proposal asi eksklusif (pak was)

48
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Asi Eksklusif adalah pemberian ASI termasuk kolostrum sejak bayi lahir sampai usia 6 bulan tanpa makanan dan minuman lain. Dengan perkataan lain pemberian susu formula, air matang, air gula dan madu untuk bayi baru lahir tidak dibenarkan. Asi Eksklusif sangat penting sekali bagi bayi usia 0-6 bulan karena semua kandungan gizi ada pada Asi yang berguna untuk membangun dan menyediakan energi dalam susunan yang diberikan ,tidak ada makanan lain bagi bayi baru lahir yang dapat disamakan dengan Asi. Pemberian ASI eksklusif masih rendah saat melakukan sosialisasi tentang peraturan mentri pemberdayaan perempuan dan perlindungan anak No 3 tahun 2010 tentang pemaparan 10 langkah keberhasilan menyusui, menurut susena 2007-2008, cakupan pemberian ASI pada bayi usia 0-6 bulan di indonesia menurun hingga dari 62,2% menjadi 56,2% sedangkan cakupan ASI eksklusif, bayi yang berusia 6 bulan turun menjadi 28,6% 2007, 24,3% 2008, sedangkan jumlah bayi menurun 6 bulan sedangkan formula meningkat dari 16,7% menjadi 27,9%. Beberapa hal yang menghambat yaitu rendahnya pengetahuan,

Upload: resty-agustin-jayadi

Post on 13-Sep-2015

44 views

Category:

Documents


8 download

DESCRIPTION

proposal seagai syarat dasar kelulusan mahasiswa kebidanan

TRANSCRIPT

1

BAB IPENDAHULUAN

A. Latar BelakangAsi Eksklusif adalah pemberian ASI termasuk kolostrum sejak bayi lahir sampai usia 6 bulan tanpa makanan dan minuman lain. Dengan perkataan lain pemberian susu formula, air matang, air gula dan madu untuk bayi baru lahir tidak dibenarkan. Asi Eksklusif sangat penting sekali bagi bayi usia 0-6 bulan karena semua kandungan gizi ada pada Asi yang berguna untuk membangun dan menyediakan energi dalam susunan yang diberikan ,tidak ada makanan lain bagi bayi baru lahir yang dapat disamakan dengan Asi.Pemberian ASI eksklusif masih rendah saat melakukan sosialisasi tentang peraturan mentri pemberdayaan perempuan dan perlindungan anak No 3 tahun 2010 tentang pemaparan 10 langkah keberhasilan menyusui, menurut susena 2007-2008, cakupan pemberian ASI pada bayi usia 0-6 bulan di indonesia menurun hingga dari 62,2% menjadi 56,2% sedangkan cakupan ASI eksklusif, bayi yang berusia 6 bulan turun menjadi 28,6% 2007, 24,3% 2008, sedangkan jumlah bayi menurun 6 bulan sedangkan formula meningkat dari 16,7% menjadi 27,9%. Beberapa hal yang menghambat yaitu rendahnya pengetahuan, menyusui benar termasuk menyusui dini dan kurang nya pelayanan kesehatan (WHO,2010)Dari penelitian terhadap 900 ibu di sekitar ibukota (2005) diperoleh fakta bahwa yang dapat memberi ASI eksklusif selama 4 bulan hanya sekitar 8%, dari total ibu menyusui. Didapatkan juga bahwa 38,9% dari ibu-ibu tersebut tidak pernah mendapatkan informasi khusus tentang ASI, sedangkan 71,4% tidak pernah mendengar informasi tentang ASI eksklusif.Sebuah lembaga survei kesehatan tahun 2007 cakupan ASI eksklusif masih 53,5%, pemberian ASI kepada bayi satu jam pasca persalinan hanya 9%, sedangkan pemberian ASI kepada bayi pada hari pertama setelah kelahirannya adalah 51,7%. Rendahnya tingkat pemberian ASI eksklusif ini menjadi salah satu pemicu rendahnya status gizi bayi dan balita di Indonesia. (Kodrat Laksono,2010:21).Berdasarkan hasil studi pendahuluan selama bulan Oktober-November 2013 di BPS.W Karawaci Tangerang, jumlah bayi berusia 0-6 bulan sebanyak 72% yang tidak diberikan Asi secara Eksklusif. Mengingat masih banyaknya ibu yang tidak memberikan Asi Eksklusif maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian yang berjudul Gambaran ibu menyusui yang tidak memberikan ASI Eksklusif di BPS.W Karawaci Tangerang periode oktober tahun 2013.

B. Rumusan MasalahBerdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan maka yang menjadi pertanyaan penelitian dalam penulisan ini adalah Bagaimanakah gambaran ibu menyusui yang tidak memberikan ASI Ekslusif di BPS.W Karawaci Tangerang tahun 2013.

C. Tujuan Penelitian1. Tujuan umum Secara umum tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui gambaran ibu menyusui yang tidak memberikan ASI eksklusif.2. Tujuan khususa. Untuk mengetahui factor-faktor yang mempengaruhi ibu memberikan ASI eksklusif pada bayinya berdasarkan umur di BPS.W Karawaci Tangerang.b. Untuk mengetahui factor-faktor yang mempengaruhi ibu memberikan ASI eksklusif pada bayinya berdasarkan paritas di BPS.W Karawaci Tangerang.c. Untuk mengetahui factor-faktor yang mempengaruhi ibu memberikan ASI eksklusif pada bayinya berdasarkan pekerjaan di BPS.W Karawaci Tangerang.d. Untuk mengetahui factor-faktor yang mempengaruhi ibu memberikan ASI eksklusif pada bayinya berdasarkan sumber informasi di BPS.W Karawaci Tangerang.

D. Ruang LingkupPada penelitian ini ruang lingkup yang akan peneliti lakukan yaitu penelitian tentang ibu menyusui yang tidak memberikan ASI ekslusif.

E. Manfaat Penelitian1. Bagi Institusi PendidikanPenelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai bahan bacaan, masukan, informasi serta dapat menambah ilmu pengetahuan khususnya mengenai gambaran status gizi pada ibu hamil.2. Bagi MasyarakatDapat memberikan masukan bagi ibu dalam pemberian ASI eksklusif sehingga peningkatan pemberian ASI eksklusif terhadap bayi lebih baik lagi dan juga menambah wawasan baru yaitu Pengetahuan ibu bayi tentang pentingnya Asi dan hasilnya dapat disampaikan kepada masyarakat.3. Bagi Peneliti lainSebagai bahan acuan atau data dasar untuk melakukan penelitian selanjutnya yang berhubungan dengan ASI eksklusif.

BAB IITINJAUAN PUSTAKA

A. Konsep ASI EksklusifASI Eksklusif adalah pemberian ASI selama 6 bulan tanpa dicampur dengan tambahan cairan lain seperti susu formula, jeruk, madu, air teh, air putih dan tanpa tambahan makanan padat seperti pisang, pepaya, bubur susu, biskuit, bubur nasi tim. Setelah usia bayi 6 bulan barulah bayi mulai diberikan makanan pendamping ASI, sedangkan ASI dapat diberikan sampai 2 tahun atau lebih. (Maryunani Anik, 2009).Air Susu Ibu (ASI) merupakan makanan yang ideal untuk bayi terutama pada bulan-bulan pertama, karena mengandung zat gizi yang diperlukan bayi untuk membangun dan menyediakan energi. ASI cukup mengandung seluruh zat gizi yang dibutuhkan bayi. Selain itu, secara alamiah ASI dibekali enzim pencerna susu sehingga organ pencerna bayi mudah mencerna dan me-nyerap gizi ASI. (Nurhaieni Arif, 2009).Pemberian secara eksklusif adalah pemberian ASI tanpa makanan dan minuman tambahan lain pada bayi berumur 0-6 bulan. Makanan atau minuman lain yang dimaksud misalnya seperti susu formula, jeruk, madu, air teh, ataupun makanan padat seperti pisang, papaya, bubur, susu, biscuit, bubur nasi dan tim. Bahkan air putih pun tidak diberikan dalam tahap ASI eksklusif ini. (Kodrat Laksono, 2010).Menurut utami (2005) mengemukakan bahwa yang dimaksud dengan ASI eksklusif atau lebih tepat dikatakan sebagai pemberian ASI secara eksklusif saja, tanpa tambahan cairan lain seperti susu formula, jeruk, madu, air teh, air putih dan tanpa tambahan makanan padat seperti pisang, pepaya, bubur susu, biskuit, bubur nasi dan tim.

B. Manfaat ASIPemberian ASI mempunyai manfaat yang besar, baik bagi ibu, bagi bayi, bagi negara hingga bagi lingkungana) Manfaat Pemberian ASI Pada Bayi1) Pemberian ASI merupakan metode pemberian makan bayi yang terbaik, terutama pada bayi umur kurang dari 6 bulan, selain juga bermanfaat bagi ibu. ASI mengandung semua zat gizi dan cairan yang dibutuhkan untuk memenuhi seluruh gizi bayi pada 6 bulan pertama kehidupannya. 2) ASI sebagai nutrisi yaitu merupakan sumber gizi yang sangat ideal komposisi yang seimbang dan disesuaikan dengan kebutuhan pertumbuhan bayi. ASI adalah makanan yang sempurna baik kualitas maupun kwantitasnya. 3) Taurin yaitu suatu bentuk zat putih telur yang hanya terdapat pada ASI. Laktosa merupakan hidrat arang utama dari ASI yang hanya sedikit sekali terdapat dalam susu sapi. Asam Lemak ikatan panjang (DHA, AA, Omega 3, Omega 6), merupakan asam lemak utama dari ASI yang terdapat sedikit dalam susu sapi.4) Pada umur 6 sampai 12 bulan, ASI masih merupakan makanan utama bayi, karena mengandung lebih dari 60% kebutuhan bayi. Guna memenuhi semua kebutuhan bayi, perlu ditambah dengan Makanan Pendamping ASI (MP-ASI) 5) Setelah umur 1 tahun, meskipun ASI hanya bisa memenuhi 30% dari kebutuhan bayi, akan tetapi pemberian ASI tetap dianjurkan karena masih memberikan manfaat. 6) ASI disesuaikan secara unik bagi bayi manusia, seperti halnya susu sapi adalah yang terbaik untuk sapi 7) Dokter sepakat bahwa ASI mengurangi resiko infeksi lambung-usus, sembelit, dan alergi 8) Bayi ASI memiliki kekebalan lebih tinggi terhadap penyakit. Contohnya, ketika si ibu tertular penyakit (misalnya melalui makanan seperti gastroentretis atau polio), antibodi sang ibu terhadap penyakit tersebut diteruskan kepada bayi melalui ASI 9) Bayi ASI lebih bisa menghadapi efek kuning (jaundice). Level bilirubin dalam darah bayi banyak berkurang seiring dengan diberikannya kolostrum dan mengatasi kekuningan, asalkan bayi tersebut disusui sesering mungkin dan tanpa pengganti ASI. 10) ASI selalu siap sedia setiap saat bayi menginginkannya, selalu dalam keadaan steril dan suhu susu yang pas 11) Dengan adanya kontak mata dan badan, pemberian ASI juga memberikan kedekatan antara ibu dan anak. Bayi merasa aman, nyaman dan terlindungi, dan ini mempengaruhi kemapanan emosi si anak di masa depan.12) ASI meningkatkan daya tahan tubuh bayi yaitu merupakan cairan hidup yang mengandung zat kekebalan yang akan melindungi bayi dari berbagai penyakit infeksi bakteri, virus, parasit dan jamur.ASI adalah makanan yang terbaik untuk diberikan karena sangat mudah dicerna. 13) Bayi prematur lebih cepat tumbuh apabila mereka diberikan ASI perah. Komposisi ASI akan teradaptasi sesuai dengan kebutuhan bayi, dan ASI bermanfaat untuk menaikkan berat badan dan menumbuhkan sel otak pada bayi prematur. 14) Beberapa penyakin lebih jarang muncul pada bayi ASI, di antaranya: kolik, SIDS (kematian mendadak pada bayi), eksim, Chrons disease, dan Ulcerative Colitis. 15) ASI eksklusif meningkatkan kecerdasan karena dalam ASI terkandung nutrien- nutrien yang diperlukan untuk pertumbuhan otak bayi yang tidak ada atau sedikit sekali terdapat pada susu sapi antara lain. IQ pada bayi ASI lebih tinggi 7-9 point daripada IQ bayi non-ASI. Menurut penelitian, kepandaian anak yang minum ASI pada usia 9 1/2 tahun mencapai 12,9 poin lebih tinggi daripada anak-anak yang minum susu formula. 16) Menyusui bukanlah sekadar memberi makan, tapi juga mendidik anak. ASI Eksklusif meningkatkan jalinan kasih sayang karena bayi yang sering berada dalam dekapan ibu akan merasa kasih sayang ibunya. Sambil menyusui, eluslah si bayi dan dekaplah dengan hangat. Tindakan ini sudah dapat menimbulkan rasa aman pada bayi, sehingga kelak ia akan memiliki tingkat emosi dan spiritual yang tinggi. Ini menjadi dasar bagi pertumbuhan manusia menuju sumber daya manusia yang baik dan lebih mudah untuk menyayangi orang lain. b) Manfaat ASI Bagi Ibu1) Hisapan bayi membantu rahim mengecil dan mengurangi risiko perdarahan, karena pada ibu menyusui terjadi peningkatan oksitosin yang berguna untuk menutup pembuluh darah sehingga perdarahan akan cepat berhenti dan membantu rahim kembali ke ukuran sebelum hamil.2) Mengurangi terjadinya anemia karena kekurangan zat besi akibat perdarahan.3) Menjarangkan kehamilan karena menyusui merupakan alat kontrasepsi yang aman, mudah dan cukup berhasil. 4) Lemak di sekitar panggul dan paha yang ditimbun pada masa kehamilan pindah ke dalam ASI, sehingga ibu lebih cepat langsing kembali 5) Penelitian menunjukkan bahwa ibu yang menyusui memiliki resiko lebih rendah terhadap kanker rahim dan kanker payudara. 6) ASI lebih hemat waktu karena tidak usah menyiapkan dan mensterilkan botol susu, dot, dsb 7) ASI lebih praktis karena ibu bisa jalan-jalan ke luar rumah tanpa harus membawa banyak perlengkapan seperti botol, kaleng susu formula, air panas, dsb 8) ASI lebih murah, karena tidak usah selalu membeli susu kaleng dan perlengkapannya 9) ASI selalu bebas kuman, sementara campuran susu formula belum tentu steril 10) Penelitian medis juga menunjukkan bahwa wanita yang menyusui bayinya mendapat manfaat fisik dan manfaat emosional 11) ASI tak bakalan basi. ASI selalu diproduksi oleh pabriknya di wilayah payudara. Bila gudang ASI telah kosong. ASI yang tidak dikeluarkan akan diserap kembali oleh tubuh ibu. Jadi, ASI dalam payudara tak pernah basi dan ibu tak perlu memerah dan membuang ASI-nya sebelum menyusui.c) Manfaat ASI bagi Keluarga1) Tidak perlu uang untuk membeli susu formula, botol susu kayu bakar atau minyak untuk merebus air, susu atau peralatan. 2) Bayi sehat berarti keluarga mengeluarkan biaya lebih sedikit (hemat) dalam perawatan kesehatan dan berkurangnya kekhawatiran bayi akan sakit. 3) Penjarangan kelahiran karena efek kontrasepsi LAM dari ASI eksklusif. 4) Menghemat waktu keluarga bila bayi lebih sehat. 5) Memberikan ASI pada bayi (meneteki) berarti hemat tenaga bagi keluarga sebab ASI selalu siap tersedia. 6) Lebih praktis saat akan bepergian, tidak perlu membawa botol, susu, air panas, dll. d) Manfaat ASI bagi Negara1) Menghemat devisa negara karena tidak perlu mengimpor susu formula dan peralatan lain untuk persiapannya. 2) Bayi sehat membuat negara lebih sehat. 3) Penghematan obat- obat, tenaga dan sarana kesehatan.4) Terjadi penghematan pada sektor kesehatan karena jumlah bayi sakit lebih sedikit. 5) Memperbaiki kelangsungan hidup anak dengan menurunkan kematian. 6) Melindungi lingkungan karena tak ada pohon yang digunakan sebagai kayu bakar untuk merebus air, susu dan peralatannya. 7) ASI dapat menciptakan generasi penerus bangsa yang tangguh dan berkualitas untuk membangun Negara.e) Manfaat ASI bagi LingkunganASI akan mengurangi bertambahnya sampah dan polusi di udara. Dengan hanya memberi ASI manusia tidak memerlukan kaleng susu, karton dan kertas pembungkus, botol plastik dan karet. ASI tidak menambah polusi udara karena untuk membuatnya tidak memerlukan pabrik yang mengeluarkan asap dan tidak memerlukan alat transportasi.

C. Keunggulan ASIKeunggulan ASI dapat dilihat dari beberapa aspek yaitu: aspek gizi, aspek imunologik, aspek psikologi, aspek kecerdasan, neurologis, ekonomis dan aspek penundaan kehamilan.a) Aspek Gizi.Nutrien lengkap merupakan bahan makanan yang sesuai dengan bayi. Zat-zat gizi yang terkandung dengan keadadn dan kebutuhan bayi. Kandungan nutrient tersebut antara lain: Lemak Merupakan sumber kalori (energi) utama yang terkandung di dalam ASI. Meskipun kadarnya di dalam ASI cukup tinggi, namun senyawa-senyawa lemak tersebut mudah diserap oleh saluran pencernaan bayi yang belum berkembang secara sempurna. Hal ini disebabkan karena lemak dalam susu merupakan lemak sederhana yang struktur zatnya (jika dikaji dari sisi ilmu kimia) tidak bercabang-cabang, sehingga mudah melewati saluran pencernaan bayi yang belum dapat berfungsi secara optimal. Kadar senyawa lemak yang tertinggi di dalam ASI ialah dalam bentuk kolesterol. Bayi membutuhkan kadar kolesterol tertentu untuk merangsang pembentukan enzim protektif. Enzim ini berfungsi untuk mengefektifkan metabolisme kolesterol dalam tubuh pada usisa dewasa. KarbohidratJenis karbohidrat yang utama di dalam ASI berada dalam bentuk laktosa. Kadar laktosa di dalam ASI ini paling tinggi bila dibandingkan dengan kadar laktosa pada air susu yang diproduksi oleh hewan mamalia apa pun. Laktosa ini jika telah berada di dalam saluran pencernaan bayi akan dihidrolisis (dipecah) menjadi zat-zat yang lebih sederhana, yaitu galaktosa dan glukosa. Kedua macam zat ini lah yang dapat diserap oleh usus bayi, dan sebagai zat penghasil energi tinggi. Kegagalan pencernnan lactase menyebabkan bayi diare dan terkadang disertai muntah-muntah. Yang sering dikenal dengan istilah lactobase intolerance. Laktosa berfungsi untuk meningkatkan absorpsi (penyerapanan) mineral kalsium (Ca) dan menstimulus pertumbuhan lactobacillus bifidus, yang berperan untuk menghambat mikroorganisme pathogen (penyebab suatu macam penyakit). Protein Kadar protein di dalam ASI tidak terlalu tinggi, namun mempunyai peranan yang sangat penting. Di dalam ASI, protein berada dalam bentuk senyawa senyawa sederhana, yang berupa asam-asam amino. Asam amino utama yang terkandung di dalam ASI ialah kasein, lakttalbumin dan lactoglubulin yang sekaligus berperan sebagai antibodi bagi bayi. Keistimewaan ASI dibandingkan dengan susu yang dihasilkan oleh jenis mahluk hidup yang lain. Garam mineralKandungan mineral di dalam ASI lebih rendah daripada yang terkandung di dalam produk susu hewani. Air susu ibu ASI mengandung zat besi (Fe) dalam bentuk senyawa sederhana, sehingga mudah diserap oleh usus halus. Meskipun kadarnya rendah, namun karena bentuk senyawa terion (biasanya dalam bentuk senyawa ), penyerapanya menjadi efektif dan dapat mencukupi kebutuhan bayi.Zat besi merupakan komponen utama penyususn hemoglobin (Hb) darah merah. Defisiensi (kekurangan) zat besi dapat menyebabkan sel darah merah (eritrosit) yang berbentuk berukuran kecil. Abnormalitas sel darah merah ini dapat menurunkan sirkulasi nutrien dan usara di dalam tubuh. Dengan demikian, pertumbuhan fisik dan kecerdasan anak bisa terhambat. Jenis mineral esensial (vital) lain yang terkandung di dalam ASI, yaitu senyawa seng (Zn). Mineral seng juga berperan dalam pembentukan antibodi dalam tubuh bayi sehingga meningkatkan imunitas (kekebalan) tubuh bayi terhadap penyakit-penyakit tertentu. Vitamin Air susu ibu (ASI) mengandung beberapa jenis vitamin, yaitu antara lain; vitamin A, Karotin, Vitamin D, Vitamin E, Vitamin K, Vitamin C (asam askorbat), biotin kolin Asam Folat, Inositol, asam nikotinat (niasin), asam panthotenat, pridoksin (vitamin B3), riboflavin (B2), thiamin (vitamin B1) dan sianokobalamin (vitamin B12).b) Aspek Imunologik ASI mengandung zat anti infeksi, bersih dan bebas kontaminasi. Immunoglobulin A (Ig.A) dalam kolostrum atau ASI kadarnya cukup tinggi. Sekretori Ig.A tidak diserap tetapi dapat melumpuhkan bakteri patogen E. coli dan berbagai virus pada saluran pencernaan Laktoferin yaitu sejenis protein yang merupakan komponen zat kekebalan yang mengikat zat besi di saluran pencernaan. Lysosim, enzym yang melindungi bayi terhadap bakteri (E. coli dan salmonella) dan virus. Jumlah lysosim dalam ASI 300 kali lebih banyak daripada susu sapi. Sel darah putih pada ASI pada 2 minggu pertama lebih dari 4000 sel per mil. Terdiri dari 3 macam yaitu: Brochus-Asociated Lympocyte Tissue (BALT) antibodi pernafasan, Gut Asociated Lympocyte Tissue (GALT) antibodi saluran pernafasan, dan Mammary Asociated Lympocyte Tissue (MALT) antibodi jaringan payudara ibu. Faktor bifidus, sejenis karbohidrat yang mengandung nitrogen, menunjang pertumbuhan bakteri lactobacillus bifidus. Bakteri ini menjaga keasaman flora usus bayi dan berguna untuk menghambat pertumbuhan bakteri yang merugikan.c) Aspek Psikologik Rasa percaya diri ibu untuk menyusui : bahwa ibu mampu menyusui dengan produksi ASI yang mencukupi untuk bayi. Menyusui dipengaruhi oleh emosi ibu dan kasih saying terhadap bayi akan meningkatkan produksi hormon terutama oksitosin yang pada akhirnya akan meningkatkan produksi ASI. Interaksi Ibu dan Bayi: Pertumbuhan dan perkembangan psikologik bayi tergantung pada kesatuan ibu-bayi tersebut. Pengaruh kontak langsung ibu-bayi : ikatan kasih sayang ibu-bayi terjadi karena berbagai rangsangan seperti sentuhan kulit (skin to skin contact). Bayi akan merasa aman dan puas karena bayi merasakan kehangatan tubuh ibu dan mendengar denyut jantung ibu yang sudah dikenal sejak bayi masih dalam rahim.d) Aspek Kecerdasan Bayi baru lahir sampai 6 bulan. Begitu si kecil lahir, makanan terbaik untuk mencerdaskan otaknya adalah air susu ibu (ASI). Cairan yang keluar pertama kali dari payudara ibu adalah kolustrum, yaitu permulaan air susu berwarna agak kekuningan yang banyak mengandung zat penguat kekebalan yubuh bayi. Setelah cairan ini diisap bayi maka cairan berikutnya semakin brwarna putih dan keruh, sebagaimana air susu pada umumnya. Beberapa penelitian mengungkapkan bahwa bayi yang mengosumsi ASI pada masa kecil, akan tumbuh menjadi lebih cerdas dibandingkan dengan mereka yang tidak diberi ASI. Penyususan bayi yang paling baik dilakukan dengan memberikanya secara terus menerus sampai berusia enam bulan. Penyususn ini dikenal dengan nama ASI eksklusif. Selama masa penyusuan eksklusif ini, tidak satu pun jenis makanan (selain ASI) boleh diberikan kepada bayi. Alasan terkuat mengapa tidak boleh memakan sesuatu selain ASI adalah karena sistem pencernaan bayi usia 0-6 tahun memang disiapkan hanya untuk menerima ASI. Alasan lainnya adalah untuk mengoptimalkan asupan ASI. Alasan lainnya adalah untuk mengoptimalkan asupan ASI. Sebab, apabila bayi memakan makanan tambahan, porsi asupan ASI akan terkurangi. Bayi berusia di atas 6 bulan. Untuk memenuhi kebutuhan gizi dan mengoptimalkan kemampuan otaka, bayi harus terus diberi ASI meskipun masa penyususan eksklusif telah selesai. Bayi mulai diberi asupan makanan tambahan sambil terus mengkonsumsi ASI sampai usia dua tahun. Pemberian ASI dikatakan optimal jika memenuhi kaidah laktasi dengan baik, yaitu ASI eksklusif yang dilanjutkan dengan penyusuan biasa (diselingi makanan tambahan ) mulai bulan ketujuh sampai bulan kedua belas (satu tahun). Setelah usia satu tahun, pemberian ASI dapat diteruskan. Pada usia ini, ASI dapat diberikan sesuai keinginan anak. Kemudian, dapat dihentikan ketika anak berusia 2 tahun. Asi mengandung 160 asam lemak yang sampai saat ini belum dapat disamai oleh perusahaan susu mana pun termasuk kandungan DHA (Docosaexaenoic Acid) dan ARA (Arachinoid Acid) yang berfungsi untuk perkembangan optimal sistem syaraf otak. Jadi, untuk mengushakan anak pintar dan cerdas berikanlah ASI. Tambahan DHA dan ARA dalam ASI membuat bayi menjadi lebih cerdas. Berdasarkan hasil penelitian, anak-anak yang semasa bayinya diberi ASI memiliki nilai IQ lebih tinggi dibandingkan dengan mereka yang tidak diberi ASI. Fungsi DHA dan ARA sebagai penyaambung semua sel-sel syaraf, membangun membran syaraf, dan juga berperan terhadap fungsi sel yang ada di retina. Selain itu, kekurangan DHA dan ARA dapat menimbulkan gangguan syaraf dan penglihatan.DHA dan ARA dapat diperoleh dari bahan makanan seperti ikan tuna, ikan salmon, ikan teri, daginga dan telur bebek. Dengan mengkonsumsi bahan makanan tersebut tubuh akan membuat sendiri DHA dan ARA (selama bahan bakunya terpenuhi untuk tubuh). Sumber DHA dan ARA yang terbaik dipasok melalui cairan plasenta (saat janin dalam kandungan) dan ASI (ketika bayi dilahirkan) (Yazid Subakti & Deri Rizky Angraini, 2009).e) Aspek Neurologis Dengan menghisap payudara, koordinasi syaraf menelan, menghisap dan bernafas yang terjadi pada bayi baru lahir dapat lebih sempurna.f) Aspek Ekonomis Dengan menyusui secara eksklusif, ibu tidak perlu mengeluarkan biaya untuk makanan bayi sampai bayi berumur 4 bulan. Dengan demikian akan menghemat pengeluaran rumah tangga untuk membeli susu formula dan peralatannya.g) Aspek Penundaan Kehamilan Dengan menyusui secara eksklusif dapat menunda haid dan kehamilan, sehingga dapat digunakan sebagai alat kontrasepsi alamiah yang secara umum dikenal sebagai Metode Amenorea Laktasi (MAL) (Depkes RI, 2001).

D. Komposisi Asia) Karbohidratb) Lemakc) Proteind) Vitamin & Minerale) Kalsium Fosfatf) Zat Anti infeksi

E. Jadwal dan Frekuensi Pemberian ASI Sebaiknya dalam menyusui bayi tidak dijadwal, sehingga tindakan menyusui bayi dilakukan di setiap saat bayi membutuhkan, karena bayi akan menentukan sendiri kebutuhannya. Ibu harus menyusui bayinya bila bayi menangis bukan karena sebab lain (kencing, kepanasan/kedinginan atau sekedar ingin didekap) atau ibu sudah merasa perlu menyusui bayinya. Bayi yang sehat dapat mengosongkan satu payudara sekitar 5-7 menit dan ASI dalam lambung bayi akan kosong dalam waktu 2 jam. Pada awalnya, bayi tidak memiliki pola yang teratur dalam menyusui dan akan mempunyai pola tertentu setelah 1 2 minggu kemudian.Dalam 3 hari setelah melahirkan, hanya cairan kuning tebal (colostrum) yang dihasilkan ibu, dan bayi mempunyai simpanan makanan sendiri. Dulu bayi disarankan untuk didekatkan ke payudara selama 3-5 menit, antara 3 dan 6 kali dalam 24 jam pertama. Kemudian setiap 4 jam selama 2 hari berikutnya untuk membantu agar air susu dapat ditelan. Bukti menunjukan pemberian air susu sebaiknya tidak rutin, karena bayi akan tersedak apabila disusui dengan jarak waktu yang pendek selama bayi menginginkan dan selama pemberian ASI sebaiknya hanya berlangsung dengan singkat. Menyusui yang dijadwal akan berakibat kurang baik, karena isapan bayi sangat berpengaruh pada rangsangan produksi ASI selanjutnya. Dengan menyusui tanpa jadwal, sesuai kebutuhan bayi akan mencegah timbulnya masalah menyusui. Ibu yang bekerja dianjurkan agar lebih sering menyusui pada malam hari. Bila sering disusukan pada malam hari akan memicu produksi ASI.Bayi sebaiknya tidak minum dari satu payudara lebih dari 12 menit, karena dia akan mendapat sebagian besar dari air susu pada 5 menit yang pertama. Jika lebih dari pada waktu itu maka putting akan terasa sakit. Jika ibu menyususui sesuai keinginan bayi, biasanya akan lebih mudah daripada bayi disusui pada waktu-waktu tertentu.Untuk menjaga keseimbangan besarnya kedua payudara maka sebaiknya setiap kali menyusui harus dengan kedua payudara. Pesankan kepada ibu agar berusaha menyusui sampai payudara terasa kosong, agar produksi ASI menjadi lebih baik. Setiap kali menyusui, dimulai dengan payudara yang terakhir disusukan. Selama masa menyusui sebaiknya ibu menggunakan bra yang dapat menyangga payudara, tetapi tidak terlalu ketat. Frekuensi kebutuhan bayi untuk disusui sangat beragam. Beberapa bayi ingin disusui setiap 2 jam atau lebih, sementara yang lain hanya menuntut setiap 4 jam. Berpindah payudara membantu memberi bayi istirahat sejenak, sambil mengajak bicara dan menimang.

F. Cara Menyimpan ASI yang telah dikeluarkan1) Jika memungkinkan, selalu berikan ASI segar daripada yang beku, karena pembekuan mempengaruhi kandungan gizi dan sifat anti infeksi dari ASI.2) ASI dapat disimpan di dalam lemari es selama 24 jam atau di freezer selama 3 bulan.3) Simpanlah susu di tempat yang terdingin dalam lemari es, biasanya di bagian belakang atau bawah. ASI harus disimpan di bawah 4 derajat celsius.4) Setelah dikeluarkan, segera dinginkan air susu di dalam wadah yang ditempatkan di air dingin, kemudian simpan di lemari es atau di dalam tas pendingin yang memiliki penahan suhu yang baik bersama potongan es batu, jika tidak ada lemari pendingin di tempat kerja. Anda dapat memakai tas pendingin ini untuk membawa susu segar atau beku ke tempat penitipan anak.5) Untuk membekukan susu, dinginkan terlebih dahulu, kemudian bekukan di kantung pastik yang steril atau wadah plastik yang berpenutup, beri label dan tanggal. Baki pembuat es batu yang berpenutup bisa digunakan untuk membekukan, kemudian bekuannya bisa dipindah ke wadah lain.6) Jangan mengisi wadah terlalu penuh agar ada ruang bagi ASI untuk memuai selama pembekuan.7) Sebaiknya susu dibekukan dalam beberapa tempat kecil sehingga anda tidak perlu mencairkan dan mungkin membuang susu, melebihi yang dibutuhkan oleh bayi.8) ASI segar yang baru dikeluarkan dapat ditambahkan ke susu yang telah dikeluarkan atau dibekukan sebelumnya, tetapi dinginkan susu segar terlebih dulu secara terpisah dan jangan menambah lebih dari setengah susu beku ke susu yang belum dibekukan.9) Cairkan susu beku secepat mungkin dengan memegangi wadahnya (yang tertutup) di bawah aliran air dingin, bukan aliran air hangat atau dengan menempatkannya di dalam wadah berisi air panas. Gunakan metode yang sama untuk menghangatkan susu yang dipompa keluar atau gunakan alat penghangat botol.10) Jangan menggunakan oven gelombang mikro untuk mencairkan atau menghangatkan susu, karena susu bisa menjadi terlalu panas atau panas tidak merata dan beberapa bahan gizinya bisa rusak.11) Susu beku yang sudah cair tetapi belum dipanaskan bisa disimpan di dalam lemari es selama 24 jam, tetapi sisa susu yang sudah dipanaskan harus dibuang.12) Jika selama penyimpanan lemak susu terpisah, kocoklah sampai merata.

G. Cara meningkatkan kualitas ASIAgar kualitas ASI meningkat perlu diperhatikan hal-hal berikut (indiarti, 2007):1) Minumlah susu satu liter setiap hari2) Daun pucuk katuk dan sayur asin membuat air susu lebih banyak keluar3) Selain itu, faktor jiwa pun penting, ibu yang hidup tenang lebih banyak mengeluarkan susu daripada ibu yang sedang dalam kesedihan4) Melakukan perawatan buah dada5) Dengan obat-obatan, sesuai petunjuk dokter.

H. Gambaran ibu menyusui yang tidak memberikan ASI Eksklusifa. Umur Umur ibu sangat berperan dalam proses kehamilan, baik hubungannya dengan kesehatan ibu maupun janin yang dikandung. Teori mengatakan bahwa ibu berusia 20-35 tahun lebih siap untuk hamil, baik secara fisik maupun organ reproduksi dalam kurun reproduksi sehat di kenal bahwa umur aman untuk kehamilan dan persalinan (Sarwono, 2002).Tingkat kematian maternal pada wanita hamil dan bersalin pada usia dibawah 20 tahun ternyata 2-5 kali lebih tinggi dibandingkan pada usia 35 tahun. Usia yang lebih rendah dan lebih dari 35 tahun diharapkan mengalami penurunan kelahiran yang lebih cepat (Kartoyo, 2000).b. PendidikanTingkat pendidikan seseorang dapat mempengaruhi penalaran seseorang tentang informasi yang diberikan. Menurut teori bahwa pendidikan yang baik merupakan salah satu faktor yang penting dalam proses pemeliharaan dan dapat menerima segala informasi dari luar. Erat kaitannya dengan pemberian penyuluhan ataupun konseling kepada ibu yang menyusui, baik tentang bagaimana merawat payudara dengan baik, menyusui yang baik dan benar.

c. PekerjaanPekerjaan dapat mempengaruhi kehidupan ibu menyusui dan bayi, dengan seseorang bekerja akan mempengaruhi sosial ekonomi keluarga dan dapat membiayai kebutuhan ibu dan bayi. Pada putus kerja atau tidak bekerja akan menambah sulitnya masalah sosial ekonomi keluarga dan menimbulkan stress atau tekanan batin yang berpengaruhi pada seseorang (Manuaba, 2002).Apabila dilihat waktu luang yang dimiliki untuk memanfaatkannya dengan menyusui bayinya maka diharapkan tidak bekerja atau ibu rumah tangga lebih banyak yang memberikan ASI secara eksklusif (koblinsky, 2008).d. ParitasParitas yang baik dan dianjurkan adalah paritas 2 sampai 3 orang anak, yang mempunyai optimalisasi kesehatan. Hal ini akan mempengaruhi suatu keadaan yang beresiko seperti bendungan ASI, payudara bengkak (Manuaba, 2002).Tingkat paritas sangat berhubungan terhadap kesehatan ibu dan anak, dikatakan bahwa terhadap kecenderungan kesehatan ibu yang berparitas rendah dari pada yang berparitas tinggi (Notoatmodjo, 2005).e. Sumber InformasiSuatu alat bantu dalam memberikan pedidikan, pemberitahuan kabar atau berita ke seluruh makna yang menunjang, yang berupa media cetak, media elektronik dan dari petugas kesehatan untuk mendapatkan pesan-pesan yang bermakna.

I. Kerangka TeoriBerikut ini adalah kerangka teori yang diambil berdasarkan karakteristik ibu menyusui yang tidak memberikan ASI Eksklusif yaitu sebagai berikut:Bagan 1Kerangka Teori

UmurPendidikanParitasPekerjaanInformasiSeorang ibu menyusui yang berumur 25 tahun, sudah menikah dan mempunyai anak lebih mengetahui tentang ASI eksklusif dari pada ibu yang berumur kurang dari 25 tahunSemakin tinggi tingkat pendidikan seorang ibu menyusui maka semakin tinggi pengetahuan yang dimiliki ibu tentang ASI eksklusifSeorang ibu yang belum pernah menyusui atau belum memiliki anak maka seorang ibu tersebut tidak memiliki pengalaman tentang ASI eksklusif dibandingkan dengan ibu yang pernah memiliki beberapa anak, pengalaman tentang menyusui bayinya secara ASI eksklusif.Apabila seseorang memiliki pekerjaan maka ia memiliki kesibukan sehingga tidak banyak mempunyai waktu untuk memberikan ASI secara eksklusifAlat bantu pendidikan dalam dunia kesehatan berupa media cetak, media elektonik dan dari petugas kesehatan untuk menyampaikan pesan-pesan kesehatan.Ibu menyusui yang tidak memberikan ASI Eksklusif

BAB IIIKERANGKA KONSEP

A. Kerangka KonsepPenelitian ini mengenai gambaran ibu menyusui yang tidak memberikan ASI ekskusif pada bayinya yang berkunjung di BPS.W Karawaci Tangerang tahun 2013 yang di latar belakangi oleh faktor-faktor yang mempengaruhi dantaranya, umur, paritas, pendidikan, pekerjaan, serta informasi ibu. Independen dan variabel dependen.

Kerangka Konsep

Variabel IndependentVariabel Dependen

UmurParitasPendidikanPekerjaaninformasi

Ibu menyusui yang tidak memberikan ASI Eksklusif

B. Variabel PenelitianVariabel adalah sesuatu yang digunakan sebagai ciri, sifat atau ukuran yang dimiliki atau didapatkan oleh satuan penelitian tentang suatu konsep pengertian tertentu (Notoatmodjo, 2005).Variabel dalam penelitian ini adalah gambaran ibu menyusui yang tidak memberikan ASI secara eksklusif yaitu pada variabel dependen dan pada variabel independen yang meliputi umur, paritas, pendidikan, pekerjaan, sumber informasi.

C. Definisi OperasionalAdalah perumusan variabel atau batasan ruang lingkup variabel yang akan dipakai pegangan dalam pengumpulan data (Azwar, 2003).Definisi OperasionalNoVariabelDefinisi OperasionalCara UkurAlat UkurHasil UkurSkala Ukur

1Ibu yang tidak memberikan ASI EksklusifIbu yang memberikan makanan pendamping ASI pada usia 0-6 bulanChecklistKuesioner1. Ya2. Tidak Interval

2UmurUsia ibu berdasarkan tahun kelahiranChecklist Kuesioner

1. 35thnInterval

3Paritas Jumlah anak yang pernah dilahirkanChecklist Kuesioner 1. 1 kali persalinan2. 2-5 kali persalinan3. >5 kali persalinanInterval

4Pendidikan Pendidikan formal yang diselesaikan berdasarkan kepemilikan ijazahChecklist Kuesioner 1. SD2. SLTP3. SLTA4. PTOrdinal

5PekerjaanSegala sesuatu yang dikerjakan atau dilakukan yang mendapatkan hasil yang di nilai dengan uangChecklist Kuesioner 1. Ibu rumah tangga2. Wiraswasta3. Karyawan4. PNSNominal

6Sumber InformasiPemberitahuan kabar atau berita ke seluruh makna yang menunjang amanatChecklist Kuesioner 1. Media cetak2. Media elektronik3. Tenaga kesehatanNominal

BAB IVMETODOLOGI PENELITIAN

A. Desain PenelitianPenelitian ini bersifat deskriptif yaitu suatu metode untuk memaparkan hasil-hasil penelitian yang telah kita lakukan dalam bentuk statistik populer yang sederhana, sehingga setiap orang dapat lebih mudah mengerti dan mendapatkan gambaran yang jelas mengenai hasil penelitian (Chandra, 1995:47).Pada penelitian ini, ingin diketahui gambaran ibu menyusui yang tidak memberika ASI eksklusif pada usia diatas 6 bulan di BPS.W Karawaci Tangerang, yaitu dengan mendapatkan data dari hasil kuesioner.

B. Populasi dan Sampel1. PopulasiPopulasi (universe) adalah keseluruhan unit analisis yang faktor ibu yang akan diduga dan dilakukan pengamatan. (Sabri, 2006: 4), sedangkan yang menjadi populasi pada penelitian ini adalah ibu menyusui yang mempunyai bayi dengan usia diatas 6 bulan di BPS.W Karawaci Tangerang.2. SampelSampel adalah sebagian dari populasi yang nilai atau karakteristik nya kita ukur dan yang nantinya kita paki untuk menduga karakteristik dari populasi. (Sabri, 2006:4) dan yang menjadi sampel pada penelitian ini adalah ibu menyusui yang mempunyai bayi usia diatas 6 bulan di BPS.W Karawaci Tangerang.3. Kriteria Sampela) Kriteria Inklusi1) Semua responden yang bersedia jadi sampel2) Seluruh ibu menyusui yang tidak bekerja3) Ibu menyusui yang bisa baca tulis4) Ibu menyusui yang bayinya diatas 6 bulanb) Kriteria Eklusi1) Ibu menyusui yang tidak bersedia jadi sampel2) Ibu menyusui yang bekerja3) Ibu menyusui yang tidak bisa baca tulis4) Ibu menyusui yang bayinya kurang dari 6 bulan

C. Tekhnik Pengambilan Sampel dan Besaran SampelTekhnik pengambilan sampel dilakukan dengan cara total sampling yaitu pengambilan sampel diambil dari seluruh populasi dan yang menjadi responden yaitu ibu-ibu menyusui yang mempunyai bayinya diatas 6 bulan di BPS.W Karawaci Tangerang.

D. Teknik Pengumpulan DataData yang dipakai adalah data primer yaitu data yang diambil secara langsung dari responden dengan menggunakan kuesioner pada ibu menyusui yang mempunyai bayi usia diatas 6 bulan di BPS.W Karawaci Tangerang.

E. Instrumen Pengumpulan DataInstrumen adalah alat atau fasilitas yang digunakan peneliti dalam mengumpulkan data agar pekerjaannya lebih mudah dan mendapat hasil lebih baik. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini berupa daftar kuesioner yang dibuat oleh peneliti.

F. Pengolahan dan Analisa Data1. Data yang diolah secara manual untuk mengetahui frekuensi dan presentasi dari masing-masing karakteristik responden, analisa data ini dilakukan dengan mentabulasi data kemudian disusun dalam tabel sesuai dengan variabel yang diteliti dan dihitung dengan presentasi, tahapan-tahapan sebagai berikut:a) EditingMelakukan pemeriksaan pada setiap kuesioner yang diisi oleh responden untuk memastikan bahwa tidak ada kesalahan dalam pengisian kuesioner.

b) Coding Coding memberikan kode pada setiap jawaban dalam kuesioner yang diisi oleh responden untuk memudahkan dalam entry data.c) ProcessingMemasukkan data yang didapatkan melalui kuesioner yang sudah diisi oleh responden ke dalam program komputer yang relevan.d) CleaningMemeriksa kembali data yang ada di program komputer dalam bentuk table frekuensi untuk memastikan bahwa tidak ada kesalahan dalam entry data.2. Analisa DataDengan menggunakan rumus:F = nNKeterangan :n= jumlah sampelN= jumlah populasi

DAFTAR PUSTAKA

Kodrat, Laksono. 2010. Dahsyatnya ASI dan Laktasi Untuk Kecerdasan BuahHati Anda. Yogyakarta: Media Baca.Maryunani, Anik. 2009. Asuhan Pada Ibu Dalam Masa Nifas (Post Partum).Jakarta: Trans info media.Moody, Jane. 2006. Menyusui Cara Mudah, Praktis dan Nyaman. Jakarta: Arcan. Piziali, Kathyrn. 2005. Panduan Menyusui. Jakarta: Prestasi Pustakaraya.Suherni. 2009. Perawatan Masa Nifas. Yogyakarta: Citramaya.