program studi ilmu komunikasi fakultas ilmu sosial …repository.utu.ac.id/376/1/bab i_v.pdf ·...
TRANSCRIPT
OPINI MASYARAKAT TERHADAP PENYAJIAN ISI
PEMBERITAAN KORAN PROHABA DI GAMPONG LAPANG
KECAMATAN JOHAN PAHLAWAN MEULABOH ACEH BARAT
SKRIPSI
Diajukan Untuk Melengkapi Tugas-tugas dan MemenuhiSyarat-syarat Guna Memperoleh
Gelar Sarjana Ilmu Komunikasi
OLEH :
DIANA DEWI
NIM: 08C20220044
PROGRAM STUDI ILMU KOMUNIKASI
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
UNIVERSITAS TEUKU UMAR
MEULABOH-ACEH BARAT
TAHUN 2013
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Saat ini masyarakat dunia semakin dipengaruhi dan dikuasai oleh media
Elektronika. Namun, masyarakat yang gemar membaca pun tidak berkurang, hal
ini dikarenakan media elektronik memiliki kelebihan dan kekurangannya masing-
masing. Membaca media cetak, dapat dilakukan dimanapun, disembarang tempat.
Sebaliknya, televisi dan radio dapat dilihat dan didengar dimana saja. Hal ini
menunjukkan masing-masing media mempunyai keterbatasan dan kelebihan
masing-masing.
Dalam menyampaikan informasi, media cetak memiliki kriteria yaitu: (1)
Media harus menyajikan berita-berita peristiwa sehari-hari yang dapat dipercaya,
dalam konteks yang memberikannya makna. (2) Media harus memproyeksikan
gambaran yang benar-benar mewakili dari kelompok-kelompok konstituen dalam
masyarakat. (3) Media harus menyajikan dan menjelaskan tujuan-tujuan dan nilai-
nilai masyarakat. (4) Media juga harus menyediakan akses penuh terhadap
informasi- informasi yang tersembunyi pada suatu saat.
Dari kriteria media massa, pembaca media cetak diharapkan mengetahui
sedikit banyak tentang fungsi dan kriteria media massa guna memahami
bagaimana kelayakan suatu surat kabar dalam menulis berita, yakni dengan
menggunakan kata-kata yang sopan dan tepat. Media massa hadir di tengah massa
nya dengan menyajikan aneka pesan, namun bukan berarti semua pesan itu
diterima begitu saja oleh khalayak. Khalayak memilih pesan sesuai dengan
2
2
kebutuhannya, dihubungkan dengan ruang lingkup pengetahuan dan
pengalamannya. Dengan demikian ia akan memilih pesan yang didalamnya
termuat kepentingannya atau mendekatkan dia pada harapan-harapan pemenuhan
terhadap kebutuhannya masa kini dan masa mendatang dan mengelakkan berita
atau pesan yang sama sekali tidak ada hubungannya dengan kepentingannya.
Sejalan dengan itu persaingan antara media massa khususnya surat kabar
tidak dapat dielakkan lagi untuk menyuguhkan informasi lewat berita-berita yang
aktual dan bermutu, seperti yang diungkapkan Melvin Mencher (2009: 81) berita
yang disajikan wartawan, merupakan informasi yang dapat membantu
pembacanya untuk mengetahui peristiwa yang terjadi di dunia dan di sekitar
dirinya. Umumnya majalah dan surat kabar menitik beratkan pada berita yang
memiliki pengaruh di dalam kehidupan, seperti berita pemerintahan, peristiwa
dunia dan kegiatan bisnis.
Untuk itu surat kabar yang menjadi bagian dari media cetak harus
senantiasa menampilkan berita-berita yang berkualitas. Hal ini disebabkan
kompleksitas hidup manusia yang cenderung mengakibatkan makin besarnya
kebutuhan akan informasi, dan ini sejalan dengan ciri-ciri dan fungsi yang
dimiliki media massa cetak khususnya.
Dalam suatu lembaga media massa, ada suatu bagian dari struktur
organisasi yang diserahi tugas untuk menyunting naskah berita sehubungan
dengan penyajiannya, bahasanya, ejaannya, dan hal-hal lain sesuai dengan calon
pembacanya misalnya jenis-jenis berita, harga berita, dan sifat berita kita
mengenal bagian itu dengan sebutan redaktur.
3
3
Dalam ensiklopedia Indonesia (2004), redaksi adalah: (1) Gaya atau
susunan, bentuk atau cara menulis karangan berita atau tulisan. (2) Nama yang
diberikan kepada sekumpulan penulis, penyunting atau pengisi halaman surat
kabar, majalah atau buku dengan selera yang telah menjadi keanggotaan
penerbitan itu. (3) Dalam surat kabar juga dewan yang memilih dan menentukan
dimuat tidaknya suatu berita atau tulisan.
Dilihat dari tugasnya itu redaktur dituntut untuk selalu bijaksana dalam
mengedit berita sehingga didapat suatu berita yang benar-benar menarik perhatian
pembaca. Dalam melaksanakan tugasnya banyak sekali berita yang harus diedit
oleh redaktur.
Media cetak merupakan sarana komunikasi dan persuasi berbagai lapisan
masyarakat seperti, partisan politik, pemerhati budaya dan lainnya. Sebagai sarana
komunikasi, media massa cetak tersebut dimanfaatkan dalam berbagai kegiatan
komunikasi untuk memberikan informasi dan pengaruh pada masyarakat luas.
Kekuatannya terletak pada penyajian berita berupa gaya penulisan dan pemilihan
kata-kata yang lugas dan mudah dimengerti pembaca. Selain itu surat kabar cetak
juga menonjolkan kekuatan lewat foto-foto kejadian yang menarik, grafis info,
karikatur dan iklan. Kelebihan lain dari media massa cetak juga karena sifatnya
yang lama dalam arti informasi yang dipublikasikan bisa disimpan tanpa harus
melakukan „recording‟ sebagaimana dalam media massa siaran.
Dengan demikian media massa cetak bukan merupakan media komunikasi,
informasi, dan persuasi yang lewat begitu saja sebagaimana yang terjadi dalam
media massa siaran baik radio maupun televisi. Informasi media massa cetak juga
4
4
mempunyai kekuatan bagi kalangan tertentu, khususnya bagi golongan
berpendidikan.
Harian Prohaba merupakan salah satu surat kabar/harian yang ada di
bawah naungan Serambi Group. Harian Prohaba terbit perdana 24 Agustus 2008,
bertepatan dengan 10 Sya‟ban 1428 H. Dengan harga Rp.1000,00 per eksemplar.
Prohaba terbit dalam 12 halaman dan akan selalu menurunkan berita-berita
eksklusif dengan independensi lembaga yang kokoh tanpa terkontaminasi
kepentingan-kepentingan bisnis atau politik tertentu. Prohaba membawa konsep
easy reading dengan mengusung tema crime news dengan harapan informasinya
dapat dengan mudah, cepat dan menyenangkan untuk diikuti oleh pembaca.
Koran Prohaba sebagai media informasi yang secara khusus berada di
Aceh Barat mampu menarik perhatian masyarakat. Dimana harian ini mengusung
wacana berita kriminal, politik dan hukum. Isi pemberitaanpun ditulis dengan
sedikit banyak nya menggunakan bahasa daerah Aceh sendiri.
Peneliti memilih prohaba sebagai objek yang ingin diteliti karena harian
prohaba merupakan surat kabar yang terbilang mampu meraih perhatian para
pembaca khususnya di Kecamatan Johan Pahlawan. Sehingga peneliti tertarik
untuk meneliti permasalahan ini secara ilmiah dan mengangkat judul tentang
“Opini Masyarakat Tentang Penyajian Isi Pemberitaan Koran Prohaba Di
Gampong Lapang Kecamatan Johan Pahlawan Kabupaten Aceh Barat”.
1.2 Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan di atas, maka masalah
yang perlu diteliti dalam hubungan dengan penelitian ini adalah “Opini
Masyarakat Gampong Lapang Terhadap penyajian isi Pemberitaan Koran
5
5
Prohaba”. Adapun rumusan masalah dalam penelitian ini adalah bagaimana opini
masyarakat terhadap penyajian isi pemberitaan Koran Prohaba?
1.3 Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan penulis dari penelitian
ini adalah untuk mengetahui bagaimana opini masyarakat terhadap penyajian isi
pemberitaan Koran Prohaba.
1.5 Manfaat Penelitian
Berdasarkan tujuan penelitian di atas, maka manfaat yang akan diperoleh
dengan adanya penelitian ini adalah:
1. Manfaat Teoritis
Bagi ilmu pengetahuan, penelitian ini diharapkan mampu memberikan
kontribusi yang berkaitan dengan opini masyarakat terhadap penyajian isi
pemberitaan Koran Prohaba, serta dapat memberikan sumbangan ilmu terhadap
jurusan ilmu komunikasi, serta dapat mendukung teori yang digunakan dalam
penelitian ini sehingga penelitian ini juga dapa dijadikan referensi bagi peneliti
selanjutnya.
2. Manfaat Praktis
a. Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan, pengetahuan
dan pengalaman peneliti dalam menerapkan ilmu pengetahuan.
b. Menjadi sumber pengetahuan bagi masyarakat luas secara umum dan
mengenai Koran Prohaba.
6
6
c. Diharapkan penelitian ini dapat menambah wawasan penulis sebagai
bahan perbandingan antara teori yang telah dipelajari dengan praktek
yang diterapkan Perusahaan/ Redaksi.
d. Hasil penelitian ini diharapkan dapat berguna dalam menambah bahan
bacaan bagi yang ingin mengetahui tentang Ilmu media massa,
khususnya Media cetak (Koran).
1.6 Sistematika Penulisan
Penulisan skripsi ini tersusun dari 5 (lima) Bab dengan sistematika
pembahasan sebagai berikut:
BAB I Pendahuluan
Ini berisi, latar balakang masalah, rumusan masalah, pembatasan masalah,
tujuan penelitian, manfaat penelitian, sistematika pembahasan.
BAB II Tinjauan Pustaka
Bab ini memuat tentang teori-teori yang mendukung penelitian.
BAB III Metodologi Penelitian
Pada bab ini berisi tentang metodologi penelitian, sumber data, teknik
pengumpulan data, instrumen penelitian, teknik analisis data dan pengujian
kredibilitas data.
Bab IV: Hasil dan Pembahasan
Memuat tentang uraian laporan hasil penelitian dan pembahasan hasil
penelitian. Yakni deskripsi dari interprestasi data-data yang diperoleh.
Bab V : Penutup
Berisi kesimpulan dan saran
7
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Penelitian Terdahulu
2.1.1 Penelitian Juwairiyah (2008)
Penelitian dengan Judul Manajemen redaksional Pada surat kabar harian
radar kudus, Mahasiswa jurusan Komunikasi Penyiaran Islam Fakultas dakwah
Universitas islam negeri sunan kalijaga, yogyakarta tahun 2008. Dari hasil
penelitian bahwa Surat Kabar Harian Radar Kudus cukup lihai dalam menarik
perhatian masyarakat dengan menampilkan kejelasan gambar (foto), menentukan
head line, memilih kosa kata, dan menyusun kalimat dalam beritanya, sehingga
mudah dipahami oleh pembaca.
Berbagai berita yang dimuat dalam Surat Kabar Harian Radar Kudus tidak
hanya meliputi peristiwa-peristiwa yang terjadi di Kota Kudus saja, melainkan
peristiwa-peristiwa yang terjadi di wilayah Karisidenan Pati. Dalam hal ini
tentunya diperlukan manajemen redaksional yang dapat menjaga kualitas Radar
Kudus.
Penelitian ini memiliki perbedaan dan persamaan dengan penelitian
penulis. Adapun perbedaannya ialah penelitian ini lebih berfokus pada
permasalahan manajemen redaksional yang ada pada Koran kudus, sehingga
masyarakat menarik perhatian masyarakat melalui redaksional dan gambar yang
ada di dalam Koran tersebut. Sedangkan persamaan yang dmiliki ialah sama-sama
membahas masalah media cetak atau Koran lokal yang memiliki keunikan
tersendiri dengan berbagai macam hal untuk menarik minat masyarakat.
8
8
2.2 Pengertian Opini Publik
Opini publik berasal dari bahasa Inggris public opinion. Dalam bahasa
Indonesia seiring diterjemahkan dengan “pendapat umum”, dengan demikian
“publik” diterjemahkan dengan “umum” sedangkan opinion dialihbahasakan
dengan ” pendapat”.
Opini publik adalah sejumlah akumulasi pendapat individual tentang
sesuatu isu dalam pembicaraan secara terbuka dan berpengaruh terhadap
sekelompok orang. Dengan demikian, opini publik terbentuk melalui suatu
kegiatan berupa debat pembicaraan, atau pertukaran informasi antara individu-
individu yang berada dalam suatu kelompok (Sastropoetro,2000: 70).
Opini publik juga terdiri dari dua komponen kata yaitu publik dan opini.
Batasan sederhana dari publik adalah kelompok orang yang memiliki kepentingan
yang sama dalam masalah tertentu. Pendapat adalah ekspresi suatu sikap terhadap
topik tertentu. Sikap yang semakin kuat, terungkap atau terbentuk tindakan
perangai tertentu (Rakhmat, 2008: 126).
2.3 Jenis-jenis Opini
Adapun jenis-jenis opini sebagai barikut:
1. Opini individu, pendapat seseorang secara perorangan mengenai sesuatu
yang terjadi di masyarakat. Pendapat itu bisa setuju atau tidak setuju.
Opini publik itu merupakan perpaduan dari opini-opini publik.
2. Opini pribadi, pendapat asli seseorang mengenai suatu masalah sosial.
Pendapat seseorang belum tentu merupakan opininya pribadi, mungkin ia
ambil alih opini orang yang di sebabkan ia menyetujuinya, lalu dalam
9
9
suatu pidak tergunjingan dikomunikasikannya kepada orang lain sebagai
opininya sendiri.
3. Opini kelompok, pendapat kelompok mengenai masalah social yang
menyangkut kepentingan orang banyak, termasuk kelompok orang tadi.
4. Opini mayoritas, pendapat orang-orang terbanyak dari mereka yang
berkaitan dengan suatu masalah yang pro, mungkin yang kontra, mungkin
yng punya penilaian lain. Biasanya muncul opini mayoritas itu di bawa
kepada suatu forum terbuka dalam bentuk lembaga, misalnya parlemen,
sehingga bisa dihitung berapa jumlah yang pro, berapa yang kontra, dan
berapa pula yang termasuk dan kontra
5. Opini minoritas, kebalikan dari opini mayoritas. Opini minoritas adalah
pendapat orang-orang yang relatif jumlahnya sedikt dibandingkan jumlah
mereka yang terkait dengan suatu masalah sosial.
6. Opini massa (mass opinion), merupakan tahap kelanjutan dari opini
publik. Opini yang bersifat massa ini bisa teralih bentuk menjadi tindakan
fisik, sering tindakan yang bersifat destruktif (Effendi, 2007: 123).
Ilmu komunikasi mendefinisikan opini ialah pertukaran informasi yang
membentuk sikap, menentukan isu dalam masyarakat dan dinyatakan secara
terbuka. Opini juga sebagai komunikasi mengenai soal-soal akan membawa efek
tertentu pula (Rakmat, 2008: 123).
2.4 Pengertian Berita
Berita menjadi informasi yang terbanyak diperoleh bila seseorang
membaca media cetak, bahkan ada yang mengatakan bisa mencapai 90 persen,
10
10
meskipun belum tentu persentasenya seperti itu bila dia memanfaatkan media
elektronik.
Berita merupakan laporan peristiwa yang memiliki nilai berita (news
value), aktual, faktual, penting, dan menarik. Berdasarkan berbagai definisi itu,
meskipun berbeda, terdapat persamaan yang mengikat pada berita, meliputi:
menarik perhatian dan luar biasa (Romli (2004: 23). Karena itu, bisa disimpulkan
bahwa berita adalah: informasi atau laporan yang menarik perhatian masyarakat
konsumen, berdasarkan fakta, berupa kejadian dan atau ide (pendapat), disusun
sedemikian rupa dan disebarkan media massa dalam waktu secepatnya.
Dengan definisi tersebut, dapatlah diketahui bahwa syarat berita harus:
1. Merupakan fakta, bukan karangan (fiksi) atau dibuat-buat.
2. Kalaupun itu pendapat atau ide, bukanlah dari wartawan atau reporter yang
menulisnya, tetapi pendapat atau ide orang lain. Itu berarti, seorang
wartawan tidak boleh memasukkan opininya dalam tulisan berita.
3. Informasi itu harus ditulis dengan cara yang sudah ditentukan.
Berita berasal dari bahasa sansekerta “vrit”. Yang dalam bahasa Inggris
disebut “write” yang arti sebenarnya adalah “ada” atau “terjadi”. Ada juga yang
menyebut dengan kata “vritta” artinya kejadian yang “sudah terjadi”.
Berita adalah laporan tercepat mengenai fakta atau ide baru yang
benar,menarik bahkan penting bagi masyarakat luas, melalui media berkala seperti
surat kabar, radio, atau media online internet (Badudu, 2004: 123).
Berita adalah suatu kenyataan atau ide yang benar, yang dapat menarik
perhatian sebagian besar dari pembaca (Yuningsih, 2006: 204). News (berita)
mengandung kata new yang berarti baru. Secara singkat sebuah berita adalah
11
11
sesuatu yang baru yang diketengahkan bagi khalayak pembaca atau pendengar.
Dengan kata lain news adalah apa yang surat kabar serta yang para penyiar
sampaikan.
Berita lebih mudah diketahui daripada didefenisikan. Tanyakanlah kepada
seorang wartawan senior apa berita itu, maka dia akan menemukan kesulitan
untuk menjelaskannya. Tetapi mintalah ia merisalahkan berita-berita peristiwa
terpenting yang terjadi dalam sehari kemarin, maka ia tanpa ragu-ragu akan
membuka halaman depan surat kabar hari ini dan menunjuk judul headline-nya
kemudian menunjuk judul- judul berita lainnya dalam urutan mulai dari yang
kurang penting dibandingkan dengan berita headline sampai keberita-berita yang
lebih kurang penting lagi (Budyatna, 2009: 38).
Seorang wartawan senior mugkin akan memilih berita-berita lain untuk
suatu surat kabar, dan menekankan berita-berita yang sama sekali berbeda untuk
surat kabar lainnya. Seorang wartawan mungkin saja mengalami kesulitan dalam
mendefenisikan apa yang disebut berita itu, tetapi ia akan tahu ketika ia
melihatnya. Seorang jurnalis, apakah ia koresponden, reporter atau redaktur, telah
telatih dalam “mencium” berita melalui indera keenamnya atau intuis i mereka
(http://id.wikipedia.org).
2.5 Pengertian Koran
Koran berasal dari bahasa Belanda “krant” , dari bahasa Perancis
“courant” atau surat kabar yang memiliki arti sebagai suatu penerbitan yang
ringan yang mudah dibuang. Biasanya dicetak pada kertas berbiaya rendah yang
disebut kertas Koran, yang berisi berita-berita terkini dalam berbagai topik.
Topiknya bisa berupa even politik, kriminalitas, olahraga, tajuk rencana, dan
12
12
cuaca, serta hiburan. Surat kabar biasanya juga berisi karikatur yang untuk
dijadikan bahan sindiran lewat gambar berkenaan dengan masalah-masalah
tertentu. Jenis surat kabar umum, biasanya diterbitkan setiap hari kecuali pada
hari-hari libur. Surat kabar sore juga umum di beberapa Negara. Selain itu, juga
terdapat surat kabar mingguan yang biasanya lebih kecil dan kurang prestisius
dibandingkan dengan surat kabar harian, dan isinya biasanya lebih bersifat
hiburan ( http://multiply.com).
Kebanyakan Negara mempunyai setidaknya satu surat kabar nasional yang
terbit diseluruh bagian. Di Indonesia contohnya adalah KOMPAS. Pemilik suatu
surat kabar ialah para pihak penanggung jawab dalam kaitannya dengan
keberlangsungan medianya. Redaktur adalah beberapa jurnalis yang bertanggung
jawab atas rubrik tertentu, sedang yang bertanggung jawab terhadap isi surat
kabar disebut editor, di samping kemutlakkan adanya peran wartawan, pewarta
atau jurnalis yang memburu berita atas intruksi dari redaktur atau pemimpin
redaksi (http://multiply.com).
2.6 Sejarah dan Perkembangan Jurnalistik
2.6.1 Sejarah Jurnalistik
Jurnalistik pertama kali tercatat adalah masa kekaisaran Romawi kuno,
ketika informasi harian dikirimkan dan dipasang, di tempat-tempat publik untuk
menginformasikan hal-hal yang berkaitan dengan isu negara dan berita lokal.
Waktu itu ia mengeluarkan peraturan agar, kegiatan-kegiatan Senat setiap hari
diumumkan kepada khalayak, dengan ditempel pada semacam papan
13
13
pengumuman yang disebut dengan Acta Diurna (Effendi dalam Tebba, 2005
:87)
Sebagian khalayak, yang merupakan tuan tanah/hartawan yang ingin
mengetahui informasi menyuruh budak-budaknya, yang bisa membaca dan
menulis untuk mencatat segala sesuatu yang terdapat pada Acta Diurna. Maka,
dengan perantaraan pencatat yang disebut diurnarii para tuan tanah dan hartawan
tadi mendapatkan berita-berita tentang Senat.
Perkembangan selanjutnya pada diurnar tidak terbatas kepada para budak
saja, tetapi orang juga bebas menjual catatan harian kepada siapa saja yang
memerlukannya. Beritanya pun bukan saja kegiatan senat, tetapi juga hal-hal
yang menyangkut kepentingan umum dan menarik khalayak (Effendi dalam
Tebba, 2005: 89).
Akibatnya terjadilah persaingan di antara Diurnar untuk mencari berita
dengan menelusuri kota Roma, bahkan sampai ke luar kota itu. Persaingan itu
kemudian menimbulkan korban pertama dalam sejarah jurnalistik. Seorang
Diurnar bernama Julius Rusticus dihukum gantung atas tuduhan menyiarkan
berita yang belum boleh disiarkan (masih rahasia).
Namun, seiring berjalannya waktu serta perkembangan teknologi
informasi dan komunikasi, masyarakat mulai mengembangkan berbagai metode
untuk memublikasikan berita atau informasi. Pada awalnya, publikasi informasi
itu hanya diciptakan untuk kalangan terbatas, terutama para pejabat pemerintah
(Effendi dalam Tebba, 2005: 90).
Memasuki abad 17-18 surat kabar dan majalah untuk publik mulai
diterbitkan untuk pertama kalinya di wilayah Eropa Barat, Inggris, dan Amerika
14
14
Serikat kendati Surat kabar untuk umum ini sering mendapat tentangan dan sensor
dari penguasa setempat mengingat atau informasi yang dipublikasikan cenderung
mengkritisi kebijakan pemerintah atau penguasa setempat kala itu. Namun di sisi
lain, media kala itu telah berhasil menjalankan fungsi kontrol sosialnya.
Iklim yang lebih baik untuk penerbitan surat kabar generasi pertama ini
baru muncul pada pertengahan abad 18, ketika beberapa negara, seperti Swedia
dan AS, berhasil mengesahkan undang-undang kebebasan pers sebagai titik tolak
dari perkembangan pers yang liberal yang dapat menjalankan fungsi kontrolnya
secara komprehensi dan total.
Industri surat kabar mulai menunjukkan geliatnya yang luar biasa
ketika budaya membaca di masyarakat semakin meluas. Terlebih ketika
memasuki masa revolusi industri di Prancis, di mana industri surat kabar
diuntungkan dengan adanya mesin cetak tenaga uap, yang bisa menggenjot oplah
untuk memenuhi permintaan publik akan berita (http://www.myspace.com).
Seiring dengan semakin majunya bisnis berita, pada pertengahan 1800-
an mulai berkembang organisasi kantor berita yang berfungsi mengumpulkan
berbagai berita dan tulisan untuk didistribusikan ke berbagai penerbit surat kabar
dan majalah. Kantor berita tersebut dengan cepat meraih popularitasnya.
Pasalnya, para pengusaha surat kabar dapat lebih menghemat
pengeluarannya (Budget) dengan berlangganan berita kepada kantor-kantor berita
tersebut dari pada harus membayar wartawan untuk pergi atau ditempatkan di
berbagai wilayah. Adapun Kantor berita yang sejak dulu sampai saat ini eksis di
dunia, antara lain, Associated Press (Amerika Serikat), Reuters (Inggris), dan
Agence-France Presse (Prancis) (http://multiply.com).
15
15
Akan tetapi kegiatan jurnalistik tidak mengalami perkembangan yang
signifikan setelah jaman Romawi kuno tersebut. Terlihat bahwa kegiatan
jurnalistik di zaman Romawi Kuno hanya mengelola hal-hal yang sifatnya
informasi saja. Tetapi kegiatan jurnalistik tidak terus berkembang sejak zaman
Romawi itu, karena setelah kerajaan Romawi runtuh, kegiatan jurnalistik sempat
mengalami kevakuman, terutama ketka Eropa masih dalam masa kegelapan (dark
ages).
2.6.2 Perkembangan Jurnalistik
Perkembangan jurnalistik dimulai pada tahun 600 Sebelum Masehi. Ketika
itu di Peking, Tiongkok, diterbitkan surat kabar pertama King Pau. Terbit sekali
seminggu dan isinya mengenai keputusan-keputusan Dewan Penasihat atau berita-
berita mengenai keluarga raja (Harahap dalam Mardjuki, 2004: 132).
Pada abad 8 M., tepatnya tahun 911 M, di Cina muncul surat kabar
cetak pertama dengan nama “King Pau” atau Tching-pao, artinya "Kabar dari
Istana". Tahun 1351 M, Kaisar Quang Soo mengedarkan surat kabar itu secara
teratur seminggu sekali.
Pada Abad ke-18, jurnalisme lebih merupakan bisnis dan alat politik
ketimbang sebuah profesi. Komentar-komentar tentang politik, misalnya, sudah
bermunculan pada masa ini. Demikian pula ketrampilan desain/perwajahan mulai
berkembang dengan kian majunya teknik percetakan.
Penyebaran informasi tertulis begitu maju dan, sangat pesat sejak mesin
cetak ditemukan oleh Johan Guttenberg pada 1450. Koran cetakan yang berbentuk
seperti sekarang ini muncul pertama kalinya pada 1457 di Nurenbeg, Jerman.
Salah satu peristiwa besar yang pertama kali diberitakan secara luas di surat kabar
16
16
adalah pengumuman hasil ekspedisi Christoper Columbus ke Benua Amerika
pada 1493.
Pers Amerika dan Eropa berhasil menyingkirkan batu-batu sandungan
sensorsip pada akhir Abad ke-18 dan memasuki era jurnalistik modern seperti
yang kita kenal sekarang. Pada abad ini juga perkembangan jurnalisme mulai
diwarnai perjuangan panjang kebebasan pers antara wartawan dan penguasa.
Di Amerika Serikat ilmu persurat kabaran mulai berkembang sejak tahun
1690 M dengan istilah “Journalism”. Saat itu terbit surat kabar dalam bentuk
yang modern, di Boston yang dimotori oleh Benjamin Harris.
Pelopor surat kabar sebagai media berita pertama yang bernama
“Gazetta” lahir di Venesia, Italia, tahun 1536 M, saat itu Republik Venesia
sedang perang melawan Sultan Sulaiman. Pada Abad ke-17, di Inggris kaum
bangsawan umumnya memiliki penulis-penulis yang membuat berita untuk
kepentingan sang bangsawan.
Surat kabar cetak yang pertama kali terbit teratur setiap hari adalah Oxford
Gazzete di Inggris tahun 1665 M. Surat kabar ini kemudian berganti nama
menjadi London Gazzette dan ketika Henry Muddiman menjadi editornya untuk
pertama sekali dia telah menggunakan istilah “News paper”. Para penulis itu
membutuhkan suplai berita. Organisasi pemasok berita (sindikat wartawan atau
penulis) bermunculan bersama maraknya jumlah koran yang diterbitkan. Pada saat
yang sama koran-koran eksperimental, yang bukan berasal dari kaum bangsawan,
mulai pula diterbitkan pada Abad ke-17 itu, terutama di Prancis. Pada awalnya
surat kabar ini ditulis tangan dan para pedagang penukar uang di Rialto
17
17
menulisnya dan menjualnya dengan murah, tapi kemudian surat kabar ini dicetak
(http://multiply.com/Sejarah jurnalisme).
Kesadaran akan jurnalisme yang profesional mendorong parawartawan
untuk membentuk organisasi profesi mereka sendiri. Organisasi profesi wartawan
pertama kali didirikan di Inggris pada tahun 1883, yang diikuti oleh wartawan
di negara-negara lain pada masa berikutnya. Kursus-kursus jurnalisme pun mulai
banyak diselenggarakan di berbagai universitas, yang kemudian melahirkan
konsep-konsep seperti pemberitaan yang tidak biasa dan dapat
dipertanggungjawabkan, sebagai standar kualitas bagi jurnalisme profesional
(Harahap dalam Mardjuki, 2004: 132).
Tahun 1800-an juga ditandai dengan munculnya istilah Yellow Journalism
(jurnalisme kuning), sebuah istilah untuk “pertempuran headline” antara dua
koran besar di Kota New York. Satu dimiliki oleh Joseph Pulitzer dan satu
lagi dimiliki oleh William Randolph Hearst. Sebagai catatan, surat kabar generasi
pertama di AS awalnya memang partisan, serta dengan mudah menyerang politisi
dan presiden, tanpa pemberitaan yang objektif dan berimbang. Namun, para
wartawannya kemudian memiliki kesadaran bahwa berita yang mereka tulis
untuk publik haruslah memiliki pertanggungjawaban sosial.
Pada pertengahan 1800-an mulai berkembang organisasi kantor berita
yang berfungsi mengumpulkan, berbagai berita dan tulisan untuk didistribusikan
ke berbagai penerbit surat kabar dan majalah. Kantor berita pelopor yang masih
beroperasi hingga kini antara lain Associated Press (AS), Reuters (Inggris), dan
Agence-France Presse (Prancis).
18
18
Bila dikaitkan dengan perkembangan jurnalistik di dunia pada umumnya,
dan Indonesia pada khususnya telah mengalami kemajuan pesat dalam produksi
dan penyampaiannya. Dengan pers sebuah negara dapat runtuh dan hancur atau
sebaliknya, bangkit, berkembang, dan maju. Tak bisa disangkal bahwa perubahan
zaman ternyata berjalan beriringan dengan perkembangan dunia jurnalistik
dengan perkembangan teknologi dan informasi. Jurnalistik yang pada awalnya
hanya sekadar menyampaikan informasi saja, setelah melalui perjalanan panjang
akhirnya berevolusi menjadi sebuah kekuatan yang dapat mempengaruhi
khalayak banyak.
Perkembangan dunia jurnalistik saat ini dapat dikatakan sudah mengalami
perkembangan yang sangat pesat. Contoh nyata dari perkembangan tersebut
adalah setiap orang dapat menjadi wartawan. Dengan media internet Webblogger
atau yang lebih populer disebut blogger atau blog seseorang dapat
menyebarluaskan informasinya.
Walaupun dalam kejurnalistikan bahasa atau penyampaian informasinya
masih dipertanyakan, banyak kalangan baik itu pemerhati, atau kalangan ahli
sangat apresiasi dengan blogger pribadi tersebut. Bahkan bukan tidak mungkin
media-media cetak ataupun elektronik dapat memperoleh informasi dari blogger
pribadi tersebut.
Nilai positif yang dapat diambil dari kemunculan webblogger tersebut
adalah sisi kreativitas dalam menuangkan tulisan atau informasi apapun dapat
muncul dan terlihat dalam blog tersebut, sehingga memudahkan pembaca lain
untuk mencari informasi- informasi tertentu.
19
19
Namun, kita juga mengharapkan kehadiran internet tidak membuat media
cetak, dalam hal ini surat kabar tidak mati. Karena awal mula adanya jurnalistik
di Indonesia adalah hadirnya surat kabar. Sebagai pionir jurnalistik Indonesia,
tentunya media cetak pantang untuk pudar. Kesuksesan bertahan saat ini
seharusnya dijadikan kekuatan dan motivasi agar senantiasa bertahan didalam era
kompetisi seperti saat ini (http://multiply.com/).
2.6.3 Perkembangan Surat Kabar/ Media Cetak
Perkembangan media diawali dengan munculnya media cetak. Hal ini
cukup dirasakan membawa perubahan social masyarakat (Kotler dalam Saladin,
2006:1). Perkembangan teknologi media juga turut mempengaruhi format atau
bentuk-bentuk yang muncul di media. Misalkan, dalam bidang periklanan. Dulu,
ketika teknologi media cetak belum berkembang, suatu iklan produk dibuat
dengan menggunakan teknologi mesin tik, sedangkan gambar-gambar iklan
produk tersebut dibuat secara manual dengan menggunakan pena.
Bagaimana dengan sekarang, Perkembangan teknologi sekarang
memudahkan orang untuk membuat iklan dengan lebih atraktif. Menggunakan
teknologi komputer, iklan suatu produk dapat didesain dengan menggunakan
grafis dan dicetak menggunakan printer. Akan tetapi, perkembangan teknologi
tidak mempengaruhi isi dari apa yang muncul di media. Misalkan, bagaimana isi
berita atau iklan tidak ada yang berubah, kecuali bentuk atau formatnya
(http://id.wikipedia.org/wiki/).
Perkembangan teknologi Surat Kabar berkaitan dengan perkembangan
media cetak itu sendiri seperti surat-surat kabar, koran, majalah, dan lain- lain.
Munculnya majalah-majalah bertemakan politik mewarnai peristiwa Revolusi
20
20
Amerika saat itu, dan peristiwa-peristiwa penting lainnya yang mempengaruhi
sejarah kehidupan masyarakat. Isi dari media cetak memang sejak dulu hingga
kini, banyak dipengaruhi oleh berbagai isu penting mengenai peristiwa yang
terjadi, Hal inilah yang memunculkan jurnalistik media cetak. Pada akhirnya,
perkembangan media cetak seperti majalah tidak melulu berisikan dunia
perpolitikan, namun juga tentang kesenian, kebudayaan, cerita pendek,
kesusasteraan, atau artikel-artikel opini.
Surat kabar atau koran berasal dari bahasa Belanda Krant, atau dari bahasa
Perancis courant. Surat kabar adalah suatu penerbitan yang ringan dan mudah
dibuang, biasanya dicetak pada kertas berbiaya rendah yang disebut kertas koran,
yang berisi berita-berita terkini dalam berbagai topik. Topiknya bisa berupa even
politik, kriminalitas, olahraga, tajuk rencana, dan cuaca. Surat kabar juga biasa
berisi kartun (karikatur), teka teki silang dan hiburan lainnya (Kotler dalam
Saladin, 2006: 5).
Surat kabar atau biasa disebut koran merupakan salah satu media
jurnalistik cetak berisikan artikel-artikel yang memuat tulisan tentang peristiwa
atau berita penting terhangat seputar kehidupan manusia. Kadang-kadang terdapat
artikel tertentu pada Koran yang isinya mengkritik pemerintahan, entah itu kinerja
pemerintah atau baik-buruknya sistem pemerintahan dijalankan, pemerintah
begitu mengawasi isi media.
Dari penjelasan-penjelasan yang telah diuraikan di atas, maka peneliti
dapat menyimpulkan bahwa pengertian surat kabar adalah alat atau media cetak
yang mempunyai peranan sebagai penghubung bathiniah dan santapan rohaniah
sebagai bekal pengetahuan manusia. Selain itu surat kabar berfungsi sebagai alat
21
21
kontrol sosial yang memberikan penerangan kepada masyarakat, serta
mendidiknya untuk kehidupan dikemudian hari.
Perkembangan surat kabar memang memudahkan masyarakat untuk
mendapatkan informasi namun, di satu sisi juga memunculkan suatu masalah
baru. Dengan begitu isi dari media yang muncul tidak dapat dikontrol. Padahal
media sering memuat peristiwa-peristiwa yang terkait isu-isu penting yang
sensitif, seperti agama, suku, dan ras. Selain itu, hal-hal yang dianggap tabu oleh
masyarakat, seperti yang berbau seksual misalkan, lebih mudah diakses oleh anak-
anak di bawah umur.
Jurnalistik surat kabar atau media cetak mencapai puncak kejayaannya
ketika berbagai majalah dan surat kabar mulai menyertakan fotografi di
halamannya untuk menguatkan isi berita yang dimuat.
Sebuah perusahaan surat kabar biasanya akan mendapat untung besar jika
terdapat tulisan yang memungkinkan menjadi sesuatu yang sensational, atau
berpeluang menjadi “ramai” dibicarakan. Peristiwa-peristiwa kriminal, berbagai
skandal pemerintah, bencana yang dialami manusia, informasi selebriti,
merupakan berita-berita yang sangat sering meramaikan kolom-kolom surat kabar,
bahkan hingga di era modern seperti saat ini (http://id.wikipedia.org/wiki/).
Surat kabar juga meliputi berita-berita lokal, nasional, maupun
internasional, serta mencakup editorial, opini, kritikan, atau komentar-komentar
dari pembaca. Masalahnya adalah jumlah audience dari surat kabar justru
menurun di level usia yang lebih rendah. Biasanya anak-anak, remaja, atau anak-
anakmuda pada umumnya lebih menyukai membaca majalah atau menonton
televisi dari pada membaca surat kabar.
22
22
2.7 Komunikasi Massa
Meskipun berbeda-beda, ternyata komunikasi massa memiliki kesamaan,
walau terdapat perbedaan antara ahli psikologi sosial dengan ahli komunikasi
dalam masalah komunikasi tersebut. Ahli psikologi sosial mengatakan,
komunikasi massa tidak selalu dengan mengggunakan media massa. Berpidato di
lapangan disaksikan banyak orang, asal dapat menunjukkan perilaku massa (mass
behavior), sudah dapat dikatakan komunikasi massa. Namun, ahli komunikasi
juga berpendapat bahwa komunikasi massa (mass communication) merupakan
komunikasi melalui media massa (cetak dan atau elektronik). Jelasnya,
komunikasi massa bagi ahli komunikasi merupakan singkatan dari komunikasi
media massa (mass media communication).
Komunikasi massa tentu komunikasi yang menggunakan media massa,
seperti surat kabar, tabloid dan majalah atau radoi, televisi atau e-news (Mondry
dalam Effendy, 2007: 14). Komunikasi massa juga dapat dikenali dari ciri khas
yang dimilkinya, yakni:
1. Komunikasi massa berlangsung searah (one way communication), berarti
komunikasi melalui media massa tidak mendapatkan arus balik langsung
dari komunikan kepada komunikator.
2. Dalam media massa, meskipun sumber informasi atau komunikatornya
perorangan, seperti wartawan, reporter atau penyiar, tetapi dalam
menyampaikan sesuatu dia bertindak atas nama lembaga, berupa media
massa yang diwakilinya.
23
23
3. Pesan yang disebar media massa tidak ditujukan kepada perorangan atau
kelompok atau orang tertentu, tetapi lebih bersifat umum (public) karena
ditujukan kepada khalayak umum dan mengenai kepentingan umum.
4. Media massa mampu menimbulkan keserempakan (simultaneity) terhadap
khalayak dalam menerima pesan yang disampaikan.
5. Sasaran komunikan (pembaca, pendengar atau pemirsa) yang dituju atau
menjadi sasaran media massa bersifat heterogen. Keberadaan mereka juga
berpencar dan tidak saling mengenal, juga tidak dapat melakukan kontak
secara pribadi (Effendy, 2007: 25).
Dengan tujuan yang sama, media massa memilki ciri-ciri yang umum,
meliputi:
1. Komunikasi massa bersifat komunikasi searah.
2. Menyajikan aneka atau rangkaian pilihan informasi yang luas, baik
ditinjau dari khalayak yang ingin menjadi sasaran maupun dari sisi pilihan
isi yang diberikan kepada khalayak pembaca;
3. Sifat media massa dapat menjangkau khalayak yang besar dan tersebar
karena jumlah media massa lebih sedikit dibanding khalayak yang
memanfaatkan;
4. Karena sifat media massa manarik perhatian khalayak luas dan besar,
berarti media itu harus mampu mencapai tingkat intelek umum (rata-rata);
5. Organisasi penyelenggara komunikasi massa merupakan lembaga
masyarakat yang harus peka terhadap berbagai hal, seperti lingkungannya,
termasuk lingkungan masyarakatnya (Assegaff dalam Effendy, 2007: 163).
24
24
2.8 Pembaca Surat Kabar
Pembaca surat kabar adalah orang yang menerima informasi melalui surat
kabar, dan dengan demikian akan mendapat pengetahuan untuk mengatasi
masalah-masalah yang timbul (Van der Hout, 2007: 33).
Dengan membaca surat kabar setidak-tidaknya para pembaca mendapatkan
pegangan yang akan menjadi dasar pandangannya terhadap sesuatu yang sedang
berlangsung. Adapun golongan pembaca surat kabar sebagai berikut:
1. Pembaca secara sambilan
Golongan ini hanya membaca surat kabar sebagai selingan saja, bukan
karena hasrat ingin menambah pengetahuan. Golongan ini dapat dijumpai di
berbagai lapisan masyarakat (Marbangun, 2000: 87).
2. Pembaca secara kebiasaan
Golongan ini biasanya berlangganan dan membacanya dalam waktu
tertentu (Marbangun, 2000: 87).
3. Pembaca yang paling tinggi
Golongan ini biasanya orang-orang yang intelektual, para pemimpin.
Golongan ini pembacanya karena syarat yang tidak lepas dari tugasnya, dan
sebagian waktunya disediakan untuk membaca surat kabar dengan rutin dan teliti
(Marbangun, 2000: 87).
25
25
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
3.1 Metodelogi Penelitian
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif
dengan menggunakan pendekatan kualitatif. Bogdan dan Taylor (dalam Moleong,
2002: 3) mendefinisikan pendekatan kualitatif sebagai prosedur penelitian yang
menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang
dan perilaku yang dapat diamati. Penelitian kualitatif bertujuan untuk menjelaskan
fenomena dengan sedalam-dalamnya melalui pengumpulan data sedalam-
dalamnya.
Penelitian kualitatif lebih menitikberatkan diri pada pendekatan emik, akan
tetapi walaupun sudah jelas batas-batas dan caranya, masih saja terdapat pekerjaan
yang berada di antara emik dan etik (Moleong, 2002: 59).
Dengan dasar tersebut, maka penelitian ini diharapkan mampu
menggambarkan tengan opini masyarakat terhadap isi pemberitaan Koran prohaba
di Gampong Lapang Keucamatan Johan Pahlawan Kabupaten Aceh Barat.
3.2 Sumber Data dan Teknik Pengumpulan Data
3.2.1 Sumber Data
Adapun Sumber data yang diambil dalam penelitian ini adalah:
1. Data primer
Merupakan sumber data adalah sumber-sumber dasar yang merupakan
bukti saksi utama dari kejadian yang lalu, contohnya ialah catatan resmi yang
dibuat pada suatu acara atau upacara, suatu keterangan oleh saksi mata,
26
keputusan-keputusan rapat, foto-foto, dan sebagainya (Moh. Nazir, 2005: 51).
Data primer dalam penelitian ini dikumpulkan melalui penelitian langsung di
lapangan yang bersumber pada penelitian wawancara dan observasi. Data primer
dalam penelitian ini dikumpulkan melalui wawancara dengan Keuchik Gampong,
Masyarakat, dan beberapa orang aparatur gampong.
2. Data Sekunder
Menurut Hasan (2002: 82) data sekunder adalah data yang diperoleh oleh
orang yang melakukan penelitian dari sumber-sumber yang telah ada. data
sekunder merupakan data yang didapat dari studi kepustakaan, dokumen, koran,
internet yang berkaitan dengan kajian penelitian yang diteliti oleh penulis. Untuk
melengkapi data penelitian, maka data sekunder juga diperoleh dari dok umen
gampong, seperti data jumlah penduduk, luas wilayah, dan fasilitas ekonomi dan
sosial serta profil koran serambi dan prohaba.
3.2.2 Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah:
1. Observasi
Observasi adalah melakukan pengamatan dan pencatatan suatu objek,
secara sistematik yang diselediki. Observasi dapat dilakukan sesuai atau
berulangkali (Sukandarrumidi, 2008: 35). Dalam obervasi melibatkan dua
komponen, yaitu pelaku observasi (disebut sebagai observer), dan objek yang
diobservasi (disebut sebagai observee).
2. Wawancara
Menurut Soehartono (2008: 67) wawancara adalah pengumpulan data
dengan mengajukan pertanyaan secara langsung oleh pewancara (pengumpulan
27
data) kepada responden, dan jawaban-jawaban responden dicatat atau direkam
dengan alat perekam (tape recorder). Teknik wawancara dapat digunakan pada
responden yang btu huruf atau tidak terbiasa membaca dan menulis, termasuk
anak-anak. Wawancara dapat dilakukan dengan telepon.
3. Dokumentasi
Menurut Soehartono (2008: 70) studi dokumentasi merupakan teknik
pengumpulan data yang tidak langsung ditujukan kepada subjek penelitian.
Dokumen yang diteleti dapat berupa berbagai macam, tidak hanya dokumen
resmi. Dokumen dapat dibedakan menjadi dokumen primer, jika dokumen ini
ditulis oleh orang yang langsung mengalami suatu peristiwa, dan dokumen
sekunder, jika peristiwa dilaporkan kepada orang lain yang selanjutnya ditulis
oleh orang ini.
Dokumen dapat berupa buku harian, surat probadi, laporan, notulen rapat,
catatan kasus (case record) dalam pekerjaan sosial, dan dokumen lainnya. Akan
tetapi, perlu diingat bahwa dokumen-dokumen ini ditulis tidak untuk tujuan
penelitian sehingga penggunaannya memerlukan kecermatan penelitian. Adapun
dokumentasi dalam penelitian ini berupa dokumen tertulis dan dokumen foto-foto
kegiatan penelitian.
3.2.3 Teknik Penentuan Informan
Dalam penelitian ini pihak yang dijadikan informan adalah yang dianggap
mempunyai informasi (Key-informam) yang dibutuhkan di wilayah penelitian.
Cara yang digunakan untuk menentukan informasi kunci tersebut maka penulis
menggunakan “purposive sampling” atau sampling bertujuan, yaitu teknik
28
sampling yang digunakan oleh peneliti jika peneliti mempunyai pertimbangan-
pertimbangan tertentu di dalam pengambilan sampelnya (Arikunto, 2009: 128).
Berdasarkan teknik penentuan informan, maka yang menjadi informan
adalah masyarakat Gampong Lapang dengan jumlah 21 orang dan 1 orang kepala
biro prohaba Meulaboh.
3.3 Instrumen Penelitian
Menurut Suyanto & Sutinah (2006: 59) mengemukakan bahwa Instrumen
penelitian adalah perangkat untuk menggali data primer dari responden sebagai
sumber data terpenting dalam sebuah penelitian survei. Instrumen penelitian ilmu
sosial umumnya berbentuk kuesioner dan pedoman pertanyaan (interview guide).
Semua jenis instrumen penelitian ini berisi rangkaian pertanyaan mengenai suatu
hal atau suatu permasalahan yang menjadi tema pokok penelitian
Adapun instrumen penelitian bertujuan untuk mengetahui kualitas
penelitian baik atau sebaliknya. Adapun penelitian ini menggunakan instrumen
penelitian dengan cara peneliti terlebih dahulu mencari permasalahan awal,
selanjutnya peneliti mengembangkan penelitian dengan menerapkan instrumen
sederhana yaitu dengan melakukan perbandingan data melalui observasi dan
wawancara. Berdasarkan penelitian kualitatif, maka penelitian ini menggunakan
intrumen berupa kamera, alat tulis, buku dan foto kamera.
3.4 Teknik Analisa Data
Di dalam penelitian ini, data yang telah dikumpulkan akan dianalisa secara
kualitatif yakni data yang diperoleh akan dianalisis dalam bentuk kata-kata lisan
maupun tulisan. Teknik ini bertujuan untuk memperoleh gambaran yang umum
dan menyeluruh dari obyek penelitian. Serta hasil-hasil penelitian baik dari hasil
29
studi lapangan maupun studi literatur untuk kemudian memperjelas gambaran
hasil penelitian yang berkenaan dengan opini masyarakat terhadap isi pemberitaan
koran prohaba.
Analisis data adalah proses mengorganisasikan dan mengurutkan data
kedalam pola, kategori dan satuan uraian dasar sehingga dapat ditemukan tema
dan dapat dirumuskan hipotesis kerja (Moleong, 2002: 103). Analisis data
menggunakan metode deskriptif kualitatif, di mana pembahasan penelitian serta
hasilnya diuraikan melalui kata-kata berdasarkan data empiris yang diperoleh.
Data yang diperoleh dalam penelitian ini adalah data yang bersifat kualitatif, maka
analisis data yang digunakan non statistik.
Menurut (Miles, 2007: 15-19) Analisis data dalam penelitian kualitatif
berlangsung secara interaktif, di mana pada setiap tahapan kegiatan tidak berjalan
sendiri-sendiri. Meskipun tahap penelitian dilakukan sesuai dengan kegiatan yang
direncanakan, akan tetapi kegiatan ini tetap harus dilakukan secara berulang
antara kegiatan pengumpulan data, reduksi data, penyajian data serta verifikasi
atau penarikan suatu kesimpulan. Untuk menganalisis data dalam penelitian ini,
digunakan langkah langkah atau alur yang terjadi bersamaan yaitu pengumpulan
data, reduksi data, penyajian data dan penarikan kesimpulan atau alur verifikasi
data
1. Reduksi Data
Reduksi data adalah proses pemilihan, pemusatan perhatian pada
penyederhanaan, pengabstrakan data kasar yang muncul dari catatan-catatan yang
tertulis di lapangan (Miles dan Huberman, 2007: 17). Reduksi data ini bertujuan
untuk menganalisis data yang lebih mengarahkan, membuang yang tidak perlu
30
dan mengorganisasikan data agar diperoleh kesimpulan yang dapat ditarik atau
verifikasi. Dalam penelitian ini, proses reduksi data dilakukan dengan
mengumpulkan data dari hasil wawancara, observasi dan dokumentasi kemudian
dipilih dan dikelompokkan berdasarkan kemiripan data.
2. Penyajian Data
Menurut Miles dan Huberman (2007: 18) penyajian data adalah
pengumpulan informasi tersusun yang memberikan kemungkinan adanya
penarikan kesimpulan dan pengambilan tindakan. Dalam hal ini, data yang telah
dikategorikan tersebut kemudian diorganisasikan sebagai bahan penyajian data.
Data tersebut disajikan secara deskriptif yang didasarkan pada aspek yang teliti.
3. Verifikasi Data dan Penarikan Kesimpulan
Verifikasi data adalah sebagian dari suatu kegiatan utuh, artinya makna -
makna yang muncul dari data telah disajikan dan diuji kebenarannya,
kekokohannya dan kecocokannya (Miles dan Huberman, 2007: 19). Penarikan
kesimpulan berdasarkan pada pemahaman terhadap data yang disajikan dan dibuat
dalam pernyataan singkat dan mudah dipahami dengan mengacu pada pokok
permasalahan yang diteliti.
Menurut Miles dan Huberman (2007: 36) ada tiga komponen analisis yaitu
reduksi data, sajian data dan penarikan kesimpulan. Aktivitas ketiga komponen
dilakukan dalam bentuk interaktif dengan proses pengumpulan data sebagai suatu
proses siklus. Peneliti hanya bergerak di antara tiga komponen analisis tersebut
sesudah pengumpulan data selesai pada setiap unitnya dengan memanfaatkan
waktu yang masih tersisa dalam penelitian ini.
31
Untuk lebih jelasnya proses analisis interaktif dapat digambarkan dalam
skema sebagai berikut:
Gambar 3.1 Gambar analisis data kualitatif (Miles dan Huberman, 2007: 36)
3.5 Pengujian Kredibilitas Data
Uji kredibilitas data atau kepercayaan terhadap data hasil penelitian
kualitatif antara lain dilakukan dengan perpanjangan pengamatan, peningkatan
ketekunan dalam penelitian, triangulasi, diskusi dengan teman sejawat, dan
member check. Pengujian kredibilitas data digunakan untuk mendapatkan data
yang lebih mendalam mengenai subyek penelitian (Sugiyono, 2011: 270).
Agar lebih jelas pengujian kredibilitas data maka dapat d ilihat pada
gambar di bawah ini:
Gambar : 3. 2 Uji Kredibilitas Data dalam penelitian Kualitatif
Pengumpulan Data
Reduksi Data
Sajian Data
Penarikan kesimpulan/verifikasi
Perpanjangan Pengamatan
Peningkatan Ketukunan
Triangulasi
Diskusi dengan Teman Sejawat
Analisis Kasus
Negatif
Perpanjangan
Pengamatan
Uji Kredibilitas data
32
Adapun pengujian kredibilitas data adalah sebagai berikut:
1. Perpanjangan Pengamatan
Perpanjangan pengamatan perlu dilakukan karena berdasarkan pengamatan
yang telah dilakukan, dirasakan data yang diperoleh masih kurang memadai.
Menurut Moleong (2002: 327) perpanjangan pengamatan berarti peneliti tinggal
di lapangan penelitian sampai kejenuhan pengumpulan data tercapai. Dalam
pengumpulan data, pengamatan yang dilakukan tidak hanya dilakukan dalam
waktu yang singkat melainkan memerlukan perpanjangan pengamatan dengan
keikutsertaan pada lata penelitian. Perpanjangan pengamatan yang dilakukan
peneliti adalah dengan sering melakukan hubungan interaksi dengan masyarakat
dan aparat gampong serta sering melakukan pengamatan di lapangan.
2. Peningkatan Ketekunan
Peningkatan ketekunan berarti melakukan pengamatan secara lebih
mendalam untuk memperoleh kepastian data. Meningkatkan ketekunan dilakukan
dengan membaca berbagai referensi baik buku maupun dokumen yang terkait
dengan temuan yang diteliti sehingga berguna untuk memeriksa data apakah benar
dan bisa dipercaya atau tidak.
3. Triangulasi
Analisa Triangulasi merupakan suatu metode analisis untuk mengatasi
masalah akibat dari kajian mengandalkan satu teori saja, satu macam data atau
satu metode penelitian saja. (Sugiyono, 2011: 225). Triangulasi dapat diartikan
sebagai pengecekan data dari berbagai sumber dengan berbagai cara. Menurut
Sugiyono (2011: 273) terdapat minimal tiga macam triangulasi, yaitu:
33
a. Triangulasi sumber data
Pada triangulasi sumber data, data dicek kredibilitasnya dari berbagai
sumber data yang berbeda dengan teknik yang sama misalnya, mengecek sumber
data antara bawahan, atasan dan teman. Analisis triangulasi sumber data
ditunjukkan pada gambar berikut:
Gambar 3.3. Triangulasi Sumber Data
b. Triangulasi teknik pengumpulan data
Pada triangulasi teknik pengumpulan data, data dicek kredibilitasnya
dengan menggunakan berbagai teknik yang berbeda dengan sumber data yang
sama. Truangulasi teknik pengumpulan data dapat dilihat pada gambar di bawah
ini :
Gambar 3.4. Triangulasi Teknik Pengumpulan data
c. Triangulasi waktu pengumpulan data
Pada triangulasi waktu pengumpulan data, data dicek kredibilitasnya
dengan waktu yang berbeda-beda namun dengan sumber data dan teknik yang
sama. Triangulasi menjadikan data yang diperoleh dalam penelitian menjadi lebih
Teman Pemimpin
Masyarakat
Observasi Wawancara
Dokumen
34
konsisten, tuntas dan pasti serta meningkatkan kekuatan data (Sugiyono, 2011, h.
241). Triangulasi waktu pengumpulan data dapat dilihat pada tabel di bawah ini:
Gambar 3.5. Triangulasi Waktu Pengumpulan Data
4. Pemeriksaan Teman Sejawat
Pemeriksaan teman sejawat dilakukan dengan mendiskusikan data hasil
temuan dengan rekan-rekan sesama mahasiswa maupun teman yang bukan
mahasiswa. Melalui diskusi ini diharapkan akan ada saran atau masukan yang
berguna untuk proses penelitian.
5. Analisis Kasus Negatif
Menurut Sugiyono (2011: 275) melakukan analis kasus negatif berarti
peneliti mencari data yang berbeda atau bahkan bertentangan dengan data yang
telah ditemukan.
6. Member Check
Member check atau pengujian anggota dilakukan dengan cara
mendiskusikan hasil penelitian kepada sumber-sumber yang telah memberikan
data untuk mengecek kebenaran data dan interpretasinya.
Sore Siang
Pagi
35
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1 Deskripsi Wilayah Penelitian
Lokasi penelitian yang diambil penulis adalah di Gampong Lapang
Kecamatan Johan Pahlawan, Kabupaten Aceh Barat. Sehubungan dengan
penelitian ini, maka yang perlu diketahui oleh peneliti adalah kondisi geografis,
kondisi demografis, keadaaan sosial dan ekonomi.
4.1.1 Kondisi Geografis
1. Letak Gampong
Gampong Lapang adalah termasuk dalam wilayah Kecamatan Johan
Pahlawan, Kabupaten Aceh Barat. Dilihat dari posisinya maka Gampong Lapang
memiliki letak geografis yang cukup strategis, karena merupakan komplek
pendidikan yang di gelar dengan Gelanggang Ilmu Pengetahuan (GIP) Lapang
Meulaboh, berkedudukan di pinggiran kota kemudian di lintasi oleh jalan Provinsi
Meulaboh (Aceh Barat) menuju Geumpang Pidie Provinsi yang menghubungkan
kota Meulaboh dengan kota Beureuneun (Kabupaten Pidie).
Gampong Lapang terbagi atas empat dusun yaitu: Dusun Cot Nibong, Dusun
Tengoh, Dusun Cot Kandeh, dan Dusun Ujung Beurasok.
Ditinjau dari segi geografis Gampong Lapang, Kecamatan Johan Pahlawan
Kabupaten Aceh Barat merupakan Gampong yang berdekatan dengan Gampong
Leuhan, Pasi Mesjid, Suak Raya dan Gampa. Dengan perbatasan sebagai berikut:
36
36
1. Sebelah Utara Berbatasan dengan Ganpong Leuhan
2. Sebelah Timur Berbatasan dengan Gampong Pasi Mesjid
3. Sebelah Barat Berbatasan dengan Gampong Suak Raya
4. Sebelah Selatan Berbatasan dengan Gampong Gampa
4.1.2 Kondisi Demografis
Jumlah penduduk Gampong Lapang berdasarkan data dinamis akhir tahun
2012 berjumlah 935 kepala keluarga dengan keseluruhan jumlah penduduknya
adalah 4.015 jiwa, dengan perincian 2.075 jiwa penduduk laki- laki dan 1.940 jiwa
penduduk perempuan. Jumlah penduduk Gampong Lapang berdasarkan jenis
kelamin dapat dilihat dalam tabel di bawah ini:
Tabel 4.1
Penduduk Menurut Golongan Usia
No Golongan Umur Jenis Kelamin
Jumlah L P
1 0 bulan – 12 bulan 155 168 323
2 13 bulan – 4 tahun 178 164 342
3 5 tahun – 6 tahun 159 169 328
4 7 tahun – 12 tahun 187 159 346
5 13 tahun – 15 tahun 178 176 354
6 16 tahun – 18 tahun 174 176 350
7 19 tahun – 25 tahun 174 169 343
8 26 tahun – 35 tahun 182 175 357
9 36 tahun – 45 tahun 205 197 402
10 46 tahun – 50 tahun 166 157 323
11 51 tahun – 60 tahun 150 152 302
12 61 tahun – 75 tahun 101 121 222
13 Di atas 75 tahun 66 53 119
Jumlah 2075 1940 4015 Sumber Profil Gampong Lapang Tahun 2012
Berdasarkan tabel 4.2 di atas dalam pengelompokan menurut usia
masyarakat yang paling dominan ialah masyarakat yang berumur 36 tahun - 45
37
37
tahun, dimana yang berjenis kelamin laki- laki sebanyak 205 orang dan yang
berjenis kelamin perempuan berjumlah sebanyak 197 orang. Dengan jumlah total
402 jiwa.
4.1.3 Kondisi Sosial Ekonomi
Tabel 4.2
Jumlah Penduduk Menurut Mata Pencaharian
No Uraian Jumlah
1 Petani 37
2 Pedagang 73
3 Peternak ayam pedaging 20
4 Pertukangan 25
5 Supir 16
6 Pekerja Bengkel 12
7 Pengrajin/industri rumah tangga 42
8 PNS/TNI/POLRI 469
9. Lainnya 3321
Jumlah 4015
Sumber : Profil Gampong Lapang Tahun 2012
Dalam konteks peningkatan pendapat masyarakat, Gampong Lapang
memungkinkan bagi pengembangan dan peningkatan usaha perkebunan, pertanian
dan peternakan. Dari tabel di atas, jumlah penduduk yang bergantung ekonomi
tertinggi adalah dari 37ector perekonomian sebanyak 225 jiwa disusul pegawai
negeri 469 jiwa.
Untuk Petani belum dapat didata secara spesifik karena banyak petani dan
peternak yang juga secara serabutan mencari tambahan nafkah sebagai nelayan.
Masyarakat yang bekerja sebagai pegawai negeri lebih dominan. Ini mengartikan
bahwa sebagian besar warga Gampong Lapang lebih mengandalkan bekerja
sebagai PNS dari pada Wiraswasta, dan lebih lagi bekerja pada sector primer
(pertanian dan perkebunan).
38
38
Tabel : 4.3
Jumlah Penduduk Menamatkan Pendidikan Tingkat Menengah Atas Dan
Pendidikan Tinggi
No Jenjang Sekolah Jumlah
1. SD/Sederajat 234
2. SLTA/Sederajat 171
3. D-1 5
4. D-2 24
5. D-3 18
6. S-1 72
7. S-2 2
8. Lainnya 3489
Jumlah 4015
Sumber : Profil Gampong Lapang Tahun 2012
Dari tabel 4.4 di atas maka dapat dilihat jumlah penduduk Gampong
Lapang berdasarkan jenjang pendidikan yang paling banyak jumlah penduduk
menurut jenjang pendidikan adalah pada tingkat Sekolah Menengah Atas yaitu
sebanyak 171 orang.
4.1.4 Kondisi Sosial dan Budaya
Masyarakat pada umumnya juga sangat berpartisipasi dalam kegiatan
sosial seperti gotong-royong pekerjaan jalan, membersihkan mesjid, dan yang
bersifat silahturahmi, seperti hajatan, khanduri takhziah dan lain- lain. Dalam
kegiatan keagamaan seperti, mengadakan wirid yasin yang dilakukan setiap hari
jum’at, Maulid Nabi Muhammad SAW, Isra Mi’raj, pesta perkawinan,
mengadakan MTQ tingkat gampong. Masyarakat gampong saling tolong-
menolong dalam proses pelaksanaan kegiatan yang tersebut di atas. Untuk lebih
jelas, maka dapat dilihat pada tabel di bawah ini:
39
39
Tabel : 4.4
Kelompok Sosial masyarakat
No. Nama Kelompok Kegiatan
1. Wirit Yasin Setiap hari jum’at dan saat khanduri di rumah
masyarakat
2. Majlis Ta’lim Pada acara Peucicap (turun Mandi anak bayi ke air)
3. PKK Membantu acara-acara pesta dan lain- lain.
Sumber : Profil Gampong Lapang Tahun 2012
4.1.5 Fasilitas Sosial dan Ekonomi
Fasiltas sosial dan ekonomi Gampong Lapang, terdiri dari fasilitas umum
dan fasilitas agama, pendidikan, pemerintah. Agar lebih jelas dapat dilihat pada
tabel di bawah ini:
Tabel 4.5
Fasilitas sosial dan ekonomi
No Jenis fasilitas Jumlah Penggunaan Fasilitas
1 Fasilitas Agama 3 unit
1 unit
3 unit
Mesjid
Meunasah
Bak Udhuk
2 Fasilitas Pendidikan 2 unit
1unit
3 unit
2 unit
2 unit
3 unit
5 unit
1 unit
TK
Madrasah Ibtidaiyah
SD
SMP
SMA
SMK
TPQ
Diklat
3 Fasilitas Ekonomi 0 unit
4 Fasilitas Pemerintahan 1 unit Kantor Geuchik
5 Fasilitas Olah Raga 1 unit
1 unit
Lapangan Bola kaki
Lapangan Bola Volly
6 Fasilitas Kesehatan 0 unit
Sumber Profil Gampong Lapang Tahun 2012
40
40
4.2. Sejarah Lahirnya Prohaba
4.2.1 Profil Biro Harian Serambi Indonesia
Kantor Biro Harian Serambi Indonesia terletak di Jalan Swadaya, Desa
Ujung Baroh, Kecamatan Johan Pahlawan, Kab. Aceh Barat. Sebelah kiri dari
arah simpang jalan Manek Roo. Biro Harian Serambi Indonesia Meulaboh
mempunyai karyawan sebanyak lima (5) orang:
1. Rizwan SP. Sebagai (Kepala Biro, dan Wartawan)
2. Dedi Iskandar, SE. Sebagai (Wartawan)
3. Yulham, Amd. Sebagai (Sirkulasi)
4. Yuli Fermansyah, Ama. Sebagai (Sales Iklan)
5. SA’dul Bahri, S.Sos.i Sebagai (Koresponden)
6. Amirudin. Sebagai (Penjaga Kantor Biro/OB)
Harian serambi Indonesia merupakan salah satu media yang ada di Aceh,
dimana harian ini bernaung di PT. Aceh Media Grafika. PT. Aceh Media Grafika
merupakan sebuah perusahaan di Aceh yang bergerak di bidang penerbitan media
massa. PT. Aceh Media Grafika telah berhasil dengan menerbitkan tiga (3) surat
kabar yang begitu pesatnya laku di Aceh, satu surat kabar mingguan dan surat
kabar harian. Dari masing-masing surat kabar yang dijelaskan diatas yaitu (1)
surat kabar yang terbit setiap hari minggu dinamakan“Kontras” kemudian (2)
surat kabar yang terbit setiap harian dinamakan “Serambi Indonesia” dan (3)
dinamakan “Prohaba” terbit pada tahun 2009 yang lalu. Dan tidak hanya sampai
di situ saja, PT. Aceh Media grafika juga telah berhasil mendirikan sebuah media
elektronik yaitu Radio yang diberinama“Serambi FM” pada tahun 2010. Seiring
waktu berjalan Harian Serambi Indonesia juga meluncurkan produk terbarunya
41
41
yang diberinama “Serambi Digital”pada tahun 2012. Produk ini dimaksudkan
untuk dapat dilihat dan dibaca, berita-beritanyapun selalu update yang mana
masing-masing dua kali terbit dalam seminggu. Dikutip dalam Buku (Sjamsul
Kahar. 2009: 3).
PT. Aceh Media Grafika, juga memiliki sembilan (9) Biro yang terdapat
di setiap daerah. Adapun kesembilan Biro yang dimaksud yaitu;
1. Biro Lhoksemawe
2. Biro Langsa
3. Biro Bireun
4. Biro Sigli
5. Biro Takengon
6. Biro Meulaboh
7. Biro Tapak tuan
8. Biro Medan
9. Biro Jakarta
Dengan tujuan untuk mengkoordinir setiap berita-berita daerah, dan
digunakan juga sebagai kantor untuk karyawan-karyawan Serambi Indonesia
yang ditugaskan ke daerah-daerah yang telah ditentukan. Dari sembilan (9) Biro
tersebut, di dalamnya juga termasuk Biro Medan (Sumatera Utara) dan Biro
Jakarta. Tujuan PT. Aceh Media Grafika mendirikan Biro diluar Aceh ini ialah
untuk mengkoordinir setiap berita-berita yang berkenaan dengan Aceh yang
terdapat di kedua kota besar tersebut. Dari setiap berita-berita harian ini dicetak
dengan menggunakan percetakan sendiri, yaitu percetakan PT. Aceh Media
Grafika, dimana percetakan ini tersebar di tiga (3) wilayah yaitu; (1) wilayah
42
42
Banda Aceh (2) wilayah Lhokseumawe (3) Blang Pidie kabupaten Aceh Barat
Daya. Percetakan ini digerakkan dengan sistem online atau sistem web, dimana
mesin utama di Banda Aceh telah dioperasikan maka mesin-mesin yang berada di
wilayah lain pun ikut serta beroperasi dan hasil cetakannyapun sama.
4.2.2 Sejarah Singkat Harian Prohaba
Suasana rapat di news room Serambi Indonesia pagi itu memang tak
seperti biasa. Tema pembicaraan hanya satu: mencari nama tepat untuk Koran
baru, yang akan menjadi anak usaha Serambi Group. Pada rapat medio februari
2007 itu, mulanya sempat muncul berbagai nama. Ada yang menyarankan Tribun
Aceh merujuk ke sindikasi Koran daerah Kompas Group. Ada pula yang
menyebutkan Tribune Nanggroe. Juga sempat muncul Haba Pro. Hingga
akhirnya, tercetuslah PROHABA.
Nama PROHABA diusulkan oleh H Sjamsul Kahar, pemimpin umum
sekaligus Redaktur Senior Harian Serambi Indonesia. “pro” artinya ok atau bagus
,sedangkan “haba” adalah kabar. Kolaborasi kedua kata ini menjadi PROHABA
bermakna kabar yang mantap. Saran terakhir diterima oleh peserta rapat.
Akhirnya, pihak manajemen pun menabalkan PROHABA menjadi nama Koran
baru yang akan diterbitkan Serambi Group. Sebelumya manajemen Serambi
Group berniat menerbitkan Harian Serambi Sore. Akan tetapi, setelah melalui
pertimbangan mendalam salah satunya sirkulasi dan ekspedisi Koran
diputuskanlah penerbitan harian pagi yang menyentuh segmen berbeda (Azwani
Awi, 2009: 131).
Penerbitan media baru ini berlaku dan melalui proses panjang. Salah Satu
pertimbangan kala itu, Serambi Indonesia tak ingin bernasib serupa dengan
43
43
Dinosaurus: punah disaat menjadi raja. Konon, di usianya yang ke-17 tahun,
Serambi Indonesia telah merajai pasar informasi di Aceh. Saat itu pula,
bermunculan media lain yang menjadi competitor Koran. Awak Serambi Group
menyadari, perlu media alternatif yang layak dikonsumsi oleh jaringan akar
rumput. Dari sanalah terbesit keinginan mendirikan Koran baru untuk memenuhi
kebutuhan informasi bagi masyarakat arus bawah. Akhirnya, pemimpin Redaksi
Mawardi Ibrahim melemparkan wacana crime news. Alasan Mawardi berita-berita
kriminal sangat digemari dan melekat dengan minat baca masyrakat Aceh.
(Azwani Awi, 2009: 132).
4.2.3 Sejarah Masuknya Surat Kabar Harian Prohaba di Meulaboh
Pada 1 Agustus 2007, edisi pura-pura diluncurkan. Namun, ini sebatas soft
opening. Peredarannya hanya di tingkat internal. Penerbitan edisi simulasi itu
berjalan dua minggu. Akibatnya, sempat membuat kru PROHABA: Nurdinsyam,
Misbahudin, Ibrahim Aji, Alm Zahrial, dan Ridwan Suud, jenuh.
Barulah pada 24 Agustus 2008, bertepatan dengan 10 Sya’ban 1428
Hijriah, grand opening PROHABA dilangsungkan. Sejak hari itu, media ini resmi
beredar secara serentak di seluruh aceh termasuk di Meulaboh, media ini juga
mulai terus menemani menu sarapan pagi di Aceh. Edisi perdana PROHABA
langsung mendapat tempat di hati pembaca di Aceh. Mengangkat cover story
kisah mira nama samaran (17), anak baru gede (ABG) di Kecamatan Banda Sakti,
Lhokseumawe yang menenggak racun tikus lantaran tak terima dimarahi ibunya,
langsung kentara rasa crime nya. Alhasil, dalam waktu setengah hari, 6.000
eksemplar PROHABA ludes di pasaran.(Azwani Awi, 2009: 135).
44
44
Angka penjualan PROHABA di hari pertama mengagetkan kru Serambi
Group. Pasalnya, si bayi yang baru keluar dari rahim ini mampu melampaui target
ditetapkan: 5.000 eksemplar. Sejak saat itu, oplah PROHABA terus mengalami
lonjakan.
4.2.4 Harian Prohaba Dalam Merancang, Mengolah, dan Menyuguhkan
Berita
Dalam suatu media cetak harian, kumpulan berita-berita yang disuguhkan
sangat berpengaruh untuk menarik perhatian pembaca. Dengan judul berita atau
lead yang disajikan menarik dapat dengan cepat memperoleh perhatian para
pembaca. Harian prohaba juga mempunyai tata cara yang tersendiri dalam
penyusunan dan penenpatan berita di harian prohaba tersendiri, dimulai dengan
memilih berita-berita yang bagus dan menyusun berbagai peristiwa dengan sebaik
mungkin. Yang unik dan lebih beda dari harian prohaba ialah menyuguhkan berita
dengan menggunakan bahasa daerah Aceh sendiri. Hal ini dilakukan agar berita
yang disampaikan dapat dengan mudah dimengerti para pembaca yang notabene
nya adalah warga Aceh. Agar lebih jelas dapat dilihat contoh penggunaan bahasa
dalam penulisan judul berita:
Gambar : 4.1 Judul berita Koran prohaba menggunakan bahasa Aceh
45
45
Peristiwa yang dimuat dalam Koran prohaba menggunakan bahasa Aceh,
karena itu menandakan bahwa Koran prohaba informasinya hanya untuk warga
nanggroe atau untuk warga Aceh.
Sebuah peristiwa baru bernama berita kalau ada proses “pemindahan”
penyebarluasan informasi mengenai peristiwa itu dari tempat kejadian bertempat
lain atau ke wilayah yang lebih luas lingkupnya. Dalam konteks jurnalistik,
wartawanlah yang berperan memindahkan dan mewartakan informasi tentang
peristiwa tersebut melalui pemberitaan. Berita tentang sebuah peristiwa atau
insiden dinamakan spot news. Dengan demikian, berita bukanlah hasil pemikiran,
bukan pula pendapat (opini) khayalan, fiksi, atau isapan jempol. Berita adalah
fakta dari suatu peristiwa yang terjadi, bukan tentang apa yang dikhayal-
khayalkan. Prinsip bahwa ”Berita bukanlah opini” harus dipegang teguh dan wajib
diterapkan dalam dunia jurnalistik, sebagaimana kami di PROHABA
menerapkannya (Yarmen,2009: 195).
Oleh karenanya, seseorang wartawan harus memiliki naluri yang kuat
untuk memilah dan memastikan mana peristiwa yang layak di beritakan, mana
pula yang tidak. Untuk memastikan layak tidaknya, maka news value (nilai
berita)- lah yang menjadi indikatornya.
Peristiwa-peristiwa yang baru/aktual, unik, mengandung daya tarik,
berguna bagi pembaca kontroversal mengancam keselamatan publik, dan bukan
peristiwa rutin atau pengulangan mengenai hal-hal yang diremehkan, itulah yang
sesungguhnya berita.
46
46
4.3 Hasil Penelitian
4.3.1 Opini Masyarakat Tentang Penyajian Isi Pemberitaan Koran Harian
Prohaba
Berita, dalam konteks komunikasi massa yang berkembang sampai
sekarang, selalu muncul dalam benak dan pikiran manusia. Berita yang disusun
dalam benak manusia bukan merupakan peristiwa manusia. Berita bukan adalah
peristiwa itu sendiri. Berita merupakan usaha rekonstruksi kerangka peristiwa
yang terjadi. Berita dalam konteks komunikasi massa, lebih merupakan inti yang
disesuaikan dengan kerangka acuan yang dipertimbangkan agar peristiwa itu
memiliki makna bagi para pembacanya. Sama halnya dengan surat kabar harian
Prohaba yang beredar luas di kalangan masyarakat dengan tujuan menyampaikan
berita secara tulisan kepada lapisan masyarakat. Surat kabar yang beredar saat ini
tentu memiliki makna bagi semua pembaca, khususnya surat kabar Harian
Prohaba yang memiliki kelebihan dan kekurangan dari isi pemberitaan yang
dimuat, sehingga membuat masyarakat tertarik dengan surat kabar tersebut.
Seperti yang dituturkan oleh, Rusman, mengatakan bahwa :
”Saya sering membaca surat kabar Harian Prohaba, tapi tidak tiap
minggunya saya membacanya, hal ini karena banyak kesibukan lain. Itupun kalau saya duduk di warung kopi. Kemudian kalau menurut saya, masalah isi yang disampaikan dalam koran Prohaba
yang paling menarik adalah berita kriminal dan gambar-gambar yang ditampilkan juga bagus.(Wawancara, Rabu 15 Mei 2013).
Hal yang senada juga diungkapkan oleh Dani, selaku warga gampong
Lapang, Mengatakan :
”Iya, saya juga sering membaca koran Prohaba, itupun kalau saya sering ke warung kopi, karena cuma di warung kopi yang ada korang tersebut. Kalau masalah membelinya, saya tidak membeli,
(Wawancara, Rabu 15 Mei 2013).
47
47
Menurut Mukhtaruddin, selaku pemuda gampong Lapang, mengatakan
bahwa:
“Iya juga Sering membaca koran prohaba, karena isi beritanya adanya lucu- lucunya dan juga kita bisa mengirim imel dan foto
untuk dimuat harian prohaba. Kemudian isi beritanya ada hal-hal yang berkenaan dengan tindakan kriminal atau berita kriminal.
Seperti berita kasus pembunuhan, pencurian dan sebagainya. (Wawancara, Rabu 15 Mei 2013).
Hasil wawancara dengan Nurman, masyarakat gampong Lapang
mengatakan bahwa:
”Koran prohaba merupakan salah koran yang ada di Aceh dengan
kelebihan penulisan beritanya dengan perpaduan bahasa Aceh. Kata pro dan haba adalah salah satunya adalah bahasa aceh, haba
artinya kabar sedangkan pro artinya”oke”. Kemudian saya juga ingat ada judul berita kriminal yang tulisannya adalah ”Dua Orang Perampok Dihambo Masa”, Itu merupakan dua perpaduan bahasa
juga. Hal inilah menarik untuk dibaca. (Wawancara, Rabu 15 Mei 2013).
Hal yang senada juga diungkapkan oleh usman, mengatakan bahwa:
”Nyoe Betoi tat, bagi loen berita prohaba yang menarik jih karena
perpaduan dua boeh bahasa (iya benar, menurut saya berita prohaba yang menariknya adalah perpaduan 2 bahasa. Ini yang
tidak membuat bosan untuk membacanya. Kemudian isi beritanya juga memuat berita tentang kejahatan, sama halnya dengan isi berita koran serambi dan sebagainya yang beredar di Aceh.
(Wawancara, Rabu 15 Mei 2013).
Sedang menurut Jamaluddin, mengatakan bahwa:
”Kalau menurut saya isi berita di koran prohaba sangat banyak
memuat berita kriminal. Hampir setiap hari ada berita kriminal di dalam koran prohaba. Kemudian koran prohaba juga menampilkan gambar yang berwarna bukan hitam putih, kalau hitam putih ada
juga cuma di halaman belakang atau halaman tengah” (Wawancara, Rabu 15 Mei 2013).
Menurut Husen, selaku pemuda Gampong Lapang, mengatakan bahwa:
”Menurut saya isi berita koran prohaba agak berbeda dengan koran
lain, sebab isi beritanya ada yang berbeda, misalnya ada perpaduan bahasanya. Kemudian isi beritanya banyak berita kriminal. Jarang
48
48
sekali berita-berita yang sifatnya politik.” (Wawancara, Rabu 15
Mei 2013).
Berdasarkan hasil wawancara di atas, maka dapat dipahami bahwa
pendapat masyarakat mengenai isi berita harian prohaba berbagai macam, ada
yang mengatakan bahwa isi yang dimuat memiliki perbedaan dengan isi berita
pada koran lain. Kemudian ada perpaduan bahasa antara bahasa Aceh yang
dimuat pada judul berita yang ada unsur bahasa Aceh.
Surat kabar merupakan media jurnalistik yang membutuhkan kreativitas
dalam hal penyajian isi, seperti penyajian isi berita yang penggunaan bahasapun
diperhatikan dengan seksama dan terarah. Kekuatan utama yang disajikan surat
kabar sebagai media yang efektif ialah tidak dikuasai oleh waktu, bisa dibaca
perlahan- lahan, bisa disimpan, bisa dibaca berulang-ulang bahkan bisa
didokumentasikan. Sehingga sampai saat ini media surat kabar menjadi salah satu
media yang paling banyak digunakan oleh pembacanya, mulai dari yang tua
sampai yang muda dan bahkan sampai ke pelosok desa yang terpencil sekalipun.
Kemudian isi berita prohaba mulai dari penulisan judulnya menyalahi etika
jurnalistik, sebab menggunakan bahasa Aceh, sehingga kalau ada masyarakat
yang bukan orang Aceh maka tidak akan mengerti tulisan yang ditulis. Untuk
lebih jelas maka dapat dilihat pada gambar berikut ini:
Gambar : 4.2 Judul Berita yang dimuat oleh Koran Prohaba
49
49
Berdasarkan gambar di atas, maka dapat dilihat bahwa judul berita
“Keudeu Gampong Ludes dilalap Api” (Kios desa ludes dilalap api) yang ditulis
dua bahasa yaitu bahasa Aceh dan bahasa Indonesia, sehingga masyarakat luar
yang datang ke Aceh tentu tidak mengerti dengan tulisan tersebut, kalau tidak
diterjemahin, karena kata Keudeu adalah kios jadi kalau tidak ada terjemahannya
maka tidak dimengerti.
Pada saat ini berita koran khususnya koran prohaba sangatlah penting
sekali dalam menunjang isi berita itu sendiri. Oleh karena itu bahasa yang
digunakan harus jelas dan tepat sesuai dengan isi berita yang disampaikan, agar
tidak terjadi salah persepsi bagi para pembaca atas isi berita yang disampaikan.
Hal ini juga dibenarkan oleh Jakaria, mengatakan bahwa:
“Iya saya lihat isi berita yang disajikan sangat jelas dan tidak bosan
membacanya, walau berulang-ulang membacanya. Kemudian isi
berita yang dimuat di koran prohaba termasuk banyak yang baca.
Setahu saya di warung-warung kopi yang ada di Gampong Lapang,
selalu berlangganan koran prohaba” (Wawancara, Kamis 16 Mei
2013).
Hal yang senada juga diungkapkan oleh Karman, mengatakan bahwa :
“Iya benar apa yang dikatakan oleh Pak Jakaria, bahwa rata-rata
warung di Gampong Lapang ada berlangganan koran prohaba, kata
pemilik warung ketika saya tanyai, Koran prohaba banyak yang
baca, dengan alasan banyak berita kriminal khususnya berita di
Aceh. Kemudian setiap kali ada pelanggan di warung, selalu
menanyakan Koran tersebut. (Wawancara, Kamis 16 Mei 2013).
Sedangkan menurut Dani, mengatakan bahwa :
“Isi berita koran prohaba dengan koran lain, memang sangat
berbeda, sebab ada gaya bahasa di dalam koran tersebut, bukan
saya membandingkan, tapi memang sangat berbeda dengan koran
lainnya. (Wawancara, Kamis 16 Mei 2013).
50
50
Dari hasil wawacara di atas, dapat dipahami bahwa isi koran prohaba yang
disajikan, banyak berita kriminal. Kemudian masyarakat juga bisa mengirim foto
maupun tulisan untuk bisa dimuat di dalam harian prohaba. Isi koran prohaba
yang disajikan, menggunakan bahasa Aceh sehingga kalau orang yang tidak
mengerti dengan bahasa Aceh, maka pembaca tentu akan bertanya kepada orang
Aceh. Untuk lebih jelas maka juga dapat lihat pada gambar di bawah ini tentang
judul berita yang menggunakan bahasa Aceh.
Gambar : 4. 3 Contoh judul berita menggunakan dua bahasa
Berdasarkan gambar 4.2 di atas, maka dapat dilihat bahwa contoh judul
berita yang menggunakan bahasa Aceh dan bahasa Indonesia tentu ini tidak
dimengerti oleh orang yang tinggal di luar Aceh. Ketika mereka datang ke Aceh
lalu membacanya tentu mereka akan bertanya tetangga artinya kata-kata yang
bertuliskan bahwa Aceh. Seperti yang diungkapkan oleh Afrizal, mengatakan
bahwa:
“Di dalam koran prohaba tidak hanya dimuat masalah berita maupun iklan- iklan. Akan tetapi juga memuat artikel-artikel gambar atau foto. Saya juga pernah mengirim foto untuk supaya
dimuat di koran prohaba. Inilah yang membedakan koran prohaba
51
51
dengan koran lainnya. Koran prohaba bisa dimuat foto yang kita
kirim, tapi koran lain tidak bisa. (Wawancara, Kamis 16 Mei 2013).
Hal lain, juga diungkapkan oleh Arifin, yaitu :
“Isi berita di dalam koran prohaba tidak hanya memuat berita
kriminal, tapi juga memuat artikel-artikel dan foto. Kemudian
kelebihan lain adalah memiliki perpaduan bahasanya. Selanjutnya
Koran prohaba juga dapat dijadikan sumber pembelajaran bagi
kita” (Wawancara, Kamis 16 Mei 2013).
Berdasarkan wawancara di atas, maka dapat dipahami bahwa Koran
prohaba memiliki relevansinya dalam kehidupan sehari-hari mengenai isi berita
dan isu yang terdapat di dalam Koran tersebut memiliki informasi di dalamnya,
misalnya, foto-foto yang dikirim oleh pelanggan prohaba. Bagi kebanyakan orang,
media cetak seperti surat kabar sebagai sumber informasi utama berbagai masalah
sosial dan saintifik.
4.4 Pembahasan
4.4.1 Opini Masyarakat Tentang Penyajian Isi Pemberitaan Koran Harian
Prohaba
Surat kabar merupakan salah satu media penyedia informasi. Keunggulan
surat kabar dibandingkan dengan media informasi lainnya adalah mudah
diperoleh, harga relatif terjangkau dan mudah untuk dibawa kemana-mana dan
bisa bertahan lama. Surat kabar memiliki karakteristik yang berbeda-beda,
berdasarkan waktu terbitnya surat kabar terbagi dua yaitu surat kabar pagi dan
surat kabar sore. Sementara berdasarkan cakupan beritanya, dapat digolongkan
sebagai surat kabar lokal dan surat kabar nasional. Secara lebih terperinci surat
kabar juga dapat dibagi-bagi berdasarkan isi beritanya, seperti surat kabar umum
52
52
yang memuat berita secara umum dan surat kabar ekonomi yang isinya lebih
spesifik menyajikan berita ekonomi.
Koran prohaba merupakan surat kabar yang muncul di tengah persaingan
bisnis media informasi yang sedang marak di Aceh. Melalui kekuatan jaringan
dan pengalaman bisnis media yang dimiliki. Koran Prohaba dalam bentuk media
cetak merupakan salah satu bentuk media massa yang sudah ada sejak beberapa
tahun lalu, dan menjadi bagian dari masyarakat. Koran berfungsi sebagai media
informasi dan sarana edukasi bagi masyarakat. Informasi yang dihasilkan dari
koran bisa dipergunakan sebagai sarana untuk pengambilan keputusan. Koran
juga berfungsi sebagai sarana pengawas atas tindakan korupsi dan hal-hal buruk
lainnya yang mungkin terjadi. Dari hasil observasi dan wawancara, ditemukan
bahwa rata-rata pembaca Koran prohaba di Gampong lapang adalah pemuda, hal
ini karena pemuda yang banyak duduk di warung kopi sambil membaca Koran,
guna mencari informasi, seperti informasi masalah kriminal dan sebagainya.
Kemudian di lain pihak, surat kabar masih bisa diharapkan kelangsungan
hidupnya, asalkan mampu meningkatkan isi atau kualitas berita untuk menandingi
keunggulan media online dan televisi. Kedalaman berita (indepth news) menjadi
modal masa depan surat kabar. Koran lokal seperti prohaba yang di ada di Aceh
Barat bisa menjadi “psikografis” masyarakat. Koran mengidentifikasi dirinya
dengan masyarakat kota atau daerah bersangkutan. Surat kabar tetap berpotensi
menyajikan berita-berita yang lebih luas, mendalam dan lengkap serta memiliki
nilai-nilai berita yang dapat diterima oleh masyarakat banyak.
Menurut M. Romli (dalam Yuningsih, 2004: 67) nilai-nilai berita itu terdiri
dari sebagai berikut:
53
53
1. Cepat
Cepat berarti aktual atau ketepatan waktu. Dalam unsur ini terkandu
makanan harfiah berita, yakni sesuatu yang baru atau terkini.
2. Nyata (Faktual)
Nyata berarti informasi yang disampaikan merupakan fakta, bukan fiksi
atau karangan. Sedangkan fakta dalam jurnalistik berupa: kejadian nyata,
pendapat seseorang dan pernyataan yang merupakan sumber berita.
3. Penting
Penting berarti berhubungan dengan kepentingan orang banyak. Misalnya
suatu peristiwa yang akan berpengaruh pada kehidupan masyarakat secara luas,
atau dinilai perlu untuk diketahui dan diinformasikan kepada orang banyak.
4. Menarik
Menarik berarti mengundang orang untuk membaca berita yang dimuat di
surat kabar.
Surat kabar adalah salah satu media pemberitaan yang paling banyak
diburu oleh masyarakat pengguna informasi, kini semakin marak keberadaanya,
terlebih lagi dengan adanya iklim kebebasan pers seperti sekarang ini. Banyak
sekali ditemui surat kabar-surat kabar baru dengan aneka visi dan misi, baik itu
bersifat umum maupun bersifat hiburan.
Berbicara tentang surat kabar sebagai salah satu bentuk media massa,
maka permasalahan itu senantiasa berhubungan dengan jurnalistik. Secara
fungsional jurnalistik memang tidak dapat dipisahkan dengan surat kabar atau
pers, namun secara ilmiah jurnalistik senantiasa dapat dibedakan dengan pers,
54
54
sehingga jurnalistik adalah bentuk komunikasinya. Sedangkan pers adalah media
dimana jurnalistik itu disalurkan.
Media cetak merupakan salah satu media masa yang sangat penting dan
bermanfaat bagi masyarakat. Kebutuhan manusia akan informasi sangat penting
pada era globalisasi seperti sekarang ini. Salah satu media cetak adalah surat
kabar. Surat kabar merupakan barang cetakan yang mempunyai berita, informasi,
dan pendidikan yang terbit secara kontinyu yang biasanya harian. Kehadiran
banyak surat kabar nasional merupakan sesuatu yang bermanfaat bagi pembaca
surat kabar yang senantiasa membaca sebelum memulai aktivitas sehari-hari
ataupun setelah melakukan aktivitas sehari-hari.
Kehadiran berbagai macam surat kabar nasional dengan cara penyajian
yang berbeda dan rubrik-rubrik yang berbeda menjadi hal yang sangat penting
dalam surat kabar. Bermacam-macan minat serta motivasi masyarakat untuk
membaca surat kabar ataupun berlangganan surat kabar. Beberapa surat kabar
nasional saling berkompetisi dalam bentuk isi, rubrik, harga, dan lain- lain.
Persepsi masyarakat terhadap koran berbeda-beda sesuai dengan kebutuhan dari
masyarakat tersebut.
Banyak masyarakat yang memilih untuk kabar demi memperoleh
informasi. Surat kabar merupakan sumber informasi yang penting dalam
kehidupan sehari-hari. Berdasarkan hasil wawacara dengan informan, bahwa
masyarakat memilih membaca surat kabar untuk memperoleh informasi terutama
informasi yang berkaitan dengan tindakan kriminal.
55
55
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah dipaparkan
tentang opini masyarakat Meulaboh tentang isi pemberitaan harian Prohaba
khususnya pada masyarakat Gampong Lapang, maka dapat disimpulkan bahwa
masyarakat berpendapat bahwa harian prohaba merupakan salah satu surat kabar
lokal yang ada di Aceh yang memiliki kelebihan tersendiri. Selain isi berita paling
dominan disajikan adalah berita kriminal. Kemudian menurut informan yang
menarik dari isi berita prohaba adalah teknik bahasa yang digunakan adalah
perpaduan dua bahasa, sehingga terkesan unik untuk dibaca. Koran prohaba
sangat berbeda dengan koran-koran lain, terutama dari bahasa yang digunakan.
Pendapat masyarakat mengenai isi berita harian prohaba berbagai macam,
ada yang mengatakan bahwa isi yang dimuat memiliki perbedaan dengan isi berita
pada koran lain. Kemudian ada perpaduan bahasa antara bahasa Aceh yang
dimuat pada judul berita yang ada unsur bahasa Aceh.
Surat kabar prohaba yang beredar saat ini tentu memiliki makna bagi
semua pembaca, khususnya surat kabar Harian Prohaba yang memiliki kelebihan
dan kekurangan dari isi pemberitaan yang dimuat, sehingga membuat masyarakat
tertarik dengan surat kabar tersebut. Keterangan yang diperoleh dari opini
masyarakat pada umumnya masyarakat menyukai isi berita koran prohaba karena
keunikan dari bahasa yang digunakan serta isi berita yang ada di dalam koran
prohaba sangat banyak disajikan berita kriminal.
56
56
5.2 Saran
Dengan melihat uraian-uraian dalam hasil penelitian dan pembahasan serta
kesimpulan, penulis memberikan altenatif pemecahan berupa saran sebagai
berikut:
1. Bagi pimpinan Harian Prohaba, sebaik perlu memuat informasi lowongan
kerja, karena di dalam Koran prohaba jarang sekali dimuat informasi
tersebut, sebab dengan adanya informasi lowongan kerja masyarakat lebih
tertarik lagi untuk membaca Koran tersebut. Kemudian dari bahasa atau
penyampaian berita sebaiknya juga memberikan peluang kepada
masyarakat untuk mengirim ide atau tulisannya agar dimuat di dalam
koran prohaba.
2. Sebaiknya Koran prohaba juga memuat situs resmi, agar isi- isi berita juga
bisa dimuat di internet dan bisa diakses oleh masyarakat luas. Sebab
zaman sekarang banyak orang menggunakan media internet, maka dari itu
berita dari Koran prohaba bisa juga dimuat di internet. Selain itu perlunya
evaluasi juga terhadap isi berita yang sudah dimuat dalam isi
pemberitaannya.
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, Suharsimi, 2009, Manajemen Penelitian , PT Rieneka Cipta, Jakarta.
B. Miles Matthew dan A. Michael Huberman. 2007. Analisis Data Kualitatif. Jakarta: Universitas Indonesia.
Budyatna. 2009. Jurnlistik Praktis Untuk Pemula. PT. Remaja Rosdakarya. Edisi
Revisi. Bandung.
2008. Kamus Jurnalistik. PT. Simbiosa Rekatama Media.
Bandung.
Dinas Pendidikan Dan Kebudayaan. 2008. Kamus Besar Bahasa Indonesia.
Balai Pustaka. Jakarta.
Jalaluddin, Rakhmat. 2008. Psikologi Komunikasi. PT. Remaja Rosdakarya.
Bandung.
J.S. Badudu. 2004. Kamus Bahasa Indonesia. Balai Pustaka. Jakarta.
Juwairiyah. 2008. Manajemen Redaksional Pada Surat Kabar harian Radar Kudus
Komunikasi Penyiaran Islam. Skripsi. Fakultas Dakwah Universitas
Islam Negeri Sunan Kalijaga. YOGYAKARTA
Kriyantono, Rachmat.2007. Teknik Praktis Riset Komunikasi: Di Sertai Contoh Praktis Riset Media, Public Relation, Advertising, Komunikasi Organisasi, Komunikasi Pemasaran, Ed I, cet. Kedua. Kencana. Jakarta.
Lukas Luwarso & Gati Gayatri. 2005. Kompetensi Wartawan, Pedoman
Peningkatan Profesionalisme Wartawan dan Kinerja Pers. Dewan Pers
dengan Dukungan Friedrich Ebert stiftung (FES).
Moh. Nasir. 2004. Metode Penelitian. Penerbit Ghalia Indonesia. Bogor.
Marbangun, 2000. Analisis Teks Media. PT. Rosdakarya. Bandung.
Mardjuki. 2004. Jurnalistik Teori dan Praktik. PT. Remaja Rosdakarya.
Bandung.
Moeleong, 2002. Metodologi Penelitian Kualitatif. PT. Remaja Rosdakarya, Bandung.
Onong Udhjana Effendy. 2007. Ilmu Komunikasi Teori dan Praktek . CV.
Remaja Rosdakarya. Bandung.
Onong Udhjana Effendy 2005. Hubungan Masyarakat Suatu Studi
Komunikologis. PT. Remaja Rosdakarya. Bandung.
R. Masri Sareb Putra. 2006. Teknik Menulis Berita Dan Feature. Indeks
Gramedia. Jakarta.
Saladin. 2006. Jurnalistik Masa Kini,Pengantar Ke Praktek Kewartawanan.
Ghalia Indonesia. Jakarta.
Sjamsul Kahar. 2009. Perjalanan di lintas Sejarah 20 Tahun Serambi Indonesia. PT. Aceh Media Grafika. Banda Aceh .
Sukandarrumidi. 2008. Dasar-Dasar Penulisan Proposal Penelitian (petunjuk praktis untuk peneliti pemula). Gadjah Mada University press.
Sugiyono. 2011. Metodelogi Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R & D.
Alfabeta : Bandung.
Suyanto, Bagong & Sutinah. 2006. Metodologi Penelitian Sosial: Berbagai
Alternatif Pendekatan. Ed. Pertama. Cet. Kedua. Kencana. Jakarta. Soehartono, Irawan. 2008. Metode Penelitian Sosial. PT. Remaja Rosdakarya,
Bandung.
Tom E. Rolnicki Dkk. 2008. Pengantar Dasar Jurnalisme, Scholastic Journalism. Prenada Media Group. Jakarta.
Umar, Husein, 2007, Metode Penelitian, Untuk Skripsi dan Tesis Bisnis, Edisi
Baru, Raja Grafindo Persada, Jakarta.
Yuningsih, 2006. Catatan-catatan Jurnalisme Dasar. Penerbit Buku Kompas.
Jakarta.
http://multiply.com/Sejarah jurnalisme. Diakses 28 Juni 2013.
http://www.myspace.com/dhyaanicha/blog/. Diakses 28 Juni 2013.
http://id.wikipedia.org/wiki/. Jurnal, Sejarah surat kabar Indonesia. Diakses
Diakses 28 Juni 2013.