(propen) proposal penelitian ditosando

9
USULAN PENELITIAN TUGAS AKHIR 1.1 Latar Belakang Infeksi adalah proses invasif oleh mikroorganisme dan berpoliferasi didalam tubuh yang menyebabkan sakit (Potter and Perry, 2005). Tubuh mempunyai pertahanan dari mikroorganisme yang disebut sistem imun. Sistem imun adalah pertahanan molekular tubuh terhadap zat asing yang masuk ke tubuh. Apabila tidak ada sistem imun, maka dalam waktu singkat tubuh kita dipenuhi berbagai agen infeksi. Sistem imun terdiri dari berbagai macam sel dan protein Judul Penelitian : Uji Aktivitas Imunomodulator Ekstrak Kering Kecambah Brokoli (Brassica oleracea) terhadap Sistem Imun secara In Vivo pada Tikus Galur Wistar Nama/NPM : Ditosando Yudonegoro / 260110100068 Pembimbing : 1. Prof. Dr. Supriyatna, Apt 2. dr. Budhi Prihartanto, SpPD

Upload: fajar-hanggoro

Post on 24-Nov-2015

24 views

Category:

Documents


5 download

TRANSCRIPT

USULAN PENELITIAN TUGAS AKHIRJudul Penelitian: Uji Aktivitas Imunomodulator Ekstrak Kering Kecambah Brokoli (Brassica oleracea) terhadap Sistem Imun secara In Vivo pada Tikus Galur Wistar

Nama/NPM: Ditosando Yudonegoro / 260110100068

Pembimbing :1. Prof. Dr. Supriyatna, Apt2. dr. Budhi Prihartanto, SpPD

1.1 Latar BelakangInfeksi adalah proses invasif oleh mikroorganisme dan berpoliferasi didalam tubuh yang menyebabkan sakit (Potter and Perry, 2005). Tubuh mempunyai pertahanan dari mikroorganisme yang disebut sistem imun. Sistem imun adalah pertahanan molekular tubuh terhadap zat asing yang masuk ke tubuh. Apabila tidak ada sistem imun, maka dalam waktu singkat tubuh kita dipenuhi berbagai agen infeksi. Sistem imun terdiri dari berbagai macam sel dan protein yang berpatroli di tubuh. Protein antibodi mengenali antigen dan menempel, hal ini memicu respon yang bertujuan memusnahkan zat asing yang masuk (Brookes, 2005). Imunomodulator merupakan zat yang memodifikasi aktivitas sistem kekebalan tubuh. Imunomodulator memiliki efek yang cenderung untuk merangsang sistem kekebalan tubuh yang rendah sementara yang lain dapat menghambat host yang normal atau yang sudah teraktivasi (Deharo et al, 2004). Imunomodulator adalah obat yang dapat mengembalikan dan memperbaiki sistem imun yang fungsinya terganggu atau untuk menekan yang fungsinya berlebihan (Baratawidjaja, 2002).Tanaman dapat merangsang kekebalan tubuh dan mempunyai sifat immunomodulator adalah Brokoli (Brassica oleracea). Brokoli memiliki senyawa sulforafan. Baru baru ini kecambah brokoli telah mendapat perhatian, karena brokoli yang masih berupa kecambah memiliki kandungan sulforafan yang lebih tinggi 10 kali lipat daripada brokoli yang sudah dewasa (Nakagawa et al, 2006). Penelitian sebelumnya menunjukkan bahwa isolat sulforafan memiliki aktivitas sebagai immunomodulator (Theejass dan Kuttan, 2007).Berdasarkan senyawa yang terkandung di dalam kecambah brokoli serta hasil dari penelitian yang menunjukkan bahwa isolat sulforafan memiliki aktifitas immunomodulator. Oleh karena itu, pada penelitian ini dilakukan pengujian tentang pengaruh sulforafan dari brokoli terhadap sistem imun (seluler dan humoral). Pengujian terhadap sistem imun melalui perhitungan jumlah sel darah putih (leukosit) serta komponennya dari whole blood dengan menggunakan metode flowcytometry (Sysmex XT 1800i).

1.2 Identifikasi MasalahBerdasarkan latar belakang di atas, maka dapat diidentifikasi masalah sebagai berikut, apakah ekstrak kecambah brokoli (Brassica oleracea) memiliki aktivitas imunomodulator secara in vivo pada tikus?

1.3 Tujuan Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui aktivitas immunomodulator ekstrak kering kecambah brokoli (Brassica oleracea) secara in vivo pada tikus.

1.4 Kegunaan PenelitianHasil dari penelitian ini diharapkan dapat dijadikan skrining awal pembuktian adanya aktifitas imunomodulator dari kecambah brokoli (Brassica oleracea). Selain itu, hasil dari penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi kecambah brokoli (Brassica oleracea) sebagai salah satu tumbuhan obat yang berpotensi sebagai immunomodulator sehingga terjadi peningkatan nilai ekonomi dari kecambah brokoli (Brassica oleracea). Informasi ini juga diharapkan dapat dikembangkan menjadi sediaan herbal terstandar atau fitofarmaka.

1.5 Metode PenelitianPenelitian ini menggunakan metode eksperimental di laboratorium mengenai pengujian aktivitas imunomodulator ekstrak kecambah brokoli (Brassica oleracea) yang kemudian dilakukan uji pada tikus (in vivo) kemudian diambil sampel darah tikus untuk menghitung jumlah sel darah putih (leukosit).Tahapan kerja yang dilakukan adalah :1. Pengumpulan bahan dan determinasi kecambah brokoli (Brassica oleracea).2. Skrining (penapisan) fitokimia kecambah brokoli (Brassica oleracea).3. Ekstraksi dengan metode pengeringan freeze dry kecambah brokoli (Brassica oleracea). 4. Penetapan kadar air ekstrak freeze dry kecambah brokoli (Brassica oleracea).5. Pengelompokkan hewan percobaaan tikus galur wistar yang dibagi dalam 5 kelompok yaitu kelompok kontrol negatif, kelompok kontrol uji I, kelompok kontrol uji II, kelompok kontrol positif, kelompok kontrol pembanding.6. Pengujian aktivitas immunomodulator ekstrak freeze dry kecambah brokoli (Brassica oleracea) pada kelompok uji tikus galur wistar dengan dosis 100 mg/Kg BB dan 200 mg/Kg BB yang diberikan secara per oral (p.o.) selama tiga minggu, sedangkan kelompok kontrol positif dan negatif hanya diberikan PGA. Kelompok kontrol pembanding diberi Stimuno. Kemudian kelompok uji, kelompok kontrol pembanding dan kelompok kontrol positif diinduksi dengan bakteri Shigella dysentriae secara peroral pada hari ke-7 waktu ke-0 dan hari ke-14 waktu ke-0.7. Pengambilan sampel darah pada waktu 0 (sebelum perlakuan) untuk seluruh kelompok, 7 hari (setelah pemberian ekstrak freeze dry kecambah brokoli (Brassica oleracea), 14 hari (7 hari setelah diinfeksi bakteri), dan 21 hari (14 hari setelah diinfeksi bakteri) dari ekor tikus galur wistar.8. Perhitungan Leukosit dari Whole blood menggunakan instrumen Hematology Analyzer Sysmex XT 1800i dengan metode gabungan untuk uji hematologi yaitu electrical impedance dan Flow cytometry.

1.6 Lokasi dan Waktu PenelitianPenelitian ini akan dilakukan di Laboratorium Farmasi Bahan Alam, Laboratorium Farmakologi dan Toksikologi, Fakultas Farmasi, Universitas Padjadjaran, Jatinangor, dan Laboratorium Patologi Klinik, RSUP Dr. Hasan Sadikin, Bandung, mulai dari bulan Februari 2013 sampai dengan selesai.

DAFTAR PUSTAKA

Baratawidjaja, K.G. 2002. Defisiensi Imun Dalam: Imunologi Dasar., hal. 306-307. Jakarta: Balai Penerbit Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia.

Brookes, Martin., 2005. Genetika. Erlangga. Jakarta.

Deharo. E., Baelmans. R., Gimenez, A., Quenevo, C., Bourdy, G., 2004. In vitro immunomodulatory activity of plants used by the Tecana ethnic group in Bolivia. Phytomedicine 11, 516-522.

Nakagawa K, Umeda T, Higuchi O, Tsuzuki T, Suzuki T, Miyazawa T:Evaporative light-scattering analysis of sulforaphane in broccoli samples: Quality of broccoli products regarding sulforaphane contents. J Agric Food Chem2006,54(7):2479-2483.

Potter, P.A, Perry, A.G. 2005. Buku Ajar Fundamental Keperawatan : Konsep, Proses, dan Praktik. Edisi 4. Volume 2. Alih Bahasa : Renata Komalasari,dkk. Jakarta: EGC.

Thejass, P., Kuttan, G., 2006. Antimetastatic activity of Sulforaphane. Life Sci. 78, 3043-3050.