proposal kelompok v metode penelitian

46
BAB I PENDAHULUAN 1. 1 LATAR BELAKANG Kota Tomohon merupakan salah satu kota yang sedang berkembang seirama dengan perkembangan kota-kota lainnya di kawasan Indonesia bagian timur. Hal ini merupakan daya tarik yang sangat kuat bagi masyarakat yang berada di daerah pedesaan untuk berpindah ke daerah perkotaan. Karena daerah perkotaan sudah terlanjur dianggap sebagai penyedia berbagai macam lapangan pekerjaan. Fenomena ini mengakibatkan adanya peningkatan jumlah penduduk dengan berbagai kebutuhan yang harus dipenuhi. Antara lain kebutuhan akan sarana transportasi, kebutuhan akan adanya perkantoran dan pusat-pusat ekonomi baru serta fasilitas- fasilitas penunjang lainnya Tentunya hal ini akan berdampak pada perubahan pola tata guna lahan dan pola pergerakan lalu lintas. Pertambahan jumlah penduduk dan perubahan pola tata guna lahan ini mengakibatkan adanya pemusatan asal bangkitan pergerakan dalam waktu yang bersamaan dan adanya pembebanan pada jalur jalan yang menuju pusat- pusat kegiatan. Kemacetan, keterlambatan, polusi suara dan udara adalah beberapa permasalahan yang ditimbulkan dengan adanya pergerakan tersebut. Kawasan Perumahan 1

Upload: rio-bernandus-puahadi

Post on 05-Dec-2014

139 views

Category:

Documents


7 download

TRANSCRIPT

Page 1: Proposal Kelompok v Metode Penelitian

BAB I

PENDAHULUAN

1. 1 LATAR BELAKANG

Kota Tomohon merupakan salah satu kota yang sedang berkembang seirama

dengan perkembangan kota-kota lainnya di kawasan Indonesia bagian timur. Hal ini

merupakan daya tarik yang sangat kuat bagi masyarakat yang berada di daerah

pedesaan untuk berpindah ke daerah perkotaan. Karena daerah perkotaan sudah

terlanjur dianggap sebagai penyedia berbagai macam lapangan pekerjaan. Fenomena

ini mengakibatkan adanya peningkatan jumlah penduduk dengan berbagai kebutuhan

yang harus dipenuhi. Antara lain kebutuhan akan sarana transportasi, kebutuhan akan

adanya perkantoran dan pusat-pusat ekonomi baru serta fasilitas-fasilitas penunjang

lainnya Tentunya hal ini akan berdampak pada perubahan pola tata guna lahan dan

pola pergerakan lalu lintas.

Pertambahan jumlah penduduk dan perubahan pola tata guna lahan ini

mengakibatkan adanya pemusatan asal bangkitan pergerakan dalam waktu yang

bersamaan dan adanya pembebanan pada jalur jalan yang menuju pusat-pusat

kegiatan. Kemacetan, keterlambatan, polusi suara dan udara adalah beberapa

permasalahan yang ditimbulkan dengan adanya pergerakan tersebut. Kawasan

Perumahan Uluindano yang merupakan perumahan terbesar di kota Tomohon adalah

merupakan salah satu fungsi dari tata guna lahan yang pastinya akan menimbulkan

bangkitan pergerakan. Kawasan ini memiliki daya tarik tersendiri sehingga

mendorong orang-orang untuk dapat bermukim di daerah ini. Hal ini mengakibatkan

tidak meratanya pertumbuhan penduduk di kota Tomohon.

Sejalan dengan bertambahnya jumlah penduduk, maka jumlah rumah tangga

akan mengalami peningkatan yang cukup signifikan. Hal ini menjadikan asal

bangkitan lalu-lintas yang menuju pusat-pusat kegiatan juga akan bertambah. Salah

satu usaha untuk dapat mengatasinya adalah dengan memahami pola pergerakan yang

akan terjadi, misalnya dari mana dan hendak ke mana, besarnya, dan kapan

terjadinya.

1

Page 2: Proposal Kelompok v Metode Penelitian

Bertolak dari hal di atas maka penulis mencoba untuk menganalisa bangkitan

pergerakan dan pola distribusi perjalanan di kawasan Perumahan Uluindano

Tomohon.

1. 2 PERUMUSAN MASALAH

Bertolak dari latar belakang permasalahan diatas maka penulis mencoba

menganalisa bangkitan pergerakan dan distribusi perjalanan yang diakibatkan oleh

berbagai aktifitas di kawasan perumahan Uluindano Tomohon. Bangkitan pergerakan

dipengaruhi oleh :

Komposisi keluarga

Jumlah anggota keluarga yang bekerja

Jumlah anggota keluarga yang belajar

Pemilikan Kendaraan

Penghasilan Keluarga

Penulis mengambil Perumahan Uluindano Tomohon sebagai objek penelitian sebab :

1. Perumahan Uluindano merupakan perumahan yang paling besar di kota

Tomohon dengan aktivitas yang cukup tinggi.

2. Jarak dari Perumahan Uluindano ke pusat kota Tomohon berkisar 1,5 Km

1. 3 PEMBATASAN MASALAH

Karena terbatasnya waktu, biaya dan tenaga, maka dalam menganalisa

bangkitan pergerakan dan distribusi perjalanan yang terjadi akibat aktifitas di

kawasan Perumahan Uluindano Tomohon serta berbagai permasalahan yang begitu

kompleks maka penulis membatasi penelitian ini pada :

1. Bangkitan pergerakan yang di hitung hanya jumlah bangkitan pergerakan

yang terjadi di kawasan Perumahan Uluindano Kecamatan Tomohon Selatan

Kota Tomohon.

2

Page 3: Proposal Kelompok v Metode Penelitian

2. Metode yang digunakan untuk bangkitan pergerakan adalah Metode Regresi

Linier Berganda

3. Kendaraan pribadi yang dimaksud adalah kendaraan beroda 4 dan kendaraan

beroda 2.

4. Distribusi perjalanan hanya dibatasi pada daerah disekitar wilayah Minahasa.

1. 4 TUJUAN PENELITIAN

Adapun tujuan yang hendak dicapai dalam penelitian ini adalah :

1. Mengetahui faktor apa saja yang mempengaruhi bangkitan pergerakan

berbasis rumah tangga di kawasan Perumahan Uluindano Tomohon dan

seberapa besar pengaruh faktor-faktor tersebut.

2. Mengetahui seberapa besar pengaruh bangkitan pergerakan berbasis rumah

tangga di kawasan Perumahan Uluindano Tomohon terhadap aktivitas di

pusat kota Tomohon.

3. Mengetahui pola distribusi perjalanan yang diakibatkan oleh adanya

pergerakan di kawasan Perumahan Uluindano Tomohon.

1. 5 MANFAAT PENELITIAN

Dengan adanya penelitian ini diharapkan akan memberikan manfaat sebagai

berikut :

1. Sebagai bahan pertimbangan bagi instansi terkait dalam memperbaiki jaringan

jalan di kawasan perumahan ini

2. Sebagai bahan pertimbangan bagi para investor dan pemerintah dalam

pembangunan berbagai fasilitas-fasilitas yang menunjang pengembangan

kawasan perumahan ini.

3. Mengungkapkan karakteristik perjalanan yang dilakukan masyarakat di

kawasan perumahan Uluindano Tomohon.

3

Page 4: Proposal Kelompok v Metode Penelitian

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pengertian

Perkembangan suatu kota yang dinamis menyebabkan diperlukannya

perencanaan terhadap kebutuhan akan transportasi. Salah satu metoda perencanaan

transportasi tersebut adalah model 4 langkah, yaitu membuat model sesuai dengan

karakteristik perjalanan saat ini dan dipakai untuk memproyeksikan kebutuhan

transportasi di tahun rencana dengan data perkembangannya. Empat langkah tersebut

adalah Bangkitan Pergerakan (Trip Generation), Sebaran Pergerakan (Trip

Distribution), Pemilihan Moda (Modal Split), dan Pemilihan Rute (Trip

Assignment). Menurut Ortuzar (1990) dari keempat tahap tersebut, yang merupakan

tahap paling awal adalah trip generation atau bangkitan pergerakan.

Bangkitan perjalanan terjadi pada lokasi tempat tinggal dimana pergerakan

berasal dan merupakan kumpulan dari individu yang mempunyai kebutuhan

melakukan mobilisasi dalam memenuhi kebutuhan. Pergerakan dapat bersifat rutin

maupun tidak rutin, yang besarnya tergantung dari tingkat aktifitas penghuninya.

Beberapa lokasi dapat menjadi sumber pembangkit perjalanan, misalnya rumah atau

tempat tinggal, tempat penduduk bertempat tinggal sehari-hari sebelum berangkat

atau pulang bekerja. Lokasi lain misalnya tempat bekerja atau tempat keramaian dan

tempat rekreasi merupakan penarik perjalanan yang menjadi tujuan dari perjalanan

dari rumah tinggal.

2.1.1 Model Perencanaan Transportasi Empat Langkah

a. Bangkitan Pergerakan (Trip Generation)

Bangkitan pergerakan adalah tahapan permodelan yang memperkirakan

jumlah pergerakan yang berasal dari suatu zona atau tata guna lahan dan jumlah

pergerakan yang tertarik ke suatu tata guna lahan atau zona. Pergerakan adalah

perjalanan satu arah (one way journey) dari zona asal ke zona tujuan, termasuk

4

Page 5: Proposal Kelompok v Metode Penelitian

perjalanan berjalan kaki. Pergerakan lalulintas merupakan fungsi tata guna lahan

yang menghasilkan pergerakan lalulintas. Bangkitan lalulintas ini mencakup :

lalulintas yang meninggalkan suatu lokasi.

lalulintas yang menuju atau tiba ke suatu lokasi.

Bangkitan pergerakan menghasilkan pergerakan

lalulintas yang masuk dan keluar dari suatu zona

pergerakan berasal pergerakan menuju

dari zona i ke zona d

Gambar 2.1 Bangkitan Pergerakan

Sumber : Wells (1975)

Bangkitan pergerakan ini merupakan fungsi dari tiga faktor, yaitu pola tata

guna lahan dan perkembangan daerah (x1); ciri khas sosio-ekonomi pelaku lalulintas

di daerah yang bersangkutan (x2); sifat jangkauan, dan daya tampung sistem

transportasi yang ada (x3).

Q = f (x1,x2,x3)………………………………………...(2.1)

(Bruton, 1985 dalam Warpani, 1990)

b. Sebaran Pergerakan (Trip Distribution)

Tahap ini merupakan tahap ketiga dari lima tahap yang menghubungkan

interaksi antara tata guna lahan, jaringan transportasi, dan arus lalulintas. Pola spasial

arus lalulintas adalah fungsi dari tata guna lahan dan sistem jaringan transportasi.

Pola sebaran arus lalulintas antara zona asal i ke zona tujuan d adalah hasil

dari dua hal yang terjadi secara bersamaan, yaitu lokasi dan intensitas tata guna lahan

5

i d

Page 6: Proposal Kelompok v Metode Penelitian

yang akan menghasilkan arus lalulintas, dan pemisahan ruang, interaksi antara dua

buah tata guna lahan yang akan menghasilkan pergerakan manusia dan/atau barang.

Untuk setiap pasangan zona (i,d), berapa arus dari zona i ke zona d

Gambar 2.2 Sebaran Pergerakan

c. Pemilihan Moda (Modal Split)

Jika interaksi terjadi antara dua tata guna lahan di suatu kota, seseorang akan

memutuskan bagaimana interaksi tersebut harus dilakukan. Dalam kebanyakan kasus,

pilihan pertama adalah dengan menggunakan telepon (atau pos) karena hal ini akan

dapat menghindari terjadinya perjalanan. Akan tetapi, sering interaksi mengharuskan

terjadinya perjalanan. Dalam kasus ini, keputusan harus ditentukan dalam hal

pemilihan moda. Secara sederhana moda berkaitan dengan jenis transportasi yang

digunakan. Pilihan pertama biasanya berjalan kaki atau menggunakan kendaraan. Jika

menggunakan kendaraan, pilihannya adalah kendaraan pribadi (sepeda, sepeda motor,

mobil) atau angkutan umum (bus, becak dan lain-lain). Jika angkutan umum yang

digunakan, jenisnya bermacam-macam – oplet, kereta api, becak dan lain-lain.

Orang yang hanya mempunyai satu pilihan moda saja disebut dengan Captive

terhadap moda tersebut. Jika terdapat lebih dari satu moda, moda yang dipilih

biasanya yang mempunyai rute terpendek, tercepat, atau termurah, atau kombinasi

dari ketiganya. Faktor lain yang mempengaruhi adalah ketidaknyamanan dan

keselamatan. Hal seperti ini harus dipertimbangkan dalam pemilihan moda.

6

i d

Page 7: Proposal Kelompok v Metode Penelitian

angkutan pribadi angkutan umum

Dari jumlah lalulintas dari i ke d, berapa yang menggunakan kendaraan

pribadi dan berapa yang menggunakan angkutan umum?

Gambar 2.3 Pemilihan Moda

d. Pemilihan Rute (Trip Assignment)

Dalam pemilihan moda juga dapat digunakan untuk pemilihan rute. Untuk

angkutan umum, rute ditentukan berdasarkan moda transportasi (bus dan kereta api

mempunyai rute yang tetap). Dalam kasus ini, pemilihan moda dan rute dilakukan

bersama-sama. Untuk kendaraan pribadi, diasumsikan bahwa orang akan memilih

moda transportasinya dulu, baru rutenya.

Seperti pemilihan moda, pemilihan rute tergantung pada alternatif terpendek,

tercepat, dan termurah, dan juga diasumsikan bahwa pemakai jalan mempunyai

informasi yang cukup (misalnya tentang kemacetan jalan) sehingga mereka dapat

menentukan rute yang terbaik.

7

i d

Page 8: Proposal Kelompok v Metode Penelitian

a. Kendaraan pribadi

B

DA C

Kendaraan pribadi akan mengikuti rute tersingkat (ABCD)

b. Angkutan umum

A C

B

Angkutan umum akan memilih rute terpendek atau tersingkat (ABC)

Gambar 2.4 Pemilihan Rute

2.1.2 Jenis Tata Guna Lahan

Jenis tata guna lahan yang berbeda (permukiman, pendidikan, dan komersial)

mempunyai ciri bangkitan lalulintas yang berbeda:

jumlah arus lalulintas

jenis lalulintas (pejalan kaki, truk, mobil)

lalulintas pada waktu tertentu (kantor menghasilkan arus lalulintas pada pagi

dan sore hari, sedangkan pertokoan menghasilkan arus lalulintas disepanjang

hari).

Peramalan pola-pola tata guna lahan di masa mendatang sangat diperlukan

karena ini menyangkut pengembangan kota. Banyak metode yang digunakan

tetapi apa yang dikembangkan oleh Chicago Area Transportation Study

8

i d

i d

Page 9: Proposal Kelompok v Metode Penelitian

(1959) (disingkat CATS) sangat banyak diikuti. Prosedur-prosedurnya adalah

non matematis dan sangat tergantung pada pertimbangan dan penelitian

berbagai pihak yang ikut serta dalam peramalan. Di Chicago peramalan ini

dilakukan oleh sebuah kelompok yang bukan saja terdiri dari insinyur (ahli

teknik) transportasi, tetapi juga para pembangun real estate, pimpinan

masyarakat, dari beberapa pihak lain yang mempunyai kepentingan dalam

perkembangan tata guna lahan.

Prosedur didasarkan pada penggunaan dari tiga buah aturan berikut :

o Intensitas pengembangan lahan akan berkurang apabila makin jauh dari pusat

kota.

o Kerapatan (densities, kegiatan persatuan area) pada lahan yang sudah terpakai

akan berkurang apabila makin jauh dari pusat kota.

o Proporsi lahan yang disediakan oleh berbagai penggunaan lahan akan selalu

stabil.

Metode ini mengisyaratkan bahwa data populasi di masa mendatang dan

ukuran-ukuran lain mengenai kegiatan menyeluruh di daerah itu harus diramalkan,

dimana ramalan ini biasanya tersedia pada organisasi-organisasi perencanaan

nasional.

Jumlah dan jenis lalulintas yang dihasilkan oleh setiap tata guna lahan

merupakan hasil dari fungsi parameter sosial dan ekonomi, seperti contoh di Amerika

Serikat (Black, 1978):

1 ha perumahan menghasilkan 60-70 pergerakan kendaraan per minggu

1 ha perkantoran menghasilkan 700 pergerakan kendaraan per hari, dan

1 ha tempat parkir umum menghasilkan 12 pergerakan kendaraan per hari.

Beberapa contoh lain (juga di Amerika Serikat) diberikan dalam tabel 2.1.

9

Page 10: Proposal Kelompok v Metode Penelitian

Tabel 2.1 Bangkitan dan tarikan pergerakan dari beberapa aktivitas tata guna lahan

Deskripsi aktivitas tata guna

lahan

Rata-rata jumlah pergerakan

kendaraan per 100 m2

Jumlah kajian

Pasar swalayan

Pertokoan lokal*

Pusat pertokoan**

Restoran siap santap

Restoran

Gedung perkantoran

Rumah sakit

Perpustakaan

Daerah Industri

136

85

38

595

60

13

18

45

5

3

21

38

6

3

22

12

2

98

* 4.645-9.290 (m2) ** 46.452-92.903 (m2)

Sumber: Black (1978)

2.1.3 Intensitas Aktivitas Tata Guna Lahan

Bangkitan pergerakan bukan saja beragam dalam jenis tata guna lahan, tetapi

juga tingkat aktivitasnya. Semakin tinggi tingkat penggunaan sebidang tanah,

semakin tinggi pergerakan arus lalulintas yang dihasilkannya. Salah satu ukuran

intensitas aktivitas sebidang tanah adalah kepadatannya. Tabel 2.2 memperlihatkan

bangkitan lalulintas dari suatu daerah permukiman yang mempunyai tingkat

kepadatan berbeda di Inggris (Black, 1978).

Tabel 2.2 Bangkitan lalulintas, jenis perumahan dan kepadatannya

Jenis Perumahan

Kepadatan

permukiman

(keluarga/ha)

Pergerakan per

hari

Bangkitan

pergerakan

per ha

Permukiman di luar kota

Permukiman di batas kota

Unit rumah

Flat tinggi

15

45

80

100

10

7

5

5

150

315

400

500

Sumber: Black (1978)

10

Page 11: Proposal Kelompok v Metode Penelitian

Walaupun arus lalulintas terbesar yang dibangkitkan berasal dari daerah permukiman

di luar kota, bangkitan lalulintasnya terkecil karena intensitas aktivitasnya (dihitung

dari tingkat kepadatan permukiman) paling rendah.

2.2 Bangkitan Pergerakan

Tujuan dasar tahap bangkitan pergerakan adalah menghasilkan model

hubungan yang mengaitkan parameter tata guna lahan dengan jumlah pergerakan

yang menuju ke suatu zona atau jumlah pergerakan yang meninggalkan suatu zona.

Zona asal dan tujuan pergerakan biasanya juga menggunakan istilah trip end.

Model ini sangat dibutuhkan apabila efek tata guna lahan dan pemilikan

pergerakan terhadap besarnya bangkitan dan tarikan pergerakan berubah sebagai

fungsi waktu. Tahapan bangkitan pergerakan ini meramalkan jumlah pergerakan yang

akan dilakukan oleh seseorang pada setiap zona asal dengan menggunakan data rinci

mengenai tingkat bangkitan pergerakan, atribut sosio-ekonomi, serta tata guna lahan.

Beberapa bentuk matematis dari sebagian besar model pembangkitan

perjalanan dicantumkan dibawah ini. Bentuk pertama akan menghasilkan jumlah

perjalanan total pertama, sedangkan bentuk yang kedua menunjukkan jumlah

perjalanan per rumah tangga. Bentuk matematis dari model pembangkitan perjalanan

itu adalah :

= Op (Si1, Si2, . . ., Sij, . . .)………………………………..(2.2)

= Opt (Si1, Si2, . . ., Sij, . . .)……………………………….(2.3)

Dimana :

= Jumlah perjalanan untuk maksud yang berasal dari zone i

= Jumlah rumah tangga di dalam zone i

Op, Opt = Fungsi-fungsi matematis

Sij = Ukuran (tolak ukur) sosio ekonomi untuk kegiatan j di zone i

Tolak ukur sosio ekonomi dalam penentuan model bangkitan yang

dimaksud adalah tingkat pendapatan, tingkat pemilikan kendaraan, ukuran

dan struktur rumah tangga.

11

Page 12: Proposal Kelompok v Metode Penelitian

2.2.1 Definisi Dasar

Adapun beberapa definisi dasar mengenai model bangkitan pergerakan :

a. Perjalanan Pergerakan satu arah dari zona asal ke zona tujuan, termasuk

pergerakan berjalan kaki. Berhenti secara kebetulan (misalnya berhenti di

perjalanan untuk membeli rokok) tidak dianggap sebagai tujuan perjalanan,

meskipun perubahan rute terpaksa dilakukan. Meskipun pergerakan sering

diartikan dengan pergerakan pulang dan pergi, dalam ilmu transportasi

biasanya analisis keduanya harus dipisahkan. Hal yang dikaji di sini tidak saja

mengenai pergerakan berkendaraan, tetapi juga kadang-kadang pergerakan

berjalan kaki.

b. Pergerakan berbasis rumah Pergerakan yang salah satu atau kedua zona

(asal dan/atau tujuan) pergerakan tersebut adalah rumah.

c. Pergerakan berbasis bukan rumah Pergerakan yang baik asal maupun

tujuan pergerakan adalah bukan rumah.

d. Bangkitan pergerakan Digunakan untuk suatu pergerakan berbasis rumah

yang mempunyai tempat asal dan/atau tujuan adalah rumah atau pergerakan

yang dibangkitkan oleh pergerakan berbasis bukan rumah (lihat gambar 2.5).

e. Tarikan pergerakan Digunakan untuk suatu pergerakan berbasis rumah

yang mempunyai tempat asal dan/atau tujuan bukan rumah atau pergerakan

yang tertarik oleh pergerakan berbasis bukan rumah (lihat gambar 2.5).

f. Tahapan bangkitan pergerakan Sering digunakan untuk menetapkan

besarnya bangkitan pergerakan yang dihasilkan oleh rumah tangga (baik

untuk pergerakan berbasis rumah tangga maupun berbasis bukan rumah) pada

selang waktu tertentu (per jam atau per hari)

12

Page 13: Proposal Kelompok v Metode Penelitian

Bangkitan Tarikan

Bangkitan Tarikan

Bangkitan Tarikan

Tarikan Bangkitan

Gambar 2.5 Bangkitan dan Tarikan Pergerakan

2.2.2 Klasifikasi Pergerakan

a. Berdasarkan tujuan pergerakan

Dalam kasus pergerakan berbasis rumah, lima kategori tujuan

pergerakan yang sering digunakan adalah :

Pergerakan ke tempat kerja

Pergerakan ke sekolah atau universitas (pergerakan dengan tujuan

pendidikan)

Pergerakan ke tempat belanja

Pergerakan untuk kepentingan sosial dan rekreasi, dan

Lain-lain

Dua tujuan pergerakan pertama (bekerja dan pendidikan) disebut tujuan

pergerakan utama yang merupakan keharusan untuk dilakukan oleh setiap

orang setiap hari, sedangkan tujuan pergerakan lain sifatnya hanya pilihan dan

tidak rutin dilakukan. Pergerakan berbasis bukan rumah tidak selalu harus

dipisahkan karena jumlahnya kecil, hanya sekitar 15-20 % dari total

pergerakan yang terjadi.

13

Rumah

Tempat BelanjaTempat Kerja

Tempat Kerja

Page 14: Proposal Kelompok v Metode Penelitian

b. Berdasarkan waktu

Pergerakan biasanya dikelompokkan menjadi pergerakan pada jam

sibuk dan pada jam tidak sibuk. Proporsi pergerakan yang dilakukan oleh

setiap tujuan pergerakan sangat berfluktuasi atau bervariasi sepanjang hari.

Pergerakan pada selang jam sibuk pagi hari (biasanya saling bertolak

belakang dengan pergerakan pada selang jam sibuk sore hari) terjadi antara

jam 7.00 sampai dengan jam 9.00 pagi dan jam tidak sibuk berkisar antara

jam 10.00 sampai dengan jam 12.00 siang.

c. Berdasarkan jenis orang

Hal ini merupakan salah satu jenis pengelompokkan yang penting

karena perilaku pergerakan individu sangat dipengaruhi oleh atribut sosio-

ekonomi. Atribut yang dimaksud adalah :

Tingkat pendapatan: biasanya terdapat tiga tingkat pendapatan di Indonesia:

tinggi, menengah, dan rendah

Tingkat pemilikan kendaraan: biasanya terdapat empat tingkat: 0, 1, 2,

atau lebih dari dua (2+) kendaraan per rumah tangga

Ukuran dan struktur rumah tangga.

Hal penting yang harus diamati adalah bahwa jumlah tingkat dapat meningkat

pesat dan ini berimplikasi cukup besar bagi kebutuhan akan data, kalibrasi model,

dan penggunaannya.

2.2.3 Faktor yang Mempengaruhi

Dalam permodelan bangkitan pergerakan, hal yang perlu diperhatikan bukan saja

pergerakan manusia, tetapi juga pergerakan barang.

a. Bangkitan pergerakan untuk manusia

Faktor berikut dipertimbangkan pada beberapa kajian yang telah dilakukan:

Pendapatan

Pemilikan kendaraan

14

Page 15: Proposal Kelompok v Metode Penelitian

Struktur rumah tangga

Ukuran rumah tangga

Nilai lahan

Kepadatan daerah permukiman

Aksesibilitas

Empat faktor pertama (pendapatan, pemilikan kendaraan, struktur, dan ukuran

rumah tangga) telah digunakan pada beberapa kajian bangkitan pergerakan,

sedangkan nilai lahan dan kepadatan daerah permukiman hanya sering dipakai

untuk kajian mengenai zona.

b. Tarikan pergerakan untuk manusia.

Faktor yang paling sering digunakan adalah luas lantai untuk kegiatan

industri, komersial, perkantoran, pertokoan, dan pelayanan lainnya. Faktor

lain yang dapat digunakan adalah lapangan kerja. Akhir-akhir ini beberapa

kajian mulai berusaha memasukkan ukuran aksesibilitas.

c. Bangkitan dan tarikan pergerakan untuk barang

Pergerakan ini hanya merupakan bagian kecil dari seluruh pergerakan (20%)

yang biasanya terjadi di Negara industri. Peubah penting yang mempengaruhi

adalah jumlah lapangan kerja, jumlah tempat pemasaran, luas atap industri

tersebut, dan total seluruh daerah yang ada.

2.3 Perjalanan (Trip)

Pada umumnya manusia dalam melakukan berbagai macam aktivitasnya

memerlukan suatu gerak untuk berpindah dari suatu tempat ke tempat lainnya,

dengan kata lain manusia harus melakukan suatu pergerakan yang disebut perjalanan.

15

Page 16: Proposal Kelompok v Metode Penelitian

2.3.1 Pengertian

Suatu perjalanan biasanya didefinisikan dalam buatan model angkutan sebagai

satu kali perjalanan yang dilakukan oleh seseorang antara dua tempat dengan satu

jenis angkutan dan untuk suatu maksud tertentu. Biasanya perjalanan dengan aneka

angkutan dan atau aneka maksud disederhanakan menjadi perjalanan yang ditandai

oleh satu jenis angkutan dan satu maksud dengan mengabaikan tahap-tahap antara

dan pemberhentian untuk maksud sekunder.

Definisi lain menjelaskan bahwa perjalanan adalah suatu pergerakan satu arah

dari zona asal ke zona tujuan termasuk pergerakan berjalan kaki. Pergerakan itu

sendiri dibagi atas dua yaitu perjalanan yang berbasis rumah (home based) dan

perjalanan yang tidak berbasis rumah (non-home based). Perjalanan dari rumah ke

tempat kerja dan sebaliknya, sedangkan perjalanan yang tidak berbasis rumah berlaku

hubungan seperti perjalanan dari tempat kerja ke tempat kerja lainnya.

2.3.2 Maksud Perjalanan

Secara spesifik terdapat kategori maksud perjalanan :

Perjalanan – berdasarkan – rumah, dimana tempat asal atau tujuan perjalanan

adalah dari atau menuju rumah.

Perjalanan – perjalanan lainnya yang tidak bersangkut paut dengan rumah.

2.3.3 Karakteristik Perjalanan

Perjalanan mempunyai karakteristik sebagai berikut :

a. Daerah asal (origin)

b. Daerah tujuan (destination)

c. Tujuan perjalanan

d. Mode perjalanan

e. Maksud perjalanan

f. Route yang dilalui

g. Waktu perjalanan

16

Page 17: Proposal Kelompok v Metode Penelitian

2.4 Distribusi Perjalanan

Distribusi perjalanan adalah proses menghitung jumlah perjalanan yang

terjadi antara satu zone dan semua zone lainnya dalam daerah studi. Bentuk pola

distribusi dituangkan dalam Matrix Asal Tujuan (MAT) seperti pada gambar 2.6.

To

From1 2 3 … N Oi

1 T11 T12 T13 . T1N O1

2 T21 T22 T23 . T2N O2

3 T31 T32 T33 . T3N O3

. . . . . . .

. . . . . . .

. . . . . . .

N TN1 TN2 TN3 . TNn On

Dd D1 D2 D3 . Dn T

Gambar 2.6 Matrix Asal Tujuan

Dimana :

Oi = Jumlah pergerakan yang berasal dari zone i

Dd = Jumlah pergerakan yang menuju zone tujuan d

Tujuan distribusi perjalanan adalah untuk mendistribusikan atau

mengalokasikan jumlah perjalanan yang berasal dari setiap zone dan di antara seluruh

zone tujuan yang memungkinkan.

2.5 Analisis Regresi

2.5.1 Model Analisis Regresi Linear

Analisis regresi linear adalah metode statistik yang dapat digunakan untuk

mempelajari hubungan antarsifat permasalahan yang sedang diselidiki. Model

analisis regresi linear dapat memodelkan hubungan antara dua peubah atau lebih.

Pada model ini terdapat peubah tidak bebas (y) yang mempunyai hubungan

17

Page 18: Proposal Kelompok v Metode Penelitian

fungsional dengan satu atau lebih peubah bebas (xi). Dalam kasus yang paling

sederhana, hubungan secara umum dapat dinyatakan dalam persamaan (2.4) berikut:

y = a + bx…………………………………………………….(2.4)

Dimana:

y = peubah tidak bebas

x = peubah bebas

a = intersep atau konstanta regresi

b = koefisien regresi

Parameter a dan b dapat diperkirakan dengan menggunakan metode kuadrat terkecil

yang meminimumkan total kuadratis residual antara hasil model dengan hasil

pengamatan. Nilai parameter a dan b bisa didapatkan dari persamaan (2.5) dan (2.6)

berikut:

………………………………………...(2.5)

………………………………………………………………(2.6)

dan adalah nilai rata-rata dari yi dan xi.

2.5.2 Model Analisis Regresi Linear Berganda

Bentuk umum dari metode analisis regresi linear berganda adalah

………………………………...(2.7)

Dengan hanya dua peubah bebas, persamaan regresi menjadi

……………………………………………(2.8)

dan setiap pengamatan memenuhi hubungan

……………………………………...(2.9)

Nilai dugaan kuadrat terkecil b0, b1, dan b2 dapat diperoleh dengan memecahkan

persamaan linear simultan

18

Page 19: Proposal Kelompok v Metode Penelitian

………………………………. (3.0)

……………………....

(3.1)

………………………

(3.2)

Sistem persamaan linear tersebut dapat diselesaikan untuk mendapatkan b1 dan b2

dengan berbagai cara yang tersedia, antara lain dengan kaidah Cramer, dan kemudian

b0 dapat diperoleh dari persamaan pertama dengan mengamati bahwa

………………………………………..........(3.3)

Model analisis regresi linear berganda yang digunakan untuk menguji hipotesis

adalah sebagai berikut:

Y = a + b1X1 + b2X2 + b3X3 + … + bZXZ………………………..(3.4)

Dimana :

Y = peubah tidak bebas

X1 … XZ = peubah bebas

a = konstanta regresi

b1 … bZ = koefisien regresi

19

Page 20: Proposal Kelompok v Metode Penelitian

Start

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

3. 1 Bagan Alir Penelitian

20

Survey Pendahuluan

Pengumpulan Data

Data Primer- Komposisi Keluarga- Jumlah anggota keluarga yang bekerja

maupun belajar- Pemilikan Kendaraan- Penghasilan Keluarga- Jumlah pergerakan keluarga per-hari- Karakteristik Perjalanan Keluarga

Data Sekunder- Profil Kota Tomohon- Profil Perumahan

Uluindano- Peta Kota Tomohon

Analisa dan Pembahasan- Mencari parameter yang digunakan untuk menentukan bangkitan yang terjadi

dengan menggunakan Analisa Regresi Berganda- Mencari parameter yang memiliki pengaruh terbesar yang mengakibatkan

bangkitan pergerakan- Membuat Matriks Asal Tujuan Secara Grafis untuk mendapatkan pola distribusi

perjalanan

Pengolahan Data

Pengujian Statistik- Uji Korelasi- Uji T test- Uji F test

Page 21: Proposal Kelompok v Metode Penelitian

3.2 Tempat dan Waktu Penelitian

Objek penelitian berlangsung di kawasan Perumahan Uluindano Tomohon

Kecamatan Tomohon Selatan Kota Tomohon. Dengan melibatkan 6 lingkungan yang

ada. Penelitian dilakukan selama 6 hari yang dimulai pada tanggal 17 September

2007 dan berakhir pada tanggal 22 September 2007.

3.3 Bahan dan Alat Perlengkapan

Pada penelitian ini, data yang diperoleh hanya melalui pembagian kuisioner

penelitian di tiap-tiap rumah tangga yang ada. Kuisioner tersebut memuat 11

pertanyaan yang harus dijawab oleh para responden. Pertanyaan-pertanyaan ini dalam

bentuk pilihan ganda (objektif).

Dalam penentuan bangkitan pergerakan, digunakan beberapa pertanyaan

yang memuat parameter-parameter seperti komposisi keluarga, jumlah anggota

keluarga yang bekerja, jumlah anggota keluarga yang belajar, kepemilikan kendaraan

dan pendapatan keluarga. Sedangkan pertanyaan-pertanyaan yang lain digunakan

sebagai alat ukur dalam penentuan distribusi perjalanan di kawasan Perumahan

Uluindano Tomohon.

3.4 Jenis dan Sumber Data

3.4.1 Jenis Data

Data adalah sekumpulan informasi yang diperlukan untuk pengambilan

keputusan. Data diperoleh dengan mengukur nilai satu atau lebih variabel dalam

sample (atau populasi). Data dapat diklasifikasikan menjadi dua golongan, yaitu:

1. Data kuantitatif: data yang disajikan dan diukur dalam suatu skala numerik

atau dalam bentuk angka-angka.

21

Kesimpulan

Selesai

Page 22: Proposal Kelompok v Metode Penelitian

2. Data kualitatif: data yang bersifat deskriptif atau berbentuk uraian atau

penjelasan serta tidak dapat diukur dalam skala numerik.

Dalam penelitian ini digunakan data kuantitatif dan kualitatif.

3.4.2 Sumber Data

Yang menjadi sumber data dalam penelitian ini adalah:

1. Data primer: data yang diperoleh secara langsung dalam hal ini dengan survey

lapangan yang menggunakan semua metode pengumpulan data original lewat

kuisioner di kawasan Perumahan Uluindano Tomohon.

2. Data sekunder: data yang telah dikumpulkan oleh lembaga pengumpul data

dan dipublikasikan kepada masyarakat pengguna data, maupun data yang

didapat dari buku dan informasi lainnya, maupun kepustakaan.

3.5 Teknik Pengumpulan Data

Di dalam melengkapi hasil penelitian ini, maka penulis melakukan

pengumpulan data dengan cara sebagai berikut:

1) Survey Pendahuluan, yaitu langkah awal untuk mencari judul penelitian

skripsi dan masalah yang bisa diangkat menjadi bahan penelitian dengan

membaca Jurnal Teknik Sipil Indonesia, Seminar Nasional Teknik Sipil,

maupun lewat karya tulis ilmiah lainnya. Setelah menentukan judul penelitian

skripsi dan masalah yang diangkat, maka langkah selanjutnya adalah mencari

objek penelitian yang tepat dan sesuai dengan judul penelitian skripsi. Dalam

hal ini, penulis memilih kawasan Perumahan Uluindano Tomohon sebagai

objek penelitian.

2) Studi Kepustakaan, yaitu suatu metode untuk mendapatkan informasi dari

teori-teori dengan cara mempelajari serta mencatat dari buku-buku literatur,

jurnal, serta bahan-bahan informasi lainnya yang berhubungan dengan materi

yang dibahas oleh penulis, yang diperoleh langsung dari Perpustakaan

Fakultas Teknik Universitas Sam Ratulangi Manado.

22

Page 23: Proposal Kelompok v Metode Penelitian

3) Survei Lapangan, yaitu suatu metode pengumpulan data dimana peneliti

mengadakan pengamatan secara langsung ke tempat objek yang diteliti,

sekaligus juga membagikan kuisioner kepada masyarakat di kawasan

Perumahan Uluindano Tomohon.

3.6 Populasi dan Sampel

Mudrajat Kuncoro (2003), populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri

atas objek atau subjek yang mempunyai kuantitas dan karakteristik tertentu yang

ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya.

Populasi yang diambil adalah populasi di kawasan Perumahan Uluindano Tomohon

dengan sample yang dipilih (restricted random sample) dengan metode cluster

sampling (kelompok). Populasi diambil dari setiap lingkungan/zona dengan proporsi

50 % dari jumlah populasi kepala keluarga (KK) yang ada.

Mudrajat Kuncoro (2003), sampel adalah sebagian dari jumlah dan

karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut. Bila populasi besar dan peneliti

tidak mungkin mempelajari semua yang ada pada populasi, maka peneliti dapat

menggunakan sampel yang diambil dari populasi itu.

Total sample yang dibutuhkan adalah 50 % x 420 KK = 210 sampel. Jumlah

proporsi sampel masing-masing lingkungan/zona diambil berdasarkan proporsi

kepadatan penduduk tiap lingkungan/zona yaitu Lingkungan 1 = 35 KK, Lingkungan

2 = 41 KK, Lingkungan 3 = 39 KK, Lingkungan 4 = 29 KK, Lingkungan 5 = 31 KK,

Lingkungan 6 = 35 KK. Untuk mengantisipasi berbagai kemungkinan yang akan

terjadi seperti kurangnya data, maka penulis menambah 20 sampel pada penelitian ini

yang diambil dari populasi yang ada.

3.7 Teknik Analisa Data Untuk Bangkitan Pergerakan

Metode analisa data yang digunakan untuk bangkitan pergerakan adalah

dengan menggunakan bantuan komputer dengan Software Program SPSS Version

13.0 For Windows tanpa menggunakan perhitungan manual (sistem komputerisasi).

23

Page 24: Proposal Kelompok v Metode Penelitian

3.7.1 Analisa Regresi Linear Berganda

Model analisis regresi linear berganda yang digunakan untuk menguji hipotesis

adalah sebagai berikut:

Y = a + b1X1 + b2X2 + b3X3 + b4X4 + b5X5……………………….(3.1)

Dimana :

Y = Jumlah pergerakan keluarga per-hari yang merupakan variabel tergantung

(Dependent Variable)

X1 = Komposisi keluarga yang merupakan variabel bebas (Independent

Variable) pertama

X2 = Jumlah anggota keluarga yang bekerja yang merupakan variabel bebas

(Independent Variable) kedua

X3 = Jumlah anggota keluarga yang bersekolah yang merupakan variabel bebas

(Independent Variable) ketiga

X4 = Pemilikan kendaraan yang merupakan variabel bebas (Independent

Variable) keempat

X5 = Penghasilan keluarga yang merupakan variabel bebas (Independent

Variable) kelima.

a = konstanta regresi

b1-b5 = koefisien regresi

3.7.2 Analisa Korelasi

Uji statistik ini harus dilakukan untuk memenuhi persyaratan model

matematis: sesama peubah bebas tidak boleh saling berkorelasi, sedangkan antara

peubah tidak bebas dengan peubah bebas harus ada korelasi yang kuat (baik positif

maupun negative). Nilai koefisien korelasi ini akan berada pada kisaran angka minus

satu (-1) sampai plus satu (+1).

24

Page 25: Proposal Kelompok v Metode Penelitian

……………..........(3.2)

Koefisien korelasi minus menunjukkan hubungan yang terbalik, di mana pengaruh

yang terjadi adalah pengaruh negatif. Dalam pengaruh yang negatif ini, kenaikan

suatu variabel akan menyebabkan penurunan suatu variabel, sedangkan penurunan

suatu variabel akan menyebabkan kenaikan variabel yang lain. Bentuk hubungan

negatif tersebut digambarkan seperti pada Gambar 3.1 berikut :

Var 1

Var 2

Gambar 3.1 Hubungan Negatif Dua Variabel

Koefisien korelasi positif menunjukkan hubungan yang searah dari dua variabel,

dimana kenaikan suatu variabel akan menyebabkan kenaikan variabel yang lain dan

sebaliknya penurunan suatu variabel akan menyebabkan penurunan pada variabel

yang lain. Bentuk hubungan yang searah tersebut dapat dilihat pada Gambar 3.2

berikut:

Var 1

25

Page 26: Proposal Kelompok v Metode Penelitian

Var 2

Gambar 3.2 Hubungan Positif Dua Variabel

Koefisien korelasi sebesar nol menunjukkan tidak adanya hubungan antara dua

variabel. Korelasi sebesar nol menunjukkan bahwa kenaikan atau penurunan dari

suatu variabel tidak mempengaruhi variabel yang lain. Bentuk hubungan antar

variabel jika koefisien korelasinya nol adalah seperti pada Gambar 3.3 berikut :

Var 1

Var 2

Gambar 3.3 Koefisien Korelasi Nol

3.7.3 Pengujian Hipotesis Uji t

Untuk memperoleh keyakinan tentang kebaikan dari model regresi dalam

memprediksi, harus menguji signifikansi dari masing-masing koefisien dari

model. Hipotesis untuk pengujian koefisien konstanta dirumuskan sebagai

berikut :

H0: Koefisien Konstanta tidak signifikan

Ha: Koefisien Konstanta signifikan

Sedangkan untuk uji koefisien variable independen adalah:

H0: Koefisien variabel independent tidak signifikan

Ha: Koefisien variabel independen signifikan.

26

Page 27: Proposal Kelompok v Metode Penelitian

Dalam penelitian ini digunakan tingkat signifikansi 5 % (α = 0,05). Dimana

tingkat signifikansi ini adalah yang umum digunakan, meskipun nilai-nilai

yang lain dapat juga digunakan. Angka ini dipilih dalam mendesain suatu

aturan keputusan yang berarti bahwa terdapat sekitar 5 dalam 100 kesempatan

atau peluang dalam menolak hipotesis ketika seharusnya hipotesis tersebut

diterima. Jadi akan diperoleh keyakinan sekitar 95% bahwa kita telah

membuat keputusan yang benar. Dalam hal ini, dapat dikatakan bahwa

hipotesis ditolak pada tingkat signifikansi 0,05, yang berarti hipotesis

memiliki probabilitas sebesar 0,05 untuk salah. Kriteria pengujian uji t adalah

sebagai berikut:

Tolak H0 jika t-hitung > t tabel atau sig. t < α

Terima H0 jika t-hitung < t tabel atau sig. t > α

Pengambilan kesimpulan atas hipotesis bisa digambarkan dengan

menggunakan kurva daerah penerimaan dan penolakan hipotesis. Kurva

tersebut digambarkan seperti Gambar 3.4 untuk uji t dua sisi, Gambar 3.5

untuk uji t satu sisi di mana Ha disimbolkan dengan tanda lebih besar, dan

Gambar 3.6 untuk t satu sisi di mana Ha disimbolkan dengan tanda yang lebih

kecil.

Daerah Daerah Daerah

0,95 0,95

0,025 0,025 0,05

Gambar 3.4 Uji dua sisi Gambar 3.5 Uji satu sisi

27

kritis kritis kritis

Page 28: Proposal Kelompok v Metode Penelitian

Daerah

0,95

0,05 Gambar 3.6 Uji satu sisi

3.7.4 Pengujian Hipotesis Uji F

Sedangkan jika menggunakan uji F, rumusan hipotesisnya adalah:

H0: Variabel independent tidak secara linear berhubungan dengan variabel

dependen

Ha: Variabel independen secara linear berhubungan dengan variabel

dependen

Selanjutnya, kriteria pengambilan keputusan dalam uji F dengan tingkat

signifikansi 5 % (α = 0,05) yaitu:

Tolak H0 jika F-hitung > F tabel atau sig. t < α

Terima H0 jika F-hitung < F tabel atau sig. t > α

3.7.5 Koefisien Determinasi

Koefisien determinasi (R2) pada intinya mengukur seberapa jauh kemampuan

model dalam menerangkan variasi variabel dependen. Nilai koefisien determinasi

adalah diantara nol dan satu. Nilai R2 yang kecil berarti kemampuan variabel-variabel

independen dalam menjelaskan variasi variabel dependen amat terbatas. Nilai yang

mendekati satu berarti variabel-variabel independen memberikan hampir semua

informasi yang dibutuhkan untuk memprediksi variasi variabel dependen.

Rasio antara variasi terjelaskan terhadap variasi total disebut sebagai koefisien

determinasi. Apabila variasi terjelaskan nol (variasi total seluruhnya tak-terjelaskan),

28

kritis

Page 29: Proposal Kelompok v Metode Penelitian

maka rasio ini juga bernilai nol. Apabila variasi tak-terjelaskan nol (variasi total

seluruhnya terjelaskan), rasio ini bernilai 1. Dalam kasus lainnya, nilai rasio ini

berada di antara 0 dan 1. Karena rasio ini selalu bernilai nonnegatif, kita dapat

menotasikannya dengan R2. Besaran R ini disebut sebagai koefisien korelasi dan

nilainya diberikan oleh rumus

……………………………..(3.3)

Apabila sebuah hubungan linear diasumsikan ada di antara dua variabel,

persamaan (3.3) dapat dituliskan menjadi

…………………………………………(3.4)

dimana dan . Rumus di atas, yang secara otomatis akan

memberikan tanda positif/negatif yang sesuai bagi r, disebut sebagai rumus hasilkali-

momen yang secara jelas menunjukkan simetri di antara X dan Y.

Untuk koefisien determinasi berganda persamaannya dapat dituliskan menjadi

………………………………………….(3.5)

Keterangan : s1.2345 = Standar error dari estimasi Y berdasarkan X1, X2, X3, X4, X5

s1 = Deviasi Standar dari Variabel Y

dimana :

………………………………………….....(3.6)

Dan

………………………………….

………......(3.7)

29

Page 30: Proposal Kelompok v Metode Penelitian

DAFTAR PUSTAKA

Ambarwati Lasmini dan Kurniadi Asril. 2006. Bangkitan Pergerakan Berbasis

Rumah Tangga : Studi Kasus di Kawasan Perkotaan Trenggalek. Jurnal Teknik

Vol. XIII No. 2.100-106.

Black, John. 1981. Urban Transport Planning. Croom Helm London.

Cochran, William G. 1991. penerjemah, Rudiansyah, Erwin R. Osman. Teknik

Penarikan Sampel, Edisi Ketiga. terjemahan Rudiansyah, Erwin R. Osman.

Universitas Indonesia (UI-Press).

Gaus Abdul. 2002. Pengaruh Bangkitan dan Tarikan Bank Central Asia Terhadap

Lalu Lintas di Jalan Sam Ratulangi. Skripsi Program S1 Teknik Sipil

Universitas Sam Ratulangi. Manado.

Hobbs F. D. 1999. Perencanaan dan Teknik Lalu Lintas. Gajah Mada University

Press.

Kuncoro, Mudrajat. 2003. Metode Riset Untuk Bisnis dan Ekonomi. Penerbit

Erlangga, Jakarta.

Ortuzar and Williumsen. 1990. Modelling Transport. John Wiley & Sons Ltd,

England.

Santosa Purbayu Budi dan Ashari. 2005. Analisis Statistik dengan Microsoft Excel

& SPSS. ANDI Yogyakarta.

Supranto, J. 1993. Statistik Teori dan Aplikasi, Edisi Kelima Jilid 2. Erlangga

Jakarta.

Spiegel Murray R. dan Stephens Larry J. 2007. Statistik Edisi Ketiga. Erlangga

Jakarta.

Tamin Ofyar, Z. 2000. Perencanaan dan Pemodelan Transportasi, Edisi Kedua. ITB

Bandung.

30

Page 31: Proposal Kelompok v Metode Penelitian

Warpani, Suwardjoko. 1990. Merencanakan Sistem Perangkutan. Penerbit ITB,

Bandung.

Wells, G.R. 1979. Traffic Engineering: An Introduction, Second Edition, Charles Griffin &

Co Ltd, High Wycombe, Bucks.

31