 2,5
5 Sangat Buruk 1 0,5
6 Tidak Tahu 66 33,0
Total 200 100
Sumber : Data Penelitian
Dari data olahan hasil wawancara dan kuisioner pada tabel 4.45 di atas,
dapat diketahui bahwa sebanyak 66 responden (33%) mengatakan tidak tahu
tentang built atraction “castles” di DIY. Hal ini dikarenakan mereka tidak
mengunjungi atau belum mengunjungi objek wisata yang bersangkutan.
Sementara itu, sebanyak 51 responden (25,5%) berpendapat bahwa built
atraction “castles” di DIY sangat bagus. Responden yang mengatakan bahwa
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
101
objek wisata “castles” bagus sebanyak 59 responden (29,5%). Sebanyak 5
responden (2,5%) berpendapat bahwa built atraction “castles” di DIY masih
buruk. Sisanya sebanyak 1 orang responden (0,5%) berpendapat “castles” yang
dijadikan objek wisata di DIY masih sangat buruk. Gambar 4.46 menyuguhkan
data opini responden yang telah dikelompokkan menjadi tiga yaitu bagus, buruk,
dan tidak tahu.
Gambar 4.46
Opini Responden terhadap Built Attraction “Castels” di Yogyakarta
Sumber : Data Penelitian
2.3 Monument
Tabel 4.47
Opini Responden Terhadap Built Atraction Monument di Yogyakarta
No. Opini Frekuensi Prosentase
(%)
1 Sangat Bagus 30 15,0
2 Bagus 70 35,0
3 Cukup Bagus 37 18,5
4 Buruk 5 2,5
5 Sangat Buruk 2 1,0
6 Tidak Tahu 56 28,0
Total 200 100
Sumber : Data Penelitian
Dari 200 responden, sebanyak 70 responden (35%) berpendapat bahwa
built atraction “monument” di DIY bagus. Sementara responden yang
berpendapat bahwa atraksi wisata ini sangat bagus sebanyak 30 orang (15%).
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
102
Responden yang berependapat bahwa atraksi wisata “monument” sudah cukup
bagus sebanyak 37 responden (18,5%).
Sebanyak 5 responden (2%) berpendapat bahwa atraksi wisata
“monument” masih buruk. Sementara sebanyak 2 responden (1%), berpendapat
bahwa atraksi wisata “monument” masih sangat buruk. Sisanya, sebanyak 56
responden (28%) mengatakan tidak tahu mengenai atraksi “monument” di DIY.
Sama seperti sebelumya, responden yang menyatakan tidak tahu dikarenakan
mereka memang tidak merencanakan mengunjungi monumen, atau memang
belum mengunjungi atraksi wisata “monument” di DIY. Gambar 4.48
menyuguhkan data opini responden yang telah dikelompokkan menjadi tiga yaitu
bagus, buruk, dan tidak tahu.
Gambar 4.48
Opini Responden terhadap Built Attraction “Castels” di Yogyakarta
Sumber : Data Penelitian
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
103
2.4 Garden & Park
Tabel 4.49
Opini Responden Tehadap Garden & Park yang ada di Yogyakarta
No. Opini Frekuensi Prosentase
(%)
1 Sangat Bagus 13 6,5
2 Bagus 46 23,0
3 Cukup Bagus 30 15,0
4 Buruk 12 6,0
5 Sangat Buruk 7 3,5
6 Tidak Tahu 92 46,0
Total 200 100
Sumber : Data Penelitian
Sebagian besar dari para responden, yaitu sebnayak 92 responden (46%)
mengatakan tidak tahu tentang ketersediaan Garden & Park di DIY. Sementara
itu sebanyak 46 responden (23%) berpendapat bahwa Garden & Park di DIY
bagus. Responden yang berpendapat bahwa Garden & Park di DIY cukup bagus
sebanyak 30 responden (15%).
Sebanyak 12 responden (6%), berpendapat bahwa Garden & Park di DIY
masih buruk. Sisanya sebesar 7 responden (3,5%) berpendapat bahwa Garden &
Park di DIY masih sangat buruk. Gambar 4.50 menyuguhkan data opini
responden yang telah dikelompokkan menjadi tiga yaitu bagus, buruk, dan tidak
tahu.
Gambar 4.50
Opini Responden terhadap Garden & Park di Yogyakarta
Sumber : Data Penelitian
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
104
2.5 Museum
Tabel 4. 51
Opini Responden Terhadap Objek Wisata Museum di Yogyakarta
No. Opini Frekuensi Prosentase
1 Sangat Bagus 11 5,5
2 Bagus 56 28,0
3 Cukup Bagus 44 22,0
4 Buruk 21 10,5
5 Sangat Buruk 3 1,5
6 Tidak Tahu 65 32,5
Total 200 100
Sumber: Data Penelitian
Dari hasil olahan pada tabel 4.51 dapat diketahu bahwa sebagian besar
responden yaitu sebanyak 65 responden (32,5%) menyatakan tidak tahu mengenai
museum di Yogyakarta. Sementara itu, sebanyak 56 responden (28%) menyatakan
objek wisata museum di Yogyakarta bagus.
Responden yang berpendapat bahwa objek wisata museum di Yogyakarta
cukup bagus sebanyak 44 responden (22%). Sedangkan responden yang
menyatakan objek wisata museumdi Yogyakarta buruk sebanyak 21 responden
(10,5%). Sebanyak 11 responden (5,5%) menyatakan museum di Yogyakarta
sangat bagus, dan sisanya yaitu sebanyak 3 responden (1,5%) menyatakan
museum di Yogyakarta sangat buruk. Gambar 4.52 menyuguhkan data opini
responden yang telah dikelompokkan menjadi tiga yaitu bagus, buruk, dan tidak
tahu.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
105
Gambar 4.52
Opini Responden terhadap Garden & Park di Yogyakarta
Sumber : Data Penelitian
2.6 Theatres
Tabel 4.53
Opini Responden Terhadap Theathers di Yogyakarta
No. Opini Frekuensi Prosentase
(%)
1 Sangat Bagus 7 3,5
2 Bagus 37 18,5
3 Cukup Bagus 18 9,0
4 Buruk 4 2,0
5 Sangat Buruk 0 0,0
6 Tidak Tahu 134 67,0
Total 200 100,0
Sumber : Data Penelitian
Sama seperti pada poin Garden & Park dan museum, pada poin theatres
sebagian besar dari para responden, yaitu sebanyak 134 responden (67%)
mengatakan tidak mengetahui tentang theatres di DIY. Sedangkan responden
yang berpendapat theatres di DIY bagus sebanyak 37 responden (18,5%).
Responden yang berpendapat theatres di DIY sangat bagus sebanyak 7 responden
(3,5%). Sisanya sebanyak 4 responden (2%) berpendapat bahwa theatres di DIY
masih buruk. Gambar 4.54 menyuguhkan data opini responden yang telah
dikelompokkan menjadi tiga yaitu bagus, buruk, dan tidak tahu.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
106
Gambar 4.54
Opini Responden terhadap Theatres di Yogyakarta
Sumber : Data Penelitian
2.7 Art & Craft
Tabel 4.55
Opini Responden terhadap Art & Craft di Yogyakarta
No. Opini Frekuensi Prosentase
(%)
1 Sangat Bagus 67 33,5
2 Bagus 64 32,0
3 Cukup Bagus 36 18,0
4 Buruk 4 2,0
5 Sangat Buruk 1 0,5
6 Tidak tahu 28 14,0
Total 200 100,0
Sumber : Data Penelitian
Dari 200 responden, sebanyak 67 orang (33,5%) berpendapat bahwa Art &
Craft di DIY sangat bagus. Sementara sebanyak 64 responden (32%) berpendapat
bahwa Art & Craft di DIY Bagus. Responden yang berpendapat bahwa Art &
Craft di DIY cukup bagus sebanyak 36 responden (18%).
Sebanyak 4 responden (2%) berpendapat bahwa Art & Craft di DIY buruk.
Hanya sebanyak 1 responden (0,5%) berpendapat bahwa Art & Craft di DIY
sangat buruk. Sedangkan sisanya sebanyak 28 responden (14%) mengatakan tidak
tahu mengenai Art & Craft di DIY. Gambar 4.56 menyuguhkan data opini
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
107
responden yang telah dikelompokkan menjadi tiga yaitu bagus, buruk, dan tidak
tahu.
Gambar 4.56
Opini Responden terhadap Art & Craft di Yogyakarta
Sumber : Data Penelitian
2.8 History
Tabel 4.57
Opini Responden Terhadap History di Yogyakarta
No. Opini Frekuensi Prosentase
(%)
1 Sangat Bagus 66 33,0
2 Bagus 73 36,5
3 Cukup Bagus 26 13,0
4 Buruk 4 2,0
5 Sangat Buruk 2 1,0
6 Tidak Tahu 29 14,5
Total 200 100,0
Sumber : Data Penelitian
Dari 200 wisatawan asing backpacker yang dijadikan responden, sebanyak
29 responden (14,5%) mengatakan tidak tahu mengenai sejarah Yogyakarta.
Selanjutnya sebanyak 73 responden (36,5%) berpendapat bahwa sejarah yang ada
di Yogyakarta bagus. Sementara responden yang berpendapat sejarah Yogyakarta
sangat bagus sebanyak 66 responden (33%). Responden yang beranggapan bahwa
sejarah Yogyakarta cukup bagus sebanyak 26 responden (13%).
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
108
Sejumlah 4 responden (2%) berpendapat bahwa sejarah Yogyakarta buruk.
Sisanya sebanyak 2 responden (1%) berpendapat sejarah Yogyakarta sangat
buruk. Gambar 4.58 menyuguhkan data opini responden yang telah
dikelompokkan menjadi tiga yaitu bagus, buruk, dan tidak tahu.
Gambar 4.58
Opini Responden terhadap History di Yogyakarta
Sumber : Data Penelitian
2.9 Carnival & Festival
Tabel 4.59
Opini Responden Terhadap Carnival di Yogyakarta
No. Opini Frekuensi Prosentase
(%)
1 Sangat Bagus 3 1,5
2 Bagus 6 3,0
3 Cukup Bagus 9 4,5
4 Buruk 2 1,0
5 Sangat Buruk 0 0,0
6 Tidak Tahu 180 90,0
Total 200 100,0
Sumber : Data Penelitian
Untuk poin Carnival ini, sebagian besar dari responden yaitu sebanyak
180 responden (90%) mengatakan tidak tahu mengenai carnival. Hal ini dapat
dimaklumi, dikarenakan penelitian ini dilakukan antara bulan Maret – Mei , yang
memang sedang sepi carnival. Sementara responden yang berpendapat bahwa
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
109
carnival sangat bagus sebanyak 3 responden (1,5%), dan responden yang
berpendapat carnival di Yogyakarta bagus sebanyak 6 responden ( 3%).
Sementara responden yang berpendapat bahwa carnival di DIY cukup
bagus sebanyak 9 orang (4,5%). Sisanya, responden yang berpendapat bahwa
carnival di Yogyakarta buruk sebanyak 2 responden (1%). Tidak satupun dari
responden mengatakan bahwa carnival DIY sangat buruk. Gambar 4.60
menyuguhkan data opini responden yang telah dikelompokkan menjadi tiga yaitu
bagus, buruk, dan tidak tahu.
Gambar 4.60
Opini Responden terhadap Carnival di Yogyakarta
Sumber : Data Penelitian
Tabel 4.61
Opini Responden terhadap Atraksi Wisata Festival di Yogyakarta
No. Opini Frekuensi Prosentase
(%)
1 Sangat Bagus 5 2,5
2 Bagus 11 5,5
3 Cukup Bagus 7 3,5
4 Buruk 1 0,5
5 Sangat Buruk 0 0
6 Tidak Tahu 176 88
Total 200 100 Sumber : Data Olahan SPSS
Sama halnya dengan bagian carnival, untuk festival sebagian besar
responden menjawab tidak tahu, yaitu sebanyak 176 responden (88%). Hal ini
dapt dimaklumi karena waktu ketika penelitian ini dilaksanankan yaitu bulan
Maret – Mei, sedang sepi festival.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
110
Selanjutnya sebanyak 11 responden (5,5%) berpendapat bahwa festival
yang diadakan di Yogyakarta bagus. Sementara itu, responden yangberpendapat
bahwa festival di Yogyakarta cukup bagus sebanyak 7 responden (3,5%). Sisanya
sebanyak 1 responden (0,5%) mengatakan bahwa festival di Yogyakarta buruk.
Tidak ada satupun dari responden yang berpendapat bahwa festival di Yogyakarta
sangat buruk. Gambar 4.62 menyuguhkan data opini responden yang telah
dikelompokkan menjadi tiga yaitu bagus, buruk, dan tidak tahu.
Gambar 4.62
Opini Responden terhadap Festival di Yogyakarta
Sumber : Data Penelitian
3. Kesimpulan Opini Responden Terhadap Atraksi Wisata di Yogyakarta
Berikut ini adalah kesimpulan opini responden terhadap atraksi wisata di
Yogyakarta. Untuk lebih menyederhanakan, maka opini di bagi kedalam tiga
opini, yaitu :
a) Bagus , yaitu pengelompokan dari opini cukup bagus, bagus, dan sangat
bagus.
b) Buruk, yaitu pengelompokan opini dari buruk dan sangat buruk.
c) Tidak tahu
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
111
Tabel 4.63
Opini Responden Terhadap Infrastruktur di Yogyakarta
No. Atraksi Wisata Opini
Bagus
(%)
Buruk
(%)
Tidak tahu
(%)
1 Landscape 88,0 4,0 8,0
2 Mountain 70,0 2,0 28,0
3 Beach 20,5 1,5 78,0
4 Historic & Modern
Building
92,0 3,5 4,5
5 Castles 64,0 3,0 33,0
6 Monument 68,5 3,0 28,0
7 Garden & Park 44,5 9,5 46,0
8 Museum 55,5 12,0 32,5
9 Theatres 31,0 2,0 67,0
10 Art & Craft 83,5 2,5 14
11 History 81,5 3,0 14,5
12 Carnival 9,0 1,0 90,0
13 Festival 11,5 0,5 88
Sumber : Data Penelitian
Dari pengelompokan opini pada tabel 4.63 di atas, dapat dilihat bahwa para
wisatawan backpacker di Yogyakarta sebagian besar berpendapat atraksi wisata di
Yogyakarta sudah bagus. Atraksi wisata yang paling banyak mendapat tanggapan
bagus adalah : Historic & Modern Building, Landscape, Art & Craft, History,
Mountain, monument, castles, dan museum. Atraksi wisata yang paling banyak
mendapat opini buruk adalah museum (12,0%). Atraksi wisata yang paling
banyak mendapat opini tidak tahu dari responden adalah carnival, festival, pantai
dan theatres. Responden yang menyatakan tidak tahu dikarenakan mereka tidak
mengetahui tentang komponen yang ditanyakan atau tidak mau memberikan
tanggapan terhadap komponen yang ditanyakan.
Berikut ini adalah beberapa tanggapan responden mengenai atraksi wisata
yang ada di Yogyakarta :
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
112
“Very interesting place, will worth visiting, very good also as a basis for
visiting places of interest nearby (especialy borobudur & prambanan)
exelent public transport ( tran Jogja Bus)” (Sibylle Kapferer, 44, Austria)
“Nice city, very good attraction, good transport system” (Alex Little, 23,
Inggris)
“Interesting, cultural and exotic place with very nice natural and historical
places. especially Borobudur”( Nestor Munoz, 28, Spanyol)
“A lot of cultures in and arround the city that is worth visiting and gives a
good idea of the Central Java culture”.( Hiske, 28, Belanda)
c. Fasilitas
Komponen penawaran yang terakhir adalah fasilitas (superstucture).
Fasilitas di sini meliputi ketersediaan akomodasi, transportasi, restoran,
bank/money changer, TIC ( Tourist Information Centre), Retail Outlet, dan
Guide.
Dari bagian ini, nantinya dapat diketahui tanggapan para responden
terhadap penyediaan fasilitas – fasilitas tersebut, sehingga nantinya dapat
dijadikan acuan bagi perbaikan pelayanan pariwisata Yogyakarta. Berikut ini
adalah olahan data hasil wawancara dan kuisioner yang dilakukan terhadap 200
wisatawan asing backpacker yang dijadikan sample penelitian :
1. Akomodasi
Tabel 4.64
Opini Responden Terhadap Akomodasi di Yogyakarta
No. Opini Frekuensi Prosentase
1 Sangat Bagus 50 25,0
2 Bagus 110 55,0
3 Cukup Bagus 37 18,5
4 Buruk 3 1,5
5 Sangat Buruk 0 0,0
6 Tidak tahu 0 0,0
Total 200 100,0
Sumber : Data Penelitian
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
113
Dari 200 wisatawan asing backpacker yang dijadikan responden, sebanyak
110 responden (55,0%) menyatakan bahwa penyediaan akomodasi di Yogyakarta
bagus. Sebanyak 50 responden (25,0%) menyatakan akomodasi di Yogyakarta
sangat bagus. Sementara itu responden yang berpendapat akomodasi yang tersedia
cukup bagus sebanyak 37 responden (18,5%). Sisanya sebanyak 3 responden
(1,5%) menyatakan bahwa akomodasi di Yogyakarta buruk. Gambar 4.65
menyuguhkan data opini responden yang telah dikelompokkan menjadi tiga yaitu
bagus, buruk, dan tidak tahu.
Gambar 4.65
Opini Responden terhadap Akomodasi di Yogyakarta
Sumber : Data Penelitian
2. Transportasi
Pada bagian ini akan ditanyakan kepada para responden tentang alat
transportasi yang disediakan untuk memperlancar dalam menjangkau tempat –
tempat tujuan wisata di DIY. Transportasi yang ditanyakan dalam penelitian ini
meliputi : Trans Jogja, Bus Umum, Alat Transportasi Tradisional, dan Taxi.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
114
2.1. Trans Jogja
Tabel 4.66
Opini Reponden Terhadap Bus Trans Jogja
No. Opini Frekuensi Prosentase
(%)
1 Sangat Bagus 31 15,5
2 Bagus 74 37,0
3 Cukup Bagus 11 5,5
4 Buruk 3 1,5
5 Sangat Buruk 2 1,0
6 Tidak Tahu 79 38,5
Total 200 100
Sumber : Data Penelitian
Sebanyak 79 responden (38.5%) menyatakan mereka tidak mengetahui
tentang trans jogja. Sementara itu, responden yang menyatakan Bus Trans Jogja
sudah bagus sebanyak 74 responden (37,0%). Responden yang menyatakan
bahwa Bus Trans Jogja sangat bagus sebanyak 31 responden (15,5%).
Dari 200 wisatawan asing yang dijadikan responden, sebanyak 11
responden berpendapat bahwa Bus Trans Jogja cukup bagus. Sementara itu,
sebanyak 3 responden (1,5%) menyatakan Bus Trans Jogja buruk, dan sebanyak 2
responden (1,0%) menyatakan Bus Trans Jogja sangat buruk. Gambar 4.67
menyuguhkan data opini responden yang telah dikelompokkan menjadi tiga yaitu
bagus, buruk, dan tidak tahu.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
115
Gambar 4.67
Opini Responden terhadap Bus Trans Jogja di Yogyakarta
Sumber : Data Penelitian
2.2. Bus Umum
Tabel 4.68
Opini Responden Terhadap Transportasi Bus Umum di Yogyakarta
No. Opini Frekuensi Prosentase
(%)
1 Sangat Bagus 6 3,0
2 Bagus 43 21,5
3 Cukup Bagus 29 14,5
4 Buruk 10 5,0
5 Sangat Buruk 2 1,0
6 Tidak Tahu 110 55,0
Total 200 100 Sumber : Data Penelitian
Dari hasil olahan data di tabel 4.68 di atas, sebagian besar dari responden
yaitu sebanyak 110 orang (55%) mengatakan tidak tahu tentang Bus Umum yang
ada di Yogyakarta. Banyaknya responden yang menyatakan tidak tahu,
dikarenakan mereka tidak menggunakan atau belum menggunakan bus
umum,sehingga belum dapat berpendapat atau menilai.
Responden yang berpendapat bahwa fasilitas bus umum yang ada di DIY
bagus sebanyak 43 responden (21,5%). Sedangkan responden yang berpendapat
fasilitas bus umum sangat bagus sebanyak 6 responden (3%). Responden yang
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
116
berpendapat bahwa fasilitas bus umum cukup bagus sebanyak 29 responden
(14,5%).
Dari 200 wisatawan asing yang dijadikan responden, sebanyak 11 orang
(5,5%) menyatakan fasilitas bus umum di DIY buruk. Sedangkan responden yang
menyatakan fasilitas bus umum di DIY sangat buruk sebanyak 2 orang (1%).
Gambar 4.69 menyuguhkan data opini responden yang telah dikelompokkan
menjadi tiga yaitu bagus, buruk, dan tidak tahu.
Gambar 4.69
Opini Responden terhadap Bus Umum di Yogyakarta
Sumber : Data Penelitian
2.3. Alat Transportasi Tradisional
Tabel 4. 70
Opini Responden Terhadap Transportasi Tradisional di Yogyakarta
No. Opini Frekuensi Prosentase
(%)
1 Sangat Bagus 39 19,5
2 Bagus 60 30,0
3 Cukup Bagus 36 18,0
4 Buruk 6 3,0
5 Sangat Buruk 2 1,0
6 Tidak Tahu 57 28,5
Total 200 100
Sumber : Data Olahan SPSS
Tabel 4.70 memperlihatkan tanggapan para responden terhadap fasilitas
tranportasi tradisional yang ada Yogyakarta. Sebanyak 60 responden (30%)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
117
berpendapat bahwa alat transportasi tradisional di DIY bagus. Sedangkan
responden yang tidak tahu sebanyak 57 responden (28,5%).
Responden yang berpendapat bahwa sarana transportasi tradisional di DIY
cukup bagus sebanyak 36 responden atau sekitar 18%. Sebanyak 8 responden
(4%) berpendapat sara transportasi tradisional di DIY buruk, dan sisanya sebesar
2 responden (1%) berpendapat bahwa sarana transportasi tradisional di DIY
sangat buruk. Gambar 4.71 menyuguhkan data opini responden yang telah
dikelompokkan menjadi tiga yaitu bagus, buruk, dan tidak tahu.
Gambar 4.71
Opini Responden terhadap Transportasi Tradisional di Yogyakarta
Sumber : Data Penelitian
2.4. Taksi
Tabel 4.72
Opini Responden Terhadap Transportasi Taksi di Yogyakarta
No. Opini Frekuensi Prosentase
(%)
1 Sangat Bagus 18 9,0
2 Bagus 57 28,5
3 Cukup Bagus 36 18,0
4 Buruk 7 3,5
5 Sangat Buruk 2 1,0
6 Tidak Tahu 80 40,0
Total 200 100
Sumber : Data Penelitian
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
118
Dari data pada tabel 4.72, dapat dilihat bahwa sebanyak 80 responden
(40%) mengatakan bahwa mereka tidak tahu mengenai transportasi taksi di DIY.
Ini dapat disebabkan mereka tidak menggunakan transportasi taksi. Selanjutnya
sebanyak 57 responden (28,5%) mengatakan bahwa transportasi taksi di DIY
sudah bagus.
Responden yang berpendapat bahwa transportasi taksi di DIY cukup bagus
sebanyak 36 responden (18%). Sedangkan sebanyak 8 responden (4%)
berpendapat bahwa transportasi taksi di DIY masih buruk, dan sisanya sebanyak 2
responden (1%) berpendapat bahwa transportasi di DIY sangat buruk. Gambar
4.73 menyuguhkan data opini responden yang telah dikelompokkan menjadi tiga
yaitu bagus, buruk, dan tidak tahu.
Gambar 4.73
Opini Responden terhadap Transportasi Taksi di Yogyakarta
Sumber : Data Penelitian
3. Restoran
Restoran merupakan salah satu komponen pokok penawaran pariwisata.
Berikut ini adalah olahan data hasil wawancara dan kuisioner tentang tanggapan
200 wisatawan asing backpacker yang dijadikan sample terhadap fasilitas dan
ketersediaan restoran/tempat makan di DIY :
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
119
Tabel 4. 74
Opini Responden Terhadap Restoran di Yogyakarta
No. Opini Frekuensi Prosentase
(%)
1 Sangat Bagus 53 26,5
2 Bagus 101 50,5
3 Cukup Bagus 32 16,0
4 Buruk 4 2,0
5 Sangat Buruk 2 1,0
6 Tidak Tahu 8 4,0
Total 200 100
Sumber : Data Penelitian
Dari 200 responden, sebanyak 101 responden (51%) berpendapat bahwa
restoran di DIY bagus. Sedangkan responden yang berpendapat bahwa resyoran di
DIY sangat bagus sebanyak 53 responden (26,5%). Sementara itu, sebanyak 32
responden (16%) berpendapat bahwa restoran/tempat makan yang ada di DIY
sudah cukup bagus.
Sebanyak 8 responden (4%) mengatakan tidak tahu mengenai
restoran/tempat makan di DIY. Responden yang berpendapat bahwa
restoran/tempat makan di DIY buruk sebanyak 4 responden (2%), dan sisanya
sebanyak 2 responden (1%) berpendapat restoran/tempat makan di DIY sangat
buruk. Gambar 4.75 menyuguhkan data opini responden yang telah
dikelompokkan menjadi tiga yaitu bagus, buruk, dan tidak tahu.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
120
Gambar 4.75
Opini Responden terhadap Restoran di Yogyakarta
Sumber : Data Penelitian
4. Bank/Money Changer
Salah satu komponen penawaran pariwisata yang penting adalah
ketersediaan bank/money changer. Berikut adalah tanggapan para responden
terhadap ketersediaan bank/money changer di DIY.
Tabel 4.76
Opini Responden Tentang Ketersediaan Bank/Money Changer di Yogyakarta
No. Opini Frekuensi Prosentasi
(%)
1 Sangat Bagus 50 25,0
2 Bagus 82 41,0
3 Cukup Bagus 27 13,5
4 Buruk 1 0,5
5 Sangat Buruk 1 0,5
6 Tidak Tahu 39 19,5
Total 200 100
Sumber : Data Penelitian
Dari tabel 4.76 di atas, dapat dilihat sebagian besar responden yaitu
sejumlah 82 responden (41%), berpendapat ketersediaan bank/money changer di
DIY bagus. Sedangkan responden yang berpendapat ketersediaan bank/money
changer di DIY sangat bagus sebanyak 50 responden (25%).
Sebanyak 39 responden (19,5%) mengatakan tidak tahu mengenai
bank/money changer di DIY. Responden yang berpendapat bahwa bank/money
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
121
changer di DIY buruk sebanyak 1 responden (0,5%). Hanya satu responden saja
yang beranggapan bank/money changer di DIY sangat buruk. Gambar 4.77
menyuguhkan data opini responden yang telah dikelompokkan menjadi tiga yaitu
bagus, buruk, dan tidak tahu.
Gambar 4.77
Opini Responden terhadap Bank/Money Changer di Yogyakarta
Sumber : Data Penelitian
5. TIC ( Tourist Information Center)
Peran TIC sangat penting bagi sebuah industri pariwisata dan juga bagi
para wisatawan itu sendiri. Walaupun sebagian besar para wisatawan sudah
menggunakan guidebook, akan tetapi terkadang guidebook tidak selalu up to date.
Untuk itu, keberadaan TIC sangat penting dalam sebuah destinasi pariwisata.
Berkut ini olahan data mengenai opini para responden terhadap keberadaan dan
pelayanan TIC di DIY :
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
122
Tabel 4.78
Opini Responden terhadap Tourist Information Centre di Yogyakarta
No. Opini Frekuensi Prosentase
(%)
1 Sangat Bagus 19 9,5
2 Bagus 48 24,0
3 Cukup Bagus 22 11,0
4 Buruk 41 20,5
5 Sangat Buruk 8 4,0
6 Tidak Tahu 62 31,0
Total 200 100,0
Sumber : Data Penelitian
Dari 200 responden yang diberikan pertanyaan seputar TIC di DIY
sebanyak 62 responden (31%) menyatakan tidak tahu. Menurut mereka, mereka
tidak melihat atau menemukan TIC di DIY. Sebanyak 48 responden (24%)
berpendapat bahwa TIC di DIY bagus, akan tetapi sebanyak 41 responden
(20,5%) menyatakan bahwa di TIC di DIY buruk. Hal ini di dasari atas sulitnya
mereka menemukan TIC.
Responden yang berpendapat TIC di DIY cukup bagus sebanyak 22
responden (11%). Sedangkan yang berpendapat TIC sangat bagus sebanyak 21
responden (10,5%). Sebanyak 9 responden (4,5%) berpendapat bahwa TIC di DIY
sangat buruk. Gambar 4.79 menyuguhkan data opini responden yang telah
dikelompokkan menjadi tiga yaitu bagus, buruk, dan tidak tahu.
Gambar 4.79
Opini Responden terhadap Tourist Information Centre di Yogyakarta
Sumber : Data Penelitian
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
123
6. Retail Outlet
Salah satu komponen dalam penawaran pariwisata adalah tersedianya
retail outlet. Retail outlet dalam bahasa sederhananya adalah tempat belanja yang
memungkinkan para wisatawan untuk membeli souvenir/oleh – oleh dari sebuah
destinasi wisata. Berikut adalah tanggapan responden mengenai keberadaan retail
outlet di DIY:
Tabel 4.80
Opini Responden Terhadap Retail Outlet yang Ada di Yogyakarta
No. Opini Frekuensi Prosentase
(%)
1 Sangat Bagus 18 9,0
2 Bagus 48 24,0
3 Cukup Bagus 45 22,5
4 Buruk 4 2,0
5 Sangat Buruk 2 1,0
6 Tidak Tahu 83 41,5
Total 200 100,0
Sumber : Data Penelitian
Dari data di atas (tabel 4.80), dapat dilihat sebanyak 83 responden (41,5%)
mengatakan tidak tahu mengenai retail outlet di DIY. Sedangakn responden yang
menganggap retail outlet di DIY bagus sebanyak 48 responden (24%).
Responden yang menganggap retail outlet di DIY cukup bagus sebanyak 48
responden (24%). Dari 200 responden, sebanyak 4 responden (2%) berpendapat
retail outlet di DIY buruk,dan sebanyak 2 responden (1%) beranggapan retail
outlet di DIY sangat buruk. Gambar 4.81 menyuguhkan data opini responden
yang telah dikelompokkan menjadi tiga yaitu bagus, buruk, dan tidak tahu
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
124
Gambar 4.81
Opini Responden terhadap Retail Outlet di Yogyakarta
Sumber : Data Penelitian
7. Guide
Guide juga merupakan unsur yang penting dalam sebuah destinasi wisata.
Kecakapan seorang guide dalam memberikan penjelasan mengenai keberadaan
suatu destinasi akan memberikan kesan tersendiri kepada wisatawan tersebut.
Berikut adalah tanggapan para responden terhadap guide yang ada di tempat –
tempat wisata di DIY.
Tabel 4.82
Opini Responden terhadap Guide di Yogyakarta
No. Opini Frekuensi Prosentase
(%)
1 Sangat Bagus 20 10,0
2 Bagus 70 35,0
3 Cukup bagus 18 9,0
4 Buruk 3 1,5
5 Sangat Buruk 1 0,5
6 Tidak Tahu 88 44,0
Total 200 100,0
Sumber : Data Penelitian
Dari 200 responden, sebanyak 88 responden (43.8%) menyatakan tidak
tahu mengenai guide yang ada di DIY. Hal ini dapat diakibatkan karena para
wisatawan backpacker tidak selalu menggunakan guide, untuk menghemat biaya.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
125
Sementara itu, sebanyak 70 responden (35%) berpendapat guide di DIY
bagus. Sebanyak 20 responden (10%), menyatakan guide di DIY sangat bagus.
Sedangkan responden yang menyatakan guide di DIY cukup bagus sebanyak 18
orang (9%).
Responden yang berpendapat bahwa guide di DIY buruk sebanyak 3
responden (1,5%). Sedangkan responden yang berpendapat guide di DIY sangat
buruk hanya satu orang responden (0,5%). Gambar 4.83 menyuguhkan data opini
responden yang telah dikelompokkan menjadi tiga yaitu bagus, buruk, dan tidak
tahu.
Gambar 4.83
Opini Responden terhadap Guide di Yogyakarta
Sumber : Data Penelitian
8. Kesimpulan Opini Responden Terhadap Fasilitas Pariwisata di
Yogyakarta
Berikut ini adalah kesimpulan opini responden terhadap atraksi wisata di
Yogyakarta. Untuk lebih menyederhanakan, maka opini di bagi kedalam tiga
opini, yaitu :
a) Bagus , yaitu pengelompokan dari opini cukup bagus, bagus, dan sangat
bagus.
b) Buruk, yaitu pengelompokan opini dari buruk dan sangat buruk.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
126
c) Tidak tahu.
Tabel 4.84
Opini Responden Terhadap Infrastruktur di Yogyakarta
No. Fasilitas Opini
Bagus
(%)
Buruk
(%)
Tidak tahu
(%)
1 Akomodasi 99,0 1,5 0,0
2 Bus Trans Jogja 58,0 2,4 38,5
3 Bus Umum 39,0 6,0 55,0
4 Alat Transportasi Tradisional 67,5 4,0 28,5
5 Taksi 55,5 4,5 40,0
6 Restoran 93,0 3,0 4,0
7 Bank/Money Changer 79,5 1,0 19,5
8 TIC 44.5 24,5 31,0
9 Retail Outlet 55,5 3,0 41,5
10 Guide 54,0 2,0 44,0
Sumber : Data Penelitian
Dari pengelompokan opini pada tabel 4.84 di atas, dapat dilihat bahwa para
wisatawan backpacker di Yogyakarta sebagian besar berpendapat bahwa fasilitas
pariwisata di Yogyakarta sudah bagus. Fasilitas pariwisata yang paling banyak
mendapat tanggapan bagus adalah: Akomodasi, Restoran/Warung, Bank/Money
Changer, Alat transportasi tradisional, Bus Trans Jogja, Taksi, Retail Outlet, dan
Guide. Fasilitas pariwisata yang paling banyak mendapat opini buruk adalah TIC
(24,5%). Fasilitas pariwisata yang paling banyak mendapat opini tidak tahu dari
responden bus umum, guide, retail outlet, dan taksi. Responden yang menyatakan
tidak tahu dikarenakan mereka tidak mengetahui tentang komponen yang
ditanyakan atau tidak mau memberikan tanggapan terhadap komponen yang
ditanyakan.
Berikut ini adalah beberapa tanggapan responden mengenai fasilitas
pariwisata yang ada di Yogyakarta :
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
127
“Yogya is a culturally interesting city where you can easily spend a few nice
days. I enjoyed my stay here. The tourist information could be improved
though. They couldn’t tell us anything besides what we already knew from
our guidebook (Lonely Planet). Information like bus map and timetables
would be very useful. Without it we have to use becak all the time” (Silke,
27, Jerman)
“Yogyakarta is really nice and there is much interesting to do.
Improvement ; Put more english translate expalnation” (Stefan Marche, 35,
Belgia)
“Manageable city, beautiful sights (in and outside city), easy transportation,
cheap accomodation and food. Some of the local try and take advantage of
tourist”( Alex Secora, 28, Amerika)
“Easy to get arround Yogyakarta, but need more information for doing
tourist activities without a travel agency. Example : take a becak to sultan
palace for puppet show. Pay Rp. 10.000,00 for becak and Rp. 17.000,00 for
puppet show and palace. Provide more daytime activity information. Very
friendly people, enjoy our stay” (Aarow Fargo, 33, Amerika).
d) Pola Pengeluaran Wisatawan asing ala Backpacker di Yogyakarta
Dalam penelitian ini, ditanyakan kepada para responden berapa banyak
budget yang mereka siapkan dan alokasi dana mereka. Sehingga, dari alokasi
tersebut nantinya dapat kita lihat bagaimanakah pola penngeluaran para
wisatawan ini. Selanjutnya dapat kita lihat sektor mana saja yang mendapat
alokasi paling besar. Semakin jauh, kita dapat melihat dampaknya terhadap
ekonomi masyarakat lokal DIY.
1) Lama Tinggal (LOS/Length Of Stay)
Setelah dilakukan wawancara dan penyebaran kuisioner kepada 200
wisatawan asing di DIY, di dapatkan data sebagai berikut :
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
128
Tabel 4. 85
Tabel LOS Wisatawan Asing Ala Backpacker di Yogyakarta
No. Lama Tinggal Frek Prosentase
(%)
1 < 7 hari 172 86,0
2 7 – 13 hari 21 10,5
3 14– 20 hari 4 12,0
4 21 – 27 hari 3 1,5
4 >27 hari 0 0,0
Total 200 100,0
Rata – rata LOS 4,57 hari
Sumber : Data Penelitian
Dari hasil olahan data yang tersaji dalam tabel 4.85 di atas, dapat kita
lihat bahwa sebagian besar para wisatawan menghabiskan kurang dari 7 hari
untuk berkunjung ke Yogyakarta, yaitu sebanyak 172 responden (86,0%).
Rata – rata lama tinggal para wisatawan asing ala backpacker ini adalah
selama 4,57 hari.
2) Budget
Berikut ini adalah data hasil wawancara dan kuisioner terhadap 200
wisatawan yang telah diolah dengan SPSS :
Tabel 4. 86
Budget Wisatawan Asing Backpacker Selama Kunjungan di Yogyakarta
No. Range Budget Frek Prosentase
(%)
1 < Rp. 1.000.000 28 14,00
2 Rp. 1.000.000 – < Rp. 2.000.000 131 65,50
3 Rp. 2.000.000 – <Rp. 3.000.000,00 7 3,50
4 Rp. 3.000.000,00 – <Rp. 4.000.000,00 7 3,50
5 Rp. 4.000.000,00 – <Rp.5.000.000,00 7 3,50
6 Rp. 5.000.000,00 5 2,50
Total 185 100
Rata – Rata Budget Rp. 1,655,890,00.
Sumber : Data Penelitian
Dari sebanyak 200 responden, hanya sebanyak 185 responden yang
menuliskan budget mereka selama di DIY. Para responden agak kesulitan dalam
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
129
menuliskan budget mereka, karena mereka mengaku tidak begitu memperhatikan
masalah budget.
Olahan data pada tabel 4.86 di atas, manyajikan bahwa sebagian besar
alokasi budget berkisar antara Rp.1.000.000,00 – Rp. 2.000.000,00 yaitu sebanyak
65,50%. Sedangkan rata – rata budget para wisatawan asing para backpacker ini
adalah sebesar Rp. 1,655,890,00.
Berikut ini adalah alokasi budget para responden selama perjalanan wisata
di Yogyakarta :
i. Akomodasi
Tabel 4.87
Alokasi Budget Para Wisatawan Asing Backpacker untuk Akomodasi
selama di Yogyakarta
No. Range budget Frek Prosentase
(%)
1 < Rp. 100.000,00 6 3,0
2 Rp. 100.000 – < Rp. 500.000 130 65,0
3 Rp. 500.000 – < Rp.1.000.000 32 16,0
4 Rp. 1.000.000 – < Rp. 1.500.000 7 3,5
5 Rp. 1.500.000 – < Rp. 2.000.000 1 0,5
6 Rp. 2.000.000 1 0,5
Total 177 100,0
Rata – rata budget yang dihabiskan Rp. 435,056.50
Sumber : Data Penelitian
Dari tabel 4.87 di atas dapat dilihat bahwa dari 200 responden sebanyak 177
responden yang menjawab alokasi budget yang mereka habiskan untuk
akomodasi. Sebagian besar reponden, yaitu sebanyak 130 orang (65%)
menghabiskan budget untuk akomodasi antara Rp.101.000,00 – Rp. 500.000,00.
Rata – rata budget yang mereka habiskan untuk akomodasi adalah sebesar Rp.
435,056.00.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
130
ii. Berbelanja (Shopping)
Tabel 4.88
Alokasi Budget Para Wisatawan Asing Backpacker untuk Shopping selama di
Yogyakarta
No. Budget Frek Prosentase
(%)
1 < 100.000 11 5,5
2 100.000 – < 500.000 89 44,5
3 501.000 – < 1.000.000 9 4,5
4 1.001.000 – < 1.500.000 3 1,5
5 1.500.0000 2 1,0
Total 114 100
Rata – Rata budget Rp. 317,831.86
Sumber : Data Penelitian
Pada tabel 4.88 di atas, dapat dilihat bahwa dari 200 responden sebanyak
114 responden yang menjawab mengenai alokasi budget mereka untuk berbelanja.
Sebagian besar dari responden, yaitu sebanyak 89 responden (44,5%) menyatakan
menghabiskan budget antara 100.0000 – 500.000 untuk berbelanja selama
kunjungan wisata di Yogyakarta. Rata – rata budget yang dihabiskan untuk
berbelanja adalah sebesar Rp. 317,831.00.
iii. Food & Beverages
Tabel 4.89
Alokasi Budget Para Wisatawan Asing Backpacker untuk Food & Beverages
selama di Yogyakarta
No. Budget Frek Prosentase
(%)
1 < 100.000 2 1,0
2 100.000 – < 500.000 151 75,5
3 500.000 – < 1.000.000 24 12,0
4 1.000.000 – < 1.500.000 6 3,0
5 1.500.0000 0 0,0
Total 183 100
Rata – Rata budget Rp. 368,661.20
Sumber : Data Penelitian
Data pada tabel 4.89 di atas memperlihatkan budget para responden untuk
food & beverages. Dari 200 responden, sebanyak 183 responden yang menjawab
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
131
pertanyaan tentang budget untuk makanan & minuman selama kunjungan di
Yogyakarta.
Sebanyak 151 responden (75,5%) menyatakan menghabiskan budget antara
100.000 – 500.000 untuk food & beverages selama kunjungan di Yogyakarta.
Rata – rata budget yang dihabiskan adalah Rp. 368.661,00.
iv. Sightseeing
Tabel 4.90
Alokasi Budget Para Wisatawan Asing Backpacker untuk Sightseeing selama
di Yogyakarta
No. Budget Frek Prosentase
(%)
1 < 500.000 149 74,5
2 500.000 – < 1.000.000 31 15,5
3 1.000.000 – <1.500.000 3 1,5
4 1.500.000 0 0,0
Total 183 100
Rata – Rata budget Rp. 378,989.07
Sumber : Data Penelitian
Tabel 4.92 di atas menyajikan budget para wisatawan asing ala backpacker
untuk sightseeing (jalan – jalan) selama kunjungan wisata di Yogyakarta.
Sebagian besar para responden, yaitu sebanyak 149 orang (74,5%) menghabiskan
kurang dari Rp. 500.000,00 untuk sightseeing. Rata – rata budget yang dihabiskan
adalah sebesar Rp. 378,989.00.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
132
v. Transportasi
Tabel 4.91
Alokasi Budget Para Wisatawan Asing Backpacker untuk transportasi selama
di Yogyakarta
No. Budget Frek Prosentase
(%)
1 < 100.000 45 22,5
2 100.000 – <500.000 121 60,5
3 500.000 – < 1.000.000 10 5,0
4 1.000.000 – <1.500.000 1 2,0
5 1.500.000 0 0,0
Total 177 100
Rata – Rata budget Rp. 160,288.89
Sumber : Data Penelitian
Tabel 4.91 di atas menyajikan budget yang dihabiskan para responden untuk
transportasi selama kunjungan wisata di Yogyakarta. Sebagian besar responden
yaitu sebanyak 121 orang (60,5%) menyatakan mereka mengahbiskan budget
antara Rp. 100.000,00 – Rp. 500.000,00. Rata – rata budget yang dihabiskan
adalah sebanyak Rp. 160,288.00
vi. Entertainment
Tabel 4.92
Alokasi Budget Para Wisatawan Asing Backpacker untuk Entertainment
selama di Yogyakarta
No. Budget Frek Prosentase
(%)
1 < 100.000 15 7,5
2 100.000 – < 500.000 54 27,0
3 501.000 – < 1.000.000 4 2,0
4 1.001.000 – < 1.500.000 0 0,0
5 1.500.000 0 0,0
Total 73 100
Rata – Rata budget Rp. 180,625.00
Sumber : Data Penelitian
Dari 200 responden hanya sebanyak 73 responden yang menuliskan budget
untuk entertainment. Sebanyak 54 responden (27%) menyatakan budget untuk
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
133
entertainment selama di Yogyakarta antara Rp. 100.000,00 – Rp. 500.000,00.
Rata – rata budget untuk entertainment sebanyak Rp. 180.625,00.
vii. Budget untuk Lain – lain
Tabel 4.93
Alokasi Budget Para Wisatawan Asing Backpacker untuk lain – lain
selama di Yogyakarta
No. Budget Frek Prosentase
(%)
1 < 100.000 25 12,5
2 100.000 – < 500.000 51 25,5
3 500.000 – < 1.000.000 2 1,0
4 1.000.000 – < 1.500.000 0 0
5 1.500.000 0 0
Total 78 100
Rata – Rata budget Rp. 150,407.89
Sumber : Data Penelitian
Tabel 4.93 di atas menyajikan data budget para wisatawan untuk lain – lain.
Dari 200 responden hanya 78 responden yang menuliskan budget untuk lain –
lain. Sebanyak 51 responden (25,5%) menyatakan menghabiskan budget antara
Rp. 100.000,00 – Rp. 500.000,00. Sementara itu, rata – rata budget untuk lain –
lain adalah sebesar Rp. 150.407,00.
3) Expenditure Pattern (Pola Pengeluaran)
Pada bagian ini akan diulas mengenai hasil olahan data tentang alokasi dana
para wisatawan asing yang dijadikan responden dalam penelitian ini. Kepada para
responden ditanyakan berapa yang mereka habiskan atau alokasikan dari budget
mereka untuk akomodasi, belanja, makanan & minuman, jalan – jalan,
transportasi, hiburan, dan lain – lain. Berikut adalah hasil olahan data wawancara
dan kuisioner yang telah diolah dengan SPSS :
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
134
Tabel 4.94
Rata – rata Prosentase Pola Pengeluaran Wisatawan Asing Ala
Backpacker di Yogyakarta
No. Jenis Pengeluaran Prosentase
(%)
1 Akomodasi 25,22
2 Shopping 9,48
3 Food & Beverages 22,56
4 Sightseeing 26,47
5 Transportasi 9,16
6 Entertainment 3,58
7 Others 3,53
Total 100,00
Sumber : Data Penelitian
Tabel 4.94 di atas, adalah rata – rata prosentase budget yang dihabiskan oleh
wisatawan asing ala backpacker selama kunjunganya di Yogyakarta. Prosentase
paling besar ditempati oleh sightseeing atau jalan – jalan mengunjungi objek –
objek wisata yang ada di Yogyakarta. Untuk seigthseeing, rata – rata budget yang
dikeluarkan adalah sebesar 26,47% dari total budget.
Posisi kedua ditempati oleh sektor akomodasi. Para wisatawan asing ala
backpacker ini rata – rata menghabiskan sebesar 25,22% dari budget mereka
untuk membayar akomodasi selama di Yogyakarta. Untuk food & beverages
menempati posisi ketiga yaitu rata – rata para wisatawan menghabiskan 22,56%
dari budget mereka.
Shopping menempati urutan ke empat dengan rata – rata prosentase sebesar
9,48% dari total budget. Sementara untuk transportasi, rata – rata para responden
menghabiskan sebesar 9,16% dari total budget mereka. Sedangkan untuk
entertainment sebesar 3,58% dan untuk budget lain – lain sebesar 3,53%.
Jika kita bandingan dengan tabel perbedaan pola pengeluaran antara
wisatawan backpacker dan konvensional dalam Ian dan Musa (2005), maka
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
135
terdapat perbedaan pola pengeluaran backpacker di Yogyakarta dengan
wisatawan backpacker pada umumnya. Wisatawan backpacker di Yogyakarta
tidak fokus pada wisata belanja, akan tetapi mereka lebih banyak menghabiskan
uangnya untuk wisata budaya (sightseeing).
Tabel 4.95
Perbedaan Pola Konsumsi Antara Wisatawan Backpacker di Yogyakarta
dan Wisatawan Backpacker Pada Umumnya
Keterangan Wisatawan Backpacker
Yogyakarta
(%)
Wisatawan Backpacker
Pada Umumnya
(%)
Accomodation 25,22 15,6
Local transportation 9,16 11,7
Food and beverages 22,56 25,7
Shopping 9,48 38,2
Sightseeing 26,47 -
Entertainment 3,58 -
Others 3,53 8,8
Total 100 100
Sumber : Uncovering International Backpacker to Malaysia (2005) & Data
Skripsi
e) Keinginan Responden untuk Merekomendasikan dan Mengunjungi
Kembali Yogyakarta.
Melihat peran rekomendasi yang besar dalam mendatangkan wisatawan ke
sebuah destinasi wisata, maka dalam penelitian ini juga ditanyakan kepada para
responden apakah mereka mau merekomendasikan DIY ke teman/kerabat mereka.
Selain itu juga ditanyakan apakah mereka akan mengunjungi kembali DIY.
Berikut olahan data dengan menggunakan SPSS :
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
136
Tabel 4.96
Data Keinginan Para Responden Untuk Kembali Mengunjungi Yogyakarta
No. Keterangan Frekuensi Prosentase
(%)
1 Ya 98 49,0
2 Tidak 102 51,0
Total 200 100
Sumber : Data Penelitian
Data pada tabel 4.96 di atas menunjukan bahwa sebanyak 98 responden
(49.0%) mengatakan akan mengunjungi kembali D.I. Yogyakarta suatu saat nanti.
Sedangkan sebanyak 102 responden (51.0%) mengatakan mereka tidak akan
mengunjungi D.I.Yogyakarta kembali. Hal tersebut dikarenakan mereka akan
lebih memilih mengunjungi tempat yang belum pernah mereka kunjungi dari pada
mengunjungi tempat yang sama berkali kali.
Tabel 4.97
Data Kesediaan Wisatawan Untuk Merekomendasikan Yogyakarta Sebagai
Salah Satu Destinasi Pariwisata Terbaik di Indonesia
No. Keterangan Frekuensi Prosentase
(%)
1 Ya 183 91,5
2 Tidak 17 8,5
Total 200 100
Sumber : Data Penelitian
Dari sebanyak 200 responden, ketika ditanya apakah akan
merekomendasikan D.I.Y sebagai salah satu destinasi wisata terbaik di Indonesia
sebanyak 183 responden (91,5%) mengatakan mereka akan merekomendasikan
DIY. Sedangkan sebanyak 17 responden (8,5%) menyatakan tidak akan
merekomendasikan DIY. Hal ini didasari mereka yang belum banyak
mengunjungi destinasi – destinasi yang ada di Indonesia, sehingga belum dapat
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
137
memutuskan. Alasan lain adalah menurut responden DIY belum masuk dalam
kategori destinasi wisata terbaik di Indonesia.
f) Pendapat Umum Responden Mengenai Pariwisata di Daerah Istimewa
Yogyakarta
Dalam penelitian ini, ditanyakan kepada responden mengenai pendapat
umum mereka seputar pariwisata di DIY. Hal ini dimaksudkan untuk dapat
menyaring saran, kesan, dan pesan dan juga komplain para wisatawan mengenai
kepariwisataan DIY. Hingga nantinya, dapat dijadikan acuan bagi pemerintah
untuk memperbaiki komponen – komponen penawaran pariwisata yang dinilai
belum baik dan menciptakan kenyamanan bagi para wisatawan.
Dari rangkuman pendapat umum para responden, dapat dikategorikan
menjadi dua hal, yaitu tentang kesan dan yang kedua adalah saran/keluhan tentang
pariwisata DIY. Berikut adalah ulasan mengenai pendapat umum para responden
di DIY.
a. Hal – hal yang menarik bagi responden
Dari opini yang telah di sampaikan oleh responden, terdapat beberapa hal
yang menarik dari D.I.Yogyakarta bagi para wisatawan. Hal – hal tersebut adalah:
1) Budaya dan Kesenian
Hal yang membuat banyak wisatawan asing terkesan adalah budaya yang
dimiliki oleh D.I. Yogyakarta. Budaya Jawa yang masih kental, dan kebudayaan
kraton yang masih tetap hidupp merupakan daya tarik tersendiri bagi para
wisatwan. Berikut ini adalah beberapa opini responden yang mengomentari
tentang budaya yang ada di D.I. Yogyakarta :
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
138
“Interesting, cultural and exotic place with very nice natural and
historical places. especially Borobudur “.(Neztor Munoz, 28 tahun,
Spanyol)
“A lot of cultures in and arround the city that is worth visiting and gives
a good idea of the Central Java culture”.(Hiske, 28 tahun, Belanda).
“I’ve been in Bali before but Yogyakarta has surprised me. It’s
wonderful. People are really friendly and the city still has its traditional
space combined with a the modern facilities” ( Gisela Serraw, 27 tahun,
Spanyol).
“Nice combination of modern and historical cultural city”. (Nathalie, 27
tahun, Jerman)
“Amazing history and culture.”(Jack, 22 tahun, Ireland)
“I like Kraton and Prambanan visits, very interesting as history and
culture from other country. People are smiling a lots and very greatful. I
will need to think about the characteristic of athmosphere of the city :
quite versus stress.”(Sallus Laurent, 26 tahun, Belgia)
“I always enjoy visiting Central Java expecially Yogyakarta.” (J.F
Limahelu, 75 tahun, Belanda)
2) Keramahan Penduduk Lokal (Friendly People)
Hal lain yang membuat para wisatan terkesan dengan D.I.Yogyakarta adalah
keramahan masyarakat lokal. Masyarakat lokal yang ramah membuat mereka
nyaman dan merasa aman, terutama untuk para wisatawan wanita. Berikut ini
adalah beberapa opini mengenai kesan para wisatawan terhadap penduduk lokal
Daerah Istimewa Yogyakarta.
“Very nice people, easy to walk arround, feel safe.” (Laura Pontoon,
21 tahun, Inggris).
”I am love here. The people are very friendly and I feel very safe. I’m
also enjoying the food. Thank you.” (Nevenka Ristie, 29 tahun,
Afrika Selatan)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
139
“I have Just only arrived, so far this seems like a nice place with
many interesting sites and friendly people.” (Francesco, 26 tahun,
Italia).
“Nice city, nice people.” (Marja de Hoop, 27 tahun, Belanda)
“Nice people made this city nice.” (Tjardo Schouten, 23 tahun,
Belanda)
3) Akses Transportasi yang Mudah dan Akomodasi yang Murah
Dalam opininya, para responden juga menyoroti aksesibilitas serta
akomodasi yang murah di DIY. Sebagian besar para responden mengatakan
bahwa sistem transportasi di DIY sangat bagus dan memudahkan mereka
dalam melakukan kunjungan wisata. Peran Trans Jogja sangat besar dalam hal
ini, karena dengan bus Trans Jogja ini, wisatawan asing akan dengan mudah
mencapai objek – objek wisata di Yogyakarta dan tentu saja dengan biaya yang
murah.
Selain itu para responden juga sangat senang dengan banyaknya tersedia
akmodasi yang murah dalam berbagai pilihan. Sehingga mereka dapat memilih
tempat menginap sesuai dengan keinginan mereka Berikut adalah beberapa
opini mengenai sistem transportasi dan ketersediaan akomodasi murah di
Yogyakarta.
“Very interesting place, will worth visiting, very good also as a basis for
visiting places of interest nearby (especialy borobudur & prambanan)
exelent public transport ( Trans Jogja Bus).”( Sibylle Kapferer, 44 tahun,
Austria)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
140
“From tourist point of view, Yogyakarta is easy to acces communication is
possible as people speak some english. I would recommend it to my
friends”(Agnes Rethati, 33 tahun, Hungaria).
”Nice city, very good attraction, good transport system”.(Alek Little, 23
tahun, Inggris)
“Nice city, pretty clean, easy to get arround.”(Renate Beyer, 24 tahun,
Amerika)
“Manageable city, beautiful sights (in and outside city), easy
transportation, cheap accomodation and food. Some of the local try and
take advantage of tourist.”(Alex Secora, 28 tahun, Amerika)
“Nice and Lively city annoying batik salesman though borobudur =
beautiful. A lots of accomdations for tourist = good.”(Annelien Moret, 25
tahun, Belanda)
“It is felt of interesting things to see, to do, nice
accomodation.”(Gwendoline Deneckere, 28 tahun, Belgia)
“Good infrastructure, good stop over city.”(Bohm, Lea, 26 tahun, Jerman)
4) Suasana Kota Yang Nyaman
Hal lain yang membuat para wisatawan senang dengan pariwisata DIY adalah
suasana kota yang nyaman dan relatif bersih. Berikut adalah beberapa tanggapan
para responden mengenai keadaan kota Yogyakarta :
“Nice city and good place to go exploring borobudur & prambanan.”
(Juliette, 23 tahun, Prancis)
“Beautiful and Clear City”.( Nils Massaid, 28 tahun, Jerman)
“Very interesting and clean city.” (Aline, 37 tahun, Prancis)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
141
“Very Lively and Friendly city.” (Alexander Weber, 28 tahun, Jerman)
“Very nice city, better than Jakarta.” (Maece, 28 tahun, Belanda)
b. Hal – hal yang Menganggu kenyamanan Wisatawan
Dalam general opinion yang dituliskan para responden, ditulis pula
mengenai hal – hal yang menganggu mereka selama kunjungan wisata di
Yogyakarta. Ada pula beberapa saran yang coba mereka berikan menyangkut
tourism industri di Yogyakarta.Setelah dirangkum, terdapar beberapa poin yang
menganggu kenyamanan para wisatawan asing ini selama di Yogyakarta, yaitu :
1. Pedangang batik dan Tukang Becak yang Kurang Bersahabat
Meskipun para wisatawan menganggap bahwa penduduk lokal ramah dan
menyenangkan, hal itu tidak berlaku pada tukang becak dan para pemilik toko
batik. Seperti misalnya mereka tidak di antar ke tempat tujuan mereka , malah
justru ke toko batik, dan di paksa membeli dengan harga yang mahal. Pra tukang
becak ini nantinya akan mendapat komisi dari penjual batik tersebut. Hal – hal
semacam inilah yang membuat wisatawan tidak nyaman. Berikut beberapa opini
mengenai komplain mereka terhadap tukang becak dan pemilik toko batik :
“Very nice here, traditional impressions but batik Art seller are not
telling the truth.” (Christine Munch, 24 tahun, Jerman)
“Too much liar and scams, sell lots of same same same, we can not
trust in anyone But people are friendly and nice”. (Marus Furrer, 28
tahun, Switzerland)
“Nice city, friendly peole, but some sellers want to cheat on the
tourist.”(Kristina, 24 tahun, Jerman)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
142
“Very nice and interesting city, but to much people on the street who
want to sell something to you, or to offer you transport. Sometimes
really exhoosting for a western european to be spoken at every corner
from people who want to talk to you or to sell you something. We are
simply not used to that”.( Verena Scgaffer, 36 tahun, Austria)
“Only problem for travellers in Yogya is that it is hard to ask for
direction, because the person you ask may take you to gallery or
smething instead of where you want to go. But I like it here very much
overall and will came back soon.” ( Gwendalen Hare, 25 tahun,
Amerika)
2. Informasi Seputar Pariwisata yang Kurang
Hal lain yang membuat para wisatawan kurang nyaman adalah minimnya
informasi wisata yang dapat mereka temukan ketika di destinasi wisata. Peran
TIC di sini sangat besar sekali. Beberapa wisatawan mengeluhkan tidak dapat
menemukan TIC ketika berada di Yogyakarta. Adapula yang mengeluhkan TIC
tidak memberikan informasi yang berarti selain sama dengan apa yang mereka
baca di guidebook.
Selain hal di atas, beberapa wisatawan juga mengeluhkan kurang jelasnya
direction dalam bahasa inggris. Wisatawan juga menginginkan informasi yang
jelas mengenai rute dan jadwal bis berkut dengan tarif yang jelas, sehingga
mereka tidak tertipu dengan para tukang becak. Berikut ini beberapa saran yang
wisatawan tuliskan dalam opini mereka tentang informasi kepariwisataan di DIY :
“Yogya is a culturally interesting city where you can easily spend a few
nice days. I enjoyed my stay here. The tourist information could be
improved though. They couldn’t tell us anything besides what we
already knew from our guidebook (Lonely Planet). Information like bus
map and timetables would be very useful. Without it we have to use
becak all the time” (Silke, 27 Tahun, Jerman)
“Easy to get arround Yogyakarta, but need more information for doing
tourist activities without a travel agency. Example : take a becak to
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
143
sultan palace for puppet show. Pay Rp. 10.000,00 for becak and Rp.
17.000,00 for puppet show and palace. Provide more daytime activity
information. Very friendly people, enjoy our stay.” (Aarow Fargo, 33
tahun, Amerika)
“More english introduction is needed.” (Celina, 30 tahun, Taiwan)
“Java people are friendly! Sight interesting – lots of history + culture.
Tourist info point not very visible on Jl. Malioboro. Double entrance to
Kraton and lack of info on shows not great, but gamelan and puppet
lovely !!” ( Claudia, 23 tahun, Inggris)
Walaupun terdapat banyak keluhan, secara keseluruhan para wisatawan ini
relatif dapat menikmati ketika berada di DIY. Akan tetapi, keluhan – keluhan di
atas dapat dijadikan bahan introspeksi bagi pelayanan pariwisata di DIY. Hingga
akhirnya wisatawan yang datang akanmerasa nyaman, dan akan mempromosikan
DIY.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
144
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. KESIMPULAN
Dari analisis data dan pembahasan pada BAB IV sebelumnya, kesimpulan
yang di dapat adalah sebagai berikut :
1 Wisatawan asing backpacker di Yogyakarta di dominasi oleh wanita yaitu
sebanyak 56% dengan range umur antara 20 -30 tahun (69%). Latar belakang
pekerjaan di dominasi oleh pelajar/mahasiswa (22,5%) dan tingkat
pendidikan paling banyak adalah S1 (45,5%). Para wisatawan backpacker ini
didominasi dari wisatawan Eropa yaitu Belanda (29%), Jerman (14%), dan
Prancis (10,5%).
2 Para wisatawan sebagian besar melakukan perjalanan wisata dengan
teman/patner (65%). Kunjungan ke Yogyakarta sebagian besar merupakan
kunjungan yang pertama (91,5%).
3 Selama berada di Yogyakarta, jenis transportasi yang paling banyak
digunakan adalah Trans Jogja (28%), becak (18,5%), dan taxi (18,5%). Para
wisatawan backpacker ini sebagian besar sedang melakukan rangkaian wisata
mengunjungi Indonesia (56,5%).
4 Sumber informasi para responden untuk mengetahui tentang Yogyakarta
sebagian besar dari guidebook (23,5%), guidebook & rekomendasi
teman/keluarga (19,5%), dan internet, guidebook, dan rekomendasi
teman/keluarga (14,5%).
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
145
5 Sementara sumber informasi yang digunakan dalam merencanakan perjalanan
wisata selama di Yogyakarta sebagian besar responden menggunakan
guidebook & rekomendasi (26%). Responden yang menggunakan internet,
guidebook, dan rekomendasi (23%), guidebook saja (20%), internet dan
guidebook (18,5%).
6 Tujuan Wisata para wisatawan ini ketika di Indonesia masih di dominasi oleh
Bali (38,26%), Lombok (10,74%) dan Pulau Jawa (8,39%). Tujuan wisata
utama ketika berada di Yogyakarta adalah Kraton Yogyakarta (24,04%),
Borobudur (23,63%), dan Prambanan (20,05%).
7 Rata – rata lama tinggal para wisatawan di Yogyakarta selama 4.57 hari.
Para wisatawan backpacker sebagian besar memilih tinggal di akomodasi
yang murah (91,5%). Para backpacker ini juga lebih memilih menggunakan
restoran lokal/warung untuk makan selama kunjungan wisatanya di
Yogyakarta (63%).
8 Rata – rata budget para wisatan ini adalah Rp. 1,655,890,00. Berikut ini tabel
Pola Pengeluaran Wisatawan Asing Ala Backpacker di Yogyakarta:
Tabel 5.1
Pola Pengeluaran Wisatawan Asing Ala Backpacker di Yogyakarta
No. Jenis Pengeluaran Prosentase
(%)
1 Akomodasi 25,22
2 Shopping 9,48
3 Food & Beverages 22,56
4 Sightseeing 26,47
5 Transportasi 9,16
6 Entertainment 3,58
7 Others 3,53
Total 100,00
Sumber : Data Penelitian
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
146
9 Wisatawan asing backpacker di Yogyakarta mempunyai pola pengeluaran
yang berbeda dengan wisatawan backpacker pada umumnya, yang tercantum
dalam penelitian Lee Tze Ian and Ghazali Musa, (2005). Wisatawan
backpacker di Yogyakarta tidak fokus pada wisata belanja, akan tetapi wisata
budaya.
10 Hal – hal yang menarik bagi para wisatwan yang berkunjung ke Yogyakarta
adalah ;
a) Budaya dan Kesenian
b) Keramahan Masyarakat
c) Transportasi dan akomodasi yang mudah dan murah.
d) Kota yang nyaman dan aman
11 Hal – hal yang membuat ketidaknyamanan para wisatawan selama di
Yogyakarta adalah :
a) Tukang becak dan pedangan batik yang suka memaksa dan membohongi
para wisatawan.
b) Informasi yang kurang lengkap di Yogyakarta.
B. KENDALA PENELITIAN
Dalam melaksanakan penelitian ini, penulis menemukan beberapa kendala
yaitu :
1. Tidak adanya data yang pasti mengenai keberadaan backpacker di
Indonesia, terutama di Yogyakarta.
2. Keterbatasan waktu dan biaya yang dimiliki oleh penulis.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
147
3. Pengambilan sample dilakukan pada bulan Maret – Mei, yang merupakan
low season, sehingga penulis sedikit menemui kesulitan untuk mencari
responden.
C. SARAN/REKOMENDASI
Dari hasil penelitian dan kesimpulan yang telah di dapat, maka
saran/rekomendasi yang dapat penulis berikan adalah sebagai berikut :
1. Rekomendasi/Saran Untuk Dinas Pariwisata dan Kebudayaan DIY
Berdasarkan hasil penelitian, terdapat beberapa masalah utama dalam
pengembangan pariwisata di DIY, brikut adalah permasalahan utama dan
rekomendasi yang dapat diberikan :
a. Jika dilihat dari tempat – tempat yang dikunjungi oleh responden, maka
potensi wisata yang ada DIY masih terpusat pada Kota Yogyakarta dan
Sleman saja. Untuk itu diperlukan promosi yang lebih ekstra untuk dapat
memeratakan kunjungan wisatawan di Yogyakarta. Misalnya saja dengan
media internet, pemerintah dapat masuk ke dalam web – web yang sering
digunakan oleh para wisatawan dalam merencanakan kunjunganya. Salah
satunya adalah Lonely Planet, yang merupakan kitab bagi para pelancong
backpacker. Pemerintah dapat memasukkan link – link yang dapat
mempromosikan daerah – daerah lain di DIY sehingga tidak hanya
seputar Sleman dan Kota Yogyakarta.
b. Rekomendasi yang kedua adalah mengenai ekspansi promosi wisata. Hal
ini perlu dilakukan mengingat wisatawan yang datang ke Yogyakarta
sebagian besar adalah wisatawan Eropa, sementara dari negara lainya
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
148
masih sangat sedikit. Sehingga akan lebih efektif jika dinas pariwisata
DIY lebih memaksimalkan promosi wisata di Luar wilayah Eropa.
c. Rekomendasi kebijakan yang ke tiga adalah memperbanyak event budaya
dan kesenian di Yogyakarta. Mengingat bahwa wisatawan asing ala
backpacker di Yogyakarta ini tidak fokus pada wisata belanja melainkan
wisata budaya.
d. Masalah lain yang timbul dalam pariwisata Yogyakarta adalah mengenai
informasi yang kurang lengkap dan penjelasan bahasa inggris yang
kurang. Dalam hal ini, peran TIC sangat besar. Menempatkan TIC pada
tempat – tempat yang dapat dengan mudah dilihat turis adalah salah satu
solusi yangbisa ditawarkan. Misalnya saja TIC di Jl. Malioboro, letaknya
sangat tidak strategis, harusnya di tempatkan di lokasi yang lebih dapat
dengan mudah terlihat oleh para wisatawan. TIC ini sangat penting
mengingat kedinamisan acara – acara kepariwisataan. Terkadang mereka
hanya mengetahui apa yang ada di guidebook, padahal kita mempunyai
lebih dari itu.
e. Menempatkan kotak saran di setiap hotel dan destinasi wisata dapat
dilakukan demi meningkatkan pelayanan wisata di Yogyakarta,
mengingat peran rekomendasi sangat besar dalam mempengaruhi
keputusan para wisatawan dalam memilih Yogyakarta sebagai salah satu
destinasi wisata mereka.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
149
2. Rekomendasi/Saran Untuk Pemerintah
a. Pemerintah harus bisa menciptakan sinergi yang optimal antara
stakeholder dan pemerintah. Misalnya saja untuk peningkatan kualitas
sumber daya manusia, pemerintah bisa memberikan pelatihan gratis bagi
para pekerja hotel, sehingga kualitas pelayanan pariwisata di Yogyakarta
semakin bagus.
b. Perlu adanya evaluasi setiap tahun mengenai semua sketor pariwisata
terutama sektor – sektor pariwisata seperti backpacker. Misalnya
mengadakan sarasehan dengan para pemilik hotel melati, guide, pedagang,
pengelola tempat wisata, dan sebagainya. Hingga pada nantinya semua
keluhan dan kendala yang mereka hadapi akan dapat tersampaikan dan
mendapatkan solusi.
c. Perlunya pemerintah mengadakan evaluasi dan penelitian yang
berkelanjutan tentang para backpacker di Yogyakarta. Walaupun mereka
di cap sebagai wisatawan dengan sedikit uang, akan tetapi pada
kenyataannya justru para wisatawan inilah yang justru memberikan
dampak langsung kepada perekonomian lokal Yogyakarta. Dari segi
ekonomi misalnya, masih banyak yang dapat di gali dari wisata segmen ini
misalnya saja tentang backpacker dan penciptaan lapangan kerja. Dengan
penelitian yang berkelanjutan, nantinya akan dapat menciptakan alternatif
baru dalam pengembangan ekonomi lokal melalui sektor pariwisata.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
150
3. Rekomendasi/Saran Untuk Peneliti lain
a) Salah satu kendala yang dihadapi oleh penulis adalah penelitian yang
dilakukan ketika low season, yaitu antara bulan Maret – Mei. Karena
dilakukan pada saat low season, maka penulis mengalamikesulitan
dalam mencari responden. Untuk itu, penulis memberikan saran bagi
peneliti lain untuk melakukan penelitian disaat peak season, sehingga
akan lebih mudah dalam mencari responden.
b) Rekomendasi untuk peneliti lain yang ke dua adalah peneliti dapat
melakukan penelitian yang sama di daerah yang berbeda di Indonesia.
Sehingga nantinya dapat dibandingkan antara daerah yang satu dengan
yang lainya, dan dapat di jadikan acuan daerah lain dalam
mengembangkan sektor pariwisata mereka.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
151
DAFTAR PUSTAKA
Backpacker Market Handout Tourism (2006). Australia : Tourism of Queensland
Data Pengunjung Unit Taman Wisata Candi Prambanan.2009. Yogyakarta :UPT
Candi Prambanan
Data Kunjungan Unit Taman Sari .2010. Yogyakarta : UPT Taman Sari.
Data Kunjungan Wisata Kraton Yogyakarta.2010. Yogyakarta : Penghaeng Tepas
Pariwisata Kraton Yogyakarta.
Departement Trade and Industri Of South Africa.2009. Backpacking and Youth
Travel in South Africa. South Africa.
Developing better statistics and reports (2002). Buerau of Tourism Research.
Australia.
DIY dalam Angka 2009.Bappeda DIY.
Diarta, I Ketut & Pitana, I Gede.2009.Pengantar Ilmu Pariwisata.Yogyakarta:
Penerbit Andi
Fredy herianto, Mas.2009.Mengenal Kraton Yogyakarta
Hadiningrat.Yogyakarta : Warna Mediasindo
Gula, Honours.2006. Backpacking Tourism : Morally Sound Travel Or Neo-
Colonial Conquest?. Dalhousie University
Hampton, Mark.2009.Researching Backpacker Tourism : Changing Narrative.
Kent Business School Working Paper 194.University of Kent,
Canterbury.
Hampton, Mark.2009.Responsible Backpacker Tourism :Contadiction or
contribution ? Small-scale Tourism and Local impact in Shout-East
Asia. Kent Business of School. University of Kent, Canterbury.
Hannam, Kevin and Ateljevic, Irena.2008.Backpacker Tourism : Concept and
Profile.Tourism Cultural Change :13.
Huang, Feng Yi.2008. Western and Asian Backpackers in Taiwan: Behaviour,
Motivation and Cultural Diversity. Asian Tourism : Growth and
Change. Chapter 14 pg 171.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
152
Indiarto, Nur & Supomo, Bambang. 2002. Metodologi Penelitian Bisnis.
Yogyakarta :BPFE Yogyakarta.
Kompas.17 Mei 2010. Jateng Perlu Garap Potensi “Backpacker”.
www.Kompas.com
Kompas 17 mei 2010.Tips Backpacking.Kompas.com
Lickorish, Leonard and Jenkins,Carson L.1997.An Introdution to Tourism.Great
Britain : Butterworth Heinemann.
Markward, Ane.2008. Backpacker : The Next Generation ?. Auckland University
of Technology. Auckland
Ministry of Tourism. (2005). Backpacker visitors to New Zealand
Ministry of Tourism. (2006). The international backpacker market
Murphie, Laurie.2000. The United Kingdom Backpacker Market :A Profile of
Potential and Existing Visitors to Australia. Tourism Program James
Cook University
Natan,Uriely and Yonay, Yuval and Dalit, Simchai.Backpacking experience : A
Type and Form Analysis. Annals of Tourism Research 29(2). Pg 519 –
537.
New Zealand, Ministry of tourism. 2006. Accomodation Backpacker Sector. From
world wide web Http://www.tourismresearch.govt.nz.
Overseas Development Institute.2000.Pro-Poor Tourism : Putting Poverty at The
heart of The Tourism Agenda. Natural Resource Perspectives No. 51.
London
Pearce,Philip, Murphy Eric, and Bymer, Eric. EVOLUTION OF THE
BACKPACKER MARKET AND THE POTENTIAL FOR AUSTRALIAN
TOURISM. Sustainable Tourism Cooperative Research Centre :
Australia
Prideraux, Bruce, 2001. Nature Corridors : A Strategy For Regional Tourism
Development in Indonesia?. ASEAN Journal on Hospitality and
Tourism , Vol 1. Pp. 23 – 24.
Rogerson,C.2007. Backpacking : An Opportunity For Tourism Development ?.
South African Geographical Journal. 89(2).
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
153
Scheyvens, Regina.2002.Backpacker Tourism And Third World Development.
Annals of Tourism Research, Vol 29, No 1, pp.144-164
Sekaran, Uma. 2006. Research Methode For Business 4th
edition. New York :
John Willey & Sons, Inc
Sorensen,Anders.2003.Backpacker Enthnography.Annals of Tourism Research,
Vol. 30, No. 4, pp. 847–867, 2003
Statistik Kepariwisataan DIY.2008. Badan Pariwisata Daerah Provinsi DIY.
Sugiyono.2004.Metode Penelitian Bisnis.Bandung : CV Alfabeta
Tourism North Teritori Asutralia.2009.Backpacker Torism Report
Period :Financial Year 2009 -09. Australia.
Tze Ian, Lee and Musa, Gazali. 2005. Uncovering International Backpacker To
Malaysia. Backpacker tourism, pg 139 – 143.
Undang – Undang No. 10 tahun 2009 tentang kepariwisataan
Virgie‟s Travel Guide. 29 November 2009. Top Five List : Lima Kampung
Backpacker Terbaik di Indonesia. Metro TV. Episode 24
www.yogyes.com/sepuluh tempat terpopuler di Yogyakarta.
World Tourism Organization.2005. Tourism Market Trend
Yoeti, Oka A. 2008.Ekonomi Pariwisata : Introduksi, Informasi, dan Aplikasi.
Jakarta : Kompas.
Zikmud, W.G.2000. Business Research Metodh, 6th
edition. USA : Thomson
South Western
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
154
LAMPIRAN
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
155
DATA REPONDEN PENELITIAN
No. Asal Negara Nama JK Umur Tk. Pendidikan Pekerjaan
1 Belanda Sibylle Kapferer F 44 S3 Pengacara
2 Belanda Laura Pontan F 23 S1 Asisten Pengajar
3 Belanda Bruce Smith M 30 S2 Pekerja Gudang
4 Belanda Wang Qin F 26 S1 Staf Perusahaan
5 Belanda Robert M 28 S1 Pekerja Seni
6 Belanda Thomas M 51 S2 Guru/Dosen
7 Belanda Fan Gui Yan F 28 S1 Staf Perusahaan
8 Belanda Frederic M 46 S2 Pensiunan
9 Belanda Josefien Hoving F 20 SMA Pelajar/Mahasiswa
10 Belanda Paola Olmos F 27 S1 Staf Perusahaan
11 Belanda Dora Ruhen F 24 Lainya Pelajar/Mahasiswa
12 Belanda Nils Massaide M 28 S2 Guru/Dosen
13 Belanda Schmidt Arthur M 67 S3 Pensiunan
14 Belanda Joy Turner F 40 S1 Guru/Dosen
15 Belanda Aline F 37 S2 Pegawai Negeri
16 Belanda Borja Cameron M 29 S1 Manajer
17 Belanda Pavel Jares M 29 S2 Manajer
18 Belanda Irene Burger F 30 S2 Guru/Dosen
19 Belanda Hedy Aardema F 21 SMA Pelajar/Mahasiswa
20 Belanda Girerd M 32 S2 Pebisnis
21 Belanda AAhsle Hulden F 29 S1 Speech therapist
22 Belanda Richard M 23 S2 Pelajar/Mahasiswa
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
156
No. Asal Negara Nama JK Umur Tk. Pendidikan Pekerjaan
23 Belanda Eunan D'neil M 27 S2 Entertainer
24 Belanda Margreet F 30 SMA Administrator
25 Belanda David Robert M 58 S2 Tekhnisi
26 Belanda Julliet F 23 S2 Pelajar/Mahasiswa
27 Belanda Tanging M 26 S2 Pebisnis
28 Belanda Annelien Morete F 25 SMA Dokter/pekerja medis
29 Belanda J.F Limahelu M 75 S3 Pensiunan
30 Belanda JEAN F 70 S3 Pensiunan
31 Belanda Zoe Palco F 25 S1 Entertainer
32 Belanda Naly M 33 S2 Manajer
33 Belanda Peter M 63 Lainya Pensiunan
34 Belanda Roewe Sybinga F 26 S2 Pelajar/Mahasiswa
35 Belanda Ian Diederiel M 20 SMA Pelajar/Mahasiswa
36 Belanda Sparenza Casa F 21 S1 Pelajar/Mahasiswa
37 Belanda Christine F 29 Lainya Ibu Rumah Tangga
38 Belanda Inger Dreyer F 56 SMA konsultan
39 Belanda Lauren Ziemba F 25 S1 Pekerja Seni
40 Belanda Chris Torrington M 29 S1 Pelajar/Mahasiswa
41 Belanda Steve Drewe M 55 SMA Manajer
42 Belanda Wayne M 35 S1 Free Lance
43 Belanda Angelo M 27 S2 Pekerja Seni
44 Belanda Rigel M 29 S1 Insinyur
45 Belanda David M 29 S1 Manajer
46 Belanda Susi Weiss F 24 Lainya Pelajar/Mahasiswa
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
157
No. Asal Negara Nama JK Umur Tk. Pendidikan Pekerjaan
47 Belanda Michela F 27 S2 Akuntan
48 Belanda Henry Simon M 26 S1 Pekerja Sosial/LSM
49 Belanda Raes Awelie F 25 S1 Computer Progammer
50 Belanda JOhn M 60 S3 Dokter/pekerja medis
51 Belanda Voinier Bernard M 60 SMA Pensiunan
52 Belanda Gwendalen Hare F 25 S1 Pekerja Seni
53 Belanda Agnes Rethali F 33 S1 Pelajar/Mahasiswa
54 Belanda Michele F 29 S1 Pelajar/Mahasiswa
55 Belanda Deasy F 40 S2 Pekerja Seni
56 Belanda Ann Hussaini F 41 S2 Pekerja Seni
57 Belanda Arma Kunic F 20 S2 Pelajar/Mahasiswa
58 Belanda Ico Oliviera M 27 S2 Pelajar/Mahasiswa
59 Belanda Daniella F 28 S2 Pebisnis
60 Jerman JOdien Trageser M 29 S2 Entertainer
61 Jerman Annie F 20 SMA Pelajar/Mahasiswa
62 Jerman Andrew M 44 SMA Pebisnis
63 Jerman Alexander Weber M 28 S2 Pelajar/Mahasiswa
64 Jerman Massoels Wim M 24 SMA Manajer
65 Jerman Alex Little M 23 S1 Pelajar/Mahasiswa
66 Jerman Katherine F 22 S1 Dietitian
67 Jerman Nestor Munos M 28 S2 Guru/Dosen
68 Jerman Hiske F 28 S1 Disainer
69 Jerman Michaua Austie F 27 S2 Pelajar/Mahasiswa
70 Jerman Bhouchier F 25 S2 Pelajar/Mahasiswa
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
158
No. Asal Negara Nama JK Umur Tk. Pendidikan Pekerjaan
71 Jerman Alberto MOreno M 27 S1 Insinyur
72 Jerman Pia F 27 S2 Pelajar/Mahasiswa
73 Jerman Fiaran M 30 Lainya Disainer
74 Jerman Nathalie F 27 Lainya Intern
75 Jerman Silke F 27 Lainya Insinyur
76 Jerman Renata Bayer F 24 S1 Guru/Dosen
77 Jerman Novenka Ristie F 29 S2 Guru/Dosen
78 Jerman Hiroshi M 39 S2 Tekhnisi
79 Jerman Paolo M 26 S1 Ahli Kimia
80 Jerman Paolo M 36 S2 Pegawai Negeri
81 Jerman Inge Banger F 35 S2 Pebisnis
82 Jerman Lilith F 29 S1 Pekerja Seni
83 Jerman Francesco M 26 S1 Manajer
84 Jerman Merel Van Oijen F 23 S1 Pelajar/Mahasiswa
85 Jerman Joseje Schouvour F 22 S1 Pelajar/Mahasiswa
86 Jerman Maece F 28 S1 Entertainer
87 Jerman STefaan M 22 S1 Insinyur
88 Prancis Jach M 22 S2 Pelajar/Mahasiswa
89 Prancis Martyin Vermeulen M 29 S1 Manajer
90 Prancis Anne Lisa Mudde F 20 SMA Pelajar/Mahasiswa
91 Prancis Masset Markus M 38 S2 Insinyur
92 Prancis Catharina F 23 S1 Pegawai perusahaan
93 Prancis Mariane Heesen F 27 S1 pebisnis
94 Prancis Bruce M 33 S2 Pebisnis
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
159
No. Asal Negara Nama JK Umur Tk. Pendidikan Pekerjaan
95 Prancis Jean Louis M 45 S3 Peneliti
96 Prancis Lise F 18 SMA Pelajar/Mahasiswa
97 Prancis Jean Baptiste Bing M 28 S2 Pekerja Sosial/LSM
98 Prancis Christine Munch F 24 S1 Pelajar/Mahasiswa
99 Prancis Roger Bertrand M 63 S3 Pensiunan
100 Prancis F 23 SMA Pelajar/Mahasiswa
101 Prancis H. Schowjenaars M 24 S1 Pebisnis
102 Prancis Orhan Iblisi M 29 S2 Insinyur
103 Prancis Alban Scia M 25 S3 Peneliti
104 Prancis Sjoerd Hiaven M 30 S3 Manajer
105 Prancis James Richardshon M 40 S2 Pegawai Negeri
106 Prancis Amy F 27 S1 Guru/Dosen
107 Prancis Christina Dollan F 19 S1 Pelajar/Mahasiswa
108 Prancis Marus Turrer F 28 S1 Manajer
109 Inggris Marja de Hoop F 27 S1 Pebisnis
110 Inggris Daniel Barreh M 33 S1 Pekerja Seni
111 Inggris Kim U Ryn F 24 S1 Pelajar/Mahasiswa
112 Inggris Khristina F 24 S1 Pelajar/Mahasiswa
113 Inggris eli F 27 Lainya Pelajar/Mahasiswa
114 Inggris Quentien Beglinger F 29 S1 Pegawai Negeri
115 Inggris Francisko M 27 S2 Administrator
116 Inggris Inga Vagel F 23 Lainya Pelajar/Mahasiswa
117 Inggris Jalda Shafier F 22 S1 Pelajar/Mahasiswa
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
160
No. Asal Negara Nama JK Umur Tk. Pendidikan Pekerjaan
118 Inggris Sallus Laurent M 29 S2 Insiyur
119 Inggris Rihon Maice Laure F 27 S2 Insinyur
120 Inggris Stefan Marche M 35 S2 Pegawai Negeri
121 Inggris Gwendoline F 28 S2 Administrator
122 Inggris Celine F 21 S1 Pegawai perusahaan
123 Inggris Zsofia Hamori F 28 S1 Pebisnis
124 Inggris Tjardo Scolten M 23 S1 Guru/Dosen
125 Inggris Gabriella Kiss F 30 S2 Guru/Dosen
126 Inggris Ymke Mandeks F 21 S1 Pelajar/Mahasiswa
127 Amerika Bhloe F 21 S2 Pegawai perusahaan
128 Amerika Stetam Rogger M 33 S2 Pebisnis
129 Amerika Hans Klok M 22 S1 Pelajar/Mahasiswa
130 Amerika Nikki Herts F 24 S1 Pelajar/Mahasiswa
131 Amerika Bohm Lea F 26 S2 Manajer
132 Amerika Denis M 28 S2 Insinyur
133 Amerika De groof M 34 SMA Pegawai Negeri
134 Amerika Nooyens Kim F 29 S2 guide
135 Amerika Verena Scaffter F 36 S2 Pekerja Seni
136 Amerika Maryn Peperkamp F 33 S2 Pekerja Sosial/LSM
137 Amerika Karin Elmann F 21 S1 Pelajar/Mahasiswa
138 Amerika Brad M 28 S1 pebisnis
139 Amerika Julia F 25 SMA Asisten
140 Amerika Jane Smith F 27 S1 Pekerja Seni
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
161
No. Asal Negara Nama JK Umur Tk. Pendidikan Pekerjaan
141 Amerika Dereck Brooke M 37 S2 Tekhnisi
142 Belgia martin Bourdun M 30 SMA Pekerja Seni
143 Belgia Sues F 35 S1 Free Lance
144 Belgia Heidy Clark F 21 S1 Guru/Dosen
145 Belgia Edgar John M 30 S1 Entertainer
146 Belgia Park Ju lee F 40 S1 Pekerja Sosial/LSM
147 Belgia Joseph Federick M 29 S1 Pebisnis
148 Belgia Jonathan M 40 S2 Tekhnisi
149 Belgia Daniella F 20 S1 Pelajar/Mahasiswa
150 Belgia Frank M 28 S1 Pebisnis
151 Belgia Jennifer Fargo F 33 S1 Pebisnis
152 Italia Alex Secord M 28 S1 Peneliti
153 Italia Stephanie Roe F 27 S2 Pelajar/Mahasiswa
154 Italia Aaron Fargo M 33 S1 Pelajar/Mahasiswa
155 Italia Sophie Moi F 29 S2 Insinyur
156 Italia Paul Grida M 37 S2 Pebisnis
157 Italia Kelly F 24 S1 Akuntan
158 Italia Jrene Trodeman F 41 S1 Pebisnis
159 Spanyol Rick Gaumes M 29 S1 Pensiunan
160 Spanyol Heleen vd Velk F 34 S1 Disainer
161 Spanyol Amette F 27 S1 Guru/Dosen
162 Spanyol Louise F 28 S1 Dokter/pekerja medis
163 Spanyol Verena F 25 S3 Dokter/pekerja medis
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
162
No. Asal Negara Nama JK Umur Tk. Pendidikan Pekerjaan
164 Ireland Julia F 25 S3 Dokter/pekerja medis
165 Ireland Olivia F 36 S2 Guru/Dosen
166 Ireland Steve M 15 Lainya Pelajar/Mahasiswa
167 Ireland Cerne F 22 S1 Pekerja Sosial/LSM
168 Ireland Celina F 30 S2 Dokter/pekerja medis
169 Switzerland Clara F 30 S2 Pebisnis
170 Switzerland Huga Camsbell M 36 S2 Pebisnis
171 Switzerland Maureen F 23 S1 Pelayan Restoran
172 Switzerland Eva F 21 S1 Pelayan toko
173 Switzerland Charelle Alciham F 26 S2 Pebisnis
174 Australia Gerbe Pord M 31 S1 Pelajar/Mahasiswa
175 Australia Martine Pool F 32 S2 Manajer
176 Australia de Rychel Lieme-yon M 21 S1 Pelajar/Mahasiswa
177 Australia Peder Fox M 31 S1 Guru/Dosen
178 Hungaria Sharon Dgusma F 24 S2 Politkus
179 Hungaria Steve Miller M 40 S2 Guru/Dosen
180 Hungaria Rutger Bwiskool M 32 S2 Insinyur
181 Korea Sylvia Boelhouwer F 32 S2 Free Lance
182 Korea Karin F 28 SMA Manajer
183 Singapura Eutjo Slageer M 35 SMA Manajer
184 Singapura Geralda F 34 S1 Asisten
185 Argentina Ema F 21 S1 Pelajar/Mahasiswa
186 Afrika Selatan Chris M 24 S1 Pegawai perusahaan
187 Austria Mitch Memala M 24 S1 Insinyur
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
163
No. Asal Negara Nama JK Umur Tk. Pendidikan Pekerjaan
188 Austria Richard M 24 S2 Insinyur
189 China David M 25 SMA Pebisnis
190 China Ame Laure Gassino F 27 S2 Akuntan
191 Jepang Claudia F 23 S1 Pegawai Negeri
192 Kanada Nathien M 28 S2 Insinyur
193 Kanada Justin M 28 S1 Guru/Dosen
194 Kanada Allie Gaffith F 20 SMA Panjaga Toko
195 Kanada Caitlinn Kaczowka F 21 SMA Pelajar/Mahasiswa
196 Meksiko Bas Straver M 27 S1 Manajer
197 Norwaygia Paola Reintjo F 28 S1 Administrator
198 Norwaygia Jacys F 29 S2 Pebisnis
199 Republik Ceko Gisela Serraw F 27 S2 Pegawai Negeri
200 Taiwan John Sukon M 54 S1 Insinyur
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
164
ALOKASI BUDGET WISATAWAN ASING ALA BACKPACKER DI YOGYAKARTA
No. Budget akomodasi Shopping FB sightseeing Transport Entertainment Others
(Rp.) (%) (%) (%) (%) (%) (%) (%)
1 4000000 25,00 0,00 12,50 12,50 25,00 0,00 25,00
2 1600000 31,25 6,25 31,25 12,50 6,25 0,00 12,50
3 1660000 21,69 0,00 36,14 30,12 6,02 0,00 6,02
4 1920000 21,88 0,00 31,25 15,63 15,63 10,42 5,21
5 1120000 35,71 0,00 10,71 44,64 8,93 0,00 0,00
6 1775000 14,08 22,54 28,17 16,90 7,04 11,27 0,00
7 1920000 21,88 0,00 31,25 15,63 15,63 10,42 5,21
8 948000 37,97 0,00 18,99 31,65 11,39 0,00 0,00
9 5000000 20,00 32,00 24,00 10,00 12,00 0,00 2,00
10 590000 20,34 0,00 20,34 50,85 8,47 0,00 0,00
11 1000000 30,00 0,00 15,00 30,00 10,00 0,00 15,00
12 500000 12,00 0,00 20,00 40,00 20,00 0,00 8,00
13 600000 10,00 16,67 16,67 41,67 10,00 0,00 5,00
14 750000 20,00 0,00 13,33 33,33 13,33 0,00 20,00
15 6400000 0,00 46,88 18,75 18,75 15,63 0,00 0,00
16 1540000 62,34 0,00 7,79 15,58 6,49 7,79 0,00
17 570000 26,32 0,00 21,05 26,32 8,77 13,16 4,39
18 1200000 18,75 20,83 25,00 29,17 6,25 0,00 0,00
19 1170000 10,26 17,09 17,09 25,64 8,55 8,55 12,82
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
165
No. Budget
(Rp.)
Akomodasi
(%)
Shopping
(%)
FB
(%)
Sightseeing
(%)
Transport
(%)
Entertainment
(%)
Others
(%)
20 1000000 30,00 0,00 20,00 30,00 10,00 10,00 0,00
21 1000000 24,00 22,00 18,00 26,00 10,00 0,00 0,00
22 600000 0,00 0,00 16,67 66,67 16,67 0,00 0,00
23 900000 25,00 0,00 33,33 33,33 5,56 0,00 2,78
24 2000000 50,00 7,50 12,50 15,00 5,00 10,00 0,00
25 745000 14,09 0,00 24,16 40,27 8,05 13,42 0,00
26 700000 15,00 0,00 17,14 42,86 10,71 14,29 0,00
27 1500000 13,33 6,67 40,00 33,33 6,67 0,00 0,00
28 1510000 13,91 0,00 39,74 39,74 6,62 0,00 0,00
29 5000000 20,00 20,00 24,00 20,00 6,00 10,00 0,00
30 970000 24,74 8,25 30,93 30,93 5,15 0,00 0,00
31 1500000 40,00 0,00 20,00 20,00 20,00 0,00 0,00
32 2050000 48,78 0,00 14,63 12,20 4,88 0,00 19,51
33 600000 20,00 0,00 16,67 41,67 16,67 0,00 5,00
34 1500000 16,00 6,67 33,33 20,67 13,33 6,67 3,33
35 1575000 15,24 19,05 31,75 12,70 6,35 8,57 6,35
36 5860000 17,92 14,33 25,09 17,06 17,06 8,53 0,00
37 3500000 14,29 28,57 21,43 28,57 7,14 0,00 0,00
38 6500000 15,38 15,38 23,08 15,38 15,38 10,77 4,62
39 1000000 40,00 0,00 20,00 30,00 10,00 0,00 0,00
40 4860000 40,33 6,17 28,81 10,29 14,40 0,00 0,00
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
166
No. Budget
(Rp.)
Akomodasi
(%)
Shopping
(%)
FB
(%)
Sightseeing
(%)
Transport
(%)
Entertainment
(%)
Others
(%)
41 2000000 20,00 10,00 22,50 20,00 10,00 0,00 17,50
42 790000 15,19 12,66 15,19 44,30 12,66 0,00 0,00
43 1230000 39,84 0,00 28,46 20,33 11,38 0,00 0,00
44 1000000 20,00 10,00 15,00 50,00 5,00 0,00 0,00
45 1000000 24,00 5,00 28,00 30,00 5,00 0,00 8,00
46 1000000 25,00 5,00 25,00 35,00 10,00 0,00 0,00
47 1000000 25,00 5,00 25,00 35,00 10,00 0,00 0,00
48 1500000 26,67 20,00 6,67 26,67 20,00 0,00 0,00
49 1700000 47,06 0,00 23,53 17,65 8,82 0,00 2,94
50 1200000 40,83 0,00 29,17 16,67 8,33 5,00 0,00
51 1500000 33,33 6,67 20,00 33,33 6,67 0,00 0,00
52 1500000 33,33 0,00 20,00 33,33 6,67 0,00 6,67
53 1500000 24,00 13,33 20,00 33,33 9,33 0,00 0,00
54 2000000 30,00 7,50 30,00 17,50 7,50 0,00 7,50
55 1200000 25,00 0,00 25,00 25,00 25,00 0,00 0,00
56 1190000 20,17 8,40 33,61 29,41 8,40 0,00 0,00
57 1800000 40,00 6,67 13,33 20,00 13,33 6,67 0,00
58 1200000 40,00 10,00 20,00 10,00 10,00 10,00 0,00
59 1000000 30,00 0,00 30,00 30,00 10,00 0,00 0,00
60 900000 26,67 0,00 17,78 44,44 11,11 0,00 0,00
61 1000000 40,00 10,00 15,00 25,00 10,00 0,00 0,00
62 700000 21,43 0,00 21,43 42,86 14,29 0,00 0,00
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
167
No. Budget
(Rp.)
Akomodasi
(%)
Shopping
(%)
FB
(%)
Sightseeing
(%)
Transport
(%)
Entertainment
(%)
Others
(%)
63 850000 23,53 0,00 28,24 35,29 7,06 0,00 5,88
64 1400000 28,57 10,71 14,29 28,57 4,29 7,14 6,43
65 2400000 20,00 10,00 30,00 20,00 5,83 10,00 4,17
66 800000 9,38 21,88 30,00 25,00 7,50 6,25 0,00
67 1250000 14,40 14,40 31,20 16,00 8,00 8,00 8,00
68 730000 24,66 0,00 41,10 27,40 6,85 0,00 0,00
69 695000 21,58 8,63 32,37 28,78 8,63 0,00 0,00
70 550000 27,27 9,09 18,18 18,18 27,27 0,00 0,00
71 500000 50,00 0,00 20,00 20,00 10,00 0,00 0,00
72 1100000 27,27 0,00 27,27 27,27 9,09 0,00 9,09
73 1450000 20,69 3,45 41,38 20,69 6,90 0,00 6,90
74 1500000 40,00 10,00 20,00 20,00 10,00 0,00 0,00
75 2000000 20,00 0,00 20,00 50,00 10,00 0,00 0,00
76 2200000 68,18 0,00 4,55 22,73 0,00 4,55 0,00
77 1050000 14,29 9,52 28,57 28,57 9,52 9,52 0,00
78 2400000 10,00 0,00 25,00 40,00 5,00 0,00 20,00
79 1010000 14,85 9,90 35,64 29,70 9,90 0,00 0,00
80 1500000 16,67 8,00 23,33 26,67 10,00 5,33 10,00
81 1500000 20,00 3,33 28,00 26,67 2,00 5,33 14,67
82 1450000 34,48 6,90 17,24 27,59 3,45 3,45 6,90
83 980000 16,33 0,00 32,65 40,82 10,20 0,00 0,00
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
168
No. Budget
(Rp.)
Akomodasi
(%)
Shopping
(%)
FB
(%)
Sightseeing
(%)
Transport
(%)
Entertainment
(%)
Others
(%)
84 5000000 26,00 4,00 10,00 20,00 20,00 20,00 0,00
85 700000 14,29 14,29 17,14 21,43 21,43 0,00 11,43
86 1300000 43,08 7,69 19,23 15,38 9,23 0,00 5,38
87 2000000 0,00 25,00 35,00 20,00 5,00 10,00 5,00
88 1800000 16,67 5,56 38,89 22,22 8,33 5,56 2,78
89 1600000 31,25 6,25 31,25 12,50 6,25 0,00 12,50
90 1000000 36,00 0,00 15,00 35,00 6,00 0,00 8,00
91 4200000 23,81 0,00 11,90 11,90 28,57 0,00 23,81
92 2025000 25,93 14,81 34,57 19,75 4,94 0,00 0,00
93 1500000 20,00 20,00 26,67 20,00 6,67 6,67 0,00
94 400000 25,00 0,00 12,50 37,50 12,50 12,50 0,00
95 1500000 33,33 0,00 26,67 26,67 3,33 3,33 6,67
96 1030000 16,50 9,71 19,42 43,69 7,77 2,91 0,00
97 920000 19,57 10,87 21,74 32,61 4,35 10,87 0,00
98 1500000 20,00 13,33 14,00 26,67 8,00 6,67 11,33
99 2000000 50,00 0,00 20,00 22,50 7,50 0,00 0,00
100 1475000 25,42 13,56 33,90 20,34 6,78 0,00 0,00
101 1400000 21,43 7,14 28,57 21,43 10,71 7,14 3,57
102 1190000 20,17 16,81 33,61 25,21 4,20 0,00 0,00
103 1500000 40,00 6,67 26,67 20,00 6,67 0,00 0,00
104 1600000 18,75 18,75 31,25 18,75 9,38 0,00 3,13
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
169
No. Budget
(Rp.)
Akomodasi
(%)
Shopping
(%)
FB
(%)
Sightseeing
(%)
Transport
(%)
Entertainment
(%)
Others
(%)
105 1300000 16,15 0,00 16,15 32,31 6,46 15,38 13,54
106 1500000 10,67 33,33 8,00 16,67 10,00 13,33 8,00
107 1000000 12,00 0,00 40,00 25,00 10,00 0,00 13,00
108 1740000 24,14 5,75 40,23 22,99 6,90 0,00 0,00
109 2000000 8,50 60,00 10,00 5,00 10,00 2,50 4,00
110 1700000 52,94 0,00 23,53 17,65 2,94 2,94 0,00
111 2000000 8,50 60,00 10,00 5,00 10,00 2,50 4,00
112 2000000 50,00 15,00 15,00 15,00 5,00 0,00 0,00
113 1900000 52,63 10,53 15,79 15,79 5,26 0,00 0,00
114 1000000 37,50 0,00 37,50 12,50 12,50 0,00 0,00
115 1425000 26,32 14,04 28,07 14,04 10,53 7,02 0,00
116 600000 25,00 16,67 16,67 33,33 8,33 0,00 0,00
117 1000000 12,00 20,00 35,00 25,00 8,00 0,00 0,00
118 1430000 9,09 6,99 20,98 20,98 20,98 20,98 0,00
119 1000000 40,00 10,00 14,00 25,00 4,00 0,00 7,00
120 1500000 26,67 40,00 10,00 20,00 3,33 0,00 0,00
121 750000 33,33 0,00 26,67 26,67 6,67 6,67 0,00
122 600000 25,00 0,00 25,00 41,67 8,33 0,00 0,00
123 2000000 15,00 15,00 20,00 25,00 6,00 5,00 14,00
124 1500000 30,00 23,33 13,33 20,00 3,33 0,00 10,00
125 3500000 14,29 14,29 42,86 20,00 5,71 0,00 2,86
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
170
No. Budget
(Rp.)
Akomodasi
(%)
Shopping
(%)
FB
(%)
Sightseeing
(%)
Transport
(%)
Entertainment
(%)
Others
(%)
126 1500000 26,67 6,67 26,67 26,67 6,67 0,00 6,67
127 4500000 22,22 22,22 22,22 11,11 11,11 11,11 0,00
128 1975000 15,19 25,32 15,19 25,32 7,59 6,33 5,06
129 1650000 30,30 18,18 18,18 12,12 9,09 12,12 0,00
130 2000000 17,50 10,00 35,00 15,00 12,50 10,00 0,00
131 1100000 0,00 36,36 22,73 36,36 4,55 0,00 0,00
132 1500000 0,00 13,33 25,00 26,67 6,67 16,67 11,67
133 3150000 15,87 47,62 15,87 6,35 6,35 7,94 0,00
134 2000000 30,00 20,00 22,50 20,00 5,00 2,50 0,00
135 2650000 37,74 18,87 18,87 18,87 5,66 0,00 0,00
136 1270000 18,90 15,75 22,05 27,56 15,75 0,00 0,00
137 2950000 25,42 16,95 33,90 16,95 6,78 0,00 0,00
138 1200000 0,00 33,33 20,83 37,50 4,17 0,00 4,17
139 1630000 29,45 18,40 24,54 21,47 6,13 0,00 0,00
140 2000000 18,00 10,00 30,00 25,00 10,00 0,00 7,00
141 930000 19,35 0,00 26,88 43,01 10,75 0,00 0,00
142 420000 16,67 0,00 23,81 47,62 11,90 0,00 0,00
143 1110000 13,51 45,05 9,01 27,03 5,41 0,00 0,00
144 930000 19,35 0,00 26,88 43,01 10,75 0,00 0,00
145 1250000 24,00 0,00 36,00 32,00 8,00 0,00 0,00
146 1160000 36,21 8,62 12,07 34,48 8,62 0,00 0,00
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
171
No. Budget
(Rp.)
Akomodasi
(%)
Shopping
(%)
FB
(%)
Sightseeing
(%)
Transport
(%)
Entertainment
(%)
Others
(%)
147 1290000 37,98 0,00 27,13 27,13 7,75 0,00 0,00
148 1950000 25,64 5,13 25,64 20,51 7,69 5,13 10,26
149 3750000 32,00 5,33 20,00 26,67 6,67 5,33 4,00
150 1200000 10,00 15,00 20,00 30,00 5,00 10,00 10,00
151 1200000 10,00 15,00 20,00 30,00 5,00 10,00 10,00
152 1000000 27,00 12,00 15,00 40,00 6,00 0,00 0,00
153 2700000 44,44 22,22 3,70 18,52 3,70 3,70 3,70
154 2000000 50,00 15,00 10,00 20,00 5,00 0,00 0,00
155 2000000 50,00 15,00 10,00 20,00 5,00 0,00 0,00
156 1740000 48,28 3,45 13,79 17,24 5,75 5,75 5,75
157 1740000 48,28 3,45 13,79 17,24 5,75 5,75 5,75
158 980000 48,98 0,00 10,20 30,61 10,20 0,00 0,00
159 1950000 17,95 25,64 25,64 20,51 0,00 10,26 0,00
160 1950000 17,95 25,64 25,64 20,51 0,00 10,26 0,00
161 1000000 30,00 15,00 10,00 30,00 6,00 6,00 3,00
162 1000000 20,00 0,00 20,00 40,00 10,00 0,00 10,00
163 1000000 25,00 0,00 25,00 25,00 15,00 0,00 10,00
164 1430000 37,76 0,00 20,98 24,13 3,15 13,99 0,00
165 1430000 37,76 0,00 20,98 24,13 3,15 13,99 0,00
166 1000000 10,00 0,00 30,00 40,00 20,00 0,00 0,00
167 5200000 19,23 19,23 19,23 11,54 2,31 19,23 9,23
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
172
No. Budget
(Rp.)
Akomodasi
(%)
Shopping
(%)
FB
(%)
Sightseeing
(%)
Transport
(%)
Entertainment
(%)
Others
(%)
168 1250000 32,00 0,00 32,00 32,00 4,00 0,00 0,00
169 1200000 25,00 0,00 25,00 41,67 8,33 0,00 0,00
170 1200000 25,00 0,00 25,00 41,67 8,33 0,00 0,00
171 1000000 28,00 0,00 30,00 25,00 12,00 0,00 5,00
172 690000 26,09 0,00 23,19 43,48 7,25 0,00 0,00
173 800000 25,00 0,00 15,00 50,00 10,00 0,00 0,00
174 690000 26,09 0,00 23,19 43,48 7,25 0,00 0,00
175 800000 25,00 0,00 15,00 50,00 10,00 0,00 0,00
176 1600000 28,13 0,00 31,25 21,88 9,38 0,00 9,38
177 1000000 15,00 15,00 15,00 30,00 10,00 10,00 5,00
178 1000000 15,00 15,00 15,00 30,00 10,00 10,00 5,00
179 6750000 44,44 8,89 17,78 17,78 8,89 2,22 0,00
180 4570000 30,63 5,47 21,88 26,26 13,13 2,63 0,00
181 1650000 5,45 3,64 3,64 7,27 36,36 36,36 7,27
182 1000000 16,00 0,00 20,00 35,00 10,00 0,00 19,00
183 2000000 20,00 10,00 20,00 20,00 7,50 10,00 12,50
184 980000 48,98 0,00 10,20 30,61 10,20 0,00 0,00
185 930000 19,35 0,00 26,88 43,01 10,75 0,00 0,00
Keterangan :
FB : Food &
Beverages
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
QUESTIONNAIRE “FOREIGN BACKPACKER TOURIST EXPENDITURE PATTERN
PROFILE IN YOGYAKARTA” By: Devi Putri Maritha Student Of Economic Faculty UNS, SOLO, Central Java
Dear Mr/Mrs/Miss,
I am Devi Putri Maritha the student of economics Faculty UNS Solo, Central Java.
Now, I‟m conducting my research to finish my bachelor degree. So, if you don‟t
mind, I would like to ask you a favor to fill this questionnaire below based on
your experiences travel in Yogyakarta. I really appreciate if you could help me.
Thank you so much and I hope you have a great time in Yogyakarta.
A. IDENTITY
1. Name : ……………………………...
2. Sex : Female Male
3. Age :………………………………
4. E-mail Address : ……………………………...
5. Country of origin : ……………………..
a. Netherland f. England k. Other ………..
b. Germany g. Japan
c. French h. Malaysia
d. U.S.A i. Singapore
e. Australia j. South Korea
6. Education Level : ………………….
a. Doctoral Degree d. High school
b. Master Degree e. Other …………..
c. Bachelor Degre
7. Occupation/Job : ……………
a. Student g. Free Lance m. Technician
b. Businessman/woman h.Accountant n. Teacher
c. Government servant i. Doctor/medical worker o. Engineer
d. Designer j.Art worker p. NGO/social worker
e. Entertainer k. Researcher q. Company
staff
f. Manager l. Retired r. Other
………….
B. TRAVEL CHARACTERISTIC
8. With whom you do your trip to Yogyakarta ….?
a. Alone d. Family
b. Friends/patners e. Others ……….
c. Group
9. How many time have you been visit Yogyakarta …… ?
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
174
a. First time d. third
b. Twice e. More than three times
10. What kind of local transportation mostly you used when you are in
Yogyakarta ?
a. Public Bus d. Pedicab (Becak) g. Others
…………..
b. Trans Jogja Bus e. Andong
c. Taxi f. Motorcycle
11. Please mention the places (tourist destinations) you planned to visit during
your trip in Yogyakarta ?
a. …………
b. …………
c. ………
d. ………
e. ………
12. Please mention the places (tourist destinations) you have already visited
during your trip in Yogyakarta ?
a. …………
b. …………
c. ………
d. ………
e. ………
13. How long you will stay at Yogyakarta ? Answer:………………days
14. Where are your destinations besides Yogyakarta :
a. South-East Asia
b. Someplaces in Indonesia, mention …………………..
c. Only Yogyakarta
d. Other ……………………….
15. What type of accomodations you stayed when you‟re in Yogyakarta ?
a. Budget accomodation like Hostel/motels/Guesthouse
b. Relatives/Friend‟s house
c. Big Hotel/stars hotel
16. Where are you usually having lunch and dinner during your visit at
Yogyakarta ?
a. In hotel/guesthouse/motel/hostel
b. Restaurant/café
c. Local restaurant like lesehan/warung makan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
175
17. You know about Yogyakarta from ………
a. Internet f. Newspapper
b. Guidebooks g. Airlines
c. friends/relatives h.TV Programme
d. Magazine i. Travel Agent
e. Tourism Board j. Others ………………..
18. What type of source of information you used for planning your trip to
Yogyakarta ?
a. Internet f. Newspapper
b. Guidebooks g. Airlines
c. Recomendation from friends/relatives h.TV Programme
d. Magazine i. Travel Agent
e. Tourism Board j. Others …………………..
19. Please give a check () to the number between 1 -6 that suitable with your
opinion about tourism services in Yogyakarta below.
Explanation :
1 = Very Good 3 = Good Enough 5 = Very Bad
2 = Good 4 = Bad 6 = Doesn‟t Know
No Item Services Range Of Opinion
1 2 3 4 5 6
1. Infrastructures
a. Airport
b. Railway Station
c. Bus Station
d. Local Transportation Network
e. Health Care
f. Telekomunication network (internet, phone
network, etc)
g. Electricity
h. Parking Facilities
2. Attraction:
a. Landscape
b. Mountain
c. Beach
d. Historic and Modern Building
e. Castles (like taman sari, vandenburg, etc)
f. Monument
g. Garden & Park
h. Museum
i. Theatres
j. Art & Craft
k. History
l. Carnival
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
176
m. Festival
4. Facilities :
a. Accomodations : Hotel/motel/guesthouse
b. Transportation equipments :
- Trans Jogja Bus,
- Public Bus
- Traditional transport : Becak, andong
- Taxi
c. Restaurants/Warungs
d. Bank/Money Changer
e. Tourist Information Centre
f. Retail Outlet
g. Guide
C. EXPENDITURE PATTERN
20. How much is your trip budget to visit Yogyakarta ?
Answer : ………………………………………….
21. How much you allocate your budget for :
a. Accomodation : ………………
b. Shopping :………………
c. Food &beverages :……………….
d. Sigthseeing :………………
e. Transportation :……………….
f. Entertainment :……………….
g. Others ………………..
22. Do you have a plan to visit Yogyakarta again ?
a. Yes b. No
23. Will you recommend Yogyakarta as one of the best tourism destinations in
Indonesia that must be visited to your friends/relatives?
a. Yes b. No
General opinion:
……………………………………………………………………………………
…. Thank You …..
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
177