program konservasi keanekaragaman pertamina hulu ......program konservasi keanekaragaman pertamina...
TRANSCRIPT
STATUS DAN PROGRAM PERLINDUNGAN
KEANEKARAGAMAN HAYATI
Daerah Operasi Bagian Selatan (DOBS) PT Pertamina Hulu Kalimantan Timur
Semai &tumbuhan
BawahPancang Pohon
Komposisi Vegetasi 2019 25 11 11
Komposisi Vegetasi 2020 57 27 32
0
10
20
30
40
50
60
JEN
IS
Status Komposisi Vegetasi DOBS
Semai &tumbuhan
BawahPancang Pohon
Indeks Keanekaragaman (H')2019
3.02 2.28 2.28
Indeks Keanekaragaman (H')2020
3.18 2.52 2.60
0
0.5
1
1.5
2
2.5
3
3.5
IND
EKS
(H')
Status Indeks Keanekaragaman (H')
2019 2020
Komposisi Burung
Burung 70 74
68
69
70
71
72
73
74
75
Jen
is
STATUS KOMPOSISI JENIS BURUNG
2019 2020
Luas Area Konservasi
Luas 180.93 195.021
80
.93
19
5.0
2
LUA
S (H
A)
STATUS LUAS AREA KONSERVASI DOBS
Status Keanekaragaman Pertamina Hulu Kalimantan Timur (PHKT) Daerah Operasi Bagian Selatan (DOBS)
Program Konservasi Keanekaragaman Pertamina Hulu Kalimantan Timur (PHKT) Daerah Operasi Bagian Utara (DOBU)
Program Unggulan:
(1) Pagar Tumbuhan -PATUH (DOBS)
(2) Ratu Bersemi (DOBS)
(3) Karang Lestari Bahari (DOBS)
Latar Belakang
Visi Pertamina Hulu Kalimantan Timur (PHKT) adalah menjadi Perusahan ekslorasi dan produksi kelas dunia dengan salah satu misinya
adalah menjalankan kegiatan operasi eksplorasi dan produksi yang berkelanjutan dan ramah lingkungan. Definisi kegiatan operasi yang
berkelanjutan adalah kegiatan operasi yang dijalankan memenuhi prinsip triple-bottom sustainability yaitu profit, people, dan planet.
Pengelolaan keanekaragaman hayati sendiri adalah salah satu upaya mencapai sustainability operation dari PHKT yang dituangkan kedalam
objektif lingkungan tahunan untuk menjaga dan bahkan meningkatkan indeks keanekaragaman hayati di area konservasi tempat Perusahaan
melaksanakan kegiatannya.
Deskripsi
Dalam melaksanakan aktivitas operasionalnya yang berwawasan lingkungan dan dalam hal ini adalah kegiatan operasi yang melindungi
keanekaragaman hayati di area operasionalnya (darat dan laut), maka pola kerja PHKT adalah sebagai berikut:
1. Melakukan identifikasi, evaluasi, dan pengendalian secara sistematis dengan memasukan pendekatan/teknik yang relevan terhadap
perlindungan keanekaragaman hayati dari kegiatan operasi dengan cara:
i. Menentukan area konservasi
ii. Evaluasi kegiatan yang telah dilakukan dengan melakukan survey biodiversity secara independen dan profesional
iii. Melaksanakan kegiatan perlindungan dengan masukan dari hasil evaluasi tersebut.
2. Mempersiapkan personil (pegawai/mitra kerja/konsultan) yang kompeten (dari segi pendidikan, pelatihan dan/atau pengalaman,
serta perilaku) dalam pengelolaan keanekaragaman hayati ini.
3. Mengimplementasikan kegiatan-kegiatan perlindungan keanekaragaman hayati dalam kegiatan operasional sehari-hari dari
Perusahaan. Saat ini kegiatan yang ada dan terus diterapkan dan dikembangkan adalah sebagai berikut:
i. Daerah Operasi Bagian Selatan (DOBS):
a. Pagar Tumbuhan (PATUH) adalah upaya pelestarian kehati secara konservasi in-situ, yaitu melestarikan flora fauna
langsung di habitat aslinya dan dijaga kondisinya agar tidak mengalami kerusakan. Perubahan pola pikir (mindset) dair
pegawai, mitra kerja dan stakeholder lainnya menjadi sasaran utama dari program ini dengan memperlakukan hewan dan
tanaman di area konservasi sebagai aset yang tidak bisa diburu sembarangan.
b. Rawat Tumbuh dan Hijaukan Bumi (RATU BERSEMI) adalah sebuah program upaya untuk meningkatkan
keanekaragaman hayati flora di area PHKT DOBS dengan menambahkan varietas tanaman kedalam area wilayah
konservasi. Jenis-jenis tanaman yang ditambahakan ialah tanaman-tanaman endemik Kalimantan serta tanaman buah-
buahan. Pemilihan jenis tanaman endemik bertujuan untuk melestarikan tanaman endemik Kalimantan dan tanaman buah
dipilih untuk lebih memperkaya jenis pakan bagi hewan-hewan diwilayah konservasi, sehingga diharapkan akan menarik
perhatian hewan untuk masuk wilayah konservasi dan mempertahankan hewan yang sudah ada.
c. Perlindungan terumbu karang adalah upaya pelestarian terumbu karang dari kegiatan-kegiatan operasional Perusahaan
disekitarnya dengan cara memetakan secara baik dan menyeluruh area sensitif dengan menghitung kriteria baku penilaian
kerusakan terumbu karang dan kelimpahan/keseragaman ikan di area-area sekitar Perusahaan. Hasil pemetaan akan
menjadi syarat wajib untuk dimasukan kedalam aspek penting yang harus dikelola atau dihindari dalam kegiatan proyek
dan kegiatan Perusahaan lainnya yang sedang berjalan atau yang akan dilaksanakan
Gambar 3. Area Konservasi Terminal Lawe-Lawe
Gambar 4. Area Konservasi di Lepas Pantai Tj Jumlai Daerah Operasi Bagian Selatan
Implementasi
1. Daerah Operasi Bagian Selatan
Gambar 9. Program RATU BERSEMI
Gambar 10. Program RATU BERSEMI
Gambar 11. Budidaya Lalat (BULAT) untuk mendukung RATU BERSEMI
Gambar 12. Pembatasan Area Konservasi dengan PATUH
Dampak Positif
1. Daerah Operasi Bagian Selatan (DOBS)
Dampak positif dari penerapan program-program perlindungan keanekaragaman hayati adalah dijumpai lebih dari 150 jenis vegetasi
dari berbagai tingkatan dan habitus, 11 jenis mamalia, 58 jenis burung, 14 amfibi dan reptil. Beberapa di antaranya merupakan jenis
dengan status konservasi tinggi berdasarkan IUCN redlist data book, tercatat pada lampiran CITES dan dilindungi berdasarkan
Peraturan Pemerintah Republik Indonesia. Dampak positif secara data dapat dilihat sebagai berikut:
Indeks Keanekaragaman Tumbuhan (H')
2016 2017 2018 2019 2020
Semai - - - 3,02 3,18
Pancang - - - 2,28 2,52
Pohon 2,01 2,07 2,19 2,28 2,60
Tabel 3. Kenaikan secara konsisten indeks keanekaragaman tumbuhan di 2016 – 2020 (Total Indeks Pohon 2020 adalah 2.60 atau kenaikan
sebesar 18% dari tahun sebelumnya)
Indeks 2016 2017 2018 2019 2020 Kategori Indek Keanekaragaman (H') 3,29 3,31 3,55 3,64 3,31 Tinggi Indek Dominansi (C) 0,06 Sedang Indeks Kemerataan ( e ) 0,82 Hampir merata Indeks Kekayaan Jenis (R) 9,14 Tinggi
Tabel 4. Berhasil mempertahankan indeks keanekaragaman hewan (diwakili burung) masih berada pada angka tinggi, selain itu kekayaan jenis
juga masuk kategori tinggi dan terdapat Terdapat penambahan jenis baru yang tidak terdata pada monitoring sebelumnya.
Gambar 19. Jenis Elang Bondol (Haliastur indus), Elang Alap Nipon (Accipiter gularis) dan sarangnya.
Gambar 20. Gelatik Jawa (Padda oryzovora) (kiri atas), Bondol Peking (Lonchura punctulata) (kanan atas),
Kerak Kerbau (Acridotheres javanicus) (kanan bawah) dan Perkutut (Geopelia striata) (kiri bawah).
Gambar 21. Jenis burung-burung kecil pemakan nectar (burung madu) dari kiri atas searah jarum jam, Cinenen Kelabu (Orthotomus
ruficeps), Burung Madu Kelapa (Anthreptes malacensis), Cabai Merah (Jantan) (Dicaeum cruentatum), Cabai Bunga Api (Dicaeum trigonostigma), Cabai Merah (Betina) (Dicaeum cruentatum), Perenjak Rawa (Prinia flaviventris) dan Pijantung Kecil
(Arachnothera longirostra).
Gambar 22. Puspa (Schima wallichii Choisy) dan Laban (Vitex pinnata L.)
Gambar 23. Beberapa contoh karang dan ikan karang yang DOBS offshore Tanjung Jumlai
Laporan
1. Daerah Operasi Bagian Selatan (DOBS) memiliki 2 publikasi laporan pada tahun 2020 ini yakni laporan
keanekaragaman hayati untuk Terminal Lawe-Lawe (Darat) dan laporan kondisi eksosisterm terumbu karang di lepas
pantai (Tj Jumlai)
Gambar 26. Laporan kehati DOBS – Ekosistem Darat
Gambar 27 Laporan Kehati DOBS - Ekosistem Laut