proposal ekstrak kulit manggis

25
PENDAHULUAN Latarbelakang Salah satu usaha pemerintah untuk menunjang pembangunan dibidang peternakan adalah dengan pengembangan ternak potong. Kambing merupakan salah satu ternak potong kecil yang perlu mendapat perhatian, karena mempunyai beberapa kelebihan antara lain kambing dapat diternakkan dengan mudah dan cepat perkembangbiakannya. Di Indonesia kambing tidak mengenal musim kawin seperti yang terjadi di negara subtropis, sehingga kelahiran dapat terjadi dua kali setahun atau tiga kali dalam dua tahun. Kambing merupakan salah satu ternak yang cocok dikembangbiakan di daerah pedesaan, karena tidak memerlukan modal yang terlalu besar, pakan cukup dengan dedaunan dan limbah pertanian. Inseminasi Buatan merupakan salah satu teknologi dalam reproduksi ternak yang memiliki manfaat dalam mempercepat peningkatan mutu genetik ternak, mencegah penyebaran penyakit reproduksi yang ditularkan melalui perkawinan alam dan meningkatkan efisiensi penggunaan pejantan unggul. Penerapan teknologi IB dapat menurunkan atau menghilangkan biaya investasi pengadaan dan pemeliharaan ternak pejantan (Kartasudjana, 2001). Penambahan bahan pengencer bertujuan untuk menyediakan sumber energi bagi sperma sehingga menjamin kelangsungan hidup sperma selama penyimpanan atau 1

Upload: zulwan-return

Post on 27-Dec-2015

436 views

Category:

Documents


35 download

DESCRIPTION

penelitian

TRANSCRIPT

Page 1: Proposal ekstrak kulit manggis

PENDAHULUAN

Latarbelakang

Salah satu usaha pemerintah untuk menunjang pembangunan dibidang

peternakan adalah dengan pengembangan ternak potong. Kambing merupakan

salah satu ternak potong kecil yang perlu mendapat perhatian, karena mempunyai

beberapa kelebihan antara lain kambing dapat diternakkan dengan mudah dan

cepat perkembangbiakannya. Di Indonesia kambing tidak mengenal musim kawin

seperti yang terjadi di negara subtropis, sehingga kelahiran dapat terjadi dua kali

setahun atau tiga kali dalam dua tahun. Kambing merupakan salah satu ternak

yang cocok dikembangbiakan di daerah pedesaan, karena tidak memerlukan

modal yang terlalu besar, pakan cukup dengan dedaunan dan limbah pertanian.

Inseminasi Buatan merupakan salah satu teknologi dalam reproduksi

ternak yang memiliki manfaat dalam mempercepat peningkatan mutu genetik

ternak, mencegah penyebaran penyakit reproduksi yang ditularkan melalui

perkawinan alam dan meningkatkan efisiensi penggunaan pejantan unggul.

Penerapan teknologi IB dapat menurunkan atau menghilangkan biaya investasi

pengadaan dan pemeliharaan ternak pejantan (Kartasudjana, 2001).

Penambahan bahan pengencer bertujuan untuk menyediakan sumber

energi bagi sperma sehingga menjamin kelangsungan hidup sperma selama

penyimpanan atau pembekuan (kriopreservasi). Syarat penting bahan pengencer

sperma adalah mampu menyediakan zat-zat makanan sebagai sumber energi,

mencegah terjadinya cold shock sewaktu preservasi dan kriopreservasi, menjaga

pH dan tekanan osmotik yang sama dengan sperma (Salisbury dan Van demark,

1985). Pengenceran juga dapat memberi perlindungan terhadap cold shock yang

terjadi saat pembekuan dan sebagai penyanggah untuk menjaga kestabilan pH

(Mumu, 2009). Kematian spermatozoa karena cold shock pada saat pendinginan

dan pembekuan dapat diperkecil dengan menambahkan bahan pengencer sebagai

pelindung.

Secara teknis, motilitas progresif spermatozoa adalah indikator yang

paling penting untuk menduga keberhasilan fertilisasi sehingga seringkali

dijadikan acuan untuk menilai kualitas semen arena cara evaluasinya mudah dan

cepat. Untuk mendapatkan tingkat fertilitas yang optimal dengan inseminasi intra

1

Page 2: Proposal ekstrak kulit manggis

servik maka kualitas semen cair yang digunakan harus optimal (Salvador et al.,

2005).

Pemanfaatan bahan nabati sebagai bahan pengencer semen adalah salah

satu upaya untuk mempertahankan kualitas spermatozoa selama penyimpanan

baik dalam bentuk cair maupun beku.

Antioksidan didefinisikan sebagai senyawa yang mampu menunda,

memperlambat atau menghambat reaksi oksidasi makanan atau obat. Antioksidan

merupakan zat yang mampu melindungi sel melawan kerusakan yang ditimbulkan

oleh radikal bebas (Reactive Oxygen Species), seperti singlet oksigen, superoksid,

radikal peroksid dan radikal hidroksil ,Bahan pangan mengandung senyawa-

senyawa yang tidak dikategorikan sebagai zat gizi, tetapi mempunyai aktivitas

antioksidan.

Kulit Manggis (Garcinia Mangostana L.) biasanya terbuang begitu saja

dan belum banyak dimanfaatkan sebagai antioksidan (preservasi

spermatozoa).beberapa penelitian menyebutkan bahwa manggis mengandung

xanthone yang bersifat antioksidan ,Xanthon memiliki gugus OH yang efektif

mengikat oksigen bebas yang tidak stabil di dalam tubuh .oksigen yang tidak

stabil tersebut disebut juga radikal bebas perusak sel tubuh .Oleh karnanya,

xanton dapat menghambat degenerasi sel (Walters,2011)

Xanthone merupakan molekul besar yang terdiri dari berbagai komponen

super antioksidan ,misalnya alfa mangostin,garcinone A ,beta mangostin dan lain

sebagainya ,banyak antioksidan alami yang terdapat dalam makanan antara lain

askobat (vitamin C ),tokoferol(vitamin E),karotenoid (vitamin A ) dan

poliphenol(anti oksidan dalam teh dan dedaunan) ,namun kesemuanya itu

kemampuannya jauh dibawah xanthone dari kulit manggis sebagi contoh

antioksidan dalam jeruk mempunyai nilai 2400 ORAC per 100 oz ,sedangkan

xanthone mempunyai nilai 20.000 ORAC.?(Parawati,2011).

Proposal penelitian ini adalah pendahuluan yang bertujuan mengetahui

prospek ekstrak kulit manggis di dalam bahan pengencer semen berbasis Cep 1

tanpa kuning telur sebagai agen preservasi terhadap motilitas spermatozoa

kambing peranakan Ettawa yang disimpan pada suhu 4-5° C.

2

Page 3: Proposal ekstrak kulit manggis

Proposal penelitian ini diharapkan dapat menjadi informasi awal dalam

program preservasi semen kambing mengunakan kapsul ekstrak kulit buah

manggis.

Rumusan Masalah

Berdasarkan latarbelakang di atas bahwa dapat di kemukakan rumusan

masalah sebagai berikut:

1. Berapa lama sperma Kambing Peranakan Ettawa ini mampu bertahan

setelah di simpan pada suhu 5°c dengan penambahan kapsul ekstrak kulit

manggis ?

2. Berapa angka motilitas dan viabilitas spermatozoa kambing Peranakan

Ettawa yang di simpan pada suhu 5°c ?

3. Berapa lama daya tahan spermatozoa yang di berikan penambahan kapsul

ekstrak kulit manggis ?

Tujuan dan Kegunaan Penelitian

Tujuan Penelitian

Tujuannya penelitian ini adalah:

1. Untuk mengetahui spermatozoa yang paling lama bertahan pada 5

perlakuan tersebut

2. Untuk mengetahui motilitas, viabilitas dan morfologi spermatozoa

kambing peranakan Ettawa yang di simpan pada suhu 5°c

3. Untuk mengetahui penambahan kapsul ekstrak kulit manggis yang baik

untuk di jadikan bahan pengencer

4. Untuk mengetahui daya preservasi semen yang paling tahan setelah

pemberian ekstrak kulit manggis

Kegunaan penelitian

1. Untuk aplikasi bioteknologi reproduksi, khususnya dalam bahan

pengencer sebagai suatu inovasi untuk mempertahankan motilitas dan

viabilitas.

2. Memberikan kontribusi dalam pengembangan IB dalam mempertahan

ketahanan motilitas.

3. Sebagai bahan acuan bagi penelitian selanjutnya.

3

Page 4: Proposal ekstrak kulit manggis

TINJAUAN PUSTAKA

Kambing Peranakan Ettawa

Kambing peranakan Ettawa (P.E) merupakan kambing keturunan Ettawa

asal negara India yang dibawa oleh penjajah Belanda. Kambing tersebut kemudian

dikawinsilangkan dengan kambing lokal di Kaligesing. Saat ini kambing

Peranakan Ettawa dikenal sebagai ras kambing Peranakan Ettawa asli Kaligesing,

Purworejo

Kambing jenis ini mudah berkembang dengan baik di daerah berhawa

dingin, berbadan besar warna bulu beragam; belang putih, merah coklat, bercal,

bercak hitam atau kombinasi ketiganya dan pada bagian belakang terdapat bulu

yang lebat dan panjang. Panggemar kambing Peranakan Ettawa umumnya sangat

menyukai keindahan bulu dan bentuk mukanya. Karena itu sangat jarang jenis

kambing ini dijadikan kambing semblihan (potong) untuk dimakan, mereka lebih

memfungsikannya sebagai “klangenan atau piaraan” untuk koleksi. Bahkan konon

jaman dulu, bagi yang memiliki kambing Ettawa akan terlihat “selera” dan

“siapa” orang itu di mata masyarakat.

Saat ini pengembangan terpadu kambing Ettawa ditawarkan kepada

investor oleh Pemerintah Daerah. Diharapkan tawaran ini mendapat respon positif

mengingat potensi pasarnya yang masih belum tergarap optimal. Investor tentu

tak akan rugi membisniskan kambing ini.

Penilaian Karakteristik Sperma Kambing

Menurut Kaka (2010), penilaian terhadap karakteristik sperma dapat

dilakukan secara makroskopis maupun mikroskopis. Penilaian secara makroskopis

meliputi volume, warna, konsistensi (kekentalan) dan pH. Volume sperma

kambing bervariasi setiap penampungan yaitu 0,5 – 1,0 ml (Rusdin, 2006). Warna

dan konsistensi (kekentalan) sperma dipengaruhi oleh konsentrasi spermatozoa,

dimana semakin tinggi konsentrasi spermatozoa maka warna sperma akan

semakin keruh dan akan semakin kental.  Derajat keasaman (pH) sangat

mempengaruhi daya tahan hidup spermatozoa. Perubahan pH disebabkan oleh

metabolisme spermatozoa dalam keadaan anaerob yang menghasilkan asam laktat

4

Page 5: Proposal ekstrak kulit manggis

yang semakin meningkat. Sperma yang berkualitas baik mempunyai pH sedikit

asam yaitu lebih kecil dari 7,0 dengan rata-rata 6,7.

Tabel  1. Karakteristik Sperma Kambing PE Segar

Makroskopis Rataan±SD

1 Volume 0,87±0,36

2 Konsistensi Kental-Sedang

3 Warna Krem-putih susu

4 Ph 6,60±0,07

5 Bau Khas

Mikroskopis

1 Gerakan massa +++

2 Motilitas (%) 76,67±1,83

3 Konsentrasi (106/ml) 1741,17±118,53

4 Hidup mati (%) 81,45±1,34

5 Abnormalitas (%) 10,35±0,63

Sumber : Kaka, 2010

Penilaian sperma secara mikroskopis meliputi gerakan (motilitas) massa,

gerakan individu, konsentrasi dan abnormalitas spermatozoa.  Motilitas

merupakan daya gerak spermatozoa yang dinilai segera setelah penampungan

sperma. Penilaian motilitas digunakan sebagai ukuran spermatozoa dalam

membuahi sel telur atau ovum. Untuk memperoleh hasil yang tepat, sebaiknya

sperma dievaluasi pada suhu antara 37 – 40 0C dengan meletakkan gelas objek di

atas meja pemanas (heating table) atau menggunakan mikroskop yang dilengkapi

pemanas elektrik (Rasad, 2004). Gerakan masa spermatozoa kambing nampak

lebih cepat dibandingkan dengan gerakan masa spermatozoa sapi maupun domba.

Sperma yang bagus pada pengamatan di bawah mikroskop akan memberikan

tampilan kumpulan spermatozoa bergerak bergerombol dalam jumlah besar

sehingga membentuk gelombang atau awan yang bergerak (Kaka, 2010).

Penilaian spermatozoa dapat dilakukan secara makroskopis dan

mikroskopis. Penilaian secara makroskopis meliputi volume, warna, konsistensi

dan pH, sedangkan secara mikroskopis meliputi motilitas, konsentrasi jumlah

5

Page 6: Proposal ekstrak kulit manggis

spermatozoa hidup dan mati, gerakan spermatozoa serta abnorrmalitas

spermatozoa.

Sperma yang kualitasnya bagus umumnya berwarna keputih-putihan atau

hampir sama seperti susu, dengan derajat kekeruhan tergantung pada konsentrasi

spermatozoa. Sperma kambing meskipun sedikit volumenya tetapi akan tampak

keruh berawan. Warna sperma yang tidak sesuai dengan standar tidak layak

dijadikan sempel penelitian (Rusdin, 2006).

Volume sperma adalah banyaknya ml sperma yang diperoleh dalam satu

kali ejakulasi. Umur, bangsa, ukuran tubuh, makanan, frekuensi penampungan,

musim dan temperatur serta individu pejantan mempengaruhi banyaknya volume

yang diperoleh saat ejakulasi.( Partodihardjo (1982).

Volume sperma yang rendah biasanya dihasilkan oleh hewan-hewan muda

yang berukuran kecil dalam suatu spesies. Seringnya ejakulasi yang berturut-turut

juga menyebebkan penurunan volume (Toelihare (1981)

Sperma yang normal memiliki derajat keasaman (pH) maksimal 7 atau

cenderung kearah basa dengan variasi 6,5-6,9. Dijelaskan, bahwa pH sperma akan

menurun sesuai dengan bertambahnya waktu penyimpanan. Hal ini disebabkan

oleh metabolisme anaerob spermatozoa yang menghasilkan asam laktat. (Ridwan

(2009)

Konsistensi atau derajat kekentalan dapat diperiksa dengan menggoyang-

goyangkan tabung reaksi berisi sperma secara perlahan-lahan (Toelihere, 1981)..

Hafez (1987) menyatakan, penentuan jumlah spermatozoa per ml sperma secara

akurat sangat penting karena ini merupakan karakteristik sperma yang bervariasi.

Kecepatan cairan mengikuti miringnya posisi tabung reaksi, menjadi dasar untuk

menentukan nilai konsistensi

Konsentrasi adalah nilai kepadatan atau banyaknya spermatozoa yang

terdapat dalam setiap ml sperma. Menurut Partodihardjo (1982), jika sperma krem

atau putih kekuningan konsentrasinya 1-2 milyar. Sperma seperti susu

konsentrasinya 500-600 juta, sperma seperti awan berisi 100 juta dan sedikit

keruh 50 juta serta jika spermanya jernih (tidak berwarna) artinya tidak

mengandung spermatozoa.

6

Page 7: Proposal ekstrak kulit manggis

Rusdin, 2006 menyatakan motilitas spermatozoa merupakan gerak

individu dan gerakan massal yang terdapat dalam sperma. Motilitas atau gerakan

masal spermatozoa dapat dilihat jelas dengan menggunakan mikroskop

(Berdasarkan penilaian pergerakan massal, kualitas sperma dapat ditentukan

menjadi sangat baik (+++) apabila terlihat adanya gelombang besar, banyak,

gelap, tebal dan aktif bagaikan gumpalan awan hitam yang bergerak cepat

berpindah-pindah. Baik (++) apabila terlihat adanya gelombang kecil-kecil, tipis,

jarang, serta kurang jelas dan bergerak lamban. Cukup (+) apabila tidak terlihat

gelombang melainkan hanya gerakan individu aktif progresif. Buruk (-) apabila

terlihat hanya sedikit atau tidak ada gerakan-gerakan individu (Toelihere, 1981).

Sperma segar yang dapat diproses adalah spermatozoa yang mempunyai

skor 4 atau 5, sedangkan skor 3 atau lebih rendah tidak disarankan untuk diproses

lebih lanjut. Penentuan motilitas massa dan motilitas individu pada spermatozoa

dapat dilihat pada tabel 1 dibawah ini.

Tabel 1. Kriteria Penentuan Motilitas Massa Dan Individu

Skor Kualitas Keterangan

5 Sangat baik Padat, gerak gelombang cepat, individu spermatozoa tidak

terlihat, 90 % spermatozoa aktif.

4 Baik Gerakan kuat, gelombang kurang bagus, 70-85 %

spermatozoa aktif.

3 Sedang Sedikit dan gerak gelombang lambat, individu

spermatozoa dapat terlihat, 45-65 % spermatozoa terlihat

aktif.

2 Jelek Tidak ada gerak gelombang, tetapi gerakan spermatozoa

terlihat 20-40 % spermatozoa hidup dan motilitasnya jelek.

1 Sangat jelek Hanya 10 % spermatozoa kelihatan bergerak dengan

gerakan yang lambat.

0 Tidak ada

Gerakan

Semua spermatozoa tidak bergerak.

Drajat (2002)

Motilitas spermatozoa yang rendah akan mempengaruhi morfologis

spermatozoa. Kelainan atau penyimpangan morfologis dari spermatozoa normal

7

Page 8: Proposal ekstrak kulit manggis

disebut abnormalitas. Abnormalitas spermatozoa dapat dibagi menjadi dua yaitu

abnormalitas skunder dan abnormalitas primer. Abnormalitas skunder biasanya

terjadi akibat kesalahan perlakuan sedangkan abnormalitas primer terjadi akibat

kelainan spermatogenesis dalam tubuli semineferi (Rusdin, 2006). Tanda-tanda

abnormalitas skunder adalah kepala terpisah dari leher, leher patah, ekor patah dan

ekor tergulung. Abnormalitas primer ciri-cirinya kepala besar, kepala kecil, kepala

krucut, kepala miring, kepala dua, ekor dua, akrosom salah bentuk, berleher besar

dan kepala bulat (Toelihere, 1981).

Partodihardjo, 1982 menyatakan abnormalitas spermatozoa dapat dilihat

dengan cara pewarnaan spermatozoa yang dibuat menjadi apusan. Pada waktu

sperma segar dicampur dengan zat pewarna (apusan) tertentu maka spermatozoa

yang hidup warnanya akan jernih karena tidak menyerap zat warna. Spermatozoa

yang mati terlihat gelap karena menyerap zat warna. Adapun macam-macam zat

pewarna yang digunakan adalah campuran eosin analin dan negrosin eosin.

Manggis (Garcinia mangostana L.)

Kulit buah manggis mengandung senyawa xanthone yang meliputi

mangostin,mangostenol,mangostinon A,mangostinon B,trapezefoli

mangostanol ,tovophyllin B, alfa mangostin,beta mangostin,garcinon B

mangostanol ,flavonoid epichatechin dan gartanin. Ektrak kulit manggis

mempunyai aktivitas melawan sel kanker meliputi breast,liver dan leukimia.selain

itu jug digunakan untuk antihistamin,antiimflamasi,menekan sistem saraf pusat

dan tekana darah serta anti peradangan,kulit buah manggis ini juga mengandung

antosianin seperti cyanidin-3-sophoroside dan cyanidin -3-glucoside(Walter.2011)

Buah manggis dapat disajikan dalam bentuk segar, sebagai buah kaleng,

dibuat sirop/sari buah. Secara tradisional buah manggis digunakan sebagai obat

sariawan, wasir dan luka. Kulit buah dimanfaatkan sebagai pewarna termasuk

untuk tekstil dan air rebusannya dimanfaatkan sebagai obat tradisional. Batang

pohon dipakai sebagai bahan bangunan, kayu bakar/ kerajinan (Prihatman, 2000).

Pengencer Semen

Perbaikan kualitas pengencer merupakan salah satu upaya untuk

mempertahankan kualitas semen seoptimal mungkin sehingga motilitas

spermatozoa dan daya tahan hidup sperma menjadi optimal. Larutan pengencer

8

Page 9: Proposal ekstrak kulit manggis

yang dapat mempertahankan daya tahan hidup spermatozoa adalah yang dapat

menjamin kebutuhan hidup fisik dan kimiawi semen tersebut (Toelihere, 1985).

Oleh karena itu, pengencer harus mengandung unsur dengan fungsi yang sama

dengan kandungan unsur semen. Bahan pengencer yang sifat fisik dan kimianya

tidak sesuai dengan semen akan menyebabkan abnormalitas atau kerusakan fisik

spermatozoa sehingga menurunkan fertilitas.

Dalam pelaksanaan IB sangat diperlukan bahan pengencer untuk

meningkatkan volume semen, serta mempertahankan daya tahan hidup sel-sel

sperma dalam kurun waktu tertentu. Selain itu, yang tidak kalah pentingnya dalam

proses pengenceran adalah tempat penyimpanan semen harus sesuai dengan suhu

dan kondisi yang menunjang daya tahan semen.

Semen yang baik untuk keperluan IB harus mengandung spermatozoa

yang motilitas progresifnya di atas 50% (Sexton, 1976). Pengenceran yang

berlebihan tidak dianjurkan. Toelihere (1985) menyebutkan bahwa pengenceran

semen yang melampaui batas yaitu 1:100 akan menyebabkan penurunan aktivitas

spermatozoa dalam waktu relatif singkat karena hilangnya beberapa unsur dari

spermatozoa dan sedikitnya plasma semen dalam media penyimpan. Pembuatan

larutan pengencer untuk keperluan IB harus memperhatikan beberapa

pertimbangan antara lain nontoksin (tidak beracun) baik bagi sperma, uterus

kambing yang akan di-IB maupun bagi inseminator, memenuhi kebutuhan

sperma, murah (satu syarat ekonomi yang baik), mempertahankan daya tahan

hidup sperma dan mempertahankan kemampuan membuahi setelah pengenceran

(Toelihere, 1985)

Kulit buah manggis menunjukkan aktivitas antimikroorganisme.

Suksamrarn et al. (2003) bersama kelompoknya asal Thailand, melakukan

penelitian potensi antituberkulosa dari senyawa xanton terprenilasi yang diisolasi

dari kulit buah manggis. Seperti pada hasil penelitian sebelumnya, alfa mangostin,

gamma-mangostin dan garsinon B juga menunjukkan aktivitas paling poten pada

percobaan ini. Ketiga senyawa tersebut menghambat kuat terhadap bakteri

Mycobacterium tuberculosis.

Spermatozoa Abnormal

9

Page 10: Proposal ekstrak kulit manggis

Abnormalitas sperma dapat terjadi pada kepala dan ekor. Abnormalitas

sperma diklasifikasikan dalam abnormalitas primer dan sekunder. Abnormalitas

primer terjadi karena kelainan-kelainan spermatogenesis di dalam tubuli

seminiferi atau epithel kecambah, sedangkan abnormalitas sekunder terjadi

sesudah sperma meninggalkan tubuli seminiferi, selama perjalanannya melalui

saluran epididymis, selama ejakulasi atau dalam manipulasi ejakulat termasuk

agitasi yang keras, pemanasan berlebihan, pendinginan yang cepat, kontaminasi

dengan air, urine atau antiseptic dan sebagainya (Toelihere, 1981).

Dalam keadaan normal atau patologis ada spermatozoa yang berbentuk

abnormal. Keabnormalan bentuk itu kebanyakan pada kepala, mungkin pula pada

ekor. Keabnormalan pada kepala seperti: kepala besar, kepala kecil, kepala

kembar, kepala tumpul. Keabnormalan pada ekor seperti: bagian tengah besar,

pada bagian tengah melekat sitoplasma sisa berupa kantung kecil atau gembungan

di kedua sisi, ekor melilit, ekor ganda, ekor pendek (Yatim, 1996).

Bentuk sperma ada yang normal ada pula yang tidak normal. Dibawah ini

adalah bentuk sperma yang abnormal menurut Wongso (2007):

1. Makro : 25 % > kepala normal

2. Mikro : 25 % <>

3. Taper : kurus, lebar kepala ½ yang normal, tidak jelas batas akrosom

4. Amorf : Bentuk kepala yang ganjil, permukaan tidak rata, tidak jelas batas

akrosom

5. Round : bentuk kepala seperti lingkaran, tidak menunjukkan akrosom

6.Piri : tidak jelas adanya kepala yang nyata, tampak midpiece dan ekor saja

7.Cytoplasmic droplet : menempel pada kepala atau midpiece, lebih cerah

8. Ekor abnormal : pendek / spiral / permukaan tidak halus / ganda

Setiap sperma abnormal tidak dapat membuahi ovum, tanpa memandang

apakah abnormalitas tersebut terjadi di dalam tubuli seminiferi, dalam epididymis

atau oleh perlakuan yang tidak lege artis terhadap ejakulat. Selama abnormalitas

sperma belum mencapai 20 prosen dari contoh semen, maka semen tersebut masih

dapat dipakai untuk inseminasi (Toelihere, 1981).

10

Page 11: Proposal ekstrak kulit manggis

MATERI DAN METODE PENELITIAN

Materi dan Bahan Penelitian

Materi Penelitian

Materi penelitian yang digunakan adalah sperma peranakan kambing

peranakan Ettawa berumur sekitar 3,5 tahun

Bahan Penelitian

Bahan yang digunakan sebagai berikut:

a. Ekstrak kulit manggis (Garcinia mangostana )

b. Bahan pengencer CEP 1

c. Sperma segar kambing PE(Peranakan Ettawa)

d. Tissu ,kapas

e. Alcohol

f. NaCl fisiologis

g. NaCl 3%

h. Eosin nigrosin

i. Aquades

Alat-alat penelitian

Alat-alat yang digunakan sebagai berikut:

a. Elektro ejakulator

b. Erlinmayer

c. Tabung glass

d. Cover class

e. Obyek glass

f. Microskop monitor

g. Magnet stiler

h. Kulkas

i. Rak kecil

j. Timbangan analitik

k. Alumunium poil

l. Spuit dispossible

m. Wadah plastik

11

Page 12: Proposal ekstrak kulit manggis

n. Ember

o. Counter check

p. Kamar hitung

Metode Penelitian

Penelitian ini menggunakan metode eksperimental laboratorik.

Rancangan percobaan

Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) Pola

Faktorial dengan 5 perlakuan pengencer dan 5 kali ulangan, yaitu CEP-1 yang

ditambahkan pada masing-masing perlakuan dengan ekstrak kulit

manggis .Sebagai kontrol digunakan CEP-1 sebanyak 5 ml tanpa ekstrak kulit

manggis seperti lay out pada tabel 3 di bawah ini.

Tabel 3. Lay out Rancangan Percobaan

Ulangan

Perlakuan ekstrak kulit manggis ( % )Lama Waktu

penyimpanan

Total

K0 P1 P2 P3 P4

0 0,5 % 1,0 % 1,5 % 2,0 %

1

2

3

4

5

Jumlah

Waktu dan lokasi penelitian

Penelitian ini akan dilaksanakan mulai Desember 2013 sampai dengan

januari 2014 di Laboratorium Imunobiologi Fakultas MIPA Universitas Mataram.

12

Page 13: Proposal ekstrak kulit manggis

Prosedur Penelitian

a. Pembuatan bahan pengencer

Pengencer dalam hal ini berbasis CEP 1 tanpa menggunakan kuning telur,

b. Penampungan semen

Pejantan diikat di kandang jepit untuk meminimalkan pergerakannya. Di

belakang kedua kaki belakang kita letakkan sebuah palang yang tebal dan

kuat diatas tanah. Palang tersebut adalah untuk menjaga agar selama

ejakulasi, pejantan tidak terpeleset.

Probe yang sudah diberi pelicin dimasukkan dalam rectum secara

perlahan-lahan.

Preputium dicuci dan dikeringkan. Rambut disekitar preputium bisa

dicukur .Rangsangan dilakukan secara bertingkat

Hasil ejakulasi dikumpulkan dalam tabung penampungan kemudian di

tutup dengan alumunium poil. 

c. Penilaian semen

Penilaian semen meliputi:

Volume semen pada satu kali ejakulasi dan dapat dilihat dari tabung

penampungan yang berskala

Mengamati Pergerakan dari kumpulan spermatozoa, caranya semen

segar diletakkan diatas obyek glass tanpa ditutup cover glass dan

dilihat di mikroskop dengan perbesaran 100x

Pergerakan individu dari spermatozoa tersebut, caranya semen

diletakkan di atas object glass dan ditutup cover glass serta diamati

dibawah mikroskop pada perbesaran 400x. Penilaian Motilitas

individu ini dilihat berapa spermatozoa yang bergerak progresif

kedepan (pergerakan mundur dan melingkar tidak di ikut sertakan)

dibandingkan dengan spermatozoa yang diam ditempat. Penilaian

motilitas individu ini dalam bentuk prosentase spermatozoa yang

bergerak.

Menghitung konsentrasi semen

Semen disedot dengan pipet eritrosit sampai angka 0,5.

13

Page 14: Proposal ekstrak kulit manggis

NaCl 3% disedot pada pipet eritrosit tadi sampai angka 1,01 atau

11.

Dikocok dengan membentuk angka 8 selama 2–3 menit.

Dibuang 2–3 tetes, kemudian dikocok lagi selama 1 menit dan

dibuang 1 tetes

Diteteskan pada obyek sitometer thoma (haemocytometer) dan

ditutup cover glass serta diamati dengan perbesaran 400x.

Jumlah spermatozoa dihitung pada lima kotak besar (satu kotak

besar ada 16 kotak kecil), yaitu pada empat kotak besar pojok dan

satu kotak besar tengah atau diagonal dari kiri kanan ke kanan

bawah).

Jumlah spermatozoa pada kelima kotak tersebut dikalikan 107 dan

konsentrasi spermatozoa yang didapatkan. Misalnya, jumlah

spermatozoa dalam kelima kotak tersebut ada 150, berarti

konsentrasi yang didapatkan adalah 150×107 atau 1500×106 per

ml.

Menghitung viabilitas penentuannya dengan membuat ulasan eosin–

negrosin, kemudian dihitung dalam bentuk persentase antara sperma

yang hidup dan mati. Metode sebagai berikut:

Semen diletakkan diatas object glass dengan menggunakan ose

kemudian disampingnya diberi eosin–negrosin dengan

menggunakan ose.

Semen dan eosin–negrosin tersebut diaduk dengan menggunakan

ose dan diulas dengan menggunakan cover glass dengan

membentuk sudut 300.

Ulasan dikeringkan dan selanjutnya diamati dibawah mikroskop

perbesaran 400x.

Spermatozoa yang hidup (tidak menyerap warna) dan spermatozoa

yang mati (menyerap warna) dihitung. Jumlah antara sperma yang

hidup dan yang mati minimal 200 spermatozoa.

Persentase spermatozoa hidup dibandingkan dengan spermatozoa

mati.

14

Page 15: Proposal ekstrak kulit manggis

DAFTAR PUSTAKA

Drajat. S. A., 2002. Teknologi Reproduksi Ternak Ruminansia Kecil

(Kambing dan Domba). Mataram University press. Mataram.

Http://forum.kompas.com/alternatif/239194-75-manfaat-kulit-manggis-untuk-

kesehatan.html

Kartasudjana, R. 2001. Teknik Inseminasi Buatan Pada Ternak. Jakarta.

Kaka, A., 2010. Persentase Nira Lontar (Borassus flabellifer L) Dalam

Pengencer Tris Kuning Telur Terhadap Kualitas Semen Cair Kambing

Peranakan Ettawah Yang di Simpan Pada Suhu 3-5 0 C . Jurnal. Fakultas

Peternakan Universitas Nusa Cendana. Kupang.

Parthodihardjo, S., 1982. Ilmu Reproduksi Hewan. Penerbit PT. Mutiara

Sumber Widya. Jakarta.

Prihatman, K., 2000, Manggis (Garcinia mangostana L.), Kantor Deputi

Menegristek Bidang Pendayagunaan dan Pemasyarakatan Ilmu

Pengetahuan dan Teknologi BPP Teknologi, Jakarta.

Ridwan, 2009. Pengaruh Pengencer Semen Terhadap Abnormalitas dan Daya

Tahan Hidup Spermatozoa Kambing Lokal Pada Penyimpanan.

Rusdin, 2006. Karakteristik Semen Segar Pejantan Kambing Peranakan

Ettawah (PE) Di Balai Pembibitan Ternak dan Hijauan Makanan

Ternak Garahan. Silo-Jember. J.Agrisains 7(2) :121-127.

Salvador, I., M.P. Viudes-de-Castro, J. Yaniz, E.A. Gomez, and M.A. Silvestre.

2005. Effect of different extender and washing of seminal plasma on buck

semen storage at 5 C. J. Anim. Vet. Advances 6(2):272-277

Suksamrarn S, Suwannapoch N, Phakhodee W, Thanuhiranlert J, Ratananukul P,

Chimnoi N, Suksamrarn A.,2003, Antimycobacterial activity of

prenylated xanthones from the fruits of Garcinia mangostana, Chem

Pharm Bull (Tokyo)., 51(7):857-859

Toelihere. 1981. Fisiologi Reproduksi Pada Ternak. Bandung: Angkasa

Toelihere, M. R, 1981. Inseminasi Buatan Pada Ternak. Angkasa. Bandung.

Walter ,2011 A Doctor Challenge, A Mangosteen Solution

15

Page 16: Proposal ekstrak kulit manggis

Wongso, Anton Darsono.2007. Membaca Analisis Sperma. http:// klinik andrologi

blogspot.com.diakses tanggal 17 mei 2009

Yatim, wildan. 1996. Histologi. Bandung: Tarsito

16