program eskul sepakbola

71
PROGRAM EKSTRAKURIKULER SEPAKBOLA PEMERINTAH KABUPATEN BLITAR DINAS PENDIDIKAN SMK NEGERI 1 UDANAWU Jalan Raya Slemanan, kotak pos 10 Udanawu - Blitar - Jawa Timur 66154 Tlp. ( 0342 ) 552030 Faximale ( 0342 ) 552030 E-Mail : [email protected]

Upload: masitoer

Post on 12-Dec-2015

108 views

Category:

Documents


3 download

DESCRIPTION

ektra

TRANSCRIPT

PROGRAM

EKSTRAKURIKULER SEPAKBOLA

PEMERINTAH KABUPATEN BLITAR

DINAS PENDIDIKAN

SMK NEGERI 1 UDANAWUJalan Raya Slemanan, kotak pos 10 Udanawu - Blitar - Jawa Timur 66154

Tlp. ( 0342 ) 552030 Faximale ( 0342 ) 552030

E-Mail : [email protected]

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadlirat Allah SWT, karena berkat rahmat dan karunia-Nya

serta berkat kekuatan yang telah diberikan oleh-Nya, kami dapat menyusun Buku Program

Panduan untuk Teori dan Praktek Eskul Sepakbola. Penyusunan Program ini dimaksudkan untuk

mempermudah pola pengajaran teori dan praktek Sepakbola dan juga sebagai buku pegangan

pembimbing ekskul sepakbola.

Buku ini kami susun berdasarkan kajian-kajian dan pengembangan dilapangan yang

diperoleh oleh pembimbing.

Eskul Sepakbola adalah Ekstrakurikuler yang mutlak harus ada di SMK NEGERI 1 Udanawu

karena mayoritas penduduk di sekitar sekolah adalah pehobi sepakbola, sementara sarana untuk

menyalurkan bakat dan minat terhadap sepakbola masih kurang, dengan tidak adanya Sekolah

Sepakbola ataupun akademi sepakbola di wilayah sekitar Blitar bagian barat, eskul sepakbola juga

adalah wadah yang bertujuan untuk mencetak anak didik terampil dalam bermain sepak bola

dengan pengenalan dasar sepak bola yang baik untuk mencetak pemain sepak bola berprestasi.

Sejalan dengan dukungan pemerintah saat ini terhadap cabang olahraga sepakbola untuk

mengangkat prestasi Tim Nasional yang terus terpuruk maka pemerintah mulai menggulirkan Liga

Pendidikan Indonesia (LPI) untuk pembinaan usia dini mulai tingkat rayon sampai tingkat provinsi,

untuk itu kami secara antusias menyambut program pemerintah tersebut dengan adanya Eskul

Sepakbola di SMK NEGERI 1 Udanawu yang mudah-mudahan menjadi sarana penggemblengan

bibit-bibit muda potensial sebagai penyuplai pemain masa depan.

Akhirnya, melalui kesempatan ini kami menghaturkan rasa terima kasih yang sebesar-

besarnya dan yang terungkap dari lubuk hati kami yang paling dalam kepada :

1. Bapak Drs.Hartoyo, MM,M.Pd selaku Top Leader di SMK NEGERI 1 Udanawu yang

berkat arahan dan bimbingan beliau mudah-mudahan Eskul Sepakbola di SMK NEGERI

1 Udanawu makin berkembang.

2. Wakasek Kurikulum sebagai perumus program pembelajaran disekolah yang kembali

memberi ruang dan waktu kepada kami dengan diadakannya Program Eskul

Sepakbola.

3. Bapak dan Ibu Guru serta staf tata usaha atas wujud motivasi kepada pembimbing saya

haturkan Jazakalohu khoiron kasiro.

Akhirnya kami mengharapkan semoga buku panduan ini dapat memberikan sumbangsih

nyata untuk kemajuan pendidikan di SMK NEGERI 1 Udanawu dan dapat berguna bagi kami

khususnya tim PD Sepakbola SMK NEGERI 1 Udanawu dan bagi semua pihak yang memerlukan.

Wassalamualaikum Wr.Wb

Udanawu, Juli 2010

Penulis

SUSUNAN PENGURUS

EKSTRAKURIKULER SEPAK BOLA

MASA BAKTI 2010 – 2011

Pembina : Kepala Sekolah SMK Negeri 1 Udanawu

(Drs.Hartoyo, MM,M.Pd)

PENGURUS

Ketua : ……………………………………..

Wakil Ketua : ……………………………………..

Sekretaris : ……………………………………..

Wakil Sekretaris : ……………………………………..

Bendahara : ……………………………………..

Wakil Bendahara : ……………………………………..

Manager : ……………………………………..

Pelatih : ……………………………………..

Asisten Pelatih : ……………………………………..

SEKSI-SEKSI

Seksi Humas : ……………………………………..

Seksi Kesehatan : ……………………………………..

Seksi Keamanan : ……………………………………..

Seksi Dana : ……………………………………..

Seksi lapangan : ……………………………………..

Seksi Umum : ……………………………………..

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR………………………………………………………………………… iDAFTAR ISI ………………………………………………………………………………… iv

BAB 1 PROGRAM EKSTRAKURIKULER SEPAKBOLA 11.1 Latar Belakang 11.2 Organisasi dan Program 21.3 Tujuan 21.4 Visi Misi 2

BAB II KURIKULUM EKSTRAKURIKULER SEPAKBOLA2.1 Klasifikasi2.2 Deskripsi2.3 Materi Latihan atau Pelajaran2.4 Pokok Bahasan

BAB III PROGRAM LATIHAN 44455

BAB IV LAMPIRAN-LAMPIRAN 64.1 Jadwal Latihan 64.2 Daftar Hadir Ekstrakurikuler4.3 Data Pribadi Siswa Ekstrakurikuler 64.4 Data Pemain berdasarkan Posisi 124.5 Tabel Penilaian Hasil latihan………………………………………………………… 13

BAB IV PENUTUP……………………………………………………………………………. 17

BAB I

PROGRAM

EKSTRAKURIKULER SEPAKBOLA

1.1 Latar Belakang

Darimana perkembangan prestasi sepak bola Indonesia ? Para pakar sering (selalu)

menjawab ”harus dimulai dari semua aspek, secara bersama-sama” Jawaban demikian memang

sangat Indonesia sekali, dan karenanya kita sendiri terbelenggu oleh bias distribusi tanggung jawab

yang tidak kentara benar siapa si empunya (pengemban) tugas mulia itu, itu sebabnya

Ekstrakurikuler Sepak Bola SMK Negeri 1 Udanawu memberanikan diri untuk berada di depan

mengambil tanggung jawab atas bergulirnya peradaban Sepak Bola yang berprestasi dan

berindustri. Mengapa mimpi industri sepak bola, sebagaimana kita cita-citakan semua, perlu

terobosan yang konseptual, dioperasionalisasikan dengan sistem yang secara dinamis dapat

mengoreksi dan memperbaharui dirinya sendiri, sehingga selalu terkonsolidasi dengan tren /

perkembangan sepakbola global, yang tak pernah terbelenggu terkungkung oleh masalahnya

sendiri, offisial dan pemain yang kurang paham aturan, penegak disiplin yang tersendat, fair play

masih sekedar slogan, dan lain-lain. Itu semua menyebabkan persepakbolaan seolah-olah tak akan

pernah naik kelas.

Untuk bermain sepak bola dengan baik, pemain perlu dibekali dengan teknik dasar yang

baik. Pemain yang memiliki teknik dasar yang baik cenderung dapat bermain sepak bola dengan

baik pula.

Masyarakat kita dari tahun ke tahun selalu identik dengan sepak bola. Sepak bola selalu menjadi

pembicaraan hangat bukan hanya menjelang tujuh belas agustusan tetapi hampir masyarakat kita

hidup disekitar pembicaraan dan aktivitas sepak bola. Sepak bola seperti sebuah simbol bagi

perekatan masyarakat kita, tiap hari lapangan sepak bola tak pernah sepi oleh para pemuda untuk

bermain bola, sepak bola mempertemukan para pemuda antar desa dalam tarung strategi dan

sportifitas dilapangan sepak bola.

Dari zaman ke zaman kecenderungan permainan sepak bola semakin besar berbagai

kompetisi dengan merk dagang berbeda-beda tiap pagelaran tersuguh di bumi pertiwi ini, puncaknya

saat ini dengan adanya Liga Pendidikan Indonesia (LIPIO).

Melihat potensi tersebut tidak patut kiranya kita hanya jadi penonton saja, sementara

disekitar kita berlimpah ruah para bibit-bibit andal yang tidak tergali potensinya yang hanya bersifat

tradisional dan belajar hanya dari pengalaman bermain di lapangan. Padahal sepakbola memiliki

tehnik-tehnik permainan yang apabila dipelajari dengan baik akan menumbuhkan keahlian sepak

bola baik secara individu maupun kerjasama tim.

Ketelatenan dan intensitas rutin mempelajari teknik-teknik bermain sepak bola tentu akan

meningkatkan kemampuan permainan sepak bola.

1.2 Organisasi dan Program

Pembimbing dan Pelatih Ekstrakurikuler Sepak Bola memiliki program yang

berkesinambungan antara tim Kelas 10, kelas 11 dan kelas 12. untuk mempermudah para pelatih

dalam menerapkan strategi pada saat pemain U-21 harus bermain di tim senior sehingga mereka

yang berasal dari SSB, usia dini tidak harus beradaptasi lagi dengan program pelatih tim senior.

Dengan adanya Ekstrakurikuler Sepak Bola, pengurus berharap bisa menyediakan wadah

pembinaan bagi para peminat sepak bola sehingga membuahkan pemain-pemain yang berkualitas

nantinya. Untuk mencapai hasil yang maksimal, tiap 3 bulan sekali diadakan evaluasi hasil latihan

dengan Ty Out – Pertandingan.

Ekstrakurikuler Sepakbola mulai beroperasi pada Juli 2010, berbagai persiapan berupa

perijinan lapangan berikut pengadaan peralatan latihan terus dilakukan.

1.3 Tujuan

Dari program Ekstrakurikuler ini adalah untuk meningkatkan kualitas pendidikan anak dan

pemuda, sebuah klub seharusnya tidak hanya memiliki tim-tim junior, tapi juga perlu mendidik dan

melatih mereka secara efektip dan efisien. Sebuah program pengembangan pemuda tertulis

menciptakan landasan bagi sebuah pengembangan yang pemudanya menurut kebutuhan-

kebutuhan dan tujuan-tujuannya sendiri sehubungan dengan pengembangan lebih jauh kualitas

pendidikan pemuda di semua tingkat.

1.4 Visi Misi

Setiap program pengembangan pemain muda tidak hanya menyediakan tempat bagai

pemain nasional, akan tetapi juga sebagai tempat dimana komunitas muda pecinta sepak bola dapat

menyalurkan bakat sebagai tempat belajar dan menimba pengalaman. Program pengembangan

pemain muda diharapkan mempunyai keuntungan bagi klub, tim daerah dan tim nasional senior.

Program latihan yang akan diberikan untuk pemain di Ekstrakurikuler sepakbola ini tidak

hanya sebatas latihan teknik, namun akan diberikan juga teori yang berkaitan dengan permainan

sepak bola, seperti peraturan pertandingan.

Pemain-pemain sepak bola di Eropa sangat ketat dengan pelatihan teknik dasar ini, para

bintang sepak bola muncul karena dilahirkan bukan karena lahir sendiri.

SSB sangat ketat dengan pelatihan-pelatihan dalam dalam bentuk :

- Menendang (Kicking)

- Mengontrol (Stoping)

- Menggiring (Dribling)

- Menyundul (Heading)

- Merampas (Tackling)

- Lemparan ke dalam (Trow – in)

- Menjaga gawang ( Goal Keeping)

- Pola dasar sistem bertahan dan menyerang

BAB II

KURIKULUM SEKOLAH SEPAKBOLA

2.1 Klasifikasi

Sekolah dibagi menjadi tiga tingkatan dengan lama pendidikan masing-masing SATU (1) tahun,

dengan penggolongannya masing-masing sebagai berikut :

1. Tingkat dasar usia 13-15 Tahun dibagi atas :

1.1. Kelas 7 (lama pendidikan 2 tahun)

1.2. Kelas 8 (lama pendidikan 2 Tahun)

1.3. Kelas 9 (Lama Pendidikan 1 Tahun)

2.2 Deskripsi

1. Tingkat Dasar Kelas 10

a. Siswa memahami dasar-dasar permainan sepakbola, dan pokok-pokok peraturan

permainan.

b. Siswa memiliki ball feeling, keterampilan dasar teknik pokok permainan sepakbola

(menendang, mengontrol, menggiring, dan menyundul).

c. Siswa memiliki daya tahan, kekuatan, kelentukan, keseimbangan, kecepatan, ketepatan,

dan koordinasi.

d. Siswa memiliki keterampilan bermain sepakbola sederhana (sepakbola mini).

e. Siswa memiliki kedisiplinan, perhatian, motivasi, dan rasa senang terhadap permaianan

sepakbola.

2. Tingkat Kelas 11 dan 12

a. Siswa memahami peraturan permainan sepakbola 19 pasal dari PSSI.

b. Siswa memiliki keterampilan teknik-teknik pokok menengah sepakbola (teknik tanpa bola,

dan dengan bola).

c. Siswa memahami strategi, dan taktik dasar sepakbola.

d. Siswa memahami daya tahan, kekuatan, kelentukan, ketepatan, keseimbangan, kecepatan,

kelincahan, koordinasi, reaksi, daya ledak, dan stamina.

e. Siswa memiliki konsentrasi, tanggung jawab, disiplin, kerjasama, kreatifitas, keuletan,

semangat, keberanian, sportifitas, dan motivasi berkompetisi.

TINGKATAN UMUR

(6-10 Tahun)

Pemain di kelompok usia ini pertama kali mengenal sepakbola secara formal. Untuk itu, tujuan

program Junior EF difokuskan pada:

1. Menanamkan kecintaan pada sepakbola.

2. Menanamkan kemampuan gerak dasar atletik melalui latihan koordinasi intensif.

3. Mengenalkan aturan dasar permainan sepakbola.

(11-12 Tahun)

Disebut sebagai kelompok usia emas. Di masa ini pemain paling mudah menyerap teknik-teknik

sepakbola. Untuk itu, tujuan program Junior D difokuskan pada:

1. Menanamkan semua kemampuan teknik sepakbola dan kemahiran untuk menggunakannya

pada situasi dan waktu yang tepat.

2. Membesut kemampuan pemain dalam situasi 1 vs 1, baik bertahan maupun menyerang.

3. Memberikan wawasan taktik kombinasi 1-2 pemain.

4. Mengasah kemampuan koordinasi dan kecepatan.

(13-14 Tahun)

Disebut sebagai kelompok usia krisis. Di masa ini pemain sulit belajar teknik sepakbola baru.

Proses pubertas yang dialami di usia ini membuat pemain menjadi kaku dan lambat. Untuk itu,

tujuan program Junior C difokuskan pada:

1. Memelihara kemampuan koordinasi dan kecepatan Mengasah kemampuan daya tahan dan

kekuatan.

2. Memberikan wawasan taktik unit sepakbola, baik dalam bertahan maupun menyerang.

3. Mulai mengenalkan posisi spesifik untuk tiap pemain.

(15-18 Tahun)

Disebut sebagai kelompok usia dewasa. Di masa ini pemain sudah mulai dapat disejajarkan

dengan pemain senior, tentunya dengan kematangan berbeda. Untuk itu, tujuan program Junior

BA difokuskan pada:

1. Mengelola kemampuan seluruh elemen fisik koordinasi, kecepatan, kekuatan, daya tahan,

kelenturan dengan metode kompleks.

2. Memberikan wawasan taktik tim sepakbola, baik dalam bertahan maupun menyerang.

3. Mematangkan kemampuan pemain bermain dalam posisi spesifik.

2.3 Materi Latihan atau Pelajaran

1. Kelas 7

1.1. Pengetahuan dasar sepakbola.

1.2. Peraturan permainan sepakbola.

1.3. Pengenalan bola atau ball feeling.

1.4. Teknik dasar sepakbola.

1.5. Permainan sederhana.

1.6. Pembinaan kondisi fisik.

1.7. Pembinaan mental.

2. Kelas 8-9

2.1. Peraturan permainan.

2.2. Konsep permainan.

2.3. Ball feeling.

2.4. Teknik menengah sepakbola.

2.5. Strategi, dan taktik dasar sepakbola.

2.6. Permainan sederhana.

2.7. Permainan sebenarnya atau sesungguhnya.

2.8. Pembinaan kondisi fisik.

2.9. Pembinaan mental.

2.4 Pokok Bahasan

Tingkat Kelas 7

1.1. Pengetahuan dasar sepakbola

1.1.1. Dasar-dasar teknik sepakbola.

1.1.2. sarana atau prasarana sepakbola.

1.2. Peraturan permainan.

1.2.1. Pokok-pokok peraturan.

1.2.2. Penerapan peraturan dalam permainan.

1.3. Pengenalan bola

1.3.1. Bentuk bola.

1.3.2. Sifat-Sifat bola.

1.4. Ball Feeling

1.4.1. Menahan bola.

1.4.2. Menggulirkan bola.

1.4.3. Memantulkan bola.

1.5. Teknik-teknik dasar sepakbola

1.5.1. Menendang bola.

1.5.2. Menggiring bola.

1.5.3. Mengontrol bola

1.5.4. Menyundul bola

1.6. Permainan Sederhana

1.6.1. Small Side game.

1.6.2. Sepakbola mini.

1.7. Pembinaan kondisi fisik

1.7.1. Daya tahan.

1.7.2. Kekuatan.

1.7.3. Kelentukan.

1.7.4. Kecepatan.

1.7.5. Keseimbangan.

1.7.6. Ketepatan.

1.7.7. Koordinasi.

1.7.8. Renang.

1.8. Pembinaan Mental

1.8.1. Kedisiplinan.

1.8.2. Perhatian.

1.8.3. Tanggung jawab.

1.8.4. Menggemari permainan sepakbola.

1.8.5. Pengajian dua bulan sekali.

1.9. Etika pergaulan

1.9.1. Cara berpakaian.

1.9.2. Etika berlatih atau permainan.

Tingkat kelas 8-9

2.1. Peraturan permainan

2.1.1. Peraturan permainan 19 pasal.

2.1.2. Penerapan peraturan dalam permainan.

2.2. Konsep permainan sepakbola

3. 2.1.1. Jenis permainan.

4. 2.1.2. Ciri-ciri permainan.

1.4. Ball Feeling

1.4.1. Menahan bola.

1.4.2. Menggulirkan bola.

1.4.3. Memantulkan bola.

1.4.4. Kombinasi.

1.5. Teknik dengan bola

1.5.1. Pasing bawah atau mendatar, atas dengan jarak tertentu.

1.5.2. Menggiring bola dengan arah, kecepatan, dan jarak tertentu.

1.5.3. Menembak dengan kura-kura kaki, kura-kura kaki bagian dalam, dan kura-kura kaki

bagian luar.

1.5.4. Mengontrol bola dengan bagian kaki, paha, dada, dan kepala.

1.5.5. Menyundul bola sambil bergerak, melompat atau meloncat.

1.5.6. melindungi bola dari penjagaan lawan.

1.5.7. Merebut bola dari arah depan dan samping lawan.

1.5.8. Gerak tipu bola (feinting).

1.5.9. Lemparan ke dala atau throw-in.

1.6. Teknik tanpa bola

1.6.1. Lari.

1.6.2. Lompat atau loncat.

1.6.3. Berposisi.

1.6.4. Gerak tipu badan.

1.6.5. Kombinasi.

1.7. Strategi dan teknik dasar

1.7.1. Individu.

1.7.2. Kelompok atau tim.

1.8. Permainan Sederhana

1.8.1. Small side game.

1.8.2. Permainan dengn lapangan kecil.

1.9. Permainan sesungguhnya

1.9.1. Kerja sama tim.

1.9.2. Penerapan teknik.

1.9.3. Penerapan taktik dan strategi.

1.10. Pembinaan kondisi fisik

1.10.1. Pembinaan kondisi fisik umum.

1.10.2. Pembinaan kondisi fisik khusus.

1.10.3. Pembinaan renang.

1.11. Pembinaan mental

1.11.1. Disiplin, tanggung jawab, keberanian, dedikasi, kerjasama, semangat, krestif,

dan mandiri.

1.11.2. Percaya diri, dan menjadikan sepakbola sebagai sarana mencapai karir di masa

depan.

1.11.3. Memperingati hari-hari besar.

1.12. Etika Pergaulan

1.12.1. Etika berpakaian.

1.12.2. Etika berlatih atau bermain.

1.13. Kompetisi-kompetisi atau pertandingan

1.13.1. Pertandingan persahabatan.

1.13.2. Pertandingan resmi atau turnamen.

BAB III

PROGRAM LATIHAN

TEORI DAN PRAKTEK

3.1 Makna Posisi dalam Sepak Bola

Dalam sepakbola, posisi itu ibarat rumah. Tidak harus seseorang selalu berada di rumahnya. Untuk keperluan-keperluan tertentu, ia kadang harus keluar rumah. Meski demikian, setiap hari ia harus selalu pulang ke rumahnya. Demikian pula posisi dalam sepakbola. Tidak berarti bek kiri harus selalu berada di sebelah kiri dan di belakang para pemain yang lainnya. Bahkan tidak selalu pemain sisi kanan harus selalu dan setiap saat berada di sisi kanan. Keluarnya seorang pemain dari posisinya disebut sebagai ‘out of position’ (diluar posisi).

Namun perlu diingat, seorang bek kiri meskipun kadang-kadang berada diluar posisinya namun ia adalah pemain yang harus paling sering berada dalam posisi aslinya. Jika tidak demikian, tidak perlu ada penetapan posisi dong. Lebih dari itu, posisi adalah tanggung jawab. Pemain di lapangan ibarat penjaga rumah. Jangan sampai ada maling atau perampok memasuki rumah kita sementara rumah kita sedang kosong tak terjaga karena kita tidak sedang ada di rumah. Bisa-bisa rumah kita dijarah atau bahkan dibakar habis!

Keberadaan seorang pemain pada posisinya terutama sangat penting ketika tim sedang bertahan (tidak menguasai bola). Ketidakdisiplinan seorang pemain pada posisinya, terutama para pemain belakang, akan membuat musuh leluasa menembus pertahanan untuk kemudian mencetak gol.

Pada dasarnya, seorang pemain sebisa mungkin selalu bermain pada posisi aslinya (disebut ‘on position’). Namun terkadang, seorang pemain dituntut ‘out of position’ karena beberapa alasan, misalnya untuk melakukan kombinasi umpan, variasi serangan, dan sebagainya. Kombinasi umpan seperti satu dua berganda, satu dua plus orang ketiga, overlap, dan sebagainya tidak bisa tidak menuntut mobilitas, yang tidak jarang menuntut pemain harus keluar dari sarangnya. Demikian pula variasi-variasi serangan juga penting untuk dilakukan agar serangan yang terbangun menjadi tak terduga, mengejutkan, dan sulit untuk di-intercept oleh tim lawan. Namun lagi-lagi perlu diingat, begitu tuntutan-tuntutan tersebut telah usai, hendaknya seorang pemain segera kembali ke posisi aslinya.

Menjadi penting pula untuk dipahami oleh tim, bahwa ketika ada seorang pemain ‘out of position’, hendaknya ada pemain lain yang untuk sementara menjaga posisi yang ditinggalkan, jika memang ketika itu posisi tersebut tidak boleh kosong (akan berbahaya atau tidak menguntungkan jika dibiarkan kosong).

3.2 Elemen-elemen serangan

Berikut ini elemen-elemen serangan dalam sepakbola. Pertama, umpan biasa. Maksudnya adalah umpan bola bawah, yang merupakan elemen yang paling dominan dipakai dalam membangun serangan. Untuk menjamin sebuah serangan yang kuat dan tak terpatahkan, umpan-umpan harus dilakukan dengan lugas, tegas, dan akurat. Para pemain harus bergerak secara dinamis untuk mencari ruang dan melepaskan diri dari bayangan lawan, agar bisa terus melakukan umpan dari satu pemain ke pemain yang lainnya.

Kedua, umpan satu dua (one-two pass, wall pass). Ini adalah satu kombinasi umpan, yang biasanya mengejutkan dan tidak terantisipasi oleh lawan. Umpan-umpan satu dua yang dilakukan di daerah pertahanan lawan seringkali mampu menembus barikade pertahanan lawan yang sangat kuat sekalipun.

Ketiga, umpan terobosan (through pass). Umpan ini biasanya hanya dipakai di daerah pertahanan lawan, karena umpan ini tidak jarang gagal dan bisa diantisipasi oleh lawan. Namun jika berhasil, umpan ini seringkali merupakan assist bagi terciptanya sebuah gol. Dari segi arahnya, umpan terobosan ini banyak macamnya: dari tengah langsung lurus ke depan, dari tengah ke samping depan, dan dari samping ke tengah depan. Umpan terobosan bisa dibedakan pula antara umpan terobosan bawah dan umpan terobosan lambung.

Keempat, umpan jangkar. Yang disebut dengan umpan jangkar adalah umpan yang arahnya dari depan ke belakang, yang biasanya dilakukan dalam rangka untuk mempertahankan penguasaan bola atau untuk mengubah arah serangan. Umpan jangkar bukanlah sesuatu yang tabu dalam sepakbola. Yang disebut menyerang tidak harus dilakukan dengan selalu mengumpan ke arah depan. Kalau boleh diistilahkan, umpan jangkar adalah ‘mundur (sejenak) untuk (maju) menang’.

Kelima, umpan silang (crossing). Umpan silang, terutama dalam pola 4-4-2, sangatlah efektif untuk bisa menciptakan sebuah gol. Umpan silang bisa diarahkan ke tiang dekat, persis di depan gawang, atau ke tiang jauh. Bentuknya pun bisa bola bawah ataupun bola lambung (drive, bukan loft).

Keenam, umpan panjang (long ball). Dari segi arahnya, umpan panjang ada yang dari sisi tepi ke sisi depan tengah (misalnya dari pemain sisi luar ke depan gawang), dari sisi tengah ke sisi depan sayap (misalnya ke pemain sayap), atau dari belakang lurus ke depan (baik yang dilakukan di sisi tepi lapangan ataupun di sisi tengah lapangan).

Ketujuh, tembakan jarak jauh. Tembakan jarak jauh yang akurat dan keras bak geledek seringkali bisa memecah kebuntuan serangan dan merobek gawang lawan. Diantara pemain yang sangat ahli melakukannya adalah Steven Gerrard dan Frank Lampard.

Kedelapan, trik individu. Trik individu kadangkala diperlukan untuk menembus pertahanan lawan yang kokoh. Lakukanlah trik individu hanya jika tidak ada lagi cara lainnya untuk menerobos pertahanan lawan dan membobol gawang mereka. Namun ingat, lakukanlah trik individu hanya di daerah pertahanan lawan, karena memang di daerah ini kita boleh dan bahkan harus melakukan melakukan percobaan-percobaan yang berani dan kreatif. Kalaupun trik individu yang kita lakukan gagal, toh bola masih jauh dari pertahanan kita.

Kesembilan, bola mati (set piece). Bola mati tidaklah boleh diremehkan. Tidak sedikit gol-gol tercipta dari eksekusi bola mati. Diantara macam bola mati adalah sepak pojok (corner kick), tendangan bebas (free kick) dan lemparan kedalam (throw -in).

3.3 Menyerang pola 4-4-2

Formasi 4-4-2 terdiri dari 4 pemain lini belakang (back), 4 pemain lini tengah (midfielder), dan 2 pemain lini depan (forward). Keempat back masing-masing adalah 2 center back, left back dan right back. Sementara di lini tengah terdapat 2 center midfielder, left midfielder, dan right midfielder.

Kedua center back boleh maju sampai paling jauh ke garis tengah lapangan. Dengan maju hanya sampai garis tengah, tim kita masih bisa berlindung pada aturan offside. Adapun jika center back maju melebihi garis tengah lapangan, tim kita menjadi tidak aman terhadap serangan balik lawan karena mereka tidak terkena aturan offside ketika bola masih berada di lapangan mereka sendiri. Meski demikian, pada saat-saat tertentu center back boleh maju sampai ke depan gawang, misalnya saat tim melakukan sepak pojok. Itupun setelahnya harus segera kembali ke tempat semula.

Untuk pergerakan center midfielder, tergantung variasi 4-4-2 yang dipakai. Pada 4-4-2 dengan lini tengah berlian, terdapat pembagian yang bersifat tetap diantara kedua center midfielder: yang satu adalah defensive midfielder (gelandang bertahan, gelandang jangkar) dan yang satunya lagi offensive midfielder (gelandang serang). Pembagian tugas ini bersifat tetap.

Sementara pada 4-4-2 dengan lini tengah flat, kedua center midfielder bisa saling bergantian untuk maju. Yang penting, jika salah satu center midfielder maju, maka yang lainnya harus tetap berada di belakangnya.

Fungsi center midfielder ketika maju sebagai offensive midfielder adalah untuk membantu serangan. Dengan adanya dia, serangan akan melibatkan lima orang sekaligus: 2 forward, dia sendiri, dan 2 outside midfielder / outside back. Sementara itu, tidak ikut majunya salah satu center midfielder bertujuan untuk memastikan support setiap saat terhadap lini belakang.

Namun perlu diingat, jika lawan yang menguasai bola, maka kedua center midfielder harus turun sejajar, sehingga lini tengah lengkap berisi 4 pemain dalam satu grendel.

Dua outside back (yaitu left back dan right back) bisa ikut maju menyerang. Ketika maju, posisinya bisa tetap berada di belakang outside midfielder, atau bisa juga meng-overlap outside midfielder.

Hanya perlu diingat, jika outside back melakukan overlap, maka hendaknya ia tidak terlambat untuk turun ke posisinya semula ketika diperlukan.

Berdasarkan arah serangan yang kita bangun, terdapat tiga kemungkinan jenis serangan: serangan dari sektor kiri, serangan dari sektor tengah, atau serangan dari sektor kanan. Bentuk (shape) tim ketika merangsek maju harus menyesuaikan arah serangan. Jika serangan dilakukan dari sektor kiri, maka bentuk tim harus condong ke arah kiri. Demikian pula jika serangan dilakukan dari sektor kanan, maka bentuk tim harus condong ke arah kanan.

Satu hal lagi yang tidak boleh dilupakan adalah pergerakan kiper. Pada pola 4-4-2 modern, kiper juga berfungsi sebagai sweeper (libero). Karenanya, ketika tim merangsek maju maka kiper juga harus ikut maju, bahkan sampai keluar kotak gawang. Namun keluar kotak gawangnya tentu saja tidak boleh berlebihan. Terkait dengan ‘rangkap jabatan’ kiper ini, sangat tepat jika pola 4-4-2 modern disebut sebagai pola 1-4-4-2.

Pola 4-4-2 memang hanya memiliki 2 forward, namun tidak berarti bahwa tim dengan pola ini hanya menyerang dengan 2 orang di lini depan. Dalam pola 4-4-2, outside midfielder atau outside back (jika melakukan overlap) bisa maju ke lini depan. Dengan demikian, akan terdapat 4 orang penyerang sekaligus. Untuk itulah pola 4-4-2 adalah pola yang berubah menjadi 2-4-4 ketika menyerang. Belum lagi jika ditambah dengan majunya salah satu center midfielder persis di belakang kedua forward – dan ketika itu disebut sebagai offensive midfielder – maka akan terdapat 5 orang penyerang sekaligus. Luar biasa bukan?

Dalam pola 4-4-2, outside midfielder memang didedikasikan untuk naik ke lini depan ketika menyerang – dan ketika itu mereka disebut sebagai penyerang sayap. Namun fungsi ini tidak hanya monopoli outside midfielder. Outside back pun bisa melakukan hal serupa, yakni dengan cara melakukan overlap terhadap outside midfielder. Seberapa leluasa dan seberapa sering outside back bisa melakukan overlap, tidak ada ukuran yang pasti. Gary Neville (outside back) tidak terlalu banyak melakukan overlap karena fungsi membantu serangan ke lini depan sudah didominasi oleh David Beckham (outside midfielder) yang berada di depannya. Sebaliknya, outside back seperti Roberto Carlos dan Cafu terbilang sangat sering melakukan overlap. Kendati demikian, outside back yang melakukan overlap dituntut untuk bisa segera turun ke posisinya semula ketika bola yang dikuasai lawan sudah memasuki daerah pertahanan tim kita. Karena itu, seorang outside back harus memiliki kekuatan aerobik yang luar biasa karena dia dituntut untuk selalu berlari naik dan turun dari ujung yang satu ke ujung yang lain panjang lapangan.

Pada pola 4-4-2 dengan lini tengah berlian (diamond) ada pembagian yang bersifat tetap diantara kedua center midfielder: yang satu adalah offensive midfielder, sementara yang lainnya adalah defensive midfielder. Adapun pada lini tengah flat, pembagian yang tetap seperti itu tidak ada. Kedua fungsi itu bisa dilakukan secara bergantian. Yang penting, jika salah satu center midfielder maju sebagai offensive midfielder, center midfielder yang lainnya tetap menjaga diri berada di belakangnya sebagai defensive midfielder. Namun biar tidak membingungkan, bisa pula disepakati sejak awal siapa yang akan lebih dominan berfungsi sebagai offensive midfielder dan siapa yang lebih dominan sebagai defensive midfielder.

Offensive midfielder mengambil posisi persis di belakang kedua forward. Dia adalah support bagi kedua forward tersebut ketika menyerang. Karena itu, offensive midfielder juga sering disebut sebagai striker lini kedua (second line striker). Dia bisa melepas tembakan jarak jauh yang keras bak geledek dari luar kotak gawang pada saat-saat tertentu untuk memecah kebuntuan. Contohnya adalah Steven Gerrard di Liverpool atau Frank Lampard di Chelsea.

Offensive midfielder juga bertugas untuk memberikan suplai-suplai bola kepada para penyerang yang berada di depannya (yaitu 2 orang forward dan 2 orang penyerang sayap). Juan Roman Riquelme adalah salah satunya, yang sangat piawai dalam memberikan suplai bola kepada para penyerang. Suplai bola itu seringkali berupa umpan-umpan terobosan yang mematikan, yang siap dieksekusi oleh para penyerang yang ada didepannya.

Defensive midfielder adalah mitra setia dua center back yang ada di belakangnya. Ketiganya membentuk segitiga bertahan, dengan defensive midfielder sebagai puncak segitiganya. Ketika bertahan, idealnya offensive midfielder turun untuk membantu defensive midfielder, sehingga pertahanan lini tengah bisa diisi lengkap oleh 4 orang. Dan dengan lini tengah berisi 4 pemain ketika bertahan, pressure terhadap bola yang hendak menerobos lini belakang bisa dilakukan oleh tiga orang sekaligus (1+2). Namun jika offensive midfielder terlambat turun, berarti di lini tengah hanya

ada 3 pemain. Jika demikian keadaannya, bertahan terhadap bola yang hendak menerobos lini belakang cukup dilakukan oleh dua orang saja (1+1). Misalnya, jika bola di sisi kiri lapangan, berarti pressure terhadap bola dilakukan oleh left back dan left midfilder. Jika bola di sisi kanan lapangan, pressure dilakukan oleh right back dan right midfielder. Dan jika bola di sisi tengah lapangan, pressure dilakukan oleh center back terdekat dan defensive midfielder.

Fungsi lain defensive midfielder adalah sebagai ‘pengangkut air’. Maksudnya, ia adalah pemain yang akan paling banyak menerima bola untuk dialirkan dari belakang ke depan.

Selain sebagai ‘pengangkut air’, defensive midfielder juga paling berperan untuk menginisiasi arah serangan. Apakah serangan akan dilakukan dari sektor kiri, dari sektor kanan, atau dari sektor tengah. Terkait dengan fungsi ini, ia jugalah yang biasanya mengubah (mengalihkan) arah serangan, misalnya dari sektor kiri ke sektor kanan. Karena itu, defensive midfielder haruslah seorang pemain yang cerdas, yang bisa menetapkan arah serangan yang tepat pada saat yang tepat.

Forward dalam pola 4-4-2 berjumlah 2 orang. Kedua forward ini adalah satu pasangan yang harus selalu berkoordinasi secara padu padan, tidak boleh bekerja sendiri-sendiri. Karena itulah dua orang forward dalam pola 4-4-2 ini biasa disebut sebagai striker kembar (twin-striker). Kerjasama diantara dua pemain ini sangat menentukan bagi sukses tidaknya menjebol gawang lawan. Biasanya, salah satu dari kedua forward ini selalu berusaha untuk menciptakan ruang tembak bagi forward yang lainnya.

Jika masing-masing forward memiliki kelebihan-kelebihan yang berbeda, maka semestinya kelebihan-kelebihan yang berbeda tersebut bisa disinergikan untuk menciptakan perpaduan dan kerjasama yang saling menguatkan. Misalnya, yang satu memiliki kelebihan body-charge (berpostur besar) sementara yang lainnya bertubuh mungil namun lebih lincah dan lebih cepat seperti kijang.

Posisi default dari kedua forward dalam pola 4-4-2 adalah di sisi tengah lapangan. Posisi ini memungkinkan outside midfielder atau outside back untuk naik ke sisi sayap dalam rangka menambah jumlah barisan penyerang. Namun tidak selalu kedua forward harus di sisi tengah lapangan. Untuk menciptakan kondisi 2 vs 1 di sisi kiri lapangan misalnya, salah seorang forward bisa bergerak ke sisi kiri lapangan untuk membantu penyerang sayap kiri, dan dalam kondisi seperti ini forward yang lainnya hendaknya ikut pula bergeser ke arah kiri untuk menciptakan balance.

Adapun dua orang center back dalam pola 4-4-2 adalah jantung pertahanan. Merekalah pertahanan terakhir yang dimiliki oleh tim. Karena itu, mereka harus benar-benar disiplin dalam menjaga posisi.

Lini belakang biasanya memiliki satu orang jenderal (namanya jenderal pertahanan). Jabatan ini biasanya dipikulkan pada salah satu center back. Misalnya, di Manchester United, jenderal pertahanannya adalah Rio Ferdinand, yang mengkoordinir ketiga temannya yang lain. Atau di Chelsea, jenderal pertahanannya adalah John Terry, yang mengkoordinir ketiga temannya yang lain.

3.4 Bertahan 1 vs 2

Bertahan 1 vs 2 artinya bertahan yang dilakukan oleh 1 orang defender menghadapi 2 orang penyerang. Kondisi 1 vs 2 memang tidak pernah diinginkan, karena dalam kondisi tersebut jumlah penyerang lawan lebih banyak daripada jumlah defender kita. Namun pada saat-saat tertentu, misalnya ketika para pemain terlambat turun, kondisi 1 vs 2 bisa terjadi.

Dalam kondisi 1 vs 2, defender jangan langsung mem-pressure pembawa bola. Ini sangat berbahaya, karena dengan sekali gocek saja pembawa bola tersebut bisa mengumpankan bolanya kepada penyerang yang lainnya. Jika itu terjadi, penyerang yang baru saja menerima umpan tersebut sudah pasti hanya tinggal berhadapan satu lawan satu dengan kiper kita.

Lalu apa yang harus dilakukan oleh sang defender? Yang harus dilakukan adalah membayangi saja pembawa bola, dengan memposisikan diri diantara penyerang yang membawa bola dan penyerang yang lainnya. Tidak diantara keduanya persis. Defender agak mundur ke belakang. Dengan demikian sang pembawa bola sulit untuk melepas tembakan langsung ke gawang, namun jika dia mengumpan kepada penyerang yang satunya besar kemungkinan umpan tersebut akan bisa dipotong oleh defender.

Dengan cara membayangi seperti diatas, paling tidak sang defender bisa mengulur-ulur waktu sambil menunggu ‘bala bantuan’. Ketika terjadi kondisi 1 vs 2 dan defender yang hanya satu orang tadi telah melakukan tugasnya mengulur-ulur waktu, para pemain lain harus tanggap dengan segera turun membantu, agar jumlah defender tidak lagi kalah banyak dari jumlah penyerang lawan. Jika para pemain lain tidak juga tanggap, sang defender yang hanya tinggal seorang diri tadi hendaknya meneriaki teman-temannya untuk turun.

Kondisi 1 vs 2 adalah salah satu kondisi dimana jumlah defender kalah banyak dari jumlah penyerang lawan. Kondisi lain yang serupa adalah 2 vs 3, 3 vs 4, 4 vs 5, dan seterusnya. Kondisi-kondisi seperti ini adalah kondisi yang merugikan dan berbahaya bagi tim yang bertahan. Selekas mungkin tim yang bertahan harus mengubah kondisinya sehingga jumlah defendernya paling tidak sama dengan jumlah penyerang lawan. Caranya? Ya yang masih di depan tuh turun dong, jangan ‘mbecak’ dan ‘melongo’ saja!

3.5 Taktik Individual bertahan

Strategi bertahan sebagus apapun tidak akan banyak berguna jika tidak didukung oleh taktik individual yang bagus dari para pemainnya. Setiap pemain harus mengetahui dan terlatih bagaimana secara individual masing-masing dari mereka bisa bertahan.

Pertama-tama yang harus dilakukan oleh setiap pemain dalam bertahan adalah berusaha untuk memotong umpan (passing) yang dilakukan oleh lawan. Jika ini tidak bisa, hal yang harus dilakukan tergantung pada posisi pemain lawan yang sedang menerima umpan.

Jika pemain lawan tersebut dalam posisi yang dekat, maka pemain kita harus berusaha mengganggu dan merebut bola darinya begitu ia menerima umpan. Tekanlah bola secepat mungkin. Jangan biarkan ia berlama-lama memegang bola. Bergeraklah ke arahnya ketika bola masih dalam perjalanan, sehingga begitu bola sampai ke kakinya, saat itu pula dia sudah akan menerima gangguan kita. Dan sebaik-baik waktu untuk mengganggu lawan adalah ketika pertama kali dia menerima bola (saat mengontrol bola pertama kali).

Lakukan pressing dengan ketat sehingga pemain lawan tersebut kesulitan (baca: tidak bisa) untuk berbalik menghadap ke arah Anda. Jangan biarkan ia berbalik menghadap ke arah Anda. Sebaliknya, press ia dengan agresif dan berusahalah merebut bola dengan agresif, tanpa harus melakukan pelanggaran. Sebisa mungkin pula, giringlah ia menjauhi daerah berbahaya tim Anda.

Adapun jika pemain lawan yang menerima umpan berada dalam posisi yang jauh, maka pemain kita hendaknya bergerak mendekatinya untuk selanjutnya membayanginya (meng-contain). Dalam membayangi, jarak dengan pemain lawan yang membawa bola janganlah terlalu dekat karena ia akan mudah lewat. Namun juga jangan terlalu jauh sehingga ia terlalu leluasa.

Kuda-kuda yang biasa dipakai ketika membayangi adalah kuda-kuda samping. Kuda-kuda ini mirip dengan kuda-kuda kumite dalam pertandingan karate atau taekwondo. Satu kaki agak maju dan yang lainnya agak ke belakang. Tubuh menghadap serong ke depan samping. Pergerakan dilakukan mengikuti pergerakan pemain lawan yang sedang membawa bola. Jangan sampai kalah cepat.

Satu hal yang tidak boleh dilakukan adalah melakukan step-in (Jawa: njangkah) ketika lawan mengontrol bola secara closed (bola dekat dengan kakinya). JIka ini dilakukan, hampir pasti lawan yang skillful akan bisa lewat dan mengecoh. Anda baru boleh step-in untuk merebut bola pada saat bola berada agak jauh dari kakinya. Temukan celah tersebut, dan silakan melakukan step in.

Cara yang cukup praktis untuk merebut bola adalah dengan menempatkan tubuh kita diantara lawan dan bola. Selamat mencoba dan selamat berlatih.

3.6 Pergerakan Ready for Cross

Dalam pola 4-4-2, bagaimanapun juga, melepas crossing (umpan silang) adalah salah satu kartu truf untuk bisa mencetak gol. Kita semua tentunya mengetahui persentase gol yang dihasilkan dari crossing cukuplah besar. Hanya saja, harus dipahami bahwa bola crossing selalu bersifat ‘fifty-fifty’. Untuk bisa mengubah cross menjadi gol, barisan penyerang kita harus menang berduel dengan barisan pertahanan lawan.

Karena sifatnya yang demikian, ketika sebuah crossing hendak dilepaskan, barisan pemain yang akan menyambut bola crossing haruslah betul-betul siap di depan gawang. Disamping itu, para pemain penyambut bola cross inipun harus betul-betul berkualitas, handal dalam memenangkan bola-bola crossing. Jika tidak, seperti yang sering saya lihat, bola-bola crossing terasa sia-sia dan bahkan terkesan buang-buang bola saja. Kenapa saya bilang buang-buang bola? Karena ketika bola belum di-cross, bola itu sepenuhnya (100%) masih ada dalam penguasaan kita. Dengan melepas crossing, bola tersebut berubah menjadi bola 50%-50%, yang kemudian bisa menjadi milik kita atau milik lawan.

Sekarang, bagaimana cara menyiapkan barisan pemain untuk bisa memenangkan bola crossing? Jawabannya tidak lain adalah judul tulisan ini: pergerakan ‘ready for cross’. Ketika seorang teman dalam tim kita (outside midfielder atau outside back) membawa bola ke arah bendera, para pemain yang lain harus paham bahwa dia sangat mungkin akan melakukan crossing. Untuk itu, para pemain lainnya harus melakukan pergerakan untuk siap memenangkan bola crossing yang mungkin akan dilakukan. Pergerakan tersebut adalah sebagai berikut (untuk crossing dari sisi kiri). Empat pemain bersiap menyambut crossing: 2 orang forward bersiap didepan gawang, 1 orang center midfielder bersiap didepan gawang tapi agak jauh (di sekitar busur), dan right midfielder / right back bersiap untuk menyambut bola cross yang jatuh ke tiang jauh.

Selalu ada kemungkinan bola cross akan dihalau keluar oleh barisan pertahanan lawan. Untuk itu, perlu ada lini kedua (second line) yang bersiap menangkap bola jika dihalau oleh pertahanan lawan. Lini kedua ini sama pentingnya dengan barisan pemain yang berada didepan gawang, bahkan lebih penting. Mengapa? Karena jika lini kedua ini tidak ada, bola yang terhalau lawan besar kemungkinannya akan tertangkap oleh pemain lawan. Dan jika itu terjadi sementara para pemain kita sedang bertumpuk di depan gawang lawan, maka serangan balik lawan yang cepat dan mematikan akan membuat tim kita ‘menangis’.

Lini kedua diisi oleh tiga pemain: center midfielder yang ada di belakang, right back / right midfielder (yang tidak berada di dekat tiang jauh), dan left back / left midfielder (yang tidak melakukan crossing). Tiga orang ini harus bersiap-siap menangkap bola yang terhalau dari gawang lawan. Pada ilustrasi diatas, lini kedua ditandai dengan garis berwarna merah jingga.

Sementara itu, dua center back mengambil posisi di garis tengah lapangan, sebagai penjamin keamanan tim terhadap serangan balik lawan.

Poin penting lainnya yang harus selalu diingat adalah, harus ada satu orang pemain yang mengambil posisi di belakang pembawa bola, dengan tujuan untuk men-support pembawa bola tersebut. Dengan adanya pemain support ini, pembawa bola memiliki dua opsi: melepas crossing ke depan gawang atau melakukan umpan jangkar pada pemain support tersebut. Opsi mana yang sebaiknya dipilih? Tentu saja suka-suka si pembawa bola. Namun sebaiknya si pembawa bola melihat keadaan. Jika di depan gawang lawan teman-temannya telah dalam posisi siap memenangkan crossing (jumlah mereka cukup dan posisi mereka juga tepat), maka melepas crossing adalah pilihan yang cukup bagus. Terutama jika sebelumnya barisan pertahanan lawan sulit ditembus dengan kombinasi umpan-umpan pendek. Namun jika didepan gawang lawan teman-temannya sepertinya tidak siap memenangkan crossing, maka melakukan umpan jangkar untuk bisa tetap menguasai bola adalah pilihan yang bijak.

Terakhir, peluang tercetaknya gol dari crossing juga tergantung dari kualitas crossing yang dilakukan. Bola crossing hendaknya diarahkan ke ruang kosong antara barisan teman-teman kita dan gawang. Namun jangan terlalu dekat ke kiper karena nanti akan dengan mudah ditangkap lebih dulu oleh kiper tersebut. Tugas teman-teman kita yang didepan gawang adalah berlari berhamburan ke arah gawang untuk menyambut bola crossing tersebut. Kalaupun bola crossing tidak bisa diarahkan ke ruang kosong tersebut, setidak-tidaknya arahkanlah pas ke posisi teman-teman kita yang ada di depan gawang. Yang jadi bencana adalah jika bola crossing jatuh di belakang teman-teman kita yang bersiap didepan gawang.

Bola crossing bisa diarahkan ke tiang dekat, ke depan gawang persis, ataupun ke tiang jauh. Ini sangat tergantung dari celah yang ada di depan gawang.

Disamping itu, bola crossing juga harus memiliki laju yang cukup kencang. Ini bisa dilakukan dengan tendangan DRIVE, bukan tendangan LOFT. Jika bola crossing melaju kencang, maka ketika disambar oleh teman kita akan menghasilkan momentum yang besar.

Karena sedemikian pentingnya kualitas bola crossing, para pemain terutama outside midfielder dan outside back harus dilatih untuk bisa menyajikan bola crossing yang ‘enak untuk disantap’. Tidak hanya itu, mereka juga harus dibiasakan untuk bisa melepas crossing dalam kondisi tertekan atau terdesak. Dan hal ini bisa dilakukan oleh para crosser terbaik dunia seperti David Beckham.

3.7 Mulai Menekan Bola

Salah satu hal penting yang tidak boleh lupa untuk diinstruksikan kepada para pemain di lapangan adalah dimana mereka mulai menekan bola ketika lawan menguasai bola. Dalam hal kapan mulai menekan bola, ada tiga opsi yang bisa dipilih: 1) menekan bola semenjak bola tersebut berada di daerah pertahanan lawan, 2) menekan bola semenjak bola memasuki sepertiga tengah lapangan, dan 3) menekan bola ketika bola sudah memasuki daerah pertahanan kita. Untuk diketahui, lapangan sepakbola bisa dibagi menjadi 3 daerah: 1/3 yang terdekat dengan gawang kita disebut daerah pertahanan kita, 1/3 yang ditengah disebut sebagai 1/3 tengah lapangan, dan 1/3 yang terjauh adalah daerah pertahanan lawan.

Kembali pada pertanyaan: kapan tim kita harus mulai menekan bola yang sedang dikuasai oleh lawan? Manakah satu dari tiga opsi diatas tadi yang kita pilih?

Sebetulnya, sebuah tim bisa saja mengambil ketiga opsi tersebut dalam satu pertandingan. Hanya, masing-masing opsi harus diambil pada waktu yang tepat.

Menekan bola sejak dari pertahanan lawan biasa dilakukan: 1) pada saat sepak pojok, 2) pada awal babak pertama atau awal babak kedua, 3) saat sebuah tim tertinggal gol, terutama pada akhir babak kedua, dan 4) saat tim lawan dikenai kartu merah sehingga jumlah pemainnya berkurang.

Mulai menekan bola ketika bola memasuki 1/3 tengah lapangan adalah kondisi normal sebuah tim dalam merebut bola, karena tidak terlalu memforsir tenaga namun juga tidak terlalu pasif. Ketika tim Anda menggunakan opsi ini, biarkan saja bola dimainkan oleh lawan di daerah pertahanan mereka. Baru ketika bola masuk 1/3 tengah lapangan, kita mulai melakukan tekanan pada bola.

Sedangkan menekan bola hanya ketika bola sudah memasuki daerah pertahanan kita biasanya dilakukan di akhir babak kedua sementara tim kita unggul dalam jumlah gol, atau jika ada anggota tim kita yang terkena kartu merah sehingga kita kalah jumlah pemain. Opsi ini juga bisa kita ambil manakala tim lawan kita pandang jauh lebih berkualitas, dan kita hanya ingin agar gawang kita tidak kebobolan. Opsi ini juga bagus untuk dilaksanakan sebagai jeda (sela) untuk rehat para pemain selama bertanding, dimana pada saat itu mereka juga bisa mengatur kembali posisi mereka masing-masing.

3.8 Bertahan zona defensive

Dalam tim yang baik, bertahan tidak hanya dilakukan oleh pemain belakang saja. Semua pemain harus ikut bertahan setiap kali tim kehilangan bola, sebagaimana pula semua pemain harus ikut menyerang ketika tim menguasai bola. Sebelum memasuki lapangan, pelatih harus menetapkan terlebih dahulu dimana tim akan mulai menekan lawan ketika mereka menguasai bola.

Selebihnya, tim kita harus memahami bagaimana cara bertahan. Dalam zonal defence, berturut-turut yang menjadi acuan adalah BOLA, lalu TEMAN, dan baru kemudian LAWAN. Pertama-tama, semua pemain harus memperhatikan dimana posisi bola. Mengapa demikian? Karena: 1) semua pemain harus bergerak secara serempak ke arah bola, dan 2) tim harus membentuk ball-pressure-triple (segitiga tekanan pada bola).

Selanjutnya, masing-masing pemain harus memperhatikan temannya. Tujuannya adalah: 1) untuk menjaga jarak antar pemain dalam satu lini dan jarak antar lini, dan 2) untuk membentuk shape bertahan yang tepat sesuai dengan posisi bola.

Yang terakhir, baru para pemain memperhatikan lawannya. Disamping menjaga jarak antar teman dan antar lini, para pemain juga harus menjaga para pemain lawan, terutama lini depan mereka. Ruang-ruang passing sebisa mungkin kita tutup, dan lini depan lawan harus senantiasa terkawal.

Adapun rumus bertahan akan dijelaskan berikut ini, sesuai dengan posisi bola yang berbeda-beda. Posisi bola yang dimaksud disini adalah apakah bolanya berada di sisi tepi lapangan ataukah di sisi tengah lapangan. Dan apakah bola berada didepan lini depan, didepan lini tengah, ataukah didepan lini belakang. Yang dimaksud dengan bola didepan lini depan adalah jika bola berada di depan para pemain lini depan, dan hendak melewati lini depan tersebut. Bola didepan lini tengah adalah jika bola telah melewati lini depan kita namun belum melewati lini tengah kita. Dan bola didepan lini belakang adalah jika bola telah melewati lini tengah, dan kini berada di hadapan lini belakang kita.

Rumus bertahan adalah dalam pola 4-4-2 adalah 4+2, dimana 4 adalah para pemain dari lini yang berhadapan dengan bola, dan 2 adalah dua pemain yang terdekat dengan bola dari lini didepannya. Selanjutnya, dari 4+2 tersebut, yang melakukan tekanan pada bola adalah 1+2, yaitu 1 orang dari lini yang berhadapan dengan bola dan 2 orang dari lini didepannya. Ini berlaku jika bola berada didepan lini tengah dan didepan lini belakang.

Adapun jika bola berada didepan lini depan maka cukup dua pemain lini depan itu yang melakukan tekanan pada bola (0+2), sementara lini-lini yang berada di belakangnya hanya perlu menciptakan balance, dengan cara menyesuaikan bentuk dan jarak saja. Mengapa sudah cukup dua orang saja? Karena bola masih jauh berada didepan, jauh dari pertahanan kita.

Sebagai catatan terakhir, apabila karena beberapa hal ball-pressure-triple 1+2 tidak bisa tercipta, maka setidak-tidaknya harus tercipta ball-pressure-double 1+1. Jadi, idealnya kita bisa menekan bola dengan formasi 1+2. Namun jika pada saat-saat tertentu tidak bisa, setidak-tidaknya 1+1.

3.9 Menyerang dalam sepakbola

Satu prinsip penting yang harus diingat ketika sedang menyerang adalah bagaimana meningkatkan penetrasi kita pada bola. Bagaimana? Caranya adalah dengan compressing the field ‘menekan lapangan’. Maksudnya, seiring dengan bergeraknya bola ke arah depan, kita sebagai satu tim harus ikut bergerak maju. Dengan demikian, support terhadap teman yang membawa bola akan maksimal, dan kita akan mencoba memenangkan jumlah di daerah lawan (yakni bagaimana agar jumlah yang terlibat dalam serangan tidak kalah dengan jumlah para pemain lawan yang bertahan).

Demikian pula, kiper juga jangan hanya berdiri di garis gawang. Ketika tim sedang naik, kiper harus ikut naik, bahkan sampai keluar kotak gawang. Namun keluarnya jangan terlalu jauh. Ya, diperkirakan lah. Dalam sepakbola modern, kiper juga ‘harus ikut bermain’. Dalam hal ini, kiper memiliki peran sebagai seorang sweeper (libero). Pendek kata, kiper harus rangkap jabatan: jadi kiper dan sekaligus jadi sweeper.

Adapun batas dari compressing the field adalah sampai tim kita tinggal menyisakan dua back di garis tengah lapangan. Apakah tidak masalah pemain paling belakang kita naik sampai ke garis tengah? Tidak masalah! Jika pemain kita yang paling belakang berada di garis tengah, sudah pasti pemain lawan yang paling depan juga tidak akan naik ke daerah kita melebihi garis tengah. Jika ya, mereka offside. Namun perlu diingat pula, dua back kita yang paling belakang tadi tidak boleh naik melebihi garis tengah, karena aturan offside tidak berlaku bagi lawan di daerah mereka sendiri.

3.9 Teknik dan Strategi

Betapapun bagus skill yang dimiliki para pemain sebuah tim, semuanya tidak akan banyak berarti jika tidak didukung dengan taktik dan strategi yang handal. Sebagaimana dalam sebuah peperangan, taktik dan strategi memegang peranan yang amat menentukan bagi kalah dan menangnya sebuah tim. Oleh karena itu, semua pemain dalam sebuah tim harus memahami strategi dan taktik yang telah ditetapkan. Jika tidak demikian, permainan tim tersebut tidak akan ’menyatu’. Masing-masing pemain akan bermain sendiri-sendiri tanpa kerjasama dan koordinasi yang baik. Berikut ini beberapa hal penting seputar strategi dan taktik bermain sepakbola.

1.Ketika tim kita menyerang, jangan lupakan pertahanan. Tim yang kuat bukanlah tim yang hanya hebat dalam menyerang. Lebih dari itu, kemampuan bertahan sama pentingnya dengan kemampuan menyerang.

2.Ketika tim kita kehilangan bola, maka tim kita harus beralih dari ’menyerang’ menuju ’bertahan’. Secara umum, jika tim kita bertahan maka hendaknya posisi para pemain saling berdekatan satu

sama lain untuk membentuk pertahanan yang masif. Adapun jika tim kita menyerang maka hendaknya posisi para pemain saling berjauhan untuk menciptakan ruang-ruang yang lebar dan untuk menceraiberaikan pertahanan lawan.

3.Ketika tim kita bertahan (kehilangan bola), lebih baik jika kita membayangi lawan-lawan kita dengan berdiri di belakang mereka karena mereka nantinya akan menuju ke arah kita dan agar ia tidak lepas dari kawalan kita karena kita bisa terus melihatnya.

4.Menyerang bisa dilakukan dengan dua cara : 1.Serangan langsung (direct attack) : dilakukan dengan mengusahakan agar bola secepat mungkin bisa memasuki daerah pertahanan lawan, yakni dengan banyak melakukan umpan ke arah depan. 2.Serangan tidak langsung (indirect attack) : akan berlangsung lebih lambat karena kita akan menggunakan umpan-umpan ke samping dan ke belakang sembari mencari celah kelemahan lawan. Jika para pemain tim kita kurang terampil dan tidak terlalu mahir dalam umpan-mengumpan, sebisa mungkin kita senantiasa menyerang secara langsung.

5.Jika tim Anda ingin membangun serangan dari belakang (berarti bola dari belakang akan ditransfer ke tengah dulu baru kemudian ke depan) maka tim Anda harus memiliki para pemain belakang yang cukup terampil (jika tidak, lawan akan dengan mudah bisa mencuri bola dari para pemain belakang tim Anda) dan juga para pemain tengah yang bisa mengatasi para pemain tengah lawan.

6.Berdasarkan bagaimana umpan-umpan dilakukan, terdapat dua gaya bermain : 1.Gaya menguasai bola (possession style) : dilakukan dengan melakukan umpan-umpan pendek dari kaki ke kaki. Yang perlu diperhatikan ketika menggunakan gaya bermain ini adalah untuk tidak lupa bahwa tujuan utama bermain adalah mencetak gol. Jangan hanya asyik melakukan banyak umpan-umpan pendek tetapi melupakan tujuan utama permainan. 2.Gaya bola-bola panjang ( long passes style). Adalah hal yang mungkin untuk menggabungkan dua gaya bermain tersebut. Contohnya adalah Ajax Amsterdam yang seringkali menggunakan possession style di sepertiga tengah lapangan dilanjutkan dengan secara tiba-tiba melakukan umpan panjang ke kotak penalti. Tentu saja, harus ada penyerang yang sudah siap menyambut bola panjang tersebut dan mengeksekusinya.

7.Jika tim Anda bermain dengan bola-bola panjang (pemain belakang sering memberikan umpan panjang langsung ke pemain depan), usahakan agar tim Anda tetap melakukan umpan-umpan pendek di daerah pertahanan lawan. Jika tidak, tim Anda akan kesulitan untuk melakukan finishing.

8.Jika pertahanan lawan cenderung maju, sangat baik jika tim kita sering melakukan serangan balik dengan cepat. Namun jika pertahanan lawan cenderung tetap di belakang dan memelihara kedalaman, sangat baik jika kita menyerang dengan umpan-umpan pendek.

9.Dalam serangan mesti terlibat dua atau tiga orang penyerang : 1) penyerang pertama, yakni penyerang yang membawa bola, 2) penyerang kedua, dan 3) penyerang ketiga. Penyerang kedua dan penyerang ketiga hendaknya berlari kira-kira tiga langkah lebih ke belakang daripada penyerang pertama untuk menghindari offside.

10.Ketika tim Anda menyerang hendaknya para pemain belakang juga ikut menekan ke depan sehingga bisa men-support serangan dan melakukan pressure terhadap bola, sekaligus untuk membuat lawan mudah terperangkap offside. Tetapi ada syaratnya : para pemain belakang tersebut mesti memiliki kecepatan dan stamina yang baik. Lebih aman lagi jika tim Anda memiliki seorang sweeper.

11.Ketika tim Anda menyerang dan memasuki daerah lawan, sangatlah baik untuk memanfaatkan lebar lapangan karena hal ini akan membuat barisan pertahanan lawan menyebar dan tercerai-berai, sehingga terciptalah celah-celah untuk menembus pertahanan mereka.

12.Jika para pemain tim Anda mahir dalam menguasai bola, perhatikanlah bahwa di lapangan biasanya terbentuk dua daerah : daerah padat dan daerah kosong. Pancinglah para pemain lawan untuk membentuk daerah padat dan menyisakan daerah kosong pada bagian lapangan yang lain. Lalu, dengan cara yang sulit diantisipasi, pindahkanlah bola ke daerah kosong dan dari sana ciptakanlah gol ke gawang lawan.

13.Agar tim Anda bisa melakukan serangan balik (counterattack), pastikan bahwa ketika pertahanan tim Anda terdesak, masih ada satu atau dua orang penyerang tim Anda yang tetap berada di tengah lapangan atau bahkan lebih ke depan lagi, tergantung pada posisi bek lawan.

14.Ketika bola dikuasai oleh lawan di sekitar gawang kita, kita harus melakukan pressure terhadap bola sehingga serangan mereka bisa kita patahkan atau setidak-tidaknya kita hambat. Adapun ketika lawan menguasai bola di daerah pertahanan mereka, kita juga harus melakukan pressure terhadap bola sehingga kita bisa merebut dan menguasai bola untuk kemudian mencetak gol. Hendaknya para pemain depan tim kita senantiasa berusaha untuk bisa mencuri bola yang sedang dikuasai oleh para pemain belakang lawan. Jika hal itu berhasil dilakukan, peluang mencetak gol cukuplah besar.

15.Dalam permainan, tim kita harus menentukan formasi bermainnya. Kita menentukan formasi tertentu untuk memastikan adanya support, depth, width, dan field coverage baik dalam serangan ataupun pertahanan. Setiap pemain mesti bertanggung jawab atas posisi atau daerahnya. Sebagai contoh, seorang pemain sebelah kanan jangan sampai berada terlalu jauh di sebelah kiri lapangan (kecuali kalau ada cross over, itupun untuk sementara waktu saja), karena akan menyebabkan kekosongan di daerahnya. Setiap pemain harus memainkan posisinya dengan baik dan mempercayai teman-temannya untuk memainkan posisi mereka masing-masing. Penentuan formasi tim hendaknya didasarkan pada : 1) kemampuan (keterampilan) para pemain tim kita, 2) kecepatan dan daya tahan para pemain tim kita, 3) panjang dan lebar lapangan, 4) kekuatan dan kelemahan tim lawan.

Dribbling

Disamping mengumpan, menggiring (dribbling) juga penting. Sebab, tidak selamanya Anda bisa

mengumpan. Ketika Anda tidak menemukan teman yang bisa diumpan, Anda harus menggiring.

Demikian pula ketika mengumpan akan berakibat offside, Anda bisa jadi harus menggiring.

Menggiring pada dasarnya dibedakan menjadi dua: closed dribbling dan speed dribbling. Closed

dribbling dilakukan dengan kontrol penuh atas bola, dilakukan ketika bola tidak benar-benar aman

dari lawan kita. Pada closed dribbling, bola tidak boleh berada lebih dari 1 meter didepan kaki kita.

Adapun speed dribbling hanya memiliki satu tujuan: kecepatan. Pada speed dribbling, kita

menggiring bola dengan berlari secepat-cepatnya. Bisa dilakukan dengan menendang bola kedepan

lalu kita kejar sekuat-kuatnya. Namun syaratnya, kita benar-benar bebas dari tekanan lawan.

Yang tidak bisa dipisahkan dari teknik menggiring adalah teknik menggocek (move). Menggocek

dilakukan untuk menipu alias menghilangkan keseimbangan lawan atau sekadar untuk

membuyarkan konsentrasi lawan.

Bagaimana menggiring dan menggocek yang baik, berikut ini beberapa tips praktis untuk itu.

Pertama: Jika Anda ingin membawa bola dengan cepat ke daerah kosong (tidak ada lawan),

lakukanlah speed dribbling yakni dengan menendang bola lalu mengejarnya. Namun jika Anda

membawa bola di sekeliling lawan, lakukanlah closed dribbling yakni dengan senantiasa menjaga

agar bola tidak lebih dari setengah meter di depan Anda. Dalam melakukan closed dribbling, jangan

menambah kecepatan dengan cara memperlebar langkah kaki Anda atau mendorong bola lebih

jauh ke depan, akan tetapi tingkatkanlah frekuensi langkah kaki Anda.

Kedua: Jangan terlalu banyak menggiring di sepertiga lapangan Anda. Anda boleh lebih leluasa

menggiring di sepertiga lapangan lawan.

Ketiga: Sewaktu menggiring, jika lawan membayangi Anda dari samping maka teknik berbalik

(turning) seringkali bisa membantu Anda mengecohnya.

Keempat: Ketika Anda membawa bola dan ada lawan di depan Anda, sangat baik jika Anda tidak

tergesa-gesa mengumpankan bola padahal Anda masih jauh darinya. Giringlah bola terlebih dahulu

mendekati sang lawan, dan pada saat yang seakhir mungkin umpankanlah bola kepada teman.

Dengan demikian, sang lawan pasti akan terlambat untuk bisa mengantisipasi bola tersebut. Namun,

jika Anda terlambat dalam mengumpan maka sangat mungkin lawan akan bisa merebut bola dari

kaki Anda.

Kelima: Sewaktu menggiring, jika lawan menghadang di depan Anda maka umpankanlah bola

kepada teman atau lewatilah lawan yang menghadang tersebut. Terdapat banyak teknik untuk

melewati lawan, yang pada prinsipnya adalah menjadikan lawan sulit bergerak mengejar bola, mati

langkah, salah antisipasi, atau kehilangan keseimbangan. Diantara teknik-teknik tersebut adalah

matthews move, menggunting (scissors move), step over, cruyf move, melewatkan di bawah kedua

kaki lawan (nutmeg move), berpura-pura mau menendang (fake kick), berputar (spin move),

mencungkil bola (sombrero move) dan elastico move.

Keenam: Anda boleh kehilangan bola asalkan mendapatkan ganti yang pantas untuk itu, seperti

tendangan pojok, tendangan bebas, lemparan kedalam, atau bahkan tendangan penalti.

Ketujuh: Menggiring bisa dilakukan ke arah mana saja, termasuk ke arah belakang jika dianggap

perlu, misalnya untuk mencari dan menciptakan konfigurasi yang lebih baik.

Kedelapan: Jika teman Anda yang sedang menggiring bola berada dalam kesulitan, segeralah

datang membantu dengan cara mengambil posisi yang tepat untuk bisa diberi umpan.

Kesembilan: Anda bisa menciptakan ruang bagi teman Anda untuk menerima umpan secara

leluasa dengan cara menggiring bola yang Anda kuasai sedemikian sehingga tercipta ruang itu atau

dengan memancing lawan mengejar Anda sementara Anda menciptakan ruang bagi teman-teman

Anda ketika itu. Namun, ini hanya disarankan jika Anda terampil dalam menggiring.

Kesepuluh: Para pemain yang bisa menggiring paling baik disarankan untuk di tempatkan di sayap,

dengan harapan bisa menyibukkan para pemain lawan sehingga tercerabut ke tepi lapangan dan

terciptalah ruang yang longgar di tengah lapangan.

Passing

Para pakar dan legenda sepakbola mengatakan,”Siapa tidak bisa umpan-mengumpan, ia tidak bisa

bermain sepakbola.” Mengumpan memang keterampilan dasar yang paling penting dalam

sepakbola. Hampir setiap detik dalam pertandingan sepakbola dipenuhi dengan kegiatan

mengumpan. Namun, bagaimanakah mengumpan yang baik? Berikut ini beberapa tips singkatnya.

1.Umpan yang baik adalah umpan yang akurat, berkecepatan tepat (tidak terlalu lembek dan tidak

pula terlalu keras), tidak mudah dihadang atau ditangkap lawan, mudah diterima atau dikontrol oleh

sasaran, dan kalau bisa tidak terbaca oleh lawan.

2.Gunakan teknik yang tepat untuk mengumpan. Umpan pendek biasanya dilakukan dengan bola

bawah. Umpan panjang biasanya dilakukan dengan bola lambung, karena lebih keras (cepat) dan

tidak mudah dipotong oleh lawan. Anda bisa juga mengumpan ke belakang tanpa berbalik dengan

menggunakan tumit (heel pass) atau sol sepatu Anda.

3.Umpan-umpan pendek secara umum lebih menjamin tim kita bisa menguasai bola, karena bola

bisa ditransfer secara akurat diantara para pemain tim kita. Akan tetapi untuk itu, tim kita harus

memiliki lini tengah yang handal. Adapun umpan-umpan panjang memang bisa menghemat waktu

akan tetapi kurang akurat (seringkali bolanya fifty-fifty) sehingga kurang menjamin tim kita bisa

menguasai bola. Jika tim Anda kalah di lini tengah (bola sulit mencapai pertahanan lawan) maka giat

melakukan umpan panjang dari belakang langsung ke depan merupakan pilihan yang baik. Hanya

saja untuk itu tim Anda harus memiliki striker yang baik dan mesti didukung dengan formasi yang

sesuai. Yang baik adalah jika tim Anda menggunakan umpan-umpan pendek dan umpan-umpan

panjang sekaligus secara proporsional dan sesuai kebutuhan.

4.Jika Anda bisa mengumpan maka umpankanlah. Anda hanya boleh menggiring bola kalau

kesulitan untuk mengumpan atau kalau dengan menggiring itu Anda yakin akan bisa mencetak gol.

Ingatlah bahwa mengumpan dan menggiring itu memiliki tujuan utama yang sama yakni mentransfer

bola dari satu titik ke titik yang lain, akan tetapi mengumpan itu lebih cepat – bola yang ditransfer

dengan cara diumpan akan mencapai titik tujuan lebih cepat daripada jika digiring, seberapapun

cepatnya giringan itu – dan lebih hemat energi. Sekali lagi, jangan banyak giring kalau Anda bisa

mengumpankannya. Seringkali banyak giring hanya akan membuat serangan kita terpatahkan. Akan

tetapi, baik juga bagi Anda untuk tidak tergesa-gesa mengumpan bola (asalkan Anda punya ruang

untuk itu) dengan dua tujuan : 1) untuk mencari sasaran umpan yang paling baik, 2) untuk

menciptakan konfigurasi yang lebih baik untuk kemudian mengumpan ketika konfigurasi yang lebih

baik itu tercipta.

5.Jika sasaran umpan sedang berhenti maka berilah ia umpan di kakinya, namun jika sasaran

umpan sedang berlari maka berilah ia umpan didepannya secara terukur. Demikian pula,

mengumpan itu tidak selalu harus kepada sasaran (pass to player, pass to feet). Mengumpan juga

bisa dilakukan kepada ruang kosong dengan harapan teman kita akan berlari ke arah bola (pass to

space). Sekali lagi, mengumpan tidak harus kepada sasaran tetapi bisa juga ke ruang kosong yang

tepat. Bahkan, seringkali mengumpan ke ruang kosong itu lebih baik daripada mengarahkan bola

tepat ke sasaran umpan. Namun perlu diingat bahwa umpan Anda ke ruang kosong harus lebih

mudah diterima oleh teman daripada lawan. Jangan bola fifty-fifty, apalagi yang lebih mudah

diterima oleh lawan daripada teman.

6.Visi (pandangan) sangatlah penting. Pemain yang dituntut memiliki visi yang paling baik adalah

playmaker. Berikan visi yang luas pada lapangan, lihat posisi para pemain di lapangan, pikirkan pola

pergerakan yang akan tercipta, tentukan sasaran umpan yang paling baik, lalu umpankan bola.

Bagilah dengan baik visi Anda antara bola dan lapangan. Semakin mahir seorang pemain, ia akan

bisa memberikan visi yang lebih besar ke lapangan. Selama kita melakukan visi, pikirkan dengan

cepat kemana harus mengumpan. Jangan terlalu lama berpikir karena lawan akan

memanfaatkannya untuk menata konfigurasi mereka. Yang lebih baik adalah jika Anda sudah

mengetahui apa yang akan Anda lakukan sebelum Anda menyentuh bola.

7.Setelah Anda mengumpan, segeralah berlari untuk mencari posisi yang paling tepat (prinsip pass

and move). Jadi, setelah mengumpan jangan hanya diam dan bengong memandangi bola saja.

Setidak-tidaknya, carilah posisi sehingga Anda bisa diberi umpan balik. Demikian pula, jika teman

Anda sedang kesulitan untuk mengumpan maka carilah posisi yang baik agar teman Anda bisa

mengumpankan bola kepada Anda (support).

8.Jika Anda memberi umpan kepada teman yang sedang ditempel (dibayangi) maka umpankanlah

bola ke sisi yang paling aman, sehingga bola bisa dikuasai oleh teman kita tersebut sementara

lawan yang sedang menempeli kesulitan untuk merebut bola.

9.Jangan biarkan bola terperangkap di daerah kelewat padat (overload). Manfaatkan lebar

lapangan. Jika sayap kiri lapangan sedang overload, pindahkan bola ke sayap kanan lapangan.

Bagus juga jika tim kita bisa menciptakan overload yang banyak diisi oleh para pemain lawan untuk

kemudian segera memindahkan bola ke sisi lapangan yang lain.

10.Mengumpan tidak selalu harus ke depan atau menyamping lapangan, umpan juga bisa diberikan

ke belakang jika itu memang baik untuk dilakukan. Mengumpan ke belakang lapangan bisa

memberikan kesempatan kepada tim kita untuk menata konfigurasi, menarik lawan untuk

mengurangi kepadatan (density) daerah mereka dan menarik mereka dari daerah pertahanan

mereka. Bahkan mengumpan ke kiper seringkali dilakukan dalam keadaan terdesak atau kehilangan

ide (ingat bahwa kiper memiliki visi yang sangat baik terhadap keseluruhan lapangan). Jika Anda

mengumpan ke kiper, sebaiknya Anda tahu kaki mananya yang lebih baik. Jika misalnya kaki

kanannya lebih baik maka berilah ia umpan di kaki kanannya tersebut. Namun, kalau Anda bisa

mengumpan ke depan dan hal itu cukup prospektif untuk serangan, jangan mengumpan ke samping

atau ke belakang karena akan memboroskan waktu.

11.Jika Anda melihat bahwa celah-celah mengumpan ke depan pada suatu bagian lapangan tidak

prospektif, kembalikan bola ke bagian lapangan yang lain (ke samping atau ke belakang) untuk

mendapatkan celah-celah ke depan yang lebih prospektif.

12.Jika tim lawan masih sulit untuk ditembus karena konfigurasi mereka masif dan menekan, maka

untuk sekedar tetap menguasai bola, jangan tergesa-gesa untuk merangsek maju tetapi umpan-

umpankanlah bola diantara para pemain kita di daerah yang jauh dari konsentrasi para pemain

lawan (defensive passes). Hal ini akan memaksa para pemain lawan untuk bergerak dan akan

memecah kemasifan konfigurasi mereka.

13.Umpan silang (crossing) merupakan umpan yang sangat sering menciptakan gol. Ketika Anda

ingin melakukannya, Anda tidak harus yakin bahwa ada teman Anda di tengah yang akan menerima

bola. Umpankan saja bola ke tengah tanpa terlalu ambil pusing apakah di tengah ada teman atau

tidak. Ini sekaligus untuk mendidik bahwa jika ada seseorang dari tim kita yang berpeluang untuk

melakukan crossing, maka harus ada teman yang bersiap di tengah untuk menyambut bola. Untuk

itu, jika Anda ingin memberi isyarat kepada teman Anda untuk melakukan crossing maka lebih baik

ucapkan kepadanya ”Tengahkan bola” daripada ucapan ”Umpankan silang” karena ucapan yang

terakhir akan membuat teman Anda tersebut berpikir kepada siapa dia akan mengumpan, padahal

yang penting adalah mengumpankan bola ke tengah begitu saja. Namun demikian, jika Anda bisa

melihat posisi teman Anda yang ada di tengah, maka itu tentu lebih baik lagi. Dan dalam melakukan

crossing, mengarahkan bola tegak lurus ke tengah lapangan atau sedikit ke belakang lebih baik

daripada mengarahkan bola menyudut ke depan karena yang belakangan itu lebih sulit untuk

dikontrol atau dieksekusi. Kebanyakan crossing dilakukan dengan bola lambung yang siap disundul

langsung atau dieksekusi dengan tendangan volley ke gawang lawan (terutama jika sewaktu

melakukan crossing Anda tidak yakin apakah di tengah ada teman Anda sehingga bola tidak

terpotong oleh lawan).

14.Umpan terobosan (through pass) bisa dilakukan di dekat gawang lawan dengan cara melewatkan

bola di belakang lawan yang sedang menghadang dan ada teman yang akan mengejar bola

tersebut untuk dieksekusi.

15.Mengumpan kepada diri sendiri (pass to yourself) adalah mengumpankan bola ke ruang kosong

di belakang lawan yang menghadang kemudian secepat kilat kita kejar sendiri. Sehingga, umpan ini

bisa juga disebut sebagai ’umpan terobosan kepada diri sendiri’. Umpan ini biasanya dilakukan

untuk melewati last defender. Umpan ini merupakan alternatif yang bisa Anda lakukan selain

melewati lawan dengan tetap menggiring bola. Filosofi dari umpan ini adalah, lawan harus berbalik

dulu sebelum berlari mengejar bola sementara Anda cukup berlari ke arah depan secepat-cepatnya.

Disamping itu, Anda mengetahui momen sementara lawan tidak mengetahui momen. Akan tetapi

Anda hanya boleh melakukan ini jika Anda bisa berlari lebih cepat daripada lawan yang

menghadang. Untuk melakukan umpan ini, Anda bisa menggunakan bola bawah atau dengan

mencungkil bola melewati kepala lawan yang menghadang (sombrero move).

16.Menerima umpan pada dasarnya ada tiga macam : 1) mengeblok bola, 2) menahan laju bola

secara perlahan dengan menggerakkan bagian tubuh yang bersentuhan dengan bola searah

dengan laju bola (trapping), dan 3) melewatkan dan mengejar bola. Jika Anda menerima umpan

dengan teknik 1, pastikan bola memantul ke arah kemana Anda akan berlari membawa bola, atau

ke ruang kosong, atau langsung ke teman Anda (mengumpan). Ini penting terutama jika bola melaju

sangat keras. Trapping juga merupakan pilihan terbaik ketika bola melaju sangat keras.

17.Begitu Anda menerima umpan, biasakan untuk langsung berlari membawa bola terlebih dahulu

(prinsip receive dan move), dan jika posisi Anda tidak baik maka bawalah bola ke posisi yang lebih

baik (misalnya ke ruang yang lebih luas), sembari pikirkan saat yang tepat untuk mengumpan dan

kepada siapa Anda memberikan umpan, lalu lakukanlah. Namun kadang-kadang Anda tidak punya

cukup ruang untuk berlari setelah menerima umpan, sehingga yang harus Anda lakukan adalah

langsung mengumpankannya kepada teman.

18.Jika teman Anda mengumpan ke ruang kosong dengan harapan Anda mengejar bola, maka

Anda harus tanggap dan segera mengejar bola tersebut.

19.Pada ruang yang sempit, mengontrol bola dengan satu sentuhan (one touch) merupakan pilihan

yang sangat baik. Pada ruang yang sempit, Anda jangan gugup dalam mengolah bola sepanjang

Anda bisa melindungi bola dengan baik seraya mencari sasaran umpan yang tepat.

20.Dalam keadaan terdesak, mengumpan balik ke pemberi umpan merupakan pilihan yang sangat

baik. Tentu saja sepanjang si pemberi umpan berada dalam posisi yang memungkinkan untuk itu.

21.Jika ada bola umpan menuju ke arah Anda tetapi Anda melihat ada teman sesudah Anda yang

berada pada posisi yang lebih baik untuk menerima umpan tersebut ketika itu, maka Anda bisa

berpura-pura mau menerima bola akan tetapi Anda ternyata melewatkan bola untuk langsung

diterima teman Anda tersebut.

Attack

Sepak bola adalah suatu permainan yang dilakukan dengan jalan menyepak bola, yang mempunyai

tujuan untuk memasukkan bola ke gawang lawan dan mempertahankan gawang tersebut, agar tidak

kemasukan bola. Di dalam memainkan bola, setiap pemain diperbolehkan menggunakan seluruh

anggota badan kecuali tangan dan lengan. Hanya penjaga gawang yang diperbolehkan memainkan

bola dengan kaki dan tangan.

Kunci membangun tim yang kuat ada lima.

2.Kunci kedua: tidak ada prestasi tanpa berlatih. Practice makes perfect, itulah mengapa tim-tim

besar yang sudah tersohor sekalipun masih saja terus berlatih. Meski pemain-pemainnya sudah

hebat kemampuannya, terus berlatih adalah hal mutlak yang tidak bisa ditinggalkan. Itu pulalah yang

menjadi alasan mengapa pemain profesional yang sering mangkir latihan pasti tidak akan

dimasukkan dalam squad inti sebuah tim.

3.Kunci ketiga: percayalah kepada diri sendiri (self confidence). Percayalah, kemampuan dan

keterampilan akan berkurang dan bahkan hilang ketika kepercayaan diri telah hilang. Sebaliknya,

performa akan memuncak ketika kepercayaan diri juga memuncak.

4.Kunci keempat, disamping kita percaya kepada diri sendiri, kita juga harus memberikan

kepercayaan kepada teman-teman kita. Jangan pernah bersikap pilih kasih.

5.Kelima, harus bekerjasama dan tidak boleh egois. Sepakbola adalah olahraga tim. Kekuatannya

akan hilang jika orang-orang yang ada dalam tim bermain sendiri-sendiri, meski bersama-

sama.1.Kunci pertama adalah kerja keras dan militansi. Ingat-ingatlah bahwa tim yang skillful bisa

kalah oleh tim yang berlebihan. Sebaliknya, tim yang diatas kertas dinyatakan lebih unggul bisa

kalah jika ia bermain tanpa daya juang.

Pola penyerangan adalah bentuk susunan pemain yang digunakan untuk mengadakan serangan ke

daerah lawan agar dapat memasukkan bola ke gawang lawan. Tujuan penyerangan dalam

permainan sepak bola adalah memasukkan bola ke gawang lawan. Teknik permainan yang tinggi

dan kontrol bola yang prima, kerja sama terjalin rapi, semangat yang tinggi, dan daya tahan tahan

tubuh atau stamina yang baik menjadikan tim dapat memenangkan suatu pertandingan. Pola

penyarangan yang digunakan harus dibuat sedemikian rupa dengan kombinasi serang yang

bevariasi agar pihak lawan mendapat tekanan.

Pola penyerangan dapat dilakukan dengan beberapa cara yaitu:

1. Melakukan gerakan tersusun

Gerakan tersusun ini harus dipelajari dan dipersiapkan secara matang oleh suatu tim, jika ingin

dapat menerobos pertahanan lawan dan menciptakan gol. Gerakan-gerakan itu misalnya dari

tendangan pertama, tendangan bebas, tendangan penjuru,dan lemparan ke dalam.

2. Pola bermain menghadapi pertahanan yang rapat

Teknik yang cocok untuk diterapkan dalam menghadapi pertahanan lawan yang rapat, adalah

dengan operan langsung (wall pass).

3. Pola mencari ruang kosong

Seorang pemain harus pandai dalam mencari ruang kosong atau melepaskan diri dari penjagaan

lawan. Hal ini bertujuan agar dapat melakukan operan-operan terobosan untuk melancarkan

penyerangan.

Pola/ Strategi penyerangan dalam sepak bola ada beberapa macam, diantaranya adalah sebagai

berikut :

1.Pola Penyerangan 4-4-2

Formasi 4-4-2 terdiri dari 4 pemain lini belakang (back), 4 pemain lini tengah (midfielder), dan 2

pemain lini depan (forward). Keempat back masing-masing adalah 2 center back, left back dan right

back. Sementara di lini tengah terdapat 2 center midfielder, left midfielder, dan right midfielder.

Kedua center back boleh maju sampai paling jauh ke garis tengah lapangan. Dengan maju hanya

sampai garis tengah, tim masih bisa berlindung pada aturan offside. Adapun jika center back maju

melebihi garis tengah lapangan, tim menjadi tidak aman terhadap serangan balik lawan karena

mereka tidak terkena aturan offside ketika bola masih berada di lapangan mereka sendiri. Meski

demikian, pada saat-saat tertentu center back boleh maju sampai ke depan gawang, misalnya saat

tim melakukan sepak pojok. Itupun setelahnya harus segera kembali ke tempat semula.

Pola 4-4-2 memang hanya memiliki 2 forward, namun tidak berarti bahwa tim dengan pola ini hanya

menyerang dengan 2 orang di lini depan. Dalam pola 4-4-2, outside midfielder atau outside back

(jika melakukan overlap) bisa maju ke lini depan. Dengan demikian, akan terdapat 4 orang

penyerang sekaligus. Untuk itulah pola 4-4-2 adalah pola yang berubah menjadi 2-4-4 ketika

menyerang. Belum lagi jika ditambah dengan majunya salah satu center midfielder persis di

belakang kedua forward – dan ketika itu disebut sebagai offensive midfielder – maka akan terdapat

5 orang penyerang sekaligus.

Berikut ini contoh singkat bagaimana bertahan zonal defence dalam pola 4-4-2. Umpamakan kita

adalah tim merah yang sedang bertahan, sedangkan lawan adalah tim biru yang sedang menguasai

bola. Dalam contoh ini terjadi 4 aliran bola. Pertama-tama bola dipegang oleh kiper lawan lalu

diumpankan kepada center back mereka. Dengan demikian bola berada di hadapan lini depan kita,

di sisi tengah lapangan. Forward kita yang sebelah kiri (yang terdekat dengan bola) bergerak mem-

pressure bola, di-cover oleh forward yang lainnya.

Dalam pola 4-4-2, bagaimanapun juga, melepas crossing (umpan silang) adalah salah satu kartu truf

untuk bisa mencetak gol. Kita semua tentunya mengetahui persentase gol yang dihasilkan dari

crossing cukuplah besar. Hanya saja, harus dipahami bahwa bola crossing selalu bersifat ‘fifty-fifty’.

Untuk bisa mengubah cross menjadi gol, barisan penyerang kita harus menang berduel dengan

barisan pertahanan lawan.

Karena sifatnya yang demikian, ketika sebuah crossing hendak dilepaskan, barisan pemain yang

akan menyambut bola crossing haruslah betul-betul siap di depan gawang. Disamping itu, para

pemain penyambut bola cross inipun harus betul-betul berkualitas, handal dalam memenangkan

bola-bola crossing. Jika tidak, seperti yang sering saya lihat, bola-bola crossing terasa sia-sia dan

bahkan terkesan buang-buang bola saja. Kenapa saya bilang buang-buang bola? Karena ketika

bola belum di-cross, bola itu sepenuhnya (100%) masih ada dalam penguasaan kita. Dengan

melepas crossing, bola tersebut berubah menjadi bola 50%-50%, yang kemudian bisa menjadi milik

kita atau milik lawan.

2.Pola Penyerangan 3-3-3 (sistem dengan libero)

Dapat dibandingkan dengan sistem 1 – 4 – 3 – 3, perbedaan utama ialah susunan barisan

pertahanan. Seorang centre vack tidak berdampingan, melainkan masing-masing muka belakang.

Pemain yang paling belakang prinsipnya tidak menjaga seorang lawan pun, tetapi untuk membantu

semua teman-temannya dan melindungi daerah berbahaya.

Demikianlah prinsipnya ia akan menjadi pemain yang bebas, maka disebut libero. Cara

melakukannya :

1.Dari posisi belakang libero mempunyai pandangan yang baik terhadap permainan, dapat

mengontrol seluruh pertahanan.

2.Dengan posisi permainan yang baik, maka penyerangan yang langsung dari lawan ke arahnya

dengan mudah dapat digagalkan dengan suatu gerakan yang pasti.

3.Apabila tugas libero hanya dibatasi untuk keaktifan bertahan, maka sistem ini akan rusak.

4.Libero harus tidak boleh dipandang sebagai pembersih.

5.Organisasi pertahanan dengan sistem libero mempunyai banyak kekuatan untuk membangun

permainan dan memimpin penyerangan. Di dalam situasi yang memungkinkan libero dapat bergerak

maju ke depan untuk turut menyerang tanpa memikul suatu risiko, karena ia tidak dipaksa

memperhatikan seorang lawan.

4.0 MATERI LATIHAN TEKNIK DAN FISIK

Materi latihan fisik adalah pundamental dari suatu permainan sepakbola karena dengan fisik

yang baik maka materi-materi latihan yang lain akan mudah diserap oleh pemain.

Materi latihan Fisik untuk pemain sepakbola pada umumnya adalah :

- Program peningkatan kecepatan (Speed)

Misalnya : Sprint 30 M, Sprint 50 M, Sprint 100 M

- Program peningkatan kekuatan otot tubuh (Power Endurance)

Misalnya : Memanfaatkan berat tubuh sendiri seperti Pull-Up, Push-Up, Shit-

Up, dan bergelantungan dengan kedua tangan atau dengan bantuan peralatan

Missal Basbel dan dambel.

- Progam peningkatan kelincahan pemain

Untuk Program ini disesuaikan oleh pelatih seperti game-game dilapangan.

- Program peningkatan koordinasi

Misalnya : Latihan untuk kelenturan tubuh dan keseimbangan.

Seluruh pola-pola program latihan seluruhnya dijelaskan pada BAB III

PERALATAN LATIHAN :

- Bola Sepak 20

- Corong batas 20

- Paralon

- Rompi 11 buah

- Lapangan

PROGRAM KEGIATAN LATIHAN OLAH BOLA

Program Kegaiatan Latihan

1. Teknik Dasar

2. Latihan Teknik Kontrol Bola

3. Latihan Kerjasama Tim

4. Latihan Menyerang

5. Latihan Bertahan

6. Latihan Fisik

7. Latihan Mental

8. Latihan Taktik

9. Latihan Teknik, Taktik dan Strategi Kompetisi

MATERI LATIHAN

A. * Pemanasan

A1. Latihan 1 : Tempatkan 2 baris corong sejajar sebanyak 5-7 buah corong dengan jarak 2 meter.

Masing-masing pemain berbaris mengikuti 2 baris corong kemudian diawali pemain depan dari tiap-

tiap baris berlari mengitari corong 3 dan mundur ke corong 2 kemudian maju lagi ke corong 4 diikuti

oleh pemain dibelakangnya dan seterusnya secara bergiliran.

* Pemanasan

A2. Latihan 2 : Diawali 2 Pemain paling depan maju menuju corong 3 kemudian 2 pemain itu

melakukan gerakan mundur menyilang berlawanan menuju corong 2 kemudian maju meuju corong

3 diikuti pemain dibarisan belakang dan seterusnya melakukan gerakan yang sama.

* Pemanasan

A3. Latihan 3 :

Tempatkan 5-7 buah corong sejajar. Tiap corong disimpan 1 bola diawali pemain paling depan

melakukan gerakan menggiring bola dengan telapak kaki dari corong 1 barisan 1 menuju corong 2

barisan 2 kemudian maju ke corong 2, kemudian melakukan gerakan yang sama diikuti pemain

berikutnya dengan menggiring bola ke arah 2 baris corong secara zig-zag.

* Pemanasan

A4. Latihan 4

Tempatkan 20 anak tangga dari tali sejajar dengan posisi gawang, kemudian tiap pemain melakukan

gerakan lari cepat ditiap kotak anak tangga sebanyak 2 kali menghadap ke depan, diakhiri dengan

melakukan gerakan menendang bola ke arah gawang.

* Pemanasan

A5. Latihan 5

Pada dasarnya sama dengan latihan 4 tapi yang membedakan disini adalah posisi pemain

menghadap ke sebelah kiri tiang gawang.

* Pemanasan

A6 Latihan 6

Melanjutkan latihan 4-5 disini pemain melakukan gerakan jingjit dengan ujung jari kaki menjadi

tumpuan maju melangkahi tiap kotak anak tangga diakhiri dengan menendang bola ke arah gawang.

* Pemanasan

A7. Latihan 7

Dengan melakukan jingjit dengan ujung jari kaki sebagai tumpuan tetapi dengan cara maju

menghitung 3 kotak kemudian mundur ke kotak sebelumnya maju lagi dan seterusnya mengikuti

gerakan awal.

* Pemanasan

B. Latihan B1

Tempatkan 5 palang dari kayu searah tiang gawang dengan jarak tiap palang 30 cm - 1 m.

Diawali dengan pemain menghadap ke arah gawang mengangkangi tiap palang maju kesamping

dengan meloncati tiap palang secara bolak-balik diakhiri menendang ke gawang dengan posisi bola

disebelah kanan palang.

* Pemanasan

Latihan B2

Pemain melakukan gerakan jingjit (tumpuan oleh jari kaki) menghadap kearah gawang meloncati 2-3

palang kemudian balik lagi ke arah semula maju lagi secara bolak-balik diakhiri menendang ke arah

gawang.

* Pemanasan

Latihan B3

Pemain meloncati tiap bagian palang tetapi dilakukan dengan cara menghadap kedepan dan

kebelakang disaat meloncati palang secara bolak-balik diakhiri dengan menendang bola ke arah

gawang.

* Pemanasan

Latihan B4

Tempatkan 5 palang sejajar tiang gawang 1 palang 1 pemain, pemain melakukan gerakan jingjit

(tumpuan diujung jari kaki secara bersamaan). Melewati palang beberapa kali dengan kode menurut

banyak gerakan dari pelatih. Diakhiri berlari sprint.

* Pemanasan

Latihan C1

Siapkan 2 pemain yang diikat dengan 2 tali dibagian pinggang, dimana tali tersebut dikondisikan

mudah lepas. Pemain ke 1 melakukan gerakan zig-zag dengan tiap gerakannya harus mampu diikuti

oleh pemain ke 2 apabila jaraknya terlalu jauh maka tali akan terlepas, pemain 2 dihukum.

* Pemanasan

Latihan D1

Tempatkan 3 Baris corong kesamping dan 4 baris corong ke belakang tiap jarak corong 1 meter

didepan gawang siapkan 3 bola ditiap baris corong. Siapkan 3 pemain diantara corong-corong

tersebut, siapkan pemain dengan gerakan menekuk lutut ke tanah tangan diangkat diantara 2

kepala menghadap ke gawang, pelatih memberi aba-aba dengan peluit pemain melakukan sprint

diakhiri dengan menendang bola dan kembali lagi ke tempat semula.

* Pemanasan

Latihan D2

Sama dengan latihan D1 yang membedakan adalah tiap pemain membelakangi gawang ketika akan

melakukan awalan.

* Pemanasan

Latihan D3

Sama dengan latihan D1yang membedakan adalah tiap pemain dalam posisi terlentang menghadap

gawang dan tangan ditekuk dikepala.

* Pemanasan

Latihan D4

Sama dengan latihan D3 yang membedakan adalah tiap pemain dalam posisi Tengkurap

menghadap gawang kepala diarahkan ke depan dan tangan ditekuk dikepala.

* Pemanasan

Latihan D5

Sama dengan latihan D4 yang membedakan adalah tiap pemain dalam posisi Duduk bersila

menghadap gawang tangan diacungkan setengah siku.

Latihan D6

Sama dengan latihan D5 yang membedakan adalah tiap pemain dalam posisi Duduk bersila

membelakangi gawang, tangan diacungkan setengah siku.

* Pemanasan

Latihan D7

Sama dengan latihan D5 yang membedakan adalah tiap pemain dalam posisi jongkok tangan

ditekuk, lutut ditekuk ketanah membelakangi gawang.

Latihan D8

Sama dengan latihan D5 yang membedakan adalah tiap pemain dalam posisi jongkok tangan

ditekuk, lutut ditekuk ketanah membelakangi gawang.

* Pemanasan

Latihan E1

Tempatkan 4 Corong berbentuk kubus dengan jarak 4x4 meter di 2 sudut berlawanan simpan 1

buah bola menghadap gawang. Posisi pemain dimulai dari kanan tiang gawang berlari mengelilingi

tiap kubus corong sebanyak 2 putaran dimana tiap belokan dan balikan posisi tubuh harus tetap/

tidak boleh dirubah.

* Pemanasan

Latihan E2

Sama seperti latihan E1 hanya pembedanya ketika berlari pemain dengan menggiring bola dimana

di tiap sudup corong melakukan gerakan memutar menurut posisi arah bola.

* Pemanasan

Latihan F1

Posisi dan Alat peraga sama dengan Latihan D. 3 baris pemain dalam keadaan berdiri

membelakangi gawang tangah diangkat ½ siku diberi aba-aba peluit kemudian melakukan gerakan

memutar, sprint ke arah corong 3 memutar mundur ke corong 2 balik lagi ke arah corong 4 memutar

mundur lagi ke corong 3 balik lagi ke arah corong 4 dimana disana bola ditempatkan lalu tendang ke

gawang.

* Pemanasan

Latihan F2

Sama seperti latihan F1 hanya pembedanya posisi star awal pemain membelakangi tiang gawang

lutut ditekuk ditanah tangah diacungkan ½ siku.

* Pemanasan

Latihan F3

Sama seperti latihan F2 hanya pembedanya posisi star awal pemain terlentang tangan ditekuk

dikepala dan menghadap gawang.

* Pemanasan

Latihan F4

Sama seperti latihan F3 hanya pembedanya posisi star awal pemain telungkup tangan ditekuk

dikepala dan menghadap gawang.

MATERI PELATIHAN OLAH BOLA SEDERHANA

Latihan 1A

Buat 3 jajar pemain saling berhadapan dengan jarak 10 meter kemudian 1 jajar pemain

manggiring bola kearah lawan dan memberikan bola tersebut kemudian pemain bersangkutan

kembali lagi dengan berlari mundur membayangi lawan yang menggiring bola tadi dilakukan

berulang-ulang sampai tiap jajaran pemain habis.

Buat 3 jajar pemain untuk tiap baris saling membayangi, pemain yang menggiring bola dibayangi

pemain ke arah 2 corong dengan jarak 2 meter dengan melakukan sprint dengan mengolah bola.

Buat 3 jajar pemain untuk tiap baris dimulai dengan salah satu pemain mengumpan bola kepada

lawannya dengan gerakan menyilang kemudian pemain yang mengumpan bola tadi membayangi

terus pemain yang menggiring bola sampai pada batas 2 corong dengan jarak 2 meter.

Siapkan 2 baris pemain dalam satu lapangan kecil dibatasi oleh corong berbentuk persegi panjang

dengan jarak 10 meter, tiap ujung kedua baris corong siapkan 2 gawang kecil ukuran 1 meter,

dimulai dengan satu lawan satu tiap baris pemain salah satu pemain menggiring bola dibayangi

pemain lain yang menjadi pasangannya secara silang ke arah gawang dengan melakukan sprint

dengan bola.

BAB IV

ADMINISTRASI EKTRAKURIKULER SEPAKBOLA

4.1

JADWAL PELATIHAN PERMINGGU

Pertemuan ke I Hari/Tanggal :

No Waktu Materi Instruktur Keterangan

1.2.3.5.

14.00 – 15.0015.15 – 15.4515.45 – 16.0016.00 – 16.30

Teori Sepak BolaPemanasan Fisik (Warming Up)Teknik BolaSkill Game Sesama Siswa Area Kecil

Pertemuan ke II Hari/Tanggal :

1.2.3.5.

14.00 – 15.0015.15 – 15.4515.45 – 16.0016.00 – 16.30

Teori Sepak BolaPemanasan Fisik (Warming Up)Teknik Kerjasama TeamPraktek (Game Lapangan Besar) Area Besar

ke IV Hari/Tanggal :

1.2.3.5.6.7.8.9.

07.15 – 07.4507.45 – 08.1508.15 – 08.3008.30 – 08.4508.45 – 09.0009.00 – 09.1509.15 – 10.15

Teori Sepak Bola (Formasi)Pemanasan Fisik (Warming Up)Evaluasi Teknik Dengan BolaPassing BolaKontrol BolaStrategi Kerjasama TeamGame Evaluasi Hasil Pertandingan

4.2 DAFTAR HADIR EKSTRAKURIKULER SEPAKBOLA

No Nama Siswa Kelas

Tanggal / Bulan Pertemuan ke :

Ket1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

1

2

3

4

5

4.3 DATA PRIBADI

No Nama Pemain Tempat/Tgl Lahir Tinggi Badan

Berat Badan

Alamat / Nomor HP

KET

1

2

3

4

5

6

7

8

9

10

11

12

13

14

15

16

17

18

19

20

21

22

23

24

25

26

27

28

29

30

31

32

33

34

35

36

37

4.4 DATA PEMAIN BERDASARKAN POSISI

No Nama Siswa Kelas Posisi Ket

1

2

3

4

5

6

7

8

9

10

11

12

13

14

15

16

17

18

19

20

21

22

23

24

25

26

27

28

29

30

31

32

33

34

35

36

37

4.4 TABEL PENILAI EKSTRAKURIKULER SEPAKBOLA

Nama Lengkap : …………………………………………………………

Nomor Induk Siswa : …………………………………………………………

Tempat Tanggal Lahir : …………………………………………………………

Alamat : ……...…………………………………………………

: …………………………………………………………

No MATERI PENILAIAN NILAI KETERANGAN

1 BAKAT ALAM

2 BAKAT BIASA

3 KERJASAMA :

a. Di Dalam Lapangan

b. Di Luar Lapangan

4 KEPRIBADIAN (PERSONALITY)

5 TEKNIK SEPAK BOLA

a. Tanpa Menggunakan Bola

b. Dengan Menggunakan Bola

6 FISIK / STAMINA

a. Kekuatan (Power)

b. Kecepatan

c. Daya Tahan

d. Keluwesan / Kelenturan

e. Keakuratan (Accuracy)

7 KEHADIRAN :

a. Tidak Hadir

b. Sakit

c. Izin

TABEL PENILAIAN KONSEP LATIHAN

1. Pelatihan Kecepatan / Speed / Daya Tahan Otot

No Nama Pemain Materi Latihan JML NILAI KETA1 A2 A3 A4 A5 A6 A7

1

2

3

4

5

6

7

8

9

10

11

12

13

14

15

16

17

18

19

20

21

22

23

24

25

26

27

28

29

30

TABEL PENILAIAN KONSEP LATIHAN

1. Pelatihan Kecepatan / Speed / Akurasi / Daya Tahan Perut, Paha

No Nama Pemain Materi Latihan JML NILAI KETB1 B2 B3 B4 C11

2

3

4

5

6

7

8

9

10

11

12

13

14

15

16

17

18

19

20

21

22

23

24

25

26

27

28

29

30

TABEL PENILAIAN KONSEP LATIHAN

1. Pelatihan Kecepatan / Speed / Insting Ball / Akurasi tendangan ke gawang

No Nama Pemain Materi Latihan JML NILAI KETD1 D2 D3 D4 D5 D6 D7 D8

1

2

3

4

5

6

7

8

9

10

11

12

13

14

15

16

17

18

19

20

21

22

23

24

25

26

27

28

29

30

TABEL PENILAIAN KONSEP LATIHAN

1. Pelatihan Kecepatan / Speed / Daya Tahan Kaki / Feeling Ball / Visi Ball

No Nama Pemain Materi Latihan JML NILAI KETE1 E2 F1 F2 F3 F4

1

2

3

4

5

6

7

8

9

10

11

12

13

14

15

16

17

18

19

20

21

22

23

24

25

26

27

28

29

30

4.5 KURIKULUM KHUSUS LATIHAN PENJAGA GAWANG

( SPECIAL TRAINING FOR KEEPER CURRICULUM )

PERTEMUAN KE I HARI/TGL :

No WAKTU MATERI INSTRUKTUR/PELATIH KETERANGAN

1 TANGKAPAN

2 LOMPATAN

3 JANGKAUAN

4 LEMPARAN BADAN KE KIRI DAN KE KANAN

PERTEMUAN KE II HARI/TGL :

1 REAKSI

2 KECEPATAN MENGAMBIL KEPUTUSAN

3 TENDANGAN SUDUT

4 TENDANGAN LUAR FINALTY AREAL KECIL

5 ARAH KEDUDUKAN MENEMBAK

PERTEMUAN KE III HARI/TGL :

1 PERCAYA DIRI ( CONFIDENCE )

2 TEKNIK ANTISIPASI

3 MELATIH KEBERANIAN

4 MENGERTI MEMPERKECIL DAERAH GAWANG

5 MENGATUR DAN MELIHAT SITUASI LAWAN

6 MENGAMATI JALANNYA BOLA

EVALUASI

1 SEJAUH MANA MELEMPAR BOLA

2 SEJAUH MANA TENDANGAN BOLA MATI

3 SEJAUH MANA TENDANGAN BOLA DI TANGAN

4.6 FORMULIR PENDAFTARAN

Yang bertanda tangan di bawah ini adalah pemohon, atau orang tua dari calon siswa :

Nama Lengkap : …………………………….………………………….………….

Nama Panggilan : …………………………….………………………….………….

Jenis Kelamin : …………………………….………………………….………….

Tempat Tgl Lahir : …………………………….………………………….………….

Alamat Lengkap : …………………………….………………………….………….

…………………………….………………………….………….

Phone : …………………………….………………………….………….

Kelas : …………………………….………………………….………….

DATA FISIKa Berat Badan ………………Kgb Tinggi Badan ……………… cmc Gol. Darah : A, B, AB, O,

JADWAL LATIHANa. Sore= Jam 13:30-17:00 Selasa, Kamisc. Pagi= Jam 07:15-10:30 Minggu

Demikianlah keterangan ini kami berikan dengan sebenarnya dan akan mengikuti seluruh ketentuan

dan tata tertib Ekstrakurikuler Sepak Bola untuk kebaikan bersama.

Garut, 2010

Orang tua siswa

(_____________________)

4.7 TATA TERTIB SISWA EKSTRAKURIKULER SEPAKBOLA

1. Pemain/siswa diwajibkan memakai kostum seragam Ekstrakurikuler Sepak Bola untuk latihan

sepak bola.

2. Pemain/siswa diwajibkan membawa bola latihan.

3. Pemain/siswa diwajibkan memakai SEPATU BOLA, KAOS KAKI BOLA (BIRU), dan SKIN

DEKKE

4. Pemain/siswa diwajibkan taat dan hormat pada instruksi pelatih atau instruktur.

5. Pemain/Siswa wajib membayar uang kas Rp. 1.000.- / Pertemuan.

6. Pemain/Siswa yang kedapatan Merokok, Minum Minuman Keras, dan Narkoba serta berbuat

amoral yang melanggar norma budaya dan agama, akan Langsung Diberhentikan.

7. Pemain/Siswa memiliki kedudukan, hak dan kewajiban yang sama dengan sesama siswa yang

lain.

8. Pemain/Siswa harus menjunjung tinggi kebersamaan dan persaudaraan dan wajib menghormati

perbedaan Suku, Agama dan Kebangsaan, baik di lapangan maupun di luar lapangan.

9. Pemain/siswa diwajibkan menyampaikan pemberitahuan apabila berhalangan hadir pada setiap

latihan dan pertandingan, apabila 3 x Pertemuan tidak hadir tanpa pemberitahuan maka

pemain/siswa akan ditegur dan kemudian dinyatakan mengundurkan diri dari Ekstra .

10. Pemain/siswa yang telah diberhentikan memiliki kesempatan untuk mendaftar kembali dan

memenuhi kewajiban administrasi.

11. Hal-hal yang belum diatur dalam Tata Tertib ini akan diatur kemudian melalui Musyawarah

PEMERINTAH KABUPATEN BLITARDINAS PENDIDIKAN

SMK NEGERI 1 UDANAWUJalan Raya Slemanan, kotak pos 10 Udanawu - Blitar - Jawa Timur 66154

Tlp. ( 0342 ) 552030 Faximale ( 0342 ) 552030E-Mail : [email protected]

FORMULIR PENDAFTARAN DAN PERSETUJUAN

EKSTRAKURIKULER SEPAKBOLA

Yang bertanda tangan di bawah ini adalah pemohon, atau orang tua dari calon siswa :

Nama Lengkap : …………………………….………………………….………….

Nama Panggilan : …………………………….………………………….………….

Jenis Kelamin : …………………………….………………………….………….

Tempat Tgl Lahir : …………………………….………………………….………….

Alamat Lengkap : …………………………….………………………….………….

…………………………….………………………….………….

Phone : …………………………….………………………….………….

Kelas : …………………………….………………………….………….

DATA FISIKa Berat Badan ………………Kgb Tinggi Badan ……………… cmc Gol. Darah : A, B, AB, O,

JADWAL LATIHANa. Sore= Jam 13:30-17:00 Selasa, Kamisc. Pagi= Jam 07:15-10:30 Minggu

Demikianlah keterangan ini kami berikan dengan sebenarnya dan akan mengikuti seluruh ketentuan

dan tata tertib Ekstrakurikuler Sepak Bola untuk kebaikan bersama.

Udanawu, 2010

Orang tua siswa

(_____________________)

BAB V

PENUTUP

Tiada gading yang tak retak, itulah pepatah yang sering diungkapkan para penulis atau para

penyusun Program mana kala mereka mau mengakhiri pembicaranya, begitu pula hal nya dengan saya

penyusun buku panduan Esktrakurikuler Sepak Bola

Kami hanya lah manusia biasa yang tidak luput dari segala hilap dan kesalahan baik itu dalam segi

bertutur ataupun segi penulisan sudah barang tentu banyak sekali kesalahn dan kekuranganya. saya telah

berusaha untuk menyajikan yang terbaik namun apalah daya dengan segala keterbatasan yang saya miliki

hanya inilah yang dapat kami persembahkan.

Dengan segala kerendahan hati saya menerima kritik dan saran yang sifatnya membangun, demi

perbaikan dimasa yang akan datang.

Udanawu, Juni 2011Mengtahui :

Kepala Sekolah SMK NEGERI 1 Udanawu

Drs.Hartoyo, MM , M .Pd

Guru Pembimbing Eskul Sepakbola

NIP. 196202071983022003 NIP. -