proposal indo

27
ANALISA KUALITAS TERJEMAHAN ABSTRAK DALAM TUGAS AKHIR BIOLOGI DI IKIP PGRI SEMARANG PROPOSAL By: Inarotun Najihah 104020240

Upload: kanraren

Post on 20-Oct-2015

117 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

proposal skripsi

TRANSCRIPT

Page 1: Proposal Indo

ANALISA KUALITAS TERJEMAHAN ABSTRAK DALAM TUGAS AKHIR BIOLOGI

DI IKIP PGRI SEMARANG

PROPOSAL

By:

Inarotun Najihah

104020240

DEPARTMENT OF ENGLISH EDUCATION

FACULTY OF LANGUAGES AND ARTS EDUCATION

IKIP PGRI SEMARANG

2013

Page 2: Proposal Indo

JUDUL : ANALISA KUALITAS TERJEMAHAN ABSTRAK DALAM TUGAS

AKHIR BIOLOGI DI IKIP PGRI SEMARANG

I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Penerjemahan adalah salah satu cabang ilmu bahasa yang menghasilkan

makna terjemahan dari bahasa sumber (BSu) ke bahasa sasaran (BSa). Ilmu

penerjemahan ini penting bagi pelajar bahasa asing untuk memahami makna atau

pesan dari bahasa sumber.

Saat ini, ilmu penerjemahan tidak hanya penting bagi mahasiswa yang

belajar bahasa asing saja, tetapi juga untuk mahasiswa umum atau yang bukan

pelajar bahasa asing. Karena pada kenyataannya, buku-buku untuk mahasiswa

umum tidak hanya ditulis dalam bahasa kita sendiri, namun banyak menggunakan

bahasa asing, sehingga, proses penerjemahan sangat diperlukan untuk memahami

isi buku tersebut. Meskipun demikian, menerjemahkan bahasa asing ke dalam

bahasa sendiri merupakan hal yang cukup mudah dilakukan. Selama mereka

memahami pesan dari tulisan tersebut, maka ereka tidak tidak harus

menerjemahkan satu per satu kalimat yang ada.

Masalah muncul ketika mahasiswa umum harus menerjemahkan pesan

dari bahasa sumber, yaitu Bahasa Indonesia ke dalam bahasa taget yaitu Bahasa

Inggris. Ada beberapa jurusan mengharuskan mahasiswa untuk bisa

menerjemahkan Bahasa Indonesia ke dalam bahasa Inggris, misalnya untuk

menerjemahkan abstrak.

Abstrak adalah salah satu elemen penting yang terdapat dalam tugas akhir

mahasiswa, atau disebut juga dengan skripsi. Berdasarkan Wikipedia

Ensiklopedia, abstrak adalah ringkasan singkat dari sebuah artikel penelitian,

tesis, tinjauan, konferensi lanjutan, atau analisis mendalam dari suatu topik

tertentu atau mata pelajaran, dan sering digunakan untuk membantu pembaca agar

bisa mengerti isi dan tujuan sebuah tulidan dengan cepat. Sebuah abstrak dalam

Page 3: Proposal Indo

tugas akhir mahasiswa ini biasanya ditulis dalam dua versi bahasa, yaitu Bahasa

Indonesia dan Bahasa Inggris. Hal ini juga berlaku untuk tugas akhir mahasiswa

bukan bahasa Inggris, atau mahasiswa dari jurusan umum. Biasanya, para

mahasiswa umum mengalami kesulitan dalam menerjemahkan abstraknya karena

kurangnya pengetahuan dalam menulis laporan yang diterjemahkan. Karena itu,

mempelajari proses penerjemahan sangat penting bagi mahasiswa agar bisa

menerjemahkan laporan tugas akhir mereka dengan baik. Untuk membuat abstrak

yang baik dan mudah dipahami, pembelajaran proses penerjemahan diperlukan.

Penulis berasumsi bahwa akan ditemukan terjemahan abstrak dalam

kualitas rendah karena mereka masih kurangnya pengetahuan dalam proses

menerjemahkan. Newmark (1988:5) menyatakan bahwa, “menerjemahkan adalah

menyumbangkan makna teks ke dalam bahasa lain yang sesuai dengan teks yang

dimaksudkan". Sementara itu, Larson (1991) mengatakan bahwa terjemahan yang

ideal adalah terjemahan yang mempunyai makna yang tepat dan wajar

sebagaimana bentuk bahasa yang digunakan pembaca. Keberhasilan hasil

penerjemahan dapat diukur dari seberapa dekat hasil tersebut dengan kategori

ideal. Dari pernyataan Larson, jelas bahwa terjemahan yang baik harus memiliki

beberapa kualifikasi seperti ketepatan, kejelasan, dan kewajaran.

Rendahnya kualitas terjemahan dapat dilihat dari padanan makna yang

tidak tepat yang masih ditemukan dalam hasil terjemahan. Selain itu, penulis juga

mengasumsikan bahwa akan ditemukan makna yang tidak wajar dan sulit

dipahami dari hasil terjemahan tersebut. Makna yang sulit dipahami, yang

ditemukan berkaitan dengan tingkat keterbacaan abstrak. Kesimpulannya, ada

beberapa aspek yang mempengaruhi kualitas terjemahan seperti ketepatan,

kejelasan, kewajaran, dan tingkat keterbacaan.

Oleh karena itu, penelitian ini dilakukan untuk memberikan pengetahuan

tentang teori penerjemahan yang mempengaruhi kualitas terjemahan siswa dalam

menerjemahkan abstrak pada tugas akhir Biologi. Di sini, penulis focus pada

Page 4: Proposal Indo

analisa kualitas terjemahan berdasarkan persentase dari tingkat ketepatan, akurasi,

kejelasan, kewajaran, dan keterbacaan.

B. Alasan Pemilihan Topik

Penulis menganalisa kualitas abstrak tugas akhir Biologi karena beberapa alasan

sebagai berikut:

1. Abstrak merupakan salah satu elemen penting dalam tugas akhir yang

memerlukan proses penerjemahan.

2. Penulis berasumsi bahwa hasil terjemahan oleh mahasiswa memiliki kualitas

yang kurang bagus.

3. Penulis ingin mengetahui hasil terjemahan abstrak yang dibuat oleh

mahasiswa bukan dari jurusan Bahasa Inggris

4. Penulis hendak menganalisa kualitas terjemahan abstrak dalam tugas akhir

Biologi.

C. Rumusan Masalah

Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah:

1. Bagaimana tingkat ketepatan, kejelasan, dan kewajaran dalam

menerjemahkan abstrak?

2. Bagaimana tingkat keterbacaan terjemahan abstrak tersebut?

3. Sampai sejauh mana kualitas terjemahan abstrak dalam tugas akhir Biologi?

D. Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian dalam penelitian ini sebagai berikut :

1. Untuk menentukan tingkat ketepatan, kejelasan, dan kewajaran terjemahan

abstrak .

2. Untuk menentukan tingkat keterbacaan terjemahan abstrak .

3. Untuk menentukan kualitas terjemahan abstrak dalam tugas akhir Biologi

E. Manfaat Penelitian

Manfaat dari penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Para pembaca

Page 5: Proposal Indo

Bagi para pembaca penelitian ini dapat bermanfaat untuk meningkatkan

pengetahuan dan keterampilan dalam proses menerjemahkan.

2. Para dosen

Untuk para dosen, penelitian ini dapat bermanfaat sebagai bahan acuan dalam

melakukan penelitian

3. IKIP PGRI Semarang

Untuk IKIP PGRI Semarang, yaitu sebagai koleksi bahan bacaan, bahan

acuan dalam penelitian yang sama, dan untuk memperkaya penelitian.

4. Peneliti selanjutnya

Untuk peneliti selanjutnya, penelitian ini bermanfaat sebagai acuan dan

pedoman untuk penelitian lebih lanjut agar menjadi lebih baik.

F. Pengertian Istilah

Untuk menghindari kesalahan dalam mengartikan istilah yang ada, penulis

memberikan penjelasan pada beberapa kata penting yang digunakan dalam judul,

sebagai berikut:

1. Analisa

Sebuah analisa adalah proses memecahkan topik atau bahan yang kompleks

menjadi bagian-bagian yang lebih kecil untuk mendapatkan pemahaman yang

lebih baik (en.wikipedia.org/wiki/analisis).

2. Kualitas.

Kualitas mengacu pada aspek dan prinsip apa saja yang hendak dianalisa

dalam proses menerjemahkan.

3. Abstrak

Menurut wikipedia ensiklopedia, abstrak adalah ringkasan singkat dari sebuah

artikel penelitian, skripsi, tinjauan, konferensi lanjutan atau analisa mendalam

dari suatu topik atau subjek tertentu, dan sering digunakan untuk membantu

pembaca memastikan tujuan dari sebuah tulisan dengan cepat.

4. Tugas akhir

Tugas akhir merupakan istilah skripsi untuk fakultas bahasa inggris. Skripsi

merupakan karya tulis ilmiah sebagai tugas akhir yang berbasis penelitian.

Page 6: Proposal Indo

5. Mahasiswa Biologi IKIP PGRI Semarang

Mahasiswa Biologi adalah salah satu mahasiswa non-EFL dari fakultas MIPA

di IKIP PGRI Semarang.

II. TINJAUAN PUSTAKA

A. Pengertian Penerjemahan

Berdasarkan kamus Longman, makna dari penerjemahan adalah proses

mengubah atau menyumbangkan bahasa tulisan dari suatu bahasa atau dari bahasa

sumber ke dalam bahasa sasaran.

Sebuah pengertian terjemahan oleh oleh Eugene A. Nida dan Charles R.

Taber (1974: 12) adalah bahwa terjemahan berarti meniru apa yang ada pada

bahasa reseptor menggunakan kata yang setara secara wajar, dan yang terdekat

dari pesan bahasa sumber, pertama dari segi makna dan kedua dalam hal gaya

bahasa.

Menurut Cattford (1965:1) mengatakan bahwa terjemahan adalah operasi

yang dilakukan pada bahasa: proses mengganti teks dalam satu bahasa untuk teks

dalam bahasa lain.

Dari definisi di atas penulis menyimpulkan bahwa terjemahan adalah

proses mentransfer pemikiran dan pesan dari bahasa sumber ke bahasa sasaran

baik dalam bentuk lisan maupun tertulis.

B. Tipe Penerjemahan

Menurut Nababan (1999:29-35) menyebutkan bahwa ada sebelas jenis

terjemahan. Tapi peneliti hanya membutuhkan waktu lima, mereka adalah sebagai

berikut:

1. Penerjemahan Kata demi Kata

Dalam jenis terjemahan, penerjemah hanya menegaskan pada makna yang

sama dari kata bahasa sumber dengan kata bahasa sasaran. Hal ini dapat

diimplementasikan ketika BSu dan BSa memiliki struktur kalimat yang sama.

Sebagai contoh:

Page 7: Proposal Indo

She can speak French. (Dia dapat berbicara Bahasa Prancis)

I like reading. (Saya suka membaca)

2. Penerjemahan Bebas

Untuk menerjemahkan dengan terjemahan bebas, penerjemah harus

memahami ide utama paragraf bahasa sumber wacana dan kemudian

menjelaskan ke dalam bahasa sasaran. Ungkapan idiom dan peribahasa sering

digunakan dalam terjemahan bebas. Sebagai contoh:

To play truant. (membolos)

To kick something around. (membahas)

Killing two birds with one stone. (menyelam sambil minum air)

3. Penerjemahan Harfiah

Tipe penerjemahan ini merupakan tipe di antara terjemahan kata demi kata

dan terjemahan bebas. Penerjemahan ini biasanya digunakan ketika struktur

kalimat bahasa sumber dan bahasa sasaran berbeda. Misalnya;

My dog is chasing your neighbor’s cat.

(Anjing saya sedang mengejar kucing tetangga anda).

4. Penerjemahan Dinamik

Terjemahan ini memindahkan gagasan utama bahasa sumber ke dalam bahasa

sasaran dengan ungkapan umum. Artinya, memberikan prioritas untuk

ungkapan gagasan utama dan bahasa sasaran secara spesifik. Misalnya,

kalimat ‘The author has organized this book since 1995.’ tidak umum ketika

diterjemahkan menjadi ‘Penulis mengorganisasi Buku inisial sejak 1995’.

Kata ‘menyusun’ adalah terjemahan umum dari kata to organize’.

5. Penerjemahan Pragmatik

Tipe penerjemahan ini mengutamakan kesamaan dalam menerjemahkan

informasi dari bahasa sumber ke bahasa sasaran. Hal ini tidak bergantung

pada nilai-nilai estetika. Misalnya:

Page 8: Proposal Indo

White Cross Baby Powder is soft and smoothing. It absorbs moisture and

keeps baby cool and comfortable. It contains Chlorhexidine 0,038 %, and

antiseptic widely used in hospitals and clinics.

(White Cross Baby Powder lembut dan halus, menyerap kelembaban, menjaga

kesegaran dan kenyamanan bayi anda. Mangandung Chlorhexidine 0,038 %

antiseptik yang banyak digunakan di rumah sakit dan klinik).

C. Makna dalam Penerjemahan

Menurut Nida dan Taber (1982) ada tiga jenis makna yang dapat ditentukan

dalam analisa makna dalam teks bahasa sumber, yaitu

1. Makna Tata Bahasa

Pada umumnya, tata bahasa diterima karena merupakan perangkat aturan

suatu susunan, aturan yang harus diikuti jika seseorang ingin mengerti, namun

bukan merupakan aturan sendiri yang tampaknya memiliki arti apapun. Did

you go dan you did go, dapat dirubah dengan pola dan intonasi yang sama,

tetapi perbedaan rangka tata bahasa memberikan makna yang sangat berbeda.

2. Makna Referensial

Makna ini mengacu pada kata-kata sebagai simbol yang mengacu pada objek,

peristiwa, abstrak, dan hubungan. Sebagai contoh:

He will chair the meeting.

He was condemned to the chair.

Kalimat pertama memiliki makna ‘Dia Akan memimpin rapat’. Sedangkan

kalimat kedua memiliki arti ‘Dia akan dihukum mati di kursi listrik’. Arti

yang berbeda dari istilah kata 'kursi' dalam kalimat tersebut sangat erat

hubungannya dengan terjadinya istilah-istilah ini yang cukup kontras berbeda

dengan kata kerja.

Page 9: Proposal Indo

3. Makna Konotasi

Makna konotatif mengacu pada cara pengguna bahasa bereaksi apakah positif

atau negatif terhadap kombinasi kata. Kadang-kadang, asosiasi beberapa kata

menjadi begitu kuat untuk dihindari bahkan tidak digunakan sama sekali. Hal

inilah apa yang dinamakan kata tabu. Hornby (1996) mendefinisikan kata-kata

tabu sebagai kata-kata yang sering dianggap ofensif, mengejutkan, atau kasar

misalnya karena mereka mengarah ke seks, yang merupakan organ tubuh atau

ras.

D. Kualitas Penerjemahan

Kualitas terjemahan seperti yang disarankan oleh Sager (1983) ditentukan

oleh: (1) seberapa akurat atau seberapa benar secara tata bahasa, (2) seberapa jelas

itu atau itu semantik jelas, dan (3) bagaimana alam? itu atau itu pragmatis

diterima?.

Barnwell seperti yang dikutip Abdullah (dalam Pamungkas, 1996)

menunjukkan faktor apa saja yang berpengaruh dalam penilaian penerjemahan.

Sebuah terjemahan yang baik dan berkualitas harus memenuhi ketepatan,

kejelasan, dan kewajaran. Selain kriteria tersebut, keterbacaan juga merupakan

salah satu aspek yang mempengaruhi kualitas terjemahan.

1. Ketepatan

Ketepatan adalah pemahaman yang tepat dari sumber pesan dan kemudian

mencari padana arti seakurat mungkin ke dalam bahasa sasaran.

Indikator yang inklusif dan hampir sesuai untuk kategori kualitas ketepatan

suatu terjemahan yang akan digunakan dalam penelitian ini diadaptasi dari

Abdullah (1996). Beliau menyusun empat tingkat ketepatan dari teks yang

diterjemahkan yaitu:

a. Buruk: arti kata menyesatkan dan tidak dapat dimengerti, makna tidak

jelas, ada beberapa kesalahan tata bahasa, dan penyimpangan makna.

b. Cukup: arti kata tepat, meminimalisir kelebihan dan kesalahan tata

bahasa.

Page 10: Proposal Indo

c. Baik: arti kata tepat, tanpa kelalaian, penambahan atau perubahan

makna.

d. Sangat baik: makna yang akurat dan jelas, tanpa kelalaian atau

perubahan makna.

2. Kejelasan

Larson menyatakan bahwa, terjemahan mungkin tidak akurat tetapi masih

tidak bisa dikomunikasikan dengan orang lain apabila kurangnya kejelasan.

Kejelasan adalah kemampuan penerjemah untuk membuat pesan dalam

bahasa target dengan cara yang dapat dipahami oleh pembaca. Kategori

kualitas kejelasan seperti dikutip dalam Abdullah (1996) dapat dievaluasi

pada empat tingkatan:

a. Buruk: gaya bahasa canggung atau kaku, struktur bahasa memberatkan

dan kurang terstruktur, kesalahan dalam pemilihan kata dan kesalahan

mekanis .

b. Cukup: menggunakan kalimat kompleks, tetapi makna dapat

dimengerti, dengan kesalahan mekanis dan artikulasi.

c. Baik: penggunaan kata yang tepat, frasa dan tata bahasa dan makna

yang jelas.

d. Sangat baik: mudah dimengerti, penggunaan kata, kalimat dan tata

bahasa yang benar, tidak ambigu.

3. Kewajaran

Kewajaran adalah terjemahan tidak boleh terdengar ‘asing’ atau ‘aneh’ tapi

harus wajar sebagaimana seseorang berbicara sehari-hari.

Pada akhirnya, tujuan dari tes kewajaran adalah untuk melihat apakah bentuk

terjemahan tersebut wajar dan menggunakan gaya bahasa yang sesuai.

Indicator menurut Abdullah (1996) untuk kategori kualitas kewajaran adalah

sebagai berikut:

a. Buruk: susunan kalimat yang tidak wajar, dengan bahasa canggung

atau kaku, bahasa tidak wajar dan gaya yang canggung.

b. Cukup: pertimbangan untuk meminimalisir kata, tata bahasa, kalimat

dan idiom yang tidak wajar.

Page 11: Proposal Indo

c. Baik: arti kata tepat, idiom dan kata-kata yang tepat tetapi ada

beberapa kesalahan struktur kalimat.

d. Sangat baik: masuk akal, terbaca secara alami (ditulis dalam bahasa

sehari-hari, tata bahasa umum, pengguanaan idiom dan kata yang

tepat).

4. Keterbacaan

George Klare (1963) mendefinisikan keterbacaan sebagai “kemudahan dalam

pemahaman akibat gaya penulisan.” Definisi ini fokus pada gaya penulisan

sebagai salah satu aspek di luar isu-isu seperti konten, koherensi, dan

organisasi. Dengan cara yang sama, Gretchen Hargis dan rekan-rekannya di

IBM (1998) menyatakan bahwa keterbacaan, “kemudahan dalam membaca

kata dan kalimat”, adalah atribut dari kualitas kejelasan suatu terjemahan.

Beberapa pedoman untuk membuat tulisan dengan tingkat keterbacaan baik

yang dapat disimpulkan dari Fog Index Gunning adalah:

a. Menggunakan kalimat-kalimat pendek

Kalimat pendek adalah kalimat yang mudah dibaca. Sebagaimana

Gunning (1968) berpendapat bahwa dalam sebuah kalimat seharusnya

tidak mengandung lebih dari 20 kata. Jika kalimat menggunakan kalimat

panjang, harus ada keseimbangan antara kalimat panjang dan pendek.

Prinsip kalimat pendek adalah sebagai panduan penting untuk kejelasan

sebuah tulisan, namun harus tetap mempertimbangkan prinsip-prinsip

lainnya.

b. Menggunakan kalimat simple daripada kalimat kompleks

Kata yang terlalu panjang sebagian besar adalah tidak nyata, sedangkan

kata yang pendek biasanya nyata. Dalam sebuah tulisan, apabila kata yang

tepat adalah suatu kalimat yang panjang maka gunakannlah, namun jika

ada salah satu kata yang lebih pendek maka gunakanlah kata yang lebih

pendek tersebut. Prinsip ini tidak berarti bahwa kata-kata kompleks harus

Page 12: Proposal Indo

benar-benar dihindari tetapi itu berarti “Anda membutuhkan kedua bentuk

sederhana dan kompleks untuk ekspresi yang jelas” (Gunning , 1968).

Keseimbangan harus disimpan dalam kata-kata panjang dan pendek untuk

membuat teks yang menarik dan pada saat yang sama dapat dibaca.

c. Memilih kata-kata yang lazim

Gunning (1968) mendefinisikan kata sebagai “catatan terpisah dalam

kamus”. Kata yang lazim adalah kata-kata yang mana orang lain mampu

menggunakannya secara benar. Penulis yang memiliki pengalaman dengan

orang-orang dan kata-kata bisa menilai tentang keakraban kata-kata untuk

pembaca.

d. Menghindari penggunaan kata-kata yang tidak perlu

Kata-kata yang tidak perlu hanya akan membuat pembaca merasa lelah,

melanggar aturan ekonomi, dan membuat kalimat terasa panjang dan

rumit. Menggunakan kata-kata yang lebih membawa perluasan untuk teks

yang kita tulis sebaiknya perlu dihindari. Dalam rangka meningkatkan

keterbacaan, penulis harus menulis makna secara langsung dan

menghilangkan kata dan kalimat yang tidak perlu.

III. METODE PENELITIAN

A. Pendekatan Penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kualitaif. Pengertian

penelitian deskriptif menurut Djajasudarma (1993) adalah sebuah penelitian yang

bertujuan untuk menciptakan menciptakan gambaran informasi yang sistematis,

faktual, dan akurat mengenai data dan koneksi dari fenomena yang diteliti dalam

penelitian ini.

Sementara itu, arti dari metode kualitatif mengacu pada makna,

pengertian, karakteristik, metafora, simbol, dan deskripsi suatu hal. Menurut

Neuman (2006) dalam metode kualitatif, data berupa kata-kata dan gambar dari

dokumen, pengamatan dan transkrip.

Page 13: Proposal Indo

Lodico (2006) menyebutkan bahwa penelitian kualitatif focus pada

penyelidikan fenomena sosial dan menyuarakan perasaan dan persepsi dari para

peserta yang diteliti. Penelitian kualitatif relatif tidak menggunakan prosedur

mekanis seperti menghitung, mengkalkulasi, rata-rata, statistik, tes, dan

sebagainya. Hal ini karena metode kualitatif tidak memerlukan data statistik

secara eksklusif, sehingga penulis hanya menggunakan tabel dan grafik sederhana

untuk menggambarkan penelitian ini.

B. Peran Peneliti

Dalam penelitian kualitatif, penulis merupakan instrumen kunci, sehingga

penulis harus benar-benar tahu seberapa jauh penguasaan materi di bidang

tersebut. Teori-teori harus siap sebagai sumber dalam melakukan penelitian.

Penulis akan mengambil peran utama untuk memecahkan masalah dari laporan

masalah.

C. Objek Penelitian

Objek dari penelitian ini adalah kualitas hasil penerjemahan abstrak dari

tugas akhir Biologi. Kualitas yang dianalisa, mempertimbangkan beberapa aspek

yaitu, tingkat ketepatan, kejelasan, kewajaran, dan keterbacaan dari hasil

penerjemahan.

D. Sumber Data

Sumber data dalam penelitian ini adalah abstrak dalam tugas akhir Biologi

dari mahasiswa IKIP PGRI Semarang. Data terdiri dari abstrak dalam versi

Bahasa Indonesia dan Bahasa Inggris.

E. Metode Pengumpulan Data

Berdasarkan pernyataan Creswell (2008), pengumpulan data kualitatif

dapat dilakukan dengan menggunakan formulir umum, pertanyaan yang muncul

untuk untuk menghasilkan respon dari para peserta, mengumpulkan kata (teks)

atau gambar data, dan mengumpulkan informasi dari kecil jumlah individu atau

jaringan.

Page 14: Proposal Indo

Tehnik penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian

kepustakaan dan pengamatan. Teknik pertama adalah penelitian kepustakaan.

Menurut Suryabrata (2009), penelitian kepustakaan adalah kegiatan meninjau apa

yang dilakukan oleh para peneliti untuk mendapatkan informasi tentang teori-

teori, konsep, generalisasi yang dibuat sebagai landasan teoritis untuk penelitian

yang akan dilakukan. Yang kedua adalah pengamatan yang berarti bahwa data

untuk penelitian ini akan diperoleh dari beberapa langkah. Langkah pertama

adalah untuk membaca terjemahan abstrak dalam tugas akhir Biology. Setelah itu,

penulis mencoba untuk menganalisis kualitas dengan memperhatikan aspek

ketepatan, kejelasan, kewajaran, dan keterbacaan dari penerjemahan tersebut.

F. Metode Analisa Data

Creswell (2008) menyatakan bahwa analisa data kualitatif membutuhkan

pemahaman bagaimana memahami teks dan gambar sehingga kita dapat

membentuk jawaban atas pertanyaan penelitian tersebut. Dalam analisa data

kualitatif, aktivitas yang terjadi di seluruh menyelidiki proses lebih penting jika

dibandingkan dengan kegiatan setelah proses penelitian terjadi.

Dalam rangka memahami data selama penyelidikan, penulis menempuh

beberapa langkah yang cocok untuk digunakan. Langkah-langkah tersebut adalah

sebagai berikut:

1. Membaca teks terjemahan abstrak

Membaca adalah langkah pertama yang penulis lakukan sebelum menganalisa

data. Penulis membaca dua versi abstrak yang dibuat yaitu dalam Bahasa

Indonesia dan terjemahannya dalam Bahasa Inggris. Langkah ini penulis

lakukan agar memahami lebih lanjut tentang abstrak dalam tugas akhir

Biologi yang harus dianalisa.

2. Menganalisa kualitas abstrak

Untuk mengetahui kualitas terjemahan dari abstrak dalam tugas akhir Biologi,

penulis menggunakan indikator untuk masing-masing kategori kualitas

Page 15: Proposal Indo

berdasarkan Barnwell di dalam buku Abdullah (1996) diberikan sebagai

berikut:

Aspek Skor Tingkat Kualifikasi

Ketepatan 1 Buruk arti kata menyesatkan dan tidak

dapat dimengerti, makna tidak

jelas, ada beberapa kesalahan tata

bahasa, dan penyimpangan makna.

2 Cukup arti kata tepat, meminimalisir

kelebihan dan kesalahan tata

bahasa.

3 Baik arti kata tepat, tanpa kelalaian,

penambahan atau perubahan

makna.

4 Sangat

baik

makna yang akurat dan jelas, tanpa

kelalaian atau perubahan makna.

Kejelasan 1 Buruk gaya bahasa canggung atau kaku,

struktur bahasa memberatkan dan

kurang terstruktur, kesalahan

dalam pemilihan kata dan

kesalahan mekanis .

2 Cukup menggunakan kalimat kompleks,

tetapi makna dapat dimengerti,

dengan kesalahan mekanis dan

artikulasi.

3 Baik penggunaan kata yang tepat, frasa

dan tata bahasa dan makna yang

jelas.

4 Sangat

baik

mudah dimengerti, penggunaan

kata, kalimat dan tata bahasa yang

benar, tidak ambigu.

Kewajaran 1 Buruk susunan kalimat yang tidak wajar,

Page 16: Proposal Indo

dengan bahasa canggung atau

kaku, bahasa tidak wajar dan gaya

yang canggung.

2 Cukup pertimbangan untuk meminimalisir

kata, tata bahasa, kalimat dan

idiom yang tidak wajar.

3 Baik arti kata tepat, idiom dan kata-kata

yang tepat tetapi ada beberapa

kesalahan struktur kalimat.

4 Sangat

baik

masuk akal, terbaca secara alami

(ditulis dalam bahasa sehari-hari,

tata bahasa umum, pengguanaan

idiom dan kata yang tepat).

Untuk menganalisa tingkat keterbacaan suatu terjemahan, penulis

menggunakan indicator sebagai berikut:

Skor Tingkat Kualifikasi

1 Buruk Mengandung > 25 kata untuk setiap kalimat,

gunakan kalimat yang kompleks, gunakan kata-kata

asing, menggunakan kata-kata yang tidak perlu

2 Cukup Mengandung <17 kata untuk setiap kalimat,

menggunakan kalimat sederhana dan kompleks,

menggunakan kata-kata asing, terdapat kata dan

kalimat yang tidak perlu

3 Baik Mengandung <11 kata untuk setiap kalimat,

menggunakan kalimat sederhana, menggunakan

kata-kata yang lazim, tidak terdapat kata-kata yang

tidak perlu

4 Sangat baik Mengandung <8 kata untuk setiap kalimat, gunakan

kalimat sederhana, menggunakan kata-kata yang

lazim, tidak terdapat kata-kata yang tidak perlu.

Page 17: Proposal Indo

3. Penulisan hasil laporan

Di sini, penulis membuat persentase hasil dari masing-masing kategori

berdasarkan indicator di atas. Dari persentase tersebut, penulis mencoba untuk

mendeskripsikan tingkat kualitas abstrak pada tugas akhir Biologi.

DAFTAR PUSTAKA

Abdullah, H. 1996. Faktor-faktor yang Terkait dengan Terjemahan. PPS Universitas

Pendidikan Indonasia.

Abdullah, H. 2010. “Penerjemahan dalam Pengajaran Bahasa Asing di Perguruan

Tinggi”. Jurnal bahasa & sastra. Vol. 10, No. 2, 132-150.

Cattford, J.C. 1965. A Linguistic Theory of Translation. Hong Kong: Oxford University

Press.

Creswell, John. W. 2008. Educational Research. Colombus: Ohio.

Djajasudarma, T. Fatimah. 1993. Metode linguistik: Ancangan metode penelitian dan

kajian. Bandung: Eresco.

Gretchen Hargis. 1998. Developing Quality Technical Information. Upper Saddle River

NJ: Prentice Hall/IBM. Ch. 2 and 4.

Gunning, R. 1968. The techniques of clear writing, (Rev. ed.). New York: McGraw-Hill.

Jabbari, Ali Akbar & Nazanin Saghari. 2011. A Comparison between the Difficulty Level

(Readability) of English Medical Texts and Their Persian Translations, in

International Journal of English Linguistics (online), (www.ccsenet.org accessed

February 10, 2014).

Page 18: Proposal Indo

Klare, George. R. 1963. The measurement of readability. Ames, Iowa: Iowa State

University Press.

Larson, Mildred L., editor. 1991. Translation: theory and practice, tension and

interdependence. American Translators Association scholarly monographs, 5.

Binghampton, NY: State University of New York. 270 p.

Lodico, Marguerite G; Dean T Spaulding and Katherine H Voogtle. 2006. Method In

Educational Research: From Theory to Practice. California: Jossey-Bass.

Longman Pearson. ed. 2009. Dictionary of Contemporary English: For Advanced

Learners. England: Pearson Education Limited.

Neuman, W. Lawrence. 2006. Social Research Methods: Qualitative and Quantitative

Approaches. USA. Pearson Education.

Newmark, Peter. 1988. A Text Book of Translation. London: Prentice Hall International.

Ltd.

Nida, E.A. and Taber, C.R. 1974. The Theory and Practice of Translation. 3rd ed. Leiden:

E.J. Brill.

Nida, Eugene A. dan Charles R. Taber. 1982. The Theory and Practice of Translation.

Leiden: E.J. Brill

Sager, Juan, C. 1983. Quality and Standards-the Evaluation of Translation, in Catriona

Pcken (Ed). The Translators’ Handbook. London: Aslib.

Suryabrata, Sumadi. 2009. Metodologi Penelitian. Jakarta: Raja Grafindo Persada.