profil sikap ilmiah siswa dalam pembelajaran ipa...
TRANSCRIPT
PROFIL SIKAP ILMIAH SISWA DALAM PEMBELAJARAN IPA KELAS
VIII DI SMP NEGERI 8 TANJUNGPINANG
ARTIKEL E-JOURNAL
JUMANIA
NIM. 140384205040
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS MARITIM RAJA ALI HAJI TANJUNGPINANG
2019
1
PROFIL SIKAP ILMIAH SISWA DALAM PEMBELAJARAN IPA KELAS
VIII DI SMP NEGERI 8 TANJUNGPINANG
Jumania1, Azza Nuzullah Putri
2, Bony Irawan
3
1, 2, 3Program Studi Pendidikan Biologi, FKIP, Universitas Maritim Raja Ali Haji
Email : [email protected]
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan sikap ilmiah siswa dalam
pembelajaran IPA kelas VIII di SMP Negeri 8 Tanjungpinang. Penelitian ini
menggunakan pendekatan kuantitatif dengan jenis penelitian deskriptif. Data
penelitian diperoleh melalui instrumen lembar observasi. Sampel yang digunakan
yaitu kelas VIII A, VIII C, dan VIII E di SMP Negeri 8 Tanjungpinang yang
berjumlah 91 orang. Hasil analisis data menunjukkan bahwa sikap ilmiah siswa
memperoleh rata-rata 66% dengan kategori cukup. Aspek sikap ilmiah yang dapat
dikategorikan baik terdapat pada sikap rasa ingin tahu dengan rata-rata 75% dan sikap
objektif terhadap data/fakta dengan rata-rata 77%, sedangkan untuk aspek sikap
ilmiah (berpikir kritis, kreativitas, kerjasama, peka terhadap lingkungan sekitar dan
berpikiran terbuka) memiliki kategori cukup dengan rata-rata dalam rentang 58% -
68%. Disarankan kepada guru agar lebih dapat mengembangkan sikap ilmiah siswa
dalam pembelajaran.
Kata kunci: Sikap Ilmiah, Pembelajaran IPA, Profil
2
PENDAHULUAN
Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) memiliki peranan penting agar pendidikan
berkualitas. Ilmu Pengetahuan Alam diperoleh melalui penelitian dengan
menggunakan langkah-langkah tertentu yang disebut metode ilmiah. Metode ilmiah
tidak hanya merasakan siswa memperoleh pengetahuan tetapi juga memperoleh
kemampuan untuk menggali sendiri pengetahuan dari alam bebas. Proses tersebut
dapat dikembangkan menjadi sikap ilmiah (Ekan, 2013: 9).
Sikap misalnya mempercayai, menghargai, menanggapi, menerima, dan
sebagainya. Sikap ilmiah merupakan sikap yang dimiliki oleh seseorang yang
didapatkan melalui pemberian contoh-contoh positif dan harus terus dikembangkan
supaya bisa dimiliki oleh seseorang (Enisiati, 2016: 4). Sikap ilmiah (scientific
attitude) ialah sikap yang memungkinkan seseorang berpikir dan bertindak secara
ilmiah yang didasarkan pada pengalaman. Pemahaman peserta didik sangat
menentukan berhasil atau gagalnya proses pembelajaran.
Sikap ilmiah sangat diperlukan karena merupakan pondasi awal dalam
menciptakan siswa-siswa yang memiliki pengetahuan, dan keterampilan. Pada
pembelajaran IPA diarahkan dengan cara mencari tahu tentang alam secara
sistematis, sehingga IPA bukan hanya merupakan penguasaan kumpulan pengetahuan
yang berupa fakta-fakta, konsep-konsep, atau prinsip-prinsip saja, serta teori dan
hukum tetapi juga merupakan suatu proses penemuan dan pembentukan sikap ilmiah
(Tursinawati, 2013: 2).
Berdasarkan hasil wawancara dengan guru IPA yang didapat oleh peneliti di
SMP Negeri 8 Tanjungpinang, yaitu guru sudah menerapkan pembelajaran yang
3
sesuai dengan Kurikulum 2013. Guru sudah menumbuhkan sikap ilmiah kepada
siswa dengan menggunakan metode pembelajaran, seperti diskusi kelompok dan
praktikum atau percobaan. Sebelum kegiatan praktikum dilakukan, guru sudah
memberikan panduan praktikum untuk memudahkan siswa dalam melakukan
kegiatan praktikum. Tujuan dari pada penelitian ini untuk mendeskripsikan sikap
ilmiah siswa dalam pembelajaran IPA kelas VIII di SMP Negeri 8 Tanjungpinang.
METODE PENELITIAN
Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metode deskriptif. Penelitian
deskriptif merupakan penelitian yang menggambarkan dan menginterpretasikan
kondisi yang ada, proses yang sedang berlangsung, dan akibat yang sedang terjadi.
Setelah data didapatkan, peneliti melakukan analisis data dengan mendeskripsikan
menggunakan kata-kata. Sampel yang digunakan dalam penelitian ini sebanyak 91
siswa, yang terdiri dari kelas VIII A, VIII C, dan VIII E. Sampel melakukan kegiatan
pembelajaran dengan metode praktikum yang diajar oleh guru IPA di kelas.
Penentuan subjek penelitian dengan teknik simple random sampling.
Instrumen penelitian yang digunakan terdiri dari lembar observasi sikap
ilmiah. Lembar observasi untuk melihat sikap ilmiah siswa secara langsung dalam
praktikum terhadap materi gerak pada tumbuhan putri malu. Aspek sikap ilmiah yang
digunakan dalam penelitian ini terdapat 7 aspek, yaitu sikap rasa ingin tahu, sikap
objektif terhadap data/fakta, sikap berpikir kritis, sikap kreativitas, sikap berpikiran
terbuka, sikap kerjasama, dan sikap peka terhadap lingkungan sekitar (Modifikasi
4
Fatonah, & Prasetyo, 2014: 32-33). Instrumen divalidasi dengan dilihat berdasarkan
validitas konstruk oleh validator terlebih dahulu.
Lembar observasi dilakukan oleh dua pengamat, yaitu peneliti dan guru IPA
SMP Negeri 8 Tanjungpinang. Penskoran instrumen dilakukan dengan penskoran 4-
0, yaitu siswa yang memunculkan semua (tiga) indikator maka memperoleh skor 4.
Jika hanya memunculkan dua indikator maka siswa memperoleh skor 3. Jika hanya
satu dari tiga indikator yang muncul maka siswa memperoleh skor 1. Sedangkan
siswa yang tidak memunculkan indikator dari aspek-aspek keterampilan proses sains
maka siswa tidak memperoleh skor (skor 0). Skor lembar observasi dihitung
berdasarkan indikator apa saja yang muncul disetiap aspek sikap ilmiah selama
praktikum. Data berupa skor hasil lembar observasi sikap ilmiah dari setiap sampel
diolah dengan menggunakan analisis deskriptif dan interpretasinya berdasarkan
persentase dari penskoran yang telah didapat saat pembelajaran.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Hasil analisis deskriptif diperoleh dengan cara menskoring deskriptor
observasi siswa terhadap aspek yang dinilai pada aspek sikap ilmiah, kemudian
menghitung jumlah skor yang didapat dari masing-masing aspek sikap ilmiah. Skala
yang digunakan dalam penskoran lembar observasi sikap ilmiah adalah 1 - 4,
kemudian dikonversikan dalam kategori nilai persentase. Berdasarkan hasil lembar
observasi sikap ilmiah dapat peneliti sajikan tabel 2 sebagai berikut.
5
Tabel 1. Hasil Penilaian Lembar Observasi Sikap Ilmiah
Sikap rasa ingin tahu siswa kelas VIII SMP Negeri 8 Tanjungpinang
dikategorikan cukup baik. Hal ini dikarenakan masih banyak siswa yang pasif di
kelas, tidak ada keberanian untuk mengajukan pertanyaan maupun menanggapi
pertanyaan. Menurut (Suwondo, 2013: 6) keingintahuan siswa yang tinggi dalam
pembelajaran dapat diketahui dari usaha yang dilakukan siswa tersebut dalam
memahami suatu konsep baru yang akan dipelajari.
Kategori sikap objektif terhadap data/fakta secara keseluruhan adalah cukup
baik. Hal ini dikarenakan masih ada siswa yang memanipulasi data dengan
menyontek temannya dan ada juga yang tidak menghargai pendapat temannya.
Sejalan dengan penelitian (Lelly., dkk, 2012: 8) yang menyatakan bahwa indikator
sikap ilmiah jujur ini dapat dilihat dari melaporkan hasil karya sesuai temuan,
mengakui kesalahan dan tidak mencontek.
Sikap berpikir kritis pada kategori kurang baik, hal ini dikarenakan dari tiga
indikator sikap berpikir kritis, hampir semua siswa tidak memunculkan tiga indikator
tersebut. Siswa enggan mengulangi percobaan yang diragukan kebenarannya dan
No Aspek sikap Ilmiah
Kelas VIII Rata-
rata
(%)
Kategori A (%) C (%) E (%)
1 Rasa ingin tahu 73 74 78 75 Baik
2 Objektif terhadap data/fakta 88 59 85 77 Baik
3 Berpikir kritis 58 55 60 58 Cukup
4 Kreativitas 58 63 55 59 Cukup
5 Berpikiran terbuka 73 73 59 68 Cukup
6 Kerjasama 60 83 48 64 Cukup
7 Peka terhadap lingkungan
sekitar 68 80 75 66 Cukup
Rata-rata 68 70 66 68 Cukup
Kategori Cukup Cukup Cukup Cukup
6
mengabaikan data begitu saja. Sampel terlihat kurang dibiasakan untuk
menyampaikan atau memberikan gagasan saat diskusi kelompok. Hal ini sejalan
dengan penelitian yang dilakukan oleh (Yustina., dkk, 2016: 120) sikap berpikir kritis
diduga kurang baik dikarenakan kurangnya pembiasaan menyampaikan hal yang
didiskusikan dalam pembelajaran.
Aspek selanjutnya, sikap kreativitas yang secara keseluruhan menunjukkan
kategori cukup. Sikap kreativitas dapat dilihat dari laporan hasil praktikum siswa.
Terlihat pada hasil praktikum siswa yang satu ke siswa lainnya ataupun kelompok
satu ke kelompok lainnya tidak ada perbedaan yang mencolok dalam menyusun
laporan praktikum. Saat observasi dilakukan hanya sebagian kecil siswa yang mau
menyarankan praktikum baru untuk pembelajaran selanjutnya. Hal ini perlu adanya
dorongan guru kepada siswa untuk membentuk kreativitas siswa agar lebih baik lagi.
Menurut (Winarso, 2014: 9) untuk mewujudkan kreativitas siswa diperlukan
dorongan dan dukungan dari lingkungan (motivasi eksternal) yang berupa apresiasi,
dukungan, pemberian penghargaan, pujian, insentif, dan motivasi internal untuk
menghasilkan sesuatu.
Sikap berpikiran terbuka siswa secara keseluruhan menunjukkan pada
kategori cukup. Hal ini dapat dilihat saat pembelajaran, bahwa masih ada siswa yang
enggan untuk mengubah pendapat jika datanya kurang dan tidak mau menerima saran
dari teman kelompok. Saat kelompok penyaji presentasi di depan kelas untuk
menyampaikan hasil diskusi, masih ada siswa lain yang tidak memperhatikan
kelompok tersebut. Guru sebagai motivator hendaknya dapat membiasakan siswa
untuk menghargai pendapat siswa lainnya. Sesuai dengan pernyataan (Saputri, 2017:
7
29), guru perlu membiasakan siswa untuk menerima pendapat siswa yang lain,
walaupun kemungkinan pendapat siswa tersebut kurang tepat.
Sikap kerjasama secara keseluruhan menunjukkan kategori cukup. Hal ini
ditunjukkan pada siswa yang selalu merasa benar sendiri, tidak ada kemauan untuk
kerjasama, dan sebagian besar siswa tidak berpartisipasi aktif serta tidak memberikan
pendapat dalam diskusi kelompok. Sesuai dengan (Ulva., dkk. 2017: 625) yang
menyatakan bahwa harusnya sikap kerjasama merupakan bentuk menghargai
pendapat dan mau menerima saran dari anggota kelompok yang lain, menunjukkan
sikap tidak merasa paling benar, mau membantu anggota kelompok yang mengalami
kesulitan, dan mendiskusikan setiap permasalahan yang terjadi dalam kelompok.
Sikap peka terhadap lingkungan sekitar secara keseluruhan menunjukkan
kategori cukup. Hal ini ditunjukkan dengan siswa memungut sampah yang
berserakan di kelas, yang berarti siswa sudah perhatian terhadap peristiwa sekitar dan
juga menjaga kebersihan lingkungan kelas. Hanya saja sebagian besar siswa belum
menanamkan dalam dirinya untuk ikut serta dalam kegiatan sosial. Hal ini sejalan
dengan (Yustina., dkk, 2016: 121) yang menyatakan bahwa membentuk sikap peduli
lingkungan siswa dengan berpartisipasi aktif dalam menjaga kebersihan lingkungan
sekitar dan ikutserta dalam kegiatan sosial.
PENUTUP
SIMPULAN
Hasil rata-rata sikap ilmiah berdasarkan lembar observasi sebesar 66% dengan
kategori cukup. Aspek sikap ilmiah yang dapat dikategorikan baik terdapat pada
sikap rasa ingin tahu dengan rata-rata 75% dan sikap objektif terhadap data/fakta
8
dengan rata-rata 77%, sedangkan untuk aspek sikap ilmiah (berpikir kritis, kreativitas,
kerjasama, peka terhadap lingkungan sekitar dan berpikiran terbuka) memiliki
kategori cukup dengan rata-rata dalam rentang 58% - 68%.
IMPLIKASI
Sikap ilmiah lebih terbentuk jika pembelajaran melibatkan siswa secara
langsung, seperti menggunakan metode diskusi dan praktikum.
SARAN
Pada penelitian ini, peneliti memiliki beberapa saran sebagai berikut.
1. Guru, sebaiknya lebih mengembangkan sikap ilmiah siswa dalam pembelajaran.
Guru juga sebaiknya lebih memperhatikan siswa secara menyeluruh, agar tidak
ada siswa yang tidak mengikuti pembelajaran yang sedang berlangsung dengan
seksama.
2. Siswa, hendaknya sudah memahami konsep atau materi yang akan
dipraktikumkan. Agar lebih dapat memperlancar proses pembelajaran.
3. Peneliti lainnya, hendaknya dapat mengembangkan indikator-indikator disetiap
aspek sikap ilmiah. Tidak hanya terpaku dengan indikator-indikator yang sudah
dilakukan oleh peneliti sebelumnya.
DAFTAR PUSTAKA
Andriani, Ria. 2018. Korelasi Sikap Ilmiah Siswa Dengan Hasil Belajar IPA Kelas
VIII Pada Materi Gerak Pada Makhluk Hidup di MTsN Pangian. Skripsi FTIK,
Institut Agama Islam Negeri, Batu Sangkar.
Enisiati. 2016. Sikap Ilmiah SIswa Kelas V dalam Pembelajaran IPA di SD Donotirto
Bangunjiwo Kasihan Bantul. Skripsi Prodi PGSD. FKIP. Universitas PGRI
Yogyakarta.
9
Ekan, N.W., Partadjaja, T.R., & Renda, N.T. 2013. Kontribusi Sikap Ilmiah Dan
Minat Belajar Terhadap Hasil Belajar IPA Siswa Kelas V SDN Banyuasri
Kecamatan Buleleng, Kabupaten Buleleng. Singaraja : Universitas Pendidikan
Ganesa.
Fatonah, Siti., & Prasetyo, Zuhdan, K. 2014. Pembelajaran Sains. Yogyakarta:
Ombak.
Jufri, Wahab. 2013. Belajar dan Pembelajaran SAINS. Cetak ke-I, Bandung: Pustaka
Reka Cipta.
Lelly, Paulina., Zulhelmi., & Nasir, M. 2012. Sikap Ilmiah Siswa Dalam
Pembelajaran IPA Fisika Dalam Pembelajaran IPA Fisika Melalui
Penggunaan Media Asli Pada Siswa Kelas VIII SMP Negeri 32 Pekanbaru.
Saputri, Rizka, Sofyan. 2017. Peran Guru dalam Meningkatkan Sikap Ilmiah Peserta
Didik Kelas V-B di MIN Demangan Kota Madiun. UIN Maulana Malik
Ibrahim. Jurusan Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah.
Suwondo., Febrita, Elya., & Suryana, Ade. 2013. Analisis Aktivitas dan Sikap Ilmiah
Mahasiswa dengan Model Pengajaran Langsung Berbasis Inkuiri pada
Matakuliah Sistematika Invertebrata. Jurnal Biogenesis. 10(1): 1-10
Tursinawati. 2013. Analisis Kemunculan Sikap Ilmiah Siswa dalam Pelaksanaan
Percobaan pada Pembelajaran IPA di SDN Kota Banda Aceh. Jurnal Pionir,
Vol. 1, No. 1. Terbit Juli-Desember 2013.
Ulva, Varicha., Ibrohim, & Sutomo. 2017. Mengembangkan Sikap Ilmiah Siswa Smp
Melalui Pembelajaran Inkuiri Terbimbing Pada Materi Ekosistem.
http://journal.um.ac.id/index.php/jptpp/ EISSN: 2502-471X DOAJ-
SHERPA/RoMEO-Google Scholar-IPI. Jurnal Pendidikan: Teori, Penelitian,
dan Pengembangan Volume: 2 Nomor: 5 Bulan Mei Tahun 2017 Halaman:
622-626
Winarso, Widodo. 2014. Problem Solving, Creativity dan Decision Making Dalam
Pembelajaran Matematika. Tadris Matematika. IAIN Syekh Nurjati Cirebon.
EduMa Vol.3, No. 1 Juli 2014. ISSN 2086 – 3918.
Yustina, Suwondo, & Oshi Handayani. 2016. Profil Hasil Belajar dan Sikap Ilmiah
Tema Pencegahan Kebakaran Lahan dan Hutan berbasis Pendekatan
Konstruktivisme. Jurnal Biogenesis Vol. 13 (1): 115-122. Program Studi
Pendidikan Biologi FKIP. UNRI. ISSN: 1829-5460