program - · pdf filea. latar belakang salah satu hasil ... hasil identifikasi terdapat 2...

6
PROGRAM : PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN HUTAN TANAMAN JUDUL UKP : TEKNOLOGI PERBENIHAN TANAMAN HUTAN KOORDINATOR UKP : Dra. Dida Syamsuwida, M.Sc. JUDUL KEGIATAN : KARAKTERISTIK HABITAT DAN EKOLOGI POHON PENGHASIL KULIT KAYU GEMOR PELAKSANA KEGIATAN : Wahyu Catur Adinugroho, S.Hut RINGKASAN PENELITIAN : A. Latar Belakang Salah satu hasil hutan non kayu yang dihasilkan hutan rawa gambut adalah kulit kayu gemor. Kulit kayu gemor ini dimanfaatkan sabagai salah satu bahan dasar obat nyamuk. Pengumpulan kulit kayu gemor hingga tahun 1998an merupakan salah satu mata pencaharian masyarakat sekitar hutan rawa gambut. Dampak pengumpulan yang berlebihan dan teknik pengumpulan dengan cara menebang pohon gemor berakibat terganggunya kelestarian pohon gemor sehingga saat ini sulit untuk menemukan pohon gemor terlebih pohon gemor yang berdiameter besar. Berdasarkan kondisi ini sangat perlu untuk membudidayakan pohon gemor guna menjaga kelesatariannya dan mempunyai nilai ekonomis. Untuk kegiatan budidaya, diperlukan informasi karakteristik dari pohon tersebut sehingga tidak salah jenis yang ditanam serta informasi kondisi habitat dan ekologi dari pohon tersebut sehingga pohon tersebut dapat tumbuh dengan baik karena ditanam pada kondisi ekologi dan habitat yang sesuai. B. Tujuan Penelitian Karakteristik Habitat dan Ekologi Pohon Penghasil Kulit Kayu Gemor dilakukan untuk memberikan kontribusi dalam memecahkan masalah yang berkaitan dengan kesuaian habitat dan ekologi yang menjadi persayaratan tumbuh dari pohon penghasil kulit kayu gemor yang ingin dikembangkan. C. Metode Penelitian Untuk mencapai tujuan tersebut diatas maka dilakukan pengumpulan data dengan bantuan berbagai alat seperti clinometer, hygrometer, termometer, kompas, GPS, pita ukur, dll, meliputi data sekunder maupun data primer. Data primer diperoleh melalui pengamatan langsung terhadap aspek habitat dan ekologi pada plot penelitian sebagai cuplikan di lapangan. Selanjutnya data-data tersebut dilakukan analisa untuk mengetahui deskripsi botani pohon penghasil kulit kayu gemor, kondisi vegetasi (komposisi, dominasi, asosiasi dan keanekaragaman) dan kondisi lingkungan (suhu, kelembaban, curah hujan, tanah) serta kandungan kimia dari bagian pohon gemor. D. Hasil Penelitian Penelitian dilakukan di Dsn Jengan dan Ds. Long Daliq, Kab. Kutai Barat Kalimantan Timur dan Dsn. Tuanan, Kab. Kapuas Kalimantan Tengah yang menjadi habitat pohon gemor. - Deskripsi botani Hasil identifikasi terdapat 2 spesies yang dimanfaatkan masyarakat sebagai penghasil kulit kayu gemor ( Nothaphoebe coriacea (Kosterm.) Kosterm, Nothaphoebe cf umbelliflora). Masyarakat membedakan 2 spesies pohon ini dari warna kulit dalam setelah dikupas yaitu ada berwarna putih kekuningan dan merah, dari 2 spesies ini jenis Nothaphoebe coriacea (Kosterm.) Kosterm lebih banyak yang diambil masyarakat karena kulitnya yang lebih tebal. masyarakat mengenal pohon tersebut dengan sebutan gemor, menuk, tempuloh. Jenis ini termasuk dalam famili Lauraceae. Menurut Whitmore et.al. (1990) pohon gemor dapat mencapai tinggi 23 m dan diameter setinggi dada 40 cm dimana pohon ini tumbuh secara alami di hutan rawa gambut dengan kedalaman gambut mencapai 2.5 m. Gbr 1. Karakter Pohon Nothaphoebe coriacea (Kosterm.) Kosterm

Upload: phamthuan

Post on 03-Feb-2018

233 views

Category:

Documents


1 download

TRANSCRIPT

Page 1: PROGRAM - · PDF fileA. Latar Belakang Salah satu hasil ... Hasil identifikasi terdapat 2 spesies yang dimanfaatkan masyarakat sebagai penghasil ... Nilai Tukar Kation (NH 4-Acetat

PROGRAM : PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN HUTAN TANAMAN JUDUL UKP : TEKNOLOGI PERBENIHAN TANAMAN HUTAN KOORDINATOR UKP : Dra. Dida Syamsuwida, M.Sc. JUDUL KEGIATAN : KARAKTERISTIK HABITAT DAN EKOLOGI POHON PENGHASIL KULIT KAYU GEMOR PELAKSANA KEGIATAN : Wahyu Catur Adinugroho, S.Hut RINGKASAN PENELITIAN : A. Latar Belakang Salah satu hasil hutan non kayu yang dihasilkan hutan rawa gambut adalah kulit kayu gemor. Kulit kayu gemor ini dimanfaatkan sabagai salah satu bahan dasar obat nyamuk. Pengumpulan kulit kayu gemor hingga tahun 1998an merupakan salah satu mata pencaharian masyarakat sekitar hutan rawa gambut. Dampak pengumpulan yang berlebihan dan teknik pengumpulan dengan cara menebang pohon gemor berakibat terganggunya kelestarian pohon gemor sehingga saat ini sulit untuk menemukan pohon gemor terlebih pohon gemor yang berdiameter besar. Berdasarkan kondisi ini sangat perlu untuk membudidayakan pohon gemor guna menjaga kelesatariannya dan mempunyai nilai ekonomis. Untuk kegiatan budidaya, diperlukan informasi karakteristik dari pohon tersebut sehingga tidak salah jenis yang ditanam serta informasi kondisi habitat dan ekologi dari pohon tersebut sehingga pohon tersebut dapat tumbuh dengan baik karena ditanam pada kondisi ekologi dan habitat yang sesuai.

B. Tujuan Penelitian Karakteristik Habitat dan Ekologi Pohon Penghasil Kulit Kayu Gemor dilakukan untuk memberikan kontribusi dalam memecahkan masalah yang berkaitan dengan kesuaian habitat dan ekologi yang menjadi persayaratan tumbuh dari pohon penghasil kulit kayu gemor yang ingin dikembangkan. C. Metode Penelitian Untuk mencapai tujuan tersebut diatas maka dilakukan pengumpulan data dengan bantuan berbagai alat seperti clinometer, hygrometer, termometer, kompas, GPS, pita ukur, dll, meliputi data sekunder maupun data primer. Data primer diperoleh melalui pengamatan langsung terhadap aspek habitat dan ekologi pada plot penelitian sebagai cuplikan di lapangan. Selanjutnya data-data tersebut dilakukan analisa untuk mengetahui deskripsi botani pohon penghasil kulit kayu gemor, kondisi vegetasi (komposisi, dominasi, asosiasi dan keanekaragaman) dan kondisi lingkungan (suhu, kelembaban, curah hujan, tanah) serta kandungan kimia dari bagian pohon gemor. D. Hasil Penelitian Penelitian dilakukan di Dsn Jengan dan Ds. Long Daliq, Kab. Kutai Barat Kalimantan Timur dan Dsn. Tuanan, Kab. Kapuas Kalimantan Tengah yang menjadi habitat pohon gemor. - Deskripsi botani Hasil identifikasi terdapat 2 spesies yang dimanfaatkan masyarakat sebagai penghasil kulit kayu gemor (Nothaphoebe coriacea (Kosterm.) Kosterm, Nothaphoebe cf umbelliflora). Masyarakat membedakan 2 spesies pohon ini dari warna kulit dalam setelah dikupas yaitu ada berwarna putih kekuningan dan merah, dari 2 spesies ini jenis Nothaphoebe coriacea (Kosterm.) Kosterm lebih banyak yang diambil masyarakat karena kulitnya yang lebih tebal. masyarakat mengenal pohon tersebut dengan sebutan gemor, menuk, tempuloh. Jenis ini termasuk dalam famili Lauraceae. Menurut Whitmore et.al. (1990) pohon gemor dapat mencapai tinggi 23 m dan diameter setinggi dada 40 cm dimana pohon ini tumbuh secara alami di hutan rawa gambut dengan kedalaman gambut mencapai 2.5 m.

Gbr 1. Karakter Pohon Nothaphoebe coriacea (Kosterm.) Kosterm

Page 2: PROGRAM - · PDF fileA. Latar Belakang Salah satu hasil ... Hasil identifikasi terdapat 2 spesies yang dimanfaatkan masyarakat sebagai penghasil ... Nilai Tukar Kation (NH 4-Acetat

- Kandungan kimia bagian pohon gemor Hasil skrining fitokimia dengan reaksi uji warna pada bagian pohon gemor (kulit batang, ranting dan daun) menunjukkan bahwa pada bagian kulit batang mempunyai kandungan utama metabolit sekunder (steroid, flavonoid, alkaloid, saponin, fenolik) sedangkan pada bagian lain (daun dan ranting) tidak semua kandungan utama metabolit sekunder ini terdapat didalamnya (Tabel 1).

Tabel 1. Hasil Skrining Fitokimia dengan Reaksi Uji Warna pada Bagian Pohon Gemor di Dsn. Jengan dan Dsn. Leking

Ket : Untuk uji warna, (-) bukan mutlak kandungan metabolit sekunder tersebut tidak ada pada sampel, tetapi bisa jadi kandungannya yang sedikit sehingga tidak terdeteksi. Hal ini karena uji warna bukan pada ekstrak pekat atau konsentrat. Jadi yang terdeteksi adalah kandungan utamanya saja

Untuk mengetahui tingkat racun terhadap nyamuk maka dilakukan Uji larvasida dilakukan pada sampel Kulit batang kayu gemor dari lokasi Jengan. Pengujian larvasida (terhadap larva nyamuk), dilakukan dengan memasukkan 10 ekor larva nyamuk pada masing masing variasi konsentrasi ekstrak yang diujikan. Sebagai kontrol larva nyamuk dalam aquadest tanpa ekstrak. Setelah diinkubasi selama 24 jam dan 48 jam diamati berapa larva nyamuk yang mati. Pada penelitian ini dilakukan 2 kali pengulangan Adapun larva nyamuk yang mati setelah 24 jam dan 48 jam dapat dilihat pada Tabel 2.

Tabel 2. Banyaknya larva nyamuk yang mati akibat ekstrak kulit batang kayu gemor

Pengulangan

Konsentrasi ekstrak (ppm) Nilai LC50 (ppm)

10 100 1000

I (24 jam) 1 2 4 3322

I (48 jam) 2 3 5 1182

II (24 jam) 0 1 3 3239

II (48 jam) 1 2 4 3322

Meskipun ekstrak kulit kayu gemor kurang bioaktiv karena memiliki LC50 terhadap BST > 1000 ppm, tetapi adanya peningkatan kematian larva nyamuk setelah diinkubasi selama 48 jam berarti ada efek larvasida dari ekstrak etanol kulit batang kayu gemor. Dibandingkan dengan penggunaan abate sebagai larvasida, ekstrak yang digunakan untuk membunuh 50 % populasi konsentrasinya lebih kecil karena dalam konsentrasi ppm (persejuta) sedangkan abate membutuhkan konsentrasi yang lebih tinggi yaitu 1 %. Sehingga Ekstrak ini potensial sebagai larvasida alami.

- Kondisi Vegetasi Hasil analisa vegetasi pada habitat pohon gemor di Ds. Long Daliq, Kaltim dan Dsn. Tuanan, Kalteng menunjukkan bahwa pada habitat pohon gemor di Ds. Long Daliq ditemukan 38 jenis, 26 marga dan 19 famili, sedangkan pada habitat pohon gemor di Dsn. Tuanan, Kalteng ditemukan 82 jenis, 57 marga dan 28 famili. Indeks Nilai Penting jenis vegetasi tertinggi pada tiap tingkat pertumbuhan (semai, pancang, tiang dan pohon) pada dua lokasi habitat pohon gemor dapat dilihat pada Tabel 3. Tabel 3. Jenis Vegetasi dengan INP Tertinggi pada tiap Tingkat Pertumbuhan di Ds. Long Daliq, Kaltim dan Dsn. Tuanan,

Kalteng yang menjadi Habitat Pohon Gemor Tingkat Pertumbuhan Lokasi Jenis Vegetasi dengan INP tertinggi

Semai Ds. Long Daliq, Kaltim

Syzygium sp1 (55.71%), Horsfieldia sp. (41.43%), Stemonurus scorpioides Becc. (34.29%)

Dsn. Tuanan, Kalteng

Macaranga puncticulata Gage (30.02%), Ixora sp. (27.70%), Ardisia sp. (13.74%), Tetramerista glabra Miq. (11.52%)

Pancang Ds. Long Daliq, Kaltim

Sizygium sp1. (47.67%), Stemonurus scorpioides Becc. (18.43%), Blumeodendron tokbrai Kurz ex J. J. Smith (15.90%)

Dsn. Tuanan, Kalteng

Tetramerista glabra Miq. (18.70%), Syzygium sp.1 (16.05%), Syzygium sp.2 (12.25%)

Tiang Ds. Long Daliq, Kaltim

Lithocarpus sp1. (52.24%), Blumeodendron tokbrai Kurz ex J. J. Smith (37.30%), Macaranga pruinosa Muell. Arg. (27.20%)

Dsn. Tuanan, Kalteng

Nothaphoebe coriacea (Kosterm.) Kosterm. (30.04%), Palaquium sp.1 (25.42%), Shorea parvifolia Dyer (20.12%)

Pohon Ds. Long Daliq, Kaltim

Shorea parvifolia Dyer (70.11%), Horsfieldia sp. (52.67%), Diospyros sp1. (28.54%)

Dsn. Tuanan, Kalteng

Koompassia malaccensis Maing. Ex Benth (46.0%), Diospyros sp.1 (37.46%), Nauclea sp. (25.34%)

Bagian Pohon Lokasi Flavonoid Fenolik Saponin Steroid Alkaloid

Kulit Batang Dsn. Jengan + + + + +

Dsn. Leking + + + + +

Ranting Dsn. Jengan - + + + +

Dsn. Leking - + + + +

Daun Dsn. Jengan - + - - +

Dsn. Leking - + - + +

Page 3: PROGRAM - · PDF fileA. Latar Belakang Salah satu hasil ... Hasil identifikasi terdapat 2 spesies yang dimanfaatkan masyarakat sebagai penghasil ... Nilai Tukar Kation (NH 4-Acetat

- Profil Vegetasi

Pohon gemor berada pada strata bawah dimana sebagian besar masih pada tingkat pertumbuhan pancang, hal ini meunjukkan bahwa hingga pertumbuhan tingkat pancang, pohon ini masih dapat hidup dengan adanya naungan. Strata atas pada habitat pohon gemor di dominasi oleh Shorea sp, Palaquium sp. dan Diospyros sp. Struktur horisontal dan vertikal vegetasi pada habitat pohon gemor dapat dilihat pada Gambar 2.

Gbr. 2. Profil Vegetasi pada Habitat Pohon Gemor di Ds. Long Daliq, KALTIM.

- Kondisi Tanah Kesesuaian kondisi tanah dengan habitat aslinya adalah salah satu penunjang keberhasilan kegiatan penanaman, habitat yang menjadi tempat tumbuh pohon gemor jenis tanahnya merupakan tanah gambut dengan pH berkisar 3-4 dan kedalaman gambut 1 – 2 m. Pohon gemor masih dapat tumbuh dengan baik pada tanah gambut yang tipis dengan bahan organik yang lebih sedikit, meskipun dulunya merupakan hutan rawa gambut tetapi karena adanya pemukiman dan pengolahan tanah, kondisinya menjadi berubah, hal ini dapat dijumpai di Dsn. Jengan. Kondisi kimia tanah secara lengkap dapat dilihat pada Tabel 4.

PROFIL VEGETASI

Habitat Pohon Gemor

Ds. Long Daliq,

KALTIM

KETERANGAN :

(1,2,12,30,46,52)

Blumeodendron tokbrai

Kurz ex J. J. Smith

(3) Diospyros sp1.

(4,5,6,13,14,16,18,19,

20,23,24,45,57) Gemor

(7,54) Palaquium sp.

(8) Sindora wallichii Benth.

(9,50) Mezzettia parviflora

Becc.

(10,11,26,39) Shorea

parvifolia Dyer.

(15) Gluta renghas (Sphalm,

Benghas) Linn.

(17) Sandoricum koetjape

Merrill

(21,43) Stemonurus

scorpioides Becc.

(22,25) Litsea angulata

Blume

(27) Dacryodes rostrata

(Blume) H.J. Lam

(28) Sterculia rubiginosa

Vent.

(29) Nephelium lappaceum

Linn

(31) Xylopia glauca Boerl.

(32,44) Macaranga

puncticulata Gage

(33) Chionanthus sp.

(34,47,48) Lithocarpus sp1.

(35,37,42,53,55,56)

Horsfieldia sp.

(36,38) Lithocarpus sp2.

40 : Diospyros sp.

41 : Lithocarpus gracilis

(Korth.) Soepadmo

49 : Macaranga pruinosa

Muell. Arg.

51 : Sizygium sp1.

200

Page 4: PROGRAM - · PDF fileA. Latar Belakang Salah satu hasil ... Hasil identifikasi terdapat 2 spesies yang dimanfaatkan masyarakat sebagai penghasil ... Nilai Tukar Kation (NH 4-Acetat

Tabel 4. Kondisi Kimia Tanah pada 3 Lokasi Habitat Pohon Gemor

(Ds. Long Daliq, Dsn. Jengan dan Dsn. Tuanan)

Lokasi

Batas Ekstrak

1:5 Terhadap contoh kering 105oC

Horison pH Bahan organik HCl 25%

Bray 1

Mor gan

Nilai Tukar Kation (NH4-Acetat 1N, pH 7) KCL 1N Total

H2O KCl

Walk &

Black Kjeld C/N P2O5 K2O Ca Mg K Na Jml KTK KB* Al3+

H+ Fe

Atas-bawah C N P2O5 K2O

cm ----- % ----- mg/100g -----ppm --- ----- cmol(+)/kg ----- % - cmol(+)/kg - %

Ds. Tuanan 0-20 3.1 2.3 54.48 1.22 45 28 30 13.4 292 3.56 2.69 0.58 0.13 6.96 178.83 4 0.89 16.65 0.06

Kalteng 20-40 3.1 2.3 56.83 1.12 51 21 24 9.9 231 4.35 1.15 0.46 0 5.96 104.76 6 0.95 17.89 0.04

Ds. Jengan 0-20 3.3 3.1 37.98 1.36 28 23 25 37.1 250 3.25 0.8 0.5 0 4.55 45.69 10 14.4 4.47 0.26

Kaltim 20-40 3.3 3.1 26.24 0.92 29 11 31 13 307 2.41 0.65 0.61 0 3.67 14.91 25 12.84 2.9 0.52

Ds. Long Daliq 0-20 3.3 3.2 49.44 1.24 40 22 36 8.6 351 3.34 0.64 0.69 0 4.67 50.52 9 2.48 8.09 0.35

Kaltim 20-40 3.2 2.8 64.72 0.99 65 17 25 15.3 243 7.98 0.76 0.48 0 9.22 38.92 4 3.6 10.05 0.24

- Kondisi Lingkungan

Pertumbuhan dan reproduksi tumbuhan sangat erat hubungannya dengan faktor lingkungan, variasi dalam faktor-faktor tersebut menentukan suatu jenis tumbuhan dapat tumbuh pada kondisi tersebut. Karakteristik iklim pada daerah yang menjadi habitat pohon gemor termasuk dalam kategori iklim tropika humida, dengan rata-rata curah hujan tertinggi terdapat pada bulan April dan terendah di bulan Agustus serta tidak menunjukkan adanya bulan kering atau sepanjang bulan dalam satu tahun selalu terdapat sekurang-kurangnya tujuh hari hujan. Namun demikian dalam tahun-tahun terakhir ini, keadaan kondisi cuaca terkadang tidak menentu. Pengamatan kondisi lingkungan pada habitat pohon gemor dapat dilihat pada Tabel 5.

Tabel 5. Pengamatan Kondisi Lingkungan

Parameter Pengamatan

Topografi Datar, kadang tergenang air

Suhu 21.3 – 32 oC

Kelembaban 88% - 99%

Intensitas cahaya 3 – 5%

Tipe Komunitas Hutan Hutan Rawa Gambut

- Kondisi permudaan pohon gemor

Pengamatan dilapangan menunjukkan bahwa anakan atau semai jarang dijumpai dan banyak tunas yang dapat tumbuh pada tunggak bekas tebangan sehingga banyak dijumpai trubusan. Kondisi ini juga dilaporkan oleh Efendi (2001) dimana terdapat rata-rata 3-4 tunas. Tanda-tanda ini menunjukkan bahwa perbanyakan tanaman menggunakan trubusan (coppice) atau dengan teknik stek tampaknya sangat dimungkinkan. Kondisi permudaan yang ada pada habitat pohon gemor dapat dilihat pada Gambar 3.

Gbr. 3. Trubusan, Tunas dan Anakan pohon Gemor

Page 5: PROGRAM - · PDF fileA. Latar Belakang Salah satu hasil ... Hasil identifikasi terdapat 2 spesies yang dimanfaatkan masyarakat sebagai penghasil ... Nilai Tukar Kation (NH 4-Acetat

- Sebaran Pohon Gemor

Hasil survey menunjukkan bahwa tidak dijumpai pohon gemor yang berdiameter besar, sebagian besar pohon gemor merupakan trubusan yang tumbuh dari bekas penebangan tempo dulu. Pohon gemor ini terlihat mengelompok pada titik-titik tertentu (Gbr.4).

Gbr 4. Sebaran Pohon Gemor pada Petak Pengamatan Habitat Pohon Gemor di Ds. Long Daliq

- Penelitian Pendahuluan Perbanyakan Sebagai dasar dalam pengembangan budidaya, ujicoba perbanyakan juga telah dilakukan, yaitu melalui stek pucuk dengan hormon Rhizatun serta media pasir, tanah gambut, vermikulit,sekam yang dibakar, air gambut dengan pH 4 dan air biasa dengan pH 7, hasil ujicoba ini menunjukkan bahwa persen tumbuhnya masih sangat rendah ( < 1%) dan membutuhkan waktu yang lama hingga tumbuh akar (> 5 bl). Selain melalui stek, perbanyakan menggunakan anakan dengan sistem putaran juga dilakukan dan menunjukkan persen tumbuh yang baik (100%) dengan ditandai munculnya tunas baru meski dalam waktu yang cukup lama juga ( > 3 bl).

Gbr 5. Perbanyakan pohon gemor menggunakan stek pucuk dengan media pasir, vermikulit dan air serta menggunakan anakan dengan sistem putaran

Page 6: PROGRAM - · PDF fileA. Latar Belakang Salah satu hasil ... Hasil identifikasi terdapat 2 spesies yang dimanfaatkan masyarakat sebagai penghasil ... Nilai Tukar Kation (NH 4-Acetat

E. Kesimpulan dan Rekomendasi - Pohon penghasil gemor saat ini sulit ditemukan terutama pohon yang berdiameter besar. - Pohon ini tumbuh pada hutan rawa gambut dengan pH tanah 3-4 serta kedalaman gambut 1-2m - Hasil identifikasi terdapat beberapa spesies penghasil kulit kayu gemor, masyarakat membedakan spesies

pohon ini dari warna kulit dalam setelah dikupas yaitu ada yang berwarna merah dan putih kekuningan serta tebal kulit yang di hasilkan.

- Menurut masyarakat pohon gemor dengan warna kulit dalam setelah dikupas putih kekuningan (Nothaphoebe coriacea (kosterm) Kosterm) paling banyak diambil masyarakat karena kulit yang dihasilkan lebih tebal.

- Bagian kulit batang mengandung banyak metabolit sekunder dibanding bagian daun dan akar. - Dibandingkan dengan penggunaan abate sebagai larvasida, kulit batang gemor potensial menjadi larvasida

alami. - Diperlukan eksplorasi teknik perbanyakan secara vegetatif yang sesuai mengingat sedikitnya anakan dan pohon

induk yang mampu menghasilkan buah.