proposal indo
DESCRIPTION
proposal skripsiTRANSCRIPT
ANALISA KUALITAS TERJEMAHAN ABSTRAK DALAM TUGAS AKHIR BIOLOGI
DI IKIP PGRI SEMARANG
PROPOSAL
By:
Inarotun Najihah
104020240
DEPARTMENT OF ENGLISH EDUCATION
FACULTY OF LANGUAGES AND ARTS EDUCATION
IKIP PGRI SEMARANG
2013
JUDUL : ANALISA KUALITAS TERJEMAHAN ABSTRAK DALAM TUGAS
AKHIR BIOLOGI DI IKIP PGRI SEMARANG
I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Penerjemahan adalah salah satu cabang ilmu bahasa yang menghasilkan
makna terjemahan dari bahasa sumber (BSu) ke bahasa sasaran (BSa). Ilmu
penerjemahan ini penting bagi pelajar bahasa asing untuk memahami makna atau
pesan dari bahasa sumber.
Saat ini, ilmu penerjemahan tidak hanya penting bagi mahasiswa yang
belajar bahasa asing saja, tetapi juga untuk mahasiswa umum atau yang bukan
pelajar bahasa asing. Karena pada kenyataannya, buku-buku untuk mahasiswa
umum tidak hanya ditulis dalam bahasa kita sendiri, namun banyak menggunakan
bahasa asing, sehingga, proses penerjemahan sangat diperlukan untuk memahami
isi buku tersebut. Meskipun demikian, menerjemahkan bahasa asing ke dalam
bahasa sendiri merupakan hal yang cukup mudah dilakukan. Selama mereka
memahami pesan dari tulisan tersebut, maka ereka tidak tidak harus
menerjemahkan satu per satu kalimat yang ada.
Masalah muncul ketika mahasiswa umum harus menerjemahkan pesan
dari bahasa sumber, yaitu Bahasa Indonesia ke dalam bahasa taget yaitu Bahasa
Inggris. Ada beberapa jurusan mengharuskan mahasiswa untuk bisa
menerjemahkan Bahasa Indonesia ke dalam bahasa Inggris, misalnya untuk
menerjemahkan abstrak.
Abstrak adalah salah satu elemen penting yang terdapat dalam tugas akhir
mahasiswa, atau disebut juga dengan skripsi. Berdasarkan Wikipedia
Ensiklopedia, abstrak adalah ringkasan singkat dari sebuah artikel penelitian,
tesis, tinjauan, konferensi lanjutan, atau analisis mendalam dari suatu topik
tertentu atau mata pelajaran, dan sering digunakan untuk membantu pembaca agar
bisa mengerti isi dan tujuan sebuah tulidan dengan cepat. Sebuah abstrak dalam
tugas akhir mahasiswa ini biasanya ditulis dalam dua versi bahasa, yaitu Bahasa
Indonesia dan Bahasa Inggris. Hal ini juga berlaku untuk tugas akhir mahasiswa
bukan bahasa Inggris, atau mahasiswa dari jurusan umum. Biasanya, para
mahasiswa umum mengalami kesulitan dalam menerjemahkan abstraknya karena
kurangnya pengetahuan dalam menulis laporan yang diterjemahkan. Karena itu,
mempelajari proses penerjemahan sangat penting bagi mahasiswa agar bisa
menerjemahkan laporan tugas akhir mereka dengan baik. Untuk membuat abstrak
yang baik dan mudah dipahami, pembelajaran proses penerjemahan diperlukan.
Penulis berasumsi bahwa akan ditemukan terjemahan abstrak dalam
kualitas rendah karena mereka masih kurangnya pengetahuan dalam proses
menerjemahkan. Newmark (1988:5) menyatakan bahwa, “menerjemahkan adalah
menyumbangkan makna teks ke dalam bahasa lain yang sesuai dengan teks yang
dimaksudkan". Sementara itu, Larson (1991) mengatakan bahwa terjemahan yang
ideal adalah terjemahan yang mempunyai makna yang tepat dan wajar
sebagaimana bentuk bahasa yang digunakan pembaca. Keberhasilan hasil
penerjemahan dapat diukur dari seberapa dekat hasil tersebut dengan kategori
ideal. Dari pernyataan Larson, jelas bahwa terjemahan yang baik harus memiliki
beberapa kualifikasi seperti ketepatan, kejelasan, dan kewajaran.
Rendahnya kualitas terjemahan dapat dilihat dari padanan makna yang
tidak tepat yang masih ditemukan dalam hasil terjemahan. Selain itu, penulis juga
mengasumsikan bahwa akan ditemukan makna yang tidak wajar dan sulit
dipahami dari hasil terjemahan tersebut. Makna yang sulit dipahami, yang
ditemukan berkaitan dengan tingkat keterbacaan abstrak. Kesimpulannya, ada
beberapa aspek yang mempengaruhi kualitas terjemahan seperti ketepatan,
kejelasan, kewajaran, dan tingkat keterbacaan.
Oleh karena itu, penelitian ini dilakukan untuk memberikan pengetahuan
tentang teori penerjemahan yang mempengaruhi kualitas terjemahan siswa dalam
menerjemahkan abstrak pada tugas akhir Biologi. Di sini, penulis focus pada
analisa kualitas terjemahan berdasarkan persentase dari tingkat ketepatan, akurasi,
kejelasan, kewajaran, dan keterbacaan.
B. Alasan Pemilihan Topik
Penulis menganalisa kualitas abstrak tugas akhir Biologi karena beberapa alasan
sebagai berikut:
1. Abstrak merupakan salah satu elemen penting dalam tugas akhir yang
memerlukan proses penerjemahan.
2. Penulis berasumsi bahwa hasil terjemahan oleh mahasiswa memiliki kualitas
yang kurang bagus.
3. Penulis ingin mengetahui hasil terjemahan abstrak yang dibuat oleh
mahasiswa bukan dari jurusan Bahasa Inggris
4. Penulis hendak menganalisa kualitas terjemahan abstrak dalam tugas akhir
Biologi.
C. Rumusan Masalah
Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah:
1. Bagaimana tingkat ketepatan, kejelasan, dan kewajaran dalam
menerjemahkan abstrak?
2. Bagaimana tingkat keterbacaan terjemahan abstrak tersebut?
3. Sampai sejauh mana kualitas terjemahan abstrak dalam tugas akhir Biologi?
D. Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian dalam penelitian ini sebagai berikut :
1. Untuk menentukan tingkat ketepatan, kejelasan, dan kewajaran terjemahan
abstrak .
2. Untuk menentukan tingkat keterbacaan terjemahan abstrak .
3. Untuk menentukan kualitas terjemahan abstrak dalam tugas akhir Biologi
E. Manfaat Penelitian
Manfaat dari penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Para pembaca
Bagi para pembaca penelitian ini dapat bermanfaat untuk meningkatkan
pengetahuan dan keterampilan dalam proses menerjemahkan.
2. Para dosen
Untuk para dosen, penelitian ini dapat bermanfaat sebagai bahan acuan dalam
melakukan penelitian
3. IKIP PGRI Semarang
Untuk IKIP PGRI Semarang, yaitu sebagai koleksi bahan bacaan, bahan
acuan dalam penelitian yang sama, dan untuk memperkaya penelitian.
4. Peneliti selanjutnya
Untuk peneliti selanjutnya, penelitian ini bermanfaat sebagai acuan dan
pedoman untuk penelitian lebih lanjut agar menjadi lebih baik.
F. Pengertian Istilah
Untuk menghindari kesalahan dalam mengartikan istilah yang ada, penulis
memberikan penjelasan pada beberapa kata penting yang digunakan dalam judul,
sebagai berikut:
1. Analisa
Sebuah analisa adalah proses memecahkan topik atau bahan yang kompleks
menjadi bagian-bagian yang lebih kecil untuk mendapatkan pemahaman yang
lebih baik (en.wikipedia.org/wiki/analisis).
2. Kualitas.
Kualitas mengacu pada aspek dan prinsip apa saja yang hendak dianalisa
dalam proses menerjemahkan.
3. Abstrak
Menurut wikipedia ensiklopedia, abstrak adalah ringkasan singkat dari sebuah
artikel penelitian, skripsi, tinjauan, konferensi lanjutan atau analisa mendalam
dari suatu topik atau subjek tertentu, dan sering digunakan untuk membantu
pembaca memastikan tujuan dari sebuah tulisan dengan cepat.
4. Tugas akhir
Tugas akhir merupakan istilah skripsi untuk fakultas bahasa inggris. Skripsi
merupakan karya tulis ilmiah sebagai tugas akhir yang berbasis penelitian.
5. Mahasiswa Biologi IKIP PGRI Semarang
Mahasiswa Biologi adalah salah satu mahasiswa non-EFL dari fakultas MIPA
di IKIP PGRI Semarang.
II. TINJAUAN PUSTAKA
A. Pengertian Penerjemahan
Berdasarkan kamus Longman, makna dari penerjemahan adalah proses
mengubah atau menyumbangkan bahasa tulisan dari suatu bahasa atau dari bahasa
sumber ke dalam bahasa sasaran.
Sebuah pengertian terjemahan oleh oleh Eugene A. Nida dan Charles R.
Taber (1974: 12) adalah bahwa terjemahan berarti meniru apa yang ada pada
bahasa reseptor menggunakan kata yang setara secara wajar, dan yang terdekat
dari pesan bahasa sumber, pertama dari segi makna dan kedua dalam hal gaya
bahasa.
Menurut Cattford (1965:1) mengatakan bahwa terjemahan adalah operasi
yang dilakukan pada bahasa: proses mengganti teks dalam satu bahasa untuk teks
dalam bahasa lain.
Dari definisi di atas penulis menyimpulkan bahwa terjemahan adalah
proses mentransfer pemikiran dan pesan dari bahasa sumber ke bahasa sasaran
baik dalam bentuk lisan maupun tertulis.
B. Tipe Penerjemahan
Menurut Nababan (1999:29-35) menyebutkan bahwa ada sebelas jenis
terjemahan. Tapi peneliti hanya membutuhkan waktu lima, mereka adalah sebagai
berikut:
1. Penerjemahan Kata demi Kata
Dalam jenis terjemahan, penerjemah hanya menegaskan pada makna yang
sama dari kata bahasa sumber dengan kata bahasa sasaran. Hal ini dapat
diimplementasikan ketika BSu dan BSa memiliki struktur kalimat yang sama.
Sebagai contoh:
She can speak French. (Dia dapat berbicara Bahasa Prancis)
I like reading. (Saya suka membaca)
2. Penerjemahan Bebas
Untuk menerjemahkan dengan terjemahan bebas, penerjemah harus
memahami ide utama paragraf bahasa sumber wacana dan kemudian
menjelaskan ke dalam bahasa sasaran. Ungkapan idiom dan peribahasa sering
digunakan dalam terjemahan bebas. Sebagai contoh:
To play truant. (membolos)
To kick something around. (membahas)
Killing two birds with one stone. (menyelam sambil minum air)
3. Penerjemahan Harfiah
Tipe penerjemahan ini merupakan tipe di antara terjemahan kata demi kata
dan terjemahan bebas. Penerjemahan ini biasanya digunakan ketika struktur
kalimat bahasa sumber dan bahasa sasaran berbeda. Misalnya;
My dog is chasing your neighbor’s cat.
(Anjing saya sedang mengejar kucing tetangga anda).
4. Penerjemahan Dinamik
Terjemahan ini memindahkan gagasan utama bahasa sumber ke dalam bahasa
sasaran dengan ungkapan umum. Artinya, memberikan prioritas untuk
ungkapan gagasan utama dan bahasa sasaran secara spesifik. Misalnya,
kalimat ‘The author has organized this book since 1995.’ tidak umum ketika
diterjemahkan menjadi ‘Penulis mengorganisasi Buku inisial sejak 1995’.
Kata ‘menyusun’ adalah terjemahan umum dari kata to organize’.
5. Penerjemahan Pragmatik
Tipe penerjemahan ini mengutamakan kesamaan dalam menerjemahkan
informasi dari bahasa sumber ke bahasa sasaran. Hal ini tidak bergantung
pada nilai-nilai estetika. Misalnya:
White Cross Baby Powder is soft and smoothing. It absorbs moisture and
keeps baby cool and comfortable. It contains Chlorhexidine 0,038 %, and
antiseptic widely used in hospitals and clinics.
(White Cross Baby Powder lembut dan halus, menyerap kelembaban, menjaga
kesegaran dan kenyamanan bayi anda. Mangandung Chlorhexidine 0,038 %
antiseptik yang banyak digunakan di rumah sakit dan klinik).
C. Makna dalam Penerjemahan
Menurut Nida dan Taber (1982) ada tiga jenis makna yang dapat ditentukan
dalam analisa makna dalam teks bahasa sumber, yaitu
1. Makna Tata Bahasa
Pada umumnya, tata bahasa diterima karena merupakan perangkat aturan
suatu susunan, aturan yang harus diikuti jika seseorang ingin mengerti, namun
bukan merupakan aturan sendiri yang tampaknya memiliki arti apapun. Did
you go dan you did go, dapat dirubah dengan pola dan intonasi yang sama,
tetapi perbedaan rangka tata bahasa memberikan makna yang sangat berbeda.
2. Makna Referensial
Makna ini mengacu pada kata-kata sebagai simbol yang mengacu pada objek,
peristiwa, abstrak, dan hubungan. Sebagai contoh:
He will chair the meeting.
He was condemned to the chair.
Kalimat pertama memiliki makna ‘Dia Akan memimpin rapat’. Sedangkan
kalimat kedua memiliki arti ‘Dia akan dihukum mati di kursi listrik’. Arti
yang berbeda dari istilah kata 'kursi' dalam kalimat tersebut sangat erat
hubungannya dengan terjadinya istilah-istilah ini yang cukup kontras berbeda
dengan kata kerja.
3. Makna Konotasi
Makna konotatif mengacu pada cara pengguna bahasa bereaksi apakah positif
atau negatif terhadap kombinasi kata. Kadang-kadang, asosiasi beberapa kata
menjadi begitu kuat untuk dihindari bahkan tidak digunakan sama sekali. Hal
inilah apa yang dinamakan kata tabu. Hornby (1996) mendefinisikan kata-kata
tabu sebagai kata-kata yang sering dianggap ofensif, mengejutkan, atau kasar
misalnya karena mereka mengarah ke seks, yang merupakan organ tubuh atau
ras.
D. Kualitas Penerjemahan
Kualitas terjemahan seperti yang disarankan oleh Sager (1983) ditentukan
oleh: (1) seberapa akurat atau seberapa benar secara tata bahasa, (2) seberapa jelas
itu atau itu semantik jelas, dan (3) bagaimana alam? itu atau itu pragmatis
diterima?.
Barnwell seperti yang dikutip Abdullah (dalam Pamungkas, 1996)
menunjukkan faktor apa saja yang berpengaruh dalam penilaian penerjemahan.
Sebuah terjemahan yang baik dan berkualitas harus memenuhi ketepatan,
kejelasan, dan kewajaran. Selain kriteria tersebut, keterbacaan juga merupakan
salah satu aspek yang mempengaruhi kualitas terjemahan.
1. Ketepatan
Ketepatan adalah pemahaman yang tepat dari sumber pesan dan kemudian
mencari padana arti seakurat mungkin ke dalam bahasa sasaran.
Indikator yang inklusif dan hampir sesuai untuk kategori kualitas ketepatan
suatu terjemahan yang akan digunakan dalam penelitian ini diadaptasi dari
Abdullah (1996). Beliau menyusun empat tingkat ketepatan dari teks yang
diterjemahkan yaitu:
a. Buruk: arti kata menyesatkan dan tidak dapat dimengerti, makna tidak
jelas, ada beberapa kesalahan tata bahasa, dan penyimpangan makna.
b. Cukup: arti kata tepat, meminimalisir kelebihan dan kesalahan tata
bahasa.
c. Baik: arti kata tepat, tanpa kelalaian, penambahan atau perubahan
makna.
d. Sangat baik: makna yang akurat dan jelas, tanpa kelalaian atau
perubahan makna.
2. Kejelasan
Larson menyatakan bahwa, terjemahan mungkin tidak akurat tetapi masih
tidak bisa dikomunikasikan dengan orang lain apabila kurangnya kejelasan.
Kejelasan adalah kemampuan penerjemah untuk membuat pesan dalam
bahasa target dengan cara yang dapat dipahami oleh pembaca. Kategori
kualitas kejelasan seperti dikutip dalam Abdullah (1996) dapat dievaluasi
pada empat tingkatan:
a. Buruk: gaya bahasa canggung atau kaku, struktur bahasa memberatkan
dan kurang terstruktur, kesalahan dalam pemilihan kata dan kesalahan
mekanis .
b. Cukup: menggunakan kalimat kompleks, tetapi makna dapat
dimengerti, dengan kesalahan mekanis dan artikulasi.
c. Baik: penggunaan kata yang tepat, frasa dan tata bahasa dan makna
yang jelas.
d. Sangat baik: mudah dimengerti, penggunaan kata, kalimat dan tata
bahasa yang benar, tidak ambigu.
3. Kewajaran
Kewajaran adalah terjemahan tidak boleh terdengar ‘asing’ atau ‘aneh’ tapi
harus wajar sebagaimana seseorang berbicara sehari-hari.
Pada akhirnya, tujuan dari tes kewajaran adalah untuk melihat apakah bentuk
terjemahan tersebut wajar dan menggunakan gaya bahasa yang sesuai.
Indicator menurut Abdullah (1996) untuk kategori kualitas kewajaran adalah
sebagai berikut:
a. Buruk: susunan kalimat yang tidak wajar, dengan bahasa canggung
atau kaku, bahasa tidak wajar dan gaya yang canggung.
b. Cukup: pertimbangan untuk meminimalisir kata, tata bahasa, kalimat
dan idiom yang tidak wajar.
c. Baik: arti kata tepat, idiom dan kata-kata yang tepat tetapi ada
beberapa kesalahan struktur kalimat.
d. Sangat baik: masuk akal, terbaca secara alami (ditulis dalam bahasa
sehari-hari, tata bahasa umum, pengguanaan idiom dan kata yang
tepat).
4. Keterbacaan
George Klare (1963) mendefinisikan keterbacaan sebagai “kemudahan dalam
pemahaman akibat gaya penulisan.” Definisi ini fokus pada gaya penulisan
sebagai salah satu aspek di luar isu-isu seperti konten, koherensi, dan
organisasi. Dengan cara yang sama, Gretchen Hargis dan rekan-rekannya di
IBM (1998) menyatakan bahwa keterbacaan, “kemudahan dalam membaca
kata dan kalimat”, adalah atribut dari kualitas kejelasan suatu terjemahan.
Beberapa pedoman untuk membuat tulisan dengan tingkat keterbacaan baik
yang dapat disimpulkan dari Fog Index Gunning adalah:
a. Menggunakan kalimat-kalimat pendek
Kalimat pendek adalah kalimat yang mudah dibaca. Sebagaimana
Gunning (1968) berpendapat bahwa dalam sebuah kalimat seharusnya
tidak mengandung lebih dari 20 kata. Jika kalimat menggunakan kalimat
panjang, harus ada keseimbangan antara kalimat panjang dan pendek.
Prinsip kalimat pendek adalah sebagai panduan penting untuk kejelasan
sebuah tulisan, namun harus tetap mempertimbangkan prinsip-prinsip
lainnya.
b. Menggunakan kalimat simple daripada kalimat kompleks
Kata yang terlalu panjang sebagian besar adalah tidak nyata, sedangkan
kata yang pendek biasanya nyata. Dalam sebuah tulisan, apabila kata yang
tepat adalah suatu kalimat yang panjang maka gunakannlah, namun jika
ada salah satu kata yang lebih pendek maka gunakanlah kata yang lebih
pendek tersebut. Prinsip ini tidak berarti bahwa kata-kata kompleks harus
benar-benar dihindari tetapi itu berarti “Anda membutuhkan kedua bentuk
sederhana dan kompleks untuk ekspresi yang jelas” (Gunning , 1968).
Keseimbangan harus disimpan dalam kata-kata panjang dan pendek untuk
membuat teks yang menarik dan pada saat yang sama dapat dibaca.
c. Memilih kata-kata yang lazim
Gunning (1968) mendefinisikan kata sebagai “catatan terpisah dalam
kamus”. Kata yang lazim adalah kata-kata yang mana orang lain mampu
menggunakannya secara benar. Penulis yang memiliki pengalaman dengan
orang-orang dan kata-kata bisa menilai tentang keakraban kata-kata untuk
pembaca.
d. Menghindari penggunaan kata-kata yang tidak perlu
Kata-kata yang tidak perlu hanya akan membuat pembaca merasa lelah,
melanggar aturan ekonomi, dan membuat kalimat terasa panjang dan
rumit. Menggunakan kata-kata yang lebih membawa perluasan untuk teks
yang kita tulis sebaiknya perlu dihindari. Dalam rangka meningkatkan
keterbacaan, penulis harus menulis makna secara langsung dan
menghilangkan kata dan kalimat yang tidak perlu.
III. METODE PENELITIAN
A. Pendekatan Penelitian
Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kualitaif. Pengertian
penelitian deskriptif menurut Djajasudarma (1993) adalah sebuah penelitian yang
bertujuan untuk menciptakan menciptakan gambaran informasi yang sistematis,
faktual, dan akurat mengenai data dan koneksi dari fenomena yang diteliti dalam
penelitian ini.
Sementara itu, arti dari metode kualitatif mengacu pada makna,
pengertian, karakteristik, metafora, simbol, dan deskripsi suatu hal. Menurut
Neuman (2006) dalam metode kualitatif, data berupa kata-kata dan gambar dari
dokumen, pengamatan dan transkrip.
Lodico (2006) menyebutkan bahwa penelitian kualitatif focus pada
penyelidikan fenomena sosial dan menyuarakan perasaan dan persepsi dari para
peserta yang diteliti. Penelitian kualitatif relatif tidak menggunakan prosedur
mekanis seperti menghitung, mengkalkulasi, rata-rata, statistik, tes, dan
sebagainya. Hal ini karena metode kualitatif tidak memerlukan data statistik
secara eksklusif, sehingga penulis hanya menggunakan tabel dan grafik sederhana
untuk menggambarkan penelitian ini.
B. Peran Peneliti
Dalam penelitian kualitatif, penulis merupakan instrumen kunci, sehingga
penulis harus benar-benar tahu seberapa jauh penguasaan materi di bidang
tersebut. Teori-teori harus siap sebagai sumber dalam melakukan penelitian.
Penulis akan mengambil peran utama untuk memecahkan masalah dari laporan
masalah.
C. Objek Penelitian
Objek dari penelitian ini adalah kualitas hasil penerjemahan abstrak dari
tugas akhir Biologi. Kualitas yang dianalisa, mempertimbangkan beberapa aspek
yaitu, tingkat ketepatan, kejelasan, kewajaran, dan keterbacaan dari hasil
penerjemahan.
D. Sumber Data
Sumber data dalam penelitian ini adalah abstrak dalam tugas akhir Biologi
dari mahasiswa IKIP PGRI Semarang. Data terdiri dari abstrak dalam versi
Bahasa Indonesia dan Bahasa Inggris.
E. Metode Pengumpulan Data
Berdasarkan pernyataan Creswell (2008), pengumpulan data kualitatif
dapat dilakukan dengan menggunakan formulir umum, pertanyaan yang muncul
untuk untuk menghasilkan respon dari para peserta, mengumpulkan kata (teks)
atau gambar data, dan mengumpulkan informasi dari kecil jumlah individu atau
jaringan.
Tehnik penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian
kepustakaan dan pengamatan. Teknik pertama adalah penelitian kepustakaan.
Menurut Suryabrata (2009), penelitian kepustakaan adalah kegiatan meninjau apa
yang dilakukan oleh para peneliti untuk mendapatkan informasi tentang teori-
teori, konsep, generalisasi yang dibuat sebagai landasan teoritis untuk penelitian
yang akan dilakukan. Yang kedua adalah pengamatan yang berarti bahwa data
untuk penelitian ini akan diperoleh dari beberapa langkah. Langkah pertama
adalah untuk membaca terjemahan abstrak dalam tugas akhir Biology. Setelah itu,
penulis mencoba untuk menganalisis kualitas dengan memperhatikan aspek
ketepatan, kejelasan, kewajaran, dan keterbacaan dari penerjemahan tersebut.
F. Metode Analisa Data
Creswell (2008) menyatakan bahwa analisa data kualitatif membutuhkan
pemahaman bagaimana memahami teks dan gambar sehingga kita dapat
membentuk jawaban atas pertanyaan penelitian tersebut. Dalam analisa data
kualitatif, aktivitas yang terjadi di seluruh menyelidiki proses lebih penting jika
dibandingkan dengan kegiatan setelah proses penelitian terjadi.
Dalam rangka memahami data selama penyelidikan, penulis menempuh
beberapa langkah yang cocok untuk digunakan. Langkah-langkah tersebut adalah
sebagai berikut:
1. Membaca teks terjemahan abstrak
Membaca adalah langkah pertama yang penulis lakukan sebelum menganalisa
data. Penulis membaca dua versi abstrak yang dibuat yaitu dalam Bahasa
Indonesia dan terjemahannya dalam Bahasa Inggris. Langkah ini penulis
lakukan agar memahami lebih lanjut tentang abstrak dalam tugas akhir
Biologi yang harus dianalisa.
2. Menganalisa kualitas abstrak
Untuk mengetahui kualitas terjemahan dari abstrak dalam tugas akhir Biologi,
penulis menggunakan indikator untuk masing-masing kategori kualitas
berdasarkan Barnwell di dalam buku Abdullah (1996) diberikan sebagai
berikut:
Aspek Skor Tingkat Kualifikasi
Ketepatan 1 Buruk arti kata menyesatkan dan tidak
dapat dimengerti, makna tidak
jelas, ada beberapa kesalahan tata
bahasa, dan penyimpangan makna.
2 Cukup arti kata tepat, meminimalisir
kelebihan dan kesalahan tata
bahasa.
3 Baik arti kata tepat, tanpa kelalaian,
penambahan atau perubahan
makna.
4 Sangat
baik
makna yang akurat dan jelas, tanpa
kelalaian atau perubahan makna.
Kejelasan 1 Buruk gaya bahasa canggung atau kaku,
struktur bahasa memberatkan dan
kurang terstruktur, kesalahan
dalam pemilihan kata dan
kesalahan mekanis .
2 Cukup menggunakan kalimat kompleks,
tetapi makna dapat dimengerti,
dengan kesalahan mekanis dan
artikulasi.
3 Baik penggunaan kata yang tepat, frasa
dan tata bahasa dan makna yang
jelas.
4 Sangat
baik
mudah dimengerti, penggunaan
kata, kalimat dan tata bahasa yang
benar, tidak ambigu.
Kewajaran 1 Buruk susunan kalimat yang tidak wajar,
dengan bahasa canggung atau
kaku, bahasa tidak wajar dan gaya
yang canggung.
2 Cukup pertimbangan untuk meminimalisir
kata, tata bahasa, kalimat dan
idiom yang tidak wajar.
3 Baik arti kata tepat, idiom dan kata-kata
yang tepat tetapi ada beberapa
kesalahan struktur kalimat.
4 Sangat
baik
masuk akal, terbaca secara alami
(ditulis dalam bahasa sehari-hari,
tata bahasa umum, pengguanaan
idiom dan kata yang tepat).
Untuk menganalisa tingkat keterbacaan suatu terjemahan, penulis
menggunakan indicator sebagai berikut:
Skor Tingkat Kualifikasi
1 Buruk Mengandung > 25 kata untuk setiap kalimat,
gunakan kalimat yang kompleks, gunakan kata-kata
asing, menggunakan kata-kata yang tidak perlu
2 Cukup Mengandung <17 kata untuk setiap kalimat,
menggunakan kalimat sederhana dan kompleks,
menggunakan kata-kata asing, terdapat kata dan
kalimat yang tidak perlu
3 Baik Mengandung <11 kata untuk setiap kalimat,
menggunakan kalimat sederhana, menggunakan
kata-kata yang lazim, tidak terdapat kata-kata yang
tidak perlu
4 Sangat baik Mengandung <8 kata untuk setiap kalimat, gunakan
kalimat sederhana, menggunakan kata-kata yang
lazim, tidak terdapat kata-kata yang tidak perlu.
3. Penulisan hasil laporan
Di sini, penulis membuat persentase hasil dari masing-masing kategori
berdasarkan indicator di atas. Dari persentase tersebut, penulis mencoba untuk
mendeskripsikan tingkat kualitas abstrak pada tugas akhir Biologi.
DAFTAR PUSTAKA
Abdullah, H. 1996. Faktor-faktor yang Terkait dengan Terjemahan. PPS Universitas
Pendidikan Indonasia.
Abdullah, H. 2010. “Penerjemahan dalam Pengajaran Bahasa Asing di Perguruan
Tinggi”. Jurnal bahasa & sastra. Vol. 10, No. 2, 132-150.
Cattford, J.C. 1965. A Linguistic Theory of Translation. Hong Kong: Oxford University
Press.
Creswell, John. W. 2008. Educational Research. Colombus: Ohio.
Djajasudarma, T. Fatimah. 1993. Metode linguistik: Ancangan metode penelitian dan
kajian. Bandung: Eresco.
Gretchen Hargis. 1998. Developing Quality Technical Information. Upper Saddle River
NJ: Prentice Hall/IBM. Ch. 2 and 4.
Gunning, R. 1968. The techniques of clear writing, (Rev. ed.). New York: McGraw-Hill.
Jabbari, Ali Akbar & Nazanin Saghari. 2011. A Comparison between the Difficulty Level
(Readability) of English Medical Texts and Their Persian Translations, in
International Journal of English Linguistics (online), (www.ccsenet.org accessed
February 10, 2014).
Klare, George. R. 1963. The measurement of readability. Ames, Iowa: Iowa State
University Press.
Larson, Mildred L., editor. 1991. Translation: theory and practice, tension and
interdependence. American Translators Association scholarly monographs, 5.
Binghampton, NY: State University of New York. 270 p.
Lodico, Marguerite G; Dean T Spaulding and Katherine H Voogtle. 2006. Method In
Educational Research: From Theory to Practice. California: Jossey-Bass.
Longman Pearson. ed. 2009. Dictionary of Contemporary English: For Advanced
Learners. England: Pearson Education Limited.
Neuman, W. Lawrence. 2006. Social Research Methods: Qualitative and Quantitative
Approaches. USA. Pearson Education.
Newmark, Peter. 1988. A Text Book of Translation. London: Prentice Hall International.
Ltd.
Nida, E.A. and Taber, C.R. 1974. The Theory and Practice of Translation. 3rd ed. Leiden:
E.J. Brill.
Nida, Eugene A. dan Charles R. Taber. 1982. The Theory and Practice of Translation.
Leiden: E.J. Brill
Sager, Juan, C. 1983. Quality and Standards-the Evaluation of Translation, in Catriona
Pcken (Ed). The Translators’ Handbook. London: Aslib.
Suryabrata, Sumadi. 2009. Metodologi Penelitian. Jakarta: Raja Grafindo Persada.