proposal k3 sari-nita
TRANSCRIPT
-
7/23/2019 Proposal k3 Sari-nita
1/40
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pelaksanaan Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3) adalah salah satu
bentuk upaya untuk menciptakan tempat kerja yang aman, sehat, bebas dari
pencemaran lingkungan, sehingga dapat mengurangi dan atau bebas dari
kecelakaan kerja dan penyakit akibat kerja yang pada akhirnya dapat
meningkatkan efisiensi dan produktivitas kerja.Kecelakaan kerja tidak saja
menimbulkan korban jiwa maupun kerugian materi bagi pekerja dan
pengusaha, tetapi juga dapat mengganggu proses produksi secara menyeluruh,
merusak lingkungan yang pada akhirnya akanberdampak pada masyarakat
luas.()
Kecelakaan kerja adalah kejadian yang tidak terduga dan tidak
diharapkan.!iasanya kecelakaan menyebabkan, kerugian material dan
penderitaan dari yang paling ringan sampai kepada yang paling berat.()
Kecelakaan di laboratorium dapat berbentuk " jenis yaitu # (),(")
. Kecelakaan medis, jika yang menjadi korban pasien
". Kecelakaan kerja, jika yang menjadi korban petugas laboratorium itu
sendiri.
Penyebab kecelakaan kerja dapat dibagi dalam kelompok ()
. Kondisi berbahaya (unsafe condition), yaitu yang tidak aman dari#
a. $esin, peralatan, bahan dan lain%lain
b. &ingkungan kerja
c. Proses kerja
d. 'ifat pekerjaan
e. ara kerja
". Perbuatan berbahaya (unsafe act), yaitu perbuatan berbahaya dari
manusia, yang dapat terjadi antara lain karena#
a. Kurangnya pengetahuan dan keterampilan pelaksana
b. acat tubuh yang tidak kentara (bodily defect)
c. Keletihanan dan kelemahan daya tahan tubuh.
d. 'ikap dan perilaku kerja yang tidak baik
-
7/23/2019 Proposal k3 Sari-nita
2/40
Penyakit kibat Kerja (PK) dan Kecelakaan Kerja (KK) di
kalangan petugas kesehatan dan non kesehatan kesehatan di *ndonesia
belum terekam dengan baik. +ika kita pelajari angka kecelakaan dan
penyakit akibat kerja di beberapa negara maju (dari beberapa pengamatan)
menunjukan kecenderungan peningkatan prevalensi.'ebagai faktor
penyebab, sering terjadi karena kurangnya kesadaran pekerja dan kualitas
serta keterampilan pekerja yang kurang memadai. !anyak pekerja yang
meremehkan risiko kerja, sehingga tidak menggunakan alat%alat pengaman
walaupun sudah tersedia.(),(3)
B.Tujuan P enelitian
. ujuan -mum #
-ntuk mendapatkan informasi tentang aspek Kesehatan dan
Keselamatan Kerja (K3) pada petugas pengambil
kontrol darah di laboratorium umah 'akit *bnu 'ina.
". ujuan Khusus #
a. -ntuk mendapatakan informasi tentang faktor ha/ard yang dialami
petugas pengambil kontrol darah di laboratorium ' *bnu 'ina.
b. -ntuk mendapatkan informasi tentang alat kerja yang digunakan
yang dapat mengganggu kesehatan petugas
pengambil kontrol darah di laboratorium ' *bnu 'ina.
c. -ntuk mendapatkan informasi tentang lat Pelindung 0iri (P0)
yang digunakan petugas pengambil kontrol darah di laboratorium
' *bnu 'ina.
d. -ntuk mendapatkan informasi tentang ketersediaan obat
Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan (P3K) di tempat kerja
petugas pengambil kontrol darah di laboratorium ' *bnu 'ina.
e. -ntuk mendapatkan informasi tentang pemeriksaan kesehatan yang
pernah dilakukan seseuai peraturan (sebelum kerja, berkala, berkala
khusus) umah 'akit *bnu 'ina.
"
-
7/23/2019 Proposal k3 Sari-nita
3/40
f. -ntuk mendapatkan informasi tentang Peraturan Pimpinan umah
'akit *bnu 'ina tentang K3 di tempat kerja.
g. -ntuk mendapatkan informasi tentang keluhan atau penyakit yang
dialamiyang berhubungan dengan pekerjaan pada petugas
pengambil control darah di laboratorium umah 'akit *bnu 'ina.
h. -ntuk mendapatkan informasi tentang upaya Kesehatan dan
KeselamatanKerja (K3) dalam penyuluhan1pelatihan,
penggukuran1pemantauan lingkungan tentang ha/ard yang
berhubungan dengan pekerjaan pada petugas pengambil kontrol
darah di laboratorium umah 'akit *bnu 'ina.
C. Manfaat Penelitian
. 2asil penelitian ini diharapkan dapat memperkaya khasanah ilmu
pengetahuan dan memicu penelitian lainnya, serta menjadi bahan
masukan bagi instansi terkait dalam menentukan arah kebijakan
kesehatan di masa yang akan datingkhususnya yang berkaitan
dengan kesehatan dan keselamatan kerja pada petugas laboratorium
sehingga dapat meningkatkan upaya pencegahan di kemudian hari.
". !agi instalasi kesehatan yang bersangkutan merupakan informasi
yang berharga utnuk meningkatkan kewaspadaan dan pengetahuan
sehubungan dengan Kesehatan dan Keselamatan Kerja pada
petugas laboratorium ke depan.
3. !agi peneliti sendiri penelitian ini merupakan pengalaman yang
berharga dalam memperluas wawasan dan pengetahuan tentangKesehatan dan Keselamatan Kerja pada petugas laboratorium.
3
-
7/23/2019 Proposal k3 Sari-nita
4/40
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
.
A. Faktr !i"ik Ha#ar$ Petuga" La%ratriu& Penga&%il Dara'
'eiring dengan kemajuan *PK, khususnya kemajuan teknologi
laboratorium, maka risiko yang dihadapi petugas laboratorium semakin
meningkat.0alam menjalankan aktivitas kerja, petugas kesehatan tidak bisa
terbebas dari resiko terjadinya kecelakaan kerja. 4aktor risiko sehubungan
dengan kondisi patologis yang mungkin dapat terjadi pada petugas di
lingkungan laboratorium, yaitu #(),(3),(5)
a. 4aktor !iologis
&ingkungan kerja pada Pelayanan Kesehatan adalah favorable bagi
berkembang biaknya strain kuman. 6irus yang menyebar melalui kontak
dengan darah dan sekreta (misalnya 2*6 dan 2ep. !) dapat menginfeksi
pekerja hanya akibat kecelakaan kecil dipekerjaan, misalnya karena tergores
atau tertusuk jarum yang terkontaminasi virus.
b. 4aktor Kimia
Petugas di laboratorium kesehatan yang sering kali kontak dengan
bahan kimia dan obat%obatan seperti antibiotika, demikian pula dengan solvent
yang banyak digunakan dalam komponen antiseptik, desinfektan dikenal
sebagai /at yang paling karsinogen. 'emua bahan cepat atau lambat ini dapat
memberi dampak negatif terhadap kesehatan mereka. 7angguan kesehatan
yang paling sering adalah dermatosis kontak akibat kerja yang pada umumnya
disebabkan oleh iritasi dan hanya sedikit saja oleh karena alergi. !ahan toksik
jika tertelan, terhirup atau terserap melalui kulit dapat menyebabkan penyakit
akut atau kronik, bahkan kematian. !ahan korosif akan mengakibatkan
kerusakan jaringan yang irreversible pada daerah yang terpapar.
c. 4aktor rgonomi
rgonomi sebagai ilmu, teknologi dan seni berupaya menyerasikan
alat, cara, proses dan lingkungan kerja terhadap kemampuan, kebolehan dan
5
-
7/23/2019 Proposal k3 Sari-nita
5/40
batasan manusia untuk terwujudnya kondisi dan lingkungan kerja yang sehat,
aman, nyaman dan tercapai efisiensi yang setinggi%tingginya. 'ebagian besar
pekerja di perkantoran atau Pelayanan Kesehatan pemerintah, bekerja dalam
posisi yang kurang ergonomis, misalnya tenaga operator peralatan, hal ini
disebabkan peralatan yang digunakan pada umumnya barang impor yang
disainnya tidak sesuai dengan ukuran pekerja *ndonesia. Posisi kerja yang
salah dan dipaksakan dapat menyebabkan mudah lelah sehingga kerja menjadi
kurang efisien dan dalam jangka panjang dapat menyebakan gangguan fisik
dan psikologis (stress) dengan keluhan yang paling sering adalah nyeri
pinggang kerja (low back pain).
d. 4aktor 4isik
4aktor fisik di laboratorium kesehatan yang dapat menimbulkan masalah
kesehatan kerja meliputi#
. Kebisingan, getaran akibat mesin dapat menyebabkan stress dan ketulian
". Pencahayaan yang kurang di ruang kamar pemeriksaan, laboratorium,
ruang perawatan dan kantor administrasi dapat menyebabkan gangguan
penglihatan dan kecelakaan kerja.
3. 'uhu dan kelembaban yang tinggi di tempat kerja
5. erimbas kecelakaan1kebakaran akibat lingkungan sekitar.
8. erkena radiasi
Khusus untuk radiasi, dengan berkembangnya teknologi pemeriksaan,
penggunaannya meningkat sangat tajam dan jika tidak dikontrol dapat
membahayakan petugas yang menangani.
e. 4aktor Psikososial
!eberapa contoh faktor psikososial di laboratorium kesehatan yang dapat
menyebabkan stress #
. Pelayanan kesehatan sering kali bersifat emergency dan menyangkut hidup
mati seseorang. -ntuk itu pekerja di laboratorium kesehatan di tuntut
untuk memberikan pelayanan yang tepat dan cepat disertai dengan
kewibawaan dan keramahan%tamahan
". Pekerjaan pada unit%unit tertentu yang sangat monoton.
8
-
7/23/2019 Proposal k3 Sari-nita
6/40
3. 2ubungan kerja yang kurang serasi antara pimpinan dan bawahan atau
sesama teman kerja.
5. !eban mental karena menjadi panutan bagi mitra kerja di sektor formal
ataupun informal.
B. Alat ( Alat Kerja )ang Ber*ten"i Mengganggu Ke"e'atan Petuga"
Penga&%il Dara' $i La%ratriu&
Petugas laboratorium merupakan orang pertama yang terpajan terhadap
bahan kimia yangmerupakan bahan toksik korosif, mudah meledak dan
terbakar serta melibatkanbahan biologi.'elain itu dalam pekerjaannya
menggunakan alat%alatyang mudah pecah, radiasi serta alat%alat elektronikdengan voltase yangmematikan, dan melakukan percobaan dengan penyakit
yang dimasukan ke jaringan hewan percobaan.()
Pengambilan darah atau flebotomi merupakan prosedur pengambilan
sampel yang paling umum di laboratorium. $eski sudah dilakukan berabad%
abad, masih banyak orang yang enggan melakukannya dengan berbagai
alasan, seperti# takut jarum suntik terinfeksi penyakit akibat penggunaan
jarum bekas, takut akan rasa sakit, khawatir sampelnya tertukar dengan yang
lain. 0i sisi lain, laboratorium harus mengambil sampel darah dengan
prosedur yang benar, demi keamanan dan keselamatan pasien (patient safety),
untuk menghasilkan sampel yang berkualitas dan hasil pemeriksaan yang
akurat, dan tentu saja yang memperhitungkan keamanan 9 keselamatan
petugas flebotomi.(8)
C. Alat Pelin$ung Diri +APD, )ang Digunakan Petuga" Penga&%il
K ntrl Dara' Di La%ratriu&
-ntuk menghindari risiko dari kecelakaan dan terinfeksinya petugas
laboratorium khususnya pada laboratorium kesehatan sebaiknya dilakukan
tindakan pencegahan seperti pemakaian alat pelindung diri, apabila
petugas laboratorium tidak menggunakan alat pengaman, akan semakin
besar kemungkinan petugas laboratorium terinfeksi bahan berbahaya,
khususnya berbagai jenis virus.(:)
:
-
7/23/2019 Proposal k3 Sari-nita
7/40
P0 adalah seperangkat alat yang digunakan untuk melindungi
sebagian atau seluruh tubuh dari potensi bahaya atau kecelakaan kerja.
P0 merupakan suatu alat yang dipakai tenaga kerja dengan maksud
menekan atau mengurangi resiko masalah kecelakaan akibat kerja yang
akibatnya dapat timbul kerugian bahkan korban jiwa atau cedera.(;)
P0 yang disediakan harus memenuhi syarat, yaitu# (
-
7/23/2019 Proposal k3 Sari-nita
8/40
b. 7oggle
c. Pelindung wajah
Pelindung mata special (goggle yang menyatu dengan masker
khusus untuk melindungi mata dan wajah dari radiasi dan bahaya
laser). Pelindung mata melindungi petugas kesehatan
dari cipratan darah atau cairan tubuh lainnya yang
terkontaminasi dengan pelindung mata.
2. Perlindungan !adan(:)
!aju yang dikenakan selama bekerja di laboratorium, yang
dikenal dengan sebutan jas laboratorium ini, merupakan suatu
perlengkapan yang wajib dikenakan sebelum memasuki laboratorium.
+as laboratorium yang kerap sekali dikenal oleh masyarakat pengguna
bahan kimia ini terbuat dari katun dan bahan sintetik. da beberapa
hal yang perlu diperhatikan ketika nda menggunakan jas
laboratorium, kancing jas laboratorium tidak boleh dikenakan dalam
kondisi tidak terpasang dan ukuran dari jas laboratorium pas dengan
ukuran badan pemakainya.
+as laboratorium merupakan pelindung badan dari tumpahan
bahan kimia dan api sebelum mengenai kulit pemakainya. +ika jas
laboratoriumterkontaminasi oleh tumpahan bahan kimia, lepaslah jas
tersebut secepatnya.'elain jas laboratorium, perlindungan badan
lainnya adalah pron dan +umpsuits. pron sering kali digunakan
untuk memproteksi diri dari cairan yang bersifat korosif dan
mengiritasi. Perlengkapan yang berbentuk seperti celemek ini
biasanya terbuat dari karet atau plastik. -ntuk apron yang terbuat dari
plastik, perlu digarisbawahi, bahwa tidak dikenakan pada area larutan
yang mudah terbakar dan bahan%bahan kimia yang dapat terbakar
yang dipicu oleh elektrik statis, karena apron jenis ini dapat
mengakumulasi loncatan listrik statis.
+umpsuits atau dikenal dengan sebutan baju parasut ini
direkomendasikan untuk dipakai pada kondisi beresiko tinggi
(misalnya ketika menangani bahan kimia yang bersifat karsinogenik
-
7/23/2019 Proposal k3 Sari-nita
9/40
dalam jumlah yang sangat banyak). !aju parasut ini terbuat dari
material yang dapat didaur ulang. !ahan dari peralatan perlindungan
badan ini haruslah mampu memberi perlindungan kepada pekerja
laboratorium dari percikan bahan kimia, panas, dingin, uap lembab,
dan radiasi.
3. Pelindungan angan(:)
Kontak pada kulit tangan merupakan permasalahan yang sangat
penting apabila nda terpapar bahan kimia yang korosif dan beracun.
'arung tangan menjadi solusi bagi nda. idak hanya melindungi
tangan terhadap karakteristik bahaya bahan kimia tersebut, sarung
tangan juga dapat memberi perlindungan dari peralatan gelas yang
pecan atau rusak, permukaan benda yang kasar atau tajam, dan
material yang panas atau dingin.
!ahan kimia dapat dengan cepat merusak sarung tangan yang
nda pakai jika tidak dipilih bahannya dengan benar berdasarkan
bahan kimia yang ditangani. 'elain itu, kriteria yang lain adalah
berdasarkan pada ketebalan dan rata%rata daya tembus atau terobos
bahan kimia ke kulit tangan. 'arung tangan harus secara periodik
diganti berdasarkan frekuensi pemakaian dan permeabilitas bahan
kimia yang ditangani. +enis sarung tangan yang sering dipakai di
laboratorium, diantaranya, terbuat dari bahan karet, kulit dan
pengisolasi (asbestos) untuk temperatur tinggi.
+enis karet yang digunakan pada sarung tangan, diantaranya
adalah karet butil atau alam, neoprene, nitril, dan P6 (Polivinil
klorida). 'emua jenis sarung tangan tersebut dipilih berdasarkan
bahan kimia yang akan ditangani. 'ebagai contoh, sarung tangan yang
terbuat dari karet alam baik apabila nda bekerja dengan mmonium
hidro@ida, tetapi tidak baik bila bekerja dengan 0ietil eter.
4. Perlindungan Pernafasan(:),(;)
Kontaminasi bahan kimia yang paling sering masuk ke dalam
tubuh manusia adalah lewat pernafasan. !anyak sekali partikel%
partikel udara, debu, uap dan gas yang dapat membahayakan
A
-
7/23/2019 Proposal k3 Sari-nita
10/40
pernafasan. &aboratorium merupakan salah satu tempat kerja dengan
bahan kimia yang memberikan efek kontaminasi tersebut. Bleh karena
itu, para pekerjanya harus memakai perlindungan pernafasan, atau
yang lebih dikenal dengan sebutan masker, yang sesuai. Masker
dipakai untuk menahan cipratan yang keluar dari
sewaktu petugas kesehatan atau petugas bedah bicara,
batuk, bersin dan juga mencegah cipratan darah atau
cairan tubuh yang terkontaminasi masuk ke
dalamhidung atau mulut petugas kesehatan. Pemilihan
masker yang sesuai didasarkan pada jenis kontaminasi, kosentrasi, dan
batas paparan. !eberapa jenis perlindungan pernafasan dilengkapi
dengan filter pernafasan yang berfungsi untuk menyaring udara yang
masuk. 4ilter masker tersebut memiliki masa pakai. pabila tidak
dapat menyaring udara yang terkontaminasi lagi, maka filter tersebut
harus diganti.
0ari informasi mengenai beberapa P0 diatas, maka setiap
pengguna bahan kimia haruslah mengerti pentingnya memakai P0
yang sesuai sebelum bekerja dengan bahan kimia. 'elain itu, setiap
P0 yang dipakai harus sesuai dengan jenis bahan kimia yang
ditangani. 'emua hal tersebut tentunya mempunyai dasar, yaitu
kesehatan dan keselamatan kerja di laboratorium.
-ngkapan mengatakan bahwa C&ebih baik mencegah daripada
mengobatiC. P0 merupakan solusi pencegahan yang paling mendasar
dari segala macam kontaminasi dan bahaya akibat bahan kimia. +adi,
tunggu apa lagi. 7unakanlah P0 sebelum bekerja dengan bahankimia.
Dalam program pengadaan P0 untuk melindungi tenaga kerja
dalam bekerja, maka penyimpanan, pemeliharaan P0 sebaiknya
dibilik yang sangat sensitif terhadap perubahan tertentu, waktu
kadaluarsanya dan tidak akan menimbulkan alergi terhadap sipemakai
serta tidak menularkan penyakit.(
-
7/23/2019 Proposal k3 Sari-nita
11/40
D. Pentingn)a Keter"e$iaan Ktak Pertlngan Perta&a *a$a
Ke-elakaan +PK, %agi Petuga" La%ratriu&
6ariasi, ukuran, tipe dan kelengkapan laboratorium menentukan
kesehatan dan keselamatan kerja. Penting bagi setiap laboratorium dan
petugasnya untuk menyediakan kit P3K. Pemberian Pertolongan Pertama
Pada Kecelakaan (PPPK) merupakan langkah pertolongan awal dalam
penanggulangan kecelakaan yang terjadi di laboratorium sebelum
mendapat penanganan lebih lanjut dari pihak medis.(),(A),(D)
E. Pentingn)a P e&erik"aan K e"e'atan +"e%elu& kerja/ %erkala/ %erkala
k'u"u", %agi Petuga" La%ratriu&+0,
Pemeriksaan kesehatan baik sebelum kerja, berkala maupun khusus
bagi petugas laboratorium adalah penting untuk menemukan gangguan
sedini mungkin dengan cara mengenal (ecognition) kecelakaan dan
penyakit akibat kerja yang dapat tumbuh pada setiap jenis pekerjaan di
unit pelayanan kesehatan dan pencegahan meluasnya gangguan yang
sudah ada baik terhadap pekerjaitu sendiri maupun terhadap orang
disekitarnya. 0engan deteksi dini, maka penatalaksanaan kasus menjadi
lebih cepat, mengurangi penderitaan dan mempercepat pemulihan
kemampuan produktivitas masyarakat pekerja. 0isini diperlukan system
rujukan untuk menegakkandiagnosa penyakit akibat kerja secara cepat dan
tepat (prompt%treatment).
Pencegahan sekunder ini dilaksanakan melalui pemeriksaan kesehatan
pekerja yang meliputi#
a. Pemeriksaan wal
dalah pemeriksaan kesehatan yang dilakukan sebelum seseorang
calon 1 pekerja (petugas kesehatan dan non kesehatan) mulai
melaksanakan pekerjaannya. Pemeriksaan ini bertujuan untuk
memperoleh gambaran tentang status kesehatan calon pekerja dan
mengetahui apakah calon pekerja tersebut ditinjau dari segi
kesehatannyasesuai dengan pekerjaan yang akan ditugaskan
kepadanya. Pemerikasaan kesehatan awal ini meliputi# namnese
umum, anamnese pekerjaan, penyakit yang pernah diderita, alrergi,
imunisasi yang pernah didapat, pemeriksaan badan, pemeriksaan
-
7/23/2019 Proposal k3 Sari-nita
12/40
laboratorium rutin, pemeriksaan tertentu# misalnya uberkulin test,
Psiko test.
%. Pemeriksaan !erkala
dalah pemeriksaan kesehatan yang dilaksanakan secara berkala
dengan jarak waktu berkala yang disesuaikan dengan besarnya
resiko kesehatan yang dihadapi. $akin besar resiko kerja, makin
kecil jarak waktu antar pemeriksaan berkala. uang lingkup
pemeriksaan disini meliputi pemeriksaan umum dan pemeriksaan
khusus seperti pada pemeriksaan awal dan bila diperlukan
ditambah dengan pemeriksaan lainnya, sesuai dengan resiko
kesehatan yang dihadapi dalam pekerjaan.
c. Pemeriksaan Khusus
$erupakan pemeriksaan kesehatan yang dilakukan pada khusus
diluar waktu pemeriksaan berkala, yaitu pada keadaan dimana ada
atau diduga ada keadaan yang dapat mengganggu kesehatan
pekerja.
F. Peraturan Pe&erinta' tentang K e"e'atan $an Ke"ela&atan Kerja
+K , $i te&*at kerja+0,
umah sakit tidak terlepas dari peraturan%peraturan ini karena
teknologi dan sarana kesehatan, kondisi fisik rumah sakit dapat
membahayakan pasien, keluarga, serta pekerja. +ika tidak dikelola,
rumahsakit tidak terhindar dari kebakaran, bencana, atau dampak buruk
pada kesehatan. Pengendalian K3 melalui perundang%undangan
(&egislative ontrol) antara lain#. -- =o. 5 ahun A:A entang Ketentuan%ketentuan Pokok Petugas
kesehatan dan non kesehatan
". -- =o. tahun A;D tentang Keselamatan Kerja.
0asar hukum -- =o. tahun A;D adalah --0 A58 pasal ";
(") dan -- =o. 5 tahun A:A. Pasal "; (") menyatakan bahwa#
Eiap%tiap warganegara berhak atas pekerjaan dan penghidupan yang
layak bagi kemanusiaanF. *ni berarti setiap warga negara berhak
"
-
7/23/2019 Proposal k3 Sari-nita
13/40
hidup layak dengan pekerjaan yang upahnya cukup dan tidak
menimbulkan kecelakaan1 penyakit. -- =o. 5 tahun A:A
menyebutkan bahwa tenaga kerja merupakan modal utama serta
pelaksana dari pembangunan.
3. -- =o. "3 tahun AA" tentang Kesehatan
$enyebutkan bahwa upaya Kesehatan dan Keselamatan Kerja
harus diselenggarakan disemua tempat kerja, khususnya di tempat
kerja yang memiliki risiko bahaya kesehatan, mudah terjangkit
penyakit atau mempunyai karyawan paling sedikit D orang.
5. Peraturan $enteri Kesehatan tentang higene dan sanitasi lingkungan.
8. Peraturan penggunaan bahan%bahan berbahaya
:. Peraturan1persyaratan pembuangan limbah dll.
1. Kelu'an2 Pen)akit "e'u%ungan $engan K Petuga" Penga&%il Dara'
$i La%ratriu&+00,
Keluhan1 penyakit yang paling rentan dialami pada petugas
laoratorium khususnya pada petugas pengamil darah adalah terkena
infeksi. Infeksi yang didapat di laboratorium adalah infeksi
nosokomial akibatkegiatan staf laboratorium tanpa
memperkirakan bagaimana kejadiannya. Infeksi organisme
pathogen dapat terjadi melalui beberapa cara. Yang
palingsering adalah:
1. Inhalasi. Pada saat melakukan pencampuran,
penggilingan atau penghalusanbahan bahan infeksius
atau pada saat membakar kawat loop pemindah dapat
membentuk percikan halus yang dapat terhirup oleh
petugas yang tidak menggunakan pelindung.
. !ertelan. Para petugas laboratorium dapat terpapar
melalui:
a. "erakan yang tidak disadari dari tangan ke mulut.
b. Memasukkan bahan#bahan yang telah terkontaminasi
$pensil% atau jari tangan ke mulut.
3
-
7/23/2019 Proposal k3 Sari-nita
14/40
c. Makan, minum atau merokok di dalam laboratorium
atau tidakmelakukan upaya kebersihan tangan yang
betul $tidak mencuci tanganatau tidak menggunakan
penggosok tangan dengan bahan dasar alcohol
sebelum dan sesudah makan%
d. Menggunakan pipet $1&' angka kejadian infeksi
yang didapat di laboratorium terjadi karena
melakukan pipet melalui mulut%.
&. (uka akibat tusukan. )edera akibat kecelakaan dengan
benda#benda tajam $jarum, pisau bedah dan bahan#
bahan pecah belah yang telah terkontaminasi%
merupakan penyebab utama infeksi yang didapat di
laboratorium.
*. +ontaminasi pada kulit dan selaput lendir. )ipratan dan
percikan dari cairanyang terkontaminasi pada kulit,
selaput lendir mulut, rongga hidung dan konjungtia
mata dan gerakan tangan ke muka dapat mengakibatkan
terjadinya transmisi organisme pathogen. Centers for
Disease Control $)-)% menyatakan bahwa ebotomi
merupakanprosedur yang beresiko paling tinggi, karena
jarum paling sering digunakan adalah ukuran besar $/#
gauge% dan jumlah darah tertinggal di dalam jarum
sesudah pemakaian. Pada laporan 1000 $PI2et%, 1'
dari 1.00& perlukaan tajam yang dilaporkan di 3merika
4erikat berhubungan dengan ebotomi. (ebih dari /5'
perlukaan jarum terjadi sewaktu mengambil darah ena,
menggunakan jarum akum, jarum sekali pakai dan
jarum buttery. Pada ebotomi yakinkan bahwa: pakai
sarung tangan, cari bantuan bila pasien tidak
bekerjasama dan untuk menangani anak#anak.
5
-
7/23/2019 Proposal k3 Sari-nita
15/40
H. U*a)a Pre3entif $an Pr&"i K "e'u%ungan $engan Kegiatan
Petuga" Penga&%il Dara' $i La%ratriu&
'ebagai unit di sektor kesehatan pengembangan K3 tidak hanya
untuk intern laboratorium kesehatan, dalam hal memberikan pelayanan
paripurna juga harus merambah dan memberi panutan pada masyarakat
pekerja di sekitarnya, utamanya pelayanan promotif dan preventif.
$isalnya untuk mengamankan limbah agar tidak berdampak kesehatan
bagi pekerja atau masyarakat disekitarnya, meningkatkan kepekaan dalam
mengenali unsafe act dan unsafe condition agar tidak terjadi kecelakaan
dan sebagainya, mengadakan penyuluhan1 pelatihan, pengukuran1
pemantauan lingkungan tentang ha/ard yang mungkin terjadi.
BAB III
BAHAN DAN CA!A
A.Ba'an
!ahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah#
a. Kamera untuk mengambil gambar kegiatan
b. hecklist sebagai bahan untuk mengontrol tindakan yang akan
dilakukan, yaitu dengan melihat, mengecek, dan mendata berdasarkan
check list.
c. Kuisener yang terlampir dalam proposal ini sebagai alat penelitian,
dengan cara menyebarkan atau mendata sampel yang akan diambil
untuk memperoleh informasi yang berkaitan dengan kesehatan dan
keselamatan kerja petugas registrasi pasien.
B. Cara
ara yang digunakan dalam penelitian ini adalah Walk Thru Survey
C. Lka"i Penelitian
' *bnu 'ina +ln Perintis Kemerdekaan Km.5, Kota $akassar, Propinsi
'ulawesi 'elatan
D. Ja$4al Penelitian
8
-
7/23/2019 Proposal k3 Sari-nita
16/40
'urvei ini dilaksanakan mulai hari 'enin s1d abu atau anggal : +uni s1d
< +uni "D5 dengan agenda sebagai berikut.
=o. anggal Kegiatan
. 5 +uni "D5 % $elapor ke bagian *K$
% Pengarahan kegiatan
". : +uni "D5 % Pembuatan proposal
3. ; +uni "D5 % Presentasi proposal penelitian
% Pelaksanaan kegiatan penelitian
5. < +uni "D5 % Pembuatan laporan hasil penelitian
% Presentasi laporan hasil penelitian
BAB I5
HASIL DAN PEMBAHASAN
!erikut ini adalah hasil identifikasi dari survey yang dilakukan
sehubungan dengan Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3) Petugas Pengambil
Kontrol 0arah di &aboratorium. Pemantauan dan identifikasi ini dilakukan di
laboratorium ' *bnu 'ina $akassar dengan metode walk through survey dengan
menggunakan checklist, kuesioner, dan kamera.
I5.I. Ha"il I$entifika"i
6. Faktr !i"ik Ha#ar$ Petuga" La%ratriu& Penga&%il Dara'
a. 4aktor !iologis
abel .a
Petuga
s
*tem 2a/ard !iologi Ga idak
a. Pernah terkontaminasi langsung dengan darah dan
cairan tubuh pasien melalui tergores atau tertusuk
jarum suntik
"
3
5
otal 3
b. Pernah terkontaminasi langsung dengan darah dan
cairan tubuh pasien melalui cara lain
"
3
:
-
7/23/2019 Proposal k3 Sari-nita
17/40
5
otal 5 D
c. ersedia wadah pembuangan jarum suntik dan
sampah medis
"
3
5
otal 5 D
d. $embuang jarum suntik di tempat yang telah
disediakan
"
3
5
otal 5 D
e. $embuang darah dan cairan tubuh di tempat yang
telah disediakan
"
3
5
otal 5 D
f. $encuci tangan mengunakan sabun sebelum dan
sesudah bekerja dengan benar
"
3
5
otal 5 D
g. ersedianya bahan alternatif cuci tangan di
tempat kerja
"
3
5
otal 5 DSumber:Data primer
0ari daftar checklist faktor biologis pada tabel .a memperlihatkan bahwa
sebanyak 3 orang petugasnya pernah terkontaminasi dengan cairan tubuh pasien
baik akibat tergores dan tertusuk jarum suntik, sebanyak 5 orang terkontaminasi
dengan cara lain yang mengakibatkan darah1cairan tubuh tersebut menyentuh
langsung bagian tubuh mereka, sebanyak 5 orang telah melakukan pemilahan dan
;
-
7/23/2019 Proposal k3 Sari-nita
18/40
pembuangan sampah medis, jarum suntik dan non medis ke wadah yang telah
diapkan oleh pihak ', serta sebanyak 5 orang pula mengaku telah melakukan
cuci tangan menggunakan sabun sebelum dan setelah bekerja yang didukung oleh
tersedianya bahan alternatif lain cuci tangan berupa hand sanitier yang
tergantung siap pakai di dinding.
b. 4aktor Kimia
abel .b
Petuga
s
*tem 2a/ard Kimia Ga idak
Pernah terkontaminasi dengan reagen1solvent
"
3
5
otal 3 Sumber:Data primer
0ari hasil daftar checklist faktor kimia pada tabel .b diatas
memperlihatkan bahwa sebanyak 3 orang petugas mengaku pernah
terkontaminasi dengan reagen1solvent dan hanya orang yang menyatakantidak pernah sehingga dengan demikian, hampir semua petugas laboratorium
pernah terkontaminasi dengan reagen1solvent yang kerap digunakan di
laboratorium.
c. 4aktor rgonomi
abel .c
Petuga
s
*tem ha/ard ergonomi Ga idak
$erasa kurang nyaman saat bekerja (stress atau nyeri
pinggang, pegal, mudah lelah dll)
"
3
5
otal 5 DSumber:Data primer
-
7/23/2019 Proposal k3 Sari-nita
19/40
0ari hasil checklist ha/ard ergonomi diatas, memperlihatkan
bahwa semua petugas menyatakan kurang nyaman saat bekerja (stress fisik
berupa nyeri pinggang, pegal, mudah lelah, dll).
d. 4aktor 4isik
abel .d
Petuga
s
*tem ha/ard fisik Ga idak
Kebisingan akibat mesin yang dapat menyebabkan
stress dan ketulian
"
3
5
otal D 5
Pencahayaan yang kurang di ruang kamar
pemeriksaan, laboratorium, ruang perawatan dan
kantor administrasi yang dapat menyebabkan
gangguan penglihatan dan kecelakaan kerja
"
3
5
otal D 5
'uhu dan kelembaban yang tinggi di tempat kerja
"
3
5
otal D 5
Pernah terimbas kecelakaan1kebakaran akibat
lingkungan sekitar.
"
3
5
otal D 5
Sumber:Data primer
0ari hasil checklist ha/ard fisik yang ditampilkan pada tabel .d
memperlihatkan bahwa semua petugas tidak merasakan kebisingan akibat
mesin yang digunakan, semua petugas tidak merasa kurangnya pencahayaan di
ruang kamar pemeriksaan, laboratorium, ruang perawatan dan kantor
administrasi yang dapat menyebabkan gangguan penglihatan dan kecelakaan
kerja, semua petugas tidak pernah terimbas kecelakaan1kebakaran akibat
A
-
7/23/2019 Proposal k3 Sari-nita
20/40
lingkungan sekitar, serta semua petugas tidak merasa adanya temperatur dan
kelembaban yang tinggi di tempat kerja.
e. 4aktor Psikososial
abel . e
Petuga
s
*tem 2a/ard Psikososial Ga idak
$erasa lingkungan kerja monoton
"
3
5
otal 5 D
$erasa bahwa pelayanan yang ramah adalah tuntutan
semata
"
3
5
otal D 5
2ubungan kerja yang kurang serasi antara pimpinan
dan bawahan atau sesama teman kerja
"
3
5
otal D 5
$erasa terbebani secara mental karena menjadi
panutan bagi mitra kerja di sektor formal ataupun
informal
"
3
5
otal D 5Sumber:Data primer
0ari hasil checklist ha/ard psikososial yang ditampilkan pada tabel .e
memperlihatkan bahwa semua petugas merasa lingkungan kerja mereka
monoton, semua petugas tidak merasa bahwa pelayanan yang ramah adalah
tuntutan semata, semua petugas tidak merasa bahwa terdapat hubungan kerja
yang kurang serasi antara pimpinan dan bawahan atau sesama teman kerja,
"D
-
7/23/2019 Proposal k3 Sari-nita
21/40
serta semua petugas tidak merasa merasa terbebani secara mental karena
menjadi panutan bagi mitra kerja di sektor formal ataupun informal.
6. Alat ( Alat Kerja )ang Ber*ten"i Mengganggu Ke"e'atan Petuga"
Penga&%il Dara' $i La%ratriu&
Petuga
s
lat H alat di &aboratorium Ga idak
+arum suntik
"
3
5
otal 5 D
eagen1 'olvent
"
3
5
otal 5 D
$esin% mesin terkait
"
3
5
otal D 5Sumber:Data primer
0ari hasil checklist alat%alat di laboratorium yang ditampilkan pada tabel
diatas memperlihatkan bahwa semua petugas merasa bahwa penggunaan
jarum suntik dan reagen1solvent dapat membahayakan kesehatan dankeselamatan kerja mereka, sebaliknya semua petugas berpendapat bahwa
mesin yang mereka gunakan tidak berpotensi mengganggu kesehatan mereka.
. Alat Pelin$ung Diri +APD, )ang Digunakan Petuga" Penga&%il K ntrl
Dara' Di La%ratriu&
Petuga
s
*tem P0 Ga idak
"
-
7/23/2019 Proposal k3 Sari-nita
22/40
ersedianya P0 di tempat kerja
"
3
5
otal 5 D
$engetahui fungsi1peranan P0
"
3
5
otal 5 D
$enggunakan proteksi mata dan wajah (misalnya
pelindung muka, kacamata pelindung)
"
3
5
otal D 5
$enggunakan proteksi kepala dan rambut (misalnya
helm dan kap)
"
3
5
otal D 5
$enggunakan respirator (misalnya masker dengan
filter)
"
3
5
otal 5 D
$enggunakan pakaian pelindung (misalnya baju atau
jas yang tahan terhadap bahan kimia)
"
3
5
otal 5 D
$enggunakan proteksi kaki (misalnya sepatu tahan
bahan kimia yang menutupi kaki hingga mata kaki)
"
""
-
7/23/2019 Proposal k3 Sari-nita
23/40
3
5
otal D 5
$enyimpan, memelihara dan merawat P0 yang
telah di gunakan pada tempat yang seharusnya
"
3
5
otal 5 D
Penggunaan P0 tidak mengganggu aktifitas
1nyaman dipakai
"
3
5
otal 5 D
Sumber:Data primer
0ari hasil checklist P0 di laboratorium yang ditampilkan pada tabel
diatas memperlihatkan bahwa semua petugas berpendapat bahwa telah
disediakannya P0 di ', semua petugas mengetahui fungsi1peranan P0,
semua petugas tidak menggunakan proteksi mata dan wajah (misalnya
pelindung muka, kacamata pelindung), semua petugas tidak menggunakan
proteksi kepala dan rambut (misalnya helm dan kap), semua petugas telah
menggunakan respirator (misalnya masker dengan filter), semua petugas telah
menggunakan pakaian pelindung (misalnya baju atau jas yang tahan terhadap
bahan kimia), semua petugas belum menggunakan proteksi kaki (misalnya
sepatu tahan bahan kimia yang menutupi kaki hingga mata kaki), semua
petugas menyimpan, memelihara dan merawat P0 yang telah di gunakan
pada tempat yang seharusny, dan semua petugas merasa bahwa penggunaan
P0 tidak mengganggu aktifitas 1nyaman dipakai.
7. Pentingn)a Keter"e$iaan Ktak Pertlngan Perta&a *a$a Ke-elakaan
+PK, %agi Petuga" La%ratriu&
Petuga
s
Ketersedian Kit P3K Ga idak
ersedianya Kotak P3K di tempat kerja
"
"3
-
7/23/2019 Proposal k3 Sari-nita
24/40
3
5
otal D 5
$engetahui peranan, isi dan fungsi kit P3K
"
3
5
otal 5 D
$enyimpan dan merawat kotak P3K dengan benar
"
3
5
otal D 5
Sumber:Data primer
0ari hasil checklist ketersediaan kit P3K di laboratorium yang ditampilkan
pada tabel diatas memperlihatkan bahwa semua petugas berpendapat bahwa tidak
tersedianya kit P3K di ', semua petugas mengetahui peranan, isi dan fungsi kit
P3K, semua petugas tidak1belum menyimpan dan merawat kotak P3K dengan
benar.
8. Pentingn)a P e&erik"aan K e"e'atan +"e%elu& kerja/ %erkala/ %erkala
k'u"u", %agi Petuga" La%ratriu&
Petuga
s
*tem Kontrol Pemeriksaan Kesehatan Ga idak
$engetahui peranan pemeriksaan kesehatan sebelumkerja, berkala dan berkala khusus bagi petugas
laboratorium
"
3
5
otal 5 D
pakah sebelum bekerja telah1pernah melakukan
pemeriksaan kesehatan dengan lengkap
"
3
5
"5
-
7/23/2019 Proposal k3 Sari-nita
25/40
otal 3
$enggunakan proteksi mata dan wajah (misalnya
pelindung muka, kacamata pelindung)
"
3
5
otal D 5
pakah selama bekerja telah1pernah menjalani
pemeriksaan kesehatan berkala
"
3
5
otal D 5
pakah selama bekerja telah1pernah menjalani
pemeriksaan kesehatan berkala khusus
"
3
5
otal D 5
Sumber:Data primer
0ari hasil checklist kontrol pemeriksaan kesehatan di laboratorium yang
ditampilkan pada tabel diatas memperlihatkan bahwa semua petugas mengetahui
peranan pemeriksaan kesehatan sebelum kerja, berkala dan berkala khusus ,
khususnya bagi petugas laboratorium, hanya satu orang petugas yang pernah
memeriksakan kesehatannya sebelum bekerja di laboratorium dan sebanyak 3
orang petugas yang tidak memeriksakan kesehatannya terlebih dahulu sebelum
bekerja di laboratorium, semua petugas yang selama bekerja di laboratorium
menggaku belum pernah menjalani pemeriksaan kesehatan berkala, pun belum
pernah menjalani pemeriksaan kesehatan berkala khusus.
9. Peraturan Pe&erinta' tentang Ke"e'atan $an Ke"ela&atan Kerja +K,
$i te&*at kerja
Petuga
s
Peraturan Pemerintah tentang K3 di tempat kerja Ga idak
danya sosialisasi Peraturan Pemerintah tentang K3
di tempat kerja
"
"8
-
7/23/2019 Proposal k3 Sari-nita
26/40
3
5
otal D 5
$engetahui Peraturan Pemerintah tentang K3 di
tempat kerja
"
3
5
otal 5 D
0ukungan ' terhadap peraturan K3 di tempat kerja
"
3
5
otal 5 D
Sumber:Data primer
0ari hasil checklist peraturan pemerintah tentangg K3 di laboratorium yang
ditampilkan pada tabel diatas memperlihatkan bahwa semua petugas belum
pernah mendapatkan sosialisasi tentang peraturan pemerintah mengenai K3
ditempat kerja mereka, semua petugas mengetahui adanya peraturan pemerintah
sehubungan dengan K3 ditempat kerja, semua petugas merasakan dukungan '
terhadap peraturan pemerintah tentang K3 di tempat kerja.
:. Kelu'an2 Pen)akit "e'u%ungan $engan K Petuga" Penga&%il Dara' $i
La%ratriu&
Petugas
.
Keluhan G *0K
*nhalasi
*nfeksi saluran napas (batuk, flu, alergi, sesak
napas,dll)
"
3
5
":
-
7/23/2019 Proposal k3 Sari-nita
27/40
otal 5 D
0igestif
ertelan bahan%bahan yang telah terkontaminasi
akibat gerakan yang tidak disadari dari tangan ke
mulut (0iare, Penyakit infeksi terkait kontaminan,
dll)
"
3
5
otal D 5
Kulit dan selaput lendir
&uka akibat tertusuk1 tergores jarum suntik
"
3
5
otal 5 D
erkontaminasi dengan darah, cairan tubuh dan
reagen
"
3
5
otal 5 DSumber:Data primer
0ari hasil checklist keluhan1penyakit sehubungan dengan K3 di laboratorium
yang ditampilkan pada tabel diatas memperlihatkan bahwa semua petugas pernah
mengalami infeksi inhalasi, gangguan kulit dan selaput lendir. =amun semua
petugas tidak pernah tertelan bahan%bahan yang telah terkontaminasi.
;. U*a)a Pre3entif $an Pr&"i K "e'u%ungan $engan Kegiatan Petuga"
Penga&%il Dara' $i La%ratriu&
Petuga
s
-paya Preventif 9 Promotif K3 di &aoratorium Ga idak
Pentingkah upaya preventif dan promosi K3 sebagai
petugas laboratorium di tempat kerja
"
3
5
otal 5 D
";
-
7/23/2019 Proposal k3 Sari-nita
28/40
pakah ada upaya preventif dan promosi K3 dari
pihak ' sehubungan dengan kegiatan petugas
pengambil kontrol darah di laboratorium
"
3
5
otal 5 D
'elama bekerja, apakah ada upaya ' untuk
melakukan pemantauan lingkngan kerja terkait faktor
risiko ancaman kesehatan yang dapat terjadi
"
3
5
otal D 5
'elama bekerja, apakah ada upaya ' untuk
melakukan pelatihan atau penyuluhan tentang
peranan K3 bagi petugas laboratorium
"
3
5
otal 5 D
Sumber:Data primer
0ari hasil checklist upaya preventif dan promosi K3 sehubungan dengan
kegiatan petugas di laboratorium yang ditampilkan pada tabel diatas
memperlihatkan bahwa semua petugas berpendapat bahwa upaya preventif dan
promosi K3 sebagai petugas laboratorium penting untuk dilakukan, semua petugas
mengaku pernah melihat adanya upaya preventif dan promosi K3 dari pihak '
sehubungan dengan kegiatan petugas pengambil kontrol darah di laboratorium,
semua petugas mengaku pernah melihat adanya upaya ' untuk melakukan
pemantauan lingkngan kerja terkait faktor risiko ancaman kesehatan yang dapat
terjadi, semua petugas mengaku pernah melihat adanya ada upaya ' untuk
melakukan pelatihan atau penyuluhan tentang peranan K3 bagi petugas
laboratorium.
I5. II. Pe&%a'a"an
0. Faktr !i"ik Ha#ar$ Petuga" La%ratriu& Penga&%il Dara'
a. 4aktor !iologis
0ari daftar checklist faktor biologis pada tabel .a memperlihatkan
bahwa sebanyak 3 orang petugasnya pernah terkontaminasi dengan cairan
"
-
7/23/2019 Proposal k3 Sari-nita
29/40
tubuh pasien baik akibat tergores dan tertusuk jarum suntik, sebanyak 5
orang terkontaminasi dengan cara lain yang mengakibatkan darah1cairan
tubuh tersebut menyentuh langsung bagian tubuh mereka, sebanyak 5
orang telah melakukan pemilahan dan pembuangan sampah medis, jarum
suntik dan non medis ke wadah yang telah diapkan oleh pihak ', serta
sebanyak 5 orang pula mengaku telah melakukan cuci tangan
menggunakan sabun sebelum dan setelah bekerja yang didukung oleh
tersedianya bahan alternatif lain cuci tangan berupa hand sanitier yang
tergantung siap pakai di dinding.
7ambar (). ?adah cuci tangan beserta sabun. (!) empat sampah medis, non medis dan
alternatif pencuci tangan. () empat sampah non medis
Kondisi laboratorium yang kerap berhubungan dengan cairan tubuh pasiendisertai dengan kurangnya jumlah petugas yang berbanding terbalik dengan
semakin banyaknya pasien membuat para petugas terkadang ceroboh dalam
mengamankan pemakaian jarum suntik sehingga angka kejadian ancaman dan
kecelakaan hal tersebut masih menjadi perhatian khusus di ' *bnu 'ina.
'ehingga hal tersebut menunjukkan bahwa masih terdapatnya
ancaman1ha/ard biologi di ' *bnu 'ina $akassar.
b. 4aktor Kimia
0ari hasil daftar checklist faktor kimia pada tabel .b diatas
memperlihatkan bahwa sebanyak 3 orang petugas mengaku pernah
terkontaminasi dengan reagen1solvent dan hanya orang yang menyatakan
tidak pernah sehingga dengan demikian, hampir semua petugas laboratorium
pernah terkontaminasi dengan reagen1solvent yang kerap digunakan di
laboratorium
"A
!A
-
7/23/2019 Proposal k3 Sari-nita
30/40
7ambar (0) menunjukkan aktivitas petugas laboratorium
yang kerap bersentuhan dengan bahan bahan kimia.
2al ini menunjukkan bahwa ha/ard kimia pun dapat menjadi faktor
yang dapat mengancam kesehatan dan keselamatan kerja pada petugas
laboratorium di ' *bnu 'ina. 'emua bahan yang ada dilaboratorium cepat
atau lambat ini dapat memberi dampak negatif terhadap kesehatan petugas
yang derajat efek nya tergantung dari jenis dan potensial bahan tersebut.
c. 4aktor rgonomi
0ari hasil checklist ha/ard ergonomi diatas, memperlihatkan
bahwa semua petugas menyatakan kurang nyaman saat bekerja (stress fisikberupa nyeri pinggang, pegal, mudah lelah, dll).
7ambar () Petugas pengambil darah yang berdiri sejak pasien pertama datang
hingga jam kerja selesai
0alam melakukan pekerjaannya, tampak bahwa para petugas saat
beinteraksi dengan pasien dalam keadaan berdiri, tidak ada kursi dibelakang
pemeriksa1laboran, sementara satu per satu pasien masuk secara bergantian
3D
0
-
7/23/2019 Proposal k3 Sari-nita
31/40
untuk diambil darahnya membuat petugas akan tetap berdiri hingga pasien
terakhir masuk. +ika hal ini terus berlanjut, secara progresif petugas tentu
akan merasa kurang nyaman dan dapat menggangggu kesehatan baik berupa
stress fisik dan keluhan lain. Posisi kerja yang salah dan dipaksakan dapat
menyebabkan mudah lelah sehingga kerja menjadi kurang efisien dan dalam
jangka panjang dapat menyebakan gangguan fisik dan psikologis (stress)
dengan keluhan yang paling sering adalah nyeri pinggang kerja (low back
pain). 2al ini menunjukkan bahwa masih terdapatnya faktor ha/ard
ergonomis yang dinilai dapat mengancam kesehatan dan keselamatan kerja
pada petugas laboratorium di ' *bnu 'ina..
d. 4aktor 4isik
0ari hasil checklist ha/ard fisik yang ditampilkan pada tabel .d
memperlihatkan bahwa semua petugas tidak merasakan kebisingan akibat
mesin yang digunakan, semua petugas tidak merasa kurangnya pencahayaan
di ruang kamar pemeriksaan, laboratorium, ruang perawatan dan kantor
administrasi yang dapat menyebabkan gangguan penglihatan dan kecelakaan
kerja, semua petugas tidak pernah terimbas kecelakaan1kebakaran akibat
lingkungan sekitar, serta semua petugas tidak merasa adanya temperatur dan
kelembaban yang tinggi di tempat kerja.
7ambar (4) menunjukkan salah satu beberapa alat yang berada dilaboratorium, tidak
menyebabkan kebisingan. (7) situasi dan kondisi petugas di laboratorium diantara berbagai
alat disekitanya.
3
74
-
7/23/2019 Proposal k3 Sari-nita
32/40
7ambar (2) dan (*) menunjukkan adanya alat penyejuk ruangan sehingga suhu dan kelmbaban
di laboratorium dapat dikontrol oleh petugas disertai dengan adekuatnya pencahayaan di dalam
ruangan laboratorium.
'ehingga hasil survey memperlihatkan bahwa secara fisik, meski kondisi
ruangan yang sarat dengan alat%alat yang canggih dan kecil, namun semua
petugas yang bertugas di dalam laboratorium tidak memiliki ha/ard fisik yang
berarti terhadap kesehatan dan keselamatan kerja mereka.
e. 4aktor Psikososial
0ari hasil checklist ha/ard psikososial yang ditampilkan pada tabel .e
memperlihatkan bahwa semua petugas merasa lingkungan kerja mereka monoton,
semua petugas tidak merasa bahwa pelayanan yang ramah adalah tuntutan semata,
semua petugas tidak merasa bahwa terdapat hubungan kerja yang kurang serasi
antara pimpinan dan bawahan atau sesama teman kerja, serta semua petugas tidak
merasa merasa terbebani secara mental karena menjadi panutan bagi mitra kerja di
sektor formal ataupun informal.
3"
*2
&+ K
-
7/23/2019 Proposal k3 Sari-nita
33/40
7ambar (+), (K), (&). $emperlihatkan kerja petugas yang monoton diruangan ($), (=) yang tidak
begitu luas
&ingkungan kerja yang monoton dapat mempengaruhi kesehatan dan
keselamatan kerja oleh karena lingkungan kerja yang monoton dapat
mengakibatkan stress fisik dan stress psikis, stress yang berkepanjangan dapat
menurunkan semangat bekerja dan dapat menurunkan imunitas, sehingga tentu
berpengaruh bagi kesehatan dan kinerja petugas tersebut.
6. Alat ( Alat Kerja )ang Ber*ten"i Mengganggu Ke"e'atan Petuga"
Penga&%il Dara' $i La%ratriu&
0ari hasil checklist alat%alat di laboratorium yang ditampilkan pada tabel
diatas memperlihatkan bahwa semua petugas merasa bahwa penggunaan jarum
suntik dan reagen1solvent dapat membahayakan kesehatan dan keselamatan kerja
mereka, sebaliknya semua petugas berpendapat bahwa mesin yang mereka
gunakan tidak berpotensi mengganggu kesehatan mereka. +arum suntik dan
reagen1solvent dinilai memang membahayakan oleh karena itu butuh ketelitian
dalam mengamankannya. dapun mesin yang digunakan di ' *bnu 'ina adalah
mesin%mesin kedap suara dan tidak beradiasi, sehingga ancaman alat yang
membahayakan masih terbatas pada jarum suntik dan reagen1solvent di
laboratorium saja.
. Alat Pelin$ung Diri +APD, )ang Digunakan Petuga" Penga&%il K ntrl
Dara' Di La%ratriu&
0ari hasil checklist P0 di laboratorium yang ditampilkan pada tabel diatas
memperlihatkan bahwa semua petugas berpendapat bahwa telah disediakannya
P0 di ', semua petugas mengetahui fungsi1peranan P0, semua petugas tidak
menggunakan proteksi mata dan wajah (misalnya pelindung muka, kacamata
33
$ =
-
7/23/2019 Proposal k3 Sari-nita
34/40
pelindung), semua petugas tidak menggunakan proteksi kepala dan rambut
(misalnya helm dan kap), semua petugas telah menggunakan respirator (misalnya
masker dengan filter), semua petugas telah menggunakan pakaian pelindung
(misalnya baju atau jas yang tahan terhadap bahan kimia), semua petugas belum
menggunakan proteksi kaki (misalnya sepatu tahan bahan kimia yang menutupi
kaki hingga mata kaki), semua petugas menyimpan, memelihara dan merawat
P0 yang telah di gunakan pada tempat yang seharusny, dan semua petugas
merasa bahwa penggunaan P0 tidak mengganggu aktifitas 1nyaman dipakai.
.
7ambar (B) dan (P). Pemakaian P0 pada petugas pengambil darah di laboratorium ' *bnu 'ina
0ari hasil survey, pengunaan P0 pada petugas laboratorium di ' *bnu 'ina
ternyata belum sempurna, dikarenakan masih belum terpakainya beberapa P0
yang lain seperti penutup kepala, kacamata pelindung dan alas kaki yang
menutupi kaki hingga mata kaki. 'ehingga penggunaan P0 di ' *bnu 'ina
masih perlu mendapat perhatian khusus.
7. Pentingn)a Keter"e$iaan Ktak Pertlngan Perta&a *a$a Ke-elakaan
+PK, %agi Petuga" La%ratriu&
0ari hasil checklist ketersediaan kit P3K di laboratorium yang ditampilkan
pada tabel diatas memperlihatkan bahwa semua petugas berpendapat bahwa tidak
tersedianya kit P3K di ', semua petugas mengetahui peranan, isi dan fungsi kit
P3K, semua petugas tidak1belum menyimpan dan merawat kotak P3K dengan
benar. 2al ini menunjukkan bahwa belum terdapatnya kit P3K di laboratorium '
*bnu 'ina. 'ebagaimana kita ketahui bahwa ketersediaan alat P3K di laboratorium
35
PB
-
7/23/2019 Proposal k3 Sari-nita
35/40
sangat diutuhkan sebagai penanganan awal saat terjadi kecelakaan di tempat kerja
sebelum kemudian ditangani lebih lanjut oleh tenaga kesehatan yang
berkompeten.
8. Pentingn)a P e&erik"aan K e"e'atan +"e%elu& kerja/ %erkala/ %erkala
k'u"u", %agi Petuga" La%ratriu&
0ari hasil checklist kontrol pemeriksaan kesehatan di laboratorium yang
ditampilkan pada tabel diatas memperlihatkan bahwa semua petugas mengetahui
peranan dan pentingya pemeriksaan kesehatan sebelum kerja, berkala dan berkala
khusus, khususnya bagi petugas laboratorium, hanya satu orang petugas yang
pernah memeriksakan kesehatannya sebelum bekerja di laboratorium dan
sebanyak 3 orang petugas yang tidak memeriksakan kesehatannya terlebih dahulu
sebelum bekerja di laboratorium, semua petugas yang selama bekerja di
laboratorium mengaku belum pernah menjalani pemeriksaan kesehatan berkala,
pun belum pernah menjalani pemeriksaan kesehatan berkala khusus. 2al ini
menunjukkan bahwa masih minimnya kewaspadaan para petugas, ' terhadap
kesehatan mereka masing%masing.
9. Peraturan Pe&erinta' tentang K e"e'atan $an Ke"ela&atan Kerja +K ,
$i te&*at kerja
0ari hasil checklist peraturan pemerintah tentangg K3 di laboratorium yang
ditampilkan pada tabel diatas memperlihatkan bahwa semua petugas belum
pernah mendapatkan sosialisasi tentang peraturan pemerintah mengenai K3
ditempat kerja mereka, semua petugas mengetahui adanya peraturan pemerintah
sehubungan dengan K3 ditempat kerja, semua petugas merasakan dukungan 'terhadap peraturan pemerintah tentang K3 di tempat kerja. 2al ini menunjukkan
bahwa masih kurangnya upaya dari pihak ' *bnu 'ina terhadap sosialisasi,
promosi dan preventif K3 bagi petugas laboratorium.
:. Kelu'an2 Pen)akit "e'u%ungan $engan K Petuga" Penga&%il Dara' $i
La%ratriu&
38
-
7/23/2019 Proposal k3 Sari-nita
36/40
0ari hasil checklist keluhan1penyakit sehubungan dengan K3 di laboratorium
yang ditampilkan pada tabel diatas memperlihatkan bahwa semua petugas pernah
mengalami infeksi inhalasi, gangguan kulit dan selaput lendir. =amun tidak
pernah tertelan bahan%bahan yang telah terkontaminasi. 2al ini menunjukkan
bahwa petugas laboratorium rentan terhadap ancaman penyakit akibat kerja
dilingkungan laboratorium itu sendiri.
-
7/23/2019 Proposal k3 Sari-nita
37/40
petugas yang mengaku pernah mengalami dan hanya satu orang yang
mengaku belum pernah tertusuk1tergores jarum suntik.
b. 4aktor Kimia
$asih terdapatnya ancaman ha/ard kimia bagi petugas laboratorium '
*bnu 'ina. ncaman ha/ard kimia tersebut adalah terjadinya kecelakaan
kerja berupa terkontaminasinya petugas dengan reagen1solvent akibat
kecerobohan petugas itu sendiri dengan distribusi 3 orang petugas yang
pernah terkontaminasi dan hanya satu orang yang mengaku belum pernah
terkontaminasi dengan reagen1solvent.
c. 4aktor rgonomi
$asih terdapatnya ancaman ha/ard ergonomi bagi petugas laboratorium
' *bnu 'ina. ncaman ha/ard ergonomi tersebut adalah posisi kerja yangsalah (berdiri) dengan distribusi 5 orang petugas yang mana dalam waktu
lama dapat menyebabkan mudah lelah dan stress fisik bagi petugas
laboratorim.
d. 4aktor 4isik
idak terdapat ancaman yang berarti pada ha/ard fisik dikarenakan alat
beserta situasi dan kondisi di laboratorium ' *bnu 'ina cukup kondusif.
e. 4aktor Psikososial
$asih terdapatnya ancaman ha/ard psikososial bagi petugas
laboratorium ' *bnu 'ina. ncaman ha/ard psiokososial tersebut adalah
situasi lingkungan kerja yang monoton bagi para petugas dengan distribusi
petugas yang mengalaminya sebanyak 5 orang petugas
B. Alat ( Alat Kerja )ang Ber*ten"i Mengganggu Ke"e'atan Petuga"
Penga&%il Dara' $i La%ratriu&
erdapat dua jenis alat%alat kerja yang dinilai berpotensi dapat
mencelakakan1 mengganggu petugas laboratorium, yaitu jarum suntik dan
reagen1solvent. dapun mesin yang digunakan di ' *bnu 'ina adalah
mesin % mesin kedap suara dan tidak beradiasi, sehingga dinilai tidak
membahayakan bagi petugas.
C. Alat Pelin$ung Diri +APD, )ang Digunakan Petuga" Penga&%il
K ntrl Dara' Di La%ratriu&
elah terdapat P0 di ' *bnu sina. =amun pengggunaannya masih
belum sempurna dengan ditribusi sebanyak 5 orang petugas yang belum
memakai beberapa komponen P0 lain seperti penutup kepala, kacamata
pelindung dan alas kaki yang menutupi kaki hingga mata kaki.
3;
-
7/23/2019 Proposal k3 Sari-nita
38/40
D. Pentingn)a Keter"e$iaan Ktak Pertlngan Perta&a *a$a
Ke-elakaan +PK, %agi Petuga" La%ratriu&
!elum terdapatnya kit P3K di laboratorium ' *bnu 'ina. 0engandistribusi 5 orang petugas yang mengaku bahwa tidak terdapatnya kit P3K
di ruang kerja mereka.
E. Pentingn)a P e&erik"aan K e"e'atan +"e%elu& kerja/ %erkala/ %erkala
k'u"u", %agi Petuga" La%ratriu&
$asih minimnya kewaspadaan para petugas dan ' terhadap kesehatan
karyawan selaku petugas laboratorium yang terbukti dengan masih
kurangnya kesadaran untuk memeriksakan kesehatan saat sebelum bekerja
dan saat dimana mereka telah bekerja. 2anya seorang yang pernah
memeriksakan kesehatannya sebelum bekerja, 3 orang petugas lainnya
tidak pernah memeriksakan kesehatannya sebelumnya, serta keempat
orang petugas terseut selama telah mendapatkan pekerjaan di
laboraratorium belum pernah memeriksakan kesehatannya secara berkala
pun berkala khusus.
F. Peraturan Pe&erinta' tentang K e"e'atan $an Ke"ela&atan Kerja
+K , $i te&*at kerja
Kurangnya upaya dari pihak ' *bnu 'ina terhadap sosialisasi peraturan
pemerintah tentang K3 di tempat kerja bagi petugas laboratorium ' *bnu
'ina yang dapat dinilai dari keempat petugas menyatakan belum pernah
mendapatkan sosialisasi tentang peraturan pemerintah mengenai K3
ditempat kerja mereka.
1. Kelu'an2 Pen)akit "e'u%ungan $engan K Petuga" Penga&%il Dara'
$i La%ratriu&
Keempat petugas laboratorium ' *bnu 'ina pernah mengalami infeksi
inhalasi, gangguan kulit dan selaput lendir.
H. U*a)a Pre3entif $an Pr&"i K "e'u%ungan $engan Kegiatan
Petuga" Penga&%il Dara' $i La%ratriu&
Peran ' terhadap upaya preventif dan promosi K3 sehubungan dengan
3
-
7/23/2019 Proposal k3 Sari-nita
39/40
kegiatan petugas di laboratorium sudah maksimal, yang dapat dinilai dari
keempat petugas menyatakan pernah mendapatkan pelatihan dan
penyuluhan serta tinjauan langsung dari pihak ' *bnu sina.
5. II. Saran
Kondisi laboratorium yang kerap berhubungan dengan cairan tubuh pasien
disertai dengan kurangnya jumlah petugas yang berbanding terbalik dengan
semakin banyaknya pasien di harapkan para petugas dan pihak ' untuk semakin
memperhatikan kesehatan dan keselamatan kerja masing H masing baik melalui
kesadaran langsung dari para petugas dalam menilai dan mewaspadai ha/ard
dilingkungan kerja, menggunakan P0 yang sempurna, pengadaan kit P3K
sebagai tanggap awal terhadap kecelakaan, kesadaran untuk memeriksakan
kesehatan berkala dan berkala khusus, serta meningkatkan dukungan dari pihak
' dalam hal upaya preventif, promosi kesehatan dan keselamatan kerja seperti
mengadakan pelatihan dan penyuluhan mengenai K3, pemantauan langsung
lingkungan kerja terkait faktor resiko ancaman kesehatan di laboratorium serta
mengadakan pemeriksaan kesehatan bagi para petugasnya, khususnya para
petugas laboratorium.
DAFTA! PUSTAKA
. Pickett, 7eorge. "DDA. Kesehatan $asyarakat dministrasi dan Publik, disi
A. Penerbit !uku Kedokteran 7. +akarta> hal 3:D
". 'udarmanto, +!. "DD:. $emahami spek%spek Pengelolaan 'umber 0aya
$anusia 0alam Brganisasi. 7rasindo P.. +akarta> hal "8;%"8
-
7/23/2019 Proposal k3 Sari-nita
40/40
:. Prodia &aboratorium. Pengambilan 0arah. J screen, cited 3 'eptember "D3.
0iunduh dari# http#11prodia.co.id1tips%kesehatan1pengambilan%darah
;. +urnal Keselamatan dan Kesehatan Kerja. lat Pelindung 0iri. J screen, cited
3 'eptember "D3. 0iunduh dari# http#11jurnalk3.com1alat%pelindung%diri%
apd.html